4. IDENTIFIKASI STRATEGI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

BAB 3 METODE PENELITIAN

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

Gambar 2 Tahapan Studi

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

D. Bambang Setiono Adi, Alfan Jauhari. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

BAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan,

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

VII. FORMULASI STRATEGI

4 METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Jenis dan Sumber Data

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 203

BAB II LANDASAN TEORI. Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi

III. METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

IV. METODE PENELITIAN

PUBLICITAS Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Universitas Majalengka

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah)

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel

BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi)

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara

ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS. Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Perusahaan Profil Perusahaan Gambar 1.1 Ruang Produksi Pioncini

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB III METODE PENELITIAN

III..METODOLOGI. A. Lokasi dan Waktu Kajian

IV. METODE PENELITIAN

USULAN STRATEGI PENGEMBANGAN UKM SENTRA PENGOLAHAN KICIMPRING DENGAN MENGGUNAKAN MATRIKS PERUMUSAN STRATEGI *

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Bappeda, 2004 dan 2010)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

I. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Jenis dan Cara Pengumpulan Data 3.3 Analisis Data

Transkripsi:

33 4. IDENTIFIKASI STRATEGI Analisis SWOT digunakan dalam mengidentifikasi berbagai faktor-faktor internal dan eksternal dalam rangka merumuskan strategi pengembangan. Analisis ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Analisis SWOT didahului dengan identifikasi posisi UKM melalui evaluasi nilai faktor internal dan evaluasi nilai faktor eksternal. 4.1. Faktor Lingkungan Internal Faktor lingkungan internal terdiri atas faktor-faktor kekuatan dan kelemahan. Faktor kekuatan yang teridentifikasi meliputi : (1) sumber penciptaan wirausaha baru; (2) memiliki tingkat fleksibilitas tinggi dalam menghadapi dinamika perubahan pasar; (3) menggunakan teknologi sederhana sampai madya; (4) tidak memerlukan skill yang tinggi. Faktor kelemahan yang teridentifikasi meliputi (1) SDM yang handal sesuai kebutuhan terbatas, (2) akses terhadap sumber-sumber dana terbatas (3) masih terbatasnya institusi pemasaran bagi produk UKM, sehingga produknya kurang dikenal. (4) mutu produk belum mencapai kualitas ekspor. Untuk mengevaluasi faktor-faktor internal, yaitu: faktor kekuatan dan kelemahan tersebut digunakan metode analisis Evaluasi Faktor Internal (Internal Factors Evaluation - IFE). Dalam metoda analisis IFE, masing-masing faktor kekuatan tersebut diberikan bobot dan peringkat. Pembobotan masing-masing faktor kekuatan tersebut diperoleh dengan teknik perbandingan berpasangan (Saaty, 2993). Sedangkan dalam menentukan peringkat masing-masing faktor digunakan skala 1-5 berdasarkan tingkat pengaruh atau peran strategis faktor terhadap kondisi UKM atau proses pencapaian sasaran. Dari keempat faktor kekuatan tersebut, faktor fleksibilitas tinggi dan penggunaan teknologi sederhana diasumsikan lebih berpengaruh dibandingkan faktor skill dan faktor penciptaan kewirausahaan baru. Dengan cara yang sama, ditentukan bobot dan peringkat

34 untuk masing-masing faktor kelemahan. Hasil total perkalian bobot dan peringkat untuk kedua faktor internal organisasi, yaitu: kekuatan dan kelemahan, menghasilkan selisih nilai sebesar 0,21 seperti yang terlihat pada Tabel 21. Nilai sebesar 0,21 merupakan angka yang bernilai positif yang berada pada sumbu X matriks dampak pengaruh menyilang dan hampir pasti berada pada kuadran I atau kuadran II yang selanjutnya akan diketahui strategi tipe apa yang perlu di rumuskan dalam pengembangan UKM di Kabupaten Bogor. 4.2. Faktor Lingkungan Eksternal Setelah melakukan identifikasi dan evaluasi terhadap faktor-faktor internal, selanjutnya dilakukan juga identifikasi faktor-faktor eksternal yang meliputi faktor peluang dan ancaman, terutama yang berkaitan dengan pengembangan usaha kecil. Dari hasil identifikasi diperoleh 6 (enam) faktor yang merupakan peluang bagi pengembangan usaha kecil yang mencakup (1) Dukungan dan komitmen pemerintah semakin tinggi terhadap pengembangan UKM; (2) SDA lokal cukup tersedia (3) Peluang pasar lokal/dalam negeri besar. (4) Tersedianya SDM angkatan kerja yang cukup besar (5) Semakin banyak komoditi yang dapat dikembangkan seiring dengan terbukanya akses pasar (6) Dukungan fasilitas telekomunikasi yang semakin baik dapat mempermudah akses pemasaran. Faktor-faktor ancaman yang teridentifikasi: (1) Tingkat kepercayaan konsumen akan kualitas dan keandalan produk dalam negeri terlebih lagi UKM belum juga membaik (2) Globalisasi memaksa produk UKM langsung harus berbenturan dengan produk-produk perusahaan multinasional. (3) Tuntutan masyarakat/konsumen akan mutu produk/hasil produksi yang kian tinggi dengan benchmark pada produk-produk luar negeri. (4) Pengusaha dagang kecil terpinggirkan sebagai akibat munculnya pedagang eceran skala besar nasional dan internasional di sekitar pasar tradisional.

35 Tabel 3. Internal Factors Evaluation (IFE) Bobot Rating Nilai KEKUATAN (S) 1 Sumber Penciptaan Wirausaha Baru 0,103 2 0,21 2 Memiliki tingkat fleksibilitas tinggi dalam menghadapi dinamika perubahan pasar 3 Menggunakan teknologi sederhana sampai madya (Barriers to entry rendah) 0,339 4 1,36 0,106 4 0,42 4 Tidak memerlukan skill yang tinggi 0,452 3 1,36 3,34 1 KELEMAHAN (W) 1 SDM yang handal sesuai kebutuhan terbatas 0,110 3 0,33 2 Penguasaan teknologi terbatas 0,138 3 0,41 3 Akses terhadap sumber-sumber dana terbatas 0,023 4 0,09 4 Mutu produk belum mencapai kualitas ekspor 0,097 3 0,29 5 Rendahnya jwa kewirausahaan 0,078 2 0,16 6 Masih terbatasnya institusi pemasaran bagi 0,236 4 0,94 produk IKM, sehingga produk IKM kurang dikenal 7 Kesadaran dalam menerapkan HaKI masih 0,004 3 0,01 rendah 8 Kemampuan mengakses pasar terbatas, 0,288 3 0,86 khususnya dengan pemanfaatan teknologi informasi 9 Batasan/kriteria tentang UKM masih beragam 0,028 1 0,03 3,13 2 EVALUASI FAKTOR INTERNAL (1) - (2) 0,21 Untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal, yaitu: faktor peluang dan ancaman tersebut digunakan metode analisis Evaluasi Faktor Eksternal (External Factors Evaluation - EFE). Sama seperti pada metoda IFE, pembobotan masing-masing faktor kekuatan tersebut diperoleh dengan teknik perbandingan berpasangan dalam metoda analisis EFE, masing-masing faktor kekuatan tersebut diberikan bobot dan peringkat.

36 Tabel 4. External Factors Evaluation (EFE) Bobot Rating Nilai PELUANG (O) 1 Dukungan dan komitmen pemerintah semakin 0,201 4 0,80 tinggi terhadap pengembangan UKM 2 SDA lokal cukup tersedia 0,167 4 0,67 3 Peluang pasar lokal/dalam negeri besar 0,213 4 0,85 4 Tersedianya SDM angkatan kerja yang cukup besar 5 Semakin banyak komoditi yang dapat dikembangkan seiring dengan terbukanya akses pasar khususnya AFTA 6 Dukungan fasilitas telekomunikasi yang semakin baik dapat mempermudah akses pemasaran. 0,198 3 0,59 0,098 3 0,29 0,123 2 0,25 3,46 1 ANCAMAN (T) 1 Tingkat kepercayaan konsumen akan kualitas 0,215 4 0,86 dan keandalan produk dalam negeri terlebih lagi IKM belum juga membaik 2 Globalisasi memaksa produk IKM langsung 0,275 3 0,825 harus berbenturan dengan produk-produk perusahaan multinasional. 3 Tuntutan masyarakat/konsumen akan mutu 0,201 2 0,402 produk/hasil produksi yang kian tinggi dengan bench-mark pada produk-produk luar negeri 4 Pengusaha dagang kecil terpinggirkan sebagai akibat munculnya pedagang eceran skala besar nasional dan internasional di sekitar pasar tradisional 0,309 4 1,236 3,323 2 EVALUASI FAKTOR INTERNAL (1) - (2) 0,13 Dalam penentuan peringkat masing-masing faktor eksternal, dari keenam faktor peluang, faktor dukungan dan komitmen pemerintah, faktor sumber daya alam dan faktor peluang pasar dalam negeri diasumsikan lebih berpengaruh dibandingkan faktor komoditi dan faktor teknologi telekomunikasi. Sedangkan untuk faktor-faktor ancaman meliputi faktor-faktor: (1) Tingkat kepercayaan konsumen akan kualitas dan keandalan produk. (2) Pengusaha dagang kecil

37 terpinggirkan sebagai akibat munculnya pedagang eceran skala besar nasional dan internasional di sekitar pasar tradisional diasumsikan lebih berpengaruh dibandingkan faktor-faktor: (1) Globalisasi memaksa produk UKM langsung harus berbenturan dengan produk-produk perusahaan multinasional. (2) Tuntutan masyarakat/konsumen akan mutu produk/hasil produksi yang kian tinggi dengan bench-mark pada produk-produk luar negeri. Hasil total perkalian bobot dan peringkat untuk kedua faktor eksternal, yaitu: peluang dan ancaman, menghasilkan selisih nilai sebesar 0,13 seperti yang terlihat pada Tabel 22. Nilai sebesar 0,13 merupakan angka yang bernilai positif yang berada pada sumbu Y matriks dampak pengaruh menyilang dan hampir pasti berada pada kuadran I atau kuadran IV yang selanjutnya akan diketahui strategi tipe apa yang perlu di rumuskan dalam pengembangan UKM di Kabupaten Bogor. 4.3. Penentuan Strategi Hasil penentuan bobot dan peringkat melalui metoda analisis Internal-Eksternal Factor Evaluation selanjutnya diplot dalam Matrik Dampak Pengaruh Menyilang (Cross Impact Matrix) untuk menentukan posisi organisasi dan strategi generik (umum) seperti yang terlihat pada gambar 8. Peluang (0,21 ; 0,13) Ancaman Gambar 8. Matrik Dampak Pengaruh Menyilang

38 Matrik dampak pengaruh menyilang pada Gambar 5 menunjukkan bahwa secara umum posisi UKM agroindusti berkaitan dengan strategi pengembangan terletak pada koordinat (0,21; 0,13) dan menempati kuadran I. Posisi tersebut mengindikasikan bahwa dalam pengembangan kebijakan UKM agroindustri dapat menggunakan strategi yang bersifat agresif dengan mempertimbangkan kendala maupun sumberdaya yang tersedia. Agresif dalam arti UKM perlu memberdayakan dirinya dan diberdayakan melalui penumbuhan iklim usaha yang mendukung bagi pengembangan UKM dan pembinaan serta pengembangan UKM serta kemitraan usaha. Pemberdayaan UKM dilaksanakan oleh pemerintah, dunia usaha dan masyarakat sehingga UKM menjadi tangguh dan mandiri. UKM yang tangguh, madiri dan berkembang dengan sendirinya akan meningkatkan produk daerah/nasional, kesempatan kerja, ekspor serta pemerataan hasil-hasil pembangunan yang pada gilirannya akan memberikan sumbangan yang lebih besar terhadap penerimaan negara atau daerah. Dalam konteks internasional dan dalam era persaingan bebas, UKM harus agresif dengan memnbangun persekutuan strategis diantara UKM sendiri. Aliansi yang terbentuk harus dapat memberikan keuntungan kepada pihak yang terlibat di dalamnya. Kerjasama antara UKM harus memusatkan diri pada keunggulan kompetitif yang dimilikinya.

39 Tabel 5. Analisis SWOT EKSTERNAL INTERNAL KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W) 1 Sumber Penciptaan Wirausaha Baru 1 SDM yang handal sesuai kebutuhan terbatas 2 Memiliki tingkat fleksibilitas tinggi 2 Penguasaan teknologi terbatas dalam menghadapi dinamika perubahan pasar 3 Menggunakan teknologi sederhana 3 Akses terhadap sumber-sumber dana sampai madya (barriers to entry terbatas rendah) 4 Tidak memerlukan skill yang tinggi 4 Mutu produk belum mencapai kualitas ekspor 5 Rendahnya jwa kewirausahaan 6 Masih terbatasnya institusi pemasaran bagi produk ukm, sehingga produk ukm kurang dikenal 7 Kesadaran dalam menerapkan HaKI masih rendah 8 Kemampuan mengakses pasar terbatas, khususnya dengan pemanfaatan teknologi informasi 9 Batasan/kriteria tentang UKM masih beragam. PELUANG (O) STRATEGI SO STRATEGI WO 1 Dukungan dan komitmen pemerintah semakin tinggi terhadap pengembangan UKM 1 Mewujudkan UKM menjadi usaha yang efisien, sehat, dan memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi sehingga mampu menjadi kekuatan ekonomi rakyat dan dapat memberikan sumbangan yang besar bagi pembangunan ekonomi daerah. 1 Memberikan perhatian yang lebih besar pada proses formulasi kebijakan 2 SDA lokal cukup tersedia 2 Mendorong UKM agar dapat 2 Membuka pasar bagi produk dan jasa UKM berperan maksimal dalam penyerapan tenaga kerja dan sumber pendapatan. 3 Peluang pasar lokal/dalam negeri besar 3 Meningkatkan akses UKM kepada sumber dana dan modal 4 Tersedianya SDM angkatan kerja yang cukup besar 4 Pengembangan unit-unit pelayanan pengembangan UPT 5 Semakin banyak komoditi yang dapat dikembangkan seiring dengan terbukanya akses pasar khususnya AFTA 6 Dukungan fasilitas telekomunikasi yang semakin baik dapat mempermudah akses pemasaran. ANCAMAN (T) STRATEGI ST STRATEGI WT 1 Meningkatkan pertumbuhan UKM 1 Memperkuat institusi pendukung gerakan pengembangan UKM 1 Tingkat kepercayaan konsumen akan kualitas dan keandalan produk dalam negeri terlebih lagi ukm belum juga membaik 2 Globalisasi memaksa produk ukm langsung harus berbenturan dengan produk-produk perusahaan multinasional. 3 Tuntutan masyarakat/konsumen akan mutu produk/hasil produksi yang kian tinggi dengan benchmark pada produk-produk luar negeri 4 Pengusaha dagang kecil terpinggirkan sebagai akibat munculnya pedagang eceran skala besar nasional dan internasional di sekitar pasar tradisional 2 Menciptakan iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya UKM 3 Restrukturisasi strategi pembangunan ekonomi ke arah ekonomi kerakyatan 4 Pengembangan sentra dilaksanakan berdasarkan skala prioritas berdasarkan komoditi dan lokasi, 2 - Menciptakan bentuk-bentuk kerjasama yang dapat memperkuat kedudukan UKM dalam kompetisi di tingkat daerah, nasional, dan internasional. 3 Pengembangan unit-unit pelayanan pengembangan BDS dan BDC 4 Pengembangan lembaga pendukung lainnya (Perbankan, transportasi dan jasa lainnya) Hasil penentuan alternatif (pilihan) strategi bagi pengembangan kebijakan UKM, sebagaimana hasil analisis dari dampak silang antar faktor-faktor: internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) pada Tabel 23, dapat diuraikan sebagai berikut:

40 (a) Mewujudkan UKM menjadi usaha yang efisien, sehat, dan memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi sehingga mampu menjadi kekuatan ekonomi rakyat dan dapat memberikan sumbangan yang besar bagi pembangunan ekonomi daerah. (b) Mendorong UKM agar dapat berperan maksimal dalam penyerapan tenaga kerja dan sumber pendapatan. (c) Memberikan perhatian yang lebih besar pada proses formulasi kebijakan. (d) Membuka pasar bagi produk dan jasa UKM. (e) Meningkatkan akses UKM kepada sumber dana dan modal. (f) Pengembangan unit-unit pelayanan pengembangan UPT. (g) Meningkatkan pertumbuhan UKM. (h) Menciptakan iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya UKM (i) Restrukturisasi strategi pembangunan ekonomi ke arah ekonomi kerakyatan. (j) Pengembangan sentra dilaksanakan berdasarkan skala prioritas berdasarkan komoditi dan lokasi. (k) Memperkuat institusi pendukung gerakan pengembangan UKM. (l) Menciptakan bentuk-bentuk kerjasama yang dapat memperkuat kedudukan UKM dalam kompetisi di tingkat daerah, nasional, dan internasional. (m) Pengembangan unit-unit pelayanan pengembangan BDS (Business Development Services) dan BDC (Business Development Center) (n) Pengembangan lembaga pendukung lainnya (Perbankan, transportasi dan jasa lainnya). Alternatif strategi kebijakan pengembangan UKM yang dihasilkan berdasarkan analisis SWOT selanjutnya dipilih 4 strategi yang penting dan kemudian ditetapkan satu prioritas yang paling utama dengan menggunakan metode PHA.