BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA

ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT

Solusi Tutorial 6 Matematika 1A

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI

Keywords: transaction volume, market risk, debt to equity ratio and dividend policy.

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH

Arus Melingkar (Circular Flow) dalam Perekonomian 2 Sektor

NAMA : FAISHAL AGUNG ROHELMY NIM:

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur

PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan

, serta notasi turunan total ρ

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR. Analisis Teknik Penyambungan Secara Fusi Pada Serat Optik Ragam Tunggal. Oleh : Nama : Agus Setiyawan Nim : L2F

PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB

Sudaryatno Sudirham. Diferensiasi

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n

1 Kapasitor Lempeng Sejajar

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika

PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU

1 Kapasitor Lempeng Sejajar

BAB V KAPASITOR. (b) Beda potensial V= 6 volt. Muatan kapasitor, q, dihitung dengan persamaan q V = ( )(6) = 35, C = 35,4 nc

Pengembangan Aplikasi Prediksi Tren Harga Saham dengan Metode Relative Strength Index

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahid Raya Yogyakarta, 8 Februari 2005

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr.

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?

Studi Perbandingan antara Gaya Menggantung dengan Gaya Jalan Di Udara terhadap Perestasi Lompat Jauh Pada Siswa putra Kelas VIII Putra SMPN 1 Sape

BAB III INTERFERENSI SEL

Jurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 201

BAB II LANDASAN TEORI

Praktikum Total Quality Management

PERILAKU KOMPONEN STRUKTUR LENTUR PROFIL I BERDASARKAN FORMULA AISC

BESARNYA KOEFISIEN HAMBAT (CD) SILT SCREEN AKIBAT GAYA ARUS DENGAN MODEL PELAMPUNG PARALON DAN KAYU

METODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz

BAB 2 LANDASAN TEORI

( ) ANALISA KONDISI FISIS ATMOSFER PADA SAAT HUJAN EKSTRIM DAN TERJADINYA BANJIR BULAN FEBRUARI 2006 DI MANADO

KULIAH- 3 ELASTISITAS (Quantitative Demand Analysis)

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

ABSTRACT. Keywords: Training, Evaluation, Kirkpatrick Model, Employees. 376 Hania Aminah. Hania Aminah Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta


Penerapan Model Deformasi Horizontal Mogi untuk Prediksi Perubahan Volume Sumber Tekanan pada Gunungapi Guntur

Gangguan Frekuensi fof2 Ionofser dari Matahari dan Geomagnetik

Sudaryatno Sudirham. Studi Mandiri. Diferensiasi. Darpublic

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat.

ANALISIS TEKNIK DAN FINANSIAL UNIT PENANGKAPAN MUROAMI DI PERAIRAN KEPULAUAN SERIBU Technic and Financial Analysis of Muroami in Seribu Islands Waters

ANALISIS CLUSTER PSIKOGRAFIS KONSUMEN KEDIRI TOWN SQUARE (CLUSTER ANALYSIS PSYCHOGRAPHIC CONSUMERS KEDIRI TOWN SQUARE)

Desain Dan Simulasi Pengontrolan Daya Aktif Dan Reaktif Inverter 3 Fasa Menggunakan PQ Controller Pada Sistem Pembangkit Tersebar Multiple

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian dilakukan sebagai pedoman bagi peneliti mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi yang dijadikan tempat dalam penelitian ini adalah Tempat


Penggunaan Metode Multi-criteria Decision Aid dalam Proses Pemilihan Supplier

Penentuan Parameter Bandul Matematis untuk Memperoleh Energi Maksimum dengan Gelombang dalam Tangki

METODE MATRIK APLIKASI METODE MATRIK UNTUK ANALISA STRUKTUR BALOK

BAB 3 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM MULTIFASA

1.1. Sub Ruang Vektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL

BAB III KONTROL PADA STRUKTUR

Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical-Axis Turbine (VAT) dengan Pemodelan Massa Tergumpal

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 1. No 2 Desember 2007)

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Multiple Intelligences dengan Kooperatif Tipe STAD

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division)

BAB II LANDASAN TEORI

=== BENTUK KANONIK DAN BENTUK BAKU ===

PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA

Suatu persamaan diferensial biasa orde n adalah persamaan bentuk :

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

BAB 4 HASIL PENELITIAN. identitas responden seperti jenis kelamin. Tabel 4.1 Identitas Jenis Kelamin Responden. Frequ Percent

Perbaikan Kualitas Arus Output pada Buck-Boost Inverter yang Terhubung Grid dengan Menggunakan Metode Feed-Forward Compensation (FFC)

IV. ANALISA RANCANGAN

3. Turunan Fungsi Trigonometri, Trigonometri Inversi, Logaritmik, Eksponensial

ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA

Analisis Stabilitas Lereng

matriks A. PENGERTIAN MATRIKS Persija Persib baris

PENDAHULUAN. Latar Belakang

JURNAL PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN OBAT GENERIK DI APOTEK SAIYO FARMA JOMBANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DENGAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS SD PLUS NURUL HIKMAH PAMEKASAN)

PENGARUH INSENTIF TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. BANK MUAMALAT CABANG GORONTALO Tbk. Jurusan Manajemen ABSTRAK

PERHITUNGAN NON REVENUE WATER ( NRW ) DAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PADA PDAM LEMATANG ENIM UNIT PELAYANAN PENDOPO KABUPATEN PALI (1)

Available online at TRANSMISI Website TRANSMISI, 13 (1), 2011,

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

3. Kegiatan Belajar Medan listrik

BAB 6 P E G A S M E K A N I S

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1

CHARGER PORTABLE SEBAGAI PENGISIAN BATERAI HANDPHONE DARI SUMBER DAYA DC MENGGUNAKAN METODE BUCK BOOST CONVERTER

ANALISIS MODEL SIR PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN KRITERIA ROUTH-HURWITZ ABSTRACT

Penggunaan Persamaan Pendekatan Untuk panjang gelombang pantai

PEMODELAN PENJADWALAN LINIER DENGAN ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PERUMAHAN. Hedwig A Tan 1, Ratna S Alifen 2

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB II DASAR TEORI Paa bab ini akan ijelaskan asar teori yang igunakan selama pelaksanaan Tugas Akhir ini: saham, analisis funamental, analisis teknis, moving average, oscillator, an metoe Relative Strength Inex. II.1 Saham Saham aalah salah satu komoitas yang iperagangkan i pasar moal. Saham, seperti juga komoitas-komoitas lainnya i pasar moal, ikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk menapatkan moal. Paa satu waktu, perusahaan menjual sejumlah saham ke pasar engan harga tertentu. Uang yang iperoleh ari penjualan ini lah yang igunakan sebagai moal perusahaan. Saham yang berear i pasar kemuian bisa iperagangkan engan harga yang berbea ari harga jual awal. Saham iperagangkan i pasar moal, yang merupakan sebuah institusi engan jam kerja seniri. Saham bisa mulai iperagangkan saat pasar moal suah ibuka, an tiak bisa lagi iperagangkan jika pasar moal suah tutup. Kepemilikan saham menanakan kepemilikan atas sebagian ari perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Seseorang yang memiliki 1.000 lembar saham ari sebuah perusahaan yang mengeluarkan 10.000 lembar saham maka juga memiliki 10% ari perusahaan tersebut. Meskipun emikian, status sebagai pemilik tiak memberikan kuasa penuh atas perusahaan tersebut kepaa para pemegang saham. Pemegang saham (shareholers) hanya mempunyai hak untuk melakukan pemungutan suara untuk memilih baan ireksi perusahaan atau untuk mengubah peraturan perusahaan [FAE00]. Selain saham biasa (common stock), terapat juga jenis saham khusus yaitu saham preferen (preferre stock). Para pemegang saham preferen menapatkan jaminan menapatkan ivien alam jumlah yang tetap setiap tahunnya, tanpa terpengaruh situasi keuangan perusahaan. Di sisi lain, pemegang saham preferen tiak punya hak untuk ikut mengambil keputusan. Sebagai meia investasi, saham apat memberikan Return On Investment (ROI) yang besar. Dalam jangka panjang, misalnya untuk perioe 67 tahun antara 1926 hingga 1993, saham menghasilkan penapatan murni (suah termasuk laju inflasi) sebesar II-1

II-2 9,1% untuk saham perusahaan-perusahaan besar, an 14,4% untuk saham perusahaanperusahaan kecil. Jumlah ini jauh lebih besar aripaa penapatan ari meia investasi lain: obligasi perusahaan menghasilkan 2,7%, obligasi pemerintah menghasilkan 2,2%, an sertifikat bank pemerintah menghasilkan 0,5% [FAE00]. Di sisi lain, saham juga mempunyai risiko jangka penek yang besar. Saham perusahaan-perusahaan besar mempunyai risiko untuk merugi sebesar 20,5%, an saham perusahaan-perusahaan kecil mempunyai risiko sebesar 34,8%. Meskipun alam jangka panjang, kerugian jangka penek ini akan terbayar engan keuntungan yang lebih besar lagi, namun tiak semua orang mau berinvestasi alam jangka waktu yang seemikian panjang. Aa cara lain untuk berinvestasi engan saham, yaitu engan beragang (traing). Para peagang saham (traer) menapatkan keuntungan engan cara menjual saham engan harga yang lebih tinggi aripaa harga beli, atau engan meminjam saham milik orang ketiga untuk ijual paa saat harga tinggi lalu membeli saham itu kembali an mengembalikannya paa saat harga lebih renah. Agar tiak merugi, para peagang ini mempunyai beberapa cara untuk menganalisis an mempreiksi pergerakan harga saham. II.2 Analisis Funamental Dalam suatu pasar, pasti aa hal-hal yang mempengaruhi tingkat penawaran an permintaan barang. Keseimbangan tingkat penawaran an permintaan ini selanjutnya akan mempengaruhi harga barang tersebut, melalui sebuah proses yang berjalan beberapa waktu. Dalam pasar moal, analisis funamental aalah analisis yang memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penawaran an permintaan saham. Tingkat penawaran an tingkat permintaan saham paa suatu waktu tertentu bisa isebut sebagai nilai intrinsik saham tersebut. Jika harga saham i pasar moal lebih tinggi aripaa nilai intrinsik saham tersebut paa satu waktu, maka saham tersebut ianggap terlalu mahal harganya an isarankan untuk ijual. Jika harga saham paa suatu waktu lebih renah aripaa nilai intrinsik saham tersebut paa waktu itu, maka saham tersebut ianggap terlalu murah an isarankan untuk ibeli.

II-3 Faktor-faktor yang apat mempengaruhi tingkat penawaran an permintaan saham antara lain pergantian baan ireksi, perubahan perekonomian negara, kebijakankebijakan pemerintah, an sebagainya. Seorang peagang harus memperhitungkan seniri apakah perubahan-perubahan ini akan menaikkan atau menurunkan nilai intrinsik suatu saham. II.3 Analisis Teknis Analisis teknis aalah proses mengamati aksi pasar, terutama engan menggunakan ata harga saham historis yang igambarkan sebagai sebuah grafik, engan tujuan untuk mempreiksi tren harga i masa epan. Dalam suut panang tertentu, analisis teknis bisa ipanang sebagai kebalikan ari analisis funamental. Analisis funamental mengamati penyebab perubahan tingkat penawaran an permintaan, seangkan analisis funamental mengamati akibat perubahan tingkat penawaran an permintaan. II.3.1 Konsep Dasar Preiksi tren harga saham i masa epan bisa ilakukan hanya engan mengamati aksi pasar, karena beberapa konsep yang berlaku i pasar moal [MUR99]: 1. Segala faktor yang mempengaruhi nilai intrinsik suatu saham suah tercermin alam aksi pasar. Karena itu, alih-alih mempelajari faktor-faktor luar yang seemikian banyak, para analis teknis memilih untuk mempelajari perubahan harga saham (aksi pasar). Hal ini imungkinkan karena saham ijual engan sistem lelang, sehingga harga saham ipengaruhi secara langsung oleh tingkat penawaran an tingkat permintaan tanpa aa satu pihak yang mengatur harga saham tersebut. Jika harga saham naik maka permintaan i pasar pasti melebihi penawaran, an jika harga turun maka penawaran pasti melebihi permintaan. 2. Harga saham bergerak engan mengikuti tren, an sebuah tren akan lebih cenerung untuk berlanjut aripaa berubah. Analisis teknis ilakukan engan membentuk sebuah grafik ari pergerakan harga saham i pasar. Grafik ini kemuian ianalisis agar tren-tren yang aa bisa ikenali paa tahap awal pembentukannya. Setelah analis teknis bisa mengenali tren yang seang berlaku, maka peragangan akan ilakukan sejalan engan tren tersebut. Paa bagian berikutnya akan ijelaskan lebih lanjut tentang konsep tren.

II-4 3. Apa yang suah pernah terjai akan cenerung terulang. Konsep ini terbentuk karena pasar moal ijalankan oleh manusia, seangkan psikis manusia paa tingkat tertentu sama an apat itebak. Dalam menghaapi situasi yang sama, rata-rata manusia akan bereaksi engan cara yang sama. Oleh karena itu, apa yang terjai i masa lalu akan terulang kembali i masa epan an membentuk suatu pola yang apat ipreiksi. II.3.2 Jenis-jenis Harga Dalam bagian ini akan ijelaskan berbagai jenis harga saham yang mungkin igunakan alam analisis teknis: 1. Opening price Opening price suatu saham aalah harga saham tersebut paa awal perioe tersebut. Opening price paa suatu hari aalah harga saham tersebut paa saat pasar moal ibuka paa hari itu. Opening price paa suatu bulan aalah harga saham tersebut paa saat pasar moal ibuka, paa hari pertama pasar moal beroperasi paa bulan itu. 2. Closing price Closing price suatu saham aalah harga saham tersebut paa akhir perioe tersebut. Closing price paa suatu hari aalah harga saham tersebut paa saat pasar moal itutup paa hari itu. Closing price paa suatu bulan aalah harga saham tersebut paa saat pasar moal itutup paa hari terakhir pasar moal beroperasi paa bulan itu. 3. High price High price suatu saham aalah harga tertinggi yang pernah icapai saham tersebut paa suatu perioe. 4. Low price Low price suatu saham aalah harga terenah yang pernah icapai saham tersebut paa suatu perioe. Harga yang paling sering igunakan alam analisis teknis aalah harga penutupan (closing price). Harga penutupan ianggap sebagai harga yang paling penting alam satu hari/satu perioe.

II-5 II.3.3 Tren Dalam satu kurun waktu, harga saham i pasar akan cenerung berfluktuasi. Jika igambarkan sebagai suatu grafik maka grafik tersebut akan berkelok-kelok naik an turun, membentuk puncak an lembah. Arah pergerakan puncak an lembah inilah yang isebut sebagai tren pergerakan harga saham. Tren ikatakan naik jika suatu puncak mencapai harga lebih tinggi ari puncak sebelumnya, an suatu lembah mencapai harga lebih tinggi ari lembah sebelumnya. Sebaliknya tren ikatakan turun jika suatu puncak mencapai harga lebih renah ari puncak sebelumnya an suatu lembah mencapai harga lebih renah ari lembah sebelumnya. Selain tren naik an turun, aa juga tren menatar, i saat pergerakan puncak an lembah tiak mempunyai arah tertentu. Tren menatar juga isebut sebagai keaaan tanpa tren. Seorang analis teknis akan menyarankan untuk melakukan pembelian paa saat tren seang naik, an melakukan penjualan paa saat tren seang turun. Seorang traer sangat isarankan untuk beragang engan mengikuti arus tren, sehingga ikenal peribahasa-peribahasa seperti always trae in the irection of the tren, never buck the tren, an the tren is your frien [MUR99]. II.3.4 Moving Average Moving average aalah salah satu jenis inikator analisis teknis yang banyak gunanya an sering igunakan. Meskipun emikian, moving average tiak akan ibahas panjang lebar alam laporan Tugas Akhir ini. Pembahasan moving average akan ibatasi sejauh yang iperlukan untuk memahami metoe Relative Strength Inex. Moving average aalah sebuah jenis alat analisis teknis yang menggunakan rerata harga saham sebagai keluarannya. Moving average mempunyai fungsi untuk menginikasikan bahwa sebuah tren baru saja imulai, atau bahwa tren lama suah berakhir/berubah. Karena menggunakan rerata sebagai keluaran, maka moving average juga berfungsi sebagai penghalus grafik harga saham. Grafik harga saham yang berfluktuasi iolah sehingga menghasilkan grafik yang lebih halus an lebih muah iientifikasi trennya.

II-6 Di sisi lain, efek negatif penggunaan rerata aalah bahwa keluaran yang ihasilkan cenerung berbea engan grafik harga saham. Moving average yang menggunakan perioe yang penek akan menghasilkan grafik yang lebih sensitif an lebih menekati grafik harga saham. Seangkan perioe yang lebih panjang akan menghasilkan grafik yang kurang sensitif an berbea engan grafik harga saham, namun lebih gampang iientifikasi trennya. II.3.4.1 Simple Moving Average Simple moving average menggunakan penghitungan yang paling seerhana, yaitu engan rerata biasa. Simple moving average menggunakan suatu perioe, i mana semua harga paa perioe tersebut ijumlahkan lalu ibagi engan jumlah hari perioe tersebut. Rumus untuk simple moving average paa hari t, selama perioe n aalah: n SMA = t x 1 + xt-n+ 2 +.. + x n t-n+ t-1 + x t (II-1) Sebagai metoe paling seerhana, simple moving average mempunyai ua kelemahan. Kelemahan pertama aalah bahwa harga yang ihitung hanyalah hargaharga yang terjai selama perioe tersebut. Harga i luar perioe tersebut tiak ihitung. Kelemahan keua aalah bahwa harga tiap hari iberi bobot yang sama. Para analis menganggap bahwa harga yang paling baru lebih penting, an harus iberi bobot lebih berat. II.3.4.2 Linear Moving Average Metoe ini menjawab kelemahan keua ari simple moving average. Paa linearly weighte moving average, harga yang lebih baru iberi bobot lebih berat. Jika menggunakan perioe 10 hari, misalnya, harga hari ini akan ikalikan 10, ijumlahkan engan harga kemarin yang ikalikan 9, lalu ijumlahkan engan harga ua hari yang lalu yang ikalikan 8, an seterusnya. Jumlah tersebut lalu ibagi engan jumlah ari faktor perkaliannya, alam contoh ini 55 (yang merupakan hasil ari 10+9+..+1). Contoh rumus linear moving average untuk perioe lima hari bisa ilihat sebagai berikut:

II-7 5 LMA t 5. xt + 4. xt- 1+ 3. xt-2 + 2. xt-3 + xt-4 = 5+ 4+ 3+ 2+ 1 (II-2) II.3.4.3 Exponential Moving Average Metoe ini menghilangkan ua kelemahan simple moving average. Metoe ini mengalikan harga paling baru engan persentase tertentu (α), lalu menjumlahkannya engan sisa ari persentase tai (100%- α) yang ikalikan engan nilai EMA hari sebelumnya. EMA ( 1-a). EMA 1 t = a. CPt + t- (II-3) Dengan emikian, semua harga i masa lalu ikut iperhitungkan, walaupun menapat persentase yang makin lama makin menurun secara eksponensial. Penghitungan engan Exponential Moving Average akan igunakan alam metoe Relative Strength Inex. II.3.4.4 Kelebihan an Kekurangan Moving Average Kelebihan utama ari moving average aalah bahwa metoe ini apat membaca tren yang aa. Seperti yang suah ijelaskan i atas, analis teknis sangat menyarankan untuk beragang engan mengikuti tren. Kemampuan untuk membaca tren bisa menghasilkan keuntungan yang besar, an mengurangi kerugian sebelum menjai terlalu besar. Kekurangan ari moving average aalah bahwa mereka hanya apat membaca tren. Moving average bekerja engan baik hanya jika pasar seang mengikuti suatu tren, baik naik ataupun turun. Saat pasar tiak seang mengikuti tren tertentu/tanpa tren, moving average tiak apat bekerja engan baik. II.3.5 Overbought an Oversol Suatu saham isebut overbought saat tingkat permintaan jauh lebih tinggi aripaa tingkat penawaran. Sebaliknya, suatu saham isebut oversol saat tingkat penawaran jauh lebih tinggi aripaa tingkat permintaan. Keua keaaan ini menanakan bahwa saat itu harga saham bergerak terlalu cepat sehingga akan cenerung berubah alam waktu ekat.

II-8 Dalam keaaan tren menatar, sulit untuk mempreiksi tren harga alam jangka panjang. Inikator overbought an oversol sebagai inikator keaaan ekstrim jangka penek berguna untuk membantu pengambilan keputusan i saat pengambilan keputusan tiak bisa ilakukan berasarkan tren. II.3.6 Oscillator Dalam analisis teknis, oscillator berguna i saat pasar seang tiak mengikuti tren tertentu/tanpa tren, karena apat memberikan sinyal overbought an oversol. Kemampuan memberikan sinyal overbought an oversol juga berguna i saat pasar seang mengikuti tren naik ataupun turun. Oscillator juga bisa memberikan tana bahwa sebuah tren akan berhenti atau berubah arah sebelum terjai. Saat pasar seang mengikuti tren tertentu, oscillator sebaiknya igunakan sebagai alat bantu, bukan sebagai alat utama. Seberapapun kuatnya sinyal yang iberikan oscillator, tetap lebih penting untuk beragang sesuai engan arah tren. Sebuah oscillator biasanya igambarkan sebagai grafik yang terpisah ari grafik harga saham, sebagai sebuah grafik yang igambarkan bergerak menyamping an berfluktuasi. Sebuah oscillator bisa mempunyai garis yang membagi grafiknya menjai nilai positif an negatif, atau bisa juga mempunyai batas atas an batas bawah. Grafik oscillator selalu berfluktuasi antara ua keaaan ekstrim tersebut. II.3.6.1 Fungsi Oscillator Aa tiga sinyal yang bisa iberikan oleh sebuah oscillator: 1. Sebuah oscillator akan memberikan sinyal overbought atau oversol. Sinyal overbought iberikan jika grafik oscillator mencapai ekstrim atas, an sinyal oversol iberikan jika grafik oscillator mencapai ekstrim bawah. 2. Sebuah perbeaan antara grafik oscillator an grafik harga saham paa saat grafik oscillator seang alam keaaan ekstrim aalah sebuah tana yang kuat bahwa tren akan berubah. 3. Di saat pasar seang mengikuti tren naik atau turun, grafik yang bergerak menembus garis tengah apat memberi sinyal untuk mengambil keputusan. Keputusan yang iambil, membeli atau menjual, tetap harus isesuaikan engan tren yang seang terjai.

II-9 II.3.6.2 Konsep Dasar Konsep yang menasari oscillator aalah konsep momentum harga. Oscillator tiak menghitung harga saham, namun menghitung laju perubahan harga saham. Untuk mengetahui momentum harga engan perioe 10 hari, ihitung selisih antara harga hari ini engan harga sepuluh hari yang lalu, lalu igambar i grafik. Titik nol berfungsi sebagai garis tengah grafik. Grafik tersebut menunjukkan laju perubahan harga saham selama perioe yang itentukan. Jika grafik harga saham seang alam tren naik an grafik oscillator juga seang alam tren naik, maka berarti bahwa harga saham terus meningkat engan laju yang makin cepat. Penurunan alam grafik oscillator tersebut berarti bahwa laju kenaikan harga saham mulai menurun. Saat grafik oscillator beraa i titik nol, itu berarti bahwa perubahan harga hari ini sama engan perubahan harga satu perioe lalu; meskipun harga saham terus naik, namun laju kenaikannya tiak lagi mengalami peningkatan. Saat grafik oscillator turun ke bawah titik nol, itu berarti bahwa laju kenaikan harga saham mulai melambat, bahkan mungkin harga saham mulai mengalami penurunan. Kemampuan untuk membaca laju perubahan harga saham bisa igunakan untuk mempreiksi pergerakan harga saham i masa epan. Meskipun grafik harga saham masih mengalami peningkatan, namun jika laju perubahannya mulai turun aa inikasi bahwa kenaikan itu tiak akan lama, bahkan mungkin trennya segera berubah. II.4 Relative Strength Inex Salah satu oscillator yang cukup terpercaya an sering igunakan oleh para analis teknis aalah Relative Strength Inex (RSI) [MIZ98]. Metoe ini ikembangkan oleh J. Welles Wiler paa tahun 1978. Seperti oscillators lainnya, RSI juga berfungsi untuk membaca konisi overbought an oversol, selain untuk mempreiksi perubahan tren. RSI mempunyai kelebihan ibaning oscillators lainnya. Analisis engan RSI ilakukan bukan engan menghitung perbeaan harga antara ua hari, namun engan menghitung rerata perbeaan harga selama perioe beberapa hari, sehingga RSI tiak

II-10 begitu terpengaruh perubahan harga yang rastis. Selain itu, RSI juga memberi skala 0-100, sehingga lebih muah alam melakukan perbaningan. Grafik RSI biasanya igambarkan i bawah grafik harga saham, seperti itunjukkan i gambar II-1. Gambar II-1 Grafik Relative Strength Inex II.4.1 Rumus Relative Strength Inex Paa bagian ini akan ibahas cara menghitung Relative Strength Inex. Paa suatu hari, kita apat menghitung kenaikan atau penurunan harga paa saat pasar moal itutup (closing price) paa hari itu ibaningkan harga penutupan hari sebelumnya. U D = P -1 Di mana CP aalah closing price paa hari. Nilai U an D tiak pernah negatif. Jika harga saham paa suatu hari mengalami kenaikan maka U bernilai positif an D bernilai nol. Begitu juga sebaliknya, jika harga saham mengalami penurunan maka D bernilai positif an U bernilai nol. = P - P -1 - P (II-4) Selanjutnya kita menghitung nilai U an D selama N hari untuk menghitung nilai rata-rata U an D. Penghitungan pertama ilakukan secara seerhana, yaitu engan menghitung jumlah total U an D selama N hari ke belakang kemuian ibagii jumlah hari (N).

II-11 AvgU AvgD U = = D -N+ 1 -N+ 1 + U -N+ 2 N + D -N+ 2 N +.. + U +.. + D (II-5) Sementara untuk nilai-nilai berikutnya, nilai rata-rata ihitung menggunakan Exponential Moving Average, seperti paa rumus II-2. AvgU AvgD = a. U = a. D + + ( 1-a). U -1 ( 1-a). D- 1 (II-6) Nilai α berfungsi sebagai faktor penghalus (smoothing factor) bagi Exponential Moving Average. Nilainya tergantung paa perioe/jumlah hari (N) yang igunakan. a = 1 N (II-7) Nilai rata-rata U an D kemuian ibaningkan untuk menghasilkan nilai Relative Strength, seperti paa rumus II-3. RS = AvgU AvgD RS kemuian igunakan untuk menghitung RSI, seperti paa rumus II-4. 100 RSI = 100-1+ RS (II-8) (II-9) Contoh penghitungan engan RSI apat ilihat i Lampiran A. II.4.2 Perioe Penghitungan RSI apat ihitung engan menggunakan berbagai macam perioe. Pemilihan perioe yang berbea akan menghasilkan inex engan sifat yang berbea. Karena itu, cukup penting untuk memilih perioe yang tepat, sehingga apat memberikan hasil analisis yang sesuai engan kebutuhan. II.4.2.1 Efek Perbeaan Perioe RSI igunakan untuk mengenali tana-tana situasi overbought an oversol. Tanatana ini iapatkan ari penghitungan yang melibatkan perataan perbeaan harga selama perioe yang itentukan. Dengan emikian, pemilihan perioe apat mempengaruhi nilai RSI paa suatu titik, selain sifat grafik RSI paa umumnya.

II-12 Memilih perioe yang penek akan menyebabkan perataan ilakukan selama perioe yang penek pula, sehingga lebih muah menghasilkan sinyal overbought atau oversol. Kenaikan harga selama beberapa hari akan lebih muah memicu sinyal overbought karena nilai U hanya ibaningkan engan nilai D selama perioe yang singkat. Paa perioe penghitungan tiga hari, misalnya, kenaikan harga selama ua hari suah cukup untuk memberi sinyal overbought. Memilih perioe yang panjang akan memberikan sinyal yang lebih kuat an apat ianalkan, karena perbaningan ilakukan selama perioe yang cukup lama. Paa penghitungan yang ilakukan menggunakan perioe panjang, sinyal overbought an oversol akan lebih jarang keluar, namun lebih apat ipercaya. Secara umum apat ikatakan bahwa perioe yang penek cocok igunakan untuk beragang jangka penek an engan perbeaan harga yang tiak terlalu besar. Perioe yang panjang cocok igunakan untuk beragang jangka lebih panjang, an membutuhkan perbeaan harga yang signifikan untuk mengambil keputusan membeli atau menjual. II.4.2.2 Perioe yang Biasa Digunakan Paa saat mengembangkan RSI, J. Welles Wiler menyarankan menggunakan RSI engan perioe 14 hari. Perioe 14 hari irasa tepat untuk menapatkan keseimbangan antara frekuensi sinyal yang cukup tinggi, an kehanalan sinyal yang iberikan. Paa penggunakan berikutnya, para ahli banyak menggunakan RSI engan menggunakan perioe yang berbea-bea. Perioe yang paling sering igunakan aalah sembilan an 14 hari. Perioe lima atau tujuh hari igunakan juga untuk menapatkan frekuensi sinyal yang tinggi. Perioe lain yang sering igunakan aalah 21 an 28 hari, untuk menapatkan grafik yang lebih halus an apat ipercaya [MUR99]. Dalam Tugas Akhir ini, RSI akan iuji menggunakan perioe sembilan, 14, an 25 hari. II.4.3 Analisis Grafik RSI Grafik RSI apat memberikan sinyal engan beberapa cara. Nilai RSI yang menembus ambang batas tertentu, memberikan sinyal overbought atau oversol.

II-13 Selain itu, perubahan tren alam grafik RSI juga apat memberikan sinyal perubahan tren yang akan terjai paa harga saham. II.4.3.1 Sinyal Overbought an Oversol Nilai RSI yang iapatkan ari rumus i atas igambarkan paa sebuah grafik engan skala 0-100. Nilai RSI yang tinggi menunjukkan nilai kenaikan harga yang lebih tinggi aripaa nilai penurunan harga selama perioe yang iamati. Semakin tinggi nilai RSI, maka makin pasti sinyal overbought yang ihasilkan. Paa umumnya, nilai RSI i atas 70 poin ianggap sebagai sinyal overbought. Ketentuan ambang batas nilai RSI yang menginikasikan overbought an oversol bisa iubah tergantung sifat pasar yang bersangkutan. Paa pasar yang bullish, karena kecenerungan pasar untuk mengalami kenaikan harga, nilai RSI harus melampaui 80 poin untuk ianggap memberikan sinyal overbought. Nilai RSI yang renah menunjukkan bahwa harga selama perioe yang iamati cenerung turun aripaa naik. Semakin renah nilai RSI, maka makin pasti sinyal oversol yang ihasilkan. Paa umumnya, nilai RSI i bawah 30 poin ianggap sebagai sinyal oversol. Paa pasar yang bersifat bearish, analisis RSI isesuaikan sehingga nilai RSI harus lebih renah ari 20 poin untuk menghasilkan sinyal oversol. II.4.3.2 Sinyal Failure Swing Nilai RSI igambarkan paa suatu grafik engan skala 0-100. Sebagai suatu grafik, grafik RSI juga apat membentuk suatu tren. Perubahan tren paa grafik RSI apat menjai inikator yang bagus bahwa tren harga saham juga akan berubah atau berbalik arah. Seperti grafik paa umumnya, grafik RSI ianggap mengalami perubahan tren jika mengalami failure swing. Di RSI, failure swing terjai jika grafik seang beraa i kisaran nilai lebih besar ari 70 atau kurang ari 30. Top failure swing terjai jika nilai RSI i atas 70 engan tren naik, an sebuah puncak terjai i tingkat yang lebih renah ari puncak sebelumnya, an sebuah lembah terjai i tingkat yang lebih renah ari lembah sebelumnya. Bottom failure swing terjai jika nilai RSI i bawah 30 engan tren menurun, an sebuah lembah terjai i tingkat yang lebih tinggi ari

II-14 lembah sebelumnya, an sebuah puncak terjai i tingkat yang lebih tinggi ari puncak sebelumnya. Perubahan tren i grafik RSI ini, terutama jika terjai berlawanan engan grafik harga saham (misalnya grafik harga saham masih menunjukkan tren naik seangkan grafik RSI suah berbalik menjai tren turun), aalah sebuah inikator yang baik sekali bahwa tren harga saham akan berganti. Dengan kata lain, perubahan tren paa grafik RSI menunjukkan bahwa grafik harga saham akan mengalami perubahan tren.