Outline Vektor dan Garis Koordinat Norma Vektor Hasil Kali Titik dan Proyeksi Hasil Kali Silang. Geometri Vektor. Kusbudiono. Jurusan Matematika

dokumen-dokumen yang mirip
Aljabar Linier Elementer. Kuliah ke-9

Geometri pada Bidang, Vektor

Matematika II : Vektor. Dadang Amir Hamzah

Vektor di ruang dimensi 2 dan ruang dimensi 3

Aljabar Linier & Matriks

Vektor-Vektor. Ruang Berdimensi-2. Ruang Berdimensi-3

Pengantar Vektor. Besaran. Vektor (Mempunyai Arah) Skalar (Tidak mempunyai arah)

Aljabar Linear Elementer Part IV. Oleh : Yeni Susanti

VEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT

VEKTOR. 45 O x PENDAHULUAN PETA KONSEP. Vektor di R 2. Vektor di R 3. Perkalian Skalar Dua Vektor. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain

Definisi Jumlah Vektor Jumlah dua buah vektor u dan v diperoleh dari aturan jajaran genjang atau aturan segitiga;

MATEMATIKA. Sesi VEKTOR 2 CONTOH SOAL A. DEFINISI PERKALIAN TITIK

Diferensial Vektor. (Pertemuan II) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

BESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor

Vektor Ruang 2D dan 3D

Bab 1 : Skalar dan Vektor

BAB III RUANG VEKTOR R 2 DAN R 3. Bab ini membahas pengertian dan operasi vektor-vektor. Selain

Ruang Vektor Euclid R 2 dan R 3

BAB 1 BESARAN VEKTOR. A. Representasi Besaran Vektor

Vektor. Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan.

BESARAN SKALAR DAN VEKTOR. Besaran Skalar. Besaran Vektor. Sifat besaran fisis : Skalar Vektor

VEKTOR. Notasi Vektor. Panjang Vektor. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor (,, ) (,, ) di atas dapat dinyatakan dengan: Matriks = Maka = =

Arahnya diwakili oleh sudut yang dibentuk oleh A dengan ketigas umbu koordinat,

Vektor di Bidang dan di Ruang

DIKTAT ALJABAR LINIER DAN MATRIKS VEKTOR. Penyusun Ir. S. Waniwatining Astuti, M.T.I.

erkalian Silang, Garis & Bidang dalam Dimensi 3

VEKTOR 2 SMA SANTA ANGELA. A. Pengertian Vektor Vektor adalah besaran yang memiliki besar dan arah. Dilambangkan dengan :

Matematika Teknik Dasar-2 5 Perkalian Antar Vektor. Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

VEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si.

VEKTOR II. Tujuan Pembelajaran

a menunjukkan jumlah satuan skala relatif terhadap nol pada sumbu X Gambar 1

19. VEKTOR. 2. Sudut antara dua vektor adalah θ. = a 1 i + a 2 j + a 3 k; a. a =

VII III II VIII HAND OUT PERKULIAHAN GEOMETRI ANALITIK

MATRIKS & TRANSFORMASI LINIER

BAB 1 Vektor. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, Ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

VEKTOR YUSRON SUGIARTO

VEKTOR YUSRON SUGIARTO

Soal No. 1 Perhatikan gambar berikut, PQ adalah sebuah vektor dengan titik pangkal P dan titik ujung Q

Analisis Vektor. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

Diferensial Vektor. (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

ALJABAR LINEAR DAN MATRIKS

VEKTOR A. Vektor Vektor B. Penjumlahan Vektor R = A + B

VEKTOR Matematika Industri I

BAB II BESARAN VEKTOR

Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor

PENGANTAR KALKULUS PEUBAH BANYAK. 1. Pengertian Vektor pada Bidang Datar

Jika titik O bertindak sebagai titik pangkal, maka ruas-ruas garis searah mewakili

GEOMETRI ANALITIK PERTEMUAN2: GARIS LURUS PADA BIDANG KOORDINAT. sofyan mahfudy-iain Mataram 1

ALJABAR LINEAR DAN MATRIKS VEKTOR

Hasil Kali Titik, Hasil Kali Silang, dan Hasil Kali Tripel

BAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG

9.1. Skalar dan Vektor

18. VEKTOR. 2. Sudut antara dua vektor adalah. a = a 1 i + a 2 j + a 3 k; a = 2. Penjumlahan, pengurangan, dan perkalian vektor dengan bilangan real:

Kalkulus Multivariabel I

Pengantar KULIAH MEDAN ELEKTROMAGNETIK MATERI I ANALISIS VEKTOR DAN SISTEM KOORDINAT

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR

L mba b ng n g d a d n n n o n t o asi Ve V ktor

IKIP BUDI UTOMO MALANG. Analytic Geometry TEXT BOOK. Alfiani Athma Putri Rosyadi, M.Pd

VEKTOR. Besaran skalar (scalar quantities) : besaran yang hanya mempunyai nilai saja. Contoh: jarak, luas, isi dan waktu.

1 Mengapa Perlu Belajar Geometri Daftar Pustaka... 1

FISIKA UNTUK UNIVERSITAS OLEH

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

Rudi Susanto, M.Si VEKTOR

GESERAN atau TRANSLASI

PanGKas HaBis FISIKA. Vektor

DIKTAT MATEMATIKA II

L mba b ng n g d a d n n n o n t o asi Ve V ktor

MODUL MATEMATIKA VEKTOR

Hand-Out Geometri Transformasi. Bab I. Pendahuluan

PERSAMAAN BIDANG RATA

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Vektor

VEKTOR Matematika Industri I

Geometri pada Bidang, Vektor

BAB I VEKTOR DALAM BIDANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut.

Perkalian Titik dan Silang

VEKTOR. maka a c a c b d b d. , maka panjang (besar/nilai) vector u ditentukan dengan rumus. maka panjang vector

Pengantar Teknologi dan Aplikasi Elektromagnetik. Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

VEKTOR. Matematika Industri I

PENGAJARAN HASIL KALI TITIK DAN HASIL KALI SILANG PADA VEKTOR SERTA BEBERAPA PENGEMBANGANNYA. Suwandi 1.

B a b 2. Vektor. Sumber:

RANGKUMAN MATERI VEKTOR Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika Sekolah Dosen Pembina: Dr. Tatag Yuli Eko Siswono, M.Pd.

Hendra Gunawan. 5 Maret 2014

fi5080-by-khbasar BAB 1 Analisa Vektor 1.1 Notasi dan Deskripsi

2. Memahami dan mampu menyelesaikan Permasalahan yang berkaitan dengan vektor di Ruang Tiga, yaitu Persamaan Bidang

MODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS

Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)

VEKTOR. Makalah ini ditujukkan untuk Memenuhi Tugas. Disusun Oleh : PRODI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

BESARAN VEKTOR B A B B A B

TRANSFORMASI LINIER (Kajian Fungsi antar Ruang Vektor)

MODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS

SILABUS. Mengenal matriks persegi. Melakukan operasi aljabar atas dua matriks. Mengenal invers matriks persegi.

Matematika Lanjut 1. Sistem Persamaan Linier Transformasi Linier. Matriks Invers. Ruang Vektor Matriks. Determinan. Vektor

VEKTOR GAYA. Gambar 1. Perkalian dan pembagian vektor

BESARAN, SATUAN & DIMENSI

BAB IV TRANSFORMASI LINEAR. sebuah vektor yang unik di dalam W dengan sebuah vektor di dalam V, maka kita mengatakan F

Sistem Bilangan Kompleks (Bagian Kedua)

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 2012 Tanggal Ujian: 13 Juni 2012

KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

Transkripsi:

Jurusan Matematika 1 Nopember 2011

1 Vektor dan Garis 2 Koordinat 3 Norma Vektor 4 Hasil Kali Titik dan Proyeksi 5 Hasil Kali Silang

Definisi Vektor Definisi Jika AB dan CD ruas garis berarah, keduanya disebut vektor dan dinotasikan dengan AB atau CD yang menunjukkan ruas garis tersebut mempunyai panjang dan arah. Dapat pula dinotasikan sebagai huruf kecil tebal.

Definisi Vektor Dua buah vektor v dan w adalah sama (v = w) jika mempunyai panjang dan arah sama. Vektor yang mempunyai besar sama dengan vektor v tetapi arahnya berlawanan dinyatakan dengan v. Apabila panjang suatu vektor nol maka disebut vektor nol dan dinotasikan dengan 0.

Penjumlahan Vektor Definisi Jika a dan b adalah dua vektor sembarang, untuk menghitung penjumlahan a + b: tempatkan ekor ruas garis yang meyatakan b pada ujung ruas garis yang menyatakan a. Vektor a + b dinyatakan oleh panah dengan ekor a dan ujung b (parallelogram rule).

Sifat-sifat dasar dari penjumlahan vektor Sifat-sifat dasar dari penjumlahan vektor sebagai berikut: 1 u + v = v + u untuk sembarang vektor u dan v.

Sifat-sifat dasar dari penjumlahan vektor Sifat-sifat dasar dari penjumlahan vektor sebagai berikut: 1 u + v = v + u untuk sembarang vektor u dan v. 2 u + (v + w) = (u + v) + w untuk sembarang vektor u, v dan w.

Sifat-sifat dasar dari penjumlahan vektor Sifat-sifat dasar dari penjumlahan vektor sebagai berikut: 1 u + v = v + u untuk sembarang vektor u dan v. 2 u + (v + w) = (u + v) + w untuk sembarang vektor u, v dan w. 3 v + 0 = v untuk sembarang vektor v.

Sifat-sifat dasar dari penjumlahan vektor Sifat-sifat dasar dari penjumlahan vektor sebagai berikut: 1 u + v = v + u untuk sembarang vektor u dan v. 2 u + (v + w) = (u + v) + w untuk sembarang vektor u, v dan w. 3 v + 0 = v untuk sembarang vektor v. 4 v + ( v) = 0 untuk sembarang vektor v.

Perkalian skalar dengan vektor Definisi Diberikan sembarang vektor v dan sembarang bilangan a, perkalian skalar dari v oleh a adalah vektor av dengan besar dan arah sebagai berikut: 1 Besar dari av adalah av = a v. 2 Arah dari av adalah sama dengan v jika a > 0 dan v 0 tidak dapat ditentukan jika a = 0 atau v = 0 berlawanan arah dengan v jika a < 0 dan v 0

Sifat-sifat Perkalian skalar dengan vektor Sifat-sifat dari perkalian vektor dengan skalar sebagai berikut: 1 av = a v untuk sembarang skalar a dan vektor v. 2 1v = v untuk sembarang vektor v. 3 ( 1)v = v untuk sembarang vektor v. 4 0v = 0 untuk sembarang vektor v. 5 a0 = 0 untuk sembarang skalar a. Suatu vektor disebut vektor satuan jika besar atau panjangnya 1. Jika v 0, maka 1 v v adalah vektor satuan dengan arah sama dengan arah v.

Koordinat Siku-siku Pada koordinat siku-siku pada ruang terdapat tiga garis saling tegak lurus sebagai sumbu utama yang disebut sumbu X, sumbu Y dan sumbu Z yang ketiganya bertemu disatu titik dan disebut titik asal. Ketiga sumbu merupakan garis bilangan real dengan 0 pada titik asal. Sedangkan bidang yang didapat dari sumbu X dan Y disebut bidang X Y, begitu pula untuk dua bidang yang lain. Masing-masing titip P dinyatakan dengan tunggal tiga bilangan (x, y, z) yang disebut koordinat. Sehingga titik P ditulis sebagai P(x, y, z).

Vektor Posisi Definisi Diberikan titik P(x, y, z), vektor posisi dari P didefinisikan sebagai p = OP dari titik asal ke P, dan dinotasikan dengan p = (x, y, z) dan bilangan x, y dan z disebut komponen X, Y dan Z dari p. Jika P = P(x, y) dalam bidang X Y, vektor posisi dinotasikan dengan p = (x, y).

Misalkan u = (x, y, z) dan u 1 = (x 1, y 1, z 1 ) dua vektro dalam bentuk komponen, maka: 1 u = u 1 jika hanya jika x = x 1, y = y 1 dan z = z 1.

Misalkan u = (x, y, z) dan u 1 = (x 1, y 1, z 1 ) dua vektro dalam bentuk komponen, maka: 1 u = u 1 jika hanya jika x = x 1, y = y 1 dan z = z 1. 2 u + u 1 = (x + x 1, y + y 1, z + z 1 ).

Misalkan u = (x, y, z) dan u 1 = (x 1, y 1, z 1 ) dua vektro dalam bentuk komponen, maka: 1 u = u 1 jika hanya jika x = x 1, y = y 1 dan z = z 1. 2 u + u 1 = (x + x 1, y + y 1, z + z 1 ). 3 au = (ax, ay, az) untuk sembarang skalar a.

Misalkan u = (x, y, z) dan u 1 = (x 1, y 1, z 1 ) dua vektro dalam bentuk komponen, maka: 1 u = u 1 jika hanya jika x = x 1, y = y 1 dan z = z 1. 2 u + u 1 = (x + x 1, y + y 1, z + z 1 ). 3 au = (ax, ay, az) untuk sembarang skalar a. 4 u u 1 = (x x 1, y y 1, z z 1

Diberikan titik P 1 (x 1, y 1, z 1 ) dan P 2 (x 2, y 2, z 2 ), vektor dari P 1 ke P 2 adalah P 1 P 2 = (x 2 x 1, y 2 y 1, z 2 z 1 )

Norma Vektor dan Rumus Jarak Panjang vektor sering disebut juga norma vektor Misalkan v = (x, y, z) adalah sebuah vektor. Maka v = x 2 + y 2 + z 2 (Rumus Jarak) Jarak d anatar titik P 1 (x 1, y 1, z 1 ) dan P 2 (x 2, y 2, z 2 ) diberikan oleh (x 2 x 1 ) 2 + (y 2 y 1 ) 2 + (z 2 z 1 ) 2

Dari sifat-sifat penjumlahan dan perkalian skalar vektor yang kita kenal diatas, ada delapan sifat dasar seperti yang disebut dalam teorema berikut: Untuk sembarang vektor-vektor u, v, w dan skalar a, b, penjumlahan vektor dan perkalian skalar memenuhi sifat-sifat berikut: u + v = v + u.

Dari sifat-sifat penjumlahan dan perkalian skalar vektor yang kita kenal diatas, ada delapan sifat dasar seperti yang disebut dalam teorema berikut: Untuk sembarang vektor-vektor u, v, w dan skalar a, b, penjumlahan vektor dan perkalian skalar memenuhi sifat-sifat berikut: u + v = v + u. u + (v + w) = (u + v) + w.

Dari sifat-sifat penjumlahan dan perkalian skalar vektor yang kita kenal diatas, ada delapan sifat dasar seperti yang disebut dalam teorema berikut: Untuk sembarang vektor-vektor u, v, w dan skalar a, b, penjumlahan vektor dan perkalian skalar memenuhi sifat-sifat berikut: u + v = v + u. u + (v + w) = (u + v) + w. u + 0 = u.

Dari sifat-sifat penjumlahan dan perkalian skalar vektor yang kita kenal diatas, ada delapan sifat dasar seperti yang disebut dalam teorema berikut: Untuk sembarang vektor-vektor u, v, w dan skalar a, b, penjumlahan vektor dan perkalian skalar memenuhi sifat-sifat berikut: u + v = v + u. u + (v + w) = (u + v) + w. u + 0 = u. u + ( u) = 0.

Dari sifat-sifat penjumlahan dan perkalian skalar vektor yang kita kenal diatas, ada delapan sifat dasar seperti yang disebut dalam teorema berikut: Untuk sembarang vektor-vektor u, v, w dan skalar a, b, penjumlahan vektor dan perkalian skalar memenuhi sifat-sifat berikut: u + v = v + u. u + (v + w) = (u + v) + w. u + 0 = u. u + ( u) = 0. 1u = u.

Dari sifat-sifat penjumlahan dan perkalian skalar vektor yang kita kenal diatas, ada delapan sifat dasar seperti yang disebut dalam teorema berikut: Untuk sembarang vektor-vektor u, v, w dan skalar a, b, penjumlahan vektor dan perkalian skalar memenuhi sifat-sifat berikut: u + v = v + u. u + (v + w) = (u + v) + w. u + 0 = u. u + ( u) = 0. 1u = u. a(bu) = (ab)u.

Dari sifat-sifat penjumlahan dan perkalian skalar vektor yang kita kenal diatas, ada delapan sifat dasar seperti yang disebut dalam teorema berikut: Untuk sembarang vektor-vektor u, v, w dan skalar a, b, penjumlahan vektor dan perkalian skalar memenuhi sifat-sifat berikut: u + v = v + u. u + (v + w) = (u + v) + w. u + 0 = u. u + ( u) = 0. 1u = u. a(bu) = (ab)u. (a + b)u = au + bu.

Dari sifat-sifat penjumlahan dan perkalian skalar vektor yang kita kenal diatas, ada delapan sifat dasar seperti yang disebut dalam teorema berikut: Untuk sembarang vektor-vektor u, v, w dan skalar a, b, penjumlahan vektor dan perkalian skalar memenuhi sifat-sifat berikut: u + v = v + u. u + (v + w) = (u + v) + w. u + 0 = u. u + ( u) = 0. 1u = u. a(bu) = (ab)u. (a + b)u = au + bu. a(u + v) = au + av.

Hasil kali titik Definisi Hasil kali dalam u v dari dua vektor u dan v didefinisikan sebagai berikut: { u v cos θ jika u 0 dan v 0 u v = 0 jika u = 0 atau v = 0 Dari definisi diatas, u v adalah bilangan sehingga seringkali disebut perkalian skalar u dan v.

Hasil kali titik Misalkan v 1 = (x 1, y 1, z 1 ) dan v 2 = (x 2, y 2, z 2 ) dua vektor dalam bentuk komponen. Maka perkalian titiknya dihitung sebagai berikut: v 1 v 2 = x 1 x 2 + y 1 y 2 + z 1 z 2 Misalkan u, v dan w sembarang vektor. 1 u v adalah bilangan real 2 u v = v u 3 u 0 = 0 = 0 u 4 u u = u 2 5 (ku) v = k(u v) = u (kv) untuk sembarang skalar k 6 u (v ± w) = u v ± u w

Orthogonal Definisi Dua vektor u dan v disebut orthogonal jika u = 0 atau v = 0 atau sudut dua vektor tersebut adalah π 2 Dua vektor tak nol u dan v orthogonal jika dan hanya jika u v = 0

Proyeksi Orthogonal Diberikan vektor taknol d dan suatu vektor u yang dituliskan sebagai penjumlahan dua buah vektor, u = u 1 + u 2 dengan u 1 sejajar d dan u 2 = u u 1 orthogonal pada d. Anggap bahwa u dan d 0 dimulai dari titik awal Q, P ujung u, dan P 1. Maka u 1 = QP 1 mempunyai sifat: 1 u 1 sejajar pada d 2 u 2 = u u 1 orthogonal pada d 3 u = u 1 + u 2 Definisi Vektor u 1 = QP 1 disebut proyeksi u atas d dan dinotasikan u 1 = proj d u

Proyeksi Orthogonal Misalkan u dan d 0 adalah vektor. 1 Proyeksi u 1 dari u atas d diberikan oleh proj d u = u d d 2 d. 2 Vektor u proj d u adalah orthogonal ke d.

Definisi Hasil Kali Silang Definisi Diberikan vektor v 1 = (x 1, y 1, z 1 ) dan v 2 = (x 2, y 2, z 2 ), hasil kali silang v 1 v 2 didefinisikan sebagai v 1 v 2 = ((y 1 z 2 z 1 y 2 ), (x 1 z 2 z 1 x 2 ), (x 1 y 2 y 1 x 2 )) atau dalam notasi determinan ( x v 1 v 2 = 2 x 3 y 2 y 3, x 1 x 3 y 1 y 3, x 1 x 2 y 1 y 2 )

Hasil kali silang Jika u, v dan w adalah vektor sembarang. 1 u v adalah vektor 2 u v orthogonal pada u dan v 3 u 0 = 0 = 0 u 4 u u = 0 5 u v = (v u) 6 (ku) v = k(u v) = u (kv) untuk semabarang skalar k 7 u (v + w) = (u v) + (u w) 8 (v + w) u = (v u) + (w u)

Hasil Kali Silang Jika u dan v dua vektor, maka u v 2 = u 2 v 2 (u v) 2 Jika u dan v dua vektor dan θ sudut antara u dan v, maka 1 u v = u v sin θ = luas jajargenjang yang dibangun u dan v. 2 u dan v sejajar jika dan hanya jika u v = 0