MATERI STATISTIK II. Genrawan Hoendarto

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MATERI STATISTIK II. Genrawan Hoendarto"

Transkripsi

1 MATERI STATISTIK II Teori Probabilitas Variabel Acak dan Nilai Harapan Distribusi Teoritis Distribusi Sampling Pengujian Hipotesis Regresi dan Korelasi Linear Sederhana Statistik Nonparametrik

2 Daftar Pustaka Dayan, Anto ( 1998 ), Pengantar Metode Statistik, Jilid 2 LP3ES, Jakarta Mendenhell, W, J.E. Reinmuth and R.J. Beaver, (1993), Statistic for Management and Economics, Duxbury Press Belmount, California Supranto, J. (1994), Statistik: Teori dan Aplikasi, jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta Walpole, R.E. ( 1998 ), Pengantar Statistika, Edisi 3, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Ir. M. Iqbal Hasan, M.M, ( 2001 ) Pokok-Pokok materi Statistik 2, Edisi kedua, Penerbit Bumi Aksara

3 PERMUTASI DAN KOMBINASI A. Permutasi Jika kejadian pertama dapat terjadi dalam n 1 cara, kejadian kedua dalam n 2 cara, dan seterusnya, maka n 1 X n 2 X X n k cara. Faktorial adalah perkalian semua bilangan bulat positif (bilangan asli) terurut mulai dari bilangan 1 sampai dengan bilangan bersangkutan atau sebaliknya. Faktorial dilambangkan dengan!

4 Permutasi adalah suatu penyusunan atau pengaturan beberapa objek ke dalam suatu urutan tertentu. 1. Permutasi dari n objek tanpa pengembalian : - Permutasi dari n objek seluruhnya : npn = n! - Permutasi sebanyak r dari n objek : npr = n!/(n-r)! dimana (n>=r) - Permutasi melingkar : (n 1)! 2. Permutasi dari n objek dengan pengembalian npr = n r dimana r <= n 3. Permutasi dari n objek yang sama : npn 1, n 2, n 3, = n! / (n 1! X n 2! X n 3! X ) dengan n 1 + n 2 + n 3, + = n

5 B. Kombinasi Kombinasi adalah suatu penyusunan beberapa objek tanpa memperhatikan urutan objek tersebut 1. Kombinasi r dari n objek yang berbeda : c n r = n! / ( r! ( n-r )! n >= r 2. Hubungan Permutasi dengan Kombinasi berbeda : P n r = r! c n r atau c n r = P n r / r!

6 C. Probabilitas Pengertian probabilitas : suatu indeks atau nilai yg digunakan untuk menentukan tingkat terjadinya suatu kejadian yg bersifat random/acak. 1. Pendekatan klasik : hasil bagi dari banyaknya peristiwa yang dimaksud dengan seluruh peristiwa yang mungkin P(A) = X / n dimana : P(A) = probabilitas terjadinya kejadian A X = peristiwa yang dimaksud n = banyaknya peristiwa yg mungkin terjadi

7 2. Pendekatan frekwensi relatif : proporsi waktu terjadinya suatu peristiwa dalam jangka panjang jika kondisi stabil atau frekwensi relatif dari seluruh peristiwa dalam sejumlah besar percobaan P(X i ) = limit f i / n dimana : n ~ P(X i ) = probabilitas peristiwa i f i = frekwensi peristiwa i n = banyaknya peristiwa yg bersangkutan 3. Pendekatan subjektif : tingkat kepercayaan individu yang didasarkan pada peristiwa masa lalu yang berupa terkaan saja

8 1. Percobaan adalah proses pelaksanaan pengukuran atau observasi yg bersangkutan, misalnya pelemparan 2 buah uang logam 2. Ruang sampel adalah himpunan semua hasil yg mungkin pada suatu percobaan, misalnya {A,G}, {A,A},{G,G}, {G,A} 3. Titik sampel adalah setiap anggota dari ruang sampel, misalnya G (gambar) dan A (angka) 4. Kejadian atau peristiwa adalah himpunan bagian dari ruang sampel pada suatu percobaan, atau hasil dari suatu percobaan, misalnya A dengan A, A dengan G dan G dengan G

9 Probabilitas beberapa peristiwa 1. Peristiwa saling lepas (mutually exclusive) : Dua peristiwa atau lebih disebut peristiwa saling lepas jika kedua atau lebih peristiwa itu tidak dapat terjadi pada saat yang bersamaan, disebut juga peristiwa saling asing. P(A B) atau P(A atau B) = P(A) + P(B)

10 2. Peristiwa tidak saling lepas (nonexclusive) : Dua peristiwa atau lebih disebut peristiwa tidak saling lepas jika kedua atau lebih peristiwa itu dapat terjadi pada saat yang bersamaan, disebut juga peristiwa bersama. P(A atau B) = P(A) + P(B) P(A dan B) P(A B) = P(A) + P(B) P ( A B ) 3 peristiwa A, B, C tidak saling lepas : P(A B C) = P(A) + P(B) + P(C) P ( A B ) P ( A C ) P ( B C ) + P ( A B C )

11 3. Peristiwa saling bebas (independen) : Dua peristiwa atau lebih disebut peristiwa saling bebas jika terjadinya peristiwa yg satu tidak mempengaruhi terjadinya peristiwa yg lain. a. Probabilitas marginal atau tak bersyarat, adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa yg tidak memiliki hubungan dengan terjadinya peristiwa lain, jadi tidak saling mempengaruhi b. Probabilitas gabungan adalah probabilitas terjadinya dua peristiwa atau lebih secara berurutan dan peristiwa peristiwa tersebut tidak saling mempengaruhi P(Adan B) = P ( A B ) = P(A) X P(B) P(A B C) = P(A) X P(B) X P(C) c. Probabilitas bersyarat adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa dengan syarat peristiwa lain harus terjadi dulu. P(B/A) = P(B)

12 3. Peristiwa tidak saling bebas (dependen) : Dua peristiwa / lebih disebut tdk saling bebas jika peristiwa yg satu dipengaruhi terjadinya peristiwa yg lain a. Probabilitas bersyarat adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa dgn syarat peristiwa lain harus terjadi dulu & saling mempengaruhi : P(B/A) = P(B A) / P(A) b. Probabilitas gabungan adalah probabilitas terjadinya dua peristiwa atau lebih secara berurutan/bersamaan & peristiwa peristiwa tersebut saling mempengaruhi P(Adan B) = P ( A B ) = P(A) X P(B/A) P(A B C) = P(A) X P(B/A) X P(C/A B)

13 c. Probabilitas marginal adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa tidak memiliki hubungan dengan terjadinya peristiwa lain tetapi peristiwa tersebut saling mempengaruhi : P(A) = ΣP(B A) ΣP(A i ) X P(B/A i ), i = 1, 2, 3, Probabilitas Beberapa Peristiwa dengan Pendekatan Kombinasi : n! C n r =, r =< n r! ( n r )!

14 Peristiwa Komplementer : dua peristiwa disebut peristiwa komplementer apabila peristiwa yg satu melengkapi peristiwa lainnya atau peristiwa yg saling melengkapi. P(A) + P(B) = 1 Atau P(A) = 1 P(B) atau P(B) = 1- P(A)

15 Harapan matematika (ekspektasi matematis ) / nilai harapan : jumlah dari semua hasil perkalian antara nilai variabel random dengan probabilitas yg bersesuaian dengan nilai tersebut. E(X) = ΣX. P(X) E(X)= x 1.P(x 1 ) + x 2.P(x 2 ) + + x n. P(x n )

16 Distribusi Teoritis Variabel random (variabel acak) : variabel yg nilai-nilainya ditentukan oleh kesempatan atau varibel yg dapat bernilai numerik yg didefinisikan dalam suatu ruang sampel. 1. Variabel random diskrit : tidak mengambil seluruh nilai yg ada pada suatu interval atau variabel yg hanya mempunyai nilai tertentu, contohnya angka yg muncul pada pelemparan dadu, jumlah anak dalam suatu sebuah keluarga 2. Variabel random kontinu : mengambil seluruh nilai yg ada pada suatu interval atau variabel yg dapat mempunyai nilai-nilai pada suatu interval tertentu, contohnya tinggi badan mahasiswa dan usia orang

17 Pengertian Distribusi Teoritis Suatu daftar yang disusun berdasarkan probabilitas dari peristiwa bersangkutan dengan perhitungan (matematis). Contoh hasil perhitungan pelemparan mata uang logam sebanyak 4 kali : X P(X) 0 0, ,25 2 0, ,25 4 0,0625 Jumlah 1,00

18 Jenis-jenis Distribusi Teoritis a. Distribusi teoritis diskrit adalah distribusi dari semua nilai variabel random diskrit dengan probabilitas terjadinya masing-masing nilai tersebut. Suatu fungsi f dikatakan merupakan fungsi probabilitas/distribusi diskrit bila : 1. f(x) 0, x Є R 2. f(x) = 1 3. P(X=x) = f(x) Distribusi yang termasuk ke dalam distribusi diskrit antara lain : - Distribusi binomial - Distribusi hipergeometrik - Distribusi Poisson

19 b. Distribusi teoritis kontinu adalah distribusi dari semua nilai variabel random kontinu dengan probabilitas terjadinya masing-masing nilai tersebut. Suatu fungsi f dikatakan merupakan fungsi probabilitas/distribusi kontinu (fungsi densitas) bila : 1. f(x) 0, x Є R x 2. -~~ f(x)dx = 1 3. P(a<X<b) = ab f(x)dx Distribusi yang termasuk ke dalam distribusi kontinu antara lain : - Distribusi x 2 - Distribusi F - Distribusi t

20 Nilai Harapan/Rata-rata Hitung Distribusi Teoritis Merupakan nilai rata-rata hitung tertimbang jangka panjang dari distribusi teoritis yang disimbolkan dengan E(X) atau µ. 1. Untuk distribusi probabilitas diskrit : E(X)= µ = Σ x. f(x) atau Σ ( x. P(x) ) 2. Untuk distribusi probabilitas kontinu : E(X)= µ = -~~ x. f(x)dx

21 Varians dan Simpangan Baku Distribusi Teoritis Varians dan simpangan baku dari distribusi teoritis/probabilitas dapat dihitung dengan menggunakan nilai harapan : Atau Var(X)= σ 2 = E(X) 2 (E(X)) 2 Var(X)= σ 2 = Σ((x-µ) 2. P(x)) σ = Var(X)

22 Distribusi Binomial Disebut juga distribusi Bernoulli (krn ditemukan James Bernoulli) merupakan distribusi teoritis yang menggunakan variabel random diskrit yang terdiri dari 2 kejadian yang berkomplemen, seperti sukses gagal, ya tidak, hidup-mati, kepala-ekor. Ciri-ciri distribusi ini : 1. Setiap percobaan memiliki 2 peristiwa seperti ya-tidak 2. Probabilitas satu peristiwa adalah tetap, tidak berubah untuk setiap percobaan 3. Percobaannya bersifat independen : peristiwa dari suatu percobaan tidak mempengaruhi/di-pengaruhi peristiwa dalam percobaan lainnya 4. Jumlah atau banyaknya percobaan merupakan komponen percobaan binomial harus tertentu

23 Probabilitas binomial suatu peristiwa P(X=x) = b(x;n,p) = C xn. p x. q n-x x = banyaknya peristiwa sukses n = banyaknya percobaan p = probabilitas peristiwa sukses q = 1 p = probabilitas peristiwa gagal Probabilitas binomial kumulatif n PBK = Σ C xn. p x. q n-x x=0 n PBK = Σ P(X=x) x=0 PBK = P(X=0) + P(X=1) + P(X=2) P(X=n)

24 Rata-rata : n E(X)= µ = Σ x (C xn. p x. q n-x ) x=0 Varians : σ 2 n = Σ x 2 (C xn. p x. q n-x ) - µ 2 x=0 Simpangan Baku : σ = Σ x 2 (C xn. p x. q n-x ) - µ 2 Secara singkat nilai rata-rata, varians dan simpangan baku dapat dihitung dengan rumus : 1. rata-rata ( µ ) = n.p 2. varians ( σ 2 ) = n. p. q 3. simpangan baku ( σ ) = n. p. q

25 Distribusi Hipergeometrik Juga termasuk distribusi teoritis yang menggunakan varibel diskrit. Perbedaan utama dengan distribusi Binomial adalah pengambilan sampelnya tanpa pengembalian. P(X=x) = h(x; N, n, k) = C xk C C n N N-k n-x Dimana : N = ukuran populasi n = ukuran sampel k = banyaknya unsur yang sama pada populasi x = banyaknya peristiwa sukses

26 Distribusi Poisson Distribusi ini jarang terjadi, merupakan distribusi nilainilai bagi suatu variabel random X (X diskrit), yaitu banyaknya hasil percobaan yang terjadi dalam suatu interval waktu tertentu atau di daerah tertentu. Ciri-ciri distribusi ini : 1. Banyaknya hasil percobaan yg terjadi dalam suatu interval waktu atau suatu daerah tertentu tidak bergantung pada banyaknya hasil percobaan yg terjadi pada interval waktu atau daerah lain yg terpisah 2. Probabilitas terjadinya hasil percobaan selama suatu interval waktu yg singkat atau dalam suatu daerah yg kecil, sebanding dengan panjang interval atau besarnya tersebut dan tidak bergantung pada banyaknya percobaan yg terjadi pada interval waktu atau daerah lain yg terpisah 3. Probabilitas lebih dari satu hasil percobaan yg terjadi dalam interval waktu yg singkat atau dalam daerah yg kecil dapat diabaikan

27 Contoh : Peristiwa datangnya kendaraan yg lewat dalam suatu interval waktu di suatu ruas jalan. Dari peristiwa tersebut dapat diamati : 1. Tingkat kedatangan rata-rata kendaraan dapat dihitung berdasarkan data masa lalu 2. Tingkat kedatangan rata-rata kendaraan per satuan waktu adalah konstan 3. Banyaknya kedatangan kendaraan dalam suatu interval waktu tertentu merupakan peristiwa independen (bebas) 4. Probabilitas kedatangan kendaraan-kendaraan itu dalam suatu interval waktu adalah sangat kecil, dan dapat dikatakan mendekati nol

28 Distribusi Poisson digunakan dalam hal berikut: 1. Menghitung probabilitas terjadinya perisiwa menurut satuan waktu, ruang/isi, luas, panjang tertentu, seperti menghitung probabilitas dari : a) Banyaknya penggunaan telepon/menit, banyaknya kendaraan yg lewat/10 menit di suatu ruas jalan b) Banyaknya bakteri dalam setetes atau seliter cairan c) Banyaknya kesalahan ketik perhalaman dari sebuah buku d) Banyaknya kecelakaan mobil di jalan tol untuk suatu periode tertentu 2. Menghitung distribusi binomial apabila nilai n besar (n 30) dan p kecil (p<0,1)

29 Rumus probabilitas Poisson suatu peristiwa: P(X=x) = λ x e -λ x! Dimana : λ= rata-rata terjadinya suatu peristiwa e = bilangan alam/natural = 2,71828 Probabilitas terjadinya suatu kedatangan yg mengikuti proses Poisson dirumuskan : P(X=x) = e -λt (λt) x Dimana : λ= tingkat kedatangan rata-rata per satuan waktu t= banyaknya satuan waktu X= banyaknya kedatangan dalam t satuan waktu x!

30 Probabilitas Poisson Kumulatif = probabilitas dari peristiwa Poisson yang lebih dari satu. λ x e P(X=x) = Σ n -λ X=0 x! PPK = P(X=0) + P(X=1) + P(X=2) + + P(X=n) Distribusi Poisson sebagai pendekatan distribusi binomial : P(X=x) = (np) x. e -np x!

31 Distribusi Normal Merupakan salah satu distribusi variabel kontinu, disebut juga Distribusi Gauss sesuai nama penemunya Karl Gauss. f(x) = 1 e -½(x-µ)2 / σ σ 2π Distribusi normal merupakan distribusi yang simetris dan berbentuk lonceng. 95,45% 68,27% 99,73% -3σ -2σ -1σ µ +1σ +2σ +3σ

32 Kurva tersebut dipengaruhi oleh rata-rata (µ) dan simpangan baku (σ), jika rata-rata dan simpangan baku besar, maka n kurvanya makin datar (platikurtik), sebaliknya jika kecil kurvanya makin tinggi (leptokurtik). Sifat-sifat distribusi normal : 1. Bentuk lonceng dengan satu puncak (unimodal) 2. Rata-rata terletak di tengah sama dengan modus dan median 3. Ujung-ujung sisi kurva sejajar dengan sumbu X dan tidak akan pernah memotong sumbu tersebut Jarak ±1σ = 68,26% Jarak ±2σ = 95,46% Jarak ±3σ = 99,74%

33 Distribusi normal standar mempunyai rata-rata (µ) = 0 dan simpangan baku (σ) = 1, sehingga : f(z) = n 1 e -½z 2π Sifat-sifatnya : - Kurva simetris pada sumbu Y -Mempunyai titik tertinggi (0, ( 2π) -1 ), dengan ( 2π) -1 = 0,4 -Cekung kebawah mulai X= -1 sampai X=1, cekung ke atas untuk nilai yang lain -Luas seluruh daerah di bawah kurva dan di atas sumbu X = 1 -Untuk mengubah distribusi normal menjadi yang standar, gunakan nilai Z ( angka yang menyatakan penyimpangan suatu nilai random (X) dari rata-rata dihitung dalam satuan simpangan baku : dimana Z = (X - µ ) / σ 2

34 Penggunaan Kurva Normal Standar Untuk menentukan luas daerah di bawah kurva normal standar, telah dibuat n tabel luas kurva normal standar dengan nilai Z tertentu. Dengan tabel tersebut luas dari distribusi standar dapat dicari. Karena seluruh luas kurva adalah 1 dan kurva simetris terhadap µ=0, maka luas dari garis tegak pada titik nol ke kiri maupun ke kanan adalah 0,5 yang diartikan P(Z>0)= 0,5. Luas daerah kurva normal pada interval tertentu dapat ditulis P(0<Z<b). Contoh : P(0<Z<2,13) maka : 2,13 = 2,1 + 0,03 Dengan tabel dicari 2,1 pada kolom Z (kolom paling kiri) dan 0,03 pada baris pertama (baris paling atas) Pertemuan baris 2,1 dan kolom 0,03 merupakan nilai Z dari P(0<Z<2,13), yaitu 0,4834

35 Menentukan luas kurva normal yang bukan baku : n 1. Menghitung nilai Z sampai 2 desimal 2. Menggambarkan kurva normal standarnya 3. Meletakkan nilai Z pada sumbu X dan tarik garis vertikal memotong kurva 4. Nilai daftar distribusi normal standar merupakan luas daerah antara garis tersebut dengan garis vertikal titik nol 5. Cari luas pda tabel sesuai tempat nilai Z

36 Rata-rata, Varians & Simpangan Baku Distribusi Normal : n 1. Rata-rata : 2. Varians : ΣX µ = n Σ(X-µ) σ 2 = 2 n 3. Simpangan baku : σ = (Σ(X-µ) 2 ) / n

37 Hubungan Distribusi Normal dengan Distribusi Binomial : Distribusi binomial akan mendekati distribusi normal jika nilai p sama dengan ½ dan nilai n besar. Tetapi dalam prakteknya aturan ini tidak mutlak diperhatikan. Penggunaan distribusi normal untuk menyelesaikan kasus distribusi binomial dapat dilakukan dengan menggunakan aturan/penyesuaian berupa faktor koreksi yaitu menambahkan dan mengurangkan variabel X dengan 0,5 sebagai berikut : batas bawah (kiri) variabel X dikurangi 0,5 dan batas atas (kanan) ditambah 0,5, sehingga Z i = n (X i ± 0,5) - µ σ i = 1, 2 µ = n. p σ = n. p. q

38 Distribusi Sampling 1.Populasi : keseluruhan dari semua objek (individu) yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Objeknya disebutnya unit analisis atau elemen populasi 2.Sampel : bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yg juga memiliki karakteristik, jelas dan lengkap yang dianggap mewakili populasi. Objeknya disebutnya unit analisis. Metode Sampling adalah cara pengumpulan data yang hanya mengambil sebagian elemen populasi atau karakteristik yang ada dalam populasi. Sensus adalah cara pengumpulan data yang mengambil setiap elemen populasi atau karakteristik yg ada dalam populasi

39 Besaran Lambang Parameter (Populasi) Lambang Statistik (Sampel) Rata-rata µ Varians σ 2 S 2 Simpangan Baku σ S Jumlah Observasi N n Proporsi P p

40 Alasan dipilihnya sampling antara lain : 1. Objek penelitian yg homogen : objek 100% sama, sehingga tak perlu dilakukan sensus untuk memperoleh data yg diperlukan, contohnya darah dlm tubuh manusia, kadar air. 2. Objek penelitian yg mudah rusak : sensus tak mungkin dilakukan sebab akan merusak objek yg akan diteliti. Contohnya QC terhadap makanan. 3. Penghematan biaya dan waktu : karena sampling objeknya lebih kecil, maka biaya yg dikeluarkan juga kecil dan waktu yg dibutuhkan lebih pendek. 4. Masalah ketelitian : semakin banyak objek, semakin kurang ketelitiannya 5. Ukuran populasi : jumlah populasi yg sangat besar, bahkan tak berhingga tak mungkin dilakukan sensus, 6. Faktor ekonomis : hasil penelitian sepadan dengan biaya, waktu dan tenaga yg dikeluarkan. Metode sampling pada dasarnya dibedakan atas 2 macam, yaitu sampling random dan sampling nonrandom.

41 Sampling random / probabilitas : semua objek atau elemen populasi memiliki kesempatan yg sama untuk dipilih sebagai sampel. Jadi bersifat objektif. 1.Sampling random sederhana : tiap sampel yg berukuran sama memiliki probabilitas sama untuk terpilih dari populasi. Sampling ini dilakukan jika : elemen-elemen populasinya homogen dan atau hanya diketahui identitas dari satuan individu (elemen) tanpa adanya keterangan derajat keseragaman, pembagian dalam golongangolongan tak diketahui dsbnya. Sampling random / probabilitas a) Metode undian yg prosesnya dilakukan dengan undian sebagai berikut : memberikan no urut pada semua elemen populasi pada lembar kertas kecil, menggulungnya, memasukkan ke dalam kotak, mengocok dan mengambil satu persatu b) Metode tabel random yg prosesnya dilakukan dgn menggunakan tabel bilangan random

42 2.Sampling berlapis (stratified) : populasinya dibagi dlm kelompok-kelompok yg disebut strata. Dipilih jika elemen populasi heterogen, ada kreteria dasar stratifikasi, adanya data pendahuluan dari data populasi mengenai kreteria dalam stratafikasi dan dapat diketahui dgn tepat jumlah satuan-satuan individu dari setiap strata 3.Sampling sistematis : elemen-elemen yg akan diteliti diurutkan tertentu dan telah disusun secara teratur. Dilakukan jika nama dari elemen terdapat dalam suatu daftar sehingga dapat dilakukan penomoran dan populasi memiliki pola berurutan seperti rumah dlm suatu kompleks 4.Sampling kelompok (cluster) : populasi dibagi menjadi beberapa kelompok dgn aturan tertentu. Caranya bagi populasi ke sub subkelompok, pilih secara random 1 atau lebih subkelompok dan tentukan sampel dari subkelompok yg terpilih

43 Sampling nonrandom/nonprobabilitas : semua objek atau elemen populasi tidak memiliki kesempatan yg sama untuk dipilih sebagai sampel. Jadi bersifat subjektif karena berdasarkan aspek pribadi seseorang 1.Sampling kuota : merincikan lebih dahulu segala sesuatu yg berhubungan dgn pengambilan sampel, petugas hanya mengumpulkan data mengenai sesuatu yg telah dirinci dan menentukan unit samplingnya juga 2.Sampling pertimbangan: pengambilan sampelnya ditentukan peneliti berdasarkan pertimbangan atau kebijaksanaan, misalnya untuk studi kasus. 3.Sampling seadanya : pengambilan sampelnya dilakukan seadanya atau berdasarkan kemudahan mendapatkan data, jadi mengabaikan faktor representatif.

44 Teknik Penentuan Jumlah Sampel 1.Untuk pengambilan sampel dgn pengembalian : elemen sampel yg terambil dikembalikan lagi ke populasi sehingga ada kemungkinan terambil kembali. N m Secara teoritis populasi berhingga yg dilakukan sampling dgn pengembalian dianggap populasi tak berhingga karena populasi tak akan habis 2.Untuk Pengambilan sampel tanpa pengembalian : elemen sampel yg terambil tidak dikembalikan lagi ken! populasi. C N n = n!( N n)! N = jumlah populasi n = jumlah sampel

45 Distribusi Sampling adalah distribusi dari besaran-besaran statistik, seperti rata-rata, simpangan baku, proporsi (persentasi) yg mungkin muncul dari sampel-sampel. Distribusi dari rata-rata sampel disebut distribusi sampling rata-rata atau distribusi ratarata sampel, distribusi dari proporsi sampel disebut distribusi sampling proporsi atau distribusi proporsi sampel dan sebagainya. JENIS-JENIS DISTRIBUSI SAMPLING 1.Distribusi Sampling Rata-rata (distribusi ratarata sampel) adalah distribusi dari besaran ratarata yg muncul dari sampel-sampel. a.pemilihan sampel dari populasi terbatas Bila populasi terbatas yg berukuran N dan berdistribusi normal dgn besaran-besaran statistik dgn sampel random berukuran n, mempunyai distribusi normal dgngenrawan rata-rata Hoendarto dan simpangan baku :

46 1.Untuk pengambilan sampel tanpa pengembalian n/n >5% : σ N n µ x = µ σ = x n N 1 2.Untuk pengambilan sampel pengembalian n/n 5% : µ x = µ σ x b.pemilihan sampel dari populasi tak terbatas Jika populasi jumlahnya tak berhingga dan didistribusikan secara normal dgn rata-rata µ dan simpangan baku σ, maka rata-rata sampel X akan berlaku : σ σ = µ x = µ dan x = n σ n

47 b.daftar distribusi normal untuk distribusi sampling rata-rata Penggunaan daftar distribusi normal untuk distribusi sampling rata-rata dapat digunakan rumus : χ µ Z = σ χ 1.Untuk populasi terbatas atau n/n >5% : χ µ χ µ Z = atau Z = σ σ N n χ 2.Untuk pengambilan sampel pengembalian n/n 5% : χ µ χ µ Z = atau Z = σ σ χ n N n 1

48 Teori Limit Sentral Yaitu normalitas dari distribusi sampling yg dinyatakan sebagai berikut : 1.Jika populasi cukup besar dan berdistribusi secara normal maka distribusi sampling rataratanya akan normal. 2.Jika distribusi tidak normal maka distribusi sampling rata-ratanya akan mendekati normal, bila jumlag sampel cukup besar (n 30) 3.Distribusi normal dari rata-rata sampel memiliki rata-rata yg sama dengan rata-rata harapan E(X) dan simpangan baku σ x. Ini dapat dihitung dari rata-rata populasi (µ) dan simpangan baku populasi (σ).

49 Distribusi Sampling Proporsi Yaitu distribusi dari proporsi (persentasi) yg diperoleh dari semua sampel sama besar dari satu proporsi. Distribusi ini digunakan untuk perbandingan antara 2 hal yg berkomplemen (peristiwa binomial). Proporsi dari populasi dinyatakan dgn P=X/N dan proporsi untuk sampel dinyatakan dgn p=x/n. Pada distribusi sampling proporsi berlaku : 1. Untuk pengambilan sampel dgn pengembalian atau jika perbandinganp populasi (1 P) dan PQ sampel n/n 5% : µ p = p σ p = = n n 2. Untuk pengambilan sampel tanpa pengembalian atau jika perbandinganp (1 populasi P) dan N nsampel PQn/N N >5% n : µ p = p σ p = = = n N 1 n N 1

50 3. Daftar distribusi normal untuk distribusi sampling dapat ditentukan sebagai berikut : p P a. Jika n besar, maka nilai Z adalah Z = σ p b. Jika n sangat kecil, maka nilai Z adalah 1 Distribusi Sampling yang Lain a.distribusi sampling beda dua rata-rata yaitu distribusi dari perbedaan dua besaran rata-rata yg muncul dari sampel-sampel dua populasi. Misalkan dua populasi normal N 1 dan N 2, maka : Rata-rata : Simpangan baku : = µ µ µ χ 1 χ σ Z 2 σ = 1 + χ χ n n p ± = 2n σ σ p P

51 Untuk n1 dan n2 yg lebih besar dari 30, distribusi sampling beda rata-rata akan mendekati distribusi normal, dgn rumus Z-nya : ( χ1 χ 2) ( µ 1 µ 2) Z = σ χ χ 1 2 b.distribusi sampling beda dua proporsi yaitu distribusi dari perbedaan dua besaran proporsi yg muncul dari sampel dua populasi. Misalkan ada dua populasi N1 dan N2 (2 populasi binomial) yg diambil sampel random n1 dan n2 dgn P1 dan P2, maka beda antara kedua sampel proporsi (p1-p2) membentuk distribusi sampling beda proporsi. µ Rata-rata : p1 p = P 2 1 P2 Simpangan baku : σ p p = P (1 P) P (1 P ) n n 1 + 2

52 Untuk n1 dan n2 yg lebih besar dari 30, distribusi sampling beda proporsi akan mendekati distribusi normal, dgn rumus Z-nya : Catatan : 2 1 ) ( ) ( p p P P p p Z = σ n X n X p p =

53 Pengujian Hipotesis Hipotesis adalah suatu pernyataan yg masih lemah kebenaran dan perlu dibuktikan, atau dugaan yg sifatnya masih sementara. Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi yg sifatnya masih sementara atau lemah kebenarannya. Hipotesis statistik dapat berbentuk suatu variabel seperti binomial, Poisson dan normal atau nlai suatu parameter seprti rata-rata, varians, simpangan baku dan proporsi. Hipotesis perlu diuji karena itu harus berbentuk kuantitas untuk dapat diterima atau ditolak. Keputusan pengujian hipotesis bisa salah atau benar, sehingga menimbulkan resiko. Besar kecilnya resiko dinyatakan dalam bentuk probabilitas. Pengujian hipotesis merupakan bagian terpenting dari statistik inferensi (induktif), karena berdasarkan hasil uji dapat dibuat keputusan (pemecahan) persoalan sebagai dasar penelitian lebih lanjut dapat diselesaikan.

54 Prosedur Pengujian Hipotesis Prosedur (langkah-langkah yg digunakan dlm menyelesaikan) pengujian hipotesis Sebagai berikut: 1. Menentukan formulasi hipotesis: a.hipotesis nol (nihil) Disimbolkan dgn H 0, yaitu hipotesis yg dirumuskan sbg suatu pernyataan yg akan diuji. Disebut nol karena tidak memiliki perbedaan atau perbedaannya nol dgn hipotesis sebenarnya. b.hipotesis alternatif (tandingan) Disimbolkan dgn H 1 atau H a, yaitu hipotesis yg dirumuskan sbg lawan (tandingan) dari hipotesis nol. Terdapat 3 keadaan dalam penyusunan hipotesis ini : - H 1 yg menyatakan harga parameter lebih besar daripada harga yggenrawan dihipotesiskan. Hoendarto Pengujian ini disebut pengujian satu sisi (satu arah), yaitu pengujian sisi (arah) kanan.

55 - H 1 yg menyatakan harga parameter lebih kecil daripada harga yg dihipotesiskan. Pengujian ini disebut pengujian satu sisi (arah), yaitu pengujian sisi (arah) kiri. - H 1 yg menyatakan harga parameter tidak sama dengan harga yg dihipotesiskan. Pengujian ini disebut pengujian dua sisi (arah), yaitu pengujian sisi (arah) kanan dan kiri sekaligus. H H H H : θ = θ : θ > θ : θ < θ : θ θ Apabila hipotesis nol diterima (benar), maka hipotesis altertnatif ditolak.

56 2. Menentukan taraf nyata, yaitu besarnya batas toleransi dlm menerima kesalahan hasil hipotesis terhadap nilai parameter populasinya. Dinyatakan dgn α. Semakin tinggi taraf nyata yg digunakan semakin tinggi pula penolakan hipotesis nol (diuji). Padahal hipotesis nol benar. Besaran yg digunakan %, yaitu 1% (0,01), 5%(0,05) dan 10% (0,1) sehingga ditulis : α 0,01, α 0,05 dan α 0,1. Besarnya nilai α tergantung keberanian pembuat keputusan yg dlm hal ini berapa besarnya kesalahan (yg menyebabkan resiko) yg akan ditolerir. Besarnya kesalahan tersebut dinamai daerah kritis pengujian atau daerah penolakan. 3. Menentukan kriteria pengujian, yaitu bentuk pembuatan keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis nol (H 0 ) dgn cara membandingkan nilai α dgn nilai uji statistiknya, sesuai dgn bentuk pengujiannya (sisi dan arah pengujian). Penerimaan H 0 terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau lebih besar daripada nilai positif atau

57 Penerimaan H 0 terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau lebih besar daripada nilai positif atau negatif dari tabel α. Penolakan H 0 terjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar atau lebih kecil daripada nilai positif atau negatif dari tabel α. Atau nilai uji statistik berada di dalam nilai kritis. 4. Menentukan nilai uji statistik, uji statistik merupakan perhitungan untuk menduga parameter data sampel yg diambil secara random dari sebuah populasi menggunakan rumus-rumus yg berhubungan dgn distribusi tertentu dlm pengujian hipotesis. 5. Membuat kesimpulan untuk menetapkan keputusan dlm hal penerimaan atau penolakan hipotesis nol (H 0 ) sesuai dgn kreteria pengujiannya. Penerimaan H 0 terjadi jika nilai statistik berada di luar nilai kritisnya, dan penolakan H 0 terjadi jika nilai uji statistik berada di dlm nilai kritisnya.

58 Ke-5 langkah tadi dapat diringkas menjadi : 1. Menentukan formulasi hipotesis nol (H 0 ) dan hipotesis alternatifnya (H 1 ) 2. Memilih suatu taraf nyata (α) dan menentukan nilai tabel 3. Membuat kreteria pengujian berupa penerimaan dan penolakan H 0 4. Melakukan uji statistik 5. Membuat kesimpulannya dalam hal penerimaan dan penolakan H 0 Jenis-Jenis Pengujian Hipotesis 1. Berdasarkan jenis parameternya a. Pengujian hipotesis tentang rata-rata, yaitu pengujian hipotesis mengenai rata-rata populasi yang berdasarkan informasi sampelnya. Contohnya Pengujian hipotesis satu rata-rata, Pengujian hipotesis beda dua rata-rata, Pengujian hipotesis

59 b. Pengujian hipotesis tentang proporsi adalah pengujian hipotesis mengenai proporsi populasi yg didasarkan atas informasi (data) sampel, contohnya pengujian hipotesis satu proporsi, pengujian hipotesis beda dua proporsi dan pengujian hipotesis beda tiga proporsi c. Pengujian hipotesis tentang varian adalah pengujian hipotesis mengenai varians populasi yg didasarkan atas informasi sampelnya, contohnya pengujian hipotesis tentang satu varians dan pengujian hipotesis tentang kesamaan dua varians 2. Berdasarkan jumlah sampelnya a. Pengujian hipotesis sampel besar b. Pengujian hipotesis sampel kecil 3. Berdasarkan jenis distribusinya a. Pengujian hipotesis dgn distribusi Z,contohnya pengujian satu dan beda dua rata-rata sampel besar dan pengujian hipotesis satu dan beda dua proporsi

60 b. Pengujian hipotesis dgn distribusi t (t-student), contohnya pengujian hipotesis rata-rata (satu dan dua beda rata-rata) sampel kecil c. Pengujian hipotesis dgn dstribusi χ 2, contohnya pengujian hipotesis beda tiga proporsi, pengujian hipotesis indenpendensi dan pengujian hipotesis kompatibilitas d. Pengujian hipotesis dgn distribusi F (F-ratio) contohnya pengujian hipotesis beda tiga rata-rata dan pengujian kesamaan dua varians 4. Berdasarkan arah atau bentuk formulasi hipotesisnya. a. Pengujian hipotesis dua pihak ( two tail test) b. Pengujian hipotesis pihak kiri atau sisi kiri b. Pengujian hipotesis pihak kanan atau sisi kanan

61 Pengujian Hipotesis Rata-rata 1. Pengujian hipotesis satu rata-rata a. Sampel besar (n>30), menggunakan distribusi Z dgn prosedur sebagai berikut : 1. Formulasi hipotesis a. H 0 : µ = µ 0 H 1 : µ > µ 0 b. H 0 : µ = µ 0 H 1 : µ < µ 0 c. H 0 : µ = µ 0 H 1 : µ µ 0 2. Penentuan nilai α (taraf nyata) dan nilai Z tabel (Z α ), yaitu menentukan nilai sesuai soal, kemudian nilai Z α atau Z α/2 ditentukan dari tabel 3. Kreteria pengujian : a. Untuk H 0 : µ = µ 0 H 1 : µ > µ 0 (1) H 0 diterima jika Z 0 -Z α (2) H 0 ditolak jika Z 0 > -Z α

62 b. Untuk H 0 : µ = µ 0 H 1 : µ < µ 0 (1) H 0 diterima jika Z 0 -Z α (2) H 0 ditolak jika Z 0 < -Z α c. Untuk H 0 : µ = µ 0 H 1 : µ µ 0 (1) H 0 diterima jika -Z α/2 Z 0 Z α/2 (2) H 0 ditolak jika Z 0 > Z α/2 atau Z 0 < -Z α/2

MODUL II DISTRIBUSI PELUANG DISKRIT DAN KONTINU

MODUL II DISTRIBUSI PELUANG DISKRIT DAN KONTINU DISTRIBUSI PELUANG DISKRIT DAN KONTINU A. TUJUAN PRAKTIKUM Melalui praktikum Modul II ini diharapkan praktikan dapat: 1. Mengenal jenis dan karakteristik dari beberapa distribusi peluang. 2. Menguji dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Probabilitas (Peluang) Probabilitas adalah suatu nilai untuk mengukur tingkat kemungkinan terjadinya suatu peristiwa (event) akan terjadi di masa mendatang yang hasilnya

Lebih terperinci

STATISTIK PERTEMUAN V

STATISTIK PERTEMUAN V STATISTIK PERTEMUAN V Variabel Random/ Acak variabel yg nilai-nilainya ditentukan oleh kesempatan/ variabel yang bernilai numerik yg didefinisikan dlm suatu ruang sampel 1. Variabel Random diskrit Variabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Probabilitas Probabilitas adalah suatu nilai untuk mengukur tingkat kemungkinan terjadinya suatu peristiwa (event) akan terjadi di masa mendatang yang hasilnya tidak pasti (uncertain

Lebih terperinci

DISTRIBUSI TEORITIS. P(M) = p = probabilitas untuk mendapat bola merah (sukses) 30

DISTRIBUSI TEORITIS. P(M) = p = probabilitas untuk mendapat bola merah (sukses) 30 DISTRIBUSI TEORITIS Distribusi teoritis merupakan alat bagi kita untuk menentukan apa yang dapat kita harapkan, apabila asumsi-asumsi yang kita buat benar. Distribusi teoritis memungkinkan para pembuat

Lebih terperinci

STATISTIKA. Muhamad Nursalman Pendilkom/Ilkom UPI

STATISTIKA. Muhamad Nursalman Pendilkom/Ilkom UPI STATISTIKA Muhamad Nursalman Pendilkom/Ilkom UPI 1 Daftar Isi Bab 1 Peluang Bab Peubah Acak Bab 3 Distribusi Peluang Diskret Bab 4 Distribusi Peluang Kontinu Bab 5 Fungsi Peubah Acak Bab 6 Teori Penaksiran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Menurut Darnius, O (2006, Hal : 53) simulasi dapat diartikan sebagai suatu

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Menurut Darnius, O (2006, Hal : 53) simulasi dapat diartikan sebagai suatu BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pendahulauan Menurut Darnius, O (2006, Hal : 53) simulasi dapat diartikan sebagai suatu rekayasa suatu model logika ilmiah untuk melihat kebenaran/kenyataan model tersebut.

Lebih terperinci

Tugas Kelompok. Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif. Judul Makalah Revisi DISTRIBUSI PELUANG

Tugas Kelompok. Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif. Judul Makalah Revisi DISTRIBUSI PELUANG Tugas Kelompok Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif Judul Makalah Revisi DISTRIBUSI PELUANG Kajian Buku Pengantar Statistika Pengarang Nana Sudjana Tugas dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PROBABILITAS DAN DISTRIBUSI PROBABILITAS LELY RIAWATI, ST, MT.

KONSEP DASAR PROBABILITAS DAN DISTRIBUSI PROBABILITAS LELY RIAWATI, ST, MT. KONSEP DASAR PROBABILITAS DAN DISTRIBUSI PROBABILITAS LELY RIAWATI, ST, MT. EKSPERIMEN suatu percobaan yang dapat diulang-ulang dengan kondisi yang sama CONTOH : Eksperimen : melempar dadu 1 kali Hasilnya

Lebih terperinci

BAB 8 DISTRIBUSI PELUANG DISKRIT

BAB 8 DISTRIBUSI PELUANG DISKRIT BAB 8 DISTRIBUSI PELUANG DISKRIT A. Peluang Peluang atau yang sering disebut sebagai probabilitas dapat dipandang sebagai cara untuk mengungkapkan ukuran ketidakpastian/ ketidakyakinan/ kemungkinan suatu

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Langkah-langkah pengujian hipótesis statistik adalah sebagai berikut :

PENGUJIAN HIPOTESIS. Langkah-langkah pengujian hipótesis statistik adalah sebagai berikut : PENGUJIAN HIPOTESIS A. Pengertian Pengujian Hipotesis Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu hupo dan thesis. Hupo berarti lemah, kurang, atau di bawah dan thesis berarti teori, proposisi, atau pernyataan

Lebih terperinci

Kumpulan pasangan nilai-nilai dari variabel acak X dengan probabilitas nilai-nilai variabel random X, yaitu P(X=x) disebut distribusi probabilitas X

Kumpulan pasangan nilai-nilai dari variabel acak X dengan probabilitas nilai-nilai variabel random X, yaitu P(X=x) disebut distribusi probabilitas X Kumpulan pasangan nilai-nilai dari variabel acak X dengan probabilitas nilai-nilai variabel random X, yaitu P(X=) disebut distribusi probabilitas X (distribusi X) Diskrit Seragam Binomial Hipergeometrik

Lebih terperinci

DISTRIBUSI SAMPLING besar

DISTRIBUSI SAMPLING besar DISTRIBUSI SAMPLING besar Distribusi Sampling Sampling = pendataan sebagian anggota populasi = penarikan contoh / pengambilan sampel Sampel yang baik Sampel yang representatif, yaitu diperoleh dengan memperhatikan

Lebih terperinci

DISTRIBUSI NORMAL. Pertemuan 3. Distribusi Normal_M. Jainuri, M.Pd 1

DISTRIBUSI NORMAL. Pertemuan 3. Distribusi Normal_M. Jainuri, M.Pd 1 DISTRIBUSI NORMAL Pertemuan 3 1 Distribusi Normal Pertama kali diperkenalkan oleh Abraham de Moivre (1733). De Moivre menemukan persamaan matematika untuk kurva normal yang menjadi dasar dalam banyak teori

Lebih terperinci

STATISTIKA EKONOMI I Chapter 4 Distribusi Probabilitas Normal dan Binomial Chapter 5 Teori Sampling

STATISTIKA EKONOMI I Chapter 4 Distribusi Probabilitas Normal dan Binomial Chapter 5 Teori Sampling STATISTIKA EKONOMI I Chapter 4 Distribusi Probabilitas Normal dan Binomial Chapter 5 Teori Sampling Rengganis Banitya Rachmat rengganis.rachmat@gmail.com 4. Distribusi Probabilitas Normal dan Binomial

Lebih terperinci

CIRI-CIRI DISTRIBUSI NORMAL

CIRI-CIRI DISTRIBUSI NORMAL DISTRIBUSI NORMAL CIRI-CIRI DISTRIBUSI NORMAL Berbentuk lonceng simetris terhadap x = μ distribusi normal atau kurva normal disebut juga dengan nama distribusi Gauss, karena persamaan matematisnya ditemukan

Lebih terperinci

BAB II DISTRIBUSI PROBABILITAS

BAB II DISTRIBUSI PROBABILITAS BAB II DISTRIBUSI PROBABILITAS.1. VARIABEL RANDOM Definisi 1: Variabel random adalah suatu fungsi yang memetakan ruang sampel (S) ke himpunan bilangan Real (R), dan ditulis X : S R Contoh (Variabel random)

Lebih terperinci

matematika DISTRIBUSI VARIABEL ACAK DAN DISTRIBUSI BINOMIAL K e l a s A. Penarikan Sampel dari Suatu Populasi Kurikulum 2013 Tujuan Pembelajaran

matematika DISTRIBUSI VARIABEL ACAK DAN DISTRIBUSI BINOMIAL K e l a s A. Penarikan Sampel dari Suatu Populasi Kurikulum 2013 Tujuan Pembelajaran Kurikulum 20 matematika K e l a s XI DISTRIBUSI VARIABEL ACAK DAN DISTRIBUSI BINOMIAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami perbedaan

Lebih terperinci

STK 511 Analisis statistika. Materi 3 Sebaran Peubah Acak

STK 511 Analisis statistika. Materi 3 Sebaran Peubah Acak STK 511 Analisis statistika Materi 3 Sebaran Peubah Acak 1 Konsep Peluang 2 Peluang Peluang dapat diartikan sebagai ukuran kemungkinan terjadinya suatu kejadian Untuk memahami peluang diperlukan pemahaman

Lebih terperinci

STK 211 Metode statistika. Materi 4 Peubah Acak dan Sebaran Peluang

STK 211 Metode statistika. Materi 4 Peubah Acak dan Sebaran Peluang STK 211 Metode statistika Materi 4 Peubah Acak dan Sebaran Peluang 1 Pendahuluan Soal ujian masuk PT diselenggarakan dengan sistem pilihan berganda. Jika jawaban benar diberi nilai 4, salah dikurangi 1

Lebih terperinci

PENARIKAN SAMPEL & PENDUGAAN PARAMETER

PENARIKAN SAMPEL & PENDUGAAN PARAMETER PENARIKAN SAMPEL & PENDUGAAN PARAMETER Arti Penarikan Sampel Populasi ( Universe) adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti

Lebih terperinci

BAB 9 DISTRIBUSI PELUANG KONTINU

BAB 9 DISTRIBUSI PELUANG KONTINU BAB 9 DISTRIBUSI PELUANG KONTINU A. Pengertian Distribusi Peluang Kontinu Distribusi peluang kontinu adalah peubah acak yang dapat memperoleh semua nilai pada skala kontinu. Ruang sampel kontinu adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam teori probabilitas dan statistika, distribusi binomial adalah distribusi probabilitas diskret jumlah keberhasilan dalam n percobaan ya/tidak (berhasil/gagal)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada sub bab ini akan diberikan beberapa definisi dan teori yang mendukung rancangan Sequential Probability Ratio Test (SPRT) yaitu percobaan dan ruang sampel, peubah acak dan fungsi

Lebih terperinci

DISTRIBUSI TEORITIS. Variabel Acak Distribusi Teoritis Binomial Normal

DISTRIBUSI TEORITIS. Variabel Acak Distribusi Teoritis Binomial Normal DISTRIBUSI TEORITIS DISTRIBUSI TEORITIS Variabel Acak Distribusi Teoritis Binomial Normal Variabel acak adalah sebuah besaran yang merupakan hasil dari percobaan acak yang secara untung-untungan, dapat

Lebih terperinci

Statistika (MMS-1001)

Statistika (MMS-1001) Statistika (MMS-1001) Dr. Danardono, MPH danardono@ugm.ac.id Program Studi Statistika Jurusan Matematika FMIPA UGM Materi dan Jadual Tatap Muka Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan 1. Statistika Deskriptif

Lebih terperinci

DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT TEORITIS 2. Distribusi Hipergeometrik

DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT TEORITIS 2. Distribusi Hipergeometrik DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT TEORITIS 2 TI2131 TEORI PROBABILITAS MINGGU KE-10 Distribusi Hipergeometrik Eksperimen hipergeometrik memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. sebuah sampel random berukuran

Lebih terperinci

PROBABILITAS (PELUANG) PENGERTIAN PROBABILITAS

PROBABILITAS (PELUANG) PENGERTIAN PROBABILITAS PROBABILITAS (PELUANG) PENGERTIAN PROBABILITAS Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar dan menggunakan kata probabilitas (peluang). Kata ini mengisyaratkan bahwa kita berhadapan dengan sesuatu

Lebih terperinci

MK Statistik Bisnis 2 MultiVariate. Haryoso Wicaksono, S.Si., M.M., M.Kom. 1

MK Statistik Bisnis 2 MultiVariate. Haryoso Wicaksono, S.Si., M.M., M.Kom. 1 Haryoso Wicaksono, S.Si., M.M., M.Kom. 1 Descriptive Statistics mengandung metoda dan prosedur yang digunakan untuk pengumpulan, pengorganisasian, presentasi dan memberikan karakteristik terhadap himpunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Distribusi Normal Salah satu distribusi frekuensi yang paling penting dalam statistika adalah distribusi normal. Distribusi normal berupa kurva berbentuk lonceng setangkup yang

Lebih terperinci

Distribusi Diskrit dan Kontinu yang Penting. Oleh Azimmatul Ihwah

Distribusi Diskrit dan Kontinu yang Penting. Oleh Azimmatul Ihwah Distribusi Diskrit dan Kontinu yang Penting Oleh Azimmatul Ihwah Distribusi Diskrit Fungsi probabilitas dari variabel random diskrit dapat dinyatakan dalam formula matematik tertentu yang dinamakan fungsi

Lebih terperinci

Statistika (MMS-1001)

Statistika (MMS-1001) Statistika (MMS-1001) Dr. Danardono, MPH danardono@ugm.ac.id Program Studi Statistika Jurusan Matematika FMIPA UGM Materi dan Jadual Tatap Muka Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan 1. Statistika Deskriptif

Lebih terperinci

4.1.1 Distribusi Binomial

4.1.1 Distribusi Binomial 4.1.1 Distribusi Binomial Perhatikan sebuah percobaan dengan ciri-ciri sebagai berikut : Hanya menghasilkan (diperhatikan) dua peristiwa atau kategori, misal S (sukses) dan G (gagal) Dilakukan sebanyak

Lebih terperinci

PENS. Probability and Random Process. Topik 5. Beberapa jenis Distribusi Variabel Acak. Prima Kristalina April 2015

PENS. Probability and Random Process. Topik 5. Beberapa jenis Distribusi Variabel Acak. Prima Kristalina April 2015 Program Pasca Sarjana Terapan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Probability and Random Process Topik 5. Beberapa jenis Distribusi Variabel Acak Prima Kristalina April 215 1 Outline 1. Beberapa macam

Lebih terperinci

DISTRIBUSI NORMAL. Pertemuan 3. 1 Pertemuan 3_Statistik Inferensial

DISTRIBUSI NORMAL. Pertemuan 3. 1 Pertemuan 3_Statistik Inferensial DISTRIBUSI NORMAL Pertemuan 3 1 Pertemuan 3_Statistik Inferensial Distribusi Normal Pertama kali diperkenalkan oleh Abraham de Moivre (1733). De Moivre menemukan persamaan matematika untuk kurva normal

Lebih terperinci

Statistika (MMS-1403)

Statistika (MMS-1403) Statistika (MMS-1403) Dr. Danardono, MPH danardono@ugm.ac.id Program Studi Statistika Jurusan Matematika FMIPA UGM Materi dan Jadual Minggu ke- Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan 1. Pendahuluan 1 Perkuliahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Probabilitas (Peluang) Kehidupan sehari-hari sering dihadapkan dengan beberapa pilihan yang harus ditentukan memilih yang mana. Biasanya dihadapkan dengan kemungkinankemungkinan

Lebih terperinci

Bab 2 DISTRIBUSI PELUANG

Bab 2 DISTRIBUSI PELUANG Bab 2 DISTRIBUSI PELUANG PENDAHULUAN Setiap peristiwa akan mempunyai peluangnya masingmasing, dan peluang terjadinya peristiwa itu akan mempunyai penyebaran yang mengikuti suatu pola tertentu yang di sebut

Lebih terperinci

PEUBAH ACAK. Materi 4 - STK211 Metode Statistika. October 2, Okt, Department of Statistics, IPB. Dr. Agus Mohamad Soleh

PEUBAH ACAK. Materi 4 - STK211 Metode Statistika. October 2, Okt, Department of Statistics, IPB. Dr. Agus Mohamad Soleh PEUBAH ACAK Materi 4 - STK211 Metode Statistika October 2, 2017 Okt, 2017 1 Pendahuluan Pernahkah bertanya, mengapa dalam soal ujian penerimaan mahasiswa baru, jika jawaban benar diberi nilai 4, salah

Lebih terperinci

PELUANG DAN PEUBAH ACAK

PELUANG DAN PEUBAH ACAK PELUANG DAN PEUBAH ACAK Materi 3 - STK511 Analisis Statistika October 3, 2017 Okt, 2017 1 Konsep Peluang 2 Pendahuluan Kejadian di dunia: pasti (deterministik) atau tidak pasti (probabilistik) Contoh kejadian

Lebih terperinci

DISTRIBUSI TEORITIS DISTRIBUSI TEORITIS

DISTRIBUSI TEORITIS DISTRIBUSI TEORITIS DISTRIBUSI TEORITIS DISTRIBUSI TEORITIS Variabel Acak Distribusi Teoritis Binomial Normal 1 Variabel acak adalah sebuah besaran yang merupakan hasil dari percobaan acak yang secara untung-untungan, dapat

Lebih terperinci

Nilai harapan suatu variabel acak x ditulis E (x) didefinisikan E (x) = Σ x. f (x) Var (x) = σ x 2 = E [ x E (x) ] 2 = E (x 2 ) { E (x) } 2

Nilai harapan suatu variabel acak x ditulis E (x) didefinisikan E (x) = Σ x. f (x) Var (x) = σ x 2 = E [ x E (x) ] 2 = E (x 2 ) { E (x) } 2 Pertemuan ke- 4 BAB III POPULASI, SAMPEL & DISTRIBUSI TEORITIS VARIABEL DISKRIT DAN FUNGSI PROBABILITAS 3.1 Variabel Random atau Variabel Acak Variabel yang nilainya merupakan suatu bilangan yang ditentukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ruang sampel dan dilambangkan dengan huruf S. Ruang sampel beranggotakan

TINJAUAN PUSTAKA. ruang sampel dan dilambangkan dengan huruf S. Ruang sampel beranggotakan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Percobaan dan Ruang Sampel Menurut Walpole (1995), istilah percobaan digunakan untuk sembarang proses yang dapat membangkitkan data. Himpunan semua hasil suatu percobaan disebut

Lebih terperinci

Model dan Simulasi Universitas Indo Global Mandiri

Model dan Simulasi Universitas Indo Global Mandiri Model dan Simulasi Universitas Indo Global Mandiri Nomor random >> angka muncul secara acak (random/tidak terurut) dengan probabilitas untuk muncul yang sama. Probabilitas/Peluang merupakan ukuran kecenderungan

Lebih terperinci

Nilai Harapan / Nilai Ekspektasi

Nilai Harapan / Nilai Ekspektasi EKSPEKTASI Misalkan sebuah eksperimen menghasilkan k peristiwa, dan peluang masing-masing peristiwa P 1, P, P k dan untuk tiap peristiwa terdapat satuan (bobot d 1, d d k ) maka ekspektasi eksperimen itu

Lebih terperinci

D I S T R I B U S I P R O B A B I L I T A S

D I S T R I B U S I P R O B A B I L I T A S D I S T R I B U S I P R O B A B I L I T A S Amiyella Endista Email : amiyella.endista@yahoo.com Website : www.berandakami.wordpress.com Distribusi Probabilitas Kunci aplikasi probabilitas dalam statistik

Lebih terperinci

Statistik Dasar. 1. Pendahuluan Persamaan Statistika Dalam Penelitian. 2. Penyusunan Data Dan Penyajian Data

Statistik Dasar. 1. Pendahuluan Persamaan Statistika Dalam Penelitian. 2. Penyusunan Data Dan Penyajian Data Statistik Dasar 1. Pendahuluan Persamaan Statistika Dalam Penelitian 2. Penyusunan Data Dan Penyajian Data 3. Ukuran Tendensi Sentral, Ukuran Penyimpangan 4. Momen Kemiringan 5. Distribusi Normal t Dan

Lebih terperinci

DISTRIBUSI PELUANG TEORITIS

DISTRIBUSI PELUANG TEORITIS Distribusi Teoritis 1/ 15 DISTRIBUSI PELUANG TEORITIS 1. Pendahuluan Titik-titik contoh di dalam Ruang Sampel (S) dapat disajikan dalam bentuk numerik/bilangan.. PEUBAH ACAK Fungsi yang mendefinisikan

Lebih terperinci

SEJARAH DISTRIBUSI POISSON

SEJARAH DISTRIBUSI POISSON SEJARAH DISTRIBUSI POISSON Distribusi poisson disebut juga distribusi peristiwa yang jarang terjadi, ditemukanolehs.d. Poisson (1781 1841), 1841), seorang ahli matematika berkebangsaan Perancis. Distribusi

Lebih terperinci

STATISTIKA LINGKUNGAN

STATISTIKA LINGKUNGAN STATISTIKA LINGKUNGAN TEORI PROBABILITAS Probabilitas -pendahuluan Statistika deskriptif : menggambarkan data Statistik inferensi kesimpulan valid dan perkiraan akurat ttg populasi dengan mengobservasi

Lebih terperinci

BeberapaDistribusiPeluang. Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

BeberapaDistribusiPeluang. Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB BeberapaDistribusiPeluang Diskrit Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB Pengantar Pengamatanyang dihasilkanmelaluipercobaanyang berbeda

Lebih terperinci

BAB 3 Teori Probabilitas

BAB 3 Teori Probabilitas BAB 3 Teori Probabilitas A. HIMPUNAN a. Penulisan Hipunan Cara Pendaftaran Cara Pencirian 1) A = {a,i,u,e,o} 1) A = {X: x huruf vokal } 2) B = {1,2,3,4,5} menghasilkan data diskrit 2) B = {X: 1 x 2} menghasilkan

Lebih terperinci

Distribusi Peluang Teoritis. Titik-titik contoh di dalam Ruang Sampel (S) dapat disajikan dalam bentuk numerik/bilangan.

Distribusi Peluang Teoritis. Titik-titik contoh di dalam Ruang Sampel (S) dapat disajikan dalam bentuk numerik/bilangan. Distribusi Peluang Teoritis. Pendahuluan Titik-titik contoh di dalam Ruang Sampel (S) dapat disajikan dalam bentuk numerik/bilangan. Peubah Acak Fungsi yang mendefinisikan titik-titik contoh dalam ruang

Lebih terperinci

Distribusi Normal. Statistika (MAM 4137) Syarifah Hikmah JS

Distribusi Normal. Statistika (MAM 4137) Syarifah Hikmah JS Distribusi Normal Statistika (MAM 4137) Syarifah Hikmah JS Outline Kurva normal Luas daerah di bawah kurva normal Penerapan sebaran normal DISTRIBUSI NORMAL model distribusi kontinyu yang paling penting

Lebih terperinci

Contoh: Aturan Penjumlahan. Independen. P(A dan B) = P(A) x P(B)

Contoh: Aturan Penjumlahan. Independen. P(A dan B) = P(A) x P(B) Aturan Penjumlahan Mutually Exclusive: Kemungkinan terjadi peristiwa A dan B: P(A atau B)= P(A)+P(B) Not Mutually Exclusive: Kemungkinan terjadi peristiwa A dan B: P(Aatau B): P(A)+P(B) P(A dan B) Contoh:

Lebih terperinci

Bagian 2. Probabilitas. Struktur Probabilitas. Probabilitas Subyektif. Metode Frekuensi Relatif Kejadian untuk Menentukan Probabilitas

Bagian 2. Probabilitas. Struktur Probabilitas. Probabilitas Subyektif. Metode Frekuensi Relatif Kejadian untuk Menentukan Probabilitas Probabilitas Bagian Probabilitas A) = peluang (probabilitas) bahwa kejadian A terjadi 0 < A) < 1 A) = 0 artinya A pasti terjadi A) = 1 artinya A tidak mungkin terjadi Penentuan nilai probabilitas: Metode

Lebih terperinci

Statistika Farmasi

Statistika Farmasi Bab 3: Distribusi Data Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Distribusi Data Teori dalam statistika berkaitan dengan peluang Konsep dasar peluang tersebut berkaitan dengan peluang distribusi, yaitu

Lebih terperinci

Distribusi Normal Distribusi normal, disebut pula distribusi Gauss, adalah distribusi probabilitas yang paling banyak digunakan dalam berbagai

Distribusi Normal Distribusi normal, disebut pula distribusi Gauss, adalah distribusi probabilitas yang paling banyak digunakan dalam berbagai Distribusi Normal Distribusi normal, disebut pula distribusi Gauss, adalah distribusi probabilitas yang paling banyak digunakan dalam berbagai analisis statistika. Distribusi normal baku adalah distribusi

Lebih terperinci

1. PENGERTIAN. Manfaat Sampling :

1. PENGERTIAN. Manfaat Sampling : 1. PENGERTIAN Sampel adalah sebagian dari anggota populasi yang dipilih dengan cara tertentu yang akan diteliti sifat-sifatnya dalam penelitian. Nilai-nilai yang berasal dari data sampel dinamakan dengan

Lebih terperinci

STATISTICS. Oleh: Hanung N. Prasetyo DISTRIBUSI NORMAL WEEK 6 TELKOM POLTECH/HANUNG NP

STATISTICS. Oleh: Hanung N. Prasetyo DISTRIBUSI NORMAL WEEK 6 TELKOM POLTECH/HANUNG NP STATISTICS WEEK 6 Oleh: Hanung N. Prasetyo DISTRIBUSI NORMAL Pengantar: Dalam pokok bahasan disini memuat beberapa distribusi kontinyu yang sangat penting di bidang statistika. diantaranya distribusi normal.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Revenue Management Belakangan ini revenue management telah mendapat perhatian dunia sebagai salah satu aplikasi dari operations research (OR) yang paling sukses. Revenue management

Lebih terperinci

Pertemuan ke Nilai Harapan (Mean atau Rata rata) dan Varians Distribusi Kontinu

Pertemuan ke Nilai Harapan (Mean atau Rata rata) dan Varians Distribusi Kontinu Pertemuan ke 5 4.1 Nilai Harapan (Mean atau Rata rata) dan Varians Distribusi Kontinu Fungsi Probabilitas dengan variabel kontinu terdiri dari : 1. Distribusi Normal 2. Distribusi T 3. Distribusi Chi Kuadrat

Lebih terperinci

DISTRIBUSI NORMAL. RatuIlmaIndraPutri

DISTRIBUSI NORMAL. RatuIlmaIndraPutri DISTRIBUSI NORMAL RatuIlmaIndraPutri Distribusi normal menggunakan variabel acak kontinu. Distribusi normal sering disebut DISTRIBUSI GAUSS. Distribusi ini merupakan salah satu yang paling penting dan

Lebih terperinci

Distribusi Probabilitas Diskrit: Binomial, Multinomial, & Binomial Negatif

Distribusi Probabilitas Diskrit: Binomial, Multinomial, & Binomial Negatif Distribusi Probabilitas Diskrit: Binomial, Multinomial, & Binomial Negatif 6 Debrina Puspita Andriani E-mail : debrina.ub@gmail.com / debrina@ub.ac.id 2 Outline Distribusi Variabel Acak Diskrit Distribusi

Lebih terperinci

DISTRIBUSI PROBABILITAS (PELUANG)

DISTRIBUSI PROBABILITAS (PELUANG) DISTRIBUSI PROBABILITAS (PELUANG) Distribusi Probabilitas (Peluang) Distribusi? Probabilitas? Distribusi Probabilitas? JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Distribusi = sebaran,

Lebih terperinci

: Distribusi Peluang. : D. Rizal Riadi

: Distribusi Peluang. : D. Rizal Riadi MATERI 3 Mata Kuliah Dosen : Distribusi Peluang : Statistik : D. Rizal Riadi Mengingat data kuantitatif dipengaruhi faktor-faktor ketidakpastian dan variasi yang disebabkan akurasi instrumen penelitian

Lebih terperinci

STATISTIKA II (BAGIAN

STATISTIKA II (BAGIAN STATISTIKA II (BAGIAN - ) Oleh : WIJAYA email : zeamays_hibrida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 008 Wijaya : Statistika II (Bagian-) 0 VI. PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis

Lebih terperinci

Haryoso Wicaksono, S.Si., M.M., M.Kom. 26

Haryoso Wicaksono, S.Si., M.M., M.Kom. 26 Distribusi probabilita kontinu, yaitu apabila random variabel yang digunakan kontinu. Probabilita dihitung untuk nilai dalam suatu interval tertentu. Probabilita di suatu titik = 0. Probabilita untuk random

Lebih terperinci

Distribusi Probabilitas Kontinyu Teoritis

Distribusi Probabilitas Kontinyu Teoritis Distribusi Probabilitas Kontinyu Teoritis Suprayogi Dist. Prob. Teoritis Kontinyu () Distribusi seragam kontinyu (continuous uniform distribution) Distribusi segitiga (triangular distribution) Distribusi

Lebih terperinci

Metode Statistika. Konsep Peubah Acak dan Sebaran Peluang (Random Variable Concept and Probability Distribution)

Metode Statistika. Konsep Peubah Acak dan Sebaran Peluang (Random Variable Concept and Probability Distribution) Metode Statistika Konsep Peubah Acak dan Sebaran Peluang (Random Variable Concept and Probability Distribution) Konsep Peubah Acak Peubah acak merupakan suatu fungsi yang memetakan ruang kejadian (daerah

Lebih terperinci

Metode Statistika STK211/ 3(2-3)

Metode Statistika STK211/ 3(2-3) Metode Statistika STK211/ 3(2-3) Pertemuan V Peubah Acak dan Sebaran Peubah Acak Septian Rahardiantoro - STK IPB 1 Pertemuan minggu lalu kita sudah belajar mengenai cara untuk membuat daftar kemungkinan-kemungkinan

Lebih terperinci

Binomial Distribution. Dyah Adila

Binomial Distribution. Dyah Adila Binomial Distribution Dyah Adila Binomial Distribution adalah bentuk percobaan yang memiliki syarat-syarat sebagai berikut: 1. Percobaan dilakukan sebanyak n kali. 2. Setiap percobaan memiliki dua hasil

Lebih terperinci

PROBABILITAS &STATISTIK. Oleh: Kholistianingsih, S.T., M.Eng.

PROBABILITAS &STATISTIK. Oleh: Kholistianingsih, S.T., M.Eng. PROBABILITAS &STATISTIK ke-1 Oleh: Kholistianingsih, S.T., M.Eng. KONTRAK PEMBELAJARAN UAS : 35% UTS : 35% TUGAS : 20% KEHADIRAN :10% SEMUA KOMPONEN HARUS ADA KEHADIRAN 0 NILAI MAKS D PEUBAH DAN GRAFIK

Lebih terperinci

Metode Statistika (STK 211) Pertemuan ke-5

Metode Statistika (STK 211) Pertemuan ke-5 Metode Statistika (STK 211) Pertemuan ke-5 rrahmaanisa@apps.ipb.ac.id Memahami definisi dan aplikasi peubah acak (peubah acak sebagai fungsi, peubah acak diskrit dan kontinu) Memahami sebaran peubah acak

Lebih terperinci

Materi dan Jadual Tatap Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Statistika (MMS 2401) Muka Materi dan Jadual Materi dan Jadual

Materi dan Jadual Tatap Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Statistika (MMS 2401) Muka Materi dan Jadual Materi dan Jadual Materi dan Jadual Statistika(MMS 2401) Dr. Danardono, MPH danardono@ugm.ac.id Program Studi Statistika Jurusan Matematika FMIPA UGM Tatap Muka Pokok Bahasan 1. Statistika Deskriptif 2. Statistika Deskriptif

Lebih terperinci

DISTRIBUSI PELUANG.

DISTRIBUSI PELUANG. DISTRIBUSI PELUANG readonee@yahoo.com Distribusi? Peluang? Distribusi Peluang? Distribusi = sebaran, pencaran, susunan data Peluang : Ukuran/derajat ketidakpastian suatu peristiwa Distribusi Peluang adalah

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS 2

PENGUJIAN HIPOTESIS 2 PENGUJIAN HIPOTESIS. Menguji Kesamaan Dua Rata-rata a. Uji Dua Pihak Misalkan ada dua populasi berdistribusi normal dengan masing-masing rata-rata dan simpangan baku secara berturut-turut μ dan μ dan σ

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. Populasi : totalitas dari semua objek/ individu yg memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti Sampel : bagian dari populasi yang

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 3 Sebaran Peluang Peubah Acak

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 3 Sebaran Peluang Peubah Acak STK511 Analisis Statistika Pertemuan 3 Sebaran Peluang Peubah Acak Beberapa Konsep Dasar Percobaan statistika: kegiatan yang hasil akhir keluarannya tidak diketahui di awal, tetapi kemungkinan-kemungkinannya

Lebih terperinci

BAHAN AJAR STATISTIKA DASAR Matematika STKIP Tuanku Tambusai Bangkinang 4. BEBERAPA DISTRIBUSI PELUANG DISKRET

BAHAN AJAR STATISTIKA DASAR Matematika STKIP Tuanku Tambusai Bangkinang 4. BEBERAPA DISTRIBUSI PELUANG DISKRET Pertemuan 7. BAHAN AJAR STATISTIKA DASAR Matematika STKIP Tuanku Tambusai Bangkinang 4. BEBERAPA DISTRIBUSI PELUANG DISKRET 4. Pendahuluan 4.2 Distribusi seragam diskret 4.3 Distribusi binomial dan multinomial

Lebih terperinci

PERBANDINGAN DISTRIBUSI BINOMIAL DAN DISTRIBUSI POISSON DENGAN PARAMETER YANG BERBEDA

PERBANDINGAN DISTRIBUSI BINOMIAL DAN DISTRIBUSI POISSON DENGAN PARAMETER YANG BERBEDA Saintia Matematika Vol. 1, No. 3 (2013), pp. 299 312. PERBANDINGAN DISTRIBUSI BINOMIAL DAN DISTRIBUSI POISSON DENGAN PARAMETER YANG BERBEDA Raini Manurung, Suwarno Ariswoyo, Pasukat Sembiring Abstrak.

Lebih terperinci

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Kontinyu 1. Adam Hendra Brata

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Kontinyu 1. Adam Hendra Brata Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Kontinyu 1 Adam Hendra Brata Variabel Acak Kontinyu - Variabel Acak Kontinyu Suatu variabel yang memiliki nilai pecahan didalam range tertentu Distribusi

Lebih terperinci

STATISTIK PERTEMUAN IV

STATISTIK PERTEMUAN IV STATISTIK PERTEMUAN IV PRINSIP DAN DISTRIBUSI PROBABILITAS A. PERANAN PROBABILITAS Pembuatan model, analisis matematis, simulasi komputer dan sebagainya, banyak didasarkan atas asumsi-asumsi yang diidealisir,

Lebih terperinci

Pertemuan V Konsep Peubah Acak dan Sebaran Peluang (Random Variable Concept and Probability Distribution)

Pertemuan V Konsep Peubah Acak dan Sebaran Peluang (Random Variable Concept and Probability Distribution) Pertemuan V Konsep Peubah Acak dan Sebaran Peluang (Random Variable Concept and Probability Distribution) Peubah acak merupakan suatu fungsi yang memetakan ruang kejadian (daerah fungsi) ke ruang bilangan

Lebih terperinci

MA2082 BIOSTATISTIKA Bab 3 Peubah Acak dan Distribusi

MA2082 BIOSTATISTIKA Bab 3 Peubah Acak dan Distribusi MA2082 BIOSTATISTIKA Bab 3 Peubah Acak dan Distribusi Orang Biologi Tidak Anti Statistika Silabus Silabus dan Tujuan Konsep peubah acak, fungsi peluang (probability density function), fungsi distribusi

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Mesin S1

Program Studi Teknik Mesin S1 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : STATISTIKA DAN PROBABILITAS KODE / SKS : IT042238 / 2 SKS Program Studi Teknik Mesin S1 Pokok Bahasan Pertemuan dan TIU 1 Pendahuluan memahami tentang konsep statistik

Lebih terperinci

STATISTIKA. Statistika pengkuantifikasian (pengkuantitatifan) hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian, keberadaan, sifat/karakterisitik, tempat, dll.

STATISTIKA. Statistika pengkuantifikasian (pengkuantitatifan) hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian, keberadaan, sifat/karakterisitik, tempat, dll. STATISTIKA Statistika pengkuantifikasian (pengkuantitatifan) hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian, keberadaan, sifat/karakterisitik, tempat, dll. Statistika deskriptif: pencatatan dan peringkasan hasil

Lebih terperinci

BIOSTATISTIK HIPOTESIS UNTUK PROPORSI MARIA ALMEIDA ( ) NURTASMIA ( ) SOBRI ( )

BIOSTATISTIK HIPOTESIS UNTUK PROPORSI MARIA ALMEIDA ( ) NURTASMIA ( ) SOBRI ( ) BIOSTATISTIK UJI HIPOTESIS UNTUK PROPORSI MARIA ALMEIDA (20611003) NURTASMIA (20611022) SOBRI (20611027) : Tahapan-tahapan dalam uji hipotesis 1.Membuat hipotesis nol (H o ) dan hipotesis alternatif (H

Lebih terperinci

ANALISIS DATA SECARA RANDOM PADA APLIKASI MINITAB DENGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUSI PELUANG

ANALISIS DATA SECARA RANDOM PADA APLIKASI MINITAB DENGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUSI PELUANG LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PENGANTAR METODE STATISTIKA MODUL 3 ANALISIS DATA SECARA RANDOM PADA APLIKASI MINITAB DENGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUSI PELUANG Oleh : Diana Nafkiyah 1314030028 Nilamsari Farah Millatina

Lebih terperinci

STATISTIKA II IT

STATISTIKA II IT STATISTIKA II IT-011227 Ummu Kalsum UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 Keterlambatan : KONTRAK KULIAH MOHON KETERLAMBATAN TIDAK LEBIH 15 MENIT Sanksi atau hukuman, sebagai contoh: Menguraikan pengetahuan tentang

Lebih terperinci

Cara memperoleh data: Zaman dahulu, dgn cara : Melempar dadu Mengocok kartu

Cara memperoleh data: Zaman dahulu, dgn cara : Melempar dadu Mengocok kartu Cara memperoleh data: Zaman dahulu, dgn cara : Melempar dadu Mengocok kartu Zaman modern (>1940), dgn cara membentuk bilangan acak secara numerik/aritmatik (menggunakan komputer), disebut Pseudo Random

Lebih terperinci

Pengantar Statistika Matematika II

Pengantar Statistika Matematika II Bab 6: Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Inferensi Statistik Pendahuluan Inferensi Statistik Inferensi statistik adalah metode untuk menarik kesimpulan mengenai suatu populasi. Inferensi statistik

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KUASA WILCOXON RANK SUM TEST DAN PERMUTATION TEST DALAM BERBAGAI DISTRIBUSI TIDAK NORMAL

PERBANDINGAN KUASA WILCOXON RANK SUM TEST DAN PERMUTATION TEST DALAM BERBAGAI DISTRIBUSI TIDAK NORMAL Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 139 146 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERBANDINGAN KUASA WILCOXON RANK SUM TEST DAN PERMUTATION TEST DALAM BERBAGAI DISTRIBUSI TIDAK NORMAL

Lebih terperinci

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 1: Dasar-Dasar Probabilitas Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia 2015 Percobaan adalah kegiatan yang menghasilkan keluaran/hasil yang mungkin secara acak. Contoh: pelemparan sebuah dadu. Ruang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Data Data adalah bentuk jamak dari datum, yang dapat diartikan sebagai informasi yang diterima yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau dalam bentuk lisan dan tulisan

Lebih terperinci

Metode Sampling 6.1. Debrina Puspita Andriani /

Metode Sampling 6.1. Debrina Puspita Andriani    / Metode Sampling 6.1 Debrina Puspita Andriani E-mail : debrina.ub@gmail.com / debrina@ub.ac.id 2 Outline Populasi dan Sampel Metode Sampling Teknik Penentuan Jumlah Sampel Populasi dan Sampel 3 Populasi

Lebih terperinci

Makalah Statistika Distribusi Normal

Makalah Statistika Distribusi Normal Makalah Statistika Distribusi Normal Disusun Oleh: Dwi Kartika Sari 23214297 2EB16 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Gunadarma 2015 Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

Lebih terperinci

statistika untuk penelitian

statistika untuk penelitian statistika untuk penelitian Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) Delayota Experiment Team (D Expert) 2013 Freeaninationwallpaper.blogspot.com Apa itu Statistika? Statistika adalah ilmu yang mempelajari cara pengumpulan,

Lebih terperinci

Konsep Dasar Statistik dan Probabilitas

Konsep Dasar Statistik dan Probabilitas Konsep Dasar Statistik dan Probabilitas Pengendalian Kualitas Statistika Ayundyah Kesumawati Prodi Statistika FMIPA-UII October 7, 2015 Ayundyah (UII) Konsep Dasar Statistik dan Probabilitas October 7,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (b) Variabel independen yang biasanya dinyatakan dengan simbol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (b) Variabel independen yang biasanya dinyatakan dengan simbol BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Regresi Regresi adalah suatu studi statistik untuk menjelaskan hubungan dua variabel atau lebih yang dinyatakan dalam bentuk persamaan. Salah satu variabel merupakan variabel

Lebih terperinci