NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KUALITAS DZIKIR DENGAN DEPRESI PADA MAHASISWA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KUALITAS DZIKIR DENGAN DEPRESI PADA MAHASISWA"

Transkripsi

1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KUALITAS DZIKIR DENGAN DEPRESI PADA MAHASISWA Oleh: DIAH MATOVANI FUAD NASHORI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2009

2 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KUALITAS DZIKIR DENGAN DEPRESI PADA MAHASISWA Telah Disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing Utama (H. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si.)

3 HUBUNGAN ANTARA KUALITAS DZIKIR DENGAN DEPRESI PADA MAHASISWA Diah Matovani Fuad Nashori INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara kualitas dzikir dengan depresi pada mahasiswa. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara kualitas dzikir dengan depresi pada mahasiswa. Semakin tinggi kualitas dzikir, maka semakin rendah depresi pada mahasiswa. Sebaliknya, semakin rendah kualitas dzikir, maka semakin tinggi depresi pada mahasiswa. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan serta Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, berstatus mahasiswa aktif, berusia tahun, serta beragama Islam. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala yang terdiri dari ; (1) Skala Depresi yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Nevid, dkk (2005), dan (2) Skala Kualitas Dzikir yang digunakan merupakan modifikasi dari Skala Dzikir yang disusun oleh Cahyadi (2003). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Product Moment dari Pearson dengan bantuan program komputer SPSS 12.0 for windows. Uji Product Moment dari Pearson dimaksudkan untuk menguji apakah terdapat hubungan antara kualitas dzikir dengan depresi pada mahasiswa. Korelasi Product moment dari Pearson menunjukkan bahwa nilai r = dengan nilai p = (p<0.01), artinya terdapat hubungan negatif yang sangat sigifikan antara kualitas dzikir dengan depresi pada mahasiswa. Jadi hipotesis penelitian diterima. Kata Kunci : Kualitas Dzikir, Depresi, Mahasiswa

4 Pengantar Latar Belakang Masalah Pada zaman modern ini, permasalahan dan problem hidup yang dihadapi oleh individu semakin kompleks. Beragam permasalahan tersebut sering berakibat buruk pada kesehatan mental individu yang akan berujung pada adanya gangguan mental atau kejiwaan. Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Haryanto (2002) bahwa salah satu ciri masyarakat modern saat ini adalah begitu banyaknya gangguan kejiwaan, seperti stres dan depresi. Adanya perasaan depresi merupakan hal yang wajar bagi individu ketika berada dalam konteks peristiwa atau situasi yang menekan. Nevid, dkk (2005) memandang bahwa merupakan sesuatu yang normal dan tepat untuk merasa senang terhadap kejadian yang menggembirakan, juga sama normal dan sama tepatnya untuk merasa depresi karena kejadian yang menyedihkan. Individu yang mengalami depresi karena menghadapi kesulitan hidup, seharusnya memahami bahwa suasana perasaan tersebut akan berlalu. Individu seharusnya mampu menerima kenyataan hidup yang terjadi, mampu menemukan hikmah dari kejadian yang yang dialaminya, dan tidak merasakan kesedihan yang berlarutlarut, sehingga ia tetap mampu melanjutkan hidupnya. Akan tetapi, seringkali dalam masyarakat dijumpai individu yang begitu lemah atau tak berdaya dalam menghadapi kesulitan hidup. Saat harus berhadapan dengan kejadian yang menyedihkan atau kurang menyenangkan, individu tersebut cenderung akan merasakan kesedihan yang berlarut-larut dalam waktu yang lama, yang mana hal ini akan berujung pada depresi, sehingga individu tersebut cenderung kehilangan

5 daya dalam menjalani fungsi kehidupannya, bahkan banyak yang menganggap bahwa bunuh diri merupakan pilihan yang yang lebih baik daripada tetap hidup. Seperti yang diungkapkan oleh Bostwick dan Pankratz (Nevid dkk, 2005) bahwa resiko bunuh diri lebih besar di antara orang dengan gangguan mood yang parah, seperti depresi mayor dan gangguan bipolar. Begitu pula dengan Brent dan Kolko (Durand dan Barlow, 2006) yang mengemukakan bahwa sebanyak 60% dari seluruh kasus bunuh diri yang berhubungan dengan gangguan suasana perasaan yang sudah ada, 75% di antara kasus bunuh diri tersebut dilakukan oleh remaja. Seperti yang disimpulkan oleh Lewihnson, dkk (Durand dan Barlow, 2006) bahwa di kalangan remaja perilaku bunuh diri kebanyakan merupakan pengekspresian depresi berat. Depresi bisa melanda siapa saja dan tak mengenal batas umur. Gangguan mental emosional ini bisa terjadi pada siapa saja, dari kelompok sosial mana saja, dan pada segala rentang usia. Sebagai pemicu bunuh diri, angka penderita depresi tak kalah banyak. Olson (Nevid dkk, 2005) mengungkapkan bahwa diperkirakan 120 juta orang di seluruh dunia menderita depresi. Menurut APA (Nevid dkk, 2005) untuk gangguan depresi mayor, perkiraan prevalensi semasa hidup berkisar antara 10% hingga 25% untuk wanita dan 5% hingga 12% untuk pria. Sedangkan Kaelber (Hawari, 2004) menyatakan bahwa depresi adalah salah satu bentuk gangguan jiwa yang banyak dialami orang antara umur tahun, dan diperkirakan dewasa ini pada penduduk wanita yang mengalami depresi antara 10%-15% dan pada pria antara 5%-12%.

6 Tragisnya, pada kelompok umur remaja ternyata rentan terkena depresi. Hops dan Lewinsohn (Siswanto dan Prawitasari, 2003) menyebutkan bahwa gangguan depresi pada kelompok usia remaja diperkirakan sekitar 20% dari populasi tersebut. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Mutiarsi (Anggardini dan Anam, 2008) pada tahun 1987 tentang kasus depresi pada remaja pelajar dan mahasiswa yang datang ke RSUP DR. Sardjito untuk mendapatkan surat keterangan sehat mental, menunjukkan bahwa dari 264 pelajar dan mahasiswa dengan rentang usia antara tahun terdapat 11,36% dinyatakan menderita depresi. Dalam penelitian ini, depresi pada mahasiswa penting untuk diteliti karena akan berpengaruh pada perkembangan akademik dan studi mahasiswa. Bagi mahasiswa yang menderita depresi akan mengalami salah satu gejala depresi yaitu kesulitan berkonsentrasi atau berpikir jernih, yang mana hal tersebut akan berdampak buruk pada perkembangan akademik dan studi dari mahasiswa yang bersangkutan. Seperti yang dikemukakan oleh Ayub (Hadi, 2004), bahwa depresi pada remaja akan mengakibatkan kesulitan pada penderitanya, yang terlihat dalam pencapaian akademik yang buruk, keterlambatan dalam perkembangan psikososial, penyalahgunaan zat adiktif, percobaan bunuh diri atau melakukan tindakan bunuh diri. Depresi pada remaja juga dilaporkan erat berkaitan dengan kenakalan remaja. Bagi remaja yang berstatus mahasiswa juga tidak lepas dari mengalami depresi. Sebuah survei dengan sampel mahasiswa di University of North Iowa menunjukkan bahwa sekitar 30% mahasiswa melaporkan mengalami paling tidak

7 depresi ringan (Wong dan Whitaker dalam Nevid, dkk, 2005). Selanjutnya Harber dan Runyon (Siswanto dan Prawitasari, 2003), menyatakan bahwa perasaan depresi merupakan pengalaman yang cukup umum di kalangan mahasiswa. Diperkirakan kurang lebih satu dari empat populasi mahasiswa Amerika menderita beberapa simtom depresi. Begitu pula dengan hasil penelitian Beck dan Young (Siswanto dan Prawitasari, 2003), yang menunjukkan bahwa tiga perempat dari seluruh mahasiswa merasa depresi pada beberapa waktu selama tahun sekolah. Terdapat beberapa kasus mengenai depresi mahasiswa yang dimuat oleh media massa, baik media cetak maupun elektronik. Zaki (bukan nama sebenarnya) misalnya, remaja 23 tahun ini adalah seorang mahasiswa suatu perguruan tinggi di Bandung. Semenjak ibunya meninggal dunia karena penyakit kanker kandungan, ia selalu tidak dapat berkonsentrasi dengan baik, susah tidur, dan selalu ingin pergi tanpa tujuan yang jelas. Anehnya adalah dia selalu sulit berkomunikasi dengan ayahnya meskipun dulunya ia selalu dekat. Ia merasa canggung atau segan untuk mendekati apalagi berbicara atau bercanda seperti dulu ( Selain Zaki, terdapat pula Yuli (22). Mahasiswi salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Bandar Lampung nekat mengakhiri hidup dengan menenggak sepuluh butir Amoxilin karena depresi yang dialaminya. Beruntung nyawa wanita yang tinggal di Jalan Panglima Polim, Gedong Air, Tanjungkarang Barat ini bisa diselamatkan. Meskipun demikian, ia mengalami kejang-kejang dan dari mulutnya terus mengeluarkan busa. Saat ditanya alasan nekat hendak

8 mengakhiri hidup, Yuli hanya berkata singkat, Depresi. Ketika disodori pertanyaan berikut, apa yang membuatnya hingga mengalami depresi, mahasiswa Program Guru Sekolah Dasar tersebut enggan menjawab ( Dari beberapa contoh kasus tersebut di atas, dapat diketahui bahwa kedua remaja tersebut mengalami depresi yang ditandai dengan perilaku tidak dapat berkonsentrasi dengan baik, susah tidur, selalu ingin pergi tanpa tujuan yang jelas, selalu sulit berkomunikasi, bahkan mencoba untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Nevid, dkk (2005) mengemukakan bahwa gangguan mood termasuk depresi dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain ; faktor-faktor biologis, yang meliputi predisposisi genetis, fungsi neurotransmiter yang terganggu, abnormalitas pada bagian otak yang mengatur kondisi mood, dan keterlibatan sistem endokrin yang memungkinkan dalam kondisi mood ; faktorfaktor sosial-lingkungan, yang mencakup peristiwa hidup yang penuh tekanan, seperti kehilangan seseorang yang dicintai atau lama menganggur ; faktor-faktor behavioral, yang meliputi kurangnya reinforcement dan interaksi yang negatif dengan orang lain, menghasilkan penolakan ; serta faktor-faktor emosional dan kognitif, yang mencakup kesulitan emosional dalam melakukan coping atas kehilangan orang yang dikasihi, kurangnya makna atau tujuan dalam kehidupan, cara berpikir yang bias atau terdistorsi secara negatif, atau suatu gaya atribusional yang cenderung depresi, serta dalam teori psikoanalisis klasik yang meyakini

9 bahwa depresi mewakili kemarahan yang diarahkan ke dalam diri sendiri dan bukan terhadap orang-orang yang dikasihi. Terdapat beberapa hal yang menyebabkan depresi terjadi pada masa remaja. Bowlby (Santrock, 2003) meyakini bahwa ikatan antara ibu dan anak yang tidak memberikan rasa aman, tidak adanya cinta dan kasih sayang dalam pengasuhan anak, atau kehilangan salah satu orang tua di masa kanak-kanak, akan menciptakan set kognitif yang negatif. Pengalaman-pengalaman pada awal kehidupan, terutama yang berkaitan dengan kehilangan, akan menghasilkan skema kognitif yang akan dibawa terus sehingga mempengaruhi bagaimana pengalaman pada masa kehidupan selanjutnya diartikan. Ketika pengalaman baru ini juga berkaitan dengan kehilangan, maka kehilangan tersebut akan menjadi pemicu yang dengan segera menimbulkan depresi. Beck; Clark & Beck; Kovacs (Santrock, 2003) memandang bahwa individu mengalami depresi karena pada awal perkembangannya, ia memperoleh skema kognitif dengan karakteristik berupa rendahnya penilaian terhadap diri sendiri dan tidak ada keyakinan mengenai masa depan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Clark & Nelson (Santrock, 2003) terhadap mahasiswa perempuan, ditemukan bahwa perempuan yang mengalami depresi secara konsisten mengevaluasi prestasi mereka secara lebih negatif daripada seharusnya. Faktor lain yang dianggap juga penting dalam memahami depresi pada remaja adalah learned helplesness. Seligman, yang pertama kali mengajukan konsep learned helplesness, telah membuat spekulasi bahwa depresi begitu umumnya di kalangan remaja dan dewasa muda masa kini karena meluasnya

10 perasaan tidak berdaya, yang disebabkan karena meningkatnya penekanan pada diri sendiri, kemandirian, dan individualisme serta menurunnya penekanan pada hubungan dengan orang lain, keluarga, dan agama (Santrock, 2003). Menurut Obeidallah; Petersen & Ding; Petersen, dkk; Skinner & Robertson (Santrock, 2003) faktor lain dalam keluarga juga berpengaruh pada munculnya depresi pada remaja. Jacobsen; Lahey; & Strauss (Santrock, 2003) berpandangan bahwa terbatasnya hubungan dengan teman sebaya juga berhubungan dengan depresi pada remaja. Begitu pula dengan Vernberg (Santrock, 2003) yang menjelaskan bahwa ketiadaan hubungan yang dekat dengan seorang sahabat, hubungan yang sedikit dengan teman-teman, dan penolakan dari teman sebaya dapat meningkatkan kecenderungan munculnya depresi pada remaja. Ditambahkan oleh Compas & Grant (Santrock, 2003) bahwa pengalaman menghadapi perubahan yang sulit atau tantangan juga berhubungan dengan gejala depresi pada masa remaja. Selain faktor-faktor yang telah dikemukakan tersebut, terdapat faktor lain yang diduga peneliti memungkinkan ikut mempengaruhi timbulnya depresi, yaitu komitmen agama. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Lindenthal dan Star (Hawari, 2004) yang menunjukkan bahwa mereka (penduduk) yang religius (beribadah, berdoa, dan berdzikir) resiko untuk mengalami stres, cemas, dan depresi jauh lebih kecil daripada mereka yang tidak religius dalam kehidupan sehari-harinya. Studi lain yang dilakukan oleh Abernethy, dkk (2002) mengenai religious coping dan depresi pada 156 pasangan pasien kanker paru, yang mana dijelaskan bahwa religious coping mengacu pada penggunaan

11 kepercayaan beragama dan prakteknya untuk mengatasi kondisi kehidupan yang stressfull, contohnya berdoa. Religious coping dapat membantu mengurangi tekanan pada situasi yang tidak dapat dikendalikan. Penelitian ini senada dengan penelitian sebelumnya, yang mana komitmen agama atau pun religious coping dihubungkan dengan berkurang atau menurunnya depresi. Bahkan dikatakan oleh Muthahari (Kasih, 1995) bahwa religiusitas dapat menyelamatkan manusia dari depresi. Dalam konsep Islam, aspek religiusitas yang fundamental adalah iman. Iman inilah nantinya yang akan membuat manusia mampu menghadapi penderitaan seberat apa pun, karena dengan iman yang sesungguhnya setiap masalah dapat diselesaikan (Kasih, 1995). Rukun iman dalam Islam yang utama adalah iman kepada Allah, yang mana hal tersebut dapat diwujudkan salah satunya dengan selalu berdzikir. Dzikir memiliki daya relaksasi yang dapat mengurangi ketegangan dan mendatangkan ketenangan jiwa. Lulu (2002) menyebutkan bahwa ketika dzikir telah menembus seluruh bagian tubuh bahkan ke setiap sel-sel dari tubuh itu sendiri, maka hal ini akan berpengaruh terhadap tubuh (pisik) dengan merasakan getaran rasa yang lemas dan menembus serta menelusupnya dzikir ke seluruh tubuh. Pada saat inilah tubuh manusia merasakan relaksasi atau pengendoran saraf sehingga ketegangan-ketegangan jiwa (stress) akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani akan terkurang bahkan bisa saja hilang sama sekali.

12 4 4 Dzikir yang diamalkan dengan sungguh-sungguh akan melahirkan keteduhan dan ketenangan jiwa serta lebih sabar dan tidak tertekan dalam menghadapi cobaan hidup. Seperti yang dikemukakan oleh Haryanto (2002) bahwa salah satu efek dzikir (ingat kepada Allah) adalah memberikan efek ketenangan, ketentraman, tidak cemas, stres, atau depresi. Seperti yang tercantum dalam surat Az-Zumar : 23 berikut ; öνåκ 5u šχöθt±øƒs t Ï%!$# ߊθè=ã_ çµ ΖÏΒ Ïèt±ø)s? u ÎΤ$sW Β $YγÎ6 t±tf Β $Y6 tgï. Ï]ƒÏ ptø:$# z ômr& tα tρ ª!$# tβuρ â!$t±o tβ ϵÎ/ Ï öκu «!$# y èδ y7ï9 sœ «!$# Ìø.ÏŒ 4 n<î) öνßγç/θè=è%uρ öνèδßšθè=ã_ ß,Î#s? ΝèO >Š$yδ ô ÏΒ çµs9 $yϑsù ª!$# È Î=ôÒムGemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya. Kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka diwaktu mengingat Allah. Selain itu, firman Allah dalam surat Al-Ahqaf : 13 menjelaskan hal senada ; šχθçρt øts öνèδ Ÿωuρ óοîγøšn=tæ ì öθyz Ÿξsù (#θßϑ s)tfó $# ΝèO ª!$# $oψš/z (#θä9$s% t Ï%!$# βî) Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan : "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Dari uraian yang telah dikemukakan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan antara kualitas dzikir dengan depresi pada mahasiswa. Tinjauan Pustaka Pengertian Depresi Pada era globalisasi saat ini, permasalahan yang dihadapi oleh individu semakin beragam dan kompleks. Beberapa dari permasalahan atau persoalan hidup yang dihadapi tersebut dapat menyebabkan tekanan pada diri individu,

13 terutama bila ia tidak mampu mengatasinya. Yang menjadi masalah adalah apabila keadaan tertekan pada diri individu tersebut berlangsung lama dan akhirnya berujung pada depresi. Depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang utama dewasa ini. Hal ini amat penting karena orang dengan depresi produktivitasnya akan menurun dan ini amat buruk akibatnya bagi suatu masyarakat, bangsa dan negara yang sedang membangun (Hawari, 2004). Burns (1988) mengatakan bahwa depresi sudah sedemikian meluasnya, sehingga dianggap sebagai gejala umum gangguan kejiwaan. Menurut Priest (1987), depresi adalah semacam kecemasan pada banyak cara dan merupakan suatu yang berkesinambungan. Depresi merupakan emosi dengan sisi kekuatan fisik. Depresi sering terjadi atau datang sesudah mengalami periode kekecewaan yang panjang. Selanjutnya, Nevid, dkk (2005) mengartikan depresi sebagai suatu gangguan mood yang disertai terjadinya satu atau lebih periode atau episode depresi tanpa ada riwayat terjadinya episode manik atau hipomanik alami. Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan terjadinya satu atau lebih periode atau episode depresi, dan biasanya hadir setelah mengalami periode kekecewaan yang panjang.

14 Pengertian Kualitas Dzikir Pengertian kualitas Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), kualitas diartikan sebagai tingkat baik buruknya sesuatu. Selanjutnya, Chaplin (2004) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan kualitas (quality) adalah aspek dasar suatu perasaan atau penghayatan yang dapat dibedakan dari semua perasaan atau penghayatan lainnya. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kualitas adalah tingkat baik buruknya suatu perasaan atau penghayatan. Pengertian dzikir Dalam agama Islam, iman kepada Allah swt. merupakan rukun iman yang utama dan termasuk amal shaleh. Bagi seorang muslim iman kepada Allah swt. dapat diwujudkan salah satunya adalah dengan berdzikir kepada Allah swt. Shihab (2006) mengungkapkan bahwa dzikir kepada Allah secara garis besar dapat dipahami dalam pengertian sempit dan dapat juga dalam pengertian luas. Dalam pengertian sempit adalah yang dilakukan dengan lidah saja. Dzikir dengan lidah ini adalah menyebut-nyebut Allah atau apa yang berkaitan dengan- Nya, seperti mengucapkan Tasbih, Tahmid, Tahlil, Takbir, Hauqalah, dan lainlain. Bisa juga pengucapan lidah disertai dengan kehadiran kalbu, yakni membaca kalimat-kalimat tersebut disertai dengan kesadaran hati tentang kebesaran Allah yang dilukiskan oleh kandungan makna kata yang disebut-sebut itu. Dzikir dalam pengertian luas adalah kesadaran tentang kehadiran Allah di mana dan kapan saja, serta kesadaran akan kebersamaan-nya dengan makhluk ; kebersamaan dalam arti

15 ( 3 3 pengetahuan-nya terhadap apa pun di alam raya ini serta bantuan dan pembelaan- Nya terhadap hamba-hamba-nya yang taat. Dzikir dalam peringkat inilah yang menjadi pendorong utama melaksanakan tuntunan-nya dan menjauhi larangan- Nya, bahkan hidup bersama-nya. Dzikir juga merupakan suatu perwujudan ibadah kepada Allah dengan mengingat-nya dan mensyukuri nikmat-nya, yang mana hal tersebut merupakan amalan yang sangat utama dan sangat disukai oleh Allah sehingga Allah pun akan mengingat hamba-nya yang berdzikir. Hal ini selaras dengan firman Allah ; Ç tã 4 ss Ζs? nο4θn= Á9$# āχî) nο4θn= Á9$# ÉΟÏ%r&uρ É= tgå3ø9$# š ÏΒ y7ø s9î) z Çrρé&!$tΒ ã ø?$# tβθãèoψóás? $tβ ÞΟn= ètƒ ª!$#uρ çt9ò2r& «!$# ãø.ï%s!uρ Ìs3Ζßϑø9$#uρ Ï!$t±ósx ø9$# Dan dzikir kepada Allah sungguh tindakan yang sangat utama. (QS. Al- Ankabuut : 45) Serta sabda Nabi saw ; Bahwasanya Allah berfirman : Hai anak Adam, bahwasanya engkau apabila engkau telah menyebut akan Aku, berarti engkau telah mensyukuri akan Aku, dan apabila engkau telah lupa akan Aku berarti engkau telah mengingkari nikmat dan ihsan-ku. (HR. Thabrany) Secara khusus Ash Shiddieqy (2006) menyebutkan bahwa definisi dzikir ialah menyebut Allah dengan membaca tasbih (subhanallahi), membaca tahlil (lailaha illallahu), membaca tahmid (alhamdulillahi), membaca taqdis (quddusun), membaca takbir (Allahu akbar), membaca hauqalah (la haula wala quwwata illa billahi), membaca hasbalah (hasbiyallahu), dan membaca doa-doa yang ma tsur, yaitu doa-doa yang diterima dari Nabi saw. Sedangkan secara umum, Adz- Dzakiey (2005) mengartikan bahwa dzikir adalah suatu aktivitas yang bersifat ketuhanan berupa mengingat wujud Allah swt. dengan merasakan kehadiran-nya

16 di dalam hati dan jiwa, dengan menyebut nama-nya yang suci, dengan senantiasa merenungkan hikmah dari penciptaan segala makhluk-nya, serta mengimplementasikan keingatan itu ke dalam bentuk perilaku, sikap, gerak dan penempilan yang baik, benar dan terpuji, baik di hadapan-nya maupun di hadapan makhluk-nya. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa dzikir merupakan suatu bentuk ibadah kepada Allah dengan cara mengingat dan menyadari kehadiran-nya baik melalui lisan, hati (qalbu), atau dengan lisan dan hati sesuai dengan yang telah ditentukan oleh Al Quran dan Al Hadis. Pengertian kualitas dzikir Nashori (2005) mengemukakan bahwa kualitas berdzikir adalah keadaan yang menunjukkan kedalaman aktivitas berdzikir. Selanjutnya, Nashori (2006) juga menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan kualitas dzikir adalah penghayatan seseorang atas dzikir yang dilakukannya. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kualitas adalah tingkat baik buruknya suatu perasaan atau penghayatan. Sedangkan yang dimaksud dengan dzikir adalah suatu bentuk ibadah kepada Allah dengan cara mengingat dan menyadari kehadiran-nya baik melalui lisan, hati (qalbu), atau dengan lisan dan hati sesuai dengan yang telah ditentukan oleh Al Quran dan Al Hadis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kualitas dzikir adalah tingkat baik buruknya penghayatan dalam mengingat Allah dan menyadari kehadiran- Nya.

17 3 Hubungan Antara Kualitas Dzikir dengan Depresi pada Mahasiswa Depresi merupakan salah satu penyakit kejiwaan. Menurut Sholeh dan Musbikin (2005) ada beberapa cara untuk mencegah munculnya penyakit kejiwaan dan sekaligus menyembuhkannya, melalui konsep-konsep dalam Islam. Salah satu dari upaya tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas dzikir. Sholeh dan Musbikin (2005) juga mengemukakan Al Quran berulang kali menyebut bahwa orang yang banyak berdzikir (menyebut nama Allah), hatinya akan tenang dan damai. Seperti yang tercantum dalam firman Allah ; Ü>θè=à)ø9$# È yϑôüs?«!$# Ìò2É Î/ Ÿωr& «!$# Ìø.É Î/ Οßγç/θè=è% È uκôüs?uρ (#θãζtβ#u t Ï%!$# Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah swt (dzikrullah). Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar-Ra d : 28) Ayat Al quran tersebut menjelaskan bahwa dzikir mengandung daya terapi-religius yang potensial untuk menggapai ketenangan dan ketentraman batin, serta dzikir yang dihayati dengan sungguh-sungguh akan melahirkan perasaan dekat dengan Allah dan menjadikan individu ikhlas dengan cobaan hidup karena menyadari bahwa cobaan yang diberikan Allah adalah bagian dari ujian terhadap keimanan serta menyadari bahwa Allah adalah Maha Mengasihi hamba-nya dan akan menolong hamba-nya yang kesusahan dan meminta pertolongan pada-nya. Hal tersebut akan menjauhkan individu dari rasa sedih atau putus asa yang berlarut-larut karena meratapi cobaan hidup, yang mana hal tersebut dapat mencegah timbulnya depresi. Dzikir memiliki daya relaksasi yang dapat mengurangi ketegangan dan mendatangkan ketenangan jiwa. Lulu (2002) menyebutkan bahwa ketika dzikir

18 telah menembus seluruh bagian tubuh bahkan ke setiap sel-sel dari tubuh itu sendiri, maka hal ini akan berpengaruh terhadap tubuh (pisik) dengan merasakan getaran rasa yang lemas dan menembus serta menelusupnya dzikir ke seluruh tubuh. Pada saat inilah tubuh manusia merasakan relaksasi atau pengendoran saraf sehingga ketegangan-ketegangan jiwa (stress) akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani akan terkurang bahkan bisa saja hilang sama sekali. Dengan dzikir, bibit-bibit depresi seperti kegelisahan, keresahan, dan kecemasan dapat berkurang bahkan hilang. Seperti yang diungkapkan oleh Adz- Dzakiey (2005) bahwa salah satu hikmah dzikir kepada Allah swt adalah dapat melenyapkan kegelisahan, keresahan, dan kecemasan yang berada dalam hati. Lebih lanjut dikatakan oleh Lulu (2002) bahwa pengamalan dzikir akan berfungsi sebagai pencegah terhadap gangguan-gangguan kejiwaan atau ketegangan perasaan (stres). Karena dengan berdzikir seseorang akan terbiasa di dalam ketenangan dan ketentraman dengan merasa dekat dan merasa terlindungi oleh Allah. Begitu pula dengan Ancok (Haryanto, 2002) yang menjelaskan mengenai gate system theory, menurut teori ini rangsang sakit yang masuk ke dalam otak dapat dihambat oleh rangsang lain. Dalam hal ini, dzikrullah yang dihayati dengan sungguh-sungguh akan menutup rangsang sakit yang akan terbawa ke otak. Rangsang sakit tersebut dapat berupa rasa sedih atau perasaan bersalah, yang bila dibiarkan berlarut-larut akan berujung pada depresi.

19 Pentingnya peranan dzikir dalam mencegah depresi seperti dijelaskan oleh Sholeh dan Musbikin (2005) bahwa agama sangat membantu tercapainya kesehatan mental. Hal ini didukung oleh Meichati (1983) yang mengungkapkan bahwa hidup keagamaan yang dijalani dan dihayati individu akan memberikan kekuatan jiwa bagi dirinya dalam menghadapi cobaan dan tantangan hidup, memberikan bantuan moral dalam menghadapi krisis serta menumbuhkan sikap rela menerima kenyataan hidup sebagaimana yang telah ditakdirkan tuhan, sehingga ia mendapatkan keseimbangan mental. Dalam hal ini, dzikir merupakan perwujudan ibadah dalam agama Islam dan depresi merupakan salah satu penyakit mental. Jadi peneliti berpendapat bahwa terdapat hubungan yang negatif antara kualitas dzikir dengan depresi pada mahasiswa. Hipotesis Ada hubungan negatif antara kualitas dzikir dengan depresi pada mahasiswa. Semakin tinggi kualitas dzikir, maka depresi pada mahasiswa semakin rendah. Sebaliknya, semakin rendah kualitas dzikir, maka depresi pada mahasiswa semakin tinggi. Variabel Tergantung : Depresi Metode Penelitian Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Bebas : Kualitas Dzikir

20 Subjek Penelitian Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Islam Indonesia dengan karakteristik antara lain ; berstatus mahasiswa aktif, berusia tahun, serta beragama Islam. Metode Pengumpulan Data Skala depresi Skala depresi digunakan untuk mengukur depresi pada mahasiswa. Aspek depresi yang digunakan dalam skala ini menggunakan konsep yang dikemukakan oleh Nevid, dkk (2005) yang meliputi perubahan pada kondisi emosional, perubahan dalam motivasi, perubahan dalam fungsi dan perilaku motorik, serta perubahan kognitif. Skala ini disusun dengan menggunakan metode Likert, yaitu metode yang digunakan untuk mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau tidak setuju terhadap subjek, objek, atau peristiwa tertentu (Azwar, 2001). Skala ini terdiri dari empat alternatif jawaban, yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Pemberian skor untuk aitem yang favourable adalah 4 sampai dengan 1, sedangkan untuk aitem yang unfavourable adalah 1 sampai dengan 4. Ketentuan skoring untuk aitem yang favourable adalah skor 4 untuk jawaban yang Sangat Sesuai (SS), skor 3 untuk jawaban Sesuai (S), skor 2 untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), dan skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS). Untuk aitem unfavourable, skor 1 untuk jawaban yang Sangat Sesuai (SS), skor 2 untuk jawaban Sesuai (S), skor 3 untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), dan skor 4 untuk

21 jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS). Makin tinggi skor yang diperoleh, maka makin tinggi depresi pada mahasiswa. Skala kualitas dzikir Skala kualitas dzikir digunakan untuk mengungkap kualitas dzikir pada mahasiswa. Skala kualitas dzikir yang digunakan dalam penelitian ini merupakan modifikasi dari skala dzikir yang disusun oleh Cahyadi (2003) berdasarkan aspekaspek dzikir yang meliputi niat, taqarrub, tadharru, liqo, ihsan, khauf, dan tawadhu. Skala ini menggunakan metode Likert dalam penyusunannya dengan empat pilihan jawaban, antara lain : Tidak Pernah (TP), Jarang (JR), Sering (SR), dan Selalu (SL). Untuk aitem yang favourable, skor 4 diberikan pada respon Selalu (SL), skor 3 diberikan pada respon Sering (SR), skor 2 diberikan pada respon Jarang (JR), dan skor 1 diberikan pada respon Tidak Pernah (TP). Selanjutnya, untuk aitem yang unfavourable, skor 4 diberikan pada respon Tidak Pernah (TP), skor 3 diberikan pada respon Jarang (JR), skor 2 diberikan pada respon Sering (SR), dan skor 1 diberikan pada respon Selalu (SL). Makin tinggi skor yang diperoleh, maka makin tinggi kualitas dzikir pada mahasiswa. Metode Analisis Data Penelitian ini termasuk penelitian korelasional, yaitu penelitian yang mencari hubungan antara kualitas dzikir dengan depresi pada mahasiswa. Metode analisis data yang digunakan untuk mencari hubungan antara variabel-variabel tersebut adalah uji Product Moment dari Pearson bila memenuhi syarat linieritas dan normalitas, jika syarat tersebut tidak terpenuhi maka menggunakan uji

22 korelasional Spearman. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 12.0 for windows. Hasil Penelitian Hasil Analisis Data Data penelitian yang telah memenuhi asumsi linearitas dan normalitas kemudian dianalisa dengan teknik korelasi Product Moment Pearson. Hasil analisa menunjukkan koefisien korelasi r sebesar dengan p=0.000 (p<0.01) pada uji satu ekor (1-tailed). Hal ini menunjukkan bahwa ada korelasi negatif yang sangat signifikan antara kualitas dzikir dengan depresi pada mahasiswa. Artinya, semakin tinggi kualitas dzikir, maka semakin rendah depresi pada mahasiswa. Sebaliknya, semakin rendah kualitas dzikir, maka semakin tinggi depresi pada mahasiswa. Dengan demikian, hipotesis yang mengungkapkan ada hubungan negatif antara kualitas dzikir dengan depresi pada mahasiswa diterima. Koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0.217, artinya sumbangan efektif kualitas dzikir terhadap depresi adalah 21.7%. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas dzikir berpengaruh terhadap depresi sebesar 21.7%, sedangkan sisanya sebanyak 78.3% merupakan pengaruh variabel lain di luar variabel tersebut. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson, diketahui bahwa koefisien korelasi antara kualitas dzikir dengan depresi pada mahasiswa adalah dengan p=0.000 atau p < 0.01 pada uji satu ekor (1-tailed). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan

23 negatif yang sangat signifikan antara kualitas dzikir dengan depresi pada mahasiswa. Dalam hal ini, semakin tinggi kualitas dzikir mahasiswa maka semakin rendah depresi pada mahasiswa. Demikian juga sebaliknya, semakin rendah kualitas dzikir mahasiswa maka semakin tinggi depresi pada mahasiswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Kartono (1989), yang menyatakan bahwa erat tidaknya hubungan manusia dengan Tuhan akan turut mempengaruhi tingkat kesehatan mental seseorang. Begitu pula dengan yang dikemukakan oleh Sholeh dan Musbikin (2005), bahwa agama sangat membantu tercapainya kesehatan mental. Menurut Beck (Semiun, 2006), individu-individu mengalami depresi karena mereka memiliki kemapanan-kemapanan kognitif yang negatif untuk menginterpretasikan diri mereka sendiri, dunia, dan masa depan mereka. Individu dengan kognisi negatif berpendapat bahwa dialah yang menyebabkan hal-hal negatif terjadi dalam kehidupannya. Kemapanan-kemapanan kognitif yang negatif tersebut akan megarah pada timbulnya emosi negatif pada individu, misalnya merasa bersalah, sedih, atau putus asa. Sementara itu, menurut Koenig (2008) ketaatan terhadap agama lebih kuat terhubung pada emosi positif (kesejahteraan yang lebih baik, kebahagiaan, optimisme, harapan, makna dan tujuan hidup) serta kualitas hidup yang lebih tinggi. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa ketaatan terhadap agama memiliki hubungan negatif dengan depresi yang sering ditandai dengan emosi negatif, seperti merasa tertekan, murung, sedih, putus asa, kehilangan semangat, dan muram. Dalam hal ini, pengamalan dzikir merupakan salah satu bentuk ketaatan seorang muslim terhadap agam Islam.

24 3 3 Ditambahkan oleh Haryanto (2002), dzikrullah memiliki efek seperti meditasi, misalnya memberikan efek ketenangan. Ketika dzikir telah menembus seluruh bagian tubuh bahkan ke setiap sel-sel dari tubuh itu sendiri, maka hal ini akan berpengaruh terhadap tubuh (pisik) dengan merasakan getaran rasa yang lemas dan menembus serta menelusupnya dzikir ke seluruh tubuh. Pada saat inilah tubuh manusia merasakan relaksasi atau pengendoran saraf sehingga ketegangan-ketegangan jiwa (stress) akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani akan terkurang bahkan bisa saja hilang sama sekali (Lulu, 2002). Bagi individu yang mengamalkan dzikir dalam kehidupannya akan menjadikannya sebagai individu yang menjaga keimanan serta tidak menyalahkan diri ketika harus menghadapi ujian hidup yang berupa peristiwaperistiwa yang tidak menyenangkan hati, melainkan akan tetap bersabar. Allah swt berfirman ; ÉΟ yè ΡF{$# Ïπyϑ Îγt/. ÏiΒ Νßγs%y u $tβ 4 n?tã «!$# zνó $# (#ρãä.õ u Ïj9 %Z3 ΨtΒ $oψù=yèy_ 7π Βé& Èe à6ï9uρ öνßγç/θè=è% ômn=å_uρ ª!$# tï.èœ #sœî) t Ï%!$# t ÏGÎ6 ßϑø9$# ÎÅe³o0uρ (#θßϑî=ó r& ÿ ã&s#sù Ó Ïn uρ µ s9î) ö/ä3ßγ s9î*sù tβθà)ï Ζムöνßγ uζø%y u $ ÿêεuρ Íο4θn= Á9$# ÏϑŠÉ)ßϑø9$#uρöΝåκu5$ ¹r&!$tΒ 4 n?tã t ÎÉ9 Á9$#uρ Berilah kabar gembira kepada orang yang tunduk patuh (kepada Allah). Yaitu mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hati mereka dan sabar atas ujian yang menimpa mereka. (QS. Al Hajj : 34-35) Ujian maupun cobaan hidup yang dihadapi tidak seharusnya dianggap sebagai beban dan menjadikan individu merasa sedih dan putus asa, yang akhirnya berujung pada depresi. Ujian maupun cobaan hidup tersebut semestinya diyakini sebagai sarana Allah untuk menguji keimanan dan ketaqwaan hamba-

25 Nya. Individu yang senantiasa berdzikir akan mewujudkan tanda baik sangka kepada Allah dengan amal shalih ini. Hal itu akan menjadikan individu tersebut meyakini bahwa sebagai manusia yang diuji, tidak selamanya akan menghadapi kesulitan karena di balik itu ada kemudahan, serta Allah akan menjadi penolongnya. Seperti firman Allah berikut ; y7în/u 4 n<î)uρ ó= ÁΡ$sù Møîtsù #sœî*sù #Zô ç Îô ãèø9$# yìtβ βî) #ô ç Îô ãèø9$# yìtβ βî*sù =xîö $sù Maka sesungguhnya beserta kesukaran ada kemudahan, sesungguhnya beserta kesukaran ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), maka kerjakanlah (urusan yang lain) dengan sungguhsungguh, dan hanya kepada Tuhanmu hendaklah engkau berharap. (QS. Al Insyirah : 5-8) Sikap hidup seperti yang digambarkan di atas akan menjadikan individu optimis serta penuh harapan dalam menjalani hidup. Individu akan mengerjakan urusan yang tengah ditekuninya dengan sungguh-sungguh, karena meyakini bahwa Allah merupakan tumpuan harapan serta akan menjadi penolongnya di saat susah. Hal tersebut akan menimbulkan perasaan tenang dan menjauhkan individu dari rasa gelisah maupun khawatir yang berlebihan, sehingga individu akan terhindar dari depresi. Diterimanya hipotesis dalam penelitian ini bahwa terdapat hubungan yang negatif antara kualitas dzikir dengan depresi pada mahasiswa, sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gazaliyah (2003) yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan positif antara dzikir dengan kesehatan mental. Semakin tinggi tingkat dzikir seseorang maka semakin tinggi kesehatan mentalnya, sebaliknya semakin rendah tingkat dzikir seseorang maka semakin rendah pula kesehatan

26 mentalnya. Begitu pula dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ma, dkk (Yeung dan Chan, 2007) yang menunjukkan bahwa aktivitas religius dihubungkan dengan tingkat gejala depresi yang lebih rendah pada partisipan yang menderita kanker. Dalam penelitian ini, kualitas dzikir merupakan dimensi ritualistik/praktik dari religiusitas serta merupakan aktivitas religius bagi seorang muslim. Sedangkan depresi merupakan salah satu penyakit mental. Hasil kategorisasi kualitas dzikir menunjukkan sebagian besar subjek berada dalam kategori sangat tinggi, yaitu sebanyak 43 subjek atau mencapai 59.72% dari jumlah 72 subjek penelitian. Sebaliknya, hasil kategorisasi depresi menunjukkan mayoritas subjek berada pada kategori rendah yaitu sebanyak 56 subjek dari 72 subjek penelitian atau mencapai 77.78%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diinterpretasikan bahwa mahasiswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini memiliki kualitas dzikir yang sangat tinggi. Kualitas dzikir yang sangat tinggi pada subjek tersebut terkait dengan depresi yang rendah. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Daradjat (Bukhori, 2006) yang menyatakan bahwa agama dengan ketentuan dan hukum-hukumnya telah dapat membendung terjadinya gangguan kejiwaan, yaitu dengan dihindarkannya segala kemungkinan sikap, perasaan, dan kelakuan yang membawa pada kegelisahan. Peran agama sebagai terapi bagi gangguan jiwa digambarkan dalam ayat berikut ; πuη qu uρ Y èδuρ Í ρß Á9$# Îû $yϑïj9 Ö!$x Ï uρ öνà6în/ ÏiΒ πsàïãöθ Β Νä3ø?u!$y_ ô s% â $ Ζ9$# $pκš r' tƒ t ÏΨÏΒ σßϑù=ïj9 Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman. (QS. Yunus : 57)

27 Dalam hal ini, kualitas dzikir merupakan salah satu bentuk ibadah dalam agama Islam yang akan menjadikan hati tenang dan damai. Individu yang senantiasa menghayati dan mengamalkan ajaran Islam, yang mana salah satunya adalah dengan berdzikir, dapat memperoleh kebahagiaan dan kesejahteraan jiwa atau mentalnya. Kelemahan dalam penelitian ini terletak pada jumlah aitem skala uji coba depresi dan kualitas dzikir yang dikeluhkan oleh beberapa subjek terlalu banyak. Selain itu, dalam skala depresi pada bagian petunjuk pengisian tidak dicantumkan durasi yang menjelaskan lamanya waktu aspek yang dikemukakan dalam pernyataan dialami oleh subjek. Mengingat bahwa individu dikatakan depresi apabila menunjukkan gejala depresi untuk periode waktu paling sedikit 2 minggu (APA dalam Nevid, dkk, 2005). Berikutnya, yang menjadi kelemahan penelitian adalah kategorisasi skor variabel depresi pada subjek penelitian. Pada penelitian ini, peneliti tidak membedakan kategorisasi skor variabel depresi pada subjek penelitian antara jenis kelamin pria dan wanita, melainkan hanya melakukan kategorisasi skor variabel depresi secara keseluruhan pada subjek penelitian. Kelemahan lainnya dari penelitian ini terletak pada skala kualitas dzikir. Yang mana terdapat beberapa aitem yang cenderung menimbulkan social desirability, sehingga dalam pengisian skala subjek cenderung menjawab bukan yang sebenarnya dari diri subjek karena pengaruh sosial yang besar dan menunjukkan bahwa mereka adalah yang terbaik (faking good).

28 4 4 3 ( 4 4 Penutup Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara kualitas dzikir dengan depresi pada mahasiswa. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kualitas dzikir, maka semakin rendah depresi pada mahasiswa. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah kualitas dzikir, maka semakin tinggi depresi pada mahasiswa. Jadi hipotesis yang menyatakan ada hubungan negatif antara kualitas dzikir dengan depresi pada mahasiswa diterima. Saran Bagi subjek penelitian (mahasiswa) Hendaknya para mahasiswa selalu mengamalkan dzikir dalam kehidupan sehari-harinya, yang mana dzikir merupakan sebuah bentuk ibadah yang paling mudah dan sederhana, tetapi memiliki pengaruh yang sangat positif terhadap kesehatan mental. Selain itu, hendaknya para mahasiswa selalu meyakini bahwa setiap masalah merupakan ujian keimanan dan Allah tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan hamba-nya. Seperti yang tercantum dalam firman Allah ; βî)!$tρõ Ï{#xσè? Ÿω $oψ /u ômt6 tfø.$# $tβ $pκön=tãuρ ômt6 x. $tβ $yγs9 $yγyèó ãρ āωî) $² ø tρ ª!$# ß#Ïk=s3ムŸω $uζî=ö6s% ÏΒ š Ï%!$# n?tã çµtfù=yϑym $yϑx. #\ô¹î)!$uζøšn=tã ö Ïϑóss? Ÿωuρ $oψ /u $tρù'sü zr& ρr&!$uζšå Σ $uζ9s9öθtβ MΡr&!$uΖôϑymö $#uρ $oψs9 öï øî$#uρ $ Ψtã ß#ôã$#uρ ϵÎ/ $oψs9 sπs%$sû Ÿω $tβ $oψù=ïdϑysè? Ÿωuρ $uζ /u š ÍÏ x6ø9$# ÏΘöθs)ø9$# n?tã $tρöýáρ$sù Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (QS. Al Baqarah : 286)

29 Bagi peneliti selanjutnya Peneliti menyarankan bagi peneliti selanjutnya yang berminat dengan topik yang sama hendaknya mampu meminimalkan kelemahan-kelemahan yang ada dalam penelitian ini. Apabila hendak menggunakan metode penelitian kuantitatif, dalam penyusunan aitem disarankan untuk menggunakan pernyataan yang tidak terlalu panjang serta menggunakan jumlah aitem yang tidak terlalu banyak. Pada penelitian ini, peneliti tidak membedakan kategorisasi skor variabel depresi pada subjek penelitian antara jenis kelamin pria dan wanita. Jadi, disarankan bagi peneliti selanjutnya agar melakukan kategorisasi skor variabel depresi pada subjek penelitian dibedakan antara jenis kelamin pria dan wanita, mengingat bahwa prevalensi depresi pada wanita lebih tinggi dibandingkan pada pria.

30 DAFTAR PUSTAKA Abernethy, A.D., Chang, T., Seidlitz, L., Evinger, J.S., & Duberstein, P.R Religious Coping and Depression Among Spouses of People With Lung Cancer. Adz-Dzakiey, H.B Prophetic Intelligence ; Kecerdasan Kenabian. Yogyakarta : Penerbit Islamika. Anggardini, A.S.D. & Anam, C Hubungan Antara Kecenderungan Depresi Dengan Pola Makan Sehat Pada Remaja. Humanitas, Volume 5, Nomor 1, Ash-Shiddieqy, M.H Pedoman Dzikir dan Doa. Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra. Azis, A Hubungan Antara Religiusitas Dengan Depresi Pada Remaja. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia. Azwar, S Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Azwar Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Azwar Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Bukhori, B Dzikir dan Agresivitas Santri. Jurnal Psikologi Islami, Volume 1, Nomor 2, Bukhori, B Kesehatan Mental Mahasiswa Ditinjau Dari Religiusitas Dan Kebermaknaan Hidup. Psikologika, Volume XI, Nomor 22, Burns, D.D Terapi Kognitif : Pendekatan Baru Bagi Penanganan Depresi. Jakarta : Penerbit Erlangga. Cahyadi, A Hubungan Antara Kualitas Dzikir Dengan Kontrol Diri Pada Remaja. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia. Chaplin, J.P Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada Qur an Karim dan Terjemahan Artinya : Terjemahan. Yogyakarta : UII Press.

31 Durand, V.M. & Barlow, D.H Intisari Psikologi Abnormal. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Gazaliyah Hubungan antara Dzikir Dengan Kesehatan Mental Pada Peserta Mujahadah. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia. Hadi, P Depresi dan Solusinya. Yogyakarta : Tugu Publisher. Haryanto, S Psikologi Shalat : Kajian Aspek-aspek Psikologis Ibadah Shalat. Yogyakarta : Mitra Pustaka. Hawari, D Al Qur an : Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Prima Yasa. Kartono, K Kesehatan Mental Dalam Islam. Jakarta : Rajawali. Kasih, P.F Hubungan Antara Religiusitas Dengan Depresi Pada Remaja Berjilbab dan Remaja Tidak Berjilbab di Beberapa SLTA di Yogyakarta. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Koenig, H.G Religious Practices and Health : Overview. Lulu Dzikir dan Ketenangan Jiwa : Studi Pada Majelis Dzikrul Ghofilin, Cilandak, Ampera Raya, Jakarta. Tazkiya, Volume 2, Nomor 1, Matthews, D.A., McCullough, M.E., Larson, D.B., Koenig, H.G., Swyers, J.P., & Milano, M.G A Review of the Research and Implications for Family Medicine. Meichati, S Kesehatan Mental. Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Nashori, F Hubungan Antara Kualitas Dzikir Dengan Pemaafan Pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi Undip, Volume 2, nomor 1, Nashori, F Hubungan Antara Kualitas dan Kualitas Dzikir Dengan Kelapangdadaan mahasiswa. Nevid, J.S., Rathus, S.A., & Greene, B Psikologi Abnormal Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga. Nunik Depresi : Mahasiswa tenggak 10 Butir Amoxilin.

32 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Priest, R Bagaimana Cara Mencegah dan Mengatasi Stres dan Depresi. Semarang : Dahara Prize. Santrock, J. W Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta : Erlangga. Semiun, Y Kesehatan Mental 2. Yogyakarta : Kanisius. Shihab, M.Q Wawasan Al-Qur an Tentang Dzikir dan Doa. Jakarta : Penerbit Lentera Hati. Sholeh, M. & Musbikin, I Agama Sebagai Terapi : Telaah Menuju Ilmu Kedokteran Holistik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Siswanto & Prawitasari, J.E Pengaruh Menulis Pengalaman Emosional Terhadap Simtom-Simtom Depresi Pada Mahasiswa. Sosiohumanika, 16A(1), Subandi Tema-Tema Pengalaman Beragama Pengamal Dzikir. Psikologika, Nomor 3, Tahun II, Surya, M Depresi Terselubung. Yeung, W.J. & Chan, Y The Positive Effects of Religiousness on Mental Health in Physically Vulnerable Populations : A Review on Recent Empirical Studies and Related Theories. http : // 15/1/08.

33 IDENTITAS PENULIS Nama : Diah Matovani Alamat Rumah : JL. KH. Ahmad Dahlan Perumahan Griya Permata I No. 19 Kel. Karang Pule Kec. Ampenan, Mataram-NTB Nomor HP :

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI DI SMP IT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI DI SMP IT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS POTENSI DIRI DI SMP IT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupannya senantiasa selalu mendambakan kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada kesejahteraan psikologis

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Solusi Partikulir Masalah Nilai Awal Persamaan Saint Venant 2D

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Solusi Partikulir Masalah Nilai Awal Persamaan Saint Venant 2D BAB III PEMBAHASAN 3.1 Solusi Partikulir Masalah Nilai Awal Persamaan Saint Venant 2D Pada penyelesaian masalah nilai awal persamaan Saint Venant dua dimensi dikerjakan dengan langkah penyelesaian di momentum

Lebih terperinci

Hukum Anasyid Islam. Penyusun : Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmu Dan Fatwa. Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Hukum Anasyid Islam. Penyusun : Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmu Dan Fatwa. Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad Hukum Anasyid Islam حكم لا ناشيد لا سلامية [ Indonesia Indonesian ند نيn ] Penyusun : Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmu Dan Fatwa Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2010-1431

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PENERAPAN MODEL PENDIDIKAN PESANTREN NURUL ISLAM KARANGJATI TERHADAP HASIL UJIAN PRAKTEK KEAGAMAAN DI

KONTRIBUSI PENERAPAN MODEL PENDIDIKAN PESANTREN NURUL ISLAM KARANGJATI TERHADAP HASIL UJIAN PRAKTEK KEAGAMAAN DI KONTRIBUSI PENERAPAN MODEL PENDIDIKAN PESANTREN NURUL ISLAM KARANGJATI TERHADAP HASIL UJIAN PRAKTEK KEAGAMAAN DI MTs AL-MUKARROMAH KARANGJATI KECAMATAN SAMPANG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah mempunyai berbagai resiko yang lebih mengarah pada kecerdasan, moral, kawasan sosial dan emosional, fungsi kebahasaan dan adaptasi sosial.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA Oleh : Finda Fatmawati Hepi Wahyuningsih PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ayat di atas bermakna bahwa setiap manusia yang tunduk kepada Allah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ayat di atas bermakna bahwa setiap manusia yang tunduk kepada Allah BAB I PENDAHULUAN Dalam Firman-Nya Al-Qalam ayat 43 : A. Latar Belakang Masalah (dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi kehidupan. Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mendirikan shalat merupakan suatu ibadah yang wajib dilakukan bagi seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada manusia tersebut,

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH ANTARA JAMA AH HALAQOH SHALAT KHUSYUK DAN BUKAN JAMA AH HALAQOH SHALAT KHUSYUK DI SURAKARTA SKRIPSI

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH ANTARA JAMA AH HALAQOH SHALAT KHUSYUK DAN BUKAN JAMA AH HALAQOH SHALAT KHUSYUK DI SURAKARTA SKRIPSI PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH ANTARA JAMA AH HALAQOH SHALAT KHUSYUK DAN BUKAN JAMA AH HALAQOH SHALAT KHUSYUK DI SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN SEBELUM UJI COBA. 1. Skala Tawakal ( I ) 2. Skala Adversity Quotient ( II )

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN SEBELUM UJI COBA. 1. Skala Tawakal ( I ) 2. Skala Adversity Quotient ( II ) 100 101 LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN SEBELUM UJI COBA 1. Skala Tawakal ( I ) 2. Skala Adversity Quotient ( II ) 102 IDENTITAS DIRI Nama (inisial) : Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : PETUNJUK PENGISIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian menggunakan tekhnik korelasional. Penelitian ini bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisa Data Dan Uji Hipotesa Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat hubungan antara religiusitas dan well-being pada komunitas salafi

Lebih terperinci

Oleh : Saktiyono B. Purwoko, M.Psi

Oleh : Saktiyono B. Purwoko, M.Psi Oleh : Saktiyono B. Purwoko, M.Psi Membaca al-quran Prof. DR. H. Mukhsin An-Syadzili, M.A mengatakan bahwa membaca al-quran adalah sangat dianjurkan khususnya bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN DEPRESI PADA MAHASISWA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN DEPRESI PADA MAHASISWA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN DEPRESI PADA MAHASISWA Oleh : RR. ATINA AYU VANESA QUROTUL UYUN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif adalah

Lebih terperinci

UPAYA GURU AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN IBADAH SHALAT SISWA DI SMP NEGERI 2 TIRTOMOYO WONOGIRI SKRIPSI. Oleh

UPAYA GURU AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN IBADAH SHALAT SISWA DI SMP NEGERI 2 TIRTOMOYO WONOGIRI SKRIPSI. Oleh UPAYA GURU AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN IBADAH SHALAT SISWA DI SMP NEGERI 2 TIRTOMOYO WONOGIRI SKRIPSI Oleh AHMAD YULIANTO NIM : 243062148 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

PERILAKU AGRESIF ORANGTUA TERHADAP ANAK DITINJAU DARI RELIGIUSITAS

PERILAKU AGRESIF ORANGTUA TERHADAP ANAK DITINJAU DARI RELIGIUSITAS PERILAKU AGRESIF ORANGTUA TERHADAP ANAK DITINJAU DARI RELIGIUSITAS SKRIPSI DIAN SAVITRI 99.40.3019 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2005 PERILAKU AGRESIF ORANGTUA TERHADAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pengurus pondok pesantren tersebut. Pesantren memiliki tradisi kuat. pendahulunya dari generasi ke generasi.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengurus pondok pesantren tersebut. Pesantren memiliki tradisi kuat. pendahulunya dari generasi ke generasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa yang penuh dengan kekalutan emosi, instropeksi yang berlebihan, kisah yang besar, dan sensitivitas yang tinggi. Masa remaja adalah masa pemberontakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kuantitatif, yaitu metode yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitain Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya kepemimpinan dan motivasi kerja. Untuk kepentingan penelitian ini, maka gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGISIAN. #### Selamat Mengerjakan ####

PETUNJUK PENGISIAN. #### Selamat Mengerjakan #### Identitas Responden Jenis Kelamin : Kuliah di : Angkatan : Asal daerah : Tempat tinggal di Semarang : Lama tinggal di Jawa Tengah : Tidak pernah tinggal di Jawa Tengah sebelumnya: (Ya/ Tidak) PETUNJUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. syahadat Allah SWT. Karena shalat merupakan penopang bagi rukun Islam yang

BAB I PENDAHULUAN. syahadat Allah SWT. Karena shalat merupakan penopang bagi rukun Islam yang ( 3 4 3 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shalat adalah rukun Islam yang paling mulia setelah kedua kalimat syahadat Allah SWT. Karena shalat merupakan penopang bagi rukun Islam yang lain,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM

BAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM BAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM BAGI PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG Fisik dan psikis adalah satu

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN DEPRESI POSTPARTUM DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI

NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN DEPRESI POSTPARTUM DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI 1 NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN DEPRESI POSTPARTUM DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI Oleh : DEWI LUCKY SETYOWATI ULY GUSNIARTI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya potensi biologik seorang remaja merupakan hasil interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya potensi biologik seorang remaja merupakan hasil interaksi antara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan yang terjadi sejak intrauterin dan terus berlangsung hingga dewasa. Proses mencapai dewasa inilah anak harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan keragu-raguan, ataupun kecemasan. Misalnya ketika seseorang diminta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan keragu-raguan, ataupun kecemasan. Misalnya ketika seseorang diminta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya zaman, manusia akan dihadapkan pada permasalahan yang lebih kompleks, manusia dituntut untuk dapat menyikapi atau menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia, ditandai dengan perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia, ditandai dengan perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa kehidupan yang penting dalam rentang hidup manusia, ditandai dengan perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional (Santrock,

Lebih terperinci

#### SELAMAT MENGERJAKAN ####

#### SELAMAT MENGERJAKAN #### Apakah Anda mahasiswa Fakultas Ekonomi Unika? Apakah Anda berstatus sebagai mahasiswa aktif? Semester berapakah Anda saat ini? Dengan Hormat, (Ya/ Bukan) (Ya/ Tidak) (Empat/ Enam) Disela-sela kesibukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Depresi merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah salah satu unsure penting dalam suatu pendekatan ilmiah, karena ketepatan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang ada akan menentukan hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang telah disusun. Penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo yang terletak di Jalan Brigjend Sudiarto No. 347 Semarang.

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Shalat termasuk ibadah yang paling esensial dalam agama Islam. Sejak seorang telah mencapai pubertas, baik lakilaki maupun perempuan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian, pelaksanaan

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH METOPEN PENDIDIKAN

TUGAS MATA KULIAH METOPEN PENDIDIKAN 1 TUGAS MATA KULIAH METOPEN PENDIDIKAN Pengaruh Terapi Membaca Al-qur an terhadap Tingkat Stres pada Penderita Skizofrenia di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan II Bantul. Pengampu : Akif Khilmiyah disusun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Tergantung : Konformitas 2. Variabel Bebas : Nilai Budaya Jawa B. Definisi Operasional 1. Konformitas Konformitas merupakan tendensi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISSIVE INDIFFERENT DENGAN PENYESUAIAN DIRI PERSONAL PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISSIVE INDIFFERENT DENGAN PENYESUAIAN DIRI PERSONAL PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISSIVE INDIFFERENT DENGAN PENYESUAIAN DIRI PERSONAL PADA REMAJA Telah disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing Utama (Hepi Wahyuningsih S. Psi., M. si) HUBUNGAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Subjek SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya barat, tepatnya di Jalan Manukan Wasono. SMK ini berjumlah dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode adalah tata cara atau prosedur yang mempunyai langkahlangkah sistematis digunakan untuk mengetahui sesuatu (Setyorini & Wibhowo, 2008,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa di sekolah. Istilah belajar sebenarnya telah dikenal oleh masyarakat umum, namun barangkali

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A.

BAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A. 56 BAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A. Analisis Moral Klien Anak di Balai Pemasyarakatan Klas I Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menolong dalam menghadapi kesukaran. c). menentramkan batin. 1 Realitanya,

BAB I PENDAHULUAN. menolong dalam menghadapi kesukaran. c). menentramkan batin. 1 Realitanya, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama dalam kehidupan manusia mempunyai pengaruh yang sangat besar. Zakiah Daradjat menyebutkan ada tiga fungsi agama terhadap mereka yang meyakini kebenarannya, yaitu:

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel tergantung: depresi pada remaja putri keluarga broken home.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas manusia, maka jelaslah bahwa manusia yang enggan bekerja, malas, dan tidak mau mendayagunakan seluruh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang di olah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang di olah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metodologi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tidaknya hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lainnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tidaknya hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lainnya. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang antara lain dari pendekatan analisis, kedalaman analisis serta sifat permasalahannya. Dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain (Depkes RI,

BAB I PENDAHULUAN. adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain (Depkes RI, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan UU Kesehatan No. 36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

Lebih terperinci

Allah berfirman. Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang bergejolak di dalam dada.

Allah berfirman. Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang bergejolak di dalam dada. ARTIPENTING DZIKIR DAN DO A BERBAGAI pertanyaan pernah disampaikan oleh para jamaah saya, termasuk pertanyaan tentang urgensi dzkir dan doa. Dan pertanyaan itu sebenarnya telah saya jawab dalam beberap

Lebih terperinci

HUBUNGAN SPIRITUALITAS DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA MAHASISWA UII YOGYAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN SPIRITUALITAS DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA MAHASISWA UII YOGYAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN SPIRITUALITAS DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA MAHASISWA UII YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi Sebagian dari

Lebih terperinci

DEWI KUSUMA WARDHANI F

DEWI KUSUMA WARDHANI F HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhui Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mellyarti Syarif. Pelayanan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Terhadap Pasien. Disertasi. Kementrian Agama RI. Jakarta hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Mellyarti Syarif. Pelayanan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Terhadap Pasien. Disertasi. Kementrian Agama RI. Jakarta hlm. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan sebuah hal yang sangat mahal harganya. Banyak orang yang sangat berharap untuk senantiasa hidup bahagia dan sehat sejahtera. Namun terkadang kita

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi Operasional Penelitian, (D). Subjek

Lebih terperinci

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116] Untuk selamat dari siksa neraka, mungkin adalah suatu yang sangat mustahil bagi kita karena memang Mayoritas manusia memang tersesat.dalam Al-Qur an sendiri sudah menegaskan hal itu. Jika kamu mengikuti

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RASA HUMOR DAN STRES PADA SANTRI PONDOK PESANTREN IMAM BUKHORI KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA RASA HUMOR DAN STRES PADA SANTRI PONDOK PESANTREN IMAM BUKHORI KARANGANYAR HUBUNGAN ANTARA RASA HUMOR DAN STRES PADA SANTRI PONDOK PESANTREN IMAM BUKHORI KARANGANYAR SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh: Titin Qomariyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang perempuan yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum perempuan menganggap kehamilan adalah

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KUALITAS MIMPI DENGAN MANAJEMEN DIRI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KUALITAS MIMPI DENGAN MANAJEMEN DIRI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KUALITAS MIMPI DENGAN MANAJEMEN DIRI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Oleh: AGUNG CATUR NUGROHO FUAD NASHORI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia diciptakan Allah dalam dua dimensi untuk melakukan hal-hal positif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia diciptakan Allah dalam dua dimensi untuk melakukan hal-hal positif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan Allah dalam dua dimensi untuk melakukan hal-hal positif dan negatif dimana kedua dimensi ini cenderung sama-sama memiliki karakter, potensi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga menimbulkan beberapa macam penyakit dari mulai penyakit dengan kategori ringan sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tugas-tugas perkembangannya dengan baik agar dapat tumbuh menjadi individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tugas-tugas perkembangannya dengan baik agar dapat tumbuh menjadi individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia terdapat serangkaian tahapan perkembangan yang harus dihadapi dan dilewati oleh individu guna mencapai tahap perkembangan yang lebih

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar derajat sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh : EVITA DEVI DHAMAR

Lebih terperinci

BAB IV PERILAK TERPUJI

BAB IV PERILAK TERPUJI BAB IV Standar Kompetensi (Akhlak) 4. Membiasa kan Perilaku Terpuji Kompetensi Dasar 4.1 Menjelaskan pengertian tawadlu, taat, qana ah, dan sabar. 4.2 Menampilkan contoh-contoh perilaku tawadlu, taat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan mengukur

Lebih terperinci

Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah sajalah hati akan menjadi tenteram (QS Ar Ra d : 28).

Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah sajalah hati akan menjadi tenteram (QS Ar Ra d : 28). MENCARI KEBAHAGIAN Secara naluri setiap manusia menginginkan kebahagian, menginginkan sesuatu yang baik terjadi pada dirinya. Siapapun dia dan apapun latar belakangnya. Walaupun ukuran kebahagian masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kesatuan antara jasmani dan rohani, manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kesatuan antara jasmani dan rohani, manusia mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai kesatuan antara jasmani dan rohani, manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi agar dapat mencapai suatu keseimbangan atau suatu keadaan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Oleh : SYAIFUL ANWAR PRASETYO YULIANTI DWI ASTUTI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Variabel Tergantung : Prokrastinasi 2. Variabel Bebas : Kecemasan B. Definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakikatnya setiap manusia akan diuji dengan masalah. Masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Hakikatnya setiap manusia akan diuji dengan masalah. Masalah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakikatnya setiap manusia akan diuji dengan masalah. Masalah yang datang pun beragam, ada masalah sepele sampai masalah yang bertubi-tubi dan rumit untuk diselesaikan.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA JULI SUSANTI SUKARTI PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data-data yang diperolah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data-data yang diperolah dalam 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data-data yang diperolah dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Lanjut usia di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun, ini disebabkan karena meningkatnya usia harapan hidup. Pada tahun 1980 usia harapan hidup di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan emosional dalam prestasi didunia kerja. emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, empati dan kecakapan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan emosional dalam prestasi didunia kerja. emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, empati dan kecakapan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya banyak orang berpendapat bahwa anak yang memiliki IQ tinggi pasti akan sukses dalam menjalani kehidupannya, terutama dalam kehidupan akademik. Anggapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Depresi merupakan salah satu masalah psikologis yang sering terjadi pada masa remaja dan onsetnya meningkat seiring dengan meningkatnya usia (Al- Qaisy, 2011). Depresi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEKHUSYUKAN SHALAT DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA UMS SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEKHUSYUKAN SHALAT DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA UMS SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEKHUSYUKAN SHALAT DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA UMS SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa awal adalah masa dimana seseorang memperoleh pasangan hidup, terutama bagi seorang perempuan. Hal ini sesuai dengan teori Hurlock (2002) bahwa tugas masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan Praktik), Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2013, hal

BAB I PENDAHULUAN. Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan Praktik), Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2013, hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupan pasti akan dihadapkan dengan cobaan untuk mengetahui sebagaimana usaha lahir dan batin seseorang ketika dihadapkan pada ujian,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK Oleh: Amalia Gia Puspita Fuad Nashori PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERBEDAAN TOLERANSI TERHADAP STRES PADA REMAJA BERTIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT DI KELAS XI SMA ASSALAAM SUKOHARJO

PERBEDAAN TOLERANSI TERHADAP STRES PADA REMAJA BERTIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT DI KELAS XI SMA ASSALAAM SUKOHARJO PERBEDAAN TOLERANSI TERHADAP STRES PADA REMAJA BERTIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT DI KELAS XI SMA ASSALAAM SUKOHARJO SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : Yustina Permanawati F 100 050 056 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yakni tingginya angka korupsi, semakin bertambahnya jumlah pemakai narkoba,

BAB I PENDAHULUAN. yakni tingginya angka korupsi, semakin bertambahnya jumlah pemakai narkoba, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini bukan hanya mengenai ekonomi, keamanan dan kesehatan, tetapi juga menurunnya kualitas sumber daya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Babbie (Prasetyo, 2005) rancangan penelitian adalah mencatat perencanaan dari cara berfikir dan merancang suatu strategi untuk menemukan sesuatu.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Objective Structured Clinical Examination (OSCE) Uji Kompetensi

BAB V PEMBAHASAN. Objective Structured Clinical Examination (OSCE) Uji Kompetensi BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan seluruh responden merasakan bahwa Objective Structured Clinical Examination (OSCE) Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Oleh : Arum Kusuma Putri Uly Gusniarti PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Program Bimbingan Keagamaan Islam dalam Coping Stress Narapidana

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Program Bimbingan Keagamaan Islam dalam Coping Stress Narapidana BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Program Bimbingan Keagamaan Islam dalam Coping Stress Narapidana 4.1.1. Fashalatan Tingkat fashalatan ini mengajarkan kepada narapidana tata cara shalat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, manusia dan pekerjaan merupakan dua sisi yang saling berkaitan dan tidak bisa dilepaskan; keduanya saling mempengaruhi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ADVERSITY QUOTIENT DAN KECERDASAN RUHANIAH DENGAN KECENDERUNGAN POST POWER SYNDROME PADA ANGGOTA TNI AU DI LANUD ISWAHJUDI MADIUN.

HUBUNGAN ADVERSITY QUOTIENT DAN KECERDASAN RUHANIAH DENGAN KECENDERUNGAN POST POWER SYNDROME PADA ANGGOTA TNI AU DI LANUD ISWAHJUDI MADIUN. HUBUNGAN ADVERSITY QUOTIENT DAN KECERDASAN RUHANIAH DENGAN KECENDERUNGAN POST POWER SYNDROME PADA ANGGOTA TNI AU DI LANUD ISWAHJUDI MADIUN Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MEMAAFKAN PASANGAN SUAMI ISTRI DENGAN KEPUASAN PERKAWINAN INTISARI

HUBUNGAN ANTARA MEMAAFKAN PASANGAN SUAMI ISTRI DENGAN KEPUASAN PERKAWINAN INTISARI 1 HUBUNGAN ANTARA MEMAAFKAN PASANGAN SUAMI ISTRI DENGAN KEPUASAN PERKAWINAN Sufiani Diah Ayu E.D Qurotul Uyun INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara memaafkan pasangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam yaitu: penelitian

Lebih terperinci

Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Abstraksi

Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Abstraksi STUDI PENDAHULUAN MENGUJI PERBEDAAN KETEGANGAN OTOT ANTARA JENIS KELAMIN, USIA, DAN SUBJEK YANG NOR- MAL DENGAN YANG MENGALAMI KELUHAN NYERI KEPALA DAN PUNDAK Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Korelasional bivariat kuantitatif, karena penelitian ini melibatkan satu

BAB III METODE PENELITIAN. Korelasional bivariat kuantitatif, karena penelitian ini melibatkan satu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis penelitian Korelasional bivariat kuantitatif, karena penelitian ini melibatkan satu variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian. kecerdasan spiritual pada mahasiswa aktivis kerohanian islam

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian. kecerdasan spiritual pada mahasiswa aktivis kerohanian islam BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasional yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dzikir dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel kanker tumbuh dengan cepat, sehingga sel kanker dapat

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Skizofrenia Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat mengganggu. Psikopatologinya melibatkan kognisi, emosi, persepsi dan aspek lain dari perilaku.

Lebih terperinci