BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan bergerak di bidang jam tangan. Grootwatch memproduksi jam tangan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 5 SIMPULAN & SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGSAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL...

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

PERANAN PENGENDALIAN MUTU DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQC DAN DIAGRAM SEBAB AKIBAT GUNA MENGURANGU PRODUK CACAT PADA OZI AIRCRAFT MODELS

SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB 3 METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain Penelitian. Jenis dan Metode. Penelitian. kasus. kasus. kasus

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA merupakan perusahaan yang bergerak di

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Oleh : Dewi Taurusyanti 1) dan Anida Ovalia Kurniadewi 2) ABSTRAK

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

Kata kunci: Daya Saing, Peningkatan Kualitas yang Berkesinambungan, Kualitas Produk, Kapabilitas Proses (Cp), Indeks Kinerja Kane (Cpk)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh penulis, maka

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Kunyit adalah salah satu tanaman rempah yang sering kita jumpai hampir

BAB V ANALISA PEMBAHASAN. metode peta kendali P di atas, maka diperoleh hasil dari data yang telah diproses

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. mencegah dan berupaya memperbaiki faktor-faktor penyebab kerusakan. menemui atau mendapati produk yang rusak.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

IKEA 365+ peralatan masak

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Pengendalian kualitas, peta kendali c, diagram sebab akibat, jam tangan kayu. vii

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pengendalian Kualitas Produk Dengan Metode Statistical Process Control (SPC)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik itu perusahaan penghasil barang maupun perusahaan penghasil jasa.

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas merupakan salah satu yang menjadi daya tarik pembeli. Jika

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISA HASIL. batas kendaliatas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL). Garis Pusat ini

BAB III METODE PENELITIAN

RANCANGAN PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI PER BONEL PT PANCA GRAHA PRATAMA GRESIK

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN

STATISTICAL PROCESS CONTROL

MEMINIMALKAN PENYEBAB CACAT GUNA MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK PINTU TRIPLEK DAN PINTU PANEL DI UD. MAPAN JAYA SIDOARJO

LAMPIRAN C DOKUMENTASI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

Analisis Pengendalian Kualitas Kantong di PPI PT Semen Padang dengan Metode SQC (Statistical Quality Control)

BAB I PENDAHULUAN. diwarnai dengan revolusi di segala bidang, yang membuat faktor-faktor produksi

Proses pembuatan roti lebih didominasi oleh pekerjaan manual seperti membuat adonan

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2016

ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

Bab 6. Kesimpulan dan Saran

INTEGRATED CASE MANAGEMENT ACCOUNTING CV. TRANSIT

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBAIKAN KUALITAS DUDUKAN JOK MOTOR DENGAN METODE ENAM SIGMA

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PABRIK

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry

Bab I. Pendahuluan. menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada cepatnya perubahan selera konsumen terhadap suatu produk. Oleh sebab

Oleh : Miftakhusani

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014)

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Grootwatch merupakan salah satu industri kreatif yang sedang berkembang dan bergerak di bidang jam tangan. Grootwatch memproduksi jam tangan yang terbuat dari tulang dan tanduk yang sudah tidak terpakai. Untuk meminimalisir produk cacat dalam produksi maka Grootwatch menggunakan Statistical Quality Control untuk pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas dilakukan pada tiga pekerja yang masing-masing memproduksi satu bagian jenis produksi dalam jam tangan seperti pembuatan rantai jam, pembuatan body jam, dan bagian perakitan akhir dan mesin jam. Grootwatch selama ini sudah menggunakan praktik pengendalian kualitas pada produknya, tetapi pengendalian kualitas Groot lebih terpusat pada bahan baku tulang dan tanduk dengan upaya menghilangkan jamur yang terdapat pada tulang dan tanduk. Upaya yang dilakukan Groot yaitu dengan merebus tulang dan tanduk tersebut agar tidak ada lagi sisa jamur yang masih menempel, setelah direbus bahan baku tersebut ada yang langsung diproduksi dan ada yang dimasukan ke dalam tempat penyimpanan yang terletak pada ranjang dengan handuk. Proses produksi dari Groot pada saat bahan baku sudah siap maka melewati tahap pemotongan tulang dan tanduk menjadi persegi panjang agar mudah dibentuk 67

menjadi beberapa bagian rantai ataupun menjadi bagian body, pemotongan tersebut menggunakan mesin scroll saw. Proses selanjutnya menggunakan mesin gerinda untuk penghalusan tulang dan tanduk dan dibentuk pada tulang berupa lobang-lobang yang berfungsi sebagai tempat dimasukanya skrup dan pin buat rantai. Maintenance pada peralatan produksi sangat dibutuhkan dan Groot selama ini melakukan perawatan hanya ketika mata pisau dan mata bor tersebut sudah tumpul sehingga bisa sangat mengganggu proses maupun hasil dari produksi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada produk jam tangan Grootwatch, Penulis mengemukakan berdasarkan data dan perhitungan bahwa: 1. dijelaskan bahwa total jumlah produksi dari januari 2015 maret 2016 yaitu sebesar 376 yang jumlah produksi setiap bulanya bervariasi, sedangkan produk cacat dibagi menjadi 3 bagian yaitu pada pembuatan body jam, rantai jam, dan tahap perakitan jam dan mesin. Jumlah cacat tiap bulan bervariasi dengan total cacat mencapai 182 cacat. 2. Penelitian lebih lanjut menggunakan statistical quality control dengan menggunakan peta kendali u, maka dapat dilihat produk cacat tiap bulannya tidak melewati batas pengendalian atas (UCL) dan batas pengendalian bawah (LCL). Meskipun terdapat produk cacat pada produksi yang mendekati batas pengendalian atas (UCL), tetapi cacat-cacat produksi tersebut masih mendapatkan toleransi. Namun lebih baik bila produk cacat tersebut dapat dihilangkan. 68

3. Dengan menggunakan diagram Pareto, dapat diketahui bahwa produk cacat pada jam tangan Grootwatch didominasi oleh cacat rantai dengan persentase sebesar 57.14%, dan cacat body dengan persentase sebesar 32.42%. Dengan demikian total persentase kecacatan pada produksi jam tangan Grootwatch pada bulan Januari 2015 sampai dengan Maret 2016 sebesar 89.56%. Penyebab kecacatan lainya dengan kesalahan pada rakit dan mesin yang persentasenya sebesar 10.44% pada jangka waktu yang serupa. 5.2 Saran Setelah diketahui berbagai data dari penelitian maka penulis memberi saran dan masukan yang dapat membantu Grootwatch untuk meminimalisir cacat pada produksi body jam, rantai jam, dan kesalahan rakit dan jam tangan. Saran tersebut antara lain: 1. Memberikan inspeksi dan pengawasan rutin terhadap pekerja agar terhindar dari kesalahan. Memberikan sketsa ukuran pada produk secara jelas sehingga tidak terjadi kesalahan potongan pada ukuran body dan tutup body. Selalu memperingatkan terhadap metode yang benar dalam pemotongan pada pembuatan rantai jangan sampai ada kemiringan dan hindari ada nya goresan-goresan yang tidak perlu. Selain itu memberikan ukuran yang akurat dari setiap bagian rantai agar pemotongan tiap bagian tersebut tetap simetris. 2. Rutin memperhatikan dan mengganti mata bor dan mata pisau dengan rutin dan sebaiknya dilakukan sebelum mata pisau dan mata bor tumpul. Karena jika 69

menunggu tumpul dapat memakan waktu produksi dengan pembelian mata bor dan mata pisau. Lebih baik jika mempunyai persediaan mata pisau dan mata bor cadangan. 3. Pemilihan mesin harus lebih diseleksi mana yang bagus untuk dipasang dan mana yang tidak. Jika sudah terlalu banyak mesin yang mati lebih baik ganti pemasok mesin jam oleh pemasok mesin jam dan jarum yang lain. 4. Cara menghilangkan jamur dengan disimpan dalam pemanas seperti oven dengan panas yang sudah ditentukan agar pori-pori yang ada di dalam tulang agar kering dan meminimalisir tumbuhnya jamur pada tulang. Selanjutnya agar jamur tidak muncul kembali yaitu dengan penyimpanan yang rapih kering dengan alas berbahan stainless dan terkena cukup sinar matahari sehingga tidak terjadi lembab. Karena bahan dari stainless tidak ada pori-pori yang menyebabkan tumbuhnya jamur sehingga cukup aman untuk dijadikan alas penyimpanan tulang, berbeda dengan bahan kayu, besi dan lantai yang masih mempunyai pori-pori yang bisa memicu penyebab tumbuhnya jamur. Cara tersebut menjawab mengapa setelah bahan baku tulang dan tanduk direbus oleh Groot dengan tujuan menghilangkan jamur tetapi setelah disimpan tetap saja ada yang terkena jamur karena memang langkah merendam itu masih belum ampuh disebabkan pori-pori tulang tersebut basah jika direndam dalam air dan memungkinkan jamur itu muncul kembali. 5. Menentukan waktu standar untuk menengahi persepsi antara pengrajin selaku pekerja dengan pemilik Groot. Waktu standar dalam sekali pembuatan produk, 70

agar tidak ada dua persepsi yang membuat perselisihan jika waktu pengerjaan yang ditetapkan itu berbeda, sehingga perhitungan dalam produksi bisa diprediksi selesainya. Membuat jam kerja untuk pengrajin per harinya sehingga dia benarbenar jelas bekerja ataupun istirahat dalam sehari dan tidak terlalu santai dalam bekerja jika tidak diberi waktu kerja. 71