BAB I HIMPUNAN. Contoh: Himpunan A memiliki 5 anggota, yaitu 2,4,6,8 dan 10. Maka, himpunan A dapat dituliskan: A = {2,4,6,8,10}

dokumen-dokumen yang mirip
HIMPUNAN. Arum Handini Primandari, M.Sc Ayundyah Kesumawati, M.Si

TEORI HIMPUNAN. A. Penyajian Himpunan

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

DEFINISI. Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan. Nur Hasanah, M.Cs

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

PERTEMUAN 5. Teori Himpunan

BAB 2. HIMPUNAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Senin, 17 Oktober 2016

HIMPUNAN MATEMATIKA. Program Studi Agroteknologi Universitas Gunadarma

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

MATEMATIKA BISNIS. Himpunan. Muhammad Kahfi, MSM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen.

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

HIMPUNAN ARUM HANDINI PRIMANDARI, M.SC AYUNDYAH KESUMAWATI, M.SI

Himpunan (set) Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Modul ke: Penyajian Himpunan. operasi-operasi dasar himpunan. Sediyanto, ST. MM. 01Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan. Himpunan (set)

Himpunan Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

H i m p u n a n. Himpunan. Oleh : Panca Mudji Rahardjo, ST. MT.

Matematika Komputasional. Himpunan. Oleh: M. Ali Fauzi PTIIK - UB

LANDASAN MATEMATIKA Handout 2

Kode MK/ Nama MK. Cakupan 8/29/2014. Himpunan. Relasi dan fungsi Kombinatorial. Teori graf. Pohon (Tree) dan pewarnaan graf. Matematika Diskrit

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

MATEMA TEMA IKA BISNIS BY : NINA SUDIBYO

Induksi Matematika. Metode pembuktian untuk pernyataan perihal bilangan bulat adalah induksi matematik.

BAB I HIMPUNAN. Matematika Infomatika. Universitas Gunadarma Halaman 1

Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1

HIMPUNAN Adri Priadana ilkomadri.com

Teori Himpunan. Author-IKN. MUG2B3/ Logika Matematika 9/8/15

BAB I H I M P U N A N

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Teori himpunan. 2. Simbol baku: dengan menggunakan simbol tertentu yang telah disepakati. Contoh:

Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1

HIMPUNAN Adri Priadana ilkomadri.com

DEFINISI. Himpunan (set): Dengan kata lain : Elemen dari himpunan : Kumpulan objek-objek yang berbeda.

Himpunan. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Bahan kuliah Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Didin Astriani P, M.Stat. Fakultas Ilkmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri

TEORI HIMPUNAN Penyajian Himpunan

INF-104 Matematika Diskrit

LOGIKA MATEMATIKA PENGERTIAN HIMPUNAN DAN OPERASI OPERASI DALAM HIMPUNAN. TITI RATNASARI, SSi., MSi. Modul ke: Fakultas ILKOM

Pertemuan 6. Operasi Himpunan

Mohammad Fal Sadikin

Matematika Ekonomi, MKK30234 FEBI, IAIN Palopo

Logika Matematika Modul ke: Himpunan

H I M P U N A N. 1 Matematika Ekonomi Definisi Dasar

1.2 PENULISAN HIMPUNAN

PENDAHULUAN. 1. Himpunan

1.1 Pengertian Himpunan. 1.2 Macam-macam Himpunan. 1.3 Relasi Antar Himpunan. 1.4 Diagram Himpunan. 1.5 Operasi pada Himpunan. 1.

Matematika Terapan. Dosen : Zaid Romegar Mair, ST., M.Cs Pertemuan 2

HIMPUNAN. A. Pendahuluan

HIMPUNAN (Pengertian, Penyajian, Himpunan Universal, dan Himpunan Kosong) EvanRamdan

Teori Dasar Himpunan. Julan HERNADI. December 27, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah, Ponorogo

INF-104 Matematika Diskrit

Matematika Terapan. Dosen : Zaid Romegar Mair, ST., M.Cs Pertemuan 1

RINGKASAN CATATAN KULIAH PENDAHULUAN TEORI HIMPUNAN

Matematika Diskrit 1

MATEMATIKA EKONOMI 1. Oleh : Muhammad Imron H

Modul 03 HIMPUNAN. Himpunan adalah kumpulan objek-objek yang keanggotaannya didefinisikan dengan jelas.

Materi 1: Teori Himpunan

MATEMATIKA BISNIS. Pendahuluan: 1. Kontrak Perkuliahan 2. Himpunan. Sitti Rakhman, SP., MM. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

[HIMPUNAN] MODUL MATEMATIKA SMP KELAS VII KURIKULUM 2013 RAJASOAL..COM. istiyanto

MATEMATIKA BISNIS. Dosen Hikmah Agustin,SP.,MM. Politeknik Dharma Patria Kebumen 2016

: SRI ESTI TRISNO SAMI

1 Pendahuluan I PENDAHULUAN

Urian Singkat Himpunan

BAB V HIMPUNAN. Himpunan adalah kumpulan benda-benda atau obyek yang mempunyai definisi yang jelas.

Logika Matematika Teori Himpunan

HIMPUNAN. A. Pendahuluan

Uraian Singkat Himpunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jelas. Ada tiga cara untuk menyatakan himpunan, yaitu: a. dengan mendaftar anggota-anggotanya;

FERRY FERDIANTO, S.T., M.Pd. PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011

Teori Himpunan Elementer

Himpunan. by Ira Prasetyaningrum. Page 1

Modul ke: Matematika Ekonomi. Himpunan dan Bilangan. Bahan Ajar dan E-learning

Materi Ke_2 (dua) Himpunan

Logika Matematika Himpunan

MODUL 1. Himpunan FEB. Nur Azmi Karim, SE, M.Si. Fakultas. Modul ke: Program Studi

BAB III HIMPUNAN. 2) Mahasiswa dapat menyebutkan relasi antara dua himpunan. 3) Mahasiswa dapat menentukan hasil operasi dari dua himpunan

Pengertian Himpunan. a. kumpulan makanan lezat b. kumpulan batu-batu besar c. kumpulan lukisan indah. 1. Kumpulan yang bukan merupakan himpunan

1 P E N D A H U L U A N

MATEMATIKA 1. Pengantar Teori Himpunan

Himpunan dapat dikomposisikan satu sama lain. Komposisi yang menyangkut dua himpunan disebut operasi biner, seperti Gabungan (union),

LOGIKA MATEMATIKA HIMPUNAN. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom

Kata kata Motivasi. Malas belajar hanya akan membuat suatu pelajaran semakin sulit dipelajari.

Teori Himpunan. Learning is not child's play, we cannot learn without pain. - Aristotle. Matema(ka Komputasi - Teori Himpunan

[Enter Post Title Here]

MODUL 1. A. Himpunan 1. Pengertian Himpunan Himpunan adalah kumpulan objek-objek yang berlainan yang memenuhi suatu syarat keanggotaan tertentu.

PENGANTAR MATEMATIKA DISKRIT DAN HIMPUNAN PERTEMUAN I

Bab1. Himpunan. Gajah Merpati. Burung Nuri Jerapah

BAB I PENDAHULUAN. Kata topologi berasal dari bahasa yunani yaitu topos yang artinya tempat

: SRI ESTI TRISNO SAMI

HIMPUNAN MEMBAHAS TENTANG:

H I M P U N A N. A. Pendahuluan

SISTEM BILANGAN REAL

BAB 1 OPERASI PADA HIMPUNAN BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

Logika Matematika. Teknik Informatika IT Telkom

Aljabar Boole. Meliputi : Boole. Boole. 1. Definisi Aljabar Boole 2. Prinsip Dualitas dalam Aljabar

MATEMATIKA DISKRIT MATEMATIKA DISKRIT

Transkripsi:

BAB I HIMPUNAN 1 1. Definisi Himpunan Definisi 1 Himpunan (set) adalah kumpulan dari objek yang berbeda. Masing masing objek dalam suatu himpunan disebut elemen atau anggota dari himpunan. Tidak ada spesifikasi tentang kondisi dan jumlah elemen dalam suatu himpunan. Suatu himpunan diberi nama dengan menggunakan huruf kapital. Pengapit elemen dalam suatu himpunan adalah tanda kurung kurawal { }. a) Suatu himpunan S memiliki 5 objek, yaitu s, t, i, m, a, maka dapat ditulis: S = {s,t,i,m,a} Urutan penulisan anggota dalam himpunan tidak berpengaruh, sehingga himpunan di atas dapat ditulis S = {m,a,t,i,s} atau bentuk lainnya. b) Himpunan mahasiswa pecinta kuliner (PK) terdiri dari Samuel, Jujun, Vogel, Yani, maka dapat ditulis: PK = {Jujun, Samuel, Vogel, Yani} 2. Penyajian Himpunan Ada 4 cara yang sering digunakan dalam menyajikan suatu himpunan. a) Enumerasi Apabila sebuah himpunan terbatas dan memiliki anggota yang tidak terlalu banyak, maka himpunan dapat disajikan dengan cara enumerasi. Artinya, menuliskan semua elemen himpunan di antara dua buah tanda kurung kurawal. Himpunan A memiliki 5 anggota, yaitu 2,4,6,8 dan 10. Maka, himpunan A dapat dituliskan: A = {2,4,6,8,10} Untuk menuliskan himpunan yang memiliki banyak anggota dan memiliki pola tertentu, dpaat digunakan tanda (ellipsis). Himpunan B memiliki anggota seluruh alphabet. Maka himpunan B dapat dituliskan: B = *a,b,c,, x,y,z+ Dalam suatu himpunan, suatu object dapat dinyatakan sebagai anggota himpunan atau bukan anggota himpunan. Untuk menyatakan keanggotaan himpunan digunakan notasi: x A untuk menyatakan bahwa x adalah anggota dari himpunan A x A untuk menyatakan bahwa x bukan anggota dari himpunan A

A = *2,4,6,8,10+ dan B = *a,b,c,, x,y,z+, maka 2 A c B x A 2 B 2 b) Simbol simbol baku Beberapa himpunan khusus dapat dituliskan dengan simbol yang sudah baku. Beberapa simbol baku yang sering digunakan adalah: P = himpunan bilangan bulat positif = *1,2,3, + N = himpunan bilangan asli = *1,2, + Z = himpunan bilangan bulat = *, -2,-1,0,1,2, + Q = himpunan bilangan rasional (bilangan dalam bentuk a/b di mana a dan b anggota bilangan bulat dan b 0) R = himpunan bilangan riil (gabungan bilangan rasional dan bilangan irrasional) Bilangan irrasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan atau bilangan yang bukan bilangan rasional. Contoh 2, 3, 5 C = bilangan kompleks (bilangan yang berbentuk a +bi) c) Notasi pembentuk himpunan Pada suatu himpunan, sering ditemukan unsur unsur himpunan yang memiliki satu atau lebih sifat yang sama. Hal itu dapat digunakan untuk menjelaskan keanggotaan himpunan dengan menyebutkan sifat yang secara khas mencirikan unsur himpunan tersebut. Terdapat himpunan A = {2,4,6,8,10}. Himpunan A dapat dispesifikkan berdasarkan unsur unsur anggotanya. Anggota himpunan A adalah bilangan genap positif yang tidak lebih besar daripada 10. Oleh karena itu, dapat dituliskan dalam notasi: A = {x x adalah bilangan genap positif yang tidak lebih besar daripada 10} atau dapat dinotasikan secara umum: {x x memiliki sifat tertentu} Aturan yang digunakan dalam penulisan syarat keanggotaan: a. Bagian di sebelah kiri tanda melambangkan elemen himpunan b. Tanda dibaca di mana atau sedemikian sehingga c. Bagian di sebelah kanan tanda melambangkan syarat keanggotaan himpunan d. Setiap tanda, di dalam syarat keanggotaan dibaca sebagai dan A adalah himpunan bilangan bulat positif yang lebih kecil dari 5, maka dinyatakan sebagai: A = {x x adalah bilangan bulat positif yang tidak lebih kecil daripada 5} atau dalam bentuk notasi dituliskan: A = *x x P, x < 5}

d) Diagram Venn Untuk menyajikan himpunan secara grafis, digunakan diagram venn. Dalam diagram venn, himpunan semesta (S) digambarkan sebagai suatu segi empat. Sementara itu, himpunan lainnya digambarkan sebagai lingkaran di dalam segi empat tersebut. Anggota himpunan dituliskan di dalam lingkaran. Ada kemungkinan, anggota suatu himpunan dapat menjadi anggota himpunan yang lainnya, dalam hal ini digambarkan sebagai lingkaran yang beririsan. Himpunan A = {1,2,3,5} dan himpunan B = {2,5,6,8}, maka jika digambarkan dalam diagram venn menjadi: S A B 3 1 3 2 6 5 8 3. Kardinalitas Definisi 2 Sebuah himpunan dikatakan berhingga (finite set) jika terdapat n elemen berbeda yang dalam hal ini n adalah bilangan bulat tak negatif. Sebaliknya himpunan tersebut dinamakan tak berhingga (infinite set). Misalkan A merupakan himpunan berhingga, maka jumlah elemen berbeda di dalam A disebut kardinal dari himpunan A. Notasi: n(a) atau A a) A = {x x merupakan bilangan prima yang lebih kecil dari 20}, maka A = 8 dengan elemen elemen A adalah 2,3,5,7,11,13,17,19. b) B = {x x adalah faktor dari 12}, maka B = 6 dengan elemen elemen B adalah 2,3,4,6,12. c) C = {x x adalah bilangan bulat positif kurang dari 1}, maka C = 0 karena tidak ada bilangan bulat positif yang kurang dari 1. 4. Himpunan Kosong Definisi 3 Himpunan yang tidak memiliki anggota disebut sebagai himpunan kosong, atau dilambangkan dengan { } atau

5. Himpunan Bagian (Subset) Definisi 4 Himpunan A dikatakan himpunan bagian (subset) dari himpunan B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen B. Dalam hal ini B dikatakan superset dari A. Notasi : A B 4 Diagram venn: S A B 6. Himpunan yang Sama Definisi 5 Himpunan A dikatakan sama dengan himpunan B jika dan hanya jika keduanya memiliki anggota yang sama. Dengan kata lain, A sama dengan B jika A adalah himpunan bagian dari B dan B adalah himpunan bagian dari A. Jika tidak demikian, maka A tidak sama dengan B. Notasi: A = B A B dan B A Jika A = {0,1} dan B = {x x(x-1) = 0} maka A = B Jika A = *3,8,5+ dan B = *3,8+ maka A B 7. Himpunan yang Ekuivalen Definisi 6 Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika cardinal dari kedua himpunan tersebut sama. Notasi: A B A = B Jika A = {2,3,5,7} dan B = {a,b,c,d} maka A B karena A = B = 4 8. Himpunan Saling Lepas Definisi 7 Dua buah himpunan A dan B dikatakan saling lepas jika keduanya tidak memiliki elemen yang sama. Notasi: A B

Diagram venn: S A B 5 9. Operasi terhadap Himpunan Apabila terdapat dua buah himpunan atau lebih, maka dapat dilakukan operasi untuk menghasilkan himpunan lainnya. a) Irisan (intersection) Definisi 8 Irisan (intersection) dari himpunan A dan B adalah sebuah himpunan yang setiap elemennya merupakan elemen dari himpunan A dan himpunan B Notasi: A B = *x x A dan x B } Jika A = {2,4,6,8,10} dan B = {4,10,14,18} maka A B = {4,10} b) Gabungan (union) Definisi 9 Gabungan (union) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya merupakan anggota himpunan A atau himpunan B. Notasi: A B = *x x A atau x B } Jika A = {2,5,8} dan B = {7,5,22} maka A B = {2,5,7,8,22} A = A c) Komplemen (complement) Definisi 10 Komplemen dari suatu himpunan A terhadap suatu himpunan semesta S adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan elemen S tetapi bukan elemen A Notasi: A = A C = *x x S dan x A } S A A C

d) Selisih (difference) Definisi 11 Selisih dari dua himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan elemen dari A tetapi bukan elemen dari B. Selisih antara A dan B dapat juga dikatakan sebagai komplemen himpunan himpunan B relative terhadap himpunan A. Notasi: A B = *x x A dan x B } = A B Jika A = *1,2,3,,10+ dan B = {2,4,6,8,10} maka: A B = {1,3,5,7,9} dan B A = e) Beda setangkup (Symmetric Difference) Defiisi 12 Beda setangkup dari himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang elemennya ada pada himpunan A atau B, tetapi tidak pada keduanya. Notasi: A B = (A B) (A B) = (A B) (B A) Jika A = {2,4,6} dan B = {2,3,5} maka A B = {3,4,5,6} Jika A = {1,2,3,4,5} dan B = {5,6,7,8,9} maka A B= {1,2,3,4,6,7,8,9} 10. Perampatan Operasi Himpunan Operasi himpunan dapat dilakukan pada dua atau lebih himpunan. Oleh karena itu dapat dilakukan perampatan operasi himpunan dengan menggunakan dasar perampatan yang ada pada operasi aritmatika biasa. Misalkan A 1, A 2, A 3,, A n adalah himpunan maka: A 1 A 2 A n = A 1 A 2 A n = 11. Hukum Aljabar Himpunan Apabila dua himpunan atau lebih dioperasikan, maka berlaku hukum yang mengatur operasi tersebut. Beberapa hukum aljabar himpunan yang penting antara lain: n i=1 n i=1 A i A i 6

Hukum Identitas A = A A S = A Hukum Idempoten A A = A A A = A Hukum Komutatif A B = B A A B = B A Hukum De Morgan A B = A B A B = A B Hukum null / dominasi A = A S = S Hukum Involusi (A) = A Hukum Asosiatif A (B C) = (A B) C A (B C) = (A B) C Hukum 0/1 = S S = Hukum Komplemen A A = S A A = Hukum Absorpsi A (A B) = A A (A B) = A Hukum Distributif A (B C) = (A B) (A C) A (B C) = (A B) (A C) 7 a) Buktikan bahwa (A B) (A B) = A (A B) (A B) = A (B B) hukum distributif = A S hukum komplemen = S hukum identitas b) Buktikan bahwa A (B A) = A B A (B A) = A (B A ) definisi operasi selisih = (A B) (A A ) hukum distributif = (A B) S hukum komplemen = (A B) hukum identitas 12. Prinsip Inklusi Eksklusi Penggabungan dua buah himpunan (A dan B) menghasilkan himpunan baru yang elemen elemennya berasal dari himpunan A dan B. Ada kemungkinan elemen dalam himpunan A juga merupakan elemen himpunan B. Jumlah elemen himpunan A yang juga menjadi elemen himpunan B adalah A B. Setiap unsur yang sama tersebut telah dihitung satu kali dalam A dan satu kali pada B., meskipun seharusnya dianggap satu buah elemen dalam A B. Oleh karena itu, jumlah elemen hasil penggabungan seharusnya adalah jumlah elemen di masing masing himpunan dikurangi dengan jumlah elemen dalam irisannya. A B = A + B A B Prinsip ini disebut prinsip inklusi enklusi. Untuk menghitung jumlah elemen hasil operasi beda setangkup dapat digunakan persamaan: A B = A + B 2 A B Berapa banyak bilangan bulat antara 1 dan 100 yang habis dibagi 3 atau5? Misalkan: A = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3 B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 5

A B = himpuna bilangan bulat yang habis dibagi 3 dan 5 Maka: A = 100 3 B = 100 5 = 33 = 20 A B = 100 15 = 6 Sehingga A B = A + B A B = 33 + 20 6 = 47 Jadi, ada 47 bilangan yang habis dibagi 3 dan 5. 8 Prinsip inklusi eksklusi dapat digunakan untuk operasi lebih dari dua buah himpunan. Teorema 1 Misalkan A, B dan C adalah himpunan berhingga, maka A B C berhingga dan A B C = A + B + C A B A C B C + A B C