BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA merupakan perusahaan yang bergerak di

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA merupakan perusahaan yang bergerak di"

Transkripsi

1 41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi alluminium extrusion di Jakarta. Perusahaan ini berkantor di JL. Palmerah Utara Raya No. 62 A, Jakarta. Dengan fasilitas pabrik yang lengkap dan terintegrasi dengan luas pabrik meter persegi maka dapat dihasilkan produk-produk aluminium extrusion sampai dengan ton per tahun. Pabrik dilengkapi dengan perlengkapan seperti in house dies design, fasilitas pembuatan dies, fasilitas pembuatan anodized dan powder coating finishing, fasilitas pemrosesan fabrikasi dan pemilihan billet-billet. Dengan dilengkapi fasilitas-fasilitas ini maka perusahaan dapat lebih konsisten dan efisien dalam memproduksi profil aluminium dengan kualitas terbaik Visi dan Misi Perusahaan Visi Perusahaan Visi perusahaan PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA yaitu memenuhi setiap keinginan customer dengan secara konsisten menawarkan kualitas produk yang terbaik dan pengiriman yang tepat waktu dengan harga yang kompetitif Misi Perusahaan Misi Perusahaan yaitu: - Meningkatkan produktifitas dan efisiensi secara berkelanjutan - Memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham 41

2 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan CEO General Manager Sales & Marketting Manufacturing Finance & Accounting HRD Research and Development Sales and Marketting Customer Service Purchasing PPIC Engineering Production IT Quality Control Sumber: PT.SENTRA MAHAKARYA INTEGRA Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA Uraian Pekerjaan 1. CEO (Chief Executive Officer) CEO merupakan pimpinan tertinggi dari perusahaan. CEO juga sekaligus pemilik perusahaan. Tugas CEO : - Memantau perkembangan perusahaan - Bertanggung jawab atas seluruh proses produksi

3 43 Wewenang CEO adalah : - Mengangkat atau memberhentikan General manager. - Menolak atau menyetujui kebijakan yang dilakukan perusahaan. 2. General Manager Tugas General manager adalah: - Memimpin perusahaan dalam mencapai visi perusahaan. - Membuat sistem produksi dan secara langsung bertanggung jawab terhadap CEO. - Mengatur jalannya kegiatan perusahaan. 3. Sales and Marketting Sales and Marketting Tugas Sales and Marketting adalah: - Mencari calon pelanggan dari perusahaan. - Melakukan pemasaran dan promosi terhadap perusahaan. Customer Service Tugas Customer Service adalah: - Menerima tanggapan dari pelanggan, keluhan dan saran tentang suatu hal yang berkaitan dengan perusahaan. - Meneruskan informasi dari pelanggan pada bagian HRD 4. Manufacturing Purchasing Tugas bagian purchasing adalah : - Mengatur pembelian bahan baku - Mengatur pembelian alat-alat produksi dan perlengkapan kantor PPIC (Production, Planning and Inventory Control) Tugas PPIC adalah:

4 44 - Merencanakan kegiatan produksi - Mengontrol persediaan bahan baku dan produk jadi - Mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses produksi - Bertanggung jawab terhadap pengiriman produk jadi ke pelanggan Engineering Tugas Engineering adalah : - Melakukan pengawasan pada kondisi mesin. - Memperbaiki kerusakan-kerusakan pada mesin. - Melakukan perawatan pada mesin. Production Tugas production adalah: - Mengontrol bahan mentah yang dating. - Menjalankan proses produksi - Memastikan hasil produksi dapat digunakan atau tidak IT (Informaton Technology) Tugas IT adalah : - Membuat program yang memudahkan kegiatan tiap bagian perusahaan. - Memantau infrastruktur perusahaan. - Membantu divisi lain dalam penggunaan IT. Quality Control Tugas quality control adalah: - Mengntrol mutu dari bahan mentah hingga produk jadi. 5. Finance & Accounting Tugas bagian finance adalah: - Melakukan pembayaran gaji karyawan. - Menghitung uang lembur karyawan.

5 45 - Membayar segala keperluan yang dibutuhkan perusahaan. Tugas bagian accounting adalah : - Membuat laporan keuangan perusahaan. - Memberikan laporan keuangan perusahaan kepada pimpinan. 6. HRD (Human Resource Development) Tugas HRD adalah: - Melakukan perekrutan dan pemberhentian karyawan. - Melakukan pendataan tenaga kerja. - Mengadakan training untuk meningkatkan keahlian karyawan. 7. Research and Development Tugas R&D adalah: - Melakukan perancangan desain produk baru dengan keinginan pelanggan. - Melakuka perancangan desain cetakan mesin. 4.2 Produk yang Dihasilkan PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA merupakan suatu perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk alumunium dengan tiga macam jenis yaitu: - Mill Finish Merupakan produk original tanpa adanya proses penambahan warna setelah selesai dari proses extrusion, sehingga warna yang dimiliki merupakan warna asli dari aluminium. Produk ini dapat digunakan jika penampilan luar bukan merupakan hal yang penting atau ketika produk akan diberikan warna dengan cat nantinya. - Anodized Finish Setelah aluminium telah melalui proses extrusion, bahan di proses dengan proses yang disebut anodized finishing. Anodized finish digunakan ketika penampilan luar

6 46 dan daya tahan produk sangat diperlukan. Dengan proses anodizing ini akan menciptakan suatu lapisan yang disebut anodic film yang dapat berfungsi sebagai lapisan anti abrasi, tahan korosi, menjaga warna, perlindungan dari sinar ultra violet dan juga hantaman angin kencang. Ketebalan anodic film menentukan tingkat ketahanan aluminium.. - Powder Coating Finish Merupakan proses penyelesaian dengan pengecatan. Dengan proses ini, powder coating finish memiliki kelebihan dengan banyaknya pilihan warna. Dengan banyaknya pilihan warna dapat membantu para arsitek ataupun interior desainer bekerja dengan lebih fleksibel dan kreatif dengan proyek-proyek mereka. Powder coating juga memiliki daya tahan yang baik, anti abrasi, tahan terhadap korosi, warna tidak akan berubah dan tahan terhadap sinar ultra violet. Karena banyaknya jenis produk yang dihasilkan oleh PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA maka penulis mengkhususkan penelitian pada produk Anodized Finish yang dihasilkan oleh PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA Penentuan Standar Kualitas Produk Aluminum Standar kualitas produk yang diterapkan oleh PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA terdiri dari tiga tahapan utama, yaitu standar kualitas bahan baku, standar kualitas dalam proses produksi, dan stand kualitas produk jadi. 1. Standar kualitas bahan baku Bahan baku merupakan komponen utama yang digunakan dalam pembuatan suatu produk dalam proses produksi. Tanpa adanya bahan baku maka proses produksi tidak akan dapat berjalan. Bahan baku yang digunakan untuk

7 47 menghasilkan produk aluminium anodized finish yaitu metal aluminium yang diperoleh dari penambangan dan bahan pembantu lainnya yaitu bahan-bahan kimia dan aliran listrik untuk proses anodizing. 2. Standar kualitas proses produksi Penetapan standar kualitas dalam proses produksi bertujuan untuk memastikan bahwa dalam proses produksi sudah berjalan sesuai prosedur atau terkendali, sehingga apabila terjadi penyimpangan dalam proses produksi dapat segera dilakukan tindakan perbaikan. Standar kualitas proses produksi yang diterapkan yaitu : Proses Billet Casting Proses dimana bahan mentah aluminium dibentuk menjadi aluminium berbentuk batangan agar dapat dileburkan kembali untuk dicetak sesuai dengan bentuk yang akan diproduksi oleh perusahaan. Pada proses ini mesin peleburan harus bekerja secara optimal dalam suhu yang sesuai dan tugas karyawan harus mengatur agar mesin bekerja secara normal tanpa ada suatu masalah. Proses Press Merupakan proses dimana aluminium yang sudah berbentuk batangan kembali dileburkan untuk kemudian dicetak menurut bentuk profil-profil aluminium yang ada, di sini ketepatan dan presisi bentuk cetakan dari mesin sangat berpengaruh terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Proses Anodizing Merupakan proses dimana proses pembentukan anodic film dan pemberian warna dilakukan. Anodic film sendiri berguna untuk memberikan lapisan luar aluminium sehingga aluminium dapat lebih tahan lama. Terdapat standar perusahaan dalam menentukan ketebalan anodic film yaitu:

8 48 Tabel 4.1 Tingkat Ketebalan Anodic Film Tingkat Ketebalan Rekomendasi penggunaan 5-10 micron Untuk profil interior micron Untuk profil eksterior micron Untuk profil eksterior yang sangat terbuka Sumber: PT.SENTRA MAHAKARYA INTEGRA (Lampiran 7) Proses Sawing Proses dimana aluminium yang sudah dicetak untuk kemudian dipotong sesuai dengan ukuran profil-profil yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Penggunaan mesin pemotong dan kinerja karyawan sangat berpengaruh terhadap ketepatan ukuran produk. 3. Standar kualitas produk jadi Penetapan standar kualitas produk jadi merupakan suatu prosedur dalam suatu perusahaan untuk memastikan kualitas dalam suatu produk yang telah dihasilkan apakah sudah memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan. Penetapan standar kualitas produk ditujukan untuk memuaskan selera dan keinginan konsumen dengan mencegah agar produk yang tidak memenuhi standar kualitas tidak sampai ke tangan konsumen. Standar kualitas produk jadi yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu: - Dimensi produk sesuai dengan setiap profil yang ditentukan - Ketebalan anodic film sesuai dengan yang ditentukan pada setiap produk - Die line tidak terlihat dalam produk jadi

9 Aliran Proses Produksi Bahan Baku Billet Casting Extrusion Press Anodizing Sawing Finishing dan Inspeksi Packing Sumber: PT.SENTRA MAHAKARYA INTEGRA Gambar 4.2 Aliran Proses Produksi Penjelasan mengenai proses produksi pembuatan produk aluminium anodized finish dijelaskan sebagai berikut : 1. Billet Casting Pada proses billet casting adalah saat dimana alumunium yang masih belum berbentuk dileburkan untuk kemudian dibentuk menjadi aluminium-aluminium batangan yang disebut sebagai billet. Pada saat ini aluminium disebut dengan bentuk blank karena belum dicetak sehingga masih berupa seperti batang polos. Pada saat aluminium dalam proses peleburan aluminium yang telah melebur akan diberikan bubuk alumina yang berfungsi untuk membuat tampilan aluminium yang kuat dan keras setelah aluminium tersebut mendingin.

10 50 2. Extrusion Pada tahap extrusion aluminium yang sudah berbentuk batangan atau disebut billet kembali dipanaskan kembali secara tiga tahap. Setiap tahap memiliki fungsi masing-masing, tahap pertama hanyalah sebagai sebuah pemanasan, tahap kedua adalah penggunaan panas yang sebenarnya dan pada tahap ketiga adalah dimana tahap pemanasan billet sebelum dimasukkan kedalam cetakan. 3. Press Pada tahap pressing inilah billet-billet alumunium yang telah dipanaskan tersebut dimasukkan ke dalam mesin pencetakan sesuai dengan bentuk-bentuk yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 4. Anodizing Setelah billet aluminium yang sudah dicetak tersebut kembali dingin maka akan dilanjutkan dengan proses yang dinamakan anodizing. Pada tahap anodizing ini terdapat beberapa tahap yaitu: - Pre-Treatment : billet dibersihkan dengan deterjen alkaline dan dipanaskan dalam air deterjen alkaline dengan suhu sekitar 145 derajat Fahrenheit. Proses ini bertujuan untuk membersihkan billet aluminium dari kontaminasi dan minyak yang menempel. - Rinsing : Pada proses rinsing billet dibilas secara berkali-kali menggunakan air yang telah di de-ionisasi. - Etching (Chemical Milling) : Proses ini mempersiapkan billet sebelum dilakukan proses anodizing yang berfungsi untuk membuang lapisan tipis aluminium secara kimia dengan menggunakan sodium hydroxide. - Anodizing : Aluminium dicelupkan ke dalam sebuah wadah yang mengandung elektrolit-elektrolit yang mengandung 15% konsentrasi asam sulfur. Aliran listrik pun juga dialirkan melalui elektrolit tersebut dan

11 51 aluminium berfungsi sebagai anoda dan wadah berfungsi sebagai katoda. Tegangan listrik yang diberikan akan menyebabkan anoda dan katoda membuat anion-anion tersebut masuk ke dalam anoda dimana oksigen yang terdapat di dalam anion menyatu dengan aluminium dan reaksi tersebut akan menghasilkan aluminium oksida, reaksi inilah yang menghasilkan anodic film pada aluminium. - Coloring : setelah proses anodizing selesai maka akan dilakukan pemberian warna yang berfungsi untuk menjaga ketahanan aluminium. Warna-warna yang digunakan biasanya hanya terdapat beberapa saja seperti warna natural, hitam atau perunggu. 5. Sawing Setelah proses anodizing selesai maka akan dilakukan proses pemotongan yang sesuai dengan ukuran profil-profil aluminium yang telah ditetapkan. 6. Finishing dan Inspeksi Setelah seluruh proses telah selesai akan dilakukan pengecekan ulang untuk melihat apakah produk sudah sesuai dengan standart perusahaan. 7. Packing Setelah proses inspeksi telah selesai, maka langkah terakhir adalah packing produk-produk yang siap untuk dikirim ke tempat para customer. 4.3 Pelaksanaan Pengendalian Kualitas Produk Aluminum Dengan dilakukannya pengawasan terhadap kualitas produk, maka perusahaan dapat mendeteksi jika terjadi penyimpangan pada produk yang dihasilkan, sehingga produk yang menyimpang dari standar kualitas yang sudah ditetapkan oleh perusahaan tidak sampai ke tangan customer yang dapat mengakibatkan turunnya image perusahaan di mata customer. Walaupun kegiatan proses produksi telah dilaksanakan dan

12 52 direncanakan sebaik mungkin akan tetapi tidak menutup kemungkinan adanya penyimpangan terhadap kualitas produk. Pengawasan yang dilakukan oleh PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA dapat dilihat dari gambar berikut ini: Bahan Baku A Billet Casting Extrusion Press B Anodizing Sawing Penyimpanan Pengiriman Keterangan : A = Pengawasan kualitas bahan baku B = Pengawasan kualitas proses produksi C = Pengawasan kualitas produk jadi Sumber: PT.SENTRA MAHAKARYA INTEGRA Packing Finishing dan Inspeksi C Gambar 4.3 Pelaksanaan Pengawasan Produk Aluminium Anodized Finish Pengawasan Kualitas Bahan Baku Setiap perusahaan dalam menghasilkan produk selalu menggunakan bahan baku sebagai bahan dasar dalam menghasilkan suatu produk. Oleh karena itu bahan baku merupakan suatu hal yang sangat penting yang akan mempengaruhi kualitas produk jadi nantinya. Perusahaan melaksanakan pengawasan terhadap bahan baku agar bahan baku yang akan digunakan untuk menghasilkan produk jadi memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan oleh peusahaan.

13 53 Seleksi pemasok bahan baku Menyeleksi sumber bahan baku adalah langkah awal yang penting dalam melaksanakan quality control, karena dengan melakukan proses seleksi bahan baku perusahaan dapat mengetahui kualitas bahan baku yang ditawarkan, waktu pengiriman, serta harga yang ditawarkan oleh pemasok. Perusahaan memiliki pemasok bahan baku yang telah memenuhi kriteria tersebut yaitu PT. MAKMUR JAYA SAPUTRA PERKASA. Alasan perusahaan memilih perusahaan tersebut yaitu: - Harga bahan baku yang paling murah. - Kualitas bahan baku aluminium sudah tidak diragukan. - Perusahaan pemasok mau menerima return jika ada produk yang tidak sesuai standar perusahaan. - Perusahaan sudah memiliki image yang handal Pengawasan Proses Produksi Proses produksi merupakan kegiatan paling penting dalam suatu perusahaan, dimana pengawasan sangatlah dibutuhkan untuk menjaga agar proses produksi dapat berjalan secara lancar sehingga produk yang dihasilkan pun sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Pengawasan proses produksi pada PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA dilakukan dalam 5 tahap yaitu: 1. Proses Billet Casting Pengawasan yang dilakukan sebelum proses billet casting adalah mencakup pemeriksaan mesin yang akan digunakan, penempatan bahan aluminium mentah, suhu peleburan apakah sudah tercapai, dan pembersihan mesin secara berkala. 2. Proses Extrusion Pengawasan dilakukan dengan memeriksa setiap mesin pemanas apakah setiap mesin sudah mencapai suhu yang ditentukan, perawatan mesin secara berkala, sehingga pada saat proses extrusion billet-billet aluminium tersebut dapat

14 54 mencapai suhu yang pas untuk masuk ke dalam mesin pencetakan, karena jika suhu tidak tercapai hasil pencetakan akan tidak sesuai dengan yang diharapkan. 3. Proses Press Pada proses press ini adalah proses dimana saat billet siap untuk dicetak menurut bentuk yang telah ditetapkan menurut profil aluminium masing-masing. Ketepatan pengaturan oleh karyawan dan kondisi mesin sangat mempengaruhi hasil cetakan yang baik. Oleh karena itu perlu dilakukan perawatan terhadap alat pencetakan apakah masih bekerja dengan baik atau tidak. 4. Proses Anodizing Proses anodizing adalah proses dimana produk aluminium yang telah dicetak diberikan semacam lapisan yang dapat melindungi produk agar lebih tahan lama dan juga pada saat proses ini terjadi saat dimana pemberian warna pada produk. Pengawasan kualitas pada proses anodizing terletak pada jenis bahan kimia yang digunakan dan juga aliran listrik yang sesuai dan stabil. 5. Proses Sawing Pada proses sawing dimana produk dipotong sesuai dengan ukuran profil yang ditetapkan perusahaan. Pada proses ini ketepatan mesin dan pengawasan serta kontrol dari karyawan sangat berpengaruh sehingga proses pengawasan yang dilakukan yaitu dengan pengecekan mesin dan perawatan mesin secara berkala dan pengoperasian mesin dilakukan oleh karyawan yang sudah berpengalaman Pengawasan Kualitas Produk Jadi Pengawasan kualitas yang dilakukan pada produk jadi yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan menginspeksi kembali untuk memastikan apakah terdapat produk rusak yang lolos dari pengamatan pengawasan selama proses produksi berjalan dan untuk memastikan apakah produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas perusahaan sehingga layak untuk dikirimkan kepada customer. Pemeriksaan produk jadi

15 55 dilakukan setiap bulan oleh bagian quality control, yang melakukan pengamatan secara langsung terhadap produk tersebut apakah memenuhi standar atau tidak. Jika produk sesuai dengan standar maka akan dilakukan proses packing dan langsung dikirim ke customer. 4.4 Data Produk Lembar Periksa Untuk Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2007 Berikut ini lembar periksa untuk produk aluminium anodized finish periode Januari-December 2007 adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Data Jumlah Produksi dan Cacat Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2007 No. Bulan Jumlah Produksi (dalam kwintal) Jumlah Produk Cacat (dalam kwintal) 1. Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Sumber: PT.SENTRA MAHAKARYA INTEGRA Lembar Periksa Untuk Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2008 Berikut ini lembar periksa untuk produk aluminium anodized finish periode Januari-Desember 2008 adalah sebagai berikut:

16 56 Tabel 4.3 Data Jumlah Produksi dan Cacat Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2008 No. Bulan Jumlah Produksi (dalam kwintal) Jumlah Produk Cacat (dalam kwintal) 1. Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Sumber: PT.SENTRA MAHAKARYA INTEGRA Lembar Periksa Untuk Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2009 Berikut ini lembar periksa untuk produk aluminium anodized finish periode Januari-November 2009 adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Data Jumlah Produksi dan Cacat Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2009 No. Bulan Jumlah Produksi (dalam kwintal) Jumlah Produk Cacat (dalam kwintal) 1. Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

17 57 9. September Oktober November Total Sumber: PT.SENTRA MAHAKARYA INTEGRA Data Produk Aluminium Anodized Finish Tahun Berikut ini adalah data produk aluminium anodized finish yang diperoleh dari perusahaan untuk periode adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Data Jumlah Produksi dan Cacat Produk Aluminium Anodized Finish Tahun No. Bulan Jumlah Produksi (dalam kwintal) Jumlah Produk Cacat (dalam kwintal) 1. Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober

18 November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Total Sumber: PT.SENTRA MAHAKARYA INTEGRA 4.5 Menghitung Proporsi Cacat Proporsi cacat merupakan perbandingan dari jumlah produk cacat setiap bulan dengan jumlah produksi setiap bulannya. Rumus perhitungan proporsi cacat: P = = 57/1630 = 0,035 (bulan Januari 2007) Proporsi Cacat Tahun 2007 Berdasarkan data yang tersedia di atas, maka diperoleh perhitungan proporsi cacat untuk produk aluminium anodized finish di tahun 2007 sebagai berikut : Tabel 4.6 Perhitungan Proporsi Cacat Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2007 No. Bulan Jumlah Produksi (dalam kwintal) Jumlah Produk Cacat (dalam kwintal) Proporsi Cacat 1. Januari Februari

19 59 3. Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total ,028 Berdasarkan tabel di atas, jumlah produk cacat produk aluminium anodized finish secara keseluruhan di tahun 2007 adalah 472 kwintal dari total jumlah produksi sebesar kwintal dengan proporsi sebesar 0,028 atau 2,8%. Jumlah produk cacat terbanyak terdapat pada bulan Maret dengan jumlah cacat sebesar 68 kwintal dari jumlah produksi sebesar 1480 kwintal dengan proporsi 0,046 atau 4,6% Proporsi Cacat Tahun 2008 Berdasarkan data yang tersedia di atas, maka diperoleh perhitungan proporsi cacat untuk produk aluminium anodized finish di tahun 2008 sebagai berikut : Tabel 4.7 Perhitungan proporsi cacat produk aluminium anodized finish tahun 2008 No. Bulan Jumlah Produksi (dalam kwintal) Jumlah Produk Cacat (dalam kwintal) Proporsi Cacat 1. Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

20 60 8. Agustus September Oktober November Desember Total ,027 Berdasarkan tabel di atas, jumlah produk cacat produk aluminium anodized finish secara keseluruhan di tahun 2008 adalah 456 kwintal dari total jumlah produksi sebesar kwintal dengan proporsi sebesar 0,027 atau 2,7%. Jumlah produk cacat terbanyak terdapat pada bulan Februari dengan jumlah cacat sebesar 60 kwintal dari jumlah produksi sebesar 1580 kwintal dengan proporsi 0,038 atau 3,8% Proporsi Cacat Tahun 2009 Berdasarkan data yang tersedia di atas, maka diperoleh perhitungan proporsi cacat untuk produk aluminium anodized finish di tahun 2009 sebagai berikut : Tabel 4.8 Perhitungan Proporsi Cacat Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2009 No. Bulan Jumlah Produksi (dalam kwintal) Jumlah Produk Cacat (dalam kwintal) Proporsi Cacat 1. Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Total ,027

21 61 Berdasarkan tabel di atas, jumlah produk cacat produk aluminium anodized finish secara keseluruhan sampai bulan November di tahun 2009 adalah 416 kwintal dari total jumlah produksi sebesar kwintal dengan proporsi sebesar 0,027 atau 2,7%. Jumlah produk cacat terbanyak terdapat pada bulan Februari dengan jumlah cacat sebesar 62 kwintal dari jumlah produksi sebesar 1570 kwintal dengan proporsi 0,039 atau 3,9% Data Hasil Perhitungan Proporsi Cacat Tahun Berikut ini adalah data hasil perhitungan proporsi cacat produk aluminium anodized finish yang diperoleh dari perusahaan untuk periode 2007 sampai 2009 adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Data Perhitungan Proporsi Cacat Produk Aluminium Anodized Finish No. Bulan Jumlah Produksi (dalam kwintal) Tahun Jumlah Produk Cacat (dalam kwintal) Proporsi Cacat 1. Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April

22 Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Total , Menghitung UCL, CL dan LCL Nilai CL dapat diperoleh dengan menggunakan rumus: = 472/16790 = 0,028 (untuk tahun 2007) dan seterusnya. Nilai CL merupakan nilai yang didapat dari nilai. Jadi nilai CL adalah 0,028 yang berarti CL adalah rata-rata proporsi produk yang cacat dan merupakan batas tengah dari peta kendali p. Nilai UCL dihitung dengan rumus :

23 63 UCL = + 3 UCL = 0, ,, UCL = 0,040 (bulan January 2007) dan seterusnya. Nilai LCL dihitung dengan rumus : LCL = - 3 LCL = 0,028-3,, LCL = 0,016 (bulan January 2007) dan seterusnya Menghitung UCL, CL dan LCL Tahun 2007 Berdasarkan hasil perhitungan proporsi diatas, maka dapat diperoleh hasil perhitungan UCL, CL dan LCL untuk produk aluminium anodized finish di tahun 2007 sebagai berikut : Tabel 4.10 Perhitungan UCL, CL dan LCL Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2007 No. Bulan Jumlah Produksi (dalam kwintal) Jumlah Produk Cacat (dalam kwintal) Proporsi Cacat UCL CL LCL 1. Januari Februari Maret April Mei

24 64 6. Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total ,028 Berdasarkan hasil perhitungan data diatas, terdapat beberapa data yang berada di luar batas kendali yaitu pada bulan Maret dan September. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan dengan cara menghilangkan sampel tersebut Menghitung UCL, CL dan LCL Tahun 2008 Berdasarkan hasil perhitungan proporsi diatas, maka dapat diperoleh hasil perhitungan UCL, CL dan LCL untuk produk aluminium anodized finish di tahun 2008 sebagai berikut : Tabel 4.11 Perhitungan UCL, CL dan LCL Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2008 No. Bulan Jumlah Produksi (dalam kwintal) Jumlah Produk Cacat (dalam kwintal) Proporsi Cacat UCL CL LCL 1. Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober

25 November Desember Total ,027 Berdasarkan hasil perhitungan data diatas, terdapat data yang berada di luar batas kendali yaitu pada bulan September. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan dengan cara menghilangkan sampel tersebut Menghitung UCL, CL dan LCL Tahun 2009 Berdasarkan hasil perhitungan proporsi diatas, maka dapat diperoleh hasil perhitungan UCL, CL dan LCL untuk produk aluminium anodized finish di tahun 2009 sebagai berikut : Tabel 4.12 Perhitungan UCL, CL dan LCL Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2009 No. Bulan Jumlah Produksi (dalam kwintal) Jumlah Produk Cacat (dalam kwintal) Proporsi Cacat UCL CL LCL 1. Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Total ,027

26 66 Berdasarkan hasil perhitungan data diatas, terdapat data yang berada di luar batas kendali yaitu pada bulan November. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan dengan cara menghilangkan sampel tersebut Hasil Perhitungan UCL, CL dan LCL Tahun Berdasarkan hasil perhitungan proporsi diatas, maka dapat diperoleh hasil perhitungan UCL, CL dan LCL untuk produk aluminium anodized finish di tahun sebagai berikut : No. Tabel 4.13 Perhitungan UCL, CL dan LCL Produk Aluminium Anodized Finish Bulan Jumlah Produksi (dalam kwintal) Tahun Jumlah Produk Cacat (dalam kwintal) Proporsi Cacat UCL CL LCL 1. Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

27 September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Total , Gambar Peta Kendali p Gambar Peta Kendali p Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2007 Berdasarkan hasil perhitungan UCL, CL dan LCL di atas, maka dapat digambarkan peta kendali p untuk produk aluminium anodized finish pada tahun 2007 sebagai berikut: PROPORSI CACAT Peta Kendali p Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2007 UCL CL LCL NO. PENGAMATAN Gambar 4.4 Peta Kendali p Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2007

28 68 Berdasarkan peta kendali p diatas, terdapat data yang berada di luar batas kendali. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan dengan cara menghilangkan sampel tersebut Gambar Peta Kendali p Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2008 Berdasarkan hasil perhitungan UCL, CL dan LCL di atas, maka dapat digambarkan peta kendali p untuk produk aluminium anodized finish pada tahun 2008 sebagai berikut: PROPORSI CACAT Peta Kendali p Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2008 UCL CL LCL NO. PENGAMATAN Gambar 4.5 Peta Kendali p Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2008 Berdasarkan peta kendali p diatas, terdapat data yang berada di luar batas kendali. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan dengan cara menghilangkan sampel tersebut Gambar Peta Kendali p Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2009 Berdasarkan hasil perhitungan UCL, CL dan LCL di atas, maka dapat digambarkan peta kendali p untuk produk aluminium anodized finish pada tahun 2009 sebagai berikut:

29 69 PROPORSI CACAT Peta Kendali p Produk Aluminium Anodized Finish Tahun UCL CL LCL NO. PENGAMATAN Gambar 4.6 Peta Kendali p Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2009 Berdasarkan peta kendali p diatas, terdapat data yang berada di luar batas kendali. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan dengan cara menghilangkan sampel tersebut Peta Kendali p Produk Aluminium Anodized Finish Tahun Berdasarkan hasil perhitungan UCL, CL dan LCL di atas, maka dapat digambarkan peta kendali p untuk produk aluminium anodized finish pada tahun sebagai berikut:

30 70 PROPORSI CACAT Peta Kendali p Produk Aluminium Anodized Finish Tahun UCL CL LCL NO. PENGAMATAN Gambar 4.7 Peta Kendali p Produk Aluminium Anodized Finish Tahun Berdasarkan peta kendali p diatas, terdapat data yang berada di luar batas kendali. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan dengan cara menghilangkan sampel tersebut. 4.8 Menghitung Proporsi Cacat Setelah Perbaikan Proporsi Cacat Tahun 2007 (Setelah Perbaikan) Berdasarkan gambar peta kendali p diatas, terdapat beberapa data yang berada di luar batas kendali maka dari itu perlu diadakan perbaikan. Berikut adalah hasil perhitungan proporsi produk aluminium anodized finish setelah perbaikan periode tahun 2007 adalah sebagai berikut:

31 71 Tabel 4.14 Perhitungan Proporsi Cacat Setelah Perbaikan Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2007 No. Bulan Jumlah Produksi (dalam kwintal) Jumlah Produk Cacat (dalam kwintal) Proporsi Cacat 1. Januari Februari April Mei Juni Juli Agustus Oktober November Desember Total ,028 Berdasarkan tabel di atas, jumlah produk cacat produk aluminium anodized finish secara keseluruhan di tahun 2007 adalah 392 kwintal dari total jumlah produksi sebesar kwintal dengan proporsi sebesar 0,028 atau 2,8%. Jumlah produk cacat terbanyak terdapat pada bulan Januari dengan jumlah cacat sebesar 57 kwintal dari jumlah produksi sebesar 1630 kwintal dengan proporsi 0,035 atau 3,5% Proporsi Cacat Tahun 2008 (Setelah Perbaikan) Berdasarkan gambar peta kendali p diatas, terdapat beberapa data yang berada di luar batas kendali maka dari itu perlu diadakan perbaikan. Berikut adalah hasil perhitungan proporsi produk aluminium anodized finish setelah perbaikan periode tahun 2008 adalah sebagai berikut: Tabel 4.15 Perhitungan Proporsi Cacat Setelah Perbaikan Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2008

32 72 No. Bulan Jumlah Produksi (dalam kwintal) Jumlah Produk Cacat (dalam kwintal) Proporsi Cacat 1. Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Oktober November Desember Total ,029 Berdasarkan tabel di atas, jumlah produk cacat produk aluminium anodized finish secara keseluruhan di tahun 2008 adalah 445 kwintal dari total jumlah produksi sebesar kwintal dengan proporsi sebesar 0,029 atau 2,9%. Jumlah produk cacat terbanyak terdapat pada bulan Februari dengan jumlah cacat sebesar 60 kwintal dari jumlah produksi sebesar 1580 kwintal dengan proporsi 0,038 atau 3,8% Proporsi Cacat Tahun 2009 (Setelah Perbaikan) Berdasarkan gambar peta kendali p diatas, terdapat beberapa data yang berada di luar batas kendali maka dari itu perlu diadakan perbaikan. Berikut adalah hasil perhitungan proporsi produk aluminium anodized finish setelah perbaikan periode tahun 2009 adalah sebagai berikut: Tabel 4.16 Perhitungan Proporsi Cacat Setelah Perbaikan Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2009 No. Bulan Jumlah Produksi (dalam kwintal) Jumlah Produk Cacat (dalam kwintal) Proporsi Cacat 1. Januari Februari

33 73 3. Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Total ,028 Berdasarkan tabel di atas, jumlah produk cacat produk aluminium anodized finish secara keseluruhan sampai bulan November di tahun 2009 adalah 402 kwintal dari total jumlah produksi sebesar kwintal dengan proporsi sebesar 0,028 atau 2,8%. Jumlah produk cacat terbanyak terdapat pada bulan Februari dengan jumlah cacat sebesar 62 kwintal dari jumlah produksi sebesar 1570 kwintal dengan proporsi 0,039 atau 3,9% Data Hasil Perhitungan Proporsi Cacat (Setelah Perbaikan) Tahun Berdasarkan gambar peta kendali p diatas, terdapat beberapa data yang berada di luar batas kendali maka dari itu perlu diadakan perbaikan. Berikut adalah hasil perhitungan proporsi produk aluminium anodized finish setelah perbaikan periode tahun adalah sebagai berikut: Tabel 4.17 Data Perhitungan Proporsi Cacat Setelah Perbaikan Produk Aluminium Anodized Finish Tahun No. Bulan Jumlah Produksi (dalam kwintal) Jumlah Produk Cacat (dalam kwintal) Proporsi Cacat 1. Januari Februari April Mei

34 74 5. Juni Juli Agustus Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Total , Menghitung UCL, CL dan LCL Setelah Perbaikan Nilai CL dapat diperoleh dengan menggunakan rumus: = 392/14210 = 0,028 (untuk tahun 2007) dan seterusnya.

35 75 Nilai CL merupakan nilai yang didapat dari nilai. Jadi nilai CL adalah 0,028 yang berarti CL adalah rata-rata proporsi produk yang cacat dan merupakan batas tengah dari peta kendali p. Nilai UCL dihitung dengan rumus : UCL = + 3 UCL = 0, ,, UCL = 0,040 (bulan January 2007) dan seterusnya. Nilai LCL dihitung dengan rumus : LCL = - 3 LCL = 0,028-3,, LCL = 0,016 (bulan January 2007) dan seterusnya Menghitung UCL, CL dan LCL Tahun 2007 ( Setelah Perbaikan) Berdasarkan hasil perhitungan proporsi diatas, maka dapat diperoleh hasil perhitungan UCL, CL dan LCL untuk produk aluminium anodized finish di tahun 2007 sebagai berikut : Tabel 4.18 Perhitungan Proporsi Cacat Setelah Perbaikan Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2007

36 76 No. Bulan Jumlah Produksi (dalam kwintal) Jumlah Produk Cacat (dalam kwintal) Proporsi Cacat UCL CL LCL 1. Januari Februari April Mei Juni Juli Agustus Oktober November Desember Total , Menghitung UCL, CL dan LCL Tahun 2008 ( Setelah Perbaikan) Berdasarkan hasil perhitungan proporsi diatas, maka dapat diperoleh hasil perhitungan UCL, CL dan LCL untuk produk aluminium anodized finish di tahun 2008 sebagai berikut : Tabel 4.19 Perhitungan Proporsi Cacat Setelah Perbaikan Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2008 No. Bulan Jumlah Produksi (dalam kwintal) Jumlah Produk Cacat (dalam kwintal) Proporsi Cacat UCL CL LCL 1. Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Oktober

37 November Desember Total , Menghitung UCL, CL dan LCL Tahun 2009 ( Setelah Perbaikan) Berdasarkan hasil perhitungan proporsi diatas, maka dapat diperoleh hasil perhitungan UCL, CL dan LCL untuk produk aluminium anodized finish di tahun 2009 sebagai berikut : Tabel 4.20 Perhitungan Proporsi Cacat Setelah Perbaikan Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2009 No. Bulan Jumlah Produksi (dalam kwintal) Jumlah Produk Cacat (dalam kwintal) Proporsi Cacat UCL CL LCL 1. Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Total , Hasil Perhitungan UCL, CL dan LCL Tahun (Setelah Perbaikan) Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka dapat diperoleh hasil perhitungan UCL, CL dan LCL untuk produk aluminium anodized finish di tahun sebagai berikut :

38 78 Tabel 4.21 Perhitungan UCL, CL dan LCL Setelah Perbaikan Produk Aluminium No. Bulan Anodized Finish Tahun Jumlah Produksi (dalam kwintal) Jumlah Produk Cacat (dalam kwintal) Proporsi Cacat UCL CL LCL 1. Januari Februari April Mei Juni Juli Agustus Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Total ,028

39 Gambar Peta Kendali p Setelah Perbaikan Gambar Peta Kendali p Setelah Perbaikan Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2007 Berdasarkan hasil perhitungan UCL, CL dan LCL di atas, maka dapat digambarkan peta kendali p untuk produk aluminium anodized finish pada tahun 2007 sebagai berikut: Peta Kendali p Setelah Perbaikan Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2007 UCL PROPORSI CACAT CL LCL NO. PENGAMATAN Gambar 4.8 Peta Kendali p Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2007 (Setelah Perbaikan) Gambar Peta Kendali p Setelah Perbaikan Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2008

40 80 Berdasarkan hasil perhitungan UCL, CL dan LCL di atas, maka dapat digambarkan peta kendali p untuk produk aluminium anodized finish pada tahun 2008 sebagai berikut: PROPORSI CACAT Peta Kendali p Setelah Perbaikan Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2008 UCL CL LCL NO. PENGAMATAN Gambar 4.9 Peta Kendali p Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2008 (Setelah Perbaikan) Gambar Peta Kendali p Setelah Perbaikan Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2009 Berdasarkan hasil perhitungan UCL, CL dan LCL di atas, maka dapat digambarkan peta kendali p untuk produk aluminium anodized finish pada tahun 2009 sebagai berikut:

41 Peta Kendali p Setelah Perbaikan Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2009 UCL PROPORSI CACAT CL LCL NO. PENGAMATAN Gambar 4.10 Peta Kendali p Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2009 (Setelah Perbaikan) Peta Kendali p Produk Aluminium Anodized Finish Tahun (Setelah Perbaikan) Berdasarkan hasil perhitungan UCL, CL dan LCL di atas, maka dapat digambarkan peta kendali p untuk produk aluminium anodized finish pada tahun sebagai berikut:

42 Peta Kendali p Setelah Perbaikan Produk Aluminium Anodized Finish Tahun UCL PROPORSI CACAT CL LCL NO. PENGAMATAN Gambar 4.11 Peta Kendali p Produk Aluminium Anodized Finish Tahun (Setelah Perbaikan) Analisis Perbandingan Efektifitas Peta Kendali p Berdasarkan hasil analisis di atas, maka dapat dilihat sejauh mana efektivitas dari penerapan Statistical Process Control pada perusahaan PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA. Perbandingannya dapat dilihat pada gambar peta kendali di bawah ini:

43 83 PROPORSI CACAT Peta Kendali p Produk Aluminium Anodized Finish Tahun UCL CL LCL NO. PENGAMATAN PROPORSI CACAT Peta Kendali p Setelah Perbaikan Produk Aluminium Anodized Finish Tahun UCL CL LCL NO. PENGAMATAN Gambar 4.12 Perbandingan Peta Kendali p Aroduk Aluminium Anodized Finish Tahun Sebelum dan Sesudah Perbaikan Dapat dilihat pada gambar bagan kendali p pada saat sebelum diperbaiki bahwa proses produksi pada PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA kurang stabil karena masih terdapat empat kegiatan yang berada di luar batas kendali. Sedangkan pada gambar

44 84 kedua, dapat dilihat setelah dilakukan proses perbaikan sehingga kegiatan proses produksi menjadi lebih stabil sehingga tidak ada lagi kegiatan yang berada diluar batas kendali Analisis Cacat Produk Aluminium Anodized Finish Dengan menggunakan diagram pareto maka dapat diketahui jenis-jenis cacat yang paling banyak terdapat pada produk aluminium anodized finish. Dengan menggunakan prinsip pareto yang menyatakan bahwa 80% dari masalah disebabkan oleh 20% penyebab. Maka dari itu akan dibuat diagram pareto berdasarkan proporsi peta kendali p untuk mengetahui jenis cacat yang terbesar Analisis Jenis Cacat Produk Anodized Finish Tahun 2007 Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan, maka berikut ini merupakan perhitungan dalam diagram pareto untuk produk aluminium anodized finish tahun 2007: Tabel 4.22 Data Jumlah Jenis Cacat Produk Aluminium Anodized Finish Tahun Jenis Cacat 2007 Jumlah Cacat (dalam kwintal) Persentase Cacat (%) Persentase Kumulatif (%) Dimensi tidak sesuai ,52 23,52 Thickness film terlalu tipis 77 16,30 39,82 Thickness film terlalu tebal 65 13,78 53,60 Die line terlihat jelas 95 20,13 73,73 Rona warna tidak sesuai standar ,27 100,00 Jumlah 472

45 85 Berdasarkan jumlah cacat dari tabel di atas, maka dapat diketahui jenis cacat yang memiliki frekuensi terbanyak yaitu dona warna yang tidak sesuai standar perusahaan dengan jumlah 124 kwintal, dan persentase cacat sebesar 26,27%. Berikut diagram pareto berdasarkan data di atas: JUMLAH CACAT Diagram Pareto Produk Aluminium Anodized Finish Tahun Rona warna tidak sesuai standar % Dimensi tidak sesuai 49.8% 95 Die line terlihat jelas 69.9% 77 Thickness film terlalu tipis 86.2% 65 Thickness film terlalu tebal 100.0% 90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% Gambar 4.13 Diagram Pareto Anodized Finish Tahun Analisis Jenis Cacat Produk Anodized Finish Tahun 2008 Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan, maka berikut ini merupakan perhitungan dalam diagram pareto untuk produk aluminium anodized finish tahun 2008: Tabel 4.23 Data Jumlah Jenis Cacat Produk Aluminium Anodized Finish Tahun 2008

46 86 Jenis Cacat Dimensi tidak sesuai Thickness film terlalu tipis Thickness film terlalu tebal Die line terlihat jelas Rona warna tidak sesuai standar Jumlah Cacat (dalam kwintal) Jumlah 456 Persentase Cacat (%) Persentase Kumulatif (%) ,69 23, ,35 39, ,16 52, ,39 72, ,41 100,00 Berdasarkan jumlah cacat dari tabel di atas, maka dapat diketahui jenis cacat yang memiliki frekuensi terbanyak yaitu rona warna yang tidak sesuai standar perusahaan dengan jumlah 125 kwintal, dan persentase cacat sebesar 27,41%. Berikut diagram pareto berdasarkan data di atas: JUMLAH CACAT Diagram Pareto Produk Aluminium Anodized Finish Tahun Rona warna tidak sesuai standar % Dimensi tidak sesuai 51.1% 93 Die line terlihat jelas 71.5% 86.8% Thickness film terlalu tipis Thickness film terlalu tebal 100.0% 90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0%

47 87 Gambar 4.14 Diagram Pareto Anodized Finish Tahun Analisis Jenis Cacat Produk Anodized Finish tahun 2009 Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan, maka berikut ini merupakan perhitungan dalam diagram pareto untuk produk aluminium anodized finish tahun 2009: Tabel 4.24 Data Jumlah Jenis Cacat Produk Aluminium Anodized Finish Tahun Jenis Cacat 2009 Jumlah Cacat (dalam kwintal) Persentase Cacat (%) Persentase Kumulatif (%) Dimensi tidak sesuai ,92 26,92 Thickness film terlalu tipis 57 13,70 40,62 Thickness film terlalu tebal 65 15,63 56,25 Die line terlihat jelas 72 17,30 73,55 Rona warna tidak sesuai standar ,45 100,00 Jumlah 416 Berdasarkan jumlah cacat dari tabel di atas, maka dapat diketahui jenis cacat yang memiliki frekuensi terbanyak yaitu Dimensi yang tidak sesuai dengan standar perusahaan dengan jumlah 112 kwintal, dan persentase cacat sebesar 26,92%. Berikut diagram pareto berdasarkan data di atas:

48 88 JUMLAH CACAT Diagram Pareto Produk Aluminium Anodized Finish Tahun Dimensi tidak sesuai 26.9% Rona warna tidak sesuai standar 53.4% 70.7% 86.3% Die line terlihat jelas Thickness film terlalu tebal Thickness film terlalu tipis 100.0% 90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% Gambar 4.15 Diagram Pareto Anodized Finish Tahun Analisis Jenis Cacat Produk Anodized Finish Tahun Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan, maka berikut ini merupakan perhitungan dalam diagram pareto untuk produk aluminium anodized finish tahun : Tabel 4.25 Data Jumlah Jenis Cacat Produk Aluminium Anodized Finish Tahun Jenis Cacat Dimensi tidak sesuai Jumlah Cacat (dalam kwintal) Persentase Cacat (%) Persentase Kumulatif (%) ,63 26,92

49 89 Thickness film terlalu tipis Thickness film terlalu tebal Die line terlihat jelas Rona warna tidak sesuai standar ,18 39, ,14 53, ,35 73, ,70 100,00 Jumlah 1344 JUMLAH CACAT Diagram Pareto Produk Aluminium Anodized Finish Tahun Rona warna tidak sesuai standar 26.7% Dimensi tidak sesuai 51.3% 260 Die line terlihat jelas 70.7% 85.9% Thickness film terlalu tipis Thickness film terlalu tebal 100.0% 90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% Gambar 4.16 Diagram Pareto Anodized Finish Tahun Dari diagram pareto diatas maka terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan, antara lain: 1. Cacat ukuran dimensi yang tidak sesuai Merupakan jenis cacat yang terjadi dimana ukuran dan juga dimensi tidak sesuai dengan hasil cetakan dan standar ukuran yang sudah ditentukan berdasarkan

50 90 profil aluminium masing-masing. Berdasar hasil pengumpulan data dan analisis jumlah total cacat ukuran dimensi yang tidak sesuai ini selama 3 tahun terakhir dari berjumlah sebanyak 331 kwintal dari total cacat keseluruhan sebanyak 1344 kwintal dan dengan persentase sebesar 24,63% dari total cacat keseluruhan. 2. Cacat thickness film yang terlalu tipis Merupakan jenis cacat dimana ukuran ketebalan lapisan film micron dalam produk anodized finish terlalu tipis sehingga tidak sesuai dengan ukuran ketebelan film micron yang sudah ditetapkan sebagai standar oleh perusahaan pada setiap jenis profil aluminium. Berdasar hasil pengumpulan data dan analisis jumlah total cacat ukuran dimensi yang tidak sesuai ini selama 3 tahun terakhir dari berjumlah sebanyak 204 kwintal dari total cacat keseluruhan sebanyak 1344 kwintal dan dengan persentase sebesar 15,18% dari total cacat keseluruhan. 3. Cacat thickness film yang terlalu tebal Merupakan jenis cacat dimana ukuran ketebalan film micron dalam produk anodized finish terlalu tebal sehingga tidak sesuai dengan ukuran ketebelan film micron yang sudah ditetapkan sebagai standar oleh perusahaan pada setiap jenis profil aluminium. Berdasar hasil pengumpulan data dan analisis jumlah total cacat ukuran dimensi yang tidak sesuai ini selama 3 tahun terakhir dari berjumlah sebanyak 190 kwintal dari total cacat keseluruhan sebanyak 1344 kwintal dan dengan persentase sebesar 14,14% dari total cacat keseluruhan. 4. Cacat die line terlihat jelas Merupakan jenis cacat dimana pada produk masih terlihat goresan yang sangat jelas dari proses pencetakan sehingga kualitas tampilan produk sangat tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan. Berdasar hasil pengumpulan data dan analisis jumlah total cacat die line yang terlihat jelas

51 91 selama 3 tahun terakhir dari berjumlah sebanyak 260 kwintal dari total cacat keseluruhan sebanyak 1344 kwintal dan dengan persentase sebesar 19,35% dari total cacat keseluruhan. 5. Cacat rona warna yang tidak sesuai dengan standar Merupakan jenis cacat dimana dari hasil proses pewarnaan rona warna berbeda dari standar yang sudah ditetapkan oleh perusahaan sehingga menyebabkan kualitas dari penampilan produk tidak sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan. Berdasar hasil pengumpulan data dan analisis jumlah total cacat ukuran dimensii yang tidak sesuai ini selama 3 tahun terakhir dari berjumlah sebanyak 359 kwintal dari total cacat keseluruhan sebanyak 1344 kwintal dan dengan persentase sebesar 26,70% dari total cacat keseluruhan Faktor-faktor Penyebab Cacat Pada Produk Anodized Finish Faktor Penyebab Cacat Dimensi Tidak Sesuai Gambar 4.17 Diagram Sebab Akibat Untuk Cacat Dimensi Tidak Sesuai Standar

52 92 1. Mesin Perawatan mesin tidak teratur Kurangnya keteraturan perawatan mesin menyebabkan menurunnya kinerja dari mesin yang dapat menyebabkan kualitas produk tidak sesuai dengan standar perusahaan dan kurangnya pengecekan pada cetakan-cetakan yang dapat menyebabkan dimensi produk tidak sesuai dengan ukuran yang seharusnya. Kinerja mesin sudah berkurang Kondisi mesin yang sudah semakin tua sehingga menyebabkan kinerja mesin dari mesin peleburan sampai pencetakan tidak dapat bekerja secara maksimal dan menyebabkan produk yang diolah tersebut memiliki hasil yang tidak sesuai dengan standar. 2. Karyawan Kurangnya kontrol pada mesin Pada saat proses peleburan dan pencetakan haruslah dipantau karena jika terjadi sedikit kelengahan maka akan menyebabkan hasil produksi akan tidak sesuai dengan standar yang ada. 3. Metode Proses penyimpanan produk tidak teratur Proses penyimpanan di gudang yang kurang teratur menyebabkan terjadi benturan-benturan pada produk yang dapat menyebabkan kerusakan pada dimensi produk.

53 Faktor Penyebab Cacat Thickness Film Terlalu Tipis Gambar 4.18 Diagram Sebab Akibat Untuk Cacat Thickness Film Terlalu Tipis 1. Bahan Baku Kualitas bahan kimia kurang terjamin Dalam proses pembuatan anodic film diperlukan beberapaa proses reaksi secara kimia dan hal ini memerlukan bahan-bahann kimia dengan kualitas yang tinggi agar kualitas anodic film yang dihasilkan juga memiliki kualitas yang terbaik. Saat ini perusahaan masih menggunakan bahan-bahan kimia yang berasal dari bermacam-macam kualitas produk yang dapat dikatakan belum memiliki kualitas terbaik. supplier dan beberapa dari supplier tersebut masih memiliki 2. Metode Kerja Terlalu banyak pesanan

54 94 Terkadang disaat permintaan tinggi perusahaan berusaha untuk memenuhi seluruhnya, hal ini mengakibatkan pekerjaan yang dilakukan terlalu terburuburu yang mengakibatkan menurunnya kualitas produk dan terutama dapat menyebabkan ketebalan anodic film tidak tercapai sesuai pesanan. Untuk mencapai ketebalan tertentu diperlukan waktu proses anodizing yang tepat, jika waktu yang digunakan terlalu singkat maka ketebalan anodic film akan dapat tidak tercapai sesuai keinginan. 3. Mesin Terbatasnya fasilitas mesin Ketika tingkat permintaan tinggi maka pekerjaan yang dilakukan menjadi agak terburu-buru untuk mencapai seluruh target permintaan tersebut, dan hal ini tidak didukung oleh fasilitas yang ada, karena mesin yang digunakan untuk proses anodizing masih terbatas. 4. Karyawan Kurangnya pengawasan Pada saat proses anodizing berlangsung seharusnya dibutuhkan pengawasan oleh karyawan agar tingkat ketebalan anodic film benar-benar tercapai sesuai dengan yang dibutuhkan jika terjadi kelengahan oleh karyawan hal ini dapat pula menyebabkan tingkat ketebalan tidak tercapai. Pelaksanaan proses tidak sesuai prosedur Terkadang untuk mencapai target permintaan karyawan melakukan proses anodizing tidak sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan oleh perusahaan agar tingkat ketebalan anodic film mencapai tingkat yang diinginkan Faktor Penyebab Cacat Thickness Film Terlalu Tebal

55 95 Gambar 4.19 Diagram Sebab Akibat Untuk Cacat Thickness Film Terlalu Tebal 1. Karyawan Kurangnyaa pengawasann saat proses anodizing Terkadang masih terjadi para karyawan tidak mengawasi ketika proses anodizing berlangsung dan hal ini dapat menyebabkan ketebalan anodic film terlalu over akibat proses perendaman yang terlalu lama. Proses anodizing tidak sesuai prosedur Untuk mencapai tingkat ketebalan anodic film yang diinginkan maka perusahaan sudah menetapkan prosedur untuk proses anodizing tersebut, tetapi terkadang karyawan melakukan hal yang melenceng dari prosedur

56 96 tersebut sehingga dapat mengakibatkan tingkatt ketebalan dari anodic film pun tidak tercapai sesuai yang diharapkan. 2. Mesin Kondisi mesin sudah tua Kondisi mesin yang digunakan saat ini terbilang sudah cukup tua sehingga proses kinerja dari mesinpun saat ini mulai melambat dan hal ini dapat menyebabkan proses anodizing terlalu lama yang mengakibatkan ketebalan yang dicapai terlalu over Faktor Penyebab Cacat Die Line Terlihat Jelas Gambar 4.20 Diagram Sebab Akibat Untuk Cacat Die Line Terlihat Jelas 1. Bahan baku Kualitas bahan baku tiidak sesuai standar Walalupun kualitas dari bahan baku mentah aluminium yang perusahaan gunakan merupakan kualitas tertinggi tetapi terkadang masih tidak luput dari

57 97 produk yang defect dan hal ini dapat mempengaruhi kualitas produk tersebut. 2. Mesin Kinerja mesin sudah berkurang Sudah makin berkurangnya kinerja dari mesin-mesin produksi perusahaan karena faktor umur mesin. Hal ini dapat menyebabkan kualitas hasil produksi menurun. Perawatan mesin tidak teratur Masih tidak teraturnya proses perawatan mesin secara berkala yang mengakibatkan setiap bagian dari mesin produksi tidak bekerja sesuai dengan standar perusahaan. 3. Karyawan Pengontrolan mesin kurang fokus Pada saat proses produksi berlangsung dari proses billet casting sampai sawing dibutuhkan pengawasan dari karyawan dan jika terjadi kelengahan sedikit akan dapat mengakibatkan die line tersebut terlihat sangat jelas jika pada saat proses pencetakan karyawan tidak fokus dalam pengoperasian mesin.

58 Faktor Penyebab Cacat Rona Warna Tidak Sesuai Standar Gambar 4.21 Diagram Sebab Akibat Untuk Cacat Rona Warna Tidak Sesuai Standar 1. Bahan baku Kualitas cat kurang baik 2. Karyawan Masih banyaknya supplier cat yang digunakan oleh perusahaan dengan kualitas yang berbeda-beda sehingga dapat menyebabkan perbedaan rona warna antara produk yang ada. Kurangnya kontrol bahan cat Kondisi cat yang digunakan perusahaan seudah memiliki prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan kurangnya pengontrolan dari karyawan untuk kondisi kelayakan cat yang digunakann yang mengakibatkan kualitas cat yang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain Penelitian. Jenis dan Metode. Penelitian. kasus. kasus. kasus

BAB 3 METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain Penelitian. Jenis dan Metode. Penelitian. kasus. kasus. kasus 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis dan Metode Unit Analisis Time Horizon Penelitian 1. Menganalisis jenis cacat yang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry garmen, dimana perusahaan memproduksi kemeja pria dewasa. Bahan dasar untuk produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data yang dilakukan penulis menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan pada Lini 2 bagian produksi Consumer Pack, yang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. layanan pengelolaan limbah. PT PPLi beralamat di Jalan Raya Narogong, Desa

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. layanan pengelolaan limbah. PT PPLi beralamat di Jalan Raya Narogong, Desa BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi) adalah sebuah perusahaan industri Indonesia yang telah beroperasi sejak tahun 1994 yang pada awalnya

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK PT Sahabat Buana adalah perusahaan yang memproduksi bijih-bijih plastik dimana terdapat banyak pesaing, untuk itu perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya yang semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan yang sangat tinggi antara pelaku industri dalam meraih pasar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan yang sangat tinggi antara pelaku industri dalam meraih pasar yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan bebas ini, banyak sekali industri yang memiliki hasil produksi yang sama antara satu dengan yang lainnya. Hal ini menimbulkan tingkat persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang menghasilkan pelumas (oli). PT. Federal Karyatama berusaha untuk tepat

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN MUTU PRODUK PADA PT. SHARP ELECTRONICS INDONESIA

ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN MUTU PRODUK PADA PT. SHARP ELECTRONICS INDONESIA ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN MUTU PRODUK PADA PT. SHARP ELECTRONICS INDONESIA Shelviana 0700696341 ABSTRAK Dalam menghadapi era globalisasi, persaingan dalam dunia bisnis bukanlah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 40 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan National Garment merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri pembuatan barang fashion seperti kaos,kemeja,celana,jaket

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA Moh. Umar Sidik Daryanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK PT. Teknik Makmur

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

LAMPIRAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA LAMPIRAN LAMPIRAN STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS PT. CISANGKAN 1. Commisaris Fungsi : Merencanakan dan menentukan visi dan misi serta mengawasi kegiatan perusahaan maupun kinerja serta jalannya

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Perkembangan Perusahaan PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES (UNION BOX), adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang Industri Kotak Karton

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Kadujaya Perkasa didirikan pada tahun 1982 dan berlokasi di Tangerang. PT. Kadujaya Perkasa merupakan perusahaan yang memproduksi barang barang

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 23 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan Pertama berdirinya PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera di Tangerang adalah melalui tahapan yang begitu kecil. Dalam awal pendiriannya

Lebih terperinci

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Produksi Kantong Plastik dan APAL Tahun

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Produksi Kantong Plastik dan APAL Tahun LAMPIRAN 1 74 75 Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Produksi Kantong Plastik dan APAL Tahun 2011-2013 BULAN 2011 2012 2013 HSL PROD APAL HSL PROD APAL HSL PROD APAL January 293,514.30 15,139.30 329,067.90 11,133.90

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SPC PADA PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SPC PADA PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES Universitas Bina Nusantara Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 - Semester Ganjil tahun 2006 / 2007 ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SPC PADA PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES

Lebih terperinci

INTEGRATED CASE MANAGEMENT ACCOUNTING CV. TRANSIT

INTEGRATED CASE MANAGEMENT ACCOUNTING CV. TRANSIT Sejarah Singkat CV Transit CV Transit adalah suatu badan usaha yang bergerak dibidang industri pembuatan sepeda. CV Transit didirikan pada tanggal 20 Juni 1995. Produk utama penjualan CV Transit ini adalah

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION MEDIA ASMAJAYA DAN HARI MOEKTIWIBOWO Program Studi S1 Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

Sistem Informasi Akuntansi I. Modul ke: 13Feb. Pengantar ERP (Enterprise Resource Planning) Fakultas. Afrizon, SE, M.Si, Ak. Program Studi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi I. Modul ke: 13Feb. Pengantar ERP (Enterprise Resource Planning) Fakultas. Afrizon, SE, M.Si, Ak. Program Studi Akuntansi Modul ke: Sistem Informasi Akuntansi I Fakultas 13Feb Pengantar ERP (Enterprise Resource Planning) Afrizon, SE, M.Si, Ak Program Studi Akuntansi Sejarah ERP ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning

Lebih terperinci

BAB 3 Objek Dan Metode Penelitian

BAB 3 Objek Dan Metode Penelitian BAB 3 Objek Dan Metode Penelitian 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT Maju Teknik Utama Indonesia yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat (divisi tabung)

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini persaingan usaha semakain ketat, seperti halnya dalam usaha garment. Agar perusahaan dapat bertahan dalam persaingan, pengendalian kualitas merupakan suatu kegiatan yang sangat perlu dilakukan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat PT Rysban Jaya Agung berdiri di awal tahun 2010 dan telah berkembang dengan baik. Peredaran usaha yang dilakukan oleh PT Rysban

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pengetahuan, teknologi dan pertumbuhan ekonomi pada sektor industri Pangan di Indonesia menyebabkan persaingan antara industri-industri yang menghasilkan produk sejenis harus lebih kreatif dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode penelitian untuk pengumpulan dan pengolahan data yang diperlukan, hingga analisa

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Latar Belakang Perusahaan Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia (Pro Tec) merupakan perusahaan perakit komponen-komponen untuk perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT. Shyang Yao Fung adalah perusahaan industri manufaktur yang

BAB IV PEMBAHASAN. PT. Shyang Yao Fung adalah perusahaan industri manufaktur yang BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. Shyang Yao Fung adalah perusahaan industri manufaktur yang bergerak di bidang sepatu olahraga yang bermerek Adidas yang memproduksi sepatu untuk pria, wanita,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat. 36 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT Prima Plastik Internusa (PPI) adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang packaging atau produksi kemasan. PT PPI didirikan tahun

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Profile Perusahaan PT. Tatalogam Lestari, yang berproduksi pertama kali pada tahun 1994, adalah produsen genteng metal terbesar di Indonesia dan sudah mampu berbicara

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. Berikut adalah informasi tentang perusahaan dan sistem yang berjalan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. Berikut adalah informasi tentang perusahaan dan sistem yang berjalan BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan Berikut adalah informasi tentang perusahaan dan sistem yang berjalan didalamnya 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Batavia Cyclindo Industry

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manufacturing dan automotive, maka banyak sekali inovasi-inovasi maupun

BAB I PENDAHULUAN. manufacturing dan automotive, maka banyak sekali inovasi-inovasi maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya dunia industri, khususnya dunia manufacturing dan automotive, maka banyak sekali inovasi-inovasi maupun penemuan baru yang terdapat dalam

Lebih terperinci

STATISTICAL PROCESS CONTROL

STATISTICAL PROCESS CONTROL STATISTICAL PROCESS CONTROL Sejarah Statistical Process Control Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil menghasilkan produk-produk sederhana, seperti

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Pengumpulan data terbagi menjadi dua proses yakni: proses produksi/ekstrusi dan proses anodizing, data-data yang telah terkumpul merupakan data hasil

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 57 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Inkoasku merupakan salah satu perusahaan industri otomotif yang bergerak dalam bidang Wheel Rim Manufakturing.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan bergerak di bidang jam tangan. Grootwatch memproduksi jam tangan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan bergerak di bidang jam tangan. Grootwatch memproduksi jam tangan yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Grootwatch merupakan salah satu industri kreatif yang sedang berkembang dan bergerak di bidang jam tangan. Grootwatch memproduksi jam tangan yang terbuat dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat analisis sebagai berikut : 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik Departemen Teknik Mesin Sekolah

Lebih terperinci

Struktur Organisasi Perusahaan. Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu bagan yang

Struktur Organisasi Perusahaan. Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu bagan yang Struktur Organisasi Perusahaan. Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu bagan yang memperlihatkan adanya suatu hubungan kerja diantara setiap bagian, serta menggambarkan hubungan tanggung jawab

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 35 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode dasar analisis deskriptif analitis. Metode ini berkaitan dengan pengumpulan data yang berguna untuk memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh pada mutu atau kualitas.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur Organisasi

Lampiran 1. Struktur Organisasi Lampiran 1. Struktur Organisasi Kepala Pabrik Administrasi Produksi Quality Assurance and Environment Utilitas Bussiness Accounting Seksi Kesehatan & Keselamatan Kerja Seksi Gudang Material Seksi Stock

Lebih terperinci

Lampiran 1: Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan

Lampiran 1: Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan Lampiran : Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan dalam PT. Bintang Persada Satelit secara garis besar adalah sebagai berikut:. Direktur Direktur

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Ketatnya persaingan dalam usaha textil akhir-akhir ini membuat banyak perusahaan textil bekerja keras untuk bertahan dalam persaingan. Faktor kualitas menjadi point yang paling diperhatikan agar

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Profil perusahaan PT.Agel Langgeng (PTAL) berdiri tahun 1991 di Bekasi Jawa Barat. Perusahaan yang mesih termasuk Kapal Api Group

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Proses pembagian tugas pada lantai produksi dibagi menjadi 17 bagian, yaitu: 1. Direktur a. Merencanakan arah, strategi, dan kebijakan perusahaan dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat analisis sebagai berikut : 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik Departemen Teknik Mesin Sekolah

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Berbagai Bagian dalam Organisasi Perusahaan Elektronik Jakarta Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perusahaan elektronik membagi tugas dan tanggung jawab

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Jakarta pada tahun PT BBU merupakan perusahaan pabrikasi dengan

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Jakarta pada tahun PT BBU merupakan perusahaan pabrikasi dengan BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT BBU ialah perusahaan perseorangan swasta nasional yang didirikan di Jakarta pada tahun 2007. PT BBU merupakan perusahaan pabrikasi dengan produk yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

Bussiness Unit Head. Senior Manager R&D. General Manager. Sales. Information Technology

Bussiness Unit Head. Senior Manager R&D. General Manager. Sales. Information Technology LAMPIRAN 59 Lampiran 1. Struktur Organisasi PT. Belfoods Indonesia Bussiness Unit Head Sekretaris Supervisor Procurement GM HR & GA Senior Manager Bussiness Development GM Unit Finance Control GM Senior

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DATA

BAB III PENGUMPULAN DATA BAB III PENGUMPULAN DATA 3. FASE PENDEFINISIAN 3.. Sekilas tentang Perusahaan PT Batman Kencana merupakan perusahaan manufaktur nasional yang bergerak di bidang produksi balon dan permen. Jenis produk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB I PENDAHAHULUAN I.1 BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5 BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Argha Karya Prima Industri didirikan pada pertengahan tahun 1982 dan terletak di Citeureup kabupaten Bogor, Jawa Barat. Perusahaan ini bergelut

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Umum Perusahaan 4.1.1 Profil Perusahaan PT. Carvil Abadi adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur pembuatan sepatu dan sandal yang mulai berdiri pada bulan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam menekan tingkat terjadinya kecacatan produk yang terjadi selama proses produksinya dengan efektif dan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kecamatan Bawen-50661, Kabupaten Semarang Jawa Tengah ini mulai berdiri

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kecamatan Bawen-50661, Kabupaten Semarang Jawa Tengah ini mulai berdiri 12 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Perusahaan PT. Purinusa Ekapersada Bawen - Semarang, yang dibangun di atas lahan seluas 7.1 Ha, terletak di Jalan Raya Merakrejo Km 31, Kelurahan Harjosari,

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET Ronaldus Soegiarto dan Mahendrawathi Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: ronaldus04@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan data Observasi dilakukan pada lantai Produksi dan dikhususkan pada proses pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan buku,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah PT. Samudra Marine Indonesia yaitu perusahaan jasa pembuatan kapal, perbaikan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Jasa Putra Plastik merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan plastik padat. Perusahan ini telah dibangun

Lebih terperinci

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan di PT United Can Company Ltd. yang berlokasi di Jalan Daan Mogot Km. 17, Kalideres Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini turut menyumbangan kemudahan dalam menciptakan inovasi-inovasi produk baru yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat terus bertahan. Untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat pertumbuhan yang kurang menggembirakan, hal ini merupakan dampak dari adanya resesi perekonomian

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 untuk Supporting Department di PT. X

Perancangan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 untuk Supporting Department di PT. X Perancangan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 untuk Supporting Department di PT. X Erwin Hermawan Teja 1, Debora Anne Yang Aysia 2 Abstract: PT. X is a PVC pipe factory that esthablised since 31st August

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ( ICBP ) merupakan produsen berbagai produk konsumen bermerek yang mapan dan terkemuka dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2010:4) manajemen operasi (Operation Management) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Laporan tugas akhir BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Garuda Metalindo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur.produk utama dari perusahaan ini adalah

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati 1 Pengendalian Kualitas Statistik Lely Riawati 2 SQC DAN SPC SPC dan SQC bagian penting dari TQM (Total Quality Management) Ada beberapa pendapat : SPC merupakan bagian dari SQC Mayelett (1994) cakupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari penurunan nilai pertumbuhan industry pada setiap tahunnya. Pada 2004

BAB 1 PENDAHULUAN. dari penurunan nilai pertumbuhan industry pada setiap tahunnya. Pada 2004 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini menurun. Hal ini dapat dilihat dari penurunan nilai pertumbuhan industry pada setiap tahunnya. Pada 2004 pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA 1.1 Tahap Analyze 1.1.1 Diagram Pareto Pada tahapan Analyse diagram pareto berguna untuk membantu mengurutkan prioritas penyelesaian masalah yang harus dilakukan. Yaitu melakukan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Berdasarkan dari hasil pengamatan dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada proses produksi wafer stick selama 3 bulan. Maka diketahui data sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SPC PADA PT. AUTUM ELECTRONIC JAKARTA

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SPC PADA PT. AUTUM ELECTRONIC JAKARTA Universitas Bina Nusantara Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 - Semester Genap tahun 2006 / 2007 ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SPC PADA PT. AUTUM ELECTRONIC JAKARTA

Lebih terperinci

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk 228 Seminar Nasional Teknik Industri [SNTI2017] ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk Heri Wibowo 1, Sulastri 2 dan Ahmad

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI ALUMINIUM PROFIL 4404 MENGGUNAKAN METODE DMAIC

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI ALUMINIUM PROFIL 4404 MENGGUNAKAN METODE DMAIC USULAN PERBAIKAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI ALUMINIUM PROFIL 4404 MENGGUNAKAN METODE DMAIC Disusun Oleh Nama : Afriza Prihadi NPM : 30412313 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing 1 : Dr. Ina Siti Hasanah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aluminium merupakan jenis logam yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Material ini dipergunakan dalam bidang yang luas bukan saja dalam alat-alat rumah

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN Seminar Nasional IENACO 204 ISSN 2337-4349 PENGENDALIAN KUALITAS PADA MESIN INJEKSI PLASTIK DENGAN METODE PETA KENDALI PETA P DI DIVISI TOSSA WORKSHOP Much. Djunaidi *, Rachmad Adi Nugroho 2,2 Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini kehidupan manusia, termasuk Indonesia telah memasuki era

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini kehidupan manusia, termasuk Indonesia telah memasuki era 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kehidupan manusia, termasuk Indonesia telah memasuki era globalisasi dan hingga saat ini belum ada definisi yang pasti bagi globalisasi. Globalisasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Suzuki Indomobil Motor PT. Indomobil Suzuki Internasional (ISI) adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri produksi, perakitan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 30 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Studi Pendahuluan Identifikasi & Perumusan Masalah Pengumpulan Data M enentukan CTQ M enghitung Proporsi Kesalahan M enghitung Kapabilitas Sigma M embuat Peta Kendali

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi BAB V ANALISA HASIL Dalam bab ini akan membahas tentang analisa hasil pengendalian proses yang sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi pada proses powder coating

Lebih terperinci

INTEGRATED CASE MANAGEMENT ACCOUNTING PT STARLIGHT

INTEGRATED CASE MANAGEMENT ACCOUNTING PT STARLIGHT Sejarah Singkat PT Starlight PT Starlight adalah suatu badan usaha yang bergerak dibidang industri pembuatan mobil. PT Starlight didirikan pada tanggal 20 Agustus 2004. Produk utama penjualan PT Starlight

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC Nama : Ilham Maulana NPM : 33412606 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing 1 : Rossi Septy Wahyuni, ST., MT. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Ekstraksi Hasil Pengumpulan Data Pengumpulan data di perusahaan PT. Jasa Putra Plastik dilakukan dari bulan Juli 004 sampai bulan Desember 004. Data yang diperoleh dalam

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN III.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Bernofarm pertama kali didirikan di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 11 maret 1971 dengan nama CV Sumber Farma. Nama PT. Bernofarm sendiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 49 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. XYZ didirikan pada tahun 1986, merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang polyester dan berlokasi di Tangerang. Sejak tahun

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Histogram Histogram pada tahap ini digunakan untuk mengidentifikasi peluang cacat, membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream 30gr dan Lightening

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. IO. Penulis akan melakukan observasi dan wawancara secara langsung ke

BAB III OBJEK PENELITIAN. IO. Penulis akan melakukan observasi dan wawancara secara langsung ke BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Gambaran Umum Perusahaan III.1.1 Sejarah Perusahaan Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan melakukan penelitian pada PT IO. Penulis akan melakukan observasi dan wawancara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Data Perusahaan Pada sub bab ini meliputi penjelasan secara rinci pada lokasi kerja praktek berupa identitas perusahaan, sejarah, visi dan misi, kebijakan yang diberlakukan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam rangka peran serta mewujudkan Pembangunan Nasional, khususnya

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam rangka peran serta mewujudkan Pembangunan Nasional, khususnya BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dalam rangka peran serta mewujudkan Pembangunan Nasional, khususnya dibidang industri, PT. PAKOAKUINA bergerak dalam bidang industri

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK

SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK Disusun Oleh : Nama : Asep Suryadi NPM : 201210215039 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci