A. PRINSIP INDUKSI SEDERHANA

dokumen-dokumen yang mirip
Metode pembuktian untuk proposisi yang berkaitan dengan bilangan bulat adalah induksi matematik.

Induksi 1 Matematika

Metode pembuktian untuk pernyataan perihal bilangan bulat adalah induksi matematik.

Induksi Matematika. Fitriyanti Mayasari

MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT

Metode pembuktian untuk pernyataan perihal bilangan bulat adalah induksi matematik.

Induksi Matematik. Metode pembuktian untuk pernyataan perihal bilangan bulat adalah induksi matematik.

Induksi Matematik. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB

INF-104 Matematika Diskrit

induksi matematik /Nurain Suryadinata, M.Pd

Induksi Matematik Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB

MATEMATIKA DISKRIT. 1 Induksi Matematik

Induksi Matematika. Nur Hasanah, M.Cs

Matematika Diskret (Induksi Matematik) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

INDUKSI MATEMATIKA PERTEMUAN KE- 4

3. Induksi Matematika Source : Rinaldi Munir. Discrete Mathematics 1

1 INDUKSI MATEMATIKA

Contoh-contoh soal induksi matematika

Pembuktian dengan Induksi Matematik

Induksi Matematika Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

PENDAHULUAN INDUKSI MATEMATIKA Di dalam Matematika, sebuah pernyataan atau argumen dan bahkan sebuah rumus sekalipun tidak hanya sekedar dibaca.

INDUKSI MATEMATIKA A. Penalaran Induktif dan Deduktif Penalaran dalam matematika ada dua jenis, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. 1.

CHAPTER 5 INDUCTION AND RECURSION

Induksi Matematika. Metode pembuktian untuk pernyataan perihal bilangan bulat adalah induksi matematik.

CHAPTER 5 INDUCTION AND RECURSION

Contoh : 1..Buktikan bahwa untuk semua bilangan bulat n, jika n adalah bilangan ganjil, maka n 2 adalah bilangan ganjil! Jawab :

MA2111 PENGANTAR MATEMATIKA Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

U n KOMBINATORIAL. A 1 atau A 2 atau... atau A n adalah (n 1 + n n n ). Dengan kata lain

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner)

Logika Pembuktian. Matematika Informatika 3 Onggo

Sistem Bilangan Real

PENERAPAN INDUKSI MATEMATIKA DALAM PEMBUKTIAN MATEMATIKA

5.3 RECURSIVE DEFINITIONS AND STRUCTURAL INDUCTION

matematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN K13 A. PERSAMAAN EKSPONEN BERBASIS KONSTANTA

Pengantar Teori Bilangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBAR AKTIVITAS SISWA INDUKSI MATEMATIKA

BAB III INDUKSI MATEMATIK dan KOMBINATORIK

INDUKSI MATEMATIS Drs. C. Jacob, M.Pd Pengantar Apakah suatu formula untuk jumlah dari n bilangan bulat positif ganjil

SMP kelas 9 - MATEMATIKA BAB 16. HIMPUNANLatihan Soal 16.1 {22, 25, 26, 28, 30) {21, 24, 26, 28, 30) {21, 23, 24, 27, 29) {21, 23, 25, 27, 29)

TEKNIK MEMBILANG. b T U V W

INTERVAL, PERTIDAKSAMAAN, DAN NILAI MUTLAK

PERANAN INDUKSI MATEMATIKA DALAM PEMBUKTIAN MATEMATIKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini diterangkan materi yang berkaitan dengan penelitian, diantaranya konsep

BAHAN AJAR TEORI BILANGAN. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

BAB I BILANGAN. Skema Bilangan. I. Pengertian. Bilangan Kompleks. Bilangan Genap Bilangan Ganjil Bilangan Prima Bilangan Komposit

2 BILANGAN PRIMA. 2.1 Teorema Fundamental Aritmatika

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN

BAB I TEORI KETERBAGIAN DALAM BILANGAN BULAT

BAHAN AJAR MATEMATIKA WAJIB KELAS X MATERI POKOK: PERTIDAKSAMAAN RASIONAL DAN IRASIONAL

Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

BILANGAN CACAH. b. Langkah 1: Jumlahkan angka satuan (4 + 1 = 5). tulis 5. Langkah 2: Jumlahkan angka puluhan (3 + 5 = 8), tulis 8.

Kombinatorial. Matematika Diskrit Pertemuan ke - 4

KOMBINATORIAL. /Nurain Suryadinata, M.Pd

Metoda Pembuktian: Induksi Matematika

BAB IV PERTIDAKSAMAAN. 1. Pertidaksamaan Kuadrat 2. Pertidaksamaan Bentuk Pecahan 3. Pertidaksamaan Bentuk Akar 4. Pertidaksamaan Nilai Mutlak

Prestasi itu diraih bukan didapat!!!

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan memahami konsep dari Semigrup dan Monoid

R. Rosnawati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

Keterbagian Pada Bilangan Bulat

Nama Peserta : No Peserta : Asal Sekolah : Asal Daerah :

Pengantar Teori Bilangan. Kuliah 4

II. TINJAUAN PUSTAKA. terkait dengan pokok bahasan. Berikut ini diberikan pengertian-pengertian dasar

BAB I INDUKSI MATEMATIKA

BAB II KETERBAGIAN. 1. Mahasiswa bisa memahami pengertian keterbagian. 2. Mahasiswa bisa mengidentifikasi bilangan prima

Pemfaktoran prima (2)

Teori Bilangan. Contoh soal : 1. Buktikan bahwa untuk setiap berlaku. Jawaban : a. Petama, kita uji untuk. Ruas kiri sama dengan.

LANDASAN TEORI. disebut dengan suku-suku. Perubahan antara suku-suku berurutan ditentukan oleh

PEMBINAAN TAHAP I CALON SISWA INVITATIONAL WORLD YOUTH MATHEMATICS INTERCITY COMPETITION (IWYMIC) 2010 MODUL BILANGAN

Barisan dan Deret. Bab. Pola Bilangan Beda Rasio Suku Jumlah n suku pertama A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

PRINSIP INKLUSI DAN EKSKLUSI

PEMBAHASAN. Teorema 1. Tidak ada bilangan asli N yang lebih besar dari semua bilangan bulat lainnya.

RUMUS-RUMUS TAUTOLOGI. (Minggu ke-5 dan 6)

BAB I NOTASI, KONJEKTUR, DAN PRINSIP

: SRI ESTI TRISNO SAMI

STRUKTUR ALJABAR. Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif.

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk.(2002). = ( ) {1,2,3,, } dengan syarat

4. Pencacahan. Pengantar. Aturan penjumlahan (sum rule) Aturan penjumlahan Yang Diperumum. Aturan Perkalian (Product Rule)

Bilangan Prima dan Teorema Fundamental Aritmatika

Matematika Bahan Ajar & LKS

I. LAMPIRAN TUGAS. Mata kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Sistem Informasi PA-31 Dosen Pengasuh : Ir. Bahder Djohan, MSc

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

KALKULUS 1 UNTUK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA OLEH: DADANG JUANDI, DKK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. August 18, Dosen FMIPA - ITB

5.3 RECURSIVE DEFINITIONS AND STRUCTURAL INDUCTION

Pembahasan Soal-Soal Latihan 1.1

BAB V BARISAN DAN DERET BILANGAN

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, November Penulis

DEFINISI Kombinatorial adalah cabang matematika untuk menghitung jumlah penyusunan objek-objek tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan susunannya.

MA2111 PENGANTAR MATEMATIKA Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

II. SISTEM BILANGAN RIIL. Handout Analisis Riil I (PAM 351)

DEFINISI Kombinatorial adalah cabang matematika untuk menghitung jumlah penyusunan objek-objek tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan susunannya.

8/29/2014. Kode MK/ Nama MK. Matematika Diskrit 2 8/29/2014

Combinatorics dan Counting

BAB 4. TEOREMA FERMAT DAN WILSON

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2007 TINGKAT PROVINSI TAHUN Prestasi itu diraih bukan didapat!!!

didapat !!! BAGIAN Disusun oleh :

FAKTOR DAN KELIPATAN KELAS MARS SD TETUM BUNAYA

BAB III KOMBINATORIK

MATEMATIKA DISKRIT RELASI

Transkripsi:

INDUKSI MATEMATIK Induksi matematik adalah merupakan teknik pembuktian yang baku di dalam Matematika. Induksi matematik digunakan untuk membuktikan pernyataan yang khusus menyangkut bilangan bulat positif. Pembuktian dengan Induksi matematik dapat diilustrasikan dengan fenomena yang terkenal dengan Efek Domino. Sejumlah batu domino diletakan berdiri dengan jarak ruang yang sama satu dengan yang lain. Untuk merebahkan domino kita hanya cukup mendorong domino 1 ke kanan. Jika Domino 1 didorong kekanan, ia akan memdorong domino ke, domino mendorong domino 3, dst sampai semua domino rebah ke kanan. A. PRINSIP INDUKSI SEDERHANA Misal p(n) adalah pernyataan yang bergantung pada n bilangan bulat positif. Kita ingin membuktikan bahwa p(n) benar utnuk semua bilangan bulat positif. Langkah induksi: 1. Basis Induksi: tunjukan p(1) benar. Hipotesa induksi: Misal p(n) benar untuk semua bilangan positif n 1. 3. Buktikan bahwa p(n+1) benar. Contoh: 1. Tunjukan bahwa 1 + + 3 +... + n = untuk n 1. Basis induksi Untuk n = 1, 1 = 1 (1 + 1) = / = 1 (benar) Hipotesa induksi Andaikan untuk n 1 1 + + 3 +... + n = benar Akan dibuktikan untuk (n+1), 1 + + 3 +... + n + (n+1) = ( n + 1)( n + )

bukti: 1 + + 3 +... + n + (n+1) = + (n+1) = + ( n + 1) = ( n +1) (n+) = ( n + 1)( n + ) Terbukti. 1 + + 3 +... + n = untuk n 1.. Tunjukan: 1 + 3 + 5 +... + (n 1) = n, untuk n bilangan pasitif. Basis induksi Untuk n = 1, 1 = 1 = 1(benar) Hipotesa induksi Andaikan untuk n 1, 1 + 3 + 5 +... + (n 1) = n benar Akan dibuktikan: 1 + 3 + 5 +... + (n 1) + ((n+1) 1)= (n+1) 1 + 3 + 5 +... + (n 1) + ((n+1) 1) = n + ((n+1) 1) = n + n + 1 = (n+1) Terbukti. 1 + 3 + 5 +... + (n 1) = n, untuk n bilangan pasitif.. Untuk n 1, tujukan bahwa n 3 + n adalah kelipatan 3 Untuk n = 1, 1 3 +.1 = 1 + = 3 adalah kelipatan 3 (benar).

Hipotesa Induksi Andaikan benar bahwa n 3 + n adalah kelipatan 3. Akan dibuktikan: Untuk p(n+1): (n+1) 3 + (n+1) adalah kelipatan 3 (n+1) 3 + (n+1) = (n 3 + 3n + 3n + 1) + (n + ) = (n 3 + n) + (3n + 3n + 3) = (n 3 + n) + 3 (n + n + 1) Karena (n 3 + n) adalah kelipatan 3 (hipotesa Induksi) dan 3 (n + n + 1) adalah juga merupakan kelipatan 3, maka (n 3 + n) + 3 (n + n + 1) adalah kelipatan 3. Terbukti. n 3 + n adalah kelipatan 3 utnuk n 1. B. PRINSIP INDUKSI YANG DIRAPATKAN (generalized) Prinsip Induksi sederhana digunakan untuk membuktikan pernyataan p(n) dimana n dimulai dari 1. Prinsip Induksi yang dirapatkan digunakan untuk membuktikan pernyataan p(n) dimana n tidak harus dimulai dari 1, tetapi berlaku untuk semua bilangan bulat positif (nonnegative). Misal p(n) adalah pernyataan. Kita akan buktikan p(n) benar untuk semua bilangan bulat n n 0. Langkah Induksi: 1. Basis Induksi: p(n 0 ) benar. Hipotesa Induksi : Andaikan p(n) benar untuk n n 0. 3. Akan dibuktikan bahwa p(n+1) benar. Contoh: 1. Tunjukan bahwa utnuk semua bilangan bulat non negative 0 + 1 + +... + n = n+1 1 Untuk n = 0 0 = 0+1 1 1 = 1 1 = 1 (benar) Hipotesa Induksi Andaikan untuk n 0, 0 + 1 + +... + n = n+1 1 adalah benar.

Akan dibuktikan untuk p(n+1) : 0 + 1 + +... + n + n+1 = n+ 1 0 + 1 + +... + n + n+1 = ( n+1 1) + n+1 = ( n+1 + n+1 ) 1 =. n+1 1 = n+ 1 (terbukti) 0 + 1 + +... + n = n+1 1, utnuk semua bilangan bulat nonnegatif.. Tunjukan bahwa n n + 1, untuk n 4 Untuk n = 4 4.4 + 1 16 9 (benar) Hipotesa Induksi Andaikan benar bahwa n n + 1, untuk n 4. Akan dibuktikan bahwa (n+1) (n+1) + 1 (n+1) = n + n + 1 (n + 1) + n + 1= (n + ) + n = (n+1) + n Karena untuk n 4, n 1, maka : (n+1) + n (n+1) + 1 jadi, (n+1) (n+1) +1(terbukti) C. PRINSIP INDUKSI KUAT Misal p(n) adalah suatu pernyataan yang menyangkut bilangan bulat. Kita akan buktikan bahwa p(n) adalah benar utnuk semua bilangan bulat n n 0. Langkah induksi: 1. Basis Induksi: p(n 0 ) benar.. Hipotesa Induksi : Andaikan utnuk semua bilangn bulat n n 0, p(n 0 ), p(n 0 + 1),..., p(n) benar. 3. Akan dibuktikan p(n+1) benar. Contoh: Tunjukan bahwa bilangan bulat positif adalah bilangan prima jika hanya jika hanya habis dibagi 1 dan dirinya sendiri.

Kita akan buktikan bahwa utnuk setiap bilangan bulat n, dapat dinyatakan sebagai hasil kali satu atau lebih bilangan prima. Untuk n = = 1. ( dapat dinyatakan sebagai perkalian satu bilangan prima) benar. Hipotesa induksi Misalkan,3,4,..., n dapat dinyatakan sebagai hasil kali satu atau lebih bilangan prima. Akan dibuktikan bahwa (n+1) dapat dinyatakan sebagai hasil kali satu atau lebih bilangan prima. Jika (n+1) adalah bilangan prima, maka (n+1) dapat dinyatakan sebagai hasil kali satu bilangan prima yaitu (n+1) = 1.(n+1) Jika (n+1) bukan bilangan prima, maka terdapat bilangan positif a sedemikian sehingga < a < (n+1) yang membagi habis (n+1). Dengan kata lain: ( n +1) a = b atau (n+1) = ab Dari hipotesa, karena < a,b<n maka a dan b dapat dinyatakan sebagai hasil kali satu atau lebih bilangan prima. Jadi, ab juga dapat dinyatakan sebagai hasil kali satu atau lebih bilangan prima, sehingga (n+1) dapat dinyatakan sebagai hasil kali satu atau lebih bilangan prima. (terbukti) SOAL LATIHAN 1. Buktikan dengan Induksi Matematik: a. 1. +.3 + 3.4 +... + n(n+1) = b. 1 3 + 3 + 3 3 +.., + n 3 n( n + 1) =, n 1 c. 1 1 1 1 + + +... + = 1.. 3 3. 4 n( n + 1) n( n + 1)( n + ), n 1 3 n, n 1 ( n +1) d. 1 + 1.3 + 3.5 3 +... + 5.7 n = (n 1)(n + 1) n( n + 1), n 1 (n + 1)

e. n 4 4n habis dibagi 3 untuk n. f. 11 n 6 habis dibagi 5 untuk n 1. g. n > n untuk n>4.. Tunjukan bahwa banyaknya himpunan bagian dari suatu himpunan yang mempunyai anggota sejumlah n adalah n. (gunakan induksi kuat). 3. Suatu string biner panjangnya n bit. Jumlah string biner yang mempunyai bit 1 sejumlah ganjil adalah n -1. buktikan pernyataan tersebut untuk n 1. 4. Tunjukan bahwa n! n untuk n 4.