4 METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Jenis dan Sumber Data
|
|
- Sucianty Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 4 METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur. Pengambilan data di lapangan dipusatkan di PPN Brondong dan pusat pemerintahan Kabupaten Lamongan yang dilaksanakan pada bulan April Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode ini merupakan metode yang melakukan penyelidikan dalam memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual. Selain itu, untuk mengenal masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap praktik-praktik yang sedang berlangsung. Dalam metode survei juga dilakukan evaluasi serta perbandingan-perbandingan terhadap hal-hal yang telah dilakukan dalam menangani situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa yang akan datang (Nazir 2003). 4.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dikumpulkan bersifat kuantitatif dan kualitatif yang bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer mengenai komponenkomponen perikanan tangkap baik secara fisik, aktivitas maupun pengelolaannya yang dikumpulkan dengan metode observasi, wawancara dan pengisian kuisioner. Observasi dilakukan terhadap komponen-komponen perikanan tangkap dari segi kondisi fisik, kapasitas, ukuran, pemanfaatan dan pengelolaannya. Wawancara ditujukan kepada stakeholder subsektor perikanan tangkap, diantaranya Dinas Perikanan, pengelola pelabuhan, nelayan dan masyarakat sekitar yang terlibat. Pengisian kuisioner hanya ditujukan kepada nelayan. Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka berupa laporan, arsip, internet dan dokumen di lingkungan kampus IPB, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lamongan, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur, Badan Perencanaan dan Pembangunan Wilayah Kabupaten Lamongan, Badan
2 22 Perencanaan dan Pembangunan Wilayah Provinsi Jawa Timur, Badan Pusat Statistik Kabupaten Lamongan, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Daerah Kecamatan Brondong. 4.4 Metode Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling atau pemilihan responden dengan sengaja (tidak secara acak). Pemilihan responden dilakukan dengan pertimbangan bahwa responden mampu berkomunikasi dengan baik dalam pengisian kuisioner. Adapun cara pengambilan sampel ini adalah dengan memilih sub kelompok dari populasi yang sedemikian rupa, sehingga sampel yang dipilih mempunyai sifat yang mewakili dengan sifat-sifat populasi berdasarkan pengalaman atau kriteria lain (Singarimbun dan Efendi 1989). Jumlah responden yang diwawancara berjumlah 13 orang yang terdiri atas: Kepala Seksi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lamongan 2 orang, Staf Bappeda atau Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan 2 orang, Kepala Seksi BPMD 1 orang untuk keperluan analisis SWOT dan nelayan sebanyak 8 orang. Data sekunder terdiri atas data laporan tahunan selama 6 tahun terakhir yang diperoleh dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lamongan, Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan, Badan Pusat Statistik Kabupaten Lamongan, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur dan Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. 4.5 Metode Analisis Data Analisis peranan subsektor perikanan tangkap Peran perikanan dapat dianalisis dengan menggunakan metode kontribusi/shift share dan metode Location Quotient (LQ). Metode shift share/kontribusi merupakan analisis untuk melihat seberapa besar peran atau kontribusi dari subsector perikanan tangkap terhadap PDRB pertanian dan total PDRB. Rumus yang digunakan adalah :
3 23 Sh = ( P ) PDRB % atau Sh = ( P) ( T ) PDRB ( T ) PDRB t 100 PDRB 100% Keterangan : Sh : Nilai kontribusi PDRB (P) : Nilai PDRB pertanian PDRB (Pt) : Nilai PDRB perikanan tangkap PDRB (T) : Total PDRB Metode Location Quotient (LQ) merupakan analisis untuk mengetahui kondisi PDRB, laju pertumbuhan ekonomi dan tenaga kerja sehingga dapat ditentukan arahan pembangunan selanjutnya. Selain itu, analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya peranan sektor perikanan dalam menunjang pembangunan wilayah Kabupaten Lamongan. Peranan tersebut merupakan kontribusi dari sektor perikanan terhadap pertumbuhan wilayah, dimana dalam metode yang digunakan tersebut kontribusi perikanan berupa kemampuan perikanan dalam penyerapan tenaga kerja. Besar kecilnya peranan sektor perikanan dilihat dari perikanan tersebut sebagai sektor basis atau non basis. (Kadariah 1985) Tenaga kerja dan pendapatan pada sektor basis adalah fungsi permintaan dari luar (exogeneous) yaitu permintaan dari luar yang mengakibatkan terjadinya ekspor dari wilayah tersebut. Untuk mengetahui apakah suatu sektor merupakan sektor basis atau non-basis dapat digunakan beberapa metode, yaitu : (1) metode pengukuran langsung merupakan sektor basis yang berhubungan langsung dengan dengan pengukuran survei untuk mengidentifikasi sektor manan yang merupakan sektor basis, dan (2) metode pengukuran tidak langsung merupakan kegiatankegiatan sektor pendukung yang dibutuhkan dalam melayani pekerja pada sektor basis itu sendiri (Budiharsosno 2001) Sektor basis adalah sektor yang pertumbuhannya akan mendorong dan menentukan pembangunan wilayah secara keseluruhan. Sektor non basis adalah sektor yang pertumbuhannya hanya merupakan akibat dari pembangunan wilayah secara keseluruhan. Budiharsono (2001) menyatakan bahwa metode Location Quotient (LQ) merupakan perbandingan antara pangsa relatif pendapatan (tenaga kerja) sektor perikanan pada tingkat wilayah terhadap pendapatan (tenaga kerja) total wilayah dengan pangsa relatif pendapatan (tenaga kerja) sektor perikanan pada tingkat
4 24 Kabupaten terhadap pendapatan (tenaga kerja) kabupaten. Hal tersebut secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut: LQ = vi vt Vi V Keterangan : V i : PDRB dan Tenaga kerja sektor perikanan pada kabupaten V t : PDRB dan Tenaga kerja total kabupaten V i : PDRB dan Tenaga kerja sektor perikanan pada tingkat provinsi V t : PDRB dan Tenaga kerja total provinsi t Analisis dampak subsektor perikanan tangkap Setiap peningkatan yang terjadi pada kegiatan basis akan menimbulkan efek pengganda (Multilier Effect) pada perekonomian wilayah secara keseluruhan (Glasson 1977). Multilier Effect jangka pendek dalam hal ini dihitung berdasarkan indikator PDRB dan dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut : ΔY M sy = ΔY b Keterangan : M sy : Koefisien pengganda jangka pendek untuk indikator pendapatan ΔY : Perubahan PDRB Kabupaten Lamongan Δy b : Perubahan PDRB subsektor perikanan tangkap Kabupaten Lamongan Perhitungan Multilier Effect berdasarkan indikator tenaga kerja digunakan rumus sebagai berikut : ΔE M se = ΔY e Keterangan : M se : Koefisien pengganda jangka pendek untuk indikator tenaga kerja ΔE : Perubahan tenaga kerja sektor perikanan Kabupaten Lamongan Δy e :Perubahan tenaga kerja subsektor perikanan tangkap Kabupaten Lamongan Analisis kebutuhan investasi Hubungan antara peningkatan unsur investasi terhadap PDRB yang dikenal dengan Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yaitu suatu ukuran yang menunjukkan besarnya tambahan investasi baru yang diperlukan untuk meningkatkan output sebesar satu unit. Secara teoritis, terdapat beberapa rumus
5 25 yang dapat digunakan dalam penghitungan ICOR. Rumus dibawah ini mengasumsikan bahwa investasi yang dilakukan dalam tahun itu langsung dapat menghasilkan PDB/PDRB pada tahun yang bersangkutan I = ICOR x ΔY Keterangan : I : Besarnya kebutuhan investasi pada tahun t ICOR : Angka yang menunjukkan besarnya tambahan investasi yang diperlukan untuk meningkatkan satu unit output pada tahun t ΔY : Besarnya tambahan output (PDB atau PDRB) pada tahun t Analisis peranan komoditas hasil tangkapan unggulan Untuk dapat menentukan jenis ikan unggulan yang dijadikan prioritas pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Lamongan, dibuat matrik dari pendekatan Location Quotient (LQ). Secara lebih operasional, LQ didefinisikan sebagai rasio persentase dari total aktivitas perikanan tangkap pada sub wilayah ke-i terhadap persentase aktivitas total terhadap wilayah yang diamati. Berikut adalah model matematikanya : LQ = Keterangan : LQ q i q t Q i Q t qi qt Qi Q : Location Quotient : produksi ikan jenis ke-i pada Kabupaten Lamongan : produksi total perikanan tangkap Kabupaten Lamongan : produksi ikan jenis ke-i Provinsi Jawa Timur : prosuksi total perikanan tangkap Provinsi Jawa Timur t Pendekatan adanya pemusatan produksi perikanan tangkap dengan LQ dibedakan dalam dua kelompok. Kelompok-kelompok tersebut masing-masing terdiri atas 3 kriteria. Kelompok pertama dilihat dari nilai perhitungan LQ itu sendiri, yaitu terpusat (LQ > 1), mendekati terpusat (LQ = 0,80 sampai 0,99) dan tidak terpusat (LQ < 1). Masing-masing kelompok secara berurutan dibobot dengan nilai 3,2, dan 1. Kelompok kedua dilihat dari nilai pertumbuhan LQ, yaitu nilai LQ yang mngalami pertumbuhan positif diberi bobot 3, nilai LQ yang mengalami pertumbuhan tetap diberi bobot 2, dan untuk nilai LQ yang mengalami pertumbuhan negatif diberi bobot 1. Dari kedua hasil bobot LQ tersebut, nilai
6 26 penjumlahan tertinggi dan dengan penentuan rata-rata nilai tertinggi di kurangi nilai terendah pada total nilai bobot LQ yaitu (21-7)/3, selang kelas untuk penetuan komoditas unggulan adalah merupakan komoditas unggulan, 14-8 merupakan komoditas netral dan 7-1 merupakan komoditas non unggulan, akan dijadikan prioritas untuk pengembangan produksi perikanan tangkap di Kabupaten Lamongan Analisis strategis pengembangan subsektor perikanan tangkap Perencanaan pembangunan wilayah berbasis perikanan tangkap secara terpadu di Kabupaten Lamongan dapat dirumuskan melalui analisis SWOT. Hasil analisis SWOT dapat digunakan untuk menetapkan suatu kebijakan pengembangan perikanan tangkap di wilayah Kabupaten Lamongan dalam jangka pendek. Analisis ini dapat menjawab permasalahan perikanan tangkap dan menghindari permasalahan baru. Pada gilirannya pembangunan terpadu dapat meningkatkan produksi ikan, konsumsi ikan, pemasaran hasil perikanan, pendapatan nelayan, memperluas lapangan kerja, memberikan dukungan terhadap pembangunan bidang industri tanpa melupakan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan asli daerah. Analisis SWOT adalah identifikasi secara sistematik antara kekuatan dan kelemahan dari faktor internal (seperti keadaan sumberdaya, lingkungan, operasional dan pemasaran) serta kesempatan dan ancaman dari faktor eksternal (seperti analisis pasar, masyarakat, pemerintah, sektor lain di wilayah pesisir dan kelembagaan) yang dihadapai suatu sektor. Analisis SWOT umunya memiliki kelebihan yakni sederhana, fleksibel, menyeluruh, menyatu, mengkolaborasi dan menghasilkan perencanaan terpadu. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor di dalam dan di luar komponen atau sistem perikanan secara sitematis untuk merumuskan suatu strategi perencanaan terpadu. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan tujuan, strategi dan kebijakan pemerintah. Tujuan pembangunan perencanaan perikanan tangkap adalah untuk meningkatkan produksi ikan, komsumsi ikan, pemasaran hasil perikanan,
7 27 pendapatan nelayan, memperluas lapangan kerja, memberikan dukungan terhadap pembangunan bidang industri tanpa melupakan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan serta memperhatikan sektor lain di wilayah Kabupaten Lamongan. Dengan demikian strategi perencanaan terpadu harus menganalisis faktor-faktor strategi perikanan tangkap (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini atau disebut dengan analisis situasi. Faktor-faktor SWOT ini didapatkan dari analisis deskriptif, analisis LQ dan kebijakan yang ada. Semua faktor tersebut diasumsikan berpengaruh terhadap perencanaan perikanan tangkap terpadu, dengan tidak menutup kemungkinan ada faktor-faktor SWOT yang lain yang berpengaruh dan tidak atau belum teramati oleh peneliti. Lalu dibuat suatu alternatif strategi pembangunan. Pemilihan alternatif strategi diberi bobot sebagai berikut : 5 = sangat penting 2 = tidak penting 4 = penting 1 = sangat tidak penting 3 = cukup penting Untuk menyusun faktor-faktor strategi pertumbuhan wilayah tersebut digunakan matrik SWOT. Matrik tersebut dapat menggambarkan secara jelas dengan menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi. Penggambaran yang disusun dengan peluang dan ancaman eksternal yang dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang ada (Tabel 2). Tabel 2 Matrik SWOT Internal Eksternal Opportunities (O) Tentukan peluang eksternal Thrests (T) Tentukan ancaman eksternal Sumber : Rangkuti (2001) Strengths (S) Tentukan faktor-faktor kekuatan Internal I. Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang II. Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Weakness (W) Tentukan faktor-faktor kelemahan internal III. Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang IV. Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman
8 28 Matrik SWOT merupakan suatu matching tool yang penting untuk membantu para pengambil keputusan mengembangkan tipe-tipe strategi, antara lain adalah strategi SO, strategi WO, strategi ST dan strategi WT. Bagian yang paling sulit dalam menyusun dan mengembangkan matrik SWOT ini adalah mencocokkan antara faktor-faktor eksternal dan internal untuk menghasilkan strategi SO, WO, ST dan WT sehingga didapatkan alternatif pilihan strategi perencanaan pembangunan perikanan tangkap secara terpadu di Kabupaten Lamongan (Rangkuti 2001). I. Strategi SO; Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perikanan tangkap memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. II. Strategi ST; Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perikanan tangkap masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategis diversifikasi (produksi/pemasaran) III. Strategi WO; Wilayah menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi berbagai kendala/kelemahan internal. Fokus strategi perencanaan adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya dengan peninjauan kembali teknologi yang dipergunakan dengan cara menawarkan produk-produk pengolahan. IV. Strategi WT; Merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Strategi yang digunakan adalah strategi defensif. Diagram analisis SWOT diperlihatkan pada Gambar 1. Dari Gambar 2, terlihat ada empat kuadran pada Diagram Analisis SWOT.
9 29 KELEMAHAN INTERNAL BERBAGAI PELUANG Kuadran 3 Kuadran 1 Mendukung strategi Mendukung strategi turn around agresif Kuadran 4 Kuadran 2 Mendukung strategi Mendukung strategi defensive diversifikasi BERBAGAI ANCAMAN KEKUATAN INTERNAL Kuadran 1 Kuadran 2 Kuadran 3 Kuadran 4 Gambar 7 Diagram Analisis SWOT, Rangkuti (1997). : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Rwonth oriented strategy). : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara stratifikasi diversifikasi (produk/pasar). : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di pihak lain, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Untuk membuat analisis SWOT, dibutuhkan analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi suatu wilayah. Analisis lingkungan internal dan eksternal dilakukan dengan membuat matriks Evaluasi Faktor Internal
10 30 (Internal Factor Evaluation IFE) dan Evaluasi Faktor Eksternal (External Factor Evaluation EFE). Langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE), yaitu : a) Menyusun daftar faktor-faktor yang dianggap berpengaruh penting sebagai faktor internal dan eksternal subsektor perikanan tangkap Kabupaten Lamongan. Faktor strategi internal terdiri dari : kekuatan yaitu (a) memiliki potensi sumberdaya laut yang cukup besar, (b) jumlah kesempatan kerja yang cukup besar di subsektor perikanan tangkap, (c) terdapatnya komoditas hasil tangkapan unggulan, (d) daya beli masyarakat Kabupaten Lamongan yang tinggi, (e) masih besarnya peluang terhadap pemanfaatan potensi sumberdaya laut, (f) kontribusi perikanan tangkap relatif besar terhadap PDRB Kabupaten Lamongan. Untuk kelemahan yaitu (g) keterbatasan sarana dan prasarana, (h) kualitas SDM yang rendah, (i) konflik penggunaan ruang (wilayah) antar nelayan. Untuk faktor startegi eksternal terdiri dari peluang dan ancaman. Peluang yaitu (a) Berada pada jalur perdagangan dunia, (b) Tingkat permintaan dari luar terhadap produk perikanan yang tinggi, (c) Komoditas perikanan tangkap memiliki prospek cerah utnuk ekspor. Untuk ancaman yaitu (d) Konflik penggunaan ruang (wilayah) antar sektor/subsektor, (e) Pencurian ikan dan sumberdaya laut lainnya oleh nelayan asing, (f) Harga suku cadang untuk unit penangkapan ikan yang cukup tinggi, (g) Pengaruh dari era globalisasi, (h) Persaingan pasar dengan daerah lain. b) Penilaian bobot setiap faktor strategi internal dan faktor strategi eksternal; dalam subsektor perikanan tangkap Kabupaten Lamongan. Pembobotan bertujuan untuk mengkuantifikasi faktor-faktor internal maupun faktorfaktor eksternal yang telah dianalisis. Rentang nilai bobot yang digunakan adalah satu sampai tiga. Aturan yang digunakan dalam pengisian kolom adalah: 1 = jika faktor horizontal kurang penting daripada faktor vertikal 2 = jika faktor horizontal sama penting daripada faktor vertikal
11 31 3 = jika faktor horizontal lebih penting daripada faktor vertikal Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap ariabel terhadap jumlah keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus (Kinnear dan Taylor 1996 diacu dalam Dewi 2008). X i ai = X i Keterangan : ai Xi i n : Bobot variabel ke-i : Nilai variabel ke-i : A, B, C,...n : jumlah faktor-faktor strategis Penilaian bobot faktor stategis internal dan faktor strategis eksternal masing-masing dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3 Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Faktor Strategis Kekuatan Kelemahan Total Bobot Internal A B C D E F G H I J K L Kekuatan Indikator A Xa Indikator B Xb Indikator C Xc Indikator D Xd Indikator E Xe Indikator F Xf Kelemahan Indikator G Xg Indikator H Xh Indikator I Xi Indikator J Xj Indikator K Xk Indikator L Xl Total ΣX
12 32 Tabel 4 Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Faktor Strategis Peluang Ancaman Total Bobot Eksternal A B C D E F G H I Peluang Indikator A Xa Indikator B Xb Indikator C Xc Ancaman Indikator D Xd Indikator E Xe Indikator F Xf Indikator G Xg Indikator H Xh Indikator I Xi Total ΣX c) Selanjutnya adalah membuat matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE). Pemberian bobot pada setiap faktor dimulai dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting). Bobot yang diberikan pada suatu faktor menunjukkan seberapa penting faktor tersebut untuk menunjang keberhasilan. Jumlah dari semua bobot harus sama dengan 1,0. Pembobotan ditempatkan pada kolom kedua matriks. d) Penentuan peringkat terhadap variabel-variabel hasil analisis situasi dilakukan oleh peneliti dengan skala berikut : Nilai untuk matriks IFE, skala peringkat yang digunakan yaitu : 1 = sangat lemah 3 = sangat kuat 2 = lemah 4 = kuat Nilai untuk matriks EFE, skala peringkat yang dibutuhkan yaitu : 1 = rendah 3 = tinggi 2= sedang 4 = sangat tinggi e) Tiap peringkat dikalikan masing-masing bobotnya untuk setiap variabel, sehingga dapat ditentukan nilai yang dibobot. f) Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan nilai bobot total bagi subsektor perikanan tangkap di Kabupaten
13 33 Lamongan. Penilaian bobot dapat di lihat pada Tabel 5 dan Tabel 6 berikut ini. Tabel 5 Matriks Internal Faktor Evaluation (IFE) Kekuatan Faktor Strategi Internal Bobot Nilai A. Memiliki potensi sumberdaya laut yang cukup besar B. Jumlah kesempatan kerja yang cukup besar di subsektor perikanan tangkap C. Terdapatnya komoditas hasil tangkapan unggulan D. Daya beli masyarakat Kabupaten Lamongan yang tinggi E. Masih besarnya peluang terhadap pemanfaatan potensi sumberdaya laut F. Kontribusi perikanan tangkap relatif besar terhadap PDRB Kabupaten Lamongan Kelemahan G. Keterbatasan sarana dan prasarana H. Kualitas SDM yang rendah I. Konflik fishing ground antar nelayan Nilai yang Dibobot Total 1 Peluang Tabel 6 Matriks Eksternal Faktor Evaluation (EFE) Faktor Strategi Eksternal Bobot Nilai A. Berada pada jalur perdagangan dunia B. Tingkat permintaan dari luar terhadap produk perikanan yang tinggi C. Komoditas perikanan tangkap memiliki prospek cerah untuk ekspor Ancaman D. Konflik penggunaan ruang (wilayah) antar sektor/subsektor E. Penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan dan ilegal fishing. F. Harga suku cadang untuk unit penangkapan ikan yang cukup tinggi G. Pengaruh dari era globalisasi H. Persaingan pasar dengan daerah lain. Total Nilai yang Dibobot 1 - g) Nilai bobot berkisar antara 1-4 dengan rata-rata 2,5. Dibawah 2,5 menunjukkan posisi internal dan eksternal yang lemah, sedangkan nilai bobot total diatas 2,5 menunjukkan bahwa posisi internal dan eksternalnya
14 34 berada pada tingkat yang kuat. Niali bobot yang berada pada nilai 2,5 menunjukkan situasi eksternal dan internalnya berada pada posisi rata-rata. Pemilihan alternatif strategi yang terbaik dilakukan dengan memberikan nilai dan rangking sesuai dengan tingkat kepentingannya. Pemberian nilai ini diberikan kepada setiap unsur SWOT dan pemberian rangking dilakukan dengan cara penjumlahan dari penilaian bobot setiap faktor strategis internal dan eksternal yang didapat dari jawaban para responden. 4.6 Batasan Konsep dan Pengukuran Dalam penelitian ini terdapat beberapa batasan konsep yang penting antara lain : 1) Penelitian ini menganalisis subsektor perikanan tangkap; 2) Peranan subsektor perikanan tangkap dalam pembangunan adalah kedudukan subsektor perikanan tangkap dalam pembangunan wilayah yang diukur berdasarkan indikator pendapatam wilayah dan kesempatan kerja; 3) Sektor basis perikanan tangkap adalah perbandingan relatif kemampuan subsektor perikanan tangkap pada wilayah penelitian dibandingkan dengan wilayah administrasi di atasnya (nasional) serta subsektor perikanan tangkap mampu memenuhi kebutuhan komoditas perikanan Kabupaten Lamongan dan mengekspor ke luar Kabupaten Lamongan; 4) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah pendapatan total suatu wilayah dari seluruh kegiatan perekonomian selama setahun. PDRB yang dimaksud dalam penelitian ini adalah PDRB atas dasar harga konstan; 5) Kesempatan kerja adalah jumlah angkatan kerja yang bekerja. Kesempatan kerja subsektor perikanan tangkap adalah jumlah angkatan kerja yang bekerja pada subsektor perikanan tangkap. Kesempatan kerja dinyatakan dalam orang (jiwa); 6) Efek pengganda (PDRB/tenaga kerja) adalah koefisien yang menunjukkan kemampuan setiap peningkatan (pendapatan/tenaga kerja) dalam wilayah terhadap pertumbuhan (PDRB/tenaga kerja) wilayah yang bersangkutan;
15 35 7) Faktor internal adalah kekuatan yang merupakan keunggulan yang dimiliki oleh subsekor perikanan tangkap serta kelemahan yang merupakan keterbatasan atau kekurangan subsektor perikanan tangkap yang mempengaruhi kinerja pembangunan; 8) Faktor eksternal adalah peluang yang merupakan kesempatan yang dimiliki subsektor perikanan tangkap untuk dimanfaatkan dan ancaman yang merupakan hambatan yang berasal dari luar subsektor perikanan tangkap; 9) Strategi pembangunan adalah rencana pengembangan secara bertahap dan teratur dari kondisi rill saat ini menuju sasaran yang diinginkan.
IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel
14 IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Maret-April 2009. Tempat penelitian berlokasi di Kota Sabang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. 4.2 Metode Penelitian
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Jenis dan Sumber Data
19 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Tinjauan lapang dilaksanakan pada bulan April tahun 2010 dan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan September tahun 2010 di Kabupaten Cirebon. Pengolahan
Lebih terperinciIV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data
IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan satuan kasus adalah sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Kendal. Studi kasus adalah metode
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar
BAB III METODOLOGI 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini digunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar harga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan
Lebih terperinciMETODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran
III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 31 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga Agustus 2013 di kelompok pembudidaya Padasuka Koi Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi empat kabupaten yaitu : Kabupaten Takalar, Bone, Soppeng, dan Wajo. Penentuan lokasi penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.
9 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. U Gambar 2. Peta Telaga Golf Sawangan, Depok Sumber: Anonim 2010.
Lebih terperinciGambar 2.5 Diagram Analisis SWOT
32 Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi
Lebih terperinciMETODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling
METODE Metode yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis data adalah kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Tegal yang merupakan salah satu kotamadya dari 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota Tegal merupakan daerah yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada januari sampai dengan Juni. Pengambilan data dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2013 yang bertempat di wilayah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang meneliti suatu objek pada masa sekarang (Nazir,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,
35 III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan daerah penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE KAJIAN
BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka yang digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan penerimaan daerah dari sumber-sumber kapasitas fiskal. Kapasitas fiskal dalam kajian ini dibatasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini, lokasi yang dipilih adalah Objek Wisata Air Terjun Lepo, Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo,
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Sampel
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor dan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah sektor-sektor ekonomi yang ada di Kabupaten Magelang yang ditentukan berdasarkan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu
22 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu penelitian dimulai pada bulan April 2013 sampai bulan Juni 2013. B.
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS), Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data
15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar
Lebih terperinci4 METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Jenis dan Sumber Data
4 METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Pada tahap pertama adalah pengumpulan data yang dilaksanakan pada Bulan Februari Maret 2008 di Kota Bandung dan Kabupaten
Lebih terperinciIII. METODOLOGI KAJIAN
III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kemiskinan merupakan penyakit ekonomi pada suatu daerah yang harus di tanggulangi. Kemiskinan akan menyebabkan ketidakberdayaan masyarakat dalam mengelola
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data
19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara
20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden
Lebih terperinciPERANAN DAN DAMPAK SEKTOR PERIKANAN DAN KELAUTAN TERHADAP PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN KENDAL, PROVINSI JAWA TENGAH
PERANAN DAN DAMPAK SEKTOR PERIKANAN DAN KELAUTAN TERHADAP PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN KENDAL, PROVINSI JAWA TENGAH NOVA ARIFATUL FARIDA SKRIPSI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN -
Lebih terperinciKoppontren. Pengembangan Rami
14 III. METODE KAJIAN 1 Diagram Alir Kajian Kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan bahan baku alami (back to nature) dan kebutuhan serat alam selain kapas untuk bahan baku tekstil semakin dirasakan. Rami
Lebih terperinciD. Bambang Setiono Adi, Alfan Jauhari. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
Studi Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi Kabupaten Trenggalek dengan Menggunakan Metode SWOT (Strenghts Weakness Opportunity Threats) dan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) D.
Lebih terperinciPERANAN SEKTOR PERIKANAN DAN PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI, PROVINSI JAWA BARAT
PERANAN SEKTOR PERIKANAN DAN PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI, PROVINSI JAWA BARAT SKRIPSI ARIZAL LUTFIEN PRASSLINA PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN
Lebih terperinciBAB V INDIKASI KEKUATAN, KELEMAHAN, ANCAMAN DAN PELUANG
BAB V INDIKASI KEKUATAN, KELEMAHAN, ANCAMAN DAN PELUANG 5.1 Analisis SWOT Analisis strengths, weakness, oppurtunities dan threats (SWOT) adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian
III. METODE KAJIAN 3.. Kerangka Pemikiran Kajian Sinergi yang saling menguntungkan antara petani dan perusahaan (PT ATB) dalam pengusahaan perkebunan merupakan faktor penting dalam usaha pengembangan perkebunan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel
39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan kopi bubuk Inkopas Sejahtera, Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja, karena adanya pertimbangan bahwa
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
47 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kajian Kabupaten Natuna merupakan salah satu daerah tertinggal dari tujuh kabupaten dan kota di Provinsi Kepulauan Riau. Daerah tertinggal adalah daerah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala
BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini mengambil lokasi di jalur sepeda Sentul City, Bogor, Indonesia (Gambar 4). Adapun waktu kegiatan penelitian ini kurang lebih selama
Lebih terperinciPENDAHULUAN. maka perlu dilengkapi dengan berbagai sarana penunjang sebagai sarana pokok, melalui suatu perencanaan pengembangan
STUDI PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PRIGI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT (STRENGHTS WEAKNESS OPPORTUNITY THREATS) DAN QSPM (QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX) D.
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua desa yaitu di Desa Tangkil dan Hambalang di Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor. Penelitian di kedua desa ini adalah
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Godongijo Asri yang berlokasi di Jalan Cinangka Km 10, Kecamatan Sawangan, Kotamadya Depok. Pemilihan lokasi penelitian
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data
15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data akan dilakukan disebuah industri pengolahan dengan sub sektor industri pakaian jadi yang berlokasi di Jl. Wader Blok G.II No. 25 RT/RW 010/012
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan
25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rahat Cafe 1 yang berlokasi di Jalan Malabar 1 No.1 (samping Pangrango Plaza) kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk
56 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Magelang yang merupakan salah satu kota yang ditetapkan menjadi kawasan andalan wilayah jawa tengah pada Perda Jawa Tengah
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Martabak Air Mancur Bogor yang terletak di Jl. Sudirman, untuk pemilihan lokasinya dilakukan secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL
BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL P ada dasarnya setiap penelitian memerlukan metode penelitian. Penelitian pariwisata maupun penelitian-penelitian bidang keilmuan sosial humaniora lainnya
Lebih terperinciB. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum
B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum menjadi prioritas. Belum ada strategi pengelolaan air limbah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini berlokasi pada obyek wisata alam Pantai Siung yang ada di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul,
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangunan Regional 2.2 Teori Basis Ekonomi
II TINJAUAN PUSTAKA 2. Pembangunan Regional Kebijaksanaan ekonomi regional ialah penggunaan secara sadar berbagai macam peralatan (instrumen) untuk merealisasikan tujuan-tujuan regional, dan tanpa adanya
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. # Lokasi Penelitian
35 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Timur, khususnya di PPP Labuhan. Penelitian ini difokuskan pada PPP Labuhan karena pelabuhan perikanan tersebut
Lebih terperinciGambar 2 Tahapan Studi
13 III. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Studi dilakukan di Lembah Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat (Gambar 1). Pelaksanaan studi dimulai dari bulan Maret 2010 sampai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan sesuatu melalui sebuah penelitian (Ulum dan Juanda, 2016).
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian berbentuk deskriptif. Penelitian Deskriptif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan sesuatu
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data
27 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Lokasi tempat pelaksanaan Program Misykat DPU DT berada di kelurahan Loji Gunung Batu, Kecamatan Ciomas, Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Waktu pengumpulan data selama
Lebih terperinciSumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol
10 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Ocean Ecopark Ancol yang terletak di Jalan Lodan Timur No.7, Jakarta Utara (Gambar 2). Ocean Ecopark yang terletak
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perencanaan dan pembangunan suatu daerah haruslah disesuaikan dengan potensi yang dimiliki daerah bersangkutan dan inilah kunci keberhasilan program pengembangan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang
23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang lingkup wilayah kerja Dinas Perkebunan Kabupaten Batu Bara dan Dinas Pertanian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti
BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Wisata Pasirmukti yang terletak pada Jalan Raya Tajur Pasirmukti Km. 4, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di
38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di Kompleks Perumahan Cikunir, Jatibening, Jakarta dan memiliki perkebunan sayuran
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus suatu rantai pasokan udang vaname. Penelitian ini dilaksanakan di berbagai tempat, yaitu pada produsen benih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Taman Wisata Alam Gunung Tampomas Propinsi Jawa Barat, selama kurang lebih tiga (3) bulan, yaitu dari bulan Maret - Juni.
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN
37 IV. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Loka Farm yang terletak di Desa Jogjogan, Kelurahan Cilember, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi ini
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Industri kayu lapis menghasilkan limbah berupa limbah cair, padat, gas, dan B3, jika limbah tersebut dibuang secara terus-menerus akan terjadi akumulasi limbah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Bappeda, 2004 dan 2010)
12 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan penelitian mengambil lokasi di Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution yang terletak di Jalan Belitung No. 1, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman.. i..vi.. viii.. ix I. PENDAHULUAN.. 1 1.1. Latar Belakang.. 1 1.2. Identifikasi Masalah..5 1.3. Rumusan Masalah.. 6 1.4. Tujuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah PT Godongijo Asri yang beralamat di Desa Serua, Kecamatan Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang yang cukup besar untuk pemasaran dalam negeri dan pasar ekspor. Pemberdayaan masyarakat perkebunan
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data
III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lokasi unit usaha pembenihan ikan nila Kelompok Tani Gemah Parahiyangan yang terletak di Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Jawa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
10 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Gunung Pawon dan Gunung Masigit (Gambar 3) yang terletak di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Padalarang, Kabupaten
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. wawancara di lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian adalah tempat dimana seorang peneliti melakukan penelitiannya dari proses survei, pengambilan atau pencarian data, dan wawancara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Gama Catering yang beralamat di Komp. Bumi Panyileukan Blok G 13 No. 20 Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.
RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, 2005. Analisis Strategi Pengembangan Komoditas Unggulan Agribisnis di Kabupaten Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat. Di Bawah bimbingan E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.
Lebih terperinci5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR
45 Komposisi hasil tangkapan yang diperoleh armada pancing di perairan Puger adalah jenis yellowfin tuna. Seluruh hasil tangkapan tuna yang didaratkan tidak memenuhi kriteria untuk produk ekspor dengan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan
Lebih terperinciDAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah.. 8 1.3. Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Curug Jaya di Kampung Curug Jaya, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok. Pemilihan tempat
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA (Studi Kasus pada PT. Pacific Eastern Coconut Utama di Desa Sukaresik Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran) Oleh : Aan Mahaerani 1, Dini Rochdiani
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Pada penelitian yang menggunakan data sekunder, objek penelitian menjelaskan data yang digunakan dalam penelitian. Objek penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi
Lebih terperinci