TINJAUAN PUSTAKA ( ) ( ) ( )

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN TITIK-TITIK BATAS OPTIMUM STRATA PADA PENARIKAN CONTOH ACAK BERLAPIS DENGAN PEMROGRAMAN DINAMIK

Mahyudi Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Bengkulu

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penerapan Pemrograman Dinamis dalam Perencanaan Produksi

III PEMBAHASAN. untuk setiap di dan untuk setiap, dengan. (Peressini et al. 1988)

Mahyudi Universitas Muhammadiyah Bengkulu; Submitted : , Revised : , Accepted :

PENAKSIRAN RATAAN DAN VARIANSPOPULASI PADA SAMPEL ACAK TERSTRATIFIKA DENGAN AUXILIARY VARIABLE

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

APLIKASI PROGRAM LINEAR DALAM MASALAH ALOKASI DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM DINAMIK. Erlia Sri Wijayanti ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. adalah optimasi digunakan untuk memaksimalkan keuntungan yang akan diraih

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Program Dinamik

II. LANDASAN TEORI. 2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

TUGAS RESUME MATERI KULIAH ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA STRATEGI ALGORITMA : H

BAB III K-MEANS CLUSTERING. Analisis klaster merupakan salah satu teknik multivariat metode

MODUL I PROGRAM DINAMIS

II LANDASAN TEORI. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang. 2.2 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran

BAB I PENDAHULUAN. melalui pos. Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh, diantaranya

mengsumsikan tidak ada kesalahan pengukuran, validitas dapat dievaluasi dengan mengamati nilai bias dari penduganya. Bias, B ( ) dari populasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN. MYRNA SUKMARATRI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

A. PENGERTIAN PROGRAM LINEAR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SAMPLING 1). PENGUMPULAN DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY

POPULASI DAN SAMPEL Apakah populasi? Populasi diartikan sebagai sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi obyek penelitian. Elemen populasi ini biasan

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN

Berikut merupakan alur penyelesaian masalah nyata secara matematik. pemodelan. penyelesaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu investasi, portofolio, return dan expected return, risiko dalam berinvestasi,

SEBARAN PENARIKAN CONTOH (SAMPLING DISTRIBUTION)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. autokovarians (ACVF) dan fungsi autokorelasi (ACF), fungsi autokorelasi parsial

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKNIK SAMPLING DALAM PENELITIAN Oleh: Triyono 1

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh George Dantzig pada tahun Linear Programming (LP) adalah perencanaan aktivitas-aktivitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

APLIKASI METODE BESARAN PIVOTAL DALAM PENENTUAN SELANG KEYAKINAN TAKSIRAN PARAMETER POPULASI. Agus Rusgiyono Jurusan Matematika FMIPA UNDIP.

BAB 2 LANDASAN TEORI

... Difference equation dapat diselesaikan menggunakan proses iterasi. Didefinisikan fungsi

MODUL TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR

Tablet I x Tablet II y Batasan Vitamin A 5 10 Minimal 20 Vitamin B 3 1 Minimal 5 Harga/Biji 4 8

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyelidiki hubungan di antara dua atau lebih peubah prediktor X terhadap peubah

Metoda Penelitian TEKNIK SAMPLING

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan memiliki tujuan studi yaitu studi deskriptif.

MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK SUATU GRAF BERBOBOT DENGAN PENDEKATAN PEMROGRAMAN DINAMIS. Oleh Novia Suhraeni 1, Asrul Sani 2, Mukhsar 3 ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMASI (Pemrograman Non Linear)

BAB I PENDAHULUAN. Statistika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur

PERBANDINGAN EFISIENSI PENDUGA RASIO EKSPONENSIAL

FUZZY LINIER PROGRAMMING UNTUK PEMILIHAN JENIS KENDARAAN DALAM MENGANTISIPASI KEMACETAN LALU LINTAS DI KOTA MEDAN

PAM 252 Metode Numerik Bab 4 Pencocokan Kurva

Populasi dan Sampel. 1. Pengertian Populasi dan Sampel 2. Teknik Pengambilan Sampel 3. Normalitas Data

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (b) Variabel independen yang biasanya dinyatakan dengan simbol

1. PENGERTIAN. Manfaat Sampling :

KONSEP DASAR SAMPLING

Optimasi Pengalokasian Produksi Barang Jadi dengan Menggunakan Solver Add-Ins. Ratna Puspita Indah STMIK Duta Bangsa Surakarta ABSTRAK

PEMROGRAMAN KOMPUTER KODE MODUL: TIN 202 MODUL III LINEAR PROGRAMMING DAN VISUALISASI

Muhammad Arif Rahman

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Distribusi Probabilitas : Gamma & Eksponensial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan kendala menjadi model penuh tanpa kendala,

Teknik Sampling. Hipotesis. Populasi: parameter. Inferensial. Sampel:statistik Diolah di analisis

KONSISTENSI ESTIMATOR

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teori statistika telah mempengaruhi hampir semua aspek. Dalam teori statistika dan peluang, distribusi gamma (

PEMILIHAN DATA (SAMPEL) PENELITIAN

METODE ORDINARY LEAST SQUARES DAN LEAST TRIMMED SQUARES DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI KETIKA TERDAPAT OUTLIER

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BEBERAPA DISTRIBUSI KHUSUS DKINTINU DIKENAL

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) Odds Ratio

Ardaneswari D.P.C., STP, MP.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia usaha, tujuan setiap perusahaan secara umum adalah mencari

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi Kelompok Penyakit Lanjut Usia (Lansia) di Indonesia

BAB III REGRESI SPLINE = + dimana merupakan fungsi pemulus yang tidak spesifik, dengan adalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

II LANDASAN TEORI. suatu fungsi dalam variabel-variabel. adalah suatu fungsi linear jika dan hanya jika untuk himpunan konstanta,.

BAB 2 PROGRAM STOKASTIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #10 Ganjil 2015/2016 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Penarikan Contoh Acak Berlapis Penarikan contoh acak berlapis adalah suatu rancangan penarikan contoh acak yang membagi N unit dari populasi ke dalam L strata yang tidak saling tumpang tindih, sehingga setiap strata memiliki N i unit (i = 1, 2,..., L. Seperti dinyatakan oleh Cochran (1977, salah satu alasan stratifikasi adalah dapat menghasilkan keuntungan tingkat keakuratan dalam pendugaan karakteristik total populasi. Dalam pelaksanaannya, penarikan contoh acak berlapis diambil dengan cara yang sama seperti penarikan contoh acak sederhana, tetapi penarikan contoh dilakukan secara terpisah dan saling bebas dalam tiap strata. Jika N 1, N 2,..., N L merupakan jumlah populasi dalam tiap strata dan n 1, n 2,..., n L merupakan sampling unit yang terpilih secara acak dalam tiap strata, maka jumlah total contoh acak stratifikasi yang mungkin adalah sama dengan ( ( ( yang lebih kecil atau sama dengan (, jumlah total contoh acak sederhana yang mungkin. Sebagai contoh, jika ada tiga strata dengan N 1 = 3, N 2 = 5 dan N 3 = 6, jumlah total contoh yang mungkin dari n 1 = 1 contoh dari strata pertama, n 2 = 2 contoh dari strata kedua, dan n 3 = 4 contoh dari strata ketiga adalah ( ( ( Jumlah total contoh acak sederhana 7 contoh dari 14 contoh dalam populasi adalah ( Peluang suatu contoh terpilih pada suatu strata tertentu dapat ditunjukkan sama dengan (jika contoh dalam strata h. Seperti pada kasus di atas, peluang contoh terpilih adalah 1/3 untuk contoh dalam strata pertama, 2/5 untuk contoh dalam strata kedua, dan 4/6 untuk contoh dalam strata ketiga.

Menurut Dalenius dalam Singh (1986, pada penerapan rancangan contoh berlapis perlu diperhatikan: 1. Pemilihan peubah stratifikasi; 2. Pemilihan jumlah L strata; 3. Penentuan cara populasi distratifikasi; 4. Pemilihan ukuran contoh n h yang diambil dari strata ke- h; 5. Pemilihan rancangan penarikan contoh di dalam strata. Dalam pembentukan strata, diusahakan agar anggota-anggota yang hampir sama dimasukkan ke dalam satu strata sehingga ragam di dalam masing-masing strata menjadi homogen. Selain itu, akan lebih baik lagi jika perbedaan rata-rata karakteristik antar strata dibuat sebesar mungkin. Prinsip-prinsip yang dapat digunakan dalam stratifikasi populasi adalah sebagai berikut: 1. Strata tidak boleh tumpang tindih (non-overlapping dan harus melibatkan populasi secara keseluruhan; 2. Stratifikasi populasi harus dilakukan sehingga membuat strata homogen secara internal dengan mempertimbangkan karakteristik peubah penelitian; 3. Dalam beberapa situasi praktis ketika stratifikasi sulit untuk mempertimbangkan karakteristik peubah penelitian, kesesuaian administrasi dapat dianggap sebagai dasar untuk stratifikasi. Pebedaan mendasar untuk strata adalah nilai kuantitas y yang diukur dalam survei. Jika kita dapat membuat strata dengan nilai y, tidak akan terjadi tumpang tindih antar strata, dan ragam di dalam strata akan jauh lebih kecil daripada ragam keseluruhan terutama jika terdapat beberapa strata. Keuntungan penerapan penarikan contoh berlapis: 1. Dapat diperoleh nilai dugaan dengan tingkat keakuratan lebih tinggi untuk setiap strata maupun untuk populasi secara keseluruhan; 2. Pada setiap strata dapat dipergunakan rancangan penarikan contoh yang berbeda, tergantung keadaan setiap strata dan kebutuhannya; 5

3. Setiap strata dapat dianggap sebagai populasi tersendiri sehingga bisa saja menentukan presisi yang dikehendaki pada setiap strata dan disajikan tersendiri; 4. Secara administratif, pelaksanaannya menjadi lebih mudah. 5. Biaya pengumpulan dan analisis data seringkali dapat diperkecil dengan adanya pembagian populasi yang besar menjadi strata-strata yang lebih kecil. Adapun kerugian penerapan penarikan contoh berlapis adalah: 1. Sering dijumpai kenyataan bahwa dasar yang tepat untuk mengelompokkan data sulit diperoleh. Akibatnya strata yang dibuat tidak sesuai dengan tujuan; 2. Diperlukan sebuah kerangka contoh yang terpisah dan berbeda untuk setiap kelompok. Prinsip Pemrograman Dinamik Pemrograman dinamik adalah prosedur matematika yang terutama dirancang untuk memperbaiki efisiensi perhitungan masalah pemrograman matematika tertentu dengan menguraikannya menjadi bagian-bagian masalah yang lebih kecil. Pemrograman dinamik pada umumnya menjawab masalah dalam tahap-tahap, dengan setiap tahap meliputi tepat satu peubah optimisasi. Perhitungan di tahap yang berbeda-beda dihubungkan melalui perhitungan rekursif yang menghasilkan pemecahan optimal yang mungkin bagi seluruh masalah. Pendekatan pemrograman dinamik didasarkan pada prinsip optimisasi Bellman dalam Siagian P ( 2006 yang mengatakan: suatu kebijakan optimal mempunyai sifat bahwa apa pun keadaan dan keputusan awal, keputusan berikutnya harus membentuk suatu kebijakan optimal dengan memperhatikan keadaan dari hasil keputusan pertama. Teori utama dalam pemrograman dinamik adalah prinsip optimalitas. Prinsip itu pada dasarnya menentukan bagaimana suatu masalah yang diuraikan dengan benar dapat dijawab dalam tahap-tahap (bukannya sebagai satu kesatuan melalui perhitungan rekursif. Ini berarti bahwa keadaan yang diakibatkan oleh 6

suatu keputusan didasarkan pada keadaan dari keputusan sebelumnya dan merupakan landasan bagi keputusan berikutnya. Jika proses menghitung perolehan optimal sampai pada tahap ke- n, maka selesailah prosedur perhitungan berdasarkan pendekatan pemrograman dinamik. Langkah selanjutnya adalah menentukan keputusan optimal untuk seluruh persoalan. Dimulai dari keputusan optimal pada tahap ke- n dan kemudian menelusuri keputusan optimal pada tahap-tahap sebelumnya. Diketahui pada tahap ke- n sehingga keputusan optimal untuk tahap ke- n dapat ditentukan, misalnya pada alternatif k. Tentu, yaitu biaya yang diperlukan untuk alternatif k sudah dapat diketahui. Karena itu. Setelah melakukan perhitungan pada tahap (n-1, keputusan optimal pada tahap ini dapat ditentukan sesuai jumlah. Misalkan keputusan diperoleh pada alternatif j sehingga pun dapat diketahui, sehingga. Proses ini dilanjutkan terus, sampai diperoleh nilai sehingga dapat ditentukan keputusan optimal pada tahap ke- 1. Keputusan optimal untuk seluruh persoalan adalah kumpulan dari semua keputusan optimal pada masing-masing tahap. Penentuan Batas Optimum Strata Untuk Peubah Kuantitatif Misalkan adalah batas-batas strata. Strata h mengandung semua unit dengan satu nilai X dalam interval [ untuk sehingga dan, dengan dan masing-masing adalah nilai minimum dan maksimum peubah stratifikasi (Baillargeon 2010. Misalkan X adalah peubah acak, diskret atau kontinu dengan fungsi kepadatan peluang. Untuk menduga rataan populasi µ dengan contoh acak distratifikasi, X dipartisi menjadi L strata [ ] ( ] ], sehingga (1 Anggap bahwa dari strata h ( h = 1, 2,..., L mengandung N h unit, sebuah contoh berukuran n h dipilih dari y hj unit ( h = 1, 2,..., L; j = 1, 2,..., n h. Kemudian 7

rataan stratifikasi adalah dugaan tak bias untuk µ dengan ragam ( (2 dengan * + ( dan (Cochran 1977. Apabila fungsi frekuensi diketahui, nilai-nilai W h dan pada persamaan (2 dapat diperoleh dengan (3 (4 dengan (5 adalah rataan dan adalah batas-batas dari strata ke- h. Kemudian persamaan (2 dibaca sebagai fungsi dari titik-titik batas strata dan ukuran contoh dengan. Jika n h ditetapkan, tujuan stratifikasi optimum adalah untuk menentukan titik-titik batas optimum strata sehingga adalah minimum. Selain itu, jika rasio pengambilan contoh kecil atau pengambilan contoh dengan pengembalian, maka masalah pengoptimuman berikut diperoleh, tergantung pada tipe dari alokasi ukuran total contoh pada strata (Cochran 1977. 1. Alokasi proporsional Minimumkan dengan kendala (6 2. Alokasi sama ( Minimumkan dengan kendala (7 3. Alokasi Neyman 8

Minimumkan dengan kendala (8 Masalah pada persamaan (6 dan (8 memiliki struktur sebagai berikut : Minimumkan dengan kendala (9 Bühler dan Deutler (1975 telah menyarankan suatu metode pengoptimuman rekursif untuk menyelesaikan persamaan (9 menggunakan teknik pemrograman dinamik sebagai berikut. Misalkan merupakan fungsi frekuensi dan dan adalah nilai x terkecil dan terbesar. Jika rataan populasi diduga berdasarkan alokasi Neyman, maka masalah penentuan batas-batas strata adalah untuk memotong jarak, (10 pada titik-titik tengah sehingga pada persamaan (8 minimum. Perhatikan bahwa memiliki n fungsi bagian linear atau non linear sebagai berikut : { (11 Juga diasumsikan bahwa ada L strata, l i jumlah strata yang dibentuk berdasarkan fungsi kepadatan dan. Jika pada persamaan (11 dapat diintegralkan, menggunakan pernyataan persamaan (3, (4 dan (5,, dan diperoleh sebagai suatu fungsi dari titik-titik batas dan. Sehingga fungsi objektif pada persamaan (8 dapat dinyatakan sebagai fungsi dari titik-titik batas pada dan. Ambil, sehingga masalah persamaan (8 dapat diperlakukan sebagai masalah optimasi untuk menentukan seperti dinyatakan pada persamaan (9. Ambil yang menunjukkan lebar dari strata ke-. 9

Dengan definisi dari di atas, jarak dari sebaran yang diberikan pada persamaan (10 dinyatakan sebagai fungsi dari lebar strata sebagai (12 Stratifikasi ke- k titik k = 1, 2,..., L 1 dinyatakan sebagai: yang merupakan fungsi lebar strata ke- k dan batas strata ke (k 1. Perhatikan bahwa dengan menambahkan persamaan (12 sebagai batas/ kendala baru, masalah persamaan (9 dapat ditulis kembali sebagai masalah yang ekuivalen dengan penentuan lebar optimum strata sebagai berikut: Minimumkan dengan kendala, dan (13 Nilai awal diketahui. Oleh karena itu, syarat pertama pada fungsi objektif persamaan (13 adalah suatu fungsi dari itu sendiri. Jika diketahui, titik stratifikasi selanjutnya akan diketahui dan syarat kedua pada fungsi objektif akan menjadi fungsi dari itu sendiri. Fungsi objektif merupakan fungsi itu sendiri, sehingga masalah pemrograman matematika persamaan (13 dinyatakan sebagai: Minimumkan dengan kendala, dan (14 Prosedur Solusi Menggunakan Teknik Pemrograman Dinamik Sebuah model pemrograman dinamik pada dasarnya adalah sebuah persamaan rekursif berdasarkan prinsip optimalisasi Bellman. Persamaan rekursif ini menghubungkan tahapan yang berbeda dalam suatu metode yang menjamin bahwa tiap tahap solusi layak optimal, juga optimal dan layak untuk semua masalah. 10

Perhatikan submasalah berikut dari persamaan (14 untuk k pertama: Minimumkan strata dengan kendala, dan (15 dengan adalah lebar total yang tersedia untuk bagian dalam k strata atau nilai tertentu pada k langkah. Catatan bahwa untuk. Fungsi transformasi diberikan oleh:,,,,, Ambil sebagai notasi nilai minimum fungsi objektif dari persamaan (15, yaitu: [ dan ]. Dari definisi tersebut, masalah pemrograman matematika persamaan (14 ekuivalen untuk menentukan secara rekursif dengan menentukan untuk dan. [ dan ] Untuk suatu nilai tetap dari ; [ dan ] Menggunakan prinsip pengoptimalan Bellman, diperoleh hubungan berulang dari teknik pemrograman dinamik sebagai berikut: [ ] (16 11

Untuk langkah pertama, yaitu untuk k = 1: (17 dengan adalah lebar optimum strata pertama. Hubungan persamaan (16 dan (17 diselesaikan secara rekursif untuk tiap dan dan diperoleh. Dari, lebar optimum strata ke- L,, diperoleh. Dari lebar optimum strata ke- L-1,, diperoleh dan begitu seterusnya sampai diperoleh. Pemrograman Matematika Untuk Sebaran Normal Misalkan peubah penelitian x memiliki sebaran normal baku dengan fungsi kepadatan peluang diberikan oleh: ( ; Menurut Bühler dan Deutler (1975, dengan menggunakan definisi persamaan (3, (4 dan (5, dapat dilihat bahwa: ( ( (18 ( * ( ( + * ( ( +, dan, * ( ( ( ( ( ( ( ( + * ( ( + * ( ( + } * ( ( + (19 12

dengan ( dan. Dengan demikian, dengan menggunakan nilai pada persamaan (18 dan (19, masalah pemrograman matematika persamaan (14 dapat dinyatakan sebagai berikut: Minimumkan, * ( ( ( ( ( ( ( ( + * ( ( + * ( ( + } dengan kendala, dan (20 dengan sqrt adalah square root, exp adalah eksponensial, dan erf adalah error function. 13