Bab 3. Migrasi Data Seismik. Migrasi dilakukan untuk memindahkan posisi reflektor yang terlihat pada

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBAHASAN. Solusi Eksak Persamaan Boltzman dengan Nilai Awal Bobylev Misalkan dipilih nilai awal Bobylev berikut:

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

Analisis Model Kinematik Peluru Kendali Pada Penembakan Target Menggunakan Metode Kendali Optimal

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan

Pertemuan 10 MENDIFERENSIALKAN FUNGSI TERSUSUN

IR. STEVANUS ARIANTO 1

S vt. Penyisihan AMSO Fisika

BAB 2 CONTOH - CONTOH MODEL

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

SYARAT PERLU EXTREMAL FUNGSIONAL DENGAN WAKTU AKHIR BEBAS TITIK AKHIR TETAP 1. Oleh: Muhammad Fauzan

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

SAMBUNGAN PASAK ( KEYS )

Fungsi Bernilai Vektor

OPTIMALISASI WAKTU PRODUKSI MIE INSTAN MENGGUNAKAN ANALISIS INPUT-OUTPUT SISTEM LINEAR MAKS-PLUS WAKTU INVARIAN

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

B a b 1 I s y a r a t

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Xpedia Fisika. Mekanika 01

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

BAB 2 URAIAN TEORITIS

Fisika Dasar. Gerak Jatuh Bebas 14:12:55. dipengaruhi gaya. berubah sesuai dengan ketinggian. gerak jatuh bebas? nilai percepatan gravitasiyang

Rosy M., Rahardjo S., Susiswo Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang

Matematika EBTANAS Tahun 1988

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

KINEMATIKA GERAK LURUS

Kinematika. Posisi ; kedudukan suatu benda disuatu saat relatif terhadap suatu titik acuan.

II LANDASAN TEORI. menyatakan koordinat horizontal, koordinat vertikal, dan waktu. dan hukum kekekalan momentum memberikan persamaan Euler berikut

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB

Pengembangan Formula SCF untuk Analisa Kelelahan Joint (Sambungan) T pada Struktur Bangunan Lepas Pantai

JULIO ADISANTOSO - ILKOM IPB 1

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA KONSEP MIGRASI DATA SEISMIK DENGAN ALGORITMA PHASE SHIFT, KIRCHHOFF, FINITE DIFFERENCE SKRIPSI

5/12/2014. Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Outline Materi

1. PENDAHULUAN. E-Journal SPEKTRUM Vol. 2, No. 4 Desember , 2,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang akan digunakan

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

Structure Modelling of Subsurface by using Kirchhoff Migration Method and Finite Difference Anisotropy Method

B a b 1 I s y a r a t

Integral dan Persamaan Diferensial

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PERSAMAAN GERAK

RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR

B a b. Aplikasi Dioda

BAB III ANALISA MODEL ROBOT TANGGA. Metode naik tangga yang diterapkan pada model robot tugas akhir ini, yaitu

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL 2. Gerak Berbagai Benda di Sekitar Kita

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH,

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

BAB III TITIK BERAT A. TITIK BERAT

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

BAB II TEORI DASAR ANTENA

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. Jl. Jend. Gatot Subroto Kav Jakarta Selatan

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PENERAPAN TEORI KENDALI PADA MASALAH INVENTORI

Soal-Jawab Fisika OSN 2015

Analisis Model dan Contoh Numerik

Jurnal Bidang Teknik ENGINEERING, ISSN , Vol. 6 No. 1 April 2013 Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal

Darpublic Nopember 2013

SAMBUNGAN PAKU KELING (RIVETED JOINTS)

IV. METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Chapter 4. hogasaragih.wordpress.com 1

Pertemuan IX, X V. Struktur Portal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

Soal Pilihan Ganda : Pilihlah Satu Jawaban Yang Benar nilai maksimal = 50. Soal : Pendahuluan Komputer Grafik

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya

IV. METODE PENELITIAN

v dan persamaan di C menjadi : L x L x

7/1/2008. Δvx. Carilah perpindahan, kecepatan rata rata dan laju rata rata

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

Penerapan Metode Fuzzy Time Series Using Percentage Change ( Studi Kasus : Jumlah Penduduk Kalimantan Timur Tahun 1980 sampai dengan Tahun 2013)

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

Fisika EBTANAS Tahun 1995

Arus Listrik. Arus dan Gerak Muatan. Q t. Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas Indonesia. Satuan SI untuk arus: 1 A = 1 C/s.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

Transkripsi:

Bab 3 Migrasi Daa Seismik Migrasi ilakukan unuk meminahkan posisi reflekor yang erliha paa rekaman aa seismik menjai posisi yang sebenarnya sesuai engan posisi i bawah permukaan. Unuk srukur geologi yang memiliki kemiringan an benuk kompleks maka penampang yang erliha paa aa seismik iaklah menggambarkan posisi penampang yang sebenarnya i bawah permukaan. Terlebih engan kemampuan benuk penampang erenu yang mampu menghasilkan efek ifraksi maupun efek bowie paa rekaman aa seismik. Paa kasus ifraksi gelombang seismik erapa suau iik ifrakor i bawah permukaan imana paa iik ini akan ipancarkan gelombang seismik baru yang menjalar ke segala arah an irekam oleh geophone yang beraa i permukaan bumi. Aanya iik ifrakor ini menjaikannya erliha seperi biang reflekor paa rekaman aa seismik. Dengan ilakukannya migrasi maka biang reflekor yang isebabkan sebuah iik ifrakor ini akan ikembalikan menjai sau iik reflekor seangkan kemiringan an kealaman reflekor akan ibua sesuai engan konisi yang sebenarnya.

Gambar 3.1 Rekaman aa seismik ari suau moel geologi an rekaman aa seismik seelah ilakukan migrasi 3.1 Eploing Reflecor Selama menjalar i bawah permukaan maka gelombang seismik akan memenuhi prinsip Huygens imana seiap iik paa muka gelombang aalah sumber gelombang baru. Prinsip Huygens ini apa igunakan unuk melakukan proses migrasi imana seiap iik paa reflekor aalah sumber gelombang baru. Dengan menempakan sumber gelombang baru paa iap iik reflekor maka apa iamai penjalaran gelombang seismik yang mengarah keaas aau upgoing wave. Dengan menggunakan prinsip ini maka sumber gelombang isimulasikan ibangkikan ari suau kealaman erenu secara berahap. Oleh karena migrasi merupakan proses pembalikan penjalaran gelombang maka konsep eploing reflekor apa igunakan unuk melacak posisi reflekor yaiu sesaa seelah sumber meleak aau paa saa 0.

Gambar 3. Eploing reflecor 3. Zero Offse Secion Perekaman aa seismik ilakukan alam omain waku. Paa keaaan sebenarnya erapa offse anara sumber gelombang seismik an geophone. Unuk melakukan migrasi maka offse ini perlu ihilangkan engan cara melakukan skema perekaman ero-offse yaiu engan menempakan sumber gelombang seismik an geophone alam sau lokasi yang sama sepanjang linasan survey. Dengan menempakan source an geophone alam sau lokasi maka iak erapa lagi offse anara source an geophone. Skema perekaman ero-offse ini hanya ilakukan paa saa pengolahan aa paa keaaan sebenarnya sangalah iak mungkin unuk menempakan sumber an geophone paa posisi yang sama. Terlebih bila igunakan sumber gelombang seismik berupa leakan inami.

Gambar 3.3 (a) Rekaman aa seismik ero offse (b) Ilusrasi eploing reflecor 3.3 Downwar Coninuaion Rekaman aa seismik menunjukkan respon gelombang seismik i permukaan ( 0 ) U seelah menjalar melewai bawah permukaan. Respon gelombang seismik i permukaan ini akan iransformasi menjai U ( 0) benuk seperi ini merupakan benuk seelah ilakukan migrasi. Unuk menapakan benuk yang iinginkan yaiu paa saa 0 apa igunakan eksrapolasi ke bawah aau sering isebu juga ownwar coninuaion. Proses yang ilakukan aalah mengasumsikan seiap iik paa reflekor merupakan sumber gelombang seismik baru kemuian ilakukan perekaman engan cara menempakan geophone paa suau aum erenu an secara berahap ipinahkan semakin ke alam menekai reflekor.

Gambar 3.4 Dua buah sinar gelombang irekam engan aum berbea D 1 an D Dengan meminahkan geophone secara berahap menekai reflekor akan iapakan pemisahan sinar gelombang yang erekam oleh geophone. Sebagai conoh paa gambar iaas ua buah sinar gelombang yang berasal ari iik reflekor yang an irekam paa aum yang berbea. Paa saa aa irekam i aum D1 maka akan iapakan ua buah sinar gelombang irekam oleh geophone yang sama paa iik (b). Seangkan paa saa aum ipinahkan menjai i D maka sinar gelombang ini apa ipisahkan imana sinar gelombang yang berasal ari biang miring akan irekam paa iik (c) seangkan sinar gelombang yang berasal ari biang horisonal akan irekam paa iik (). Unuk menapakan hasil yang akura alam meminahkan aum maka iperlukan sensiivias inggi erhaap suu kemiringan reflekor an harus ienukan secara akura seberapa jauh harus menggeser waku empuh sera posisi geophone secara laeral.

3.4 Skema Migrasi Daa Seismik Manual Secara skemais proses yang ilakukan paa saa migrasi apa iliha ari ilusrasi beriku ini. Gambar 3.5 Skema Migrasi Daa Seismik Secara Manual (Chun 1981) Posisi reflekor sebelum imigrasi aalah paa segmen CD posisi reflekor ini akan ipinahkan ke posisi yang sebenarnya yaiu C D. Aapun mekanisme unuk meminahkan posisi reflekor ini aalah sebagai beriku. Hubungkan segmen CD ke permukaan menuju iik O. Dari iik D arik garis verikal ke permukaan beri nama iik B. Dengan iik O sebagai pusa bua lingkaran engan jari-jari OB. Tarik garis horisonal ari iik D hingga memoong lingkaran. Beri nama iik E unuk perpoongan keua garis ini. Tarik garis ari iik E ke pusa iik O unuk menapakan suu migrasi α a

Tiik D aalah iik migrasi ari D iapakan engan cara membua EDED. Suu EDD yaiu ε α a. Seelah ilakukan migrasi maka akan erliha bahwa segmen seelah imigrasi memiliki suu yang lebih curam seangkan panjang segmen menjai lebih kecil bila ibaningkan engan sebelum imigrasi. Sinus suu reflekor seelah imigrasi memiliki nilai yang sama engan angen suu reflekor sebelum imigrasi. Posisi reflekor yang sebenarnya seelah ilakukan migrasi merupakan fungsi ari kemiringan an kealaman reflekor semu. Perpinahan iik reflekor ini iapakan melalui hubungan suu imana BP cos sin ( 90 ) (3.1) Seangkan h cos ( 1 cos ) (3.) Berasarkan nilai an ini akan iapakan perpinahan iik reflekor yaiu sin (3.3) Persamaan ini menunjukkan perpinahan suau iik reflekor seelah ikonversi menjai omain kealaman sesuai engan hubungan ( )T. Melalui

hubungan ini apa ienukan juga perpinahan iik reflekor sebagai fungsi ari kecepaan. sin ( ) 1 cos T 1 ( 1 sin ) T an ( T ) an ( T an ) 4 T T 1 1 1 ( 1 an ) 1 { 1 [ 1 ( an ) 4] } aalah suu reflekor alam omain kealaman seelah imigrasi aalah suu reflekor alam omain kealaman sebelum imigrasi aalah suu reflekor alam omain waku sebelum imigrasi 3.5 Meoe Finie Difference Dalam Migrasi Daa Seismik Permasalahan migrasi erkai engan pemecahan persamaan gelombang skalar 1 c 0 (3.4) menjai benuk solusi persamaan gelombang erenu. Salah sau meoe yang apa igunakan unuk memecahkan persamaan gelombang skalar ini aalah meoe finie ifference. Meoe finie ifference apa igunakan unuk memecahkan persamaan gelombang D aaupun gelombang 3D.

Paa prinsipnya meoe ini erkai engan ransformasi koorina penjalaran gelombang seismik i bawah permukaan bumi. Transformasi koorina apa igunakan unuk mengamai penjalaran gelombang seismik paa arah erenu. Jika suau gelombang biang menekai permukaan engan suu maka persamaannya apa iuliskan engan ( ) ( ) { } [ ] ω cos ) ( sin ep v v j A (3.5) Jika suu gelombang sanga kecil maka persamaan ini apa iuliskan alam benuk ( ) { } j A ep ) ( ω (3.6) an engan menifinisikan skala koorina baru yang merupakan sisem koorina gelombang yang mengarah keaas aau upcoming wave persamaan () apa iuliskan engan benuk ( ) { } j A ep ) ( ω (3.7) an ransformasi persamaan gelombangnya aalah 1 1 ; ; (3.8) Berasarkan ransformasi ini maka akan iapakan persamaan gelombang upcoming berupa ( ) 0 (3.9)

Dengan menggunakan aproksimasi 15 0 imana igunakan asumsi bahwa gelombang menjalar hampir verikal perubahan erhaap sanga kecil sehingga unuk sisem koorina seperi ini apa iuliskan persamaan aproksimasi 15 0 alam benuk ( ) 0 (3.10) Persamaan alam benuk ini memiliki keerbaasan imana iak mampu igunakan unuk melakukan migrasi erhaap kemiringan reflekor yang cukup ajam. Unuk menyelesaikan persamaan (6) igunakan finie ifference imana isusun alam benuk aray 3 imensi engan selang inerval aalah. ) ( ) ( ) ( ( ) ( ) ( ) ( ) (3.11) Sehingga persamaan (6) apa iuliskan solusinya sebagai beriku (3.1) Persamaan ini menunjukkan hubungan anara enam elemen paa array seperi erliha paa gambar beriku. ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (

Gambar 3.6 Elemen Paa Migrasi Finie Difference (afer Sheriff 1985) Berasarkan gambar ini apa erliha bahwa nilai Ψ i suau iik eriri aas nilai Ψ i lima iik ereka engan iik bersangkuan seperi erliha paa gambar i aas. ( ) a ( ) a ( ) a ( ) 1 3 { a4 ( ) a5 ( ) } Jika perhiungan aa imulai paa iik 0 maka iperlukan aa Ψ paa iik an paa iik. Daa paa keua iik ini perlu iebak karena paa keaaan sebenarnya iak erseia.