ANALISIS KINERJA SISTEM PENTANAHAN PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 kv NGIMBANG- LAMONGAN DENGAN METODE FINITE ELEMENT METHOD (FEM)

dokumen-dokumen yang mirip
PENILAIAN TEGANGAN SENTUH DAN TEGANGAN LANGKAH DI GARDU INDUK KONVENSIONAL DAN BERISOLASI GAS

Bab III. Menggunakan Jaringan

PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GANJIL

Transformasi Laplace Bagian 1

BAB KINEMATIKA GERAK LURUS

ANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI)

PENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION

Analisis Sistem Pentanahan Gardu Induk Bagan Batu Dengan Bentuk Konstruksi Grid (Kisi-Kisi)

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

MODUL 7 APLIKASI TRANFORMASI LAPLACE

BAB 2 LANDASAN TEORI

Model Rangkaian Elektrik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

Perancangan Sistem Kontrol dengan Tanggapan Waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

ULANGAN IPA BAB I GERAK PADA MAKHLUK HIDUP DAN BENDA

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

ANALISIS TES. Evaluasi Pendidikan ANALISIS TIAP BUTIR SOAL ANALISIS KESELURUHAN TES. - Daya Pembeda - Tingkat Kesukaran - Pengecoh - Homogenitas

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

Lag: Waktu yang diperlukan timbulnya respons (Y) akibat suatu aksi (X)

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN SNOWBALL THROWING

15. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan yang berubah-ubah seperti yang digambarkan pada grafik berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

Ulangan Bab 3. Pembahasan : Diketahui : s = 600 m t = 2 menit = 120 sekon s. 600 m

BAB III METODE PENELITIAN

SIMULASI KESTABILAN SISTEM KONTROL PADA PERMUKAAN CAIRAN MENGGUNAKAN METODE KURVA REAKSI PADA METODE ZIEGLER- NICHOLS BERBASIS BAHASA DELPHI

Analisis Model dan Contoh Numerik

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

PENGUKURAN KONSENTRASI PARTIKEL ASAP ROKOK DENGAN MENGGUNAKAN P-TRAK SMOKE PARTICLE CONCENTRATION MEASURING USING P-TRAK

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS INSTRUMEN. Evaluasi Pendidikan

ANALISA PENGARUH UKURAN BUTIR DAN TINGKAT KELEMBABAN PASIR TERHADAP PERFORMANSI BELT CONVEYOR PADA PABRIK PEMBUATAN TIANG BETON

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Modul ini adalah modul ke-4 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

BAB IV PERHITUNGAN MUATAN ANGKUTAN SEDIMEN

IV. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Matriks Transformasi

RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

*Corresponding Author:

PENDEKATAN NEURAL NETWORK TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL PADA TINGKAT BEBAN BERBEDA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

III KERANGKA PEMIKIRAN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Penerapan Model Dinamik Dalam Menentukan Kebijakan Biaya Bahan Baku (Studi Kasus PT. X)

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Bab 2 Landasan Teori

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

Tujuan Pembelajaran. Saat kuselesaikan bab ini, kuingin dapat melakukan hal-hal berikut.

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

Sistem Komunikasi II (Digital Communication Systems)

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***

Soal-Jawab Fisika OSN 2015

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

BAB II TEORI DASAR ANTENA

Studi Eksperimen Pengaruh Kecepatan Fluidisasi Terhadap Unjuk Kerja Swirling Fluidized Bed Coal Dryer

Analisis Gerak Osilator Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Metode Elemen Hingga Dewi Sartika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS, (2014 1-6 1 ANALISIS KINERJA SISTEM PENTANAHAN PT. PLN (PERSERO GARDU INDUK 150 kv NGIMBANG- LAMONGAN DENGAN METODE FINITE ELEMENT METHOD (FEM Yoe Rizal, IGN Sariyadi Hernanda, S.T, M.T. 1, Ir. R. Wahyudi 2 Juruan Teknik Elekro, Fakula Teknologi Induri, Iniu Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail : yoe.rizal11@mh.ee.i.ac.id, didi@ee.i.ac.id 1, wahyudi@ee.i.ac.id 2 Abrak Pada uga akhir ini, dilakukan uau analia penanahan peralaan yang erdapa pada gardu induk. Analia ini dilakukan dengan menggunakan meode FEM (Finie Elemen Mehod aau ering diebu dengan meode elemen hingga. Meode ini akan memeakan uau me ehingga dapa erliha jela dalam benuk iga dimeni. Suau analia idak lepa dari landaan awal. Landaan dari analia ini adalah IEEE d 80/2000 berjudul IEEE Guide for Safey in AC Subaion Grounding. Penanahan yang diambil ebagai objek analia adalah penanahan Gardu Induk 150 kv Ngimbang yang berlokai di Lamongan, Jawa Timur. Benuk dari penanahan gardu induk erebu adalah benuk jaring. Dalam analia kinerja dari penanahan Gardu Induk 150 kv Ngimbang menggunakan dua ofware au perhiungan manual. Sofware yang digunakan adalah CYME-Grd MATLAB. Perhiungan menggunakan perhiungan andar IEEE d 80/2000. Dari hail yang didapa egangan enuh egangan langkah dengan perhiungan manual ebear 1008,529 Vol 309,399 Vol. Analia menggunakan MATLAB egangan enuh egangan langkah ebear 1198, 54 Vol 324,83 Vol. Analia menggunakan CYME-Grd egangan enuh egangan langkah ebear 1423, 47 Vol 343,11 Vol. Deain penanahan Gardu Induk 150 KV Ngimbang Lamongan memenuhi peryaraan dikarenakan idak melebihi egangan enuh egangan langkah yang dijinkan. S Kaa kunci: Finie Elemen Mehod, gardu induk, penanahan. I. PENDAHULUAN iem penanahan pada gardu induk dapa dikaakan anga rumi dikarenakan pada gardu induk erdiri dari peralaan yang mampu memikul aru egangan yang anga inggi ecara koninyu. Peralaan erebu juga haru mampu menahan aru hubung ingka, impul peir, maupun impul konak dalam beberapa ekon. Diperlukan uau deain iem penanahan yang mampu mengamankan peralaan dari gangguan ke anah akiba gangguan hubung ingka, impul peir aan impul konak. Penanahan gardu induk awalnya dilakukan dengan cara menanamkan baang kondukor ecara verikal erhadap permukaan anah [1]. Hal ini idak efekif dikarenakan aa muncul aru, aru idak erdiribui empurna ehingga menyebabkan baang kondukor ruak akiba idak dapa menahan aru yang anga inggi. Oleh karena iu, dibuuhkan deain penanahan gardu induk horizonal erhadap permukaan anah dihubungkan dengan kondukor yang lain membenuk uau jaring-jaring yang kemudian diebu iem penanahan grid yang diunjukkan pada dibawah ini: Gambar 1 Conoh Penanahan Gardu Induk [2]. Diperlukan uau analia unuk mengeahui kinerja dari iem penanahan grid gardu induk. Dalam hal ini lebih diekankan pada uau deain penanahan gardu induk memenuhi peryaraan aau idak. Meode perhiungan banyak dilakukan unuk menganalia kinerja dari iem penanahan gardu induk erebu. Landaan perhiungan menggunakan andar IEEE d 80/2000 berjudul IEEE Guide for Safey in AC Subaion Grounding. Alaan penuli mengambil uga akhir ini adalah unuk mengimplemenaikan meode FEM (Finie Elemen Mehodunuk menenukan nilai egangan enuh egangan langkah pada uau gardu induk. Siem penanahan gardu induk yang diambil yang memiliki level egangan inggi yaiu 150 KV, dimana iem penanahan erebu anga rumi. Lokai yang diambil unuk pengerjaan uga akhir ini adalah Gardu Induk 150 KV Ngimbang Lamongan.

JURNAL TEKNIK POMITS, (2014 1-6 2 II. KONSEP FINITE ELEMENT METHOD Meode Elemen Hingga adalah meode numeri unuk penyeleaian maalah eknik fiika maemai. Maalah erebu melipui analia rukur, hea ranfer, aliran fluida, perpindahan maa, elekromagneik. Penyeleaian Meode Elemen Hingga menghailkan peramaan dari maalah yang dianalia dalam iem peramaan erenak yang haru dieleaikan. Penyeleaian ini memberikan hail/penyeleaian pendekaan dari nilai yang idak dikeahui pada iik erenu dalam iem yang koninyu [13]. Siem yang koninyu adalah iilah dari kondii rukur aau objek yang ebenarnya. Dikriiai (dicreizaion adalah proe pemodelan dari rukur aau objek dengan membaginya dalam elemen-elemen kecil (finie elemen aau elemen hingga yang erhubung oleh iik-iik (node yang digunakan oleh elemen-elemen erebu ebagai baa dari rukur aau objek. Dalam meode elemen hingga peramaan dari eluruh iem dibenuk dari penggabungan peramaan elemen-elemennya. III. PERHITUNGAN PENTANAHAN GARDU INDUK Sandar yang dipakai unuk perhiungan penanahan gardu induk adalah IEEE d 80/2000 berjudul IEEE Guide for Safey in AC Subaion Grounding [11]. Pada andar ini ada dua ahap yang haru diperhiungkan yang haru dilakukan perhiungan yaiu ebagai beriku : Ukuran penampang kondukor penanahan Tegangan enuh egangan langkah pada gardu induk Tahap perama adalah menenukan ukuran penampang kondukor penanahan. Ukuran kondukor dipengaruhi oleh bear aru yang melewai kondukor erebu. Semakin bear kemungkinan aru yang melewai kondukor emakin bear pula ukuran penampang kondukor. Unuk menenukan ukuran dari penampang kondukor penanahan dapa dicari menggunakan rumu ebagai beriku: A = 4 α r ρ r10 2 I TCAP Tm + Ta ln 1 + K 0 + Ta...(1 Dimana I adalah aru yang melewai kondukor, adalah durai gangguan, α r adalah koefiien hermal dari kondukor, ρ r adalah reiivia dari kondukor penanahan, TCAP adalah kapaia hermal kondukor per uni volume, T m adalah emperaure makimum ang diijinkan, T a adalah emperaure ekiar. Tahap kedua adalah penenuan egangan enuh egangan langkah yang erjadi gardu induk. Dalam ahap ini erdapa ujuh langkah yang maing-maing langkah dihiung euai daa-daa yang diperoleh. Langkah perama adalah menenukan reiani anah. Unuk menenukan reiani anah dapa diliha dari kondii aau ipe dari anah erebu. Semakin kera rukur dari anah erebu emakin bear nilai reianinya. Nilai dari reiani anah dapa diliha pada abel 1 dibawah ini: Tabel 1 Reiani Tanah No Type Tanah Reiani Tanah ( Ω-m 1 Tanah Lia, Tanah Kebun 5 ampai 50 2 Tanah Lempung 8 ampai 50 3 Pair Dan Kerikil 60 ampai 100 4 Pair berbau 10 ampai 500 5 Bauan Pada 200 ampai 10000 Langkah kedua adalah menenukan maerial lapian ambahan. Lapian ambahan yang ering dipakai adalah lapian gravel dengan nilai ahanan ekiar 5000 Ω. Keebalan lapian berkiar anara 0,1 m ampai 0,15 m. hal ini erdapaa dulia nilai ahanan yang berbeda, ehingga deraing facor (C dapa dihiung dengan rumu ebagai beriku: C ρ 0,99 1 + 1 ρ = 2h + 0.09...(2 Dimana ρ adalah reiani anah, ρ adalah reiani maerial pelapi h adalah keebalan pelapi. Langkah keiga adalah menenukan reiani penanahan gardu induk. Pada gardu induk, kondukor penanahan dileakkan ecara horizonal diambungkan anar kondukor membenuk jaring. Semakin banyak kondukor yang erpaang emakin kecil nilai reiani penanahan dapa dikaakan lebih baik. Unuk menghiung nilai reiani penanahan (R g dapa menggunakan rumu ebagai beriku: 1 Rg = ρ + LT...(3 1 1 1+ 20A 1+ h 20 A Dimana L T adalah panjang oal kondukor yang erpaang, A adala lua penanahan h adalah kedalaman penanaman kondukor penanahan. Langkah keempa adalah menenukan aru makimum. Dalam menenukan aru makimum yang melewai penanahan gardu induk anga berganung pada bear aru gangguan keanah decremen facor. Unuk mencari aru makimum yang melewai penanahan gardu induk (I G dapa menggunakan rumu ebagai beriku:

JURNAL TEKNIK POMITS, (2014 1-6 3 I G = I g D f...(4 Dimana I g adalah aru gangguan ke anah D f adalah decremen facor. Langkah kelima adalah menenukan egangan enuh egangan langkah yang diijinkan pada gardu induk. Tegangan enuh adalah egangan yang imbul di anara uau objek yang dienuh dimana objek erebu ecara langung dihubungkan dengan penanahan. Tegangan langkah adalah egangan yang imbul di anara uau objek yang dienuh dimana objek erebu ecara langung dihubungkan dengan penanahan. Unuk menenukan egangan enuh makimum egangan langkah makimum yang diijinkan dapa menggunakan rumu ebagai beriku: Unuk bera manuia = 50 kg Tegangan Senuh ( Eouch 50 (1000 + 1,5C, ρ Tegangan Langkah ( Eep 50 0,116 =...(5 (1000 + 6C, ρ 0,116 =...(6 Unuk bera manuia = 70 kg Tegangan Senuh 0,157 ( Eouch, 70 = (1000 + 1,5C ρ...(7 Tegangan Langkah 0,157 ( Eouch, 70 = (1000 + 6C ρ...(8 Dimana 1000 adalah nilai ahanan manuia dengan auan ohm 0,116 0,157 adalah nilai aru unuk bobo manuia 50 kg 70 kg. Langkah keenam adalah menenukan GPR (Ground Poenial Rie. Bear dari GPR (Ground Poenial Rie dienukan oleh nilai aru makimum yang melewai penanahan (I g reiani penanahan gardu induk (R g. Aru makimum yang melewai penanahan udah dihiung pada langkah keempa. Reiani penanahan gardu induk juga udah dihiung pada langkah keiga, ehingga GPR dapa dihiung dengan rumu ebagai beriku: GPR = I g R g...(9 Langkah keujuh adalah menenukan deain penanahan gardu induk. Dalam hal ini akan dilakukan perhiungan bear egangan langkah egangan enuh yang erjadi pada gardu induk. Deain dari uau iem penanahan dapa dikaakan memenuhi peryaraan jika egangan enuh egangan langkah lebih kecil daripada egangan enuh makimum egangan langkah makimum yang diijinkan. Unuk mencari egangan enuh dapa menggunakan rumu ebagai beriku: E K K I m i G M = ρ...(10 LM dimana E m adalah egangan enuh, K m adalah geomeric pacing facor, K i adalah irregulariy facor L m adalah panjang efekif penanahan gardu induk. Unuk mencari egangan langkah dapa menggunakan rumu ebagai beriku: E K K I S i G S = ρ...(11 LS Dimana K adalah geomeric pacing facorunuk egangan langkah L adalah panjang efekif penanahan gardu induk. IV. ANALISA DAN HASIL SIMULASI Analia imulai dilakukan pada penanahan Gardu Induk 150 kv Ngimbang yang berlokai di Lamongan, Jawa Timur. Dalam menenukan egangan enuh egangan langkah pada penanahan Gardu Induk 150 kv Ngimbang- Lamongan, dilakukan perhiungan manual menuru andar IEEE d 80/2000, ofware MATLAB ofware CYME- Grd. A. PERHITUNGAN MANUAL PENTANAHAN GARDU INDUK 150 kv NGIMBANG-LAMONGAN Unuk menenukan egangan enuh egangan langkah pada Gardu Induk 150 kv Ngimbang-Lamongan dapa dilakukan dengan menghiung manual euai andar IEEE d 80/2000. Pada andar erebu akan dilakukan dua ahap perhiungan. Tahap perama adalah menenukan ukuran penampang kondukor penanahan Gardu Induk 150 kv Ngimbang- Lamongan. Dari hail perhiungan dengan aru gangguan peir ebear 14000 ka durai gangguan 0,1 deik, maka ukuran penampang kondukor penanahan adalah 15,664 mm 2. Pada daa yang diperoleh didapakan ukuran penampang kondukor penanahan. Ukuran penampang kondukor penanahan pada Gardu Induk 150 kv Ngimbang-Lamongan erdapa 3 ukuran yaiu 125 mm 2, 150 mm 2 185 mm 2. Dapa diimpulkan bahwa aru yang mampu diahan oleh kondukor penanahan dapa diliha pada abel dibawah ini: Ukuran Kondukor (mm 2 Tabel 1 Keahanan Kondukor Terhadap Aru. Lama Gangguan (ekon 125 0,1 111723,53 150 0,1 134068,06 185 0,1 165350,82 Aru Gangguan Tanah (Ampere Tahap kedua adalah menenukan egangan enuh egangan langkah pada Gardu Induk 150 kv Ngimbang- Lamongan. Dalam menenukan egangan langkah egangan enuh, diperlukan ujuh langkah perhiungan.

JURNAL TEKNIK POMITS, (2014 1-6 4 Langkah perama adalah menenukan reiani anah. Gardu Induk 150 kv Ngimbang-Lamongan berlokai di deka pegunungan dengan ipe anah pair berbau. Tipe anah erebu memiliki ahanan anah ebear 10 ampai 500 Ω, ehingga ahanan anah yang diambil pada Gardu Induk 150 kv Ngimbang Lamongan ebear 50 Ω. Langkah kedua adalah menenukan maerial lapian ambahan. Gardu Induk 150 kv Ngimbang-Lamongan menggunakan lapian ambahan berupa maerial gravel dengan keebalan ekiar 0,15 ampai 0,20 m. Menuru andar IEEE d 80/2000, maerial gravel memiliki reiani ebear 5000 Ω. Dengan reiani anah ebear 50 Ω keebalan lapian ebear 0,15 m,maka fakor deraing (C ebear 0,772. Lapian anah lapian ambahan unuk penanahan Gardu Induk 150 kv Ngimbang-Lamongan dapa diliha pada gambar dibawah ini: penanahan reiani penanahan gardu induk. Aru makimum yang melewai penanahan udah dihiung pada langkah keempa. Reiani penanahan gardu induk juga udah dihiung pada langkah keiga. Bear nilai GPR pada Gardu Induk 150 kv Ngimbang Lamongan adalah 4725,703 Vol. Langkah keujuh adalah menenukan deain penanahan Gardu Induk 150 kv Ngimbang-Lamongan. Bear egangan enuh (egangan meh pada penanahan Gardu Induk 150 KV Ngimbang Lamongan adalah 1008,29 Vol. Bear egangan langkah pada penanahan Gardu Induk 150 KV Ngimbang Lamongan adalah 309,399 Vol. Berdaarkan dari hail perhiungan elah dikeahui egangan enuh egangan langkah yang mungkin erjadi pada Gardu Induk 150 kv Ngimbang Lamongan. Penanahan erebu dapa dikaakan baik jika, E M < E ouch E S < E ep. Dapa diliha dari perhiungan bahwa 1008,529 Vol < (2489,467 Vol aau 3369,364 Vol 309,399 < 8857,394 Vol aau 11988,024 Vol. Sehingga dapa diimpulkan bahwa penanahan Gardu Induk 150 kv Ngimbang Lamongan memenuhi perryaraan bekerja dengan anga baik. B. PERHITUNGAN PENTANAHAN GARDU INDUK 150 kv NGIMBANG-LAMONGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB Gambar 2 Lapian Tanah Lapian Tambahan unuk Penanahan Gardu Induk 150 kv Ngimbang Lamongan. Langkah keiga adalah menenukan reiani penanahan gardu induk. Dengan reiani anah 50 Ω, panjang penanahan 147,925 m, lebar penanahan 59,266 m, panjang kondukor yang erpaang 2038,66 m kedalaman penanaman kondukor penanahan 0,8 m, maka reiani penanahan Gardu Induk 150 kv Ngimbang Lamongan ebear 0,266 Ω. Langkah keempa adalah menenukan aru makimum yang melewai penanahan Gardu Induk 150 kv Ngimbang- Lamongan. aru gangguan (I k,e ebear 14 ka diviion facor (S F ama dengan 1. Nilai dari Decremen Facor adalah 1,269. Aru makimum yang melewai penanahan Gardu Induk 150 kv Ngimbang-Lamongan ebear 17759,092 Ampere. Langkah kelima adalah menenukan egangan enuh egangan langkah yang diijinkan pada Gardu Induk 150 kv Ngimbang-Lamongan. Tegangan enuh unuk bobo manuia 50 kg ebear 2489,467 Vol egangan langkah unuk bobo manuia 50 kg ebear 8857,394 Vol. Unuk Tegangan enuh unuk bobo manuia 70 kg ebear 3369,364 Vol egangan langkah unuk bobo manuia 70 kg ebear 11988,024 Vol. Langkah keenam adalah menenukan GPR (Ground Poenial Rie pada Gardu Induk 150 kv Ngimbang- Lamongan. Bear dari GPR (Ground Poenial Rie dienukan oleh nilai aru makimum yang melewai Unuk menganalia aau menghiung penanahan Gardu Induk 150 kv Ngimbang-Lamongan dapa dilakukan dengan menggunakan ofware MATLAB. Dengan menggunakan aplikai PDE (Parial Differenial Equaion yang erdapa pada oolbox MATLAB. Perhiungan penanahan Gardu Induk 150 kv Ngimbang-Lamongan menggunakan meode Finie Elemen Mehod (FEM yang erdapa PDE Toolbox unuk menenukan egangan enuh egangan langkah pada gardu induk erebu. Dengan konep pemeraaan me yang dierapkan pada meode ini maka egangan enuh egangan langkah dapa dicari. Spekrum warna yang muncul pada pemeraaaan erebu dijadikan refereni menenukan egangan enuh egangan langkah. Pemeraaan me pada penanahan Gardu Induk 150 kv Ngimbang-Lamongan dalam benuk dua dimeni diunjukkan pada gambar dibawah ini: Gambar 3 Pemeraaan Me Penanahan Gardu Induk 150 kv Ngimbang Lamongan Benuk Dua Dimeni.

JURNAL TEKNIK POMITS, (2014 1-6 5 Pemeraaan me pada penanahan Gardu Induk 150 kv Ngimbang-Lamongan dalam benuk iga dimeni diunjukkan pada gambar dibawah ini: Panjang Toal Horizonal Kondukor = 6540,88 fee Panjang Toal Earhing Rod = 147,638 fee Toal Jumlah kondukor = 600 buah Dalam analii ini diunjukkan pula penanahan Gardu Induk 150 kv Ngimbang-Lamongan dengan ofware CYME- Grd eperi pada gambar dibawah ini: Gambar 4 Pemeraaan Me Penanahan Gardu Induk 150 kv Ngimbang Lamongan Benuk Tiga Dimeni. Tegangan enuh pada Gardu Induk 150 kv Ngimbang- Lamongan dengan menggunakan ofware MATLAB adalah 1198, 54 Vol. Unuk egangan langkah pada gardu induk ekiar 324,83Vol. C. PERHITUNGAN PENTANAHAN GARDU INDUK 150 kv NGIMBANG-LAMONGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CYME-GRD Gambar 5 Penanahan Gardu Induk 150 kv Ngimbang Lamongan dalam Benuk Tiga Dimeni. Dalam analii pemeaan me unuk egangan enuh dapa diunjukkan pada gambar dibawah ini: Analia penanahan dengan menggunakan ofware CYME- Grd adalah perpaduan perhiungan manual menuru andar IEEE d 80/2000 dengan meode FEM. Langkah awal adalah menganalia reiani anah dengan memaukkan parameer. Seelah dimaukkan parameer, maka hail analia dapa dikeahui yang diunjukkan pada gambar dibawah ini: Gambar 6 Tegangan Senuh Gardu Induk 150 kv Ngimbang Lamongan dalam Benuk Tiga Dimeni. Unuk bear egangan enuh egangan langkah pada Gardu Induk 150 kv Ngimbang-Lamongan dapa diliha pada gambar ebagai beriku: Gambar 5 Pengukuran Tahanan Tanah menggunakan CYME-Grd. Pada gambar diaa erdapa gari biru yang menunjukkan bahwa epanjang anah yang digunakan unuk penanahan memeliki reiani ebear 50 Ω Unuk analii penanahan pada Gardu Induk 150 kv Ngimbang-Lamongan dengan ofware CYME-Grd didapakan hail ebagai beriku: Decremen Facor (D f = 1,26851 Diviion facor (S f = 1 Reiani Penanahan GI = 0,233393 Ω Gambar 4.16 Grafik Tegangan Senuh, Tegangan Langkah GPR

JURNAL TEKNIK POMITS, (2014 1-6 6 Hail yang didapa unuk bobo manuia ebear 50 kg adalah ebagai beriku: Tegangan Senuh yang Diijinkan = 2489,47 Vol Tegangan Langkah yang Diijinkan = 8857,39 Vol GPR = 4032,81 Vol Tegangan Senuh Makimum GI = 1423,47 Vol Tegangan Langkah Makimum GI= 343,11 Vol Tegangan Permukaan GI = 3154,44 Vol Perbandingan erebu dapa diliha pada dimana hail dari perhiungan manual menuru IEEE d 80/2000 ofware CYME- Grd dapa diliha pada abel dibawah ini: Tabel 2 Hail Perbandingan Perhiungan Manual dengan CYME-Grd Keerangan Perhiungan Manual CYME- Grd Decremen Facor (D f 1,269 1,26851 Diviion facor (S f 1 1 Reiani Penanahan GI 0,266 Ω 0,233393 Ω Tegangan Senuh Makimum yang Diijinkan Bobo 50 kg 70 kg 2489,467 Vol 3369,364 Vol 2489,47 Vol 3369,36 Vol Tegangan Langkah 8857,394 Vol 8857,39 Vol Makimum yang Diijinkan 11.988,024 Vol 11.988 Vol GPR 4725,703 Vol 4144.84 Vol Perbandingan penenuan nilai egangan enuh egangan langkah dapa diliha pada abel dibawah ini: Tabel 3 Tegangan Senuh Tegangan Langkah. Keerangan Perhiungan Sofware Sofware Manual MATLAB CYME-Grd Tegangan Senuh 1008,529 Vol 1198, 54 Vol 1423,47 Vol Tegangan Langkah 309.399 Vol 324,83 Vol 343,11 Vol Hail yang diunjukkan bahwa nilai egangan enuh egangan langkah menggunakan perhiungan manual ofware berbeda. Terliha bahwa menggunakan perhiungan manual nilai egangan enuh lebih kecil dibanding egangan enuh hail dari ofware. V. KESIMPULAN 1. Deain dari penanahan Gardu Induk 150 kv Ngimbang Lamongan memenuhi peryaraan menuru andar IEEE d 80/2000 dapa dikaakan aman. 2. Dari hail yang didapa egangan enuh egangan langkah dengan perhiungan manual ebear 1008,529 Vol 309,399 Vol. Analia menggunakan MATLAB egangan enuh egangan langkah ebear 1198, 54 Vol 324,83 Vol. Analia menggunakan CYME- Grd egangan enuh egangan langkah ebear 1423, 47 Vol 343,11 Vol. 3. Nilai egangan enuh egangan langkah pada Gardu Induk 150 kv Ngimbang-Lamongan idak melebihi dari egangan enuh egangan langkah yang elah diijinkan yaiu ebear 2489,467 Vol 3369,364 Vol unuk egangan enuh dengan bobo manuia 50 kg 70 kg. Lalu ebear 8857,39 Vol 11.988,024 Vol unuk egangan Langkah dengan bobo manuia 50 kg 70 kg. DAFTAR PUSTAKA [1] Huahuruk, T.S, "Pengeanahan Neral Siem Tenaga Pengeanahan Peralaan", Penerbi Erlangga, Jakara, 1987. [2] J. Liu, R. D. Souhey and F. P. Dawalibi,2005. Applicaion of Advanced Grounding Deign Technique o Plan Grounding Syem.IEEE/PES Tranmiion Diribuion Conference & Exhibiion. [3] Tobing, Bongga L, "Peralaan Tegangan Tinggi Edii Kedua", Penerbi Erlangga, Jakara, 2012. [4] Alimeri, "Teknik Tranmii Tenaga Lirik Jilid 2" Direkora Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direkora Jenderal Manajemen Pendidikan Daar Menengah, Deparemen Pendidikan Naional, Jakara, 2008. [5] Wahyudi, " Preenai Tranmii Diribui" Teknik Elekro ITS, Surabaya [6] Darwano, Djoko GK, "Mekanime Peir". Iniu Teknologi Bandung. [7] Sumardjai, Prih, "Teknik Pemanfaaan Lirik", Direkora Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direkora Jenderal Manajemen Pendidikan Daar Menengah, Deparemen Pendidikan Naional, Jakara, 2008. [8] Baleva, Inna, "Subaion Grounding" Deparmen of Elecrical and Elecronic Engineering California Sae Univeriy, Sacrameno, 2012. [9] RUPTL 2011-2020, "Lampiran C.7 Rencana Pengembangan Siem Kelirikan PT PLN (Perero di Jawa Timur", hal 1038, Jakara, Deember, 2011. [10] Nurhaan M. Analia Perhiungan Nilai Tahanan Peranahan pada Peranahan Grid dengan FEM. Surabaya. 2008. [11] IEEE Sd. 80-2000, IEEE Guide for Safey in AC Subaion Grounding, New York, USA, 2000. [12] Wahyudi, " Pengeanahan Peralaan Siem/Neral" Teknik Elekro ITS, Surabaya. [13] Handayanu. Meode Elemen Hingga. Fakula Teknik Kelauan ITS. Surabaya. 2008. [14] CYMGRD, Uer Guide and Reference Manual, Canada, 2006. RIWAYAT PENULIS Penuli memiliki nama lengkap Yoe Rizal. Lahir di Surabaya pada anggal 17 Januari 1990. Penuli mengawali pendidikannya di SDN 02 Tema Bau pada ahun 1996-2002, kemudian melanjukan ke SMP Negeri 1 Bau hingga ahun 2005. Seelah lulu dari SMA Negeri 1 Bau pada ahun 2008, penuli melanjukan pendidikannya di Iniu Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Program Sudi D3 Teknik Elekro, Big Sudi Elekro Induri- Dinaker. Seelah lulu Program Sudi D3 Teknik Elekro ITS pada ahun 2011, penuli melanjukan pendidikan S1 di Juruan Teknik Elekro ITS Lina Jalur, Big Sudi Teknik Siem Tenaga. Semaa kuliah penuli akif mengikui berbagai pelaihan. Penuli juga mengikui berbagai kegiaan kemahaiwaan, alah aunya menjadi Dirjen Hublu Ba Ekekuif Mahaiwa ITS periode 2010-2011. Penuli dapa dihubungi di alama email yruer7@gmail.com.