57 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Dalam melakukan peneltan, terlebh dahulu menentukan metode peneltan yang akan dgunakan sehngga akan mempermudah proses peneltan tersebut. Desan Peneltan memerlukan perencanaan agar peneltan yang dlakukan dapat berjalan dengan bak dan stemats. Adapun menurut M. Nazr (003:84), Desan peneltan adalah semua proses yang dperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan peneltan. Sehngga bsa dkatakan bahwa desan peneltan dperlukan untuk melakukan peneltan mula dar tahap awal berupa merumuskan masalah hngga sampa pada tahap pelaporan hasl peneltan. Dar pemaparan d atas maka pengertan Desan Peneltan merupakan semua proses peneltan yang dlakukan oleh penuls dalam melaksanakan peneltan mula dar perencanaan sampa dengan pelaksanaan peneltan yang dlakukan pada waktu tertentu. Berdasarkan pada sfat peneltan yang bersfat deskrftf dan verfkatf, maka metode peneltan yang dgunakan adalah metode survey explanatory, Masr Sngarmbun (1995:5) mengemukakan bahwa : Metode survey explanatory merupakan peneltan survey yang dgunakan untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujan hpotess. Peneltan n mengambl sampel dar suatu populas dan menggunakan kuesoner sebaga alat pengumpulan data yang pokok atau utama.
58 Sedangkan menurut Kerlnger dalam Sugyono (004:7) bahwa : Metode surve yatu metode peneltan yang dlakukan pada populas besar maupun kecl, tetap data yang dpelajar adalah data-data dar sample yang dambl dar populas tersebut, sehngga dtemukan kejadan-kejadan relatf, dstrbus dan hubungan-hubungan antara varabel sosologs maupun pskologs. Peneltan n dmaksudkan untuk memberkan penjelasan dengan cara melakukan pengukuran secara cermat terhadap fenomena tertentu dan menjelaskan hubungan kausal antara varabel-varabel melalu pengujan hpotess dengan menggunakan tes statstk. 3. Operasonal Varabel 1. Varabel Independen (varabel X) atau Varabel bebas merupakan varabel yang mempengaruh atau yang menjad sebab perubahannya/ tmbulnya varabel dependen (terkat) dalam peneltan n yang menjad varabel X adalah Pelaksanaan Audt Internal.. Varabel dependen (Varabel Y) atau Varabel terkat merupakan varabel yang dpengaruh atau yang menjad akbat karena adanya varabel bebas. Maka yang menjad varabel Y dalam peneltan n adalah Pengendalan Intern Kas.
59 TABEL 3.1 OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN Varabel Konsep Varabel Indkator Sub Indkator Skala Pelaksanaan Audt Internal (X) Pelaksanaan Audt Internal adalah pelaksanaan suatu fungs penlaan yang ndependen dalam suatu organsas untuk menguj dan mengevaluas kegatan organsas yang dlaksanakan 1. Perencanaan Pemerksaan - Adanya tujuan dan lngkup pemerksaan yang dterapkan - Adanya penentuan tenaga yang dperlukan - Adanya nformas dasar kegatan pemerksaan - Adanya pembertahuan kepada para phak yang dpandang perlu - Adanya penulsan program pemerksaan - Adanya penentuan bagamana, kapan, dan kepada sapa hasl pemerksaan akan dsampakan - Adanya persetujuan rencana kerja Ordnal.Pengujan dan pengevaluas an - Adanya Prosedur pemerksaan yang sesua dengan keadaan objek pemerksa - Adanya kertas kerja dbuat dan dtnjau - Adanya nformas yang menyeluruh - Adanya proses pengumpulan, analss dan pembuktan kebenaran 3.Penyampaan Laporan Pemerksaan - Adanya Laporan Pemerksaan yang dbuat
60 - Adanya dskus terlebh dahulu mengena berbaga kesmpulan dan rekomendas - Adanya pandangan dar phak yang dperksa dcantumkan - Adanya laporan objektf, jelas konstruktf dan tepat waktu - Laporan mencakup maksud, lngkup dan hasl pelaksanaan - Adanya revew laporan - Adanya pencantuman rekomendas dan tndakan korektf Efektvtas Pengendala n Intern Kas (Y) - Pengendalan Intern adalah suatu proses yang djalankan oleh Dewan Komsars, manajemen dan personl lan enttas yang ddesan untuk memberkan keyaknan yang memada tentang pencapaan 3 golongan tujuan berkut n : a.keandalan 4.Tndak Lanjut Pemerksaan Unsur penermaan kas : a. Organsas a. Sstem otorsas dan prosedur pencatatan - Memontorng dan melakukan tndakan korektf - Adanya memontorng manajemen menerma resko akbat tdak dlakukannya tndakan koreks - Fungs penjualan harus terpsah dar fungs kas - Fungs kas harus terpsah dar fungs akuntans - Transaks penjualan tuna harus dlaksanakan - Penermaan order dar pembel dotorsas oleh fungs penjualan - Penermaan kas dotorsas oleh fungs kas - Penyerahan barang Ordnal
61 laporan keuangan. b.efektvtas dan efsensn operas. c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. - Kas adalah alat pembayaran yang sap dan bebas dpergunakan untuk membaya kegatan umum perusahaan. b. Praktk yang sehat Unsur pengeluaran kas: a. Organsas b. Sstem otorsas dan prosedur pencatatan c. Praktk yang sehat dotorsas oleh fungs pengrman - Saldo kas yang ada d tangan harus dlndung dar kemungkan pencuran atau pengguanaan yang tdak semestnya - nformas dar phak ketga utuk mentgecek keteltan catatan kas - Fungs penympanan kas kas harus terpsah dar fungs akuntans - Transaks penermaan kas harus tdak boleh dlaksanakan sendr - Pengeluaran kas Pembukuan dan penutupan rekennmg bank, harus mendapat otorsas dar pejabat yang berwenang - Pencatatan dalam jurnal pengeluarankas harus ddasarkan bukt kas keluar - mengecek keteltan catatan kas oleh fungs pemerksa ntern - penyertaan dokumen dasar dan dokumen pendukung transaks pengeluaran kas Dalam operasonal varabel n semua varabel n dukur oleh nstrument pengukur dalam bentuk kuesoner yang memenuh pernyataanpernyataan tpe skala lkert. Skala lkert menurut Sugyono dalam buku
6 metode peneltan admnstras (001:1) skala lkert dgunakan untuk mengukur skap, pendapat, dan perseps seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosal. Untuk setap plhan jawaban dber skor, maka responden jawaban harus menggambarkan, mendukung pertanyaan atau tdak mendukung pertanyaan.skor atas plhan jawaban untuk kuesoner yang dajukan sebaga berkut : No Krtera Skor 1 Selalu (SL) 5 Serng (SR) 4 3 Kadang-kadang (KD) 3 4 Jarang Sekal (JS) 5 Tdak pernah (TP) 1 (Sugyono, 000:86) 3.3 Populas dan Teknk Samplng 3.3.1 Populas Dalam melakukan peneltan, kegatan pengumpulan data merupakan langkah yang sangat pentng guna mengetahu karakterstk dar elemen-elemen yang menjad objek peneltan. Data tersebut dgunakan untuk pengamblan keputusan atau dgunakan untuk pengujan hpotess. Hal n sesua dengan pendapat Sugyono (000:7) dalam bukunya metode peneltan bsns yang menyatakan bahwa : Populas adalah wlayah generalsas yang terdr atas objek
63 dan subjek yang mempunya kualtas dan karakterstk tertentu yang dtetapkan oleh penelt untuk dpelajar dan kemudan dtark kesmpulannya. Adapun menurut Sudjana (199:06) mengemukakan bahwa : Populas merupakan totaltas nla yang mungkn, hasl menghtung, ataupun pengukuran, kuanttatf maupun kualtatf, darpada karakterstk tertentu mengena sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ngn dpelajar sfat-sfatnya. Adapun populas dalam peneltan n adalah karyawan dar stasun bawahan yang ada d wlayah Daop Bandung, yang berjumlah 30 stasun pada PT. Kereta Ap Indonesa (Persero). 3.3. Tehnk Samplng Menurut Sugyono dalam bukunya Metode Peneltan Bsns : Sampel adalah bagan dar jumlah dan karakterstk yang dmlk oleh populas tersebut, bla populas besar dan penelt tdak mungkn mempelajar semua yang ada d dalam populas msalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka penelt dapat menggunakan sampel yang dambl dar populas tersebut. Dalam populas tdak seluruh anggota populas harus dukur, tetap sebagan saja. Oleh karenanya adanya keterbatasan kemampuan yang dmlk penelt serta keterbatasan dana dan waktu yang dperlukan sepert apa yang dkemukakan oleh Sugyono (003:73) : Dalam populas besar penelt tdak mungkn mempelajar semua yang ada pada populas, msalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka penelt dapat menggunakan sampel yang dambl dar populas tu. Apa yang dpelajar dar sampel tu kesmpulannya akan dberlakukan untuk populas. Untuk tu sampel dar populas harus benar-benar mewakl.
64 Dalam suatu peneltan tdak mungkn semua populas dtelt, dalam hal n dsebabkan beberapa faktor, dantaranya : 1. keterbatasan baya. keterbatasan dana dan waktu yang terseda Maka dar tulah penelt dperkenankan mengambl sebagan dar objek populas yang dtentukan, dengan catatan bagan yang dambl tersebut mewakl yang lan yang tdak dtelt. Menurut Sugyono (00:73). Pengumpulan data dlakukan adalah melalu kuesoner yang dsebarkan kepada para responden tersebut. Dar populas tersebut, semuanya djadkan sampel (Sampel Populas). Hal n dlakukan dengan pertmbangan sebaga berkut : 1) Jumlah sampel yang dambl mendekat populas maka tngkat bas akan semakn kecl. ) Untuk mengantspas kemungknan pengembalan kuesoner dar responden akan lebh sedkt dengan asums mnmal dapat kembal 30% dar total kuesoner yang dedarkan. Tngkat pengembalan kuesoner 30% dapat mewakl populas (Arkunto : 1998). Jumlah populas yang relatf kecl, kurang dar 30 stasun, maka tehnk samplng yang penuls gunakan dalam peneltan n yatu samplng jenuh. Menurut Sugyono (000:78), samplng Jenuh adalah tehnk penentuan sampel bla semua populas djadkan sebaga sampel. Hal n serng dgunakan bla jumlah populas relatf kecl. Istlah lan samplng jenuh adalah sensus, dmana semua anggota populas djadkan sampel.
65 Berdasarkan pendapat tentang sampel dan tehnk samplng datas, maka sampel yang penuls ambl adalah seluruh anggota populas. 3.4 Teknk Pengumpulan Data Dalam melaksanakan peneltan n teknk pengumpulan data yang penuls lakukan yatu sebaga berkut : Teknk pengumpulan data yang dgunakan dalam peneltan n adalah dengan mengumpulkan angket. Angket (kuesoner), yatu teknk pengumpulan data dengan menggunakan pernyataan tertuls mengena kajan yang dtelt secara tertuls yang dsebarkan kepada responden dengan alternatf jawaban yang telah dsedakan. Jens angket yang dgunakan penuls adalah angket tertutup dan terstruktur, artnya jawaban responden pada setap pernyataan atau pernyataan terkat pada sejumlah alternatf yang dsedakan dan responden tdak dber kesempatan untuk memberkan jawaban lan selan jawaban-jawaban yang dsedakan. 3.5 Rancangan Analss data dan pengujan hpotess 3.5.1 Rancangan Analss Data Setelah data yang dperoleh dar responden terkumpul, kegatan berkutnya adalah mengolah dan menganalss data yang dperoleh. Pengolahan data dbag menjad dua yatu dar data yang bersfat kualtatf drubah menjad data yang bersfat kuanttatf sesua dengan jens data pada peneltan n. Statstk data yang dgunakan adalah statstc non parametrk.
66 Mengngat teknk analss data yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah koefsen korelas varabel X (pelaksanaan nternal audt) dan varabel Y (pengendalan ntern kas) yang menggunakan statstk dengan rumus korelas product moment yang mengasumskan bahwa seluruh varabel dukur sekurangkurangnya dalam skala nterval, maka varabel peneltan ordnal dapat dnakkan menjad nterval dengan menggunakan method of successve ntervals (MSI). Uj korelas product moment dar Pearson dgunakan untuk mengetahu kekuatan hubungan antar varabel yang dtelt. Adapun langkah-langkah yang dtempuh untuk konvers data melalu method of successve ntervals (MSI) adalah sebaga berkut : 1. Ambl data ordnal dar hasl kuesoner.. Setap pertanyaan dhtung propors jawaban untuk setap kategor jawaban dan htung propors kumulatfnya. Berdasarkan ndkator masng-masng varabel X dan Y sepert yang telah djelaskan, maka dbuatlah daftar pertanyaan (kuesoner) yang merupakan pertanyaan tertutup. Daftar pertanyaan untuk Pelaksanaan Audt Internal sebanyak pernyataan dan daftar pertanyaan untuk pengendalan ntern kas sebanyak 1 pernyataan, skor tertngg 5 dan skor terendah 1. Sedangkan untuk mengolah data yang dperlukan dalam peneltan n, dkumpulkan melalu kuesoner yang telah dberkan kepada responden, kemudan data tersebut dolah dar data kualtatf menjad data kuanttatf.
67 Untuk mengetahu pengaruh antara Pelaksanaan Audt Internal (varabel X) dengan Pengendalan Intern Kas (varabel Y), penuls melakukan perhtungan dengan member nla setap jawaban dar pertanyaan yang telah dberkan. Pemberan bobot nla dlakukan dengan ketentuan sebaga berkut : Jawaban : Skor Selalu (SL) = 5 Serng (SR) = 4 Kadang-kadang (KD) = 3 Jarang Sekal (JS) = Tdak Pernah (TP) = 1 (Sugyono, 000:86) Apabla data sudah terkumpul, maka dlakukan pengolahan data, haslnya dsajkan dan danalss, kemudan data yang sudah dber skor duj valdtas dan reabltasnya. Uj valdtas Suharsm Arkunto (00:144) menyatakan: Valdtas adalah ukuran yang menunjukkan tngkat kevaldan atau kesahhan suatu nstrumen. Sedangkan sebuah nstrumen dkatakan vald apabla mampu mengukur objek yang dukurnya. Untuk mengetahu apakah nstrumen yang dgunakan untuk mengumpulkan dat peneltan n vald atau tdak, maka dperlukan uj valdtas nstrumen. Uj valdtas adalah untuk mengetahu tepat atau tdaknya angket yang tersebar. Uj valdtas n menggunakan teknk korelas product moment, yatu dengan cara mengkorelaskan bulr tem dengan total.
68 Rumus uj valdtas adalah sebaga berkut : r xy xy ( x )( Y = [( n x ( x ) ) ( n ( y )( y ) ] ) r xy = Koefsen Korelas X = Jumlah Skor tap tem Y= Jumlah total skor tap seluruh tem n = Jumlah Responden Krtera uj = r h > r t, vald r h < r t, tdak vald Uj relabltas Untuk dapat memenuh nstrumen peneltan yang sfatnya adalah selalu dapat dpercaya (relabel), maka dgunakan uj relabltas, yatu untuk mengetahu ketepatan nla angket, artnya nstrumen peneltan relabel bla dujkan pada kelompok yang sama walaupun dalam waktu yang berbeda haslnya akan sama. Dalam peneltan n metode yang dgunakan dalam uj relabltas adalalah Splt Half Method (Spearmam Brown Correllaton). Metode n menghtung reabltas dengan cara memberkan tes kepada sejumlah subjek dan kemudan
69 hasl tes tersebut dbag menjad bagan yang sama besar berdasarkan penyusunan pertanyaan genap ganjl, cara kerjanya adalah sebaga berkut : 1. Item dbag menjad, kemudan dkelompokkan menjad kelompok I dan Kelompok II.. Skor untuk masng-masng kelompok djumlah sehngga terdapat skor total untuk setap kelompok. 3. Korelaskan skor total kelompok I dan skor total untuk setapkelompok. 4. Htung angka reabltas untuk keseluruhan tem dengan menggunakan rumus sebaga berkut: Keterangan : r 1 = n X Y ( X )( Y ) ( n X ( X ) ( n Y ( Y ) ) R 1 = Correlaton between half test Selanjutnya koefsen korelas yang dperoleh n dgunakan utnuk mengestmas reabltas secara penuh atau reablty of the full length test (Gronlund And Lnn, 1990:83). R = Reabltas r rb = 1 + r b Rb = Korelas Product Moment antara belahan pertama dan belahan kedua Setelah kuesoner varabel X dan Varabel Y yang dsebar terkumpul, maka dlakukan pengolahan data dengan cara menghtung rata-rata dar
70 masng-masng varabel yang haslnya dsajkan dan danalss, kemudan dbandngkan dengan krtera yang telah dtetapkan. Nla rata-rata n dperoleh dengan menjumlahkan dar keseluruhan dalam setap varabel, kemudan dbag dengan jumlah responden. 5. Menghtung nla Z (tabel dstrbus Normal) untuk setap propors kumulatf. Untuk data n. 30 danggap mendekat luas daerah dbawah normal. 6. Menghtung nla denstas untuk setap propors kumulatf dengan memasukkan nla Z pada rumus dstrbus normal. 7. Menghtung nla skala (nla nterval rata-rata) setap plhan jawaban dengan rumus : Means of ntervals = Densty at Lower Lmt Densty at Upper Lmt Area Below densty Upper Lmt Lmt Area at below Lower Lmt 8. Htung skor (nla hasl tranformas) untuk setap plhan jawaban melalu rumus : Nla transformas = Nla skala + [nla Skala mnmal] + 1 9. Dperoleh data berskala nterval. Dalam proses konvers data tersebut, pengolahan data dlakukan dengan cara manual. Jka skala nterval telah dpenuh, maka selanjutnya kta dapat melakukan perhtungan dengan analsa korelas. Namun sebelum tu perlu adanya uj normaltas data untuk mengetahu kenormalan dar sekelompok data.
71 10. Selanjutnya perhtungan analsa korelas, yatu untuk mengetahu ada tdaknya hubungan antar varabel ndependen dengan varabel dependen, duj dengan perhtungan korelas product moment dengan rumus sebaga berkut : r = n X Y ( X )( Y ) ( X ) n Y ( Y ) ( n X ( ) (Sudjana, 1996:49) keterangan : r = angka ndeks korelas r product moment n = jumlah sampel X = varabel X Y = varabel Y 3.5. Rancangan Uj Hpotess Rancangan pengujan hpotess dlakukan dengan langkah-langkah sebaga berkut : 1. Penetapan Hpotess Nol dan Hpotess Alternatf Pengujan hpotess bertujuan untuk mengetahu pengaruh pelaksanaan Audt Internal terhadap Efektvtas Pengendalan Intern Kas. Adapun hpotess yang akan duj adalah sebaga berkut : Ho : tdak terdapat pengaruh antara pelaksanaan audt nternal terhadap efektvtas pengendalan ntern kas.
7 Ha : terdapat pengaruh antara pelaksanaan audt nternal terhadap efektvtas pengendalan ntern kas.. Pemlhan Statstk dan Perhtungan Nla Tes Statstk Setelah penetapan hpotess nol (Ho) dan hpotess alternatf (Ha) maka selanjutnya menentukan uj statstk yang akan dgunakan. Uj statstk yang dgunakan oleh penuls yatu uj statstk non parametrk yang sesua dengan lmu-lmu sosal dan dapat dgunakan untuk skor yang bukan eksak dalam pengertan keangkaan, melankan semata-mata merupakan jenjangjenjang (rank). Dalam peneltan n, koefsen korelas berdasarkan statstk rankng yatu korelas Rank Spearman (rs), dmana varabel X dan Varabel Y dukur dengan skala ordnal sehngga objek yang dtelt dapat drankng dalam rangkaan berurut. Koefsen korelas rank spearman dhtung gunanya untuk mengetahu kekuatan pengaruh antara varabel X dan Varabel Y, dengan kata lan untuk mengetahu derajat hubungan antara varabel X dan varabel Y. Langkah-langkah pengujan hpotess dengan menggunakan koefsen korelas Rank Spearman adalah sebaga berkut: (1) Menghtung koefsen korelas Rank Spearman (rs), jka data yang danalss tdak memlk rank kembar atau kembar yang sama 6 = r s = 1-3 n n 1 d - n (Segel, 1997:53) dmana: r s = Koefsen korelas spearman
73 n = Banyaknya subjek yang dtelt (jumlah responden) d = Selsh rankng dar varabel X dan varabel Y (X Y) Jka data yang danalss memlk rank kembar yang cukup banyak, maka untuk menghtung nla r s htung tersebut dlakukan dengan cara : r s = x + y x y d (Segel, 1997: 56-57) dengan ketentuan : dmana : y 3 = T y T x 3 N N = T x 1 N N x 1 T = jumlah rank dar peneltan Tx = jumlah rankng yang sama dalam varabel X Ty = jumlah rankng yang sama dalam varabel Y