Materi dan Jadual Tatap Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Statistika (MMS 2401) Muka Materi dan Jadual Materi dan Jadual

dokumen-dokumen yang mirip
Statistika (MMS-1001)

Statistika (MMS-1001)

Statistika (MMS-1403)

HARAPAN MATEMATIK. Nur Hayati, S.ST, MT Yogyakarta, Maret 2016

Statistika (MMS-1403)

KONSEP DASAR PROBABILITAS DAN DISTRIBUSI PROBABILITAS LELY RIAWATI, ST, MT.

Kumpulan pasangan nilai-nilai dari variabel acak X dengan probabilitas nilai-nilai variabel random X, yaitu P(X=x) disebut distribusi probabilitas X

Bab 2 DISTRIBUSI PELUANG

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II DISTRIBUSI PROBABILITAS

MODUL II DISTRIBUSI PELUANG DISKRIT DAN KONTINU

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit 2. Adam Hendra Brata

DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT TEORITIS 2. Distribusi Hipergeometrik

DISTRIBUSI PROBABILITAS (PELUANG)

STATISTIKA. Muhamad Nursalman Pendilkom/Ilkom UPI

Statistika Farmasi

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Menurut Darnius, O (2006, Hal : 53) simulasi dapat diartikan sebagai suatu

DISTRIBUSI PELUANG.

BeberapaDistribusiPeluang. Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Distribusi Diskrit dan Kontinu yang Penting. Oleh Azimmatul Ihwah

STK 511 Analisis statistika. Materi 3 Sebaran Peubah Acak

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik

Probabilitas dan Statistika Variabel Acak dan Fungsi Distribusi Peluang Diskrit. Adam Hendra Brata

DISTRIBUSI NORMAL. Pertemuan 3. Distribusi Normal_M. Jainuri, M.Pd 1

Statistik Dasar. 1. Pendahuluan Persamaan Statistika Dalam Penelitian. 2. Penyusunan Data Dan Penyajian Data

DISTRIBUSI TEORITIS. Variabel Acak Distribusi Teoritis Binomial Normal

DISTRIBUSI TEORITIS. P(M) = p = probabilitas untuk mendapat bola merah (sukses) 30

BAB 8 DISTRIBUSI PELUANG DISKRIT

BAB IV. DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 3 Sebaran Peluang Peubah Acak

Pengantar Proses Stokastik

STATISTICS. Oleh: Hanung N. Prasetyo DISTRIBUSI NORMAL WEEK 6 TELKOM POLTECH/HANUNG NP

Distribusi Peluang. Pendahuluan MODUL

Metode Statistika STK211/ 3(2-3)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGANTAR MODEL PROBABILITAS

Jenis Distribusi. 1. Distribusi Probabilitas 2. Distribusi Binomial (Bernaulli) 3. Distribusi Multinomial 4. Distribusi Normal (Gauss)

DISTRIBUSI TEORITIS DISTRIBUSI TEORITIS

Bagian 2. Probabilitas. Struktur Probabilitas. Probabilitas Subyektif. Metode Frekuensi Relatif Kejadian untuk Menentukan Probabilitas

STATISTIK INDUSTRI 1. Random Variable. Distribusi Peluang. Distribusi Peluang Diskrit. Distribusi Peluang Diskrit 30/10/2013 DISKRIT DAN KONTINYU

KONSEP PROBABILITAS & DISTRIBUSI PROBABILITAS

STK 211 Metode statistika. Materi 4 Peubah Acak dan Sebaran Peluang

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Kontinyu 1. Adam Hendra Brata

BAB 2 LANDASAN TEORI

PEUBAH ACAK. Materi 4 - STK211 Metode Statistika. October 2, Okt, Department of Statistics, IPB. Dr. Agus Mohamad Soleh

Nilai harapan suatu variabel acak x ditulis E (x) didefinisikan E (x) = Σ x. f (x) Var (x) = σ x 2 = E [ x E (x) ] 2 = E (x 2 ) { E (x) } 2

THEORY. By: Hanung N. Prasetyo PEUBAH ACAK TELKOM POLYTECHNIC/HANUNGNP

Biostatistika (KUI 611) TOPIK 3: VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PROBABILITAS

Contoh: Aturan Penjumlahan. Independen. P(A dan B) = P(A) x P(B)

Peubah Acak (Lanjutan)

D I S T R I B U S I P R O B A B I L I T A S

Tugas Kelompok. Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif. Judul Makalah Revisi DISTRIBUSI PELUANG

PROBABILITAS &STATISTIK. Oleh: Kholistianingsih, S.T., M.Eng.

STATISTIKA EKONOMI I Chapter 4 Distribusi Probabilitas Normal dan Binomial Chapter 5 Teori Sampling

STATISTIKA LINGKUNGAN

Variabel Random dan Nilai Harapan. Oleh Azimmatul Ihwah

KATA PENGANTAR. Salatiga, Juni Penulis. iii

Distribusi Sampling. Ayundyah K., M.Si. PROGRAM STUDI STATISTIKA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2015

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Distribusi Probabilitas Diskrit: Binomial, Multinomial, & Binomial Negatif

Model dan Simulasi Universitas Indo Global Mandiri

matematika DISTRIBUSI VARIABEL ACAK DAN DISTRIBUSI BINOMIAL K e l a s A. Penarikan Sampel dari Suatu Populasi Kurikulum 2013 Tujuan Pembelajaran

DISTRIBUSI PELUANG TEORITIS

DISTRIBUSI NORMAL. Pertemuan 3. 1 Pertemuan 3_Statistik Inferensial

Distribusi Peluang Teoritis. Titik-titik contoh di dalam Ruang Sampel (S) dapat disajikan dalam bentuk numerik/bilangan.

LAB MANAJEMEN DASAR MODUL STATISTIKA 1

Distribusi Probabilitas Diskrit. Dadan Dasari

PERMUTASI, KOMBINASI DAN PELUANG. Kaidah pencacahan membantu dalam memecahkan masalah untuk menghitung

MK Statistik Bisnis 2 MultiVariate. Haryoso Wicaksono, S.Si., M.M., M.Kom. 1

25/09/2013. Konsep Peubah Acak. Metode Statistika (STK211) Peubah Acak Diskret. Kuis. Tipe Peubah Acak

MA2082 BIOSTATISTIKA Bab 3 Peubah Acak dan Distribusi

Dasar-dasar Statistika Pemodelan Sistem

Metode Statistika (STK 211) Pertemuan ke-5

MATERI STATISTIK II. Genrawan Hoendarto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (b) Variabel independen yang biasanya dinyatakan dengan simbol

PROBABILITAS (PELUANG) PENGERTIAN PROBABILITAS

PEMODELAN KUALITAS PROSES

DISTRIBUSI SATU PEUBAH ACAK

PEUBAH ACAK DAN SEBARANNYA

Pertemuan V Konsep Peubah Acak dan Sebaran Peluang (Random Variable Concept and Probability Distribution)

Modul Responsi. Statistika Dasar. Dosen Pengampu: Widiarti, M.Si. Penyusun:

STATISTIK PERTEMUAN V

Menghitung peluang suatu kejadian

PEMBAHASAN UTS 2015/2016 STATISTIKA 1

DISTRIBUSI PROBABILITAS

Haryoso Wicaksono, S.Si., M.M., M.Kom. 26

Peubah Acak. Bab 4. Definisi 4.1 Peubah acak adalah suatu fungsi dari ruang contoh ke bilangan nyata, f : S R

BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi 1 Himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan disebut ruang sampel dan dinyatakan dengan S.

BAB V DISTRIBUSI NORMAL. Deskripsi: Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep distribusi normal dalam pengukuran.

PELUANG DAN PEUBAH ACAK

MODUL MATA PELAJARAN MATEMATIKA

Pertemuan ke Nilai Harapan (Mean atau Rata rata) dan Varians Distribusi Kontinu

DISTRIBUSI DISKRIT KHUSUS

PENS. Probability and Random Process. Topik 5. Beberapa jenis Distribusi Variabel Acak. Prima Kristalina April 2015

Makalah Statistika Distribusi Normal

BAHAN AJAR STATISTIKA DASAR Matematika STKIP Tuanku Tambusai Bangkinang 4. BEBERAPA DISTRIBUSI PELUANG DISKRET

BAHAN AJAR STATISTIKA DASAR Matematika STKIP Tuanku Tambusai Bangkinang 3. HARAPAN MATEMATIK

Transkripsi:

Materi dan Jadual Statistika(MMS 2401) Dr. Danardono, MPH danardono@ugm.ac.id Program Studi Statistika Jurusan Matematika FMIPA UGM Tatap Muka Pokok Bahasan 1. Statistika Deskriptif 2. Statistika Deskriptif 3. Peluang dan Variabel Random 4. Distribusi Variabel Random Diskret dan Kontinu Sub Pokok Bahasan 1. Tentang perkuliahan MMS-2401 2. Peran Statistika 3. Terminologi 4. Representasi Grafik 1. Distribusi Frekuensi 2. Ukuran Tengah 3. Ukuran Dispersi 1. Kejadian dan Peluang 2. Variabel Random dan Distribusinya 3. Harga Harapan, Variansi dan Sifat-Sifatnya 1. Distribusi Variabel Random Diskret 2. Distribusi Variable Random Kontinu MMS2401:Pendahuluan p.1/231 Materi dan Jadual Materi dan Jadual 5. Distribusi Sampling Statistik 1. Distribusi Sampling Statistik untuk Rerata 2. Pendekatan Normal untuk Binomial 6. Inferensi Statistik 1. Estimasi Parameter 2. Uji Hipotesis 7. Inferensi Statistik Satu Populasi Sembarang 8. Inferensi Statistik Satu Populasi Normal 1. Interval Konfidensi Untuk Mean 2. Uji Hipotesa Mean 3. Interval Konfidensi Untuk Proporsi 4. Uji Hipotesis Proporsi 1. Interval konfidensi Untuk Mean 2. Uji Hipotesis Mean 3. Hubungan Interval Konfidensi dan uji Hipotesis 9. Inferensi Statistik Dua Populasi Sembarang 10. Inferensi Statistik Dua Populasi Normal 11. Analisis Variansi Satu Arah 1. Interval konfidensi Untuk Selisih Mean Dua Populasi 2. Uji Hipotesis Selisih Mean Dua populasi 3. Interval konfidensi Untuk Selisih Proporsi Dua Populasi 4. Uji Hipotesis Selisih Proporsi Dua populasi 1. Interval Konfidensi Perbandingan Variansi Dua Populasi 2. Uji Hipotesis Perbandingan Variansi Dua Populasi 3. Interval konfidensi Selisih Mean Dua Populasi 4. Uji Hipotesis Selisih Mean Dua Populasi 1. Dasar-dasar ANAVA 2. Tabel ANAVA dan Uji F 3. Pembandingan Ganda MMS2401:Pendahuluan p.2/231 MMS2401:Pendahuluan p.3/231

Materi dan Jadual Data 12. Analisis Regresi Linear Sederhana 13. Review dan Ringkasan 1. Dasar-dasar Model Regresi 2. Estimasi Model regresi 3. Analisis Korelasi 4. Inferensi dalam Regresi Penghasilan mingguan 40 buruh bangunan di suatu kota (dalam ribuan rupiah): 58 72 64 65 67 92 55 51 69 73 64 59 65 55 75 56 89 60 84 68 74 67 55 68 74 43 67 71 72 66 62 63 83 64 51 63 49 78 65 75 MMS2401:Pendahuluan p.4/231 MMS2401:Data dan Skala Pengukuran p.5/231 Data Hasil pengukuran keasaman (PH) dari 35 kolam di suatu daerah: 6,4 6,6 6,2 7,2 6,2 8,1 7,0 7,0 5,9 5,7 7,0 7,4 6,5 6,8 7,0 7,0 6,0 6,3 5,6 6,3 5,8 5,9 7,2 7,3 7,7 6,8 5,2 5,2 6,4 6,3 6,2 7,5 6,7 6,4 7,8 Data Tinggi (cm) dan berat badan (kg) 10 orang mahasiswa: Mahasiswa Tinggi Berat 1 170 70 2 162 65 3 169 59 4 165 62 5 171 67 6 170 65 7 168 60 8 163 61 9 166 63 10 172 64 MMS2401:Data dan Skala Pengukuran p.6/231 MMS2401:Data dan Skala Pengukuran p.7/231

Data Skala Pengukuran Banyaknya penjualan telepon seluler di suatu toko: Merek Banyak penjualan Sony-Ericsson 72 Motorola 60 Nokia 85 Samsung 54 LG 32 Siemens 64 Skala Nominal Ordinal Interval Rasio Yang dapat ditentukan untuk dua pengamatan sembarang persamaan (klasifikasi) persamaan dan urutan persamaan, urutan dan jarak (satuan pengukuran) persamaan, urutan, jarak dan rasio (titik nol yang murni ada) MMS2401:Data dan Skala Pengukuran p.8/231 MMS2401:Data dan Skala Pengukuran p.9/231 Skala Pengukuran Contoh: Nominal: jenis pekerjaan, warna Ordinal: kepangkatan, tingkat pendidikan Interval: tahun kalender (Masehi, Hijriyah), temperatur (Celcius, Fahrenheit) Rasio: berat, panjang, isi Statistika Deskriptif Metode atau cara-cara yang digunakan untuk meringkas dan menyajikan data dalam bentuk tabel, grafik atau ringkasan numerik data. MMS2401:Data dan Skala Pengukuran p.10/231 MMS2401:Representasi Data dan Ringkasan Numerik p.11/231

Grafik Stem-and-leaf Untuk menunjukkan bentuk distribusi data Data berupa angka dengan minimal dua digit Contoh (Data penghasilan buruh): 4 3 9 5 1 1 5 5 5 6 8 9 6 0 2 3 3 4 4 4 5 5 5 6 7 7 7 8 8 9 7 1 2 2 3 4 4 5 5 8 8 3 4 9 9 2 Stem= 10, Leaf = 1 Distribusi Frekuensi Merupakan suatu tabel menunjukkan frekuensi kemunculan data atau frekuensi relatifnya yang berguna untuk meringkas data numerik maupun kategori. Untuk data diskret atau data kategori, banyaknya nilai yang dihitung kemunculannya biasanya sesuai dengan banyaknya nilai data yang berbeda dari data diskret atau kategori tersebut Untuk data kontinu, biasanya dibuat kelas interval 5-20 banyaknya. MMS2401:Representasi Data dan Ringkasan Numerik p.12/231 MMS2401:Representasi Data dan Ringkasan Numerik p.13/231 Distribusi Frekuensi Contoh (Data penghasilan buruh): Kelas Frekuensi Frekuensi Relatif Frekuensi Relatif Kumulatif [40, 50) 2 0,050 0,050 [50, 60) 8 0,200 0,250 [60, 70) 17 0,425 0,625 [70, 80) 9 0,225 0,900 [80, 90) 3 0,075 0,975 [90, 100) 1 0,025 1,000 Histogram Representasi grafik dari distribusi frekuensi data kontinu. Contoh (Data penghasilan buruh): Frekuensi 0 5 10 15 40 50 60 70 80 90 100 Penghasilan (ribu rupiah) MMS2401:Representasi Data dan Ringkasan Numerik p.14/231 MMS2401:Representasi Data dan Ringkasan Numerik p.15/231

Poligon Frekuensi Representasi grafik dari distribusi frekuensi data kontinu dengan mengambil nilai tengah tiap kelas. Contoh (Data penghasilan buruh): Ogive Frekuensi Kumulatif Plot frekuensi kumulatif dengan batas atas interval dari distribusi frekuensi. Contoh (Data penghasilan buruh): Frekuensi 0 5 10 15 Frekuensi Kumulatif 0 10 20 30 40 40 50 60 70 80 90 100 Penghasilan (ribu rupiah) MMS2401:Representasi Data dan Ringkasan Numerik p.16/231 40 50 60 70 80 90 100 Penghasilan (ribu rupiah) MMS2401:Representasi Data dan Ringkasan Numerik p.17/231 Diagram Batang Representasi grafik dari distribusi frekuensi data diskret atau kategori. Contoh (Data telepon seluler): Diagram Lingkaran Representasi grafik dari distribusi frekuensi data diskret atau kategori. Contoh (Data telepon seluler): 0 20 40 60 80 Nokia Motorola Sony Ericsson Sony Ericsson Motorola Nokia Samsung LG Siemens Siemens Samsung LG MMS2401:Representasi Data dan Ringkasan Numerik p.18/231 MMS2401:Representasi Data dan Ringkasan Numerik p.19/231

Notasi Himpunan Data Data statistik sering dilambangkan dengan huruf X, Y dilengkapi dengan indeks. Notasi Himpunan Data Data statistik sering dilambangkan dengan huruf X, Y dilengkapi dengan indeks. Contoh (Data penghasilan buruh): X: penghasilan mingguan buruh (dalam ribuan rupiah) X 1 = 58; X 2 = 72; X 10 = 73; X 40 = 75; MMS2401:Representasi Data dan Ringkasan Numerik p.20/231 MMS2401:Representasi Data dan Ringkasan Numerik p.20/231 Notasi Himpunan Data Data statistik sering dilambangkan dengan huruf X, Y dilengkapi dengan indeks. Contoh (Data tinggi dan berat mahasiswa): X : tinggi mahasiswa (cm) Y : berat mahasiswa (kg) X 1 = 170; Y 1 = 70; X 7 = 1683; Y 7 = 60; Notasi Sigma n X i = X 1 +X 2 +...+X n i=1 n m X ij = X 11 +X 12 +...+X nm i=1 j=1 MMS2401:Representasi Data dan Ringkasan Numerik p.20/231 MMS2401:Representasi Data dan Ringkasan Numerik p.21/231

Notasi Sigma Beberapa aturan: Jika X i = k, k suatu konstan, maka n X i = nk i=1 Notasi Sigma Beberapa aturan: Jika X i = k, k suatu konstan, maka n X i = nk i=1 Jika k suatu konstan, maka n kx i = k n i=1 i=1 X i MMS2401:Representasi Data dan Ringkasan Numerik p.22/231 MMS2401:Representasi Data dan Ringkasan Numerik p.22/231 Notasi Sigma Beberapa aturan: Jika X i = k, k suatu konstan, maka n X i = nk i=1 Jika k suatu konstan, maka n kx i = k n i=1 i=1 X i Ringkasan Numerik Ringkasan Numerik atau statistik: Data tunggal (tidak dikelompokkan), dengan n observasi dinotasikan sebagai x 1,x 2,...,x n Data berkelompok (distribusi frekuensi), dengan k nilai tunggal dinotasikan sebagai x 1,x 2,...,x k yang masing-masing mempunyai frekuensi n (X i +Y i ) = i=1 n X i + n i=1 i=1 Y i f 1,f 2,...,f k dengan n = k i=1 f i adalah total observasi MMS2401:Representasi Data dan Ringkasan Numerik p.22/231 MMS2401:Representasi Data dan Ringkasan Numerik p.23/231

Mean Aritmetik Mean Terbobot Data tunggal: Data berkelompok: x = 1 n n i=1 x i Misalkan w i 0 adalah bobot (weight) untuk data tunggal x i x w = 1 n i=1 w i n w i x i i=1 x = 1 n n f i x i i=1 MMS2401:Representasi Data dan Ringkasan Numerik p.24/231 MMS2401:Representasi Data dan Ringkasan Numerik p.25/231 Variansi Data tunggal: atau s 2 = 1 n 1 s 2 = 1 n 1 n (x i x) 2 i=1 n (x 2 i n x 2 ) i=1 Variansi Data berkelompok: atau s 2 = 1 n 1 s 2 = 1 n 1 n f i (x i x) 2 i=1 n (f i x 2 i n x 2 ) i=1 MMS2401:Representasi Data dan Ringkasan Numerik p.26/231 MMS2401:Representasi Data dan Ringkasan Numerik p.27/231

Konsep Peluang StatistikaInferensial: Mengambil kesimpulan, inferensi atau generalisasi tentang suatu populasi berdasarkan informasi yang diperoleh dari sampel. Peluang(probabilitas): Harga angka yang menunjukkan seberapa besar kemungkinan suatu peristiwa akan terjadi. Konsep Peluang StatistikaInferensial: Mengambil kesimpulan, inferensi atau generalisasi tentang suatu populasi berdasarkan informasi yang diperoleh dari sampel. Peluang(probabilitas): Harga angka yang menunjukkan seberapa besar kemungkinan suatu peristiwa akan terjadi. Konsep Peluang StatistikaInferensial: Mengambil kesimpulan, inferensi atau generalisasi tentang suatu populasi berdasarkan informasi yang diperoleh dari sampel. Peluang(probabilitas): Harga angka yang menunjukkan seberapa besar kemungkinan suatu peristiwa akan terjadi. sangat tidak mungkin sangat mungkin Terminologi Eksperimen(percobaan,trial): Prosedur yang dijalankan pada kondisi yang sama dan dapat diamati hasilnya (outcome). Ruang sampel(semesta, universe: Himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu eksperimen. Peristiwa(kejadian,event): Himpunan bagian dari suatu ruang sampel. 0 1 tidak mungkin mungkin ya mungkin tidak pasti MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.28/231 MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.29/231

Contoh Eksperimen Eksperimen : Pelemparan sebuah mata uang logam dua kali Hasil : Sisi mata uang yang tampak Ruang sampel : S = {MM,MB,BM,BB} dengan M: sisi muka dan B: sisi belakang Peristiwa : A = paling sedikit muncul satu belakang = {MB,BM,BB} B =munculsisiyangsama = {MM,BB} Contoh Eksperimen Eksperimen : Sebuah biji kedelai ditanam Hasil : Tumbuh atau tidak tumbuh Ruang sampel : S = {tidak tumbuh, tumbuh} atau S = {0,1} Peristiwa : A = biji kedelai tumbuh = {1} MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.30/231 MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.31/231 Contoh Eksperimen Eksperimen : Pemilihan seorang mahasiswa secara random dan dicatat IPnya Hasil : Bilangan antara 0 sampai dengan 4 Ruang sampel : S = {0 X 4 X R} Himpunan bilangan real antara 0 sampai dengan 4 Peristiwa : A =IPdiatas2 = {2 X 4 X R} B =IPdibawah1 = {0 X 1 X R} Contoh Eksperimen Eksperimen : Sebuah dadu dilempar sekali Hasil : Ruang sampel : Peristiwa : MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.32/231 MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.33/231

Contoh Eksperimen Eksperimen : Sebuah dadu dilempar sekali Hasil : mata dadu 1, 2, 3, 4, 5, 6 Ruang sampel : Peristiwa : Contoh Eksperimen Eksperimen : Sebuah dadu dilempar sekali Hasil : mata dadu 1, 2, 3, 4, 5, 6 Ruang sampel : S = {1,2,3,4,5,6} Peristiwa : MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.33/231 MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.33/231 Contoh Eksperimen Eksperimen : Sebuah dadu dilempar sekali Hasil : mata dadu 1, 2, 3, 4, 5, 6 Ruang sampel : S = {1,2,3,4,5,6} Peristiwa : A = muncul mata dadu genap Contoh Eksperimen Eksperimen : Sebuah dadu dilempar sekali Hasil : mata dadu 1, 2, 3, 4, 5, 6 Ruang sampel : S = {1,2,3,4,5,6} Peristiwa : A = muncul mata dadu genap = {2,4,6} MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.33/231 MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.33/231

Contoh Eksperimen Eksperimen : Sebuah dadu dilempar sekali Hasil : mata dadu 1, 2, 3, 4, 5, 6 Ruang sampel : S = {1,2,3,4,5,6} Peristiwa : A = muncul mata dadu genap = {2,4,6} B =munculmatadadugasal = {1,3,5} Peluang Suatu Peristiwa Definisi Klasik Dianggap tiap-tiap elemen ruang sampel S mempunyai peluang yang sama untuk terjadi. Peluang terjadinya peristiwa A, P(A) = n(a) n(s) dengan n(a) = banyaknya anggota dalam peristiwa A, dan n(s) = banyaknya anggota ruang sampel MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.33/231 MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.34/231 Peluang Suatu Peristiwa Contoh(Definisi Klasik): Sebuah dadu dilempar sekali. S = {1,2,3,4,5,6} dan n(s) = 6. Misal didefinisikan A : muncul mata dadu 3 dan B : muncul mata dadu bilangan prima A = {3} dan n(a) = 1 ; B = {2,3,5} dan n(b) = 3 dan P(A) = n(a) n(s) = 1 6 dan P(B) = n(b) n(s) = 3 6 = 1 2 Peluang Suatu Peristiwa Definisi Frekuensi Relatif Peluang suatu peristiwa ditentukan berdasarkan frekuensi kemunculannya Contoh: Seorang ahli tanaman ingin tahu berapa peluang tanaman yang dicangkoknya akan hidup setelah pencangkokan. Peluang hidup atau mati tanaman diperoleh dari pengalaman atau catatan pencangkokan tanaman yang sama sebelumnya dengan melihat frekuensi tanaman yang hidup atau mati. MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.35/231 MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.36/231

Peluang Suatu Peristiwa Definisi Peluang Subyektif Peluang suatu peristiwa ditentukan berdasarkan penilaian subyektif Biasanya digunakan bila tidak ada catatan tentang frekuensi peristiwa yang ingin dihitung peluangnya dan tidak dapat pula digunakan definisi klasik. Contoh: - Peluang JK akan menjadi presiden. - Peluang Timnas sepakbola Indonesia akan menjadi juara dunia Beberapa Ketentuan 0 P(A) 1 P(S) = 1 (peluang dari ruang sampel) P( ) = 0 (peluang dari peristiwa yang tidak akan pernah terjadi) P(A) = 1 P(A c ) (aturan komplemen) P(A B) = P(A)+P(B) P(A B) (aturan penjumlahan) Bila A dan B adalah kejadian yang saling asing, A B =, maka P(A B) = P(A)+P(B) P(B) = P(A B)+P(A c B) A B dan A c B saling asing MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.37/231 MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.38/231 Peluang Bersyarat dan Independensi Peluang Bersyarat Diketahui A dan B dua peristiwa dari ruang sampel S, dan P(B) > 0, maka peluang bersyarat terjadinya A jika diketahui B telah terjadi, ditulis P(A B), didefinisikan sebagai P(A B) = P(A B) P(B) Independensi Dua kejadian A dan B disebut kejadian independen jika P(A B) = P(A).P(B) Peluang Bersyarat dan Independensi Contoh(Peluang Bersyarat): Sepasang dadu dilempar bersama jika diketahui jumlah kedua mata dadu yang keluar adalah 6, hitunglah peluang bahwa satu diantara dua dadu tersebut adalah mata dadu 2. B = {jumlahanmatadaduadalah6} = {(1,5),(2,4),(3,3),(4,2),(5,1)} dan A = {matadadu2munculdarisalahsatudadu} = {(2,4),(4,2)} P(A B) = n(a B) n(b) = 2 5 MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.39/231 MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.40/231

Peluang Bersyarat dan Independensi Contoh(Peluang Bersyarat): Peluang suatu penerbangan yang telah terjadwal teratur berangkat tepat waktu adalah P(A) =0,83; peluang sampai tepat waktu adalah P(B) =0,82; peluang berangkat dan sampai tepat waktu adalah P(A B) = 0,78. Peluang bahwa suatu pesawat sampai tepat waktu jika diketahui berangkat tepat waktu adalah P(B A) = P(A B) P(A) = 0,78 0,83 =0,94 Peluang bahwa suatu pesawat berangkat tepat waktu jika diketahui sampai tempat waktu adalah Peluang Bersyarat dan Independensi Contoh(independensi): Suatu kota kecil mempunyai satu unit mobil pemadam kebakaran dan satu ambulans yang bekerja saling independen untuk keadaan darurat. Peluang mobil kebakaran siap saat diperlukan adalah 0,98. Peluang ambulans siap waktu diperlukan adalah 0,92. Dalam suatu kejadian kebakaran gedung, hitung peluang keduanya siap. Misalkan A dan B menyatakan kejadian mobil pemadam kebakaran dan ambulans siap. Karena A dan B independen, peluang mobil pemadam kebakaran dan ambulans siap : P(A B) = P(A).P(B) =0,98 0,92 =0,9016 P(A B) = P(A B) P(B) = 0,78 0,82 =0,95 MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.41/231 MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.42/231 Variabel Random Variabel random adalah suatu cara memberi harga angka kepada setiap elemen ruang sampel, atau suatu fungsi bernilai real yang harganya ditentukan oleh setiap elemen dalam ruang sampel Contoh: Eksperimen (proses random) melemparkan uang logam tiga kali, S = {BBB,BBM,BMB,MBB,BMM,MBM,MMB,MMM}. Didefinisikan variabel random X : banyak M (muka) muncul dalam pelemparan uang logam tiga kali. Variabel Random Contoh(variabel random) S BBB BBM BMB MBB BMM MBM MMB MMM R 0 1 2 3 MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.43/231 MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.44/231

Peluang dan Variabel Random Contoh (variabel random) Variabel Random Contoh(variabel random): S X : S R R S X : S R R BBB BBM 0 BBB BBM 0 BMB MBB 1 BMB MBB 1 BMM MBM 2 BMM MBM 2 MMB MMM 3 MMB MMM 3 MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.45/231 MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.46/231 Variabel Random Contoh(variabel random): Variabel Random Contoh(variabel random): S X : S R R S X : S R R BBB BBM 0 BBB BBM 0 BMB MBB 1 BMB MBB 1 BMM MBM 2 BMM MBM 2 MMB MMM 3 MMB MMM 3 MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.47/231 MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.48/231

Variabel Random Contoh(variabel random): S X : S R BBB BBM BMB MBB BMM MBM MMB MMM R 0 1 2 3 Jenis Variabel Random Variabelrandomdiskret: Suatu variabel random yang hanya dapat menjalani harga-harga yang berbeda yang berhingga banyaknya (sama banyaknya dengan bilangan bulat) Variabelrandomkontinu: Suatu variabel random yang dapat menjalani setiap harga dalam suatu interval (tak berhingga banyaknya) DistribusiPeluang: Model matematik yang menghubungkan semua nilai variabel random dengan peluang terjadinya nilai tersebut dalam ruang sampel. Distribusi peluang dapat direpresentasikan dalam bentuk fungsi, tabel, atau grafik. Distribusi peluang dapat dianggap sebagai frekuensi relatif jangka panjang. MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.49/231 MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.50/231 Variabel Random Diskret Distribusi Peluang Diskret Fungsi f(x) disebut sebagai fungsi peluang dari variabel random diskret X, jika untuk setiap harga x yang mungkin : 1. f(x) 0 2. x f(x) = 1 Peluang untuk nilai x tertentu: Variabel Random Diskret Distribusi Peluang Diskret Distribusi peluang X dalam bentuk tabel: Harga X P(X = x) = f(x) x 1 P 1 x 2 P 2...... x k P k P(X = x) = f(x) Distribusi kumulatif F(x) F(x) = P(X x) = t xf(t) MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.51/231 MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.52/231

Variabel Random Diskret Contoh Distribusi banyaknya sisi muka yang muncul dalam pelemparan mata uang logam tiga kali. Harga X P(X = x) = f(x) 0 1/8 1 3/8 2 3/8 3 1/8 P(x) = 1 Variabel Random Kontinu Distribusi Peluang Kontinu(Fungsi Densitas) Distribusi peluang untuk variabel random kontinu. Fungsi f(x) disebut sebagai fungsi densitas peluang dari variabel random kontinu X, jika untuk setiap harga x yang mungkin : 1. f(x) 0 2. f(x)dx = 1 Nilai peluang untuk interval tertentu P(a X b) = b a f(x)dx Distribusi kumulatif F(x) F(x) = P(X x) = x f(u)du MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.53/231 MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.54/231 Variabel Random Kontinu Contoh Fungsi densitas suatu variabel random X f(x) = { x 2 untuk 0 < x < 2 0 untuk xyanglain Harga harapan dan Variansi Harga Harapan(Ekspektasi, Expected Value) x xf(x) bila Xdiskret E(X) = xf(x)dx bila Xkontinu E(X) sering ditulis sebagai µ X atau µ Variansi(Variance) Var(X) = E(X µ) 2 = E(X 2 ) µ 2 MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.55/231 MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.56/231

Harga harapan dan Variansi Sifat-sifat Harga Harapan E(aX +b) = ae(x)+b, a,bkonstan E[g(X)+h(X)] = E[g(X)]+E[h(X)] Sifat-sifat Variansi Var(aX +b) = a 2 Var(X), a,bkonstan Deviasi standar (akar dari variansi): σ X = Var(X) Distribusi Bernoulli Eksperimen Bernoulli Eksperimen dengan hanya dua hasil yang mungkin Contoh melempar mata uang logam satu kali Mengamati telur ayam, apakah anak ayam itu jantan atau betina Mengamati kedelai yang ditanam, tumbuh atau tidak Reaksi obat pada tikus, positif atau negatif MMS2401:Peluang dan Variabel Random p.57/231 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.58/231 Distribusi Bernoulli Sifat-sifat Eksperimen Bernoulli tiap usaha (trial) menghasilkan satu dari dua hasil yang mungkin, dinamakan sukses (S) dan gagal (G); peluang sukses, P(S) = p dan peluang gagal P(G) = 1 p, atau P(G) = q; usaha-usaha tersebut independen Distribusi Bernoulli Distribusi Peluang Bernoulli P(X = x;p) = p x (1 p) 1 x, dengan x = 0,1 (gagal, sukses) dan p adalah peluang mendapatkan hasil sukses. MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.59/231 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.60/231

Distribusi Binomial Distribusi Binomial Eksperimen Bernoulli dengan n usaha dan X : banyaknya sukses dalam n usaha tersebut. P(X = x;n,p) = ( ) n p x (1 p) n x, x Mean dan variansi E(X) = np; Var(X) = np(1 p) x = 0,1,2,...,n Distribusi Binomial Binomial dengan n = 6, p = 0,5 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0 1 2 3 4 5 6 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.61/231 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.62/231 Distribusi Binomial Binomial dengan n = 6, p = 0,2 Distribusi Binomial Binomial dengan n = 6, p = 0,8 0.0 0.1 0.2 0.3 0.0 0.1 0.2 0.3 0 1 2 3 4 5 6 0 1 2 3 4 5 6 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.63/231 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.64/231

Distribusi Binomial Contoh: Suatu uang logam yang baik (seimbang) dilempar 4 kali. X adalah banyaknya muka muncul dalam 4 kali pelemparan tersebut. Pelemparan dipandang sebagai usaha, dan sukses adalah muka muncul. X merupakan variabel random binomial dengan n = 4 dan p = 1/2 dengan distribusi peluang: P(X = x;4, 1 ( )( ) x 4 1 2 ) = (1 1 x 2 2 )4 x, x = 0,1,2,3,4 Distribusi Binomial Contoh: Suatu uang logam yang baik (seimbang) dilempar 4 kali. X adalah banyaknya muka muncul dalam 4 kali pelemparan tersebut. Pelemparan dipandang sebagai usaha, dan sukses adalah muka muncul. X merupakan variabel random binomial dengan n = 4 dan p = 1/2 dengan distribusi peluang: P(X = x;4, 1 ( )( ) x 4 1 2 ) = (1 1 x 2 2 )4 x, x = 0,1,2,3,4 Peluang muka muncul dua kali, X = 2 P(X = 2;4, 1 ( )( ) 2 4 1 2 ) = (1 1 2 2 2 )4 2 = 3 8 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.65/231 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.65/231 Distribusi Binomial Contoh: Suatu uang logam yang baik (seimbang) dilempar 4 kali. X adalah banyaknya muka muncul dalam 4 kali pelemparan tersebut. Pelemparan dipandang sebagai usaha, dan sukses adalah muka muncul. X merupakan variabel random binomial dengan n = 4 dan p = 1/2 dengan distribusi peluang: Distribusi Hipergeometrik Eksperimen hipergeometrik: Dalam populasi berukuran N sebanyak k dinamakan sukses sedangkan sisanya N k dinamakan gagal sampel berukuran n diambil dari N benda Cara pengambilan sampel tanpa pengembalian P(X = x;4, 1 ( )( ) x 4 1 2 ) = (1 1 x 2 2 )4 x, x = 0,1,2,3,4 Peluang muka muncul paling tidak dua kali, X 2 P(X 2;4, 1 ) = P(X = 2)+P(X = 3)+P(X = 4) 2 = 11 16 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.65/231 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.66/231

Distribusi Hipergeometrik Distribusi peluang: ( k N k ) P(X = x;n,n,k) = x)( n x ( N, x = 0,1,2,...,min(n,k) n) Mean dan Variansi: E(X) = n k N ; Var(X) = nk N k N n n N N 1 Distribusi Hipergeometrik Contoh: Suatu kotak berisi 40 suku cadang dengan 3 rusak. Sampel berukuran 5 diambil sekaligus dari kotak. Pengambilan sampel ini adalah suatu eksperimen hipergeometrik dengan X adalah banyaknya suku cadang rusak, N = 40, n = 5 dan k = 3 dengan distribusi peluang: ( 3 37 ) P(X = x;40,5,3) = x)( 5 x ( 40, x = 0,1,2,3 5) MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.67/231 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.68/231 Distribusi Hipergeometrik Contoh: Suatu kotak berisi 40 suku cadang dengan 3 rusak. Sampel berukuran 5 diambil sekaligus dari kotak. Pengambilan sampel ini adalah suatu eksperimen hipergeometrik dengan X adalah banyaknya suku cadang rusak, N = 40, n = 5 dan k = 3 dengan distribusi peluang: ( 3 37 ) P(X = x;40,5,3) = x)( 5 x ( 40, x = 0,1,2,3 5) Peluang ditemukan satu suku cadang rusak dalam pengambilan sampel tersebut P(X = 1;40,5,3) = ( 3 37 ) 1)( 4 ) = 0,3011 ( 40 5 Distribusi Hipergeometrik Contoh: Suatu kotak berisi 40 suku cadang dengan 3 rusak. Sampel berukuran 5 diambil sekaligus dari kotak. Pengambilan sampel ini adalah suatu eksperimen hipergeometrik dengan X adalah banyaknya suku cadang rusak, N = 40, n = 5 dan k = 3 dengan distribusi peluang: ( 3 37 ) P(X = x;40,5,3) = x)( 5 x ( 40, x = 0,1,2,3 5) Peluang ditemukan paling tidak satu suku cadang rusak dalam pengambilan sampel tersebut P(X 1;40,5,3) = P(X = 1)+P(X = 2)+P(X = 3) = 0,301+0,0354+0,0010 = 0, 3376 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.68/231 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.68/231

Distribusi Poisson Sifat-sifat eksperimen Poisson: banyaknya sukses terjadi dalam suatu selang waktu atau daerah tertentu tidak terpengaruh (bebas) dari apa yang terjadi pada interval waktu atau daerah yang lain, peluang terjadinya sukses dalam interval waktu yang singkat atau daerah yang sempit sebanding dengan panjang interval waktu, atau luas daerah dan tidak tergantung pada banyaknya sukses yang terjadi di luar interval waktu atau daerah tersebut, peluang terjadinya lebih dari satu sukses dalam interval waktu yang singkat atau daerah yang sempit tersebut dapat diabaikan. Distribusi Poisson Distribusi Peluang Poisson X adalah banyaknya sukses dalam eksperimen Poisson, yang mempunyai distribusi probabilitas P(X = x;λ) = e λ λ x, x = 0,1,2,... x! Mean dan Variansi: E(X) = λ ; Var(X) = λ MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.69/231 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.70/231 Distribusi Poisson Poisson dengan λ = 2 Distribusi Poisson Poisson dengan λ = 5 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0.00 0.05 0.10 0.15 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 13 15 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.71/231 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.72/231

Distribusi Poisson Poisson dengan λ = 8 0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10 0.12 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Distribusi Poisson Contoh: Rata-rata banyaknya partikel radioaktif yang melewati suatu counter selama 1 milidetik dalam suatu percobaan di laboratorium adalah 4. Peluang 6 partikel melewati counter dalam suatu milidetik tertentu adalah P(X = 6;λ = 4) = e 4 4 x 6! = 0,1042 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.73/231 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.74/231 Distribusi Normal Distribusi Normal dengan mean E(X) = µ dan variansi Var(X) = σ 2 mempunyai fungsi peluang, f(x;µ,σ 2 ) = dan < µ <, σ 2 > 0 1 2πσ 2 e (x µ)2 2σ 2, < x < Distribusi Normal Distribusi Normal dengan mean E(X) = µ dan variansi Var(X) = σ 2 (ditulis N(µ,σ 2 )) mempunyai fungsi peluang, f(x;µ,σ 2 ) = 1 2πσ 2 e (x µ)2 2σ 2, < x < dengan < µ <, σ 2 > 0, π = 3,141593... dan e = 2,718282... Distribusi Normal standar: distribusi Normal dengan mean 0 dan variansi 1, ditulis N(0,1) MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.75/231 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.76/231

Distribusi Normal Kurva Normal Distribusi Normal Kurva Normal - Sumbu x : < x < - Sumbu x : < x < Fungsi peluang (sumbu y): f(x;µ,σ 2 ) = 1 2πσ 2 e (x µ)2 2σ 2, < x < Distribusi Normal Kurva Normal Distribusi Normal Kurva Normal Sifat-sifat: - Sifat-sifat: - µ simetris terhadap sumbu vertikal melalui µ,

Distribusi Normal Kurva Normal Distribusi Normal Kurva Normal Sifat-sifat: - simetris terhadap sumbu vertikal melalui µ, memotong sumbu mendatar (sumbu x) secara asimtotis, Sifat-sifat: - µ simetris terhadap sumbu vertikal melalui µ, memotong sumbu mendatar (sumbu x) secara asimtotis, harga modus (maksimum) terletak pada x = µ, Distribusi Normal Kurva Normal Distribusi Normal Kurva Normal - µ σ µ µ+σ Sifat-sifat: simetris terhadap sumbu vertikal melalui µ, memotong sumbu mendatar (sumbu x) secara asimtotis, harga modus (maksimum) terletak pada x = µ, mempunyai titik belok pada x = µ±σ, Sifat-sifat: - µ simetris terhadap sumbu vertikal melalui µ, memotong sumbu mendatar (sumbu x) secara asimtotis, harga modus (maksimum) terletak pada x = µ, mempunyai titik belok pada x = µ±σ, luas kurva Normal sama dengan 1. MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.77/231

Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal L L b Luasan kurva di bawah kurva normal sampai batas b: L = b 1 e (x µ)2 2σ 2 dx 2πσ 2 Dapat dihitung menggunakan tabel Normal Standar dengan terlebih dahulu mentransformasikan skala X N(µ,σ 2 ) ke Z N(0,1), Z = X µ σ b MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.78/231 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.78/231 Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal -3,4-3,3... 0,0... 3,3 3,4 L X b σ z 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 L x = 76 Contoh 1: Distribusi Normal dengan mean µ = 60 dan deviasi standar σ = 12, N(60,12 2 ) Hitunglah luas kurva Normal mulai ekor paling kiri ( ) sampai 76 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.78/231 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.79/231

Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal L L Contoh 1: transformasi dari X ke Z, Z = X µ σ = 76 60 12 = 1,33 Z = 1,33 Z = 1,33 Contoh 1: z 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09... 0,0... 1,3 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.79/231 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.79/231 Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal L = 0,9082 L Z = 1,33 60 76 Contoh 1: z 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09... 0,0... 1,3 0,9082 Contoh 2: Distribusi Normal dengan mean µ = 60 dan deviasi standar σ = 12, N(60,12 2 ) Hitunglah luas kurva Normal antara 60 sampai 76 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.79/231 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.80/231

Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal L L 2 = 0,9082 0 1,33 0 1,33 Contoh 2: transformasi dari X = 60 ke Z, transformasi dari X = 76 ke Z, Contoh 2: Z = X µ σ = 60 60 12 = 0 Z = X µ σ = 76 60 12 = 1,33 L = L 2 L 1 = 0,9082 L 1 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.80/231 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.80/231 Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal L 1 = 0,5 L 0 1,33 0 1,33 Contoh 2: Contoh 2: L = L 2 L 1 = 0,9082 0,5 L = L 2 L 1 = 0,9082 0,5 = 0, 4082 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.80/231 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.80/231

Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal L 68 84 Contoh 3: Distribusi Normal dengan mean µ = 60 dan deviasi standar σ = 12, N(60,12 2 ). Hitunglah luas kurva Normal antara 68 sampai 84. 68 84 Contoh 3: Distribusi Normal dengan mean µ = 60 dan deviasi standar σ = 12, N(60,12 2 ). Hitunglah luas kurva Normal antara 68 sampai 84. L = P(68 X 84) L MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.81/231 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.81/231 Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal L 0,67 2,00 Contoh 3: Distribusi Normal dengan mean µ = 60 dan deviasi standar σ = 12, N(60,12 2 ). Hitunglah luas kurva Normal antara 68 sampai 84. L = P(68 X 84) = P(0,67 Z 2,00) L 1 0,67 2,00 Contoh 3: Distribusi Normal dengan mean µ = 60 dan deviasi standar σ = 12, N(60,12 2 ). Hitunglah luas kurva Normal antara 68 sampai 84. L = P(68 X 84) = P(0,67 Z 2,00) = P( < Z 2,00) P( < Z 0,67) MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.81/231 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.81/231

Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal L 1 L 2 0,67 2,00 Contoh 3: Distribusi Normal dengan mean µ = 60 dan deviasi standar σ = 12, N(60,12 2 ). Hitunglah luas kurva Normal antara 68 sampai 84. L = P(68 X 84) = P(0,67 Z 2,00) = 0,9772 P( < Z 0,67) 0,67 2,00 Contoh 3: Distribusi Normal dengan mean µ = 60 dan deviasi standar σ = 12, N(60,12 2 ). Hitunglah luas kurva Normal antara 68 sampai 84. L = P(68 X 84) = P(0,67 Z 2,00) = 0,9772 P( < Z 0,67) MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.81/231 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.81/231 Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal L 2 0,67 2,00 Contoh 3: Distribusi Normal dengan mean µ = 60 dan deviasi standar σ = 12, N(60,12 2 ). Hitunglah luas kurva Normal antara 68 sampai 84. L = P(68 X 84) = P(0,67 Z 2,00) = 0,9772 0,7486 0,67 2,00 Contoh 3: Distribusi Normal dengan mean µ = 60 dan deviasi standar σ = 12, N(60,12 2 ). Hitunglah luas kurva Normal antara 68 sampai 84. L = P(68 X 84) = P(0,67 Z 2,00) = 0,2286 L MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.81/231 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.81/231

Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal 1,5 1,5 Contoh 4: Diketahui N(0, 1), hitunglah P(Z 1, 5). Contoh 4: Diketahui N(0, 1), hitunglah P(Z 1, 5). P(Z 1,5) = 1 P( Z 1,5) Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal 1,5 1,5 Contoh 4: Diketahui N(0, 1), hitunglah P(Z 1, 5). P(Z 1,5) = 1 P( Z 1,5) Contoh 4: Diketahui N(0, 1), hitunglah P(Z 1, 5). P(Z 1,5) = 1 P( Z 1,5) = 1 0,9332 = 0,0668 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.82/231

Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal X N(µ,σ 2 ) µ X N(µ,σ 2 ) 3 2 1 0 1 2 3 Z N(0,1) 3 2 1 0 1 2 3 Z N(0,1) MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.83/231 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.83/231 Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal µ σ µ µ+σ X N(µ,σ 2 ) µ 2σ µ σ µ µ+σ µ+2σ X N(µ,σ 2 ) 3 2 1 0 1 2 3 Z N(0,1) 3 2 1 0 1 2 3 Z N(0,1) MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.83/231 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.83/231

Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal 68% µ 3σ µ 2σ µ σ µ µ+σ X N(µ,σ 2 ) µ+2σ µ+3σ µ 3σ µ 2σ µ σ µ µ+σ X N(µ,σ 2 ) µ+2σ µ+3σ 3 2 1 0 1 2 3 Z N(0,1) 3 2 1 0 1 2 3 Z N(0,1) MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.83/231 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.83/231 Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal Distribusi Normal Luasan di bawah Kurva Normal 95% 99% µ 3σ µ 2σ µ σ µ µ+σ X N(µ,σ 2 ) µ+2σ µ+3σ µ 3σ µ 2σ µ σ µ µ+σ X N(µ,σ 2 ) µ+2σ µ+3σ 3 2 1 0 1 2 3 Z N(0,1) 3 2 1 0 1 2 3 Z N(0,1) MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.83/231 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.83/231

Distribusi Normal Contoh 5: Nilai-nilai ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru secara nasional dianggap berdistribusi Normal dengan mean 45 dan deviasi standar 13. Jika hanya 32,5% calon mahasiswa yang akan diterima, berapakah nilai terendah calon mahasiswa yang diterima? Distribusi Normal Contoh 5: Nilai-nilai ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru secara nasional dianggap berdistribusi Normal dengan mean 45 dan deviasi standar 13. Jika hanya 32,5% calon mahasiswa yang akan diterima, berapakah nilai terendah calon mahasiswa yang diterima? 0,325 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.84/231 Distribusi Normal Contoh 5: Nilai-nilai ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru secara nasional dianggap berdistribusi Normal dengan mean 45 dan deviasi standar 13. Jika hanya 32,5% calon mahasiswa yang akan diterima, berapakah nilai terendah calon mahasiswa yang diterima? 0,325 Distribusi Normal Contoh 5: Nilai-nilai ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru secara nasional dianggap berdistribusi Normal dengan mean 45 dan deviasi standar 13. Jika hanya 32,5% calon mahasiswa yang akan diterima, berapakah nilai terendah calon mahasiswa yang diterima? 0,325 X =? X N(45,13 2 ) X =? X N(45,13 2 ) Z N(0,1) MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.84/231 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.84/231

Distribusi Normal Contoh 5: Nilai-nilai ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru secara nasional dianggap berdistribusi Normal dengan mean 45 dan deviasi standar 13. Jika hanya 32,5% calon mahasiswa yang akan diterima, berapakah nilai terendah calon mahasiswa yang diterima? 0,325 Distribusi Normal Contoh 5: Nilai-nilai ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru secara nasional dianggap berdistribusi Normal dengan mean 45 dan deviasi standar 13. Jika hanya 32,5% calon mahasiswa yang akan diterima, berapakah nilai terendah calon mahasiswa yang diterima? 0,325 X =? X N(45,13 2 ) X = 13 0,45+45 X N(45,13 2 ) Z = 0,45 Z N(0,1) Z = 0,45 Z N(0,1) MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.84/231 MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.84/231 Distribusi Normal Contoh 5: Nilai-nilai ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru secara nasional dianggap berdistribusi Normal dengan mean 45 dan deviasi standar 13. Jika hanya 32,5% calon mahasiswa yang akan diterima, berapakah nilai terendah calon mahasiswa yang diterima? 50,85 Z = 0,45 0,325 X N(45,13 2 ) Z N(0,1) Distribusi Sampling Statistik Populasi: himpunan keseluruhan obyek yang diamati. Sampel: himpunan bagian dari populasi. SampelRandom: sampel yang diperoleh dengan cara pengambilan sampel sedemikian sehingga setiap elemen populasi mempunyai kemungkinan yang sama untuk terambil. Parameter: suatu harga (numerik) yang dihitung dari populasi, memberi deskripsi/karakteristik pada populasi. Statistik: suatu harga (numerik) yang dihitung dari sampel. Distribusisamplingstatistik: distribusi peluang suatu statistik. MMS2401:Variabel Random Diskret dan Kontinu p.84/231 MMS2401:Distribusi Sampling p.85/231

Distribusi Sampling Statistik Distribusi Sampling Statistik Populasi X 1,X 2,...,X N µ σ 2 Populasi X 1,X 2,...,X N µ σ 2 Sampel 1 X 1,X 2,...,X n X 1 S 2 1 MMS2401:Distribusi Sampling p.86/231 MMS2401:Distribusi Sampling p.86/231 Distribusi Sampling Statistik Distribusi Sampling Statistik Populasi X 1,X 2,...,X N µ σ 2 Populasi X 1,X 2,...,X N µ σ 2 Sampel 1 Sampel 2 Sampel 1 Sampel 2 X 1,X 2,...,X n X 1 S 2 1 X 1,X 2,...,X n X 2 S 2 2 X 1,X 2,...,X n X 1 S 2 1 X 1,X 2,...,X n X 2 S 2 2... MMS2401:Distribusi Sampling p.86/231 MMS2401:Distribusi Sampling p.86/231

Distribusi Sampling Statistik Distribusi Sampling Statistik Populasi X 1,X 2,...,X N µ σ 2 Contoh: Populasi {2,4,3}, N = 3 Sampel 1 X 1,X 2,...,X n X 1 S 2 1 Sampel 2 X 1,X 2,...,X n X 2 S 2 2... Sampel M X 1,X 2,...,X n X M S 2 M Sampel 1 {2,2}, n = 2 X 1 = 2 Sampel 2 {2,3}, n = 2 X 2 = 2,5 Sampel 3 {2,4}, n = 2 X 3 = 3 Sampel 4 {3,2}, n = 2 X 4 = 2,5 Sampel 5 {3,3}, n = 2 X 5 = 3 Sampel 6 {3,4}, n = 2 X 6 = 3,5 Sampel 7 {4,2}, n = 2 X 7 = 3 Sampel 8 {4,3}, n = 2 X 8 = 3,5 Sampel 9 {4,4}, n = 2 X 9 = 4 Sampling dengan pengembalian M = N n = 3 2 = 9 MMS2401:Distribusi Sampling p.86/231 Distribusi Sampling Statistik Contoh: Distribusi Sampling Statistik Contoh: Populasi {2,4,3}, N = 3 Distribusi peluang x P(X = x) 2 1/3 Populasi {2,4,3}, N = 3 µ = 3, σ 2 = 2/3 3 1/3 Sampel 1 {2,2}, n = 2 X 1 = 2 Sampel 2 {2,3}, n = 2 X 2 = 2,5 4 1/3 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 {2,4}, n = 2 E(X) {3,2}, = (2+3+4) n = 2 1 {3,3}, 3 = 3 n = 2 X 3 = 3 X 4 = 2,5 X 5 = 3 Var(X) = (2 2 +3 2 +4 2 ) 1 3 32 =2/3 Sampel 1 {2,2}, n = 2 X 1 = 2 Sampel 6 {3,4}, n = 2 X 6 = 3,5 Sampel 7 {4,2}, n = 2 X 7 = 3 Sampel 8 {4,3}, n = 2 X 8 = 3,5 Sampel 9 {4,4}, n = 2 X 9 = 4 Sampling dengan pengembalian M = N n = 3 2 = 9

Distribusi Sampling Statistik Contoh: Populasi {2,4,3}, N = 3 µ = 3, σ 2 = 2/3 Distribusi Sampling Statistik Contoh: Populasi {2,4,3}, N = 3 µ = 3, σ 2 = 2/3 Sampel 1 {2,2}, n = 2 X 1 = 2 Sampel 2 {2,3}, n = 2 X 2 = 2,5 Sampel 1 {2,2}, n = 2 X 1 = 2 Sampel 2 {2,3}, n = 2 X 2 = 2,5 Sampel 3 {2,4}, n = 2 X 3 = 3 Distribusi Sampling Statistik Contoh: Populasi {2,4,3}, N = 3 µ = 3, σ 2 = 2/3 Distribusi Sampling Statistik Contoh: Populasi {2,4,3}, N = 3 µ = 3, σ 2 = 2/3 Sampel 1 {2,2}, n = 2 X 1 = 2 Sampel 2 {2,3}, n = 2 X 2 = 2,5 Sampel 3 {2,4}, n = 2 X 3 = 3 Sampel 4 {3,2}, n = 2 X 4 = 2,5 Sampel 1 {2,2}, n = 2 X 1 = 2 Sampel 2 {2,3}, n = 2 X 2 = 2,5 Sampel 3 {2,4}, n = 2 X 3 = 3 Sampel 4 {3,2}, n = 2 X 4 = 2,5 Sampel 5 {3,3}, n = 2 X 5 = 3

Distribusi Sampling Statistik Contoh: Populasi {2,4,3}, N = 3 µ = 3, σ 2 = 2/3 Distribusi Sampling Statistik Contoh: Populasi {2,4,3}, N = 3 µ = 3, σ 2 = 2/3 Sampel 1 {2,2}, n = 2 X 1 = 2 Sampel 2 {2,3}, n = 2 X 2 = 2,5 Sampel 3 {2,4}, n = 2 X 3 = 3 Sampel 4 {3,2}, n = 2 X 4 = 2,5 Sampel 5 {3,3}, n = 2 X 5 = 3 Sampel 1 {2,2}, n = 2 X 1 = 2 Sampel 2 {2,3}, n = 2 X 2 = 2,5 Sampel 3 {2,4}, n = 2 X 3 = 3 Sampel 4 {3,2}, n = 2 X 4 = 2,5 Sampel 5 {3,3}, n = 2 X 5 = 3 Sampel 6 {3,4}, n = 2 X 6 = 3,5 Sampel 6 {3,4}, n = 2 X 6 = 3,5 Sampel 7 {4,2}, n = 2 X 7 = 3 Distribusi Sampling Statistik Contoh: Populasi {2,4,3}, N = 3 µ = 3, σ 2 = 2/3 Distribusi Sampling Statistik Contoh: Populasi {2,4,3}, N = 3 µ = 3, σ 2 = 2/3 Sampel 1 {2,2}, n = 2 X 1 = 2 Sampel 2 {2,3}, n = 2 X 2 = 2,5 Sampel 3 {2,4}, n = 2 X 3 = 3 Sampel 4 {3,2}, n = 2 X 4 = 2,5 Sampel 5 {3,3}, n = 2 X 5 = 3 Sampel 1 {2,2}, n = 2 X 1 = 2 Sampel 2 {2,3}, n = 2 X 2 = 2,5 Sampel 3 {2,4}, n = 2 X 3 = 3 Sampel 4 {3,2}, n = 2 X 4 = 2,5 Sampel 5 {3,3}, n = 2 X 5 = 3 Sampel 6 {3,4}, n = 2 X 6 = 3,5 Sampel 7 {4,2}, n = 2 X 7 = 3 Sampel 8 {4,3}, n = 2 X 8 = 3,5 Sampel 6 {3,4}, n = 2 X 6 = 3,5 Sampel 7 {4,2}, n = 2 X 7 = 3 Sampel 8 {4,3}, n = 2 X 8 = 3,5 Sampel 9 {4,4}, n = 2 X 9 = 4 Sampling dengan pengembalian

Distribusi Sampling Statistik Contoh: Populasi {2,4,3}, N = 3 µ = 3, σ 2 = 2/3 Distribusi Sampling Statistik Contoh: Populasi {2,4,3}, N = 3 µ = 3, σ 2 = 2/3 Sampel 1 {2,2}, n = 2 X 1 = 2 Sampel 2 {2,3}, n = 2 X 2 = 2,5 Sampel 3 {2,4}, n = 2 X 3 = 3 Sampel 4 {3,2}, n = 2 X 4 = 2,5 Sampel 5 {3,3}, n = 2 X 5 = 3 x P( X = x) 2,0 1/9 2,5 2/9 3,0 3/9 3,5 2/9 4,0 1/9 Sampel 6 {3,4}, n = 2 X 6 = 3,5 Sampel 7 {4,2}, n = 2 X 7 = 3 Sampel 8 {4,3}, n = 2 X 8 = 3,5 Sampel 9 {4,4}, n = 2 X 9 = 4 Sampling dengan pengembalian M = N n = 3 2 = 9 Sampling dengan pengembalian MMS2401:Distribusi Sampling p.87/231 MMS2401:Distribusi Sampling p.88/231 Distribusi Sampling Statistik Distribusi Sampling Statistik Contoh: Populasi {2,4,3}, N = 3 µ = 3, σ 2 = 2/3 x P( X = x) 2,0 1/9 2,5 2/9 3,0 3/9 3,5 2/9 4,0 1/9 µ X = E( X) = 2( 1 9 )+2,5(2 9 )+3(3 9 )+3,5(2 9 )+4(1 9 ) = 3 Sampling dengan pengembalian Untuk sampel berukuran n dari populasi berukuran N dengan mean µ dan variansi σ 2, mean dan variansi dari statistik X: µ X = E( X) = µ σ 2 X = Var( X) = σ2 n σ 2 X = Var( X) = 2 2 ( 1 9 )+2,52 ( 2 9 )+32 ( 3 9 )+3,52 ( 2 9 )+42 ( 1 9 ) 32 = 1/3 Sampling dengan pengembalian MMS2401:Distribusi Sampling p.88/231 MMS2401:Distribusi Sampling p.89/231

Distribusi Sampling Statistik Contoh: Populasi {2,4,3}, N = 3 µ = 3, σ 2 = 2/3 Distribusi Sampling Statistik Contoh: Populasi {2,4,3}, N = 3 µ = 3, σ 2 = 2/3 Sampel 1 {2,3}, n = 2 X 2 = 2,5 Distribusi Sampling Statistik Contoh: Populasi {2,4,3}, N = 3 µ = 3, σ 2 = 2/3 Distribusi Sampling Statistik Contoh: Populasi {2,4,3}, N = 3 µ = 3, σ 2 = 2/3 Sampel 1 {2,3}, n = 2 X 2 = 2,5 Sampel 2 {2,4}, n = 2 X 2 = 3 Sampel 1 {2,3}, n = 2 X 2 = 2,5 Sampel 2 {2,4}, n = 2 X 2 = 3 Sampel 3 {3,4}, n = 2 X 3 = 3,5 Sampling tanpa pengembalian

Distribusi Sampling Statistik Contoh: Populasi {2,4,3}, N = 3 µ = 3, σ 2 = 2/3 Distribusi Sampling Statistik Contoh: Populasi {2,4,3}, N = 3 µ = 3, σ 2 = 2/3 Sampel 1 {2,3}, n = 2 X 2 = 2,5 Sampel 2 {2,4}, n = 2 X 2 = 3 Sampel 3 {3,4}, n = 2 X 3 = 3,5 x P( X = x) 2,5 1/3 3,0 1/3 3,5 1/3 Sampling tanpa pengembalian M = ( N n) = ( 3 2) = 3 Sampling tanpa pengembalian MMS2401:Distribusi Sampling p.90/231 MMS2401:Distribusi Sampling p.91/231 Distribusi Sampling Statistik Distribusi Sampling Statistik Contoh: Populasi {2,4,3}, N = 3 µ = 3, σ 2 = 2/3 x P( X = x) 2,5 1/3 3,0 1/3 3,5 1/3 Sampling tanpa pengembalian Untuk sampel berukuran n dari populasi berukuran N dengan mean µ dan variansi σ 2, mean dan variansi dari statistik X: µ X = E( X) = µ σ 2 X = Var( X) = σ2 n N n N 1 µ X = E( X) =)+2,5( 1 3 )+3(1 3 )+3,5(1 3 ) = 3 µ X = Var( X) =)+2,5 2 ( 1 3 )+32 ( 1 3 )+3,52 ( 1 3 ) 32 = 1/6 Sampling tanpa pengembalian MMS2401:Distribusi Sampling p.91/231 MMS2401:Distribusi Sampling p.92/231

Distribusi Sampling Statistik Sifat-sifat Distribusi Sampling untuk Mean Sifat1: Apabila sampel-sampel random dengan n elemen masing-masing diambil dari suatu populasi yang mempunyai mean µ dan variansi σ 2, maka distribusi sampling mean akan mempunyai mean µ X = µ dan variansi σ 2 X = σ 2 /n. Sifat2: Apabila populasi (dalam sifat 1) berdistribusi Normal, maka distribusi sampling untuk mean juga berdistribusi Normal. Distribusi Sampling Statistik Sifat-sifat Distribusi Sampling untuk Mean Sifat 3(Teorema Limit Pusat): Apabila sampel-sampel random diambil dari suatu populasi yang berdistribusi sembarang, yang mempunyai mean µ dan variansi σ 2, maka untuk n besar, distribusi sampling untuk mean dapat dianggap mendekati Normal dengan µ X = µ dan variansi σ 2 X = σ 2 /n, sehingga Z = X µ σ/ n mendekati Normal Standar. MMS2401:Distribusi Sampling p.93/231 MMS2401:Distribusi Sampling p.94/231 Distribusi Sampling Statistik Contoh 1: Seorang peneliti di bidang pertanian akan meneliti hasil dari suatu varietas padi di Indonesia. Akan diteliti 5 tanah pertanian tersebar di seluruh Indonesia yang dapat ditanami padi tersebut. Distribusi Sampling Statistik Contoh 1: Seorang peneliti di bidang pertanian akan meneliti hasil dari suatu varietas padi di Indonesia. Akan diteliti 5 tanah pertanian tersebar di seluruh Indonesia yang dapat ditanami padi tersebut. Populasi untuk masalah ini adalah hasil padi jenis tersebut yang diperoleh dari seluruh tanah pertanian di Indonesia. MMS2401:Distribusi Sampling p.95/231 MMS2401:Distribusi Sampling p.95/231

Distribusi Sampling Statistik Contoh 1: Seorang peneliti di bidang pertanian akan meneliti hasil dari suatu varietas padi di Indonesia. Akan diteliti 5 tanah pertanian tersebar di seluruh Indonesia yang dapat ditanami padi tersebut. Sampel untuk masalah ini adalah hasil padi yang diperoleh dari 5 tanah pertanian yang terpilih. Sampel ini akan merupakan sampel random jika, setiap tanah pertanian di Indonesia mempunyai peluang yang sama untuk terpilih ; dan pemilihan satu tanah pertanian tidak mempengaruhi atau dipengaruhi pemilihan tanah yang lain. Distribusi Sampling Statistik Contoh 1: Seorang peneliti di bidang pertanian akan meneliti hasil dari suatu varietas padi di Indonesia. Akan diteliti 5 tanah pertanian tersebar di seluruh Indonesia yang dapat ditanami padi tersebut. Sampel untuk masalah ini adalah hasil padi yang diperoleh dari 5 tanah pertanian yang terpilih. Sampel ini akan merupakan sampel random jika, setiap tanah pertanian di Indonesia mempunyai peluang yang sama untuk terpilih ; dan pemilihan satu tanah pertanian tidak mempengaruhi atau dipengaruhi pemilihan tanah yang lain. Hal ini dapat dilakukan dengan mendaftar terlebih dahulu semua tanah pertanian di Indonesia dan diberi nomor identitas, kemudian dipilih 5 tanah pertanian secara random berdasarkan nomor identitas (misalnya dengan tabel bilangan random). MMS2401:Distribusi Sampling p.95/231 MMS2401:Distribusi Sampling p.95/231 Distribusi Sampling Statistik Contoh 2: Suatu sampel random berukuran 40 diambil dari suatu populasi dengan mean 41,4 dan variansi 84,64. Hitung peluang bahwa mean sampel itu terletak antara 40 dan 45. Anggap ukuran populasinya sangat besar relatif terhadap ukuran sampel. Distribusi Sampling Statistik Contoh 2: Suatu sampel random berukuran 40 diambil dari suatu populasi dengan mean 41,4 dan variansi 84,64. Hitung peluang bahwa mean sampel itu terletak antara 40 dan 45. Anggap ukuran populasinya sangat besar relatif terhadap ukuran sampel. Berdasarkan Sifat 1, distribusi sampling untuk mean ( X) mempunyai mean (E( X), harga harapan): µ X = µ = 41,4 dan variansi (Var( X)): σ X = σ 2 /n = 84,64/40 = 2,116.

Distribusi Sampling Statistik Contoh 2: Suatu sampel random berukuran 40 diambil dari suatu populasi dengan mean 41,4 dan variansi 84,64. Hitung peluang bahwa mean sampel itu terletak antara 40 dan 45. Anggap ukuran populasinya sangat besar relatif terhadap ukuran sampel. Berdasarkan Sifat 1, distribusi sampling untuk mean ( X) mempunyai mean (E( X), harga harapan): µ X = µ = 41,4 dan variansi (Var( X)): σ X = σ 2 /n = 84,64/40 = 2,116. Ukuran sampel n = 40 cukup besar untuk berlakunya Sifat 3, Distribusi Sampling Statistik Contoh 2: Suatu sampel random berukuran 40 diambil dari suatu populasi dengan mean 41,4 dan variansi 84,64. Hitung peluang bahwa mean sampel itu terletak antara 40 dan 45. Anggap ukuran populasinya sangat besar relatif terhadap ukuran sampel. Berdasarkan Sifat 1, distribusi sampling untuk mean ( X) mempunyai mean (E( X), harga harapan): µ X = µ = 41,4 dan variansi (Var( X)): σ X = σ 2 /n = 84,64/40 = 2,116. Ukuran sampel n = 40 cukup besar untuk berlakunya Sifat 3, 40 45 X N(µ;σ 2 /n) Z N(0,1) MMS2401:Distribusi Sampling p.96/231 Distribusi Sampling Statistik Contoh 2: Suatu sampel random berukuran 40 diambil dari suatu populasi dengan mean 41,4 dan variansi 84,64. Hitung peluang bahwa mean sampel itu terletak antara 40 dan 45. Anggap ukuran populasinya sangat besar relatif terhadap ukuran sampel. Berdasarkan Sifat 1, distribusi sampling untuk mean ( X) mempunyai mean (E( X), harga harapan): µ X = µ = 41,4 dan variansi (Var( X)): σ X = σ 2 /n = 84,64/40 = 2,116. Ukuran sampel n = 40 cukup besar untuk berlakunya Sifat 3, Distribusi Sampling Statistik Contoh 2: Suatu sampel random berukuran 40 diambil dari suatu populasi dengan mean 41,4 dan variansi 84,64. Hitung peluang bahwa mean sampel itu terletak antara 40 dan 45. Anggap ukuran populasinya sangat besar relatif terhadap ukuran sampel. Berdasarkan Sifat 1, distribusi sampling untuk mean ( X) mempunyai mean (E( X), harga harapan): µ X = µ = 41,4 dan variansi (Var( X)): σ X = σ 2 /n = 84,64/40 = 2,116. Ukuran sampel n = 40 cukup besar untuk berlakunya Sifat 3, 0, 8274 40 45 0,97 2,48 X N(41,4;2,116) Z N(0,1) 40 45 0,97 2,48 X N(41,4;2,116) Z N(0,1) MMS2401:Distribusi Sampling p.96/231 MMS2401:Distribusi Sampling p.96/231

Distribusi Sampling Statistik Contoh 3: Diketahui suatu populasi dengan mean 82 dan deviasi standar 12. a. Jika suatu sampel random berukuran 64 diambil, berapa peluang bahwa mean sampel akan terletak antara 80,8 dan 83,2? Distribusi Sampling Statistik Contoh 3: Diketahui suatu populasi dengan mean 82 dan deviasi standar 12. a. Jika suatu sampel random berukuran 64 diambil, berapa peluang bahwa mean sampel akan terletak antara 80,8 dan 83,2? Karena n = 64 cukup besar, dapat digunakan Teorema limit pusat (sifat 3). Distribusi X akan mendekati normal dengan mean µ X = 82 dan deviasi standar σ X = 12/ 64 = 1,5 P(80,8 X 83,2) dapat dihitung melalui Z = X 82 1,5 P(80,8 X 83,2) = P( 80,8 82 1,5 = P( 0,8 Z 0,8) = 0, 5762 Z 83,2 82 ) 1,5 MMS2401:Distribusi Sampling p.97/231 MMS2401:Distribusi Sampling p.98/231 Distribusi Sampling Statistik Contoh 3: Diketahui suatu populasi dengan mean 82 dan deviasi standar 12. b. Berapa probabilitasnya jika ukuran sampel random 100? Distribusi Sampling Statistik Contoh 3: Diketahui suatu populasi dengan mean 82 dan deviasi standar 12. b. Berapa probabilitasnya jika ukuran sampel random 100? Untuk n = 100, σ X = 12/ 100 = 1,2 P(80,8 X 83,2) = P( 80,8 82 1,2 = P( 1,0 Z 1,0) = 0, 6826 Z 83,2 82 ) 1,2 MMS2401:Distribusi Sampling p.99/231 MMS2401:Distribusi Sampling p.100/231