BAB 2 DASAR TEORI Business Model Canvas. Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 DASAR TEORI Business Model Canvas. Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi"

Transkripsi

1 BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Business Model Canvas Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap sebuah nilai (Osterwalder & Pigneur, 2010). Pemahaman tentang bisnis model yang sebenarnya merupakan titik awal untuk setiap diskusi yang baik tentang sebuah inovasi model bisnis. Konsep model bisnis yang di mengerti merupakan salah satu hal yang memfasilitasi sebuah diskusi dan The Nine Building Blocks memiliki sembilan elemen, yaitu: Sumber: Osterwalder dan Pigneur (2010) Gambar 2.1 Business Model Canvas 13

2 Value Propostion Salah satu dari sembilan blok bisnis model adalah value propositions yang dideskripsikan sebagai kumpulan produk atau jasa yang ditawarkan dan memberikan nilai terhadap target pelanggan yang spesifik (Osterwalder & Pigneur, 2010). Value Proposition juga merupakan alasan untuk memecahkan masalah dari pelanggan dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Serta untuk menciptakan suatu nilai dari beberapa elemen yang dibutuhkan oleh segmen konsumen. Nilai tersebut berbentuk qualitative (harga, kenyamanan dalam pelayanan) ataupun berbentuk quantitative. Dibawah ini merupakan penjelasan dari elemen-elemen tersebut : 1. Newness Nilai yang menawarkan suatu hal yang baru terhadap konsumen yang pada sebelumnya konsumen tidak membutuhkannya dalam arti value proposition yang belum pernah dilakukan. 2. Performance Adanya peningkatan dalam produk dan jasa untuk menciptakan suatu nilai yang baru dari perusahaan kepada konsumen. Contohnya dalam bidang teknologi, seperti PC yang lebih cepat, lebih banyak storage space di dalam disk untuk penyimpan data, design grafis yang lebih baik. Hal ini dilakukan untuk memenuhi permintaan pelanggan.

3 15 3. Customization Kebutuhan khusus atau lebih spesifik dari produk atau jasa untuk kebutuhan konsumen yang berguna dalam menciptakan nilai bagi perusahaan. 4. Getting the job done Memberikan dan menyelesaikan setiap pekerjaan dengan baik, perusahaan dapat dengan mudah untuk menciptakan sebuah nilai. 5. Design Design adalah elemen yang sulit untuk diukur. Ketika design tersebut menjadi sangat baik, itu merupakan keunggulan dari suatu produk atau jasa. Dari industri fashion dan elektronik, design menjadi sangat penting dari bagian suatu Value Proposition. 6. Brand/status Nilai diciptakan ketika konsumen menggunakan suatu brand tertentu. 7. Price Salah satu cara untuk memberikan kepuasan terhadap segmentasi konsumen yang price-sensitif adalah menciptakan nilai dengan menawarkan harga lebih rendah dibanding dengan pesaing. Karena dengan memberikan harga yang lebih rendah memiliki implikasi jangka panjang bagi bisnis model perusahaan.

4 16 8. Cost Reduction Salah satu value proposition yang baik bagi perusahaan aalah mengurangi biaya yang harus di keluarkan terhadap konsumen ketika mereka akan membeli produk dari perusahaan. 9. Risk Reduction Menciptakan value proposition yang baik dengan mengurangi resiko yang kemungkinan terjadi ketika konsumen membeli produk atau jasa dari perusahaan. 10. Accessibility Memberikan produk atau layanan tersedia bagi pelanggan yang sebelumnya tidak memiliki akses adalah salah satu acara untuk menciptakan nilai. Hasilnya di dapat dari inovasi bisnis model, teknologi yang baru, atau kombinasi dari keduanya. 11. Convenience Value proposition yang diciptakan oleh perusahaan dengan menciptakan kenyamanan bagi konsumen Customer Segments Target konsumen berhubungan dengan segmentasi, dimana segmentasi yang efektif dapat menghasilkan sumber investasi yang lebih menarik.

5 17 Segmen pelanggan dari nine building block didefinisikan sebagai suatu perbedaaan kelompok orang atau organisasi yang menjadi tujuan dari perusahaan dalam memberikan layanan. Tanpa adanya pelanggan, perusahaan tidak dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Untuk memberikan kepuasan terhadap pelanggan, perusahaan dapat mengelompokannya kedalam segmen yang berbeda sesuai dengan kebutuhan, perilaku, atau atribut yang lainnya. Perusahaan harus membuat keputusan segmen mana yang akan dilayani dan segmen mana yang akan diabaikan. Ketika keputusan ini telah dibuat oleh perusahaan, maka akan memudahkan dalam merancang sebuah bisnis model dengan pemahaman yang kuat tentang kebutuhan pelanggan yang spesifik (Osterwalder & Pigneur, 2010). Customer segments dibedakan dari beberapa tipe dibawah ini : 1. Mass Market Model bisnis yang berfokus pada mass market dan tidak membedakan antara segmen pelanggan. Value proposition, saluran distribusi, dan customer relationship berfokus pada satu kelompok besar dari pelanggan yang memiliki kebutuhan serta masalah yang sama.

6 18 Dalam mass marketing, pemasaran dilakukan secara massal, dimana mass market tidak memilih target khusus dalam upaya mencapai target yang lebih besar. Dalam melayani pasarnya mass market tidak begitu berhasil karena satu program pemasaran belum tentu bisa melayani pasar yang heterogen dan pada akhirnya diperlukan segmentasi niche market dan individual market. (Kottler & Keller, 2012) 2. Niche Market Model bisnis yang menargetkan niche market dengan kebutuhan yang lebih spesifik untuk segmen pelanggan tertentu. Value proposition, distribution channels, dan customer relationship disesuaikan dengan kebutuhan niche market tersebut. Model bisnis seperti ini ditemukan pada hubungan supplier dan buyer. Seperti contoh sebuah restoran atau café yang memberikan pelayanan khusus sesuai dengan apa yang dibutuhkan dari pasar yang menjadi target. Dalam pemasaran biasanya mengidentifikasi niche market dengan membagi segmen menjadi sub segmen. Dalam hal ini juga, seorang niche marketers bertujuan untuk memahami kebutuhan pelanggan mereka dengan baik sehingga pelanggan rela untuk membayar dengan harga premium. Niche market memang cukup kecil tetapi

7 19 memiliki ukuran, profit, dan potensi pertumbuhan sehingga cenderung tidak menarik banyak pesaing (Kottler & Keller, 2012). 3. Segmented Beberapa bisnis model dapat membedakan kebutuhan serta permasalahan dari konsumen dari dibedakannya antara beberapa segmen pasar. Perusahaan menerapkan segmentasi tambahan pada segmen konsumen yang telah ada. 4. Diversified Perusahaan membut bisnis model pelanggan yang terdifersifikasi dengan melayani dua segmen pelanggan yang berbeda kebutuhan dan permasalahan. 5. Multi-sided Platforms Perusahaan yang melayani dua atau lebih segmen pelanggan yang saling bergantung. Seperti contoh dalam proses pembayaran di restoran dengan menggunakan kartu kredit. Dengan menggunakan kartu kredit dapat memberikan manfaat dimana kartu kredit dijadikan sebagai alat pembayaran serta kemudahan pagi pemegang kartu kredit. Segmentasi juga diperlukan untuk membagi konsumen dalam beberapa market segmen, karena dalam sebuah market tidak semua

8 20 konsumen memiliki keinginan dan juga kebutuhan yang sama. Berikut adalah pembagian market dengan menggunakan deskripsi karakteristik seperti geographic, demographic, physchographic, dan juga behavioral. (Kotler & Keller, 2012) Channels Channels dalam nine building block menjelaskan bagaimana perusahaan berkomunikasi dan bagaimana mencapai segmen pelanggan untuk memberikan suatu value proposition. Dalam membangun hubungan anatara perusahaan dan pelanggan diperlukan komunikasi, distribusi, dan saluran penjualan. Channels adalah poin penting dari pelanggan dalam memainkan peran penting dalam customer experience (Osterwalder & Pigneur, 2010) Customer Relationship Hubungan dengan pelanggan yang menggambarkan jenis hubungan dari sebuah perusahaan dengan konsumennya. Dalam hal ini hubungan dengan pelanggan menunjukkan bagaimna perusahaan memasuki pasar, mencapai pasar yang dituju, dan bagaimana berinteraksi atau berhubungan dengan konsumen. Hubungan dengan pelanggan perlu

9 21 diperhatikan dengan baik agar dapat menciptakan kepercayaan pelanggan terhadap produk atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan. Kategori customer relationship yang saling berdampingan dibedakan dari beberapa segmen konsumen khusus (Osterwalder & Pigneur, 2010) : 1. Personal Assistance Hubungan yang didasarkan pada interaksi manusia. Konsumen dapat berkomunikasi langsung dengan staf atau perwakilan dari perusahaan untuk mendapatkan bantuan selama proses penjualan atau setelah pembelian. Seperti contoh melalui call center, atau Self-Service Perusahaan tidak terlibat secara langsung dengan konsumen tetapi berupaya dalam penyediaan kebutuhan semua konsumen agar mereka dapat melakukannya sendiri. 3. Automated Services Automated service dapat mengetahui dan mengenali karakteristik dari konsumen dan menawarkan informasi yang berhubungan dengan karakteristik tersebut. Tipe dari hubungan ini merupakan gabungan yang lebih rumit dalam bentuk customer self-services dengan proses yang automatisasi.

10 22 4. Komunitas Perusahaan menggunakan komunitas untuk berhubungan dengan konsumen mereka dan untuk memfasilitasi hubungan diantara member dari komuniti tersebut. Saat ini jejaring sosial merupakan salah satu cara yang paling efektif dalam berhubungan dengan pelanggan. Dengan adanya komunitas perusahaan dapat memberikan atau meningkatkan pelayanan menjadi lebih baik terhadap pelanggan. 5. Co-creation Dalam hal ini, bisnis model menciptakan forum diskusi secara online maupun offline (berinteraksi langsung), karena forum diskusi dapat menjadi tempat memberikan informasi serta menerima saran dari para pelanggan. Sehingga saran dan masukan bisa menjadi koreksi bagi perusahaan untuk merubah atau mengembangkan value proposition Revenue Stream Revenue Stream merupakan kas dari perusahaan yang dihasilkan dari setiap segmen pelanggan. Beberapa cara untuk meningkatkan revenue stream dalam perusahaan (Osterwalder & Pigneur, 2010) :

11 23 1. Assets Sale Dalam peningkatan revenue stream yang paling banyak didapatkan adalah dengan menjual hak kepemilikan dari perusahaan. 2. Usage Fee Revenue stream ini dihasilkan oleh penggunaan suatu layanan tertentu. Semakin sering layanan tersebut digunakan, maka semakin banyak yang akan dibayarkan oleh pelanggan. 3. Subscription Fee Revenue stream ini didapatkan dengan penjualan secara terus menerus suatu akses layanan. 4. Lending/Renting/Leasing Revenue stream ini dibuat dengan memberikan izin kepada pelanggan dalam menggunakan aset tertentu dalam jangka waktu yang telah di tentukan kemudian pelanggan akan membayar untuk aset yang digunakan tersebut. 5. Licensing Revenue stream ini dihasilkan dengan memberikan izin kepada pelanggan untuk menggunakan aset yang dilindungi oleh hukum dan pelanggan membayar dengan biaya lisensi. Dengan licensing memungkinkan pemilik untuk menghasilkan revenue tanpa harus memproduksi atau mengkomersialkan layanan mereka.

12 24 6. Bookerage Fee Revenue stream ini berasal dari intermediasi jasa yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih. 7. Advertising Revenue stream ini dihasilkan dari biaya untuk iklan suatu produk, layanan, atau merek. Setiap revenue stream memiliki mekanisme harga yang berbeda Key Resources Key resources didalam building block menjelaskan aset yang paling penting yang dibutuhkan untuk membuat sebuah bisnis model. Key resources dapat memungkinkan perusahaan untuk menciptakan menawarkan value proposition, reach markets, menjaga hubungan dengan pelanggan, dan memperoleh pendapatan. Key resources dapat berbentuk fisik seperti gedung, kendaraan, mesin dan sistem, kemudian dapat berbentuk keuangan seperti uang, kredit, atau saham, juga berbentuk intelektual dengan kategorinya seperti brand, hak paten, atau berbentuk manusia yang memiliki sumber daya yang berkualitas untuk perusahaan. Key resources dapat dimiliki atau leasing oleh perusahaan atau diperoleh dari key partners.

13 Key Activities Key activities dideskripsikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk membuat atau menjalankan model bisnis agar mendapatkan kesuksesan (Osterwalder & Pigneur, 2010). Kategori key activities adalah sebagai berikut : 1. Production Aktifitas ini berkaitan dengan merancang, membuat, dan menawarkan produk dengan jumlah yang besar dan memiliki kualitas yang baik. 2. Problem Solving Jenis aktifitas ini berhubungan dengan memberikan solusi baru terhadap masalah yang dihadapi oleh pelanggan. Seperti contoh konsultan, rumah sakit dan perusahaan yang menawarkan jasa. 3. Platform/Network Model bisnis yang dirancang dengan menggunakan platform sebagai key resource yang didominasi oleh platform dan network yang memiliki kaitan dengan key activities.

14 Key Partnership Key partnership dideskripsikan sebagai jaringan dari pemasok dan partner yang membuat suatu bisnis model itu berhasil. Ada 3 motivasi untuk perusahaan dalam menciptakan kemitraan (Osterwalder & Pigneur, 2010): 1. Optimization and Economy of Scale Bentuk yang paling dasar dari kemitraan atau hubungan antara pembeli dan pemasok adalah mengoptimalkan alokasi resources dan activities. Optimasi dan economy of scale dibentuk untuk mengurangi biaya serta melibatkan outsourcing dan pembagian infrastruktur. 2. Reduction of Risk Kemitraan dapat membantu resiko dalam lingkungan yang kompetitif. Perusahaan membentuk suatu aliansi strategis di satu wilayah dan berkompetisi di wilayah tersebut dengan perusahaan yang lain bukanlah hal yang aneh. 3. Acquisition of Particular Resources or Activities Pada model bisnis perusahaan, beberapa memiliki sumber daya dan melakukan aktifitasnya telah dijelaskan pada model bisnis mereka. Untuk memperluas dan mengembangkan kemampuan mereka,

15 27 perusahaan mengandalkan perusahaan lain untuk memberikan atau melakukan sumber daya tertentu dan aktifitas tertentu. Kemitraan tersebut dapat termotivasi oleh kebutuhan untuk memperoleh pengetahuan, hak lisensi, atau akses ke pelanggan Cost Structure Cost structure merupakan penjelasan semua biaya yang mungkin akan terjadi atau yang akan di keluarkan untuk jalannya sebuah model bisnis. Bagian dari building block ini menjelaskan biaya yang paling besar terjadi dalam operasional suatu model bisnis. Menciptakan dan memberikan nilai, menjaga hubungan dengan pelanggan, dan dalam peningkatan pendapatan, semuanya membutuhkan biaya. Semua biaya ini dapat diketahui ketika perusahaan mengetahui dan mengenali key resources, key activities, dan key partnership (Osterwalder & Pigneur, 2010). Struktur biaya bisnis model dibedakan sebagai berikut : 1. Cost-Driven Cost-driven berfokus pada meminimalkan biaya sebisa mungkin yang bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan struktur biaya agar tetap ramping dengan menggunakan value proposition termurah, memaksimalkan otomatisasi, dan memiliki outsourching yang luas dan sebanyak mungkin.

16 28 2. Value-Driven Ada beberapa perusahaan yang kurang peduli dengan implikasi biaya dari suatu model bisnis dan mereka berfokus pada penciptaan suatu value. Value proposition yang premium dan memiliki tingkat layanan personal yang tinggi merupakan jenis value-driven dari suatu model bisnis. Struktur biaya dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Fixed Cost Biaya yang tetap sama terlepas dari berapa pun volume dari barang atau jasa yang dihasilkan. 2. Variable Cost Biaya yang memiliki variasi secara proporsional dengan volume barang atau jasa yang dihasilkan. 3. Economies of Scale Biaya yang didapatkan dari keuntungan ketika output dari suatu bisnis berkembang atau bertambah. 4. Economies of Scope Biaya yang didapatkan dari keuntungan ketika suatu bisnis memiliki lingkup operasi yang semakin luas.

17 Industry Overview Industry Overview adalah salah satu bagian dari metode sebuah bisnis dimana gambaran industry berfungsi untuk menyediakan informasi tentang bisnis yang akan dijalankan. Adanya analisa tentang industry overview dapat membantu untuk pengambilan keputusan dalam investasi dan perencanaannya. Informasi-informasi yang digunakan untuk analisa terdiri dari beberapa aspek, yaitu : Lifestyle Demografi Lingkungan Teknologi Kompetisi Matriks TOWS Analisis TOWS adalah analisis yang mengutamakan mempelajari dan menginvestigasi peluang faktor eksternal, karena dianggap bersifat lebih dinamis dan bersaing, setelah itu baru menganalisis faktor internal. Proses kerja TOWS juga mengharuskan manajemen untuk berpikir kritis dalam operasinya. Dengan mengidentifikasi beberapa rencana aksi yang dapat meningkatkan posisi perusahaan, analisis TOWS memungkinkan

18 30 manajemen untuk memilih beberapa strategi yang paling efektif dan memanfaatkan peluang yang tersedia. Analisis TOWS juga memiliki beberapa tujuan dalam pelaksanaannya. Berikut ini adalah tujuan dari analisis TOWS: 1. Untuk memunculkan semua alternatif yang mungkin dijalankan berdasarkan faktor kunci internal dan eksternal, bukan untuk menentukan strategi yang terbaik. 2. Untuk memaksimalkan peluang yang tersedia 3. Untuk mengantisipasi segala bentuk tantangan dan menyediakan beberapa solusi 4. Untuk memastikan kelemahan tidak membebani usaha atau kemajuan Gambar 2.2 TOWS Matriks (Rowe, Strategic Management)

19 Produk dan Jasa Product dan service merupakan tahap dimana berisi tentang deskripsi secara mendalam tentang produk atau jasa dari bisnis model ini. Produk dan jasa diharapkan memiliki kelebihan, keunikan, dan bagaimana produk dan jasa dapat dapat bermanfaat bagi konsumen (Osterwalder & Pigneur, 2010). Informasinya berupa : Value added feature Uniqueness of product Contoh produk dan jasa yang akan diberikan Restoran Tematik Restoran tematik merupakan restoran yang memiliki keunikan dalam memberikan tema pada dekorasi, nama, makanan, atau kombinasi dari semua itu. Pada abad pertengahan banyak ditemukan restoran tematik, contoh restoran yang bertemakan hutan dan public figure. Restoran unik tersebut biasanya terleteak pada daerah-daerah yang dijadikan sebagai tempat wisata. Yang membedakan sebuah restoran tematik dengan restoran yang lainnya adalah tema yang dihadirkan dalam setiap aspek restoran (Kopi & Resep Kopi, 2013).

20 Experential Marketing Schmitt (1999) adalah pelopor dalam membangkitkan experiential marketing. Dia menyatakan bahwa konsep pemasaran dan bisnis traditional menawarkan hampir tidak ada petunjuk untuk mendapatkan keuntungan dari munculnya experiential economy (LaSalle & Britton, 2003). Gambar 2.3 Evolusi Strategi Marketing Sumber:Kotler Gambar diatas menjelaskan mengenai tren saat ini marketing mengarah kepada strategi experential. Experential marketing pada dasarnya berhubungan dengan indera keenam yang dimiliki manusia yaitu bau, penglihatan, rasa,

21 33 pendengaran, sentuhan, dan keseimbangan. Experential marketing akan berkembang karena pentingnya pemasaran saat ini dan menjadi lebih menantang karena media yang terfragmentasi, pintar dan konsumen yang diungkapkan, serta munculnya pemikiran konsumen yang free-thinking. Experential marketing merupakan sesuatu yang lebih dari sekedar pengalaman dimana itu merupakan sebuah cara berpikir baru tentang pemasaran Competitor Analysis Strategi competitive marketing yang baik adalah ketika memposisikan kekuatan perusahaan terhadap kelemahan dari kompetitor atau memilih posisi yang tidak menimbulkan ancaman bagi kompetitor. Dapat dikatakan sebagai pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan dari kompetitor tentang kebutuhan konsumen atau kemampuan dari perusahaan itu sendiri. Tujuan utama dari analisa kompetitor adalah untuk mengetahui tentang cara berpikir dari kompetitor sehingga dapat merumuskan strategi perusahaan yang bertujuan untuk memperhitungkan tindakan dan tanggapan dari kompetitor (Czepiel & Kerin, 2011). Kompetisi merupakan bagian yang berisikan informasi tentang kompetisi dan kompetitor dari bisnis yang akan dikembangkan. Aspek-aspeknya adalah sebagai berikut :

22 34 Produk dan jasa yang diberikan Profil pelanggan Pemasaran produk Prototyping Prototyping adalah ketika suatu tim akan membuat prioritas dengan mengurangi jumlah ide dari daftar shortlist kemudian menjadikan ide-ide yang lain sebagai prioritas yang memiliki potensi bisnis model yang inofativ. Dalam membuat sketsa dan membahas setiap ide sebagai prototipe bisnis model, digunakan model bisnis kanvas Marketing (Pemasaran) Segmenting, Targeting, Positioning Dalam marketing terdapat beberapa faktor penting untuk perusahaan dapat menjalankan suatu produk atau jasa. Perlu diketahui oleh pemasar bahwa dalam pasar secara umum tidak semua konsumen mempunyai kesamaan perilaku dan juga kesamaan yang sama, sehingga pendekatan yang dilakukan harus berbeda-beda agar tujuan dari perusahaan atau usaha bisnis dapat tercapai. Oleh karena itu, sebuah proses pemasaran yang tepat sasaran harus diperhatikan. Proses ini terdiri atas tiga langkah,

23 35 yaitu segmentasi pasar, identifikasi dan penetapan target pasar, dan penempatan posisi produk atau jasa yang diinginkan di dalam pasar. Gambar 2.4 STP Proses dari Market Segmentasi Segmenting Segmentasi juga diperlukan untuk membagi konsumen dalam beberapa market segment, Seperti yang telah disebutkan sebelumnya dalam suatu industri atau market tidak semua orang memiliki preferensi yang sama terhadap suatu hal. Berikut adalah pembagian market dengan menggunakan deskripsi karakteristik seperti geographic, demographic, physchographic, dan juga behavioral. (Kotler & Keller, 2012).

24 36 Gambar 2.5 Vals Framework Gambar di atas ialah framework vals yang terbagi atas karakteristik konsumen dilihat secara psikografik Targeting Setelah memetakan pasar, tahap targeting ialah tahapan selanjutnya yang dilakukan untuk membidik lebih detail konsumen mana yang ingin dituju.

25 Positioning Positioning adalah tahapan dimana perusahaan atau pemasar meniginkan posisi produk kepada konsumen setelah menigidentifikasi dengan tepat target market mana yang ingin dituju. Positioning juga menjelaskan secara langsung atau tidak langsung keunggulan, keunikan produk terhadap kompetitor lainnya Service Maketing Mix Istilah service marketing mix merupakan perkembangan dari marketing mix dengan menyeleksi beberapa pengembangan servis agar dapat mencapai proses yang lebih maksimal. Menurut Kotler & Keller, bahwa Bauran Pemasaran (Marketing Mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Berdasarkan definisi tersebut diatas bahwa bauran pemasaran adalah kombinasi beberapa elemen bauran pemasaran untuk memperoleh pasar, pangsa pasar yang lebih besar, posisi bersaing yang kuat dan citra positif pada pelanggan sehingga dapat kita artikan bahwa tujuan pemasaran adalah untuk meningkatkan jumlah pelanggan, meningkatkan hasil penjualan, serta dapat memberikan keuntungan untuk perusahaan dan pemangku kepentingan.

26 38 Gambar 2.6 Marketing Mix Marketing mix terbagi atas 7 (tujuh) hal, diantaranya sebagai berikut: 1. Product Produk merupakan hal yang terpenting di dalam sebuah pemasaran. Pemilihan produk dapat dilihat dari kebutuhan konsumen akan sebuah produk. Pentingnya produk tidak lepas dari beberapa bagian seperti; kualitas produk, fitur produk, desain atau gaya, pemilihan nama, bentuk kemasan yang menarik atau unik, servis atau keuntungan lainnya yang ditawarkan dari produk dan juga jaminan atas produk atau jasa tersebut. Hal tersebut penting karena konsumen memiliki hak untuk mendapatkan kualitas produk yang baik.

27 39 2. Price Harga merupakan nilai dasar dalam menjual suatu produk, dan harga juga menjadi tolak ukur bagi konsumen dalam melakukan pembelian. Selain itu harga juga dapat membentuk persepsi konsumen atas kualitas dari produk atau jasa. Maka dari itu pemasar harus benarbenar dapat menntukan harga dengan tepat, karena dalam beberapa produk atau jasa, harga dapat menjadi suatu faktor yang sangat sensitif bagi konsumen. Selain itu harga juga dapat menjadi bagian menarik yang diperhatikan konsumen dalam pembelian (diskon). Gambar 2.7 Penetapan harga

28 40 Berdasarkan gambar di atas penetapan harga atas suatu produk dilakukan dalam beberapa tahap. Di antaranya adalah: 1. Selecting Pricing Objective : Tahapan ini adalah tahapan awal untuk memilih tujuan dari penetapan harga atas produk atau jasa berdasarkan tujuan dari perusahaan, kompetitor, siklus hidup suatu produk atau industri, atau psikologi konsumen. 2. Determining Demand: Setelah perusahaan menetukan objektif harga yang ingin ditentukan, selanjutnya menentukan permintaan harga yang sesuai dengan nilai produk yang ditawakan. 3. Estimating the costs: Memperikirakan biaya diperlukan dengan cermat untuk penentuan penetapan suatu harga, mulai dari raw materials, direct materials, dan juga overhead materials. Beberapa hal tersebut dilakukan untuk dapat melihat modal awal atas suatu produk. 4. Analyzing Competitor: Kompetitor dapat menjadi acuan atau tolak ukur perusahaan untuk menentukan nilai produknya dibandingkan kompetitor lainnya. 5. Select pricing methods: pemilihan metode penentuan harga dibagi menjadi 4 (empat) cara, yakni; menaikan harga dari modal awal, target return, nilai yang dirasakan, dan juga nilai harga.

29 41 3. Place Distribusi produk merupakan langkah lanjutan setelah produk atau jasa telah ditentunkan. Pendistribusian menurut Kotler (2000: 96) menyatakan bahwa Saluran distribusi terdiri dari seperangkat lembaga yang melakukan segala kegiatan (Fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen. Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa saluran distribusi suatu barang adalah keseluruhan kegiatan atau fungsi untuk memindahkan produk disertai dengan hak pemiliknya dari produsen ke konsumen akhir atau pemakai industri. Namun biasanya proses pendistribusian juga dilakukan oleh pemasar atau perusahaan agar produk dapat menjangkau konsumen yang terbagi atas area atau wilayah. 4. Promotion Promosi adalah bagaimana konsumen mendapatkan informasi yang baik atas produk ataupun jasa yang ditawarkan. Promosi juga harus dilakukan semenarik mungkin kepada konsumen baik untuk awareness produk maupun informasi promo-promo untuk menarik konsumen hingga melakukan pembelian. Media promosi yang dapat dilakuan oleh pemasar dapat bermacam-macam seperti advertising

30 42 (Iklan), direct selling (Penjualan langsung) seperti bazaar, publicity, melalui bagian humas (hubungan masyarakat) yang biasa dikenal dengan istilah Public Relations, Displays (flyer, baliho, spanduk, dan lain sebagainya), dan yang saat ini telah menjadi tren ialah melalui credit card (Bank). 5. People (Sumber Daya Manusia) People merupakan aset utama dalam industri jasa, karena proses interaksi antara kosumen dengan produsen dapat dimediasi oleh sumber daya manusia. Oleh karena itu Sumber daya manusia yang baik dan peduli terhadapan sikap, dan motivasi dapat menghasilkan keuntungan yang cukup besar bagi perusahaan. 6. Process Process, mutu layanan jasa sangat bergantung pada proses penyampaian jasa kepada konsumen. Mengingat bahwa penggerak perusahaan jasa adalah karyawan itu sendiri, maka untuk menjamin mutu layanan (quality assurance), seluruh operasional perusahaan atau usaha bisnis harus dijalankan sesuai dengan sistem dan prosedur yang terstandarisasi oleh karyawan yang berkompetensi, berkomitmen, dan loyal terhadap perusahaan tempatnya bekerja.

31 43 7. Physical Evidence Bukti fisiki merupakan elemen terkahir dari marketing mix, Building juga bagian dari bukti fisik, karakteristik yang menjadi persyaratan yang bernilai tambah bagi konsumen dalai perusahaan jasa yang memiliki karakter. Perhatian terhadap interior, perlengkapan bangunan, termasuk lightning system, dan tata ruang yang lapang menjadi perhatian penting dan dapat mempengaruhi mood pengunjung. Bangunan harus dapat menciptakan suasana dengan memperhatikan ambience sehingga memberikan pengalaman kepada pengunjung dan dapat membrikan nilai tambah bagi pengunjung, khususnya menjadi syarat utama perusahaan jasa dengan kelas market khusus Kerangka Konsep Kerangka konsep dalam suatu penelitian dikatakan sebagai suatu hubungan antara suatu konsep dengan konsep yang lainnya yang di dapatkan dari masalah yang diteliti. Kerangka konsep memiliki fungsi untuk menjelaskan tentang suatu topik yang nantinya akan dibahas. Kerangka konseptual diharapkan dapat memberikan sebuah gambaran dari variabel-variabel yang akan di teliti serta mengarahkan asumsi tentang variabel-variabel tersebut. Selain itu kerangka konsep dapat

32 44 membantu peneliti dengan memberikan petunjuk didalam merumuskan masalah penelitian. Gambar 2.8 Proses Konseptualisasi Gambar diatas adalah proses konseptualisasi, dimana konsepsi disini merupakan hasil tangkapan atau gambaran seseorang tentang suatu objek atau ide terhadap rangasangan atau stimulus objek yang adalah proses mental dalam berpikir secara kreatif Blueprint Perusahaan Jasa Blueprint dikatakan sebagai cara suatu proses dalam penjabaran secara keseluruhan mengenai suatu aspek dimana aspek tersebut dapat perincian secara jelas mengenai suatu pekerjaan, sehingga dapat terlihat adanya suatu interaksi yang dilakukan terhadap konsumen di dalam sebuah blueprint, agar dapat menetapkan standard dari pelayanan yang didalamnya terdapat bottle-neck (Wirtz et al., 2012).

33 45 Blueprint dibagi menjadi 2 bagian yaitu front-stage activity dan backstage. Front-stage merupakan aktifitas yang dilakukan secara langsung dengan melibatkan para konsumen sedangkan sebagai pendukung frontstage disebut back-stage. Adapun bagian dari blueprint yang merupakan proses yang memiliki resiko disebut fail points. Bagian yang lainnya adalah fisik yang terlihat atau disebut physical evidence dimana konsumen dapat melihat secara langsung bukti fisik yang digunakan konsumen untuk melakukan interaksi terhadap karyawan dan interaksi antara karyawan dengan sistem (Wirtz et al., 2012) Finansial Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan salah satu cara untuk mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada para pemegang saham atau pemilik dan juga pihak kreditur. Dari laporan keuangan dapat dilihat bagaimana kinerja keuangan perusahaan. Laporan keuangan berisikan informasi akuntansi tentang aset, kewajiban, pengeluaran, dan pemasukan. Informasi akuntansi ini disusun dalam 4 format laporan keuangan yang berbeda, yaitu :

34 46 A. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi berisikan informasi mengenai pemasukan dan pengeluaran perusahaan pada suatu periode tertentu. Pada laporan ini disajikan besaran pemasukan yang didapatkan oleh perusahaan dari pengeluaran yang digunakan untuk memperoleh keuntungan atau kerugian bersih setelah dikurangi pajak. B. Laporan Laba Ditahan dan Ekuitas Pemegang Saham Pada laporan ini berisikan informasi tentang proporsional antara laba ditahan yang akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan dan keuntungan atau deviden yang dibagikan kepada para pemegang saham. C. Laporan Arus Kas Laporan arus kas memberikan informasi keuangan mengenai penerimaan dan pembayaran kas dari bisnis untuk jangka waktu tertentu. Laporan arus kas melaporkan efek kas dari operasi perusahaan, investasi, dan pendanaan. Selain itu, laporan arus kas juga menunjukkan kenaikan bersih atau penurunan kas selama periode tersebut, dan jumlah kas pada akhir periode.

35 47 D. Neraca Neraca berisikan tentang informasi mengenai aset, hutang, dan ekuitas pemegang saham yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu Analisa Kelayakan Usaha Dalam merencanakan sebuah bisnis diperlukan analisa dari sisi keuangan untuk mengetahui kelayakan dari bisnis tersebut. Beberapa metode yang biasanya digunakan untuk menganalisa kelayakan dari suatu rencana bisnis adalah sebagai berikut : A. Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) merupakan formula yang digunakan untuk menentukan nilai sekarang dari suatu proyek atau investasi dengan jumlah diskon dari semua arus kas yang diterima dari proyek atau investasi tersebut. Rumus untuk jumlah diskon dari semua arus kas dapat adalah sebagai berikut :

36 48 Dimana : NPV = Investasi awal CF = Cash Flow (Arus Kas) r = Suku Bunga N = Periode Kriteria untuk pengambilan keputusan berdasarkan NPV adalah : NPV > 0, proyek atau investasi layak untuk dijalankan NPV < 0, proyek atau investasi tidak layak untuk dijalankan B. Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat suku bunga dimana NPV dari semua arus kas (baik positif maupun negatif) dari suatu proyek atau investasi sama dengan nol. Berikut adalah rumus perhitungan IRR : Dimana : NPV = Investasi awal CF = Cash Flow (Arus Kas) IRR = Suku Bunga Internal

37 49 N = Periode IRR biasa digunakan untuk mengevaluasi daya tarik dari suatu proyek atau investasi. Kriteria pengambilan keputusannya adalah : IRR > tingkat suku bunga tertinggi produk perbankan atau suku bunga pinjaman, maka proyek atau investasi layak untuk dijalankan IRR < tingkat suku bunga tertinggi produk perbankan atau suku bunga pinjaman, maka proyek atau investasi tidak layak untuk dijalankan C. Payback Period Payback period merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan seluruh biaya investasi yang telah dikeluarkan dengan menggunakan keuntungan bersih yang didapatkan.

BAB II BUSINESS CANVAS

BAB II BUSINESS CANVAS BAB II BUSINESS CANVAS Osterwalder & Pigneur (2010) menjabarkan dalam bukunya Business Model Generation mengenai bagaimana suatu bisnis dapat berjalan dengan baik dan mampu memberikan value kepada konsumen.

Lebih terperinci

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA Komang Anom Budi Utama, SKom komang_anom@staff.gunadarma.ac.id Business Model Canvas Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation menciptakan sebuah framework

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 BUSINESS MODEL CANVAS Bisnis model menjelaskan mengenai dasar pemikiran bagaimana sebuah bisnis diciptakan, diberikan, dan ditangkap nilainya (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal

Lebih terperinci

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BUSINESS MODEL CANVAS Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas Apa itu business model canvas [BMC]??? BMC adalah model bisnis yang memaparkan 9 elemen bisnis secara singkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Value Chain Value chain menurut Porter adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi cara menciptakan customer value lebih bagi pelanggan. Dijelaskan bahwa setiap

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Pemasaran Pengertian pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 10 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : SEGMENTATION TARGETING - POSITIONING Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Salon Istilah salon diadaptasi dari bahasa Inggris yang bermakna ruangan atau ruang besar. Terdapat pula pengertian lain berdasar kamus saku Oxford Learner's Pocket Dictionary,

Lebih terperinci

Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda

Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda 7P Dalam Bauran Pemasaran, Dalam komunikasi pemasaran diperlukan suatu pendekatan yang mudah dan fleksibel yang terdapat pada bauran pemasaran (marketing

Lebih terperinci

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL 3.1. Customer Segments KULTUR&CO menggunakan pendekatan niche market sebagai jenis konsumen dalam perancangan 9 building blocks yang mempunyai segmentasi dan spesialisasi

Lebih terperinci

BMC Summary and Simple Example for E2

BMC Summary and Simple Example for E2 BMC Summary and Simple Example for E2 BMC adalah hasil penelitian doktoral yang dibagikan bagi para start-up baik dalam bentuk buku maupun website TOOLS TO CREATE AND ANALYZE BUSINESS MODELS Why BMC

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB II IDEATION PROCESS

BAB II IDEATION PROCESS 6 BAB II IDEATION PROCESS Ideation Process memiliki beberapa tahapan. Berikut adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk menghasilkan model bisnis yang inovatif (Osterwalder &Pigneur, 2009): 2.1 Team

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Sejak kemunculan model bisnis e-commerce, maka para praktisi bisnis mengubah model bisnis lama menjadi model bisnis baru yang lebih sesuai. Bisnis model sendiripun menjadi sangat

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY MARKETING PLAN. Business Plan Salon Mobil ++ Kewirausahaan/Contoh Proposal Usaha/ BDS-Doc. Latar belakang. Tujuan dan Manfaat Bisnis

EXECUTIVE SUMMARY MARKETING PLAN. Business Plan Salon Mobil ++ Kewirausahaan/Contoh Proposal Usaha/ BDS-Doc. Latar belakang. Tujuan dan Manfaat Bisnis EECUTIVE SUMMARY Latar belakang Tujuan dan Manfaat Bisnis Tujuan bagi konsumen : Manfaat bagi konsumen : Tujuan bagi pihak salon mobil : Manfaat bagi pihak salon mobil : Ruang Lingkup Bisnis Nature of

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. photography, wedding, bahkan ATPM yang ingin launching mobil. terbaru, kegiatan komunitas mobil dan sebagainya.

BAB VI KESIMPULAN. photography, wedding, bahkan ATPM yang ingin launching mobil. terbaru, kegiatan komunitas mobil dan sebagainya. 206 BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan 6.1.1. General Summary The Cars Restaurant (TCR) merupakan restoran yang tidak hanya menjual makanan dan minuman, namun konsep yang kami tawarkan yaitu desain restoran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Canvas Sebuah bisnis model menggambarkan pemikiran tentang bagaimana sebuah perusahaan menciptakan, mengirim, dan menangkap value. Menurut Osterwalder dan Pigneur

Lebih terperinci

APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA

APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA Budi Hartono Magister Manajemen budzciamik@hotmail.com Abstrak irepair merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa yaitu jasa service produk Apple. Dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1. Metodologi penelitian. Business Canvassing. Ruang Lingkup Bisnis. Produk dan Layanan STP. Business Feasibility

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1. Metodologi penelitian. Business Canvassing. Ruang Lingkup Bisnis. Produk dan Layanan STP. Business Feasibility BAB III METODOLOGI 3.1 METODE PERENCANAAN BISNIS Untuk merencanakan konsep pengembangan model bisnis dari developer rumah container ini, kami menggunakan berbagai macam perencanaan dan sistem untuk menjaga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Analisis Pasar dan Industri II.1.1. SWOT Analysis Ialah salah satu alat analisis untuk mengevaluasi kondisi internal dan eksternal berdasarkan kekuatan (strengths), kelemahan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda BAB V KESIMPULAN V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda dalam membuat dan menjual produk dengan desain yang berbeda dari yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini BAB V RENCANA AKSI Bab ini menjelaskan rencana aksi atau realisasi dari perancangan model bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini meliputi rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan,

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CREATION

BAB III BUSINESS MODEL CREATION 43 BAB III BUSINESS MODEL CREATION 3.1. COMPETITORS 9 BUILDING BLOCKS Kompetitor dari bisnis ini adalah kompetitor tidak langsung karena belum ada brand atau kompetitor yang menjual produk yang sama persis.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ROULETTE 2.1.1 PENGERTIAN ROULETTE Berdasarkan kamus oxford, roulette adalah sebuah permainan judi dimana sebuah bola dijatuhkan ke roda yang berputar dengan ruang-ruang bernomor,

Lebih terperinci

BAB II VALUE PROPOSITION

BAB II VALUE PROPOSITION BAB II VALUE PROPOSITION 2 A 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 BUSINESS MODEL CANVAS Sumber: Osterwalder, Pigneur, & Clark (2010) Gambar 2.1 Business Model Canvas Sebuah model bisnis harus menjelaskan secara mendasar

Lebih terperinci

BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA

BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA Andreas Dwi Rahardjo Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: lenzcrew7@gmail.com

Lebih terperinci

Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016):

Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016): Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016): Learning Outcomes week 12 dan 12a Team mampu mengembangkan desain blok key partnership dan key resources BMC dengan menggunakan feedback and

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kantin Sekolah Kantin sekolah adalah sebuah ruangan atau bangunan yang menyediakan makanan dan minuman yang diperuntukkan bagi murid, karyawan, dan guru. Pada umumunya, selain

Lebih terperinci

DESKRIPSI MODEL BISNIS PADA PT JOYO BEKTI INDAH MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

DESKRIPSI MODEL BISNIS PADA PT JOYO BEKTI INDAH MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 591 DESKRIPSI MODEL BISNIS PADA PT JOYO BEKTI INDAH MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS Kevin Rudy Tulus Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen

Lebih terperinci

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2)

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Oleh Sapri Pamulu, Ph.D. Manager SMO PT Wiratman Menurut Kaplan & Norton (2012) dalam dunia bisnis sekarang yang keberhasilannya sangat ditentukan oleh sumber

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan).

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tingkatan Strategi Pada masa sekarang ini terminologi kata strategi sudah menjadi bagian integral dari aktivitas organisasi bisnis untuk dapat mempertahankan eksistensinya

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS BAB III BUSINESS MODEL CANVAS Gambar 3.1: Business Model Canvas dari Lalita 58 59 3.1 SEGMENTASI PELANGGAN (CUSTOMER SEGMENTS) Blok bangunan segmen pelanggan menggambarkan sekelompok orang atau organisasi

Lebih terperinci

BAB II PROPOSISI NILAI

BAB II PROPOSISI NILAI BAB II PROPOSISI NILAI 2.1. Restoran Restoran atau rumah makan adalah jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen yang menjual dan menyajikan makanan dan minuman untuk

Lebih terperinci

SISTEMATIKA BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) Dr. FX. Suharto, M. Kes

SISTEMATIKA BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) Dr. FX. Suharto, M. Kes SISTEMATIKA BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) Dr. FX. Suharto, M. Kes Hasil yg diharapkan Setiap Kelompok terdiri dari 5-6 orang Setiap Kelompok membuat 1 (satu) Rencana Bisnis Bidang usaha yang dipilih harus

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Definisi Marketing menurut Kotler & Keller (2006, p. 6), adalah sebuah fungsi dari organisasi dan merupakan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1 Services Marketing Marketing (pemasaran) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Manajemen pemasaran (marketing management) sebagai seni dan ilmu memilih

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

PERANCANGAN BUSINESS MODEL CANVAS EUNIQE PICNICROLL

PERANCANGAN BUSINESS MODEL CANVAS EUNIQE PICNICROLL 286 PERANCANGAN BUSINESS MODEL CANVAS EUNIQE PICNICROLL Yeziel Arkhipus Wiciaputra Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 23 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Business Model Canvas Definisi business model canvas menurut Osterwalder (2010) adalah sebuah bisnis model yang menjelaskan dasar pemikiran bagaimana sebuah bisnis diciptakan,

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha dalam membuka cabang baru adalah dengan melakukan penghitungan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA

PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA 1121001047 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS BAKRIE JAKARTA 2016 HALAMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mekanisme kerja bank yang menjadi jembatan antara masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of fund) menjadi pilar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kottler dan Amstrong (2001:7), Pemasaran adalah Suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan berkelompok memperoleh apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA TEORI

BAB 2 KERANGKA TEORI BAB 2 KERANGKA TEORI 2.1 Model Bisnis Menurut Alexander Osterwalder & Yves Pigneur, sebuah model bisnis menggambarkan dasar pemikiran bagaimana suatu perusahaan atau organisasi menicptakan, memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 BUSINESS MODEL CANVAS Konsep bisnis kafe yang direncanakan menggunakan nama Tourner Café. Konsep bisnis ini menggunakan suatu konsep permainan roulette yang sudah dikenal

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Kelayakan berikut: Penetapan kriteria optimasi dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai Aspek Studi Kelayakan Bisnis Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Sumber

Lebih terperinci

MAKALAH. MARKETING MIX (Bauran Pemasaran) PT. Bank Central Asia, Tbk (BCA) ZENI YUSUP ARFAH B

MAKALAH. MARKETING MIX (Bauran Pemasaran) PT. Bank Central Asia, Tbk (BCA) ZENI YUSUP ARFAH B MAKALAH MARKETING MIX (Bauran Pemasaran) PT. Bank Central Asia, Tbk (BCA) Diajukan Sebagai Salah Satu Prasyarat Menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Manajemen Pemasaran Oleh ZENI YUSUP ARFAH B4 1111 049 Dosen

Lebih terperinci

RANCANGAN MODEL BISNIS BERBASIS INOVASI PRODUK : KONSEP RESTORAN THEMATIC EXPERIENTIAL

RANCANGAN MODEL BISNIS BERBASIS INOVASI PRODUK : KONSEP RESTORAN THEMATIC EXPERIENTIAL RANCANGAN MODEL BISNIS BERBASIS INOVASI PRODUK : KONSEP RESTORAN THEMATIC EXPERIENTIAL Baskara Nugraha Prabawa, Priska Pricilia Esmeralda, Frisky Veronika, dan Ahdia Amini. Laporan Teknis Jakarta, 2 September

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Marketing Marketing atau pemasaran diartikan sebagai proses eksplorasi terhadap kebutuhan pelanggan melalui beragam pendekatan

Lebih terperinci

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1 a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 SKS : 3 SKS Review BMC Pertemuan - 1 a home base to excellence Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia saat ini sedang menghadapi tekanantekanan baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan produk dan servisnya.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja.

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja. BAB V RENCANA AKSI Bab V berisi tentang rencana aksi yang dilakukan untuk merealisasikan model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. Untuk mendukung realisasi rancangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Lima Kekuatan Porter Analisis kompetitif dengan menggunakan model lima kekuatan porter adalah pendekatan yang dipakai untuk mengembangkan strategi dibanyak perusahaan (David, 2011,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah: 11 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pengertian Pemasaran pada mulanya difokuskan pada produk barang, kemudian pada lembaga-lembaga yang melaksanakan proses pemasaran dan terakhir yang dilaksanakan

Lebih terperinci

ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION

ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 358 ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION Feliciana Priyono Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS KOPI SIDIKALANG

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS KOPI SIDIKALANG KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS KOPI SIDIKALANG OLEH DAUD ERWIN AYAMISEBA 10.11.4209 S1TI-2I STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 STRATEGI MARKETING ABSTRAK Persaingan industri bisnis kopi sudah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Real Estate Real Estate didefinisikan sebagai lahan dan semua peningkatan alami dan yang dibuat oleh manusia yang secara permanen terikat kepadanya (Sirota, 2006, p1). Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan.

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan. 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bundling Bundling merupakan pengelompokan beberapa layanan telekomunikasi jadi satu paket untuk meningkatkan pelanggan potensial dan mengurangi biaya iklan, pemasaran

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan Menciptakan Nilai Bagi Pelanggan Sasaran

Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan Menciptakan Nilai Bagi Pelanggan Sasaran Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan Menciptakan Nilai Bagi Pelanggan Sasaran Market segmentation membagi pasar menjadi kelompok-kelompok kecil dengan kebutuhan, karakteristik atau perilaku

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Museum Menurut International Council of Museum (ICOM) museum adalah suatu lembaga yang memelihara dan memamerkan kumpulan benda-benda koleksi yang bernilai budaya dan ilmiah untuk

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PROYEK. Oleh Budi Sulistyo

STUDI KELAYAKAN PROYEK. Oleh Budi Sulistyo STUDI KELAYAKAN PROYEK Oleh Budi Sulistyo Studi Kelayakan Proyek Penelitian tentang DAPAT atau TIDAK nya suatu proyek dilaksanakan dengan BERHASIL Manfaat Kelayakan Proyek Manfaat Finansial Manfaat Ekonomi

Lebih terperinci

MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP

MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP PEPEN AANDRIAN SYAH pepenaan@gmail.com Abstrak Business Model Canvas atau yang biasa disingkat dengan BMC mulai mendapatkan ketenaran di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

MARKETING MIX (BAURAN PEMASARAN) PERTEMUAN KEDUA

MARKETING MIX (BAURAN PEMASARAN) PERTEMUAN KEDUA MARKETING MIX (BAURAN PEMASARAN) PERTEMUAN KEDUA PRODUK / JASA Jasa adalah : setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 BUSINESS MODEL CANVAS Dalam melakukan perencanaan sebuah bisnis, penting sekali diperlukan adanya bisnis model demi terwujudnya kelancaran bisnis tersebut. Menurut Osterwalder

Lebih terperinci

BUSINESS MODEL CANVAS

BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL CANVAS Coach Ferdy D. Savio Surabaya, 11 Mei 2016 Apa Faktor yang paling Penting dari sebuah Bisnis? Business Model Generation Alexander Osterwalder & Yves Pigneur Apakah Anda memiliki SEMANGAT

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

BAB III DESAIN AKHIR

BAB III DESAIN AKHIR 62 BAB III DESAIN AKHIR 3.1. Kanvas Model Bisnis Gambar 3.1.1 Business Model Clip On 62 63 3.2. Nine Building Blocks 3.2.1. Customer Segments Sumber: McKinsey Consumer and Shopper Insights Indonesia Study,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah di Semarang. Dengan beberapa pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce Vita Bistro yang bergerak

Lebih terperinci

BAB II VALUE PROPOSITION

BAB II VALUE PROPOSITION BAB II VALUE PROPOSITION 2.1 E-Business 2.1.1 Pengertian E-Business Menurut Harisno dan Pujadi (2009: 67), E-Business merupakan kegiatan berbisnis di internet, yang tidak saja pembelian, penjualan dan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion 40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dalam perekonomian di Indonesia. UKM memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Informasi Menurut Considine, Parkes, Olesen, Blount & Speer (2012:103), Information is data or facts that are processed in a meaningful form. Jadi berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bauran Pemasaran Untuk memasarkan sebuah produk, perusahaan harus menggunakan sebuah strategi agar tidak ada kesalahan dalam memasarkan produk. Perusahaan terlebih dahulu harus

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Konsumen Sumarwan (2004) menyatakan bahwa konsumen terdiri dari dua yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran (Marsum 2009 dalam Firbani 2006) menjelaskan bahwa, restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasikan secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bisnis Rimora Pay sebagai obyek penelitian karena merupakan bisnis baru

BAB III METODE PENELITIAN. bisnis Rimora Pay sebagai obyek penelitian karena merupakan bisnis baru BAB III METODE PENELITIAN 3. Metode Penelitian 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah perencanaan bisnis Rimora Pay yang nantinya akan berlokasi di Semarang. Alasan peneliti memilih

Lebih terperinci

TATAP MUKA - 1. IKN 305 (Perencanaan Bisnis Perikanan & Kelautan)

TATAP MUKA - 1. IKN 305 (Perencanaan Bisnis Perikanan & Kelautan) IKN 305 (Perencanaan Bisnis Perikanan & Kelautan) Garis-Garis Besar Program Pengajaran Kode mata kuliah : IKN 305 Kredit : 1 (1-0) Semester : 3 (ganjil) Pra-syarat : - Koordinator mk : Dekan FPIK Dosen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi Segmenting, Targeting, Positioning Menurut Kotler (2001, p244), karena begitu banyaknya jenis konsumen yang berbeda-beda dengan beragam kebutuhan yang berbeda, maka perusahaan

Lebih terperinci

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa BAB VII PRODUK Apa itu produk? Produk adalah sesuatu yang diciptakan untuk tujuan transaksi. Produk memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu dari pelanggan dan memberikan pendapatan pada penjual atau

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMASARAN UMKM. Program Teras Usaha Mahasiswa Pelatihan Wirausaha Tahap I Juni 2016

MANAJEMEN PEMASARAN UMKM. Program Teras Usaha Mahasiswa Pelatihan Wirausaha Tahap I Juni 2016 MANAJEMEN PEMASARAN UMKM Program Teras Usaha Mahasiswa Pelatihan Wirausaha Tahap I 17-18 Juni 2016 Pemasaran Produk merupakan perwujudan ide dari seorang pengusaha Dalam beberapa kasus, produk itu dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Pasar dan Industri Analisis pasar dan industri ini mencakup keadaan secara umum mengenai industri kreatif dan yang lebih spesifik yaitu sektor permainan interaktif di

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan

LANDASAN TEORI. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan lain.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri)

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri) BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI (Simpanan Masyarakat Kota Santri) A. Urgensi Strategi Pemasaran bagi BMT dalam Meningkatkan Produk Si Santri Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) merupakan suatu

Lebih terperinci