BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 5 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Salon Istilah salon diadaptasi dari bahasa Inggris yang bermakna ruangan atau ruang besar. Terdapat pula pengertian lain berdasar kamus saku Oxford Learner's Pocket Dictionary, yaitu tempat di mana penata rambut dan penata kecantikan bekerja. Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian salon adalah ruang (kamar) yang diatur dan dihias dengan baik (untuk menerima tamu dsb). Secara umum, salon dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni beauty salon (salon kecantikan, wajah atau tubuh) dan hair salon (salon rambut). Tetapi pemakaian kata salon saja sudah dapat mewakili keduanya. Salon merupakan tujuan masyarakat ketika hendak mempercantik diri. Oleh karena itu, ada pula istilah salon kecantikan, yaitu tempat (gedung dsb) orang merawat kecantikan (merias muka, menata rambut, dsb). II.2 Simulator Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, simulasi memiliki pengertian metode pelatihan yang meragakan sesuatu di bentuk tiruan (imakan) yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya, atau bisa juga berarti penggambaran suatu sistem atau proses dengan peragaan berupa model statistik atau pemeranan.

2 6 Sedangkan simulator berarti program yang berfungsi untuk menyimulasikan suatu peralatan, tetapi kerjanya agak lambat daripada keadaan yang sebenarnya. Selain itu, simulator memiliki arti yang lain, yakni alat untuk melakukan simulasi, atau alat yang dapat menyimulasikan. II.3 Hair Simulator Hair simulator adalah sebuah program/aplikasi yang memungkinkan penggunanya untuk mengetes/mencoba berbagai jenis potongan rambut. Dengan hair simulator, pengguna memasukkan foto wajahnya dan dapat mencoba menerapkan berbagai jenis potongan rambut sehingga bisa memilih mana yang cocok dan mana yang tidak. II.4 Jenis-jenis Salon Secara teknis, salon dapat dibagi menjadi bermacam-macam jenis, yaitu: 1. Salon umum Salon umum merupakan jenis salon yang banyak dijumpai saat ini, dengan menawarkan pelayanan mulai dari perawatan rambut hingga perawatan kulit dan kecantikan. 2. Salon untuk wanita muslim Salon pada umumnya menyatukan semua pelayan dan tamu di satu tempat, tidak ada pemisahan ruangan khusus untuk pria dan wanita. Hal ini

3 7 membuat wanita merasa risih, terutama yang mengenakan jilbab. Dengan adanya salon khusus ini, wanita muslim memiliki solusi salon yang ditujukan hanya untuk wanita. 3. Salon untuk anak-anak Salon identik dengan tempat untuk orang dewasa. Oleh karena itu, sekarang telah banyak bertebaran salon yang dikhususkan untuk anak-anak. Salon tersebut didesain sedemikian rupa sehingga menarik untuk anak-anak, dan juga disediakan berbagai hiburan agar anak-anak betah selama berada di salon. II.5 The 9 Building Blocks Berdasarkan buku Business Model Generation yang ditulis oleh Alexander Osterwalder & Yves Pigneur, dalam membuat bisnis model sebaiknya didahului oleh 9 basic building blocks. Dengan membuat 9 Building blocks, akan diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai strategi yang cocok diterapkan dalam bisnis yang akan dilakukan. 9 Building blocks terdiri dari: customer segments, value propositions, channels, customer relationships, revenue streams, key resources, key activities, key partnerships, dan cost structure.

4 8 Sumber: Osterwalder dan Pigneur (2010) Gambar II.01. The Nine Building Blocks II.5.1 Customer Segments Berdasarkan Osterwalder dan Pigneur (2010), pasar merupakan sekumpulan pelanggan (customer) yang memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini tentunya dapat menyulitkan perusahaan untuk memenuhi semua keinginan pelanggan. Kotler dan Keller (2011) memiliki pandangan bahwa segmentasi pasar adalah sebuah proses pembagian pasar menjadi beberapa segmen yang memiliki karakteristik sejenis berdasarkan kriteria tertentu seperti geografis, demografis, psikografis, dan perilaku.

5 9 Dengan membagi pasar menjadi segmen-segmen maka perusahaan dapat memilah konsumen dan mencermati segmen manakah yang berpotensi untuk dikembangkan. Maka dari itu proses dari segmentasi tersebut akan membantu perusahaan guna membuat value proposition yang sesuai dengan preferensi konsumen sehingga jasa yang ditawarkan akan lebih mudah diterima. II.5.2 Value Propositions Value proposition menurut Osterwalder dan Pigneur (2010) adalah suatu faktor yang membedakan perusahaan satu dengan yang lainnya melalui produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan tersebut kepada konsumen. Value proposition dapat mengubah preferensi konsumen untuk berpindah dari perusahaan satu ke perusahaan lainnya. Value proposition tersebut dapat memberikan kepuasan atau menyelesaikan kesulitan konsumen. Value proposition ada yang bersifat memberikan penawaran baru atau inovatif, dan ada juga berupa produk yang telah ada namun diberikan fitur atau nilai tambahan. Beberapa contoh value proposition lainnya adalah peningkatan performa, produk yang bisa dikostumisasi, desain, merk, harga yang murah, penurunan biaya bagi konsumen, dll. Berdasarkan Finkelstein, Harvey, dan Lawton (2007, p.183), terdapat enam pilar utama dari value proposition, yaitu hal-hal yang dipertimbangkan oleh kustomer dalam memilih barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Keenam pilar

6 10 value proposition tersebut adalah harga, fitur, kualitas, support/dukungan, ketersediaan, dan reputasi. Pengaturan keenam pilar inilah yang membedakan suatu perusahaan dari kompetitornya. Dari keenam pilar ini, perusahaan dapat menerapkan strategi cocok untuk menjual produk atau jasa yang dapat dilihat sebagai berikut: Tabel II.01. Enam Pilar Utama Value Proposition Price Features Quality Support Availability Reputation 1. Premium 1. Original 1. Excellent 1. Comprehensive 1. Restricted 1. Prestigious 2. Premium / 2. Original / 2. Excellent / 2. Comprehensive / 2. Restricted / 2. Prestigious / Competitive Customized Average Standard Selective Respected 3. Competitive 3. Customized 3. Average 3. Standard 3. Selective 3. Respected 4. Competitive / 4. Customized / 4. Average / 4. Standard / 4. Selective / 4. Respected / Leader Basic Acceptable Minimal Universal Functional 5. Leader 5. Basic 5. Acceptable 5. Minimal 5. Universal 5. Functional Sumber: Finkelstein, dkk, 2007 II.5.3 Channels Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), channels merupakan media di mana perusahaan dapat menyalurkan produknya (value proposition) kepada konsumen (customer segments). Terdapat lima fase channel, yaitu awareness, evaluation, purchase, delivery, dan after sales. 1. Awareness Awareness channel bertujuan untuk meningkatkan awareness konsumen terhadap perusahaan dan pelayanan yang ditawarkan. Dengan konsep awareness yang digunakan adalah viral marketing, maka penggunaan sosial media sebagai channel utama.

7 11 2. Evaluation Evaluation channel bertujuan untuk memberikan bantuan kepada konsumen di mana mereka dapat menyampaikan tanggapan mengenai layanan yang diberikan. Forum online dan customer service merupakan evaluation channel yang dapat diterapkan. 3. Purchase Purchase channel merupakan cara pembayaran yang dapat dilakukan oleh konsumen atau siapa saja yang menggunakan jasa pelayanan yang terdapat pada perusahaan tersebut. 4. Delivery Delivery channel adalah channel yang dipergunakan untuk menyampaikan value preposition yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumer. Layanan perusahaan di bidang jasa menjadikan delivery channel penting untuk diperhatikan serta dikembangkan. 5. After sales After sales channel adalah channel yang dipergunakan oleh perusahaan untuk memberikan bantuan kepada para konsumen yang telah membeli produk atau jasa dari perusahaan tersebut.

8 12 II.5.4 Customer Relationships Customer relationships menjelaskan tipe hubungan yang dibangun oleh perusahaan dengan masing-masing customer segments. Customer relationships bertujuan untuk memperoleh konsumen baru, repeat buying oleh konsumen, dan menambah penjualan. Terdapat 6 jenis hubungan yang dapat terjadi antara perusahaan dengan customer segments jika merujuk pada Osterwalder dan Pigneur (2010), yaitu: Personal assistance, Dedicated personal assistance, Self-service, Automated services, Communities, dan Co-Creation. II.5.5 Revenue Streams Berdasarkan Osterwalder dan Pigneur (2010), revenue streams menggambarkan jumlah pendapatan yang diperoleh perusahaan dari masing-masing customer segment. Dalam bisnis model, terdapat dua jenis revenue streams (Osterwalder dan Pigneur, 2010), yaitu: 1. Pendapatan transaksi yang berasal dari pembayaran konsumen biasa. 2. Pendapatan berulang (recurring) yang berasal dari pembayaran konsumen langganan, atau layanan pasca-pembelian untuk konsumen. Terdapat beberapa cara untuk memperoleh revenue streams, yakni penjualan aset, penggunaan jasa oleh konsumen, biaya berlangganan, biaya penyewaan, lisensi, biaya perantara (antar dua pihak), dan periklanan.

9 13 Masing-masing revenue stream memiliki mekanisme harga yang berbeda. Mekanisme harga yang dipilih akan berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh perusahaan. Terdapat dua macam mekanisme harga menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), yakni: 1. Fixed menu pricing, di mana harga ditentukan berdasarkan variabel statis. 2. Dynamic pricing, di mana harga dapat berubah, ditentukan dengan menyesuaikan kondisi pasar. Perusahaan menentukan harga dengan juga mempertimbangkan harga produk kompetitor, atau harga barang substitusi. Menurut Kotler dan Keller (2012), terdapat enam metode yang dapat digunakan untuk menentukan harga, yaitu: 1. Mark-up pricing, merupakan metode penentuan harga yang paling sederhana, dengan menaikkan harga dari biaya pembuatan produk. 2. Target-return pricing, merupakan metode penentuan harga untuk dapat mencapai target tingkat pengembalian investasi (return of investment). 3. Perceived-value pricing, merupakan metode penentuan harga dengan berdasarkan pada harga yang dirasakan pantas oleh konsumen. 4. Value pricing, merupakan metode penentuan harga produk yang lebih murah (di bawah standar) dengan kualitas tinggi, untuk memperoleh loyalitas konsumen. 5. Going-rate pricing, merupakan metode penentuan harga berdasarkan pada harga yang ditentukan oleh kompetitor. 6. Auction-type pricing, merupakan metode penentuan harga melalui pelelangan.

10 14 II.5.6 Key Resources Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), setiap bisnis model membutuhkan key resources, yaitu faktor-faktor penting yang dibutuhkan perusahaan dalam menjalankan bisnis agar dapat berjalan dengan sukses. Key resources yang dibutuhkan tiap perusahaan berbeda-beda tergantung oleh bidang bisnis mereka. Key resources dapat dikategorikan menjadi fisik contohnya bangunan, kendaraan, mesin, jaringan distribusi; intelektual contohnya merk, pengetahuan, hak paten dan copyright, kemitraan; sumber daya manusia, dan finansial contohnya kas dan stok saham. II.5.7 Key Activities Key activities adalah kegiatan-kegiatan penting dalam operasional yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjalankan bisnis (Osterwalder dan Pigneur, 2010). Seperti key resources, key activities bertujuan untuk menghasilkan value proposition, dikenal pasar, menjaga customer relationships, dan memperoleh revenue. Key activities tiap perusahaan berbeda-beda bergantung oleh jenis usaha perusahaan itu sendiri. Key activities dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu proses produksi, problem solving, dan platform/network. Perusahaan dengan key activities produksi bekerja dalam mendesain, membuat, dan mengantar produk mereka. Perusahaan dengan key activities problem solving bekerja untuk menemukan solusi bagi tiap permasalahan konsumer. Sedangkan perusahaan dengan key activities platform/network bekerja dalam bidang platform atau jaringan.

11 15 II.5.8 Key Partnerships Key partnerships menggambarkan hubungan antara partner atau supplier dan buyer guna menjaga keberlangsungan bisnis tersebut (Osterwalder dan Pigneur, 2010). Terdapat empat tipe partnership, yaitu: 1. Aliansi antara perusahaan non-kompetitor 2. Coopetition: partnership antara kompetitor 3. Joint ventures untuk membuat bisnis baru 4. Hubungan buyer-supplier untuk menjamin ketersediaan supply. Osterwalder dan Pigneur (2010) menjabarkan tiga alasan perusahaan menjalin kemitraan, yakni: 1. Optimalisasi dan skala ekonomi Relasi yang terjalin antara buyer dan supplier bertujuan untuk menciptakan pengalokasian sumber daya dan juga aktifitas yang ada seoptimal mungkin. Selain itu, optimalisasi dan skala ekonomi biasa juga berlanjut hingga adanya pengurangan atau penurunan biaya dan sering juga memiliki infrasuktur yang digunakan bersamaan. 2. Mengurangi resiko dan ketidakpastian Kemitraan dapat mengurangi resiko dalam lingkungan persaingan yang identik dengan ketidakpastian.

12 16 3. Mengakuisisi sumber daya tertentu Kemitraan bisa juga dimotivasi guna mengakuisisi suatu sumber daya tertentu daripada mereka harus membuat atau meriset sendiri, yang tentunya memakan waktu dan biaya. II.5.9 Cost Structure Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), cost structure memperkirakan jumlah biaya yang dibutuhkan perusahaan untuk menghasilkan produk atau jasa. Biaya ini dapat dihitung setelah menentukan Key Resources, Key Activities, dan Key Partnerships. Terdapat dua jenis cost structure bisnis model, yakni cost-driven yang fokus meminimalkan biaya sebisa mungkin, dan value-driven yang fokus menciptakan value produk. Beberapa karakteristik cost structure berdasarkan Osterwalder dan Pigneur (2010) adalah: 1. Fixed costs Fixed cost atau biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah, berapapun jumlah produk atau jasa yang dihasilkan. Contohnya adalah gaji, biaya sewa, fasilitas pabrik, dll.

13 17 2. Variable costs Variable cost atau biaya tidak tetap merupakan biaya yang berubahubah bergantung oleh jumlah produk atau jasa yang dihasilkan. 3. Economies of scale Economies of scale atau skala ekonomi merupakan penurunan biaya yang digunakan sebagai akibat meningkatnya hasil produksi. 4. Economies of scope Economies of scope merupakan penurunan biaya yang digunakan sebagai akibat bartambah luasnya area operasi.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Value Chain Value chain menurut Porter adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi cara menciptakan customer value lebih bagi pelanggan. Dijelaskan bahwa setiap

Lebih terperinci

BAB II BUSINESS CANVAS

BAB II BUSINESS CANVAS BAB II BUSINESS CANVAS Osterwalder & Pigneur (2010) menjabarkan dalam bukunya Business Model Generation mengenai bagaimana suatu bisnis dapat berjalan dengan baik dan mampu memberikan value kepada konsumen.

Lebih terperinci

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BUSINESS MODEL CANVAS Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas Apa itu business model canvas [BMC]??? BMC adalah model bisnis yang memaparkan 9 elemen bisnis secara singkat

Lebih terperinci

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA Komang Anom Budi Utama, SKom komang_anom@staff.gunadarma.ac.id Business Model Canvas Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation menciptakan sebuah framework

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 BUSINESS MODEL CANVAS Bisnis model menjelaskan mengenai dasar pemikiran bagaimana sebuah bisnis diciptakan, diberikan, dan ditangkap nilainya (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal

Lebih terperinci

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL 3.1. Customer Segments KULTUR&CO menggunakan pendekatan niche market sebagai jenis konsumen dalam perancangan 9 building blocks yang mempunyai segmentasi dan spesialisasi

Lebih terperinci

BUSINESS MODEL CANVAS

BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL CANVAS Coach Ferdy D. Savio Surabaya, 11 Mei 2016 Apa Faktor yang paling Penting dari sebuah Bisnis? Business Model Generation Alexander Osterwalder & Yves Pigneur Apakah Anda memiliki SEMANGAT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Sejak kemunculan model bisnis e-commerce, maka para praktisi bisnis mengubah model bisnis lama menjadi model bisnis baru yang lebih sesuai. Bisnis model sendiripun menjadi sangat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

BMC Summary and Simple Example for E2

BMC Summary and Simple Example for E2 BMC Summary and Simple Example for E2 BMC adalah hasil penelitian doktoral yang dibagikan bagi para start-up baik dalam bentuk buku maupun website TOOLS TO CREATE AND ANALYZE BUSINESS MODELS Why BMC

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Canvas Sebuah bisnis model menggambarkan pemikiran tentang bagaimana sebuah perusahaan menciptakan, mengirim, dan menangkap value. Menurut Osterwalder dan Pigneur

Lebih terperinci

ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION

ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 358 ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION Feliciana Priyono Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

RANGKUMAN BMC DALAM BAHASA INDONESIA

RANGKUMAN BMC DALAM BAHASA INDONESIA RANGKUMAN BMC DALAM BAHASA INDONESIA RANGKUMAN BMC DALAM BAHASA INDONESIA Sumber: Nuradhi, M. (2015), Kajian Business Model Canvas pada Biro Konsultan Arsitektur dan Desain Interior Hadiprana, Tesis Magister

Lebih terperinci

Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016):

Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016): Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016): Learning Outcomes week 12 dan 12a Team mampu mengembangkan desain blok key partnership dan key resources BMC dengan menggunakan feedback and

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xiii INTISARI xv ABSTRACT xvi BAB I PENDAHULUAN.. 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2)

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Oleh Sapri Pamulu, Ph.D. Manager SMO PT Wiratman Menurut Kaplan & Norton (2012) dalam dunia bisnis sekarang yang keberhasilannya sangat ditentukan oleh sumber

Lebih terperinci

BAB III DESAIN AKHIR

BAB III DESAIN AKHIR 62 BAB III DESAIN AKHIR 3.1. Kanvas Model Bisnis Gambar 3.1.1 Business Model Clip On 62 63 3.2. Nine Building Blocks 3.2.1. Customer Segments Sumber: McKinsey Consumer and Shopper Insights Indonesia Study,

Lebih terperinci

BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA

BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA Andreas Dwi Rahardjo Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: lenzcrew7@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CREATION

BAB III BUSINESS MODEL CREATION 43 BAB III BUSINESS MODEL CREATION 3.1. COMPETITORS 9 BUILDING BLOCKS Kompetitor dari bisnis ini adalah kompetitor tidak langsung karena belum ada brand atau kompetitor yang menjual produk yang sama persis.

Lebih terperinci

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1 a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 SKS : 3 SKS Review BMC Pertemuan - 1 a home base to excellence Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kantin Sekolah Kantin sekolah adalah sebuah ruangan atau bangunan yang menyediakan makanan dan minuman yang diperuntukkan bagi murid, karyawan, dan guru. Pada umumunya, selain

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Lima Kekuatan Porter Analisis kompetitif dengan menggunakan model lima kekuatan porter adalah pendekatan yang dipakai untuk mengembangkan strategi dibanyak perusahaan (David, 2011,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 BUSINESS MODEL CANVAS Dalam melakukan perencanaan sebuah bisnis, penting sekali diperlukan adanya bisnis model demi terwujudnya kelancaran bisnis tersebut. Menurut Osterwalder

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bisnis serupa didirikan yang menawarkan produk barang dan/

Lebih terperinci

RANGKUMAN BMC DALAM BAHASA INDONESIA

RANGKUMAN BMC DALAM BAHASA INDONESIA RANGKUMAN BMC DALAM BAHASA INDONESIA Sumber: Nuradhi, M. (2015), Kajian Business Model Canvas pada Biro Konsultan Arsitektur dan Desain Interior Hadiprana, Tesis Magister Manajemen Universitas Ciputra,

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL

BAB III BUSINESS MODEL BAB III BUSINESS MODEL Business Model Canvas PT. The Ayam Kampoeng merupakan perusahaan distributor ayam kampung yang bergerak di bidang produksi, distribusi dan pengolahan ayam kampung pembangunan bisnis

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA TEORI

BAB 2 KERANGKA TEORI BAB 2 KERANGKA TEORI 2.1 Model Bisnis Menurut Alexander Osterwalder & Yves Pigneur, sebuah model bisnis menggambarkan dasar pemikiran bagaimana suatu perusahaan atau organisasi menicptakan, memberikan

Lebih terperinci

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL 59 BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL Gambar 3. 1 Final Design Business Model Canvas 3.1 Customer Segment Makanan sehat yang mengandung protein tinggi ini akan dipasarkan kepada beberapa segmen pasar.

Lebih terperinci

MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP

MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP PEPEN AANDRIAN SYAH pepenaan@gmail.com Abstrak Business Model Canvas atau yang biasa disingkat dengan BMC mulai mendapatkan ketenaran di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS BAB III BUSINESS MODEL CANVAS Gambar 3.1: Business Model Canvas dari Lalita 58 59 3.1 SEGMENTASI PELANGGAN (CUSTOMER SEGMENTS) Blok bangunan segmen pelanggan menggambarkan sekelompok orang atau organisasi

Lebih terperinci

APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA

APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA Budi Hartono Magister Manajemen budzciamik@hotmail.com Abstrak irepair merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa yaitu jasa service produk Apple. Dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda BAB V KESIMPULAN V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda dalam membuat dan menjual produk dengan desain yang berbeda dari yang lainnya.

Lebih terperinci

DESKRIPSI MODEL BISNIS PADA PT JOYO BEKTI INDAH MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

DESKRIPSI MODEL BISNIS PADA PT JOYO BEKTI INDAH MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 591 DESKRIPSI MODEL BISNIS PADA PT JOYO BEKTI INDAH MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS Kevin Rudy Tulus Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB 2 VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)

BAB 2 VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION) 8 BAB 2 VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION) 2.1 ANALISA PASAR DAN INDUSTRI 2.1.1 PENGERTIAN HOTEL Dalam era modern ini hotel didefinisikan sebagai suatu organisasi yang menyediakan sarana akomodasi,

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS BAB III BUSINESS MODEL CANVAS Sebagai bisnis yang bergerak di industri makanan, Sushi Dessert menawarkan jenis makanan ringan yang belum pernah ditawarkan sebelumnya. Sebagai bisnis trendsetter di bidang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Analisis Pasar dan Industri II.1.1. SWOT Analysis Ialah salah satu alat analisis untuk mengevaluasi kondisi internal dan eksternal berdasarkan kekuatan (strengths), kelemahan

Lebih terperinci

BAB II IDEATION PROCESS

BAB II IDEATION PROCESS 6 BAB II IDEATION PROCESS Ideation Process memiliki beberapa tahapan. Berikut adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk menghasilkan model bisnis yang inovatif (Osterwalder &Pigneur, 2009): 2.1 Team

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Business Model Canvas. Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi

BAB 2 DASAR TEORI Business Model Canvas. Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Business Model Canvas Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap sebuah nilai (Osterwalder & Pigneur, 2010). Pemahaman

Lebih terperinci

BAB II VALUE PROPOSITION

BAB II VALUE PROPOSITION BAB II VALUE PROPOSITION 2.1 E-Business 2.1.1 Pengertian E-Business Menurut Harisno dan Pujadi (2009: 67), E-Business merupakan kegiatan berbisnis di internet, yang tidak saja pembelian, penjualan dan

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB 1 LATAR BELAKANG BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu kebutuhan manusia yang dianggap penting, karena setiap aktifitas manusia membutuhkan sarana transportasi khususnya daerah ibu kota

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT DAHLIA MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT DAHLIA MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS AGORA Vol. 3, No. 2 (2015) 588 PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT DAHLIA MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS Jeffrey Yosh Pradipta dan Dhyah Harjanti Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas

Lebih terperinci

Model bisnis E-commerce Produk Pertanian (Studi kasus pada PT. Limakilo Maju Bersama petani)

Model bisnis E-commerce Produk Pertanian (Studi kasus pada PT. Limakilo Maju Bersama petani) Model bisnis E-commerce Produk Pertanian (Studi kasus pada PT. Limakilo Maju Bersama petani) Oleh : Adystiana Yashinta Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran adystiana.yashinta@yahoo.com

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii. Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v

DAFTAR ISI. Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii. Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v DAFTAR ISI Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... xi Daftar Lampiran... xiii Intisari... xiv Abstract...

Lebih terperinci

BAB 2 VALUE PROPOSITION

BAB 2 VALUE PROPOSITION BAB 2 VALUE PROPOSITION 2.1 ANALISA MARKET Pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami peningkatan yang tinggi, namun tidak diimbangi dengan jumlah lahan yang memadai untuk dijadikan tempat tinggal. Contohnya

Lebih terperinci

FORMULASI MODEL BISNIS PADA TOKO SINAR BANGUNAN MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

FORMULASI MODEL BISNIS PADA TOKO SINAR BANGUNAN MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 552 FORMULASI MODEL BISNIS PADA TOKO SINAR BANGUNAN MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS Imelda Christiani Wongkar Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas

Lebih terperinci

Business Model Canvas (Kanvas Model Bisnis)

Business Model Canvas (Kanvas Model Bisnis) Business Model Canvas (Kanvas Model Bisnis) Aji Hermawan dan Rachel Jessica Pravitasari Setiap orang dapat memiliki ide yang luar biasa, tapi yang dikenang dalam sejarah adalah orang yang berhasil mewujukannya.

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS BAB III BUSINESS MODEL CANVAS 3.1 Customer Segments (Segmentasi Pelanggan) Jenis segmen pelanggan jaket LED ini terbagi menjadi dua yaitu: penyewa sepeda motor dan pembeli individual. Penyewa Sepeda Motor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dalam perekonomian di Indonesia. UKM memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Business Model Canvas Sebuah model bisnis diciptakan untuk mendeskripsikan bagaimana sebuah organisasi atau perusahaan membuat (create), memberikan (deliver) dan menciptakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL BISNIS SANDIWARA STORE DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS

PENGEMBANGAN MODEL BISNIS SANDIWARA STORE DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS PENGEMBANGAN MODEL BISNIS SANDIWARA STORE DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL DEVELOPMENT SANDIWARA STORE BY USING BUSINESS MODEL CANVAS APPROACH 1 Dimas Anggoro, 2 Budi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode,

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri kreatif merupakan salah satu faktor yang menjadi penggerak perekonomian nasional. Industri kreatif Indonesia semakin berkembang dan diminati pasar global. Di

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi event menurut ahli, diantaranya Shone and Parry (2002):

BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi event menurut ahli, diantaranya Shone and Parry (2002): BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Event Definisi event menurut ahli, diantaranya Shone and Parry (2002): Event are that phenomenon arising from those non-routine occasion which have leisure, cultural, personal

Lebih terperinci

BAB II VALUE PROPOSITION

BAB II VALUE PROPOSITION BAB II VALUE PROPOSITION 2 A 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 BUSINESS MODEL CANVAS Sumber: Osterwalder, Pigneur, & Clark (2010) Gambar 2.1 Business Model Canvas Sebuah model bisnis harus menjelaskan secara mendasar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Bab I Pendahuluan. Bab II Landasan Teori...

DAFTAR ISI Bab I Pendahuluan. Bab II Landasan Teori... DAFTAR ISI Halaman Judul.. i Halaman Pengesahan ii Halaman Pernyataan. iii Kata Pengantar.. iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel.. ix Daftar Gambar.. xi Daftar Lampiran... xiii Intisari.. xiv Abstract xv Bab

Lebih terperinci

Peranan Inovasi Produk Terhadap Competitive Advantage Melalui Business Model Canvas Pada PT. Martina Berto Tbk

Peranan Inovasi Produk Terhadap Competitive Advantage Melalui Business Model Canvas Pada PT. Martina Berto Tbk AGORA Vol. 5, No. 3, (2017) 1 Peranan Inovasi Produk Terhadap Competitive Advantage Melalui Business Model Canvas Pada PT. Martina Berto Tbk Daniel Erwin Wijaya Program Manajemen Bisnis, Program Studi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana

Lebih terperinci

BUSINESS TECHNOLOGY INCUBATION CENTER

BUSINESS TECHNOLOGY INCUBATION CENTER Strategi Memulai Bisnis MEMBANGUN KONSEP BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KANVAS Oleh : Intan N. Sutarto Manajer Operasional BTIC MITI MASYARAKAT ILMUWAN DAN TEKNOLOG INDONESIA BUSINESS TECHNOLOGY

Lebih terperinci

ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT.BONLI CIPTA SEJAHTERA DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS

ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT.BONLI CIPTA SEJAHTERA DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT.BONLI CIPTA SEJAHTERA DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS DEVELOPMENT ANALYSIS IN PT. BONLI CIPTA SEJAHTERA USING BUSINESS MODEL CANVAS APPROACH Abu Hafs

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Barbeque 2.1.1 Pengertian Barbeque (BBQ) Barbeque atau kepanjangan dari BBQ merupakan sebuah istilah kuliner. BBQ adalah sebuah metode mengolah produk hasil peternakan yakni daging

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 E-Commerce E-Commerce lebih dari sekedar menjual dan membeli produk secara online. E-commerce meliputi seluruh proses dari pengembangan, pemasaran, penjualan, pengiriman, pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2002) adalah Studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2002) adalah Studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Pengertian perilaku konsumen seperti diungkapkan oleh Mowen (2002) adalah Studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia saat ini sedang menghadapi tekanantekanan baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan produk dan servisnya.

Lebih terperinci

MODEL BISNIS PADA PERUSAHAAN X MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

MODEL BISNIS PADA PERUSAHAAN X MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS MODEL BISNIS PADA PERUSAHAAN X MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS 18 Devyana Chandra Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail:

Lebih terperinci

BAB II BISNIS MODEL KANVAS

BAB II BISNIS MODEL KANVAS BAB II BISNIS MODEL KANVAS Bisnis model mendeskripsikan dasar pemikiran bagaimana organisasi diciptakan, disampaikan dan ditangkap nilainya (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal. 14). Bisnis model kanvas memberikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN BUSINESS MODEL CANVAS EUNIQE PICNICROLL

PERANCANGAN BUSINESS MODEL CANVAS EUNIQE PICNICROLL 286 PERANCANGAN BUSINESS MODEL CANVAS EUNIQE PICNICROLL Yeziel Arkhipus Wiciaputra Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelanggan merupakan aset penting bagi sebuah perusahaan. Osterwalder dan Pigneur (2010) menyatakan bahwa pelanggan merupakan inti dari sebuah model bisnis. Peran pelanggan

Lebih terperinci

Modul Latihan Penyusunan Model Bisnis

Modul Latihan Penyusunan Model Bisnis + Modul Latihan Penyusunan Model Bisnis Jurusan Manajemen FEB UB Modul Penunjang Laboratorium Kewirausahaan Sri Palupi Prabandari SE., MM Radityo Putro Handrito SE., MM + Business Model dalam Laboratorium

Lebih terperinci

Kewirausahaan 1. Mengetahui Peluang dan Memilih Jenis Usaha. Henry Mappesona, MSc. Modul ke: Fakultas Ekonomi. Program Studi ausahaan

Kewirausahaan 1. Mengetahui Peluang dan Memilih Jenis Usaha. Henry Mappesona, MSc. Modul ke: Fakultas Ekonomi. Program Studi ausahaan Modul ke: Kewirausahaan 1 Mengetahui Peluang dan Memilih Jenis Usaha Fakultas Ekonomi Henry Mappesona, MSc Program Studi ausahaan www.mercubuana.ac.id buah perusahaan menggunakan partnership untuk berbagai

Lebih terperinci

BAB III DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB III DESIGN OF BUSINESS MODEL BAB III DESIGN OF BUSINESS MODEL 3.1 Indonesian Food & Beverages Industry Overview Industry Food & Beverage di Indonesia merupakan salah satu sector yang saat ini sedang bertumbuh. Tercatat menurut data

Lebih terperinci

Penerapan Bisnis Model Kanvas Dalam Penentuan Rencana Manajemen Usaha Jasa Pengiriman Dokumen Di Denpasar

Penerapan Bisnis Model Kanvas Dalam Penentuan Rencana Manajemen Usaha Jasa Pengiriman Dokumen Di Denpasar JURNAL SISTEM DAN INFORMATIKA 77 Penerapan Bisnis Model Kanvas Dalam Penentuan Rencana Manajemen Usaha Jasa Pengiriman Dokumen Di Denpasar Ni Wayan Cahya Ayu Pratami, IGKG Puritan Wijaya ADH STMIK STIKOM

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS BAB III BUSINESS MODEL CANVAS Bab ini menjelaskan mengenai implementasi Business Model Canvas dalam Pooch Village. Business Model Canvas ini terdiri dari Customer Segments, Value Propositions, Channels,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian 1.1.1 Sejarah Resto Rumah Soto Padang Resto Rumah Soto Padang merupakan sebuah restoran dengan menu khas soto yang berdiri pada 20 November 2013 di

Lebih terperinci

TUGAS UAS ANALISA TERHADAP PERUSAHAAN ONLINE STUDI KASUS AMAZON.COM, INC.

TUGAS UAS ANALISA TERHADAP PERUSAHAAN ONLINE STUDI KASUS AMAZON.COM, INC. TUGAS UAS ANALISA TERHADAP PERUSAHAAN ONLINE STUDI KASUS AMAZON.COM, INC. Disusun Oleh : Kelompok 8 Januaryoputra Setyo Handoko 12.41010.0165 Jerry Septian Messi 12.41010.0169 Pradita Maulidya Effendi

Lebih terperinci

PERANCANGAN BISNIS UNTUK CABANG BARU UD ANDY MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS

PERANCANGAN BISNIS UNTUK CABANG BARU UD ANDY MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS 129 PERANCANGAN BISNIS UNTUK CABANG BARU UD ANDY MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS Andy Aprianto Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl.

Lebih terperinci

EVALUASI DAN PERANCANGAN MODEL BISNIS PADA KAISAR ORGANIZER DENGAN BUSINESS MODEL CANVAS

EVALUASI DAN PERANCANGAN MODEL BISNIS PADA KAISAR ORGANIZER DENGAN BUSINESS MODEL CANVAS AGORA Vol. 3, No. 2 (2015) 302 EVALUASI DAN PERANCANGAN MODEL BISNIS PADA KAISAR ORGANIZER DENGAN BUSINESS MODEL CANVAS Andy Jackson dan Dhyah Harjanti Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen,

Lebih terperinci

BAB II VALUE PROPOSITION

BAB II VALUE PROPOSITION BAB II VALUE PROPOSITION 2.1 Karakter Fiksi & Royalti 2.1.1 Karakter Fiksi Menurut Trumble and Stevenson, Karakter Fiksi Adalah tokoh ciptaan seseorang dalam sebuah karya seni seperti novel, drama, opera,

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BISNIS MODEL UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI BATIK SUMENEP MADURA

PENGEMBANGAN BISNIS MODEL UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI BATIK SUMENEP MADURA C.19 PENGEMBANGAN BISNIS MODEL UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI BATIK SUMENEP MADURA Narto * Program Studi Magister Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Lebih terperinci

Key Ac;vi;es week 11 (4 Mei 2016): Champion s BMC Airplane Factory Simula;on

Key Ac;vi;es week 11 (4 Mei 2016): Champion s BMC Airplane Factory Simula;on Key Ac;vi;es week 11 (4 Mei 2016): Champion s BMC Airplane Factory Simula;on Learning Outcomes week 11 Mampu mengembangkan Key Activities yang mendukung terciptanya Value Proposition. Mampu menyusun Business

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Ayam Ayam merupakan binatang yang termasuk dalam kelas aves dengan ordo galiformes. (Yuliadi, 2014) hewan ini umumnya dapat ditemui di dareah pedesaan. Namun saat ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 BUSINESS MODEL CANVAS Konsep bisnis kafe yang direncanakan menggunakan nama Tourner Café. Konsep bisnis ini menggunakan suatu konsep permainan roulette yang sudah dikenal

Lebih terperinci

EVALUASI DAN PERANCANGAN MODEL BISNIS BERDASARKAN BUSINESS MODEL CANVAS

EVALUASI DAN PERANCANGAN MODEL BISNIS BERDASARKAN BUSINESS MODEL CANVAS EVALUASI DAN PERANCANGAN MODEL BISNIS BERDASARKAN BUSINESS MODEL CANVAS 8 Ellizabeth Cindy Tjitradi Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto Timur 1,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.2 Definisi E-Commerce Menurut Laudon & Laudon (1998) e-commerce adalah suatu proses membeli dan menjual produk-produk secara elektronik oleh konsumen dan dari perusahaan ke perusahaan

Lebih terperinci

BAB II VALUE PROPOSITION

BAB II VALUE PROPOSITION BAB II VALUE PROPOSITION A. Teori - Teori Umum Untuk membuat dan menganalisis suatu model bisnis, diperlukan beberapa pertimbangan yang dilandasi oleh berbagai sumber dari landasan teori secara umum. Beberapa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SUSHI DAN SASHIMI 2.1.1 SUSHI Masakan Jepang ini mungkin sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia karena makanan ini sedang sangat mem-booming sekali terutama di

Lebih terperinci

AGORA Vol. 5, No. 3, (2017) 1

AGORA Vol. 5, No. 3, (2017) 1 AGORA Vol. 5, No. 3, (2017) 1 INOVASI BISNIS DI PT CIPTA UNGGUL PRATAMA DENGAN MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS Steven Lie Chandra Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 INDUSTRI JASA MAKANAN Industri jasa makanan atau biasa disebut katering industri meliputi tempattempat, institusi dan perusahaan yang menyediakan makanan. Menurut Kardigantara

Lebih terperinci

EVALUASI DAN PERANCANGAN MODEL BISNIS PADA PT. SARANA WARNA MEGAH

EVALUASI DAN PERANCANGAN MODEL BISNIS PADA PT. SARANA WARNA MEGAH AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 98 EVALUASI DAN PERANCANGAN MODEL BISNIS PADA PT. SARANA WARNA MEGAH Kevin Djap Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB II VALUE PROPOSITION

BAB II VALUE PROPOSITION 14 BAB II VALUE PROPOSITION 2.1 Analisa Kompetitor Usaha yang kami rancang, pastinya akan mendapat banyak persaingan, baik langsung maupun tidak langsung. Berikut kami akan menganalisa produk atau layanan

Lebih terperinci

PERENCANAAN USAHA MODEL CANVAS

PERENCANAAN USAHA MODEL CANVAS PERENCANAAN USAHA MODEL CANVAS 2016 BANGUN USAHA Pemasaran Adm & Keuangan Produksi Organisasi & SDM Penjualan Gagasan/Kreativitas Impian/Motivasi 2 Dari Yang Kecil Bergerak cepat Berpikir besar 3 CITA-CITA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 E-Marketplace E-marketplace merupakan bagian dari e-commerce. Menurut Brunn, Jensen, & Skovgaard (2002), e-marketplace adalah wadah komunitas bisnis interaktif secara elektronik

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. photography, wedding, bahkan ATPM yang ingin launching mobil. terbaru, kegiatan komunitas mobil dan sebagainya.

BAB VI KESIMPULAN. photography, wedding, bahkan ATPM yang ingin launching mobil. terbaru, kegiatan komunitas mobil dan sebagainya. 206 BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan 6.1.1. General Summary The Cars Restaurant (TCR) merupakan restoran yang tidak hanya menjual makanan dan minuman, namun konsep yang kami tawarkan yaitu desain restoran

Lebih terperinci

BAB 2 VALUE PROPOSITION. mengirim, dan menangkap suatu nilai. Dalam thesis ini, kami akan menggunakan

BAB 2 VALUE PROPOSITION. mengirim, dan menangkap suatu nilai. Dalam thesis ini, kami akan menggunakan BAB 2 VALUE PROPOSITION 2.1. Business Model Canvas Model bisnis menjelaskan bagaimana suatu perusahaan dapat menciptakan, mengirim, dan menangkap suatu nilai. Dalam thesis ini, kami akan menggunakan model

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1. Metodologi penelitian. Business Canvassing. Ruang Lingkup Bisnis. Produk dan Layanan STP. Business Feasibility

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1. Metodologi penelitian. Business Canvassing. Ruang Lingkup Bisnis. Produk dan Layanan STP. Business Feasibility BAB III METODOLOGI 3.1 METODE PERENCANAAN BISNIS Untuk merencanakan konsep pengembangan model bisnis dari developer rumah container ini, kami menggunakan berbagai macam perencanaan dan sistem untuk menjaga

Lebih terperinci

ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD. MOGA JAYA SURABAYA

ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD. MOGA JAYA SURABAYA ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD. MOGA JAYA SURABAYA Niken Indriany dan Ratih Indriyani Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODEL BISNIS ALAT PENGHASIL BIOGAS DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS (BMC) (STUDI KASUS BIOGAS BERBAHAN BAKU LIMBAH MENDONG)

PERANCANGAN MODEL BISNIS ALAT PENGHASIL BIOGAS DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS (BMC) (STUDI KASUS BIOGAS BERBAHAN BAKU LIMBAH MENDONG) ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 4469 PERANCANGAN MODEL BISNIS ALAT PENGHASIL BIOGAS DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS (BMC) (STUDI KASUS BIOGAS BERBAHAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer BAB II LANDASAN TEORI 2. Pengertian Manajemen Pemasaran Definisi pemasaran menurut Kotler di dalam buku Subagyo marketing in business (2010:2) Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan

Lebih terperinci

ANALISIS BUSINESS MODEL CANVAS PADA CV. KAYU MURNI SURABAYA

ANALISIS BUSINESS MODEL CANVAS PADA CV. KAYU MURNI SURABAYA 304 ANALISIS BUSINESS MODEL CANVAS PADA CV. KAYU MURNI SURABAYA Laurentius Evan Wijaya dan Ratih Indriyani Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB 2 BUSINESS MODEL CANVAS

BAB 2 BUSINESS MODEL CANVAS BAB 2 BUSINESS MODEL CANVAS Ide mengenai inovasi bisnis model bisa datang dari mana saja, menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 14-15) setiap dari nine basic building blocks, dapat menjadi langkah awal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan terus meningkatnya pertumbuhan dalam dunia bisnis, tentu wajar saja semakin banyak perusahaan yang juga meningkatkan persyaratan kerjanya demi menjamin kualitas

Lebih terperinci