BAB 2 KERANGKA TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 KERANGKA TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 KERANGKA TEORI 2.1 Model Bisnis Menurut Alexander Osterwalder & Yves Pigneur, sebuah model bisnis menggambarkan dasar pemikiran bagaimana suatu perusahaan atau organisasi menicptakan, memberikan dan menangkan nilai dari konsumen. Dalam bukunya yang berjudul Business Model Generation, Alexander O. & Yves P. (2010) menggunakan pendekatan canvas yang dapat menjadi bahasa bersama dan memungkinkan pebisnis untuk mendeskripsikan dan mengkaji ulang keseluruhan proses bisnisnya dengan mudah untuk kemudian menciptakan alternative strategi yang baru. Konsep canvas ini dapat dijelaskan melalui Nine Building Blocks yang digambarkan yang memperlihatkan cara berpikir tentang bagaimana sebuah perusahaan menghasilkan uang (Gambar 2.1). 18

2 19 Gambar 2.1 Kanvas Model Bisnis Model bisnis tersebut mencakup empat bidang utama dalam suatu pisnis, yaitu pelanggan, penawaran, infrastruktur dan kelangsungan finansial. Kesembilan blok dasar pembanggun model bisnis tersebut adalah Segmen Pelanggan, Proposisi Nilai, Saluran, Hubungan Pelanggan, Arus Pendapatan, Sumberdaya Utama, Aktivitas Kunci, Kemitraan Utama, dan Struktur Biaya Customer Segments Customer segments building block adalah sekelompok customer yang menjadi target sebuah perusahaan. Customer merupakan bagian inti dari suatu bisnis model. Tanpa adanya customer yang memberikan profit, maka tidak ada perusahaan

3 20 yang akan bertahan lama. Demi mencapai kepuasaan customer yang lebih baik, maka perusahaan harus membagi customer ke beberapa segmen yang berbeda sesuai dengan kebutuhan, kebiasaan membeli, dan atribut yang lain. Sebuah perusahaan harus menentukan fokus segmen yang akan dilayani dan mana yang diabaikan. Sekelompok customer mewakili segmen yang berbeda apabila: 1) Kebutuhan berbeda 2) Customer tersebut dapat dicapai melalui jalur distribusi yang berbeda 3) Hubungan yang berbeda jenisnya 4) Customer tersebut dapat menghasilkan tingkat profitabilitas yang berbeda 5) Customer memiliki kebutuhan untuk membayar aspek yang berbeda dari sebuah penawaran Ada beberapa tipe dari customer segments, antara lain: 1) Pasar Massa (Mass Market) Sebuah business model yang berfokus kepada mass markets tidak memilah customer segments. Value Propositions, Channels serta Customer Relationships berfokus kepada sekelompok customer yang memiliki kebutuhan dan masalah yang kurang lebih menyerupai satu dengan yang lainnya. 2) Pasar Ceruk (Niche Market) Model bisnis yang memiliki fokus pada niche market melayani customer segment yang spesifik dan memiliki spesialiasi tertentu. Value propositions,

4 21 channels serta customer relationships dirancang sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan dari niche market. 3) Tersegmentasi (Segmented) Business model segmented mengidenifikasikan customer segment ang memiliki kebutuhan, problem dan vallue proposition yang sedikit berbeda 4) Terdiversifikasi (Diversified) Business model yang memiliki customer segment yang beragam melayani dua customer segments yang tidak berhubungan sama sekali dengan kebutuhan, serta value propositions yang sangat berbeda pula. 5) Platform banyak sisi / Pasar banyak sisi (Multi-sided Marketing) Business model yang memiliki dua atau lebih customer segments yang independen. Secara segmentasi psikografis, pembeli terbagi menjadi kelompok yang berbeda-beda berdasarkan dari kepribadian dan gaya hidup. Orang-orang yang berada di dalam kelompok demografis yang sama, dapat menunjukkan profil psikografis yang berbeda. Menurut Kotler & Keller (2012), Sistem klasifikasi yang paling popular berdasarkan pengukuran psikografis adalah kerangka pemikiran VALS.

5 22 Gambar 2.2 VALS Framework Sumber: US VALS Framework Types (n.d) Kerangka pemikiran VALS dibagi ke dalam berbagai tingkat sumber yang meningkatkan atau membatasi ekspresi seseorang dari motivasi utamanya (Kotler & Keller, 2012). Empat kelompok dengan sumber yang tinggi adalah: 1) Innovators: Seseorang yang sukses, mempunyai harga diri yang tinggi, sering melakukan pegeluaran untuk kelas atas, produk dan jasa yang niche. 2) Thinkers:

6 23 Dewasa, mencari kepuasan, dan orang-orang yang dapat mudah termotivasi dengan sesuatu yang ideal dimana terdapat nilai, pengetahuan, dan tanggung jawab. Mereka yang mencari daya tahan, fungsi, dan nilai dalam suatu produk. 3) Achievers: Seseorang yang sukses, yang berorientasi pada tujuan, fokus pada karir dan keluarga, mendukung produk premium yang senang menunjukkan keberhasilan dengan rekan-rekan mereka. 4) Experiencers: Muda, seseorang yang antusias, impulsif, mencari variasi dan kegembiraan, menghabiskan sebagian besar pendapatannya pada fashion, hiburan, dan untuk bersosialisasi. Empat kelompok dengan sumber yang rendah adalah: 1) Believers Konservatif, konvensional, dan tradisional. Orang dengan keyakinan kuat, lebih memilih untuk setia kepada merek-merek yang sudah terkenal. 2) Strivers Trendy, suka bersenang-senang, sumber daya terbatas, mendukung produk gaya yang meniru pembelian mereka dengan kekayaan materi yang lebih besar 3) Makers

7 24 Praktis, down-to-earth, mandiri, suka bekerja dengan tangan mereka, mencari sesuatu yang praktis atau tujuan yang fungsional 4) Survivors Lansia, pasif, perhatian tentang perubahan, setia pada merek favorit mereka Value Proposition Value proposition menjelaskan akan nilai dari produk dan jasa perusahaan. Dalam suatu bisnis, value proposition dibutuhkan di dalam produk dan jasa yang benar-benar tepat untuk melayani dan memenuhi kebutuhan serta keinginan pasar, yang pada tujuan akhirnya dirancang untuk memberikan keuntungan finansial bagi bisnis atau usaha tersebut. Dengan memiliki value proposition yang jelas, seluruh proses bisnis yang dirancang akan lebih matang dan akan berakhir pada penyampaian tepat yang begitu penting untuk keberlangsungan setiap bisnis dan dalam meraih target pasar yang lebih besar serta membuat kestabilan baru dalam bisnis tersebut (Martin dan Osberg, 2007). Terdapat beberapa elemen dari value propositions, antara lain: 1) Newness Elemen newness sendiri adalah sebuah kebutuhan baru yang sebelumnya belum pernah terpikirkan oleh pelanggan karena belum ada penawaran serupa. 2) Performance

8 25 Dengan adanya penigkatan peforma dari sebuah produk atau servis merupakan cara umum untuk menciptakan sebuah nilai. 3) Customizations Merancang sebuah produk dan servis, agar sesuai dengan kebutuhan tertentu dari customer segments maupun pelanggan individual, dapat menciptakan value. 4) Getting the Job Done Dengan membantu customer menyelesaikan pekerjaan tertentu dapat juga menciptakan sebuah nilai. 5) Design Design merupakan sebuah bagian dari value propositions yang sangat penting. Sebuah produk dapat menjadi sorotan oleh karena sebuah design yang luar biasa. 6) Brand/Status Para customer dapat menciptakan value hanya dengan menggunakan atau memperlihatkan sebuah produk dengan brand tertentu. 7) Price Harga telah menjadi sebuah elemen penting yang dapat menciptakan value. Dengan memberikan value yang sama dengan harga yang lebih rendah dapat pula memenuhi kebutuhan customer yang mengutamakan harga. 8) Cost Reduction Membantu customer untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan juga dapat menciptakan value.

9 26 9) Risk Reductions Membantu customer untuk mengurangi risiko yang dihadapi juga merupakan salah satu cara untuk menciptakan sebuah value 10) Accessibility Memberikan akses kepada customers yang sebelumnya belum memiliki produk atau servis tersebut yang dapat menyampaikan value yang sesuai. 11) Convenience / Usability Kemudahan dalam menggunakan sebuh produk dapat menciptakan sebuah value yang penting Channels Channels Building Block mendeskripsikan strategi perusahaan dalam menyampaikan pesan dan tujuannya kepada customer segment yang ditargetkan gunanya untuk memberikan value propositions. Channels memiliki beberapa fungsi diantaranya: 1) Meningkatkan kesadaran customer tentang suatu perusahaan dan produknya. 2) Membantu para customer untuk mengevaluasi value propositions yang disampaikan oleh perusahaan. 3) Menyampaikan sebuah value propositions kepada customer. 4) Menyediakan after sales service setelah pembelian dilakukan.

10 27 Demi mendapatkan channel yang benar untuk memenuhi kebutuhan dari customers adalah suatu hal yang sangat penting untuk memberikan value propositions. Salah satu caara nya adalah menyeimbangkan jalur distribusi melalui channel milik sendiri ataupun partner untuk dapat menyampaikan value kepada customer serta meningkatkan revenue Customer Relationship Customer Relationships Building Block memberikan hubungan yang dibangun oleh sebuah perusahaan dengan customer segment spesifik yang ditargetkan. Beberapa kategori dari customer relationships adalah sebagai berikut: 1) Personal Assistance Pelanggan dapat berkomunikasi dengan pihak customer service untuk mendapatkan bantuan saat proses belanja dan setelahnya. 2) Dedicated personal assistance Seorang customer dilayani oleh seorang personal assitant yang dikhususkan hanya untuk melayani customer tersebut. 3) Self-service Perusahaan menyediakan seluruh kebutuhan agar customer dapat melayani diri sendiri, tidak terdapat hubungan dengan customer. 4) Automated Service

11 28 Merupakan integral dari hubungan self-service. Perusahaan melayani customer melalui proses otomatis melalui mesin atau online. 5) Communities Perusahaan menggunakan komunitas untuk berbagai pengetahuan serta menyelesaikan permasalahan satu sama lain. Komunitas dapat membantu perusahaan mengerti lebih dalam tentang customer. 6) Co-Creation Perusahaan melibatkan customer untuk ikut serta dalam membuat sebuah produk yang inovatif Revenue Streams Revenue stream building block mendeskripsikan tentang revenue yang dihasilkan oleh perusahaan dari setiap customer segment. Selain customer, revenue streams juga merupakan inti dari sebuah business model. Revenue stream dari sebuah business model dapat dibagi menjadi 2, antara lain: 1) Revenue dari sebuah transaksi dihasilkan dari pembayaran yang dilakukan oleh customer dalam sekali proses pembayaran. 2) Revenue yang didapatkan dari pembayaran yang dilakukan secara terus menerus untuk menyampaikan value proposition atau menyediakan after sales service setelah proses pembelian.

12 Key Resources Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, p. 28) Key Resources adalah aspekaspek yang diperlukan agar suatu model bisnis dapat berjalan dengan baik sehingga dapat menjaga hubungan baik dengan pelanggan. antara lain: Key Resources dalam sebuah model bisnis dikategorikan menjadi empat, 1) Physical Merupakan seluruh bentuk aset fisik yang dimiliki oleh suatu model bisnis. 2) Intellectual Sumber intellectual seperti merek, hak paten dan hak cipta, kerja sama dan database pelanggan yang merupakan komponen penting menjadi suatu model bisnis yang kuat 3) Human Merupakan aspek yang paling penting dari suatu model bisnis karena jika memiliki sumber daya manusia yang sangat kompeten makan akan berdampak dalam suatu bisnis model tertentu. 3) Financial Modal merupakan hal yang sangat diperlukan dalam suatu bisnis model. MOdal dapat berupa uang tunai, kredit maupun saham dalam suatu bisnis.

13 30 Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan revenue streams, yaitu: 1) Penjualan Aset Menjual hak kepemilikan dari suatu produk untuk mendapatkan revenue. 2) Usage Fee Perusahaan mendapatkan revenue sesuai dengan banyaknya atau lamanya customer menggunakan produk atau jasa dari perusahaan. 3) Biaya langgganan Perusahaan mendapatkan revenue melalui biaya berlangganan atau biaya akses berkelanjutan untuk sebuah service perusahaan. 4) Lending/Renting/Leasing Perusahaan mendapatkan revenue dengan menjual hak guna dari sebuah asset tertentu untuk waktu yang ditentukan. 5) Licensing Perusahaan mendapatkan revenue dengan memberikan izin untuk menggunakan properti intelektual tertentu yang telah dilindungi yang diganti dengan biaya tertentu. 6) Brokerage Fees Perusahaan mendapatkan revenue dengan berlaku sebagai penengah antara kedua belah pihak. 7) Advertising Perusahan mendapatkan revenue melalui publikasi iklan dari sebuah produk, service, atau brand tertentu.

14 Key Activities Osterwalder & Pigneur (2010) mendeskripsikan Key Activities sebagai aktivitas yang terpenting yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk membuat model bisnis dapat berjalan secara efisien dan dengan baik. Key Activities tersebut dapat dikategorikan menjadi 3, yakni: 1) Produksi Aktivitas ini berhubungan dengan desain, membuat dan menyampaikan produk dengan jumlah tertentu atau kualitas yang baik. 2) Solusi Masalah Tipe key activities yang berhubungan langsung dengan solusi baru untuk masalah pada individu. Konsultasi di rumah sakit sebagai contohnya, dapat memberikan solusi yang berbeda kepada setiap individunya. 3) Platform/ Network Model bisnis yang dapat didominasikan oleh platform/network. Sebagai contohnya adalah e-bay yang selalu harus mengembangkan bisnisnya dan melakukan monitor pada ptaform bisnis tersebut Key Partnership Perusahaan melakukan kerja sama dan kesepakatan dengan pihak lain untuk mencapai suatu kepentingan bersama. Hal tersebut dilakukan untuk mengoptimalisasi kan aliasi model bisnis agar memiliki daya saing terhadap kompetitor dan

15 32 mengurangi risiko yang disebabkan pada ketidakpastian (Osterwalder & Pigneur, 2010). Terdapat empat jenis kemitraan yaitu sebagai berikut: 1) Strategic Alliences between non-competitor 2) Cooperation 3) Joint ventures to develop new businesses 4) Buyer supplier relationships to assure reliable supplier Cost Structure Cost Structure menjelaskan biaya-biaya penting yang akan muncul ketika menjalankan sebuah model bisnis. Dalam menciptakan, menawarkan dan memberikan value kepada pelanggan memperoleh keuntungan serta menjaga hubungan terhadap pelanggan tentu akan memerlukan biaya. Namun dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat mengurangi biaya-biaya tersebut untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Menurut Osterwalder & Pigneur (2010) terdapat dua jenis Cost Structure yaitu sebagai berikut: 1) Cost Driven Struktur Cost Driven fokus pada penekanan biaya seminimal mungkin untuk mempertahankan Cost Structure yang ramping. Pendekatan ini dilakukan karena produk maupun jasa yang dipasarkan bersifat murah. 2) Value Driven

16 33 Struktur Value Driven tidak terlalu memperhatikan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk mendesain model bisnis namun lebih berfokus pada penciptaan sebuah nilai untuk pasar. Biasanya Value Propositions dengan level premium dan pelayanan yang lebih personal menandakan cost structure jenis ini seperti bisnis hotel bintang lima. Karakter pada Cost Structure terbagi mejadi 4 tipe, yaitu: 1) Fixed Costs Merupakan sebuah biaya yang tetap sama tidak terpengaruh dari jumlah barang yang dihasilakan, beberapa contohnya adalah biaya gaji, biaya sewa dan alat-alat produksi. Perusahaan produksi biasanya tinggi dalam fixed costs. 2) Variable Costs Merupakan biaya yang besar tergantung dari jumlah produk dan jasa yang dihasilkan. Beberapa bisnis seperti festival musik, biasanya tinggi dalam variable costs. 3) Economies of Scale Merupakan sebuah keuntungan dari biaya yang akan semakin murah makan semakin banyak output yang dihasilkan. Seperti contohnya adalah perusahaan yang menjual barang secara grosis tentunya membeli dengan harga yang jauh lebih murah karena pada sebelumnya membeli dengan jumlah yang sangat besar dari produsen. 4) Economies of Scope

17 34 Merupakan keunggulan biaya yang akan lebih murah saat operasi perusahaan menjadi luas dan besar. Misalnya pada sebuah perusahaan yang memiliki biaya besar pada marketing dan distribusi akan menjadi lebih efisien karena bisa digunakan untuk berbagai macam produk, tidak hanya satu jenis saja. 2.2 Perencanaan Bisnis Perencanaan bisnis yang baik harus memuat hal-hal berikut: Ringkasan eksekutif, latar belakang masalah dan latar belakang perusahaan: produk serta jasa yang diberikan oleh perusahaan, produk serta jasa yang diberikan oleh perusahaan, strategi pemasaran, strategi manajemen dan strategi manajemen, strategi kueangan, strategi operasional, strategi untuk pengembangan di masa yang akan datang Ringkasan Eksekutif Ringkasan eksekutif merupakan ringkasan yang menjadi titik perhatian (highlight) perencanaan bisnis. Dengan demikian ringkasan eksekutif hanya dapat ditulis setelah dokumen perencanaan bisnis selesai dibuuat seluruhnya. Tujuan ringkasan eksekutif ini adalah untuk memberikan gambaran perencanaan bisnis perusahaan yang dibuat. Ringkasan eksekutif akan menjelaskan dua hal yaitu: Mengapa sangat tertarik untuk bergelut pada bidang ini dan cara mengimplementasikan keinginan-keinginan yang hendak kita capai.

18 Deskripsi Bisnis Perencanaan bisnis harus membeuat rencana bisnis secara mendetail dan jelas dengan memuat hal-hal berikut: Sejarah berdirinya perusahaan, pihak yang terlibat dan bertanggung jawab serta rencana pengembangan. Bagian deskripsi bisnis menjelaskan secara terperinci untuk produk dan jasa yang akan dan telah dibuat serta cara pembuatannya. Gambaran umum perusahaan perlu menekankan faktor-faktor yang diperlukan untuk kegiatan bisnis tersebut, misi dan tujuan yang ingin dicapai serta tagline yang ingin digunakan Keunikan Layanan Bagian ini menjelaskan secara terperinci produk dan jasa yang akan telah dibuat serta cara membuatnya. Bagian ini juga mengemukakan mengapa produk atau jasa tersebut memiliki nilai lebih dibandingkan produk -produk lain yang sejenis dan kemungkinan tingkat keberhasilannya. Manfaat produk dan jasa yang berikan: Penjelasan secara terperinci keunggulan produk dan jasa yang dihasilkan, seperti apa yang dijual, apakah produk atau jasa yang diberikan memberikan banyak keuntungan kepada pelanggan dan keunggulan produk atau jasa yang dijual.

19 Rencana Operasional Rencana operasional mencakup lokasi operasional, proses penyampaian produk dan jasa, recana distribusi melalui proses delivery hingga proses pembayaran Rencana Pemasaran Perencanaan pemasaran merupakan aspek penting yang terdapat dalam desain suatu bisnis untuk mencapai tujuan dari perusahaan. Dimana tujuan terbeut adalah untuk mencapai target pasar dan untuk mendapatkan profit bagi mengetahui langkah-langkah strategi yang harus diambil oleh perusahaan untuk melakukan pemasaran kepada target konsumen, sehingga bisnis dapat diketahui oleh target pasar dan bisnis dapat berjalan dengan semestinya. Bagian-bagian yang harus diketahui secara jelas dalam rencana pemasaran adalah Analisa Pasar, Analisa Kompetitor serta Analisa Threat Weakness Opportunity and Strength (TWOS) Rencana Organisasi Dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan, baik dalam level strategis maupun eksekutif dan operasional, seluruhnya akan dijalankan secara profesional dan dijelaskan dalam pembagian tugas antar bagian. Keterangan yang jelas dan terperinci mengenai kondisi manajemen sangat penting dalam rencana bisnis. Untuk itu kita menjelaskan struktur organisasi serta siapa saja yang akan terlibat dalam bisnis tersebut berdasarkan kualifikasi yang telah disetujui.

20 Penilaian Resiko Setiap bisnis dan usaha pasti memiliki resiko yang terkadang tidak dapat dihindari, namun resiko tersebut dapat di prediksikan lebih awal sehingga perusahaan dapat mempersiapkan diri untuk meminimalisasi resiko yang akan muncul. Oleh karena itu, perlunya dipaparkan beberapa resiko yang dapat mungkin terjadi selama model bisnis ini berjalan Rencana Keuangan Rencana keuangan yang dipaparkan merupakan rencana keungan tiga tahun pertama dari bisnis yang dijalankan, yang dimulai dari Start-Up Cost atau biaya awal, proyeksi laba/rugi (Income Statement), proyeksi arus kas (Cash flow), proyeksi neraca (Balance Sheet), Payback period dan Break Even Point Strategi Jangka Panjang Suatu perusahaan dibentuk dengan tujuan agar selalu semakin berkembang dan dapat tetap berjalan dengan baik tanpa ada ujung waktu. Oleh karena itu dierplukan suatu rencana jangka panjang untuk mecegah timbulnya kemunduran pada perusahaan.

21 Analisis SWOT Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi penilaian terhadap faktor kekuatan (Stength) dan kelemahan (Weakness). Sementara eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan (Threats). Keempat faktor tersebut dalam analisis SWOT yaitu: 1. Kekuatan (Strength) Suatu keunggulan sumber daya yang relatif terhadap pesaing dan kebutuhan dari pasar yang dilayani atau hendak dilayani oleh perusahaan kekuasaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan dibanding dengan pesaing. 2. Kelemahan (Weakness) Keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan kemampuan secara serius menghalangi kinerja efektif perusahaan. Keterbatasan dalam fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran merupakan sumber dari kelemahan. 3. Peluang (Opportunity) Adalah suatu daerah kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan dan untuk merebut lebih banyak konsumen dibandingkan dengan pesaing. 4. Ancaman (Threat)

22 39 Tantangan dan ancaman yang dihadapi oleh suatu perusahaan dari para pesaing dalam merebut konsumen. 2.4 Ergonomi Pengertian Ergonomi Istilah ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ergon (kerja) dan nomos (hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspekaspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah dan tempat rekreasi. Di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya (Nurmianto, 2004). Pheasant (1991), ergonomi merupakan ilmu yang secara ilmiah mengkaji manusia dalam pekerjaannya atau aplikasi informasi yang menitikberatkan pada desain suatu alat dan mesin, desain objek, sistem dan lingkungan kerja untuk kepentingan manusia. Ergonomi jua dapat berarti sebagai ilmu yang menyesuaikan pekerjaan dengan pekerjaannya dan produk dengan penggunanya.

23 40 Dapat disimpulkan dari pengertian diatas bahwa ergonomi merupakan multidisplin ilmu untuk menyesuaikan tempat kerja dan semua aspek fisiologinya terhadap pekerja sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan manusia untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas dengan mengurangi factor resiko Pengertian Ergonomi pada Kaki Dalam buku The Human Foot and The Human Hand oleh G.M Humphry (1861) mendiskusikan tentang ergonomis dan teori tentang kaki. Dalam tubuh manusia, seluruh berat tubuh menjadi tanggungan diatas dua kaki ini merupakan keseimbangan yang umum dari seluruh tubuh. Bagian yang disebut kaki adalah dari tumit sampai dengan ke ujung jari kaki. Terdapat 26 tulang pada jari kaki, yang merupakan dasar sebuah kaki untuk menapak.untuk berjalan, berdiri dan berlari, merupakan support dari tubuh bagian atas yang berasal dari tulang paha ke pergelangan kaki. Kaki dan associated bones terutama diguankan untuk traction. Selama traction, pusat gravitasi ditransfer dari tumit ke jari kaki. Seiring dengan pergeseran gravitasi, tubuh bergerak maju dalam kaitannya dengan kaki yang menapak kebawah (Gambar 2.3).

24 41 Gambar 2.3 Kaki yang Ergonomis Sumber: Convertible High-Heels Design, Chang Pei-Yu, 2011 Pentingnya kaki manusia dapat dipahami melalui foot reflex zone Health Act. Penulisnya, Mr Rossi, mengaitkan penelitiannya dengan efek pada kaki manusia. Dalam bukunya Mr. Rossi menyebutkan tentang pengembangan desain ergonomis pada kaki. Pertama, tentang struktur kaki, masing-masing kaki memiliki dua puluh enam tulang yang sangat tidak teratur dalam bentuk dan ukuran. Komposisi dari struktur tulang ini memberikan 137 sendi atau artikulasi yang mengizinkan pergerakan dari kaki, memberikan fleksibiltas dan berfungsi sebagai peredam guncangan ketika seseorang berdiri, berjalan, berlari. Arsitektur tulang kaki manusia diatur dalam tiga kelompok utama yaitu kelompok kaki, kelompok metatarsus, dan kelompok tarsus (Harold, R, 1946). Oleh karena itu berdasarkan pengertian dari struktur kaki, ada beberapa bagian yang penting dari kaki, yaitu lengkungan tulang metatarsal, lengkungan melintang, lengkungan membujur luar dan lengkungan longitudinal yang dalam. Ini semua meruapakan bagian kaki yang langsung berhubungan dengan alas kaki

25 42 / sepatu (William R, 2000). Hal ini merupakan titik-titik utama pada kaki yang mudah sakit pada saat mengenakan sepatu (Gambar 2.4). Gambar 2.4 Titik Kaki yang Sakit saat Pakai Sepatu Sumber: Convertible High-Heels Design, Chang Pei-Yu, 2011 Poin diatas digunakan sebagai dasar untuk mengerti tentang ergonomis saat mendesain sebuah alas kaki. Variasi dari satu individu ke individu lain berarti bahwa setiap orang akan berreaksi berbeda terhadap sepatu tertentu. Prinsip-prinsip ini digunakan sebagai referensi ketika merancang sepatu yang ergonomis. Selain itu, menurut teori ergonomi kaki, sebelum membuat sepatu, bentuk kaki dan jari kaki harus dikombinasikan untuk membayangkan bentuk atau desain sepatu. Prinsip-prinsip ini yang digunakan oleh Tip Toe sebagai referensi dalam merancang desain sepatu. Karena Tip Toe menyadari bahwa design sepatu yang cantik atau menarik tidak akan bertahan lama jika tidak memiliki kenyamanan bagi para pelanggan. Kesesuaian untuk setiap sepatu didasarkan oleh pengertian dari struktur dasar sebuah kaki. Fitting merupakan proses untuk meyakinkan bahwa bentuk dari sepatu sesuai dengan kaki. Prosedur fitting dilakukan

26 43 sebelum pelanggan membeli sepatu, pada saat pengembangan dan persiapan membuat bentuk atau gaya sepatu yang baru. Oleh karena itu, melalui fitting, berbagai skala analog digunakan untuk mengukur tingkat kenyamanan alas kaki (William, 2000, p63-64). Menurut Sistem Amerika atau Standard Amerika (p163), uji standar meliputi berbagai ukuran kategori sepatu, rentang ukuran sepatu dibagi menjadi teratur dan ekstrim (melebihkan sedikit di luar jangkauan reguler). Selain itu, untuk klasifikasi ukuran resmi, meliputi; bayi, anak perempuan & anak laki-laki, remaja, dan laki-laki. Sistem kode digunakan untuk menandai ukuran sebenarnya, membuat kenyamanan sepatu untuk pelanggan atau konsumen. Di sisi lain, memakai ukuran sepatu yang benar dapat melindungi kaki dari ketidaknyamanan, memakai ukuran sepatu yang salah dapat menyebabkan cacat kaki dan luka (William 2000 p ). Sebagai hasilnya, sistem pengukuran akan membentuk dasar untuk pengembangan dan desain lebih lanjut.

BAB II BUSINESS CANVAS

BAB II BUSINESS CANVAS BAB II BUSINESS CANVAS Osterwalder & Pigneur (2010) menjabarkan dalam bukunya Business Model Generation mengenai bagaimana suatu bisnis dapat berjalan dengan baik dan mampu memberikan value kepada konsumen.

Lebih terperinci

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BUSINESS MODEL CANVAS Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas Apa itu business model canvas [BMC]??? BMC adalah model bisnis yang memaparkan 9 elemen bisnis secara singkat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 BUSINESS MODEL CANVAS Bisnis model menjelaskan mengenai dasar pemikiran bagaimana sebuah bisnis diciptakan, diberikan, dan ditangkap nilainya (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal

Lebih terperinci

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA Komang Anom Budi Utama, SKom komang_anom@staff.gunadarma.ac.id Business Model Canvas Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation menciptakan sebuah framework

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Salon Istilah salon diadaptasi dari bahasa Inggris yang bermakna ruangan atau ruang besar. Terdapat pula pengertian lain berdasar kamus saku Oxford Learner's Pocket Dictionary,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Value Chain Value chain menurut Porter adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi cara menciptakan customer value lebih bagi pelanggan. Dijelaskan bahwa setiap

Lebih terperinci

BMC Summary and Simple Example for E2

BMC Summary and Simple Example for E2 BMC Summary and Simple Example for E2 BMC adalah hasil penelitian doktoral yang dibagikan bagi para start-up baik dalam bentuk buku maupun website TOOLS TO CREATE AND ANALYZE BUSINESS MODELS Why BMC

Lebih terperinci

ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION

ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 358 ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION Feliciana Priyono Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xiii INTISARI xv ABSTRACT xvi BAB I PENDAHULUAN.. 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL 3.1. Customer Segments KULTUR&CO menggunakan pendekatan niche market sebagai jenis konsumen dalam perancangan 9 building blocks yang mempunyai segmentasi dan spesialisasi

Lebih terperinci

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2)

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Oleh Sapri Pamulu, Ph.D. Manager SMO PT Wiratman Menurut Kaplan & Norton (2012) dalam dunia bisnis sekarang yang keberhasilannya sangat ditentukan oleh sumber

Lebih terperinci

BAB III DESAIN AKHIR

BAB III DESAIN AKHIR 62 BAB III DESAIN AKHIR 3.1. Kanvas Model Bisnis Gambar 3.1.1 Business Model Clip On 62 63 3.2. Nine Building Blocks 3.2.1. Customer Segments Sumber: McKinsey Consumer and Shopper Insights Indonesia Study,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Sejak kemunculan model bisnis e-commerce, maka para praktisi bisnis mengubah model bisnis lama menjadi model bisnis baru yang lebih sesuai. Bisnis model sendiripun menjadi sangat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda BAB V KESIMPULAN V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda dalam membuat dan menjual produk dengan desain yang berbeda dari yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Canvas Sebuah bisnis model menggambarkan pemikiran tentang bagaimana sebuah perusahaan menciptakan, mengirim, dan menangkap value. Menurut Osterwalder dan Pigneur

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Business Model Canvas. Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi

BAB 2 DASAR TEORI Business Model Canvas. Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Business Model Canvas Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap sebuah nilai (Osterwalder & Pigneur, 2010). Pemahaman

Lebih terperinci

BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA

BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA Andreas Dwi Rahardjo Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: lenzcrew7@gmail.com

Lebih terperinci

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1 a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 SKS : 3 SKS Review BMC Pertemuan - 1 a home base to excellence Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 E-Commerce E-Commerce lebih dari sekedar menjual dan membeli produk secara online. E-commerce meliputi seluruh proses dari pengembangan, pemasaran, penjualan, pengiriman, pelayanan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT DAHLIA MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT DAHLIA MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS AGORA Vol. 3, No. 2 (2015) 588 PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT DAHLIA MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS Jeffrey Yosh Pradipta dan Dhyah Harjanti Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 BUSINESS MODEL CANVAS Dalam melakukan perencanaan sebuah bisnis, penting sekali diperlukan adanya bisnis model demi terwujudnya kelancaran bisnis tersebut. Menurut Osterwalder

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1. Metodologi penelitian. Business Canvassing. Ruang Lingkup Bisnis. Produk dan Layanan STP. Business Feasibility

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1. Metodologi penelitian. Business Canvassing. Ruang Lingkup Bisnis. Produk dan Layanan STP. Business Feasibility BAB III METODOLOGI 3.1 METODE PERENCANAAN BISNIS Untuk merencanakan konsep pengembangan model bisnis dari developer rumah container ini, kami menggunakan berbagai macam perencanaan dan sistem untuk menjaga

Lebih terperinci

BUSINESS MODEL CANVAS

BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL CANVAS Coach Ferdy D. Savio Surabaya, 11 Mei 2016 Apa Faktor yang paling Penting dari sebuah Bisnis? Business Model Generation Alexander Osterwalder & Yves Pigneur Apakah Anda memiliki SEMANGAT

Lebih terperinci

RANGKUMAN BMC DALAM BAHASA INDONESIA

RANGKUMAN BMC DALAM BAHASA INDONESIA RANGKUMAN BMC DALAM BAHASA INDONESIA RANGKUMAN BMC DALAM BAHASA INDONESIA Sumber: Nuradhi, M. (2015), Kajian Business Model Canvas pada Biro Konsultan Arsitektur dan Desain Interior Hadiprana, Tesis Magister

Lebih terperinci

MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP

MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP PEPEN AANDRIAN SYAH pepenaan@gmail.com Abstrak Business Model Canvas atau yang biasa disingkat dengan BMC mulai mendapatkan ketenaran di Indonesia.

Lebih terperinci

PERANCANGAN BISNIS UNTUK CABANG BARU UD ANDY MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS

PERANCANGAN BISNIS UNTUK CABANG BARU UD ANDY MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS 129 PERANCANGAN BISNIS UNTUK CABANG BARU UD ANDY MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS Andy Aprianto Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl.

Lebih terperinci

PERANCANGAN BUSINESS MODEL CANVAS EUNIQE PICNICROLL

PERANCANGAN BUSINESS MODEL CANVAS EUNIQE PICNICROLL 286 PERANCANGAN BUSINESS MODEL CANVAS EUNIQE PICNICROLL Yeziel Arkhipus Wiciaputra Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail:

Lebih terperinci

Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016):

Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016): Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016): Learning Outcomes week 12 dan 12a Team mampu mengembangkan desain blok key partnership dan key resources BMC dengan menggunakan feedback and

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ROULETTE 2.1.1 PENGERTIAN ROULETTE Berdasarkan kamus oxford, roulette adalah sebuah permainan judi dimana sebuah bola dijatuhkan ke roda yang berputar dengan ruang-ruang bernomor,

Lebih terperinci

BAB 2 VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)

BAB 2 VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION) 8 BAB 2 VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION) 2.1 ANALISA PASAR DAN INDUSTRI 2.1.1 PENGERTIAN HOTEL Dalam era modern ini hotel didefinisikan sebagai suatu organisasi yang menyediakan sarana akomodasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bisnis serupa didirikan yang menawarkan produk barang dan/

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Lima Kekuatan Porter Analisis kompetitif dengan menggunakan model lima kekuatan porter adalah pendekatan yang dipakai untuk mengembangkan strategi dibanyak perusahaan (David, 2011,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana

Lebih terperinci

BAB II. dari industri. New Entrants. Substitutes. Bargaining. Buyers. Competitive Rivalry in an Industry

BAB II. dari industri. New Entrants. Substitutes. Bargaining. Buyers. Competitive Rivalry in an Industry BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Porter Five-Forces Model Menurut Tompson, Peteraf, Gamble & Strickland (2012), Porter Five-Forces Model ini digunakan untuk menentukan besarnya tekanann kompetitif dari industri.

Lebih terperinci

Road to PMW UB. Nadiyah Hirfiyana Rosita, MM.

Road to PMW UB. Nadiyah Hirfiyana Rosita, MM. Road to PMW UB Nadiyah Hirfiyana Rosita, MM. Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) penyusunan rencana pengembangan bisnis pendampingan @NadiyahRosita Jenis Usaha harus berbasis pada ilmu pengetahuan yang dimiliki

Lebih terperinci

DESKRIPSI MODEL BISNIS PADA PT JOYO BEKTI INDAH MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

DESKRIPSI MODEL BISNIS PADA PT JOYO BEKTI INDAH MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 591 DESKRIPSI MODEL BISNIS PADA PT JOYO BEKTI INDAH MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS Kevin Rudy Tulus Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CREATION

BAB III BUSINESS MODEL CREATION 43 BAB III BUSINESS MODEL CREATION 3.1. COMPETITORS 9 BUILDING BLOCKS Kompetitor dari bisnis ini adalah kompetitor tidak langsung karena belum ada brand atau kompetitor yang menjual produk yang sama persis.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Analisis Pasar dan Industri II.1.1. SWOT Analysis Ialah salah satu alat analisis untuk mengevaluasi kondisi internal dan eksternal berdasarkan kekuatan (strengths), kelemahan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii. Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v

DAFTAR ISI. Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii. Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v DAFTAR ISI Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... xi Daftar Lampiran... xiii Intisari... xiv Abstract...

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ekonomi Teknik Menggunakan formula matematika untuk menghitung time value of money atau nilai uang yang dipengaruhi oleh waktu dan untuk menyeimbangkan nilai revenues dan costs

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS BAB III BUSINESS MODEL CANVAS Gambar 3.1: Business Model Canvas dari Lalita 58 59 3.1 SEGMENTASI PELANGGAN (CUSTOMER SEGMENTS) Blok bangunan segmen pelanggan menggambarkan sekelompok orang atau organisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kantin Sekolah Kantin sekolah adalah sebuah ruangan atau bangunan yang menyediakan makanan dan minuman yang diperuntukkan bagi murid, karyawan, dan guru. Pada umumunya, selain

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL

BAB III BUSINESS MODEL BAB III BUSINESS MODEL Business Model Canvas PT. The Ayam Kampoeng merupakan perusahaan distributor ayam kampung yang bergerak di bidang produksi, distribusi dan pengolahan ayam kampung pembangunan bisnis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Ayam Ayam merupakan binatang yang termasuk dalam kelas aves dengan ordo galiformes. (Yuliadi, 2014) hewan ini umumnya dapat ditemui di dareah pedesaan. Namun saat ini

Lebih terperinci

BAB II VALUE PROPOSITION

BAB II VALUE PROPOSITION BAB II VALUE PROPOSITION 2.1 E-Business 2.1.1 Pengertian E-Business Menurut Harisno dan Pujadi (2009: 67), E-Business merupakan kegiatan berbisnis di internet, yang tidak saja pembelian, penjualan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 BUSINESS MODEL CANVAS Konsep bisnis kafe yang direncanakan menggunakan nama Tourner Café. Konsep bisnis ini menggunakan suatu konsep permainan roulette yang sudah dikenal

Lebih terperinci

FORMULASI MODEL BISNIS PADA TOKO SINAR BANGUNAN MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

FORMULASI MODEL BISNIS PADA TOKO SINAR BANGUNAN MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 552 FORMULASI MODEL BISNIS PADA TOKO SINAR BANGUNAN MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS Imelda Christiani Wongkar Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas

Lebih terperinci

RANGKUMAN BMC DALAM BAHASA INDONESIA

RANGKUMAN BMC DALAM BAHASA INDONESIA RANGKUMAN BMC DALAM BAHASA INDONESIA Sumber: Nuradhi, M. (2015), Kajian Business Model Canvas pada Biro Konsultan Arsitektur dan Desain Interior Hadiprana, Tesis Magister Manajemen Universitas Ciputra,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Business Model Canvas Sebuah model bisnis diciptakan untuk mendeskripsikan bagaimana sebuah organisasi atau perusahaan membuat (create), memberikan (deliver) dan menciptakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Real Estate Real Estate didefinisikan sebagai lahan dan semua peningkatan alami dan yang dibuat oleh manusia yang secara permanen terikat kepadanya (Sirota, 2006, p1). Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BUSINESS TECHNOLOGY INCUBATION CENTER

BUSINESS TECHNOLOGY INCUBATION CENTER Strategi Memulai Bisnis MEMBANGUN KONSEP BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KANVAS Oleh : Intan N. Sutarto Manajer Operasional BTIC MITI MASYARAKAT ILMUWAN DAN TEKNOLOG INDONESIA BUSINESS TECHNOLOGY

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini merupakan upaya penulis dalam menggambarkan kanvas

BAB V PENUTUP. Penelitian ini merupakan upaya penulis dalam menggambarkan kanvas BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini merupakan upaya penulis dalam menggambarkan kanvas model bisnis AtelierAMH. Penelitian mendapatkan data untuk membuat kanvas model bisnis AtelierAMH dari wawancara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kebutuhan sandang. Kehidupan sehari hari manusia tidaklah pernah terlepas

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kebutuhan sandang. Kehidupan sehari hari manusia tidaklah pernah terlepas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alas kaki adalah kebutuhan primer dalam kehidupan manusia. Dari tiga kategori kebutuhan primer, sandang, pangan, papan. Alas kaki termasuk salah satu bentuk kebutuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode,

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri kreatif merupakan salah satu faktor yang menjadi penggerak perekonomian nasional. Industri kreatif Indonesia semakin berkembang dan diminati pasar global. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dalam perekonomian di Indonesia. UKM memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat

Lebih terperinci

APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA

APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA Budi Hartono Magister Manajemen budzciamik@hotmail.com Abstrak irepair merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa yaitu jasa service produk Apple. Dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri fashion di Indonesia saat ini berkembang dengan sangat pesat. Kondisi tersebut sejalan dengan semakin berkembangnya kesadaran masyarakat akan fashion yang

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS BAB III BUSINESS MODEL CANVAS 3.1 Customer Segments (Segmentasi Pelanggan) Jenis segmen pelanggan jaket LED ini terbagi menjadi dua yaitu: penyewa sepeda motor dan pembeli individual. Penyewa Sepeda Motor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika

BAB I PENDAHULUAN. tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dijelaskan secara garis besar tentang latar belakang pembuatan tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika penulisan tesis ini dilakukan.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT.BONLI CIPTA SEJAHTERA DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS

ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT.BONLI CIPTA SEJAHTERA DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT.BONLI CIPTA SEJAHTERA DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS DEVELOPMENT ANALYSIS IN PT. BONLI CIPTA SEJAHTERA USING BUSINESS MODEL CANVAS APPROACH Abu Hafs

Lebih terperinci

BAB II VALUE PROPOSITION

BAB II VALUE PROPOSITION BAB II VALUE PROPOSITION 2 A 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 BUSINESS MODEL CANVAS Sumber: Osterwalder, Pigneur, & Clark (2010) Gambar 2.1 Business Model Canvas Sebuah model bisnis harus menjelaskan secara mendasar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Informasi Menurut Considine, Parkes, Olesen, Blount & Speer (2012:103), Information is data or facts that are processed in a meaningful form. Jadi berdasarkan

Lebih terperinci

Ganjil 2017/2018 Jurusan Teknik Industri UB

Ganjil 2017/2018 Jurusan Teknik Industri UB Ganjil 2017/2018 Jurusan Teknik Industri UB Kode Mata Kuliah : TID 4043 Beban Studi : 3 sks Sifat : Wajib Prasyarat : Ekonomi Teknik Psikologi Industri Kewirausahaan Praktikum Terintegrasi 3 1. Mahasiswa

Lebih terperinci

ANALISIS BUSINESS MODEL CANVAS PADA CV. TRIPUTRA PERKASA

ANALISIS BUSINESS MODEL CANVAS PADA CV. TRIPUTRA PERKASA ANALISIS BUSINESS MODEL CANVAS PADA CV. TRIPUTRA PERKASA Henry Mulya Gondosaputro Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi convenience store, serta banyaknya kompetitor membuat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi convenience store, serta banyaknya kompetitor membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan convenience store di Indonesia khususnya di Jakarta semakin meningkat. Berawal dari minimarket biasa kemudian berkembang menjadi convenience

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini semakin meningkat serta dampak era globalisasi telah mengubah perilaku konsumen dan pelaku usaha. Perusahaan tidak saja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan terus meningkatnya pertumbuhan dalam dunia bisnis, tentu wajar saja semakin banyak perusahaan yang juga meningkatkan persyaratan kerjanya demi menjamin kualitas

Lebih terperinci

Modul Latihan Penyusunan Model Bisnis

Modul Latihan Penyusunan Model Bisnis + Modul Latihan Penyusunan Model Bisnis Jurusan Manajemen FEB UB Modul Penunjang Laboratorium Kewirausahaan Sri Palupi Prabandari SE., MM Radityo Putro Handrito SE., MM + Business Model dalam Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS BAB III BUSINESS MODEL CANVAS Bab ini menjelaskan mengenai implementasi Business Model Canvas dalam Pooch Village. Business Model Canvas ini terdiri dari Customer Segments, Value Propositions, Channels,

Lebih terperinci

BAB II IDEATION PROCESS

BAB II IDEATION PROCESS 6 BAB II IDEATION PROCESS Ideation Process memiliki beberapa tahapan. Berikut adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk menghasilkan model bisnis yang inovatif (Osterwalder &Pigneur, 2009): 2.1 Team

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia saat ini sedang menghadapi tekanantekanan baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan produk dan servisnya.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA

PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA 1121001047 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS BAKRIE JAKARTA 2016 HALAMAN

Lebih terperinci

MODEL BISNIS PADA PERUSAHAAN X MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

MODEL BISNIS PADA PERUSAHAAN X MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS MODEL BISNIS PADA PERUSAHAAN X MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS 18 Devyana Chandra Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail:

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi ekonomi yang cukup kuat di Asia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Bab I Pendahuluan. Bab II Landasan Teori...

DAFTAR ISI Bab I Pendahuluan. Bab II Landasan Teori... DAFTAR ISI Halaman Judul.. i Halaman Pengesahan ii Halaman Pernyataan. iii Kata Pengantar.. iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel.. ix Daftar Gambar.. xi Daftar Lampiran... xiii Intisari.. xiv Abstract xv Bab

Lebih terperinci

BAB 2 VALUE PROPOSITION. mengirim, dan menangkap suatu nilai. Dalam thesis ini, kami akan menggunakan

BAB 2 VALUE PROPOSITION. mengirim, dan menangkap suatu nilai. Dalam thesis ini, kami akan menggunakan BAB 2 VALUE PROPOSITION 2.1. Business Model Canvas Model bisnis menjelaskan bagaimana suatu perusahaan dapat menciptakan, mengirim, dan menangkap suatu nilai. Dalam thesis ini, kami akan menggunakan model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian 1.1.1 Sejarah Resto Rumah Soto Padang Resto Rumah Soto Padang merupakan sebuah restoran dengan menu khas soto yang berdiri pada 20 November 2013 di

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BISNIS MODEL UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI BATIK SUMENEP MADURA

PENGEMBANGAN BISNIS MODEL UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI BATIK SUMENEP MADURA C.19 PENGEMBANGAN BISNIS MODEL UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI BATIK SUMENEP MADURA Narto * Program Studi Magister Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp.

BAB I PENDAHULUAN. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp. BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kinerja Bank BUMN PT. XYZ pada tahun 2016 mencatat laba bersih sebesar Rp. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp. 9,07

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Definisi Marketing menurut Kotler & Keller (2006, p. 6), adalah sebuah fungsi dari organisasi dan merupakan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Museum Menurut International Council of Museum (ICOM) museum adalah suatu lembaga yang memelihara dan memamerkan kumpulan benda-benda koleksi yang bernilai budaya dan ilmiah untuk

Lebih terperinci

EVALUASI DAN PERANCANGAN MODEL BISNIS BERDASARKAN BUSINESS MODEL CANVAS

EVALUASI DAN PERANCANGAN MODEL BISNIS BERDASARKAN BUSINESS MODEL CANVAS EVALUASI DAN PERANCANGAN MODEL BISNIS BERDASARKAN BUSINESS MODEL CANVAS 8 Ellizabeth Cindy Tjitradi Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto Timur 1,

Lebih terperinci

EVALUASI DAN PERANCANGAN MODEL BISNIS PADA KAISAR ORGANIZER DENGAN BUSINESS MODEL CANVAS

EVALUASI DAN PERANCANGAN MODEL BISNIS PADA KAISAR ORGANIZER DENGAN BUSINESS MODEL CANVAS AGORA Vol. 3, No. 2 (2015) 302 EVALUASI DAN PERANCANGAN MODEL BISNIS PADA KAISAR ORGANIZER DENGAN BUSINESS MODEL CANVAS Andy Jackson dan Dhyah Harjanti Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Salon Salon mempunyai pengertian tempat dimana penata rambut dan penata kecantikan bekerja. Secara umum salon dibagi menjadi dua bagian yaitu Beauty Salon (salon kecantikan, wajah

Lebih terperinci

Penerapan Bisnis Model Kanvas Dalam Penentuan Rencana Manajemen Usaha Jasa Pengiriman Dokumen Di Denpasar

Penerapan Bisnis Model Kanvas Dalam Penentuan Rencana Manajemen Usaha Jasa Pengiriman Dokumen Di Denpasar JURNAL SISTEM DAN INFORMATIKA 77 Penerapan Bisnis Model Kanvas Dalam Penentuan Rencana Manajemen Usaha Jasa Pengiriman Dokumen Di Denpasar Ni Wayan Cahya Ayu Pratami, IGKG Puritan Wijaya ADH STMIK STIKOM

Lebih terperinci

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL 59 BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL Gambar 3. 1 Final Design Business Model Canvas 3.1 Customer Segment Makanan sehat yang mengandung protein tinggi ini akan dipasarkan kepada beberapa segmen pasar.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Menurut Alan Afuah business model adalah kumpulan aktivitas yang telah dilakukan sebuah perusahaan, bagaimana hal tersebut dilakukan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta sering disebut sebagai kota

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta sering disebut sebagai kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau biasa disebut dengan nama DKI Jakarta, merupakan Ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta sering disebut sebagai kota metropolitan

Lebih terperinci

Business Model Canvas (Kanvas Model Bisnis)

Business Model Canvas (Kanvas Model Bisnis) Business Model Canvas (Kanvas Model Bisnis) Aji Hermawan dan Rachel Jessica Pravitasari Setiap orang dapat memiliki ide yang luar biasa, tapi yang dikenang dalam sejarah adalah orang yang berhasil mewujukannya.

Lebih terperinci

BAB II BISNIS MODEL KANVAS

BAB II BISNIS MODEL KANVAS BAB II BISNIS MODEL KANVAS Bisnis model mendeskripsikan dasar pemikiran bagaimana organisasi diciptakan, disampaikan dan ditangkap nilainya (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal. 14). Bisnis model kanvas memberikan

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL BISNIS KANVAS GEPREK EXPRESS SAMARINDA

ANALISIS MODEL BISNIS KANVAS GEPREK EXPRESS SAMARINDA ejournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (2): 309-323 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS MODEL BISNIS KANVAS GEPREK EXPRESS SAMARINDA Muhammad Hakiim Rizqi Bintang

Lebih terperinci

PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN

PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN Business Plan adalah dokumen yang berisi narasi mengenai hal yang ingin dicapai sebuah perusahaan dan cara mencapainya. Secara umum, terdapat

Lebih terperinci

ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD. MOGA JAYA SURABAYA

ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD. MOGA JAYA SURABAYA ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD. MOGA JAYA SURABAYA Niken Indriany dan Ratih Indriyani Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1 Services Marketing Marketing (pemasaran) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Manajemen pemasaran (marketing management) sebagai seni dan ilmu memilih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.2 Definisi E-Commerce Menurut Laudon & Laudon (1998) e-commerce adalah suatu proses membeli dan menjual produk-produk secara elektronik oleh konsumen dan dari perusahaan ke perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum Perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Umum Perusahaan Innovation & Design Center (IDeC) Telkom merupakan salah satu unit bisnis pendukung PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jasa dari seseorang atau penjual dan untuk membedakannya dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jasa dari seseorang atau penjual dan untuk membedakannya dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi Merek (Brand) Merek (Brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengenali produk atau

Lebih terperinci

PERENCANAAN USAHA MODEL CANVAS

PERENCANAAN USAHA MODEL CANVAS PERENCANAAN USAHA MODEL CANVAS 2016 BANGUN USAHA Pemasaran Adm & Keuangan Produksi Organisasi & SDM Penjualan Gagasan/Kreativitas Impian/Motivasi 2 Dari Yang Kecil Bergerak cepat Berpikir besar 3 CITA-CITA

Lebih terperinci