BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun akademik 2013/2014.

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara yang teratur dengan

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setiap melakukan penelitian ilmiah diperlukan suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu korelasional dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Indomaret yang berada di Jalan Tubagus Ismail

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung Jl. Surapati No.

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis dalam penelitian ini mengambil lokasi di salah satu Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh

BAB III DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian dari pengaruh aplikasi otomatisasi kantor terhadap

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, yang menjadi variabel bebas atau independent (X)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu pendekatan yang dlakukan untuk mendapatkan data yang dperlukan sehngga mendapatkan hasl yang optmal (Suharsm Arkunto : 1998). Metode peneltan yang dgunakan adalah metode deskrptf yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan yang sedang berlangsung. Dalam peneltan n maksudnya adalah untuk mendapatkan gambaran mengena pemberdayaan laboratorum sebaga sarana pendukung pembelajaran dalam menngkatkan mutu lulusan pada aspek pskomotor. Dar hasl telaah tersebut dlakukan pengujan dengan statstk. M. Al (1985 : 10) mengemukakan bahwa Metode peneltan deskrptf dgunakan untuk berupaya memencahkan masalah yang sedang dhadap pada stuas sekarang. Selanjutnya Wnarno Surachmad (1990 : 140) mengemukakan bahwa cr-cr metode peneltan deskrptf adalah sebaga berkut: 1. memusatkan dr pada masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual.. Data yang dkumpulkan mula-mula dsusun, djelaskan kemudan danalss. Jens peneltan yang dgunakan adalah stud kasus, dengan maksud untuk mengetahu bagamana pendayagunaan laboratorun kerja kayu dalam 6

7 menngkatkan kultas atau mutu lulusan pada aspek pskomotor d SMK Neger 4 Tangerang. B. Varabel dan Paradgma Peneltan 1. Varabel Peneltan D dalam Suatu peneltan, varabel yang dpaka basanya terdr dar varabel bebas dan varabel terkat. Supran AS (001 : 38) mengatakan bahwa Varabel bebas adalah varabel perlakuan yang sengaja dmanpulas untuk dketahu pengaruhnya terhadap varabel terkat. Sedangkan varabel terkat adalah varabel yang tmbul akbat dar varabel bebas. Dengan demkan varabel terkat menjad tolak ukur dar keberhaslan varabel bebas. Suharsm Arkunto (1996 : 99) mengemukakan bahwa: Varabel adalah objek peneltan atau apa yang menjad perhatan suatu peneltan. Selanjutnya belau (1997 : 101) juga mengemukakan bahwa:...ada varabel yang mempengaruh dsebut varabel penyebab, varabel bebas atau ndependent varabel (X). sedangkan varabel akbat dsebut varabel tak bebas, varabel tergantung, varabel terkat atau dependen varabel (Y). Adapun dalam peneltan n yang menjad varabel melput : 1. Varabel bebas, yatu pemberdayaan sarana dan prasarana pembelajaran.. Varabel terkat, yatu mutu lulusan. Secara skemats hubungan kedua varabel tersebut dapat dgambarkan sebaga berkut :

8 Varabel X Pemberdayaan Prasarana dan Sarana pembelajaran Varabel Y Mutu lulusan. Gambar 3.1. Hubungan antara varabel X dan varabel Y. Paradgma Peneltan Untuk memperjelas gambar tentang varabel-varabel peneltan, dbawah n dbuat paradgma peneltan sebaga kerangka pemkran dalam peneltan. Menurut Earl Babe yang dkutp Nana Sudjana (1993:1) berpendapat bahwa paradgma adalah: Metode atau skema yang mendasar yang merupakan pandangan mengena sesuatu. Pandangan tersebut belum merupakan jawaban terhadap sesuatu persoalan akan tetap member petunjuk bagamana persoalan tersebut sebaknya dtelaah dan d pecah.

9 Pemberdayaan Mutu lulusan. prasarana dan (varable Y) sarana Sswa Jurusan Teknk Bangunan SMK Neger 4 Tangerang pembelajaran (varable X) Aspek yang dungkap yatu: Pemberdayaan Aspek yang dungkap yatu: Keteramplan Temuan P E N E L I T I A N Kesmpulan dan Saran laboratorum pskomotor kerja kayu. : Tnjauan permasalahan Gambar 3.. Paradgma peneltan C. Data dan Sumber Menurut Suharsm Arkunto (1998:99-100), Data adalah hasl pencatatan penelt bak berupa fakta maupun angka. Data-data ataupun fakta yang terkumpul merupakan suatu varabel yang kemudan dgunakan untuk mengs hpotess peneltan. Jad dalam hal n data merupakan faktor ataupun angka yang djadkan bahan dalam peneltan. Dalam peneltan n untuk memperoleh data prmer dlakukan melalu angket-angket yang dsebar kepada sswa jurusan teknk bangunan SMK Neger 4 Tangerang, sedangkan untuk data sekunder dapat dperoleh dar data Pengelolaan laboratorum SMK Neger 4 Tangerang. Data

30 yang akan ddapatkan dalam peneltan n berupa data kuanttatf, dengan jens data untuk varabel X dan Y adalah ordnal. Hasl dar jawaban pertanyaan (nstrument peneltan) penelt terhadap responden, yatu orang yang menjawab atau merespon pertanyaan-pertanyaan penelt secara tertuls dmana responden tersebut danggap sebaga sumber data dan juga sebaga subjek peneltan. Sumber data peneltan adalah subjek dar mana data tu dan data tu dcar melalu teknk observas dan komunkas bak secara langsung maupun tak langsung. Adapun yang menjad sumber data peneltan adalah sampel yang ada dalam populas sswa jurusan teknk bangunan SMK Neger 4 Tangerang. D. Populas dan Sampel 1. Populas Peneltan Suharsm Arkunto (1997:11) mengatakan bahwa populas adalah keseluruhan subjek peneltan. Apabla seseorang ngn menelt semua elemen yang ada dalam wlayah peneltan, maka peneltannya merupakan peneltan populas. Populas peneltan adalah kelompok besar subjek peneltan, sedangkan bagan dar kelompok yang mewakl kelompok besar dsebut sampel peneltan (Moh. Al:1993). Berdasarkan pengertan datas maka populas dalam peneltan n adalah sswa jurusan teknk bangunan SMK Neger 4 Tangerang. Adapun jumlah populas sswa jurusan teknk bangunan SMK Neger 4 Tangerang sebaga berkut:

31 Tabel 3.1. Jumlah Populas Peneltan KELAS I SP1 I SP I SP3 II TPK JUMLAH SISWA 9 7 30 19 Jumlah 105. Sampel Peneltan Sampel merupakan keseluruhan dar populas yang dtelt, yang karakterstknya mewakl populas tersebut. Menurut Supran AS. (001:78) Banyaknya sampel yang dpergunakan dalam peneltan tdak menurut aturan yang tegas. Pada umumnya untuk sampel sebanyak 30 orang sudah cukup. Ada pula pendapat sampel dplh kra-kra 10 % - 50 %. Pendapat lan menyatakan jumlah prosentase yang memungknkan untuk djadkan sampel adalah menurut Suharsm Arkunto (199:107) yang mengungkapkan bahwa: Untuk sekedar ancer-ancer maka apabla subyeknya kurang dar 100, lebh bak dambl semua sehngga peneltannya merupakan peneltan populas. Selanjutnya jka jumlah subyeknya besar dapat dambl antara 10-15 % atau 0-5% atau lebh. Berdasarkan pendapat d atas maka dalam peneltan n mengambl sampel sebanyak 40 sswa dar jumlah populas, sedangkan 0 sswa lannya dpergunakan untuk uj coba nstrument.

3 E. Teknk Pengumpulan Data, Ks-ks, dan Instrumen 1. Teknk Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan cara-cara atau langkah-langkah yang dtempuh untuk memperoleh data dalam usaha pemecahan permasalahan peneltan. Dalam pengumpulan data tersebut dperlukan teknk-teknk tertentu sehngga data yang dharapkan dapat terkumpul dan benar-benar relevan dengan permasalahan yang hendak dpecahkan. Teknk yang dpaka dalam peneltan n adalah : 1. Dokumentas. Dokumentas adalah teknk yang dgunakan untuk mengetahu jumlah populas peneltan, dalam hal n jumlah sswa jurusan teknk bangunan SMK Neger 4 Tangerang.. Observas, Observas secara sngkat dapat dartkan sebaga pengamatan dan pencatatan secara sstematk terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala pada suatu objek peneltan. Mengamat bukanlah sekedar menatap atau memperhatkan benda, kejadan atau pengamatan lewat mata. Menggunakan teknk ntervew, tes, atau kuesoner, juga dgolongkan sebaga mengamat. (Suharsm Arkunto, 1998 :37). Dalam peneltan n, penyusunan skala skap mengambl model skala Lkert, dengan pertmbangan sesua dengan pendapat Nasuton S (1983:75)

33 bahwa: Skala Lkert memlk rehabltas tngg dalam mengukur manusa berdasarkan ntenstas skap tertentu serta skala n sangat fleksbel, lebh fleksbel dar teknk pengukuran lan. Adapaun nama dan bentuk alat pengumpul data yang dgunakan untuk mengumpulkan data yang dgunakan untuk mengumpulkan data tersebut dengan format. Untuk varabel X menggunakan teknk pengumpulan data berupa angket dengan empat plhan jawaban, yatu sangat bak, bak, kurang bak, dan sangat kurang, dengan skor 4-1. Sedangkan untuk varabel Y mengunakan test praktek dengan empat skala kemampuan, yatu Sangat terampl, terampl, kurang terampl dan tdak terampl. Dalam penlaanya dber rentang Skor 4-1.. Ks-ks dan nstrumen Untuk menguj hpotess, dperlukan data yang benar, cermat, serta akurat karena keabsahan hasl pengujan hpotess bergantung kepada kebenaran dan ketepatan data. Sedangkan kebenaran dan ketepatan data yang dperoleh bergantung kepada alat pengumpul data yang dgunakan (nstrument) serta sumber data. Instrumen peneltan yang dpaka dalam peneltan n adalah dokumentas untuk varabel X dan test praktek untuk varabel Y, sehngga dar test praktek nlah dharapkan data utama yang berhubungan dengan masalah peneltan dapat terpecahkan. Adapun test praktek yang dpergunakan dsusun berdasarkan ks-ks nstrumen yang telah dtetapkan. Ks-ks nstrumen peneltan memuat : varabel X adalah pemberdayaan prasarana dan sarana pembelajaran; aspek yang dungkap adalah pendayagunaan laboratorum kerja

34 kayu, ndkatornya adalah persyaratan laboratorum, penggunaan dan pemelharaan laboratorum, peralatan laboratorum, dan varabel Y adalah mutu lulusan, aspek yang dungkap adalah keteramplan pskmotor, ndkasnya adalah keteramplan penggunaan alat-alat dan nstrumen tertentu. Setelah menentukan jens nstrumen, langkah selanjutnya adalah menyusun pertanyaan-pertanyaan (perntah-perntah) dengan responden sswa jurusan teknk bangunan SMK Neger 4 Tangerang. Penyusunan pertanyaan (perntah) dawal dengan membuat ks-ks nstrumen. Ks-ks memuat aspek yang akan d ungkap melalu pertanyaan (perntah). Aspek yang akan dungkap bersumber dar masalah peneltan. Untuk lebh jelasnya dapat dlhat pada lampran 1. 3. Uj Coba Instrumen Untuk mendapatkan data yang akurat dalam peneltan, nstrumen peneltan harus memlh tngkat keshahhan serta keterandalan (valdtas dan reabltas). Pendapat Suharsm Arkunto (1993:135) menyatakan bahwa: Instrumen yang bak harus memenuh dua persyaratan yang pentng yatu vald dan relabel. Untuk mengetahu hal tersebut nstrumen peneltan harus d uj coba terhadap subjek yang mempunya sfat-sfat yang sama dengan sampel peneltan. Dalam peneltan n nstrumen yang dgunakan adalah dokumentas dan observas langsung berupa test praktek. Sebelum dlakukan pengumpulan data yang sebenarnya dlakukan penyusunan nstrumen dan duj cobakan

35 kepada responden yang sama dengan responden yang telah dtentukan sebaga sumber data peneltan. Maksud dar uj coba nstrumen n adalah untuk mengetahu kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan angket yang telah dsusun untuk koreks. Pada uj coba nstrumen n, yang d uj cobakan adalah valdtas dan relabltasnya. Hal n sesua dengan yang dkemukakan oleh Suharsm Arkunto (1998:158) bahwa: Instrumen yang bak harus memenuh dua persyaratan yang pentng yatu vald dan relabel. Sedangkan menurut Supran AS, (1990:36) yatu: Suatu alat pengukur dkatakan vald, jka mengukur betul-betul mengukur apa yang seharusnya dukur. Alat ukur dkatakan relabel jka alat ukur tersebut mengukur apa yang dukurnya, artnya kapan pun alat ukur tersebut dgunakan akan memberkan hasl ukur yang sama. Secara rnc penjabaran uj valdtas dan relabltas angket peneltan alah sebaga berkut : a. Uj Valdtas Sesua yang dkemukakan oleh Supran AS (1998:10) valdtas adalah menyatakan ketepatan dan kemampuan suatu nstrumen untuk melaksanakan fungsnya. Sebuah nstrumen dkatakan vald apabla mampu mengukur apa yang dngnkan, mamapu mengungkap data dar varabel yang dtelt. Suatu nstrumen yang vald atau sahh mempunya valdtas tngg. Sebalknya nstrumen yang kurang vald berart memlk valdtas rendah (Arkunto, 1996:158). Untuk menguj tngkat valdtas alat

36 ukur n dgunakan rumus korelas Product Moment yang dkemukakan oleh Person sebaga berkut : r xy = nσx Y ( ΣX )( ΣY ) { nσx ( ΣX ) }{ nσy ( ΣY ) } Keterangan : r xy = Koefesen korelas Σ x y = Jumlah Perkatan antara skor suatu butr dengan skor normal Σ x = Jumlah skor total dar seluruh responden dalam menjawab 1 soal yang dperksa valdtasnya Σ y = Jumlah total seluruh responden dalam menjawab seluruh soal pada nstrumen tersebut n = Jumlah responden uj coba (Supran AS, 001:95) Pengujan valdtas dlakukan dengan cara analss butr (anabut) sehngga perhtungannya merupakan perhtungan setap tem. Hasl perhtungan tersebut kemudan dkonsultaskan kedalam tabel harga Product Moment dengan taraf kepercayaan 95 %. Krtera pengujan valdtas adalah jka r htung > r tabel maka butr tersebut sgnfkan dan vald. Jka suatu butr tdak vald, maka butr tersebut harus dbuang atau tdak dpaka sebaga pertanyaan kuesoner (Sngarmbun, 1989 : 139). Berkut adalah krtera valdtas suatu peneltan menurut Supran AS (001:94) :

37 Tabel 3. Krtera Valdtas Suatu Peneltan 0,80 < r xy 1,00 Valdtas Sangat Tngg 0,60 < r xy 0,80 Valdtas Tngg 0,40 < r xy 0,60 Valdtas Sedang 0,0 < r xy 0,40 Valdtas Rendah 0,00 < r xy 0,0 Valdtas Sangat Rendah r xy 0,00 Tdak Vald b. Uj Relabltas Relabltas menunjukan suatu pengertan bahwa suatu nstrumen cukup kuat dapat dpercaya untuk dpergunakan sebaga alat pengumpul data. Untuk mengetahu apakah nstrumen yang dpergunakan dalam peneltan n relabel, maka dlakukan uj relabltas nstrumen. Pengertan relabltas menurut Supran AS (000:97) adalah keajegan (konssten) terhadap hasl pendeteksan yang dlakukan oleh suatu nstrumen. Suatu nstrumen dkatan relabel jka memberkan hasl pendeteksan yang tdak jauh berbeda atau relatf sama terhadap objek yang sejens. Dalam menguj relabltas alat ukur atau angket, dalam peneltan n dgunakan rumus koefsen Alpha, dengan langkah-langkah sebaga berkut:

38 a. Mencar harga varans tap butr ( σ ) b σ b X = ( X ) N N Keterangan: σ b = Harga varans total X = jumlah kuadrat skor total ( X ) = Kuadrat dar skor total N = Jumlah responden b. Mencar harga varans total ( σ ) Y σ = b Keterangan: ( Y ) N N b σ b = Harga varans total Y = jumlah kuadrat skor total ( Y ) = Kuadrat dar skor total N = Jumlah responden c. Menghtung relabltas angket dengan rumus Alpha ( r 11) sebaga berkut: K σ b 11 = 1 K 1 σ t r (Suharsm Arkunto,00:171)

39 Keterangan: r 11 = Relabltas nstrumen K σ b = Banyaknya butr pertanyaan atau banyaknya soal = jumlah varans butr σ t = varans total Sebaga tolok ukur untuk mengnterpretaskan derajat relabltas suatu nstrumen dapat menggunakan batasan dar JP. Gulford yang dkutp oleh Rodah (1998). Dengan krtera sebaga berkut : 0,800 1,000 : Sangat tngg 0,600 0,799 : Tngg 0,400 0,599 : Cukup 0,00 0,399 : Rendah < 0,00 : Sangat Rendah Krtera pengujan relabltas adalah jka harga t htung > t tabel, dengan tngkat kepercayaan 99 % dan 95 % serta derajat kebebasan (n-), maka tem tersebut relabel. F. Teknk Analss Data 1. Analss Deskrps Data Untuk sampa pada tujuan-tujuan yang ngn dcapa dalam peneltan n, maka data yang terkumpul perlu dolah atau danalss dengan teknkteknk yang benar. Teknk analss data dmaksudkan untuk menguj hpotess. Apakah hpotess dapat dterma atau tdak berdasarkan pertmbanganpertmbangan kepada hpotess yang duj, tujuan peneltan, jens data dan

40 varabel peneltan, maka penuls memuruskan untuk memperoleh data secara statstk. Langkah-langkah yang dtempu dalam menganalsa data adalah sebaga berkut : 1. Htung kembal jumlah lembar hasl test praktek responden.. Mengubah data ordnal pada varabel X dan Y menjad nterval, dengan cara memberkan bobot nla atau skor pada opton setap hasl test praktek berdasarkan Skala Lkert. Data yang dperoleh dar hasl peneltan merupakan data yang berbentuk skala ordnal, dmana jarak satu dengan yang lannya tdak sama. Sepert dkemukakan oleh Sugyono (199 : 41) bahwa : Skala yang berjenjang dmana sesuatu lebh atau kurang dar yang lan. Data yang dperoleh dar skala n dsebut data ordnal, yatu data berjenjang yang jarak satu dengan yang lannya tdak sama. Adapun jenjang yang terdapat dalam skala ordnal adalah sebaga berkut : sangat mampu, mampu, kurang mampu dan tdak mampu. Data ordnal merupakan data yang menggambarkan kualtas atau keadaan dar objek yang dtelt dan bersfat kualtatf. Untuk tu agar data ordnal dapat dolah dengan metode statstk maka data tersebut harus dubah menjad data yang berbentuk blangan atau data kuanttatf. Untuk mempermudah dalam mengolah data maka setap hasl pengumpulan data responden dber skor atau nla sebaga berkut :

41 Tabel 3.3. Krtera Pemberan Skor Terhadap Alternatf Jawaban Pada Varabel X No. Alternatf Jawaban Bobot Nla 1. Sangat bak 4. bak 3 3. Kurang bak 4. Sangat Kurang 1 Tabel 3.4. Krtera Pemberan Skor Terhadap Alternatf Jawaban Pada Varabel Y No. Alternatf Jawaban Bobot Nla 1. Sangat terampl 4. Terampl 3 3. Kurang terampl 4. Tdak terampl 1 3. Menstablkan data yang melput kegatan-kegatan sebaga berkut : a. Menghtung skor yang dperoleh dar tap responden b. Memberkan skor untuk hasl test praktek, pada varabel X dan varabel Y ke dalam skor standar Z-score dan T-score. Hal n dlakukan dengan skor mentah yang ddapat dan korelas belum mempunya art apa-apa sebelum dolah, artnya dkonvers ke dalam Nla Akhr (NA). X M Z = SD

4 ( X M ) T Skor =.10 + 50 SD Dmana : X = Data untuk masng-masng pengamat M = Mean/Rata-rata seluruh responden SD = Standar Devas SD = N. ΣX ( ΣX N( N 1) ) (Sudjana, 1996:95) Tekns analss data uj nstrumen yang dukur normals homogentas dan perhtungan koefesen korelas. Adapun langkah-langkah analss data uj nstrumen adalah sebaga berkut : - Jka datanya berdstrbus normal, dapat dlanjutkan dengan pengetesan homogentas varansnya. - Jka homogen dlanjutkan dengan uj T - Jka datanya tdak berdstrbus normal, maka dgunakan statstk non parametrk. - Jka datanya berdstrbus normal, tap varansnya tdak homogen dapat dlanjutkan dengan uj t.

43. Uj Persyaratan Analss a. Uj Normaltas Data Adapun dalam pengujan normaltas n yang dgunakan adalah uj normaltas Ch-kuadrat (χ ). Dlakukan dengan langkah-langkah sebaga berkut : 1. Menghtung rentang skor ( R ) R = Skor tertngg Rkor terendah. Mencar banyaknya kelas (BK) BK = 1 + (3,3) Log n 3. Menentukan panjang kelas (P) P = R BK 4. Menentukan rata-rata (mean) X M ( X ) = N 5. Menentukan standar Devas (SD) SD = n X ( X ) n( n 1) 6. Menentukan batas luas daerah dengan menggunakan tabel Luas daerah d bawah lengkung normal O ke Z. 7. Menentukan luas daerah yakn selsh dar kedua batas. 8. Menentukan harga frekuens yang dharapkan (Fh), yatu dengan mengalkan luas daerah dengan jumlah responden. 9. Menentukan frekuens hasl pengamatan (Ft)

44 10. Menentukan ( X ) htung dengan rumus X ( F F ) = 1 1 t h 1 Fh 11. Menentukan dk dengan rumus : Dk = BK 3 1. Selanjutnya hasl perhtungan tersebut dmasukkan kedalam tabel sebaga berkut: Tabel 3.5. Uj Normaltas dstrbus Skor Varabel X Interval X t X Z Y Ft Fh Ft' Fh' Ft'-Fh' (Ft'-Fh') X Krtera pengkajan : Χ htung < χ tabel dengan taraf nyata 0,95 dengan derajat kebebasan (dk) = k 3, maka data berdstrbus normal. Dan sebalknya Χ htung > χ tabel maka data berdstrbus tdak normal. Jka hasl pengujan normaltas dstrbus varabel X dan varabel Y keduanya berdstrbus normal, maka analsa data menggunakan statstk parametrk. Sebalknya jka salah satu berdstrbus normal atau keduanya tdak berdstrbus normal, maka analsa data statstk non parametrk. 3. Menghtung Koefesens Korelas Menghtung korelas adalah suatu alat statstk yang dapat dgunakan untuk membandngkan hasl pengukuran dua varabel yang berbeda agar dapat menentukan tngkat hubungan antar varabel. Koefesen korelas yang dpaka untuk mengetahu korelas antara dua varabel yang berjens nterval dan rato

45 adalah dengan menggunakan teknk korelas Product Moment, dengan rumus sebaga berkut : r xy = nσx Y ( ΣX )( ΣY ) { nσx ( ΣX ) }{ nσy ( ΣY ) } Dmana : r xy = Koefesen korelas ΣX = jumlah harga X ΣY = jumlah harga Y n = jumlah sampel Sedangkan pedoman krtera penafsran koefesens korelas menurut Sguyono (1997:16) sebaga berkut : Tabel 3.6 Pedoman untuk Memberkan Interpretas Terhadap Koefesen Korelas Interval Koefesen Tngkat Hubungan 0,00-0,199 Sangat Rendah 0,0-0,399 Rendah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0,80-1,000 Sangat Kuat

46 4. Pengujan Hpotess Pengujan hpotess dmaksudkan untuk menguj apakah hpotess yang telah dajukan pada peneltan n, dterma atau dtolak. Untuk menguj kebenaran hpotess yang telah dajukan, maka dapat duj dengan rumus : t = r n 1 r Keterangan : t r n = Uj sgnfkan = Koefesen korelas = Jumlah responden uj coba (Sudjana, 1996:380) Koefesen yang harus d uj adalah : Ha : ρ > 0, melawan Ho : ρ = 0 Dengan tngkat sgnfkan dan dk tertentu, dengan ketentuan : 1. Terma Ha apabla harga t htung > t tabel. Terma Ho apabla harga t htung < t tabel 5. Mencar Koefesen Determnas Koefesen determnas bertujuan untuk mengetahu besarnya prosentase pengaruh pemberdayaan laboratotum kerja kayu terhadap penngkatan mutu lulusan pada aspek pskomotor, rumus yang dgunakan adalah sebaga berkut :

47 KD = r x 100 % Dmana : KD r = koefesen determnas = nla koefesen korelas (Sudjana, 1996:354)

48

49