BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Paparan Demografis Responden 4.1.1 Gambaran Usia Rentang usia responden pada penelitian ini adalah 21-39 tahun dengan mean usai 31,5 tahun. Jumlah responden terbanyak ada pada kategori responden usia 29, 30, dan 32 tahun dengan jumlah 5 orang (12,5%); disusul oleh usia 28 dan 33 tahun yang berjumlah 4 orang (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun berjumalah 2 orang (5%); dan responden berusia 21, 26, 36,37,38, dan 39 tahun masing-masing 1 orang (2,5%). Gambar 4.1 Gambaran Usia Responden Gambar 4.1 mengilustrasikan sebaran usia responden penelitian 33
34 4.1.2 Jenis Kelamin dan Status Pekerjaan Tabel 4.1 Gambaran Jenis Kelamin dan Status Pekerjaan Laki-laki (n = 33) Perempuan (n=7) Mean (SD) % Mean (SD) % Status Pekerjaan 1.21 (.415) 1.43 (.535) Bekerja 78.8 57.1 Tidak Bekerja 21.2 42.9 Sejumlah 33 orang (82%) dari seluruh responden berjenis kelamin laki-laki dan 7 orang (18%) sisanya berjenis kelamin perempuan. Dari seluruh jumlah responden 75% di antaranya memiliki pekerjaan 4.1.3 Tingkat Pendidikan Tabel 4.2 Gambaran Tingkat Pendidikan Laki-laki (n = 33) Perempuan (n=7) Mean (SD) % Mean (SD) % Pendidikan 3.73 (1.153) 4.29 (1.604) SMP - 14.3 SMA 69.7 28.6 D3 18.2 28.6 S1 12.1 28.6 Rentang pendidikan yang disediakan pada data demografis kuesioner adalah Sekolah Dasar hingga Sarjana Strata 1. Faktanya dari seluruh
35 responden tingkat pendidikan terakhir responden didominasi oleh Sekolah Menengah Atas, disusul oleh D3, S1, dan Sekolah Menengah Pertama. 4.1.4 Gambaran Stigma Internal Gambaran stigma internal pada responden diperoleh dari hasil pengolahan data skor total pada alat ukur. Berikut adalah hasil pengolahan data skor total stigma internal. Tabel 4.3 Gambaran Stigma Internal Responden Stigma Internal Mean (SD 69.15 (14.498) Skor Maksimum 128 Skor Minimum 32 4.1.5 Gambaran Tingkat Harga Diri Gambaran tingkat harga diri pada responden diperoleh dari pengolahan data skor total pada alat ukur. Berikut adalah hasil pengolahan data skor total pada alat ukur tingkat harga diri.tabel 4.4 Gambaran Tingkat Harga Diri Responden Harga Diri Mean (SD 23.65 (3.833) Skor Maksimum 32 Skor Minimum 8
36 4.2 Uji Normalitas Tabel 4.5 Hasil One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Skor Total Stigma Internal Skor Total Harga Diri N 40 40 Normal Parameters a,b Mean 69,15 23,65 Std. Deviation 14,498 3,833 Kolmogorov-Smirnov Z,603,997 Asymp. Sig. (2-tailed),861,273 Sumber : Pengolahan data SPSS versi 21 Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kolmogorov- Smirnov Goodness of Fit. Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah distribusi nilai dalam sampel sesuai dengan distribusi teoretis tertentu, misalnya normalitas data (Sarwono, 2012). Kriteria uji normalitas : 1. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. 2. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal. Berdasarkan data yang tertera pada tabel di atas nilai signifikansi (2- tailed) stigma internal dan harga diri berada di atas 0,05 dengan kata lain data berdistribusi normal. 4.3 Uji korelasi Analisa utama dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara stigma internal terhadap tingkat harga diri Orang dengan HIV/AIDS. Untuk mencari korelasi pada kedua variabel tersebut peneliti menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment.
37 Tabel 4.6 Hasil Uji Korelasi Pearson Product Moment Skor Total SI Skor Total SE Skor Total SI Skor Total SE Pearson Correlation 1 -,520 ** Sig. (2-tailed),001 N 40 40 Pearson Correlation -,520 ** 1 Sig. (2-tailed),001 N 40 40 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Pengolahan data SPSS versi 21 Melalui uji korelasi Pearson Product Moment di atas hipotesis pada penelitian terjawab. Hasil uji statistika menunjukan bahwa H0 ditolak dengan kata lain terdapat hubungan negatif dengan tingkat signifikansi yang signifikan antara stigma internal dengan tingkat harga diri Orang dengan HIV/AIDS. Berikut merupakan interpretasi hasil uji korelasi pada tabel di atas : Tabel 4.8 Tabel Koefisien Korelasi Nilai Koefisien Korelasi Penafisaran Korelasi 0 Tidak ada korelasi > 0 0,25 Korelasi sangat lemah > 0,25 0,5 Korelasi cukup > 0,5 0,75 Korelasi kuat > 0,75 0,99 Korelasi sangat kuat 1 Korelasi sempurna Catatan. Diadaptasi dari Teori Analsis Korelasi Mengenal Korelasi hak cipta 2006 oleh Sarwono, J. Koefesien korelasi adalah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel, besarnya koefesien korelasi berkisar antara +1 s/d -1 (Sarwono, 2006). Pada penelitian ini koefisien korelasi antara kedua variabel
38 bernilai r = -.520, P <.001. Korelasi memiliki dua arah hubungan yaitu positif dan negatif. Hubungan positif pada korelasi menjukan hubungan yang searah, dengan kata lain jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi. Sebaliknya hubungan negatif pada korelasi menunjukan hubungan tidak searah atau terbalik, dengan kata lain jika nilai variabel X tinggi maka nilai variabel Y akan rendah (sarwono, 2006). Pada penelitian ini arah hubungan korelasi adalah negatif dengan demikian saat nilai stigma internal responden tinggi maka akan menyebabkan tingkat harga diri mereka menjadi rendah.