BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 77 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengolahan Hasil Pengumpulan Data Bagian ini merupakan tahapan dimana semua data-data hasil observasi lapangan di CV. Panca Karya Utama, dengan demikian dapat dilakukan pengidentifikasian produk-produk yang cacat serta cara mengendalikan kualitasnya Pemilihan Produk Yang Diteliti Ketika melakukan observasi lapangan di CV Panca Karya Utama, datadata yang telah diambil termasuk yang berada didalam system produksi dibutuhkan untuk kemudian digunakan sebagai acuan didalam melakukan pengendalian kualitas produk di perusahaan ini. Data ini merupakan hasil pengamatan produksi bulan juli Setelah dilihat langsung ke lapangan, jenis produk yang memiliki cacat terbesar adalah Buku Diklat Departemen Keuangan karena variasi cacat seperti lem punggung yang kurang kuat, jahitan buku yang mudah putus, cover buku tidak tercetak sempurna serta halaman buku rusak dan jumlah cacatnya merupakan yang terbesar dibandingkan dengan produk buku lainnya. Metode SQC (Statistic Quallity Control) akan digunakan

2 78 sebagai metode pengolahan data yang sudah ada, SQC dipilih karena menurut peneliti tools (alat bantu) yang terdapat didalam SQC sangat sesuai dengan permasalahan yang timbul, tools seperti Check Sheet, Control chart, diagram Pareto, fishbone diagram. Tentunya dengan tools ini kegiatan menganalisa produk yang cacat menjadi akurat. Lalu untuk memberikan pilihan-pilihan terbaik yang menjadi prioritas berdasarkan faktor-faktor yang sudah didapatkan didalam SQC, maka AHP (Analytical Hierarchy Process) akan dipakai, sedangkan untuk mendapatkan rekomendasi tentang diketahuinya sumber dimana produk tersebut cacat maka akan digunakan metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) Identifikasi Jenis Cacat Untuk mengidentifikasi jenis cacat (reject) yang terjadi di sistem produksi pada CV. Panca Karya utama, maka penulis melakukan pengamatan dilapangan serta mewawancarai manajer perusahaan sehingga didapatkan data jenis cacat pada produk buku diklat Departemen Keuangan sebagai berikut : Punggung Buku Retak Produk yang mengalami keretakan pada punggung buku tidak akan lolos dari bagian Quality Control (QC) karena produk buku ini tidak akan tahan lama karena penguat sisi bukunya sudah mengalami kerusakan.

3 79 Kertas hasil cetakan kotor Produk yang terdapat cacat berupa kertas hasil cetakan yang kotor karena terkena tinta cetak yang melebar dan kotor karena terkena sidik jari yang terlihat jelas dan hasil cetakan berbayang. Jahitan yang lepas Produk ini mengalami cacat karena ketika proses penjahitan dengan benang atau stapless tidak dilakukan dengan sempurna, sehingga buku tersebut tidak terjaga kekuatan pada bagian punggungnya. Finishing yang tidak rata (Miring) Finishing disini adalah pemotongan sisi buku dengan menggunakan mesin pemotong, namun tidak rata sehingga hasil pemotongannya menjadi miring, walaupun hanya ukuran kurang dari 3 mm Pengendalian Kualitas yang Berjalan Setelah dilakukannya observasi lapangan di CV. Panca karya Utama dan ikut terjun langsung didalam proses produksi buku tersebut, maka data dan informasi yang dibutuhkan tentang pengendalian kualitas yang sedang berjalan CV. Panca karya

4 80 Utama masih kurang ketat, hal ini bisa dilihat dari masih tingginya jumlah produk yang cacat namun lolos dari pengawasan bagian Quality Control. Selain itu pencatatan jumlah produk yang cacat masih minim sekali, bahkan hampir tidak ada metode pencatatan produk cacat pada CV. Panca karya Utama karena informasi yang berputar pada CV. Panca karya Utama masih menggunakan catatan yang sederhana. 4.2 Analisa dan Pengukuran Di bagian ini, proses melakukan analisa terhadap produk cacat harus dilakukan, utamanya kepada proses produksi yang menyebabkan sebagian produk mengalami cacat. Metode analisa dan pengukuran yang akan dilakukan disini akan menggunakan Check sheet, Control Chart, Pareto Diagram, Fishbone Diagram, AHP dan FMEA. Berikut ini adalah data produksi dan data cacat pada periode pemesanan bulan Juni-Juli 2008 yang di rangkum didalam bentuk tabel.

5 Check Sheet Check sheet atau lembar periksa digunakan untuk mendokumentasikan jumlah produk dan produk cacat per sesi produksi, jumlah produksi total dari produk buku Diklat Departemen Keuangan, jumlah produk yang mengalami cacat dan jenis cacat yang ada. Check Sheet disini berisi data produksi buku diklat Departemen Keuangan pada saat proses produksi pada bulan Juni hingga Juli Check Sheet ini harus diisi setiap proses produksi berjalan, diharuskan demikian agar bisa mendapatkan gambaran yang utuh mengenai informasi produk yang mengalami cacat sehingga Direktur Utama dapat melakukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat di dalam melakukan perbaikan.

6 82 Jenis Cacat Jumlah Punggung Kertas Hasil Finnishing Jumlah Pengamatan Tanggal Produksi (Eksemplar) Buku Retak Cetakan Kotor Jahitan Lepas tidak Halus Cacat (Eksemplar) Persentase Cacat (per Hari) 1 3 Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni

7 Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juni Juli Juli Juli TOTAL Tabel 4.1 Data Produk Cacat Buku Diklat Departemen Keuangan

8 Control Chart Sesuai dengan namanya, Control Chart (Peta kendali) merupakan metode yang digunakan untuk mengendalikan proses produksi, apakah masih berada didalam proses statistik atau sudah berada diluar batas kendali, sehingga apabila setelah mendapat data yang cukup dan hasil mapping (pemetaan) berada diluar batas kendali peta, maka harus dilakukan pencarian fakta yang menyebabkan mengapa data tersebut sampai keluar dari Control Chart dan harus segera dilakukan perbaikan secepatnya. Untuk menyelesaikan permasalahan Quality Control yang terjadi pada CV. Panca karya Utama, Control Chart ini akan memakai data hasil observasi pada CV. Panca karya Utama selama bulan Juni hingga Juli 2008, kenapa hanya data bulan ini saja karena CV. Panca Karya Utama produksinya bertipe Make to Order. Dari data yang didapat menunjukan bahwa variasi produk buku yang cacat terdapat di bagian cacat punggung buku retak, cacat jahitan lepas, cacat kertas hasil cetakan kotor dan cacat Finishing tidak rapi (miring). Dan untuk mencari solusi dari permasalahan ini, penulis akan memakai pakai p Chart (peta kendali p), berikut adalah contoh perhitungan p Chart : Proporsi Cacat dari produksi buku pada tiap observasi adalah sebagai berikut : p = Proporsi kesalahan dalam setiap sampel produksi n = Jumlah produksi yang di ambil ketika di periksa x = Jumlah produk yang cacat dari setiap sesi observasi

9 85 p = x n 16 p = = 0, Center line peta kendali proporsi P = total jumlah produk cacat total produksi 376 P = = 0, Untuk mendapatkan nilai batas pengendali atas (BPA) dan batas pengendali bawah (BPB) dari proporsi jumlah produk cacat adalah dengan cara sebagai berikut : Upper Center Line (UCL) UCL p sampel ke-1 = P + 3 P P (1 ) n UCL p sampel ke-1 = 0, ,061(1 0, 061) 346 UCL p sampel ke-1 = 0,099

10 86 Lower Center Line (LCL) LCL p sampel ke-1 = P 3 P P (1 ) n LCL p sampel ke-1 = 0, ,061(1 0,061) 346 LCL p sampel ke-1 = 0,022 Angka diatas merupakan produksi yang dilakukan oleh bagian produksi pada CV. Panca Karya Utama, selanjutnya dengan nilai Center Line peta Kendali Proporsi sebesar 0,061 maka didapatkan nilai proporsi, nilai UCL dan LCL serta detailnya yang di rangkum didalam sebuah tabel sebagai berikut :

11 87 Tanggal Jumlah Produksi Jumlah Produk Cacat Proporsi Cacat CL UCL LCL Detail 3 Juni Dalam Batas 4 Juni Dalam Batas 5 Juni Dalam Batas 6 Juni Dalam Batas 7 Juni Dalam Batas 8 Juni Dalam Batas 9 Juni Juni Juni Dalam Batas 12 Juni Dalam Batas 13 Juni Dalam Batas 14 Juni Dalam Batas 15 Juni Dalam Batas 16 Juni Dalam Batas 17 Juni Juni Juni Dalam Batas 20 Juni Dalam Batas

12 88 21 Juni Dalam Batas 22 Juni Dalam Batas 23 Juni Dalam Batas 24 Juni Dalam Batas 25 Juni Juni Juni Juni Dalam Batas 29 Juni Dalam Batas 30 Juni Dalam Batas 1 Juli Dalam Batas 2 Juli Dalam Batas 3 Juli Dalam Batas TOTAL Tabel 4.2 Control Chart Buku Diklat Departemen Keuangan

13 89 Lalu berdasarkan dari tabel data Peta Kendali untuk buku Diklat Departemen Keuangan, maka akan dibuat sebuah Peta Kendali yang akan menggambarkan kondisi pengendalian kualitas dari CV. Panca Karya Utama P Chart of Jumlah Produk Cacat UCL= Proportion _ P= Sample LCL= Tests performed with unequal sample sizes Gambar 4.1 Peta Kendali Buku Diklat Departemen Keuangan yang Cacat Setelah mengamati grafik pada Peta Kendali yang ada, maka bisa ketahui bersama bahwa jumlah Buku Diklat Departemen Keuangan yang mengalami Cacat masih berada di dalam wilayah Kendali, yang berarti jumlah produk cacatnya masih berada dibawah nilai UCL (Batas Kendali Atas) sebesar 0,1140 dan LCL (Batas Kendali Bawah) senilai 0,0083.

14 Pareto Diagram Diagram Pareto ini digunakan sebagai tool yang digunakan penulis untuk mengidentifikasi penyebab mengapa produk Buku diklat Departemen Keuangan yang dihasilkan terdapat banyak sekali Cacatnya. Langkah-langkah yang digunakan didalam membuat Diagram Pareto adalah dengan mengumpulkan data Jenis cacat yang dihasilkan dari sistem produksi yang kemudian di rangkum didalam sebuah tabel yang terdapat data nama jenis cacat, frekuensi dan juga persentasenya. No Jenis Cacat Frekuensi (Eks) Presentase (%) 1 Punggung Buku Retak Kertas Hasil Cetakan Kotor Jahitan Lepas Finnishing tidak Halus Total Tabel 4.3 Data Jenis Cacat Buku Diklat Departemen Keuangan Dari table Data Jenis Cacat yang sudah dibuat, lalu langkah selanjutnya adalah mengurutkan data dari jenis cacat tersebut dengan membuat Frekuensi Kumulatif dan presentasi kumulatif dan kemudian dirangkum menjadi sebuah tabel sebagai berikut :

15 91 No Jenis Cacat Frekuensi (Eks) Frekuensi Kumulatif (Eks) Presentase (%) Presentase Kumulatif 1 2 Punggung Buku Retak Kertas Hasil Cetakan Kotor Jahitan Lepas Finnishing tidak Halus Total Tabel 4.4 Data Jenis Cacat Buku Diklat Departemen Keuangan Lalu dari data pada tabel diatas selanjutnya akan digunakan untuk membuat diagram Pareto yang ditampilkan sebagai berikut :

16 92 Frekuensi (Eks) Jenis Cacat Pareto Chart of Jenis Cacat Ke rtas Hasil Cetakan Kotor Punggung Buku Retak Jahitan Lepas Finnishing tidak Halus Fr ekuensi ( Eks) Per cent Cum % Percent Gambar 4.2 Pareto Diagram Produk Cacat Buku Diklat Departemen Keuangan Setelah melihat dari Pareto Diagram yang sudah ditampilkan sebelumnya, bisa kita ketahui bersama bahwa Punggung buku retak dan Kertas hasil cetakan kotor merupakan jenis cacat dengan tingkat presentasenya paling tinggi, yaitu sebesar 28.72%, didapat dari jumlah Frekuensi cacat per eksemplar sebanyak 108 buah, lalu jenis cacat yang paling sedikit terdapat pada jenis Finishing tidak halus dengan frekuensi cacatnya sebanyak 68 Eksemplar dan presentase sebesar 9,84% Fishbone Diagram Fishbone Diagram juga sering disebut sebagai Diagram Sebab-Akibat, dari namanya sudah jelas bahwa fungsinya adalah sebagai tool untuk mencari faktorfaktor yang menyebabkan produk buku Diklat Departemen keuangan menghasilkan

17 93 produk cacat yang cukup besar. Langkah yang akan diambil untuk menentukan faktorfaktor penyebab ini adalah dengan mengambil semua jenis cacat produk yang ada pada tahapan Pareto Diagram untuk kemudian dianalisa melalui Fishbone Diagram Punggung Buku Retak Gambar 4.3 Fishbone Diagram Punggung Buku Retak MAN Disini peran MAN diartikan operator yang melakukan proses pengeleman ketika kertas yang sudah dicetak, kemudian di press di mesin bending. Ketika kertas sudah diletakan di mesin ini, maka operator secara manual akan melakukan proses pengeleman sepanjang punggung buku. Prosedur standar ketika melakukan pengeleman pada punggung buku adalah menggunakan lem kertas khusus dengan tingkat kekentalan sedang, lalu operator akan mengolesi lem pada bagian punggung dari buku tersebut dengan menggunakan kuas secara merata dan berulang hingga dipastikan seluruh permukaan punggung buku terlapisi oleh

18 94 lem secara merata dan tidak berlebihan. Prosedur inilah yang seringkali diabaikan oleh operator sehingga punggung buku yang diberi lem tidak rata, selain itu tidak menguasai teknik kerja, posisi bekerja yang benar juga menjadi salah satu factor mengapa punggung buku tersebut banyak mengalami cacat. MACHINE MACHINE disini adalah mesin bending, alat ini berguna sebagai penekan kertas ketika bagian punggung buku di beri lem. Posisi tray yang miring juga mengakibatkan kertas yang sudah selesai di cetak tidak dapat ditumpuk secara tegak lurus, sehingga roda penekan pun tidak dapat menekan dengan sempurna, akibatnya ketika pengeleman terjadi bagian punggung buku tidak tertekan secara penuh dan proses pelapisan lem tidak sempurna karena sebagian lemnya masuk melalui celah tadi yang menyebabkan lapisan lem dibagian punggung buku menjadi tipis dan mengakibatkan cacat. METHOD METHOD disini adalah metode pengeleman punggung buku, dimana Prosedur standar ketika melakukan pengeleman pada punggung buku adalah menggunakan lem kertas khusus dengan tingkat kekentalan sedang, lalu operator akan mengolesi lem pada bagian punggung dari buku tersebut dengan menggunakan kuas secara merata dan berulang hingga dipastikan seluruh permukaan punggun g buku terlapisi oleh lem secara merata dan tidak berlebihan. Dan operator yang bertugas menjalankan proses ini kurang mendapat pelatihan, hal ini dapat dilihat

19 95 dari fakta yang ada bahwa cacat Punggung buku retak merupakan jenis cacat dengan persentase terbesar. MATERIAL MATERIAL disini adalah lem yang digunakan untuk melakukan pengeleman, jika dilihat dari fakta bahwa buku mudah retak padahal belum lama diproduksi dan setelah melihat material lem yang digunakan, maka bisa diketahui lem yang digunakan merupakan lem yang tingkat kekentalannya rendah atau terlalu encer, sehingga daya rekat dan tingkat kelenturan lem setelah kering tidak memenuhi standar pembuatan buku Kertas Hasil Cetakan Kotor Gambar 4.4 Fishbone Diagram Kertas Hasil Cetakan kotor

20 96 MAN MAN disini adalah operator yang melakukan proses pencetakan kertas yang akan dijadikan buku, prosedur standar sebelum dilakukan pencetakan adalah kertas yang akan dipakai untuk naik cetak adalah kertas yang bersih, bobotnya sama, dan tidak terdapat kotoran yang dapat merusak blanket Roll mesin. Lalu mesin cetak yang akan digunakan juga sebelum dipakai juga harus melalui proses sterilisasi pada bagian Tray, Water Roll, Ink roll, plate Roll dan Blanket Roll dengan pembersih khusus. Prosedur inilah yang sering tidak dilakukan dengan teliti sehingga hasil cetak masih menghasilkan kertas cetak yang kotor. MACHINE MACHINE disini adalah Mesin cetak yang dipakai oleh operator. Ink roll yang mulai aus juga berperan besar didalam menghasilkan cetakan yang kotor, hal ini diakibatkan dari perawatan Ink Roll yang kurang teliti dan usia pakai yang sudah lewat masanya, sehingga ketika digunakan Ink Roll tersebut tidak dapat menyalurkan tinta dengan sempurna, akibatnya Blanket Roll menjadi kotor karena kadar tinta yang menempel disana melebihi batas yang diharuskan, efeknya kertas hasil cetak menjadi kotor. METHOD METHOD disini adalah metode atau prosedur standar ketika akan melakukan proses pencetakan. Prosedur standarnya adalah sebelum dilakukan pencetakan adalah kertas yang akan dipakai untuk naik cetak adalah kertas yang bersih,

21 97 bobotnya sama, dan tidak terdapat kotoran yang dapat merusak blanket Roll mesin. Lalu mesin cetak yang akan digunakan juga sebelum dipakai juga harus melalui proses sterilisasi pada bagian Tray, Water Roll, Ink roll, plate Roll dan Blanket Roll dengan pembersih khusus. Kurang telitinya proses pembersihan ini dimungkinkan juga oleh kurangnya pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan. MATERIAL MATERIAL disini adalah kertas yang digunakan untuk mencetak. Setelah kertas disiapkan untuk naik cetak, maka kertas akan diletakan di pallet khusus dan ditutupi oleh kain untuk memanaskan kertas, tujuan pemanasan ini adalah untuk menghilangkan kelembaban agar kertas tidak menempel. Namun karena kuran g lamanya waktu yang dibutuhkan untuk proses pemanasan kertas, akibatnya kertas ketika naik cetak sebagian masih ada yang lembab, sehingga ketika kertas melewati Blangket Roll untuk dicetak akan menempel sehingga ketika selesai dicetak kertas ini akan kotor.

22 Jahitan Lepas Gambar 4.5 Fishbone Diagram Jahitan Lepas MAN MAN disini adalah operator Jahit, buku yang sudah selesai di lem akan diperkuat lagi dengan proses penjahitan dengan memakai Stappler, sehingga punggung buku akan terikat lebih kuat. Namun yang terjadi dilapangan adalah proses penjahitan tidak berjalan sempurna, standar prosedur untuk melakukan proses penjahitan adalah operator memakai alat Stappler dengan dihentak dan ditekan hingga penuh, lalu membaliknya untuk memastikan apakah buku tersebut sudah terjahit hingga tembus atau belum, setelah itu kaki Stapples yang sudah tembus

23 99 di pukul dengan palu kecil untuk mengikatnya sehingga tidak akan terlepas. Itu adalah prosedur standarnya, namun operator sering kali setelah dijahit tidak diikat dengan memukul kaki stapples, sehingga tidak terikat dengan sempurna dan hal inilah yang mengakibatkan jahitan buku terlepas. MACHINE MACHINE disini adalah Stappler yang digunakan untuk menjahit buku yang sudah selesai di lem. Jahitan lepas selain karena factor MAN, tetapi juga dipengaruhi dari usia pakai dari Stappler itu sendiri, sehingga ketika buku Diklat Departemen Keuangan ini diproduksi, performa Stappler ini sudah tidak prima lagi. METHOD METHOD disini adalah metode atau prosedur standar ketika melakukan proses penjahitan buku, yang pertama adalah operator memakai alat Stappler dengan dihentak dan ditekan hingga penuh, lalu membaliknya untuk memastikan apakah buku tersebut sudah terjahit hingga tembus atau belum, setelah itu kaki Stapples yang sudah tembus di pukul dengan palu kecil untuk mengikatnya sehingga tidak akan terlepas. Itu adalah prosedur standarnya, namun operator sering kali setelah dijahit tidak diikat dengan memukul kaki stapples, sehingga tidak terikat dengan sempurna dan hal inilah yang mengakibatkan jahitan buku terlepas. Selain itu pelatihan agar operator awam bisa memahami prosedur standar dirasa sangat kurang diperhatikan oleh perusahaan.

24 Finishing Tidak Halus Gambar 4.6 Fishbone Diagram Finnishing Tidak Halus MAN MAN disini adalah operator mesin potong, buku yang sudah selesai dijahit dan diberi cover, tentunya akan dipotong sisi atas, bawah dan kanan agar menjadi rapi dan halus. Finishing yang tidak halus dikarenakan operator tidak menyusun buku-buku yang akan dipotong sejajar 100% dengan mata pisau, akibatnya buku yang dihasilkan tidak halus,namun juga miring ketika di susun dengan buku sudah dipotong dengan sempurna. Selain itu standar pemotongan sisi buku ini

25 101 adalah maksimal 5 mm, namun operator tidak mengindahkan kondisi mesin tersebut sehingga karena getaran mesin maka alat pengukur jarak potong pada mesin akan bergeser sedikit demi sedikit, oleh karena itu hasil potongannya tidak seragam. MACHINE MACHINE disini adalah Mesin potong, alat ini digunakan untuk melakukan pemotongan tepi buku agar menjadi rapi dan indah. Alat pengukur yang berada di mesin potong ini sudah tidak terlihat jelas karena sudah lama digunakan sehingga menjadi kabur angkanya, hal ini menjadi penyebab kurang akuratnya hasil pemotongan, selain itu tepi buku yang sudah dipotong banyak ditemukan tidak halus, hal ini disebabkan karena mata pisau yang digunakan sudah mulai aus, sehingga tepi buku banyak yang cacat cukup parah. MATERIAL MATERIAL disini adalah buku yang akan dipotong, punggung buku yang masih basah karena terlalu banyak diberi lem juga ikut berperan didalam membuat akurasi pemotongan menjadi berkurang,hal ini disebabkan ketika buku masih basah bagian punggungnya di jepit oleh mesin potong maka buku tersebut akan bergeser posisinya sehingga ketika di potong oleh mesin buku tersebut menghasilkan cacat berupa miring pola potongannya.

26 Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) digunakan untuk mencari faktor manakah yang paling berpotensial untuk menyebabkan produk cacat, karena itu dari 4 varian cacat yang ada akan dibuat FMEA untuk mengetahui potensi penyebab produk cacat pada CV. Panca Karya Utama, proses pendataan dan analisa ini dibantu oleh manajer perusahaan melalui metode wawancara dan kuesioner.

27 Punggung Buku Retak Tabel 4.5 FMEA Punggung Buku Retak Potensial Failure Mode & Effect Analysis Produk : Buku Diklat Departemen Keuangan Tanggal Pembuatan : 3 Agustus 2008 Dipersiapkan Oleh : Bapak Abdi Wibawa S.Kom Potensial Failure Mode Potensial Failure Effect Potensial Causes S O D RPN Recommended Action Bagian punggung buku pecah Tidak Memahami prosedur kerja yang benar Proses pengeleman terlalu tipis Dibutuhkan pelatihan yang lebih baik dan terpadu lagi terhadap operator agar tingkat cacat dapat ditekan serendah mungkin. Punggung Buku Retak Keriput dan retak di bagian punggung buku Lem yang dipakai terlalu kental Diperlukan standarisasi penggunaan lem agar retak dan keriput pada punggung buku dapat dihindari

28 104 Setelah didapatkan RPN (Risk Priority Number) maka akan didapatkan persentasenya sebagai berikut : Tabel 4.24 Nilai Persentase RPN Punggung Buku Retak RPN Persentase% Pareto Chart of Jenis Cacat Frekuensi (Eks) Jenis Cacat t idak memahami prosedur kerja standar lem tidak sesuai standar Percent Frekuensi (Eks) Percent Cum %

29 105 Gambar 4.7 Pareto Diagram untuk RPN Punggung Buku Retak Dari tabel FMEA dan Pareto Diagram diatas, (RPN) untuk bagian Punggung Buku Retak bisa diketahui bahwa terdapat dua buah nilai Risk Priority Number (RPN), yang pertama merupakan nilai dari Potential Failure Effect (PFE) bagian punggung pecah sebesar 480 (80%), yang menyebabkan produk cacat disini adalah operator Tidak Memahami prosedur kerja yang benar sehingga proses pengeleman tidak sesuai dengan standar perusahaan, oleh karena itu dibutuhkan pelatihan yang lebih baik dan secara terpadu lagi kepada operator agar tingkat cacat dapat ditekan serendah mungkin. Sedangkan Potential Failure Effect (PFE) yang satu lagi adalah keriput dan retak di bagian punggung buku memiliki nilai RPN sebesar 120 (20%), penyebabnya adalah penggunaan lem kertas yang tingkat kekentalannya terlalu tinggi dibandingkan dengan standarnya, berdasarkan oleh penilaian ini, maka rekomendasi yang diberikan kepada perusahaan adalah diperlukan standarisasi penggunaan lem yang sesuai agar retak dan keriput pada punggung buku dapat dihindari.

30 Kertas Hasil Cetakan Kotor Tabel 4.6 FMEA Kertas Hasil Cetakan Kotor Potensial Failure Mode & Effect Analysis Produk : Buku Diklat Departemen Keuangan Tanggal Pembuatan : 3 Agustus 2008 Dipersiapkan Oleh : Bapak Abdi Wibawa S.Kom Potensial Failure Mode Potensial Failure Effect Potensial Causes S O D RPN Recommended Action Kertas Hasil Cetakan kotor Tulisan hasil cetakan terlalu tebal tidak merata Hasil cetakan belang Tidak Memahami prosedur kerja standar yang benar Ink Roll tidak bekerja sempurna Kertas cet ak lembab Dibutuhkan pelatihan yang lebih baik dan terpadu lagi terhadap operator didalam memahami prosedur standar dan meningkatan ketelitian ketika melakukan perawatan Ink Roll agar tingkat cacat dapat ditekan serendah mungkin. Diperlukan perhatian dari operator agar menjaga kertas tetap kering dan bebas dari lembab Kertas basah karena terlalu banyak tinta Blanket Roll terlalu kotor Perlu perawat an yang teliti sebelum melakukan proses pencet akan. Apabila Blanket sudah aus maka harus segera diganti Setelah didapatkan RPN (Risk Priority Number) maka akan didapatkan persentasenya sebagai berikut :

31 107 Tabel 4.26 Nilai Persentase RPN Kertas Hasil Cetakan Kotor RPN Persentase% Pareto Chart of Jenis Cacat Frekuensi (Eks) Jenis Cacat Tid ak memahami prosedur kerja standar Blanket Roll terlalu kotor Kertas cetak lembab Percent Frekuensi (Eks) Percent Cum % Gambar 4.8 Pareto Diagram Untuk Kertas Hasil Cetak Kotor Dari tabel FMEA dan Pareto Diagram diatas, (RPN) untuk bagian Kertas Hasil Cetakan Kotor bisa diketahui bahwa terdapat tiga buah nilai Risk Priority Number (RPN), yang pertama merupakan nilai dari Potential Failure Effect (PFE) bagian tulisan

32 108 hasil cetakan tidak merata dengan RPN sebesar 256 (51,6%), yang menyebabkan produk cacat disini adalah operator tidak memahami prosedur kerja standar yang benar ketika akan memulai proses pencetakan, sehingga hasil output cetakannya sebagian tidak seragam dan tidak sesuai dengan standar perusahaan, oleh karena itu dibutuhkan pelatihan yang lebih baik dan terpadu lagi terhadap operator didalam memahami prosedur standar dan meningkatan ketelitian ketika melakukan perawatan Ink Roll agar tingkat cacat dapat ditekan serendah mungkin. Sedangkan Potential Failure Effect (PFE) yang kedua adalah kertas cetak lembab yang memiliki nilai RPN sebesar 48 (9,7%), penyebabnya adalah kertas yang akan dipakai untuk mencetak tidak dipanaskan dengan waktu yang cukup, sehingga ketika kertas tersebut naik cetak, kondisinya masih cukup lembab, oleh karena itu ketika dicetak, kertas tersebut sedikit menempel pada Blanket Roll dan menghasilkan cetakan yang belang, berdasarkan oleh penilaian ini, maka rekomendasi yang diberikan kepada perusahaan adalah diperlukan perhatian dari operator agar menjaga dan memastikan kertas tetap kering dan bebas dari lembab sebelum naik cetak. Lalu Potential Failure Effect (PFE) yang ketiga adalah kertas basah karena terlalu banyak tinta dengan nilai RPN sebesar 192 (38,7%), penyebabnya adalah Blanket Roll yang digunakan untuk mencetak terlalu kotor, hal ini terjadi akibat ketika set up mesin sebelum mencetak, operator tidak memeriksa kondisi dan membersihkan Blanket Roll dengan teliti serta memeriksa kondisi mesin secara keseluruhan, oleh karena itu ketika dicetak, kertas tersebut terkena tinta yang berlebihan. Berdasarkan oleh analisa ini, maka rekomendasi yang diberikan kepada perusahaan adalah Perlu

33 109 perawatan yang teliti sebelum melakukan proses pencetakan. Apabila Blanket Roll sudah aus maka harus segera diganti Jahitan Lepas Tabel 4.7 FMEA Jahitan Lepas Potensial Failure Mode & Effect Analysis Produk : Buku Diklat Departemen Keuangan Tanggal Pembuatan : 3 Agustus 2008 Dipersiapkan Oleh : Bapak Abdi Wibawa S.Kom Potensial Failure Mode Potensial Failure Effect Potensial Causes S O D RPN Recommended Action Penjahitan Tidak Tembus Tidak Memahami prosedur kerja yang benar Stappler sudah aus Dibutuhkan pelatihan yang lebih baik dan terpadu lagi terhadap operator agar tingkat cacat dapat ditekan serendah mungkin. Selain itu regenerasi perangkat Stappler juga sebaiknya dilakukan. Jahitan Lepas Finnishing jahitan tidak dilakukan Operator tidak mengikuti prosedur standar Dibutuhkan pengawasan lebih dari operator agar jahitan yang belum sempurna bisa diperkuat. Jahitan tidak sempurna Stapples rapuh Operator harus melaksanakan prosedur standar penjahitan buku. sebaiknya mengganti dengan stapless baru. Setelah didapatkan RPN (Risk Priority Number) maka akan didapatkan persentasenya sebagai berikut :

34 110 Tabel 4.28 Persentase RPN Jahitan Lepas RPN Persentase% Frekuensi (Eks) Jenis Cacat Stappler sudah rusak Pareto Chart of Jenis Cacat tidak memenuhi standar kerja standar stapless rapuh Frekuensi (Eks) Percent Cum % Percent Gambar 4.9 Pareto Diagram Jahitan Lepas Dari tabel FMEA dan Pareto Diagram diatas, (RPN) untuk bagian Jahitan Lepas bisa diketahui bahwa terdapat tiga buah nilai Risk Priority Number (RPN),

35 111 yang pertama merupakan nilai dari Potential Failure Effect (PFE) bagian Penjahitan Tidak tembus dengan RPN sebesar 320 (65,6%), yang menyebabkan produk cacat disini adalah operator tidak memahami prosedur kerja standar yang benar ketika akan memulai proses penjahitan, sehingga hasil jahitannya sebagian tidak sempurna dan tidak sesuai dengan standar perusahaan, selain itu faktor alat penjahit (Stappler) yang mulai aus juga berperan didalam terjadinya penjahitan yang tidak tembus, oleh karena dibutuhkan pelatihan yang lebih baik dan terpadu lagi terhadap operator agar tingkat cacat dapat ditekan serendah mungkin. Selain itu regenerasi perangkat Stappler juga sebaiknya dilakukan. Sedangkan Potential Failure Effect (PFE) yang kedua adalah finishing jahitan tidak dilakukan yang memiliki nilai RPN sebesar 96 (19,7%), penyebabnya adalah operator tidak mengikuti prosedur standar, sehingga hasil jahitannya kurang kuat, berdasarkan oleh analisa ini, maka rekomendasi yang diberikan kepada perusahaan adalah dibutuhkan pengawasan lebih dari operator agar jahitan yang belum sempurna bisa diperkuat. Lalu Potential Failure Effect (PFE) yang ketiga adalah jahitan rapuh dengan nilai RPN sebesar 72 (14,8%), penyebabnya adalah stapples yang digunakan untuk melakukan penjahitan tidak seragam kekuatannya, sebagian ada yang rapuh, sehingga ketika dipakai untuk menjahit sebagian buku tidak terjahit dengan sempurna. Berdasarkan oleh analisa ini, maka rekomendasi yang diberikan kepada perusahaan adalah operator harus melaksanakan prosedur standar penjahitan buku dan sebaiknya mengganti stapples dengan yang kualitasnya lebih tinggi.

36 Finishing tidak Halus Tabel 4.8 FMEA Finishing Tidak Halus Potensial Failure Mode & Effect Analysis Produk : Buku Diklat Departemen Keuangan Tanggal Pembuatan : 3 Agustus 2008 Dipersiapkan Oleh : Bapak Abdi Wibawa S.Kom Potensial Failure Mode Potensial Failure Effect Potensial Causes S O D RPN Recommended Action Finnishing tidak Halus Hasil Potongan Miring Hasil potongan hancur Tidak Memahami prosedur kerja yang benar Penyusunan buku tidak sejajar arah mata pisau Mata pisau sudah aus Dibutuhkan pelatihan yang lebih baik dan terpadu lagi terhadap operator agar tingkat cacat dapat ditekan serendah mungkin. Dan pada proses set up mesin harus dilakukan dengan teliti agar akurasi pemotongan yan diinginkan tercapai. Mata pisau yang sudah aus harus diasah lagi jika masih bisa atau diganti jika sudah mencapai usia pakainya. Punggung buku menjadi miring setelah di potong Punggung buku masih masah karena terlalu banyak lem Ketika operator menerima buku yang siap untuk di potong, maka sebelum melaksanakan pemotongan maka diharuskan untuk melakukan pemeriksaan kondisi lem pada punggung buku supaya memastikan kalau lem pada punggung buku tersebut sudah kering semua.

37 113 Setelah didapatkan RPN (Risk Priority Number) maka akan didapatkan persentasenya sebagai berikut : Tabel 4.30 Persentase RPN Finishing Tidak Halus RPN Persentase% Pareto Chart of Jenis Cacat Frekuensi (Eks) Jenis Cacat Mata pisau sudah aus Tidak memahami prosedur kerja standar Punggung buku masih basah Frekuensi (Eks) Percent Cum % Percent Gambar 4.10 Pareto Diagram Finishing Tidak Halus

38 114 Dari tabel FMEA dan Pareto Diagram diatas, (RPN) untuk bagian Jahitan Lepas bisa diketahui bahwa terdapat tiga buah nilai Risk Priority Number (RPN), yang pertama merupakan nilai dari Potential Failure Effect (PFE) bagian hasil potongan miring dengan RPN sebesar 108 (24,3%), yang menyebabkan produk cacat disini adalah operator tidak memahami prosedur kerja standar yang benar ketika akan memulai proses pemotongan sisi buku, sehingga hasil potongannya sebagian tidak sempurna dan tidak sesuai dengan standar perusahaan, oleh karena itu dibutuhkan pelatihan yang lebih baik dan terpadu lagi terhadap operator agar tingkat cacat dapat ditekan serendah mungkin. Dan pada proses set up mesin harus dilakukan dengan teliti agar akurasi pemotongan yan diinginkan perusahaan tercapai. Sedangkan Potential Failure Effect (PFE) yang kedua adalah hasil potongan hancur yang memiliki nilai RPN sebesar 240 (54,1%), penyebabnya adalah mata pisau mesin pemotong yang sudah aus dan tingkat ketajamannya sudah tidak seperti baru lagi, sehingga ketika melakukan proses pemotongan buku mata pisau tidak dengan sempurna menghasilkan potongan yang distandarkan perusahaan. berdasarkan oleh analisa ini, maka rekomendasi yang diberikan kepada perusahaan adalah sebaiknya mata pisau yang sudah aus harus diasah lagi jika masih bisa atau diganti jika sudah mencapai usia pakainya. Lalu Potential Failure Effect (PFE) yang ketiga adalah punggung buku menjadi miring setelah di potong dengan nilai RPN sebesar 96 (21,6%), penyebabnya adalah buku yang siap untuk dipotong terdapat sebagian yang memiliki kadar lapisan lem yang berlebih di bagian punggung bukunya, sehingga membutuhkan waktu jauh

39 115 lebih lama dibandingkan dengan buku yang memiliki lapisan lem yang sesuai dengan kriteria perusahaan, oleh karena itu ketika buku tersebut disusun dan kemudian dijepit oleh mesin potong maka akan meninggalkan jejak jepitan mesin potong yang cukup dalam. Berdasarkan oleh analisa ini, maka rekomendasi yang diberikan kepada perusahaan adalah sebaiknya ketika operator menerima buku yang siap untuk di potong, maka sebelum melaksanakan pemotongan maka diharuskan untuk melakukan pemeriksaan kondisi lem pada punggung buku supaya memastikan kalau lem pada punggung buku tersebut sudah kering semua.

40 Analytical Hierarchy Process (AHP) Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menentukan prioritas perbaikan dari faktor-faktor penyebab yang menyebabkan cacat yang sudah ditentukan dengan Fishbone Diagram. Berikut ini adalah perhitungan AHP berdasarkan faktor-faktor penyebab terjadinya cacat Buku Diklat Departemen keuangan Cacat Punggung Buku Retak Tabel 4.9 Matriks Kriteria Operator 1 Penyebab Prosedur Mesin Manusia Bahan Baku Prosedur Mesin Manusia Bahan baku

41 117 Tabel 4.10 Matriks Normalisasi Kriteria Operator 1 Penyebab Prosedur Mesin Manusia Bahan Baku Total Row Average Prosedur M esin M anusia Bahan baku Weight Sum Vector : X Maka hasilnya :

42 118 Consistency Vector : : Maka hasilnya : , , , ,134 Consistency Index = λ = = 4,228 4 λ n 4,228 4 Consistency Index = = = 0, 076 n CI 0,057 Consistency Ratio : CR = = = 0,08 RI 0,90

43 119 Jika dilihat dari perhitungan akhir dimana Consistency Ratio nya didapat nilai 0,08 yang berarti lebih kecil dari 0,1,maka penilaian kriteria pada produk dengan cacat punggung buku retak oleh operator 1 sudah konsisten. Tabel 4.11 Matriks Kriteria Operator 2 Prosedur Mesin Manusia Bahan Baku Prosedur Mesin Manusia Bahan baku Tabel 4.12 Matriks Normalisasi Operator 2 Prosedur Mesin Manusia Bahan Baku Total Row Average Prosedur Mesin Manusia Bahan baku

44 120 weight Sum Vector : X Maka hasilnya adalah : Consistency Vector : :

45 121 Maka hasilnya adalah : ,931+ 4,523+ 4,341+ 4, 203 Consistency Index = λ = = 4, λ n 4, Cons istency Index = = = 0,083 n CI 0,057 Consistency Ratio : CR = = = 0,09 RI 0,90 Jika dilihat dari perhitungan akhir dimana Consistency Ratio nya didapat nilai 0,09 yang berarti lebih kecil dari 0,1 maka penilaian kriteria pada produk dengan cacat punggung buku retak oleh operator 2 sudah konsisten.

46 122 Tabel 4.13 Matriks Kriteria Bagian QC Penyebab Prosedur Mesin Manusia Bahan Baku Prosedur Mesin Manusia Bahan baku Tabel 4.14 Matriks Normalisasi Kriteria Bagian QC Penyebab Prosedur Mesin Manusia Bahan Baku Total Row Average Prosedur Mesin Manusia Bahan baku Weight Sum Vector : X

47 123 Maka hasilnya adalah : Consistency Vector : : Maka hasilnya adalah : , , , ,305 Consistency Index = λ = = 4, 266 4

48 124 λ n 4,266 4 Consistency Index = = = 0,088 n CI 0,066 Consistency Ratio = CR = = 0,09 RI 0,90 = Jika dilihat dari perhitungan akhir dimana Consistency Ratio nya didapat nilai 0,07 yang berarti lebih kecil dari 0,1 maka penilaian criteria pada produk dengan cacat punggung buku retak oleh bagian QC sudah konsisten Cacat Kertas Hasil Cetakan Kotor Tabel 4.15 Matriks Kriteria operator 1 Prosedur Mesin Manusia Bahan Baku Prosedur Mesin Manusia Bahan baku

49 125 Tabel 4.16 Matriks Normalisasi Operator 1 Prosedur Mesin Manusia Bahan Baku Total Row Average Prosedur Mesin Manusia Bahan baku Weight Sum Vector : X Maka hasilnya adalah :

50 126 Consistency Vector : : Maka hasilnya adalah : ,948+ 4, , ,902 Consistency Index = λ = = 4,197 4 λ n 4,197 4 Consistency Index = = = 0, 065 n CI 0,065 Consistency Ratio = CR = = 0, 07 RI 0,90 =

51 127 Jika dilihat dari perhitungan akhir dimana Consistency Ratio nya didapat nilai 0,07 yang berarti lebih kecil dari 0,1 maka penilaian criteria pada produk dengan Cacat Kertas Hasil Cetakan Kotor oleh Operator 1 sudah konsisten. Tabel 4.17 Matriks Kriteria Operator 2 Prosedur Mesin Manusia Bahan Baku Prosedur Mesin Manusia Bahan baku Tabel 4.18 Matriks Normalisasi Operator 2 Prosedur Mesin Manusia Bahan Baku Total Row Average Prosedur Mesin Manusia Bahan baku

52 128 Weight Sum Vector : X Maka hasilnya adalah : Consistency Vector : :

53 129 Maka hasilnya adalah : , ,381+ 4, ,148 Consistency Index = λ = = 4, λ n 4,197 4 Consistency Index = = = 0, 078 n CI 0,065 Consistency Ratio : CR = = = 0,08 RI 0,90 Jika dilihat dari perhitungan akhir dimana Consistency Ratio nya didapat nilai 0,08 yang berarti lebih kecil dari 0,1 maka penilaian criteria pada produk dengan Cacat Kertas Hasil Cetakan Kotor oleh Operator 2 sudah konsisten.

54 130 Tabel 4.19 Matriks Kriteria Bagian QC Prosedur Mesin Manusia Bahan Baku Prosedur Mesin Manusia Bahan baku Tabel 4.20 Matriks Normalisasi Kriteria Bagian QC Prosedur Mesin Manusia Bahan Baku Total Row Average Prosedur Mesin Manusia Bahan baku Weight Sum Vector : X

55 131 Maka hasilnya adalah : Consistency Vector : : Maka Hasilnya adalah : , ,331+ 4, ,217 Consistency Index = λ = = 4, 228 4

56 132 λ n 4,228 4 Consistency Index = = = 0, 076 n CI 0,076 Consistency Ratio : CR = = = 0,08 RI 0,90 Jika dilihat dari perhitungan akhir dimana Consistency Ratio nya didapat nilai 0,08 yang berarti lebih kecil dari 0,1 maka penilaian kriteria pada produk dengan Cacat Kertas Hasil Cetakan Kotor oleh bagian QC sudah konsisten Perbandingan Antar Kriteria Tabel 4.21 Matriks Perbandingan Antar Kriteria Kriteria Bagian QC Operator 1 Operator 2 Bagian QC Operator Operator Total

57 133 Tabel 4.22 Matriks Normalisasi Perbandingan Antar Kriteria Kriteria Bagian QC Operator 1 Opertor 2 Total Row Average Bagian QC Operator Operator Total Weight Sum Vector : X Maka hasilnya adalah :

58 134 Consistency Vector : : Maka hasilnya adalah : , , , 037 Consistency Index = λ = = 3,085 3 λ n 3, Consistency Index = = = 0,042 n CI 0,010 Consistency Ratio = CR = = 0,04 RI 0,90 = Jika dilihat dari perhitungan akhir dimana Consistency Ratio nya didapat nilai 0,04 yang berarti lebih kecil dari 0,1 maka penilaian perbandingan antar kriteria oleh operator 1, operator 2 dan bagian QC sudah konsisten.

59 Peringkat Penyebab Jenis Cacat Punggung Buku Retak Tabel 4.23 Matriks Kriteria Aktor Cacat Punggung Buku Retak Penyebab Bagian QC Operator 1 Operator 2 Prosedur Mesin Manusia Bahan baku X Maka hasilnya adalah :

60 136 Tabel 4.24 Klasemen Akhir Penyebab Cacat Punggung buku Retak Penyebab Bagian QC Operator 1 Operator 2 Nilai Peringkat Prosedur Mesin Manusia Bahan baku Peringkat Penyebab Cacat Kertas Hasil Cetakan kotor Tabel 4.25 Matriks Kriteria Aktor Cacat Kertas Hasil Cetakan Kotor Penyebab Bagian QC Operator 1 Operator 2 Prosedur Mesin Manusia Bahan baku X

61 137 Maka hasilnya adalah : Tabel 4.26 Klasemen Akhir Penyebab Cacat Kertas Hasil Cetakan Kotor Penyebab Bagian QC Operator 1 Operator 2 Nilai Peringkat Prosedur Mesin Manusia Bahan baku Dari tabel klasemen akhir penentuan peringkat untuk dua jenis cacat terbesar yaitu jenis cacat punggung buku retak dan cacat kertas hasil cetakan kotor bisa di lihat bahwa penyebab terjadinya cacat produk karena faktor manusia menempati peringkat pertama yaitu dengan nilai untuk cacat punggung buku retak sebesar 0,55 dan untuk cacat kertas hasil cetakan kotor memiliki nilai 0,46. Dari data tersebut sudah cukup menunjukan bahwa faktor manusia ini harus segera mendapatkan prioritas paling awal didalam mendapatkan perbaikan dari perusahaan.

62 138 Sedangkan faktor yang menempati peringkat ke dua adalah mesin, baik di klasemen peringkat cacat punggung buku retak yang memiliki nilai sebesar 0,35 dan di klasemen peringkat kertas hasil cetakan kotor dengan nilai 0,26. Dengan demikian prioritas perbaikan yang ke dua akan difokuskan terhadap faktor mesin. Dua peringkat terakhir akan ikut diperbaiki jika faktor manusia dan prosedurnya sudah diperbaiki, karena faktor prosedur dan bahan baku sangat erat hubungannya dengan faktor manusia dan mesin. Dengan kata lain jika faktor manusia dan mesin sudah diperbaiki dan berjalan dengan baik maka faktor prosedur dan bahan baku pun akan ikut menjadi baik.

63 Analysis Document Perancangan Sistem Informasi Pengendalian Kualitas pada CV. Panca Karya Utama The Task Purpose Pada CV. Panca Karya Utama yang memiliki sistem produksi yang menggunakan mesin dan memiliki output yang jumlahnya besar, harus memiliki sistem pengendalian kualitas sudah baik, karena sistem ini pastinya dibutuhkan untuk mengontrol dan mengendalikan kualitas dari produk buku yang dihasilkan oleh sistem produksinya. Tentunya sistem pengendalian kualitas di sini bertujuan untuk menghasilkan informasi yang baik dan efektif sehingga Direktur Utama CV. Panca Karya Utama dapat membuat keputusan yang tepat dan akurat sehingga produk yang dihasilkan semakin tinggi kualitasnya serta diharapkan dapat meningkatkan profit perusahaan. Tentu saja sistem ini harus didukung dengan analisa yang mendalam, sehingga digunakanlah tool Quality Control (metode pengendalian kualitas) dan FMEA (Failure Mode and Effect Analysis), yaitu analisa kegagalan dan efek dari sistem produksi yang berjalan sekarang System Definition

64 140 Sistem yang baik adalah sistem yang mampu meningkatkan performansi dari perusahaan itu sendiri, oleh karena pengitu di dalam perancangan sistem informasi pada CV. Panca Karya Utama ini haruslah dapat mendukung dan meningkatkan performa dari bagian pengendalian kualitas, mulai dari pendokumentasian data, pengolahan data dan penyajian informasi yang diharapkan bisa meningkatkan profit perusahaan, karena informasi tadi bisa berguna bagi Direktur CV. Panca Karya Utama didalam menganalisa dan mengambil keputusan dari setiap permasalah yang timbul di bagian pengendalian kualitas sehingga produk cacat dapat ditekan sekecil mungkin. Berdasarkan kriteria FACTOR (functionality, Application Domain, Condition, technology, Object, Responsibilty) maka didapatlah sistem yang sudah didefinisikan sebagai berikut. Tabel 4.27 FACTOR Criteria Functionality Application Domain Condition Technology Object Responsibility Untuk melakukan pengendalian kualitas produksi pada CV. Panca Karya Utama harus dapat mendukung tools of Quality Control dan FMEA serta bisa membantu menghasilkan data produksi baik per hari atau pun per bulan dan mengolahnya menjadi informasi yang bermanfaat. Penggunaannya hanya oleh bagian pengendalian kualitas Pelatihan akan diberikan kepada bagian pengendalian kualitas sebelum diterapkan dan digunakan. Dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman Java dengan tool NetBeans IDE 6.5 dan database MySQL Front dan pembuatan laporan memakai i-report Produk, produk cacat, jenis cacat, produksi, mesin, penyebab Diharapkan setelah penerapan sistem pengendalian kualitas yang

65 141 baru dapat membantu direktur utama didalam menganalisa dan membuat keputusan terkait dengan pengendalian kualitas pada CV. Panca Karya Utama Context Semua proses dimulai dari ketika operator memberikan laporan formulir berbentuk kertas yang berisi tentang data jumlah produksi total dan jumlah produk yang cacat ke bagian pengendalian Kualitas, setelah itu bagian pengendalian kualitas akan memberikan laporan tersebut kebagian produksi untuk kemudian diteruskan ke manajer perusahaan, dari manajer perusahaan, berdasarkan laporan dari bagian produksi maka manajer akan memberikan informasi ke direktur utama, lalu berdasarkan laporan dari manajer tadi direktur utama harus membuat keputusan untuk melakukan perbaikan di bagian produksi, oleh karena itu direktur utama akan memberikan arahan perbaikan kepada manajer lalu diteruskan ke bagian produksi dan laporan tersebut akan diterima oleh bagian pengendalian kualitas, lalu bagian pengendalian kualitas akan memberikan masukan untuk dilakukan perbaikan lagi ke operator.

66 Gambar 4.11 Rich Picture Usulan Untuk CV. Panca Karya Utama 142

67 Problem Domain Cluster Cluster disini artinya adalah pengelompokan, yang dikelompokan disini adalah class-class yang sudah ditentukan sebelumnya yaitu Produk, cacat, produksi, mesin dan FMEA Gambar 4.12 Clusters Structure Structure disini memberikan gambaran untuk melihat hubunganhubungan antara Class dan Object. Setiap cluster terdiri dari class-class yang spesifik, seperti cluster produk terdiri dari class produk, cluster cacat terdiri dari class cacat. Contohnya adalah sebagai berikut.

68 Gambar 4.13 Cluster Classes 144

69 145 Gambar 4.14 Structure Cluster Semua class-class yang ada di dalam bagian produksi dan pengendalian kualitas pada CV. Panca Karya Utama akan diperlihatkan pada gambar berikutnya. Objek-objek yang berada di sistem informasi pada CV. Panca Karya Utama lebih dari satu, sehingga perlu digambarkan setiap class nya dengan membuat Class Diagram sebanyak dua buah, yaitu Class Diagram Awal dan Class Diagram yang dibuat berdasarkan Explore Pattern. Dari hasil Class Diagram ini didapatkan dua macam hubungan antar class, yaitu hubungan Agregasi yang terdapat pada Class Produk cacat dengan class Rincian produk cacat, dan class produksi cacat dengan class produksi. Lalu hubungan yang satu lagi adalah

70 146 hubungan asosiasi dimana terdapat di class mesin dengan class produk, class produk dengan class produksi, class jenis cacat dengan class penyebab dan class penyebab dengan class FMEA. Gambar 4.15 Class Diagram Awal

71 Gambar 4.16 Class Diagram berdasarkan Explore Pattern 147

72 Classes Produk Class Produk yang dimiliki adaoleh CV. Panca Karya Utama, memiliki atribut sebagai berikut : Gambar 4.17 Class Produk Berisi atribut Nama_Produk, Kd_Produk dan Detail dari produk. Sedangkan operasi yang dimiliki oleh class produk adalah sebagai berikut Tabel 4.28 Operasi dan Atribut Produk Memproduksi Melaporkan Operasi Atribut Nama_Produk, Kd_Produk, Detail Nama_Produk, Kd_Produk

73 149 Gambar 4.18 Statechart Class Produk Produksi Class Produksi pada CV. Panca Karya Utama, memiliki atribut sebagai berikut : Gambar 4.19 Class Produksi Berisi atribut Kd_Produk, Nama_Produk, Kd_Produksi, Jumlah_Produksi,, Tanggal_Produksi. Sedangkan operasi yang dimiliki oleh class Produksi adalah sebagai berikut :

74 150 Tabel 4.29 Operasi dan Atribut Produksi Memproduksi Dilaporkan Operasi Atribut Kd_Produk, Nama_Produk, Tanggal_Produksi, Kd_Mesin Kd_Produk, Nama_Produk, Tanggal_Produksi, Kd_Mesin, Jumlah Gambar 4.20 Statechart Class Produksi Mesin Class Mesin pada CV. Panca Karya Utama, memiliki atribut sebagai berikut : Gambar 4.21 Class Diagram

75 151 Berisi atribut Kd_Mesin, Nama_Mesin, Detail Sedangkan operasi yang dimiliki oleh class Mesin adalah sebagai berikut Tabel 4.30 Operasi dan Atribut Mesin Operasi Atribut Membeli Mempergunakan memperbaiki Melaporkan Detail Nama_Mesin, Detail Nama_Mesin Nama_Mesin, Detail Nama_Mesin Nama_Mesin, Detail Gambar 4.22 Statechart Class Mesin

76 152 Produk Cacat Class Produk Cacat pada CV. Panca Karya Utama memiliki atribut sebagai berikut : Gambar 4.23 Class Produk Cacat Sedangkan operasi yang dimiliki oleh class Mesin adalah sebagai berikut Tabel 4.31 Operasi dan Atribut Produk Cacat Operasi Atribut Melaporkan Nama_Produk, Kd_Produk, Nama_Cacat, Jumlah_Cacat, Status, Detail Gambar 4.24 Statechart Class Produk Cacat

77 153 Penyebab Class Penyebab pada CV. Panca Karya Utama memiliki atribut sebagai berikut : Penyebab -Kd_Penyebab -Nama_Penyebab -Jenis_Cacat -Kd_Produksi +Mengidentifikasi() +Memperbaiki() Gambar 4.25 Class Penyebab Pada class ini berisi atribut Kd_Penyebab, Nama_Penyebab, Jenis_Cacat dan Kd_Produksi. Sedangkan pada class ini memiliki operasi sebagai berikut: Tabel 4.32 Operasi dan Atribut Penyebab Operasi Atribut Mengidentifikasi Kd_Penyebab, Nama_Penyebab dan Jenis_Cacat Memperbaiki Kd_Penyebab, Nama_Penyebab

78 154 Gambar 4.26 Statechart Class Penyebab FMEA Class FMEA yang dimiliki oleh CV. Panca Karya Utama memiliki atribut sebagai berikut : Gambar 4.27 Class FMEA Pada class ini atributnya berisi Kd_FMEA, Kd_Cacat, Kd_Penyebab, Potential_Failure_Mode, Potential_Failure Effect, Potential_Cause, Rekomendasi_Perbaikan. Sedangkan pada Class FMEA memiliki operasi sebagai berikut :

79 155 Tabel 4.33 Operasi dan Atribut FMEA Operasi Mengindentifikasi Atribut Kd_FMEA, Kd Cacat, Kd_Penyebab Gambar 4.28 Statechart Class FMEA Events Di setiap class terdapat event-event yang terletak hanya di satu class sendir atau bahkan terdapat didalam class yang berjumlah lebih dari satu, semua itu akan di ringkas di dalam sebuah table yang bernama Event Table. Table ini memiliki tanda khusus untuk membedakan dimana event yang dilakukan melalui seleksi (+) dan event mana yang dilakukan secara berulang-ulang (*)

80 156 Tabel 4.34 Event Table Event Class Memperbaiki * * * Mengidentifikasi * * Melaporkan * * * * * Detail + Mempergunakan + Membeli + Memproduksi * * Produk Produksi Produk Cacat Mesin Penyebab FMEA

81 Application Domain Usage Bagian Pengendalian Kualitas (QC) dan bagian Produksi merupakan dua orang aktor yang berperan pada bagian pengendalian kualitas pada CV. Panca Karya utama. Dan peranan aktor ini dirangkum didalam sebuah tabel sebagai berikut : Tabel 4.35 Actor table Actors Use Case Mencatat Mesin Mencatat Produk Mencatat Penyebab Cacat Mencatat Data FMEA Mencatat Produk Cacat Mengatur Produksi Membuat Laporan Produksi Membuat Laporan produk cacat Membuat Laporan FMEA Bagian Produksi Bagian QC

82 158 Aktor-aktor yang terdapat di dalam sistem informasi pengendalian kualitas pada CV. Panca Karya Utama akan dibuatkan Actor Spesification sebagai berikut : Aktor : 4 Bagian Pengendalian Kualitas (QC) Purpose : Bagian ini bertugas untuk memantau dan mengawasi sistem produksi dan mengendalikan kualitas dari produk yang di hasilkan secara berkelanjutan. Characteristic : Untuk dapat memantau dan mengawasi serta mengendalikan kualitas produk yang dihasilkan, maka bagian Pengendalian Kualitas ini harus menguasai sistem produksi dan mengetahui setiap proses produksi mulai dari bahan baku hingga menjadi produk jadi, serta berkewajiban memberikan laporan terhadap bagian produksi berupa laporan total produksi dan laporan produk cacat yang dihasilkan selama proses produksi berlangsung. 5 Bagian Produksi Bagian Produksi berkewajiban untuk membuat laporan seluruh kegiatan produksi baik itu harian maupun bulanan, dan melaporkannya kepada Manajer perusahaan. Selain itu bagian produksi juga bertanggung jawab terhadap sistem produksi secara keseluruhan. Dan setelah mendapat pengarahan dan usulan

83 159 perbaikan dari Direktur utama yang menyampaikan hal ini melalui Manajer perusahaan, maka bagian produksi harus memberikan usulan perbaikan tersebut ke bagian Pengendalian kualitas untuk kemudian diterapkan ke dalam sistem produksi.

84 Gambar 4.29 Use Case Diagram 160

85 161 Tabel 4.36 Use Case Spesification Mencatat Mesin Use Case Objects Functions Use case bagian ini dimulai ketika user akan melihat pendataan mesin, sehingga user harus membuka form data mesin, setelah itu Kd_Mesin akan di input oleh user, lalu user klik tombol Check, lalu sistem akan menampilkan data mesin yang sudah tersimpan di database sebelumnya, jika ingin mengubah data, maka user akan menginput perubahan di tiga field area tadi lalu menekan tombol update. Lalu jika User akan menyimpan data baru maka User akan menginput kode mesin, nama mesin dan detailnya, lalu tombol Save untuk menjalankan proses penyimpanan data. Mesin Get data Mesin, addnew_mesin Tabel 4.37 Use Case Spesification Mencatat Produk Use Case Objects Functions Use case pada bagian ini dimulai ketika user akan melihat pencatatan produk yang sudah selesai, permulaannya adalah user harus membuka form pencatatan Produk,lalu setelah dibuka, maka user akan melakukan input Kode_Produk lalu User menekan button check, sedangkan jika ingin menambah data, maka User akan memilih button Update setelah melakukan input perubahan data produk. dan untuk menambah data produk baru maka user akan menginput data lalu jika sudah pilih button Save yang digunakan untuk menyimpan data baru. Produk Get Data Produk, addnew_produk

86 162 Tabel 4.38 Use Case Spesification Mencatat Penyebab Cacat Use Case Objects Functions Use case pada bagian ini dimulai ketika user akan menyimpan data produk yang sudah selesai, namun memiliki cacat yang tidak seusai dengan standar. permulaannya adalah user harus membuka form pencatatan penyebab Produk cacat, lalu setelah dibuka, maka user akan melakukan input Kd_Penyebab, Jenis_Cacat, Penyebab, dan Kd_Produksi, lalu User akan menyimpan data tersebut dan menekan tombol simpan untuk menjalankan proses penyimpanan data. Untuk menghapus data maka user akan menginput Kode_Penyebab, lalu tekan tombol Check lalu tekan tombol Delete untuk melakukan proses penghapusan data penyebab. Jenis_cacat, Penyebab Get Data Penyebab, get_nama_cacat, get_kd_produksi dan addnew_penyebab Tabel 4.39 Use Case Spesification Mencatat Data FMEA Use Case Objects Functions Use case pada bagian ini dimulai ketika user akan melakukan pencatatan data FMEA. User harus membuka form pencatatan Data FMEA, lalu setelah dibuka maka user akan melakukan input Kd_FMEA, Kd_Cacat, Kd_Penyebab, setelah selesai menginput kode, dan data Potential_Failure_Mode, Potential_Failure_Effect, Potential_Cause, perhitungan RPN (Risk Priority number) dengan memasukan nilai S (Severity), O (Occurance) dan D (Detectability) lalu di kalikan, setelah itu memberikan Rekomendasi_Perbaikan. Lalu User akan menyimpan data tersebut dan menekan tombol Save untuk menjalankan proses penyimpanan data FMEA. Selain itu untuk menghapus data FMEA maka user akan melakukan input Kode_FMEA lalu tekan tombol Check, lalu tekan tombol Delete untuk menghapusnya dari database FMEA. Lalu jika ingin mencetak laporan FMEA, maka user harus mengisi kode FMEA, lalu tekan tombol Check, lalu jika sudah tertampil maka user selanjutnya menekan tombol cetak yang kemudian akan menampilkan preview laporan FMEA lalu menekan gambar printer untuk mencetak. Jenis_cacat, Penyebab, FMEA Get Data FMEA, Addnew_FMEA, get_kd_penyebab, addnew_penyebab

87 163 Tabel 4.40 Use Case Spesification Mencatat Produk Cacat Use Case Objects Functions Use case pada bagian ini dimulai ketika user akan melakukan pencatatan jenis cacat yang dialami pada produk yang sudah selesai. Permulaannya adalah user harus membuka form pencatatan Jenis Cacat, lalu setelah dibuka, maka user akan melakukan input Kd_Cacat, Nama_Cacat, kd _produksi, Jumlah_Produk_cacat, dan tanggal produksi, lalu User akan menyimpan data tersebut dan menekan tombol simpan untuk menjalankan proses penyimpanan data jenis Cacat yang baru. Jenis Cacat Get Data Jenis Cacat, Addnew_Cacat Tabel 4.41 Use Case Spesification Mengatur produksi Use Case Objects Functions Use case pada bagian ini dimulai ketika user akan melakukan pengaturan produksi. permulaannya adalah user harus membuka form Pengaturan Produksi, lalu setelah dibuka, maka user akan melakukan pemilihan Kd_Produk, Nama_Produk, kd_produksi, Tanggal_Produksi, Kd_Mesin, Jumlah_Produksi. Lalu User menyimpan data tersebut dan menekan tombol simpan untuk menjalankan proses penyimpanan data. Produksi, produk, mesin Get_Kd_Produk, Get_Nama_Produk, Get_Tanggal_Produk, Get_Kd_Mesin, Addnew_Total_Produksi

88 164 Tabel 4.42 Use Case Spesification Membuat Laporan Produksi Use Case Objects Functions Use case pada bagian ini dimulai ketika user akan melakukan pembuatan laporan produksi, permulaannya adalah user harus membuka form laporan produksi, maka user akan melakukan menginput Kode_Produksi yang akan dicetak, lalu tekan tombol Check, setelah itu jika ingin mencetak maka user menekan tombol Cetak. Produksi total Get_Kd_Produk, Get_Nama_Produk, Get_Tanggal_Produk, Get_Kd_Mesin, get_jumlah_produksi, hitung total produksi, cetak Tabel 4.43 Use Case Spesification Membuat Laporan Jumlah Produk Cacat Use Case Objects Functions Use case pada bagian ini dimulai ketika user akan melakukan pembuatan laporan jumlah produk cacat. permulaannya adalah user harus membuka form Laporan Jumlah produk cacat, lalu setelah dibuka, maka user akan melakukan input Kode_Produk_Cacat, lalu menekan tombol Check, setelah itu jika ingin mencetak user menekan tombol cetak. produk_cacat, Penyebab Get Data Penyebab, get_nama_cacat, get_jumlah_cacat, hitung total, cetak

89 Functions Fungsi-fungsi pada sistem informasi CV. Panca karya Utama akan di tampilkan didalam tabel Function List Tabel 4.44 Function List Functions Complexity Type Mencatat Mesin Mencatat data mesin Mengubah data mesin Menghapus data mesin Mencatat Produk Mencatat data Produk Mengubah data Produk Menghapus data Produk Mencatat Penyebab Cacat Mencatat data Penyebab Cacat Mengubah data Penyebab Cacat Menghapus data Penyebab Cacat Mencatat Data FMEA Mencatat data FMEA Mengubah data FMEA Menghapus data FMEA Menghitung RPN Mencetak Laporan FMEA Simple Simple Simple Simple Simple Simple Simple Simple Simple Simple Simple Simple Medium Simple Simple Simple Medium Simple Read, Update Read Update Update Read, Update Read Update Update Read, Update Read Update Update Read, Update, Compute Read Update Read Compute Update

90 166 Mengatur produksi Mencatat data Produksi Mengubah data Produksi Menghapus data Produksi Mencatat Produk Cacat Mencatat data Produksi Mengubah data Produksi Menghapus data Produksi Laporan Produksi Melaporkan jumlah produksi dan detailnya Mencetak Laporan Produksi Laporan Jumlah Produk Cacat Melaporkan jumlah produksi dan detailnya Mencetak Laporan Produksi Simple Simple Simple Simple Medium Simple Simple Simple Simple Simple Simple Simple Simple Simple Read,Compute, Update Read Update Update Read,Compute, Update Read Update Update Read,Compute Read Update Read,Compute Read Update User Interface Dialogue Style Pada perancangan sistem informasi pengendalian kualitas pada CV. Panca karya Utama, pengambilan keputusan bisa di ambil langsung karena sudah

91 167 adanya form laporan produksi secara menyeluruh mulai dari total produksi, total produk cacat beserta rinciannya. Tabel 4.45 Dialogue Style Window Program Print Out Login Main Menu User Log On 6 Add User Master 7 Mesin 8 Produk 9 Produk cacat 10 Penyebab Pengendalian Kualitas Produk Cacat FM EA Laporan Laporan Produksi Laporan Produk Cacat Laporan Produksi Laporan Produk Cacat Overview Dibawah ini merupakan diagram navigasi dari sistem informasi pengendalian kualitas pada CV. Panca Karya Utama.

92 Gambar 4.30 Navigation Diagram 168

93 Examples Sistem informasi pengendalian kualitas pada CV. Panca karya Utama akan di tampilkan dengan bentuk User Interface dibawah ini : Log In Gambar 4.31 Window Login Sebelum memasuki window Home, maka user di haruskan untuk melewati security check dengan mengisi nama karyawan yang berwenang, lalu memasukan password pribadinya, setelah itu user harus memilih statusnya sebelum mengklik button Log In, statusnya disini ada dua, yaitu status sebagai bagian produksi dan bagian QC.

94 170 Home Gambar 4.32 Menu Home Ini merupakan halaman Home dari aplikasi sistem informasi pengendalian kualitas yang terdiri dari tiga menu utama, yaitu menu Master, Quality Control dan Log Out.

95 171 Menu Master Gambar 4.33 Menu Master Terdiri dari lima submenu file, yaitu Produksi, Mesin, Produk, Cetak Laporan Produksi dan Cetak Laporan Cacat.

96 172 Menu Quality Control Gambar 4.34 Menu Home Quality Control

97 173 Menu Mesin Gambar 4.35 Menu Master Mesin

98 174 Menu Produk Gambar 4.36 Menu Produk

99 175 Menu Produksi Gambar 4.37 Menu Produksi

100 176 Menu Produk Cacat Gambar 4.38 Menu Produk Cacat

101 177 Menu Penyebab Gambar 4.39 Menu Penyebab

102 178 Menu FMEA Gambar 4.40 Menu FMEA

103 Gambar 4.41 Preview Cetak laporan FMEA 179

104 180 Menu Laporan Produksi Gambar 4.42 Menu Cetak Laporan Produksi

105 Gambar 4.43 Preview Laporan Produksi 181

106 182 Menu Laporan Produk Cacat Gambar 4.44 Menu Cetak Laporan Produk Cacat

107 Gambar 4.45 Preview Laporan Produk Cacat 183

108 Sequence Diagram Gambar 4.46 Sequence Diagram Mencatat Mesin

109 185 Bag. QC <<Create>> Menu_Produk I nput_kd_produk OnClick_Check <<Create>> Data_Produk get_data_produk return Produk get_data_produk return Opt [Input] Input_Kd_Produk Input_Nama_Produk Input_Det ail OnClick_Save addnew_produk () OnClick_Close X X Gambar 4.47 Sequence Diagram Mencatat Produk

110 Gambar 4.48 Sequence Diagram Mencatat Produksi 186

111 Gambar 4.49 Sequence Diagram Mencatat Produk Cacat 187

112 188 Bag. QC <<Create>> Menu Penyebab Penyebab Input_Kd_Penyebab OnClick_Check Data Penyebab get_data_penyebab return get_data_penyebab return Opt [Input] Input _Kd_Penyebab Input_Nama_Penyebab Input_Jenis_Penyebab Input_Kd_Produksi OnClick_Save Addnew_Penyebab OnClick_Close X X Gambar 4.50 Sequence Diagram Mencatat Penyebab

113 189 Bag. QC << Create >> Menu FMEA Input_Kd_Penyebab << Create >> Data Penyebab Penyebab get_data_penyebab () return Input_Kd_FMEA << Create>> Data FMEA FMEA Pilih_Kd_Penyebab Input_PFE Input_PFM Input_PC Input_S get_data_fmea () return Input_O Input_D OnClick_Hit_RPN OnClick_Add Hit_RPN () Addnew_FMEA () Opt [Search] Input_Kd_FMEA OnClick_Check get_data_fmea () return OnClick_Close X X X Gambar 4.51 Sequence Diagram FMEA

114 190 Bag. Produksi << Create >> Menu Laporan Produksi Input_Kd_Produk Input_kd_Produksi OnClick_Check << Create >> Data Produks i Produks i get_data_produksi () return get_data_produksi () return << Cr ea te >> Check Laporan Produksi OnClick_Cetak_Laporan_Pr oduksi Cetak_Laporan _Produks i ( ) Close_Laporan_Produksi () OnClick_Close X X X Gambar 4.52 Sequence Diagram Laporan Produksi

115 Gambar 4.53 Sequence Diagram Laporan Produk Cacat 191

116 Technical Platform Sistem informasi pengendalian kualitas pada CV. Panca Karya Utama ini akan dibangun dengan bahasa pemrograman Java dengan menggunakan NetBeans IDE 6.5, lalu dipadukan dengan aplikasi database MySQL Front. Lalu untuk pembuatan laporan produksi, laporan produk cacat dan laporan FMEA aplikasi yang akan dipakai adalah i-report Nantinya sistem informasi ini akan diterapkan di PC bagian Pengendalian kualitas dan bagian Produksi CV. Panca Karya Utama serta dapat terhubung ke bagian lain dengan LAN Network di divisi percetakan CV. Panca Karya Utama Recommendation The System s Usefulness and Feasibilty Sistem informasi pengendalian kualitas pada CV.Panca Karya Utama ini dirancang untuk memudahkan bagian produksi dan pengendalian kualitas didalam melakukan pengumpulan informasi tentang proses produksi secara cepat, sehingga ketika ada permasalahan yang berkaitan tentang produksi dan pengendalian kualitas, maka diharapkan akan lebih cepa untuk ditangani dan diberikan solusinya Strategy Strateginya adalah ketika melakukan perancangan maka akan dilakukan hubungan komunikasi dengan pihak CV.Panca Karya Utama mengenai paparan tentang kebutuhan sistem dan menyediakan kebutuhan yang diperlukan untuk melakukan perancangan sistem ini. Akan diadakan pelatihan terhadap user yang akan

117 193 menggunakan sistem informasi ini, yaitu bagian produksi dan bagian pengendalian kualitas, agar ketika user memakai sistem informasi ini tidak akan menemui kendala walaupun akan disertakan juga User Guide nya. Untuk pengembangan sistem informasinya maka metode penerapannya ke perusahaan akan dibagi menjadi dua versi yaitu versi yaitu versi beta dan versi final, tujuannya adalah agar ketika versi beta di terapkan dan ketika proses berjalan ditemukan kekurangan atau cacat software akan dapat dengan cepat diperbaiki Development Economy Didalam merancang sebuah sistem tentu saja dibutuhkan pembentukan sebuah tim yang terdiri dari Sistem Analyst, Programmer dan seorang Trainner dari tim ini biaya yang di butuhkan untuk merancang dan membuat sebuah sistem informasi pengendalian kualitas pada CV. Panca Karya Utama adalah sebagai berikut : Tabel 4.46 Development Economy Pihak yang terlibat Jumlah Hari Biaya System Analyst 1 60 Rp ,- Programmer 1 37 Rp ,- Trainer 1 7 Rp ,- Total Rp ,-

118 Design Document Perancangan Sistem Informasi Pengendalian Kualitas CV. Panca Karya Utama The Task Purpose Perancangan sistem informasi pengendalian kualitas pada CV. Panca Karya utama bertujuan untuk membntu perusahaan didalam mencari solusi dari permasalahan pengendalian kualitas produksi dengan mengumpulkan data dan mengolahnya menjadi informasi yang berguna Corrections to the Analysis Perancangan sistem informasi didasari oleh dokumen analisa yang sebelumnya sudah dibuat, dokumen ini berisi tentang Class diagram yang akan di periksa lagi mengenai atribut dan operasinya, lalu Class Diagram ini akan di revisi menjadi Revised Class yang baru Quality Goals Sistem informasi pengendalian kualitas pada CV. Panca Karya Utama akan melakukan pemilihan criteria yang harus diprioritaskan karena sangat berperan vital didalam menjaga kinerja dari sistem informasi tersebut. Untuk melakukan pemilihan criteria maka akan dibuat sebuah table yang berisi tentang criteria didalam merancang sistem dan tingkat kepentingannya.

119 195 Tabel 4.47 Criteria Table Criteria Verry Important Important Less Important Irrelevant Easy Fulfilled Useable Secure Efficient Correct Reliable Maintainable Testable Flexible Comprehensible Reuseable Portable Interoperable Usable : sistem informasi sangat memproritaskan criteria (Verry Important) ini karena sebuah sistem harus dapat beradaptasi dengan apa yang perusahaan butuhkan. Secure : Kriteria secure disini tingkatannya adalah Important, hal ini disebabkan karena data-data produksi dan pengendalian kualitas merupakan data internal perusahaan yang tidak semua pihak bisa mengaksesnya.

120 196 Efficient : Kriteria ini sangat penting karena sistem yang di desain dan dirancang harus benar-benar sesuai dengan kondisi perusahaan baik secara ekonomi maupun keadaan. Correct : Menjadi sangat penting karena criteria ini harus dapat memenuhi kebutuhan perusahaan akan sistem informasi pengendalian kualitas. Reliable : Sistem informasi yang didesain harus dapat menghasilkan informasi yang sangat akurat karena dapat membantu para pengambil keputusan untuk dapat menemukan solusi dari permasalahan yang timbul, karena itu tingkat kepentingan criteria ini adalah very Important. Maintainable : criteria yang dihasilkan adalah penting karena sistem informasi yang dibuat harus mampu dirawat dan di perbaiki dengan biaya ekonomis. Testable : Kriteria ini penting, karena sebelum di implementasikan ke sistem CV. Panca Karya Utama, maka diharuskan untuk melakukan proses pengujian untuk memastikan bahwa sistem ini berjalan dengan baik. Flexible : Kriteria ini menjadi penting karena jika suatu saat sistem informasi ini harus melakukan perubahan seperti penambahan menu maka sistem informasi ini dapat mengikutinya. Reusable : penting karena sistem ini suatu saat dapat digunakan lagi untuk dimodifikasi menjadi lebih baik lagi Portable : menjadi kurang penting karena sistem ini rancang dan digunakan didalam satu Platform.

121 197 Comprehensible : Kriteria yang sangat penting, karena sistem informasi ini harus memiliki tampilan yang mudah untuk dipahami oleh user, bahkan dengan user yang masih awam sekalipun. Interoperable : tidak menjadi prioritas, sehingg kurang penting, karena sistem ini berdiri sendiri dan tidak terintegrasi dengan sistem yang lain Technical Platform Equipment Didalam merancang sistem informasi pengendalian kualitas, Technical Platform yang digunakan akan digunakan adalah bukan yang paling minimum, tetapi yang perpaduan antara efisien dan performanya sesuai. Karena memakai LAN Network, maka terdapat Server dan Client. Server disini memakai Platform Prosessor AMD Turion X2 2,8 GHz, RAM 4 GB dan Harddisk 160 GB, sedangkan untuk Client platform yang digunakan adalah Prosessor AMD Turion X2 2,2 GHz, RAM 2 GB dan Harddisk 80 GB System Software Sistem informasi pengendalian kualitas ini dirancang diatas sistem operasi Windows XP Profesional SP 3, bahasa pemrograman yang dipakai adalah Java dengan JDK 6 dan tool Coding memakai Netbeans IDE 6.5 dengan aplikasi database yang digunakan adalah MySQL Front, dan untuk pembuatan laporan digunakan i-report

122 System Interface Sistem ini dirancang untuk memakai Printer HP Laserjet 5 sebagai media untuk mencetak laporan. Namun apabila terjadi kendala dengan printer ini, maka sistem juga dapat menyesuaikan dengan printer lainnya Design Language Perancangan sistem ini menggunakan notasi UML (Unified Modelling Language) yang mana perancangan sistem ini berbasiskan Objek. Sebagai media untuk mendokumentasikan perancangan ini dan dibuat dengan software Microsoft Visio Architecture Design Component Architecture Pada bagian ini, akan di perlihatkan Component Architecture dimana data terpusat pada server yang menggunakan model dan Client dimana actornya adalah bagian produksi dan bagian pengendalian kualitas, Client disini memakai User Interface dan Function.

123 199 Gambar 4.54 Component Diagram Process Architecture Pada bagian ini, akan di perlihatkan Deployment Diagram dimana data terpusat pada server yang menggunakan model dan Client yang aktornya adalah bagian produksi dan bagian pengendalian kualitas, Client disini memakai User Interface dan Function, serta pada client terdapat Active Object berupa printer (External Device).

124 200 Bagian QC Bagian Produksi UI Bag. QC UI Bag.Produksi Function_Bag.QC Function_Bag.Produksi ObjectActive SI_Bag.QC SI_Bag.Produksi Printer Server Component1 Component2 Gambar 4.55 Deployment Diagram Standards Setiap sistem informasi yang akan dirancang, pasti sudah memiliki Standards, yaitu bentuk pop up windows yang akan muncul di user interface yang akan memberitahukan setiap kesalahan input yang dilakukan oleh user. Berikut ini adalah Standards yang berada di sistem informasi pengendalian kualitas pada CV. Panca Karya Utama.

125 201 Gambar 4.56 Standard ketika User salah memasukan Password Gambar 4.57 Standard ketika data sudah disimpan database sudah dihapus Gambar 4.58 Standard ketika User tidak mengisi Detail

126 202 Gambar 4.59 Standard ketika data yang di cari tidak tersedia Gambar 4.60 Standard ketika User akan mencetak laporan produksi Gambar 4.61 Standard ketika User ditanya apakah akan Log Out

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan data Observasi dilakukan pada lantai Produksi dan dikhususkan pada proses pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan buku,

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu 48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Berdasarkan dari hasil pengamatan dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada proses produksi wafer stick selama 3 bulan. Maka diketahui data sebagai

Lebih terperinci

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK PT Sahabat Buana adalah perusahaan yang memproduksi bijih-bijih plastik dimana terdapat banyak pesaing, untuk itu perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya yang semakin

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi pemecahan masalah adalah serangkaian urutan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk digunakan sebagai pedoman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 68 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan di awal yang kemudian diolah dan diproses untuk menjadi informasi yang berguna. Pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan tentang pengendalian kualitas produk dus dan paper bag di CV. Yogyakartas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah proses produksi di PT. XY, sedangkan objek penelitian ini adalah perbaikan dan meminimalisir masalah pada proses produksi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 54 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam melakukan penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya masalah, data untuk mengukur kinerja saat ini (saat pengamatan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009 ANALISIS DATA 4.1 FASE ANALISA Fase ini merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Kemudian, dilakukan brainstroming dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan

Lebih terperinci

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC Edy Susanto Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan Collection Shoes merupakan perusahaan sepatu yang sudah berdiri cukup lama. Dalam penelitian saat ini pengamatan dilakukan pada produksi sepatu pantofel. Masalah utama dari bagian produksi

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 52 BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA MESIN PRODUKSI NONWOVEN SPUNBOND DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FMEA

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA MESIN PRODUKSI NONWOVEN SPUNBOND DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FMEA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA MESIN PRODUKSI NONWOVEN SPUNBOND DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FMEA Mochammad Damaindra, Atikha Sidhi Cahyana Program studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 64 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang telah dilakukan kemudian diolah menjadi informasi untuk mengetahui berapa besar jumlah produksi dan jumlah cacat. Ada berbagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data yang dilakukan penulis menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan pada Lini 2 bagian produksi Consumer Pack, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan produksi kemasan makanan dari kertas karton CV. Yogyakartas yang berlokasi di Jl. Nyi Ageng Nis No. 20 B,

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Jenis Cacat Berdasarkan hasil dari diagram pareto yang telah dibuat, dapat dilihat persentase masing-masing jenis cacat, yaitu cacat Haze dengan persentase sebesar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Profil Perusahaan PT. Gelora Aksara Pratama (Erlangga Group) merupakan perusahaan percetakan yang berdiri pada tahun 1987. PT. Gelora Aksara Pratama dimulai

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Sejarah Umum Perusahaan PT Tirta Agung Wijaya (TAW) merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan air minum dalam kemasan (AMDK). Dimulai pada

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS MODE KEGAGALAN PENYEBAB KECACATAN PRODUK DENGAN ANOVA (STUDI KASUS: CV. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN)

PENENTUAN PRIORITAS MODE KEGAGALAN PENYEBAB KECACATAN PRODUK DENGAN ANOVA (STUDI KASUS: CV. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN) PENENTUAN PRIORITAS MODE KEGAGALAN PENYEBAB KECACATAN PRODUK DENGAN ANOVA (STUDI KASUS: CV. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN) Ida Nursanti 1*, Dimas Wisnu AJi 2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian. Dengan metodologi penelitian, dapat dijelaskan tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 55 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 56 3.2 Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian, terdapat beberapa kegiatan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri atau perindustrian merupakan sebuah kegiatan ekonomi yang tidak hanya melakukan pengolahan bahan baku menjadi produk yang memiliki nilai lebih dalam penggunaannya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan langkah-langkah sistematis yang berperan penting sebagai pedoman dalam menyelesaikan dan memberikan solusi dari masalah yang timbul

Lebih terperinci

4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Jenis Cacat PT. Duta Abadi Primantara adalah perusahan yang memproduksi jenis kasur spring bed dengan type King Koil. Pada tipe

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Hasil Penelitian Hasil dari pengolahan data pada metode DMAIC dalam tahap penentuan (Define) dan tahap pengukuran (Measure) adalah terungkapnya faktor-faktor yang menjadi sumber

Lebih terperinci

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis 4 BAB V ANALISIS 4.1 Analisa Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis melakukan analisa dan hasil dari laporan skripsi, dan menguraikan tentang data-data yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Data yang berhasil dikumpulkan selama kurun waktu dua bulan akan diolah dengan menggunakan metode DMAIC (Define Measure Analyze Improve Control).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan pada proses bahan baku, proses produksi, dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis dan Pembahasan Pengendalian Kualitas Statistik Pada PT. X Graphy Semarang mempunyai bagian Quaility Control yang bertugas melakukan pengecekan terhadap hasil produksi.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2009, hlm.38), menyatakan bahwa objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN 79 BAB V ANALISA PEMBAHASAN Setelah melakukan tahap pengumpulan dan pengolahan data, maka tahap selanjutnya adalah analisa pembahasan. Pada tahap ini akan dilakukan pengurutan terhadap Risk Priority Number

Lebih terperinci

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis 4 BAB V ANALISIS 4.1 Analisa Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis melakukan analisa dan hasil dari laporan skripsi, dan menguraikan tentang data-data yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA Moh. Umar Sidik Daryanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK PT. Teknik Makmur

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java

Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java Arkan Addien 1), Pringgo Widyo Laksono 2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI Ni Luh Putu Hariastuti putu_hrs@yahoo.com Jurusan Teknik industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhitama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang BAB V ANALISA DATA 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN. metode peta kendali P di atas, maka diperoleh hasil dari data yang telah diproses

BAB V ANALISA PEMBAHASAN. metode peta kendali P di atas, maka diperoleh hasil dari data yang telah diproses BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Analisa Hasil Perhitungan Data Berdasarkan hasil dari pengumpulan dan pengaolahan data menggunakan metode peta kendali P di atas, maka diperoleh hasil dari data yang telah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas ABSTRAK Peningkatan kualitas produk ataupun jasa yang dihasilkan merupakan sesuatu yang mutlak perlu dilakukan oleh setiap perusahaan untuk dapat bertahan di era yang semakin kompetitif ini. Penelitian

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor 2 2017 ISSN 1412-7350 REDUKSI PRODUK CACAT PADA KEGIATAN PENCETAKAN Nismah Panjaitan 1*, Dini Wahyuni 1, Mangara Tambunan 1 1 Departemen Teknik Industri; Fakultas

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS TINGKAT RESIKO KEGAGALAN PROSES PRODUKSI PASTED BAG KEMASAN SEMEN DENGAN METODE FMEA (Studi Kasus: Pabrik Kantong PT. Semen Padang) Rizki Alfi, M. Harif Sistem Produksi Industri, Akademi Teknologi

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha Tujuan : Untuk mempermudah dalam melakukan setting mesin. Dan memastikan setting mesin tepat, sehinggan tidak menyebabkan cacat. Ruang Lingkup : Lantai Produksi PT Aswi Perkasa Standar-standarnya : 1.

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

LAMPIRAN SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi

LAMPIRAN SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 1. SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi Tujuan : Untuk mempermudah dalam melakukan setting mesin. Dan memastikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION MEDIA ASMAJAYA DAN HARI MOEKTIWIBOWO Program Studi S1 Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Makna penelitian secara sederhana ialah bagaimana mengetahui sesuatu yang dilakukan melalui cara tertentu dengan prosedur yang sistematis. Proses sistematis ini tidak lain adalah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Hasil Pengumpulan Data Sebelum dilakukan pengolahan data, dalam melakukan penelitian ini data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian pada PT. FEDERAL KARYATAMA dalam periode

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 TAHAP ANALISIS (ANALYSE) Setelah di lakukan pengukuran maka dilakukan analisis permasalahan. Aktivitas utama tahap analisis adalah menentukan faktor penyebab cacat dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. KATA PENGANTAR ii. DAFTAR ISI..iv. DAFTAR TABEL viii. DAFTAR GAMBAR.ix. DAFTAR LAMPIRAN..x. 1.1 Latar Belakang Masalah..

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. KATA PENGANTAR ii. DAFTAR ISI..iv. DAFTAR TABEL viii. DAFTAR GAMBAR.ix. DAFTAR LAMPIRAN..x. 1.1 Latar Belakang Masalah.. ABSTRAK Usaha untuk tetap menjaga kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan salah satu hal yang penting yang harus diperhatikan oleh pihak CV.X agar produknya dapat bersaing di pasaran.

Lebih terperinci

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI. HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR...

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI. HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENGESAHAN. HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR... ABSTRAK.. ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv viii ix x xv

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN Seminar Nasional IENACO 204 ISSN 2337-4349 PENGENDALIAN KUALITAS PADA MESIN INJEKSI PLASTIK DENGAN METODE PETA KENDALI PETA P DI DIVISI TOSSA WORKSHOP Much. Djunaidi *, Rachmad Adi Nugroho 2,2 Jurusan

Lebih terperinci

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang 27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian dilakukan pada PT Tirta Agung Wijaya yang merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan di area Jawa Tengah. Pengamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu, agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Ketatnya persaingan dalam usaha textil akhir-akhir ini membuat banyak perusahaan textil bekerja keras untuk bertahan dalam persaingan. Faktor kualitas menjadi point yang paling diperhatikan agar

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan CV. Multi Karya Prima adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri yang memproduksi pagar beton (panel). Ukuran panel yang diproduksi adalah

Lebih terperinci

ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG

ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG Nia Budi Puspitasari Program Studi Teknik Industri UNDIP Abstrak Sebagai salah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Evaluasi Kinerja Setelah seluruh data yang diperlukan terkumpul, data tersebut akan diolah melalui 5 fase dalam Six Sigma yang disebut Six Sigma Improvement Framework atau

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. permukaan material terlihat bercak atau noda keputih-putihan. Bercak atau

BAB V ANALISA HASIL. permukaan material terlihat bercak atau noda keputih-putihan. Bercak atau BAB V ANALISA HASIL 5.1 Definisi Cacat a. Belang Dari hasil pengolahan data sebelumnya terlihat bahwa jenis cacat belang merupakan jenis cacat terbanyak. Jenis cacat belang merupakan jenis cacat dimana

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian start Studi Pendahuluan - Survey ke Perusahaan Konsultasi Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka - Literatur - Jurnal - Buku - Website - dll Tujuan

Lebih terperinci

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan di PT United Can Company Ltd. yang berlokasi di Jalan Daan Mogot Km. 17, Kalideres Jakarta Barat,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEPATU DAN SANDAL WANITA DENGAN METODE SPC (STATISTICAL PROCESS CONTROL) PADA PT.

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEPATU DAN SANDAL WANITA DENGAN METODE SPC (STATISTICAL PROCESS CONTROL) PADA PT. ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEPATU DAN SANDAL WANITA DENGAN METODE SPC (STATISTICAL PROCESS CONTROL) PADA PT. GRAMIDO SKRIPSI Oleh : Chrestella - 0900794800 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI ABSTRAK PT Kandakawana Sakti bergerak pada bidang pengecatan yang berspesialisasi pada pengecatan body motor Honda. Penelitian ini diawali dengan masalah tingginya produk cacat yang dihasilkan dan kegagalan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK CV. Kembar Jaya merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pengecoran dan menghasilkan berbagai jenis produk berbahan logam (jenis produk yang diproduksi sesuai dengan pesanan). Pengecoran

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Histogram Histogram pada tahap ini digunakan untuk mengidentifikasi peluang cacat, membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream 30gr dan Lightening

Lebih terperinci

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016 7 Basic Quality Tools 14 Oktober 2016 Dr. Kaoru Ishikawa (1915 1989) Adalah seorang ahli pengendalian kualitas statistik dari Jepang. As much as 95% of quality related problems in the factory can be solved

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

Oleh : Miftakhusani

Oleh : Miftakhusani USULAN MINIMASI CACAT PRODUK PERALATAN MAKANAN GARPU ART 401 DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. INDOMETAL SEDJATI ENT. LTD. JAKARTA Oleh : Miftakhusani 2010-21-012 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 UMUM Pada bab ini akan dilakukan analisa dan pembahasan terhadap pengujian yang telah dilakukan meliputi evaluasi property mekanik bambu, evaluasi teknik laminasi sampel

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. metodologi penelitian yang merupakan urutan atau langkah-langkah yang sistematis

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. metodologi penelitian yang merupakan urutan atau langkah-langkah yang sistematis BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dengan baik dibutuhkan suatu metodologi penelitian yang merupakan urutan atau langkah-langkah yang sistematis yang harus dilakukan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Hasil Data Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis cacat yang terjadi

Lebih terperinci

USULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA)

USULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas.02 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Aprili 2016 USULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Abdi Juang Investama bergerak di bidang pembuatan Trolly Shopping Cart berdiri pada tahun 2014. PT Abdi Juang Investama ini sudah mengembangkan bisnisnya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Berikut merupakan diagram alir yang menggambarkan langkah-langkah dalam melakukan penelitian di PT. Putra Jaya Gemilang.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Sansan Saudaratex Jaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang garment. Saat ini perusahaan mempunyai permasalahan kualitas pada produk celana yang dihasilkan dimana masih banyaknya jumlah

Lebih terperinci

Bab III. Metodologi Penelitian. digunakan dalam penyelesaian masalah pada PT. Calvin Metal Products.

Bab III. Metodologi Penelitian. digunakan dalam penyelesaian masalah pada PT. Calvin Metal Products. 40 Bab III Metodologi Penelitian 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka berpikir adalah rangkaian urutan-urutan langkah yang disusun secara sistematis dan dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian, berikut

Lebih terperinci

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 57 BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa 5.1.1 Pembuatan Diagram Sebab Akibat Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan yang dihadapi dengan kemungkinan penyebabnya serta faktor-faktor yang

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN ANALISIS PENGENDALIAN MUTU PRODUK GUNA MEMINIMALISASI PRODUK CACAT Ni Luh Putu Hariastuti Teknik industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Jln Arief Rachman Hakim 100

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN & SARAN

BAB 5 SIMPULAN & SARAN BAB 5 SIMPULAN & SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian, pengolahan data dan analisa yang sudah dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulan sebagai berikut : 1. Jenis kecacatan yang terdapat pada proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 57 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan seperti tabel dibawah ini : Tabel 3.1 Jenis-jenis Penelitian menurut Tujuan, Metode,

Lebih terperinci

Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010

Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010 ANALISIS TINGKAT KECACATAN (DEFECT) PADA PRODUK BENANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT SEGORO ECOMULYO TEXTIL, DRIYOREJO GERSIK SKRIPSI Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W 0432010174 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Pengendalian Kualitas Pada

Lebih terperinci