BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry garmen, dimana perusahaan memproduksi kemeja pria dewasa. Bahan dasar untuk produksi kemeja adalah kain, seperti kain polinosi, rin, dan katun yang didatangkan dari beberapa supplier seperti Texindo, Sandang Busana, IKMP, Sari Buana, Sandang Utama, dan pemasok-pemasok lainnya. PT. Citra Tunas Baru Gramindo berlokasi di Jl. Jelambar Barat III / 2 CC No.9, Jakarta Barat. Usaha ini dirintis oleh keluarga Bapak Louw Nam Heng sejak tahun Dimana pada awalnya usaha ini hanya berupa industry rumahan dengan pekerja kurang dari 15 orang. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan pada perusahaan, Bapak Louw Nam Heng mengubah usahanya dalam bentuk Perseroan Terbatas dengan nama PT. Citra Tunas Baru Gramindo. Sekarang ini pada perusahaan, karyawan telah bertambah menjadi kurang lebih 46 orang dan didukung dengan mesin-mesin yang membantu proses produksi perusahaan. Perusahaan memiliki dua merek dagang, yaitu MGiM dan Sportman, dimana MGiM untuk beli putus maksudnya disini permintaan sesuai dengan permintaan konsumen, contohnya adalah pihak Ramayana. Sedangkan merek Sportman digunakan dalam konsinyasi ke beberapa toko seperti Barata, Borobudur, dan sebagainya. 45

2 Visi dan Misi Perusahaan Visi Perusahaan Visi perusahaan PT. Citra Tunas Baru Gramindo yaitu menjadi market leader dalam perusahaan garmen yang ada di Indonesia Misi Perusahaan Misi perusahaan PT. Citra Tunas Baru Gramindo yaitu : - Menghasilkan produk yang berkualitas - Menjalin hubungan baik dengan konsumen - Memperluas jangkauan target pasar - Pengiriman produk yang tepat waktu dan harga yang kompetitif. 4.3 Struktur Organisasi Perusahaan Sumber : PT. Citra Tunas Baru Gramindo Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan

3 Uraian Pekerjaan 1. Komisaris, merupakan pimpinan tertinggi perusahaan sekaligus pemilik perusahaan. Tugas komisaris : - Bertanggung jawab atas seluruh proses dalam perusahaan. - Mengevaluasi dan menilai setiap kegiatan yang berjalan di perusahaan. - Mengambil keputusan dan memikirkan tujuan kedepan untuk kelangsungan perusahaan. 2. Direktur Ikut serta bertanggung jawab atas seluruh proses yang berjalan dalam perusahaan, mengatur dan mengawasi jalannya perusahaan khususnya segi keuangan, serta ikut menilai setiap kegiatan yang berjalan diperusahaan. Dimana pada PT. Citra Tunas Baru Gramindo, bagian ini dipegang oleh istri dari komisaris. 3. Bagian Gudang - Bagian gudang dibagi menjadi dua, yaitu karyawan bagian bahan baku dan karyawan bagian finishing. Karyawan bagian bahan baku bertugas untuk menghitung dan melakukan inspeksi pada bahan baku yang ada kemudian setelah bahan baku tersebut diinspeksi baru dimasukkan ke gudang dan siap diproduksi. - Karyawan bagian finishing bertugas untuk menyetrika kemeja yang sudah jadi, melakukan packaging, dan kemudian mempersiapkan barang tersebut untuk dikirim.

4 48 4. Bagian Produksi dan Operasional - Kepala bagian produksi dan operasional bertugas untuk mengatur, mengawasi, dan bertanggung jawab atas keseluruhan proses produksi dan operasional yang berada pada perusahaan. Kepala bagian juga membawahi para pekerja borongan yang bertugas melakukan proses produksi pada perusahaan. - Pekerja borongan bertugas untuk mengerjakan proses produksi seperti cutting, sewing, pemberian merek, pembuatan kancing, dan lubang kancing. 5. Bagian Marketing - Bagian marketing bertanggung jawab atas pemasaran produk perusahaan, dimana terdiri dari koordinator lapangan yang membawahi para sales. Tugas dari koordinator lapangan adalah mengawasi dan mengontrol para sales untuk memasarkan produk sehingga mencapai target yang diharapkan perusahaan. - Sales perusahaan bertugas untuk memasarkan produk ke pasar dan mencari konsumen baru atau target pasar baru serta melakukan pendekatan kepada pelanggan. 6. Bagian Personalia - Bagian personalia bertanggung jawab atas perekrutan karyawan baru, mengurus hal-hal yang berhubungan dengan gaji karyawan perusahaan, dan juga membantu dalam pengantaran produk jadi kepada konsumen.

5 Kondisi Bisnis Perusahaan Untuk mengetahui kondisi bisnis PT. Citra Tunas Baru Gramindo, peneliti menggunakan analisis lima kekuatan Porter (Five Force Porter), yaitu sebagai berikut : Potensi Masuknya Pesaing Baru Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Persaingan Antarperusahaan Sejenis Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Potensi Pengembangan Produk Substitusi Gambar 4.2 Model Lima Kekuatan Porter Sumber : Fred R. David (2006, p131) 1. Persaingan antarperusahaan sejenis Persaingan antarperusahaan pada PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah beberapa merek yang juga berada di Ramayana dan harganya pun relatif sama seperti merek Benhil dan D Britano. Kedua merek tersebut cukup diminati oleh konsumen karena selain harganya yang terjangkau, merek kemeja tersebut juga dikenal dengan kualitas yang cukup baik. 2. Potensi masuknya pesaing baru Potensi masuknya pesaing baru dalam bisnis ini tergolong rendah, walaupun memang pada kenyataannya sudah banyak perusahaan yang sejenis tetapi untuk

6 50 pendatang baru, mereka memerlukan modal yang cukup besar untuk membeli mesin-mesin yang digunakan selama proses produksi serta memerlukan akses untuk masuk dalam saluran bahan baku dan distribusi. 3. Potensi pengembangan produk substitusi Potensi pengembangan produk substitusi pada produk PT. Citra Tunas Baru Gramindo yang mengkhususkan penawaran produknya pada kemeja pria dewasa adalah kaos. Untuk mengurangi tekanan produk substitusi, perusahaan harus meningkatkan ragam produk, kualitas, serta layanan sehingga tercipta brand image dan loyalitas pelanggan. 4. Kekuatan tawar - menawar pemasok Pada PT. Citra Tunas Baru Gramindo, daya tawar menawar pemasok tergolong kuat karena perusahaan menjalin kerjasama dengan banyak pemasok seperti Texindo, Sandang Busana, IKMP, Sari Buana, Sandang Utama, dan pemasok-pemasok lainnya. Perusahaan memilih pemasok yang memberikan kualitas kain yang baik dan harga yang sesuai dengan perusahaan. 5. Kekuatan tawar - menawar pembeli Kekuatan tawar-menawar antara perusahaan dengan pembeli pada PT. Citra Tunas Baru Gramindo tergolong rendah, karena perusahaan dan pihak Ramayana, Barata, Borobudur serta konsumen lainnya sudah melakukan kesepakatan harga yang disepakati kedua belah pihak.

7 Produk yang Dihasilkan Berikut adalah profil produk yang dihasilkan PT. Citra Tunas Baru Gramindo : Tabel 4.1 Profil Produk PT. Citra Tunas Baru Gramindo Jenis Kemeja Merk Ukuran Segmen Produk Sportman dan MGiM M L XL Pria Dewasa Harga Eceran Rp Sumber : PT. Citra Tunas Baru Gramindo, Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Kita perlu mengidentifikasi apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pada PT. Citra Tunas Baru Gramindo, dimana kualitas pada industri manufaktur menekankan pada kualitas bahan baku, kualitas proses produksi, dan kualitas barang jadi. Ada enam faktor yang mempengaruhi kualitas tersebut, yaitu : 1. Manusia (Human) Manusia merupakan unsur utama yang memungkinkan terjadinya proses penambahan nilai. Oleh karena itu dalam perusahaan diperlukan karyawankaryawan yang memiliki kemampuan, pengalaman, dan potensi kreativitas yang beragam sehingga bisa menghasilkan output yang baik. PT. Citra Tunas Baru Gramindo memiliki karyawan tetap dan pekerja borongan. Pekerja borongan ini dipekerjakan dalam proses sewing sampai finishing. Perusahaan harus bisa mendapatkan pekerja borongan yang memiliki keterampilan dan keuletan dalam bekerja karena proses sewing sampai dengan finishing menuntut hal-hal tersebut agar kemeja yang dihasilkan berkualitas baik.

8 52 2. Metode (Method) Selama ini metode kerja pada PT. Citra Tunas Baru Gramindo kurang berhasil, dimana perusahaan kurang memperhatikan kualitas proses produksi dan kualitas barang jadi. Perusahaan hanya melakukan inspeksi pada bahan baku saja sehingga kecacatan produk sering ditemui dalam perusahaan ini. Untuk meningkatkan kualitas proses dan barang jadi, perusahaan perlu memperbaiki metode kerja dengan menambahkan inspeksi pada proses produksi dan pada saat produk jadi. 3. Mesin (Machine) Mesin yang digunakan pada proses produksi yaitu mesin cutting dan mesin jahit. Perusahaan menggunakan mesin tersebut untuk mendukung proses produksinya. Selama ini, perusahaan masih menggunakan mesin jahit manual dalam proses menjahit. Perusahaan bisa mengganti mesin jahit manual tersebut dengan mesin jahit automatic untuk mendapatkan peningkatan dalam penyelesaian produk. 4. Bahan (Materials) Perusahaan mengunakan bahan baku kain untuk proses pembuatan kemeja. Bahan baku tersebut diperoleh dari beberapa pemasok seperti Texindo, Sandang Busana, IKMP, Sari Buana, Sandang Utama, dan pemasok-pemasok lainnya. Jenis kain yang digunakan biasanya adalah bahan polinosi, rin, dan katun. Perusahaan dituntut untuk menggunakan bahan baku yang berkualitas agar nantinya dihasilkan output yang berkualitas. 5. Ukuran (Measurement) Untuk meningkatkan kualitas baik itu kualitas bahan baku, kualitas proses produksi, ataupun kualitas barang jadi, perusahaan perlu menentukan ukuran sebagai standar penilaian pada setiap proses tersebut agar dapat menilai kinerjanya.

9 53 6. Lingkungan (Environment) PT. Citra Tunas Baru Gramindo berada di kawasan perumahan. Hal ini memberikan kemudahan bagi para karyawan dan pekerja borongan ketika berangkat ketempat kerjanya karena tidak berada dikawasan perkantoran yang macet sehingga mereka tetap bersemangat untuk bekerja. Tetapi ada satu masalah penting dari lingkungan mereka yang mempengaruhi kualitas produk diperusahaan ini, dimana perusahaan telah menciptakan kebiasaan dimana para pekerja boleh berada diruang produksi ketika mereka beristirahat. Pada kenyataannya, hal ini menciptakan kecacatan seperti kotor atau bolong pada produk mereka. Seharusnya pihak perusahaan melarang para pekerjanya untuk tetap berada diruang produksi ketika istirahat dan para pekerja borongan yang semuanya pria itu harus dilarang merokok ketika bekerja. 4.7 Pelaksanaan Pengawasan Kualitas Dengan adanya pelaksanaan pengawasan kualitas pada bahan baku, proses produksi, dan barang jadi, perusahaan dapat mengurangi resiko penyimpangan yang akan terjadi. Dengan adanya pengawasan kualitas tersebut, diharapkan retur akan produk tidak terjadi lagi karena produk yang cacat sudah tidak ditemukan. Jika memang terdapat cacat pada produk, perusahaan pastinya tidak akan memasarkan produk tersebut karena perusahaan sudah melakukan pengawasan sebelum produk tersebut di kirim sehingga tidak akan mempengaruhi kepuasan konsumen. Pelaksanaan pengawasan kualitas yang seharusnya dilakukan oleh PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebagai berikut :

10 54 Gambar 4.3 Pelaksanaan Pengawasan Kualitas Sumber : PT. Citra Tunas Baru Gramindo, 2010 Keterangan : A = Pengawasan kualitas bahan baku B = Pengawasan kualitas proses produksi C = Pengawasan kualitas produk jadi Pengawasan Kualitas Bahan Baku Pengawasan kualitas bahan baku sangat penting karena bahan baku adalah bahan dasar pembuatan produk. Perusahaan harus menyeleksi setiap bahan baku yang masuk dari setiap pemasok. PT. Citra Tunas Baru Gramindo memiliki banyak pemasok bahan baku sehingga kadang-kadang kualitas kain yang diberikan berbeda-beda dan tidak sama. Perusahaan dapat melakukan beberapa cara untuk mengawasi kualitas bahan bakunya, antara lain :

11 55 1. Menyeleksi pemasok bahan baku Menyeleksi pemasok bahan baku merupakan langkah awal dalam pengawasan bahan baku. Dimana dengan adanya penyeleleksian ini, perusahaan dapat memilih pemasok yang memang kualitasnya bagus, jarang dilakukan retur akan bahan baku dari pemasok tersebut, dan harga yang ditawarkan pemasok sudah sesuai atau lebih murah dari pemasok yang lain dengan kualitas yang baik. 2. Melakukan pemeliharaan gudang bahan baku Sebelum bahan baku dimasukan ke dalam gudang, perusahaan melakukan pengawasan kualitas bahan baku terlebih dahulu. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan pemeliharaan gudang agar bahan baku yang sudah siap diproduksi itu tidak rusak dan kotor. Pemeliharaan gudang dilakukan dengan cara selalu menjaga kebersihan gudang, mencegah adanya binatang yang dapat merusak kain seperti tikus, rayap, dan sebagainya, serta mencegah terjadinya bocor bahkan banjir jika hujan Pengawasan Kualitas Proses Produksi 1. Cutting : Tahap ini dimana kain dipotong sesuai dengan pola ukuran yang sudah ada dengan menggunakan mesin. Sebelum kain dipotong, pekerja menumpukkan kain pada mesin cutting. Hal ini harus dilakukan dengan baik agar hasil dari pemotongan kain tersebut rapi dan sesuai dengan pola. 2. Sewing dan pemberian merek : Tahap dimana kain yang sudah dipotong sesuai pola akan dijahit menjadi kemeja dan diberi merek. Pada proses penjahitan, keterampilan dan ketelitian pekerja sangat diperlukan agar dapat menghasilkan kemeja dengan jahitan yang rapi. Pekerja menggunakan mesin jahit manual pada proses ini. Setelah kemeja selesai dijahit, para pekerja

12 56 memberikan merek pada kemeja tersebut dengan cara dijahit. Perusahaan memiliki dua merek dagang yaitu Sportman dan MGiM. 3. Memasang kancing dan membuat lubang kancing : Tahap dimana pemasangan kancing serta pembuatan lubang kancing pada tiap kemeja dilakukan secara manual oleh pekerja. Hal ini diperlukan ketelitian para pekerja agar semua lubang dan kancing terpasang dengan baik. Pekerja dituntut untuk membuat lubang kancing yang sesuai dengan ukuran kancing yang akan digunakan dan juga pada saat pemasangan kancing, pekerja harus menggunakan benang yang berkualitas agar kancing tidak mudah lepas Pengawasan Kualitas Produk Jadi 1. Finishing : Dalam tahap ini, kemeja yang sudah jadi diperiksa lagi apakah terdapat kecacatan kecacatan seperti noda, lubang, benang lepas, kancing belum terpasang, kurangnya lubang kancing, dan sebagainya. Jika kemeja benar-benar sudah sesuai dengan yang diharapkan maka kemeja tersebut disetrika sampai rapi dan kemudian dipackaging. 2. Produk akhir : Produksi kemeja yang telah siap dikirim dan digunakan oleh pelanggan perusahaan harus disimpan ditempat yang bersih dan jauh dari hal-hal yang bisa merusak produk tersebut sampai akhirnya dikirim dengan tepat waktu dan sesuai pesanan. 4.8 Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan beberapa metode statistik dari pendekatan Statistical Process Control (SPC), yaitu diagram alir (flow chart), lembar periksa (check sheet), diagram pareto (pareto chart), peta kontrol atau bagan kendali (control chart), dan diagram sebab akibat (cause and effect diagram).

13 Diagram Alir (Flow Chart) Gambar 4.4 Diagram Alir Sumber : PT. Citra Tunas Baru Gramindo, 2010 Keterangan : 1. Bahan baku yang digunakan dalam hal ini adalah kain dengan bahan katun, polinasi, dan rin. 2. Cutting : Tahap ini dimana kain dipotong sesuai dengan pola ukuran yang sudah ada dengan menggunakan mesin. 3. Sewing dan pemberian merek : Tahap dimana kain yang sudah dipotong sesuai pola akan dijahit menjadi kemeja dan diberi merek. Perusahaan memiliki dua merek dagang yaitu Sportman dan MGiM. 4. Membuat lubang kancing dan memasang kancing : Tahap dimana pembuatan lubang kancing serta pemasangan kancing pada tiap kemeja yang sudah dijahit secara manual menggunakan tenaga manusia. 5. Finishing : Dalam tahap ini, kemeja yang sudah jadi disetrika dengan rapi kemudian di packaging. 6. Produk akhir : Produksi kemeja yang siap dikirim dan digunakan oleh pelanggan perusahaan.

14 Lembar Periksa (Check Sheet) Lembar Periksa untuk Produksi Kemeja Periode Januari Desember Tahun 2008 Berikut ini lembar periksa untuk produksi kemeja periode Januari sampai Desember tahun 2008 : Tabel 4.2 Data Jumlah Produksi dan Cacat Produksi Kemeja Tahun 2008 Bulan Periode Jumlah Produksi Januari Jumlah cacat dalam setiap jenis cacat yang ada Bolong/ Jahitan Tidak ada kancing sobek Kotor lepas/tidak rapi / lubang kancing Jumlah Cacat Total Februari Total Maret Total April Total Mei Total Juni Total Juli Total

15 59 Agustus Total September Total Oktober November Total Desember Total Total Januari- Desember Sumber : PT. Citra Tunas Baru Gramindo, 2010 Keterangan : Inspeksi kecacatan produk diperoleh setelah produk diretur (lihat poin 3.1, dimana dijelaskan bahwa selama ini perusahaan tidak pernah melakukan inspeksi pada proses produksi dan distribusi secara keseluruhan). Data jumlah cacat pada tabel 4.2 diatas diperoleh dari hasil inspeksi produk yang diretur oleh toko.

16 Lembar Periksa untuk Produksi Kemeja Periode Januari Desember Tahun 2009 Berikut ini lembar periksa untuk produksi kemeja periode Januari sampai Desember tahun 2009 : Tabel 4.3 Data Jumlah Produksi dan Cacat Produksi Kemeja Tahun 2009 Bulan Periode Jumlah Produksi Januari Jumlah cacat dalam setiap jenis cacat yang ada Bolong/ Jahitan Tidak ada kancing sobek Kotor lepas/tidak rapi / lubang kancing Jumlah Cacat Total Februari Total Maret Total April Total Mei Total Juni Total Juli

17 61 Total Agustus Total September Total Oktober Total November Total Desember Total Total Januari- Desember Sumber : PT. Citra Tunas Baru Gramindo, 2010 Keterangan : Inspeksi kecacatan produk diperoleh setelah produk diretur (lihat poin 3.1, dimana dijelaskan bahwa selama ini perusahaan tidak pernah melakukan inspeksi pada proses produksi dan distribusi secara keseluruhan). Data jumlah cacat pada tabel 4.3 diatas diperoleh dari hasil inspeksi produk yang diretur oleh toko.

18 Diagram Pareto Membuat Diagram Pareto untuk Produksi Kemeja Periode Januari Desember Tahun 2008 Berikut ini merupakan tabel jenis cacat dan jumlah cacat untuk produksi kemeja periode Januari Desember 2008, yaitu : Tabel 4.4 Data Jenis Cacat Dan Jumlah Cacat Pada Produksi Kemeja Tahun 2008 Jenis Cacat Jumlah Cacat Bolong / sobek 2245 Kotor 595 Jahitan lepas atau tidak rapi 497 Tidak ada kancing dan lubang kancing 376 Jumlah 3713 Sumber : PT. Citra Tunas Baru Gramindo, 2010 Dari tabel diatas, kita dapat menghitung persentase cacat dan persentase kumulatif untuk produksi kemeja periode Januari Desember 2008, yaitu : Tabel 4.5 Data Jenis Cacat, Jumlah Cacat, Persentase Cacat, Dan Persentase Kumulatif untuk Produksi Kemeja Tahun 2008 Jenis Cacat Jumlah Cacat Persentase Cacat (%) Persentase Kumulatif (%) Bolong / sobek Kotor Jahitan lepas atau tidak rapi Tidak ada kancing dan lubang kancing Jumlah 3713 Sumber : PT. Citra Tunas Baru Gramindo, 2010

19 63 Dari tabel diatas, kita dapat membuat diagram paretonya. Hasil analisis data menghasilkan diagram pareto, sebagai berikut : Gambar 4.5 Diagram Pareto Untuk Produksi Kemeja Tahun 2008 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010 Dari gambar 4.5 dapat dilihat bahwa selama tahun 2008 cacat yang paling banyak ditemukan adalah cacat bolong atau sobek, dimana 60,5% dari cacat bolong atau sobek itu yang mengakibatkan produk diretur. Cacat dengan tingkat kedua terbanyak adalah cacat kotor atau noda sebesar 16%, diikuti dengan cacat karena jahitan lepas atau tidak rapi yaitu sebesar 13,4%, kemudian cacat tidak ada kancing atau lubang kancing sebesar 10,1%.

20 Membuat Diagram Pareto untuk Produksi Kemeja Periode Januari Desember Tahun 2009 Berikut ini merupakan tabel jenis cacat dan jumlah cacat untuk produksi kemeja periode Januari Desember 2009, yaitu : Tabel 4.6 Data Jenis Cacat Dan Jumlah Cacat Pada Produksi Kemeja Tahun 2009 Jenis Cacat Jumlah Cacat Bolong / sobek 1830 Kotor 574 Jahitan lepas atau tidak rapi 749 Tidak ada kancing dan lubang kancing 303 Jumlah 3456 Sumber : PT. Citra Tunas Baru Gramindo, 2010 Dari tabel diatas, kita dapat menghitung persentase cacat dan persentase kumulatif untuk produksi kemeja periode Januari Desember 2009, yaitu : Tabel 4.7 Data Jenis Cacat, Jumlah Cacat, Persentase Cacat, dan Persentase Kumulatif untuk Produksi Kemeja Tahun 2009 Jenis Cacat Jumlah Cacat Persentase Cacat (%) Persentase Kumulatif (%) Bolong / sobek Kotor Jahitan lepas atau tidak rapi Tidak ada kancing dan lubang kancing Jumlah 3456 Sumber : PT. Citra Tunas Baru Gramindo, 2010

21 65 Dari tabel diatas, kita dapat membuat diagram paretonya. Hasil analisis data menghasilkan diagram pareto, sebagai berikut : Gambar 4.6 Diagram Pareto untuk Produksi Kemeja Tahun 2009 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010 Dari gambar 4.6 dapat dilihat bahwa selama tahun 2009 cacat yang paling banyak ditemukan adalah cacat bolong atau sobek, dimana 53% dari cacat bolong atau sobek itu yang mengakibatkan produk diretur. Cacat dengan tingkat kedua terbanyak adalah cacat karena jahitan lepas atau tidak rapi yaitu sebesar 21,7%, diikuti dengan cacat kotor atau noda sebesar 16,6%, kemudian cacat tidak ada kancing atau lubang kancing sebesar 8,8%.

22 Membuat Diagram Pareto untuk Produksi Kemeja Periode Januari Desember Tahun Berikut ini merupakan tabel jenis cacat dan jumlah cacat untuk produksi kemeja periode Januari Desember , yaitu : Tabel 4.8 Data Jenis Cacat dan Jumlah Cacat Pada Produksi Kemeja Tahun Jenis Cacat Jumlah Cacat Bolong / sobek 4075 Kotor 1169 Jahitan lepas atau tidak rapi 1246 Tidak ada kancing dan lubang kancing 679 Jumlah 7169 Sumber : PT. Citra Tunas Baru Gramindo, 2010 Dari tabel diatas, kita dapat menghitung persentase cacat dan persentase kumulatif untuk produksi kemeja periode Januari Desember , yaitu : Tabel 4.9 Data Jenis Cacat, Jumlah Cacat, Persentase Cacat, dan Persentase Kumulatif untuk Produksi Kemeja Tahun Jenis Cacat Jumlah Cacat Persentase Cacat (%) Persentase Kumulatif (%) Bolong / sobek Kotor Jahitan lepas atau tidak rapi Tidak ada kancing dan lubang kancing Jumlah 7169 Sumber : PT. Citra Tunas Baru Gramindo, 2010

23 67 Dari tabel diatas, kita dapat membuat diagram paretonya. Hasil analisis data menghasilkan diagram pareto, sebagai berikut : Gambar 4.7 Diagram Pareto untuk Produksi Kemeja Tahun Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010 Dari gambar 4.7 dapat dilihat bahwa selama tahun 2008 dan 2009 cacat yang paling banyak ditemukan adalah cacat bolong atau sobek, dimana 56,8% penyebab produk retur akibat cacat disebabkan oleh cacat bolong atau sobek ini. Cacat dengan tingkat kedua terbanyak adalah cacat karena jahitan lepas atau tidak rapi yaitu sebesar 17,4%, diikuti dengan cacat kotor atau noda sebesar 16,3%, kemudian cacat tidak ada kancing atau lubang kancing sebesar 9,5%.

24 Diagram Batang (Histogram) Membuat Diagram Batang untuk Produk Cacat Tahun Berikut ini merupakan tabel data jumlah produksi dan jumlah cacat produksi kemeja tahun 2008 dan 2009, yaitu : Tabel 4.10 Data Jumlah Produksi dan Jumlah Cacat Produksi Kemeja Tahun Jumlah kemeja yang Periode diproduksi Jumlah cacat Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober

25 69 November Desember Total Sumber : PT. Citra Tunas Baru Gramindo, 2010 Berdasarkan data jumlah cacat diatas, maka kita dapat menghitung besarnya range, banyaknya kelas interval, interval kelas, batas kelas serta nilai tengah kelas agar dapat membuat diagram batangnya. Besarnya range dihitung dengan rumus : = 221 Banyaknya kelas interval dihitung dengan rumus : K = 1 + 3,322 log n K = 1 + 3,322 log 24 K = 5,5851 = 6 Interval kelas dihitung dengan rumus : = 221 : 6 = 36,83 Batas kelas dihitung dengan rumus : Batas kelas = (nilai terkecil 1 2 ) = ( x 0.01) = 184,995 = 185

26 70 Jadi, batas kelas pertama : Batas bawah = 185 Batas atas = ,83 = 221,83 Batas kelas kedua : Batas bawah = 221,83 Batas atas = 221, ,83 = 258,66 Batas kelas ketiga : Batas bawah = 258,66 Batas atas = 258, ,83 = 295,49 Batas kelas keempat : Batas bawah = 295,49 Batas atas = 295, ,83 = 332,32 Batas kelas kelima : Batas bawah = 332,32 Batas atas = 332, ,83 = 369,15 Batas kelas keenam : Batas bawah = 369,15 Batas atas = 369, ,83 = 405,98

27 71 Nilai tengah kelas dihitung dengan rumus : 2 Jadi, nilai tengah pertama =, = 203,415 Nilai tengah kedua =,, = 240,245 Nilai tengah ketiga =,, = 277,075,, Nilai tengah keempat = = 313,905 Nilai tengah kelima =,, = 350,735 Nilai tengah keenam =,, = 387,565

28 72 Berdasarkan perhitungan diatas, maka diperoleh tabel sebagai berikut : Tabel 4.11 Frekuensi Hipotesis Jumlah Cacat Produksi Kemeja Tahun Batas kelas cacat ,83 221,83 258,66 258,66 295,49 295,49 332,32 332,32 369,15 369,15 405,98 Jumlah Nilai tengah 203, , , , , ,565 Frekuensi Sumber : Hasil Pengolahan Data, Berdasarkan tabel diatas, maka dibuatlah diagram batang berikut ini : Histogram produk cacat , , , , , ,565 Gambar 4..8 Histogram Produk Cacat Tahun Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010

29 73 Keterangan : Angka 1 6 menunjukkan frekuensi Angka 203,415 sampai 287,565 menunjukkan nilai tengah Dari gambar diatas terlihat bahwa frekuensi terbesar terdapat pada nilai tengah 277,075 atau pada kelas interval 258,66-295,49 dan frekuensi terendah terdapat pada nilai tengah 203,415 atau pada kelas interval , Peta Kontrol atau Bagan Kendali (Control Chart) Membuat Peta Kontrol atau Bagan Kendali (Control Chart) untuk Produksi Kemeja Periode Januari Desember Tahun 2008 Berikut ini merupakan table jumlah produksi dan jumlah cacat untuk produksi kemeja periode Januari Desember 2008, yaitu : Tabel 4.12 Data Jumlah Produksi dan Jumlah Cacat Produksi Kemeja Tahun 2008 Jumlah kemeja yang Periode diproduksi Jumlah cacat Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Sumber : PT. Citra Tunas Baru Gramindo, 2010

30 74 Menghitung UCL (Upper Control Limit), CL (Central Line), dan LCL (Lower Control Limit). Nilai CL dapat dihitung dengan menggunakan rumus : (untuk tahun 2008) Nilai CL merupakan nilai yang didapat dari nilai. Jadi nilai CL adalah yang berarti CL adalah rata-rata proporsi produk yang cacat dan merupakan batas tengah dari peta kendali p. Nilai UCL dapat dihitung dengan menggunakan rumus : = (untuk bulan Januari 2008) = (untuk bulan Februari 2008) = (untuk bulan Maret 2008 dan seterusnya) Nilai LCL dapat dihitung dengan menggunakan rumus : = (untuk bulan Januari 2008)

31 = (untuk bulan Februari 2008) = (untuk bulan Maret 2008 dan seterusnya) Tabel 4.13 Hasil Perhitungan UCL, CL, dan LCL Produksi Kemeja Tahun 2008 No Jumlah Jumlah Proporsi Bulan Produksi Cacat Cacat UCL CL LCL 1. Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010 Berdasarkan hasil perhitungan UCL, CL, dan LCL diatas, maka dapat digambarkan peta kendali p untuk produksi kemeja periode Januari Desember 2008, yaitu sebagai berikut :

32 76 Gambar 4.9 Peta Kendali p untuk Produksi Kemeja Tahun 2008 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010 Berdasarkan gambar diatas maka dapat dilihat ada dua titik yang keluar dari batas kendali atas, yaitu data pada bulan Mei dan bulan Oktober. Sedangkan pada batas bawah terdapat tiga titik yang berada diluar batas kendali bawah yaitu bulan Februari, Maret dan April Membuat Peta Kontrol atau Bagan Kendali (Control Chart) untuk Produksi Kemeja Periode Januari Desember Tahun 2009 Berikut ini merupakan tabel jumlah produksi dan jumlah cacat untuk produksi kemeja periode Januari Desember 2009, yaitu :

33 77 Tabel 4.14 Data Jumlah Produksi dan Jumlah Cacat Produksi Kemeja Tahun 2009 Jumlah kemeja yang Periode diproduksi Jumlah cacat Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Sumber : PT. Citra Tunas Baru Gramindo, 2010 Menghitung UCL (Upper Control Limit), CL (Central Line), dan LCL (Lower Control Limit). Nilai CL dapat dihitung dengan menggunakan rumus : (untuk tahun 2009) Nilai CL merupakan nilai yang didapat dari nilai. Jadi nilai CL adalah yang berarti CL adalah rata-rata proporsi produk yang cacat dan merupakan batas tengah dari peta kendali p.

34 78 Nilai UCL dapat dihitung dengan menggunakan rumus : = (untuk bulan Januari 2009) = (untuk bulan Februari 2009) = (untuk bulan Maret 2009 dan seterusnya) Nilai LCL dapat dihitung dengan menggunakan rumus : = 0.01 (untuk bulan Januari 2009) = 0.01 (untuk bulan Februari 2009) = 0.01 (untuk bulan Maret 2009 dan seterusnya)

35 79 Tabel 4.15 Hasil Perhitungan UCL, CL, dan LCL Produksi Kemeja Tahun 2009 No Jumlah Jumlah Proporsi Bulan Produksi Cacat Cacat UCL CL LCL 1. Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010 Berdasarkan hasil perhitungan UCL, CL, dan LCL diatas, maka dapat digambarkan peta kendali p untuk produksi kemeja periode Januari Desember 2009, yaitu sebagai berikut :

36 80 Gambar 4.10 Peta Kendali p untuk Produksi Kemeja Tahun 2009 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010 Berdasarkan gambar diatas maka dapat dilihat ada tiga titik yang keluar dari batas kendali atas, yaitu data pada bulan Februari, April, dan bulan Mei. Sedangkan pada batas bawah terdapat tiga titik yang berada diluar batas kendali bawah yaitu bulan Juni, November, dan Desember Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram). Dari gambar 4.7 telah diketahui ada empat jenis cacat yang ditemui pada produk kemeja yang diproduksi PT. Citra Tunas Baru Gramindo, yaitu cacat bolong, kotor, jahitan lepas atau tidak rapi, dan tidak ada kancing atau lubang kancing. Cacat yang paling banyak ditemui selama tahun 2008 dan 2009 adalah cacat bolong atau sobek sehingga kita perlu mengetahui dengan jelas apa faktor-faktor yang menyebabkan cacat itu muncul.

37 81 Untuk mengetahui semuanya itu, peneliti akan menggunakan diagram fishbone untuk mengidentifikasi faktor - faktor penyebab yang mempengaruhi cacat pada produksi kemeja tersebut. Ada lima faktor penyebab utama terjadinya penyimpangan kualitas hasil kerja yaitu manusia, metode kerja, mesin, bahan baku, dan lingkungan kerja Faktor Penyebab Cacat Bolong / Sobek Gambar 4.11 Fishbone Chart untuk Cacat Bolong / Sobek Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010 Keterangan : 1. Manusia - Tidak serius waktu bekerja memang menjadi salah satu faktor penyebab cacat bolong atau sobek pada kain. Hal ini bisa disebabkan karena pekerja ngantuk ataupun kelelahan sehingga ia tidak bisa konsentrasi dalam bekerja.

38 82 - Merokok waktu bekerja atau ketika jam istirahat para pekerja tetap berada di ruang produksi sehingga mengakibatkan kain bolong akibat puntung rokok yang dibuang sembarangan atau tidak sengaja tersentuh dikain. - Adanya kelalaian karyawan ketika melakukan inspeksi untuk bahan baku. Seharusnya inspeksi pada bahan baku harus dilakukan dengan baik karena bahan baku harus yang memenuhi standar kualitas baru bisa masuk dalam proses produksi, jika tidak maka cacat pun terjadi. 2. Metode - Target penyelesaian produk yang mendesak. Dengan target penyelesaian yang mendesak maka dapat mengakibatkan resiko cacat semakin tinggi karena proses nya dituntut untuk lebih cepat dibanding dengan biasanya sehingga untuk tingkat pengontrolannya pun lebih sulit. Target yang mendesak ini disebabkan oleh banyaknya pesanan yang datang pada perusahaan. - Inspeksi pada bahan baku. Hal ini merupakan tahap yang penting karena hanya bahan baku yang dianggap standar kualitasnya sudah sesuai yang masuk dalam proses produksi, jika bahan baku itu cacat maka produk jadi yang dihasilkan pun pastinya cacat. Kesalahan dalam inspeksi bahan baku disebabkan oleh banyaknya bahan baku yang perlu diinspeksi sehingga terjadi kelalaian pada beberapa bahan baku yang sobek atau bolong. - Penyimpanan bahan baku digudang. Gudang penyimpanan bahan baku kadang kurang bersih dan muncul binatang-binatang yang bisa merusak kain, seperti tikus, semut, dan rayap.

39 83 3. Mesin - Cacat sobek bisa terjadi karena settingan mesin yang salah. Dimana kain akan mengalami cacat sobek atau bolong karena kemungkinan kain tersangkut dengan bagian dari mesin yang ada dan salah setting tersebut. 4. Material - Kualitas bahan baku dari pemasok yang tidak bagus dan tidak memenuhi standar. Dimana kain tersebut memang sudah sobek atau bolong dari awalnya. 5. Lingkungan Kerja - Karyawan diperbolehkan berada pada ruang proses produksi ketika mereka beristirahat sehingga kadang cacat bolong bisa terjadi ketika ada beberapa karyawan yang merokok waktu istirahat Faktor Penyebab Cacat Jahitan Lepas / Tidak Rapi Gambar 4.12 Fishbone Chart untuk Cacat Jahitan Lepas / Tidak Rapi Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010

40 84 Keterangan : 1. Mesin - Mesin yang digunakan untuk menjahit masih menggunakan mesin manual sehingga kecacatan bisa lebih banyak terjadi karena mesin manual bergantung pada keterampilan tenaga kerja manusia. - Usia mesin yang sudah tua dan kurang terawat menjadi salah satu faktor yang dapat menyebabkan cacat jahitan lepas ataupun tidak rapi. 2. Metode - Target penyelesaian produk yang mendesak. Dengan target penyelesaian yang mendesak maka dapat mengakibatkan resiko cacat jahitan lepas atau tidak rapi semakin tinggi karena proses nya dituntut untuk lebih cepat dibanding dengan biasanya. Target yang mendesak ini disebabkan oleh banyaknya pesanan yang datang pada perusahaan. 3. Material - Kualitas benang yang tidak bagus dari pemasok menjadikan tidak kuatnya jahitan pada kemeja sehingga ditemukan cacat jahitan lepas dan tidak rapi. 4. Manusia - Kurangnya pengalaman dalam menjahit merupakan faktor penyebab cacat jahitan lepas dan tidak rapi ini terjadi. Pengalaman sangat diperlukan dalam proses ini, perusahaan juga bisa memberikan pelatihan agar para pekerja bisa belajar untuk menghasilkan output yang lebih baik.

41 85 - Terburu-buru dalam menjahit karena mengejar waktu untuk cepat menyelesaikan bagiannya sehingga kemungkinan produk cacat itu sangat tinggi. - Tidak serius waktu bekerja memang menjadi salah satu faktor penyebab jahitan lepas dan tidak rapi pada kemeja. Hal ini bisa disebabkan karena pekerja ngantuk ataupun kelelahan Faktor Penyebab Cacat Kotor / Noda Gambar 4.13 Fishbone Chart untuk Cacat Kotor / Noda Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010 Keterangan : - Mesin - Mesin tidak dicek dan dibersihkan sebelum dioperasikan. Hal ini menyebabkan cacat kotor atau noda karena mesin yang sudah lama tidak dibersihkan bisa menjadi tumpukan debu yang dapat mengotori kain dan juga karat yang bisa meninggalkan noda pada kain.

42 86 - Metode - Penyimpanan bahan baku digudang. Kurang bersihnya gudang bahan baku sehingga menyebabkan kotor pada bahan baku. - Inspeksi saat masuknya bahan baku merupakan hal yang sangat penting karena jika bahan baku yang kotor atau bernoda dimasukkan dalam proses produksi maka nantinya kemeja yang dihasilkan pasti masuk dalam kategori produk cacat. Kesalahan dalam inspeksi bisa terjadi karena banyaknya bahan baku yang harus diinspeksi. - Material - Bahan baku kain yang digunakan tidak memenuhi standar, terdapat noda dan kotor pada kain yang jika diteruskan pada proses produksi bisa menyebabkan cacat pada kemeja. - Manusia - Adanya kelalaian karyawan ketika melakukan inspeksi untuk bahan baku. Pada saat inspeksi, ketelitian sangat penting agar output yang dihasilkan tidak cacat. - Ketika jam istirahat, pekerja masih berada diruang produksi. Hal ini menjadi faktor penyebab bisa terjadinya cacat kotor atau noda pada produk. - Lingkungan Kerja - Karyawan diperbolehkan berada pada ruang proses produksi ketika mereka beristirahat sehingga kadang cacat bolong bisa terjadi ketika ada beberapa karyawan yang merokok waktu istirahat.

43 Faktor Penyebab Cacat Tidak Ada Kancing / Lubang Kancing Gambar 4.14 Fishbone Chart untuk Cacat Tidak Ada Kancing / Lubang Kancing Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010 Keterangan : 1. Metode - Pemasangan kancing dan pembuatan lubang kancing pada kemeja masih menggunakan cara manual yaitu dengan tenaga manusia. Sehingga resiko terdapatnya cacat masih sangat tinggi jika dibandingkan dengan menggunakan mesin yang khusus untuk pemasangan kancing dan lubang kancing. - Target penyelesaian produk yang mendesak menyebabkan resiko cacat semakin tinggi karena prosesnya dituntut untuk lebih cepat dibanding dengan biasanya. Target yang mendesak ini disebabkan oleh banyaknya pesanan yang datang pada perusahaan.

44 88 2. Manusia - Kurangnya pengalaman kerja bisa menyebabkan cacat tidak ada kancing dan lubang kancing pada produk karena dalam hal ini tenaga manusia itu sendiri yang merupakan faktor penentu kualitas produk tersebut. Perusahaan bisa memberikan pelatihan bagi pekerja agar bisa menghasilkan produk yang berkualitas. - Tidak fokus waktu bekerja karena ngantuk ataupun kelelahan juga bisa mengakibatkan cacat pada produk. Pekerja dituntut untuk teliti dalam pemasangan kancing dan pembuatan lubang kancing agar kemeja yang dihasilkan tidak terdapat kecacatan. 3. Material - Bahan baku yang digunakan seperti kancing dan benang tidak memenuhi kualitas sehingga resiko cacat produk menjadi tinggi.

45 Implikasi Solusi Terpilih Berdasarkan hasil pengolahan data dari sub bab 4.8, maka PT. Citra Tunas Baru Gramindo sebaiknya melakukan langkah langkah berikut ini agar dapat menyelesaikan masalah masalah yang ada dalam perusahaannya. Langkah langkah ini diambil sesuai dengan rancangan implikasi solusi terpilih, yaitu : 1. Perusahaan dapat menerapkan pendekatan Statistical Process Control (SPC) untuk mengetahui faktor faktor utama terjadinya defect yang paling banyak ditemui pada produk dan menentukan perbaikan proses sehingga mengurangi atau menghilangkan defect dan memperbaiki standar kualitas pada perusahaan. 2. Perusahaan harus melakukan inspeksi pada proses produksi dan distribusi produk sehingga perusahaan bisa menghilangkan biaya akibat retur yang selama ini terjadi karena defect pada produk. 3. Perusahaan harus meningkatkan kualitas produk agar dapat meningkatkan kepuasan konsumen yang berujung pada peningkatan pembelian produk oleh konsumen. Hal ini akan menguatkan citra perusahaan dan daya saing yang kuat dengan pesaing perusahaan sehingga bisa memajukan perusahaan.

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK PT Sahabat Buana adalah perusahaan yang memproduksi bijih-bijih plastik dimana terdapat banyak pesaing, untuk itu perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya yang semakin

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT. Shyang Yao Fung adalah perusahaan industri manufaktur yang

BAB IV PEMBAHASAN. PT. Shyang Yao Fung adalah perusahaan industri manufaktur yang BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. Shyang Yao Fung adalah perusahaan industri manufaktur yang bergerak di bidang sepatu olahraga yang bermerek Adidas yang memproduksi sepatu untuk pria, wanita,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data yang dilakukan penulis menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan pada Lini 2 bagian produksi Consumer Pack, yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 35 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode dasar analisis deskriptif analitis. Metode ini berkaitan dengan pengumpulan data yang berguna untuk memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEPATU DAN SANDAL WANITA DENGAN METODE SPC (STATISTICAL PROCESS CONTROL) PADA PT.

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEPATU DAN SANDAL WANITA DENGAN METODE SPC (STATISTICAL PROCESS CONTROL) PADA PT. ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEPATU DAN SANDAL WANITA DENGAN METODE SPC (STATISTICAL PROCESS CONTROL) PADA PT. GRAMIDO SKRIPSI Oleh : Chrestella - 0900794800 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2009, hlm.38), menyatakan bahwa objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

Lebih terperinci

ANALYSIS PROPOSAL OF PRODUCT QUALITY CONTROL ON WALLET USING (SPC) STATISCAL PROCESS CONTROL METHOD ON CV CARDINA

ANALYSIS PROPOSAL OF PRODUCT QUALITY CONTROL ON WALLET USING (SPC) STATISCAL PROCESS CONTROL METHOD ON CV CARDINA 1 ANALYSIS PROPOSAL OF PRODUCT QUALITY CONTROL ON WALLET USING (SPC) STATISCAL PROCESS CONTROL METHOD ON CV CARDINA Denito Avisenna Bina Nusantara University, JL Raya Kebon Jeruk, Jakarta, Indonesia, denito99@hotmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan pada proses bahan baku, proses produksi, dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pengetahuan, teknologi dan pertumbuhan ekonomi pada sektor industri Pangan di Indonesia menyebabkan persaingan antara industri-industri yang menghasilkan produk sejenis harus lebih kreatif dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 40 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan National Garment merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri pembuatan barang fashion seperti kaos,kemeja,celana,jaket

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN Seminar Nasional IENACO 204 ISSN 2337-4349 PENGENDALIAN KUALITAS PADA MESIN INJEKSI PLASTIK DENGAN METODE PETA KENDALI PETA P DI DIVISI TOSSA WORKSHOP Much. Djunaidi *, Rachmad Adi Nugroho 2,2 Jurusan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Ketatnya persaingan dalam usaha textil akhir-akhir ini membuat banyak perusahaan textil bekerja keras untuk bertahan dalam persaingan. Faktor kualitas menjadi point yang paling diperhatikan agar

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN MUTU PRODUK PADA PT. SHARP ELECTRONICS INDONESIA

ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN MUTU PRODUK PADA PT. SHARP ELECTRONICS INDONESIA ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN MUTU PRODUK PADA PT. SHARP ELECTRONICS INDONESIA Shelviana 0700696341 ABSTRAK Dalam menghadapi era globalisasi, persaingan dalam dunia bisnis bukanlah

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java

Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java Arkan Addien 1), Pringgo Widyo Laksono 2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat Pada tahun 1995, permintaan ekspor pakaian jadi (garment) khususnya kemeja ke negara timur tengah semakin bertambah dan keadaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Djarum adalah salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Untuk tetap mempertahankan predikatnya, PT Djarum berusaha untuk selalu memberikan produk yang bermutu dan memiliki karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. CITRA ABADI SEJATI yang beralamat di jalan raya Cileungsi-Jonggol Km: 2.5 kp.sawah, kecamatan Cileungsi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang ingin memenangkan persaingan dituntut untuk memberikan perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang ingin memenangkan persaingan dituntut untuk memberikan perhatian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan persaingan dituntut untuk memberikan perhatian penuh kepada

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK

SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK Disusun Oleh : Nama : Asep Suryadi NPM : 201210215039 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Histogram Histogram pada tahap ini digunakan untuk mengidentifikasi peluang cacat, membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream 30gr dan Lightening

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pengendalian Kualitas Produk Dengan Metode Statistical Process Control (SPC)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pengendalian Kualitas Produk Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Pengendalian Kualitas Produk Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) Pada PTP Nusantara

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SPC PADA PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SPC PADA PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES Universitas Bina Nusantara Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 - Semester Ganjil tahun 2006 / 2007 ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SPC PADA PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2010:4) manajemen operasi (Operation Management) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa

Lebih terperinci

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016 7 Basic Quality Tools 14 Oktober 2016 Dr. Kaoru Ishikawa (1915 1989) Adalah seorang ahli pengendalian kualitas statistik dari Jepang. As much as 95% of quality related problems in the factory can be solved

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan pembuatan celana jeans yang ditujukan untuk pasaran lokal. Lokasi pabrik tersebut

Lebih terperinci

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan di PT United Can Company Ltd. yang berlokasi di Jalan Daan Mogot Km. 17, Kalideres Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA merupakan perusahaan yang bergerak di

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA merupakan perusahaan yang bergerak di 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi alluminium extrusion di Jakarta. Perusahaan ini berkantor di JL. Palmerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik itu perusahaan jasa, perusahaan dagang maupun perusahaan industri. Pada

BAB I PENDAHULUAN. baik itu perusahaan jasa, perusahaan dagang maupun perusahaan industri. Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini dunia usaha semakin berkembang dengan pesatnya, baik itu perusahaan jasa, perusahaan dagang maupun perusahaan industri. Pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian dilakukan pada PT Tirta Agung Wijaya yang merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan di area Jawa Tengah. Pengamatan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION MEDIA ASMAJAYA DAN HARI MOEKTIWIBOWO Program Studi S1 Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

ABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Peta kendali P, Histogram, Pareto, diagram sebab- akibat. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Peta kendali P, Histogram, Pareto, diagram sebab- akibat. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK ABSTRAK PD Jaya Sentosa adalah perusahaan manufaktur yang harus berjuang untuk mempertahankan produknya laku dipasaran. Upaya yang dilakukan selama ini adalah dengan mempertahankan kualitas produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang semakin pesat. Dampaknya adalah persaingan antar industri semakin ketat, terutama industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Dalam perkembangan ekonomi saat ini usaha tumbuh dengan pesat di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Dalam perkembangan ekonomi saat ini usaha tumbuh dengan pesat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Dalam perkembangan ekonomi saat ini usaha tumbuh dengan pesat di Indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Banyaknya perusahaan di era globalisasi memicu keberadaan produk lokal dan nasional tidak akan luput dari tuntutan persaingan, selain itu juga mempunyai peluang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk

Bab I. Pendahuluan. menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan usahanya setiap perusahaan memiliki tujuan utama yaitu menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk memperoleh laba

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Berdasarkan dari hasil pengamatan dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada proses produksi wafer stick selama 3 bulan. Maka diketahui data sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang cepat disegala bidang yang menuntut kepiawaian manajemen dalam mengantisipasi setiap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada cepatnya perubahan selera konsumen terhadap suatu produk. Oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada cepatnya perubahan selera konsumen terhadap suatu produk. Oleh sebab BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar nasional maupun di pasar internasional. Meningkatnya persaingan bisnis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permintaan produk yang tinggi dari pelanggan akan membuat perusahaan semakin giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh pada mutu atau kualitas.

Lebih terperinci

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk 228 Seminar Nasional Teknik Industri [SNTI2017] ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk Heri Wibowo 1, Sulastri 2 dan Ahmad

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan pengendalian kualitas produk dalam proses produksinya sampai pengendalian kualitas produk

Lebih terperinci

UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAIN KATUN TIPE PADA PROSES PENCELUPAN DI PT ARGO PANTES,TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC

UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAIN KATUN TIPE PADA PROSES PENCELUPAN DI PT ARGO PANTES,TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAIN KATUN TIPE 41166 PADA PROSES PENCELUPAN DI PT ARGO PANTES,TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC Disusun Oleh: Juli Evelina/33412985 Pembimbing: Dr. Ir. Rakhma Oktavina,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. PIMS Indonesia, Jl. Ciputat Raya No. 5, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12240, Indonesia.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process

BAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process 70 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil control chart PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process Control. Sebagai langkah awal penulis mencoba menganalisa data volume produk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN. metode peta kendali P di atas, maka diperoleh hasil dari data yang telah diproses

BAB V ANALISA PEMBAHASAN. metode peta kendali P di atas, maka diperoleh hasil dari data yang telah diproses BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Analisa Hasil Perhitungan Data Berdasarkan hasil dari pengumpulan dan pengaolahan data menggunakan metode peta kendali P di atas, maka diperoleh hasil dari data yang telah

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAKSI. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAKSI Suatu perusahaan dapat dikatakan sukses atau berhasil, apabila perusahaan tersebut mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Penilaian terhadap keberhasilan atau kesuksesan suatu perusahaan

Lebih terperinci

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang 27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode penelitian untuk pengumpulan dan pengolahan data yang diperlukan, hingga analisa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini perkembangan di dunia industri semakin pesat, banyaknya produk-produk sandang yang ditawarkan dari berbagai perusahaan membuat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6 ABSTRAK PT Dhaya Tuhumitra adalah perusahaan penghasil sepatu sandal wanita dengan orientasi pasar ekspor sehingga harus dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya agar dapat memenangkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi 2.1.1 Pengertian Riset Operasi Menurut Mulyono, riset adalah proses untuk mencari kebenaran suatu masalah atau hipotesa, sedangkan operasi didefinisikan sebagai penerapan

Lebih terperinci

ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG

ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG Nia Budi Puspitasari Program Studi Teknik Industri UNDIP Abstrak Sebagai salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Mengidentifikasi jenis kecacatan atau kerusakan yang terdapat pada proses pembuatan sepatu atau sandal

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define 5.2 Tahap Measure Jenis Cacat Jumlah Cacat jumlah

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define 5.2 Tahap Measure Jenis Cacat Jumlah Cacat jumlah 59 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define National Garmen merupakan sebuah industri pembuatan baju kemeja, kaos polo, kaos oblong dan jaket. Sistem produksi pada National Garmen berdasarkan make by order yaitu

Lebih terperinci

Oleh : Dewi Taurusyanti 1) dan Anida Ovalia Kurniadewi 2) ABSTRAK

Oleh : Dewi Taurusyanti 1) dan Anida Ovalia Kurniadewi 2) ABSTRAK PENGGUNAAN DIAGRAM PARETO, DIAGRAM SEBAB AKIBAT DAN METODE SQC SEBAGAI ALAT BANTU UNTUK MENGEVALUASI KINERJA PRODUKSI TERHADAP TINGKAT MUTU PRODUK YANG DIHASILKAN PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran Pengumpulan Data Hasil Perhitungan Jam Ke- CTQ of Out Sol Manufacture it) n it) si (p in g . P efect (p Isi ersize - T

LAMPIRAN Lampiran Pengumpulan Data Hasil Perhitungan Jam Ke- CTQ of Out Sol Manufacture it) n it) si (p in g . P efect (p Isi ersize - T L46 LAMPIRAN Lampiran Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan selama melakukan observasi di PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini antara

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Sejarah Umum Perusahaan PT Tirta Agung Wijaya (TAW) merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan air minum dalam kemasan (AMDK). Dimulai pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pengendalian Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dasar

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan data Observasi dilakukan pada lantai Produksi dan dikhususkan pada proses pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan buku,

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Central Aneka Busana (CAB) adalah salah satu perusahaan garmen di Indonesia, yang berlokasi di Poris, Tanggerang.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Sansan Saudaratex Jaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang garment. Saat ini perusahaan mempunyai permasalahan kualitas pada produk celana yang dihasilkan dimana masih banyaknya jumlah

Lebih terperinci

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang) Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang) Debora Anne Y. A., Desy Gunawan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

USULAN FAKTOR PENYEBAB CACAT PRODUKSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SEVEN BASIC QUALITY MANAGEMENT TOOLS PADA PT. TATALOGAM LESTARI

USULAN FAKTOR PENYEBAB CACAT PRODUKSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SEVEN BASIC QUALITY MANAGEMENT TOOLS PADA PT. TATALOGAM LESTARI USULAN FAKTOR PENYEBAB CACAT PRODUKSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SEVEN BASIC QUALITY MANAGEMENT TOOLS PADA PT. TATALOGAM LESTARI Siau Fung, Haryadi Sarjono Universitas Bina Nusantara, Jl. KH. Syahdan No. 9,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PD. Sandang Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PD. Sandang Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PD. Sandang Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur, yaitu perusahaan garmen yang membuat lembaran kain menjadi sebuah baju yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian 05

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian 05 ABSTRAK PT Ateja Multi Industri merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri tekstil, dimana produk yang dihasilkannya berupa kain untuk public transportation berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Pemecahan Masalah Flow Chart Pemecahan Masalah adalah sebagai berikut : Gambar 3.1 Flowchart Pemecahan Masalah Penjelasan langkah-langkah flow diagram

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Data Umum Perusahaan. PT. Rapico Busana Permata Indah didirikan pada tahun 1983 yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Data Umum Perusahaan. PT. Rapico Busana Permata Indah didirikan pada tahun 1983 yang BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Data Umum Perusahaan PT. Rapico Busana Permata Indah didirikan pada tahun 1983 yang bergerak di bidang industri garment manufacturing oleh Bapak Syarifudin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan produksi kemasan makanan dari kertas karton CV. Yogyakartas yang berlokasi di Jl. Nyi Ageng Nis No. 20 B,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dan cara-cara yang dikembangkan untuk mencapai tujuan, sasaran oleh perusahaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Produksi merupakan sebuah siklus yang dilakukan oleh perusahaan dalam penyediaan barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada pasar demi keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI KAYU LAPIS MENGGUNAKAN STATISTICAL QUALITY CONTROL

ANALISIS PRODUKSI KAYU LAPIS MENGGUNAKAN STATISTICAL QUALITY CONTROL Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 05, No. 1 (2016), hal 1-8 ANALISIS PRODUKSI KAYU LAPIS MENGGUNAKAN STATISTICAL QUALITY CONTROL Awaliyah, M. Novitasari Mara, Shantika Martha INTISARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diwarnai dengan revolusi di segala bidang, yang membuat faktor-faktor produksi

BAB I PENDAHULUAN. diwarnai dengan revolusi di segala bidang, yang membuat faktor-faktor produksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perekonomian telah memasuki era globalisasi yang akan diwarnai dengan revolusi di segala bidang, yang membuat faktor-faktor produksi seperti manusia,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA III.1 Gambaran Umum Perusahaan III.1.1 Riwayat PT.Groovy Mustika Sejahtera PT.Groovy Mustika Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN & SARAN

BAB 5 SIMPULAN & SARAN BAB 5 SIMPULAN & SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian, pengolahan data dan analisa yang sudah dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulan sebagai berikut : 1. Jenis kecacatan yang terdapat pada proses

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Kepemilikan Toko Kolbandang berada di bawah 1 orang yaitu pemilik (Bu. Meningkatnya kebutuhan Toko Kolbandang untuk membangun struktur

BAB V PENUTUP. Kepemilikan Toko Kolbandang berada di bawah 1 orang yaitu pemilik (Bu. Meningkatnya kebutuhan Toko Kolbandang untuk membangun struktur BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dari bab sebelumnya maka kesimpulan dalam penelitian ini yaitu: 1. Deskripsi perkembangan kepemilikan Toko Kolbandang termasuk dalam kategori: pengendalian

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, akan dijelaskan terlebih dahulu bagaimana cara kerja sistem pengendalian kualitas yang dilakukan pada saat paling awal yaitu mulai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK Pengendalian kualitas adalah suatu proses yang ditujukan untuk mempertahankan standar kualitas produk yang dijanjikan oleh perusahaan kepada konsumen serta untuk membantu mempertahankan kinerja

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. X merupakan salah satu perusahaan tekstil yang bergerak dalam bidang pembuatan benang menjadi kain. Untuk mempertahankan citranya di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat maka PT. X selalu

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS CELANA PENDEK MODEL PM 01 DENGAN METODE DMAIC DI PT PINTU MAS GARMINDO. Putri Endang Fitriany

USULAN PERBAIKAN KUALITAS CELANA PENDEK MODEL PM 01 DENGAN METODE DMAIC DI PT PINTU MAS GARMINDO. Putri Endang Fitriany USULAN PERBAIKAN KUALITAS CELANA PENDEK MODEL PM 01 DENGAN METODE DMAIC DI PT PINTU MAS GARMINDO Putri Endang Fitriany 35412763 LATAR BELAKANG Kualitas Cacat DMAIC PT Pintu Mas Garmindo Celana Pendek Model

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Jenis penelitian yang digunakan untuk membahas dan menganalisis data dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SPC PADA PT. AUTUM ELECTRONIC JAKARTA

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SPC PADA PT. AUTUM ELECTRONIC JAKARTA Universitas Bina Nusantara Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 - Semester Genap tahun 2006 / 2007 ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SPC PADA PT. AUTUM ELECTRONIC JAKARTA

Lebih terperinci