BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Solusi Partikulir Masalah Nilai Awal Persamaan Saint Venant 2D



dokumen-dokumen yang mirip
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI DI SMP IT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KONTRIBUSI PENERAPAN MODEL PENDIDIKAN PESANTREN NURUL ISLAM KARANGJATI TERHADAP HASIL UJIAN PRAKTEK KEAGAMAAN DI

ANALISIS PERSAMAAN SAINT VENANT 2D UNTUK MODEL GELOMBANG PERAIRAN DANGKAL DENGAN MASALAH NILAI AWAL DAN MASALAH NILAI BATAS SKRIPSI

PERNYATAAN. Bersama ini saya menyatakan bahwa selama melakukan penelitian dan dalam

Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

ANALISIS PENYELESAIAN ANALITIK DAN NUMERIK PERSAMAAN SINYAL PENGIRIMAN PESAN SKRIPSI. oleh: LUTFIATUL AINI NIM

DESINTA ARINI J

PENGANTAR MATEMATIKA TEKNIK 1. By : Suthami A

BAB I PENDAHULUAN. Hakikatnya setiap manusia akan diuji dengan masalah. Masalah yang

PERSAMAAN DIFERENSIAL I PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG BANDUNG

BAB II KAJIAN TEORI. pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkomunikasi oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi dan

ANALISIS METODE DEKOMPOSISI SUMUDU DAN MODIFIKASINYA DALAM MENENTUKAN PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL NONLINEAR

BAB I PENDAHULUAN. pembaca atau penulis harus menggunakan kalimat secara baik pula. Kalimat

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

BAB I KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

BAB II LANDASAN TEORI. Seseorang ketika keseimbangannya terganggu yang disebabkan oleh

Mata Kuliah :: Matematika Rekayasa Lanjut Kode MK : TKS 8105 Pengampu : Achfas Zacoeb

BAB VI PENYELESAIAN DERET UNTUK PERSAMAAN DIFERENSIAL

II LANDASAN TEORI. dengan, 1,2,3,, menyatakan koefisien deret pangkat dan menyatakan titik pusatnya.

BAB II KAJIAN TEORI. syarat batas, deret fourier, metode separasi variabel, deret taylor dan metode beda

Metode Koefisien Tak Tentu untuk Penyelesaian PD Linier Homogen Tak Homogen orde-2 Matematika Teknik I_SIGIT KUSMARYANTO

BAB II LANDASAN TEORI

Persamaan Diferensial

PERSETUJUAN. Yogyakarta, 11 Juni 2012 Pembimbing Skripsi. Dwi Yunairifi, M.Si NIP

Pertemuan Kesatu. Matematika III. Oleh Mohammad Edy Nurtamam, S.Pd., M.Si. Page 1.

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA NONLINIER ORDE DUA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE

TINJAUAN KASUS PERSAMAAN GELOMBANG DIMENSI SATU DENGAN BERBAGAI NILAI AWAL DAN SYARAT BATAS

PROPOSAL TUGAS AKHIR PENGARUH JUMLAH SUKU FOURIER PADA PENDEKATAN POLAR UNTUK SISTEM GEOMETRI KARTESIAN OLEH : IRMA ISLAMIYAH

III PEMBAHASAN. Berdasarkan persamaan (2.15) dan persamaan (2.16), fungsi kontinu dan masing-masing sebagai berikut : dan = 3

Solusi Problem Dirichlet pada Daerah Persegi dengan Metode Pemisahan Variabel

BAB I PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE SATU

Persamaan Diferensial Parsial Umum Orde Pertama

I. PENDAHULUAN. dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk. ke dalam sungai dan langsung tercampur dengan air sungai.

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK

UPAYA PEMBIMBING DALAM MENINGKATKAN PERCAYA DIRI ANAK TUNA RUNGU DI SLB PGRI KECAMATAN MINGGIR KABUPATEN SLEMAN

PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE I. Nurdinintya Athari

Pengantar Metode Perturbasi Bab 1. Pendahuluan

PD Orde 2 Lecture 3. Rudy Dikairono

BAB I PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER ORDE I

R a d i o Q u 9 2, 9 F M C i r e b o n & 1 0 4, 8 F M K u n i n g a n / w w w. b u y a y a h y a. o r g

CATATAN. Vol. III, Nomor Tabuk/September Pemimpin Redaksi & Penanggung Jawab: Ahmad Supardi

BAB II KAJIAN TEORI. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi memerlukan pemecahan

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KUALITAS DZIKIR DENGAN DEPRESI PADA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

III PEMBAHASAN. 3.1 Analisis Metode. dan (2.52) masing-masing merupakan penyelesaian dari persamaan

TATA URUTAN AMALAN. taklid buta yang hanya mengandalkan tradisi para leluhur tanpa diiringi

Persamaan Di erensial Orde-2

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan generasi muda yang memiliki potensi dan kecerdasan


LAMPIRAN. Hubungan antara koordinat kartesian dengan koordinat silinder:

BAB 3 PERAMBATAN GELOMBANG MONOKROMATIK

MATERI 2 MATEMATIKA TEKNIK 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU

TINJAUAN MATA KULIAH... Kegiatan Belajar 2: PD Variabel Terpisah dan PD Homogen Latihan Rangkuman Tes Formatif

TUGAS MANDIRI KULIAH PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Tahun Ajaran 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I DASAR-DASAR PEMODELAN MATEMATIKA DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL

METODE TRANSFORMASI ELZAKI DALAM MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA LINEAR ORDE DUA DENGAN KOEFISIEN VARIABEL ABSTRACT

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 1 - I

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya

PERSAMAAN DIFERENSIAL (PD)

Persamaan Diferensial

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Matematika Teknik I. Prasyarat : Kalkulus I, Kalkulus II, Aljabar Vektor & Kompleks

Bab 4 DINDING SINUSOIDAL SEBAGAI REFLEKTOR GELOMBANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. variabel x, sehingga nilai y bergantung pada nilai x. Adanya relasi kebergantungan

BAB VIII PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL

Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang memuat satu atau lebih turunan fungsi yang tidak diketahui.

Perbandingan Skema Numerik Metode Finite Difference dan Spectral

Solusi Analitis Persamaan-persamaan Diferensial Orde-1 dengan Metode Analitis Persamaan Diferensial dengan konfigurasi VARIABEL TERPISAH

PERSAMAAN SCHRÖDINGER TAK BERGANTUNG WAKTU DAN APLIKASINYA PADA SISTEM POTENSIAL 1 D

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA KOMPETENSI STATISTIKA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR CERDAS BERBAHASA INDONESIA UNTUK SMA/MA KELAS XI KARANGAN ENGKOS KOSASIH TERBITAN :

perpindahan, kita peroleh persamaan differensial berikut :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Persamaan Differensial Biasa

BAB III PEMBAHASAN. dengan menggunakan penyelesaian analitik dan penyelesaian numerikdengan. motode beda hingga. Berikut ini penjelasan lebih lanjut.

MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH NILAI AWAL SINGULAR PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE DUA ABSTRACT

TINJAUAN PUSTAKA. diketahui) dengan dua atau lebih peubah bebas dinamakan persamaan. Persamaan diferensial parsial memegang peranan penting di dalam

BAB IV TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM NOMOR :191/PID.B/2016/PN.PDG

terus berjuang, meskipun kadang-kadang banyak rintangan dan masalah dalam kehidupan. Kesuksesan dapat dirumuskan sebagai tingkat di mana seseorang

BAB IV OSILATOR HARMONIS

(dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo'a): "Ya Tuhan kami, Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.

BAB 4 BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN. 3.2 Peralatan

dy = f(x,y) = p(x) q(y), dx dy = p(x) dx,

BAB I PENDAHULUAN. persepsi, afek, rasa terhadap diri (sense of self), motivasi, perilaku dan

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. Karena penyelesaian partikular tidak diketahui, maka diadakan subtitusi: = = +

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA(PDB) ORDE SATU

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Nurdinintya Athari PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 2

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL, SUKU BUNGA, BANK SIZE, INFLASI DAN LIKUIDITAS TERHADAP SIMPANAN MUDHARABAH

BAB 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDER SATU

METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR. Rino Martino 1 ABSTRACT

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 2 - II

Penyelesaian Masalah Syarat Batas dalam Persamaan Diferensial Biasa Orde Dua dengan Menggunakan Algoritma Shooting Neural Networks

Transkripsi:

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Solusi Partikulir Masalah Nilai Awal Persamaan Saint Venant 2D Pada penyelesaian masalah nilai awal persamaan Saint Venant dua dimensi dikerjakan dengan langkah penyelesaian di momentum persamaan Saint Venant 2D dan momentum persamaan Saint Venant 2D dengan menggunakan d Alembert solution. Persamaan momentum Saint Venant 2D (2.83) dapat dinyatakan kembali dalam bentuk (3.1) Bentuk persamaan Laplace di ruas kanan persamaan Saint Venant dapat dikerjakan dengan pemisahan operator, (3.2) dimisalkan, (3.3) Substitusi persamaan (3.3) ke persamaan (3.2) sehingga bentuk Laplace dapat dinyatakan kembali menjadi 74

75 Sehingga persamaan (3.1) menjadi Karena disini bekerja pada momentum, maka diabaikan sehingga persamaan (3.1) menjadi Sehingga diperoleh sistem persamaan diferensial parsial orde 1, 3.3 3.4 Pada kondisi awal (ketika 0, diasumsikan, 0 dan, 0, sehingga persamaan (3.4) menjadi (3.5) Jika pada kondisi awal gelombang adalah turbulen sin, maka sin sehingga,0 sin, 0 sin Pada persamaan (3.5) dapat disimpulkan kurva-kurva singgung persamaan diferensial parsial, yaitu 1,, dan sehingga,, dan

76 Akibat dari kesimpulan yang didapat dari persamaan (3.5) bersama kondisi awal sin Dengan menambahkan pada kedua ruas persamaan di atas, diperoleh sin2, sehingga diasumsikan, sin sin sin sin sin sin sin 2 sin2 atau sin2 oleh karena itu: 2 sehingga maka.,, sin 2

77 Hal ini mengakibatkan, = sin 2 sin sin 2 sin Maka diperoleh sin 2 sin sin 2 sin sin 2 sin 2 sin 2 sin 2 sin 2 sin 2 sin sin sin sin, sin 2 sin 2 (3.6) sin 2 sin 2 sin sin sin sin Adalah nilai awal bentuk bidang pada x momentum Saint Venant 2D.

78 Selanjutnya dengan prosedur yang analog dapat diselesaikan bidang awal gelombang pada persamaan momentum persamaan Saint Venant 2D. Persamaan momentum Saint Venant 2D (2.87) dapat dinyatakan kembali menjadi (3.7) Dengan menggunakan prosedur pemisahan operator diferensial, maka bentuk persamaan Laplace di ruas kanan dapat dinyatakan sebagai, (3.8) dimisalkan, (3.9) Substitusi persamaan (3.9) ke persamaan (3.8) sehingga menjadi sehingga persamaan (3.7) menjadi Karena disini bekerja pada momentum, maka diabaikan sehingga persamaan (3.7) menjadi

79 Sehingga diperoleh PDP orde 1, 3.10 3.11 Pada kondisi awal di 0, diasumsikan, 0 dan, 0, sehingga persamaan (3.11) menjadi (3.12) Jika pada kondisi awal gelombang adalah turbulen sin, maka sin dan 0 sehingga, 0 sin, 0 sin Pada persamaan (3.12) dapat disimpulkan 1,, dan sehingga,, dan Akibat dari kesimpulan yang didapat dari persamaan (3.12) bersama kondisi awal sin Akibatnya dengan menambahkan kedua ruas persamaan dengan diperoleh sin2 Untuk setiap t = s, maka persamaan di atas dapat dinyatakan sebagai berikut sin2,

80 sehingga, sin sin,, sin sin sin 2 sin sin Diasumsikan sin2 oleh karena itu: 2 sehingga sin 2 maka

81 Akibatnya:, sin 2 sin sin 2 sin Maka diperoleh sin 2 sin sin 2 sin sin 2 sin 2 sin 2 sin 2 sin 2 sin 2 sin sin sin sin, sin 2 sin 2 sin (3.13) 2 sin 2 sin sin sin sin Adalah solusi awal bidang gelombang di y momentum Saint Venant 2D.

82 3.2 Solusi Masalah Nilai Batas Persamaan Saint Venant 2D di Momentum Solusi Masalah Nilai Batas Persamaan Saint Venant 2D di momentum dikerjakan sebagai berikut. Pandang persamaan momentum Saint Venant (3.1), dengan syarat Dimisalkan 0, dan (3.14) Sehingga berakibat 0 Substitusi (3.14) ke persamaan (3.1) sehingga menghasilkan Bentuk persamaan tersebut dapat ditransformasi dalam persamaan diferensial parsial nonlinear orde empat sebagai berikut

83 Dapat dinyatakan kembali sebagai berikut (3.15) dengan adalah konstan. Dengan menggunakan splitting method, maka persamaan (3.15) dapat dipisah suku per suku dengan memisalkan,, adalah solusi eksak persamaan diferensial parsial orde empat. Maka dapat dinyatakan,, Sehingga dengan pemisahan suku per suku solusi persamaan momentum Saint Venant orde empat dapat dinyatakan sebagai berikut. Suku pertama dari persamaan (3.15), 0

84 Suku kedua dari persamaan (3.15), 0 01. 0 Suku ketiga dari persamaan (3.15),,, 0, 0,,

85 Suku keempat dari persamaan (3.15), 0 0.0 Suku kelima dari persamaan (3.15) Sehingga persamaan (3.15) menjadi,,

86 Sehingga diperoleh persamaan-persamaan terpisah berikut,, 3.16 3.17 Persamaan (3.16) dan (3.17) saling terpisah. Selanjutnya persamaan (3.16) dibagi dengan dan dilakukan proses pengintegralan terhadap, sehingga menghasilkan Misal maka (3.18) Persamaan (3.18) dibagi dengan, sehingga menghasilkan (3.19) Persamaan (3.19) akan bersolusi trivial jika 0, akibatnya didapatkan PD linear orde dua (3.20) Dengan pemisahan variabel dapat dinyatakan,,, sehingga persamaan (3.20) menjadi (3.21)

87 Selanjutnya persamaan (3.21) dibagi dengan, sehingga Didapatkan pemisahan variabel, yaitu dan Persamaan (3.22) dikalikan sehingga didapatkan PDB 0 (3.22) 0 (3.23) Persamaan karakteristik dari persamaan (3.23) adalah 0 dengan akar-akar karakteristiknya, Jika 4, maka pilih 1, 1,0037 1 Sehingga didapatkan akar-akar karakteristik adalah,...

88 Sehingga solusi umum pemisahan variable adalah cos 3 2 sin 3 2 (3.24) Bersama dengan boundary condition nya yaitu 0, maka persamaan (3.24) pada saat 0 adalah cos 0.sin0 0.1.0 0 0 sedangkan persamaan (3.24) pada saat adalah cos sin 0 sin 0 Karena 0, maka sin 0 dengan syarat 3, 0, 1, 2, 2 sehingga didapat solusi untuk pemisahan variabel adalah sin 2 3 (3.25)

89 Uji kesahihan solusi: Substitusi persamaan (3.25) ke persamaan (3.23), dengan Sehingga didapatkan 2 3 2 3 2 2 cos 3 3 2 2 3 3 sin 2 3 2 3, cos dan,,, sin 2 3 Maka solusi (3.25) adalah solusi untuk persamaan (3.23). Selanjutnya untuk solusi pemisahan variabel 0 cos 2 3 sin 2 3 0 2 3 0 (3.26) Persamaan karakteristik dari persamaan (3.26) adalah 2 3 0 Sehingga didapatkan akar karakteristik 2 3

90 Sehingga solusi umum dari pemisahan variabel adalah (3.27) Uji kesahihan solusi: Substitusi persamaan (3.27) ke persamaan (3.26) dengan Sehingga didapatkan 2 3 2 3 0 2 3 sin dan 0, 1, 2, 3, Maka solusi (3.27) adalah solusi untuk persamaan (3.26). Sehingga didapatkan solusi umum masalah nilai awal dan masalah nilai batas yaitu:, (3.28) sin Selanjutnya dilakukan proses pengintegralan persamaan (3.17) terhadap, sehingga menghasilkan (3.29) Misal maka persamaan (3.29) menjadi

91 (3.30) Persamaan (3.30) di bagi dengan B sehingga menjadi (3.31) Persamaan (3.31) bersolusi trivial jika 0, sehingga didapatkan PD linear orde dua (3.32) Selanjutnya digunakan metode pemisahan variabel untuk persamaan (3.32) sebagai berikut Misal:,,, maka (3.33) Persamaan 3.33 dibagi dengan sehingga menjadi Sehingga didapatkan dan. 0 (3.34) Persamaan (3.34) dikali dengan sehingga didapatkan PDB 0 (3.35)

92 Persamaan karakteristik dari persamaan (3.35) adalah dengan akar-akar karakteristik, 0 Jika 4, maka pilih 1, 1,0037 1 Sehingga didapatkan akar-akar karakteristik adalah,... Sehingga solusi umum dari pemisahan variabel adalah: cos 3 2 sin 3 2 (3.36) Bersama dengan boundary condition nya yaitu 0, maka persamaan (3.36) pada saat 0 adalah cos 0.sin0 0.1.0 0 0 Sedangkan persamaan (3.36) pada saat adalah cos sin 0 sin 0

93 Karena 0, maka sin 0, dengan syarat 3, 0, 1, 2, 2 sehingga didapat solusi pemisahan variabel adalah sin 2 3 (3.37) Uji kesahihan solusi: Substitusi persamaan (3.37) ke persamaan (3.35), dengan Sehingga didapatkan 2 3 2 3 2 2 cos 3 3 2 2 3 3 sin 2 3 2 3, cos dan,,, sin 2 3 Maka solusi (3.37) adalah solusi untuk persamaan (3.35). Selanjutnya untuk solusi pemisahan variabel 0 cos 2 3 sin 2 3 0 2 3 0 (3.38)

94 Persamaan karakteristik dari persamaan (3.38) adalah 2 3 0 Sehingga didapatkan akar karakteristik 2 3 Sehingga solusi umum untuk pemisahan variabel adalah (3.39) Uji kesahihan solusi: Substitusi persamaan (3.39) ke persamaan (3.38) dengan Sehingga didapatkan 2 3 2 3 0 2 3 sin dan 0, 1, 2, 3, Maka solusi (3.39) adalah solusi untuk persamaan (3.38). Sehingga didapatkan solusi umum masalah nilai awal dan masalah nilai batas yaitu, (3.40) sin

95 3. 3 Solusi Masalah Nilai Batas Persamaan Saint Venant 2D di Momentum Pandang persamaan y momentum Saint Venant 2D (3.7) dengan syarat 0, Dimisalkan dan (3.41) sehingga berakibat 0 Substitusi (3.41) ke persamaan (3.7) sehingga menghasilkan Persamaan di atas dapat diubah dalam bentuk persamaan diferensial parsial nonlinear orde empat sebagai berikut.

96 yakni (3.42) dengan adalah konstan. Dengan menggunakan splitting method, maka persamaan di atas dapat dipisah suku per suku dengan memisalkan,,,, sehingga dengan pemisahan solusi suku per suku persamaan momentum Saint Venant orde empat dapat dinyatakan sebagai berikut. Suku pertama dari persamaan (3.42), 0

97 Suku kedua dari persamaan (3.42),, Suku ketiga dari persamaan (3.42), 0,,,, 0 1. 00

98 Suku keempat dari persamaan (3.42), 0 0.0 Suku kelima dari persamaan (3.42) Sehingga persamaan (3.42) menjadi,,

99 Sehingga diperoleh persamaan-persamaan terpisah berikut,, 3.43 3.44 Persamaan (3.43) dan (3.44) saling terpisah. Selanjutnya persamaan (3.43) dibagi dengan dan dilakukan proses pengintegralan terhadap, sehingga menghasilkan (3.45) Misal maka persamaan (3.45) menjadi (3.46) Persamaan (3.46) dibagi dengan sehingga menjadi (3.47) Persamaan (3.47) akan mempunyai penyelesaian trivial jika 0, maka didapatkan PD orde 2 (3.48) Dengan pemisahan variabel dapat dinyatakan:,,, sehingga persamaan (3.48) menjadi (3.49)

100 Selanjutnya persamaan (3.49) dibagi dengan, sehingga Sehingga didapatkan pemisahan variabel dan 0 (3.50) Persamaan (3.50) dikali dengan sehingga didapatkan PDB 0 (3.51) Persamaan karakteristik dari persamaan (3.51) adalah 0 dengan akar-akar karakteristik, Jika 4, maka pilih 1, 1,0037 1 Sehingga didapatkan akar-akar karaktristik adalah,... Sehingga solusi umum pemisahan variabel adalah cos 3 2 sin 3 2 (3.52)

101 Bersama dengan boundary condition nya yaitu 0, maka persamaan (3.52) pada saat 0 cos 0.sin00.1.0 0 0 Sedangkan persamaan (3.52) pada saat cos sin 0 sin 0 Karena 0, maka sin 0, dengan syarat 3, 0, 1, 2, 2 sehingga didapat solusi pemisahan variabel adalah sin 2 3 (3.53) Uji kesahihan solusi: Substitusi persamaan (3.53) ke persamaan (3.51), dengan 2 2 cos 3 3 2 2 3 3 sin 2 3

102 Sehingga didapatkan 2 3 2 3 sin 2 3 2 3, cos dan,,, Maka solusi (3.53) adalah solusi untuk persamaan (3.51). Selanjutnya untuk solusi pemisahan variabel 0 cos 2 3 sin 2 3 0 2 3 0 (3.54) Persamaan karakteristik dari persamaan (3.54) adalah 0 Sehingga didapatkan akar karakteristiknya yaitu 2 3 Sehingga solusi umum pemisahan variabel adalah (3.55) Uji kesahihan solusi: Substitusi persamaan (3.55) ke persamaan (3.54) dengan 2 3

103 Sehingga didapatkan 2 3 2 3 0 sin dan 0, 1, 2, 3, Maka solusi (3.55) adalah solusi untuk persamaan (3.54). Sehingga didapatkan solusi umum masalah nilai awal dan masalah nilai batas yaitu, (3.56) sin Selanjutnya dilakukan proses pengintegralan persamaan (3.44) terhadap, sehingga menghasilkan (3.57) Misal maka persamaan (3.57) menjadi (3.58) Persamaan (3.58) dibagi dengan sehingga menjadi (3.59) Persamaan (3.59) bersolusi trivial jika 0, sehingga didapatkan PD orde dua

104 Selanjutnya digunakan metode pemisahan variabel sebagai berikut Misal:,,, maka (3.60) Tiap-tiap ruas persamaan (3.60) dibagi dengan Sehingga didapatkan pemisahan variabel dan. 0 (3.61) Persamaan (3.61) dikali dengan sehingga didapatkan PDB 0 (3.62) Persamaan karakteristik dari persamaan (3.62) adalah 0 dengan akar-akar karakteristik, Jika 4, maka pilih 1, 1,0037 1

105 Sehingga didapatkan akar-akar karakteristik adalah 1,6 dan 0,6, 11 4.1. 1 1 2.1 Sehingga solusi umum pemisahan variabel adalah 1 2 5 2,, (3.62) Bersama dengan boundary condition nya yaitu 0, maka persamaan (3.62) pada saat 0,, 0.1.1 0 Sedangkan persamaan (3.62) pada saat,, 0,, 0,, 0 Karena,, 0, maka 0, sehingga tidak terdapat solusi untuk dalam separating fungsi pada momentum ini. Hal ini berakibat,. =0

106 Sehingga didapatkan solusi umum masalah nilai batas persamaan Saint Venant 2D adalah,,,, (3.63) 2 sin sin Contoh: (3.64) 0, Tentukan solusi umum momentum persamaan Saint Venant 2D (3.64) dengan, 10, 10, 1.0037 1. Persamaan (3.64) menjadi 10 10 10 (3.65) 100 110 110 dengan 100 dianggap konstan, yaitu 100 0. Dimisalkan dan (3.66)

107 Substitusi (3.66) ke persamaan (3.65) sehingga menghasilkan 10 10 10 110 110 Bentuk persamaan tersebut dapat ditransformasi dalam persamaan diferensial parsial nonlinear orde empat sebagai berikut 10 10 110 10 110 Dapat dinyatakan kembali sebagai berikut 10 10 10 (3.67) 1 10 110 Dengan menggunakan splitting method, maka persamaan (3.67) dapat dipisah suku per suku dengan memisalkan,, adalah solusi eksak persamaan diferensial parsial orde empat. Maka dapat dinyatakan,, Sehingga dengan pemisahan suku per suku solusi persamaan momentum Saint Venant orde empat dapat dinyatakan sebagai berikut

108 Suku pertama dari persamaan (3.67) 10 10 10, Suku kedua dari persamaan (3.67) 10 10 0 10 10 10 10, 10 0 10 01. 0 10 10 10

109 Suku ketiga dari persamaan (3.67) 10 10 10,, Suku keempat dari persamaan (3.67) 10, 0 10, 0 10, 10, 110 1 10 110 110, 110 0 110 110 0.0 110 110 110

110 Suku kelima dari persamaan (3.67) 110 110 Sehingga persamaan (3.67) menjadi 10 10 10 110 110 110 110 110 10 10, 10, 110 Sehingga diperoleh persamaan-persamaan terpisah berikut 10 10 10, 110 110 3.68 10 10 10, 110 110 3.69 Selanjutnya persamaan (3.68) dibagi dengan dan dilakukan proses pengintegralan terhadap, sehingga menghasilkan 10 10 10 (3.70) 110 110 Misal maka persamaan (3.70) menjadi 10 10 10 110 110 (3.71) Persamaan (3.71) dibagi dengan 10, sehingga 110 110 (3.72)

111 Persamaan (3.72) akan bersolusi trivial jika 0, akibatnya didapatkan PD linear orde dua 110 110 (3.73) Dengan pemisahan variabel dapat dinyatakan,,, maka persamaan (3.73) menjadi 110 110 (3.74) Selanjutnya persamaan (3.74) dibagi dengan, sehingga Didapatkan pemisahan variabel, yaitu 110 110 dan 110 110 110 110 0 (3.75) Persamaan (3.75) dikalikan sehingga didapatkan PDB 110 1 10 0 (3.76) Persamaan karakteristik dari persamaan (3.76) adalah 110 1 10 0

112 dengan akar-akar karakteristik, pilih 1. Sehingga didapatkan akar-akar karakteristik adalah, Sehingga solusi pemisahan variabel adalah Karena untuk kasus ini. 0, maka 0, 0, sehingga tidak terdapat solusi Untuk persamaan (3.69) dilakukan proses yang sama dengan persamaan (3.68) sehingga tidak terdapat solusi umum dalam kasus ini. Untuk mengetahui hasil gambar solusi analitik persamaan Saint Venant, diinputkan source code pada MATLAB sebagai berikut: r=2:1:5;cn=0.00001;n=1;t=2; y=cn*sin(2*n*pi*r/3^(1/3))*exp(2*n*pi*t/3^(1/3)); plot(r,y)

113 Gambar 3.1: Grafik solusi analitik persamaan Saint Venant 2D pada MATLAB Selanjutnya hasil pendekatannya baik secara konsep maupun grafik dapat dilihat pada skripsi Silva Ahmad Adini yang berjudul Solusi Numerik Persamaan Navier-Stokes 2D dan Persamaan Saint Venant 2D tahun 2011. 3.4 Integrasi Matematika dan Al-Quran Dalam ilmu matematika, masalah nilai awal merupakan suatu masalah dalam menentukann persamaan diferensial,,,,, 0 yang memenuhi syarat awal yang diberikan yaitu,, pada saat 0.,,, merupakan nilai-nilai awal pada persamaan diferensial batas sistem. Dalam hal ini batas-batas daerah dinyatakan dalam parsial. Sedangkan Masalah nilai batas merupakan suatu masalah dalam menentukan penyelesaiann persamaan diferensial atau sistem persamaan yang peubah-peubah bebasnya memenuhi persyaratan ertentu di titik batasnyaa yang melibatkan batas- suatu interval

4 3 4 4 ( 4 114 0 dan 0. Masalah nilai batas pada ilmu matematika dapat merepresentasikan dan memberi gambaran tentang Q. S. Al-Baqarah ayat 286 sebagai berikut: ρr&!$uζšå Σ βî)!$tρõ Ï{#xσè? Ÿω $oψ /u ômt6 tfø.$# $tβ $pκön=tãuρ ômt6 x. $tβ $yγs9 $yγyèó ãρ ωî) $² øtρ ª!$# ß#Ïk=s3ムŸω Ÿω $tβ $oψù=ïdϑysè? Ÿωuρ $uζ /u $uζî=ö6s% ÏΒ š Ï%!$# n?tã çµtfù=yϑym $yϑx. #\ô¹î)!$uζøšn=tã ö Ïϑóss? Ÿωuρ $oψ /u $tρù'sü zr& š ÍÏ x6ø9$# ÏΘöθs)ø9$# n?tã $tρöýáρ$sù $uζ9s9öθtβ MΡr&!$uΖôϑymö $#uρ $oψs9 öïøî$#uρ $ Ψtã ß#ôã$#uρ ϵÎ/ $oψs9 sπs%$sû Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, Maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." Batas yang dimaksud dalam ayat ini adalah batas kemampuan manusia dalam menerima ujian dari Allah S.W.T, dan Allah S.W.T tidak akan memberikan ujian yang melebihi batas kemampuan manusia. Ketika manusia diberi ujian pada daerah 0 dan 0, maka manusia tersebut pasti mampu menjalani ujian Allah S.W.T dengan melakukan usaha yang sungguh-sungguh. Tapi ketika manusia diberi ujian pada daerah 0, dan, maka manusia tidak akan mampu untuk manjalaninya, kecuali jika memang Allah S.W.T yang menghendakinya. Begitu pula yang terjadi pada daerah 0, dan, manusia tidak akan mampu melewati

( 115 ujian pada daerah ini. Namun, yang perlu diingat dan selalu diyakini adalah bahwa Allah S.W.T tidak akan memberi ujian pada hambanya melebihi batas kemampuan manusia, dalam hal ini adalah 0 dan 0. Berkaitan dengan isi penyampaian Allah S.W.T dalam Al-Quran terdapat pula batasan tentang apa yang boleh manusia ketahui dan tidak boleh diketahui manusia. Hal ini tergambar dalam Q. S. Al-Isra ayat 85, sebagai berikut: WξŠÎ=s% ωî) ÉΟù=Ïèø9$# z ÏiΒ ΟçFÏ?ρé&!$tΒuρ În1u ÌøΒr& ô ÏΒ ßyρ 9$# È è% Çyρ 9$# Ç tã štρθè=t ó o uρ Artinya: Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". Ayat ini berisi tentang hukum membahas ruh. Berdasarkan ayat ini, maka mayoritas manusia dapat mengetahui bahwa hukum membahas ruh adalah haram. Allah S.W.T menyatakan bahwa manusia tidak diperbolehkan mengkaji dan mempertanyakan roh secara mendalam karena roh merupakan rahasia Allah S.W.T dan hanya Allah S.W.T yang benar-benar mengetahui. Sedangkan manusia cukup diberi sedikit pengetahuan mengenai roh tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Allah S.W.T telah memberikan batas tentang apa yang perlu diketahui manusia tentang rahasia-nya. Contoh yang sederhana dapat dilihat pada pembahasan masalah nilai awal dan masalah nilai batas yang telah dikaji di atas. Dalam mencari hasil solusi, dibutuhkan beberapa kali proses yang tidak mudah dan membutuhkan waktu lama untuk

4 116 memecahkan masalah nilai awal dan masalah nilai batas ini. Hal ini menunjukkan keterbatasan manusia dalam segala hal, khususnya menghitung, dan ini telah membuktikan bahwa Allah S.W.T adalah Maha Segala-galanya, seperti tercantum dalam Q. S Al-Baqarah ayat 202 sebagai berikut, É>$ Ïtø:$# ßìƒÎ ª!$#uρ (#θç7 x. $ ϑïiβ Ò=ŠÅÁtΡ óοßγs9 y7í s9'ρé& Artinya: Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-nya. sehingga dari kedua ayat diatas dapat diambil pelajaran bahwa Allah S.W.T tidak akan memberi ujian yang melebihi batas kemampuan hamba-nya karena sesungguhnya manusia mempunyai kemampuan terbatas sesuai dengan ukuran yang diberikan oleh Allah S.W.T kepadanya, dan tidak ada manusia yang dapat melebihi kemampuan Allah S.W.T dalam segala hal.