IKIP BUDI UTOMO MALANG GEOMETRI HAND OUT 2

dokumen-dokumen yang mirip
UKURAN RUAS-RUAS GARIS PADA SEGITIGA SKRIPSI

LOGO JARAK DUA TITIK

A. Pengantar B. Tujuan Pembelajaran Umum C. Tujuan Pembelajaran Khusus D. Materi Pelajaran Pendahuluan

Oleh : Sutopo, S.Pd., M.Pd. Prodi P Mat-Jurusan PMIPA FKIP UNS

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebuah geometri selain aksioma diperlukan juga unsur-unsur tak terdefinisi. Untuk. 2. Himpunan titik-titik yang dinamakan garis.

Geometri Dimensi Dua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONGRUENSI PADA SEGITIGA

Fuat. Buku Ajar GMKM (Seri Kongruensi Segitiga)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 7 GEOMETRI NETRAL

D. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI

Jika titik O bertindak sebagai titik pangkal, maka ruas-ruas garis searah mewakili

IKIP BUDI UTOMO MALANG. Analytic Geometry TEXT BOOK. Alfiani Athma Putri Rosyadi, M.Pd

MAKALAH. GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam

Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas : 3A3 Tanggal Pengumpulan : 14 Desember 2015

A. Titik, Garis, dan Bidang dalam Ruang. Definisi 1 (Space) Ruang (space) adalah himpunan semua titik.

GEOMETRI EUCLID D I S U S U N OLEH :

MODUL PEMBELAJARAN ANALISIS VARIABEL KOMPLEKS 2/22/2012 IKIP BUDI UTOMO MALANG ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI

II. TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis Lurus

GEOMETRI Geometri Dasar Oleh: WIDOWATI Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

. A.M. A. Titik, Garis, dan Bidang BANGUN GEOMETRI

BAB I DEFINISI DEFINISI DAN PENGGUNAANNYA DIDALAM PEMBUKTIAN

MODUL 2 GARIS LURUS. Mesin Antrian Bank

Geometri I. Garis m dikatakan sejajar dengan garis k, jika kedua garis terletak pada satu bidang datar dan kedua garis tidak berpotongan

SEGITIGA DAN SEGIEMPAT

REFLEKSI TERHADAP LINGKARAN SKRIPSI

Matematika Semester IV

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab pembahasan ini akan dibahas mengenai Geometri Hiperbolik yang

BAB II MATERI. sejajar dengan garis CD. B

JENIS-JENIS SEGITIGA YANG TERBENTUK AKIBAT TERBENTUKNYA SEBUAH SEGIEMPAT PADA SEBUAH BOLA

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ujian Nasional Secara Nasional

Soal No. 1 Perhatikan gambar berikut, PQ adalah sebuah vektor dengan titik pangkal P dan titik ujung Q

Pendahuluan Geometri. Modul 1

DALIL PYTHAGORAS DAN PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI

Modul 2 SEGITIGA & TEOREMA PYTHAGORAS

Silabus. 1 Sistem Bilangan Real. 2 Fungsi Real. 3 Limit dan Kekontinuan. Kalkulus 1. Arrival Rince Putri. Sistem Bilangan Real.

PERSAMAAN GARIS LURUS

BAHAN BELAJAR: UNSUR DASAR PEMBANGUN GEOMETRI. Untung Trisna Suwaji. Agus Suharjana

Bab 7. Bangun Ruang Sisi Datar. Standar Kompetensi. Memahami hubungan garis dengan garis, garis dengan sudut, serta menentukan ukuranya.

BAB I PEMBAHASAN 1. PENGERTIAN RELASI

BAB V GEOMETRI DAN TRANSFORMASI

A. Jumlah Sudut dalam Segitiga. Teorema 1 Jumlah dua sudut dalam segitiga kurang dari Bukti:

KONSISTENSI PADA GEOMETRI EUCLID DAN GEOMETRI HIPERBOLIK

KUMPULAN SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA Bagian Pertama

GEOMETRI TRANSFORMASI SETENGAH PUTARAN

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Aksioma-aksioma yang membentuk geometri Affin disebut dengan aksioma playfair

BAB III RUANG VEKTOR R 2 DAN R 3. Bab ini membahas pengertian dan operasi vektor-vektor. Selain

1 P E N D A H U L U A N

BAB 5 POSTULAT KESEJAJARAN EUCLIDES

Feni Melinda Safitri. Sudah diperiksa. Pengertian Teorema Phytagoras. Rumus Phytagoras

SOAL 1. Diketahui bangun persegi panjang berukuran 4 6 dengan beberapa ruas garis, seperti pada gambar.

KUMPULAN SOAL MATEMATIKA KELAS VIII (BSE DEWI N)

TOPIK 3 : GEOMETRI KOORDINAT

Rasio. atau 20 : 10. Contoh: Tiga sudut memiliki rasio 4 : 3 : 2. tentukan sudut-sudutnya jika:

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

TRANSFORMASI. Dosen Pengampu Mata Kuliah. HERDIAN, S.Pd., M.Pd. Disusun Oleh : Kelompok 1. Hayatun Nupus Rina Ariyani

Kumpulan Soal Matematika Kelas VIII (BSE Dewi N)

360 putaran. Ukuran sudut yang lebih kecil dari derajat adalah menit ( ) dan detik ( )

PERSAMAAN BIDANG RATA

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat

Drs. Slamin, M.Comp.Sc., Ph.D. Program Studi Sistem Informasi Universitas Jember

2. Memahami dan mampu menyelesaikan Permasalahan yang berkaitan dengan vektor di Ruang Tiga, yaitu Persamaan Bidang

VEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si.

KUMPULAN SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA BAGIAN PERTAMA

KEDUDUKAN DUA GARIS LURUS, SUDUT DAN JARAK

RUAS GARIS BERARAH. Andaikan sekarang ada 2 ruas garis berarah AB dan CD. Dalam

Geometri Bangun Datar. Suprih Widodo, S.Si., M.T.

INFORMASI PENTING. No 1 Bilangan Bulat. 2 Pecahan Bentuk pecahan campuran p dapat diubah menjadi pecahan biasa Invers perkalian pecahan adalah

BAB 9 TEORI GEOMETRI NON-EUCLIDEAN RIEMANN

ISOMETRI TERHADAP GEOMETRI INSIDENSI TERURUT

KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*)

1. BARISAN ARITMATIKA

BAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG

1. Titik, Garis dan Bidang Dalam Ruang. a. Defenisi. Titik ditentukan oleh letaknya dan tidak mempunyai ukuran sehingga dikatakan berdimensi nol

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini diterangkan materi yang berkaitan dengan penelitian, diantaranya konsep

II. TINJUAN PUSTAKA. lim f(x) = L berarti bahwa bilamana x dekat tetapi sebelah kiri c 0 maka f(x)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

PENGAYAAN MATERI OLIMPIADE MATEMATIKA SD GEOMETRI. Oleh : Himmawati P.L

BAB I TITIK DAN GARIS

Relasi, Fungsi, dan Transformasi

PERSAMAAN KUADRAT. Persamaan. Sistem Persamaan Linear

VII III II VIII HAND OUT PERKULIAHAN GEOMETRI ANALITIK

Himpunan dan Sistem Bilangan Real

KAPITA SELEKTA PEMBELAJARAN GEOMETRI DATAR KELAS VII DI SMP

VEKTOR. 45 O x PENDAHULUAN PETA KONSEP. Vektor di R 2. Vektor di R 3. Perkalian Skalar Dua Vektor. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB XI ALAT PERAGA DALAM GEOMETRI RUANG

MATEMATIKA EBTANAS TAHUN 1992

Sistem Bilangan Riil

RINGKASAN MATERI SUDUT DAN PENGUKURAN SUDUT

TEOREMA PYTHAGORAS. Contoh Hitunglah nilai kuadrat bilangan-bilangan berikut

didapat !!! BAGIAN Disusun oleh :

OLEH : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU SEKOLAH TINNGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB 3 PENGENALAN GEOMETRI TERURUT

MODUL 3 BIDANG RATA. [Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat]

SILABUS PEMBELAJARAN

KAJIAN BOLA-LUAR DAN BOLA-DALAM PADA BIDANG-EMPAT SKRIPSI

Transkripsi:

IKIP BUDI UTOMO MALANG GEOMETRI HAND OUT 2 ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI, M.Pd 4/14/2012

KUMPULAN DEFINISI DAN AKSIOMA DALAM GEOMETRI Nama Definisi 2.1 Definisi 2.2 Definisi 2.3 Definisi 2.4 Definisi 2.5 Definisi 2.6 Definisi 2.7 Definisi 2.8 Penjelasan Ruas garis AB adalah himpunan titik yang memuat titik A, titik B, dan titik-titik diantara A dan B Sinar PQ adalah himpunan titik-titik yang merupakan gabungan suatu titik tetap dan titik-titik yang sepihak terhadap titik tetap itu Sudut adalah himpunan titik-titik yang merupakan gabungan dari sinar yang bersekutu di titik pangkalnya Ukuran ruas garis adalah koordinat salah satu ujungnya jika ujung yang lain berkoordinat nol Titik tengah suatu ruas garis adalah titik pada ruas sehingga membentuk dua ruas garis yang berukuran sama Ukuran sudut BAC adalah bilangan yang berkorespondensi dengan C bila B berkorenspondensi dengan 0, dan A terletak pada pusat lingkaran Sudut siku-siku adalah sudut yang berukuran Sudut Lurus adalah sudut yang berukuran Definisi 2.9 Sudut Lancip adalah sudut yang ukurannya lebih dari dan kurang dari Definisi 2.10 Sudut tumpul adalah sudut yang ukurannya lebih dari dan kurang dari Definisi 2.11 Definisi 2.12 Dua sudut dikatakan saling berkomplemen (berpenyiku) jika jumlah ukuran Kedua sudut itu Dua sudut dikatakan saling bersuplemen jika jumlah ukuran kedua sudut itu Definisi 2.13 Definisi 2.14 Definisi 2.15 Definisi 2.16 Dua garis dikatakan saling tegak lurus jika dua garis itu berpotongan dan membentuk sudut siku-siku Garis bagi (Bisektor) sudut adalah sinar yang berpangkal di titik sudut dan kedua sudut yang dibentuk oleh sinar itu dengan kaki-kaki sudut itu berukuran sama Dua ruas garis dikatakan konkruen jika ukuran kedua ruas garis itu sama Dua sudut dikatakan konkruen jika ukuran kedua sudut itu sama

Aksioma 2.1 Aksioma 2.2 Aksioma 2.3 Aksioma 2.4 Aksioma 2.5 Aksioma 2.6 Aksioma 2.7 Aksioma 2.8 Suatu garis dapat diperpanjang sejauh-jauhnya kedua arah Ada korespondensi satu-satu antara titik-titik pada garis dengan bilangan nyata Dari dua titik berbeda ada tepat satu garis yang melalui kedua titik itu Di setiap garis minimal ada dua titik berbeda. Ada minimal tiga titik tidak segaris Titik B diantara A dan C ditulis A-B-C jika A,B,C titik-titik berbeda dan segaris dan sama C-B-A Untuk sebarang dua titik berbeda A dan C ada minimal satu titik B pada garis AC sehingga A-C-B Jika A,B, dan C titik-titik segaris maka ada tepat satu diantara yang lain A,B, dan C tiga titik yang tidak segaris dan m pada bidang yang memuat A,B,C, dan m serta m tidak memuat sebarang titik dari A, B, atau C. Maka jika m memuat titik pada maka ia juga memuat titik pada atau Definisi 2.17 + adalah untuk B diantara A dan C Definisi 2.18 - adalah untuk C diantara A dan B Definisi 2.19 dikatakan diantara dan jika Definisi 2.20 Jumlah dua sudut yaitu dan adalah jika dan hanya jika diantara dan Definisi 2.21 Selisih dua sudut yaitu dan adalah jika dan hanya jika Teorema 2.1 Teorema 2.2 Teorema 2.3 diantara dan Sifat Refleksif Relasi 1. 2. Sifat Simetris Relasi 1. Jika maka 2. Jika maka Sifat Transitif Relasi 1. Jika dan maka 2. Jika dan maka

TEOREMA-TEOREMA SEDERHANA Pada Handout 1 kita sudah belajar mengenai aksioma dan definisi. Kedua hal tersebut akan menjadi salah satu dasar untuk membuktikan suatu teorema. Selain itu, kita juga akan menggunakan prinsip logika dalam pembuktiannya. Aksioma 2.9 Jika diketahui bahwa bernilai benar, serta bernilai benar maka juga bernilai benar Seperti yang sudah dijelaskan pada Bab sebelumnya, teorema adalah suatu pernyataan yang perlu dibuktikan kebenarannya. Pada Handout 2 ini akan dijelaskan bagaimana membuktikan suatu teorema yang sederhana. Teorema 2.1 (Teorema kongruensi sudut siku-siku) Jika dua sudut masing-masing sudut siku-siku maka mereka kongkuren. Teorema 2.1 dapat dituliskan sebagai berikut: Jika siku-siku dan siku-siku, maka Bukti Pernyataan siku-siku siku-siku Alasan Diketahui Diketahui Definisi 2.7 Definisi 2.7 Jika maka Teorema 2.2 Jika dan maka Teorema 2.3

Buktikan teorema sederhana berikut! 1. Teorema 2.2 : Jika dua sudut adalah lurus maka mereka konkruen 2. Teorema 2.3 : jika dua sudut masing-masing bersuplemen dengan suatu sudut (yang sama) maka mereka konkruen 3. Teorema 2.4: Jika dua sudut masing-masing berkomplemen dengan suatu sudut yang sama maka mereka kongruen 4. Teorema 2.5: Jika dua sudut masing-masing merupakan suplemen dari dua sudut yang konkruen maka mereka konkruen 5. Teorema 2.6: Jika dua sudut masing-masing berkomplemen dengan sudut-sudut yang konkruen maka mereka konkruen