BAB 3 PENGENALAN GEOMETRI TERURUT
|
|
- Ratna Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 3 PENGENLN GEOMETRI TERURUT Lobachevsky Lahir di Nizhny Novgorad, Rusia. orangtuanya bernama Ivan Maksimovich Lobachevsky dan Praskovia lexan drovina Lobachevsky. Pada tahun 1800 ayahnya meninggal dan ibunya pindah ke Kazan. Di Kazan, Nikola Ivanovich Lobachevsky mengikuti Kazan Gymnasium pada tahun dan lulus tahun Manfaat utama teori yang ditemukan Lobachevsky adalah perkembangan geometri Non-Euclide yang tidak berbeda dari Janos ulyai. Sebelumnya para matematikawan mencoba membuat kesimpulan 5 postulat euclide dari aksioma-aksioma lain.kelima postulat euclide adalah postulat kesejajaran euclide biasanya diganti dengan postulat John Playfair yang mengatakan bahwa diberikan sebuah garis dan sebuah titik di luar garis, hanya ada satu garis yang sejajar dengan garis tersebut yang melalui sebuah titik diluar garis tersebut. geometri Lobachevsky menerima semua postulat geometri euclidedengan membuang postulat kesejajarannya. Lobachevsky mengganti postulat kesejajaran euclide dengan suatu postulat bahwa ada lebih dari satu garis yang sejajar dengan suatu garis tertentu yang melalui suatu titik diluar garis tersebut.geometri lobachevsky memandang bahwa setiap segitiga jumlah besar sudutnya kurang dari 180 derajat. perkembangan geometri non-euclide Lobachevsky disebut geometri hiperbolik. Pada Geometri Terurut ditentukan titik-titik,,... sebagai unsur yang tidak didefinisikan dan 60 / Geometri Terurut
2 relasi keantaraan sebagai relasi yang tidak didefinisikan. Relasi ini dinyatakan dengan [ ], yang berarti terletak antara dan. Jika tidak terletak antara dan, maka dikatakan tidak []. ksioma-aksioma pada Geometri Terurut: ksioma 3.1 da paling sedikit dua titik ksioma 3.2 Jika dan dua titik berlainan, maka ada satu titik yang memenuhi [ ]. ksioma 3.3 Jika [ ], maka dan berlainan ksioma 3.4. Jika [ ], maka [ ] tetapi tidak [ ] Dari aksioma-aksioma di atas diturunkan teoremateorema seperti berikut. Teorema 3.1 Jika [ ], maka tidak [ ] ukti: Menurut ksioma 3.4 Jika [ ], maka tidak [ ] Ini ekuivalen dengan jika [ ], maka tidak [] Teorema 3.2 Jika [ ], maka, dan berlainan atau ukti: ndaikan =, maka [ ] Jika [ ] maka [ ] (aksioma 3.4) Jika [ ] maka tidak [ ] (aksioma 3.4). Kontradiksi Jadi ndaikan =, maka [ ] Jika [ ], maka [ ] (menurut ksioma 3. 4) Geometri Terurut / 61
3 Jika [ ], maka tidak [ ] (menurut Teorema 3.1) terdapat kontradiksi, jadi. ksioma 3.3 didapat Terbukti, bahwa Definisi 3.1 Jika dan dua titik berlainan, maka segmen atau ruas garis ialah himpunan titik P yang memenuhi [ P ]. Dikatakan titik P terletak pada segmen. Teorema 3.3 Titik maupun titik tidak terletak pada segmen ukti : ndaikan atau terletak pada segmen maka terdapat [] atau [ ]. Ini bertentangan dengan Teorema 3.2. Jadi maupun tidak terletak pada segmen. Teorema 3.4 Segmen = segmen ukti Segmen = himpunan titik P sedemikian hingga [P] (definisi) = himpunan titik P sedemikian hingga [P] (aksioma 3.4) = segmen (definisi) Definisi 3.2 Interval ialah segmen ditambah ujungujungnya yaitu dan. Jadi = + + Sinar / (dari menjauhi ) ialah himpunan titik-titik P yang memenuhi [P ]. 62 / Geometri Terurut
4 Garis ialah interval ditambah sinar-sinar / dan /. Jadi garis = / + + / kibat : Interval = interval Garis = garis, ukti Interval = segmen ditambah dan = segmen ditambah dan = segmen ditambah dan = interval ksioma 3.5 Jika dan D titik-titik berlainan pada garis, maka pada garis D. Teorema 3.5 Jika dan D titik-titik berlainan pada garis, maka garis = garis D. ukti : Jika,, dan D tidak semuanya berlainan, maka dapat dimisalkan = D dan akan dibuktikan, bahwa garis = garis. Untuk membuktikan, bahwa garis = garis, kita tunjukkan, bahwa setiap titik pada garis adalah juga titik pada garis dan sebaliknya. i) pada garis (premis) Misalkan X pada garis. maka menurut ksioma 3.5, pada garis X pada garis X pada garis X ( ujung X) Maka menurut aksioma 3.5, X pada garis. Jadi, jika X pada garis, maka X pada garis. Geometri Terurut / 63
5 Kesimpulan garis himpunan bagian dari garis ii) Misalkan Y pada garis, pada (premis) pada ( ujung ) maka menurut ksioma 3.5, pada garis. Y pada garis pada garis menurut ksioma 3.5, maka pada garis Y pada garis Y pada garis Y ( ujung Y) Jadi menurut ksioma 3.5, Y pada garis. Jika Y pada garis, maka Y pada garis. Kesimpulan garis himpunan bagian dari garis Dari i) dan ii) terbukti bahwa garis = garis. Jika D, maka dengan jalan yang sama dapat dibuktikan, bahwa garis sama dengan garis D, sehingga garis = garis = garis D. Jadi jika,, dan D semua berlainan garis = garis D. kibat 1: Dua titik berlainan terletak tepat pada satu garis. Dua garis berlainan (jika ada) mempunyai paling banyak 1 titik persekutuan. Titik persekutuan ini disebut titik potong kedua garis itu. kibat 2: Tiga titik berlainan, dan pada suatu garis memenuhi tepat hanya salah satu dari relasi-relasi [ ], [ ], atau [ ]. ksioma / Geometri Terurut
6 Jika suatu garis, ada suatu titik tidak pada garis ini. Teorema 3.6 Jika tidak pada garis, maka tidak pada, juga tidak pada. Garis-garis, dan berlainan. ukti : ndaikan pada garis pada garis ( ujung ) Jadi pada garis, kontradiksi dengan tidak pada garis. Kesimpulan tidak pada garis Dengan cara yang sama untuk yang lain. Definisi Titik-titik yang terletak pada garis yang sama disebut ollinear (kolinier atau segaris). 2. Tiga titik noncollinear,, menentukan suatu segitiga yang memuat tiga titik ini, yang disebut titik-titik sudut, dan tiga segmen,, yang disebut sisi-sisi. ksioma 3.7 Jika suatu segitiga, [ D] dan [ E ], maka pada garis DE, ada suatu titik F yang memenuhi [ F ]. Teorema 3.7 ntara dua titik berlainan ada suatu titik lain. ukti : Misalkan dan kedua titik itu seperti pada gambar berikut. Geometri Terurut / 65
7 D E F Menurut ksioma 3.6 ada suatu titik E tidak pada. Menurut ksioma 3.2 ada suatu titik memenuhi [ E ]. Mengingat Teorema 3.5 maka garis sama dengan garis E, tidak terletak pada garis ini, maka suatu segitiga. Menurut ksioma 3.2 ada suatu titik D yang memenuhi [ D]. Menurut ksioma 3.7 ada titik F antara dan. terbukti. ontoh 3.1 Didefinisikan, bahwa suatu segmen ialah himpunan titik-titik. pakah himpunan ini dapat berupa himpunan kosong? Jawab: Jika dan dua titik berlainan, maka segmen ialah himpunan titik P yang memenuhi [ P ]. Dikatakan titik P terletak pada segmen. Menurut Teorema 3.7 yang mengatakan, bahwa antara dua titik berlainan ada suatu titik lain, maka himpunan titik P tersebut tidak mungkin berupa himpunan kosong. 66 / Geometri Terurut
8 Teorema 3.8 Jika suatu segitiga dan [ D] dan [ E ], maka pada garis DE ada suatu titik F yang memenuhi [ F ] dan [D E F]. ukti : Karena F terletak pada garis DE, maka ada 5 kemungkinan: a) F = D; b. F = E; c) [E F D]; d. [F D E] e) [D E F] Kemungkinan: a) Jika F = D, maka [ D] dan [ D ], jadi, dan collinear. Kontradiksi dengan suatu segitiga. Jadi F D. b) Jika F = E, maka [ E ] dan [ E ], jadi, dan collinear. Kontradiksi dengan suatu segitiga. Jadi F E c) Jika [E F D], maka perhatikan gambar berikut. Dalam segitiga D E dengan [ E ] dan [E F D] Menurut ksioma 3.2 pada F ada X yang memenuhi [D X ]. Karena F dan D tidak mungkin berpotongan lebih dari satu kali, maka X =, sehingga terdapat [D ]. Kontradiksi dengan ketentuan [ D]. Jadi Geometri Terurut / 67
9 tidak mungkin [E F D] d) Jika [F D E], maka gambarnya adalah sebagai berikut. Dalam segitiga FE dengan [ F ], maka menurut ksioma 3.7 pada garis D ada suatu titik X sedemikian, sehingga [ X E]. Karena D dan E tidak berpotongan di lebih dari satu titik, maka X =, sehingga terdapat [ E]. Ini bertentangan dengan ketentuan [ E ]. Jadi tidak mungkin [F D E]. Jadi kemungkinan hanya [D E F]. ontoh 1.2 Tunjukkan bahwa suatu garis mempunyai titik yang tidak terhingga banyaknya. Jawab: Menurut definisi garis ialah interval ditambah sinar-sinar / dan /. Jadi garis = / + + /. Garis ialah himpunan titik P yang memenuhi [P ] digabung dengan himpunan titik P yang memenuhi [ P ] dan digabung lagi dengan himpunan titik P yang memenuhi [ P] dan ditambah titik-titik dan. 68 / Geometri Terurut
10 Sehingga banyaknya titik pada garis tidak terhingga (ksioma 3.2 dan Teorema 3.8). Teorema 3.9 Suatu garis tidak mungkin memotong ketiga sisi suatu segitiga (sisi berupa segmen) Teorema 3.10 Jika [ ] dan [ D], maka [ D] D Teorema 3.11 Jika [ ] dan [ D] serta D, maka: 1) [ D] atau [ D ], dan 2) [ D] atau [ D ] lihat gambar a), b) Teorema 3.12 Jika [ D] dan [ D] dan, maka [ ] atau [ ] lihat gambar c), d) Teorema 3.13 Jika [ ] dan [ D], maka [ D] dan [ D] lihat gambar e) a) D b) D c) D d) D Geometri Terurut / 69
11 e) D Definisi 3.3 Jika [ ] dan [ D], kita tulis [ D] Urutan 4 titik ini mempunyai sifat, jika [ D], maka [D ]. Urutan titik-titik ini dapat diperluas sebagai berikut. Seperti telah kita ketahui sebarang titik O pada segmen membagi segmen itu dalam dua segmen, O dan O. 0 Sebarang titk O pada sinar dari membagi sinar dalam suatu segmen dan suatu sinar, O dan O/. 0 Sebarang titik pada garis membagi garis dalam dua sinar berlawanan, jika [ O ], maka sinar-sinar itu ialah O/ dan O/, sinar O/ yang memuat titik, kadang-kadang lebih mudah disebut sinar O. 0 Untuk n > 1, maka n titik berlainan membagi garisnya dalam 2 sinar dan n-1 segmen. Titik titiknya dapat T1, T2,.Tn sedemikian hingga kedua sinar itu T1/Tn dan Tn/T1, 70 / Geometri Terurut
12 T 1 T 2 T 3 T n sedang n 1 segmen itu T1T2, T2T3,.. Tn-1Tn, masing-masing tidak memuat titik itu. Kita katakan, bahwa titik-titik itu dalam urutan T1T2. Tn dan ditulis [T1T2, T2T3,.., Tn]. Syarat perlu dan cukup untuk ini ialah : [T1T2T3], [T2 T3 T4], [T3 T4 T5],.. [Tn-2 Tn-1 Tn]. Marilah kita perhatikan kembali ksioma 3.8. Perkembangan logika yang terbaik dari suatu subjek menggunakan himpunan aksioma yang paling sederhana atau yang paling lemah. Pasch memberikan pernyataan yang lebih kuat tentang ksioma 3.7 Ia menyatakan : Jika sebuah garis dalam bidang suatu segitiga memotong satu sisi, maka ia juga akan memotong sisi yang lain (atau melalui suatu titik sudut). ksioma 3.7 yang kita pakai yaitu suatu aksioma dari Peano, lebih baik, karena a. kata bidang tidak dipakai sama sekali b. garis DE memasuki segitiga dengan cara yang khusus, yaitu sebelum memotong ia berasal dari titik D pada / ksioma ini cukup kuat dan dari ini dapat diturunkan Teorema Jika Teorema 3.14 ini diambil sebagai aksioma, maka dari ini tidak dapat diturunkan ksioma 3.7 sebagai Teorema. Teorema 3.14 Jika suatu segitiga dan [ F ] dan [ D] maka pada garis DF, ada suatu titik E yang memenuhi [ E ]. Geometri Terurut / 71
13 ukti : Diambil G pada /F dan dipandang OF dengan [F G] dan [ D]. Maka menurut aksioma VII pada garis G ada titik H sedemikian, sehingga [D H F]. Menurut Teorema 3.8 [G H]. D K H E G F Menurut Teorema 3.10, karena [ F H] dan [F G], maka [ F G]. Di pandang FD dengan [ F G] dan [D H F]. Maka menurut ksioma 3.7 pada garis GH ada suatu titik K sedemikian, sehingga [D K ], dan menurut Teorema 3.8 [G H K]. Karena [G H] dan [G H K], maka [ H K]. Jadi ada segitiga K dengan [ K D] dan [K H ], maka menurut ksioma 3.7 pada garis DH (atau garis DF) ada suatu titik E yang memenuhi [ E ] terbukti. ontoh 3.3 uktikan.bahwa jika suatu segitiga dan [ L ], [ M ] dan [ N ], maka ada suatu titik E yang memenuhi [ E L] dan [M E N]. M E D L 72 / Geometri Terurut N
14 Diketahui segitiga, [ L ], [ M ] dan [ N ] Dibuktikan : ada titik E yang memenuhi [ E L] dan [M E N]. ukti : Dipandang segitiga N dengan [ N ] (karena [ N ] dan [ L ]. Menurut Teorema 3.14 pada garis L ada titik D yang memenuhi [ D N]. Dipandang segitiga M N dengan [ D N] dan [ M ]. Maka menurut Teorema 3.14 pada garis D ada titik E yang memenuhi [M E N]. Karena [ D L], maka garis D sama dengan garis L. Jadi ada titik E yang memenuhi [M E N] dan [ E L] Terbukti. ontoh 3.4 Jika suatu segitiga, maka ketiga sinar /, /, / mempunyai transversal (yaitu suatu garis yang memotong ketiganya). uktikan! Diketahui segitiga Dibuktikan : /, /, / mempunyai transversal ukti : mbillah titik pada / dan titik pada / dan dipandang segitiga. Dipenuhi [ ] dan [ ]. D Geometri Terurut / 73
15 Maka menurut ksioma 3.7 pada garis ada suatu titik D yang memenuhi [ D ] dan menurut Teorema 3.8 [ D]. Jadi garis merupakan transversal dari /, / dan / Terbukti. ontoh 1.5 Jika suatu segitiga, maka /, / dan / tidak mempunyai transversal. Diketahui segitiga uktikan ; /, /, / tidak mempunyai transversal. ukti : mbillah pada / dan pada /. Telah terbukti (pada soal 4) bahwa memotong / jadi tidak mungkin memotong /. Maka /, / dan / tidak mempunyai transversal. Terbukti. Definisi Jika,, tiga titik noncolinier, bidang adalah himpunan semua titik yang colinier dengan pasangan titik-titik pada satu atau dua sisi dari segitiga. 2. Suatu segmen, interval, garis atau sinar dikatakan terletak dalam bidang, jika semua 74 / Geometri Terurut
16 titiknya terletak dalam bidang itu. ksioma 3.1 sampai 3.7 dapat digunakan membuktikan letak dalam bidang. ksioma lainnya yang dapat digunakan adaladh aksioma yang dikemukakan Hilbert, yaitu: 1. Sekarang tiga titik noncolinier dalam bidang menentukan dengan lengkap bidang tersebut. 2. Jika dua titik berlainan pada suatu garis m terletak pada bidang, maka setiap titik dari m terletak dalam bidang. Definisi 3.5 Suatu sudut terdiri dari suatu titik O dan dua sinar yang noncoliner yang titik pangkalnya O. Titik O disebut titik sudut dan sinar-sinar itu adalah sisi-sisi sudut. ksioma 3.8 (Dalam ruang dimensi dua) Semua titik ada dalam satu bidang ksioma 3.9 Untuk setiap partisi dari semua titik pada suatu garis dalam dua himpunan yang tidak kosong, sedemikian hingga tidak ada titik dari masing-masing himpunan yang terletak antara dua titik dari himpunan lainnya, maka ada satu titik dari satu himpunan yang terletak antara setiap titik dari himpunan itu dan setiap titik himpunan lainnya. LTIHN Jika [ D] dan [ D] dan, buktikan [ ]. atau [ ]. Geometri Terurut / 75
17 2. uktikan Teorema uktikan Teorema uktikan Teorema / Geometri Terurut
Janos meninggalkan sekolahnya pada saat kelas 4. Ia
4 PENGENLN GEOMETRI FFINE Janos olyai dilahirkan pada tanggal 15 Desember 1802 di Koloszvar, sekarang luj, bagian dari Romania Transylvania. Orang tua dari Janos olyai adalah Farkas Wolfgang olyai dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada Bab II ini akan diuraikan berbagai konsep dasar yang digunakan pada bagian pembahasan. Pada bab II ini akan dibahas pengenalan Geometri Non- Euclid, Geometri Insidensi, Geometri
Lebih terperinciUKURAN RUAS-RUAS GARIS PADA SEGITIGA SKRIPSI
UKURAN RUAS-RUAS GARIS PADA SEGITIGA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Geometri berasal dari kata Latin Geometria. Kata geo memiliki arti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Geometri berasal dari kata Latin Geometria. Kata geo memiliki arti tanah dan metria memiliki arti pengukuran. Berdasarkan sejarah, Geometri tumbuh jauh sebelum
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Pada bab pembahasan ini akan dibahas mengenai Geometri Hiperbolik yang
BAB III PEMBAHASAN Pada bab pembahasan ini akan dibahas mengenai Geometri Hiperbolik yang didasarkan kepada enam postulat pada Geometri Netral dan Postulat Kesejajaran Hiperbolik. Akan dibahas sifat-sifat
Lebih terperinciBab II TINJAUAN PUSTAKA. Aksioma-aksioma yang membentuk geometri Affin disebut dengan aksioma playfair
Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Geometri Affin ( Rawuh, 2009) Aksioma-aksioma yang membentuk geometri Affin disebut dengan aksioma playfair yaitu aksioma yang menyatakan bahwa melalui suatu titik
Lebih terperinciKONSISTENSI PADA GEOMETRI EUCLID DAN GEOMETRI HIPERBOLIK
KONSISTENSI PADA GEOMETRI EUCLID DAN GEOMETRI HIPERBOLIK (Jurnal 9) Memen Permata Azmi Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia Setelah beberapa pertemuan mempelajari tentang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sebuah geometri selain aksioma diperlukan juga unsur-unsur tak terdefinisi. Untuk. 2. Himpunan titik-titik yang dinamakan garis.
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Geometri Insidensi Suatu geometri dibentuk berdasarkan aksioma yang berlaku dalam geometrigeometri tersebut. Geometri insidensi didasari oleh aksioma insidensi. Di dalam sebuah
Lebih terperinciGEOMETRI AFFINE A. PENDAHULUAN
1 GEOMETRI FFINE. PENDHULUN Euclides telah mengumpulkan materinya dari beberapa sumber, maka tidak mengherankan bahwa geometri Euclides dapat diambil sarinya berupa dua geometri yang berlainan dalam dasar
Lebih terperinciIKIP BUDI UTOMO MALANG GEOMETRI HAND OUT 2
IKIP BUDI UTOMO MALANG GEOMETRI HAND OUT 2 ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI, M.Pd 4/14/2012 KUMPULAN DEFINISI DAN AKSIOMA DALAM GEOMETRI Nama Definisi 2.1 Definisi 2.2 Definisi 2.3 Definisi 2.4 Definisi 2.5
Lebih terperinciTRANSFORMASI. 1) T(A) = A 2) Apabila P A, maka T(P) = Q dengan Q titik tengah garis. Selidiki apakah
TRNSFORMSI Suatu transformasi pada suatu bidang V adalah suatu fungsi yang bijektif dengan daerah asalnya V dan daerah nilainya V juga. Fungsi yang bijektif adalah sebuah fungsi yang bersifat : juga V.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah bidang geometri. Geometri berasal dari bahasa Yunani yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu matematika terus berlangsung dari masa ke masa, salah satunya adalah bidang geometri. Geometri berasal dari bahasa Yunani yaitu "Geometrein", kata
Lebih terperinciSIFAT-SIFAT KETEGAKLURUSAN, KESEJAJARAN, DAN SEGITIGA ASIMPTOTIK PADA GEOMETRI HIPERBOLIK
40 Jurnal Matematika Vol 6 No 1 Tahun 2017 SIFAT-SIFAT KETEGAKLURUSAN, KESEJAJARAN, DAN SEGITIGA ASIMPTOTIK PADA GEOMETRI HIPERBOLIK CARACTERISTICS OF PERPENDICULARITY, PARALLELISM, AND ASYMPTOTIC TRIANGLES
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Dalam bab ini akan didiskusikan unsur tak terdefinisi, aksioma-aksioma, istilahistilah,
3 II. LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan didiskusikan unsur tak terdefinisi, aksioma-aksioma, istilahistilah, definisi-definisi dan teorema-teorema yang berhubungan dengan penelitian ini. 2.1 Geometri Insidensi
Lebih terperinciGEOMETRI EUCLID DAN GEOMETRI HIPERBOLIK
GEOMETRI EUCLID DAN GEOMETRI HIPERBOLIK (Jurnal 3) Memen Permata Azmi Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia Kuliah geometri pada rabu pagi tanggal 25 september 2013 disampaikan
Lebih terperinciGeometri Insidensi. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul 1 Geometri Insidensi M PENDAHULUAN Drs. Rawuh odul Geometri Insidensi ini berisi pembahasan tentang pembentukkan sistem aksioma dan sifat-sifat yang mendasari geometri tersebut. Sebelumnya Anda akan
Lebih terperinciMAKALAH. GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam
MAKALAH GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata geometri berasal dari bahasa Yunani yang berarti ukuran bumi. Maksudnya mencakup segala sesuatu
Lebih terperinciOleh : Sutopo, S.Pd., M.Pd. Prodi P Mat-Jurusan PMIPA FKIP UNS
Oleh : Sutopo, S.Pd., M.Pd. Prodi P Mat-Jurusan PMIPA FKIP UNS Materi KKD I Konsep dasar geometri dan segitiga (termasuk teorema dan aksioma terkait) KKD II Poligon dan Lingkaran (sifat dan luas) KKD III
Lebih terperinci( A) RUAS GARIS BERARAH
RUS GRIS ERRH Definisi Ruas Garis erarah Definisi 1 Suatu ruas atau garis berarah adalah sebuah ruas garis yang salah satu ujungnya dinamakan titik pangkal dan ujung yang lain dinamakan titik akhir. ontoh:
Lebih terperinciModul 1. Geometri Datar. 1.1 Perkembangan Geometri
Modul 1 Geometri Datar 1.1 erkembangan Geometri enda-benda alam yang konkrit, seperti televisi, batu bata, lapangan sepakbola, lapangan soft-ball, bola, bola rugby dan sebagainya merupakan awal diselidikinya
Lebih terperinciBAB 7 GEOMETRI NETRAL
BAB 7 GEOMETRI NETRAL Ilmuwan besar matematika ini lahir pada bulan April 1777, di Brunswick, Daerah duke Brunswick (sekarang Negara Jerman). Gauss tumbuh didalam keluarga yang agak sederhana, bukan kaya
Lebih terperinciTEOREMA MENELAOS DAN TEOREMA DE CEVA DALAM SEGITIGA
pril 18, 2015 [DOKUE HFIUDI S.] TEOE EEOS D TEOE DE EV D SEGITIG. EDHUU Teorema enelaos ini terkait dengan penentuan titik yang segaris dalam segitiga dan sangat berguna untuk membuktikan titik-titik kolinier,
Lebih terperinciSEGIEMPAT SACCHERI. (Jurnal 7) Memen Permata Azmi Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia. 4 2 l2
SEGIEMPT SCCHERI (Jurnal 7) Memen Permata zmi Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia Segiempat saccheri merupakan materi perkuliahan geometri pada pertemuan ke-7. Perkuliah
Lebih terperinciGEOMETRI Geometri Dasar Oleh: WIDOWATI Jurusan Matematika FMIPA UNDIP
GEOMETRI Geometri Dasar Oleh: WIDOWATI Jurusan Matematika FMIPA UNDIP 1 Geometri dasar Himpunan berbentuk beserta sistem aksioma yang melibatkan 5 aksioma disebut Struktur Geometri Euclid, dengan unsurunsur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini dipaparkan dasar-dasar yang digunakan pada bagian pembahasan. Tinjauan yang dilakukan dengan memaparkan definisi mengenai unsur-unsur kajian geometri, aksioma kekongruenan,
Lebih terperinciGeometri Dimensi Dua
Geometri Dimensi Dua Materi Pelatihan Guru SMK Model Seni/Pariwisata/Bisnis Manajemen Yogyakarta, 28 November 23 Desember 2010 Oleh Dr. Ali Mahmudi JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN
Lebih terperinciPEMBAHASAN. Teorema 1. Tidak ada bilangan asli N yang lebih besar dari semua bilangan bulat lainnya.
PEMAHAAN 1. Pengertian Kontradiksi Kontradiksi adalah dua pernyataan yang bernilai salah untuk setiap nilai kebenaran dari setiap komponen-komponennya. 2. Pembuktian dengan Kontradiksi Kontradiksi merupakan
Lebih terperinciJENIS-JENIS SEGITIGA YANG TERBENTUK AKIBAT TERBENTUKNYA SEBUAH SEGIEMPAT PADA SEBUAH BOLA
JENIS-JENIS SEGITIGA YANG TERBENTUK AKIBAT TERBENTUKNYA SEBUAH SEGIEMPAT PADA SEBUAH BOLA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi
Lebih terperinciDrs. Slamin, M.Comp.Sc., Ph.D. Program Studi Sistem Informasi Universitas Jember
Penalaran Dalam Matematika Drs. Slamin, M.Comp.Sc., Ph.D Program Studi Sistem Informasi Universitas Jember Outline Berpikir Kritis 1 p 2 Penalaran Induktif 3 Bekerja dengan Pola Pola Bilangan Pola Geometri
Lebih terperinciISOMETRI TERHADAP GEOMETRI INSIDENSI TERURUT
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 ISOMETRI TERHADAP GEOMETRI INSIDENSI TERURUT Damay Lisdiana, Muslim Ansori, Amanto Jurusan Matematika FMIPA Universitas Lampung Email: peace_ay@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I DEFINISI DEFINISI DAN PENGGUNAANNYA DIDALAM PEMBUKTIAN
I FINISI FINISI N PNGGUNNNY ILM PMUKTIN Mendifinisikan suatu kata adalah penting, sebab (1) definisi-definisi tersebut dibentuk untuk keperluan manusia dalam kaitannya dengan diskusi, dan (2) setiap definisi
Lebih terperinciA. Titik, Garis, dan Bidang dalam Ruang. Definisi 1 (Space) Ruang (space) adalah himpunan semua titik.
Dalam geometri bidang atau geometri dimensi-2 perhatian kita pada dua dimensi, yaitu dimensi-1 dan dimensi-2. Ketika kita mempelajarinya, imajinasi kita pada selembar kertas tipis yang terhampar tak terbatas.
Lebih terperinciGEOMETRI DIMENSI TIGA
GEOMETRI IMENSI TIG NGUN RUNG Materi tentang bangun ruang sudah pernah dipelajari di SMP, di antaranya : Kubus, alok, Prisma, Limas, Tabung, Kerucut, dan ola. Kubus Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi
Lebih terperinciRUAS GARIS BERARAH. Andaikan sekarang ada 2 ruas garis berarah AB dan CD. Dalam
RUAS GARIS BERARAH 9.1 Definisi dan Sifat-sifat ang Sederhana Untuk melajutkan penelidikan tentang isometri diperlukan pengertian tentang ruas garis berarah sebagai berikut: Definisi: Suatu ruas garis
Lebih terperinciGeometri Bangun Datar. Suprih Widodo, S.Si., M.T.
Geometri Bangun Datar Suprih Widodo, S.Si., M.T. Geometri Adalah pengukuran tentang bumi Merupakan cabang matematika yang mempelajari hubungan dalam ruang Mesir kuno & Yunani Euclid Geometri Aksioma /postulat
Lebih terperinciMATERI : RUAS GARIS BERARAH (KELOMPOK V / VI.D) SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA STKIP PGRI LUBUKLINGGAU
MTERI : RUS GRIS ERRH (KELOMOK V / VI.) isusun Oleh: 1. MEILI 2. MEII 3. ROHELI 4. RUI HR 5. TRI YULITIK 6. SILM JR SEKOLH TINGGI KEGURUN N ILMUENIIKN ERSTUN GURU REULIK INONESI STKI GRI LUUKLINGGU RUS
Lebih terperinciREFLEKSI TERHADAP LINGKARAN SKRIPSI
REFLEKSI TERHADAP LINGKARAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains Disusun
Lebih terperinciJurnal Silogisme: Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya Desember 2016, Vol. 1, No.2. ISSN:
RUANG DASAR DAN MODEL ROYEKSI STEREOGRAFIK ADA GEOMETRI HIERBOLIK Fuad Arianto 1, Julan Hernadi 2 Universitas Muhammadiyah onorogo fuad8arianto@gmail.com Abstrak Geometri Non-Euclid adalah salah satu pengklasifikasian
Lebih terperinciBy Drs. La Misu, M.Pd Drs. La Arapu,, M.Si Reviewers: Dr. Sugiman, M.Si SUBJECT MATTER
SUJET MTTER o m p i L e d y rs. La Misu, M.Pd rs. La rapu,, M.Si Reviewers: r. Sugiman, M.Si epartment Of Mathematics Education and Natural Sciences Faculty of Teacher Training and Education H L U O L
Lebih terperinciBAB 3 PENALARAN DALAM GEOMETRI
BAB 3 PENALARAN DALAM GEOMETRI A. Kompetensi dan Indikator A.1 Kompetensi Memahami penalaran dalam geometri A.2 Indikator 1. Menjelaskan penalaran induksi 2. Menjelaskan contoh sangkalan 3. Menjelaskan
Lebih terperinciLOGO JARAK DUA TITIK
LOGO JARAK DUA TITIK JARAK TITIK A KE TITIK B Jakarta Bandung Lintasan yang ditempuh kereta-api Lintasan yang ditempuh sebuah mobil Ruas garis yang menghubungkan kedua kota LOGO www.themegallery.com POSTULAT
Lebih terperinciHubungan Kekongruenan Dalam Geometri Terhingga
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Hubungan Kekongruenan Dalam Geometri Terhingga Lina Ardila Sari, Suharsono, Muslim Ansori Jurusan Matematika FMIPA Universitas Lampung Alamat Email :
Lebih terperinciBab 2. Teori Dasar. 2.1 Erlanger Program Kongruen
Bab 2 Teori Dasar 2.1 Erlanger Program Erlanger program digunakan untuk menjelaskan geometri. Erlanger program memungkinkan pengembangan yang seragam dan perbandingan geometri yang berbeda. Membandingkan
Lebih terperinciBAB 5 POSTULAT KESEJAJARAN EUCLIDES
BAB 5 POSTULAT KESEJAJARAN EUCLIDES Leonhard Euler dilahirkan di Basel (Switzerland), pada tanggal 15 April 1707 di St Petersburg (Rusia).Keluarga Leonhard Euler pindah ke Riehen, daerah yang tidak jauh
Lebih terperinciBAB I TITIK DAN GARIS
1. Titik, garis, sinar dan ruas garis BB I TITIK DN GRIS Geometri dibangun atas dasar unsur-unsur yang tidak didefinisikan yaitu: titik, garis, dan bidang. Titik dipahami secara intuisi sebagai sebuah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Titik, Garis, dan Bidang Pada geometri, tepatnya pada sistem aksioma, terdapat istilah tak terdefinisi. Istilah tak terdefinisi adalah istilah dasar yang digunakan dalam membangun
Lebih terperinciPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LUAS PADA GEOMETRI HIPERBOLIK Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Oleh : Singgih Satriyo Wicaksono NIM : 111414064
Lebih terperinciBAB 9 TEORI GEOMETRI NON-EUCLIDEAN RIEMANN
BAB 9 TEORI GEOMETRI NON-EUCLIDEAN RIEMANN Georg Ferdinand Ludwig Philipp Cantor ( 3 Maret 1845 6 Januari 1918) adalah seorang matema tikawan Jerman. Dia pencetus teori himpunan terkemuka. Cantor mencetuskan
Lebih terperinciGARIS DAN SUDUT. (Materi SMP Kelas VII Semester1)
GARIS DAN SUDUT (Materi SMP Kelas VII Semester1) Garis dan Sudut Memahami Kedudukan Garis dan Sudut a. Menemukan konsep titik, garis, dan bidang Dalam ilmu Geometri, terdapat beberapa istilah atau sebutan
Lebih terperinci1 SISTEM BILANGAN REAL
Bilangan real sudah dikenal dengan baik sejak masih di sekolah menengah, bahkan sejak dari sekolah dasar. Namun untuk memulai mempelajari materi pada BAB ini anggaplah diri kita belum tahu apa-apa tentang
Lebih terperinci2. Memahami dan mampu menyelesaikan Permasalahan yang berkaitan dengan vektor di Ruang Tiga, yaitu Persamaan Bidang
TUJUAN EMBELAJARAN Agar pembaca memahami tentang Sistem Koordinat Kartesian beserta fungsinya yaitu titik, jarak dua titik, persamaan bola serta Vektor dalam ruang dimensi tiga beserta aplikasinya yaitu
Lebih terperinciMODUL 2 GARIS LURUS. Mesin Antrian Bank
1 MODUL 2 GARIS LURUS Gambar 4. 4 Mesin Antrian Bank Persamaan garis lurus sangat berperan penting terhadap kemajuan teknologi sekarang ini. Bagi programmer handal, banyak aplikasi yang membutuhkan persamaan
Lebih terperinciREFLEKSI DAN AKSIOMA CERMIN PADA BIDANG POINCARÉ
REFLEKSI DAN AKSIOMA CERMIN PADA BIDANG POINCARÉ Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Oleh : Chintia Rudiyanto NIM :
Lebih terperinciBAB V BAHAN LATIHAN DAN SARAN PEMECAHANNYA
V HN LTIHN N SRN PMHNNY. ahan Latihan Kerjakanlah soal-soal berikut. Jangan mencoba melihat petunjuk atau kunci, sebelum benar-benar nda mengalami jalan buntu. 1. alam sebuah persegipanjang ditarik 40
Lebih terperinciVEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si.
VEKTOR 1 A. Definisi vektor Beberapa besaran Fisika dapat dinyatakan dengan sebuah bilangan dan sebuah satuan untuk menyatakan nilai besaran tersebut. Misal, massa, waktu, suhu, dan lain lain. Namun, ada
Lebih terperinciDASAR-DASAR GEOMETRI Suatu Pengantar Mempelajari Sistem-sistem Geometri
DASAR-DASAR GEOMETRI Suatu Pengantar Mempelajari Sistem-sistem Geometri Budiyono Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstrak Dengan memandang geometri sebagai sistem deduktif,
Lebih terperinciBab 5 - Garis dan Sudut
Bab 5 - Garis dan Sudut Gambar 5.1 Gambar benda di sekitar kita yang membentuk sudut Sumber: Koleksi pribadi Di Sekolah Dasar, kita sudah diperkenalkan tentang garis dan sudut. Ini bisa menjadi dasar bagi
Lebih terperinciTEOREMA PYTHAGORAS. Kata-Kata Kunci: teorema Pythagoras tripel Pythagoras segitiga siku-siku istimewa. Sumber: Indonesian Heritage, 2002
5 TEOREM PYTHGORS Sumber: Indonesian Heritage, 00 Pernahkah kalian memerhatikan para tukang kayu atau tukang bangunan? Dalam bekerja, mereka banyak memanfaatkan teorema Pythagoras. oba perhatikan kerangka
Lebih terperinciA. Jumlah Sudut dalam Segitiga. Teorema 1 Jumlah dua sudut dalam segitiga kurang dari Bukti:
Geometri Netral? Geometri yang dilengkapi dengan sistem aksioma-aksioma insidensi, sistem aksioma-aksioma urutan, sistem aksioma kekongruenan (ruas garis, sudut, segitiga) dan sistem aksioma-aksioma archiemedes
Lebih terperinciBAB III RUANG VEKTOR R 2 DAN R 3. Bab ini membahas pengertian dan operasi vektor-vektor. Selain
BAB III RUANG VEKTOR R DAN R 3 Bab ini membahas pengertian dan operasi ektor-ektor. Selain operasi aljabar dibahas pula operasi hasil kali titik dan hasil kali silang dari ektor-ektor. Tujuan Instruksional
Lebih terperinci1 P E N D A H U L U A N
1 P E N D A H U L U A N Pemetaan (fungsi) f dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu hubuungan yang memasangkan setiap unsur di A dengan tepat satu unsur di B. Jika a A dan pasangannya b B, maka ditulis
Lebih terperinci1 SISTEM BILANGAN REAL
1 SISTEM BILANGAN REAL Bilangan real sudah dikenal dengan baik sejak masih di sekolah menengah, bahkan sejak dari sekolah dasar. Namun untuk memulai mempelajari materi pada BAB ini anggaplah diri kita
Lebih terperinciCARA LAIN PEMBUKTIAN TEOEMA ARZELA-ASCOLI DAN HUBUNGANNYA DENGAN EKSISTENSI PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL (SUATU KAJIAN TEORITIS)
CARA LAIN PEMBUKTIAN TEOEMA ARZELA-ASCOLI DAN HUBUNGANNYA DENGAN EKSISTENSI PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL SUATU KAJIAN TEORITIS) Sufri Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi Kampus
Lebih terperinciBAHAN BELAJAR: UNSUR DASAR PEMBANGUN GEOMETRI. Untung Trisna Suwaji. Agus Suharjana
BAHAN BELAJAR: UNSUR DASAR PEMBANGUN GEOMETRI Untung Trisna Suwaji Agus Suharjana KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PPPPTK) MATEMATIKA
Lebih terperinciD. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI
D. GEOMETRI 1. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta diklat memahami dan dapat menjelaskan unsur-unsur geometri, hubungan titik, garis dan bidang; sudut; melukis bangun geometri; segibanyak;
Lebih terperinciSKRIPSI PERBANDINGAN SEGIEMPAT SACCHERI PADA GEOMETRI EUCLID DAN GEOMETRI NON EUCLID. Universitas Negeri Yogyakarta
SKRIPSI PERBANDINGAN SEGIEMPAT SACCHERI PADA GEOMETRI EUCLID DAN GEOMETRI NON EUCLID Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciPENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF
Unit 6 PENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF Wahyudi Pendahuluan U nit ini membahas tentang penalaran induktif dan deduktif yang berisi penarikan kesimpulan dan penalaran indukti deduktif. Dalam penalaran induktif
Lebih terperinciTINJAUAN MATA KULIAH Mata Kuliah Geometri dan Pengukuran merupakan mata kuliah yang memberi pemahaman kepada mahasiswa tentang konsep-konsep geometri
1 TINJAUAN MATA KULIAH Mata Kuliah Geometri dan Pengukuran merupakan mata kuliah yang memberi pemahaman kepada mahasiswa tentang konsep-konsep geometri dan pengukuran. Dijabarkan ke dalam materi: dasar-dasar
Lebih terperinciBAB 8 PENGANTAR GEOMETRI NON-EUCLIDES
BAB 8 PENGANTAR GEOMETRI NON-EUCLIDES Riemann dilahirkan pada tanggal 17 September 1826 di Breselenz, sebuah desa di dekat Dannenberg di kerajaan Han-nover Jerman. Ayahnya bernama Friedrich Bernard Riemann
Lebih terperinciPENDEKATAN DALAM PENGAJARAN MATEMATIKA
138 PENDEKATAN DALAM PENGAJARAN MATEMATIKA Utu Rahim Jurusan PMIPA/Matematika FKIP Unhalu, Kampus Bumi Tridharma, Kambu, Kendari 93232 Abstrak: Proses belajar mengajar adalah proses yang dilakukan oleh
Lebih terperinciMATRIKS & TRANSFORMASI LINIER
MATRIKS & TRANSFORMASI LINIER Oleh : SRI ESTI TRISNO SAMI, ST, MMSI 082334051324 Daftar Referensi : 1. Kreyzig Erwin, Advance Engineering Mathematic, Edisi ke-7, John wiley,1993 2. Spiegel, Murray R, Advanced
Lebih terperinciGeometri di Bidang Euclid
Modul 1 Geometri di Bidang Euclid Dr. Wono Setya Budhi G PENDAHULUAN eometri merupakan ilmu pengetahuan yang sudah lama, mulai dari ribuan tahun yang lalu. Berpikir secara geometris dari satu bentuk ke
Lebih terperinciRelasi, Fungsi, dan Transformasi
Modul 1 Relasi, Fungsi, dan Transformasi Drs. Ame Rasmedi S. Dr. Darhim, M.Si. M PENDAHULUAN odul ini merupakan modul pertama pada mata kuliah Geometri Transformasi. Modul ini akan membahas pengertian
Lebih terperinciDASAR-DASAR MATEMATIKA
DASAR-DASAR MATEMATIKA Manfaat Matematika Pengertian Karakteristik Matematika Perbedaan matematika dan Pendidikan Matematika Refleksi Pengantar Dasar Matematika 1 MANFAAT MEMPELAJARI MATEMATIKA PERDAGANGAN
Lebih terperinciGEOMETRI DALAM RUANG DIMENSI TIGA
GEOMETRI DLM RUNG DIMENSI TIG GEOMETRI DLM RUNG DIMENSI TIG (l. Krismanto, M.Sc.) I. KEDUDUKN TITIK, GRIS, DN IDNG. TITIK, GRIS DN IDNG Titik merupakan unsur ruang yang paling sederhana, tidak didefinisikan,
Lebih terperinciSISTEM BILANGAN REAL
DAFTAR ISI 1 SISTEM BILANGAN REAL 1 1.1 Sifat Aljabar Bilangan Real..................... 1 1.2 Sifat Urutan Bilangan Real..................... 6 1.3 Nilai Mutlak dan Jarak Pada Bilangan Real............
Lebih terperinciMatematika Semester IV
F U N G S I KOMPETENSI DASAR Mendeskripsikan perbedaan konsep relasi dan fungsi Menerapkan konsep fungsi linear Menggambar fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi trigonometri
Lebih terperinciBab 7. Bangun Ruang Sisi Datar. Standar Kompetensi. Memahami hubungan garis dengan garis, garis dengan sudut, serta menentukan ukuranya.
ab 7 angun Ruang Sisi Datar Standar Kompetensi Memahami hubungan garis dengan garis, garis dengan sudut, serta menentukan ukuranya. Kompetensi Dasar 4.1 Menentukan hubungan antara dua garis, serta besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. B. Tujuan. D. Rumusan Masalah
I PENDHULUN. Latar elakang Geometri (daribahasayunani, geo = bumi, metria = pengukuran) secaraharfiah berarti pengukuran tentang bumi, adalahcabangdarimatematika yang mempelajari hubungan di dalamruang.
Lebih terperinciTEOREMA PAPPUS PADA ELIPS, PARABOLA DAN HIPERBOLA. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeritas Riau Kampus Bina Widya Indonesia
TEOREMA PAPPUS PADA ELIPS, PARABOLA DAN HIPERBOLA Ardiansyah Yan Hakim Nst. 1*, Sri Gemawati 2, Musraini M. 2 1 Mahasiswa Program S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciMENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT
MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT 1. MEMBAGI GARIS a. Membagi garis menjadi 2 bagian yang sama panjang Membagi garis menjadi 2 bagian yang sama panjang menggunakan jangka dapat diikuti melalui
Lebih terperinciPERSAMAAN GARIS LURUS
1 KEGIATAN BELAJAR 3 PERSAMAAN GARIS LURUS Setelah mempelajari kegiatan belajar 3 ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. menentukan persamaan gradien garis lurus, 2. menentukan persamaan vektoris dan persamaan
Lebih terperinciTRANSFORMASI. Dosen Pengampu Mata Kuliah. HERDIAN, S.Pd., M.Pd. Disusun Oleh : Kelompok 1. Hayatun Nupus Rina Ariyani
TRANSFORMASI Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Geometri Transformasi Dosen Pengampu Mata Kuliah HERDIAN, S.Pd., M.Pd. Disusun Oleh : Kelompok 1 Hayatun Nupus 08030121 Rina Ariyani 08030057
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD
SUMER ELJR PENUNJNG PLPG 2016 MT PELJRN/PKET KEHLIN GURU KELS S III GEOMETRI ra.hj.rosdiah Salam, M.Pd. ra. Nurfaizah, M.Hum. rs. Latri S, S.Pd., M.Pd. Prof.r.H. Pattabundu, M.Ed. Widya Karmila Sari chmad,
Lebih terperinci1 SISTEM BILANGAN REAL
Pertemuan Standar kompetensi: mahasiswa memahami cara membangun sistem bilangan real, aturan dan sifat-sifat dasarnya. Kompetensi dasar Memahami aksioma atau sifat aljabar bilangan real Memahami fakta-fakta
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Angin Angin adalah gerakan udara dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Kekuatan angin berlebihan dapat dikontrol menggunakan sistem manual atau otomatik.
Lebih terperinci1. Titik, Garis dan Bidang Dalam Ruang. a. Defenisi. Titik ditentukan oleh letaknya dan tidak mempunyai ukuran sehingga dikatakan berdimensi nol
1. Titik, Garis dan Bidang Dalam Ruang a. Defenisi Titik ditentukan oleh letaknya dan tidak mempunyai ukuran sehingga dikatakan berdimensi nol Titik digambarkan dengan sebuah noktah dan penamaannya menggunakan
Lebih terperinciGEOMETRI PROJEKTIF DAN APLIKASINYA. Sangadji dan Marsodi *
(43-52) GEOMETRI PROJEKTIF DAN APLIKASINYA Sangadji dan Marsodi * ABSTRAK GEOMETRI PROJEKTIF DAN APLIKASINYA. Geometri projektif adalah cabang geometri yang mempelajari sifat-sifat dan konfigurasi geometri
Lebih terperinciProgram Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR
VEKTOR DAN SKALAR Materi pokok pertemuan ke I: 1. Vektor dan skalar 2. Komponen vektor 3. Operasi dasar aljabar vektor URAIAN MATERI Masih ingatkah Anda tentang vektor? Apa beda vektor dengan skalar? Ya,
Lebih terperinciPeta Konsep. Bangun datar. Sifat-sifat bangun datar. Sudut
Pelajaran 4 angun atar Peta Konsep angun datar Sifat-sifat bangun datar Sudut Persegi Persegi panjang Segitiga Mengenal sudut Membandingkan dan mengurutkan besar sudut Mengenal dan membuat sudut siku-siku,
Lebih terperinciGEOMETRI EUCLID D I S U S U N OLEH :
GEOMETRI EUCLID D I S U S U N OLEH : SARI MEILANI (11321435) TITIS SETYO BAKTI (11321436) DEWI AYU FATMAWATI (11321439) INKA SEPIANA ROHMAH (11321460) KELAS II B MATEMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
Lebih terperinciGEOMETRI EUCLID. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geometri Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Dwi Juniati, M.Si.
GEOMETRI EUCLID Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geometri Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Dwi Juniati, M.Si. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS PASCA SARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciGEOMETRI RUANG. Oleh : Tetty Natalia Sipayung, S.Si., M.Pd. Geometri Ruang i
i GEOMETRI RUANG Oleh : Tetty Natalia Sipayung, S.Si., M.Pd. Geometri Ruang i GEOMETRI RUANG Penulis: Tetty Natalia Sipayung, S.Si., M.Pd. Isi diluar tanggungjawab penerbit Hak Cipta 2018 pada Penulis
Lebih terperinciHand-Out Geometri Transformasi. Bab I. Pendahuluan
Hand-Out Geometri Transformasi Bab I. Pendahuluan 1.1 Vektor dalam R 2 Misalkan u = (x 1,y 1 ), v = (x 2,y 2 ) dan w = (x 3,y 3 ) serta k skalar (bilangan real) Definisi 1. : Penjumlahan vektor u + v =
Lebih terperinciKEDUDUKAN DUA GARIS LURUS, SUDUT DAN JARAK
1 KEGIATAN BELAJAR 4 KEDUDUKAN DUA GARIS LURUS, SUDUT DAN JARAK Setelah mempelajari kegiatan belajar 4 ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menentukan kedudukan dua garis lurus di bidang dan di ruang 2.
Lebih terperinciSIFAT-SIFAT SEGITIGA SIKU-SIKU PADA GEOMETRI BOLA. Skripsi. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
SIFAT-SIFAT SEGITIGA SIKU-SIKU PADA GEOMETRI BOLA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Oleh: CINDY NIM: 121414079 PROGRAM
Lebih terperinciTUGAS INDIVIDU. Geometri Insidensi Geometri Terurut DISUSUN OLEH : PROGRAM PASCASARJANA UNNES PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA Kampus Unnes Tegal
1 TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH MATEMATIKA IV GEOMETRI Geometri Insidensi Geometri Terurut DOSEN PENGAMPU Dr. Sc.Mariani,M.Si DISUSUN OLEH : MASRUKHI 4101508041 PROGRAM PASCASARJANA UNNES PRODI PENDIDIKAN
Lebih terperinciGeometri I. Garis m dikatakan sejajar dengan garis k, jika kedua garis terletak pada satu bidang datar dan kedua garis tidak berpotongan
Definisi 1.1 Garis m dikatakan memotong garis k, jika kedua garis terletak pada satu bidang datar dan bertemu satu bidang datar dan bertemu pada satu titik Definisi 1.2 Garis m dikatakan sejajar dengan
Lebih terperinci1 SISTEM BILANGAN REAL
Bilangan real sudah dikenal dengan baik sejak masih di sekolah menengah, bahkan sejak dari sekolah dasar. Namun untuk memulai mempelajari materi pada BAB ini anggaplah diri kita belum tahu apa-apa tentang
Lebih terperinciSistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis Lurus
Modul 1 Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis Lurus Drs. Sukirman, M.Pd. D alam Modul Pertama ini, kita akan membahas tentang Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis
Lebih terperinci