METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER

METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equation Modeling

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

BAB IV BEBERAPA PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN WILAYAH (Lanjutan 2)

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

Transkripsi:

METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Berpkr Secara umum kebjakan pembangunan daerah dapat memberkan kontrbus terhadap fenomena-fenomena yang bersfat aktual dan mendasar. Fenomenafenomena tersebut akan mempengaruh pelaksanaan pembangunan wlayah secara langsung maupun tdak langsung melalu mekansmenya masng-masng yang akan bermplkas pada konsep atau kerangka analss pembangunan wlayah. Pentngnya perencanaan pembangunan daerah yang akan djadkan sebaga kebjakan umum pembangunan oleh pemerntah daerah, harus ddasarkan pada kerangka logka kelmuan serta konds dan potens daerah yang terjad d lapangan, dan bukan pada pendugaan-pendugaan yang tanpa dasar. Selan tu, pemahaman mengena struktur perekonoman wlayah sangat pentng dlakukan dalam pengambl kebjakan pembangunan daerah. Pengembangan wlayah yang berbass lmu pengetahuan akan semakn mengarahkan pengelolaan pembangunan (khususnya dalam penganggaran) kepada pencapaan knerja yang lebh maju sesua dengan yang dcta-ctakan (Saefulhakm 2008). Pola kebjakan anggaran yang akan menjad acuan dalam pelaksanaan program/kegatan pembangunan tahunan tersebut harus berdasarkan potens dan konds daerah yang aktual. Selan dengan memperhatkan keterbatasan segala sumberdaya yang terseda, pola kebjakan anggaran juga harus memperhatkan keterkatan sektoral dan daerahnya dalam suatu wlayah tertentu. Hal n pentng dlakukan agar dalam pengelolaan segala sumberdaya yang ada dapat dmanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat secara efektf, efsen dan salng menguntungkan (mutualsm smboss). Atas dasar berbaga lteratur pada uraan sebelumnya serta pemahaman tersebut maka dbangun kerangka pemkran peneltan sepert yang terlhat pada Gambar 7 berkut.

30 KONDISI EKSISTING WILAYAH PROVINSI BANTEN: PERTUMBUHAN EKONOMI MELAMBAT KESENJANGAN PENDAPATAN MENINGKAT KEMISKINAN/PENGANGGURAN MASIH PADA LEVEL YANG LEBIH TINGGI DARI TINGKAT NASIONAL. KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN DAERAH POTENSI DAN KONDISI DAERAH SUMBER DAYA ALAM SUMBER DAYA MANUSIA SUMBER DAYA SOSIAL SUMBER DAYA BUATAN SUMBER DANA DAERAH JEJARING ANTAR DAERAH POLA PENGANGGARAN KETERKAITAN ANTAR SEKTOR YA TIDAK REVISI KETERKAITAN ANTAR DAERAH KAB/KOTA DI WILAYAH PROVINSI BANTEN KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH MENURUN YA TIDAK EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI KONTRA- PRODUKTIF STRUKTUR HUBUNGAN SEKTORAL DAN DAERAH YANG SALING MENGUATKAN KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH MENINGKAT Gambar 7 Kerangka Umum Pemkran Peneltan.

31 Kerangka Analss Peneltan Analss model spasal perencanaan dan koordnas penganggaran terhadap penngkatan knerja pembangunan daerah Provns Banten, secara umum dlakukan melalu beberapa proses tahapan analss yang dtempuh sepert pada Gambar 8 berkut. Data Kependudukan Kab/Kota Provns Banten Tahun 2003-2007 APBD Kab/Kota Provns Banten Tahun 2003-2007 PDRB ADHK Kab/Kota Provns BantenTahun 2003-2007 Data Alran Barang Tahun 2006 dan Kebalkan Jarak Varabel Kependuduk an Varabel Penganggaran Belanja Varabel Knerja Pembangunan Daerah Prncpal Components Analyss (Factor Analyss) Akar Cr 1 Factor Score Factor Loadngs Matrks Kontgutas Interaks Spasal Parameter Fungs Indeks o Wj, d Wj, dan r Wj 1 Tpolog Wlayah Provns Banten Berdasarkan Pola Penganggaran Tpolog Wlayah Provns Banten Berdasarkan Knerja Pembangunan Daerah 2 Forward Stepwse General Regreson Model 3 Model Spasal Perencanaan dan Koordnas Penganggaran untuk Menngkatkan Knerja Pembangunan Daerah Provns Banten Gambar 8 Kerangka Analss Peneltan.

32 Lokas dan Waktu Peneltan Wlayah Peneltan n mencakup wlayah admnstratf Provns Banten. Unt analss adalah daerah kabupaten/kota melput 6 kabupaten/kota, yatu Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, Kota Tangerang dan Kota Clegon. Sedangkan waktu peneltan drencanakan mula bulan Jul 2008 sampa September 2008. Metode Pengumpulan Data Data yang dgunakan dalam peneltan n merupakan data sekunder yang dperoleh melalu cara stud lteratur dan surve langsung ke daerah kabupaten/kota d wlayah Provns Banten. Data n dperoleh dar berbaga SKPD terkat sepert Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provns Banten, Badan Pusat Statstk (BPS) Provns Banten, Bappeda Kabupaten/Kota d wlayah Banten, Departemen Perhubungan dan nstansnstans terkat lannya. Data-data sekunder yang dgunakan untuk mencapa tujuan peneltan, dbag ke dalam dua tahap, yatu: 1. Pengumpulan data dasar, dantaranya adalah: - Data Produk Domestk Regonal Bruto (PDRB) kabupaten/kota d wlayah Provns Banten tahun 2003 sampa dengan tahun 2007, atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan - Data Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) kabupaten/kota d wlayah Provns Banten tahun 2003 sampa dengan tahun 2007 - Data Hasl Surve Asal Tujuan Transportas Nasonal (Provns Banten) Tahun 2006. Selan tu, data-data publkas dar Badan Pusat Statstk (BPS) Provns Banten dan nstans terkat lannya dgunakan dalam peneltan n sebaga pelengkap hasl analss, termasuk peta admnstras Provns Banten. 2. Identfkas varabel, dlakukan dengan beberapa analss dantaranya adalah: - Raso - Indeks dverstas entropy - Locaton Quotent (LQ).

33 Tabel 3 Matrk Tujuan, Metode, Data dan Sumber Data dalam Peneltan Tujuan Metode Analss Varabel/ Parameter Data dan Sumber Data Data aspek: Mengdentfkas tpolog wlayah Provns Banten berdasarkan pola penganggaran Prncpal Components Analyss (Factor Analyss) Knerja Pembangunan daerah, Struktur Ekonom Daerah, Struktur Hargaharga, Kependudukan, Struktur Anggaran Penerma, dan Struktur PDRB dan APBD (Bappeda Banten dan Bappeda kab/kota Provns Banten) Anggaran Pengeluaran. Data aspek: Mengdentfkas tpolog wlayah Provns Banten berdasarkan knerja pembangunan. Prncpal Components Analyss (Factor Analyss) Knerja Pembangunan daerah, Struktur Ekonom Daerah, Struktur Hargaharga, Kependudukan, Struktur Anggaran Penerma, dan Struktur PDRB dan APBD (Bappeda Banten dan Bappeda kab/kota Provns Banten) Anggaran Pengeluaran. Membangun model spasal hubungan perencanaan dan Matrks Kontgutas koordnas penganggaran untuk menngkatkan knerja Analss forward stepwse General Regresson Model Interaks Spasal berdasarkan ntenstas Alran Barang dan Kebalkan Jarak, Departemen Perhubungan, semua hasl analss sebelumnya. pembangunan data hasl olahan. daerah Provns Banten.

34 Metode Analss Keragaman dan Pemusatan Aktvtas Perekonoman Wlayah Ukuran tngkat perkembangan suatu wlayah dalam perspektf ekonom dapat dtunjukkan dar semakn bertambah dan meluasnya komponen/aktvtas perekonoman dalam suatu wlayah. Msalnya semakn menngkatnya alternatf sumber pendapatan wlayah dan aktftas perekonoman d wlayah tersebut, maka akan semakn luas pula hubungan yang dapat djaln antara sub wlayah dalam sstem tersebut maupun dengan sstem sektarnya (Panuju dan Rustad 2005). Perluasan jumlah komponen aktvtas n dapat danalss dengan menghtung ndeks dversfkas dengan konsep entropy. Selan tngkat keragaman aktvtas perekonoman, pengembangan suatu wlayah dalam aspek ekonom juga dapat dtentukan melalu peranan sektorsektor pembangunan dalam mencapa target pertumbuhan yang dkut oleh kegatan nvestas pembangunan, bak nvestas pemerntah atau swasta. Ketersedaan sumberdaya suatu daerah yang terbatas memaksa keteltan pemerntah daerah untuk menentukan berbaga skala prortas pembangunan. Untuk tu perlu ddentfkaskan suatu pemusatan aktvtas ekonom yang dharapkan dapat menggerakkan aktvtas pada sektor-sektor perekonoman lannya. Untuk mengetahu ndkas aktvtas sektor perekonoman pada suatu wlayah dlakukan melalu analss Locaton Quotent (LQ) sehngga mendapatkan pembobotan pusat aktvtas sektor-sektor perekonoman pada suatu lokas tertentu. 1. Analss Perkembangan Sstem (Entropy) Tngkat perkembangan sstem perekonoman suatu daerah dtunjukan dengan adanya penngkatan jumlah komponen sstem perekonoman serta penyebarannya (jangkauan spasal). Pendekatan tngkat perkembangan sstem perekonoman d wlayah Provns Banten dalam peneltan n danalss dengan menghtung ndeks dverstas melalu konsep entropy. Prnsp pengertan ndeks entropy n adalah semakn beragam aktftas atau semakn luas jangkauan spasal, maka semakn tngg entrop wlayah. Artnya wlayah tersebut semakn berkembang (Panuju dan Rustad, 2005).

35 Penggunaan ndeks dverstas entropy dalam peneltan n adalah untuk mengdetfkas varabel ndkator, dantaranya: - Indeks dverstas sektor ekonom (PDRB 2003-2007) dan - Indeks dverstas bdang pengeluaran belanja langsung (APBD Kabupaten/Kota 2003-2007) Persamaan umum entropy n adalah sebaga berkut: S P P Dmana: P adalah peluang yang dhtung dar persamaan: X /X. X 1 X 2 X 3 X n = x X 1 /x X 2 /x X 3 /x. X n /x = 1 Jka tabel terdr dar bars dan kolom yang cukup banyak sepert Tabel berkut: n 1 P 1 Pr opors X 11 X 21 X 31 X 41 X p1 X 12 X 1q X 2q X pq Maka, persamaan untuk menghtung peluang ttk pada kolom ke- dan bars ke-j adalah: P j =X j /X j S 0 S = tngkat perkembangan Nla S akan selalu 0 Untuk mengdentfkas tngkat perkembangan maka terdapat ketentuan jka ndeks S semakn tngg maka tngkat perkembangan semakn tngg.

36 I O Sektor 1 Produk 2 s S n n 1 j1 P j ln P j Sektor 1 2 3 4 3 X j 4 Jka dgambarkan dalam suatu grafk, hubungan antara nla S dengan seluruh kemungknan peluangnya akan berbentuk kurva kuadratk berkut n: S O 1 1 P n Dar grafk tersebut dketahu nla maksmum entrop dperoleh pada saat nla peluangnya sama dengan 1/n, dmana n adalah jumlah ttk (sektor/komponen/jangkauan spasal). 2. Analss Locaton Quotent (LQ) Analss model LQ dgunakan untuk melhat sektor bass atau non bass pada suatu wlayah perencanaan dan dapat mengdentfkas sektor unggulan atau keunggulan komparatf suatu wlayah (Panuju dan Rustad, 2005). Analss dalam peneltan n dgunakan untuk mengdentfkas varabel ndkator pada data PDRB kabupaten/kota dengan 9 sektor, melput sektor: (1) pertanan; (2) pertambangan & penggalan; (3) ndustr pengolahan; (4) lstrk & ar bersh; (5) bangunan; perdagangan, (6) hotel & restoran; (7) pengangkutan & komunkas; (8) keuangan, persewaan & jasa perusahaan; (9) dan Jasa-jasa. Selan tu, data APBD kabupaten/kota dengan 24 bdang penganggaran belanja langsung d Provns Banten juga menggunakan analss LQ untuk mengndentfkas varabel ndkator.

37 LQ j Nla LQ dketahu melalu rumus sebaga berkut: X X j / / X X.. j.. Keterangan: LQ j = bobot lokas/lokal kabupaten/kota untuk sektor/bdang j. X j = derajat aktvtas sektor/bdang j pada kabupaten/kota. X. = derajat aktvtas total d kabupaten/kota. X.j X.. = derajat aktvtas total sektor/bdang j d Provns Banten. = total seluruh sektor/bdang d Provns Banten. Krtera penlaan dalam penentuan ukuran derajat bass (bobot lokas) adalah jka nla ndeks LQ lebh besar atau sama dengan satu (LQ 1), maka pada lokas tersebut terjad pemusatan aktvtas, sedangkan apabla nlanya kurang dar satu (LQ<1) berart pada lokas tersebut tdak terjad pemusatan aktvtas pada kegatan perekonoman wlayah Provns Banten. 3. Analss Komponen Utama (Prncpal Components Analyss/PCA) Untuk mengetahu tngkat korelas atau keterkatan antar varabel-varabel ndkator perkembangan suatu wlayah basa dgunakan teknk komputas melalu analss faktor atau Factor Analyss (FA) dalam Prncpal Components Analyss (PCA) (Harman 1967). Prosedur PCA pada dasarnya adalah bertujuan untuk menyederhanakan varabel yang damat dengan cara menyusutkan (mereduks) dmensnya. Hal n dlakukan dengan cara menghlangkan korelas dantara varabel bebas melalu transformas varabel bebas asal ke varabel baru yang tdak berkorelas sama sekal atau yang basa dsebut dengan prncpal component. Keuntungan penggunaan Prncpal Components Analyss (PCA) dengan metode lan yatu: (1) dapat menghlangkan korelas secara bersh (korelas = 0), sehngga masalah multkolneartas dapat benar-benar teratas secara bersh; (2) dapat dgunakan untuk segala konds data/peneltan; (3) dapat dpergunakan tanpa mengurang jumlah varabel asal; (4) meskpun metode regres dengan PCA n memlk tngkat kesultan yang tngg, kesmpulan yang dberkan lebh akurat dbandngkan dengan penggunaan metode lan (Soemartn 2008).

38 Teknk ekstraks data dengan Prncpal Components Analyss (PCA) pada dasarnya adalah dengan memaksmalkan keragaman dalam 1 (satu) varabel/faktor yang baru dan memnmalkan keragaman dengan varabel/faktor yang lan menjad varabel yang salng bebas (ndependent). Langkah-langkah yang dlakukan dalam analsa n adalah : 1. Ortogonalsas Varabel Tujuannya adalah membuat varabel baru Z (=1,2,...,qp) yang memlk karakterstk: a. satu sama lan tdak salng berkorelas, yakn: r = 0, b. nla rataan masng-masng, tetap sama dengan nol, dan c. nla ragam masng-masng Z sama dengan 0, dmana = p. 2. Penyederhanaan jumlah varabel Mengurutkan masng-masng factor/komponen utama (F ) yang dhaslkan, dar yang memlk egenvalue ( ) tertngg hngga terendah, yakn : a. memlh faktor-faktor atau komponen-komponen utama yang memlk 1, artnya faktor atau komponen utama yang memlk kandungan nformas (ragam) setara dengan nformas yang terkandung dalam satu varabel asal, b. membuang faktor atau komponen utama yang mempunya egenvalue antar dua faktor atau komponen utama yang berdekatan/tdak begtu sgnfkan, jka ( - ( - 1) ) < 1, sebaga alternatf lan dgunakan juga metode The Scree Test dpekenalkan oleh Catell dmana dar hasl scee plot yang dplh adalah yang palng curam, c. menentukan faktor-faktor atau komponen-komponen utama yang memlk koefsen korelas nyata mnmal satu varabel asal. Krtera yang dgunakan adalah r j 0.7 Hal n dmaksudkan agar setap faktor atau komponen utama yang terplh, palng tdak memlk satu pencr domnan dar varabel asalnya. o Hasl Prncpal Components Analyss (PCA) antara lan: Akar cr (egenvalue) merupakan suatu nla yang menunjukkan keragaman dar peubah komponen utama dhaslkan dar analss, semakn besar nla

39 o o o egen value maka semakn besar pula keragaman data awal yang mampu djelaskan oleh data baru. Propors dan komulatf akar cr, nla pembobot (egen vector) merupakan parameter yang menggambarkan hubungan setap peubah dengan komponen utama ke-. Component score adalah nla yang menggambarkan besarnya ttk-ttk data baru dar hasl komponen utama dan dgunakan setelah PCA. PC loadng menggambarkan besarnya korelas antar varabel awal dengan komponen ke-. PC scores n yang dgunakan jka terjad analss lanjutan setelah PCA. Factor Loadngs (L ) adalah sama dengan Factor Score Coeffcents (C ) kal Egenvalue Faktor atau Komponen Utamanya ( ). Set Varabel PCA (Analyss Factor) Factor Loadng Adakah varabel factor loadng yang tdak nyata untuk semua factor? Tdak Ada Selesa Ada Plah data (set data varabel) Gambar 9 Tahapan Analss Prncpal Components Analyss. Seleks varabel ndkator dalam peneltan n dgunakan metode Analss Komponen Utama (Prncpal Components Analyss/PCA) dengan teknk komputas melalu aplkas STATISTICA for Wndows. Data yang akan danalsa dantaranya adalah data: (1) LQ PDRB kabupaten/kota tahun 2003 sampa dengan

40 tahun 2007 dan ndeks dverstasnya; dan (2) LQ APBD kabupaten/kota tahun 2003 sampa dengan tahun 2007 dan dverstasnya. 4. Tpolog Wlayah Berdasarkan Pola Penganggaran dan Knerja Pembangunan Daerah Analss tpolog dgunakan untuk klasfkas berdasarkan suatu karaterstk tertentu d daerah kabupaten/kota, melalu ndeks kompost dar factor score hasl PCA yang dstandarsas (skala nla 1 sampa dengan 9) (Saefulhakm 2008), dengan rumus: X A MAX A MIN A MIN A 8 1 Keterangan: X nla hasl standarsas untuk kabupaten/kota ke- A nla hasl dar factor score untuk masng-masng kabupaten/kota ke-. Nla hasl standarsas n dkelompokan ke dalam 9 kategor, yatu: 1. nla 0-1 untuk kategor sangat rendah sekal 2. nla 1-2 untuk kategor sangat rendah 3. nla 2-3 untuk kategor rendah 4. nla 3-4 untuk kategor agak rendah 5. nla 4-5 untuk kategor sedang 6. nla 5-6 untuk kategor agak tngg 7. nla 6-7 untuk kategor tngg 8. nla 7-8 untuk kategor sangat tngg 9. nla 8-9 untuk kategor sangat tngg sekal. Gambaran klasfkas suatu wlayah d unt analss wlayah sampel berdasarkan suatu karakterstk tertentu dalam peneltan n dsajkan selan dalam bentuk Tabel 4, juga dsajkan secara spasal untuk melhat sebarannya. Hasl analss nlah yang dgunakan sebaga dasar untuk membangun model spasal perencanaan dan koordnas penganggaran untuk menngkatkan knerja pembangunan daerah dalam pengamblan skala prortas penganggaran pada perumusan kebjakan pembangunan daerah.

41 5. Analss Ekonometrka Spasal (Spatal Durbn Model) Analss model durbn spasal (Spatal Durbn Model) dlakukan untuk dapat mengakomodaskan fenomena keterkatan aktvtas ekonom antar daerah kabupaten/kota d Provns Banten dengan menggunakan matrks kontgutas spasal (Saefulhakm 2008). Pada prnspnya hampr sama dengan regres berbobot, dengan varabel yang menjad pembobot adalah faktor lokas. Kedekatan (jarak antar lokas) dan tenstas alran barang antar lokas dalam suatu aktvtas ekonom menyebabkan munculnya fenomena keterkatan antar daerah atau nteraks spasal. Model n merupakan pengembangan dar model regres sederhana yang telah mengakomodaskan fenomena nteraks spasal, bak dalam varabel tujuan maupun dalam varabel penjelasnya. Msalnya untuk mengetahu penngkatan knerja pembangunan daerah dalam suatu wlayah tdak hanya dpengaruh oleh varabel bebas, namun juga dpengaruh oleh varabel lan, yatu hubungan/koordnas spasal. Pada peneltan n, pendugaan parameter model dsusun dalam kerangka Model Durbn Spasal dengan penyusunan varabel berdasarkan pertmbangan konsep lmu ekonom dasar pada Model Input-Output (Model I-O). Model menggunakan matrks kontgutas spasal untuk mengetahu pengaruh keterkatan penganggaran antar daerah, dalam peneltan n berdasarkan 2 (dua) jens kontgutas spasal, yatu: - Matrks kontgutas spasal antar daerah berdasarkan data alran barang ( W f ). Semakn besar ntenstas alran barang antar suatu daerah, maka semakn tngg keterkatan antar daerah tersebut. Dengan demkan dapat dkatakan bahwa aktvtas ekonom dalam suatu daerah tdak hanya membutuhkan nput lokal (dalam daerah sendr) saja namun juga membutuhkan nput dar luar daerah (mpor), begtu pun sebalknya (ekspor). Hal n menunjukan bahwa suatu aktvtas ekonom untuk menghaslkan output secara efektf dan efsen memerlukan adanya hubungan mtra dagang (kerjasama/koordnas). - Matrks kontgutas spasal antar daerah berdasarkan data jarak antar daerah ( W ). Semakn besar nla jarak antar daerah, maka keterkatan r

42 antar daerah tersebut akan semakn kecl (berbandng terbalk). Dengan kata lan bahwa semakn jauh jarak antar daerah tertentu, maka hubungan antar daerah yang terjad akan semakn relatf berkurang. Hal n dapat menunjukan bahwa perstwa yang terjad pada suatu daerah tdak hanya dpengaruh oleh daerah tu sendr, namun juga dpengaruh oleh daerah lan atau daerah tetangga yang terkat. Pendekatan Model Durbn Spasal dalam peneltan n menggunakan rumus sebaga berkut: ln Kpd ln Kpd ln Ipd, k k lk, k, l p, k, p l p l p W ln Kpd W ln Kpd r r f f l, k, j j, l l, k, j j, l l W ln Ipd W ln Ipd r r f f p, k, j j, p p, k, j j, p, k p Keterangan: Varabel tujuan dan varabel-varabel penjelas model. ln Kpd k, logartma natural ndeks kompost knerja pembangunan daerah ke-k, ln Ipd p, yang tap selnya bers nla varabel tersebut untuk tap daerah ke- ( alas j). logartma natural varabel ndeks kompost potens ekonom daerah (struktur ekonom daerah, struktur harga-harga, kependudukan, struktur anggaran penermaan, dan struktur anggaran pengeluaran) ke-p, yang tap selnya bers nla varabel tersebut untuk tap daerah ke- ( alas j). Parameter-parameter model yang menunjukan pengaruh masng-masng varabel penjelas terhadap varabel ndeks knerja pembangunan daerah ke-k d daerah ke-, sebaga berkut: k = nla tengah umum varabel ndeks kompost knerja pembangunan daerah ke-k l,k = pengaruh ndeks kompost knerja pembangunan daerah ke-l d daerah sendr terhadap varabel ndeks kompost knerja pembangunan daerah ke-k d daerah sendr

43 r l,k = pengaruh ndeks kompost knerja pembangunan daerah ke-l d daerah-daerah tetangga terhadap varabel ndeks kompost knerja pembangunan ekonom ke-k d daerah sendr f l,k = pengaruh ndeks kompost knerja pembangunan daerah ke-l d daerah-daerah mtra pembel barang terhadap ndeks kompost knerja pembangunan daerah ke-k d daerah sendr p,k = pengaruh ndeks kompost potens ekonom daerah (struktur ekonom daerah, struktur harga-harga, kependudukan, struktur anggaran penermaan dan struktur anggaran pengeluaran) ke-p d daerah sendr terhadap ndeks kompost knerja pembangunan daerah ke-k d daerah sendr r p,k = pengaruh ndeks kompost potens ekonom daerah (struktur ekonom daerah, struktur harga-harga, kependudukan, struktur anggaran penermaan, dan struktur anggaran pengeluaran) ke-p d daerahdaerah tetangga terhadap ndeks kompost knerja pembangunan daerah ke-k d daerah sendr f p,k = pengaruh ndeks kompost potens ekonom daerah (struktur ekonom daerah, struktur harga-harga, kependudukan, struktur anggaran penermaan, dan struktur anggaran pengeluaran) ke-p d daerahdaerah pembel barang terhadap ndeks kompost knerja pembangunan daerah ke-k d daerah sendr,k = galat pendugaan ndeks kompost knerja pembangunan daerah ke-k untuk daerah ke- 6. Pendugaan Parameter Model (Forward stepwse General Regresson Model) Tahapan awal dlakukan pendugaan paramter-parameter model dengan menggunakan sstem penambahan varabel penjelas satu-satu secara bertahap dmula dar yang palng berkontrbus nyata (Forward Stepwse General Regresson Model). Proses seleks varabel ndeks yang berperan nyata dalam model, dgunakan Perangkat lunak STATISTICA for Wndows (Saefulhakm 2008). Krtera yang berperan nyata (sgnfcant) adalah jka nla koefsennya

44 nyata sampa dengan tarap nyata p 0.05, sedangkan varabel ndeks yang tdak nyata delmnaskan dar model (lhat Gambar 10). Data Varabel Dasar Analss Varabel Indkator Level Aktual Varabel Indkator Proses seleks varabel A S P Kependudukan Ekonom Ukuran dan Perhtungan varabel ndkator: 1. Raso 2. Dverstas 3. Pemusatan PCA (Factor Analyss) Factor score E K Penganggaran Penyusunan Indeks Kompost D A Knerja pembangunan Parameter Fungs Indeks Kompost Klasfkas fungs T A Kontgutas Spasal Penyusunan Matrks Matrks Kontgutas Spasal Forward stepwse General Regresson Model Tpolog Wlayah Berdasarkan Pola penganggaran dan Knerja Pembangunan Daerah Model Spasal Perencanaan dan Koordnas Penganggaran untuk Menngkatkan Knerja Pembangunan Daerah Gambar 10 Tahapan Proses Analss Peneltan.