Dari contoh di atas fungsi yang tak diketahui dinyatakan dengan y dan dianggap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENGERTIAN DASAR

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

DERET TAK HINGGA. Contoh deret tak hingga :,,, atau. Barisan jumlah parsial, dengan. Definisi Deret tak hingga,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Turunan fungsi f adalah fungsi lain f (dibaca f aksen ) yang nilainya pada ( ) ( ) ( )

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

II. TINJAUAN PUSTAKA. iterasi Picard di dalam persamaan diferensial orde pertama, perlu diketahui

II. TINJAUAN PUSTAKA. variabel x, sehingga nilai y bergantung pada nilai x. Adanya relasi kebergantungan

Barisan dan Deret Agus Yodi Gunawan

PENGANTAR MATEMATIKA TEKNIK 1. By : Suthami A

Turunan dalam Ruang berdimensi n

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab Landasan Teori ini akan dibahas mengenai definisi-definisi, dan

TINJAUAN PUSTAKA. Jika y = f(x) dengan f(x) adalah suatu fungsi yang terdiferensialkan terhadap

MA1201 KALKULUS 2A Do maths and you see the world

Deret Binomial. Ayundyah Kesumawati. June 25, Prodi Statistika FMIPA-UII. Ayundyah (UII) Deret Binomial June 25, / 14

II. TINJAUAN PUSTAKA ( ) ( ) ( ) Asalkan limit ini ada dan bukan atau. Jika limit ini memang ada, dikatakan ( ) ( ) ( ) ( )

URAIAN POKOK-POKOK PERKULIAHAN

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan mengaplikasikan turunan fungsi pada

BAB II KAJIAN TEORI. pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan

PERSAMAAN DIFERENSIAL I PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

Ayundyah Kesumawati. April 29, Prodi Statistika FMIPA-UII. Deret Tak Terhingga. Ayundyah. Barisan Tak Hingga. Deret Tak Terhingga

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan menggunakan turunan fungsi pada

BAB I KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

SOLUSI PERSAMAAN DIFFERENSIAL

MA3231 Analisis Real

Ayundyah Kesumawati. April 29, Prodi Statistika FMIPA-UII. Uji Deret Positif. Ayundyah. Uji Integral. Uji Komparasi. Uji Rasio.

Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

Dwi Lestari, M.Sc: Konvergensi Deret 1. KONVERGENSI DERET

BAB II TEOREMA NILAI RATA-RATA (TNR)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Turunan fungsi f adalah fungsi lain f (dibaca f aksen ) yang nilainya

TURUNAN. Ide awal turunan: Garis singgung. Kemiringan garis singgung di titik P: lim. Definisi

Bab 2 Fungsi Analitik

Mata Kuliah :: Matematika Rekayasa Lanjut Kode MK : TKS 8105 Pengampu : Achfas Zacoeb

BAB 1. KONSEP DASAR. d y ; 3x = d3 y ; y = 3 d y ; x = @u @z 5 6. d y = 7 y x Dalam bahan ajar ini pemba

LIMIT KED. Perhatikan fungsi di bawah ini:

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

Persamaan Diferensial

Catatan Kuliah KALKULUS II BAB V. INTEGRAL

II. LANDASAN TEORI ( ) =

II. TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pertemuan ke-10: UJI PERBANDINGAN, DERET BERGANTI TANDA, KEKONVERGENAN MUTLAK, UJI RASIO, DAN UJI AKAR

INTISARI KALKULUS 2. Penyusun: Drs. Warsoma Djohan M.Si. Open Source. Not For Commercial Use

Persamaan dan Pertidaksamaan Linear

Definisi 1 Deret Tak Hingga adalah suatu ekspresi yang dapat dinyatakan dalam bentuk:

III PEMBAHASAN. Berdasarkan persamaan (2.15) dan persamaan (2.16), fungsi kontinu dan masing-masing sebagai berikut : dan = 3

Deret Taylor. dengan radius kekonvergenan positif. Maka, dengan menggunakan teorema turunan deret pangkat, (x a) + f 00 (a) 2! (x a) 2 + f 000 (a) 3!

BAB I PENDAHULUAN. Tahap-tahap memecahkan masalah dengan metode numeric : 1. Pemodelan 2. Penyederhanaan model 3.

2 BARISAN BILANGAN REAL

MODUL RESPONSI MAM 4222 KALKULUS IV

BAB I INTEGRAL TAK TENTU

Fungsi dan Limit Fungsi 23. Contoh 5. lim. Buktikan, jika c 0, maka

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI

Matematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70

Hendra Gunawan. 26 Februari 2014

Kalkulus II. Diferensial dalam ruang berdimensi n

BARISAN BILANGAN REAL

Akar-Akar Persamaan. Definisi akar :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ilustrasi Persoalan Matematika

Misal, dan diberikan sebarang, terdapat sehingga untuk setiap

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

Asimtot.wordpress.com FUNGSI TRANSENDEN

16. BARISAN FUNGSI Barisan Fungsi dan Kekonvergenan Titik Demi Titik

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan,

BAB 5 Interpolasi dan Aproksimasi

Triyana Muliawati, S.Si., M.Si.

Kalkulus Multivariabel I

KALKULUS TINGKAT LANJUT, oleh A.B. Panggabean Hak Cipta 2014 pada penulis

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( KALKULUS II ) Pengesahan. Nama Dokumen : SATUAN ACARA PERKULIAHAN KALKULUS II

Matek 2 Sistem PD dan Solusinya. Rudy Dikairono

BAB II KAJIAN TEORI. syarat batas, deret fourier, metode separasi variabel, deret taylor dan metode beda

Daftar Isi 5. DERET ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. Dosen FMIPA - ITB September 26, 2011

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : KALKULUS III (3 SKS) KODE: MT315. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Purcell, hal atau lebih:

Sistem Bilangan Real. Pendahuluan

MATEMATIKA BISNIS DERET. Muhammad Kahfi, MSM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH : Kalkulus 2 (2 SKS) JENJANG/JURUSAN : S1-Teknik Elektro/Mesin/Industri

Fungsi dan Limit Fungsi 23. Contoh 5. lim. Buktikan, jika c > 0, maka

perpindahan, kita peroleh persamaan differensial berikut :

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

II LANDASAN TEORI. Contoh. Ditinjau dari sistem yang didefinisikan oleh:

4 DIFERENSIAL. 4.1 Pengertian derivatif

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Persamaan Air Dangkal (SWE)

TEOREMA SISA 1. Nilai Sukubanyak Tugas 1

BAB 2 LANDASAN TEORI

-LIMIT- -KONTINUITAS- -BARISAN- Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

METODE MODIFIKASI NEWTON DENGAN ORDE KONVERGENSI Lely Jusnita 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Persamaan Diferensial (Bronson dan Costa, 2007) terhadap satu atau lebih dari variabel-variabel bebas (independent

LEMBAR AKTIVITAS SISWA INDUKSI MATEMATIKA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER(RPS) PROGRAM STUDI STATISTIKA

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Pendidikan Teknik Elektro/S1 Status Mata Kuliah : Wajib. : Aip Saripudin, M.T.

MODIFIKASI METODE RUNGE-KUTTA ORDE-4 KUTTA BERDASARKAN RATA-RATA HARMONIK TUGAS AKHIR. Oleh : EKA PUTRI ARDIANTI

2 BARISAN BILANGAN REAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan

BAB II LANDASAN TEORI. dalam penulisan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan berupa definisi-definisi serta

MATEMATIKA 2. DERET Series ASEP MUHAMAD SAMSUDIN, S.T.,M.T. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persamaan Diferensial Definisi 2.1 Persamaan diferensial Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang memuat variabel bebas, variabel tak bebas, dan derivatif-derivatif dari variabel tak bebas terhadap variabel bebas-n (Marwan dan Said, 2009). Contoh persamaan diferensial : y + xy = 3 y + 5y + 6y = cos x y = ( 1 + y 2 ) (x 2 + y 2 ) Dari contoh di atas fungsi yang tak diketahui dinyatakan dengan y dan dianggap sebagai fungsi satu peubah bebas x, yaitu y = y(x).

Menurut peubah bebas, persamaan differensial dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu persamaan differensial biasa dan parsial sedangkan persamaan differensial dilihat dari bentuk fungsi atau pangkatnya juga dibedakan menjadi dua yaitu persamaan differensial linear dan persamaan differensial non linear (Marwan dan Said, 2009). B. Persamaan Diferensial Biasa Definisi 2.2 Persamaan Differensial Biasa Persamaan diferensial yang mempunyai turunan hanya tergantung pada satu variabel bebas, maka persamaan diferensial tersebut dikatakan persamaan diferensial biasa. (Marwan dan Said, 2009). Contoh: x + - xy = 0 contoh tersebut merupakan persamaan diferensial biasa, karena vareabel tak bebas y hanya bergantung pada variable bebas x. Definisi 2.3 Suatu persamaan diferensial biasa orde-n adalah suatu persamaan yang dapat ditulis dalam bentuk:, ( ) ( ) ( ) ( )- 6

Persamaan di atas menyatakan hubungan antara peubah bebas x, fungsi u dan turunanya u, u, u, u n. untuk selanjutnya akan digunakan variabel y sebagai ( ) ( ) ( ) ( ), sehingga dapat ditulis dalam bentuk : ( ) (Marwan dan Said, 2009). Definisi 2.4 Persamaan Diferensial Biasa Orde Pertama Suatu persamaan diferensial biasa orde pertama adalah persamaan yang memuat satu variabel bebas, biasanya dinamakan x, satu variabel tak bebas dinamakan y, dan derivative. Suatu persamaan diferensial biasa orde pertama dapat dinyatakan dalam bentuk: ( ). Dengan ( ) adalah fungsi kontinu pada x dan y. Secara umum, persamaan diferensial linier orde pertama mempunyai bentuk umum : ( ) ( ) dengan p dan g adalah fungsi kontinu pada interval ( Panggabean, 2008). Berikut ini diberikan pengertian order dan derajat persamaan diferensial Definisi 2.5 Tingkat (order) Persamaan diferensial adalah tingkat tertinggi dari derivatif yang terdapat dalam persaman diferensial. Definisi 2.6 Derajat (degree) Persamaan diferensial adalah pangkat tertinggi dari derivatif tingkat tertinggi yang terdapat dalam persamaan diferensial. 7

Contoh : + 5 + 6y cos x = 0 ; persamaan diferensial orde 2 derajat 1. - 2 ( ) 3 + 3y sin x = 0 ; persamaan diferensial orde 2 derajat 1. ( ) 4 + + 2y = 0 ; persamaan diferensial orde 2 derrajat 4. ( ) - - 3y = 0 ; persamaan diferensial orde 3 derajat 2. Notasi y, y, y, y (4),, y (n) dapat digunakan untuk menyatakan berturut turut derivative pertama, kedua, ketiga,, dan derivative ke-n. Dari variable tak bebas y terhadap suatu variable bebas. Contoh : - 2 + 3y = 0 t 2 + t + 2y = sin t atau dapat ditulis : y 2y + 3y = 0 t 2 y + ty + 2y = sin t (Marwan dan Said, 2009). C. Persamaan Diferensial Linear Definisi 2.7 Persamaan Differensial Linear Sebuah persamaan differensial termasuk persamaan diferensial linier jika memenuhi dua hal berikut: 8

a. Variabel-variabel terikat dan turunannya paling tinggi berpangkat satu dan tidak terdapat fungsi transenden dalam bentuk peubah tak bebas, serta a n (x) adalah fungsi kontinu. b. Tidak mengandung bentuk perkalian antara sebuah variabel terikat dengan variabel terikat lainnya, atau turunan yang satu dengan turunan lainnya, atau variabel terikat dengan sebuah turunan (Marwan dan Said, 2009). Jadi istilah linear berkaitan dengan kenyataan bahwa tiap suku dalam persamaan diferensial itu, peubah-peubah y, y',, y n berderajat satu atau nol. Bentuk umum persamaan differensial linear orde-n adalah: a n (x) y n + a n-1 (x) y n-1 + + a 1 (x)y + a 0 (x)y = f(x) dimana a 0, a 1,, a n, f merupakan fungsi dari x. Contoh : 1. 2. 3. 4. (Ladas,1988). 9

D. Persamaan Differensial Non Linear Definisi 2.8 Persamaan Differensial Non Linear Persamaan differensial yang bukan persamaan differensial linier (Pamuntjak dan Santosa, 1990). Dengan demikian persamaan differensial F( x, y,, y (m) ) = 0 adalah persamaan differensial tak linier, jika salah satu dari berikut dipenuhi oleh F : - F tidak berbentuk polinom dalam y, y,, y (m) - F tidak berbentuk polinom berpangkat lebih dari 2 dalam y, y,, y (m) Contoh : 1. yy + xy = 0 ; persamaan diferensial tak linier karena F(x, y, y, y ) = yy + xy polinom berbangkat dua dalam y, y, y. 2. sin xy + cos = 0 ; tak linier karena F tak berbentuk polinom dalam y,,. (Pamuntjak dan Santosa, 1990). E. Masalah Nilai Awal (MNA) Definisi 2.9 Masalah nilai awal suatu masalah yang melibatkan satu atau lebih fungsi yang tidak diketahui beserta turunannya dalam sebuah persamaan yang memenuhi syarat awal yang diberikan. Dengan definisi di atas, MNA untuk sistem persamaan diferensial orde pertama diberikan dalam bentuk berikut ini ( ( )) ( ) pada interval, - 10

Persamaan ( ( )) ( ) pada interval, - akan mempunyai penyelesaian tunggal jika fungsi F memenuhi syarat Lipschitz. Teorema 2.1 Jika persamaan ( ( )) ( ) pada interval, - dan F memenuhi syarat Lipschitz yaitu ada sebuah konstanta k sedemikian sehingga ( ) ( ) Untuk semua, - dan semua, kemudian ada fungsi y(x) yang terdiferensial dan kontinu sedemikian hingga ( ( )) dengan syarat awal, ( ) ( Joseph, 2008). Iterasi Picard untuk masalah nilai awal Secara umum, permasalahan persamaan diferensial selalu melibatkan masalah nilai awal, yang dapat ditulis sebagai berikut: ( ( )) ( ) Dengan kondisi awalnya ( ) dapat disebut sebagai masalah nilai awal. Metode iterasi Picard digunakan untuk penyelesaian secara hampiran persamaan diferensial dengan nilai awal. ( ( )) ( ) (2.1) Dua ide yang mendasari metode ini. Pertama Integrasikan ke dua sisi (2.1) diperoleh y(x) =, ( )- (2.2) 11

Kemudian dalam metode iterasi Picard ini akan didapat persamaan pada interval, - ( ) y 1 (x) = ( ) y 2 (x) = ( ( )) y 3 (x) =, ( )- y 4 (x) =, ( )- y 5 (x) =, ( )- y 6 (x) =, ( )- y n (x) =, ( )- y n+1 (x) =, ( )- (2.3) ( Joseph, 2008). F. Barisan dan Deret Definisi 2.10 Barisan Barisan adalah himpunan dari bilangan u 1, u 2, u 3,, u n. dengan susunan aturan yang pasti. Contoh: Barisan (x n ) dengan (x n ) =. (x n ) = (Wikaria, 2007). 12

Definisi 2.11 Deret Tak hingga Jka (u n ) suatu barisan dan maka deret ( ) disebut deret tak hingga. Bilangan bilangan disebut jumlah parsial deret tak hingga yang didefinisikan dengan, u 1 Deter tak hingga dan mempunyai jumlah S, apabila barisan jumlah-jumlah parsial * + konvergen menuju S. Apabila * +, maka deret divergen (tidak memiliki jumlah) (Purcell, 1987). G. Kriteria Konvergensi Untuk menyelidiki konvergensi suatu deret dapat dilakukuan dengan menguju (test) terhadap dirinya sendiri kriteria konvergensi atau test konvergensi. Definisi 2.12 Tes Rasio Andaikan sebuah deret yang sukunya positif dan andaikan i. Jika deret konvergen 13

ii. Jika iii. Jika deret divergen pengujian ini tidak memberikan kepastian. Bukti : Oleh karena, maka ; ini berarti bahwa deret ini seperti deret geometri dengan pembanding Deret geometri akan konvergen apabila hasil bagi dan divergen apabila hasilbagi i. Oleh karena, dapat dipilih bilangan r sehingga, misalnya r = ( ) Kemudian pilih N sehingga untuk. Maka : Oleh karena itu deret geometri dengan, maka deter ini akan konvergen. ii. Andikan, maka ada N sedemikian sehingga untuk semu Jadi 14

Jadi untuk semua, yang berarti bahwa tidak mungkin sama dengan nol. Maka uji cob suku-n, deret iii. Diketahui jika divergen sedangkan konvergen. Untuk deret yng pertama, Untuk deret kedua, ( ) ( ) Jadi, uji hasilbagi ini tidak dapat membedakan deret yang konvergen dengan deret yang divergen apabila (William, 1972). Definisi 2.13 Deret berselang seling Berganti tanda secara teratur positif-negatif. Jika deret ( ) konvergen bila terpenuhi: i. Barisan monoton turun, maksudnya ii. (Wikaria, 2007). Definisi 2.14 Konvergen Mutlak Deret dinamakan konvergen mutlak jika hanya jika deret konvergen. Missal, sebuah deret yang sukunya positif dan andaikan 15

i. Jika deret divergen ii. Jika deret konvergen iii. Jika pengujian ini tidak memberikan kepastian. (Wikaria, 2007). 16