BAB V HASIL DAN ANALISA DATA

Transkripsi

1 60 BAB V HASIL DAN ANALISA DATA 5.1 Analisa Hasil Data Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis reject yang terjadi dan jenis reject apa yang paling dominan terjadi pada tiap-tiap produk. Dimana dapat diketahui variasi reject yang terjadi pada tiap-tiap produk adalah sama, yaitu :KRS, GO, KOW, PC, BO, BP, KOD dan GRK. Dalam proses pengolahan data dilakukan dua jenis pengolahan, yaitu : Petama, data yang didapat kemudian diteliti jenis cacat apa saja yang paling dominan terjadi pada tiap-tiap produknya, dilihat dari diagram pareto untuk masing-masing produk, setelah itu dibuat peta kendali melihat hasil dari diagram pareto, apabila proses telah terkendali, maka tidak perlu dilakukan revisi dalam membuat peta kendali, akan tetapi jika proses tidak terkendali, maka perlu dilakukan revisi dalam pembuatan peta kendali. Kedua, data yang telah didapat dibuat peta kendali berdasarkan jenis-jenis cacat yang terjadi, seperti pengolahan yang pertama, apabila proses telah terkendali, maka tidak perlu dilakukan revisi dalam membuat peta kendali, akan tetapi jika

2 proses tidak terkendali, maka perlu dilakukan revisi dalam pembuatan peta kendali. Adapun hasil-hasil akhir dari pengolahan data adalah sebagai berikut : I. Peta Kendali Dari Jenis Cacat Dominan 1. Cacat Gagal Regu D (Revisi) Garis Pusat (CL) : Rata-rata Proporsi Produk Reject : Rata Batas Kendali Atas (BKA/UCL) : 0.08 Rata Batas Kendali Bawah (BKB/LCL) : Cacat Gagal Regu E (Revisi) Garis Pusat (CL) : Rata-rata Proporsi Produk Reject : Rata Batas Kendali Atas (BKA/UCL) : Rata Batas Kendali Bawah (BKB/LCL) : Cacat Gagal Regu F (Revisi) Garis Pusat (CL) : Rata-rata Proporsi Produk Reject : Rata Batas Kendali Atas (BKA/UCL) : Rata Batas Kendali Bawah (BKB/LCL) : Dari hasil data yang diperoleh proporsi cacat yang ada masih dalam batas kendali UCL dan LCL, akan tetapi dalam deretnya terdapat (tujuh) titik berturutturut pada peta kendali yang selalu berada di bawah garis tengah secara berurutan, 61

3 hal ini menunjukan bahwa proses yang berlangsung tidak baik (proses tidak terkontrol). Hal ini terlihat produk cacat yang dihasilkan masih cukup tinggi, keadaan ini disebabkan oleh Penyebab khusus. Pada dasarnya semua proses menampilkan variasi, namun manajemen harus mampu mengendaliakn proses dengan cara menghilangkan variasi penyebab-khusus dari proses itu, sehingga variasi yang melekat pada proses hanya yang disebabkan oleh variasi penyebabumum. Maka dari itu perlu diteliti dengan menggunakan metode sebab-akibat untuk mengetahui penyebab dan yang berpotensi dalam terjadinya variasi penyebab-khusus ini Analisa Digram Sebab Akibat (Fish Bone) Reject KRS Pada Regu D Ada 3 jenis Produk Reject yang dominan pada regu D yaitu terdapat KRS (Keriting Sudut), GO (Gompal) dan KOW (Kotor Warna) pada bagian produk yang telah dibuat. Jenis cacat pecah ini disebabkan oleh beberapa faktor, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut : 62

4 Tidak Ketatnya Pengawasan Metode Pusing Kesehatan Manusia Kurang Konsentrasi Kurang Terampil Sistem Kerja Lelah KRS Kualitas Bahan Baku Kurang Bagus Pengap / Suhu Panas Sirkulasi Udara Kurang Perawatan Kurang Teratur Mata Pisau Aus Material Lingkungan Mesin Gambar 5.1 Diagram Sebab Akibat (Fishbone) Untuk Jenis Reject Keriting Sudut Gambar 5.2 Diagram Sebab Akibat (Fishbone) Untuk Jenis Reject Gompal 63

5 Gambar 5.3 Diagram Sebab Akibat (Fishbone) Untuk Jenis Reject Kotor Warna Faktor penyebab masalah yang terjadi pada gambar di atas dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Faktor Manusia Faktor manusia sangat berperan aktif dalam produksi yang dihasilkan, karena manusia bertindak sebagai operator, walaupun pengerjaan pembuatan produk dilakukan oleh mesin, tetapi manusia juga sangat mempengaruhi dalam pembuatan produk. Bagus atau buruknya produk yang dihasilkan ditentuakan oleh operator, hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa sebab yaitu : Operator kemungkinan saat bekerja tidak konsentrasi sehingga hasil yang diperoleh tidak sesuai. Keterampilan tiap operator satu dengan operator lainnya berbeda, ada operator yang mungkin kurang terampil, sehingga produk yang dihasilkan tidak sesuai. 64

6 Kesehatan Operator kadang kala kurang memadai untuk melakukan kegiatan kerja, yang mungkin akibat kelelahan yang berlebihan akibat beban kerja yang terlalu banyak. Atau juga operator mengalami pusing, karena berdiri terlalu lama saat bekerja. 2. Faktor Mesin Mesin yang diguanakan biasanya dapat menyebabkan beberapa kesalahan, kesalahan tersebut dapat terjadi diantaranya : Perawatan yang kurang teratur biasanya akan mengakibatkan kemampuan mesin dalam poses produksi berkurang. Contoh akibat kurangnya perawatan yang teratur adalah menrunnya tingkat kecepatan mata pisau untuk bergerak. Mata pisau yang terdapat pada mesin potong akan mengakibatkan hasil dari produk yang tidak sesuai. 3. Faktor Metode Pada factor metode, disebabkan karena mungkin kurangnya pengawasan atasan pada proses produksi, yang membuat moral kerja para karyawan kurang baik dalam bekerja. Dimana kurangnya pengawasan tersebut akan menyebabkan sistem kerja yang sudah tercantum dalam SOP tidak diaplikasikan secara penuh. Semua itu akan mempengaruhi hasil produk yang diproduksi. 4. Faktor Material Bahan baku yang digunakan dalam produksi, dalam hal ini adalah kayu yang merupakan komponen utama pembuatan produk jika kualitasnya kurang bagus dimana kayu tersebut kurang oven yang akhirnya kurang kering, akan mengakibatkan kayu sulit dibentuk dan pecah. 65

7 5. Faktor Lingkungan Dimana faktor lingkungan akan mempengaruhi kegiatan produksi. seperti sebagai berikut : Ruangan departemen produksi yang terlalu pengap, atau suhu udara yang sangat panas, karena pengaruh mesin yang beroperasi. Dimana hal tersebut akan mempengaruhi kinerja para karyawan dalam proses produksi, yang akibatnya produk yang dihasilkan tidak sesuai. Sirkulasi udara yang kurang, yang terjadi akibat kurangnya fentilasi uadara pada ruangan departemen produksi. Dimana akan mengakibatkan konsentarsi para karyawan menurun dan menghasilkan produk yang tidak sesuai Analisa Digram Sebab Akibat (Fish Bone) Cacat KRS Pada Regu E Ada 3 jenis Produk Reject yang dominan pada regu D yaitu terdapat KRS (Keriting Sudut), BO (Bocor) dan KOW (Kotor Warna) pada bagian produk yang telah dibuat. Jenis cacat pecah ini disebabkan oleh beberapa faktor, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut : 66

8 Tidak Ketatnya Pengawasan Metode Pusing Kesehatan Manusia Kurang Konsentrasi Sistem Kerja Kurang Terampil & Kurang Teliti Lelah KRS Kualitas Bahan Kurang Bagus Kualitas Lem Yang Kuarng Bagus Bising Panas/Pengap Perawatan Kurang Teratur Penyetelan Mesin Laminating Mata Pisau Aus Material Lingkungan Mesin Gambar 5.4 Diagram Sebab Akibat (Fishbone) Untuk Jenis Reject KRS Gambar 5.5 Diagram Sebab Akibat (Fishbone) Untuk Jenis Reject BO 67

9 Gambar 5.6 Diagram Sebab Akibat (Fishbone) Untuk Jenis Reject KOW Faktor penyebab masalah yang terjadi pada gambar di atas dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Faktor Manusia Faktor manusia sangat berperan aktif dalam produksi yang dihasilkan, karena manusia bertindak sebagai operator, walaupun pengerjaan pembuatan produk dilakukan oleh mesin, tetapi manusia juga sangat mempengaruhi dalam pembuatan produk. Bagus atau buruknya produk yang dihasilkan ditentuakan oleh operator, hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa sebab yaitu : Operator kemungkinan saat bekerja tidak konsentrasi sehingga hasil yang diperoleh tidak sesuai. Keterampilan tiap operator satu dengan operator lainnya berbeda, ada operator yang mungkin kurang terampil, sehingga produk yang dihasilkan tidak sesuai. 68

10 Kurangnya kelelitian tiap operator juga berbeda, yang mengakibatkan hasil produksi yang tidak sesuai. Kesehatan Operator kadang kala kurang memadai untuk melakukan kegiatan kerja, yang mungkin akibat kelelahan yang berlebihan akibat beban kerja yang terlalu banyak. Atau juga operator mengalami pusing, karena berdiri terlalu lama saat bekerja. 2. Faktor Mesin Mesin yang diguanakan biasanya dapat menyebabkan beberapa kesalahan, kesalahan tersebut dapat terjadi diantaranya : Perawatan yang kurang teratur biasanya akan mengakibatkan kemampuan mesin dalam poses produksi berkurang. Contoh akibat kurangnya perawatan yang teratur adalah menurunnya tekanan mesin dalam proses laminating. Mata pisau yang terdapat pada mesin potong akan mengakibatkan hasil dari produk yang tidak sesuai. Contoh ketidaksesuaian adalah lubang yang tedapat pada produk fingerboard tidak akurat. Penyetelan mesin laminating yang tidak akurat juga akan mengakibatkan hasil produksi tidak sesuai. Plat-plat besi yang akan menjepit kanan kiri produk jika setelannya kurang tepat akan mengakibatkan tekanan untuk menyambung kayu-kayu dengan warna seragam akan tidak sesuai. 3. Faktor Metode Pada factor metode, disebabkan karena mungkin kurangnya pengawasan atasan pada proses produksi, yang membuat moral kerja para karyawan kurang baik dalam bekerja. Dimana kurangnya pengawasan tersebut akan menyebabkan 69

11 sistem kerja yang sudah tercantum dalam SOP tidak diaplikasikan secara penuh. Semua itu akan mempengaruhi hasil produk yang diproduksi. 4. Faktor Material Bahan baku yang digunakan dalam produksi, dalam hal ini adalah kayu yang merupakan komponen utama pembuatan produk jika kualitasnya kurang bagus akan mengakibatkan produk tidak sesuai, kesalahan tersebut terjadi karena : Kayu yang kurang oven yang akhirnya kurang kering, akan mengakibatkan kayu mudah busuk. Lem untuk merekatkan antar kayu yang kualitasnya kurang bagus akan mudah terbuka rekatannya. 5. Faktor Lingkungan Dimana faktor lingkungan akan mempengaruhi kegiatan produksi. seperti sebagai berikut : Suara bising dapat mempengaruhi konsentrasi karyawan, dan dilihat dari segi kesehatan akan menimbulkan efek gangguan pendengaran dalam jangku waktu lama. Hal tersebut jelas akan mempengaruhi keinerja karyawab dan mengahsilkan produk yang tidak sesuai. Ruangan produksi yang memliki suhu panas/pengap akan mengakibatkan konsentarsi para karyawan menurun dan menghasilkan produk yang tidak sesuai. 70

12 5.2.3 Analisa Digram Sebab Akibat (Fish Bone) Cacat KRS Pada Regu F Ada 3 jenis Produk Reject yang dominan pada regu D yaitu terdapat KRS (Keriting Sudut), GO (Gompal) dan KOW (Kotor Warna) pada bagian produk yang telah dibuat. Jenis cacat pecah ini disebabkan oleh beberapa faktor, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut : Gambar 5.7 Diagram Sebab Akibat (Fishbone) Untuk Jenis Reject Keriting Sudut Gambar 5.8 Diagram Sebab Akibat (Fishbone) Untuk Jenis Reject Gompal 71

13 Gambar 5.9 Diagram Sebab Akibat (Fishbone) Untuk Jenis Reject Kotor Warna Faktor penyebab masalah yang terjadi pada gambar di atas dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Faktor Manusia Faktor manusia sangat berperan aktif dalam produksi yang dihasilkan, karena manusia bertindak sebagai operator, walaupun pengerjaan pembuatan produk dilakukan oleh mesin, tetapi manusia juga sangat mempengaruhi dalam pembuatan produk. Bagus atau buruknya produk yang dihasilkan ditentuakan oleh operator, hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa sebab yaitu : Operator kemungkinan saat bekerja tidak konsentrasi sehingga hasil yang diperoleh tidak sesuai. Keterampilan tiap operator satu dengan operator lainnya berbeda, ada operator yang mungkin kurang terampil, sehingga produk yang dihasilkan tidak sesuai. 72

14 Kurangnya kelelitian tiap operator juga berbeda, yang mengakibatkan hasil produksi yang tidak sesuai. Kesehatan Operator kadang kala kurang memadai untuk melakukan kegiatan kerja, yang mungkin akibat kelelahan yang berlebihan akibat beban kerja yang terlalu banyak. Atau juga operator mengalami pusing, karena berdiri terlalu lama saat bekerja. 2. Faktor Mesin Mesin yang diguanakan biasanya dapat menyebabkan beberapa kesalahan, kesalahan tersebut dapat terjadi diantaranya : Perawatan yang kurang teratur biasanya akan mengakibatkan kemampuan mesin dalam poses produksi berkurang. Contoh akibat kurangnya perawatan yang teratur adalah menurunnya tekanan mesin dalam proses laminating. Mata pisau yang terdapat pada mesin potong akan mengakibatkan hasil dari produk yang tidak sesuai. Contoh ketidaksesuaian adalah lubang yang tedapat pada produk fingerboard tidak akurat. Penyetelan mesin laminating yang tidak akurat juga akan mengakibatkan hasil produksi tidak sesuai. Plat-plat besi yang akan menjepit kanan kiri produk jika setelannya kurang tepat akan mengakibatkan tekanan untuk menyambung kayu-kayu dengan warna seragam akan tidak sesuai. 3. Faktor Metode Pada factor metode, disebabkan karena mungkin kurangnya pengawasan atasan pada proses produksi, yang membuat moral kerja para karyawan kurang baik dalam bekerja. Dimana kurangnya pengawasan tersebut akan menyebabkan 73

15 sistem kerja yang sudah tercantum dalam SOP tidak diaplikasikan secara penuh. Semua itu akan mempengaruhi hasil produk yang diproduksi. 4. Faktor Material Bahan baku yang digunakan dalam produksi, dalam hal ini adalah kayu yang merupakan komponen utama pembuatan produk jika kualitasnya kurang bagus akan mengakibatkan produk tidak sesuai, kesalahan tersebut terjadi karena : Kayu yang kurang oven yang akhirnya kurang kering, akan mengakibatkan kayu mudah busuk. Lem untuk merekatkan antar kayu yang kualitasnya kurang bagus akan mudah terbuka rekatannya. 5. Faktor Lingkungan Dimana faktor lingkungan akan mempengaruhi kegiatan produksi. seperti sebagai berikut : Suara bising dapat mempengaruhi konsentrasi karyawan, dan dilihat dari segi kesehatan akan menimbulkan efek gangguan pendengaran dalam jangku waktu lama. Hal tersebut jelas akan mempengaruhi keinerja karyawab dan mengahsilkan produk yang tidak sesuai. Ruangan produksi yang memliki suhu panas/pengap akan mengakibatkan konsentarsi para karyawan menurun dan menghasilkan produk yang tidak sesua 5.3 Rencana Penanggulangan Masalah Selain menggunakan diagram sebab akibat (fishbone), untuk merencanakan penanggulangan cacat dimana jenis cacat yang terjadi pada 74

16 keempat produk adalah cacat pecah, gagal proses dapat dilakukan juga dengan metode 5W+1H (What, Why, When, Where, Who, How). 5W+1H digunakan untuk mencari bagaimana cara untuk menanggulangi masalah yang terjadi yaitu berupa langkah-langkah atau tindakan-tindakan untuk memperkecil terjadinya produk cacat yang mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Dalam pembuatannya maksud dari 5W+1H adalah sebagi berikut : What disini diartikan apa yang menyebabkan terjadinya masalah? Why disini diartikan mengapa kesalahan/masalah tersebut terjadi? When disini diartikan kapan masalah itu terjadi? Where disini diartikan kapan masalah itu terjadi? Who disini diartikan siapa yang atau factor apa yang menyebabkannya? How disini diartikan bagaimana cara menyelesaikannya? Berikut adalah tabel rencana penanggulangan masalah untuk terjadinya produk cacat yang didapatkan dari hasil pengolahan data pada diagram sebab akibat (fishbone) sebelumnya. 75

17 Tabel 5.1 Rencana Penanggualngan Masalah Cacat Dominan KRS, KOW dan BO Penyebab Dominan Cacat KRS, BO dan KOW What Why When Where Who How Perawatan mesin -umur mesin pendek September tidak teratur -hasil yang tidak sesuai 2011 standar Mata pisau sudah -terlalu sering digunakan September uas -terlalu lama tidak diganti 2011 Tidak akuratnya -Kurang pengetahuan penyetelan mesin terhadap mesin yang laminating digunakan September -Kurangnya informasi 2011 tentang mesin yang digunakan Operator Teliti -Kurang Konsentrasi -Operator terlalu terburuburu September -Lelah karena banyaknya 2011 beban PT. Margacipta Wirasentosa Mesin -Perawatan mesin secara berkala -Pergantian part-part mesin yang sudah tidak layak PT. - Perawatan mesin secara berkala Margacipta Mesin -Pergantian part-part mesin yang Wirasentosa sudah tidak layak -Pelatihan materi tentang mesinmsein yang digunakan PT. -Perawatan mesin secara berkala Margacipta Mesin -Pemberian informasi yang cukup Wirasentosa tentang mesin -Pemberian waktu istirahat minimal 3 kali dengan jumlah PT. waktu istirahat yang sama dalam Margacipta Manusia 1 hari Wirasentosa -Melakukan senam pagi minimal 15 menit sebelum waktu kerja 76