Rata-rata hitung sekumpulan data hasil observasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

dokumen-dokumen yang mirip
UKURAN PEMUSATAN DATA

PENGUKURAN DESKRIPTIF

DISPERSI DATA. - Jangkauan (Range) - Simpangan/deviasi Rata-rata (Mean Deviation) - Variansi (Variance) - Standar Deviasi (Standart Deviation)

Pengukuran Deskriptif

UKURAN TENGAH DAN UKURAN DISPERSI

Pengukuran Deskriptif. Debrina Puspita Andriani /

BESARAN STATISTIK (UKURAN TENGAH DAN UKURAN

C. Ukuran Letak dan Ukuran Penyebaran Data

LEMBAR AKTIVITAS SISWA STATISTIKA 2 B. PENYAJIAN DATA

UKURAN PEMUSATAN MK. STATISTIK (MAM 4137) 3 SKS (3-0) Ledhyane Ika Harlyan

Probabilitas dan Statistika Analisis Data dan Ukuran Pemusatan. Adam Hendra Brata

Pengumpulan & Penyajian Data

Macam ukuran penyimpangan. Range/Rentang/Jangkauan Standar Deviasi/simpangan baku Varians Ukuran penyimpangan lain

UKURAN PEMUSATAN DATA STATISTIK

King s Learning Be Smart Without Limits NAMA : KELAS :

5. STATISTIKA PENYELESAIAN. a b c d e Jawab : b

dapat digunakan formulasi sebagai berikut : Letak Letak Letak

9. STATISTIKA. f u. X s = Rataan sementara, pilih x i dari data dengan f i terbesar. Ukuran Pemusatan Data A. Rata-rata. 1.

STATISTIKA KELAS : XI BAHASA SEMESTER : I (SATU) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip

UKURAN LOKASI DAN VARIANSI MEAN:

UKURAN PEMUSATAN DATA

UKURAN STASISTIK (Bagian II) menjadi 2 bagian yang sama besar. A.1. MEDIAN untuk Ungrouped Data (data yg belum dikelompokkan)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

LAB MANAJEMEN DASAR MODUL STATISTIKA 1. Nama : NPM : Kelas : Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Kelapa Dua

STATISTIKA: UKURAN LOKASI DATA. Tujuan Pembelajaran

BAB V UKURAN LETAK. Statistika-Handout 5 26

BAB 3: NILAI RINGKASAN DATA

STAND N AR R K OMP M E P T E EN E S N I:

SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT) Mata Kuliah : Statistika Dasar/PAMA 3226 SKS : 3 SKS Tutorial : ke-1 Nama Tutor : Adi Nur Cahyono, S.Pd., M.Pd.

DESKRIPSI DATA. sekumpulan data yang sudah dikumpulkan. Ukuran pemusatan dibagi menjadi dua yaitu:

STATISTIK. Rahma Faelasofi

UKURAN NILAI SENTRAL&UKURAN PENYEBARAN. Tita Talitha, MT

RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT)

Statistika Materi 3 UKURAN PEMUSATAN. Nilai Tunggal yang mewakili Karakteristik Sekumpulan data. Hugo Aprilianto, M.Kom

Statistik Deskriptif. Statistik Farmasi 2015

MODUL MATEMATIKA SMA IPA Kelas 11

PENS. Probability and Random Process. Topik 2. Statistik Deskriptif. Prima Kristalina Maret 2016

Kenapa Data Harus Diringkas?

STATISTIKA 2 11/20/2015. B. Menghitung Ukuran Data dari Data Berkelompok. Peta Konsep. B. Menghitung Ukuran Data dari Data Berkelompok

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

DIAGRAM SERABI S-2 dan S-3 SMU S-1

Ukuran Pusat Data Rata-rata Hitung Median Mode. Ukuran Lokasi Data Kuartil Desil Persentil. Rata-rata terimbang Rata-rata geometrik

By Syarifah Hikmah JS. MK Statistika (MAM 4137)

PENGANTAR STATISTIK JR113. Drs. Setiawan, M.Pd. Pepen Permana, S.Pd. Deutschabteilung UPI Pertemuan 6

STATISTIKA MATEMATIKA KELAS XI MIA

Tabel 7-1 Rata-rata hitung hasil test mata kuliah statistik deskriptif kelompok A dan B. A B

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran Teknik. Memahami cara memperoleh data yang baik, menentukan jenis dan ukuran data, serta memeriksa, dan menyusun data.

STATISTIKA 4 UKURAN LETAK

Probabilitas dan Statistika Analisis Data Lanjut. Adam Hendra Brata

TUGAS II STATISTIKA. Oleh. Butsiarah / 15B Kelas B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PROGRAM PASCASARJANA

BAB III UKURAN TENGAH DAN DISPERSI

STATISTIKA. SAMPOERNO, M.Pd. SMA mantan RSBI

REVIEW BIOSTATISTIK DESKRIPTIF

STATISTIKA DESKRIPTIF. Tendensi Sentral & Ukuran Dispersi

STATISTIKA. Standar kompetensi : Menggunakan aturan statistika, kaidah, pencacahan, dan sifatsifat peluang dalam pemecahan masalah

Pengukuran Statistik Deskriptif UKURAN PUSAT, UKURAN VARIASI DAN UKURAN POSISI

KATA PENGANTAR. Kelapa Dua, September Tim Litbang

SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT) Tutorial ke : 1 Kode/ Nama Mata Kuliah : PAMA 3225 / Statistika Dasar

Statistika I. Pertemuan 2 & 3 Statistika Dasar (Basic( Ari Wibowo, MPd Prodi PAI Jurusan Tarbiyah STAIN Surakarta. Konsep Peubah

Statistika Farmasi

MINGGU KE- III: UKURAN NILAI SENTRAL

Statistik Dasar. 1. Pendahuluan Persamaan Statistika Dalam Penelitian. 2. Penyusunan Data Dan Penyajian Data

PERTEMUAN 2 STATISTIKA DASAR MAT 130

UKURAN-UKURAN NILAI PUSAT

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA

SOAL STATISTIKA KELAS XI Oleh: Erni Kundiarsih

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

By : Hanung N. Prasetyo

Metode Penelitian Kuantitatif Aswad Analisis Deskriptif

Silabus NAMA SEKOLAH : MATA PELAJARAN : Matematika

Soal, Kartu Soal, Kisi-kisi Soal

MENGHITUNG NILAI RATA-RATA SUATU DISTRIBUSI DATA

UKURAN PENYEBARAN DATA

STATISTIK DESKRIPTIF. Penyajian Data, ukuran Pemusatan Data, Ukuran Penyebaran Data

Statistika Pendidikan

STATISTIKA INDUSTRI I. Agustina Eunike, ST., MT., MBA.

Ukuran Penyebaran Suatu ukuran baik parameter atau statistik untuk mengetahui seberapa besar penyimpangan data dengan nilai rata-rata hitungnya.

KWARTIL, DESIL DAN PERSENTIL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

Ukuran Nilai Sentral

Antiremed Kelas 11 Matematika

Penyimpulan data numerik & kategorik. Elsa Roselina Dewi Gayatri

Antiremed Kelas 11 Matematika

UKURAN PENYEBARAN DATA

1.0 Distribusi Frekuensi dan Tabel Silang

Ukuran tendensi sentral seperti mean, median, dan modus seringkali tidak mempunyai cukup informasi untuk menyimpulkan data yg ada.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB II STATISTIKA

Setelah mempelajari bahan ajar ini diharapkan Anda dapat:

UKURAN PENYEBARAN DATA

Uji Kompetensi Semester Akhir

STATISTIKA 1. A. Ukuran Pemusatan Data 11/16/2015. Peta Konsep. A. Ukuran Pemusatan Data

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS HORTIKULTURA

A. PENYAJIAN DATA. Nama Dwi Willi Nita Wulan Dani. Tabel 3.1

Antiremed Kelas 11 Matematika

Nama Penulis Abstrak/Ringkasan. Pendahuluan. Lisensi Dokumen:

STATISTIKA. A Pengertian Statistik dan Statistika. B Populasi dan Sampel. C Pengertian Data PENGERTIAN STATISTIKA, POPULASI, DAN SAMPEL

KISI KISI SOAL UJI COBA UJIAN NASIONAL TA MATEMATIKA SMK PROGRAM KEAHLIAN PARIWISATA MGMP MATEMATIKA SMK KABUPATEN CIANJUR

STATISTIKA DESKRIPTIF Dosen:

Ledhyane Ika Harlyan Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan & Kelautan Universitas Brawijaya 2013

Transkripsi:

UKURAN STATISTIK Pendahuluan aturan statistic merupakan aturan yang menunjukkan bagaimana suatu gugus data memusat dan menyebar. aturan pemusatan yang umum digunakan untuk mendeskripsikan data adalah mean (rata-rata hitung), median, dan modus. Kuartil merupakan aturan untuk mengetahui letak data. aturan penyebaran suatu kelompok data terhadap pusat data disebut dispersi atau variasi atau keragaman data. aturan dispersi data yang umum dipakai adalah jangkauan (range), variansi dan standar deviasi. ATURAN PEMUSATAN Mean(Rata-rata hitung) Rata-rata hitung sekumpulan data hasil observasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut : dimana : Xi= nilai dari observasi yang ke-i n = banyaknya observasi ukuran sampel Median Median adalah nilai yang membagi distribusi data yang telah diurutkan (ascending) menjadi 2 bagian yang sama besar. Median adalah suatu nilai yang membatasi 50% frekuensi bagian bawah dengan 50% frekuensi distribusi bagian atas. Letak Median -> Letak Median dalam distribusi data yang telah diurutkan = n+1 2 Jika distribusi memiliki frekuensin genap, maka median dihitung secara kompromi artinya dengan membagi dua nilai nilai yang berada di tengah-tengah distribusi. Contoh : Tinggi Badan 5 mahasiswa (meter): 1.75 1.78 1.60 1.73 1.78 Sorted: 1.60 1.73 1.75 1.78 1.78 n = 5 Letak Median = (5 + 1) / 2 = 6 / 2 = 3 Median = Data ke-3 = 1,75 Median Untuk Data Yang Sudah Dikelompokkan Median= 1 n cfb Me = Bb + ( 2 ) i fd 1

Ket: Bb cfb Fd i n : Batas Bawah Nyata interval yang mengandung median : Frekuensim kumulatif di bawah klas interval yang mengandung median : Frekuensi kelas interval yang emngandung median : interval kelas : Banyak frekuensi dalam distribusi (banyak responden) Contoh: Distribusi frekuensi kenaikan tekanan darah sistole pada pasien yang mendapatkan serangan hipertensi di RS Harapan Hidup Tahun 2008 Kelas Frekuensi Frek Kumlatif Batas Bawah Nyata 16-23 15.5-23.5 24-31 17 27 23.5-31.5 32-39 7 34 31.5-39.5 40-47 44 39.5-47.5 48-55 3 47 47.5-55.5 56-63 3 50 55.5-63.5 50 ----- i = 8 Letak Median = n / 2 = 50 / 2 = 25 Median = Data ke-25 terletak (dikandung) dikelas 24-31 Kelas Median = 24-31 Bb Kelas Median = 23.5 dan Ba Kelas Median = 31.5 fd= 17 Frek. Kumulatif dibawah Kelas Median = -> s = 25? = 15 Frek. Kumulatif sampai Kelas Median = 27 -> s? = 27? 25 = 2 Median = Me = 23. 5 + ( 1 2 50 17 2

Me = 23. 5 + ( 25 17 Me = 23. 5 + 15 ( 17 Me= 23.5+ (0.88)8 Me= 23.5+ 7.01 Me= 30.56 Median dari 50 pasien yang mengalami kenaikan tekanan darah sistole akibat serangan hipertensi di RS Harapan Hiduppada tahun 2008 adalah 30.56 mmhg. Kuartil, Desil dan Kuartil. Ketersediaan ukuran atau norma merupakan salah satu syarat yang harus diperhatikan sebagai seorang perancang test yang handal. Norma dimaksud untuk memisahkan bagi mereka yang tergolong baik dan kurang baik dan norma itu tak dapat disediakan hanya atas asumsi atau renungan semata-mata, tetapi harus atas dasar kenyataan (obyektif). Kita bisa menggolongkan distribusi dalam sebuah kelompok menjadi 2 golongangan dengan menggunakan median, juga 4 golongan yakni sangat baik, baik, kurang baik dan tidak baik dengan yang disebut kuartil. Kalau kita ingin menyediakan norma dalam sepuluh golongan maka akan digunakan desil yang membagi kelompok menjadi per %, sedangkan kalau ingin menyediakan norma yang lebih halus lagi dapat menggunakan apa yangdisebut persentil yakni yang membagi kelompok menjadi persen (0 golongan). Kuartil adalah nilai yang membagi distribusi data menjadi empat bagian yang sama besar. Nilai kuartil terdiri dari kuartil 1 (K1), kuartil 2 (K2) dan kuartil 3 (K3). Nilai kuartil 2 suatu distribusi data sama dengan nilai Median data tersebut. Kuartil 1 adalah suatu nilai dalam distribusi yang membatasi 25% frekuensi bagian bawah distribusi dari 75% frekuesnsi bagian atas. Kuartil 2 adalah suatu nilai dalam distribusi yang membatasi 50% frekuensi bagian bawah 50% frekuesnsi bagian atas. Kuartil 3 adalah suatu nilai dalam distribusi yang membatasi 75% frekuensi bagian bawah distribusi dari 25% frekuesnsi bagian atas. Diagram dibawah ini semoga dapat memabantu menjelaskan kedudukan ketiga kuartil seperti yang disebutkan pada definisi di atas. Begitupula dapat mengantarkan pemahaman terhadap konsep Desil dan Persentil. 3

25% K3 50% K3 K2 75% K2 75% K1 K1 50% 25% Kuartil Untuk Data Yang Sudah Dikelompokkan Kelas kuartil ke-q : Kelas dimana Kuartil ke-q berada Kelas kuartil didapatkan dengan membandingkan Letak Kuartil ke-q dengan frekuensi kumulatif Median= 1 n cfb Ki = Bb + ( 4 ) i fd Ket: Ki Bb cfb Fd i n : Kuartil yang dicari (kuartil ke ) : Batas Bawah Nyata interval yang mengandung median : Frekuensim kumulatif di bawah klas interval yang mengandung median : Frekuensi kelas interval yang emngandung median : interval kelas : Banyak frekuensi dalam distribusi (banyak responden) Contoh 4: Tentukan kuartil ke-3 Kelas Frekuensi Frek Kumlatif Tepi Batas Kelas 16-23 15.5-23.5 24-31 17 27 23.5-31.5 32-39 7 34 31.5-39.5 40-47 44 39.5-47.5 4

48-55 3 47 47.5-55.5 56-63 3 50 55.5-63.5 50 ----- Median = K 3 = 39. 5 + ( 3 4 50 34 K 3 = 39. 5 + ( 37. 5 34 K 3 = 39. 5 + 3. 5 ( K3= 39.5+ (0.35)8 K3= 39.5+ 2.8 K3= 42.3 Kuartil 3 (75%) dari 50 pasien yang mengalami kenaikan tekanan darah sistole akibat serangan hipertensi di RS Harapan Hiduppada tahun 2008 adalah 42.3 mmhg ke bawah. KETERANGAN : interval = i = 8 Letak kuartil ke-3 = 3n / 4 = 3 X 50 /4 = 37.5 [Frekuensi kumlatif] Kuartil ke-3 = data ke-37.5 terletak di kelas 40-47 => Kelas kuartil ke-3 = 40-47 BB Nyata Kelas kuartil ke-3 = 39.5 dan BA Nyata Kelas Kuartil ke-3= 47.5 fd = [ frekuensi kelas kuartil ke-3 ] Frek. Kumulatif sebelum Kelas Kuartil ke-3 = 34 Desil 5

Nilai yang membagi distribusi frekuensi data yang telah di urut (ascending) menjadi bagian yang sama besar. Kita memiliki 9 desil dalam tiap distrubsi frekuensi yang disebut D1, D2, D3 hingga D9. Desil 1 (D1) adalah suatu titik nilai yang membatasi % frekuensi yang terbawah dalam distribusi. Desl 2 (D2) suatu titik nilai yang membatasi 20% frekuensi yang terbawah dalam distribusi. Dst 1 n cfb Di = Bb + ( ) i fd Ket: Di Bb cfb Fd i n : Desil yang dicari (Desil ke ) : Batas Bawah Nyata interval yang mengandung median : Frekuensim kumulatif di bawah klas interval yang mengandung median : Frekuensi kelas interval yang emngandung median : interval kelas : Banyak frekuensi dalam distribusi (banyak responden) Letak Desil ke-1 = 1n / Letak Desil ke-5 = 5n / = n / 2 ini samadengan letak Median Letak Desil ke-9 = 9n /, n = banyak data Contoh 5:Tentukan desil ke-9 Kelas Frekuensi Frek Kumlatif Tepi Batas Kelas 16-23 15.5-23.5 24-31 17 27 23.5-31.5 32-39 7 34 31.5-39.5 40-47 44 39.5-39.5 48-55 3 47 47.5-55.5 6

56-63 3 50 55.5-63.5 50 ----- 9 Median = D 9 = 47. 5 + ( 50 3 44 D 9 = 47. 5 + ( 45 3 44 D 9 = 47. 5 + 1 ( 3 D9= 47.5+ (0.33)8 D9= 47.5+ 2.64 D9= 50.14 Desil 9 (90%) dari 50 pasien yang mengalami kenaikan tekanan darah sistole akibat serangan hipertensi di RS Harapan Hidup pada tahun 2008 adalah 50.14 mmhg ke bawah. Interval = i = 8 Letak Desil ke-9 =( 9 x 50 )/= 45 Desil ke-9 = Data ke-45 terletak dikelas 48-55 => Kelas desil ke-9 = 48-55 TBB Kelas Desil ke-9 = 47.5 dan TBA Kelas Desil ke-9 = 55.5 fd= 3 Frek. Kumulatif sebelum Kelas Desil ke-9 = 44 -> s = 45? 44 = 1 frek. Kumulatif sampai Kelas Desil ke-9 = 47 -> s? = 47? 45 Desil ke-9 = TBB Kelas Desil ke-9 + i (S / f9) =47.5 + 8 (1 / 3) = 47.5 + 8 (0.333...) = 47.5 + 2.66... = 50.166 persentil Persentil -> Nilai yang membagi gugus data yang telah tersortir (ascending) menjadi 0 bagian yang sama besar Letak Persentil = n / 0 Letak Persentil ke-50 = 50n / 0 = n / 2 Letak Persentil ke-99 = 99 / 7

Kelas Persentil ke-p : Kelas dimana Persentil ke-p berada Kelas Persentil ke-p didapatkan dengan membandingkan Letak Persentil ke-p dengan Frekuensi Kumulatif Persentil ke-p = TBB Kelas Persentil ke-p + i(s / fp) p : 1,2,3?99 TBB : Tepi Batas Bawah s : selisih antara Letak Persentil ke-p dengan Frekuensi Kumulatif sebelum kelas Persentil ke-p TBA : Tepi Batas Atas s? : selisih antara Letak Persentil ke-p dengan Frekuensi Kumulatif sampai kelas persentil ke-p i : interval kelas fp: Frekuensi kelas Persentil ke-p Contoh 6:Tentukan persentil ke-56 Kelas Frekuensi Frek Kumlatif Tepi Batas Kelas 16-23 15.5-23.5 24-31 17 27 23.5-31.5 32-39 7 34 31.5-39.5 40-47 44 39.5-47.5 48-55 3 47 47.5-55.5 56-63 3 50 55.5-63.5 50 ----- Interval = i = 8 Letak Persentil ke-56 = (56n / 0) = (56 x 50)/0 = 28 Persentil ke-56 = Data ke -28 terletak dikelas 32? 39 * Kelas Persentil ke-56 = 32? 39 TBB Kelas Persentil ke-56 = 31.5 dan TBA Kelas Persentil ke-56 = 39.5 fp = 7 Frek. Kumlatif sebelum kelas persentil ke-56 = 27 --> s = 28-27 = 1 Frek. Kumlatif sampai kelas persentil ke-56 = 34 --> s' = 34-28 = 6 Persentil ke-56 = TBB Kelas persentil ke-56 + i (s / fe) = 31.5 + 8(1 /7) = 31.5 + 8(0.142...) = 31.5 + 1.142.. = 32.642... 8

Persentil ke-56 = TBB Kelas persentil ke-56 - i (s' / fe) = 39.5 + 8(6 / 7) = 39.5 + 8(6 / 7) = 39.5-6.857 = 32.642 Modus Modus merupakan nilai yang paling sering muncul atau nilai yang frekuensinya paling tinggi. Modus untuk Ungrouped Data Contoh: Sumbangan PMI warga Depok 7500 8000 9000 8000 3000 5000 8000 Modus : Rp. 8000 Catatan: o bisa terjadi data dengan beberapa modus (multi-modus) o bisa terjadi data tanpa modus Modus Untuk Grouped Data Kelas Modus: Kelas dimana Modus berada atau kelas dengan frekuensi tertinggi Tepi Batas Bawah kelas ke-i = Batas Bawah kelas ke-i + Batas Atas kelas ke(i-1) 2 Tepi Batas Atas kelas ke-i = Batas Atas kelas ke-i + Batas Bawah kelas ke (i+1) 2 Modus = TBB Kelas Modus + i(d1 / d1 + d2) Contoh : Kelas Frekuensi(f 1 ) Tepi batas kelas 16-23 15.5-23.5 24-31 17 23.5-31.5 32-39 7 31.5-39.5 40-47 39.5-47.5 48-55 3 47.5-55.5 56-63 3 55.5-63.5 9

50 Kelas Modus = 24? 31 Frek. kelas modus = 17 TBB Kelas Modus = 23.5 Frek. kelas sebelum kelas modus = i = 8 Frek. kelas sesudah kelas modus = 7 d1 = 17? = 7 d2 = 17? 7 = Modus = 23.5 + 8 (7 / 7 + ) = 23.5 + 8(0.41176..) = 23.5 + 3.2941 = 26.7941 27 Ukuran Penyebaran Jangkauan (Range) Jangkauan atau range (r) suatu gugus data adalah selisih antara nilai maksimum dengan nilai minimum. Variasi Variansi adalah rata-rata kuadrat selisih atau kuadrat simpangan dari semua nilai data terhadap rata-rata hitung. Variansi untuk sampel dilambangkan dengan s 2. Sedangkan untuk populasi dilambangkan dengan ð 2. Untuk Populasi Varians Dimana : ð 2 = ragam populasi ð = Simpangan baku populasi Simpangan baku (ð) = ð 2 Untuk Sampel Varians Dimana : s 2 = ragam sampel s = Simpangan baku sampel Simpangan baku (s) = s 2 Koefisien varians = S (0) x Contoh Soal :

Dari hasil observasi 20 pegawai di instansi perpajakan diketahui hasil test IQ-nya adalah sebagai berikut : 120 0 125 118 125 5 145 128 1 0 162 135 115 112 114 172 140 130 124 8 Penyelesaian : Mean atau rata-rata(x) = 120+125+...+8 = 124.4 20 Varian(S 2 ) = (120-124.4)^2 + (125-124.4)^2 +... + (8-124.4)^2 = 366.25 19 Simpangan Baku(S) = 366.25 = 19.14 Koefisien Varians (V) = 19.14 (0) = 15.38% 124.4 Data Yang Telah Dikelompokkan (Grouped Data) Rumus komputasinya yang digunakan dalam mencari rata-rata hitung, simpangan baku dan varians pada data yang telah dikelompokkan adalah : a. Metode Difisional Untuk Populasi Simpangan baku (ð) = ð 2 Untuk Sampel Dimana : Simpangan baku (s) = s 2 Xi = tanda (titik tengah kelas ke-i) Fi = frekuensi pada kelas ke-i 11

N = jumlah data keseluruhan untuk populasi n = jumlah data frekuensi untuk sampel b. Metode Pengkodean Untuk Populasi : Simpangan baku (ð) = ð 2 Untuk Sampel : Simpangan baku (s) = s 2 Koefisien varians = S (0) x Dimana : Xa = titik tengah pada kelas yang berkode nol i = interval Ui = kode titik tengah pada kelas ke-i Fi = frekuensi pada kelas ke-i N = jumlah data keseluruhan untuk populasi n = jumlah data frekuensi untuk sampel Contoh Soal : Sebuah industri pupuk di daerah Bogor mempekerjakan 0 orang karyawan. Dengan perincian usia seperti di bawah ini : PT. PUPUK KUJANG DISTRIBUSI USIA 0 KARYAWAN Usia (dlm tahun) Frekuensi 20-26 20 27-33 35 12

34-40 22 41-47 12 48-54 11 Hitunglah : a. rata-rata dengan 2 metode b. simpangan baku dengan 2 metode c. varians d. koefisien varians Penyelesaian : 5. Metode Difisional Usia (dlm tahun) Fi Xi FiXi (Xi-X)<SUP)2< sup> Fi(Xi-X) 2 20-26 20 23 460 123.88 2477.54 27-33 35 30 50 17.06 596.99 34-40 22 37 814 8.24 181.21 41-47 12 44 528 97.42 1169.00 48-54 11 51 561 284.60 3130.57 Jumlah 0 185 3413 531.18 7555.31 6. a. Rata-rata(µ) = 3413 / 0 = 34.13 b. Varian(ð 2 ) = 755.31 / 0 = 75.55 c. Simpangan baku(ð) = 75.55 = 8.69 d. Koefisien varians (V) = (8.69 / 34.13) x 0 = 25.46 7. Metode Pengkodean Usia (dlm tahun) Fi Xi FiXi (Xi-X)<SUP)2< sup> Fi(Xi-X) 2 20-26 20 23-1 -20 20 27-33 35 30 0 0 0 34-40 22 37 1 22 22 41-47 12 44 2 24 48 48-54 11 51 3 33 99 Jumlah 0 185 5 59 189 13

8. a. Rata-rata(X) = 30 + 7 (59 / 0) = 34.13 b. Varian(ð 2 ) = 7 2 x ((189-(59^2/0)) / 0 = 75.55 c. Simpangan baku(ð) = 75.55 = 8.69 d. Koefisien varians (V) = (8.69 / 34.13) x 0 = 25.46% Manfaat Yang Diperoleh Adalah 1. Rata-rata hitung dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu kegiatan terjadi atau kenaikan dari suatu target yang diinginkan 2. Simpangan baku dapat digunakan untuk menguji pemakaian suatu alat, apakah alat tersebut layak dipakai atau tidak dengan penetapan simpangan baku yang normal di gunakan. 3. Rata-rata hitung dapat dihubungkan dengan simpangan baku dengan menggunakan koefisien Varians dimana % ini dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar simpangan yang terjadi diantara rata-rata hitung rersebut atau dapat juga digunakan untuk membandingkan dua data yang sama. 14