Perubahan Preheat Zone Thickness dan Bilangan Karlovitz pada Fenomena Flame lift-up. Pembakaran Premix Gas Propana Menggunakan Burner Bunsen

dokumen-dokumen yang mirip
Perubahan Preheat Zone Thickness dan Bilangan Karlovitz pada Fenomena Flame lift-up Pembakaran Premix Gas Propana

Temperatur Ring pada Fenomena Flame Lift-Up

PENGARUH MATERIAL RING PADA FENOMENA NYALA API LIFT-UP

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM

lim 0 h Jadi f (x) = k maka f (x)= 0 lim lim lim TURUNAN/DIFERENSIAL Definisi : Laju perubahan nilai f terhadap variabelnya adalah :

BAB 2 LANDASAN TEORI

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika

Penerapan Masalah Transportasi

(a) (b) Gambar 1. garis singgung

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI

Analisa Performasi Kolektor Surya Terkonsentrasi Dengan Variasi Jumlah Pipa Absorber Berbentuk Spiral

Fisika Ebtanas

Model Hidrodinamika Pasang Surut Di Perairan Pulau Baai Bengkulu

URUNAN PARSIAL. Definisi Jika f fungsi dua variable (x dan y) maka: atau f x (x,y), didefinisikan sebagai

NAMA : KELAS : theresiaveni.wordpress.com

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN

SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DAN ALAT PENUKAR KALOR

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742

Integrasi 2. Metode Integral Kuadratur Gauss 2 Titik Metode Integral Kuadratur Gauss 3 Titik Contoh Kasus Permasalahan Integrasi.

PENDEKATAN TEORITIS. Prinsip Kerja Oven Surya

(x, f(x)) P. x = h. Gambar 4.1. Gradien garis singgung didifinisikan sebagai limit y/ x ketika x mendekati 0, yakni

ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M.

Persamaan gerak dalam bentuk vektor diberikan oleh: dv dt dimana : (1) v = gaya coriolis. = gaya gravitasi

MODEL MATEMATIKA WAKTU PENGOSONGAN TANGKI AIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

Session 18 Heat Transfer in Steam Turbine. PT. Dian Swastatika Sentosa

lensa objektif lensa okuler Sob = fob

(draft) KAN Calibration Guide: Volumetric Apparatus (IN) PEDOMAN KALIBRASI PERALATAN VOLUMETRIK

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN

Integra. asi 2. Metode Integral Kuadr. ratur Gauss 2 Titik

Panjang Nyala Api pada Fenomena Flame Lift-up Pembakaran Propana Menggunakan Bunsen Burner

TUGAS TERSTRUKTUR KALKULUS PEUBAH BANYAK. Dari Buku Kalkulus Edisi Keempat Jilid II James Stewart, Penerbit Erlangga.

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M.

LENSA OBJEKTIF LENSA OKULER SOB = FOB

1. Pada ganbar di bawah, komponen vektor gaya F menurut sumbu x adalah A. ½ 3 F B. ½ 2 F C. ½ F D. ½ F E. ½ 3 F

BAB 2 LANDASAN TEORI

Hasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb)

38 Soal dengan Pembahasan, 426 Soal Latihan

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN

Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi. Syawaluddin H 1)

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS

Galeri Soal. Dirangkum Oleh: Anang Wibowo, S.Pd

TEKANAN TANAH PADA DINDING PENAHAN METODA RANKINE

1. Grafik di samping menyatakan hubungan antara jarak (s) terhadap waktu (t) dari benda yang bergerak.

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

METODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS ABSTRACT 1. PENDAHULUAN

- Jarang ditemukan di alam - Di labotorium saluran sangat panjang So = Sw = Sf - Penting, karena banyak aliran yang mendekati aliran uniform

ANALISIS SIFAT MEKANIS BAJA KARBON AKIBAT PEMBEBANAN DINAMIS

Daya Dukung Tanah LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Bab 7

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB II TEORI DASAR. Bumi kita tersusun oleh beberapa lapisan yang mempunyai sifat yang

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK DESAIN SISTEM KONTROL PESAWAT UDARA MATRA LONGITUDINAL DENGAN METODE POLE PLACEMENT (TRACKING PROBLEM)

18.1. Section Modulus cm 3 (kg/m) axis x-x axis y-y axis x-x axis y-y axis x-x axis y-y WF

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KINERJA INSTALASI PENDINGIN SIKLOTRON DECY-13

Pengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur

STUDI APLIKASI GASIFIKASI DI INDUSTRI GERABAH : PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI PADA TUNGKU PEMBAKARAN GERABAH SEMI KONTINU

BAB III PENDEKATAN TEORI

Politeknik Negeri Bandung - Jurusan Teknik Sipil LABORATORIUM MEKANIKA TANAH Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp./Fax.

VEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT

BAB III METODE ELEMEN HINGGA. Gambar 3. 1 Tegangan-tegangan elemen kubus dalam koordinat lokal (SAP Manual) (3.1)

CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE

vektor ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS KAPASITAS BALOK KOLOM BAJA BERPENAMPANG SIMETRIS GANDA BERDASARKAN SNI DAN METODA ELEMEN HINGGA

1. Momentum mempunyai dimensi yang sama dengan dimensi besaran A. impuls D. tekanan B. energi E. percepatan C. gaya

Kajian Eksperimental Fenomena Flame Lift-up

MODUL PERKULIAHAN. Kalkulus. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

3. TEORI PANTULAN DASAR PERAIRAN

Kontrol Optimum pada Model Epidemik SIR dengan Pengaruh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENYELESAIAN MASALAH KONTROL OPTIMAL KONTINU YANG MEMUAT FAKTOR DISKON

1. Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resultan dengan menggunakan 3 neraca pegas berikut ini

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Ras Broiler

SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat.

DEFERENSIAL Bab 13. u u. u 2

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI

KINERJA TURBIN AIR TIPE DARRIEUS DENGAN SUDU HYDROFOIL STANDAR NACA 6512

PAKET TUTORIAL TERMODINAMIKA OLEH: DRA. HARTATIEK, M.SI.

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI

PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE

PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN

Transkripsi:

Perbahan Preheat Zne Thickness dan Bilangan Karlvitz pada Fenmena Flame lit-p Pembakaran Premix Gas Prpana Menggnakan Brner Bnsen I Made Kartika Dhiptra, Bambang Sgiart, Yliant S. Ngrh, Ckrda Prapti Mahandari Flames and Cmbstin Research Grp Labratrim Termdinamika Departemen Teknik Mesin Fakltas Teknik Universitas Indnesia Email: dhiptra_made@yah.cm, bangsgi@eng.i.ac.id, yliant.ngrh@i.ac.id, pmahandari@yah.cm ABSTRAK Fenmena lmpatan nyala api ata lame lit-p ditemkan pada penelitian menggnakan brner Bnsen. Flame lit-p adalah kejadian melmpatnya nyala dari jng brner ke ring yang berada di atas jng brner. Penelitian dasar tentang nyala api belm banyak membahas penyebab melmpatnya nyala api. Dengan pendekatan knsep regangan nyala, kajian awal ntk menentkan bilangan tanpa dimensi penyebab mnclnya enmena ini dibahas dengan menentkan perbahan preheat zne thickness kemdian Bilangan Karlvitz. Preheat zne thickness ditentkan berdasarkan gradien maksimm dari distribsi temperatr pada smb nyala. Sedangkan Bilangan Karlvitz dihitng berdasarkan preheat zne thickness, kecepatan nyala dan laj regangan nyala. Peristiwa melmpatnya nyala api yang hanya sesaat dianalisis dengan membandingkan keda parameter pada da kndisi yakni sesaat sebelm lit-p dan sesaat setelah terjadinya lit-p. Hasil penelitian mennjkkan bahwa ketebalan daerah pemanasan awal dan kecepatan nyala laminar setelah lit-p menrn sedangkan Bilangan Karlvitz sebelm dan setelah lit-p cenderng tetap yakni sekitar.5. Nilai ini dapat dijadikan prediksi awal bahwa lmpatan nyala api akan terjadi pada Bilangan Karlvitz.5. ABSTRACT 1

It has been nd a phenmenn lame lit-p n the experiment emplying a Bnsen brner. Flame lit-p is the ccrrence lame jmping rm the tip brner t the ring that inserting abve the brner. Fndamental research n lames did nt elabrate the case lame jmping. Using lame stretch apprach, an initial research n dimensinless nmber t predict the ccasin this phenmenn was discssed t determine preheat zne thickness and Karlvitz nmber. Preheat zne thickness was calclated based n temperatre distribtin lame axes. Karlvitz nmber was determined rm preheat zne thickness, brning velcity and stretch rate. The ccrrence lame lit-p was less then a secnd. Therere the tw parameters will be evalated n tw dierent cnditins which are jst bere and jst ater lit-p happened. It was nd that ater lit-p, preheat zne thickness and brning velcity decreased. Karlvitz nmber jst bere and ater lit-p ccrred is abt.5. This nmber can be cnsidered as the initial predictin that lame lit-p will be appeared n Karlvitz nmber.5. Keywrds : Lit-p, preheat zne thickness, Karlvitz Nmber PENDAHULUAN Sebah enmena lmpatan nyala api ditemkan pada pembakaran premix menggnakan brner Bnsen yang dipasang ring pada jarak tertent dari jng brner. Pada saat laj aliran dara ditingkatkan sedangkan laj aliran gas dijaga tetap, pangkal nyala yang sebelmnya pada jng tabng brner akan berpindah ke ring yang dipasang pada jarak tertent dari jng brner. Kejadian ini disebt lmpatan nyala api yakni nyala melmpat dari jng brner menj ring seperti pada Gambar 1. Akibat melmpatnya nyala api maka kerct nyala yakni bagian nyala yang bersinar terang berbentk kerct berbah krannya. Sisi tegak kerct nyala mennjkkan daerah pembakaran premix sepenhnya. Daerah pemanasan awal ata preheat zne thickness jga berbah dengan melmpatnya nyala api dari jng brner ke ring. Daerah pemanasan awal adalah daerah

pemanasan campran bahan bakar dan ksidatr ata dara sebelm berlangsngnya penyalaan ata reaksi awal pembakaran. Kecepatan nyala menrn setelah terjadinya lit-p. Kecepatan nyala adalah kecepatan perambatan jng nyala yang pada pembakaran menggnakan Bnsen dapat didekati dengan laj aliran vlme campran dara dan bahan bakar dibagi lasan permkaan jng nyala api ata las permkaan kerct nyala. Gambar 1. Nyala sebelm lit-p (kiri) dan setelah lit-p (kanan) Penelitian tentang enmena lame lit-p telah dilakkan dari aspek rasi dara dan bahan bakar ata Air Fel Rati (AFR), panjang nyala setelah lit-p dan temperatr ring saat lit-p. Parameter yang diteliti pada ketiga aspek tersebt adalah laj aliran gas, psisi ring dari jng brner, diameter dalam ring dan material ring [1-6]. Namn sema penelitian tersebt bertjan ntk menentkan pengarh parameter terhadap mnclnya enmena lame lit-p. Sedangkan penelitian dasar tentang nyala api belm banyak membahas kndisi apa yang membat nyala api melmpat dari jng brner ke pemegang nyala yakni ringnya. Untk it pada penelitian ini akan dibahas kajian analitis ntk menentkan mnclnya enmena ini berdasarkan knsep regangan nyala ata lame stretch [7]. Regangan nyala 3

adalah perbahan sesaat lasan penampang nyala dibagi lasan penampang nyala ata da/a. Secara visal terlihat nyala api mengalami peregangan ata permkaan nyala (lame rnt) memanjang sebelm nyala melmpat. Sedangkan laj regangan nyala adalah regangan nyala dibagi dengan perbahan wakt ata 1/A (da/dt). Pada knsep regangan nyala dikenal bilangan tanpa dimensi yakni Bilangan Karlvitz. Bilangan Karlvitz dinyatakan sebagai perbandingan da wakt yakni wakt reaksi kimia dan wakt aliran isik. Wakt reaksi kimia adalah wakt ntk terjadinya reaksi antara bahan bakar dan ksidatr yang merpakan ngsi dari ketebalan nyala dibagi kecepatan nyala. Sedangkan wakt aliran isik adalah wakt ntk mengalirnya campran bahan bakar dan dara yang dapat dinyatakan sebagai kebalikan dari laj regangan nyala [8]. Bilangan Karlvitz ini sering dignakan ntk menentkan kndisi padamnya nyala ata extinctin. Fenmena lame lit-p sendiri terjadi pada kndisi yang mendekati extinctin sehingga penentan bilangan Karlvitz menjadi salah sat indikatr yang dapat dignakan ntk memprediksi mnclnya enmena tersebt. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakkan di Labratrim Termdinamika Departemen Teknik Mesin FT-UI dengan menggnakan alat Flame Prpagatin Stability Unit yang terdiri dari pengkr dan pengatr laj aliran dara dan bahan bakar yang telah disetarakan dengan Wet Gas meter, an dan mtr AC. Bahan bakar yang dignakan adalah gas prpana sedangkan brnernya adalah tabng ata barell dengan diameter dalam 14 mm dan tinggi 38 cm dilengkapi dengan alat pengatr ketinggian ring. Sebah ring dari baja AISI 304 dengan diameter lar 30 mm, diameter dalam 10 mm dan tebal 5 mm dipasang pada jarak 0 mm diatas jng brner secara knsentris. 4

Distribsi temperatr nyala api dikr menggnakan termkpel 00 µm Ni-Cr tanpa kreksi radiasi dan dihbngkan dengan data lgger Flkke. Tinggi kerct nyala dikr dengan mistar baja. Skema penelitian ditampilkan pada Gambar. Termkpel dipasang dari pangkal nyala sampai jng nyala dengan jarak 5 cm. Mnclnya enmena lame lit-p diamati pada perbahan AFR. Percbaan dilakkan dengan menetapkan laj aliran gas kemdian mengatr laj aliran dara sampai enmena nyala api lit-p mncl. Saat terjadinya enmena api litp maka dilakkan pengkran laj aliran dara dan tinggi nyala. Pengkran temperatr dilakkan pada kndisi sesaat sebelm lit-p yakni pada kndisi nyala mlai terangkat dari jng brner dan sesaat setelah lit-p. Hasil pengkran temperatr ini diplt ke dalam graik distribsi temperatr sepanjang smb nyala ngsi jarak dari jng brner. Menrt teri dari Zel`dvich ketebalan daerah pemanasan awal dapat diprediksi berdasarkan pril distribsi temperatr yang ditrnkan seperti persamaan 1 [7]: η 0 T T dt dx i ( ) i (1) dengan Ti adalah temperatr penyalaan sem ( 0 C) and T adalah temperatr gas yang belm terbakar ( 0 C). Temperatr penyalaan sem ditentkan dari rdinat graik dengan absisnya adalah nilai dari gradien ata kemiringan graik distribsi temperatr ata trnan keda dari persamaan ngsinya disamakan dengan nl. 5

Gambar. Skema peralatan Bilangan Karlvitz pertama kali ditemkan tahn 1953 leh Karlvitz dkk ntk menjelaskan enmena regangan nyala yang dinyatakan dalam persamaan [7]. (ln A) η K t S (ln A) dengan K adalah Bilangan Karlvitz nmber, t () adalah laj regangan nyala, (1/dt), η adalah ketebalan daerah pemanasan awal, (m) dan S adalah kecepatan nyala laminar (m/s). Laj regangan nyala (stretchrate) dapat ditrnkan dari elemen nyala pada lkasi radis nyala, r bentk kerct pada nyala pembakaran menggnakan brner Bnsen seperti ditampilkan pada Persamaan 3 [9]. U sinθ stretchrate (3) r 6

dengan U adalah kecepatan aliran seragam dari campran bahan bakar dan dara, (m/s), θ adalah sdt pncak dari nyala dan r adalah radis nyala (m). Untk menentkan Bilangan Karlvitz Persamaan 3 disbstitsikan ke Persamaan menjadi Persamaan 4: K U sinθ η r S (4) Kecepatan nyala laminar pada pembakaran menggnakan brner Bnsen dapat diperkirakan dengan menggnakan pendekatan leh Sharma [8]. S Q A πr Q h + r (5) dengan Q adalah laj aliran vlme campran bahan bakar (m 3 /dt) dan A adalah las permkaan jng nyala ata lame rnt (m ) dan h adalah tinggi nyala (m) yakni jarak dari pangkal nyala sampai jng nyala. Daerah sebelm pembakaran adalah sat dari 3 daerah pada pembakaran. Nilai ketebalan daerah pemanasan awal sangat dipengarhi leh kenaikan temperatr pada gas yang belm terbakar. Hasil perhitngan sema parameter berdasarkan graik hasil pengkran temperatr sesaat sebelm dan sesaat setelah lit-p akan dibandingkan ntk memperleh nilai parameter yang knstan sebagai acan timblnya enmena lame lit-p. HASIL DAN PEMBAHASAN Fenmena lame lit-p dari hasil pengamatan visal mirip dengan spprted lame yang dikemkakan leh Sharma [8] bahwa campran bahan bakar dan dara dapat dinyalakan diatas kawat yang dipasang pada jarak tertent dari jng brner. Kawat akan berngsi sebagai penyangga nyala ata lame hlder. Sedangkan menrt Lewis dan vn Elbe pada Drysdale [10], nyala diatas penyangga nyala tersebt mengandng sisa nyala api yakni sisa campran bahan bakar dan dara yang masih dapat terbakar diatas kawat. Hal ini dimngkinkan leh adanya daerah resirklasi diatas sat benda penghalang pada daerah 7

aliran seperti ditampilkan pada Gambar 3. Selain it psaran ata swirl dapat timbl pada aliran tepat setelah penyangga nyala tersebt. Daerah psaran merpakan daerah dengan penrnan tekanan akibat adanya kenaikan kecepatan aliran sesai dengan hkm kekekalan energi. Dengan demikian psaran ini dapat berngsi sebagai smber panas dan smber radikal akti dalam hal ini adalah OH dan CH yang merpakan kmpnen dalam reaksi pembakaran yang belm semprna. Gambar 3. Daerah resirklasi pada aliran diatas benda penghalang [11] Sedangkan hasil percbaan pada psisi ring cm dari jng brner dan laj aliran prpana dipatk pada skala di rtameter yang setara dengan 3 cm 3 /dt, enmena lame litp terjadi pada laj aliran dara 80 cm 3 /dt. Sedangkan hasil pengkran tinggi kerct nyala sebelm lit-p adalah 3,8 cm dan setelah lit-p 6,3 cm. Radis pangkal nyala sebelm lit-p diasmsikan sama dengan radis brner yakni 0,7 cm dan setelah lit-p sama dengan radis lbang ring yakni 0,5 cm. Dari hasil pengkran temperatr pada sepanjang smb nyala sesaat sebelm dan sesaat setelah lit-p maka dibat graik temperatr ngsi jarak dari jng brner seperti ditampilkan pada Gambar 4. 8

Distribsi temperatr pada x 0 mm dan Di 10 mm 1400 100 y -0.00x 3 + 0.334x - 1.88x + 1 h temperatr, T ( 0 C) 1000 t 800 x 600 400 1 00 y -0.006x 3 + 0.747x - 7.501x + 56 35.3 0 56.0 0 0 40 60 80 100 jarak dari jng brner, x (mm) h ring brner setelah lit-p sebelm lit-p h adalah tinggi kerct nyala api t adalah tebal ring X adalah jarak ring dari jng brner Gambar 4. Distribsi temperatr nyala sebelm dan setelah lit-p Graik Gambar 4 sesai dengan graik pril temperatr pada daerah pembakaran seperti pada Gambar 5. Pada Gambar 5. Tb adalah temperatr nyala dan T adalah temperatr gas yang belm terbakar. Titik belk ata inlectin pint adalah titik penentan temperatr penyalaan sem dimana tercapai kndisi gradien temperatr yang maksimm. Sedangkan adalah tebal daerah pemanasan awal ata preheat zne thickness. 9

Gambar 5. Pril temperatr pada daerah pembakaran [7] Pada Gambar 4 diperlihatkan graik yakni yang tipis adalah kndisi sesaat sebelm lit-p dan yang tebal adalah sesaat setelah lit-p. Graik sebelm lit-p mennjkkan bahwa nyala api masih menempel pada jng brner dan temperatr nyala tepat di tengah-tengah smb pada jng brner mencapai 1 0 C. Setelah li-p terlihat tidak ada nyala antara jng brner dan ring. Sehingga selah-lah brner diperpanjang sampai ke ring karena temperatr gas antara brner dan ring antara 35 C s/d 56 C. Temperatr penyalaan sem kndisi sebelm lit-p ditentkan seperti pada Persamaan 6 sesai persamaan graik distribsi temperatr pada Gambar 4. yakni 3 T y 0,00x + 0,3339x 1,881x + 1 (6) 10

dy 0,0066x + 0,6678x 1,881 dx d y 0,013x + 0,6678 0 dx 0,6678 xi 50,6 0,013 T ( x ) 0.00(50,6) i 3 + 0,3339(50,6) 1,881(550,6) + 1 716 0 C Ketebalan daerah pemanasan awal dihitng dengan Persamaan 3 dengan terlebih dahl menentkan kemiringan graik temperatr pada titik penyalaan sem ata (dt/dx) i yang hasilnya adalah 15,6 0 C/mm sehingga ketebalan daerah pemanasan awal adalah 3,3 cm sesai langkah perhitngan berikt: dt dx i 0,0066 ( 50,6) + 0,6678( 50,6) 1,881 15,6 C / mm T T 716 C 1 C η i 3,3mm 3, cm dt 15,6 C / mm 3 0 dx i Kecepatan seragam campran bahan bakar dan dara ditentkan dari persamaan 7. U 4Q π D 4 ( 3+ 80) 3,14x( 1,4 ) / b 74cm/ dt (7) Laj regangan ata stretch rate nyala api ditentkan dari persamaan 3. θ sin 1 r r + h sin 1 0,7 ( 0,7) + ( 3,8) 10,4 U sinθ 74sin10,4 stretchrate r 0,7 71/ dt Kecepatan nyala ditentkan dengan persamaan 11

Q Q x(3 + 80) / S 99cm/ dt A πr h + r 3.14x0.7x (3.8) + (0.7) Bilangan Karlvitz dihitng dengan persamaan 4 U sinθ η0 3,3cm K 71/ dt x,3 r S 99cm/ dt Sedangkan penentan Bilangan Karlvitz ntk kndisi setelah penyalaan ditentkan dengan langkah yang sama. Temperatr penyalaan sem kndisi setelah lit-p ditentkan seperti Persamaan 8 yang sesai dengan persamaan graik pada Gambar 4. yakni : 3 T y 0,0053x + 0,6636x 5,0144x + 56 (8) dy 0,0159x + 1,3356x 5,0144 dx d y 0,0318x + 1,3356 0 dx 1,3356 xi 4 0,0318 T ( x ) 0,0053(4) i 3 + 0,6636(4) 5,0144(4) + 56 63 0 C Ketebalan daerah pemanasan awal diperleh,46 cm dengan langkah perhitngan seperti berikt. dt dx i 0,0159 ( 4) + 1,3356( 4) 5,0144 3 C / mm T T 63 C 56 C η i 3,3mm 4,6mm, cm dt 3, C / mm 46 0 dx 4Q U π D i 4 ( 3+ 80) 3,14x( 1,0) / b 536cm/ dt 1

θ sin 1 r r + h sin 1 0,5 ( 0,5) + ( 6,3) 4,5 U sinθ 536x sin 4,5 stretchrate r 0,5 84/ dt S Q A Q x(3 + 80) / 3.14x0.5x (6.3) + (0.5) 84cm/ πr h + r dt U sinθ η0,46cm K 84/ dtx,46 r S 84cm/ dt Preheat zne thickness dapat jga ditentkan dari perbandingan disivitas panas gas dengan kecepatan nyala seperti pada persamaan 9 [10]: k η c ρ S p α S (9) dengan k adalah kndktivitas thermal dari gas (W/m.C), c p keisien panas spesiik gas (J/kg.C), ρ adalah massa jenis gas sebelm terbakar (kg/m 3 ) dan α adalah disivitas panas dari gas (m /s). Dengan demikian Bilangan Karlvitz dapat jga ditentkan dengan mensbstitsikan persamaan 6 ke persamaan 4 menjadi : U sinθ α U sinθ η K (10) r ( S ) r α Berdasarkan Persamaan 10 maka disivitas panas gas dapat ditentkan. Keselrhan hasil perhitngan pada kndisi sesaat sebelm dan sesaat setelah lit-p ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1: Parameter sesaat sebelm dan sesaat setelah lit-p Sebelm lit-p Setelah lit-p Ketebalan daerah pemanasan awal (cm) 3,3,46 13

Laj regangan nyala (1/dt) 71 84 Kecepatan nyala Laminer (cm/dt) 99 84 Bilangan Karlvitz,3,46 Disivitas panas (m /dt) 3, x10 -,04 x10 - Ketebalan daerah pemanasan awal pada kndisi setelah lit-p mengalami penrnan karena temperatr penyalaan sem setelah lit-p jga mengalami penrnan. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat sebagian campran bahan bakar dan dara terhalang leh ring sehingga terlepas ke sekeliling dan tidak mask ke daerah reaksi. Namn prsi ini tidak memberikan kntribsi yang besar karena dari sisi panjang nyala ternyata panjang nyala setelah lit-p meningkat. Dari aspek panjang nyala aktr yang lebih berperan adalah kecepatan nyala laminar. Kecepatan nyala laminar sebelm lit-p jah lebih tinggi dari pada setelah lit-p. Hal ini menyebabkan panjang nyala sebelm lit-p lebih pendek dibandingkan dengan panjang nyala setelah lit-p. Kecepatan nyala yang tinggi mengakibatkan campran bahan bakar dan dara lebih cepat terbakar sehingga dengan laj campran bahan bakar yang sama akan diperleh panjang nyala yang lebih pendek. Hasil ini sesai jga dengan hasil penelitian sebelmnya [6,7]. Penrnan ketebalan daerah pemanasan awal yang diikti jga dengan penrnan kecepatan nyala laminar jika diperiksa dengan Persamaan 10 mennjkkan bahwa disivitas panas menrn setelah terjadinya lit-p. Kndisi ini sesai dengan pengarh temperatr terhadap disivitas panas yakni makin rendah temperatrnya maka disivitas panas makin kecil. Pada kndisi setelah lit-p baik temperatr penyalaan sem mapn temperatr nyala dijng brner serta setelah ring yakni pada psisi 0 mm, semanya lebih kecil dari pada kndisi sebelm lit-p. 14

Dari aspek laj regangan nyala jelas terlihat bahwa sebelm lit-p regangan nyala lebih rendah dari setelah lit-p. Hasil ini jika dibandingkan dengan hasil eksperimen dari penelitian yang lain merpakan laj regangan nyala karena regangan bkan karena kelengkngan ata crvatre dari nyala [1]. Sedangkan dari Bilangan Karlvitz sesai dengan perkiraan nilainya hampir sama antara sebelm lit-p dan setelah lit-p. Perbedaannya timbl karena kendala jeda pengkran sesaat dan sebelm lit-p serta aktr pemblatan perhitngan. Bilangan Karlvitz antara dan,5 menandakan wakt reaksi kimia lebih lama dari pada wakt yang dibthkan ntk aliran isik. Hasil ini sesai dengan perbahan siat campran yakni nilai disivitas panas yang berbeda. Hal ini mennjkkan bahwa kergian panas yang terserap leh material ring ckp besar mengingat ring terbat dari stainless steel. Hal ini telah terbkti pada penelitian tentang pengarh material ring terhadap enmena lame lit-p [5,6]. Penentan Bilangan Karlvitz pada penelitian ini didasarkan pada penentan ketebalan daerah pemanasan awal yang dihitng berdasarkan distribsi temperatr. Bilangan Karlvitz yang diperleh cenderng lebih besar [13, 14, 15] jika dibandingkan dengan Bilangan Karlvitz yang dihitng berdasarkan tebal nyala. Hal ini disebabkan leh penentan tebal nyala berdasarkan siat campran gas seperti pada persamaan 10 cenderng menghasilkan tebal nyala yang sangat kecil [16,17] sehingga Bilangan Karlvitz yang diperleh jga lebih kecil. KESIMPULAN Fenmena lame lit-p yang terjadi sangat cepat dapat dianalisa dengan membandingkan kndisi sesaat sebelm lit-p dan sesaat setelah lit-p. Ketebalan daerah pemanasan awal dan kecepatan nyala menrn setelah terjadinya lit-p. Salah sat parameter yang mendekati sama nilainya adalah Bilangan Karlvitz yakni antara sampai,5. Bilangan Karlvitz ditentkan berdasarkan ketebalan daerah pemanasan awal yang dihitng berdasarkan 15

distribsi temperatr. Perbedaan nilai perhitngan karena berbagai aktr bkan merpakan kendala ntk menentkan kecenderngan perbahan parameter yang terjadi sesaat sebelm lit-p dan sesaat setelah lit-p. DAFTAR PUSTAKA [1] Ckrda Prapti Mahandari, I Made Kartika D, Flame Lit-p n A Bnsen Brner; A Preliminary Stdy Prceeding Seminar Internasinal QIR, UI Depk, Jakarta, 007, EPE-13 [] I Made Kartika Dhiptra, Hamdan Hartn A, Ckrda Prapti Mahandari, 008, Perbahan Panjang Nyala Api pada Fenmena Flame Lit-p Akibat Letak Ketinggian Psisi Ring Flame-Hld, Prceeding Seminar Nasinal Teknik Mesin 3, Srabaya, Indnesia, hal 101-104 [3] I Made Kartika, Bambang Sgiart, Ckrda Prapti Mahandari, 008, The Inlence Inside Diameter Ring n Flame Height and AFR Flame Lit-p Phenmenn; an Experimental Stdy, Prceeding Internatinal Cnerence Gradate Engineering and Science (ICGES), UTM Jhr, Malaysia, [4] I Made Kartika Dhiptra, Ek Warsit, Ckrda Prapti Mahandari, Karlvitz Nmber r Predicting A lame lit-p n Prpane Cmbstin, 008, Prceeding The 1 st Internatinal Meeting n Advances in Therm-Flid 6 th Agst 008, UTM Jhr, Malaysia. [5] I Made Kartika Dhiptra, Bambang Sgiart, Amri Parlindngan Sitinjak, Ckrda Prapti Mahandari, Pengarh Material Ring Pada Fenmena Nyala Api Lit-p, Prceeding Seminar Nasinal Teknik Mesin ITENAS, Bandng, 8 Oktber 008, hal TKE 4-9 16

[6] I Made Kartika Dhiptra, Yliant S. Ngrh, Pratm Setyadi, Ckrda Prapti Mahandari, Ring Temperatre Eect n Prpane Flame lit-p, Prceeding Internatinal Cnerence Gradate Engineering and Science (ICGES), UTM Jhr, 008, Malaysia [7] Strehlw, Rger A., Cmbstin Fndamentals, McGraw-Hill Bk C, Singapre, 1985. [8] Sharma, S.P., Mhan Chander, Fels and Cmbstin, Tata McGraw-Hill Pblishing Cmpany Limited, New Delhi, 1984. [9] Mataln, M, On the Flame Stretch, Cmbst. Sci. Tech. 9, 1983, hal, 5-38 [10] Drysdale, D., An Intrdctin t Fire Dynamics, Jhn Wiley and Sns, Chichester, 1985 [11] Dally, B. B.; Fletcher, D. F.; Masri, A. R. Flw and mixing ields trblent blbdy jets and lames, Cmbstin Thery and Mdelling, Vlme, Isse, pp. 193-19 (1998). [1] Law, C.K., Ch, P., Flame Crvatre and Preerential Disin in the Brning Intensity Bnsen Flames, Twenty-irst Sympsim n Cmbstin The Cmbstin Institte, 1986, hal. 1803-1809. [13] Law C. K., Dynamics Stretched Flames,", Twenty-Secnd Sympsim (Internatinal) n Cmbstin, The Cmbstin Institte, Pittsbrgh, PA, (1989) hal. 1381-140. [14] Sng C. J., Li J. B. and Law C. K., "On the Scalar Strctre Nneqidisive Premixed Flames in Cnterlw," Cmbst. Flame, 106, 1996, hal. 168-183. 17

[15] Dinkelacker F., Experimental Validatin Flame Regimes r Highly Trblent Premixed Flames, Prceedings ECM003, Orleans-France, Octber 5-8, 003. [16] O Yng F. and Bilger R. W., Scalar gradient and related qantities in trblent premixed lames Cmbst. Flame, 109, 1997, hal. 68-700. [17] Gttgens., Mass F and Peters N., Analytic Appximatins Brning Velcities and lame thicknesses lean hydrgen, methane, ethylene, ethane, acetylene and prpane lames Prc. Cmbst. Inst. 4, 199, hal. 19-135. 18