BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar
|
|
- Yulia Darmadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III METODOLOGI 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini digunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan Tahun Kabupaten Malinau dan Provinsi Kalimantan Timur, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Malinau. Selain itu digunakan juga data sekunder lainnya yang berkaitan. 3.2 Metode Analisis Data Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan keadaan secara umum dan perkembangan perekonomian di Kabupaten Malinau. Dalam analisis ini akan dibahas bagaimana proporsi perekonomian Kabupaten Malinau, pertumbuhan ekonominya, kontribusi tiap sektor dan subsektornya serta posisinya terhadap perekonomian Provinsi Kalimantan Timur Analisis Location Quotient Location Quotient (kuosien lokasi) atau disingkat LQ adalah perbandingan besarnya peranan suatu sektor/industri di suatu daerah terhadap besarnya peranan sektor/industri tersebut secara nasional. Wilayah nasional dapat diartikan sebagai wilayah induk/wilayah atasan. Apabila dibandingkan antara wilayah kabupaten
2 19 dengan provinsi, maka provinsi memegang peran sebagai wilayah nasional. Rumusan analisis LQ adalah sebagai berikut:... (3.1) dimana: LQij x ij x j X i X = Indeks LQ sektor i Kabupaten Malinau = Nilai PDRB ADHK sektor i Kabupaten Malinau = Total nilai PDRB ADHK Kabupaten Malinau = Nilai PDRB ADHK sektor i Provinsi Kalimantan Timur = Total nilai PDRB ADHK Provinsi Kalimantan Timur Apabila LQ > 1 berarti peranan sektor tersebut di Kabupaten Malinau lebih menonjol daripada peranannya di Provinsi Kalimantan Timur. Sebaliknya, apabila LQ < 1 maka peranan sektor tersebut di Kabupaten Malinau lebih kecil daripada peranannya di Provinsi Kalimantan Timur. Jika nilai LQ nya = 1 maka sektor tersebut hanya mampu melayani pasar di Kabupaten Malinau saja. Dapat disimpulkan apabila LQ > 1 memberikan petunjuk bahwa daerah itu surplus produk sektor tersebut dan mengekspornya ke daerah lain. Secara tidak langsung bila LQ > 1 maka daerah tersebut memiliki keunggulan komparatif untuk sektor tersebut. Menggunakan LQ sebagai petunjuk keunggulan komparatif hanya dapat digunakan bagi sektor yang telah lama berkembang. LQ tidak dapat digunakan untuk sektor yang baru berkembang karena produk totalnya belum dapat menggambarkan kapasitas riil daerah tersebut (Tarigan, 2007).
3 Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Beberapa penelitian terdahulu hanya sebatas pada alat analisis LQ untuk penentuan sektor/subsektor ekonomi unggulan. Namun penggunaan alat analisis lain juga diperlukan untuk mengidentifikasi sektor/subsektor ekonomi unggulan karena LQ sifatnya yang hanya one shot (Tarigan, 2007). Ana (2010), dalam penelitiannya, juga menyarankan untuk menggunakan lebih dari satu alat analisis dalam mengidentifikasi sektor/subsektor ekonomi unggulan di suatu wilayah. Alat analisis lain yang digunakan adalah Model Rasio Pertumbuhan (MRP) untuk menganalisis sektor/subsektor unggulan berdasarkan kriteria pertumbuhan PDRB Kabupaten Malinau. MRP merupakan suatu alat analisis dimana akan membandingkan pertumbuhan suatu kegiatan baik dalam skala yang lebih kecil maupun dalam skala yang lebih luas. Dalam analisis ini terdapat dua macam rasio pertumbuhan, yaitu: 1. Rasio pertumbuhan wilayah studi (RPs) Dalam rasio ini melakukan kegiatan perbandingan antara pertumbuhan PDRB sektor i di Kabupaten Malinau dengan pertumbuhan PDRB sektor i di Provinsi Kalimantan Timur. 2. Rasio pertumbuhan wilayah referensi (RPr) Dalam rasio ini melakukan kegiatan perbandingan rata-rata pertumbuhan PDRB sektor i di Provinsi Kalimantan Timur dengan rata-rata pertumbuhan PDRB Provinsi Kalimantan Timur.
4 21 Formulasi penghitungan RPs dan RPr merupakan penurunan dari persamaan berikut: 1. Rasio pertumbuhan wilayah studi (RPs):... (3.2)... (3.3)... (3.4)... (3.5) Sehingga rasio pertumbuhan wilayah studi (RPs) =... (3.6) 2. Rasio pertumbuhan wilayah referensi (RPr):... (3.7)... (3.8)... (3.9)... (3.10) Sehingga rasio pertumbuhan wilayah referensi (RPr) =... (3.11)
5 22 dimana:... (3.12)... (3.13)... (3.14) Keterangan : E ij : Perubahan PDRB sektor/subsektor i di Kabupaten Malinau. E ij.t : PDRB sektor/subsektor i di Kabupaten Malinau pada akhir tahun analisis. E in : Perubahan PDRB sektor/subsektor i di Provinsi Kalimantan Timur. E in.t : PDRB sektor/subsektor i di Provinsi Kalimantan Timur pada akhir tahun analisis. E n : Perubahan PDRB Provinsi Kalimantan Timur. E n.t : Total PDRB Provinsi Kalimantan Timur pada tahun akhir analisis. M ij : Perubahan PDRB sektor/subsektor i di Kabupaten Malinau yang disebabkan oleh pengaruh pertumbuhan sektor/subsektor i di Provinsi Kalimantan Timur. C ij : Perubahan PDRB sektor/subsektor i di Kabupaten Malinau yang disebabkan oleh keunggulan kompetitif sektor/subsektor i di Kabupaten Malinau..
6 Variabel Tenaga Kerja Aspek penyerapan tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan sektor unggulan di Kabupaten Malinau. Tenaga kerja merupakan aspek yang penting dalam pembangunan, baik dilihat dari kuantitas maupun kualitas. Salah satu keberhasilan pembangunan ekonomi adalah kemampuannya dalam menciptakan kesempatan kerja sehingga dapat meningkatkan daya beli barang-barang produksi yang dihasilkannya. Dalam hal ini perlu adanya keseimbangan antara pertambahan angkatan kerja dengan kemampuan sektor ekonomi dalam menyerap tenaga kerja. Dalam penelitian ini variabel tenaga kerja dihitung berdasarkan rata-rata penyerapan tenaga kerja per sektor selama tahun pengamatan, yaitu dengan rumus:... (3.15) dimana: : Rata-rata tenaga kerja sektor j. : Jumlah tenaga kerja sektor j pada tahun pertama sampai ke-n. n : Jumlah tahun pengamatan Variabel Pertumbuhan Kontribusi PDRB Kontribusi terhadap PDRB merupakan salah satu gambaran tentang seberapa besar peranan sektor/subsektor ekonomi dalam perekonomian suatu daerah. Pergerakan kontribusi sektor/subsektor dari tahun ke tahun mencerminkan
7 24 bagaimana sektor/subsektor tersebut dalam jangka panjang dapat terus diandalkan di wilayah tersebut atau tidak. Dalam penelitian ini pertumbuhan dari kontribusi tiap sektor/subsektor terhadap PDRB Kabupaten Malinau selama tahun dijadikan salah satu pertimbangan dalam menentukan sektor unggulan karena belum tentu sektor yang mempunyai nilai tambah terbesar dengan kontribusi besar merupakan sektor unggulan. Oleh karena itu perlu dilihat bagaimana sejarah kontribusi sektor/subsektor tersebut terhadap PDRB selama kurun waktu 10 tahun terakhir. Pertumbuhan kontribusi PDRB ini dihitung berdasarkan rumus:... (3.16) dimana: : Pertumbuhan kontribusi sektor i pada tahun t. : Kontribusi sektor i pada tahun t. : Kontribusi sektor i pada tahun t Analisis Indeks Komposit Penentuan sektor/subsektor ekonomi unggulan secara keseluruhan dilakukan dengan indeks komposit. Analisis indeks komposit ini menggabungkan beberapa variabel yang berkaitan untuk dihitung secara bersama-sama. Penghitungan indeks pada penulisan ini menggunakan empat variabel, yaitu hasil penghitungan analisis LQ, hasil penghitungan analisis MRP, variabel tenaga kerja per sektor, dan variabel pertumbuhan kontribusi sektor/subsektor terhadap PDRB.
8 25 Setelah nilai masing-masing variabel tersebut diketahui, kemudian dilakukan penghitungan indeks untuk masing-masing variabel. Penghitungan dasarnya adalah menggunakan rumus: Indeks i = {( A i - A min ) / (A max - A min )} x 100%... (3.15) dimana : A i A min A max : Nilai komoditas i berdasarkan variabel tertentu. : Nilai terkecil dari variabel tertentu. : Nilai terbesar dari variabel tertentu. Bila nilai indeks masing-masing variabel sudah didapatkan, hasil indeks seluruh variabel untuk tiap sektor/subsektor ditambahkan, kemudian dirataratakan. Bila rata-rata indeks suatu komoditas lebih besar daripada rata-rata indeks total, maka sektor/subsektor tersebut dinyatakan sebagai sektor/subsektor unggulan Analisis SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pengembangan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan wilayah yang bersangkutan, dengan demikian harus dianalisis dalam kondisi yang ada saat ini. Analisis SWOT ini terdiri dari faktor internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, serta faktor eksternal, yaitu
9 26 peluang dan ancaman. Jadi analisis SWOT merupakan perbandingan antara faktor internal dan eksternal (Rangkuti, 1997). Diagram analisis SWOT dapat digambarkan sebagai berikut, Peluang (O) 3. Mendukung strategi turn around 1. Mendukung strategi agresif Kelemahan (W) Kekuatan (S) 4. Mendukung strategi defensif 2. Mendukung strategi diversifikasi Gambar 4. Diagram analisis SWOT Ancaman (T) Kuadran 1 : Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Daerah tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan agresif. Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, daerah ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).
10 27 Kuadran 3 : Daerah menghadapi peluang yang sangat besar, namun menghadapi pula beberapa kelemahan secara internal. Fokus strategi pada kuadran ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal daerah tersebut sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, daerah menghadapi berbagai macam ancaman dan kelemahan internal. Untuk mengetahui alternatif strategi yang harus digunakan, dipakai matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi daerah dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi. EFAS IFAS Strength (S) Tentukan faktor kekuatan internal Weakness (W) Tentukan faktor kelemahan internal Opportunities (O) Tentukan faktor peluang eksternal Threaths (T) Tentukan faktor ancaman eksternal Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Gambar 5. Matriks SWOT
11 28 Keterangan: Strategi SO : Dibuat berdasarkan jalan pikiran daerah, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang yang sebesar-besarnya. Strategi ST : Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki daerah tersebut untuk mengatasi ancaman. Strategi WO : Strategi ini berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WT : Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Tahapan kegiatan dari perumusan strategi berdasarkan analisis SWOT adalah: 1. Tentukan faktor-faktor strategis eksternal. 2. Tentukan faktor-faktor strategis internal. 3. Beri bobot masing-masing faktor mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). 4. Berilah rating untuk masing-masing faktor, mulai dari 4, apabila faktor peluang dan kekuatan lebih besar, sedangkan apabila faktor ancaman dan kelemahan lebih besar berilah nilai Kalikan bobot dengan rating, hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi dari 4 (sangat baik) sampai -4 (sangat buruk).
12 29 6. Jumlahkan skor pembobotan, kemudian tempatkan hasilnya pada diagram analisis SWOT (gambar 4). 7. Tentukan strategi yang harus diambil melalui matriks SWOT berdasarkan penempatan skor pembobotan pada diagram analisis SWOT. 3.3 Definisi Variabel Operasional a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah dari nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang dihasilkan semua sektor atau lapangan usaha di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. b. PDRB Atas Dasar Harga Konstan adalah jumlah nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang dihasilkan berdasarkan harga tahun tertentu sebagai harga dasar. c. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku adalah jumlah nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang dihasilkan berdasarkan harga pada tahun berjalan. d. Pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan dari nilai PDRB atas dasar harga konstan pada suatu periode tertentu yang dibandingkan dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan pada tahun sebelumnya. e. Kontribusi sektor adalah besarnya persentase dari nilai tambah tiap sektor terhadap total PDRB atas dasar harga berlaku pada periode tertentu. f. Pendapatan per kapita adalah total PDRB, setelah dikurangi pajak tidak langsung netto dan penyusutan, dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
13 30 g. Sektor ekonomi unggulan adalah sektor ekonomi yang memenuhi syarat berdasarkan kriteria-kriteria tertentu dan merupakan kesimpulan dari beberapa analisis. h. Daya saing adalah kumpulan dari institusi, kebijakan, dan faktor-faktor yang dapat menentukan tingkat produktifitas sebuah wilayah. i. Keunggulan kompetitif adalah produk yang dihasilkan oleh suatu daerah yang dapat bersaing dengan produk yang sama yang dihasilkan daerah lain.
BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Sektor Ekonomi Unggulan Kabupaten Malinau
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Sektor Ekonomi Unggulan Kabupaten Malinau Dalam mencari sektor ekonomi unggulan di Kabupaten Malinau akan digunakan indeks komposit dari nilai indeks hasil analisis-analisis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah sektor-sektor ekonomi yang ada di Kabupaten Magelang yang ditentukan berdasarkan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)
Lebih terperinciANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN DI KABUPATEN MALINAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN OLEH BAYU AGUNG PRASETIO H
ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN DI KABUPATEN MALINAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2000 2010 OLEH BAYU AGUNG PRASETIO H14114003 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciIV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel
14 IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Maret-April 2009. Tempat penelitian berlokasi di Kota Sabang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. 4.2 Metode Penelitian
Lebih terperinciGambar 2.5 Diagram Analisis SWOT
32 Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi
Lebih terperinciBAB III METODE KAJIAN
BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka yang digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan penerimaan daerah dari sumber-sumber kapasitas fiskal. Kapasitas fiskal dalam kajian ini dibatasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Magelang yang merupakan salah satu kota yang ditetapkan menjadi kawasan andalan wilayah jawa tengah pada Perda Jawa Tengah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini, lokasi yang dipilih adalah Objek Wisata Air Terjun Lepo, Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan sesuatu melalui sebuah penelitian (Ulum dan Juanda, 2016).
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian berbentuk deskriptif. Penelitian Deskriptif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan sesuatu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Objek Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Majalengka yang merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Tatar Pasundan Provinsi Jawa Barat. Objek yang ada
Lebih terperinci4 METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Jenis dan Sumber Data
4 METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur. Pengambilan data di lapangan dipusatkan di PPN Brondong dan pusat pemerintahan Kabupaten
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Kelompok Tani Kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri atas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi
Lebih terperinciDAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah.. 8 1.3. Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan
Lebih terperinciIV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data
IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan satuan kasus adalah sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Kendal. Studi kasus adalah metode
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek/ Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah UMKM Kipas Bambu yang terletak di Desa Jipangan Bangunjiwo Kasihan Bantul. Kemudian subjek dari penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kutai kartanegara yang merupakan salah satu dari 10 Kabupaten/ Kota di Provinsi Kalimantan Timur. Kabupaten Kutai kartanegara
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A.
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sapi Perah PFH Sapi perah merupakan salah satu ternak yang telah lama menjadi komoditas usaha peternakan. Bangsa Sapi Perah yang umum dipelihara adalah bangsa sapi Peranakan Friesian
Lebih terperinciMATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi empat kabupaten yaitu : Kabupaten Takalar, Bone, Soppeng, dan Wajo. Penentuan lokasi penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 31 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga Agustus 2013 di kelompok pembudidaya Padasuka Koi Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan
25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT
e-j. Agrotekbis 1 (3) : 282-287, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Business
Lebih terperinci: Arief Budiman Npm : Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Dosen Pemb : Sri Kurniasih Agustin, SE., MM
ANALISIS ANALISIS STRATEGI DAYA SAING IKAN HIAS INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL STRATEGI DAYA SAING IKAN HIAS INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL Nama : Arief Budiman Npm : 1910703 Fakultas : Ekonomi Jurusan
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY Nama : Doddy Muhammad Tri Widodo Npm : 11011 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Dosen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak
16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Belakang Penelitian Kelompok Usaha Ikan Asap atau yang sering di kenal dengan ikan Roa atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang meneliti suatu objek pada masa sekarang (Nazir,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tanaman Salak Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak merupakan tanaman
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Tegal yang merupakan salah satu kotamadya dari 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota Tegal merupakan daerah yang
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Pulau Pahawang Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Pembangunan ekonomi bukan sebuah konsep baru. Selama berpuluh tahun para ahli sosial telah berusaha merumuskan tentang konsep pembangunan,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk menggambarkan atau
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk menggambarkan atau mendeksripsikan tentang kajian pemekaran daerah Kabupaten Lampung Tengah dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kulon Progo yang merupakan salah satu dari lima kabupaten/kota yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sektor-sektor
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Pada penelitian yang menggunakan data sekunder, objek penelitian menjelaskan data yang digunakan dalam penelitian. Objek penelitian
Lebih terperinciB. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum
B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum menjadi prioritas. Belum ada strategi pengelolaan air limbah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu
22 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu penelitian dimulai pada bulan April 2013 sampai bulan Juni 2013. B.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur. Keadaan geografis yang berada dibawah gunung Lawu membuat kabupaten ini memiliki potensi
Lebih terperinciData PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 ( Juta Rupiah) dan Laju Pertumbuhan PDRB Karesidenan Kedu Tahun
92 Lampiran Data PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 ( Juta Rupiah) dan Laju Pertumbuhan PDRB Karesidenan Kedu Tahun 2010-2014 PDRB ADHK 2010 Tahun Kota Magelang Kabupaten MGL Wonosobo Temanggung Purworejo
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN TIKET BUS DI PT. PAHALA KENCANA DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN TIKET BUS DI PT. PAHALA KENCANA DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN Nama : Farouk Pratama NPM : 12212790 Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen LATAR BELAKANG
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang
III. METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung, dengan pertimbangan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang yang cukup besar untuk pemasaran dalam negeri dan pasar ekspor. Pemberdayaan masyarakat perkebunan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah
BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL A. Data Temuan Menara suci Tabel 4.1 Data Temuan Travel Shafira Tahun Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut (HLGL) Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian berlangsung selama 3 bulan
Lebih terperinciBAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi)
BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi) Sebagai suatu negara yang aktif dalam pergaulan dunia, Indonesia senantiasa dituntut untuk cepat tanggap
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Sampel
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor dan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU
e-j. Agrotekbis 1 (5) : 457-463, Desember 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU Cassava Chips Balado Development Strategy In UKM "Pundi Mas"
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini berlokasi pada obyek wisata alam Pantai Siung yang ada di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kewajiban dari pemerintah pusat ke pemerintahan daerah menjadikan setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah merupakan sebuah angin segar bagi pemerintahan di Indonesia, baik pemerintahan provinsi maupun kabupaten/kota, untuk lebih bebas melaksanakan pembangunan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini difokuskan untuk Kota Ternate yang terletak pada provinsi Maluku Utara. Alasan memilih penelitian di Kota Ternate karena Kota Ternate merupakan
Lebih terperinciANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting
Lebih terperinciANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Kalimantan Barat yang terdiri dari 14 (empat belas) kabupaten/kota (Gambar 3.1) dengan menggunakan data sekunder
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU
P R O S I D I N G 447 EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU Hendro prasetyo 1 dan Tri Oktavianto
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI PEMASARAN LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) RAYON TAMBUN - BEKASI
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) RAYON TAMBUN - BEKASI Nama : Sheena Anghelina Adam NPM : 18210226 Kelas : EA16 Dosen Pembimbing : Emilianshah Banowo, S.SOS., MM ABSTRAK
Lebih terperinciAnalisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata
CHAPTER-09 Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata SWOT Filosofi SWOT Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada metodologi akan dijelaskan mengenai metode pendekatan studi, metode analisa dan metode pengumpulan data yang akan digunakan pada saat menyusun laporan Strategi Pengembangan
Lebih terperinciBAB II TUNJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II TUNJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1.Tinjauan Agronomis Padi merupakan salah satu varietas tanaman pangan yang dapat dibudidayakan secara organik.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ekonomi yang ada di Pulau Jawa. Selain mengetahui struktur juga untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui sektor unggulan dan struktur ekonomi yang ada pada seluruh provinsi di Pulau Jawa, sehingga
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Bibit ternak, dari segi usaha peternakan sapi potong mempunyai arti penting dalam mendukung keberhasilan
Lebih terperinciANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS
ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data
III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lokasi unit usaha pembenihan ikan nila Kelompok Tani Gemah Parahiyangan yang terletak di Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Jawa
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Godongijo Asri yang berlokasi di Jalan Cinangka Km 10, Kecamatan Sawangan, Kotamadya Depok. Pemilihan lokasi penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Pembangunan Ekonomi Daerah Pembangunan ekonomi daerah merupakan fungsi dari potensi sumberdaya alam, tenaga kerja dan sumberdaya manusia, investasi modal, prasarana dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada januari sampai dengan Juni. Pengambilan data dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2013 yang bertempat di wilayah
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menilai kelayakan penggunaan PVC di Indonesia ditinjau dari segi lingkungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
47 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kajian Kabupaten Natuna merupakan salah satu daerah tertinggal dari tujuh kabupaten dan kota di Provinsi Kepulauan Riau. Daerah tertinggal adalah daerah
Lebih terperinciMETODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran
III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT
BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT Dalam upaya pengembangan dakwah melalui jurnalistik yang telah dilakukan oleh pengelola majalah "Al-Mihrab",
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN
II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Aspek Agronomi Kopi Arabika Tanaman kopi adalah pohon kecil yang bernama Perpugenus coffea dari familia Rubiaceae. Tanaman kopi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Mamuju, mengambil fokus peningkatan kualitas SDM. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Mamuju, mengambil fokus peningkatan kualitas SDM. 2. Waktu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala
BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini mengambil lokasi di jalur sepeda Sentul City, Bogor, Indonesia (Gambar 4). Adapun waktu kegiatan penelitian ini kurang lebih selama
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data time series,
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data time series, dengan periode pengamatan tahun 2007-2011. Data yang digunakan antara lain: 1. Produk
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Metode Pengumpulan Data
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Juni hingga September 2011.
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Kawasan Wisata Pantai Tanjung Pasir,
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Kawasan Wisata Pantai Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Dengan fokus penelitian yaitu pengembangan
Lebih terperinciANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS. Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017
ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017 STUDI KELAYAKAN BISNIS ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id ANALISIS SWOT Dalam Identifikasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. tepatnya di Jalan Raya Soekarno-Hatta Km 30, PO BOX 119 Ungaran, 50501
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada PT Coca-Cola Amatil Indonesia (Central Java) yang terletak di daerah Harjosari, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini, berfokus pada sektor basis, faktor
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini, berfokus pada sektor basis, faktor penentu perubahan struktur ekonomi,deskripsi kegiatan ekonomi serta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
10 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Gunung Pawon dan Gunung Masigit (Gambar 3) yang terletak di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Padalarang, Kabupaten
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel
39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara
Lebih terperinciJenis data Indikator Pengamatan Unit Sumber Kegunaan
31 BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lanskap wisata TNB, Sulawesi Utara tepatnya di Pulau Bunaken, yang terletak di utara Pulau Sulawesi, Indonesia. Pulau
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk
56 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis
Lebih terperinci2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan. dalam pengembangan industri dodol durian.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan dalam pengembangan industri dodol durian. 3. Sebagai bahan referensi dan studi bagi pihak-pihak yang membutuhkan. BAB II LANDASAN
Lebih terperinciKata kunci: mutu nonakademik, analisis swot, ban pt, renstra
ABSTRAK Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta (FTI UPVY) perlu melakukan evaluasi untuk meningkatkan mutu baik dari segi akademik maupun non akademik yang dituangkan
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara
20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden
Lebih terperinciSTRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA
STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA (Jl. Medan-Tanjung Morawa Km. 9,5 Medan) Dicky Tri I.P. *), Iskandarini **) dan Salmiah **) *) Alumni Fakultas Pertanian USU
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Direktorat Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan Daerah (Dit.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Lokasi Penelitian Peneliti melakukan penelitian dengan mengambil data di Direktorat Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan Daerah (Dit. EPIKD), Departemen
Lebih terperinci5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR
45 Komposisi hasil tangkapan yang diperoleh armada pancing di perairan Puger adalah jenis yellowfin tuna. Seluruh hasil tangkapan tuna yang didaratkan tidak memenuhi kriteria untuk produk ekspor dengan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data sekunder dari pihak-pihak yang terkait dengan penelitian, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Kelautan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan, khususnya karyawan yang memakai e- learning. Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Metode
Lebih terperinci