BAB 5 POSTULAT KESEJAJARAN EUCLIDES

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 5 POSTULAT KESEJAJARAN EUCLIDES"

Transkripsi

1 BAB 5 POSTULAT KESEJAJARAN EUCLIDES Leonhard Euler dilahirkan di Basel (Switzerland), pada tanggal 15 April 1707 di St Petersburg (Rusia).Keluarga Leonhard Euler pindah ke Riehen, daerah yang tidak jauh dari Basel, ketika Leonhard berumur satu tahun dan di tempat itu dia dibesarkan. Leonhard dikirim sekolah ke Basel dan tinggal bersama nenek nya, hal itu dikarenakan bapak Euler ingin putra nya menjadi pendeta. Sekolah tersebut tidak maju dan Euler pun tidak belajar matematika sama sekali dari sekolah Namun minatnya akan matematika didukung oleh pengajaran bapak nya, Euler membaca buku matematika yang ia miliki dan mengambil beberapa pelajaran pribadi. Leonhard Euler lulus dari Universitas Basel tahun 1724 di mana ia belajar theologie dan Ibrani. Selama di sekolah, ia diles-privatkan pelajaran matematika kepada Johann Bernoulli. Euler menyelesaikan studi nya di Universitas Basel pada tahun Ia telah belajar banyak mathematical selama bekerja di Basel. Pekerjaan ini adalah dari Varignon, Descartes, Newton, Galileo, von Schooten, Jacob Bernoulli, Hermann, Taylor dan Wallis.Euler menduduki suatu posisi di Akademi Ilmu pengetahuan di St Petersburg, Rusia. Pada 7 Januari 1734, Euler menikah dengan Katharina Gsell, putri seorang pelukis dari St Petersburg. Euler mengklaim bahwa sebagian penemuan matematika terbesarnya terjadi saat seorang bayi dalam pelukannya dengan anak-anak lain berkeluyuran di kakinya. Artikel dan buku mekanika, yang Postulat Kesejajaran Euclides / 95

2 secara ekstensif memperkenalkan dinamika newtonian dalam wujud matematika analisa memulai perjalanan Euler untuk bekerja di bidang matematika.euler menulis sekitar 380 artikel, diantaranya menulis buku kalkulus, kalkulasi tentang garis edar keplanetan, artileri dan balistik, analisa, pembuatan kapal dan ilmu pelayaran, gerakan dari bulan, memberi kuliah kalkulus. Euler meninggal pada 18 September 1783, di St Petersburg ( Rusia) A. Kesejajaran Euclid Euclides, seorang ahli logika, masih mendasarkan pada gambar geometri dalam pembuktiannya. geometri Euclides adalah satu-satunya teori ruang yang mungkin dan betul-betul menggambarkan dunia fisik. Tidak terpikir oleh mereka bahwa gambar geometri mungkin dapat menyesatkan mereka. Tetapi kedudukan geometri Euclides yang mutlak dan unik ini dibantah pada awal abad 19 oleh penemu geometri non-euclides, para ahli matematika seolah terguncang. Revolusi dalam matematika telah terjadi, yang dapat disamakan dengan revolusi Copernicus dalam ilmu astronomi atau revolusi Darwin dalam biologi. Kegagalan dalam setiap usaha untuk membuktikan postulat kesejajaran membawa pada suatu kenyataan bahwa postulat kesejajaran tidak pasti, teori Euclides tidak keramat, dan teori geometri yang lain (non Euclides) mungkin benar. 96 /Postulat Kesejajaran Euclides

3 B. Struktur Geometri Bidang Euclides Postulat kesejajaran Euclides Jika dua garis dipotong oleh sebuah garis transversal sedemikian hingga membuat jumlah sudut dalam sepihak kurang dari 180 0, maka kedua garis itu berpotongan pada pihak yang jumlah sudut dalam sepihaknya kurang dari Kita mulai dengan mendaftar sejumlah asumsi atau postulat geometri Euclides. I. Barang-barang yang sama dengan sesuatu barang, satu sama lain adalah sama. II. Jika barang sama ditambah dengan barang yang sama, jumlahnya sama. III. Jika barang sama dikurangi dengan barang yang sama, selisihnya sama. IV. Keseluruhan lebih besar dari bagiannya. V. Bentuk geometri dapat dipindah tanpa mengubah ukuran dan bentuknya. VI. Setiap sudut mempunyai garis bagi. VII. Setiap segmen mempunyai satu dan hanya satu titik tengah. VIII. Dua buah titik terletak pada satu dan hanya satu garis. IX. Sebuah segmen dapat diperpanjang sehingga sama dengan segmen tertentu. X. Sebuah lingkaran dapat digambar jika diketahui pusat dan jari-jarinya. XI. Semua sudut siku-siku besarnya sama. Dari postulat-postulat di atas dapat disimpulkan sejumlah teorema dasar, di antaranya : 1. Sudut-sudut yang bertolak belakang besarnya sama. Postulat Kesejajaran Euclides / 97

4 2. Sifat-sifat kongruensi segitiga (ss-sd-ss, sd-ss-sd, ssss-ss) 3. Teorema tentang kesamaan sudut-sudut alas segitiga samakaki dan konversnya. 4. Adanya satu garis yang tegak lurus pada suatu garis melalui satu titik pada garis tersebut. 5. Adanya garis tegak lurus pada garis tertentu melalui titik di luar garis tersebut. 6. Pembuatan sudut yang sama dengan sudut tertentu pada titik tertentu dengan menetapkan titik sudut dan sisinya. 7. Pembuatan segitiga yang kongruen dengan segitiga tertentu dengan menetapkan sisi yang sama dengan sisi dari segitiga tertentu tersebut. Sekarang kita dapat membuktikan teorema sudut luar, sebagai kunci pengembangan selanjutnya. Teorema 5.1 (Teorema sudut luar) Sudut luar suatu segitiga lebih besar daripada sudut dalam yang tidak bersisian dengan sudut luar tersebut. A F E B. M 1 2. C D. H 98 /Postulat Kesejajaran Euclides

5 Bukti: Misalkan diketahui segitiga ABC dan D pada perpanjangan BC. Pertama, kita tunjukkan bahwa sudut luar ACD > A. Misalkan E titik tengah AC, dan BE diperpanjang melalui E sedemikian hingga BE = EF. Maka AE = EC, BE = EF, dan AEB = CEF (sudut bertolak belakang besarnya sama). Jadi AEB CEF (ss sd ss), dan BAE = FCE (sudut yang bersesuaian pada segitiga yang kongruen adalah sama). Karena ACD > FCE (keseluruhan lebih besar dari bagiannya), kita dapat menyimpulkan ACD > BAE = A. Untuk menunjukkan bahwa ACD > B, perpanjang AC melalui C ke H, sehingga membentuk BCH. Selanjutnya tunjukkan BCH > B gunakan cara seperti bagian pertama bukti di atas : Misalkan M titik tengah BC, perpanjang AM melalui M sedemikian hingga AM = MN, dan seterusnya. Untuk melengkapi bukti tersebut, perhatikan bahwa BCH dan ACD adalah sudut bertolak belakang, berarti besarnya sama. Teorema 5.2 Jika dua garis dipotong oleh sebuah garis transversal sedemikian hingga membentuk sepasang sudut dalam berseberangan yang sama, maka kedua garis tersebut sejajar. C B A 1 2 k k A 1 C 2 m m B Postulat Kesejajaran Euclides / 99

6 Bukti: Misalkan sebuah garis transversal memotong dua garis k dan m di titik A dan B dan membentuk sepasang sudut dalam berseberangan 1 dan 2 yang sama. Andaikan k dan m tidak sejajar. Maka keduanya berpotongan di titik C, dan membentuk ABC. Titik C terletak di sebelah kiri AB atau di sebelah kanannya. Dalam hal ini sudut luar ABC sama dengan sudut dalam yang tidak bersisian dengannya ( 1 = 2). Hal ini kontradiksi dengan Teorema 1. Jadi pengandaian salah, yang benar l dan m sejajar. Akibat dari teorema 5.3 ini ada 3 yaitu: Akibat 5.1 Dua garis yang tegak lurus pada garis yang sama adalah sejajar. Akibat 5.2 Hanya ada satu garis tegak lurus pada garis tertentu yang melalui satu titik di luar garis tersebut. Akibat 5.3 Jika titik P tidak ada garis k, maka ada sedikitnya satu garis lurus yang melalui P yang sejajar k. P m Bukti: Q k 100/Postulat Kesejajaran Euclides

7 Dari P ditarik garis tegak lurus k dengan titik kakinya Q, kemudian buat garis m yang melalui P dan tegak lurus PQ. Maka m sejajar dengan k (sesuai dengan akibat 1 teorema 2) Teorema 5.3: Jumlah dua sudut segitiga kurang dari A C D B Bukti: Misalkan diketahui ABC. Akan kita tunjukkan bahwa A + B < Perpanjang CB melalui B ke D. Maka ABD adalah sudut luar ABC. Menurut Teorema 5.1 : ABD > A. Tetapi ABD = B Dengan demikian berarti : B > A atau A + B Jadi : A + B < (teorema terbukti) C. Pengganti postulat kesejajaran Euclides Postulat Playfair. Hanya ada satu garis yang sejajar dengan garis yang diketahui yang melalui sebuah titik di luar garis yang diketahui. Postulat Kesejajaran Euclides / 101

8 Postulat Playfair membahas tentang kesejajaran garis dan postulat kesejajaran Euclides tentang garis-garis yang berpotongan. Postulat ke lima dan postulat Postulat Playfair. keduanya mempunyai peran yang sama dalam perkembangan geometri. Kedua postulat tersebut ekivalen secara logis atau hanya ekivalen. Ini berarti, jika postulat Playfair diambil sebagai postulat (bersama dengan semua postulat Euclides kecuali postulat kesejajaran Euclides), maka postulat kesejajaran Euclides dapat disimpulkan sebagai teorema; dan sebaliknya, jika postulat kesejajaran Euclides diambil sebagai postulat (bersama dengan semua postulat Euclides kecuali postulat kesejajaran Euclides), maka postulat Playfair dapat disimpulan sebagai teorema. D. Ekivalensi Postulat Kesejajaran Euclides dengan Postulat Playfair Pertama, Kita asumsikan postulat kesejajaran Euclides dan kita simpulkan menjadi postulat Playfair. Jika diketahui garis k dan titik P di luar k. Akan kita tunjukkan hanya ada satu garis yang melalui P sejajar k. P 2 1 Q n m k 102/Postulat Kesejajaran Euclides

9 Kita tahu bahwa ada garis yang melalui P dan sejajar k, dan kita tahu bagaimana cara membuatnya (lihat akibat 3 teorema 5.2). Dari P ditarik garis tegak lurus k dengan titik kaki di Q, dan melalui P dibuat garis m tegak lurus PQ. Maka m // k. Sekarang, misalkan n sebarang garis yang melalui P, dan n m. akan tunjukkan n memotong k. misalkan 1 dan 2 adalah sudut-sudut yang dibentuk oleh garis n dan PQ. Maka 1 bukan sudut siku-siku, karena jika 1 siku-siku maka n dan m berhimpit, hal ini kontradiksi dengan asumsi. Jadi 1 atau 2 adalah sudut lancip, misalkan 1 yang lancip. Kesimpulan Garis k dan n dipotong oleh garis transversal PQ sehingga membentuk sudut lancip 1 dan sebuah sudut siku-siku, yang keduanya merupakan sudut dalam sepihak dari garis transversal. Karena jumlah kedua sudut ini kurang dari 180 0, sesuai dengan postulat kesejajaran Euclides, kedua garis n dan k akan berpotongan. Jadi m adalah satu-satunya garis yang melalui P sejajar k, yang berarti kita dapat menyimpulkan postulat Playfair dari postulat kesejajaran Euclides. Kedua, Kita asumsikan postulat Playfair, dan kita simpulkan menjadi postulat kesejajaran Euclides. Postulat Kesejajaran Euclides / 103

10 R. m P 2 E k 1 Q Misalkan garis k, m dipotong oleh sebuah garis transversal di Q, P dan membentuk sepasang sudut dalam sepihak 1 dan 2 yang jumlahnya kurang dari Jadi : < (1) Misalkan 3 adalah suplemen dari 1, Maka : = (2) Dari (1) dan (2) diperoleh : 2 < 3..(3) Pada titik P buatlah QPR yang sama dan berseberangan dalam dengan 3. Maka 2 < QPR, jadi RP tidak berimpit dengan garis m (berbeda dengan m). Menurut teorema 2, RP // k. Sesuai dengan postulat Playfair, m tidak sejajar dengan k ; oleh karena itu m dan k berpotongan. Misalkan m dan k berpotongan pada pihak yang berlawanan dengan PQ dari 1 dan 2, misalkan di titik E. Maka 2 adalah sudut luar PQE; oleh karena itu 2 < 3, kontradiksi dengan (3). Akibatnya permisalan salah, jadi m dan l berpotongan pada pihak PQ yang memuat 1 dan 2. Jadi postulat kesejajaran Euclides dapat diperoleh dari postulat Playfair, yang berarti kedua postulat ekivalen. 104/Postulat Kesejajaran Euclides

11 E. Peran postulat kesejajaran Euclides Dengan mengasumsikan postulat kesejajaran Euclides (atau postulat Playfair yang ekivalen), beberapa akibat penting berikut dapat ditetapkan : a. Jika dua garis sejajar dipotong oleh sebuah garis maka terbentuk sepasang sudut berseberangan yang sama. b. Jumlah sudut-sudut sudut segitiga adalah c. Sisi-sisi yang berhadapan suatu jajargenjang adalah sama. d. Garis yang sejajar di mana-mana jaraknya sama. e. Adanya persegipanjang dan persegi. f. Teori luas yang terkenal dinyatakan dengan satuan persegi. g. Teori segitiga yang sebangun, yang meliputi adanya gambar dengan sebarang ukuran yang sebangun dengan gambar tertentu. Postulat kesejajaran Euclides merupakan sumber dari beberapa akibat yang penting. Tanpa postulat kesejajaran Euclides kita tidak akan mempunyai teori-teori terkenal tentang bidang, kesebangunan dan hubungan Phythagoras. Tanpa postulat kesejajaran Euclides, geometri di sekolah dianggap merupakan materi yang membosankan. Postulat kesejajaran Euclides boleh dianggap tidak penting ketika kita mempelajari geometri di sekolah menengah. F. Pembuktian Proclus Terhadap Postulat Kesejajaran Euclides Postulat Kesejajaran Euclides / 105

12 Proclus ( ) memberikan bukti terhadap postulat kesejajaran Euclides sebagai berikut: Kita asumsikan postulat Euclides kecuali postulat kesejajaran, dan kita buktikan menjadi postulat Playfair. Misalkan P adalah titik yang tidak terletak pada garis k (lihat gambar). Kita buat garis m melalui P dan sejajar k. Misalkan : PQ k di Q dan m PQ di P. P X m Z n Q Y k Andaikan : ada garis lain n yang melalui P dan sejajar k. Maka n membentuk sudut lancip dengan PQ yang terletak (misalnya) di sebelah kanan PQ yang seluruhnya termuat pada daerah yang dibatasi oleh k, m dan PQ. Misal X sebarang titik pada garis m yang terletak di sebelah kanan P, XY k di Y, dan XY memotong n di Z, maka XY > XZ. Misalkan X digerakkan terus menerus menjauhi P sepanjang garis m. maka XZ akan bertambah panjang sampai tak terbatas, karena XZ paling sedikit panjangnya sama dengan segmen garis dari X yang tegak lurus n. 106/Postulat Kesejajaran Euclides

13 Jadi XY juga bertambah panjang sampai tak terbatas. Tetapi jarak antara dua garis yang sejajar harus terbatas. Dengan demikian terjadi kontradiksi, yang berarti pengandaian salah. Jadi, m adalah satusatunya garis yang melalui P dan sejajar k. Dengan demikian, postulat Playfair berlaku, demikian juga postulat yang ekivalen, yaitu postulat kesejajaran Euclides. Pada proses pembuktian di atas, dilibatkan tiga asumsi, yaitu : (A) Jika dua garis berpotongan, jarak suatu titik di suatu garis ke suatu titik pada garis lainnya akan bertambah panjang sampai tak terbatas, jika titik tersebut bergerak menjauhi titik potong kedua garis tersebut. (B) Segmen garis terpendek yang menghubungkan suatu titik di luar suatu garis adalah segmen garis yang tegak lurus pada garis tersebut. (C) Jarak antara dua garis yang sejajar adalah terbatas. (A) dan (B) dapat ditetapkan tanpa bersumber pada postulat kesejajaran Euclides. Jadi hal yang terpenting dari pembuktian di atas adalah asumsi (C). Berarti Proclus dengan diam-diam menganggap (C) sebagai asumsi tambahan. Kita namakan (C) sebagai asumsi tersembunyi dari postulat Proclus. Jadi, kita bisa menyatakan bahwa : Postulat Proclus ekivalen dengan postulat kesejajaran Euclides. Karena, postulat kesejajaran Euclides berarti jarak antara dua garis yang sejajar adalan konstan, dan oleh karena itu terbatas. Sebaliknya, sesuai dengan argumen Proclus bahwa dari postulat Proclus dapat diperoleh postulat kesejajaran Euclides. Postulat Kesejajaran Euclides / 107

14 Jadi, Proclus hanya mengganti postulat kesejajaran Euclides dengan postulat yang ekivalen, tidak menetapkan validitas (Kesahihan) postulat kesejajaran Euclides. G. Penyelesaian Wallis John Wallis ( ) mengganti postulat kesejajaran Euclides dengan postulat berikut : Akan ada suatu segitiga dengan satu sisinya ditetapkan sebarang yang sebangun dengan segitiga tertentu. John Wallis ( ) Dari sini, postulat Playfair dapat disimpulkan sebagai berikut: Misal P titik di luar k. Dari P ditarik PQ k, yang memotong k di Q, dan dari P tarik garis m PQ. n n P m P m S R S R T Q k Q k Misalkan n adalah garis yang lain dengan m yang melalui P. Akan ditunjukkan bahwa n memotong k. 108/Postulat Kesejajaran Euclides

15 Misalkan R adalah sebarang titik pada n dan berada pada daerah antara k dan m. Dari R tarik RS PQ, yang memotong PQ di S. Dengan menggunakan postulat Wallis, kita bisa mendapatkan PQT sedemikian hingga PQT = PSR, dan PR berimpit dengan PT. Jadi T pada n. Selanjutnya, PQT = PSR, jadi PQT adalah sikusiku. Karena k. PQ di Q, berarti T pada k. Oleh karena itu, n memotong k pada T, dan berarti hanya ada satu garis yang melalui P dan sejajar k. Jelaslah bahwa dari postulat Wallis dapat diperoleh postulat kesejajaran Euclides. Dan sebagaimana yang telah kita selidiki, kebalikannya juga berlaku. Jadi postulat Wallis secara logis ekivalen dengan postulat kesejajaran Euclides. Wallis nampaknya merasa bahwa postulatnya lebih pasti, dan juga merasa bahwa dia telah menyelesaikan masalah postulat kesejajaran Euclides selama ini. Adakah postulat Wallis lebih jelas dan lebih sederhana dari postulat kesejajaran Euclides? R C S.. T A B P Q Postulat Kesejajaran Euclides / 109

16 Jika ABC dan segmen dari PQ diketahui (Gambar 2.9), maka ada titik R sedemikian hingga PQR sebangun dengan ABC. Bagaimana kita bisa mendapatkan titik R? Pada sisi PQ kita bisa membuat QPS = A dan PQT = B. Maka R akan diperoleh dari perpotongan antara PS dan QT. Akibatnya, sesuai dengan postulat Wallis, maka PS dan QT berpotongan. Ingat bahwa A + B < (sesuai dengan teorema 3). Berarti : P + Q < Jadi postulat Wallis dapat dinyatakan sebagai : Jika dua garis dipotong oleh suatu garis sedemikian hingga membentuk sepasang sudut yang berjumlah kurang dari 180 0, maka kedua garis tersebut pasti berpotongan. Postulat ini sangat mirip dengan postulat kesejajaran Euclides. Tetapi postulat Wallis menyatakan lebih lanjut, karena ada tambahan R = C dan sisi-sisi yang bersesuaian dari segitiga sebanding. Dengan demikian postulat Wallis lebih pasti dan lebih sederhana dari postulat kesejajaran Euclides. H. Usaha Saccheri dalam Mempertahankan Postulat Kesejajaran Euclides Giovanni Girolamo Saccheri ( 5 September Oktober 1733) menulis sebuah buku Euclides Vindicatus yang diterbitkan sesudah kematiannya. Dia mencoba menguji kebenaran postulat kesejajaran Euclides dengan cara baru. Caranya dengan mengasumsikan bahwa postulat kesejajaran Euclides 110/Postulat Kesejajaran Euclides

17 itu salah, menunjukkan adanya kontradiksi, yang secara logis berarti memvalidasikan (mengesahkan) postulat kesejajaran Euclides dengan menggunakan prinsip bukti tak langsung. Pengujian Saccheri dimulai dengan mempelajari suatu segiempat yang mempunyai dua sisi yang sama dan tegak lurus pada sisi yang ketiga. Tanpa mengasumsikan sebarang postulat kesejajaran, kita bisa membuat segiempat yang dimaksud, yang sekarang disebut sebagai segiempat Saccheri. Misalkan ABCD adalah segiempat Saccheri dengan AD = BC dan A = B = 90 0 (Gambar 2.10). Saccheri mampu membuktikan C = D, dan selanjutnya mempertimbangkan tiga kemungkinan mengenai sudut C dan D : (1) Hipotesis sudut siku-siku ( C = D = 90 0 ) (2) Hipotesis sudut tumpul ( C = D > 90 0 ) (3) Hipotesis sudut lancip ( C = D < 90 0 ) D C A B Jika postulat kesejajaran Euclides diasumsikan, maka hipotesis sudut siku-siku benar (karena postulat kesejajaran Euclides berakibat bahwa jumlah sudut sebarang segiempat adalah ). Dasar argumen Saccheri sebagai berikut : Dengan menunjukkan bahwa hipotesis sudut tumpul dan hipotesis sudut lancip keduanya menimbulkan suatu kontradiksi berarti postulat kesejajaran Euclides benar. Postulat Kesejajaran Euclides / 111

18 Dengan menggunakan serangkaian teorema secara hati-hati, Saccheri mampu membuktikan bahwa hipotesis sudut tumpul menimbulkan suatu kontradiksi. Selanjutnya dia memperhatikan implikasi dari sudut lancip. Di antaranya berupa sejumlah teorema yang tidak biasa (unusual), yang dua diantaranya dapat dinyatakan sebagai berikut : (1) Jumlah sudut-sudut sebarang segitiga adalah kurang dari (2) Jika k dan m adalah dua garis dalam suatu bidang, maka salah satu sifat berikut akan terpenuhi : (a) k dan m berpotongan, keduanya memencar dari titik perpotongannya. (b) k dan m tidak berpotongan, tetapi mempunyai garis tegak lurus persekutuan, sehingga dua garis memencar dalam dua arah dari arah garis tegak lurus persekutuan. (c) k dan m tidak berpotongan, dan tidak mempunyai garis tegak lurus persekutuan, sehingga kedua garis konvergen pada satu arah tetapi divergen pada arah yang lain. Saccheri ternyata tidak sampai pada suatu kontradiksi, meskipun dia berpikiran seharusnya terjadinya kontradiksi; dan sudah kita ketahui bahwa sampai saat ini teori Saccheri tentang hipotesis sudut lancip bebas dari kontradiksi dalam geometri Euclides. Kenyataannya, dia telah membuktikan sejumlah teorema dalam geometri non-euclides yang kira-kira satu abad berikutnya dikembangkan oleh Bolyai dan Lobachevsky. Jelaslah kegagalan Saccheri dalam menangani postulat kesejajaran Euclides telah membuat suatu lompatan logis dalam geometri non-euclides. 112/Postulat Kesejajaran Euclides

19 Usahanya memvalidasikan postulat kesejajaran Euclides telah gagal, tetapi kegagalan yang besar tersebut hanya dapat dicapai oleh seseorang dengan kemampuan dan pendidikan yang luar biasa. LATIHAN 5 1. Buktikan postulat Playfair ekivalen dengan teorema sudut dalam berseberangan; Jika dua garis sejajar (paralel) dipotong oleh sebuah garis transversal, maka sepasang sudut dalam berseberangan yang dibentuk adalah sama. 2. Kritiklah pembuktian postulat kesejajaran Euclides berikut, yang dilakukan oleh Bolyai ( ). Misalkan diketahui titik P di luar garis k, PQ k di Q, m PQ di P. Misal n garis yang melalui P, n m (Gambar 2.11). Akan ditunjukkan: n memotong k, sehingga m adalah satu-satunya garis yang melalui P dan sejajar k. Misalkan A adalah titik yang terletak di antara P dan Q perpanjang AQ melalui Q, sehingga AQ = QB. Misal AR n di R, dan perpanjang melalui R, sehingga AR = RC. Maka A, B, dan C tidak terletak segaris, dan bisa membentuk segitiga. m A R n B Q k Postulat Kesejajaran Euclides / 113

20 Misal Z adalah lingkaran luar segitiga ABC. Maka k dan n merupakan garis sumbu busur lingkaran Z dan oleh karena itu k dan n berpotongan di pusat lingkaran Z. 3. Kritiklah pembuktian postulat kesejajaran Euclides berikut : P m d. X n k Q Misalkan diketahui titik P di luar k, PQ k di Q, d adalah jarak PQ dari P ke k, dan m adalah garis yang terletak pada sisi yang sama dengan k dari P dan berjarak d dari k. Jelaslah m melalui P dan tidak memotong k. Misalkan n adalah garis selain m yang melalui P. Akan ditunjukkan n memotong k n memotong m dan memasuki daerah di antara m dan k (misal di sebelah kanan PQ ). Jika X menjauhi P, maka jarak dari X ke m akan bertambah sampai tak terbatas. Tentunya jaraknya akan lebih besar dari pada d, yang merupakan jarak tetap dari m ke k. Jadi, n harus memotong k, oleh karena itu m adalah satu-satunya garis yang melalui P dan sejajar k. 114/Postulat Kesejajaran Euclides

21 4. Kritiklah pembuktian proposisi berikut : Dua garis yang di mana-mana jaraknya tidak sama pasti berpotongan. m A d B X a b k Misalkan garis k jaraknya ke m di mana-mana tidak sama. Maka ada dua titik A, B pada k yang masingmasing berjarak a dan b ke garis m sedemikian hingga a b. Misal a > b, dan c = a b, serta d : jarak AB. Jika suatu titik bergerak dari A ke B yang terletak pada garis m, maka jaraknya ke k berkurang sebesar c. Pilih titik X pada m yang terletak pada arah yang sama dengan A ke B, sedemikian hingga jarak AX adalah (a/c) d. Maka titik yang bergerak dari A ke X pada garis m jaraknya ke l akan berkurang sebesar ( a/c ) c = a. Jadi jarak X ke k adalah (a a) = 0, berarti m memotong k di X. Hal ini secara tidak langsung sesuai dengan postulat Playfair : Misalkan P adalah titik di luar k, maka hanya ada satu garis yang melalui P dan sejajar k, yakni suatu garis yang melalui P dan jaraknya ke k di mana-mana sama. 5. Kritiklah pembuktian postulat kesejajaran Euclides oleh A.M. Legendre ( ) berikut : Postulat Kesejajaran Euclides / 115

22 n P m R. R. A Misalkan diketahui titik P di luar l, PQ l di Q, dan m PQ di P. Misal n garis yang melalui P, n m. Akan ditunjukkan : n memotong l, sehingga m adalah satu-satunya garis yang melalui P dan sejajar l. Sudah tentu n akan memotong l jika n tegak lurus l. Jadi kita asumsikan n tidak tegak lurus l. Karena n m, maka ada titik R pada garis n sedemikian hingga QPR lancip. Q Buatlah QPR = QPR, dengan R terletak berlawanan arah dengan R dari PQ. Maka Q terletak di dalam RPR. Berarti l memuat satu titik yang ber ada di dalam RPR dan memotong salah satu kaki sudutnya. Jika l memotong kaki PR, maka n pasti memotong l. Misalkan l memotong kaki PR di A. Pilih titik B pada kaki PR sedemikian hingga PB = PA. Maka PQA = = PQB (ss sd ss) dan PQB siku-siku. Jadi B pada l dan n memotong l. 6. Kritiklah pembuktian postulat kesejajaran Euclides berikut : B l 116/Postulat Kesejajaran Euclides

23 n P m R X Q k Y X Misalkan diketahui titik P di luar l, PQ l di Q, dan m PQ di P. Misal n garis yang melalui P, n m Akan ditunjukkan : n memotong l, sehingga m adalah satu-satunya garis yang melalui P dan sejajar l. Sudah tentu n akan memotong l jika n tegak lurus l. Jadi kita asumsikan n tidak tegak lurus l. Karena n m, maka ada titik R pada garis n sedemikian hingga QPR lancip. Pilih titik X pada kaki PR dari QPR. Misal Y merupakan kaki garis yang tegak lurus dari X ke kaki PQ dari QPR. Jika X bergerak menjauhi P terus menerus, maka Y juga menjauhi P terus menerus. Dengan demikian terdapat kedudukan Y dari Y pada kaki PQ sedemikian hingga PY > PQ. Misalkan X merupakan kedudukan X pada kaki PR. Karena PY > PQ, maka titik P dan Y pasti terletak berlawanan arah dari l. Tetapi X dan Y berada pada arah yang sama dari l, karena Y X // l. Postulat Kesejajaran Euclides / 117

24 Berarti P dan X terletak berlawanan arah dari l, dan n yang menghubungkan kedua titik tersebut, pasti memotong l. 7. Jika diketahui postulat kesejajaran Euclides maka jumlah sudut setiap segitiga adalah Pikirkanlah, apakah konversnya juga berlaku? Coba buktikan, tetapi jangan membuang-buang waktu yang tidak berarti, karena itu merupakan masalah yang sulit jika tanpa persiapan yang memadai. 118/Postulat Kesejajaran Euclides

BAB 7 GEOMETRI NETRAL

BAB 7 GEOMETRI NETRAL BAB 7 GEOMETRI NETRAL Ilmuwan besar matematika ini lahir pada bulan April 1777, di Brunswick, Daerah duke Brunswick (sekarang Negara Jerman). Gauss tumbuh didalam keluarga yang agak sederhana, bukan kaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Geometri adalah struktur matematika yang membicarakan unsur dan relasi yang ada antara unsur tersebut. Titik, garis, bidang, dan ruang merupakan benda abstrak yang menjadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada Bab II ini akan diuraikan berbagai konsep dasar yang digunakan pada bagian pembahasan. Pada bab II ini akan dibahas pengenalan Geometri Non- Euclid, Geometri Insidensi, Geometri

Lebih terperinci

A. Jumlah Sudut dalam Segitiga. Teorema 1 Jumlah dua sudut dalam segitiga kurang dari Bukti:

A. Jumlah Sudut dalam Segitiga. Teorema 1 Jumlah dua sudut dalam segitiga kurang dari Bukti: Geometri Netral? Geometri yang dilengkapi dengan sistem aksioma-aksioma insidensi, sistem aksioma-aksioma urutan, sistem aksioma kekongruenan (ruas garis, sudut, segitiga) dan sistem aksioma-aksioma archiemedes

Lebih terperinci

BAB 8 PENGANTAR GEOMETRI NON-EUCLIDES

BAB 8 PENGANTAR GEOMETRI NON-EUCLIDES BAB 8 PENGANTAR GEOMETRI NON-EUCLIDES Riemann dilahirkan pada tanggal 17 September 1826 di Breselenz, sebuah desa di dekat Dannenberg di kerajaan Han-nover Jerman. Ayahnya bernama Friedrich Bernard Riemann

Lebih terperinci

DALIL PYTHAGORAS DAN PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI

DALIL PYTHAGORAS DAN PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI DALIL PYTHAGORAS DAN PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI Segitiga 1. Beberapa sifat yang berlaku pada segitiga adalah : Jumlah sudut-sudut sembarang segitiga adalah 180 0 Pada segitiga ABC berlaku AC = BC B = A

Lebih terperinci

KONSISTENSI PADA GEOMETRI EUCLID DAN GEOMETRI HIPERBOLIK

KONSISTENSI PADA GEOMETRI EUCLID DAN GEOMETRI HIPERBOLIK KONSISTENSI PADA GEOMETRI EUCLID DAN GEOMETRI HIPERBOLIK (Jurnal 9) Memen Permata Azmi Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia Setelah beberapa pertemuan mempelajari tentang

Lebih terperinci

GEOMETRI EUCLID. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geometri Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Dwi Juniati, M.Si.

GEOMETRI EUCLID. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geometri Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Dwi Juniati, M.Si. GEOMETRI EUCLID Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geometri Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Dwi Juniati, M.Si. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS PASCA SARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II MATERI. sejajar dengan garis CD. B

BAB II MATERI. sejajar dengan garis CD. B BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penulisan makalah ini merupakan pemaparan mengenai definisi garis sejajar, jarak dan jumlah sudut. Dengan materi yang diambil dari sumber tertentu. Pembahasan ini terkhusus

Lebih terperinci

D. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI

D. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI D. GEOMETRI 1. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta diklat memahami dan dapat menjelaskan unsur-unsur geometri, hubungan titik, garis dan bidang; sudut; melukis bangun geometri; segibanyak;

Lebih terperinci

Modul 3 SIMETRI, PERSEGIPANJANG, PERSEGI, DAN KESEJAJARAN GARIS

Modul 3 SIMETRI, PERSEGIPANJANG, PERSEGI, DAN KESEJAJARAN GARIS Modul 3 SIMETRI, PERSEGIPANJANG, PERSEGI, DAN KESEJAJARAN GARIS A. Pengantar Materi yang akan di bahas pada kegiatan pembelajaran ini terdiri atas pengertian simetri lipat, simetri putar, setengah putaran,

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

KISI-KISI PENULISAN SOAL UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS KISI-KISI PENULISAN SAL UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Segiempat dan Segitiga Kelas / semester : VII / 2 Standar Komptensi : Memahami konsep segi empat

Lebih terperinci

GEOMETRI EUCLID D I S U S U N OLEH :

GEOMETRI EUCLID D I S U S U N OLEH : GEOMETRI EUCLID D I S U S U N OLEH : SARI MEILANI (11321435) TITIS SETYO BAKTI (11321436) DEWI AYU FATMAWATI (11321439) INKA SEPIANA ROHMAH (11321460) KELAS II B MATEMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

Lebih terperinci

SKRIPSI PERBANDINGAN SEGIEMPAT SACCHERI PADA GEOMETRI EUCLID DAN GEOMETRI NON EUCLID. Universitas Negeri Yogyakarta

SKRIPSI PERBANDINGAN SEGIEMPAT SACCHERI PADA GEOMETRI EUCLID DAN GEOMETRI NON EUCLID. Universitas Negeri Yogyakarta SKRIPSI PERBANDINGAN SEGIEMPAT SACCHERI PADA GEOMETRI EUCLID DAN GEOMETRI NON EUCLID Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

UKURAN RUAS-RUAS GARIS PADA SEGITIGA SKRIPSI

UKURAN RUAS-RUAS GARIS PADA SEGITIGA SKRIPSI UKURAN RUAS-RUAS GARIS PADA SEGITIGA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB V BAHAN LATIHAN DAN SARAN PEMECAHANNYA

BAB V BAHAN LATIHAN DAN SARAN PEMECAHANNYA V HN LTIHN N SRN PMHNNY. ahan Latihan Kerjakanlah soal-soal berikut. Jangan mencoba melihat petunjuk atau kunci, sebelum benar-benar nda mengalami jalan buntu. 1. alam sebuah persegipanjang ditarik 40

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab pembahasan ini akan dibahas mengenai Geometri Hiperbolik yang

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab pembahasan ini akan dibahas mengenai Geometri Hiperbolik yang BAB III PEMBAHASAN Pada bab pembahasan ini akan dibahas mengenai Geometri Hiperbolik yang didasarkan kepada enam postulat pada Geometri Netral dan Postulat Kesejajaran Hiperbolik. Akan dibahas sifat-sifat

Lebih terperinci

PENGAYAAN MATERI OLIMPIADE MATEMATIKA SD GEOMETRI. Oleh : Himmawati P.L

PENGAYAAN MATERI OLIMPIADE MATEMATIKA SD GEOMETRI. Oleh : Himmawati P.L PENGAYAAN MATERI OLIMPIADE MATEMATIKA SD GEOMETRI Oleh : Himmawati P.L Soal matematika yang diujikan di sekolah-sekolah maupun di Ujian Nasional pada umumnya dapat diselesaikan dengan cara-cara biasa.

Lebih terperinci

Rasio. atau 20 : 10. Contoh: Tiga sudut memiliki rasio 4 : 3 : 2. tentukan sudut-sudutnya jika:

Rasio. atau 20 : 10. Contoh: Tiga sudut memiliki rasio 4 : 3 : 2. tentukan sudut-sudutnya jika: Rasio Rasio adalah perbandingan ukuran. Rasio digunakan untuk membandingkan besaran dengan pembagian. Misal dua segitiga memiliki bentuk yang sama tetapi ukurannya berbeda. Salah satu sisinya yang seletak

Lebih terperinci

IKIP BUDI UTOMO MALANG GEOMETRI HAND OUT 2

IKIP BUDI UTOMO MALANG GEOMETRI HAND OUT 2 IKIP BUDI UTOMO MALANG GEOMETRI HAND OUT 2 ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI, M.Pd 4/14/2012 KUMPULAN DEFINISI DAN AKSIOMA DALAM GEOMETRI Nama Definisi 2.1 Definisi 2.2 Definisi 2.3 Definisi 2.4 Definisi 2.5

Lebih terperinci

BAB 9 TEORI GEOMETRI NON-EUCLIDEAN RIEMANN

BAB 9 TEORI GEOMETRI NON-EUCLIDEAN RIEMANN BAB 9 TEORI GEOMETRI NON-EUCLIDEAN RIEMANN Georg Ferdinand Ludwig Philipp Cantor ( 3 Maret 1845 6 Januari 1918) adalah seorang matema tikawan Jerman. Dia pencetus teori himpunan terkemuka. Cantor mencetuskan

Lebih terperinci

- Segitiga dengan dua sisinya sama panjang dan terbentuk dari dua segitiga siku-siku yang kongruen disebut segitiga samakaki

- Segitiga dengan dua sisinya sama panjang dan terbentuk dari dua segitiga siku-siku yang kongruen disebut segitiga samakaki SEGITIG DN SEGIEMPT. SEGITIG 1. Mengenal Segitiga Jika persegi panjang PQRS dipotong melalui diagonal PR, maka akan didapat dua bangun yang berbentuk segitiga yang sama dan sebangun atau kongruen. Semua

Lebih terperinci

GEOMETRI Geometri Dasar Oleh: WIDOWATI Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

GEOMETRI Geometri Dasar Oleh: WIDOWATI Jurusan Matematika FMIPA UNDIP GEOMETRI Geometri Dasar Oleh: WIDOWATI Jurusan Matematika FMIPA UNDIP 1 Geometri dasar Himpunan berbentuk beserta sistem aksioma yang melibatkan 5 aksioma disebut Struktur Geometri Euclid, dengan unsurunsur

Lebih terperinci

Geometri I. Garis m dikatakan sejajar dengan garis k, jika kedua garis terletak pada satu bidang datar dan kedua garis tidak berpotongan

Geometri I. Garis m dikatakan sejajar dengan garis k, jika kedua garis terletak pada satu bidang datar dan kedua garis tidak berpotongan Definisi 1.1 Garis m dikatakan memotong garis k, jika kedua garis terletak pada satu bidang datar dan bertemu satu bidang datar dan bertemu pada satu titik Definisi 1.2 Garis m dikatakan sejajar dengan

Lebih terperinci

SEGITIGA DAN SEGIEMPAT

SEGITIGA DAN SEGIEMPAT SEGITIGA DAN SEGIEMPAT A. Pengertian Segitiga Jika tiga buah titik A, B dan C yang tidak segaris saling di hubungkan,dimana titik A dihubungkan dengan B, titik B dihubungkan dengan titik C, dan titik C

Lebih terperinci

Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas : 3A3 Tanggal Pengumpulan : 14 Desember 2015

Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas : 3A3 Tanggal Pengumpulan : 14 Desember 2015 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA TAHUN 2015 Mata Kuliah Dosen Pengampu : : Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas

Lebih terperinci

A. Pengantar B. Tujuan Pembelajaran Umum C. Tujuan Pembelajaran Khusus

A. Pengantar B. Tujuan Pembelajaran Umum C. Tujuan Pembelajaran Khusus Modul 4 SEGIEMPAT A. Pengantar Materi yang akan di bahas pada kegiatan pembelajaran ini terdiri atas pengertian berbagai macam segiempat: jajargenjang, belah ketupat, layang-layang dan trapesium. Disamping

Lebih terperinci

SEGIEMPAT SACCHERI. (Jurnal 7) Memen Permata Azmi Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia. 4 2 l2

SEGIEMPAT SACCHERI. (Jurnal 7) Memen Permata Azmi Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia. 4 2 l2 SEGIEMPT SCCHERI (Jurnal 7) Memen Permata zmi Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia Segiempat saccheri merupakan materi perkuliahan geometri pada pertemuan ke-7. Perkuliah

Lebih terperinci

SELEKSI TINGKAT PROPINSI MATEMATIKA SMA/MA

SELEKSI TINGKAT PROPINSI MATEMATIKA SMA/MA SELEKSI TINGKAT PROPINSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 01 MATEMATIKA SMA/MA PETUNJUK UNTUK PESERTA: 1. Tes terdiri dari dua bagian. Tes bagian pertama terdiri dari 0 soal isian singkat dan tes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui karya-karya Euclides 2. Memenuhi tugas terstruktur dalam mata kuliah sejarah matematika

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui karya-karya Euclides 2. Memenuhi tugas terstruktur dalam mata kuliah sejarah matematika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sangat sedikit yang diketahui tentang riwayat hidup Euclides. Hanya diperkirakan ia hidup antara tahun 350 BC dengan 200 BC. Setelah Alexander Besar meninggal ± 323

Lebih terperinci

Bab 9. Segitiga. Standar Kompetensi. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar

Bab 9. Segitiga. Standar Kompetensi. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar Bab 9 Segitiga Standar Kompetensi Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar 6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat segitiga berdasarkan sisi susdutnya. 6.3 Menghitung

Lebih terperinci

KONGRUENSI PADA SEGITIGA

KONGRUENSI PADA SEGITIGA KONGRUENSI PADA SEGITIGA (Jurnal 6) Memen Permata Azmi Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia Perkuliah geometri kembali pada materi dasar yang kita anggap remeh selama ini.

Lebih terperinci

Oleh : Sutopo, S.Pd., M.Pd. Prodi P Mat-Jurusan PMIPA FKIP UNS

Oleh : Sutopo, S.Pd., M.Pd. Prodi P Mat-Jurusan PMIPA FKIP UNS Oleh : Sutopo, S.Pd., M.Pd. Prodi P Mat-Jurusan PMIPA FKIP UNS Materi KKD I Konsep dasar geometri dan segitiga (termasuk teorema dan aksioma terkait) KKD II Poligon dan Lingkaran (sifat dan luas) KKD III

Lebih terperinci

50 LAMPIRAN NILAI SISWA SOAL INSTRUMEN Nama : Kelas : No : BERILAH TANDA SILANG (X) PADA JAWABAN YANG DIANGGAP BENAR! 1. Persegi adalah.... a. Bangun segiempat yang mempunyai empat sisi dan panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Geometri Euclid

BAB I PENDAHULUAN. A. Geometri Euclid BAB I PENDAHULUAN A. Geometri Euclid Euclid ( 325-265 SM) Euclid ( 325-265 SM) dari Alexandria, Mesir adalah matematikawan kuno yang menghasilkan karya monumental dalam Geometri, yaitu the Elements. Buku

Lebih terperinci

C. 9 orang B. 7 orang

C. 9 orang B. 7 orang 1. Dari 42 siswa kelas IA, 24 siswa mengikuti ekstra kurikuler pramuka, 17 siswa mengikuti ekstrakurikuler PMR, dan 8 siswa tidak mengikuti kedua ekstrakurikuler tersebut. Banyak siswa yang mengikuti kedua

Lebih terperinci

Pengertian Dan Sifat-Sifat Bangun Segi Empat 1. Jajaran Genjang

Pengertian Dan Sifat-Sifat Bangun Segi Empat 1. Jajaran Genjang Pengertian Dan Sifat-Sifat Bangun Segi Empat 1. Jajaran Genjang Jajaran genjang dapat dibentuk dari gabungan suatu segitiga dan bayangannya setelah diputar setengah putaran dengan pusat titik tengah salah

Lebih terperinci

SILABUS PEMELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Menjelaskan jenisjenis. berdasarkan sisisisinya. berdasarkan besar sudutnya

SILABUS PEMELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Menjelaskan jenisjenis. berdasarkan sisisisinya. berdasarkan besar sudutnya 42 43 SILABUS PEMELAJARAN Sekolah :... Kelas : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : Matematika Semester : II (dua) GEOMETRI Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya

Lebih terperinci

GEOMETRI EUCLID DAN GEOMETRI HIPERBOLIK

GEOMETRI EUCLID DAN GEOMETRI HIPERBOLIK GEOMETRI EUCLID DAN GEOMETRI HIPERBOLIK (Jurnal 3) Memen Permata Azmi Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia Kuliah geometri pada rabu pagi tanggal 25 september 2013 disampaikan

Lebih terperinci

MAKALAH SEGITIGA BOLA. disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Astronomi. Program Studi Pendidikan Fisika. oleh. 1. Dyah Larasati ( )

MAKALAH SEGITIGA BOLA. disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Astronomi. Program Studi Pendidikan Fisika. oleh. 1. Dyah Larasati ( ) MAKALAH SEGITIGA BOLA disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Astronomi Program Studi Pendidikan Fisika oleh 1. Dyah Larasati (4201412042) 2. Lina Kurniawati (4201412091) 3. Qonia Kisbata Rodiya (4201412116)

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR SISWA

KEGIATAN BELAJAR SISWA KEGIATAN BELAJAR SISWA Bidang studi : Matematika Satuan Pendidikan: SLTP Kelas: 3 (tiga) Caturwulan: 1 (satu) Pokok Bahasan: Transformasi Subpokok Bahasan: Refleksi Waktu: 150 Menit Endang Mulyana 2003

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMER ELJR PENUNJNG PLPG 2016 MT PELJRN/PKET KEHLIN GURU KELS S III GEOMETRI ra.hj.rosdiah Salam, M.Pd. ra. Nurfaizah, M.Hum. rs. Latri S, S.Pd., M.Pd. Prof.r.H. Pattabundu, M.Ed. Widya Karmila Sari chmad,

Lebih terperinci

Geometri Dimensi Dua

Geometri Dimensi Dua Geometri Dimensi Dua Materi Pelatihan Guru SMK Model Seni/Pariwisata/Bisnis Manajemen Yogyakarta, 28 November 23 Desember 2010 Oleh Dr. Ali Mahmudi JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

Menemukan Dalil Pythagoras

Menemukan Dalil Pythagoras Dalil Pythagoras Menemukan Dalil Pythagoras 1. Perhatikan gambar di bawah ini. Segitiga ABC adalah sebuah segitiga siku-siku di B dengan sisi miring AC. Jika setiap petak luasnya 1 satuan, tentukan luas

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL MATEMATIKA KELAS VIII (BSE DEWI N)

KUMPULAN SOAL MATEMATIKA KELAS VIII (BSE DEWI N) KUMPULAN SOAL MATEMATIKA KELAS VIII (BSE DEWI N) Kumpulan Soal Matematika Kelas VIII (BSE Dewi N) Faktorisasi Suku Aljabar A. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat. 1. Pada bentuk aljabar 2x2 + 3xy y2

Lebih terperinci

PREDIKSI UN 2012 MATEMATIKA SMP

PREDIKSI UN 2012 MATEMATIKA SMP Dibuat untuk persiapan menghadapi UN 2012 PREDIKSI UN 2012 MATEMATIKA SMP Lengkap dengan kisi-kisi dan pembahasan Mungkin (tidak) JITU 12 1. Menghitung hasil operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada

Lebih terperinci

Bab 7. Bangun Ruang Sisi Datar. Standar Kompetensi. Memahami hubungan garis dengan garis, garis dengan sudut, serta menentukan ukuranya.

Bab 7. Bangun Ruang Sisi Datar. Standar Kompetensi. Memahami hubungan garis dengan garis, garis dengan sudut, serta menentukan ukuranya. ab 7 angun Ruang Sisi Datar Standar Kompetensi Memahami hubungan garis dengan garis, garis dengan sudut, serta menentukan ukuranya. Kompetensi Dasar 4.1 Menentukan hubungan antara dua garis, serta besar

Lebih terperinci

SEGITIGA DAN SEGIEMPAT

SEGITIGA DAN SEGIEMPAT 8 SEGITIG N SEGIEMPT Segitiga Simetri putar Segitiga sama kaki asis bagi Persegi panjang Segitiga sama sisi Garis tinggi Persegi Segitiga sembarang Garis berat Jajar genjang Segitiga lancip Garis sumbu

Lebih terperinci

SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1

SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1 SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1 1. Perhatikan gambar di bawah ini! http://primemobile.co.id/assets/uploads/materi/123/1701_5.png Dari bangun datar di atas, maka sifat bangun

Lebih terperinci

BAHAN BELAJAR: BANGUN DATAR. Untung Trisna Suwaji. Agus Suharjana

BAHAN BELAJAR: BANGUN DATAR. Untung Trisna Suwaji. Agus Suharjana BAHAN BELAJAR: BANGUN DATAR Untung Trisna Suwaji Agus Suharjana KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PPPPTK) MATEMATIKA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Matematika Kelas VIII (BSE Dewi N)

Kumpulan Soal Matematika Kelas VIII (BSE Dewi N) Faktorisasi Suku Aljabar A. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat. 1. Pada bentuk aljabar 2x 2 + 3xy y 2 terdapat... variabel. a. 1 c. 3 b. 2 d. 4 2. Suku dua terdapat pada bentuk aljabar... a. 2x 2 +

Lebih terperinci

A. Menemukan Dalil Pythagoras

A. Menemukan Dalil Pythagoras A. Menemukan Dalil Pythagoras 1. Menemukan Dalil Pythagoras. Pada setiap segitiga siku-siku, luas daerah persegi pada sisi miring (hipotenusa) sama dengan jumlah luas daerah persegi pada sisi-sisi siku-sikunya

Lebih terperinci

SOAL SUKSES ULANGAN SEMESTER KELAS 9

SOAL SUKSES ULANGAN SEMESTER KELAS 9 Materi : Kesebangunan dan Kongruensi Pilihlah jawaban yang paling tepat! SOAL SUKSES ULANGAN SEMESTER KELAS 9 1. Pernyataan berikut ini yang benar adalah. a. Dua buah segitiga dikatakan kongruen jika sisi-sisi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Surat Ijin Uji Coba Instrumen

LAMPIRAN 1. Surat Ijin Uji Coba Instrumen LAMPIRAN 1 Surat Ijin Uji Coba Instrumen LAMPIRAN 2 Surat Ijin Penelitian LAMPIRAN 3 Surat Keterangan Melakukan Uji Coba Instrumen LAMPIRAN 4 Surat Keterangan Melakukan Penelitian LAMPIRAN 5 Instrumen

Lebih terperinci

Matematika Semester IV

Matematika Semester IV F U N G S I KOMPETENSI DASAR Mendeskripsikan perbedaan konsep relasi dan fungsi Menerapkan konsep fungsi linear Menggambar fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi trigonometri

Lebih terperinci

BAB I TITIK DAN GARIS

BAB I TITIK DAN GARIS 1. Titik, garis, sinar dan ruas garis BB I TITIK DN GRIS Geometri dibangun atas dasar unsur-unsur yang tidak didefinisikan yaitu: titik, garis, dan bidang. Titik dipahami secara intuisi sebagai sebuah

Lebih terperinci

BAB 3 PENALARAN DALAM GEOMETRI

BAB 3 PENALARAN DALAM GEOMETRI BAB 3 PENALARAN DALAM GEOMETRI A. Kompetensi dan Indikator A.1 Kompetensi Memahami penalaran dalam geometri A.2 Indikator 1. Menjelaskan penalaran induksi 2. Menjelaskan contoh sangkalan 3. Menjelaskan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB XII BANGUN DATAR

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB XII BANGUN DATAR SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB XII BANGUN DATAR Dr. Djadir, M.Pd. Dr. Ilham Minggi, M.Si Ja faruddin,s.pd.,m.pd. Ahmad Zaki, S.Si.,M.Si Sahlan Sidjara, S.Si.,M.Si

Lebih terperinci

Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis Lurus

Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis Lurus Modul 1 Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis Lurus Drs. Sukirman, M.Pd. D alam Modul Pertama ini, kita akan membahas tentang Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis

Lebih terperinci

Konsep Dasar Geometri

Konsep Dasar Geometri Konsep Dasar Geometri. Segitiga 1. Definisi Segitiga Segitiga merupakan model bangun ruang datar yang dibatasi oleh tiga ruas garis. 2. Klasifikasi Segitiga a) Segitiga menurut panjang sisinya 1) Segitiga

Lebih terperinci

Silabus Matematika Kelas VII Semester Genap 44

Silabus Matematika Kelas VII Semester Genap  44 Indikator : 1. Menentukan banyaknya cara persegi panjang dapat menempati bingkainya. 2. Menggunakan sifat-sifat persegi panjang, sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dalam perhitungan. 3. Menentukan

Lebih terperinci

Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun Oleh Tutur Widodo. (n 1)(n 3)(n 5)(n 2013) = n(n + 2)(n + 4)(n )

Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun Oleh Tutur Widodo. (n 1)(n 3)(n 5)(n 2013) = n(n + 2)(n + 4)(n ) Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun 01 Oleh Tutur Widodo 1. Banyaknya bilangan bulat n yang memenuhi adalah... (n 1)(n 3)(n 5)(n 013) = n(n + )(n + )(n + 01) Jawaban : 0 ( tidak

Lebih terperinci

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 013 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 014 Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL BAGIAN PERTAMA Disusun oleh : Solusi Olimpiade Matematika Tk Provinsi 013

Lebih terperinci

DASAR-DASAR GEOMETRI Suatu Pengantar Mempelajari Sistem-sistem Geometri

DASAR-DASAR GEOMETRI Suatu Pengantar Mempelajari Sistem-sistem Geometri DASAR-DASAR GEOMETRI Suatu Pengantar Mempelajari Sistem-sistem Geometri Budiyono Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstrak Dengan memandang geometri sebagai sistem deduktif,

Lebih terperinci

BAB III MASALAH GEOMETRI DAN PEMECAHANNYA

BAB III MASALAH GEOMETRI DAN PEMECAHANNYA BB III MSLH GEOMETRI N PEMECHNNY Menurut Posamentier dan Stepelmen (1986), masalah dalam geometri mencakup: 1. Membuktikan teorema atau berbagai akibat situasi geometri secara sistematis a. menggunakan

Lebih terperinci

SOAL 1. Diketahui bangun persegi panjang berukuran 4 6 dengan beberapa ruas garis, seperti pada gambar.

SOAL 1. Diketahui bangun persegi panjang berukuran 4 6 dengan beberapa ruas garis, seperti pada gambar. SOAL 1. Diketahui bangun persegi panjang berukuran 4 dengan beberapa ruas garis, seperti pada gambar. Dengan menggunakan ruas garis yang sudah ada, tentukan banyak jajar genjang tanpa sudut siku-siku pada

Lebih terperinci

. A.M. A. Titik, Garis, dan Bidang BANGUN GEOMETRI

. A.M. A. Titik, Garis, dan Bidang BANGUN GEOMETRI A. Titik, Garis, dan Bidang BANGUN GEOMETRI Suatu titik menyatakan letak atau posisi dari sesuatu yang tidak mempunyai ukuran, maka titik tidak mempunyai ukuran. Dikatakan bahwa titik berdimensi nol (tak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. B. Tujuan. D. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. B. Tujuan. D. Rumusan Masalah I PENDHULUN. Latar elakang Geometri (daribahasayunani, geo = bumi, metria = pengukuran) secaraharfiah berarti pengukuran tentang bumi, adalahcabangdarimatematika yang mempelajari hubungan di dalamruang.

Lebih terperinci

Pembahasan OSN Matematika SMA Tahun 2013 Seleksi Tingkat Provinsi. Tutur Widodo. Bagian Pertama : Soal Isian Singkat

Pembahasan OSN Matematika SMA Tahun 2013 Seleksi Tingkat Provinsi. Tutur Widodo. Bagian Pertama : Soal Isian Singkat Pembahasan OSN Matematika SMA Tahun 013 Seleksi Tingkat Provinsi Tutur Widodo Bagian Pertama : Soal Isian Singkat 1. Diberikan tiga lingkaran dengan radius r =, yang saling bersinggungan. Total luas dari

Lebih terperinci

MATEMATIKA. Pertemuan 2 N.A

MATEMATIKA. Pertemuan 2 N.A MATEMATIKA Pertemuan 2 N.A smile.akbar@yahoo.co.id Awali setiap aktivitas dengan membaca Basmallah Soal 1 (Operasi Bentuk Aljabar) Bentuk Sederhana dari adalah a. b. c. d. Pembahasan ( A ) Soal 2 (Pola

Lebih terperinci

Relasi, Fungsi, dan Transformasi

Relasi, Fungsi, dan Transformasi Modul 1 Relasi, Fungsi, dan Transformasi Drs. Ame Rasmedi S. Dr. Darhim, M.Si. M PENDAHULUAN odul ini merupakan modul pertama pada mata kuliah Geometri Transformasi. Modul ini akan membahas pengertian

Lebih terperinci

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2006 TINGKAT PROVINSI TAHUN Prestasi itu diraih bukan didapat!!!

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2006 TINGKAT PROVINSI TAHUN Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 006 TINGKAT PROVINSI TAHUN 005 Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL Bidang Matematika Bagian Pertama Disusun oleh : Solusi Olimpiade Matematika Tk Provinsi

Lebih terperinci

PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*)

PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*) PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*) A. Faktor Prima Dalam tulisan ini yang dimaksud dengan faktor prima sebuah bilangan adalah pembagi habis dari sebuah bilangan

Lebih terperinci

SILABUS PEMELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Tes tertulis

SILABUS PEMELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Tes tertulis Sekolah :... Kelas : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : Matematika Semester : II (dua) SILABUS PEMELAJARAN ALJABAR Standar : 4. Menggunakan konsep dan diagram Venn dalam pemecahan masalah Kegiatan 4.1 Mema-hami

Lebih terperinci

BAB I KESEBANGUNAN BANGUN DATAR

BAB I KESEBANGUNAN BANGUN DATAR I KSNGUNN NGUN TR Peta Konsep Kesebangunan angun atar prasyarat Kesebangunan ua angun atar terdiri atas ua bangun datar kongruen khususnya Segitiga kongruen ua bangun datar sebangun khususnya Segitiga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Titik, Garis, dan Bidang Pada geometri, tepatnya pada sistem aksioma, terdapat istilah tak terdefinisi. Istilah tak terdefinisi adalah istilah dasar yang digunakan dalam membangun

Lebih terperinci

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ujian Nasional Secara Nasional

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ujian Nasional Secara Nasional Rekap Nilai Ujian Nasional tahun 2011 Pada tahun 2011 rata-rata nilai matematika 7.31, nilai terendah 0.25, nilai tertinggi 10, dengan standar deviasi sebesar 1.57. Secara rinci perolehan nilai Ujian Nasional

Lebih terperinci

Bab 3. Persamaan Garis Lurus. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.

Bab 3. Persamaan Garis Lurus. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus. Bab 3 Persamaan Garis Lurus Standar Kompetensi Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus. Kompetensi Dasar 1.4 Menentukan gradien, persamaan dan grafik garis lurus 3.1 Pengertian

Lebih terperinci

1 Lembar Kerja Siswa LKS 1

1 Lembar Kerja Siswa LKS 1 1 LKS 1 Satuan Pendidikan : SMPN 2 Kubung Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : VII/ 2 Materi Pokok : Segitiga Standar Kompetensi 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya.

Lebih terperinci

Segiempat. [Type the document subtitle]

Segiempat. [Type the document subtitle] Segiempat [Type the document subtitle] [Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents of the document. Type the abstract of the document here. The abstract

Lebih terperinci

Pembahasan OSN Tingkat Provinsi Tahun 2011 Jenjang SMA Bidang Matematika

Pembahasan OSN Tingkat Provinsi Tahun 2011 Jenjang SMA Bidang Matematika Tutur Widodo Pembahasan OSP Matematika SMA 011 Pembahasan OSN Tingkat Provinsi Tahun 011 Jenjang SMA Bidang Matematika Bagian A : Soal Isian Singkat 1. Diberikan segitiga sama kaki ABC dengan AB = AC.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah bidang geometri. Geometri berasal dari bahasa Yunani yaitu

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah bidang geometri. Geometri berasal dari bahasa Yunani yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu matematika terus berlangsung dari masa ke masa, salah satunya adalah bidang geometri. Geometri berasal dari bahasa Yunani yaitu "Geometrein", kata

Lebih terperinci

Bab. Segitig. Mari menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar sederhana dalam pemecahan masalah. Segitiga dan Jajargenjang 103

Bab. Segitig. Mari menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar sederhana dalam pemecahan masalah. Segitiga dan Jajargenjang 103 Bab 4 Segitig gitiga dan Jajargenjang Mari menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar sederhana dalam pemecahan masalah. Segitiga dan Jajargenjang 103 104 Ayo Belajar Matematika Kelas IV A. Keliling

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 196 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 LEMBAR SOAL

LATIHAN ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 196 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 LEMBAR SOAL LATIHAN ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL SMP NEGERI JAKARTA TAHUN PELAJARAN 00/0 LEMBAR SOAL Mata Pelajaran : MATEMATIKA Hari / Tanggal : 0 November 00 W a k t u : 07.00 0.00 WIB (0 menit) K e l a s : IX

Lebih terperinci

Feni Melinda Safitri. Sudah diperiksa. Pengertian Teorema Phytagoras. Rumus Phytagoras

Feni Melinda Safitri. Sudah diperiksa. Pengertian Teorema Phytagoras. Rumus Phytagoras BY : Feni Malinda Safitri Sudah diperiksa Pengertian Teorema Phytagoras Phytagoras adalah seorang ahli matematika dan filsafat berkebangsaan Yunani pada tahun 569-475 sebelum masehi, ia mengungkapkan bahwa

Lebih terperinci

(A) Hanya K (B) Hanya L (C) Hanya M K L M (D) Hanya L dan M (E) Semua adalah persegi

(A) Hanya K (B) Hanya L (C) Hanya M K L M (D) Hanya L dan M (E) Semua adalah persegi 1.Manakah bangun berikut yang merupakan persegi? (A) Hanya K (B) Hanya L (C) Hanya M K L M (D) Hanya L dan M (E) emua adalah persegi 2. Manakah bangun berikut yang merupakan segitiga. U V W X (A) emuanya

Lebih terperinci

Modul 2 SEGITIGA & TEOREMA PYTHAGORAS

Modul 2 SEGITIGA & TEOREMA PYTHAGORAS Modul 2 SEGITIGA & TEOREMA PYTHAGORAS A. Pengantar Materi yang akan di bahas pada kegiatan pembelajaran ini terdiri atas pengertian segitiga, hubungan sisi-sisi segitiga, jenis-jenis segitiga ditinjau

Lebih terperinci

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT 1. MEMBAGI GARIS a. Membagi garis menjadi 2 bagian yang sama panjang Membagi garis menjadi 2 bagian yang sama panjang menggunakan jangka dapat diikuti melalui

Lebih terperinci

LAMPIRAN Data Penelitian Nilai Siswa

LAMPIRAN Data Penelitian Nilai Siswa LAMPIRAN Data Penelitian Nilai Siswa No Parameter Satuan Baku mutu Metode analisis G43 67 44 53 51 G44 67 43 39 39 G45 68 37 45 52 G46 71 41 41 53 G47 61 33 45 52 G48 66 39 41 53 G49 67 44 40 42 G50 75

Lebih terperinci

Tidak diperjualbelikan

Tidak diperjualbelikan MATEMATIKA KATA PENGANTAR Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 153/U/003, tanggal 14 Oktober 003, tentang Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 003/004, antara lain menetapkan bahwa dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

LINGKARAN. Lingkaran. pusat lingkaran diskriminan posisi titik posisi garis garis kutub gradien. sejajar tegak lurus persamaan lingkaran

LINGKARAN. Lingkaran. pusat lingkaran diskriminan posisi titik posisi garis garis kutub gradien. sejajar tegak lurus persamaan lingkaran LINGKARAN Persamaan Persamaan garis singgung lingkaran Persamaan lingkaran berpusat di (0, 0) dan (a, b) Kedudukan titik dan garis terhadap lingkaran Merumuskan persamaan garis singgung yang melalui suatu

Lebih terperinci

MAKALAH. GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam

MAKALAH. GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam MAKALAH GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata geometri berasal dari bahasa Yunani yang berarti ukuran bumi. Maksudnya mencakup segala sesuatu

Lebih terperinci

MODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS

MODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS 1 MODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS Dalam matematika, sistem koordinat kartesius digunakan untuk menentukan tiap titik dalam bidang dengan menggunakan dua bilangan yang biasa disebut koordinat x (absis)

Lebih terperinci

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2013 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2014 Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL BAGIAN PERTAMA Disusun oleh : BAGIAN PERTAMA 1. ABC adalah segitiga sama

Lebih terperinci

8 SEGITIGA DAN SEGI EMPAT

8 SEGITIGA DAN SEGI EMPAT 8 SEGITIG N SEGI EMPT Hampir setiap konstruksi bangunan yang dibuat manusia memuat bentuk bangun segitiga dan segi empat. matilah lingkungan sekitarmu. entuk bangun manakah yang ada pada benda-benda di

Lebih terperinci

REFLEKSI TERHADAP LINGKARAN SKRIPSI

REFLEKSI TERHADAP LINGKARAN SKRIPSI REFLEKSI TERHADAP LINGKARAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains Disusun

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK 5 GEOMETRI TALI BUSUR, GARIS SINGGUNG, DAN RUAS SECANT. Oleh: AL HUSAINI

TUGAS KELOMPOK 5 GEOMETRI TALI BUSUR, GARIS SINGGUNG, DAN RUAS SECANT. Oleh: AL HUSAINI TUGAS KELOMPOK 5 GEOMETRI TALI BUSUR, GARIS SINGGUNG, DAN RUAS SECANT Oleh: AL HUSAINI 17205004 HANIF JAFRI 17205014 RAMZIL HUDA ZARISTA 17205034 SARI RAHMA CHANDRA 17205038 Dosen Pembimbing: Dr.YERIZON,

Lebih terperinci

1. Jika B = {bilangan prima kurang dari 13} maka jumlah himpunan penyelesaiannya... A. 4

1. Jika B = {bilangan prima kurang dari 13} maka jumlah himpunan penyelesaiannya... A. 4 1. Jika B = {bilangan prima kurang dari 13} maka jumlah himpunan penyelesaiannya... A. 4 C. 6 B. 5 D. 7 Kunci : B B = (bilangan prima kurang dan 13) Anggota himpunan B = (2, 3, 5, 7, 11) Sehingga banyaknya

Lebih terperinci

SEGI BANYAK BAHAN BELAJAR MANDIRI 2

SEGI BANYAK BAHAN BELAJAR MANDIRI 2 BAHAN BELAJAR MANDIRI 2 SEGI BANYAK PENDAHULUAN Secara umum bahan belajar mandiri ini menjelaskan tentang segitiga, segiempat, segilima, kongruensi dan kesebangunan. Setelah mempelajari BBM 2 ini anda

Lebih terperinci

RUAS GARIS BERARAH. Andaikan sekarang ada 2 ruas garis berarah AB dan CD. Dalam

RUAS GARIS BERARAH. Andaikan sekarang ada 2 ruas garis berarah AB dan CD. Dalam RUAS GARIS BERARAH 9.1 Definisi dan Sifat-sifat ang Sederhana Untuk melajutkan penelidikan tentang isometri diperlukan pengertian tentang ruas garis berarah sebagai berikut: Definisi: Suatu ruas garis

Lebih terperinci