Konstruksi Alat Ukur Psikologi
|
|
- Sukarno Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODUL PERKULIAHAN Konstruksi Alat Ukur Psikologi Pengantar Tes dan Pengukuran Psikologi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi Dian Misrawati, M.Psi Psikolog Abstract Perkuliahan ini memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai tujuan pembuatan alat ukur dan jenis-jenis alat ukur yang digunakan dalam pengukuran psikologi Kompetensi Mahasiswa dapat memahami tujuan pembuatan alat ukur psikologi dan mampu membedakan jenis-jenis alat ukur psikologi berdasarkan tujuan pembuatannya 1
2 Pengertian Tes Anda mungkin pernah mengikuti pemeriksaan psikologis atau yang sering dikenal dengan istilah psikotes. Ingatkah anda mengenai kata-kata yang seringkali diucapkan oleh tester di bagian prolog : Anda tidak perlu khawatir, meskipun pemeriksaan ini disebut dengan psikotes, namun ini bukanlah suatu tes karena tidak mengandung pengertian benar atau salah. Apabila tidak ada jawaban yang salah ataupun benar, lalu dari manakah skorskor tes psikologis tersebut berasal? Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan tes psikologis itu? Berikut ini dijelaskan beberapa pengertian dari para ahli yang dapat membantu kita memahami apa itu tes psikologis. Cohen & Swerdlik (2010) Tes (testing) merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses administrasi pengukuran hingga interpretasi hasil skor yang diperoleh. (p14) Pengertian ini populer antara periode perang dunia pertama dan kedua. Istilah testing dipergunakan luas untuk menggambarkan proses seleksi (screening) ribuan tentara yang dapat bergabung di instansi militer. Setelah perang dunia kedua, muncul istilah baru untuk pemeriksaan psikologis yang lebih luas, yaitu assessment. Istilah testing dan assessment memiliki pengertian dan karakteristik yang berbeda. Perbedaan ini akan dibahas pada sub terakhir modul ini. Kaplan & Saccuzzp (2009) Tes psikologis merupakan alat ukur atau teknik yang digunakan untuk mengetahui kuantitas perilaku, serta memahami dan memprediksi perilaku tersebut. (p.6) Pada pengertian ini, secara tersirat Kaplan & Saccuzzp berpendapat bahwa tes psikologis hanya dapat menjaring sampel perilaku yang hendak diukur, oleh karena itu akan selalu ada kemungkinan terjadi eror pada saat pengambilan sampling. Mereka menekankan bahwa hasil tes bukanlah sebuah pengukuran sempurna terhadap karakteristik suatu perilaku, namun secara signifikan dapat menggambarkan dan memprediksi perilaku tersebut. 2
3 Murphy & Davidshofer (2005) Tes psikologis merupakan aplikasi sistematis yang bertujuan untuk mengukur atribut personal yang dianggap penting untuk menggambarkan dan memahami perilaku seseorang. (p.1) Lebih lanjut, Murphy & Davidshover menjelaskan bahwa tes psikologis yang menggambarkan dan memahami perilaku seseorang haruslah memiliki kriteria sebagai berikut : 1. Tes psikologis merupakan sampel perilaku 2. Sampel-sampel perilaku diperoleh berdasarkan kondisi yang telah terstandarisasi 3. Terdapat ketentuan baku untuk memperoleh informasi kuantitatif dari sampel perilaku (skoring) Urbina, S. (2004) Tes psikologis (psychological test) merupakan prosedur yang sistematis untuk memperoleh sampel perilaku (berkaitan dengan fungsi kognisi maupun afeksi) dan kemudian dilakukan skoring dan interpretasi berdasarkan standar tertentu. (p.1) Pengertian tes psikologis yang diungkapkan oleh Urbina (2004) merupakan pengertian yang kompleks. Oleh karena itu diperlukan klarifikasi lebih lanjut untuk setiap unsur dalam pengertian tersebut agar kita dapat betul-betul memahami arti dari tes psikologis secara keseluruhan. Klarifikasi atau penjelasannya dapat kita pahami melalui penjelasan karakteristik tes psikologis berikut ini. Karakteristik Tes Psikologis Berdasarkan definisi tes psikologis yang dipaparkan oleh Urbina (2004) dapat dijabarkan mengenai karakteristik tes psikologis, yaitu : 1. Tes psikologis merupakan prosedur yang sistematis - Tes direncanakan dan dilaksanakan dengan hati-hati/seksama - Tes memiliki format yang universal - Dapat diadministrasikan secara objektif 3
4 2. Tes psikologis mengukur sampel perilaku - Item-item tes mewakili sampel dari konstruk/ domain perilaku yang sangat luas - Kelayakan suatu tes dinilai dari seberapa tepat tes tersebut dapat mewakili konstruk yang diukur, bukan seberapa banyak dan panjang item tes yang dimiliki - Penggunaan sampel perilaku dilakukan untuk efisiensi waktu yang terbatas 3. Sampel perilaku yang diukur berkaitan dengan fungsi kognitif dan/atau afektif - Pemilihan sampel perilaku yang diukur didasarkan atas kepentingan teoritis dan praktis psikologi - Hasil pengukuran terhadap sampel perilaku dapat menggambarkan dan memprediksi fungsi kognitif dan afektif seseorang di lingkungannya. - Tes psikologis merupakan sebuah tools (alat) yang dibuat untuk tujuan dan kegunaan tertentu, berbeda dengan games/permainan. 4. Hasil tes psikologis dapat diskoring dan dievaluasi - Hasil tes dapat dinyatakan dalam bentuk angka maupun kategori - Hasil tes dapat dipahami oleh pembaca dan tidak menimbulkan pertanyaan 5. Evaluasi hasil tes psikologis memiliki standar berdasarkan data-data empiris - Pemberian hasil skor dan evaluasi didasarkan pada standar baku yang berlaku bagi alat ukur tersebut - Standarisasi alat tes disusun berdasarkan pengujian empiris yang telah terbukti keabsahan validitas dan reliabilitasnya. Standarisasi Alat Ukur Standarisasi merupakan bagian terpenting dari sebuah alat ukur. Standarisasi mencakup 2 pokok penting, yaitu : 1. Standarisasi Prosedur Pokok penting pertama ini berkaitan dengan universalitas tata cara pelaksanaan tes atau alat ukur. Alat ukur yang sama, haruslah dilaksanakan dengan cara yang sama, mengikuti aturan yang sama dan dinilai dengan cara yang sama, meskipun dilaksanakan oleh orang (tester) yang berbeda, waktu dan tempat yang berbeda. 4
5 Agar universalitas prosedur dapat tercapai, maka suatu alat ukur yang baik haruslah memiliki empat kelengkapan berikut yang sudah terstandarisasi. Manual berkaitan dengan panduan keseluruhan pelaksanaan tes, siapa yang dapat memberikan tes (tester), siapa yang dapat dites (testee), serta bagaimana kondisi pelaksanaan tes. Instruksi petunjuk mengerjakan tes, mulai dari kalimat yang diucapkan tester, cara menyajikan contoh dalam alat tes, serta petunjuk-petunjuk lainnya yang dianggap penting. Item-item tes stimulus yang dapat memancing respon testee dan mewakili konstruk perilaku yang ingin diukur. Stimulus yang dihadirkan dapat beraneka ragam, seperti yang dijelaskan pada tabel berikut : Pertanyaan Jenis stimulus Contoh alat ukur Information dan Comprehension pada WB Subtes SE RA ME pada IST Pernyataan Angka / numerical MBTI, EPPS, Papikostic, 16pf Digit span dan digit simbol WB Subtes ZR pada IST Gambar Picture arrangement, Picture completion, Object Assembly pada WB Subtes FA, WU pada IST TAT, Warteg, Foto Bercak tinta Szondi Rorschach Skoring penilaian terhadap respon yang diberikan testee, dalam hal ini memperoleh data/informasi kuantitatif mengenai sampel perilaku yang diukur. Standarisasi prosedur diperlukan agar pelaksanaan tes tetap dibawah kontrol pemeriksa (dan bahkan si pembuat alat tes) sehingga siapapun yang melakukan pengetesan akan melaksanakannya dengan tata cara dan ketentuan yang sama. 5
6 2. Standarisasi Evaluasi gambaran dan interpretasi mengenai hasil skor yang diperoleh testee, dalam hal ini mendapatkan kembali data kualitatif dari hasil skor sehingga dapat diketahui makna dan gambaran komprehensif dari sampel perilaku yang diukur. Pokok penting kedua ini berkaitan dengan norma kelompok yang menunjukkan posisi hasil tes seseorang bila dibandingkan dengan kelompok yang sesuai. Tujuan Pembuatan Tes Domino & Domino (2006) mengelompokkan 4 tujuan yang menjadi dasar pembuatan alat tes, yaitu : 1. Tujuan Klasifikasi Tes diperlukan dalam proses pengambilan keputusan untuk menentukan dan menempatkan seseorang pada kelompok tertentu. Misalnya : hasil pengisian skala kecemasan dapat memberikan informasi mengenai tingkat kecemasan seseorang, apakah berada pada level normal, rendah atau tinggi. Tes untuk tujuan klasifikasi juga dimaksudkan untuk membantu penentuan diagnosa seseorang, misalnya : hasil tes TOVA dapat memberitahu klasifikasi diagnosa ADD, ADHD atau gangguan konsentrasi yang bukan termasuk ADHD. 2. Tujuan Self Understanding Tes untuk tujuan self-understanding meliputi penggunaan hasil tes untuk mengetahui gambaran kemampuan yang dimiliki seseorang. Misalnya : tes prestasi yang menentukan kelulusan mata kuliah akan memberikan gambaran mengenai topiktopik yang dikuasai atau yang tidak dikuasainya. Tes WB menggambarkan inteligensi seseorang secara kompleks mengenai kemampuan performance dan kemampuan verbal yang ditampilkan ke lingkungan serta potensi kemampuan yang belum dimaksimalkan. 3. Tujuan Evaluasi Program Beberapa tes disusun agar dapat memberikan informasi mengenai efektivitas suatu program, kursus atau tindakan. Kita dapat melihat salah satu hasil tes evaluasi program melalui tingkat akreditasi sebuah program studi di universitas yang menggambarkan hasil pengujian kualitas melalui rangkaian berbagai tes. 6
7 4. Tujuan pembuktian saintifik Tes dengan tujuan pembuktian saintifik ini biasanya dilakukan dalam penelitianpenelitian yang berusaha membuktikan hipotesis mengenai keterkaitan antara beberapa variabel. Banyak alat tes yang disusun untuk melihat korelasi dua atau lebih variabel dalam penelitian skripsi maupun tesis. Klasifikasi Tes Psikologi Berdasarkan Jumlah Testee Tes Individual Tes Klasikal Tes Psikologi Tes Kemampuan Ability Test Tes Prestasi Tes Minat & Bakat Berdasarkan Aspek yang diukur Tes Inteligensi Tes Obyektif Tes Kepribadian Personality Test Tes Proyektif (Kaplan & Saccuzzp, 2009) Tes Individual Pemeriksa hanya memberikan tes kepada satu orang dalam satu waktu. Tes individual biasanya dilakukan pada pemeriksaan psikologis yang memerlukan ketajaman pengamatan dan kelengkapan informasi mengenai proses pelaksanaan tes. 7
8 Tes Klasikal Satu orang pemeriksa memberikan tes kepada beberapa orang sekaligus dalam satu waktu. Tes klasikal umumnya dilaksanakan pada tes seleksi, dimana pengamatan lebih diperlukan untuk melihat perbandingan performa seseorang dengan kelompoknya, disamping adanya pengamatan individual. Tes klasikal sangat cocok untuk pertimbangan efisiensi waktu dan tempat. Tes Kemampuan (Ability Test) Tes yang menjaring kemampuan-kemampuan spesifik yang dimiliki seseorang. Item-item tes dapat dinilai atau diskoring berdasarkan kecepatan, keakuratan, atau keduanya. Tes kemampuan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu : 1. Tes prestasi (achievement test) tes yang mengukur atau mengevaluasi kemampuan yang dimiliki seseorang berdasarkan proses belajar yang diperoleh sebelumnya. Contoh : Ulangan Harian, Ujian tengah Semester, Ujian Akhir Semester, Ujian Akhir Nasional 2. Tes Minat Bakat (aptitude test) tes yang mengukur potensi yang diperlukan seseorang untuk mengikuti proses belajar yang spesifik. Contoh : Tes Mekanikal, Tes Potensi Akademik (TPA) 3. Tes inteligensi (intelligence test) tes yang mengukur kemampuan umum seseorang dalam menyelesaikan masalah, beradaptasi terhadap berbagai perubahan situasi, berpikir abstrak, dan mengambil pelajaran dari pengalamannya. Contoh : WPPSI, WISC, WB, IST, SB Tes Kepribadian (Personality Test) Tes yang berkaitan dengan disposisi yang dimiliki oleh seseorang baik yang tampak (overt) maupun yang tersembunyi (covert). Disposisi ini dapat diamati melalui 8
9 kecenderungan perilaku atau respon yang ditunjukkan seseorang ketika menghadapi situasi tertentu. Tes kepribadian dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu : 1. Tes obyektif tes kepribadian terstruktur yang mengharuskan subjek/testee memberikan respon tunggal terhadap stimulus yang diberikan. Contoh : EPPS harus memilih satu diantara 2 pernyataan MMPI, Papikostik, DISC, 16pf 2. Tes proyektif tes kepribadian yang memiliki stimulus ambigu dan memungkinkan subjek untuk memberikan respon yang berbeda-beda dan bahkan kadang juga bersifat unik dan ambigu. Tes proyeksi memiliki asumsi bahwa interpretasi seseorang terhadap stimulus ambigu akan menggambar keunikan karakteristik individual. Contoh : Stimulus bercak tinta pada tes Rorschach Stimulus gambar pada TAT, WZT, BAUM, DAM Testing & Assessment Psychological assessment adalah suatu proses pemecahan masalah dengan menggunakan berbagai metode evaluasi yang berbeda, termasuk salah satunya psychological test. Perbedaan antara psychological testing dan psychological assessment dapat dilihat pada tabel berikut : Aspek yg membedakan Psychological Testing Psychological Assessment Tujuan Memperoleh standar ukuran baku mengenai kemampuan dan sifat seseorang Menjawab pertanyaan, memecahkan masalah, membuat keputusan dengan menggunakan berbagai metode evaluasi Proses - Dapat dilaksanakan secara - Dilaksanakan secara 9
10 Aspek yg membedakan Psychological Testing Psychological Assessment individual maupun kelompok - Pada akhir pelaksanaan, diperoleh skor mengenai jawaban/respon testee yang benar individual - Fokus utama lebih menekankan pada proses pelaksanaan (how) dari pada hasil (result) Peran Evaluator Tester bukan kunci utama dalam pelaksanaan tes satu tester dapat diganti oleh tester yang lainnya tanpa mempengaruhi evaluasi hasil tes Assessor merupakan kunci utama dalam proses pelaksanaan, mulai dari pemilihan alat tes (atau metode lainnya), hingga pembuatan kesimpulan dari serangkaian evaluasi yang dilakukan Kemampuan Evaluator Memerlukan kemampuan teknis seperti administrasi, skoring dan interpretasi Memerlukan kemampuan evaluasi menyeluruh yang mencakup kemampuan memilih metode yang tepat, kemampuan melakukan evaluasi dan kemampuan mengintegrasikan data Output (Cohen & Swerdlik, 2010) Memberikan hasil dalam bentuk skor Memberikan hasil dalam bentuk pemecahan masalah logis dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sebelumnya Daftar Pustaka 10
11 Cohen, R. J., & Swerdlik, M. E. (2010). Psychological testing and assessment: An introduction to test and measurement. (7 th ed.). Boston: McGraw Hill Kaplan, R.M. & Saccuzzp, D.P. (2009). Psychological testing: Principles, applications, and issues. California: Wadsworth Cengage Learning Urbina, S. (2004). Essentials of psychological testing. New York: John Wiley & Sons, Inc. Murphy, K. R. & Davidshofer, C. O Psychological Testing: Principles and applications. Ed. 6 th. New Jersey: Pearson Prenticehall 11
Psikometri. Reliabilitas 1
Psikometri Modul ke: Reliabilitas 1 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Apa itu Reliabilitas? reliability is a synonym for dependability or consistency Tests that
Lebih terperinciPsikometri Validitas 1
Modul ke: Psikometri Validitas 1 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Pengertian: VALIDITAS Berkaitan dengan apa yang diukur oleh tes dan seberapa tepat tes mengukur
Lebih terperinciPsikometri. Aplikasi uji Reliabilitas dan. Validitas
Psikometri Modul ke: Aplikasi uji Reliabilitas dan Fakultas Psikologi Validitas Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Perhitungan Manual Uji Reliabilitas 2 Kruder-Richardson (K-R 20) =
Lebih terperinciPsikometri Validitas 2
Modul ke: Psikometri Validitas 2 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. VALIDITAS KRITERIA 2 Validitas Kriteria Validitas Kriteria menunjukkan efektivitas suatu tes dalam
Lebih terperinciPsikometri. Pengantar Psikometri. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi
Modul ke: Psikometri Pengantar Psikometri Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. RAPEM PSIKOMETRI Judul Mata Kuliah : Psikometri Semester : Genap 2014/2015 Sks : 3 Kode
Lebih terperinciPSIKOMETRI. Pengantar Psikometri MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 01
MODUL PERKULIAHAN PSIKOMETRI Pengantar Psikometri Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 01 B41616BA Mutiara Pertiwi, M.Psi Abstract Modul ini berisi tentang pengantar
Lebih terperinciKONSEP DASAR TES PSIKOLOGI DAN KLASIFIKASINYA. Pertemuan kedua...
KONSEP DASAR TES PSIKOLOGI DAN KLASIFIKASINYA Pertemuan kedua... Pengertian Tes Tes merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang tingkah laku atau hasil belajar siswa (Elliott, 1999) Tes
Lebih terperinciPengantar Psikodiagnostik
MODUL PERKULIAHAN Pengantar Psikodiagnostik Sejarah, Pengertian, dan Kegunaan Psikodiagnostik Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 01 B41616AA Mutiara Pertiwi, M.Psi
Lebih terperinciPengertian Pengukuran
KONSEP DASAR TES Pengertian Pengukuran Proses untuk mengkuantifikasikan suatu gejala/atribut kuantifikasi terhadap karakteristik manusia melalui prosedur dan aturan yang sistematis Pemaknaan angka sebagai
Lebih terperinciPROFISIENSI PRESTASI TERSTANDAR TIDAK TERSTANDAR
PENGANTAR TES Pengertian Tes Tes merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang tingkah laku atau hasil belajar siswa (Elliott, 1999) Tes merupakan rangkaian prosedur tes dari administrasi
Lebih terperinciPsikometri Reliabilitas 2
Modul ke: Psikometri Reliabilitas 2 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Perhitungan Reliabilitas 2 TIPE-TIPE RELIABILITAS Test-Retest Reliability Alternate-Form Reliability
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : INVENTORI KODE MATAKULIAH / SKS = IT / 2 SKS
TIU : Mahasiswa memahami dasar diagnostik melalui tes inventory dan Pauli TIK :. Mahasiswa mengetahui sejarah permbangan beberapa tes inventory (EPPS, 6 PF, MMPI, MBTI, Kuder, RMIB, CBCL/4-8, BDI, STAI,
Lebih terperinciPengantar Psikodiagnostik
Modul ke: 10 eyeka13@gmail.com Fakultas PSIKOLOGI Pengantar Psikodiagnostik Tes Kepribadian EY Eka Kurniawan, M. Psi Program Studi Psikologi Definisi Suatu organisasi dinamis dalam diri individu, merupakan
Lebih terperinciPsikometri NORMA 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.
Psikometri Modul ke: 11 NORMA 1 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Karakteristik Norma Menunjukkan posisi/kedudukan seseorang dalam kelompok
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
SATUAN ACARA PERKULIAHAN Kode dan nama mata kuliah : PG434 Psikodiagnostik IV-Inteligensi (2 sks) Topik bahasan : Orientasi kuliah Tujuan pembelajaran umum : Mahasiswa mampu memahami silabus, pearturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Sejak itu, ilmu psikologi berkembang dan banyak diselenggarakan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Ilmu Psikologi mulai diselenggarakan di Indonesia pada tahun 1953. Sejak itu, ilmu psikologi berkembang dan banyak diselenggarakan di perguruan tinggi
Lebih terperinciKONSEP DASAR TES. Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si.
KONSEP DASAR TES Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si faridaagus@yahoo.co.id Pengertian Pengukuran Proses untuk mengkuantifikasikan suatu gejala/atribut kuantifikasi terhadap karakteristik manusia melalui
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) TES INTELIGENSI PBPP43204 (3 SKS) SEMESTER 4 Pengampu mata kuliah: NENY ANDRIANI, M.PSI, PSIKOLOG FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK PADANG 2017 1 A.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sehari hari manusia selalu dipenuhi dengan tes. Ketika akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan sehari hari manusia selalu dipenuhi dengan tes. Ketika akan masuk sebuah sekolah, calon siswa akan diberi tes untuk melihat apakah dia lulus atau tidak
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI F- 0621 Tg; Berlaku : Issue/Revisi : --- Jml Halaman : 15 Mata Kuliah : Pengantar Psikodiagnostik Kode Mata Kuliah : PSI-303 Jumlah SKS : 3 Waktu
Lebih terperinciMahasiswa dapat memahami dan menjelaskan : 2. Perkembangan pada abad ke-20
TIU : Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi inteligensi dari berbagai pendekatan, serta terutama memahami konsep inteligensi dari pendekatan psikometri serta mampu melakukan asesmen parsial
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
: Orientasi kuliah : Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan, gambaran umum perkuliahan, dan rencana pembelajaran matakuliah psikologi eksperimen. Media & buku sumber 1 1.1 Mahasiswa memahami tujuan, arah,
Lebih terperinciTes Inventori: SSCT. Modul ini akan menjelaskan tentang cara pengadministrasian dan skoring tes SSCT (Saks Sentence Completion Test)
Modul ke: Tes Inventori: SSCT Modul ini akan menjelaskan tentang cara pengadministrasian dan skoring tes SSCT (Saks Sentence Completion Test) Fakultas PSIKOLOGI Karisma Riskinanti, M.Psi., Psi. Program
Lebih terperinciP EDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan
VALIDITAS ISI ALAT UUKUR PENELITIAN: KONSEP DAN PANDUAN PENILAIANNYA Helli Ihsan Universitas Pendidikan Indonesia Helli_psi@upi.edu P EDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan Abstrak Ada banyak definisi tentang
Lebih terperinciPsikometri. Analisis Item 1
Psikometri Modul ke: Analisis Item 1 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Test items are the units that make up a test and the means through which
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tes psikologi merupakan alat yang digunakan oleh Psikolog dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang ini tes Psikologi bukan merupakan hal yang asing lagi bagi masyarakat. Tes psikologi merupakan alat yang digunakan oleh Psikolog dalam melakukan penilaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. psikologi dituntut harus mampu mengungkap aspek-aspek psikologis dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Penggunaan tes psikologi semakin berkembang pesat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai kegunaan tes. Masyarakat kian menyadari bahwa tes
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN INTELEGENSI (CFIT) DAN POTENSI PERFORMA KERJA (DARI HASIL KRAEPELIN TEST) PADA CALON KARYAWAN BANK SWASTA DI JAWA TIMUR
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN INTELEGENSI (CFIT) DAN POTENSI PERFORMA KERJA (DARI HASIL KRAEPELIN TEST) PADA CALON KARYAWAN BANK SWASTA DI JAWA TIMUR Ninik Setiyowati Jurusan Psikologi Universitas Negeri Malang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan, dan klinis (Anastasi dan Urbina, 1997; Aslam, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Psikologi adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia. Terdapat banyak cara untuk mempelajari perilaku manusia, salah satunya adalah dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Urbina, 2006). Mulai dari bidang pendidikan, industri dan organisasi sampai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari tingkah laku manusia merupakan salah satu peran ilmu Psikologi. Dalam mempelajari tingkah laku manusia, para psikolog melakukan berbagai jenis pengukuran.
Lebih terperinciTES INTELIGENSI DARI WECHSLER (David Wechsler, pimpinan ahli psikologi RS Bellevue, New York)
TES INTELIGENSI DARI WECHSLER (David Wechsler, pimpinan ahli psikologi RS Bellevue, New York) Pendahuluan Diawali oleh adanya pandangan dan keraguan tentang pengukuran inteligensi melalui tes Binet (1937)
Lebih terperinciDITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id Mail :
ASESMEN DALAM PSIKOLOGI KLINIS DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id Mail : dita.lecture@gmail.com PENGERTIAN Evaluasi sistematis dan pengukuran faktor psikologis, biologis dan sosial dari
Lebih terperinciPerancangan Alat Ukur
Modul ke: Perancangan Alat Ukur Fakultas Psikologi Program Studi PSIKOLOGI Mahasiswa dapat menyusun manual tes, instruksi tes dan item tes sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan yang benar Dian Misrawati,
Lebih terperinciPERTEMUAN 4 PENGUKURAN
PERTEMUAN 4 PENGUKURAN PENGUKURAN PSIKOLOGI Pengantar Pengertian Karakteristik Tingkat pengukuran Jenis pengukuran Pengantar Perkembangan ilmu pengetahuan baik dari segi keilmuan dan metode pengukuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang
Lebih terperinciBAB 2 SELEKSI & PENEMPATAN TENAGA KERJA
BAB 2 SELEKSI & PENEMPATAN TENAGA KERJA Sasaran : Mengerti tentang seleksi dan penempatan Memahami perbedaan individu dan varian pekerjaan Mengerti berbagai strategi seleksi Memahami model penelitian seleksi
Lebih terperinciModul ke: Tes Inventori. Sejarah Tes Inventori, Arti Kepribadian dan Pengukurannya. Fakultas Psikologi. Irma H. Aliyyah, M.Psi.
Modul ke: 01 Oleh: Fakultas Psikologi Tes Inventori Sejarah Tes Inventori, Arti Kepribadian dan Pengukurannya Irma H. Aliyyah, M.Psi. Program Studi Psikologi Kontrak Belajar, Definisi Tes Inventori, Kegunaan,
Lebih terperinciBerdasarkan pemikiran ini Amthauer menyusun sebuah tes yang dinamakan IST dengan hipotesis kerja sebagai berikut:
Tes IST (Intelligenz Struktur Test) merupakan salah satu tes psikologi untuk mengukur tingkat intelegensi seseorang. Tes IST sangat familiar digunakan oleh birobiro psikologi saat ini. Untuk mengetahuil
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MPB 6207 TES INVENTORY DAN PAULI Disusun oleh: Rany Fitriany, M.Psi, Psikolog FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Creswell (dalam Alsa, 2014 h.13) metode kuantitatif adalah
Lebih terperinciOverview : Pengantar Psikodiagnostik. Kuliah 1 Pengantar Psikodiagnostik
Overview : Pengantar Psikodiagnostik Kuliah 1 Pengantar Psikodiagnostik Aturan dalam Kelas 1. Keterlambatan : 15 menit, setelah 15 menit tidak absen 2. HP dimatikan/ SILENT 3. Mengumpulkan tugas tepat
Lebih terperinciTes Inventori. Pengertian, Kegunaan dan Metode Tes Kepribadian MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh 07
MODUL PERKULIAHAN Tes Inventori Pengertian, Kegunaan dan Metode Tes Kepribadian Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh Psikologi Psikologi 07 A61616BB Riblita Damayanti S.Psi., M.Psi Abstract
Lebih terperinciCIRI & PENGGUNAAN TES. N o v i a S i n t a R, M. P s i.
CIRI & PENGGUNAAN TES N o v i a S i n t a R, M. P s i. PENGGUNAAN TES Dari Bayi s/d Usia Lanjut Ketika bayi lahir akan segera dilakukan tes Apgar - asesmen : detak jantung, pernafasan, otot, refleks dan
Lebih terperinciModul ke: Tes Inteligensi Wechsler Adult Intelligence Scale Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi. Psikolog Program Studi Psikologi
Modul ke: Tes Inteligensi Wechsler Adult Intelligence Scale Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi. Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id WAIS-R Verbal Information Digit Span Vocabulary Arithmetic
Lebih terperinciModul ke: Tes Inteligensi. Skala Inteligensi Wechsler. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi. Psikolog. Program Studi Psikologi.
Modul ke: Tes Inteligensi Skala Inteligensi Wechsler Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi. Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Asal Mula Tes Wechsler 1932 : merancang sebuah instrumen yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap sampel dari suatu perilaku. Tujuan dari tes psikologi sendiri adalah untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tes psikologi adalah suatu pengukuran yang objektif dan terstandar terhadap sampel dari suatu perilaku. Tujuan dari tes psikologi sendiri adalah untuk mengukur perbedaan
Lebih terperinciTEKNIK PEMERIKSAAN PSIKOLOGI (DITINJAU DARI SEGI PENDEKATAN)
TEKNIK PEMERIKSAAN PSIKOLOGI (DITINJAU DARI SEGI PENDEKATAN) Tiga kelompok teknik pemeriksaan (Sundberg, 1977) 1. Teknik behavioral 2. Teknik objektif 3. Teknik proyektif Teknik pemeriksaan Teknik behavioral
Lebih terperinciKUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI
KUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI TES: suatu metoda untuk menjaring data berupa perilaku individu yang berlangsung dalam suatu situasi yang baku ( Sundberg, 1977) BAKU BAKU ADMINISTRASI
Lebih terperinciPengertian Tes Di dalam lapangan psikologi kata tes mula-mula digunakan oleh J. M. Cattel pada tahun Dan sejak itu makin popular sebagai nama me
Tes Psikologi Pengertian Tes Di dalam lapangan psikologi kata tes mula-mula digunakan oleh J. M. Cattel pada tahun 1890. Dan sejak itu makin popular sebagai nama metode psikologi yang dipergunakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap tes-tes yang sudah ada (Anastasi & Urbina, 2006).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat tes telah digunakan di Cina sejak tahun 2200 sebelum masehi, alat tes digunakan untuk seleksi pegawai negeri dan pada abad ke 19 pemerintah Inggris, Perancis,
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PBPP72208 Tes Disusun oleh: Harry Theozard Fikri, S.Psi, M.Psi PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK PADANG LEMBAR PENGESAHAN
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PSIKODIAGNOSTIKA 2 : TES INTELEGENSI KODE / SKS : KK / 3 SKS
1 Sejarah Intelegensi 1. Permbangan pada abad -19 Mahasiswa dapat memahami dan 2. Permbangan pada abad -20 3. Batasan mengenai konsep intelegensi 1. Permbangan pada abad -19 di : Inggris Amerika Jerman
Lebih terperinciPengantar Psikodiagnostik
Modul ke: Pengantar Psikodiagnostik Tes Individu Tes Kelompok Fakultas PSIKOLOGI Muhammad Ramadhan, M.Psi, Psikolog. Program Studi Psikologi http://www.mercubuana.ac.id Tes Individu Tes yang diberikan
Lebih terperinciPENGARUH TEKNIK JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KELOMPOK IPS DI PERGURUAN TINGGI
Pengaruh Teknik Jigsaw Terhadap Pemahaman Siswa Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi... 65 PENGARUH TEKNIK JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KELOMPOK
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. 1 Sedangkan
BAB III METODE PENELITIAN Agar dapat memperoleh data yang dapat menunjang validitas penelitian ini, maka diperlukan adanya metode penelitian. Hasan dan Koentjaraningrat mengemukakah bahwa metode adalah
Lebih terperinciKUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI
KUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI Ursa Majorsy 1. T E S P S I K O L O G I Istilah tes atau psikotes digunakan bidang psikologi kurang tepat dalam TES = berasal dari kata Testum (mangkuk
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PBPP33211 Psikodiagnostik I Disusun oleh: Ummil Khairiyah, M.Psi, Psikolog PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK LEMBAR PENGESAHAN
Lebih terperinciWBIS. (Weschler Bellevue Intelligence Scale) Praktikum Administrasi Tes WBIS. Karisma Riskinanti, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI
Modul ke: WBIS (Weschler Bellevue Intelligence Scale) Praktikum Administrasi Tes WBIS Fakultas PSIKOLOGI Karisma Riskinanti, M.Psi., Psikolog. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Subtes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada. Tinggi rendahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertentu. Contohnya di bidang pendidikan, tes psikologi digunakan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Psikologi merupakan salah satu cabang ilmu yang berperan untuk mempelajari perilaku manusia. Untuk mempelajari perilaku manusia ini, para ahli psikologi
Lebih terperinciTes Inventori. Pengertian Fungsi-Fungsi DISC dan Administratif MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh 02
MODUL PERKULIAHAN Tes Inventori Pengertian Fungsi-Fungsi DISC dan Administratif Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh Psikologi Psikologi 02 A61616BB Riblita Damayanti S.Psi., M.Psi Abstract
Lebih terperinciKEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Program Studi : Psikologi Nama Mata Kuliah : Pengantar Tes Psikologi
Lebih terperinciKegiatan Belajar 4: Menelaah Tes Hasil Belajar
Kegiatan Belajar 4: Menelaah Tes Hasil Belajar Uraian Materi 1. Menelaah Kualitas Soal Tes Bentuk Objektif Sebagaimana telah anda pelajari sebelumnya, bahwa analisis kualitas perangkat soal tes hasil belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan formal yang menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional dan mempunyai tujuan untuk menyiapkan peserta didik
Lebih terperinciTes Inteligensi: WISC
Modul ke: Tes Inteligensi: WISC Modul ini akan menjelaskan tentang tes inteligensi WISC dan penggunaannya. Fakultas PSIKOLOGI Karisma Riskinanti, M.Psi Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka,
Lebih terperinciSATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Mata Kuliah : Konstruksi Tes Kode Mata Kuliah : PSI-304 Jumlah SKS : 3 Waktu Pertemuan : 150 menit Kompetensi Dasar : 1. Assesmen psikologis Indikator : 1. Mampu menyusun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu masalah. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Psikologi merupakan salah satu bidang ilmu yang sangat dekat dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Psikologi merupakan salah satu bidang ilmu yang sangat dekat dengan kehidupan manusia, bahkan boleh dikatakan bahwa dimana ada manusia, disana ilmu psikologi itu berlaku.
Lebih terperinciSelf-Report Personality Inventories. Kuliah 13 PD I
Self-Report Personality Inventories Kuliah 13 PD I Pengantar Personality test : instrument yang digunakan untuk mengukur emosi, motivasi, hubungan interpersonal, dan sikap dari seorang individu. Self report
Lebih terperinciMENURUT WECHSLER 1. Entitas atau kuantitas yang mampu diukur oleh tes-tes inteligensi bukanlah kuantitas sederhana. Dengan demikian inteligensi tidak
PROBLEMA DALAM MENERAPKAN TES INTELIGENSI dan IQ MENURUT WECHSLER 1. Entitas atau kuantitas yang mampu diukur oleh tes-tes inteligensi bukanlah kuantitas sederhana. Dengan demikian inteligensi tidak bisa
Lebih terperinciPENGANTAR PENGUKURAN BAKAT NENY ANDRIANI, M.PSI,PSIKOLOG
PENGANTAR PENGUKURAN BAKAT NENY ANDRIANI, M.PSI,PSIKOLOG TES BAKAT & MINAT DEFINISI BAKAT & TES BAKAT Suatu Bakat adalah suatu konsistensi karakteristik yg menunjukkan kapasitias seseorang untuk menguasai
Lebih terperinci9 Battery Test FACT Diah Widiawati, M.Psi
www.mercubuana.ac.id Pada pertemuan lalu, kita sudah membahas mengenai Battery Test, yaitu DAT dan GATB. Masih ada satu kelompok Battery Test lagi yang perlu kita bahas. Pada pertemuan minggu ini, kita
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI PSIKOLOGI. Issue/Revisi : A0 Tanggal : 27 November 2017
Issue/Revisi : A0 Tanggal : 27 November 2017 Mata Kuliah : Psikologi Industri dan Organisasi Kode MK :PSY 208 Rumpun MK :Mata Kuliah Wajib Semester :4 Dosen Pengampu : Yulius Fransisco Angkawijaya (sks)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk hidup yang unik, tidak ada seorang individu yang sama persis dengan individu yang lain. Salah satunya adalah dalam hal kecepatan dan kemampuan
Lebih terperinciValiditas KriteriaSubtes EAS 4 Ketelitian dan Kecepatan Visual. Herlina Siwi Widiana Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan
Validitas KriteriaSubtes EAS 4 Ketelitian dan Kecepatan Visual Herlina Siwi Widiana Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan ] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji validitas subtes EAS 4 Kecepatan
Lebih terperinciPanduan Penggunaan AnBuso 2015
COVER DAFTAR ISI COVER...i DAFTAR ISI... ii Pendahuluan...1 Hal yang Baru...1 Kerangka Isi...2 Input Data...3 Menu Identitas... 3 Menu Jawaban... 7 Laporan Peserta...7 Menu Laporan Objektif... 8 Menu Laporan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini menguraikan yang menyangkut kegiatan operasional penelitian dari karakteristik subyek, desain penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian dan teknik pengolahan
Lebih terperinciPengantar Psikodiagnostik
Modul ke: Pengantar Psikodiagnostik Dasar-Dasar Interpretasi Tes Psikologi Fakultas PSIKOLOGI Muhammad Ramadhan, M.Psi, Psikolog. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Tes Psikologis menginterprestasikan
Lebih terperinciANALISIS BUTIR SOAL A. PENDAHULUAN
ANALISIS BUTIR SOAL A. PENDAHULUAN Tes adalah suatu pernyataan, tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau atribut pendidikan dan psikologi. Setiap butir
Lebih terperinciKUIS PERSIAPAN MENGHADAPI UPM
KUIS PERSIAPAN MENGHADAPI UPM Evaluasi Proses Hasil Belajar Biologi Perhatian : Anda hanya menjawab di lembar jawaban yang Anda buat dengan pilihan a, b, c atau d saja, tidak usah di tulis/di ketik lagi
Lebih terperinci7. Tes simulasi merupakan salah satu bentuk dari teknik penilaian: a. lisan b. praktik/kinerja c. penugasan d. portofolio e.
1. Serangkaian kegiatan untuk menetapkan ukuran terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu adalah: a. pengukuran b. pensekoran c. penilaian d. pengujian e. Evaluasi 2. Serangkaian kegiatan yang sistematik
Lebih terperinciMETODIK TES 1 Rencana Mutu Pembelajaran
` FAKULTAS PSIKOLOGI Universitas Muhammadiyah Surakarta METODIK TES 1 Rencana Mutu Pembelajaran TIM Pertemuan : 1 1 Mahasiswa mampu menjelaskan ruang lingkup metodik tes 1 dan teori dasar kepribadian dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang digunakan untuk memperoleh data, informasi, keterangan dan hal-hal lain yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian
Lebih terperinciMETODIK TES II Rencana Mutu Pembelajaran
` FAKULTAS PSIKOLOGI Universitas Muhammadiyah Surakarta METODIK TES II Rencana Mutu Pembelajaran LISNAWATI RUHAENA Nama Dosen : Lisnawati Ruhaena, M.Si., Psi. Program Studi : Psikologi Nama Mata Kuliah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bekerja menggunakan angka yang datanya berujud bilangan (skor,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk jenis quasi eksperimen atau eksperimen semu dengan kualitatif-deskriptif untuk mengetahui proses berpikir siswa. Menurut
Lebih terperinciMahasiswa mampu. Tes DASAR. Modul: 1 6 PENILAIAN. menjelaskan hakikat. Suryanto, DALAM. penilaian, asesmen, Adi. (2009).
SILABUS Nama Mata Kuliah/Kode Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran di SD (PDGK 4301) Program : PGSD Nama Lengkap Penulis : Iding Tarsidi, Drs., M. Pd. Instansi Asal : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung dengan mengambil subjek populasi seluruh siswa kelas VIII
Lebih terperinciMetode Penelitian Kuantitatif
MODUL PERKULIAHAN Metode Penelitian Kuantitatif Pengantar Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Psikologi Psikologi 01 Abstract Penjelasan tentang teori dan metode kuantitatif
Lebih terperinciASESMEN KLINIS. DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id
ASESMEN KLINIS DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id PENGERTIAN Evaluasi sistematis dan pengukuran faktor psikologis, biologis dan sosial dari individu yang memungkinkan terjadinya gangguan
Lebih terperinciSILABUS. : Penilaian &Evaluasi Pembelajaran Sains/
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA Alamat: Karangmalang, Yogyakarta Kode Pos 55281 Telp: (0274) 586168, Pswt. 229 & 285; (0274) 550835, 520326 Faxs:
Lebih terperinciASESMEN DALAM BK PPT 3 1
ASESMEN DALAM BK PPT 3 1 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2014 1 KOMPETENSI DAN INDIKATOR Memahami pengertian,
Lebih terperinciIta Juwitaningrum, S.Psi
Siti Wuryan Indrawati, M.Pd, Psi Ita Juwitaningrum, S.Psi Hani Yulindrasari, S.Psi, M.StatGend Diah Z Wyandini, M.Si Seorang diagnostikus tidak bebas dalam menyelenggarakan pemeriksaan psikologi banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karyawan yang sesuai dengan posisi yang tersedia. Dalam bidang klinis, tes
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tes psikologi saat ini telah digunakan hampir dalam setiap bidang kehidupan. Dalam bidang pendidikan, tes psikologi digunakan untuk mengetahui minat dan
Lebih terperinciBab 3. Metodologi Penelitian
Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Berikut ini merupakan variabel-variabel dari penelitian: Motorik kasar adalah keterampilan-keterampilan
Lebih terperinciEPPS. EPPS-Kusrohmaniah
EPPS EPPS-Kusrohmaniah Tes kepribadian Teknik proyeksi tidak terstruktur : Rorschach (populer awal abad 20an tapi lalu menurun popularitasnya) Teknik terstruktur : misal self-report inventories dan behavioral
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perguruan tinggi merupakan unsur pendidikan bagi siswa setelah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan unsur pendidikan bagi siswa setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA). Memiliki pendidikan di perguruan tinggi merupakan hal penting
Lebih terperinciBAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-4: Evaluasi HAsil Belajar dalam PJJ
BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-4: Evaluasi HAsil Belajar dalam PJJ SEAMEO SEAMOLEC Jakarta - INDONESIA 2012 Pendahuluan Dalam topik ini akan diuraikan evaluasi hasil belajar
Lebih terperinciPsikodiagnostik 1. Marcia Martha Siahay
Psikodiagnostik 1 Marcia Martha Siahay Diagnosis berasal dari Greek (jerman) yunani, yaitu Gnosis. Yang berarti knowledge From Eksprience (pengetahuan dari pengalaman) Diagnostik berarti mencari untuk
Lebih terperinci