INTERPRETASI SKOR TES URBINA (2004) BAB 3

dokumen-dokumen yang mirip
Psikometri NORMA 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

Modul ke: Psikometri NORMA 2. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Psikometri NORMA 2. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

Modul ke: Psikometri. Norma 1. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

RELIABILITAS (2) METODE RELIABILITAS & ERROR METODE RELIABILITAS & ERROR

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

Modul ke: Psikometri. Validitas 2. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Psikometri. Aplikasi uji Reliabilitas dan. Validitas

Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan : 2. Perkembangan pada abad ke-20

MENURUT WECHSLER 1. Entitas atau kuantitas yang mampu diukur oleh tes-tes inteligensi bukanlah kuantitas sederhana. Dengan demikian inteligensi tidak

Psikometri. Reliabilitas 1

TES INTELIGENSI. Wechsler Intelligence Scale for Children Terbit th Digunakan diberbagai Negara Untuk anak usia 5;0 15;11 th.

PRINSIP PENILAIAN. (Retno Wahyuningsih) Prinsip-prinsip Penilaian

PENILAIAN ACUAN PATOKAN dan PENILAIAN ACUAN NORMATIF

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Psikometri Validitas 1

PENILAIAN ACUAN KRITERIA (PAK)

KUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI

BAKAT & INTELEGENSI. 2 Kemampuan Mental. Individual Differences

PENILAIAN & PENYARINGAN DALAM PROGRAM PRA SEKOLAH Merupakan alat bantu dalam memperbaiki pendidikan di dalam kelas Brewer : Penilaian adl penggunaan s

4. HASIL DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN. 4. A. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4. A.1. Gambaran jenis kelamin subjek penelitian

Psikometri Validitas 2

Pengantar Psikodiagnostik

Psikodiagnostik 1. Marcia Martha Siahay

INSTRUMEN. Biaya dan waktu. Valid. Alat pengumpul data. Reliabel. Kualitas data. Kualifikasi pengumpul data. Tujuan. Besar sampel

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

TES KELOMPOK : TES INTELIGENSI & TES MINAT DAN BAKAT. Kuliah 9 Pengantar Psikodiagnostik

VALIDITAS PENELITIAN VALIDITAS PENELITIAN. A. Faktor yg mempengaruhi validitas internal BAB 4. Psikologi Eksperimen

BAKAT & INTELEGENSI. Cattel m coba menemukan perbedaan2 individu dlm hal: - ketajaman sensoris (indra) - kekuatan otot 10 aspek - kemampuan mental

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Contohnya di bidang pendidikan, tes psikologi digunakan untuk

KEMAMPUAN KHUSUS INDIVIDU & ANTISIPASI PENDIDIKAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Konstruksi Alat Ukur Psikologi

Bab 3. Metodologi Penelitian

BAB 6 KATEGORISASI BERDASARKAN INTERVAL NILAI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI

2014 KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA

Tahap-Tahap Penelitian

PENGANTAR PENGUKURAN BAKAT NENY ANDRIANI, M.PSI,PSIKOLOG

Materi UAS: 1. Indeks 2. Trend Linear dan Non Linear 3. Regresi dan korelasi sederhana

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PSIKODIAGNOSTIKA 2 : TES INTELEGENSI KODE / SKS : KK / 3 SKS

Ita Juwitaningrum, S.Psi

Baca clrak, 34 SUNARDI, PLB FIP UPI, 2007

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sehari hari manusia selalu dipenuhi dengan tes. Ketika akan

CIRI & PENGGUNAAN TES. N o v i a S i n t a R, M. P s i.

Evaluasi Pembelajaran Bahasa Jerman

SILABI. Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar Cara Pengajaran. : memahami dan menjelaskan definisi pengukuran

Analisis Varians. Liche/Statistik Lanjut-S2 F.Psi.UI/2008 1

MATERI KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN

Pendekatan thd intelegensi. General factor specific factor

Bab 8 DESAIN DUA KELOMPOK

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan Suatu cara atau jalan pengaturan atau pemeriksaan

PENGUKURAN TES PSIKOLOGI : TEKNIK DAN METODOLOGI RELIABILITAS DAN VALIDITAS

Jadi, psikodiagnostik adalah ilmu yang mempelajari/ mencari tahu masalah perilaku yang muncul

ASSESSMENT LITERACY (ASESMEN LITERASI) MUTMAINNA EKAWATI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

ORIENTASI PESERTA DIDIK BARU

PSIKOMETRI. Pengantar Psikometri MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 01

PENGUKURAN FREKUENSI PENYAKIT

Modul ke: Psikometri. Analisis Item 2. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Psikometri Reliabilitas 2

PRINSIP DAN NORMA PENGUKURAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN. Oleh: S u p r i y o k o

Ahmad Nasrulloh

Statistika Materi 3 UKURAN PEMUSATAN. Nilai Tunggal yang mewakili Karakteristik Sekumpulan data. Hugo Aprilianto, M.Kom

4. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

JENIS LAYANAN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini diadakan Pre-test atau tes awal sebelum kegiatan eksperimen. Data hasil tes awal.

Berdasarkan pemikiran ini Amthauer menyusun sebuah tes yang dinamakan IST dengan hipotesis kerja sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS & SELEKSI AITEM

BAB III METODE PENELITIAN

Sifat-sifat Fungsi Keanggotaan, Fuzzifikasi, Defuzzifikasi. Logika Fuzzy

Menjelaskan sistem penilaian Menjelaskan pengertian penilaian kelas Menjelaskan Prinsip penilaian kelas Menjelaskan Teknik penilaian kelas

07/10/2012 BAB 5 VARIANS & KONTROL. KE: Musik Prestasi belajar KK: Tanpa Musik Prestasi belajar

KONSEP STATISTIK Kosenp Dasar

PERTEMUAN 4 PENGUKURAN

3. METODE PENELITIAN

BAB 3 Metode Penelitian

2. DIMENSI SASARAN UKUR

LAMPIRAN. KETERANGAN PRIBADI Mohon isilah keterangan pribadi di bawah ini dengan lengkap dan benar.

Konteks assessment dan Klasifikasi Pemeriksaan Psikologis

DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id Mail :

BAB III METODE PENELITIAN

Overview : Pengantar Psikodiagnostik. Kuliah 1 Pengantar Psikodiagnostik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilaksanakan peneliti adalah deskriptif dengan

A. Klasifikasi Pendekatan Menurut Northrop

5. ANALISIS HASIL PENELITIAN

Struktur Kurikulum..

Masalah Penyebaran data. Riana Nurhayati

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. semu, karena itu diadakan Pre-test atau tes awal sebelum kegiatan eksperimen. Tabel 1

BAB 3 METODE PENELITIAN

TEORI PENGUKURAN. Wahyu Widhiarso [ Fakultas Psikologi UGM ] LOGO

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah :

Transkripsi:

1 KLASIFIKASI BOBOT NILAI A 90,00 100 A- 80,00 89,99 B+ 75,00 79,99 B 70,00 74,99 B- 65,00 69,99 C+ 60,00 64,99 D 40,00 0 49,99 E <40,00 INTERPRETASI SKOR TES URBINA (2004) BAB 3 Kuliah 11 - Psikometri Aries Yulianto, S.Psi., M.Si 3 Interpretasi Skor tes Psikologi -Skor tes psikologi biasanya disebut RAW SCORE (RS). Skor mentah (raw score): Urbina, 2004 hlm 77 4 Interpretasi Skor tes Psikologi Berdasarkan tujuan, ada 2 cara/kerangka utk interpretasi skor tes, yaitu : (Urbina, 2004, hlm. 78) 1. NORM. - Apa yg dpt diinterpretasi dari skor mentah tsb? skor mentah tdk dpt diinterpretasi secara langsung apabila tdk ada acuan/patokan ttt. 2. PERFORMANCE CRITERIA. 5 Interpretasi Skor Tes 6 Norm Performance Criteria Ordinal Scale Developmental Mental Age Grade Equivalent Persentil Within Group Berdasarkan cara interpretasi skornya, tes dibagi 2: 1. Norm-reference test 2. Criterion-reference test Standard Score Content Meaning Performance Assessment NORMA: = data performa/skor tes dari sekelompok subjek penempuh tes ttt yg dirancang sbg acuan utk mengevaluasi atau interpretasi skor tes seseorang (Cohen & Swerdlik, 99). Norma bersifat relatif, tergantung dari klp acuan yg digunakan. Aries Yulianto 1

7 8 Normative sample: Urbina, 2004, hlm.83 = klp acuan Contoh Normative Sample Sebuah tes dapat saja memiliki klp acuan yg berbeda dgn tes lain, Sebuah tes bisa juga memiliki bbrp klp acuan. Jenis kelamin, usia, geografis. 9 10 Contoh Tabel Norma berdasarkan Jenis Kelamin Contoh Tabel Norma: Norma CFIT 2 Raw Score USIA (tahun) 13,0-13,4 13,5-13,11 14,0-14,11 15,0-15,11 16,0-6,11 17,0 IQ IQ IQ IQ IQ IQ 29 131 128 13 121 121 28 129-130 126-127 123 1211-22 1-120 1-120 27 126-128 123-124 1-122 117-120 116-118 116-118 26 123-125 1-122 116-118 114-116 113-115 113-115 25 1-122 116-118 113-115 111-113 109-112 109-112 24 116-118 113-115 109-112 108-110 106-108 106-108 23 113-115 109-112 106-108 104-107 103-105 103-105 22 109-112 106-108 103-105 101-103 100-102 100-102 21 106-108 103-105 100-102 98-100 96-99 96-99 20 104-105 101-102 98-99 96-97 94-95 94-97 101-103 98-100 94-97 93-95 91-93 91-93 18 98-100 94-97 91-93 89-92 88-90 88-90 11 12 Contoh Tabel Norma Contoh Aplikasi Norma: Jono, seorang siswa SMA kls 3, mendapat skor mentah dari tes bakat mekanikal sebesar 32. Skor ini ketika dibandingkan dengan : - Norma SMA di Jakarta 85. - Seluruh siswa di sekolahnya 70. - norma calon mahasiswa teknik penerbangan 29. Bagaimana kemampuan mekanikal Jono? Aries Yulianto 2

: 13 14 A. Norma perkembangan (Developmental norms) hlm 79 B. Norma Dalam-Kelompok (Within-Group Norms) hlm 83 Misal: tes kemampuan motorik balita Tujuan tes apakah seorang balita kemampuan motoriknya normal? Langkah pembuatan Developmental Norms: 1. Tentukan karakteristik klp acuan (tergantung tujuan). 2. Berikan tes pada klp acuan. 3. Bagi klp acuan ke dalam subkelompok yg telah ditentukan. 4. Hitung mean atau deskripsi perilaku spesifik/unik utk setiap subkelompok. 5. mean atau deskripsi perilaku spesifik tsb menjadi norma. 15 : : 16 Jenis: 1. Ordinal Scales 2. Mental Age (M.A) 3. Grade Equivalent (G.E) 17 1. Ordinal Scales hlm 79 18 1. Ordinal Scales -tujuan: menunjukkan perilaku individu setara/sama dgn norma perilaku klp acuan pada usia ttt. Normal bila perilaku individu sama dgn perilaku klp dari usia yg sama. Lihat table 3.1, hlm. 80 Langkah pembuatan Ordinal Scale: Misal: Tes Kemampuan motorik Balita (0-5 thn) di Indonesia 1. Tentukan karakteristik klp acuan. Balita usia 0 thn 5 thn dari seluruh Indonesia. 2. Berikan tes pada klp acuan. Pengetesan thd 500 Balita usia 0 thn 5 thn dari 34 propinsi. 3. Bagi klp acuan ke dalam subkelompok yg telah ditentukan 0-11 bln, 12-23 bln, 24-35, 36-47, & 48-60 bln. 4. Berdasarkan data dari subkelompok, tentukan perilaku spesifik/ unik utk setiap subkelompok, yg bersifat progresif. 5. Deskripsi perilaku spesifik setiap subkelompok tsb menjadi norma. Aries Yulianto 3

2. Mental Age hlm 80 = age equivalent = test ages = M.A. (usia mental) Tujuan: menunjukkan kemampuan mental individu setara/sama dgn klp acuan pada usia ttt. Normal apabila kemampuan mental individu sama dgn kemampuan mental klp acuan pada usia yg sama. Contoh: Cici, usia 6 thn, skor tes logikanya sama dgn mean skor dari klp anak usia 5 thn. Artinya, kemampuan mental Cici sama seperti anak usia 5 thn, meskipun ia berusia 6 thn. 20 2. Mental Age Konsep Mental Age digunakan pada IQ rasio: IQ rasio = (MA/CA) x 100 IQ rasio digunakan pada awal pembuatan tes Inteligensi Stanford- Binet. Langkah pembuatan Mental Age: Misal: Tes Kognitif anak usia Pra-Sekolah (3-6 thn) di Indonesia 1. Tentukan karakteristik klp acuan (Anak usia 3-6 thn). 2. Berikan tes pada klp acua (500 anak usia 3-6thn di 34 provinsi). 3. Bagi klp acuan ke dalam subkelompok yg telah ditentukan (36-47 bln, 48-59 bln, & 60-72 bln). 4. Hitung mean dari setiap sub klp tsb. 5. Mean tsb menjadi norma bagi anak 3-6 thn lainnya di Indonesia utk mengetahui kemampuan mentalnya (normal/tidak). 21 3. Grade Equivalent hlm 81 22 3. Grade Equivalent = Grade norm (norma kelas) = G.E. Tujuan: menunjukkan penguasaan materi belajar siswa setara/ sama dgn klp acuan pada tingkatan kls ttt. Digunakan utk mata ajaran yg dipelajari di semua tingkatan kls (misal: Bahasa, Matematika) Contoh: Bila Susan, siswa 5 SD, mendapat skor berhitung= 13, maka kemampuan berhitungnya sama seperti siswa kelas berapa? Pada norma G.E. skor 13, menunjukkan mean utk kls 6 SD. artinya, Langkah pembuatan Grade equivalent : Misal: Tes Berhitung siswa SD di Jakarta 1. Tentukan karakteristik klp acuan (siswa SD kls 1-6). 2. Berikan tes berhitung pada klp acuan (600 siswa kls 1-6 SD di Jakarta). 3. Bagi sampel ke dalam subkelompok yg telah ditentukan (Sesuai tingkat kls). 4. Hitung mean dari setiap sub klp tsb. 5. Mean tsb menjadi norma bagi siswa 1-6 SD lainnya di Jakarta utk mengetahui kemampuan berhitungnya (normal/tidak). 23 3. Grade Equivalent 24 : B. Within-Group Norms Misal: Bagaimana kemampuan berhitung Budi dibandingkan siswa kls 5 SD di Jakarta? Lihat figure 3.1 hlm 92 Posisi bersifat relatif, krn bergantung dari tes yg diukur & klp normatif. Sebagian besar tes psikologi saat ini menggunakan jenis norma ini, termasuk tes inteligensi. Contoh Interpretasi: Bagaimana kemampuan Vocabulary siswa kelas 3 SD yang mendapat skor 37? Aries Yulianto 4

25 26 : B. Within-Group Norms NORMA BERDASARKAN KLP ACUAN (hlm.84; Urbina, 2004): 1. National Norm: 2. Subgroup Norm: 3. Local Norm: 4. Convenience Norm: Mana yg lebih baik digunakan? 27 B. WITHIN GROUP NORMS Jenis berdasarkan acuan interpretasi: a. Persentil b. Standard Score 28 S Persentil: (Urbina, 2004, hlm. 86) Contoh: Budi mendapat skor 10 dari tes berhitung. Pada tabel norma persentil dari siswa kls 5 SD di Jakarta diperoleh 75. Apa artinya? Artinya, 29 Data Tes Verbal siswa kls V SD Nusa (N=110, item =30) skor frek. frek. Kum. skor frek. Frek. Kum. 30 1 18 10 29 2 17 4 28 3 16 2 27 5 15 3 26 8 14 3 25 10 13 0 24 10 12 2 23 12 11 1 22 10 10 2 4 21 8 9 1 2 20 6 8 1 1 6 Total 110 Mean 21,29 SD 4,63 Contoh Pembuatan Norma Persentil Frek = frekuensi/jml siswa yg mendpt skor ttt. Frek. Kum. = frekuensi kumulatif, jmlh siswa yg mendpt skor ttt & skor di bwhnya. fk PR x100 N f k = frekuensi kumulatif pada skor tertentu N = jumlah anggota klp normatif 30 Tabel Norma Persentil Tes Verbal Kls V SD Nusa skor Persentil skor Persentil 23 11 22 10 21 9 20 0-8 Catatan utk Tabel Norma: - Tabel norma akan menjadi acuan bagi peserta lainnya yg mengerjakan tes tsb, oleh krn itu semua skor tes perlu dimasukkan dlm tabel norma. Skor tertinggi, terendah, maupun skor yg tdk diperoleh satupun peserta. - Urutkan dari skor tertinggi. - Utk tabel norma persentil, skor yg tdk diperoleh satu pun peserta mendapat persentil sama dgn skor di bawahnya. Aries Yulianto 5

31 Tabel Norma Persentil Tes Verbal Kls V SD Nusa skor Persentil skor Persentil 23 11 22 10 21 9 20 0-8 Contoh tabel Norma Persentil Contoh interpretasi: Dedi mendapat skor 25. Apa artinya? 32 2. Standard Score hlm 88 X - Mean z SD = z-score Menunjukkan posisi relatif individu dari mean klp acuan dgn standar deviasi (S.D) sbg satuan jarak. Contoh: Budi mendapat skor tes matematika 30, dari tabel norma utk siswa SD kls 5 diperoleh z-score = +1,5. Apa artinya? 30 = z-score 1,5. Artinya, 2. Standard Score 2. Standard Score 33 Skor z-score Skor z-score 23 10 22 9 21 8 20 Contoh tabel Norma dengan z-score Hlm 90 Mean= 21,29 SD = 4,63 N = 110 Buat table normanya berdasarkan z-score! Contoh tabel Norma z-score Skor z-score Skor z-score 23 11 22 10 21 9 20 8 Contoh Interpretasi: Siswa dgn skor 25, bgmn kemampuannya? 34 35 2. Standard Score Kelemahan z-score: - Memiliki nilai negatif - Unitnya terlalu kecil (dalam bentuk desimal) Utk mengatasinya, maka z-score diubah/transformasi menjadi standard score lainnya, dgn cara menganti Mean & SD (tdk lagi M = 0, SD = 1). Formula Umum transformasi z: Urbina, 2004, hlm 94 X` = (z-score)sd` + Mean` Beberapa cara transformasi ke standard score: (Urbina, 2004, hlm.92) - Tes Intel. Wechsler : Mean= 100 & SD= 15 (rentang: 55-145) (IQ deviasi) - Subtes Weschler : Mean = 10 & SD = 3 (rentang: 0-20) - CEEB: Mean= 500 & SD= 100 (dipakai pada TOEFL, SAT, GRE) -T-score: Mean= 50 & SD=10 (rentang: 0-100) Cara interpretasi sama seperti z-score. 36 2. CRITERION-REFERENCED TEST (Urbina, 2004, hlm.104) = domain-referenced test = objective-referenced test = competency test. = tes yg skornya diinterpretasi berdasarkan performance criteria. penentuan kriteria (=batasan) berdasarkan kesepakatan ahli (Urbina, 2004). kriteria berbeda dgn kriteria dlm validitas. 2 standar umum (Urbina, 2004): Urbina, 2004, hlm.105 a) b) Aries Yulianto 6

37 2. CRITERION-REFERENCED TEST a. Content meaning = Tes yg skornya diinterpretasi terkait dgn apa yg dpt dilakukan atau amount of knowledge/ diketahui oleh subyek (Anastasi & Urbina, 97). How much of specified domain has the test taker mastered? (hlm. 107; Urbina, 2004) skor umumnya dinyatakan dlm bentuk presentase. Biasanya digunakan untuk kemampuan dasar Misal: Tes Aritmatika Dasar Skor 80: 80% soal dijawab benar oleh peserta Peserta mampu melakukan perkalian dgn hasil <100 30: 30% soal dijawab benar oleh peserta Peserta mampu melakukan penjumlahan dgn hasil <10 38 2. CRITERION-REFERENCED TEST b. Performance Assessment (hlm.108) = Tes yg skornya diinterpretasi berdasarkan standar ttt yg hrs dilampaui subyek utk dpt dinyatakan lulus (Anastasi & Urbina, 97). Does the test taker display mastery of the skills in the question? (Urbina, 2004) pass - fail Contoh: tes kualifikasi pilot, kelulusan kursus, ujian SIM. Misal: Tes Kenaikan Tingkat Kursus Bhs. Inggris lulus Basic Level: bila 80% soal Grammar dikerjakan benar (= skor 80). Bila Poppy mendapat skor 90, apa artinya? Berarti Poppy sudah memenuhi syarat utk lulus basic level, krn sudah melampui batas kelulusan (menguasai kompetensi minimal bhs Inggris di basic level). Aries Yulianto 7