Implementasi Pemodelan Multi Kriteria (PMK) Pada Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Mutu Ban Sepeda Motor

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api.

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST)

1. Proses Normalisasi

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED)

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) SISWA KELAS X POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3,

KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA

Analisis Rangkaian Listrik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dengan Regresi Logistik dan Neural Network

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan

Susda Heleni ABSTRACT. Keywords: Reciprocal Teaching, Cooperative Learning, STAD ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Debuging Program dengan EasyCase

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990).

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Aplikasi Media Pembelajaran Budidaya Ikan Gurame Berbasis Web Guna Mendukung Desa Pintar

Pengembangan Modul Berbasis Pendekatan Saintifik..

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT

ANALISIS KETERSEDIAAN PENGGUNA JASA DALAM MEMBAYAR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS : KOPAJA P20 JURUSAN SENEN LEBAK BULUS)

ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMILIHAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI TPA BURANGKENG KABUPATEN BEKASI

DIANDRA PARAMITA TIMUR

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI

PENGENALAN ANGKA MELALUI PERMAINAN DADU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013

Umitri Astuti 1), Siti Wahyuningsih 2), Chumdari 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta 1)

PENGARUH LATIHAN SMALL SIDED GAMES

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, Februari 2015 Kepala Biro Perencanaan, Pengawasan,dan Kerja Sama. Hartoyo

ANALISIS PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS-PRISM

KARAKTERISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTRAL

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPERVISOR MENGGUNAKAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA PT NIPPON INDOSARI CORPINDO

ALAT-ALAT SAMBUNG MEKANIS PADA KAYU: PAKU DAN BAUT OLEH: EVALINA HERAWATI, S.Hut, M.Si NIP

Pengaruh Rasio Tinggi Blok Tegangan Tekan Dan Tinggi Efektif Terhadap Lentur Balok Bertulangan Tunggal

RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIKA GEOMETRIS

INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER

PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN SELF REGULATION SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK MUHAMMADIYAH 2 PEKANBARU

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat

ANALISIS KEMAUAN PENUMPANG PESAWAT UDARA UNTUK MENGGUNAKAN BUS TRANS JOGJA

PENGABAIAN PADA LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh

Vol.15 No.2. Agustus 2013 Jurnal Momentum ISSN : X

PENGGUNAAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGKLASIFIKASIAN STATUS GIZI SKRIPSI. Oleh: INDA SAFITRI NIM

Penggunaan Algoritma RSA dengan Metode The Sieve of Eratosthenes dalam Enkripsi dan Deskripsi Pengiriman

MODEL PEMBELAJARAN LIMA DOMAIN SAINS DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN BERMAKNA. Dadan Rosana

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH

BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI BANDUNG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

PENENTUAN RUTE TERPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS: PT.

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut

PELABELAN PRIME CORDIAL UNTUK GRAF BUKU DAN GRAF MATAHARI YANG DIPERUMUM

PENERAPAN MIN PLUS ALGEBRA PADA PENENTUAN RUTE TERCEPAT DISTRIBUSI SUSU

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: March 2014

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON

PROFIL DATA PENGOBATAN DALAM USADA TENUNG TANYALARA

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P.

6/1/2010 DR. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI SE., MM. Kebijakan Perdagangan Internasional

ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS WATUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009

PENGARUH MODEL ROLE PLAYING BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL BALI TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA

KARAKTERISTIK DAN PELUANG KECELAKAAN PADA MOBIL PRIBADI DI WILAYAH PERKOTAAN (Characteristic and Accident Probability on Private Car in Urban Area)

Kontrol Trakcing Laras Meriam 57mm dengan Menggunakan Hybrid Kontrol Logika Fuzzy - PID

Journal of Primary Education

BAB V DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim

GAMBARAN PELATIHAN KETERAMPILAN OTOMOTIF DI BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI (BLKI), KOTA PADANG. Bobby Satria

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER

BAB 1 PENDAHULUAN. colleague. family

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu

IMPLEMENTASI ISO SEBAGAI IT RISK MANAGEMENT PADA PT. BANK MANDIRI, TBK

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut :

RELEVANSI SIKAP ILMIAH SISWA DENGAN KONSEP HAKIKAT SAINS DALAM PELAKSANAAN PERCOBAAN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN KOTA BANDA ACEH

Evika Sandi Savitri. Staf Pengajar Jurusan Biologi, Fakultas Sains & Teknologi, UIN Maliki Malang ABSTRAK

Prodi S1 Teknik Informatika, Fakultas Informatika, Universitas Telkom

Minggu Ke XII Matriks dan Graf

DESAIN AWAL SISTEM KENDALI PARAMETER BERKAS RADIASI MESIN BERKAS ELEKTRON 350 kev/10 ma PTAPB BATAN YOGYAKARTA

Transkripsi:

Implmntasi Pmodlan Multi Kritria (PMK) Pada Sistm Pndukung Kputusan Pngujian Mutu Ban Spda Motor Muliadi Muliadiaziz@yahoo.com Abstract This rsarch to dvlop a dsign dcision support systm with built tst quality motorcycl tir is in complianc by national standards Indonsia (SNI) No.:6-11-22 and SNI No.6-98-22. Dcision support systm that cratd with th modling that considrs a varity of factors that is usd as a modl of assssmnt and wighting of ths dimnsions of assssmnt data, TWI(Thrad War Indicator), Braking nrgy, nduranc and rsilinc of th various load-spd rang whr th dtrmination of wight in this assssmnt can b changd as ndd. Dcision support systm is mad so that dcision makrs can s how th tir that has a prdicat valu A, B, C and D. Word kys: Dcision support systm, Quality control, Motorcylcl tir INTISARI Pnlitian ini brtujuan untuk mlakukan rancang bangun aplikasi pndukung kputusan pngujian kualitas ban spda motor yang dissuaikan dngan Standar Nasional Indonsia (SNI) No:6-11-22 dan SNI No: 6-98- 22, Aplikasi pndukung kputusan ini dibuat dngan pmodlan yang mmprhatikan brbagai faktor yang dipakai sbagai modl pnilaian dan pmbrian bobot diantaranya data pnilaian dimnsi, TWI (Trad War Indikator), Braking Enrgy, ktahanan brbagai bban (Enduranc), dan ktahanan brbagai kcpatan dimana pntapan bobot pnilaiannya dalam pngujian ini dapat diubah ssuai dngan kbutuhan. Sistm pndukung kputusan ini dibuat agar pngambil kputusan dapat mngtahui ban yang bagaimana yang mmiliki prdikat nilai A, B, C, dan D. Kata Kunci : Sistm Pndukung Kputusan, Pngujian Mutu

1. PENDAHULUAN Dwasa ini kndaraan brmotor mnjadi kbutuhan yang sangat pnting untuk sbagian kalangan masyarakat, siring prkmbangan trsbut industri kndaraan brkmbang sangat cpat shingga banyak skali tip kndaraan brmotor yang diproduksi, bgitu juga dngan prkmbangan industri ban, para industri ban juga mmproduksi tip ban yang ssuai dngan kbutuhan tip kndaraan. Brdasarkan praturan pmrintah Nomor 12 Tahun 2 tntang Standarisasi Nasional, guna mndorong pningkatan daya saing, prsaingan usaha industri ban yang shat tanpa diskriminasi, prlindungan konsumn dalam sgi kamanan, kslamatan, kshatan dan lingkungan, srta dalam upaya pncapaian saling pngakuan kgiatan standarisasi dngan ngara lain, dipandang prlu untuk mmbrlakukan Standar Nasional Indonsia (SNI) scara wajib trhadap ban. Prmasalahan yang umum dihadapi adalah bgitu maraknya prusahaan ban yang mmproduksi ban tidak lagi mmprhatikan dan mmprtimbangkan klayakan ban yang tlah diproduksi shingga banyak paramtr yang harus diprhatikan diabaikan bgitu saja yang brdampak pada kamanan dan kslamatan para pngguna kndaraan trhadap ban, untuk itu pnliti mmbangun sbuah aplikasi pndukung kputusan pngujian mutu ban standar nasional Indonsia, agar paramtr yang mnjadi standar nasional Indonsia dapat ditrapkan sblum ban kndaraan dipasarkan. Pada aplikasi pndukung kputusan pngujian mutu ban standar nasional Indonsia yang dibangun ini mmilki paramtr-paramtr yang tlah dissuaikan dngan SNI, shingga para pmbuat kputusan dapat mngtahui hasil kualitas produksi ban yang akan dipasarkan di Indonsia. 2. METODE PENELITIAN Pnlitian ini dilakukan dngan cara mngimplmntasikan modl pngujian pada Sistm Pngambilan Kputusan pngujian ban agar dapat diprgunakan sbagai alat bantu pndukung kputusan dalam pnntuan mutu produk ban spda motor. Pmodlan yang dilakukan brdasarkan pada paramtr yang trdapat pada SNI No:6-11-22 dan SNI No: 6-98-22, maka dihasilkan modl kritria ssuai dngan aturan SNI yang nantinya mnghasilkan suatu kputusan, (Muliadi, 29). Turban (24) mmbrikan pngrtian yang mncakup smua SPK mulai dari dasar sampai yang paling idal. Olh Turban dikatakan sbagai sbuah SPK jika sistm trsbut adalah sbuah sistm informasi yang brbasis komputr yang brsifat intraktif, flksibl dan dapat bradaptasi, dibangun scara khusus untuk mndukung pmcahan masalah manajmn yang tidak trstruktur untuk mningkatkan kualitas pngambilan kputusan, mnggunakan data, mnydiakan antar muka pngguna yang mudah, dan mmbolhkan pngambil kputusan untuk mmakai wawasannya sndiri. Sbagai tambahan SPK dapat mmakai modl, dibangun dalam pross yang intraktif, mndukung sluruh tinkatt pngambilan kputusan dan dapat brisi komponn pngtahuan (knowldg). Agar kualitas kputusan yang diambil lbih baik maka diprlukan sistm pndukung kputusan yaitu yang brbasis komputr intraktif, yang mambantu pmbuat kputusan mmanfaatkan data dan modl untuk mnylsaikan prmasalahan yang tak trstruktur. Untuk mmahami dngan lbih baik mngnai prmodlan, dapat mngikuti pross pngambilan kputusan yang mnurut simon (Simon, 2), mlibatkan tiga hal tahap utama : tahap intlgnsi (intllignt phas), tahap prancangan (dsign phas), dan tahap pilihan (choic phas). Tahap kmpat yaitu implmntasi (implmntation) ditambahkan kmudian. Sbuah gambaran konsptual mngnai pross pmbuatan kputusan, ada aliran aktifitas yang brksinambungan dari tahap intlgnsi k tahap prancangan dan tahap prancangan k tahap pilihan), ttapi pada bbrapa tahap mungkin mnjadi arus balik k tahap sblumnya. Prmodlan adalah bagian pokok dari pross ini. Tahap tahap dalam pross pngambilan kputusan adalah sbagai brikut : a. Tahap Intlignsi Mrupakan tahap pndfinisian masalah srta idntifikasi informasi yang dibutuhkan yang brkaitan dngan prsoalan yang dihadapi srta kputusan yang akan diambil. Langkah ini sangat mnntukan tingkat ktpatan kputusan yang akan diambil, tntunya prsoalan yang dihadapi harus dirumuskan trlbih dahulu scara jlas. b. Tahap Dsain. Mrupakan tahap analisa dalam kaitan mncari atau mrumuskan altrnatif pmcahan masalah. Stlah prmasalahan dirumuskan dngan baik, maka tahap brikutnya adalah mrancang atau mmbangun modl pmcahan masalahnya dan mnyusun brbagai altrnatif pmcahan masalah. c. Tahap Pilihan. Pada tahap ini dilakukan pross pmilihan diantara brbagai altrnatif tindakan yang mungkin dijalankan.

Hasil pmilihan trsbut kmudian diimplmntasikan dalam pross pngambilan kputusan. 2.1. Modl Pngujian Mutu Ban Modl sistm pndukung kputusan pngujian mutu ban spda motor, dibuat dalam 5 (lima) bagian pnilaian yaitu : a. Modl Data Pngujian Dimnsi Lbar 1% b. Modl Data Pngujian Dimnsi Diamtr 1% c. Modl Data Pngujian TWI (Trad War Indikator)5% d. Modl Data Pngujian Braking Enrgi. Modl Data Pngujian Ktahanan Brbagai Bban Enduranc) f. Modl Data Pngujian Brbagai Kcpatan (High Spd ), hal ini mmbri pngrtian bahwa prioritas pngambilan kputusan yang diutamakan yaitu pnilaian pngujian Braking Enrgy, Enduranc, High Spd. Untuk smua masing-masing paramtr mmiliki lmn-lmn yang harus dinilai, dan juga mmiliki bobot nilai pnilaian yang sudah ditntukan brdasarkan kritria yang tlah dittapkan pada aturan SNI Nomor: 6-11- 22, namun dmikian mskipun tlah ditntuan nilai bobot dan nilai skor hal ini tidak mnutup kmungkinan untuk mlakukan prubahan nilai ssuai dngan kbutuhan, total nilai pngujian ini slanjutnya akan mnjadi bahan prtimbangan akhir dalam mnntukan sbuah kputusan bagi pngambil suatu kputusan. Modl pnilaian pngujian dimnsi lbar mmiliki total bobot sbsar 1%, aturanaturan trsbut mmiliki skor antara sampai 1, aturan-aturan ini nantinya mnjadi sub paramtr,. Modl pnilaian ini ditunjukkan dalam tabl 1 dan tabl 2. Tabl 1. Modl Paramtr Dimnsi Tip A Paramtr Dimnsi Typ B,C Lbar Total Ukuran 2.5-17 V II I Paramtr Dimnsi Typ A Ukuran 2.5-17 Lbar Total V 67-7 mm II 64-66 mm I 6-63 mm - 59 mm 71-74 mm 68-7 mm 65-67 mm - 64 mm Tabl 2. Modl Paramtr Dimnsi Tip B dan C Modl pnilaian pngujian dimnsi diamtr mmiliki total bobot sbsar 1%, aturan-aturan trsbut mmiliki skor antara sampai 1, dalam modl ini aturan-aturan ini mnjadi sub paramtr, skor pnilaian ini juga didapat dari hasil wawancara yang dilakukan trhadap pihak yang brwnang. Modl pnilaian ini ditunjukkan dalam tabl 3. Tabl 3. Modl Paramtr Diamtr Paramtr Dimnsi Diamtr Typ A,B Diamtr Total Ukuran 2.5-17 V 576-58 mm II 569-575 mm I 563-568 mm - 562 mm Typ C Ukuran Diamtr Total 2.5-17 V II I 58-584 mm 576-579 mm 563-575 mm - 562 mm 1 8 1 8 1 8 1 8 1% 1% 1% Modl pnilaian paramtr TWI (Trad War Indikator) mmiliki total bobot sbsar 5% dan trdiri dari bbrapa sub kritria yaitu: TWI total ban, dimana stiap sub paramtr mmpunyai bbrapa kondisi dan stiap kondisinya mmpunyai skor antara sampai 1. Modl pnilaian ini ditunjukkan dalam tabl 4.

Tabl 4. Modl Paramtr TWI (Trad War Indikator) Sk or Paramtr TWI (Trad War Indikator) Typ A,B,C Total TWI Ukuran 2.5-17 V.89-1 mm II.85 -.88 mm 1 5% I.79 -.84 mm 8 -.78 mm Modl pnilaian paramtr Braking Enrgy mmiliki total bobot sbsar dan trdiri dari bbrapa sub kritria yaitu: nilai braking nrgy total ban, dimana stiap kritria mmpunyai bbrapa kondisi dan stiap kondisinya mmpunyai skor antara sampai 1. Modl pnilaian ini ditunjukkan dalam tabl 5. Tabl 5. Modl Paramtr Braking Enrgy Paramtr Braking Enrgy Typ A,B,C Ukuran 2.5-17 V II I Nilai BE 377-392 mm 362-376 mm 346-361 mm 345 mm 1 8 Modl pnilaian paramtr ktahanan brbagai bban (Enduranc) mmiliki total bobot sbsar dan trdiri dari bbrapa sub kritria, dimana stiap sub kritria mmpunyai bbrapa kondisi dan stiap kondisinya mmpunyai skor sampai 1. Modl pnilaian ini ditunjukkan dalam tabl 6 dan tabl7. Tabl 6. Modl Paramtr Enduranc Tip A, B V II I 36-48 Jam 31-35 Jam 23-3 Jam - 22 Jam Paramtr Brbagai Kcpatan (High Spd ) Paramtr Ktahanan Brbagai Bban Jam High Typ C Ukuran (Enduranc) Spd 2.5-17 Typ A,B Jam Enduranc Ukuran 2.5-17 1 8 Tabl 7. Modl Paramtr Enduranc Tip C Paramtr Ktahanan Brbagai Bban (Enduranc) Typ C Ukuran 2.5-17 V II I Jam Enduranc 45 <= 5 Jam 35 <= 44 Jam 25 <= 34 Jam <= 24 Jam 1 8 Modl pnilaian paramtr ktahanan brbagai bban (Enduranc) mmiliki total bobot sbsar dan trdiri dari bbarapa sub kritria dimana stiap sub kritria mmpunyai bbrapa kondisi dan stiap kondisinya mmpunyai skor sampai 1. ini ditunjukkan dalam tabl 8 dan tabl 9. Tabl 8. Modl Paramtr Brbagai Kcpatan High Spd Tip A, B Paramtr Brbagai Kcpatan (High Spd ) Typ A,B Jam High Spd Ukuran 2.5-17 V 36-48 Jam 1 II 31-35 Jam 8 I 23-3 Jam - 22 Jam Tabl 9. Modl Paramtr Brbagai Kcpatan High Spd Tip C

V II I 45-5 Jam 35-44 Jam 25-34 Jam - 24 Jam 1 8 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam pntapan nilai bobot dan skor dittapkan brdasarkan yang tlah dimodlkan pada mtod pnlitian sblumnya, untuk itu ada bbrapa komponn pnilaian yang harus diinputkan. Dimana pnilaian ini dibagi dalam 6 paramtr pnilaian yaitu : a. Dimnsi Lbar dngan bobot pnilaian 1%, b. Dimnsi diamtr dngan bobot pnilaian 1% c. TWI (Trad War Indikator) dngan bobot pnilaian 5% d. Braking Enrgi dngan bobot pnilaian. Enduranc dngan bobot pnilaian f. Kcpatan (High Spd) dngan bobot pnilaian. pnilaian paramtr dimnsi, kmudian pnilaian TWI (Trad War Indikator) trbagi atas total tinggi maksimal dan tinggi minimal yang mmiliki skor sampai dngan 1 batas-batas nilai dapat dilihat pada tabl 3.2 tabl modl pnilaian paramtr TWI (Trad War Indikator), kmudian Braking Enrgi trbagi atas total Braking Enrgi maksimal dan Braking Enrgi minimal yang mmiliki skor sampai dngan 1 batas-batas nilai dapat dilihat pada tabl 3.3 tabl modl pnilaian paramtr Braking Enrgi, kmudian pnilaian Enduranc yang mnjadi pnilaian adalah krusakan ban yang trjadi pada saat brapa jam yang mmiliki skor sampai dngan 1 batas-batas nilai dapat dilihat pada tabl 3.1 tabl modl pnilaian paramtr Enduranc. Gambar 3 mnunjukkan pntapan bobot pnilaian subparamtr, adapun fild-fild subparamtr trsbut adalah idsubparamtr, subparamtr, nilaisubparamtr dan idparamtr. Brikut contoh input modl pnilaian paramtr yang ditunjukkan pada gambar 2. Gambar 3. Pntapan Nilai Sub Paramtr Gambar 2. Pntapan Nilai Paramtr Slanjutnya didalam pntapan trsbut trdapat bbrapa sub paramtr pnilaian yang dittapkan olh Dpartmn Prindustrian yang dissuaikan dngan SNI. didalam 6 paramtr sblumnya trdapat sub paramatr IiD.Ba Mr n k Ban pnilaian yaitu: dimnsi trbagi atas total tinggi maksimal dan tinggi minimal yang mmiliki skor sampai dngan 1 batas-batas 1 Fdr nilai dapat dilihat pada tabl 3.1 tabl modl al 3.3. Tahap Pngujian Ban Sblum ban diuji pmohon harus trlbih daulu mlngkapi brkas-brkas yang diprlukan saat pndaftaran adapun brkas-brkas yang harus dilngkapi adalah: data ngara, data prusahaan, data mrk, data ukuran plk, data bban, data ukuran ban, data simbol ban, dan data bntuk ban, kmudian ksmua data trsbut dikmas dalam data ban untuk mndapatkan nomor idntitas ban yang akan diuji. Tabl 1 mrupakan contoh brkas klngkapan data ban yang sudah lngkap, adapun data-data ban yang akan diuji dapat dilihat pada tabl 1. Tabl 1. Data-data Ban yang akan diuji Jni s Ban Tub Ukura n Plk Carca s Ind x Bba n Simb ol Ukura n Ban Typ 17 Cm 4R 38 L 2.5 A

2 Fdr al Tub 3 IRC Tub 4 IRC Tub 17 Cm 4R 38 L 2.5 C 17 Cm 4R 38 L 2.5 A 17 Cm 4R 38 L 2.5 C Data-data pada tabl 1 trsbut mrupakan data rkayasa yang disimulasikan sbagai contoh pngujian mutu ban. Pngujian diawali dari pngujian paramtr dimnsi, yang mmiliki subparamtr yaitu total lbar maksimal dan total lbar minimal, nilai minimal yang harus diprolh dari pngujian ini adalah 6 mm agar mndapat skor minimal jika tidak skor yang diprolh adalah, slanjutnya pngujian brikut nya adalah pngujian sub paramtr diamtr yaitu diamtr total maksimal dan diamtr total minimal, nilai yang harus diprolh dari pngujian ini adalah 563 mm agar mndapat skor minimal jika tidak skor yang diprolh adalah, slanjutnya pngujian brikut nya adalah pngujian paramtr TWI (trad war indikator) yang mmiliki sub paramtr Total tinggi TWI maksimal dan total tinggi minimal, nilai yang harus diprolh dari pngujian ini adalah.8 mm agar mndapat skor minimal jika tidak skor yang diprolh adalah, slanjutnya pngujian brikut nya adalah pngujian paramtr braking nrgy yang mmiliki sub paramtr Total nilai braking nrgy maksimal dan total nilai braking nrgy minimal, nilai yang harus diprolh dari pngujian ini adalah 347 agar mndapat skor minimal jika tidak skor yang diprolh adalah, slanjutnya pngujian brikut nya adalah pngujian paramtr ktahanan bban dngan brbagai bban (nduranc) yang mmiliki sub paramtr Total nilai nduranc maksimal dan total nilai nduranc minimal, nilai yang harus diprolh dari pngujian ini adalah 24 jam agar mndapat skor minimal jika tidak skor yang diprolh adalah, slanjutnya pngujian brikutnya adalah pngujian paramtr ktahanan dngan brbagai kcpatan (high spd) yang mmiliki sub paramtr Total nilai high spd maksimal dan total nilai high spd minimal, nilai yang harus diprolh dari pngujian ini adalah 24 jam agar mndapat skor minimal jika tidak skor yang diprolh adalah, contoh pross pngujian dapat dilihat pada gambar 4 dan gambar 5. Gambar 4. Pross Pngujian Paramtr IdBan 1 Gambar 5. Pross Pngujian Paramtr IdBan 2 3.4. Hasil Pngujian Stlah brbagai paramtr pngujian dipross, langkah slanjutnya adalah mmpross total hasil dari pngujian paramtr, yang nantinya total hasil pngujian ini mnjadi kputusan layak dan tidak layaknya suatu ban untuk mndapatkat srtifikasi SNI. Adapun total hasil pngujian trsbut diprolh dari rumus (1). Ktrangan: TNP NSP NBP = Total Nilai Paramtr = Nilai Paramtr (1) TNP = NSP * (NBP/1) (1) = Nilai Paramtr

Kmudian dari hasil prkalian rumus (1) diatas didapat hasil rumus untuk mnntukan status klayakan ban dngan rumus yang ditunjukan pada rumus (2) TNH=Sum(TNP) (2) Ktrangan: TNH = Total Nilai Hasil TNH=Sum(TNP) Kmudian dari total nilai hasil yang diprolh dari rumus (2) akan dissuaikan dngan batasbatas nilai sbagai brikut: - Total Nilai 9 <= 1 untuk mutu yang amat baik dngan pridikat A - Total Nilai 8 <= 9 untuk mutu yang baik dngan pridikat B - Total Nilai 7 <= 8 untuk mutu yang cukup baik dngan pridikat C - Total Nilai < 7 untuk mutu yang tidak layak SNI Stlah mngolah data pngujian, kmudian data trsbut diolah mnjadi laporan hasil klayakan yang nantinya mnjadi srtifikasi klayakan ban yang dissuaikan dngan SNI. 4. KESIMPULAN Brdasarkan pmbahasan yang tlah diuraikan pada bab-bab sblumnya, maka dapat diambil bbrapa ksimpulan sbagai brikut : 1. Sistm Pndukung kputusan ini dibuat dngan pmodlan yang mmprhatikan brbagai faktor yang dipakai sbagai modl pnilaian dan pmbrian bobot diantaranya data pnilaian dimnsi, trad war indicator, braking nrgy, nduranc, dan high spd, yang ksmua ini dissuaikan dngan SNI Nomor: 6-11-22. 2. Sistm pndukung kputusan pngujian mutu ban spda motor ini dibuat dapat mmbrikan solusi jika dikmudian hari trdapat prubahan nilai bobot paramtr dan skor sub paramtr nya, ssuai dngan kbutuhan. 3. Dngan adanya sistm pndukung kputusan ini maka para pngambil kputusan mngtahui ban yang bagai mana yang mmiliki pridakat nilai A, B, C, dan D. DAFTAR PUSTAKA [1]. Badan Standardisasi Nasional (BSN), 1994, Tata Cara Pngujian Ban Spda motor, SNI No:6-11-22, 1994 [2]. Muliadi,, Sistm Pndukung Pngambilan Kputusan Pngujian Mutu Ban Spda Motor Tsis, Program Magistr Ilmu Komputr, Univrsitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 29 [3]. Simon, J. L., Dvloping Dcision Making Skills for Businss, Armonk, NY: M.E. Sharp dalam Turban, E., and Aronson, J.E., 21, Dcission Support Systm and Intllignt Systm, 6 th Edition, Prntic Hall, Inc., Nw Jrsy, 2 [4]. Turban, E., Aronson, J.E., Liang, T.P., Dcission Support Systm and Intlignt Systm, 7th Ed., Prntic-Hall Intrnational, Inc., Nw Jrsy, 24