ARTIKEL. Menentukan rumus Jumlah Suatu Deret dengan Operator Beda. Markaban Maret 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

dokumen-dokumen yang mirip
I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT

Barisan Aritmetika dan deret aritmetika

Barisan Dan Deret Arimatika

Projek. Contoh Menemukan Konsep Barisan dan Deret Geometri a. Barisan Geometri. Perhatikan barisan bilangan 2, 4, 8, 16,

BAB 12 BARISAN DAN DERET

2 BARISAN BILANGAN REAL

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN KE - 1. : 6 jam pelajaran

BARISAN FIBONACCI DAN BILANGAN PHI

DERET TAK HINGGA (INFITITE SERIES)

SILABUS PEMBELAJARAN

Himpunan/Selang Kekonvergenan

1 Persamaan rekursif linier non homogen koefisien konstan tingkat satu

Pendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual

theresiaveni.wordpress.com NAMA : KELAS :

,n N. Jelas barisan ini terbatas pada dengan batas M =: 1, dan. barisan ini kovergen ke 0.

KALKULUS 4. Dra. D. L. Crispina Pardede, DEA. SARMAG TEKNIK MESIN

BAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang

BARISAN DAN DERET. Materi ke 1

III BAB BARISAN DAN DERET. Tujuan Pembelajaran. Pengantar

PENENTUAN SOLUSI RELASI REKUREN DARI BILANGAN FIBONACCI DAN BILANGAN LUCAS DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI PEMBANGKIT

6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi

PREDIKSI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP KELAS IX SMP NEGERI 196 JAKARTA. Jawab : Nilai dari. Jawab :.3.3 = 27

METODE NUMERIK JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 7/4/2012 SUGENG2010. Copyright Dale Carnegie & Associates, Inc.

MATEMATIKA BISNIS. OLEH: SRI NURMI LUBIS, S.Si GICI BUSSINESS SCHOOL BATAM

Secara umum, suatu barisan dapat dinyatakan sebagai susunan terurut dari bilangan-bilangan real:

Definisi Integral Tentu

Barisan. Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat sifat barisan Barisan Monoton. 19/02/2016 Matematika 2 1

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom. Barisan dan Deret

An = an. An 1 = An. h + an 1 An 2 = An 1. h + an 2... A2 = A3. h + a2 A1 = A2. h + a1 A0 = A1. h + a0. x + a 0. x = h a n. f(x) = 4x 3 + 2x 2 + x - 3

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum apabila a bilangan bulat dan b bilangan bulat positif, maka ada tepat = +, 0 <

Kekeliruan dalam Perhitungan Numerik dan Selisih Terhingga Biasa

Persamaan Non-Linear

An = an. An 1 = An. h + an 1 An 2 = An 1. h + an 2... A2 = A3. h + a2 A1 = A2. h + a1 A0 = A1. h + a0. x + a 0. x = h a n. f(x) = 4x 3 + 2x 2 + x - 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BARISAN DAN DERET. Nurdinintya Athari (NDT)

Penyelesaian Persamaan Non Linier

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1 Matematika STKIP Tuanku Tambusai Bangkinang 5. DERET

B a b 1 I s y a r a t

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa istilah, definisi serta konsep-konsep yang

Sumber: Art & Gallery. 6. Menerapkan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah

terurut dari bilangan bulat, misalnya (7,2) (notasi lain 2

BARISAN DAN DERET. 05/12/2016 Matematika Teknik 1 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Solusi Pengayaan Matematika

BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 77-85, Agustus 2003, ISSN : DISTRIBUSI WAKTU BERHENTI PADA PROSES PEMBAHARUAN

Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat: a. memeriksa apakah suatu pemetaan merupakan operasi;

DERET Matematika Industri 1

Metode Beda Hingga dan Teorema Newton untuk Menentukan Jumlah Deret. Finite Difference Method and Newton's Theorem to Determine the Sum of Series

TEOREMA WEYL UNTUK OPERATOR HYPONORMAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas.

MODUL MATEMATIKA. Barisan dan Deret UNIVERSITAS NEGERI MANADO

BARISAN DAN DERET. Bentuk deret Aritmatika: a, ( a + b ), ( a + 2b ) ( a + ( n 1 ) b a = suku pertama b = beda n = banyaknya suku.

Aturan Pencacahan. Contoh: Berapa banyak kemungkinan jalur yang dapat dilalui dari Kota A ke Kota D?

E-learning matematika, GRATIS 1

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian

Kalkulus Rekayasa Hayati DERET

BAB II LANDASAN TEORI. matematika secara numerik dan menggunakan alat bantu komputer, yaitu:

PERTEMUAN 13. VEKTOR dalam R 3

Batas Bilangan Ajaib Pada Graph Caterpillar

Induksi Matematik dan Teorema Binomial

9 Departemen Statistika FMIPA IPB

SOAL-SOAL. 1. UN A Jumlah n suku pertama deret aritmetika dinyatakan dengan S n n

Model Pertumbuhan BenefitAsuransi Jiwa Berjangka Menggunakan Deret Matematika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

Bab IV. Penderetan Fungsi Kompleks

Deret Fourier. Modul 1 PENDAHULUAN

BARISAN TAK HINGGA DAN DERET TAK HINGGA

1 n MODUL 5. Peubah Acak Diskret Khusus

HUBUNGAN VARIETY DAN IDEAL RADIKAL SKRIPSI. Oleh : Ambar Mujiarti J2A

Bab. Pola Bilangan, Barisan, dan Deret. A. Pola Bilangan B. Barisan Bilangan C. Deret Bilangan

Fungsi Kompleks. (Pertemuan XXVII - XXX) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Bab 3 Metode Interpolasi

DISTRIBUSI KHUSUS YANG DIKENAL

MODUL MATEMATIKA SMA IPA Kelas 11

Galat dan Perambatannya

Notasi Sigma, Barisan, dan Deret

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HALAMAN Dengan definisi limit barisan buktikan limit berikut ini : = 0. a. lim PENYELESAIAN : jadi terbukti bahwa lim = 0 = 5. b.

BAB VI DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut:

Hendra Gunawan. 12 Februari 2014

BARISAN DAN DERET TAK BERHINGGA

BAB 4 LIMIT FUNGSI Standar Kompetensi Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam pemecahan masalah

METODE BEDA HINGGA DAN TEOREMA NEWTON UNTUK MENENTUKAN JUMLAH DERET (Finite Difference Method and Newton's Theorem to Determine the Sum of Series)

BAB 2 TINJAUAN TEORI

CATATAN KULIAH Pertemuan I: Pengenalan Matematika Ekonomi dan Bisnis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL)

BAB VI BARISAN TAK HINGGA DAN DERET TAK HINGGA

Soal dan Pembahasan. Ujian Nasional Matematika Teknik SMK matematikamenyenangkan.com

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

REGRESI LINIER SEDERHANA

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai penaksiran besarnya

Deret Bolak-balik (Alternating Series) Deret bolak-balik adalah deret yang suku-sukunya berganti tanda. Sebagai contoh,

Range atau jangkauan suatu kelompok data didefinisikan sebagai selisih antara nilai terbesar dan nilai terkecil, yaitu

Transkripsi:

ARTIKEL Meetuka rumus Jumlah Suatu Deret dega Operator Beda Markaba 191115198801005 Maret 015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PPPPTK) MATEMATIKA YOGYAKARTA 1

Abstrak Dari pegertia beda (selisih) dari suatu barisa bilaga yag diketahui, dicari selisih sampai diperoleh selisih tetapya da dega memperhatika bahwa koefisie suku-sukuya dari betuk hubuga suku dega beda tersebut dapat membetuk segitiga pascal yag koefisie suku-sukuya dapat diyataka dega teorema Biomial dari Newto. Teryata betuk rumus suku ke- dari suatu barisa bilaga dapat dikaitka dega teorema Biomial. Dega mejumlahka suku-suku dari barisa tersebut aka membetuk deret yag jumlah ya dapat dikaitka teorema Biomial tersebut, maka secara iduktif dapat dikembagka dari pegertia suku ke- (U ) tersebut dapat dihubugka dega jumlah suku (S ) maka ditemuka rumus jumlah suatu deret tersebut Kata Kuci: Barisa Bilaga, Beda, Koefisie Suku, Teorema Biomial, Jumlah Deret

Meetuka rumus jumlah suatu deret dega operator beda A. Latar Belakag Materi pembelajara barisa da deret, baik utuk Sekolah Meegah Atas maupu Sekolah Meegah Kejurua terkadag masih ada permasalaha. Permasalaha yag dihadapi guru dalam barisa da deret kadagkala berakar dari masalah-masalah yag kurag cermat memahami soal, atau haya bersifat hafala seperti apa yag biasa mereka teragka kepada siswa yaitu megeai deret aritmetika da geometri saja. Berdasarka hasil pretes pada kegiata diklat guru pegembag matematika jejag dasar yag terkait dega materi barisa da deret, sebagia jawaba peserta diklat masih kosog, da masih perlu kecermata dalam memahami soal. Disampig itu setelah mediskusika materi megeai ciri-ciri, sifat-sifat, da cara meetuka suku ke- barisa aritmetika maupu barisa geometri serta jumlah suku pertama dari deret aritmetika maupu deret geometri, masih bayak juga peserta diklat yag belum bisa meyelesaika soal seperti meetuka jumlah 5 suku pertama (S 5 ) dari deret: 1 + + + 10 +..., karea deret tersebut buka merupaka deret aritmatika maupu deret geometri. Hal iilah yag mejadika permasalaha guru yag terkait dega materi barisa da deret yaitu Bagaimaa cara mecari jumlah suatu deret yag buka deret aritmetika maupu deret geometri Salah satu cara dalam meetuka rumus umum jumlah suku pertama dari deret ii adalah dega memperhatika beda (selisih) atara dua suku yag beruruta. Bagaimaakah peraa beda tersebut utuk meetuka rumus jumlah suatu deret? B. Pembahasa Perhatika pegerjaa dari beda (selisih) tetap dari suatu barisa bilaga, apabila pada satu tigkat pegerjaa belum diperoleh selisih tetap, maka pegerjaa dilakuka pada tigkat berikutya sampai diperoleh selisih tetap. Suatu barisa disebut berderajat satu (liear) bila selisih tetap diperoleh dalam satu tigkat pegerjaa, disebut berderajat dua bila selisih tetap diperoleh dalam dua tigkat pegerjaa da seterusya. Utuk lebih jelasya perhatika cotoh berikut: Barisa 1,,, 4, disebut barisa berderajat satu karea selisih tetap diperoleh pada satu tigkat peyelidika.

1 4, 1 1 1 selisih tetap 1 Barisa 1,,, 10, 15, disebut barisa berderajat dua karea selisih tetap diperoleh pada dua tigkat peyelidika. 1 10 15 4 5 selisih tetap 1 1 1 1 Barisa,, 19, 4, 9, disebut barisa berderajat tiga karea selisih tetap diperoleh pada tiga tigkat peyelidika. 19 4 9 4 1 7 4 9 14 19 5 5 selisih tetap 5 Secara umum apabila barisa bilaga tersebut adalah: U 1, U, U,... da operator beda (selisih) dilambagka dega, maka dapat kita gambarka sebagai berikut: U 1 U U U 4 U 5 U U 7... beda 1 U 1 U U U 4 U 5 U beda U 1 U U U 4 U 5 beda U 1 U U U 4 dst Diperoleh : U U 1 + U 1 (1 + ) U 1 U U + U dega U U 1 + U 1 4

U U 1 + U 1 + U 1 (1 + ) U 1 U 4 U + U dega U U + U U 1 + U 1 + U 1 + U 1 sehigga: U 1 + U 1 + U 1 U 4 U 1 + U 1 + U 1 + U 1 + U 1 + U 1 U 1 + U 1 + U 1 + U 1 (1 + ) U 1 Apabila kita amati koefisie suku-sukuya dari betuk diatas, da kita badigka apa yag telah kita ketahui yaitu: (a + b) a + ab + b (a + b) a +a b +ab +b (a + b) 4 a 4 + 4a b + a b + 4ab + b 4 maka koefisieya membetuk segitiga Pascal, yag disajika sebagai berikut: (a + b) 1 1 (a + b) 1 1 (a + b) 1 1 (a + b) 4 1 4 4 1 Secara umum:... (a + b) a a -1 b a - b a - b dega koefisie 1 Maka (a+b) a + a -1 b + ( -1) 1. ( 1) a - b +! ( -1)( - )... 1.. a - b +...! Hal iilah yag serig kita keal dega teorema Biomial yaitu: (a+b) a + a -1 ( 1) b + a - b +... + a b -1 + b! C(, r) a r b r r 0 Pada teorema Biomial tersebut meyataka bahwa koefisie biomial dari sembarag sukuya diyataka dega C(,r) atau Biomial dapat juga ditulis: dimaa r!, sehigga teorema r r! ( r)! 5

1 (a + b) a + a -1 b 1 + a - b + a - b +... + b 0 1 Karea pada barisa tersebut sebagai awalya adalah 1 atau domaiya bilaga asli (diperjelas pada uraia U U 1 + U 1 (1 + ) U 1 diatas), sehigga koefisie sukusukuya dari persamaa suku ke- barisa bilaga diatas adalah,, 0 1 da seterusya. Maka betuk rumus suku ke- dari suatu barisa bilaga dapat diyataka sebagai berikut: U U 1 + U 1 + U 1 + + r U 1 0 1 r U 1 + (-1) U 1 + ( 1)( ( 1)(...1 U 1 + + r U 1 1. 1... r Secara iduktif utuk meetuka rumus jumlah suku pertama dapat dicari sebagai berikut: S 1 U 1 1. U 1. S S 1 + U U 1 + (U 1 + U 1 ) U 1 + U 1.U 1 + 1. S S + U (U 1 + U 1 ) + (U 1 + U 1 + U 1 ) U 1 U 1 + U 1 + U 1 ( 1).U 1 + U 1 + 1. ( )( 1) U 1 1.. S 4 S +U 4 (U 1 + U 1 + U 1 )+(U 1 + U 1 + U 1 + U 1 ) 4U 1 + U 1 + 4 U 1 + U 1 4.U 1 + 4(4 1) U1 + 1. 4(4 1)(4 ) U 1 + 1.. 4(4 1)(4 )(4 ) U 1 1...4... Jadi secara umum rumus jumlah suku pertama dari suatu deret dapat disimpulka sebagai berikut: S U 1 + U + U + +U ( 1) U 1 + U 1 + 1....1 U 1 + + r U 1 1.. 1... r

Sebagai salah satu jawaba dari pertayaaa guru, yaitu meetuka rumus suku ke da jumlah 5 suku pertama dari suatu deret: 1 + + + 10 + 15 +...dapat disajika sebagai berikut: Dega memperhatika beda (selisih) dari pejelasa diatas, yaitu: 1 10 15 4 5 1 1 1 selisih tetap 1 Maka dega rumus di atas didapat: ( 1) S U 1 + U 1 + 1. ( 1).1 +. + 1. + - + + + + U 1 1... 1 1.. Jadi jumlah 5 suku pertama adalah S 5 5 +.5 +.5 17550 95 Utuk memperjelas jawaba dari pertayaa guru tersebut diatas, diberika cotoh lai misalya, tetuka rumus jumlah suku pertama da jumlah 0 suku pertama dari deret: + 5 + 18 + 45 + 90 +... Seperti pejelasa diatas, perhatika beda (selisih) barisa tersebut yaitu: 5 18 45 90 1 7 45 4 4 Maka dega rumus di atas didapat: S U 1 + ( 1)! 10 U 1 + 14 U 1 +! 18 selisih tetap 4 ( ) U 1 4! 7

( 1). +. +. 10 + ( ).4 4 1 {1 +(9-9) + (10-0 +0) + ( - + 11 )} 1 ( + 4-10 + 17) 4 + 4 10 + 17 Diperoleh S 0 4 + 4. 0 10.0 + 17.0 10000 + 4.8000 10.400 + 17.0 10000 + 000 4000 + 40 18840 190 Jadi jumlah 0 suku pertama adalah S 0 190 C. Kesimpula da Sara Kesimpula Apabila suatu barisa bilaga adalah: U 1, U, U,... da operator beda (selisih) dilambagka dega yag dapat digambarka sebagai berikut: U 1 U U U 4 U 5 U U 7... beda 1 U 1 U U U 4 U 5 U beda U 1 U U U 4 U 5 beda U 1 U U U 4 dst Maka betuk rumus suku ke- dari suatu barisa bilaga tersebut dapat diyataka sebagai berikut: 1 U 1 U 1 + 0 1 U 1 + 1 1 U 1 + + r U 1 r Dega demikia diperoleh secara umum rumus jumlah suku pertama dari suatu deret sebagai berikut: S U 1 + U + U + +U 8

( 1) U 1 + U 1 + 1....1 U 1 + + r U 1 1.. 1... r Sara Dalam materi pembelajara barisa da deret, sebagai seorag guru hedakya dalam mejelaska materi tersebut mulai dari masalah-masalah sehigga tidak haya bersifat hafala seperti apa yag biasa diteragka kepada siswa. Dapat dikembagka pola tidak haya megeai pola barisa da deret aritmetika da geometri saja tetapi dapat dikembagka yag lai terkait dega materi barisa da deret. D. Referesi: 1. K.A.Stroud alih bahasa Erwi Sucipto (199). Matematika utuk Tekik judul asli Egieerig Mathematics, Peerbit Erlagga, Jakarta,. Soehardjo, (199), Matematika, FMIPA-ITS, Surabaya 9