BAB III REVIEW PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

BAB IV REDUKSI BIAS PADA PENDUGAAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 REVIEW PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS LOKAL DAN GLOBAL DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

BAB 4 KEKONSISTENAN PENDUGA DARI FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN WAKTU TUNGGU DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

BAB IV SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA TURUNAN PERTAMA DAN KEDUA DARI KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR

BAB 4 SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

(T.8) SEBARAN ATIMTOTIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA TURUNAN N PERTAMA DAN KEDUA DARI KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR

II. LANDASAN TEORI. 2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

II LANDASAN TEORI. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang. 2.2 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran

ABSTRACT JOKO DWI SURAWU. Keywords:

KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran A. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIFAT-SIFAT STATISTIKA TIKA ORDE-2 FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR DAN MODIFIKASINYA NENENG MILA MARLIANA

Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR TITA ROBIAH AL ADAWIYAH

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

KAJIAN BANDWIDTH OPTIMAL PADA PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON PERIODIK SURASNO

BAB IV SIMULASI PEMBANDINGAN PERILAKU PENDUGA FUNGSI INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON PERIODIK DENGAN BANDWIDTH OPTIMAL DAN BANDWIDTH OPTIMAL ASIMTOTIK

pada Definisi 2.28 ada dan nilainya sama dengan ( ) ( ) Untuk memperoleh hasil di atas, ruas kiri persamaan (25) ditulis sebagai berikut ( )

PENDUGAAN KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS BERBENTUK FUNGSI PERIODIK KALI TREN FUNGSI PANGKAT PROSES POISSON NON-HOMOGEN WINDIANI ERLIANA

LANDASAN TEORI. Model ini memiliki nilai kesetimbangan positif pada saat koordinat berada di titik

( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

DERET TAK HINGGA. Contoh deret tak hingga :,,, atau. Barisan jumlah parsial, dengan. Definisi Deret tak hingga,

LAMPIRAN. Kajadian adalah suatu himpunan bagian dari ruang contoh Ω. (Grimmett dan Stirzaker, 2001) Definisi A.3 (Medan-σ)

Ayundyah Kesumawati. April 29, Prodi Statistika FMIPA-UII. Deret Tak Terhingga. Ayundyah. Barisan Tak Hingga. Deret Tak Terhingga

BAB III INTEGRAL LEBESGUE. Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa ruang dibangun oleh

Daftar Isi 5. DERET ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. Dosen FMIPA - ITB September 26, 2011

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

Persamaan dan Pertidaksamaan Linear

Pertemuan Ke 2 SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) By SUTOYO,ST.,MT

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS BERBENTUK EKSPONENSIAL DARI FUNGSI PERIODIK DITAMBAH TREN LINEAR PADA PROSES POISSON NON-HOMOGEN SALMUN K.

( x) LANDASAN TEORI. ω Ω ke satu dan hanya satu bilangan real X( ω ) disebut peubah acak. Ρ = Ρ. Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

BAB III FUNGSI TERUKUR LEBESGUE. Setelah dibahas mengenai ukuran Lebesgue dan beberapa sifatnya pada

matematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN K13 A. PERSAMAAN EKSPONEN BERBASIS KONSTANTA

Defenisi 15 (Kejadian) Kejadian adalah suatu himpunan bagian dari Nang contoh a. (Grimmett dan Stirzaker 2001)

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR. Oleh: LIA NURLIANA

LEMBAR AKTIVITAS SISWA INDUKSI MATEMATIKA

FUNGSI BESSEL. 1. PERSAMAAN DIFERENSIAL BESSEL Fungsi Bessel dibangun sebagai penyelesaian persamaan diferensial.

PENDUGAAN KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS BERBENTUK FUNGSI PERIODIK KALI TREN LINEAR SUATU PROSES POISSON NON-HOMOGEN WENTI ISMAYULIA

II. TINJAUAN PUSTAKA

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

Hendra Gunawan. 26 Februari 2014

Definisi 1 Deret Tak Hingga adalah suatu ekspresi yang dapat dinyatakan dalam bentuk:

Pertemuan ke-10: UJI PERBANDINGAN, DERET BERGANTI TANDA, KEKONVERGENAN MUTLAK, UJI RASIO, DAN UJI AKAR

Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

Sistem Bilangan Real. Pendahuluan

Sistem Bilangan Ri l

BAB III PERUMUSAN PENDUGA DAN SIFAT SIFAT STATISTIKNYA

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

KED INTEGRAL JUMLAH PERTEMUAN : 2 PERTEMUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Materi : 7.1 Anti Turunan. 7.2 Sifat-sifat Integral Tak Tentu KALKULUS I

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

11. Konvolusi. Misalkan f dan g fungsi yang terdefinisi pada R. Konvolusi dari f dan g adalah fungsi f g yang didefinisikan sebagai.

BAB I PENDAHULUAN. Integral Lebesgue merupakan suatu perluasan dari integral Riemann.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ayundyah Kesumawati. April 29, Prodi Statistika FMIPA-UII. Uji Deret Positif. Ayundyah. Uji Integral. Uji Komparasi. Uji Rasio.

BAB II KAJIAN TEORI. memahami sifat-sifat dari barisan fungsi. Pada bab ini akan diuraikan materimateri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT INTAN FITRIA SARI

Barisan dan Deret Agus Yodi Gunawan

URAIAN POKOK-POKOK PERKULIAHAN

Sistem Bilangan Riil. Pendahuluan

0. Pendahuluan. 0.1 Notasi dan istilah, bilangan kompleks

II. LANDASAN TEORI ( ) =

Sistem Bilangan Riil

LIMIT KED. Perhatikan fungsi di bawah ini:

BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY

III PEMBAHASAN. Berdasarkan persamaan (2.15) dan persamaan (2.16), fungsi kontinu dan masing-masing sebagai berikut : dan = 3

BAB V KEKONVERGENAN BARISAN PADA DAN KETERKAITAN DENGAN. Pada subbab 4.1 telah dibahas beberapa sifat dasar yang berlaku pada koleksi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam mengkaji penelitian Karakteristik Penduga Parameter Distribusi Log

BAB 2 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan mengaplikasikan turunan fungsi pada

SOAL DAN JAWABAN TENTANG NILAI MUTLAK. Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan nilai Mutlak di bawah ini.

TURUNAN. Ide awal turunan: Garis singgung. Kemiringan garis singgung di titik P: lim. Definisi

5.1 Fungsi periodik, fungsi genap, fungsi ganjil

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Sistem Bilangan Riil

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN PERSAMAAN LINEAR

III PEMBAHASAN. 3.1 Analisis Metode. dan (2.52) masing-masing merupakan penyelesaian dari persamaan

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan menggunakan turunan fungsi pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PERTIDAKSAMAAN

dy = f(x,y) = p(x) q(y), dx dy = p(x) dx,

Dwi Lestari, M.Sc: Konvergensi Deret 1. KONVERGENSI DERET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pr { +h =1 = } lim. Suatu fungsi dikatakan h apabila lim =0. Dapat dilihat bahwa besarnya. probabilitas independen dari.

Analisis Riil II: Diferensiasi

Transkripsi:

9 BAB III REVIEW PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR 3. Perumusan Penduga bagi dan " Untuk merumuskan penduga bagi λ ( s) dan ( s) c ' λ c" terlebih dahulu perlu dirumuskan penduga bagi sebagai berikut. Misalkan N adalah proses Poisson yang diamati pada interval [0,n] dengan fungsi intensitas λ () s (tidak diketahui) yang diasumsikan memiliki dua komponen, yaitu komponen periodik dengan periode τ > 0 dan komponen tren linear. Dengan kata lain, untuk setiap titik s [ 0, ) fungsi intensitas ( s) dengan ( s) c λ dapat ditulis sebagai berikut : λ λ s (3.) λ adalah fungsi periodik dengan periode (diketahui) τ > 0 dan a menyatakan kemiringan tren linear. Karena c ( s) untuk setiap s [ 0, ) dan k λ adalah fungsi periodik maka Z, dengan Z adalah himpunan bilangan bulat, berlaku λ λ s. 3.2 Kita juga asumsikan bahwa s adalah titik Lebesque dari λ, sehingga berlaku : lim 2 λ λ 0 3.3 (Wheeden dan Zygmund 977). Syarat cukup agar s merupakan titik Lebesgue dari λ adalah fungsi λ kontinu di s. Karena λ c ( s) adalah fungsi periodik dengan periode τ maka untuk menduga λ c ( s) pada s [ 0, ) cukup diduga nilai λ c ( s) pada s [ 0,τ ). Misalkan K : R [ 0, ) merupakan fungsi bernilai real, yang disebut kernel, yang memenuhi sifat-sifat berikut : (K.) K merupakan fungsi kepekatan peluang, (K.2) K terbatas, dan (K.3) K memiliki daerah definisi pada [-,] (Hermers et al. 2003). Misalkan juga h n merupakan barisan bilangan real positif yang konvergen ke 0 atau

0 untuk. 0 Penduga bagi a dan pada titik [ 0,τ ) dirumuskan sebagai berikut: dan s secara berturut-turut 3.4 20, 3.5 λ,, 3.6 Ide di balik pembentukan a n dan c, n, K () s λ dapat dilihat pada Helmers dan Mangku (2009) dan Marliana (2008). Jika ˆλ () s adalah penduga bagi, maka penduga bagi λ () s dapat c, n, K dirumuskan sebagai berikut,,,,,,. 3.7 2 Penduga di atas diperoleh dari fakta bahwa, untuk nilai 0 yang cukup kecil, maka 2 Jika ˆλ () s adalah penduga bagi maka penduga bagi dapat c, n, K dirumuskan sebagai berikut:,,,, 2,, 2 2,,. 3.8 4 Penduga di atas diperoleh dari fakta bahwa, untuk nilai h>0 yang cukup kecil, maka 2 2 2 2 4. ' c 3.2 Review Sifat-sifat Statistika ˆλ ( s) c, n, K Lema 3. Misalkan fungsi intensitas memenuhi (3.) dan terintegralkan lokal. Maka

2 3.9 dan 2 untuk n, dengan λ ; 3.0 yang menyatakan fungsi intensitas global dari komponen periodik. Hasil tersebut menyatakan bahwa merupakan penduga konsisten bagi. MSE diberikan oleh persamaan untuk. 4 2 3. Bukti dari lema ini dapat dilihat pada Helmers dan Mangku (2009). Teorema 3. (Aproksimasi asimtotik untuk nilai harapan,, ) Misalkan fungsi intensitas memenuhi (3.) dan terintegralkan lokal. Misalkan pula h 0 untuk n, dan kernel K simetris dan memenuhi asumsi (K.), n (K.2), dan (K.3). i) Jika ln, dan memiliki turunan ketiga berhingga pada s, maka,, 2 3.2 ii) Jika ln, dan memiliki turunan keempat berhingga pada s, maka,, 2 24 untuk n. Bukti : (lihat juga Eviliyanida 2009). 3.3 Berdasarkan Teorema Fubini, kita dapat menukarkan urutan penentuan nilai harapan dan penjumlahan, sehingga nilai harapan di ruas kiri (3.2) dan (3.3) dapat dinyatakan sebagai berikut

2,,. 3.4 Suku pertama pada ruas kanan persamaan (3.4) dapat ditulis menjadi 0,. 3.5 Dengan menggantikan variabel dan menggunakan persamaan (3.) dan (3.2) maka persamaan (3.5) dapat ditulis menjadi 0, 0, 0, 0, 0,. Dengan menggunakan fakta bahwa 0,, 3.7 3.6

3 untuk dan selanjutnya menggantikan variabel maka suku pertama pada ruas kanan persamaan (3.6) dapat ditulis menjadi. 3.8 Untuk membuktikan persamaan (3.2), karena mempunyai turunan ketiga pada s, dengan menggunakan deret Taylor (Lema A.3 dalam Lampiran ), maka diperoleh! jika n. 2! 3! Dengan menggunakan hasil ini maka persamaan (3.8) menjadi! 2! 3!! 2! 3! 3.9 untuk n. Karena K merupakan fungsi kepekatan peluang yang memiliki daerah definisi pada [-,], maka simetris, maka. Karena kernel K adalah 0 dan 0. Dari asumsi maka suku terakhir pada ruas kanan dari persamaan (3.9) menjadi, jika. Sehingga persamaan (3.9) menjadi sama dengan 2 untuk 3.20 n. Sedangkan suku kedua pada ruas kanan persamaan (3.6) dapat ditulis menjadi sama dengan

4 0, 0, 0, 0, 0, 0,. Dengan menggunakan (3.7), dan fakta bahwa 0, 3.2 untuk n, dan penggantian variabel maka ruas kanan persamaan (3.2) dapat ditulis menjadi untuk 3.22 n. Karena K merupakan fungsi kepekatan peluang yang memiliki daerah definisi pada [-,], maka simetrik, maka. Karena kernel K adalah 0. Sehingga suku pertama pada persamaan (3.22) sama dengan nol. Suku kedua persamaan (3.22) sama dengan

5 untuk. Sedangkan suku ketiga dari persamaan (3.22) menjadi untuk n. Sehingga suku kedua pada ruas kanan persamaan (3.6) adalah 3.23 jika n. Dari asumsi maka suku terakhir ruas kanan dari persamaan (3.23) menjadi, jika. Jika kita gabung hasil dari suku pertama (persamaan 3.20) dan suku kedua (persamaan 3.23) pada persamaan (3.6), maka ruas kanan persamaan (3.5) sama dengan 2 3.24 untuk n. Kemuadian untuk menyelesaikan suku kedua ruas kanan dari persamaan (3.4) kita gunakan persamaan (3.9) dari Lema 3. sehingga diperoleh 2 2 2 3.25 jika n. Dari asumsi maka suku terakhir ruas kanan dari persamaan (3.25) adalah, jika. Dengan menggabungkan persamaan (3.24) dan (3.25) akan diperoleh persamaan (3.2). Untuk membuktikan persamaan (3.3) kita gunakan argumen berikut. Karena mempunyai turunan keempat pada s, dengan menggunakan deret Taylor (Lema A.3 dalam Lampiran ), kita peroleh

6! 2! 3! 4! iika n. Dengan menggunakan hasil ini untuk n maka persamaan (3.8) menjadi 4! 3!! 2!! 4! 3! 2! 3.26 jika n. Karena K merupakan fungsi kepekatan peluang yang memiliki daerah definisi pada [-,], maka maka 0 dan. Karena kernel K adalah simetris, 0. Dari asumsi maka suku terakhir pada ruas kanan dari persamaan (3.26) menjadi, jika. Sehingga persamaan (3.26) menjadi sama dengan 2 untuk. Jika kita gabung persamaan (3.27) dan persamaan (3.23) 2 24, 3.27 maka diperoleh 24 3.28 untuk n. Dengan mensubtitusikan persamaan (3.28) dan (3.25) diperoleh persamaan (3.3). Berarti Teorema 3. terbukti.

7 Teorema 3.2 (Aproksimasi Asimtotik bagi Ragam,, ) Misalkan fungsi intensitas λ memenuhi (3.) dan terintegralkan lokal. Jika 0 untuk n, fungsi kernel K memenuhi asumsi (K), (K2), (K3). Jika ln, maka,, 6 ln 3.29 untuk n, asalkan s adalah titik Lebesgue dari, dimana =0,577 adalah konstanta Euler. Bukti: Kita ingat bahwa λ,,. Misalkan.. Untuk memperoleh ragam dari λ,, kita gunakan persamaan berikut λ,, 2,. 3.30 Dari asumsi (4), untuk n yang cukup besar, interval, dan, tidak overlap untuk semua. Hal ini berimplikasi bahwa untuk semua, dan

8 saling bebas. Ragam pada ruas kanan persamaan (3.30) dapat dinyatakan sebagai berikut,, 2, 0. 3.3 Suku pertama pada ruas kanan persamaan (3.3) dapat ditulis menjadi:. 3.32 Dengan mengganti variabel dan menggunakan (3.) dan (3.2), persamaan (3.32) dapat ditulis menjadi 0, 0, 0,

9 0,. 3.33 Suku pertama pada ruas kanan persamaan (3.33) adalah sama dengan 0, 0, 0,. 3.34 Kita perhatikan bahwa 0, 6 3.35 untuk n. Karena Kernel K terbatas dan memiliki daerah definisi pada [-,], dengan menggunakan persamaan (3.3) dan (3.35) maka suku pertama pada ruas kanan persamaan (3.34) sama dengan, untuk n. Sedangkan suku kedua pada ruas kanan persamaan (3.34) sama dengan 6 6 6 ln 3.36 untuk n. Suku kedua pada persamaan (3.33) dapat ditulis sebagai berikut

20 0, 0, 3.37 Dengan menggunakan persamaan (3.35) maka suku pertama pada persamaan (3.37) menjadi 6 6 6 6 6 untuk n. Dengan menggunakan fakta bahwa 0,, suku kedua pada ruas kanan persamaan (3.37) menjadi l 3.38 3.39 3.40 untuk n. Dengan menggabungkan persamaan persamaan (3.36), (3.38) dan (3.40), maka suku pertama pada persamaan (3.3) menjadi

2 6 6 ln. 6 2 2 ln 2 3.4 untuk. Dengan menggunakan persamaan (3.0) pada Lema 3., suku kedua pada persamaan (3.3) dapat ditulis sebagai berikut 2 2 2 2 3.42 untuk n. Perhatikan bahwa suku pertama dan kedua pada ruas kanan persamaan (3.42) sama dengan o(, untuk n. Dengan menggunakan pertidaksamaan Cauchy-Schwarz suku ketiga dari persamaan (3.3) adalah 2, 2 2 6 2

22 l 3.43 untuk n. Dengan menggabungkan persaman (3.4), (3.42) dan (3.43) kita peroleh persamaan (3.29). Jadi Teorema 3.2 terbukti. 3.3 Review Sifat- sifat Statistika ˆλ ' ( s) c, n, K Teorema 3.3 (Aproksimasi asimtotik untuk nilai harapan ˆλ ' ) c, n, K Misalkan fungsi intensitas λ memenuhi (3.) dan terintegralkan lokal. Jika 0 dan ln untuk n, fungsi kernel K adalah simetrik dan memenuhi asumsi (K), (K2), (K3), serta memiliki turunan ketiga berhingga pada s, maka,, jika n. 6 2 Bukti : (Lihat juga Eviliyanida (2009)).,,,,,, 2 2,,,,. Berdasarkan (3.2) diperoleh,, 2,, 2 Sehingga persamaan (3.45) menjadi,, 2 2. 3.44 3.45 Dengan deret Taylor diperoleh! 2! 3!, 3.46

23! 2!,. 3!, Dengan mensubstitusikan (3.46) (3.49), maka dihasilkan 3.47 3.48 3.49,, 2 2 3 6 2 6 2. Jadi Teorema 3.3 terbukti. Teorema 3.4 (Aproksimasi asimtotik untuk ragam ˆλ ' ) c, n, K Misalkan fungsi intensitas λ memenuhi (3.) dan terintegralkan lokal. Jika 0, ln, untuk n, fungsi kernel K memenuhi asumsi (K), (K2), (K3) serta memiliki turunan ketiga berhingga pada s, maka. 2 2 6 2,, 4 untuk n. Bukti : (Lihat juga Eviliyanida (2009)). 3.50,, dapat ditentukan sebagai berikut,,,,,, 2 4,,,, 2,,,,, 3.5 Ingat kembali pernyataan (3.6) yang mengakibatkan :

24,, dan,,. Dari 0, untuk nilai n yang besar, maka selang, 2 dan 2, tidak tumpang tindih (tidak overlap). Sehingga,2 dan 2, adalah bebas. Dengan demikian,,,,, 0, sehingga persamaan (3.5) menjadi,, 4,,,,. 3.52 Kemudian ingat kembali pernyataan (3.29) yang mengakibatkan:,, 6 ln,,, 3.53 6

25 ln, untuk. Dengan mensubstitusikan persamaan (3.54) dan (3.53) ke (3.52), maka 5.54,, 4 2 2 6 2 ln 3.55 untuk. Substitusi persamaan (3.46) dan (3.47) ke (3.55) sehingga (3,52) menjadi,, 4 2 2 2 6 2 2 2 6 2 4, untuk. Jadi Teorema 3.4 terbukti. 3.56 3.4. Review Sifat-sifat Statistika ",, Teorema 3.5 (Aproksimasi asimtotik untuk nilai harapan ",, ) Misalkan fungsi intensitas λ memenuhi (3.) dan terintegralkan lokal. Jika 0 dan ln, untuk n, fungsi kernel K adalah simetrik dan memenuhi

26 asumsi (K), (K2), (K3) serta memiliki turunan keempat berhingga pada s, maka,, untuk n. 3 Bukti: (Lihat juga Eviliyanida (2009)).,,,, 2,, 2 2,, 4 4,, 2,, 2 2,,. Dengan menggunakan persamaan (3.3) diperoleh,, 2 2 2 2 24 2 dan,, 2 2 2 2 24 2 untuk n. Sehingga,,, 4 2 2 2 2 2 2 2 3.57 3.58 3.59 3.60 24 2 2 2. Dengan deret Taylor diperoleh (3.6) 2! 2! 2 2! 2 2! 4 3! 4 3! 8 4! 8 4! 2 2 4 6 6 3.62 3.63 3.64

27 2 2 4. untuk. Dengan mensubstitusikan (3.62) (3.67), ke (3.6) maka dihasilkan 3.65 3.66 3.67,, 4 4 4 3 4,, 3. Jadi Teorema 3.5 terbukti. Teorema 3.6 (Aproksimasi Asimtotik Untuk Ragam ˆλ" ( s) c, n, K Misalkan fungsi intensitas λ memenuhi (3.) dan terintegralkan lokal. Jika 0, ln, untuk n, fungsi kernel K memenuhi asumsi (K), (K2), (K3) serta memiliki turunan keempat berhingga pada s, maka,, 3 8 4 2 6 3 8 n 3.68 untuk n. Bukti: (Lihat juga Eviliyanida (2009)).,, dapat ditentukan sebagai berikut,,,,, 2,, 2 2,, 3.69 4 6,, 2,, 2 2,, 6,, 2,, 2 4,, 2,, 2,,, 2

28 4,, 2,,, 4,, 2,,,. 3.70 Ingat kembali pernyataan (3.6) yang mengakibatkan :,, 2 2 dan 2,, 2 2 2. Dari 0, untuk nilai n yang besar, maka selang, dan,3 dan 3, tidak tumpang tindih (tidak overlap). Sehingga,,,3, dan 3, adalah bebas. Dengan demikian,, 2,,, 2 0,,, 2,,, 0, dan,, 2,,, 0, sehingga,, 6,, 2,, 2 4,,. 3.7 Kemudian ingat kembali pernyataan (3.29) yang mengakibatkan,, 2 2 2 6

29 untuk n, dan ln,, 2 untuk n. 2 2 ln Dengan mensubtitusikan kepersamaan (3.7) diperleh,, 6 6 2 2 4 6 6 6 6 ln 3.72 untuk. Dari persamaan (3.72) dan dengan mensubstitusikan (3.62), (3.63) diperoleh,,, 6 6 6 4 4 3 6 6 6 3 8 o 4 2 6

30 untuk. Jadi Teorema 3.6 terbukti. 3 8 n