BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Perhitungan Level, Chase dan Mixed Strategy

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V ANALISA HASIL. 5.1 ANALISA PERHITUNGAN LEVEL, CHASE DAN MIXED STRATEGY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI

BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI

nggaran Produksi adalah suatu perencanaan secara terperinci mengenai jumlah unit produk yang akan diproduksi selama periode yang akan datang.


BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Rencana Produksi & Rencana Induk

BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI

PRESENSI DOSEN DIPEKERJAKAN KOPERTIS WILAYAH V

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011

PRODUCTION PLANNING FOR DUTA PAINT ROOF TINT TO DECREASE OVERSTOCK (Case Study: CV. Dharma Utama)

Lampiran 1 : Data keuangan dan Permintaan (Data Skunder)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Perencanaan Sistem Produksi Pada Rumah Makan Stallo

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. beralamat di Jalan Pandega Marta, Ring Road utara, Kentungan, Sleman, Kafe Zarazara didirikan pada tanggal 7 Juni tahun 2014, oleh

Soal Latihan Ujian MPO (MRP, Scheduling, Layout, Aggregate Planning and AHP)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan kreatifitas dengan mengandalkan ide dan stock of knowlage dari Sumber

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. gelondongan kemudian dipotong menjadi papan papan kayu. Perusahaan yang

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis

DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

Rahasia besar kesuksesan adalah menjalani hidup sebagai seseorang yang tidak pernah merasa kehabisan. Topik 6 Sistem Rantai Pasok (TIA 304) 2 SKS 1

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. penciptaan atau pembuatan barang, jasa, atau kombinasinya, melalui transformasi

HALASAN B SIRAIT, PARAPAT GULTOM, ESTHER S NABABAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI FEBRUARI 2012

Jurnal Flywheel, Volume 2, Nomor 2, Desember 2009 ISSN :

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. atau berwirausaha. Kepuasan konsumen merupakan salah satu fokus utama dalam

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI APRIL 2012

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

LAMPIRAN 1 CONTOH PERHITUNGAN PERAMALAN. 1. Contoh perhitungan peramalan permintaan dengan metode regresi linier, regresi

BAB X PERENCANAAN PRODUKSI

PENGARUH PENYESUAIAN TARIF TENAGA LISTRIK GOLONGAN RUMAH TANGGA TERHADAP INFLASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin berkembang, karena

MODUL 5 PENILAIAN PERSEDIAAN & PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN PERUSAHAAN DAGANG

Tesis MM 2403 PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN AGREGAT PRODUKSI GAS CIRCUIT BREAKER

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

Perencanaan Kebutuhan Komponen Tutup Ruang Transmisi Panser Anoa 6x6 PT PINDAD Persero

BAB I PENDAHULUAN. antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi,

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Pertemuan 5 Anggaran Produksi. Disarikan dari : Kartika, Dwiarti, Dasuki, dan sumber relevan lainnya

PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Indonesia memiliki perkembangan fashion busana muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan kapasitas produksi dan ketersediaan bahan.

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun menciptakan sektor sektor baru dengan inovasi inovasi yang baru. perusahaan salah satunya adalah proses produksi.

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu dan pelayanan yang lebih baik dari pada persaingnya. Selain itu

Pengelolaan permintaan dan perencanaan produksi

PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN LINIER PROGRAMMING PADA INDUSTRI MANUFAKTUR PT X

BAB I PENDAHULUAN. Dengan bertambahnya jumlah perusahaan yang menghasilkan dodol di

PERENCANAAN AGREGAT HEURISTIK UNTUK PENENTUAN SUMBER DAYA YANG OPTIMAL

Ratna Wulan Sari, 2 Dida Diah Damayanti, 3 Budi Santosa 1, 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

SURVEI PENJUALAN SURVEI KONSUMEN ECERAN

BAB V ANALISA DAN PENYELESAIAN MASALAH

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan dry clean. CV. Xpress Clean Bersaudara berdiri pada tahun 1995 dengan akta

PENGGUNAAN METODE CROSTON DALAM FIXED TIME PERIOD WITH SAFETY STOCK

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam produk, baik itu berupa barang ataupun jasa. Salah satu

BAB SIMULASI PERHITUNGAN HARGA BARANG. Bab 4 Simulasi Perhitungan Harga barang berisikan :

PERSONALIA UMU M UMUM DAN KEUANGAN DAN FINISH GOOD SUB EKSPOR GD LOKAL PRODUKSI KASIE BAHAN BAKU

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2013)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU, DAN UBI JALAR (ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Bahan baku di dalam banyak industri perlu disediakan pada waktu, tempat, dimungkinkan dengan pemeliharaan inventori yang baik.

Bab 5-6. Perencanaan Kapasitas

PERENCANAAN AGREGAT PRODUKSI BENIH JAGUNG HIBRIDA DENGAN METODE HEURISTIK DI PT CNM SOLOK

RENCANA INDUK PRODUKSI (MASTER PRODUCTION SCHEDULE)

Bab 5 Indeks Nilai Tukar Petani Kabupaten Ciamis

PRODUKSI PADI TAHUN 2015 (ANGKA SEMENTARA) TURUN 5,00 PERSEN

MODUL 5 PERENCANAAN PRODUKSI[AGREGAT DAN KAPASITAS]

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Pergerakan indikator ekonomi makro memiliki andil terhadap perusahaan

Transkripsi:

BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Perhitungan Level, Chase dan Mixed Strategy 1. Level strategic dimana tingkat produksi tetap namun demand berubah ubah Ciri strategi ini: Mempertahankan tingkat produksi yang tetap. Memfluktuasikan tingkat persediaan, order backlogs and lost seads. Perhitungan biaya pada Level Strategic: 1. Biaya tenaga kerja adalah sejumlah uang yang diberikan perusahaan kepada pekerja atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan oleh pekerja untuk perusahaan. Biaya Tenaga Kerja = TK x Gaji Pokok karyawan 1.(1) Biaya TK bulan April = 259 orang x Rp 2.020.000 1,-= Rp 523.180.000 Karena TK pada setiap bulan adalah konstan maka biaya tenaga adalah: Rp 523.180.000 x 9 bulan = Rp 4.708.620.000,- 1 Disesuaikan dengan UMR regional pembulatan (serang-banten) 45

46 2. Biaya Penyimpanan (Inventory cost) adalah biaya yang diperlukan dalam proses penyimpanan, baik perawatan gudang, biaya tenaga kerja, sewa peralatan bergerak, dan biaya listrik. Inv cost = Σ Inventori/bulan x Biaya Penyimpanan 2..... (2) Table 1. Faktor Yang Mempengaruhi Biaya Operasional Gudang No Keterangan Harga satuan (Rp) Jumlah Hari Kerja Jumlah objek Σ Biaya (Rp) 1 Upah tenaga kerja 2,020,000 264 24 183,636.36 2 Pembelian air minum galon 17,000 264 16 1,030.30 3 Neon philip 100 watt 79,000 264 65 19,450.76 4 Komputer scan barang 1,700,000 264 2 12,878.79 5 Iuran listrik 1,050,000 264 5 19,886.36 TOTAL 236,882.58 Asumsi Satu Tahun 19,740.21 Asumsi 12 Lokasi Storage 1,645.02 Table 2. Kapasitas Penyimpanan perbulan Level Strategic INVENTORY AKHIR (unit) Apr 126.799 Aug 76.812 Mei 144.344 Sep 30.036 Jun 127.289 Okt 34.049 Jul 104.780 Nop 39.075 Des 69.769 Maka biaya penyimpanan adalah: April = 126.799 unit x Rp 1.645,- = Rp 208.584.355,- 2 Asumsi berdasarkan dummy perusahaan (lihat lampiran)

47 Table 3. Biaya Penyimpanan Level Strategi periode April-Desember 2015 Bulan Biaya Penyimpanan (Rp) Bulan Biaya Penyimpanan (Rp) Mei 237,445,880 September 49,409,220 Juni 209,390,405 Oktober 56,010,605 Juli 17,236,310 November 64,278,375 Agustus 126,355,740 Desember 114,770,005 Table 4. Perhitungan biaya Level Strategi periode April-Des 2015 Bulan Dalam Rupiah (Rp) Reguler Biaya Inventory Total Cost April 523,180,000 208,584,355 731,764,355 Mei 523,180,000 237,445,880 760,625,880 Juni 523,180,000 209,390,405 732,570,405 Juli 523,180,000 17,236,310 540,416,310 Agustus 523,180,000 126,355,740 649,535,740 September 523,180,000 49,409,220 572,589,220 Oktober 523,180,000 56,010,605 579,190,605 Nopember 523,180,000 64,278,375 587,458,375 Desember 523,180,000 114,770,005 637,950,005 Total Cost 5,792,100,895 Berdasarkan perhitungan data pada Lampiran dan Tabel 10 di atas dapat disimpulkan total biaya Perencanaan Agregat dengan metode Level Strategi pada PT. Indonesia Nippon Seiki sebesar Rp.5.792.100.895,- 2. Chase strategic dimana tingkat produksi disesuaikan dengan demand. Ciri strategi ini: Menyesuaikan tingkat produksi dengan tingkat permintaan / order Menambah dan mengurangi pekerja sesuai dengan permintaan

48 Secara umum rumus dan data adalah sama dengan Level Strategic. Namun perbedaan ada pada jumlah kapasitas produksi, jumlah tenaga kerja, Inventori akhir dan total biaya perencanaan. a) Demand adalah jumlah permintaan pasar akan produk yang dihasilkan, demand yang diperoleh melalui jumlah pesanan, maupun forecast dari bagian PPC. d B = Σ (d)...(3) b) Initial Inventori (In I) adalah jumlah stock yang disimpan pada akhir periode produksi yang bertujuan sebagai produk antisipasi jika terjadi kekurangan permintaan pada periode berikutnya. Initial Inventori di peroleh dari jumlah produk yang dialokasikan pada periode sebelumnya. In I = Σ (ss)........... (4) c) Rencana Produksi (Prod) adalah jumlah produk yang akan dihasilkan dalam suatu periode dan menjadi acuan dalam Jadwal Induk Produksi, yang dapat berubah sesuai kebutuhan maupun faktor faktor tertentu Karena tingkat produksi disesuaikan dengan jumlah forecast maka tidak dilakukan penghitungan, terhadap rencana kapasitas produksi. d) Kapasitas produksi optimal pekerja (KO P ) adalah jumlah produk yang mampu dihasilkan pekerja selama satu periode kerja dalam kondisi normal. TK db =.......(5) KOp TK April = 433.160 1.892 = 228,9429175 orang

49 Maka berdasarkan perhitungan Chase strategic jumlah Tenaga Kerja yang diperlukan pada periode April Desember 2015 dapat dilihat pada Tabel 11 ini: Table 5. Jumlah TK Chase Strategi periode April-Desember 2015 Bulan Σ Tenaga kerja Bulan Σ Tenaga kerja Mei 250 September 284 Juni 268 Oktober 257 Juli 271 November 256 Agustus 274 Desember 243 perhitungan biaya pada Chase Strategic: 1. Biaya tenaga kerja adalah sejumlah uang yang diberikan perusahaan kepada pekerja atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan oleh pekerja untuk perusahaan. Biaya Tenaga Kerja = TK x Gaji Pokok karyawan....(6) Biaya TK bulan April = 229orang x Rp 2.020.000,- = Rp 462.580.000,- Berdasarkan perhitungan diatas, biaya tenaga kerja dengan metode Chase startegic dapat dilihat pada Tabel 12 dibawah ini: Table 6. Biaya TK Chase Strategi Periode April-Des 2014 Bulan Σ Tenaga kerja Bulan Σ Tenaga kerja Mei Rp 505.000.000 September Rp 573.680.000 Juni Rp 541.360.000 Oktober Rp 519.140.000 Juli Rp 547.420.000 November Rp 517.120.000 Agustus Rp 553.480.000 Desember Rp 490.860.000

50 2. Biaya Penyimpanan adalah biaya yang diperlukan dalam proses penyimpanan, baik perawatan gudang, biaya tenaga kerja, sewa peralatan bergerak, dan biaya listrik. (Inv cost) = Σ Inventori/bulan x Biaya Penyimpanan......(7) Dikarenakan jumlah inventori adalah konsiten yaitu pada titik buffer stock, maka biaya penyimpanan juga konsisten pada setiap bulannya, yaitu : Inv = 69.769 x Rp 1.645,- = Rp. 114.770.005,- Maka total biaya penyimpanan pada periode April Desember adalah: Rp. 114.770.005,- x 9 = Rp. 1.032.930.045,- Table 7. Perhitungan Biaya Chase Strategi periode April-Des 2015 Bulan Dalam Rupiah Reguler Biaya Inventory Total Cost April 462,580,000 114,770,005 577,350,005 Mei 505,000,000 114,770,005 619,770,005 Juni 541,360,000 114,770,005 656,130,005 Juli 547,420,000 114,770,005 662,190,005 Agustus 553,480,000 114,770,005 668,250,005 September 573,680,000 114,770,005 688,450,005 Oktober 519,140,000 114,770,005 633,910,005 Nopember 517,120,000 114,770,005 631,890,005 Desember 490,860,000 114,770,005 605,630,005 Total Cost 5,743,570,045 Berdasarkan perhitungan Chase Strategipada Lampiran dan Tabel 13, dapat disimpulkan total biaya Perencanaan Agregat dengan metode Case Strategi pada PT. Indonesia Nippon Seiki sebesar Rp. 5.743.570.045,-

51 2. Mix strategic merupakan metode pengabungan antara Level dan Case Stategic.Ciri strategi ini: Memiliki tingkat produksi yang tetap pada beberapa periode dan berfluktuasi sesuai perubahan permintaan berdasarkan periode yang di tetapkan Menambah dan mengurangi pekerja sesuai dengan dengan permintaan a) Demand adalah jumlah permintaan pasar akan produk yang dihasilkan, demand yang diperoleh melalui jumlah pesanan, maupun forecast dari bagian PPC. d B = Σ (d)...(1) b) Initial Inventori (In I) adalah jumlah stock yang disimpan pada akhir periode produksi yang bertujuan sebagai produk antisipasi jika terjadi kekurangan permintaan pada periode berikutnya. Initial Inventori di peroleh dari jumlah produk yang dialokasikan pada periode sebelumnya. Data dan rumus yang digunakan sama dengan Level Strategic. In I = Σ (ss)......... (2) c) Rencana Produksi (Prod) adalah jumlah produk yang akan dihasilkan dalam suatu periode dan menjadi acuan dalam Jadwal Induk Produksi, yang dapat berubah sesuai kebutuhan maupun faktor faktor tertentu. R prod = (Rata rata d B periode I) + (Rata rata d B periode II)+dst...(3) R prod (3 bulanan) maka dapat di hitung sebagai berikut:

52 433.160 472.644 507.244 Periode April Juni = ( ) 3 = 471.016 512.698 518.157 536.965 Periode Juli September = ( 3 ) = 522.607 486.176 485.163 459.495 Periode Oktober Desember = ( ) 3 = 476.945 d) Kapasitas produksi optimal pekerja (KO P ) adalah jumlah produk yang mampu dihasilkan pekerja selama satu periode kerja dalam kondisi normal. TK db =...... (4) KOp TK April Juni = 471.016 1.892 = 249 orang TK Juli September = TK Oktober- Desember = 522.607 1.892 476.945 1.892 = 276orang = 252orang Maka berdasarkan perhitunganmix strategic jumlah Tenaga Kerja yang diperlukan pada periode April Desember 2015untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran.

53 Perhitungan biaya pada Mix Strategic: 1. Biaya tenaga kerja adalah sejumlah uang yang diberikan perusahaan kepada pekerja atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan oleh pekerja untuk perusahaan. Biaya Tenaga Kerja = TK x Gaji Pokok karyawan...(5) Biaya TK bulan April Juni = 249 orang x Rp 2.020.000 = Rp 502.980.000,- Biaya TK bulan Juli Sept = 276 orang x Rp 2.020.000 = Rp 557.520.000,- Biaya TK bulan Okt Des = 252 orang x Rp 2.020.000 = Rp 509.040.000,- 2. Biaya Penyimpanan adalah biaya yang diperlukan dalam proses penyimpanan, baik perawatan gudang, biaya tenaga kerja, sewa peralatan bergerak, dan biaya listrik. (Inv cost) = Σ Inventori/bulan x Biaya Penyimpanan.......(6) Maka Biaya penyimpanan adalah: Inv April = 107.629 x Rp 1.645,- = Rp.177.044.770,-

54 Untuk biaya penyimpanan setiap bulannya adalah sebagai berikut: Table 8. Biaya Penyimpanan Mixed Strategi periode April-Des 2015 Bulan Biaya Penyimpanan (Rp) Bulan Biaya Penyimpanan (Rp) Mei 174,366,710 September 114,768,360 Juni 114,771,650 Oktober 99,583,365 Juli 131,070,310 November 86,064,755 Agustus 138,388,915 Desember 114,770,005 Table 9. Perhitungan Biaya Mix Strategi periode April-Des 2015 Bulan Dalam Rupiah Reguler Biaya Inventory Total Cost April 502,980,000 177,044,770 680,024,770 Mei 502,980,000 174,366,710 677,346,710 Juni 502,980,000 114,771,650 617,751,650 Juli 557,520,000 131,070,310 688,590,310 Agustus 557,520,000 138,388,915 695,908,915 September 557,520,000 114,768,360 672,288,360 Oktober 509,040,000 99,583,365 608,623,365 Nopember 509,040,000 86,064,755 595,104,755 Desember 509,040,000 114,770,005 623,810,005 Total Cost 5,859,448,840 Berdasarkan perhitungan Mix Strategi data pada Lampiran dan Tabel 15 diatas, dapat disimpulkan total biaya Perencanaan Agregat dengan metode Mix Strategi pada PT. Indonesia Nippon Seiki sebesar Rp.5.859.448.840,- 5.2 Analisa Biaya Masing-masing Strategi Perbandingan biaya hasil perhitungan masing masing strategi, maka dapat disimpulkan pada Tabel 16 berikut ini:

55 Table 10. Analisa Biaya Metode Level, Chase dan Mixed Strategi Metode Level Strategic Chase Strategic Mixed Strategic Biaya Tenaga Kerja (Rp) 4,708,620,000 4,710,640,000 4,708,620,000 Biaya Penyimpanan (Rp) 1,083,480,895 1,032,930,045 1,150,828,840 Total Biaya (Rp) 5,792,100,895 5,743,570,045 5,859,448,840 5.3 Analisa Hasil Masing-masing Strategi Perbandingan hasil perhitungan masing masing strategi, maka dapat disimpulkan pada Tabel 17 berikut ini: Table 11. Hasil Analisa Perhitungan Level, Chase dan Mixed Strategi Perencanaan Agregat Metode Level Strategic Chase Strategic Mix Strategic Total Biaya Rp. 5.792.100.895,- Rp. 5.743.570.045,- Rp. 5.859.448.840,- Tingkat Produksi Tetap Fluktuatif Tetap dalam beberapa periode dan fluktuatif Tingkatan Biaya Kedua Pertama Ketiga Biaya rendah Biaya Tinggi Biaya lebih rendah Hasil Membatasi permintaan pasar Tidak membatasi permintaan dari metode chase Tidak membatasi permintaan Bahwa dalam Perencanaan Agregat periode April Desember 2015 pada PT. INS metode yang memiliki biaya produksi paling minim adalah Chase dan Level strategi. Maka metode yang paling baik untuk diterapkan adalah Chase strategic karena memiliki biaya lebih kecil di bandingkan Level Strategic.

56 5.4 Discussion Jumlah Tenaga Kerja yang konstan cenderung menghasilkan output stabil dibandingkan dengan TK yang fluktuatif. Tenaga kerja yang fluktuatif cenderung memberikan image perusahaan, kondisi financial yang kurang stabil. Fungsi recruitment dalam administrasi juga menjadi lebih banyak jika terlalu banyak merekrut dan berganti-ganti man power. 5.5 Jadwal Induk Produksi (JIP) Sistem JIP berasal dari perencanaan agregatspeedometer PT. INS secara keseluruhan, JIP untuk bulan April 2015 dibuat pada saat bulan Maret 2015. JIP produk pada bulan April 2015 berasal dari Costumer Order (pesanan konsumen) yaitu433.160 unit speedometer. Dalam pembuatan JIP pesanan konsumen dinaikan 10%. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari kekurangan jumlah produk yang diakibatkan dari cacat produk dan perubahan permintaan sebesar 5%. Dibawah ini merupakan langkah untuk membuat JIP periode April Mei 2015 sebagai berikut : Table 12. Jadwal Induk Produksi Speedometer April-Mei 2015 Bulan April Mei Minggu 0 I II III IV V VI VII VIII GR 108.290 108.290 108.290 108.290 118.161 118.161 118.161 118.161 CO 127.048 127.048 127.048 127.048 122.565 122.565 122.565 122.565 OH 69.769 0 0 0 0 0 0 0 0 JIP-R 57.279 127.048 127.048 127.048 122.565 122.565 122.565 122.565 JIP-S 57.279 127.048 127.048 127.048 122.565 122.565 122.565 122.565 AP 0 0 0 0 0 0 0 0

57 1. Gross Requerment adalah jumlah produk yang akan di produksi pada periode tertentu, jumlah ini diperoleh melalui forecast bulanan yang di breakdown menjadi target produksi mingguan. 2. Customer Order adalah jumlah pesanan konsumen yang harus dipenuhi sesuai waktu yang ditentukan (diasumsikan dari hasil produksi bulanan). 3. On Hand inventory merupakan jumlah stock yang disimpan pada akhir periode produksi yang bertujuan sebagai produk antisipasi jika terjadi kekurangan permintaan pada periode berikutnya. 4. JIP R (JIP Requerment/Real) adalah suatu jumlah produk yang diharapkan untuk diselesaikan dan tersedia pada periode tertentu. 5. JIP-S (JIP Schedule) adalah rencana produksi yang akan dilakukan, JIP S ditentukan satu periode sebelumnya. 6. Available-to-Promise (AP) adalah jumlah stok yang tersedia pada periode tertentu setelah order sudah dipenuhi (siap untuk memenuhi order baru).