BAB II PENGELOLAAN KASUS Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Aman dan Nyaman Pengkajian Keperawatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PENGELOLAAN KASUS Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Aman dan Nyaman Pengkajian Keperawatan"

Transkripsi

1 5 BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Aman dan Nyaman Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga keadaan aman dan tentram (Potter& Perry, 2006). Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan berespons terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Carpenito, Linda Jual, 2000). Sedangkan kenyamanan/ rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman /suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari, kelegaan/ kebutuhan telah terpenuhi, dan transenden/ keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri (Potter & Perry, 2005). Jadi kebutuhan keamanan dan kenyamanan sangat dibutuhkan untuk membantu melindungi klien dari bahaya (Potter & Perry, 2005) Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Aman dan Nyaman Pengkajian Keperawatan Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.tahap pengkajian merupakan pemikiran dasar dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu. Pengkajian yang lengkap, akurat, sesuai kenyataan, kebenaran data sangat penting untuk merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respon individu (Muttaqin. Arif, 2010) Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi dan komunikasi data tentang klien. Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar data tentang kebutuhan, masalah kesehatan, pengalaman yang berkaitan, praktik kesehatan, tujuan, nilai dan gaya hidup yang dilakukan klien (Potter & Perry, 2005). 5

2 Adapun pengkajian kebutuhan dasar rasa aman dan nyaman meliputi : a. Identifikasi faktor yang mempengaruhi kebutuhan keamanan, misalnya perubahan status mental, tingkat keracunan, keletihan, usia, kematangan, dan defisit motorik/ sensorik (misalnya berjalan dan keseimbangan). b. Identifikasi faktor lingkungan yang memungkinkan resiko jatuh (lantai licin, karpet yang sobek, anak tangga yang berlubang, jendela dan kolam renang). c. Periksa klien apakah mengalami/ terkena konstriksi karena bekuan darah, tersayat, luka bakar atau memar (Judith M, 2007) Pemeriksaan Fisik a. Inspeksi Inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Cahaya yang adekuat diperlukan agar perawat dapat membedakan warna, bentuk dan kebersihan tubuh klien. Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi, simetris. Dan perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya. Contoh : mata kuning (ikterus), terdapat struma dileher, kulit kebiruan (sianosis), dan lain-lain.. b. Palpasi Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya tentang : temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi dan ukuran. c. Perkusi Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri kanan) dengan tujuan menghasilkan suara. Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan. Perawat menggunakan kedua tangannya sebagai alat untuk menghasilkan suara. 6

3 d. Auskultasi Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas dan bising usus. e. Head to toe (kepala ke kaki) Pendekatan ini dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan sampai ke kaki. Mulai dari: keadaan umum, tanda-tanda vital, kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut dan tenggorokan, leher, dada, paru, jantung, abdomen, ginjal, punggung, genetalia, rectum dan ektremitas. f. Neurosensori Gejala yang terjadi pada neurosensori adalah gangguan penglihatan kabur/tidak jelas, sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat atau merasa diruang gelap. Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi disekitar sinar, perubahan kacamata, pengobatan tidak memperbaiki penglihatan, fotophobia (glukoma akut). Gejala tersebut ditandai dengan mata tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak), pupil menyempit dan merah atau mata keras dan kornea berawan (glukoma berat dan peningkatan air mata) Analisa Data Selama pengkajian, data dikumpulkan dari berbagai sumber, divalidasi dan diurut ke dalam kelompok yang membentuk pola. Data dasar secara kontiniu direvisi sejalan dengan perubahan dalam fisik status dan emosi klien. Hal ini juga mencakup hasil laboratorium dan diagnostik. Selama langkah ini, perawat menggunakan pengetahuan dan pengalaman, menganalisis dan menginterpretasi dan menarik konklusi tentang kelompok dan pola data (Benner, 1994; Carneasli et al, 1984; Carlson et al, 1991; Bandman & Bandman, 1995). Analisis data mencakup mengenali pola atau kecenderungan, membandingkan pola ini dengan 7

4 pola kesehatan yang normal, dan menarik konklusi tentang respon klien (Potter & Perry, 2005). Tabel 1. Analisa Data Konsep Dasar Asuhan Keperawatan No Analisa data 1. a. Data Subjektif : adalah persepsi klien tentang masalah kesehatan mereka (Potter & Perry, 2005). Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide klien tentang status kesehatannya. Misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frustrasi, mual, perasaan malu. b. Data Objektif : adalah pengamatan atau pengukuran yang dibuat oleh pengumpul data (Potter & Perry, 2005). Data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran Masalah Keperawatan Sebelum merumuskan diagnosa keperawatan, perawat mengidentifikasi masalah perawatan kesehatan umum klien. Namun, sebelum memberikan perawatan masalah harus ditetapkan secara lebih spesifik (Potter & Perry, 2005). Untuk mengidentifikasi kebutuhan klien, perawat harus lebih dulu menentukan apa masalah kesehatan klien dan apakah masalah tersebut potensial atau aktual (Potter & Perry, 2005). Adapun masalah yang sering muncul pada gangguan rasa aman dan nyaman ialah : 1. Gangguan persepsi sensorik (visual). 2. Resiko cedera (jatuh). Resiko cedera fisik berhubungan dengan perubahan penglihatan/ penurunan ketajaman penglihatan, pandangan berkabut dan kabur. 8

5 Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya (Potter & Perry, 2005). Diagnosa keperawatan biasanya terdiri dari tiga kompenen yaitu respon manusia (atau masalah), faktor yang berhubungan, serta tanda dan gejala (Lyer & Camp,2004). Diagnosa keperawatan yang dapat muncul dari kebutuhan dasar rasa aman dan nyaman adalah : a. Resiko jatuh (cedera) Defenisi : beresiko mengalami cedera sebagai akibat kondisi lingkungan yang berinteraksi dengan sumber adaftif dan sumber defisit individu. Kemungkinan berhubungan dengan : 1. Penurunan ketajaman penglihatan. 2. Keterbatasan penglihatan. 3. Perubahan/keterbatasan mobilisasi. 4. Penataan lingkungan fisik. 5. Nyeri. Kemungkinan data yang ditemukan : 1. Gangguan dalam pergerakan. 2. Keterbatasan dalam pergerakan. 3. Kerusakan Mobilitas Fisik. 4. Intoleran aktivitas. 5. Kurang Perawatan Diri (total atau sebagian). 6. Perubahan Pemeliharaan Kesehatan. Tujuan yang diharapkan : a. Meningkatkan perasaan nyaman dan aman individu. b. Meningkatkan kemampuan individu untuk dapat melakukan aktifitas fisik yang diperlukan untuk penyembuhan (misal; berjalan, batuk, nafas dalam, ambulasi). c. Mencegah terjadinya cedera. 9

6 Perencanaan Keperawatan Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuannya berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry, 2005). Intervensi keperawatan adalah semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini ke status kesehatan yang diuraikan dalam hasil yang diharapkan (Potter & Perry, 2005). Rencana asuhan keperawatan adalah pedoman tertulis untuk perawatan klien (Potter & Perry, 2005). Tabel 2. Rencana Tindakan Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Rencana Tindakan Rasional 1. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman. 1. Mengurangi potensi yang berbahaya dari lingkungan klien. 2. Beri pasien posisi bersandar, kepala tinggi, atau miring ke sisi yang tak sakit sesuai keinginan. 2. Menurunkan tekanan pada mata yang sakit. 3. Sarankan klien untuk tidak menyentuh matanya / menggaruknya. 3. Menurunkan stress pada mata/ menurunkan TIO. 4. Berikan pencahayaan yang paling sesuai dengan klien. 4. Meningkatkan penglihatan klien lokasi katarak akan memengaruhi apakah cahaya gelap atau terang yang lebih baik. 5. Ingatkan pasien menggunakan kacamata yang tujuannya memperbesar kurang lebih 25%, penglihatan ferifer hilang. Dan buta titik mungkin Perubahan ketajaman penglihatan dan kedalaman persepsi dapat menyebabkan bingung penglihatan/ meningkatkan resiko cedera

7 ada. sampai pasien belajar untuk mengkompensasi. 6. Dorong klien menggunanakan alat-alat adaftif seperti tongkat berjalan jika diperlukan. 6. Memberi keamanan yang sesuai sehingga masalah tidak aktual. 7. Pertahankan perlindungan mata sesuai indikasi. 7. Digunakan untuk melindungi dari cedera kecelakaan dan menurunkan gerakan mata. Kolaborasi: 8. Berikan obat sesuai indikasi: Antiemetic, contoh proklorperazin (Compazine), Asetazolamid. Kolaborasi: 8. Mual/muntah dapat meningkatkan TIO. Memerlukan tindakan segera untuk mencegah cedera okuler. Diberikan untuk menurunkan TIO bila terjadi peningkatan. Membatasi kerja enzim pada produksi akueus humor Implementasi Implementasi adalah pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat dari klien (Budi Anna, 1994). a. Mencakup intervensi yang sepesifik untuk mengurangi resiko pada setiap kelompok perkembangan usia. b. Intervensi lingkungan untuk memodifikasi lingkungan, sehingga dapat meneliminasi atau meminimalkan bahaya yang ada. 11

8 Evaluasi Evaluasi adalah bagian terakhir dari proses keperawatan (Budi Anna, 1994). Evaluasi dapat dibedakan atas evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses dievaluasi setiap selesai melakukan perawatan dan evaluasi hasil berdasarkan rumusan tujuan terutama kriteria hasil. Hasil evaluasi memberikan acuan tentang perencanaan lanjutan terhadap masalah nyeri yang dialami oleh pasien. a. Hasil yang diharapkan meliputi lingkungan fisik yang aman. b. Pengetahuan klien bertambah tentang faktor-faktor yang menunjukan keamanan dan tindakan pencegahan. c. Klien terbebas dari cidera. 12

9 FORMAT KELOLAAN PRIMER Pengkajian Keperawatan Gerontik Asuhan Keperawatan Kasus Pengkajian I. Identitas a. Nama : Ny. A b. Tempat/tanggal lahir : 73 tahun (tidak ingat tanggal lahir) c. Jenis kelamin : Perempuan d. Status perkawinan : Menikah (janda) e. Agama : Islam f. Suku : Jawa g. Pendidikan : SMP h. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga i. Alamat : Jln. Garu III, Gg. Jabrik No. 45 Kelurahan Harjosari Kec. Medan Amplas Sumatera Utara Komposisi keluarga lansia Klien memiliki 5 (lima) orang anak, 2 (dua) orang anak laki-laki dan 3 (tiga) orang anak perempuan. Suami klien sudah meninggal 6 (enam) tahun yang lalu. Klien sekarang tinggal dengan anak pertama dan keduanya. 13

10 II. Riwayat Kesehatan Keluarga / genogram Gambar 1. Bagan Genogram Ny. A (73 Tahun) Keterangan : : laki-laki : laki-laki meninggal : laki-laki klien : perempuan : perempuan meninggal : perempuan klien : tinggal serumah : bercerai III. Riwayat Kesehatan saat ini Klien mengatakan penglihatannya semangkin kabur dan tidak jelas seperti berasap. Jika beraktivitas klien sering meraba-raba agar tidak menabrak barang-barang yang ada dirumah. 14

11 IV. Riwayat kesehatan masa lalu Klien tidak pernah dirawat di Rumah Sakit. Biasanya kalau klien sakit hanya berobat ke puskesmas atau hanya membeli obat diwarung. V. Riwayat sehari-hari a. Persepsi lansia terhadap sehat sakit Klien menyatakan dirinya sehat apabila klien dapat melihat secara jelas, tidak kabur dan klien mengatakan sakit itu disaat sekarang dimana matanya yang tidak dapat melihat secara jelas dan rabun. b. Kebiasaan Kebiasaan klien setiap hari hanya dirumah saja sambil menonton televisi dan melakukan kegiatan rumah yaitu memasak, membersihkan rumah. c. Pola nutrisi Dalam kebutuhan nutrisi klien makan 3x sehari (pagi, siang dan malam) dengan nasi, sayur serta lauk yang cukup dan nafsu makan baik. Klien memiliki kebiasaan berdoa sebelum makan. Klien tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan dan tidak ada pantangan makan. Pada saat makan klien tidak memiliki keluhan-keluhan. Klien selalu menghabiskan porsi makan dan minum air putih sekitar 2-3 liter perhari. d. Pola istirahat / tidur Klien tidur pada malam hari jam WIB dan bangun jam WIB. Klien tidur malam selama 7 jam, dan tidur siang tidak tentu bisa 1-2 jam. e. Pola eliminasi Klien BAK sehari ± 7x dengan BAK pada malam hari sebanyak 3x. Klien tidak memiliki keluhan yang berhubungan dengan BAK, warna urine kuning. 15

12 Klien BAB sehari 1x (biasanya di pagi hari) dengan konsistensi semi padat, warna kuning dan tidak ada keluhan yang berhubungan dengan BAB. f. Kebiasaan olah raga Klien tidak pernah melakukan kegiatan olahraga lagi semenjak penglihatannya tidak jelas. Klien takut terjatuh saat melakukan olahraga karna penglihatannya tidak jelas lagi. g. Kemampuan melakukan aktivitas Klien setiap harinya melakukan aktivitas sebagaimana biasanya, seperti membersihkan rumah, memasak, mencuci semuanya masih dilakukan klien. h. Rekreasi Klien mengatakan jarang berpergian atau rekreasi, klien lebih senang berkumpul dengan keluarga di rumah. VI. Riwayat psikologi Klien selalu merasa sedih dan cemas dengan keadaan dirinya. Klien belum aepenuhnya menerima keadaan sakitnya. Karena penyakit yang dialaminya sangat mengganggu aktivitas klien sehari-hari. VII. Riwayat sosial Klien mengikuti perwiritan yang ada didaerah sekitar rumahnya. Klien juga masih sering ikut berkumpul kerumah tetangganya meski hanya sekedar bercerita. VIII. Riwayat spiritual & kultural Klien dan keluarganya sejak kecil memeluk agama islam, ajaran agama dijalankan setiap saat. Klien sangat aktif menjalankan ibadah sholat 5(lima) waktu dirumah atau dimasjid. Klien aktif mengikuti kegiatan agama yang 16

13 diselenggarakan oleh masjid di sekitar rumah tempat tinggalnya maupun oleh masyarakat setempat. IX. Kondisi lingkungan tempat tinggal a. Pencahayaan ruangan redup / gelap karna kurangnya ventilasi dirumah. b. Lantai yang tak rata,banyak terdapat gelombang pada lantai dan lubang. X. Pemeriksaan fisik a. Keadaan umum Wajah klien tampak segar, penampilan rapi, kulit putih bersih, berbicara lancar dan jelas, kuku tangan dan kuku kaki bersih, penglihatan kabur dan tidak jelas. b. Tanda-tanda vital TD : 130/80 mmhg Nadi : 96 x/i RR : 22 x/i T : 37 0 C c. Pemeriksaan head to toe 1. Kepala dan rambut a. Kepala o Bentuk o Kulit kepala : simetris : kulit kepala tampak bersih b. Rambut o Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rata dan rambut tampak sudah beruban. o Bau : rambut terasa bau keringat 2. Mata o Bentuk : simetris 17

14 o Ketajaman penglihatan : kurang baik, penglihatan kabur dan tidak jelas o Konjungtiva : anemia (-) o Skela : tidak ikterus o Pupil : isokor (kanan dan kiri) o Pemakai alat bantu : tidak memakai alat bantu penglihatan 3. Hidung o Bentuk : simetris o Fungsi penciuman : baik, dapat membedakan bau o Perdarahan : tidak ada perdarahan 4. Telinga o Bentuk : simetris antara kanan dan kiri o Lubang telinga : terdapat serumen (dalam batas normal) o Ketajaman pendengaran : kurang baik karena proses penuaan 5. Mulut dan faring o Keadaan bibir : lembab o Keadaan gigi dan gusi : tidak ada perdarahan gigi dan gusi, gigi tampak bersih dan tidak lengkap o Keadaan lidah : tidak ada tanda perdarahan 6. Leher o Tyroid : tidak tampak perbesaran pada kelenjar 18

15 o Suara o Nadi : jelas : teraba d. Pemeriksaan integumen o Kebersihan klien : klien tampak bersih dan rapi o Warna : kulit kuning langsat o Turgor : turgor kulit cepat kembali o Kelembaban : kulit lembab sedikit keriput e. Pemeriksaan payudara dan ketiak Tidak dilakukan pemeriksaan. f. Sistem pernafasan o Frekuensi o Irama nafas o Tanda kesulitan bernafas o Palpasi getaran suara o Perkusi o Auskultasi : 22 x/i : teratur : tidak ada : terdengar dan teratur : resonan : suara nafas teratur g. Sistem kardiovaskuler o Tekanan darah : 130/80 mmhg o Nadi : 96 x/i o Inspeksi : kulit normal (tidak pucat) o Palpasi : - o Perkusi : dulness o Auskultasi : - 19

16 h. Sistem gastrointestinal o Inspeksi : bentuk abdomen normal, simetris, tidak terdapat tanda-tanda asietas dan distensi o Palpasi : nyeri tekan (-), benjolan / massa (-), asietas (-), pembesaran hepar (-) o Perkusi : terdengar suara tymphani o Auskultasi : peristaltik usus 8-15 x/i i. Sistem genitourinary Klien sudah menoupause, klien mempunyai 5 orang anak, sumbatan pada saluran perkemihan (-), warna dan bau (normal). j. Sistem muskuloskeletal Klien masih dapat menggerakkan kedua tangan dan kakinya walau kaki klien sering kram/ kesemutan. o Kesimetrian otot o Pemeriksaan edema o Kekuatan otot o Kelainan ektremitas : simetris kanan dan kiri : tidak ada edema : kekuatan otot berkurang : tidak ada k. Sistem neurologi 1. Tingkat kesadaran a. GCS : 15 ( E : 4, V : 5, M : 6 ) 2. Status mental o Kondisi emosi/perasaan : Stabil o Orientasi : orientasi waktu, tempat dan orang baik 20

17 o Proses berpikir : ingatan klien masih kuat, klien masih ingat akan kejadian masalalunya. o Motivasi : klien iingin cepat sembuh dan dapat melihat secara jelas lagi o Persepsi : klien tidak yakin akan kesembuhan penyakitnya secara total o Bahasa : klien menggunaankan bahasa indonesia dan bahasa jawa. 3. Nervus Cranialis a. Nervus Olfaktorius/ N1 Klien dapat membedakan bau-bauan. b. Nervus Optikus/ N II Lapangan pandang klien mengalami gangguan Visus mata terganggu pada jarak jauh. c. Nervus Okulomotoris/ N III, Trochealis/ N IV, Abdusen/ N VI Terdapat glaukoma/katarak, edema kelopak mata (-), heperemi konjungtiva (-), reaksi pupil terhadap cahaya (lambat), ukuran mata kanan dan kiri normal, tidak ada tanda perdarahan, gerakan bola mata normal. d. Nervus Trigeminus/ N V Klien dapat merasakan dengan baik rasa raba di kulit wajah pada bagian maxila dan mandibulla kanan dan kiri. Klien dapat merasakan nyeri, sentuhan panas dan dingin serta getaran yang diberikan di kulit pasien. Reflek berkedip dan menutup mata 21

18 normal, kekuatan otot masester dan temporalis kanan dan kiri serta gerakan mandibulla simetris. e. Nervus Fasialis/ N VII Identifikasi terhadap rasa asam, pahit, manis dan asin baik. Kekuatan otot wajah atas dan bawah baik. f. Nervus Vestibulocochlearis/ N VIII Klien dapat berdiri tegak. g. Nervus Glossopharingeus/ N IX, Vagus/ N X Gerakan palatum dan vulva normal, palatum normal, palatum lunak dan sedikit terangkat, letak uvula ditengah. Gerakan menelan klien baik dan vokal suara jelas. h. Nervus Assesorius/ N XI Gerakan bahu kanan dan kiri simetris, rentang gerak sendi servikal normal, kekuatan daya dorong disisi bahu klien baik, kekuatan otot sternokledomastoideus klien baik. i. Nervus Hipoglosus/ N XII Gerakan lidah klien normal dan baik. Kekuattan otot lidah baik. 4. Fungsi motorik a. Cara berjalan Klien sulit berjalan karena pandangan rabun. b. Romberg test Klien dapat berdiri tegak. c. Tes jari-jari Klien mampu melakukan tes jari-jari. 22

19 d. Pronasi-supinasi test Klien mampu melakukan gerakan pronasi dan supinasi di atas tempat tidur dengan baik. e. Heel to shin test Heel to shin test klien normal dan baik. 5. Fungsi sensorik a. Identifikasi sentuhan ringan Klien dapat mengetahui area kulit tubuh yang disentuh oleh perawat. b. Test tajam tumpul Klien dapat mengidentifikasi barang yang tajam dan tumpul yang disentuhkan ke kulitnya. c. Test panas dingin Klien dapat mengidentifkasi rasa panas dan dingin yang disentuh ke kulitnya. d. Test getaran Klien dapat merasakan getaran dengan baik yang disentuhkan di area wajahnya. e. Streognosis test Kurang baik. f. Graphestesia test Kurang baik. g. Membedakan dua titik Klien mampu membedakan dua titik bagian yang disentuh ke kulitnya. h. Topognosis test Kurang baik. 23

20 6. Reflek a. Reflek bisep Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri. b. Reflek trisep Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri. c. Reflek brachioradialis Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri. d. Reflek patelar Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri. e. Reflek tendon achiles Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri. f. Reflek plantar Terangsang dengan baik pada motorik atas kanan dan kiri. XI. Pemeriksaan penunjang Tidak pernah dilakukan pemeriksaan. XII. Riwayat terapi Klien mengatakan tidak pernah melakukan pengobatan untuk memperbaiki penglihatannya. 24

21 Analisa data Tabel 3. Analisa Data Asuhan Keperawatan No Data Etiologi Masalah Keperawatan 1 Data subkektif Klien mengatakan silau Klien mengatakan penglihatannya seperti terhalang asap yang makin lama semangkin menebal Klien mengatakan kesulitan mengenali sesuatu Data objektif Pupil dilatasi Pengembunan pada pupil Lensa bewarna putih Katarak Primer, Komplikata Kekeruhan Lensa Blocking sinar yang masuk ke kornea Pandangan Kabur Gangguan sensori perceptual (visual) Gangguan persepsi sensorik : penglihatan Retina tampak tidak Konsentrasi buruk 25

22 2 Data subjektif Klien mengatakan tidak memahami penyebab resiko cedera klien mengatakan matanya terasa kabur dan tidak jelas seperti berasap sejak beberapa tahun yang lalu. Pandangan ganda Data objektif Ditemukannya glaukoma/ katarak Klien berjalan agak membungkuk dan ragu-ragu Klien dapat melihat dalam jarak pandang (- ) 5 m. Lensa berwarna putih Katarak Primer, Komplikata Kekeruhan Lensa Blocking sinar yang masuk ke kornea Pandangan kabur Gangguan sensori perceptual (visual) Penurunan ketajaman penglihatan Resiko tinggi cedera (jatuh) Resiko cedera (jatuh) 26

23 Rumusan Masalah / Diagnosa Keperawatan I. Gangguan sensorik perseptual (visual) b/d katarak d/d lensa tampak keruh, lensa berwarna putih susu, klien mengatakan pandangan kabur sulit mengenali sesuatu, hasil pengkajian visus terdapat penurunan yang signifikan, konsentrasi buruk. II. Resiko cedera (jatuh) b/d penurunan ketajaman penglihatan d/d pandangan berkabut dan kabur, klien tidak memakai alat bantu penglihatan (kacamata) dalam melakukan aktivitas, klien tampak berjalan dengan perlahan, meraba saat berjalan, kondisi penerangan dirumah klien cukup baik, kondisi lingkungan tampak kurang baik (pencahayaan kurang/redup, lantai yang tidak rata, bergelombang dan berlubang). 27

24 Perencanaan Tabel 4. Perencanaan Keperawatan dan Rasional Hari / tanggal No. Dx a. Tujuan: Respon klien terhadap rangsang meningkat sehingga disorientasi klien dapat dikurangi b. Kriteria Hasil : 1. klien mampu mendemonstrasikan perbaikan terhadap rangsang visual dan mengkomunikasian keterbatasan visual. 2. klien mampu mengidentifikasi faaktor-faktor yang mempengaruhi fungsi penglihatannya. 3. klien mampu mengidentifikasi faktor-faktor atau sumber alternatif stimuli. Rabu, 19/6/ Rencana Tindakan Rasional 1. Kaji dan dokumentasikan ketajaman penglihatan (visus) dasar. 1. Menentukan seberapa bagus visus klien. 2. Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau kedua mata terlibat. 2. Kehilangan pengihatan terjadi lambat dan progresif, tetapi biasanya hanya satu mata yang diperbaiki per prosedur. 3. Dapatkan deskripsi fungsi tentang apa yang bisa dan tidak bisa dilihat oleh klien. 3. Memberikan data dasar tentang pandangan akurat klien dan bagaimana hal tersebut memengaruhi perawatan. 28

25 4. Adaptasikan lingkungan dengan kebutuhan visual klien dengan cara orientasikan klien pada lingkungan. 4. Memfasilitasi kebebasan bergerak dengan aman. 5. Letakkan barang yang dibutuhkan dalam jangkauan dan pandangan klien. 5. Memungkinkan pasien melihat objek lebih mudah. 6. Cegah glare (sinar yang menyilaukan). 6. Mencegah distres. Katarak akan memecah sinar lampu yang akan menyebabkan distres. 7. Perhatikan tentang penglihatan kabur dan iritasi mata, dimana dapat terjadi bila menggunakan tetes mata. 7. Gangguan penglihatan iritasi dapat berakhir 1-2 jam setelah tetesan mata tetapi secara bertahap menurun dengan penggunaan. Hari / tanggal No. Dx a. Tujuan: Masalah resiko tidak menjadi aktual. b. Kriteria Hasil : 1. Klien tidak mengalami cedera. 2. Klien mampu mengidentifikasi dan menghilangkan bahaya lingkungan. 3. Klien melaporkan tidak jatuh. 4. Klien mampu mengidentifikasi alasan yang meningkatkan jatuh. 29

26 Rabu, 19/6/ Rencana Tindakan Rasional 9. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman. 9. Mengurangi potensi yang berbahaya dari lingkungan klien. 10. Beri pasien posisi bersandar, kepala tinggi, atau miring ke sisi yang tak sakit sesuai keinginan. 11. Sarankan klien untuk tidak menyentuh matanya / menggaruknya. 12. Berikan pencahayaan yang paling sesuai dengan klien. 10. Menurunkan tekanan pada mata yang sakit. 11. Menurunkan stress pada mata/ menurunkan TIO. 12. Meningkatkan penglihatan klien lokasi katarak akan memengaruhi apakah cahaya gelap atau terang yang lebih baik. 13. Ingatkan pasien menggunakan kacamata yang tujuannya memperbesar kurang lebih 25%, penglihatan ferifer hilang. Dan buta titik mungkin ada. 13. Perubahan ketajaman penglihatan dan kedalaman persepsi dapat menyebabkan bingung penglihatan/ meningkatkan resiko cedera sampai pasien belajar untuk mengkompensasi. 30

27 14. Dorong klien menggunanakan alat-alat adaftif seperti tongkat berjalan jika diperlukan. 14. Memberi keamanan yang sesuai sehingga masalah tidak aktual. 15. Pertahankan perlindungan mata sesuai indikasi. 15. Digunakan untuk melindungi dari cedera kecelakaan dan menurunkan gerakan mata. Kolaborasi: 16. Berikan obat sesuai indikasi: Antiemetic, contoh proklorperazin (Compazine), Asetazolamid. Kolaborasi: 16. Mual/muntah dapat meningkatkan TIO. Memerlukan tindakan segera untuk mencegah cedera okuler. Diberikan untuk menurunkan TIO bila terjadi peningkatan. Membatasi kerja enzim pada produksi akueus humor. 31

28 Implementasi dan Evaluasi Tabel 5. Pelaksanaan Keperawatan Hari/tanggal No.Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) Rabu, 19/6/ Mengkaji dan mendokumentasikan ketajaman penglihatan (visus) dasar. 2. Menentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau kedua mata terlibat. 3. Mendapatkan deskripsi fungsi tentang apa yang bisa dan tidak bisa dilihat oleh klien. 4. Mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan visual klien dengan cara mengorientasikan klien pada lingkungan. 5. Meletakkkan alatalat yang dibutuhkan dalam jangkauan dan pandangan klien. 6. Mencegah glare (sinar yang menyilaukan). 7. Memperhatikan tentang penglihatan kabur dan iritasi mata dengan obat tetes mata. S : Pasien mengatakan kedua mata tidak mampu melihat dengan jelas. O :Pasien tampak kesulitan melihat pada tes tajam penglihatan A :Masalah belum teratasi. P : Lanjutkan intervensi a. Pantau status tajam penglihatan pasien. b. Mengurangi pencahayaan yang menyilaukan. c. Mengorientas ikan pasien terhadap lingkungan. 32

29 Rabu, 19/6/ Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman. 2. Memberi pasien posisi bersandar, kepala tinggi, atau miring ke sisi yang tak sakit sesuai keinginan. 3. Menyarankan klien untuk tidak menyentuh matanya / menggaruk matanya. 4. Memberikan pencahayaan yang paling sesuai dengan klien. 5. Mengingatkan pasien menggunakan kacamata yang tujuannya memperbesar kurang lebih 25%, penglihatan ferifer hilang. Dan buta titik mungkin ada. 6. Mendorong klien menggunakan alatalat adaptif seprti tongkat berjalan jika diperlukan. 7. Mempertahankan perlindungan mata sesuai indikasi. S :a. klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab cedera (jatuh) b. klien mampu mengidentifikasi bahaya dari lingkungan O : Klien memahami penjelasan tentang penyebab cedera A : Teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan a. Ajari Klien dalam setiap melakukan kegiatan untuk selalu berhati-hati. b. Menyaranka n klien untuk tidak menyentuh matanya/ menggaruk c. Beri pencahayaan yang adekuat d. Dorong klien menggunaka n alat-alat adaftif (tongkat). 33

30 Hari/tanggal No.Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) Jumat, 21/6/ Mengkaji dan mendokumentasikan ketajaman penglihatan (visus) dasar. 2. Menentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau kedua mata terlibat. 3. Mendapatkan deskripsi fungsi tentang apa yang bisa dan tidak bisa dilihat oleh klien. 4. Mengadaptasikan lingkungan dengan kebutuhan visual klien dengan cara mengorientasikan klien pada lingkungan. 5. Meletakkkan alatalat yang dibutuhkan dalam jangkauan dan pandangan klien. 6. Mencegah glare (sinar yang menyilaukan). 7. Memperhatikan tentang penglihatan kabur dan iritasi mata dengan obat tetes mata. S :a. klien mampu mengenali faktor-faktor atau sumber stimulis. b. klien sudah mengenali lingkungan dan orang yang disekitar O : Jarak pandang klien ( )5 m A : Masalah teratasi P : intervensi tidak dilanjutkan Jumat, 21/6/ Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman. 34 S : -a. Klien mengatakan tidak mengalami cedera

31 2. Memberi pasien posisi bersandar, kepala tinggi, atau miring ke sisi yang tak sakit sesuai keinginan. 3. Menyarankan klien untuk tidak menyentuh matanya / menggaruk matanya. 4. Memberikan pencahayaan yang paling sesuai dengan klien. (jatuh) b. klien mampu mengenali dan menghilangkan bahaya lingkungan O : Tidak terdapat luka Cedera (jatuh) A : Masalah teratasi P : Intervensi tidak dilanjutkan 5. Mengingatkan pasien menggunakan kacamata yang tujuannya memperbesar kurang lebih 25%, penglihatan ferifer hilang. Dan buta titik mungkin ada. 6. Mendorong klien menggunakan alatalat adaptif seprti tongkat berjalan jika diperlukan. 7. Mempertahankan perlindungan mata sesuai indikasi. 35

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1. Konsep Dasar Kebutuhan Istirahat dan Tidur Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang merupakan mekanisme untuk memulihkan tubuh dan fungsinya, memelihara

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan

Lebih terperinci

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. D Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 83 tahun Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl.

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL A. Pengertian Terapi murottal adalah rekaman suara Al-Qur an yang dilagukan oleh seorang qori (pembaca Al-Qur an), lantunan Al-Qur an secara fisik mengandung

Lebih terperinci

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA ` Di Susun Oleh: Nursyifa Hikmawati (05-511-1111-028) D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A. Asuhan Keperawatan kasus I. PENGKAJIAN Nama/Inisial : Tn. S Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 28 tahun Status perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : - Alamat :Jl. Dusun I

Lebih terperinci

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status perkawinan : sudah menikah

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status perkawinan : sudah menikah Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.A Jenis kelamin : laki-laki Umur : 50 tahun Status perkawinan : sudah menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN FORMAT PENGKAJIAN PASIEN 1. Pengkajian I. Biodata Nama : Tn. T Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 71 Tahun Status Perkawinan : Sudah Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan : Petani Alamat : Jln.

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran I PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama :Tn. G Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 25 tahun Status Perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA Identitas Pasien Nama : Tn.D Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 67 Tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

Rumah Sakit Umum Daerah Manokwari Jln. Bhayangkara No. 01 Manokwari Papua Barat

Rumah Sakit Umum Daerah Manokwari Jln. Bhayangkara No. 01 Manokwari Papua Barat Rumah Sakit Umum Daerah Manokwari Jln. Bhayangkara No. 01 Manokwari Papua Barat Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No.Dx Hari,tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) Pukul 1. Kamis, 21 Mei Pain management S : klien mengatakan Nyeri 2015 (Manajemen

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN No.Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) I Hari pertama Senin/17 Juni 09.00-10.30 1. Mengkaji kemampuan secara fungsional

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014 Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur Status perkawinan Agama Pendidikan Pekerjaan : Tn. M : Laki-laki : 34 thn : Sudah Menikah : Islam

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG 1. IDENTITAS KLIEN Nama : Jenis Kelamin : Umur : Suku : Alamat : Agama : Pendidikan : Status Perkawinan : Tanggal

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Lampiran 1 I.BIODATA PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.S jenis kelamin : Perempuan Umur : 67 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam

Lebih terperinci

: Jl. Bajak IV Gg. Hidayah Golongan Darah : o Tanggal Pengkajian : 18 mei 2015 Diagnosa Medis : stroke

: Jl. Bajak IV Gg. Hidayah Golongan Darah : o Tanggal Pengkajian : 18 mei 2015 Diagnosa Medis : stroke Lampiran I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Ny.H Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 78 tahun Status Perkawinan : Menikah Pendidikan : SMP Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl. Bajak IV Gg. Hidayah Golongan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA Pengkajian dilakukan pada hari selasa tanggal 10 Juni 2014 pukul 14.00 WIB.

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN Lampiran 1 A. Asuhan Keperawatan Kasus Pengkajian dalam laporan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan format yang telah ditentukan seperti berikut ini. FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 20 Juni 2011 di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Jam 08.00 WIB 1. Biodata a. Identitas pasien Nama : An. S Umur : 9

Lebih terperinci

Format Pengkajian Klien di Lingkungan V Kelurahan Harjo Sari II kecamatan Amplas Kota Medan

Format Pengkajian Klien di Lingkungan V Kelurahan Harjo Sari II kecamatan Amplas Kota Medan Format Pengkajian Klien di Lingkungan V Kelurahan Harjo Sari II kecamatan Amplas Kota Medan I. BIODATA IDENTITAS KLIEN Nama Jenis Kelamin Umur Status perkawinan Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat kota Medan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN FISIK (PHYSICAL ASSESMENT) Ulfatul Latifah, SKM

PEMERIKSAAN FISIK (PHYSICAL ASSESMENT) Ulfatul Latifah, SKM PEMERIKSAAN FISIK (PHYSICAL ASSESMENT) Ulfatul Latifah, SKM Pemeriksaan Fisik Merupakan pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan/hanya bagian tertentu yang dianggap penting oleh tenaga kesehatan Tujuan

Lebih terperinci

Lampiran 1 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS. 1. Pengkajian I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status Perkawinan : Kawin

Lampiran 1 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS. 1. Pengkajian I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status Perkawinan : Kawin Lampiran 1 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS 1. Pengkajian I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.M.A Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 55 tahun Status Perkawinan : Kawin Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PNC. kelami

PENGKAJIAN PNC. kelami PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan

Lebih terperinci

Alamat : Jl. A. Hakim No. 28

Alamat : Jl. A. Hakim No. 28 Lampiran 1 A. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur Status Perkawinan Agama Pendidikan Pekerjaan : Tn. H : Laki-laki : 65 tahun : Menikah : Islam : Sarjana : Wiraswasta Alamat : Jl. A. Hakim

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Nama Mahasiswa :... Pengkajian diambil tanggal :... Jam :... A. IDENTITAS UMUM. Identitas Kepala Keluarga: Nama :... Pendidikan :... Umur :... Pekerjaan :...

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post Sectio Caesaria dengan indikasi Preeklamsia di Ruang Baitu Nisa RS Sultan Agung pada tanggal

Lebih terperinci

Tindakan keperawatan (Implementasi)

Tindakan keperawatan (Implementasi) LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN No. Dx Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari/ Pukul tanggal 1 Senin / 02-06- 14.45 15.00 15.25 15.55 16.00 17.00 Tindakan keperawatan (Implementasi) Mengkaji kemampuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman : Nyeri

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman : Nyeri BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman : Nyeri a. Defenisi Nyeri Nyeri adalah suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Simalungun

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Simalungun I. BIODATA FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur : Ny. R : Perempuan : 32 tahun Status Perkawinan : Janda Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat : Islam : SMP : Tidak

Lebih terperinci

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Identitas Pasien 1. Inisial : Sdr. W 2. Umur : 26 tahun 3. No.CM : 064601

Lebih terperinci

Status Perkawinan : Menikah : Kristen Protestan Pendidikan :

Status Perkawinan : Menikah : Kristen Protestan Pendidikan : Lampiran 1 Format Pengkajian Pasien Di Rumah Sakit I. Biodata Identitas Pasien Nama : Tn. J Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Kristen Protestan Pendidikan :

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi. 2. Mengkaji tandatanda

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi. 2. Mengkaji tandatanda Lampiran 1 CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi Dx I Selasa, 03 08.00 1. Mengkaji identitas pasien, keluhan utama, riwayat kesehatan

Lebih terperinci

TUGAS SISTEM INTEGUMEN

TUGAS SISTEM INTEGUMEN TUGAS SISTEM INTEGUMEN PENGKAJIAN PADA PASIEN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS TINEA KRURIS Oleh : MUHAMMAD FAHRI NIM: 108 STYC 15 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian pada Ny. S dilakukan pada tanggal 11 Mei 2007 sedangkan pasien masuk RSU Dr. Kariadi tanggal 8 Mei 2007 1. Biodata Biodata pasien Ny. S, 25 tahun, jenis

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB TERHADAP NY. Y DI BPS HERTATI

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB TERHADAP NY. Y DI BPS HERTATI ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB TERHADAP NY. Y DI BPS HERTATI Oleh : Rita Purnamasari Tanggal : 11 November 2011 Waktu : 10.00 WIB I. PENGKAJIAN A. IDENTITAS ISTERI SUAMI Nama : Ny. Y Tn. A Umur

Lebih terperinci

BAB III ILUSTRASI KASUS

BAB III ILUSTRASI KASUS BAB III ILUSTRASI KASUS IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. G MR : 010486 Umur : 45 th Pekerjaan : Buruh angkat dan sopir Suku Bangsa : Minang Alamat : simp. Rumbio ANAMNESA KELUHAN UTAMA Nyeri pinggang sejak

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB III RESUME KEPERAWATAN BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Asuhan Keperawatn Keluarga dilakukan pada tanggal 20 Juni 2010 pada keluarga Tn. L (45 th), dengan alamat Sambiroto kecamatan Tembalang, Semarang. Keluarga ini

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA OLEH : MEYRIA SINTANI NIM : 2012.C.04a.0314 YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA SEKOLAH TINGGI ILMU

Lebih terperinci

C. Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll

C. Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll Asuhan Keperawatan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Dan Tidur 1.2.1 Pengkajian Aspek yang perlu dikaji pada klien untuk mengidentifikasi mengenai gangguan kebutuhan istirahat dan tidur meliputi pengkaiian

Lebih terperinci

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan PANCA INDERA Pengelihatan 1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan (tembus cahaya) yang disebut

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Aman Nyaman 1. Definisi Aman Nyaman Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis (Potter & Perry, 2006). Perawat harus mengkaji bahaya yang mengancam

Lebih terperinci

GLUKOMA PENGERTIAN GLAUKOMA

GLUKOMA PENGERTIAN GLAUKOMA GLUKOMA PENGERTIAN GLAUKOMA Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat, sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan. 1 Terdapat

Lebih terperinci

Diam dan sentuhan kalau diperlukan d. Terminasi.

Diam dan sentuhan kalau diperlukan d. Terminasi. 1 PENGERTIAN Pengkajian adalah bagian dari setiap aktifitas yang dilakukan oleh perawat dengan dan untuk pasien. ( Arkinson & Murray, 1990) Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan yang merupakan

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. vital. posisi semi fowler. tenang.

CATATAN PERKEMBANGAN. vital. posisi semi fowler. tenang. LAMPIRAN 1 CATATAN PERKEMBANGAN No. Dx Hari/ Tanggal 1. Rabu, 01 Juni Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) 08.00 1. Mengkaji skala nyeri : 4 S : Pasien mengatakan

Lebih terperinci

Proses Keperawatan pada Bayi dan Anak. mira asmirajanti

Proses Keperawatan pada Bayi dan Anak. mira asmirajanti Proses Keperawatan pada Bayi dan Anak mira asmirajanti introduction Perawat merawat manusia sebagai mahluk yang unik dan utuh, menerapkan pendekatan komprehensif dan merencanakan perawatan bersifat individual

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA A. PENGKAJIAN 1. IDENTITAS No. Rekam Medis : 55-13-XX Diagnosa Medis : Congestive Heart Failure

Lebih terperinci

BAB III TIJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan

BAB III TIJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan BAB III TIJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada An. A dengan Gastroenteritis dehidrasi sedang di ruang luqman Rumah Sakit Roemani

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Nama Umur Pendidikan Alamat Agama : Tn.G : 30 th : tamat SMA : Blora : Islam Tanggal masuk : 06/12/2009 Tgl pengkajian : 06/12/2009 No.cm : 06 80

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PENDEKATAN POLA FUNGSI KESEHATAN MENURUT GORDON

FORMAT PENGKAJIAN PENDEKATAN POLA FUNGSI KESEHATAN MENURUT GORDON FORMAT PENGKAJIAN PENDEKATAN POLA FUNGSI KESEHATAN MENURUT GORDON Tgl Masuk RS : Ruangan/Kelas : No Rekam Medik : Diagnosis Masuk : Tgl Pengkajian : Tgl Operasi : A. Identitas 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. M Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 64 tahun Status Perkawinan : Sudah menikah Agama : Islam Pendidikan : SLTA Pekerjaan

Lebih terperinci

JOB SHEET. : Asuhan Kebidanan Kehamilan Bobot mata kuliah : Bd : DIII Kebidanan. : Siti Latifah Amd, Keb Pertemuan : 3 /18 Pebruari 2016

JOB SHEET. : Asuhan Kebidanan Kehamilan Bobot mata kuliah : Bd : DIII Kebidanan. : Siti Latifah Amd, Keb Pertemuan : 3 /18 Pebruari 2016 JOB SHEET Mata kuliah : Asuhan Kebidanan Kehamilan Bobot mata kuliah : Bd. 301 Semester : II Prodi : DIII Kebidanan Pokok bahasan : Pemeriksaan Antenatal Care Pembimbing : Siti Latifah Amd, Keb Pertemuan

Lebih terperinci

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita

Lebih terperinci

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELUARGA TN. S

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELUARGA TN. S FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELUARGA TN. S I. Data umum 1. Nama Kepala Keluarga : Tn. Setyo 2. Alamat dan telpon : Rt 03/ 16, Dukuh Ngawen 3. Komposisi Keluarga : 4 orang NO Nama Jenis Kelamin Hubungan

Lebih terperinci

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN KLIEN B Asuhan Keperawatan Kasus 1 PENGKAJIAN I BIODATA IDENTITAS KLIEN Nama : An. N A Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 10 tahun Status

Lebih terperinci

nonfarmakologi misalnya, teknik

nonfarmakologi misalnya, teknik LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Hari Pertama Hari/ tanggal/ Waktu Rabu, 20 Mei 2015 Pukul 09.00-10.30 No. Implementasi DX 1. 9. Mengkaji keluhan nyeri meliputi lokasi, karakteristik, awitan/durasi, frekuensi,

Lebih terperinci

KESEHATAN MATA DAN TELINGA

KESEHATAN MATA DAN TELINGA KESEHATAN MATA DAN TELINGA Oleh Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MATA DAN TELINGA INDERA PENGLIHAT ( MATA ) Mata adalah indera penglihatan,

Lebih terperinci

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut: A. lisa Data B. Analisa Data berikut: Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai No. Data Fokus Problem Etiologi DS: a. badan terasa panas b. mengeluh pusing c. demam selama

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS Tanggal pengkajian, 11 Maret 2010, jam 16.00. A. Biodata Pada saat dilakukan pengkajian pada Ny. R dari tanggal 11 Maret 2010 di ruang Fatimah, didapatkan data yaitu : umur 21 tahun,

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi Keperawatan. Mengevaluasi tingkat mobilitas klien Mendorong partisipasi

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi Keperawatan. Mengevaluasi tingkat mobilitas klien Mendorong partisipasi CATATAN PERKEMBANGAN No. Hari/tanggal Dx /pukul 1 Rabu 19 juni 2013 14.45 WIB 15.00 WIB 15.05 WIB 15.25 WIB Implementasi Keperawatan Mengevaluasi tingkat mobilitas klien Mendorong partisipasi pada aktivitas

Lebih terperinci

BAB II RESUME KEPERAWATAN WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat:

BAB II RESUME KEPERAWATAN WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat: 11 BAB II RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada hari Senin tanggal 22 Januari 20007 jam 07.30 WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat: 1. Biodata. a. Identitas

Lebih terperinci

Chairul Huda Al Husna

Chairul Huda Al Husna PENGKAJIAN LANSIA I Chairul Huda Al Husna PENDEKATAN PERAWATAN LANJUT USIA 1. Komponen pendekatan fisik Pernafasan, nutrisi, eliminasi, tidur, menjaga sikap tubuh waktu berjalan, tidur, menjaga sikap,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB.

BAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB. BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam 10.30 WIB. 1. Biodata a. Identitas Pasien Nama Klien Ny. S, umur 35 tahun, jenis kelamin perempuan, alamat Kalisegoro

Lebih terperinci

BAB III ANALISA KASUS

BAB III ANALISA KASUS BAB III ANALISA KASUS 3.1 Pengkajian Umum No. Rekam Medis : 10659991 Ruang/Kamar : Flamboyan 3 Tanggal Pengkajian : 20 Mei 2011 Diagnosa Medis : Febris Typhoid a. Identitas Pasien Nama : Nn. Sarifah Jenis

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan melaporkan asuhan keperawatan pada klien Ny. S. dengan mioma uteri di ruang B-3 Gynekologi RSP Kariadi Semarang. Adapun data yang di peroleh dari wawancara,

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. S DENGAN HIPERTENSI DI RT 01 RW VIII BANYUMANIK KELURAHAN BANYUMANIK SEMARANG

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. S DENGAN HIPERTENSI DI RT 01 RW VIII BANYUMANIK KELURAHAN BANYUMANIK SEMARANG ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. S DENGAN HIPERTENSI DI RT 01 RW VIII BANYUMANIK KELURAHAN BANYUMANIK SEMARANG LAPORAN PENGELOLAAN KASUS Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek Belajar Lapangan Keperawatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 CATATAN PERKEMBANGAN HARI 1. No. Dx. Hari/Tanggal. Tindakan Keperawatan. Rabu/ 1. Tindakan mandiri 4 Juni 2014

LAMPIRAN 1 CATATAN PERKEMBANGAN HARI 1. No. Dx. Hari/Tanggal. Tindakan Keperawatan. Rabu/ 1. Tindakan mandiri 4 Juni 2014 LAMPIRAN 1 CATATAN PERKEMBANGAN HARI 1 Hari/Tanggal No. Dx Pukul Tindakan Keperawatan Rabu/ 1 4 Juni 2014 18.45 WIB 1. Mengauskultasi suara nafas, serta adanya suara tambahan 18.50 WIB 18.55 WIB 19.00

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. BAB ini penulis akan membahas tentang penerapan posisi semi fowler untuk

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. BAB ini penulis akan membahas tentang penerapan posisi semi fowler untuk BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan BAB ini penulis akan membahas tentang penerapan posisi semi fowler untuk mengurangi sesak nafas pada pasien asma di ruang IGD Rumah Sakit Roemani Semarang tanggal

Lebih terperinci

Pusat Hiperked dan KK

Pusat Hiperked dan KK Pusat Hiperked dan KK 1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas beracun, kelemahan atau kekejangan otot pernafasan). 2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari langsung,

Lebih terperinci

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN. Latar belakang pendidikan. : Perumahan Pantai Perak gang 3 no 21 Semarang. Tanggal masuk RS : 6 September 2013 Diagnosa medis

ASUHAN KEPERAWATAN. Latar belakang pendidikan. : Perumahan Pantai Perak gang 3 no 21 Semarang. Tanggal masuk RS : 6 September 2013 Diagnosa medis ASUHAN KEPERAWATAN Kasus : Nn.A (20 th) datang ke RS dengan keluhan demam tinggi selama 4 hari. Klien mengatakan nyeri kepala, mual, muntah, dan terdapat bintik merah di lengan kanan atas. A. Pengkajian

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES INSIPIDUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES INSIPIDUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES INSIPIDUS Ny. Sunia 45 tahun masuk Rs.A dengan keluhan banyak kencing malam hari (nokturia), banyak minum 4-5 liter/hari. Keluarga mengatakan keluhan ini terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia hamil. Sebagian besar kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun, sekitar 15% menderita komplikasi berat,dengan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari BAB III TINJAUAN KASUS Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April 2010 A. PENGKAJIAN 1. Identitas Pasien a. Biodata Pasien Nama : An. A Tanggal lahir : 21 Agustus 2009 Umur Jenis kelamin Suku Bangsa Agama

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Asuhan keperawatan Keluarga di Lakukan pada tanggal 23 juni 2010 pada

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Asuhan keperawatan Keluarga di Lakukan pada tanggal 23 juni 2010 pada BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Data Umum Asuhan keperawatan Keluarga di Lakukan pada tanggal 23 juni 2010 pada keluarga Tn A alamat Jl kunir Rt 08 Rw 8 kelurahan sambiroto kecamatan tembalang.

Lebih terperinci

Kebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH

Kebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH Kebutuhan Personal Higiene Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH Pendahuluan Kebersihan merupakan hal yang penting Dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan Konsep Dasar Berasal dari bahasa Yunani,

Lebih terperinci

KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN. Niken Andalasari

KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN. Niken Andalasari KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN Niken Andalasari PENGERTIAN Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga keadaan aman dan tentram (Potter& Perry, 2006) Perubahan kenyamanan

Lebih terperinci

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. I. Rencana Tindakan Keperawatan 1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. a. Tekanan darah siastole

Lebih terperinci

KEBUTUHAN FISIOLOGIS KESELAMATAN DAN KEMANAN. FATWA IMELDA, S.Kep, Ns

KEBUTUHAN FISIOLOGIS KESELAMATAN DAN KEMANAN. FATWA IMELDA, S.Kep, Ns KEBUTUHAN FISIOLOGIS KESELAMATAN DAN KEMANAN FATWA IMELDA, S.Kep, Ns PENGERTIAN Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar dari ancaman bahaya / kecelakaan. ( Tarwoto dan Wartonah,

Lebih terperinci

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN KOMUNITAS

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN KOMUNITAS Lampiran PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN KOMUNITAS I. BIODATA Nama : Ny. N Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 23 Tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam

Lebih terperinci

Lampiran Asuhan Keperawatan Kasus PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USUU BIODATA I. IDENTITIAS PASIEN Nama

Lampiran Asuhan Keperawatan Kasus PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USUU BIODATA I. IDENTITIAS PASIEN Nama Lampiran Asuhan Keperawatan Kasus PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USUU BIODATA I. IDENTITIAS PASIEN Nama : Tn M Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 19 tahun Status Perkawinan : belum menikah

Lebih terperinci

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM :

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM : Lampiran 1 PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM : 1401100002 NO KEGIATAN PENELITIAN 1. Tahap Persiapan A. Penentuan Judul B. Mencari Literatur C. Studi Pendahuluan D. Menyusun

Lebih terperinci

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG I. PENGKAJIAN isteri (klien) Suami Nama : Ny.S Tn. H Umur : 21 Tahun 22 Tahun Agama : Islam Islam Pendidikan : SMA SMU Pekerjaan : Ibu rumah tangga Wiraswasta Suku / Bangsa : Jawa Jawa Alamat : Ngawi Ngawi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. S UMUR 30 TAHUN G III P II A O DENGAN DI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012 I. Pengkajian Tanggal :.. Jam. Tempat :.. Nama Mahasiswa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 0 Desa Lenek Kec. Aikmel EVALUASI LAYANAN KLINIS PUSKESMAS LENEK 06 GASTROENTERITIS AKUT. Konsistensi

Lebih terperinci

BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN Pada bab ini penulis melakukan pengkajian pada tanggal 14 Mei 2007 jam 09.00 WIB dan memperoleh data 3 dari catatan keperawatan dan catatan medis, serta wawancara dengan

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN

LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN Nama Umur Negeri asal Suku Agama Jenis Kelamin Pekerjaan Alamat : A : 6 tahun : Jambi : Minang : Islam : Laki-laki : Pelajar : Sungai Penuh, Jambi Seorang pasien anak laki-laki,

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA Ruang rawat :... Tanggal dirawat:... A. IDENTITAS KLIEN Nama :... L/P) Umur :... tahun No. CM :... Tanggal masuk :... B. ALASAN MASUK/FAKTOR PRESIPITASI......

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian keperawatan dilakukan pada tanggal 30 Maret 2011 dengan hasil. Jenis kelamin : Perempuan

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian keperawatan dilakukan pada tanggal 30 Maret 2011 dengan hasil. Jenis kelamin : Perempuan BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian keperawatan dilakukan pada tanggal 30 Maret 2011 dengan hasil sebagai berikut : 1. Identitas klien Nama : Ny. S Umur : 49 Tahun Jenis kelamin : Perempuan

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pukul Tindakan keperawatan Evaluasi. vital. nyeri, skala nyeri

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pukul Tindakan keperawatan Evaluasi. vital. nyeri, skala nyeri 36 LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN No. Hari/ Dx Tanggal 1,2,3 Rabu 04 juni 2014 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pukul Tindakan keperawatan Evaluasi 14.00 Pantau KU pasien S: - Klien melaporkan 15.00

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. BIODATA 1. Identitas Pasien. Nama Umur Jenis kelamin Suku/Bangsa Agama : An. F : 3 tahun : Perempuan : Jawa / Indonesia : Islam Status pernikahan : - Pekerjaan : - Alamat : Kedung

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny 60 DENGAN PERIODE ANTENATAL G 1 P 1002 UK MINGGU T/H DI PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN TANGGAL 16 MEI 2014

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny 60 DENGAN PERIODE ANTENATAL G 1 P 1002 UK MINGGU T/H DI PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN TANGGAL 16 MEI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny 60 DENGAN PERIODE ANTENATAL G 1 P 1002 UK 23-24 MINGGU T/H DI PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN TANGGAL 16 MEI 2014 I. PENGKAJIAN A. IDENTITAS PASIEN PASIEN PENANGGUNG Nama : MU

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL

PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL I. DEFINISI Pelayanan pada tahap terminal adalah pelayanan yang diberikan

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat : Tn.R : Laki-laki : 26 tahun : Islam : SMK : Wiraswasta : Jl.Panca

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DI. Pengkajian secara autoanamnesa / alloanamnesa Hari / tanggal : Jam : A. DATA SUBYEKTIF 1. Identitas pasien : - Nama : - Umur : - Pekerjaan : - Agama : - Alamat : 2.

Lebih terperinci

Katarak adalah : kekeruhan pada lensa tanpa nyeri yang berangsur-angsur, penglihatan kabur akhirnya tidak dapat menerima cahaya (Barbara)

Katarak adalah : kekeruhan pada lensa tanpa nyeri yang berangsur-angsur, penglihatan kabur akhirnya tidak dapat menerima cahaya (Barbara) KONSEP MEDIK. Pengertian Katarak adalah : kekeruhan pada lensa tanpa nyeri yang berangsur-angsur, penglihatan kabur akhirnya tidak dapat menerima cahaya (Barbara) 2. Etiologi Ketuaan, biasanya dijumpai

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJAN FISIK KLIEN GERONTIK. Jenis Kelamin : Suku : Agama : Status Perkawinan : Tanggal Pengkajian :

FORMAT PENGKAJAN FISIK KLIEN GERONTIK. Jenis Kelamin : Suku : Agama : Status Perkawinan : Tanggal Pengkajian : FORMAT PENGKAJAN FISIK KLIEN GERONTIK 1. Identitas Klien Nama : Umur : Alamat : Pendidikan : Tanggal masuk ke panti wredha : Jenis Kelamin : Suku : Agama : Status Perkawinan : Tanggal Pengkajian : 2. Status

Lebih terperinci

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian Data Demografi Nama Umur Pekerjaan Alamat a. Aktifitas dan istirahat Ø Ketidakmampuan melakukan aktifitas normal Ø Dispnea nokturnal karena pengerahan tenaga b. Sirkulasi

Lebih terperinci