BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.2 Definisi E-Commerce Menurut Laudon & Laudon (1998) e-commerce adalah suatu proses membeli dan menjual produk-produk secara elektronik oleh konsumen dan dari perusahaan ke perusahaan dengan komputer sebagai perantara transaksi bisnis. Sedangkan menurut David Baum (1999) e-commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan, dan informasi yang dilakukan secara elektronik. Menurut Kalakota dan Whinston (1997) e-commerce dapat ditinjau dari beberapa perspektif, yaitu: a) Perspektif komunikasi, e-commerce adalah pengiriman barang, layanan, informasi, atau pembayaran melalui jaringan komputer atau melalui peralatan elektronik lainnya. b) Perspektif proses bisnis, e-commerce adalah aplikasi dari teknologi yang menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja. c) Perspektif servis, e-commerce merupakan suatu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen untuk memangkas biaya layanan (service cost) ketika meningkatkan kualitas barang dan meningkatkan kecepatan layanan pengiriman. 11

2 12 d) Perspektif online, e-commerce menyediakan kemampuan untuk membeli dan menjual barang ataupun informasi melalui internet dan sarana online lainnya Jenis-jenis E-Commerce E-commerce terdapat beberapa jenis, yang dapat dibedakan dari transaksinya, antara lain : a) Business-to-Business (B2B) B2B e-commerce meliputi semua transaksi elektronik barang atau jasa yang dilakukan antar perusahaan. Produsen dan pedagang tradisional biasanya menggunakan jenis e-commerce ini. Umumnya e-commerce dengan jenis ini dilakukan dengan menggunakan EDI (Electronic Data Interchange) dan dalam proses pembelian barang dan jasa, informasi dan konsultasi, atau pengiriman dan permintaan proposal bisnis. b) Business-to-Consumer (B2C) B2C adalah jenis e-commerce antara perusahaan dan konsumen akhir. Jenis ini biasa dioperasikan oleh pedagang ritel tradisional, karena lebih mudah dan dinamis. Jenis e-commerce ini berkembang dengan sangat cepat karena adanya dukungan website serta banyaknya toko virtual yang menjual berbagai macam kebutuhan masyarakat. Jika dibandingkan dengan transaksi ritel tradisional, konsumen biasanya memiliki lebih banyak informasi dan bisa mendapat harga yang lebih murah, serta memastikan proses jual beli dan pengiriman yang cepat.

3 13 c) Consumer-to-Consumer (C2C) C2C merupakan jenis e-commerce yang meliputi semua transaksi elektronik barang atau jasa antar konsumen. Umumnya transaksi ini dilakukan melalui pihak ketiga yang menyediakan platform online untuk melakukan transaksi tersebut. Disana penjual diperbolehkan langsung berjualan barang mereka melalui website tersebut. d) Consumer-to-Business (C2B) C2B adalah jenis e-commerce dengan pembalikan utuh dari transaksi pertukaran atau jual beli barang secara tradisional. Jenis e-commerce ini sangat umum dalam proyek dengan dasar multi sumber daya. Sekelompok besar individu menyediakan layanan jasa atau produk mereka bagi perusahaan yang mencari jasa atau produk tersebut. Contohnya adalah sebuah website dimana desainer website menyediakan beberapa pilihan logo atau yang menjual foto bebas royalti, gambar, media dan elemen desain Manfaat E-Commerce E-commerce memiliki beberapa manfaat, baik untuk organisasi maupun konsumen. a) Manfaat e-commerce bagi organisasi atau perusahaan : Memperluas pangsa pasar hingga kepasar nasional dan internasional.

4 14 Dengan capital outplay yang minim, perusahaaan dapat dengan mudah menemukan banyak pelanggan, supplier yang baik dan partner bisnis yang cocok. Menurunkan biaya operasional dan pencarian informasi. Mempersingkat waktu antara pembayaran dan penerimaan produk atau jasa. b) Manfaat e-commerce bagi konsumen : Memungkinkan pelanggan untuk berbelanja atau melakukan transaksi kapan saja dan dimana saja. Memberikan lebih banyak pilihan kepada pelanggan, mereka dapat memilih berbagai produk dari banyak berbagai penjual. Pelanggan bisa menerima informasi yang relevan secara detil secara cepat dan real time. 2.3 Brand (Merek) Definisi Brand (Merek) Menurut Aaker (1996), merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang dan jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu. Dengan demikian suatu merek membedakannya dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh para pesaing. American Marketing Association (AMA) dalam Kotler (2002)

5 15 mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Jadi merek membedakan penjual, produsen atau produk dari penjual, produsen atau produk lain. Merek mengandung janji perusahaan untuk secara konsisten memberikan ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Menurut Kotler (2002), merek lebih dari sekedar jaminan kualitas karena didalamnya tercakup enam pengertian berikut : Atribut Produk Merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu.

6 Manfaat Atribut perlu diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional. Konsumen sebenarnya membeli manfaat dari produk yang dibelinya. Nilai Merek menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. Budaya Merek mencerminkan budaya tertentu. Kepribadian Merek mencerminkan kepribadian tertentu. Pemakai Merek menunjukan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa merek merupakan nama, istilah tanda, simbol disain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk/jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Identifikasi tersebut juga berfungsi untuk membedakannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Lebih jauh, sebenarnya merek merupakan nilai

7 tangible dan intangible yang terwakili dalam sebuah trademark (merek dagang) yang mampu menciptakan nilai dan pengaruh tersendiri di pasar bila diatur dengan tepat. Saat ini, merek sudah menjadi konsep yang kompleks dengan sejumlah ratifikasi teknis dan psikologis.

8 2.3.2 Peranan dan Kegunaan Brand (Merek) Saat ini, merek menjadi sangat penting karena beberapa faktor seperti: (Durianto, Sugiarto, dan Sitinjak, 2001, pp 2-3) 1. Emosi konsumen terkadang turun naik. Merek mampu membuat janji emosi menjadi konsisten dan stabil. 2. Merek mampu menembus pagar budaya dan pasar. Bisa dilihat dari bahwa jumlah suatu merek yang kuat mampu diterima diseluruh dunia dan budaya. Contoh yang paling fenomenal adalah Coca-Cola yang berhasil menjadi Global Brand, diterima di mana saja dan kapan saja di seluruh dunia. 3. Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen. Semakin kuat suatu merek, makin kuat pula interaksinya dengan konsumen dan makin banyak brand association (asosiasi merek) yang terbentuk dalam merek tersebut. Jika brand associations yang terbentuk memiliki kualitas dan kuantitas yang kuat, potensi ini akan meningkatkan brand image (citra merek). 4. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen. Merek yang kuat akan sanggup merubah perilaku

9 konsumen. Sebagai contoh, keberhasilan Pall Mall dalam menembus perilaku konsumen

10 mampu menciptakan suatu market niche (ceruk pasar) yang spesifik dan menguntungkan. 5. Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen. Dengan adanya merek, konsumen dapat dengan mudah membedakan produk yang akan dibelinya dengan produk lain sehubungan dengan kualitas, kepuasan, kebanggaan, ataupun atribut lain yang melekat pada merek tersebut. 6. Merek berkembang menjadi sumber asset terbesar bagi perusahaan. Hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa Coca- Cola yang memiliki Stock Market Value (SMV) yang besar, ternyata 97% dari SMV tersebut merupakan nilai merek. Begitu pula nilai merek Kellogs berkontribusi 89% dari SMV-nya dan pada IBM berkontribusi 73% dari SMV. Dari ilustrasi tersebut dapat disimpulkan bahwa merek mempunyai peranan yang penting dan merupakan aset prestisius bagi perusahaan. Dalam kondisi pasar yang kompetitif, preferensi dan loyalitas pelanggan adalah kunci kesuksesan. Terlebih lagi pada kondisi

11 sekarang, nilai suatu merek yang mapan sebanding dengan realitas makin sulitnya menciptakan suatu merek. Pemasaran dewasa ini merupakan pertempuran persepsi konsumen, tidak sekedar pertempuran produk. Beberapa produk dengan kualitas, model, features (karakteristik tambahan dari produk), serta kualitas yang relatif sama,

12 dapat memiliki kinerja yang berbeda-beda di pasar karena perbedaan persepsi dari produk tersebut di benak konsumen. 2.3 Teknologi Augmented Reality Menurut Ekengren (2009), Augmented Reality adalah aplikasi yang bertujuan untuk menambahkan apa yang dialami pengguna di dunia nyata dengan unsur-unsur maya tanpa menghilangkan unsur-unsur dunia nyata. AR juga adalah alat untuk berinteraksi dengan objek digital dalam konteks fisik Augmented Reality dalam berbagai bidang Augmented reality saat ini banyak dipakai di berbagai bidang seperti hasil penelitian Almeida (2011). AR memiliki faktor inovasi dan unsur yang sangat menarik yang cocok dengang teknologi modern. Sehingga AR sangat bisa digunakan dalam berbagai bidang contohnya: AR di bidang bisnis Seperti penelitian oleh Ekengren (2009) dengan mobile AR dapat di gunakan untuk memperbesar peluang bisnis dikarenakan fungsi teknis yang dimiliki smartphone dalam kehidupan manusia sehari-hari. Sehingga perusahaan yang 12

13 13 memiliki strategi mobile terutama AR dapat memiliki hasil lebih dan mampu mendahului yang lain dalam pembentukan bisnis model yang baru. AR di bidang arsitektur Fungsi AR dalam bidang ini salah satunya dalam desain interior yang disebutkan oleh Domhan (2010). Aplikasi AR dapat digunakan untuk melihat apakah suatu perabot sesuai dengan ruangannya sebelum membeli perabot tersebut. Penggunaan lain adalah untuk mengatur posisi perabot, dimana pengguna dapat melihat dulu posisi mana yang cocok untuk perabot tersebut sebelum mulai melakukan penataan. AR di bidang Pendidikan Penelitian Almeida (2011) menujukan bahwa di dalam ruang kelas AR dapat berguna dalam pembelajaran. Salah satunya AR dapat menangkap dan menyimpan gerakan pengajar yang kemudian pada gerakan tersebut ditambahkan informasi digital yang dapat membantu proses penyampaian materi ajar. Contohnya saat pengajar mengajarkan fisika dia dapat menggerakan marker yang dilapisi 3D model bola yang dihantamkan pada marker lain untuk menunjukan simulasi gerakan saat terjadi tumbukan antar 2 objek. 2.4 The Holistic Marketing Concept

14 14 Konsep tradisional marketing adalah perusahaan memproduksi suatu produk terlebih dahulu sebelum kemudian menjual produk tersebut, dan di dalam proses menjuak produk itulah terdapat marketing. Konsep ini cocok apabila kondisi saat itu adalah barang masih langka di pasar, dan customer yang dituju tidak pemilih dalam hal fitur, atau desain dari produk tersebut. Namun konsep di atas tidak cocok pada kondisi dimana customer yang ada memiliki preferensi masing-masing yang berbeda satu sama lain. Marketing concept muncul sekitar pertengahan tahun 1950, dan menawarkan konsep baru dalam melihat kondisi pasar. Pada konsep-konsep sebelumnya digambarkan bahwa konsumen lebih menyukai produk yang mudah ditemui di pasar dan tidak mahal (production concept). Konsep lainnya adalah konsumen lebih menyukai produk dengan performa tinggi atau memiliki fitur inovatif (product concept). Sementara itu marketing concept menawarkan filosofi yang berbasis konsumen, atau bisa dikatakan berorientasi pada kebutuhan pasar. Seperti yang ditulis oleh Kotler & Keller (2011); The marketing concept emerged in the mid-1950s as a customercentered, sense-and-respond philosophy. Kotler & Keller (2011) juga menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan, sebuah perusahaan harus lebih efektif dalam membuat, mengantarkan, dan mengkomunikasikan customer value bagi target pasar apabila dibandingkan dengan para pesaing.

15 15 Holistic marketing concept merupakan sebuah pengembangan dari marketing concept. Dalam konsep ini, marketing melihat bahwa semua hal mempengaruhi marketing, dan untuk itu memerlukan adanya perspektif yang luas namun terintegrasi. Dalam bukunya, Marketing Management, Kotler & Keller (2011) menggambarkan holistic marketing concept sebagai berikut: The holistic marketing concept is based on the development, design, implementation of marketing programs, process, and activities that recognize their breadth and interdependencies. 2.5 The Value Chain Value chain adalah sebuah proses yang dilakukan oleh perusahaan untuk menambahkan nilai pada produk yang dimilikinya. Hal ini bisa saja berupa penambahan fitur-fitur tertentu, perbaikan suatu fungsi, inovasi baru, dan hal-hal lainnya. Konsep value chain ini awalnya disusun oleh McKinsey-sebuah perusahaan di bidang consulting- sebelum kemudian dikembangkan oleh Michael Porter. Gambar 2.1 Konsep Value Chain McKinsey

16 16 Dalam konsep value chain milik Porter, aktifitas perusahaan dibedakan menjadi dua yaitu primary activities dan support activities. Primary activities merupakan kegiatan utama perusahaan yang berkaitan langsung dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan, seperti logistic, operations, service, dan sales & marketing. Sementara itu, support activities merupakan kegiatan-kegiatan pendukung yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat memproduksi produk tersebut, seperti misalnya finance, human resources, perkembangan teknologi, dsb. Kegiatan-kegiatan inilah yang kemudian dapat menghasilkan profit atau margin bagi perusahaan. Gambar 2.2. Konsep Value Chain Porter Dalam kondisi saat ini, perusahaan tidak lagi hanya berkutat dengan produk secara fisik saja, melainkan perusahaan juga harus berkutat di bidang digital. Sviokla & Rayport (1995) dalam Harvard Business Review, menciptakan model value chain baru yang dikenal sebagai Virtual Value Chain Model. Virtual value chain dimulai dengan informasi yang disediakan oleh penyedia informasi, dan kemudian informasi

17 17 ini didistribusikan dan terus didukung sampai dengan information-infrastructure dimana interaksi dengan customer dilakukan. Vilet (2010) melihat adanya lima elemen di dalam virtual value chain ini, yaitu; gathering, organization, selection, analysis, dan distribution. Kelima elemen ini memungkinkan perusahaan untuk menemukan pasar baru, dan membangun hubungan bisnis baru. 2.6 Consumer Behavior Consumer behavior mengacu kepada perilaku dari konsumen akhir baik individu maupun kelompok yang membeli produk yang ditawarkan perusahaan sebagai pengguna akhir. Menurut Kotler dan Armstrong (2016) terdapat beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilaku konsumen: Faktor Budaya Budaya merupakan dasar utama dari kebutuhan atau keinginan seseorang. Umumnya budaya ini didapat karena seseorang dibesarkan dalam suatu budaya tersebut, sehingga kemudian berkembang menjadi perilaku orang tersebut. Perbedaan budaya inilah yang kemudian menyebabkan adanya perbedaan perilaku konsumen. Misalnya, perilaku konsumen ketika membeli buku di Indonesia dan di Amerika akan berbeda, karena budaya yang dimiliki kedua Negara ini sangat berbeda. Kelas sosial seseorang juga dapat mempengaruhi perilaku seseorang ketika ia membeli produk atau jasa. Misalnya kelompok masyarakat dengan tingkat sosial menengah atas akan

18 18 lebih memilih untuk berbelanja di supermarket, sementara kelompok sosial menengah bawah lebih memilih untuk berbelanja di pasar tradisional. Faktor Sosial Perilaku konsumen juga sangat dipengaruhi oleh kelompok sosial yang dimilikinya seperti keluarga, social networks, dan lain-lainnya. Seseorang bisa saja terpengaruh oleh kelompok sosial dimana ia menjadi bagian dari grup tersebut. Ia bisa membeli suatu produk karena diberikan rekomendasi yang baik oleh kelompok sosialnya tersebut. Faktor Personal Faktor-faktor personal seseorang seperti usia, gaya hidup, dan kondisi ekonomi juga dapat mempengaruhi perilaku mereka ketika membeli produk atau jasa. Misalnya saja mereka yang berada di usia remaja akan lebih mudah untuk terbawa tren, sehingga pembelian yang dilakukan akan dinamis sesuai dengan tren yang sedang booming. Faktor Psikologis Motivasi, persepsi, dan kepercayaan seseorang juga dapat mempengaruhi perilaku konsumen. Misalnya saja karena persepsi negatif yang dimiliki seseorang setelah melihat iklan dari produk A, maka ia menjadi tidak memiliki keinginan untuk membeli produk tersebut. 2.7 Financial Statements

19 19 Financial statements atau laporan keuangan merupakan hal yang esensial bagi seluruh perusahaan. Laporan keuangan ini mencatat seluruh kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dari sisi keuangan. Secara umum financial statements terdiri dari: Balance Sheets (Neraca), Income Statements atau Profit and Loss Statements (Laporan Laba Rugi), serta Cash-Flow Statements (Laporan Arus Kas) Balance Sheet Kimmel, Weygandt, & Kieso (2013) dalam bukunya yang berjudul Financial Accounting, menyatakan bahwa balance sheets atau neraca keuangan merupakan bagian dari laporan keuangan yang menunjukkan besarnya aset dan kewajiban serta equity sebuah perusahaan, atau struktur keuangan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut pada suatu periode tertentu. Dalam laporan ini dapat dilihat bagaimana perusahaan mendanai aset-aset yang dimilikinya, seberapa besar aset tersebut didanai dengan menggunakan hutang atau dengan menggunakan modal sendiri. Terdapat beberapa rasio keuangan yang umumnya digunakan berdasarkan informasi yang ada di balance sheets: Debt Ratio, membandingkan nilai hutang atau kewajiban yang dimiliki perusahaan dengan nilai aset yang dimiliki perusahaan. NIlai rasio ini menunjukkan seberapa besar aset yang dimiliki oleh perusahaan didanai oleh hutang/kewajiban.

20 20 Debt-to-Equity Ratio, membandingkan nilai hutang atau kewajiban yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri perusahaan tersebut. Nilai rasio ini menunjukan struktur permodalan yang digunakan oleh perusahaan. Current Ratio, menunjukkan perbanding aset lancar (current assets) dengan kewajiban lancar (current liabilities) perusahaan. Nilai rasio ini menunjukkan seberapa mampu perusahaan untuk membayar kewajiban lancar yang dimilikinya Income Statement Menurut Kimmel, Weygandt, & Kieso (2013), Income Statements atau juga biasa disebut sebagai Profit and Loss Statements merupakan bagian dari laporan keuangan yang mencatat pemasukan dan pengeluaran perusahaan untuk suatu periode tertentu. Di dalam laporan ini pula dapat dilihat seberapa besar profit yang dihasilkan oleh perusahaan, atau seberapa besar kerugian (loss) yang diderita perusahaan pada periode tersebut. Terdapat beberapa rasio keuangan yang umumnya digunakan berdasarkan informasi yang ada di income statements dan balance sheets: Gross-profit Margin, membandingkan nilai laba kotor yang dihasilkan oleh perusahaan dengan nilai penjualan periode tersebut. Nilai rasio ini menunjukkan seberapa besar laba kotor yang dihasilkan dari penjualan yang dilakukan.

21 21 Net-profit Margin, membandingkan nilai laba bersih perusahaan dengan nilai penjualan perusahaan periode tersebut. Nilai rasio ini menunjukkan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang harus dikeluarkan, seberapa besar profit yang dihasilkan perusahaan dari penjualan yang dilakukan. Return on Assets, membandingkan nilai laba bersih perusahaan dengan nilai aset yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai rasio ini menunjukan seberapa efisien perusahaan menggunakan aset yang dimilikinya untuk menghasilkan profit. Return on Equity, membandingkan nilai laba bersih dengan nilai modal sendiri (equity) perusahaan tersebut. Nilai rasio ini menunjukkan seberapa baik kinerja perusahaan dalam menggunakan investasi dari modal sendiri tersebut untuk menghasilkan laba Cash-Flow Statement Sesuai dengan yang ditulis oleh Kimmel, Weygandt, & Kieso (2013), cashflow statements merupakan bagian dari laporan keuangan perusahaan yang menunjukkan pergerakkan kas yang dimiliki oleh perusahaan, baik itu pengeluaran maupun penerimaan, dalam suatu periode tertentu. Tidak semua biaya yang dikeluarkan perusahaan mengurangi uang kas yang dimiliki oleh perusahaan. Misalnya saja biaya depresiasi mesin. Biaya ini dicatat sebagai pengurang bagi pendapatan pada income statements, namun sebetulnya tidak ada uang kas yang dikeluarkan sama sekali oleh perusahaan. Biaya depresiasi hanya mengurangi nilai

22 22 dari mesin yang dimiliki oleh perusahaan, namun tidak mengurangi uang kas yang dimiliki oleh perusahaan. Laporan ini juga yang kemudian dijadikan acuan untuk nilai kas perusahaan pada periode berikutnya. 2.8 Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan salah satu metode analisis yang umum digunakan untuk mengevaluasi suatu projek atau model bisnis. Analisis SWOT terdiri dari; Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats. Gambar 2.3 SWOT Analysis Matrix Strengths Strengths merupakan bagian dari analisa internal perusahaan, dimana perusahaan melihat, mencari, menemukan karakteristik-karakteristik bisnis, atau produk yang dimilikinya yang memiliki keunggulan di pasar, atau yang memberikan keunggulan bagi perusahaan dibandingkan dengan competitor.

23 23 Keunggulan yang dimiliki ini bisa saja karena kualitas produk, spesialisasi yang dimiliki, atau hal-hal lain yang membedakan bisnis atau produk yang dimiliki perusahaan, dan menjadi keunggulan di pasar Weaknesses Weaknesses juga merupakan bagian dari analisa internal perusahaan, dimana perusahaan harus melihat, mencari, menemukan, kelemahan-kelemahan bisnis yang dimiliknya, atau produk yang ia tawarkan. Kelemahan-kelemahan inilah yang menempatkan produk atau bisnis yang dimiliki perusahaan di posisi yang kurang baik. Kelemahan ini juga bisa dikarenakan kualitas yang kurang baik, kesalahan sistem produksi, dan hal-hal lainnya Opportunities Opportunities atau peluang merupakan bagian dari analisa eksternal perusahaan, dimana perusahaan mencari dan menemukan peluang-peluang yang ada di pasar yang dapat dieksploitasi lebih dalam oleh perusahaan. Peluang yang ada di pasar ini memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya entah dengan menciptakan product line, atau inovasi baru Threats

24 24 Threats atau ancaman juga merupakan bagian dari analisa eksternal perusahaan, dimana perusahaan mencari, dan menemukan adanya ancaman-ancaman yang dapat menjadi halangan atau masalah bagi bisnis atau produk yang dimilikinya. Ancaman ini bisa saja berasal dari pesaing perusahaan, misalnya saja sudah ada perusahaan pesaing yang akan mengambil suatu peluang tertentu yang ditemukan oleh perusahaan, atau adanya pemain baru di industri tersebut yang awalnya masih dikuasai oleh perusahaan. 2.9 Analisis PESTEL Menurut Thompson, Strickland, dan Gamble (2014), analisis PESTEL sangat fokus pada enam komponen utama yang strategis dalam lingkungan makro, yaitu, Political, Economic, Social, Technological, Environmental, dan Legal. Setiap komponen dapat mempengaruhi keberlangsungan pada bisnis sebuah perusahaan. Selain itu, analisis ini juga dapat digunakan untuk membuat strategi jangka panjang dan bisnis model. Politik Faktor ini berisi kebijakan dan proses politik, termasuk sejauh mana pemerintah ikut campur dalam bidang ekonomi, kebijakan pajak, kebijakan fiskal, tarif, iklim politik dan kekuatan dari lembaga seperti sistem perbankan. Ekonomi Kondisi ekonomi berisikan iklim ekonomi secara umum dan faktor spesifik seperti suku bunga, nilai tukar, inflasi dan pertumbuhan ekonomi serta defisit

25 25 atau surplus perdagangan dan pendapatan per kapita. Faktor ekonomi juga termasuk kondisi pasar saham dan obligasi dimana dapat mempengaruhi kepercayaan konsumen dan pendapatan tambahan. Beberapa industri seperti konstruksi rentan dengan penurunan ekonomi, dan industri ritel akan untung ketika ekonomi sedang lemah karena konsumen menjadi lebih tertarik dengan produk yang harganya murah. Sosial Kekuatan sosial berisikan nilai, sikap, buadaya dan gaya hidup masyarakat dimana dapat mempengaruhi bisnis, serta faktor demografi seperti jumlah populasi, tingkat pertumbuhan dan pembagian umur. Kekuatan sosial bervariasi karena perubahan sepanjang waktu dan factor lokal. Salah satu contohnya adalah tren hidup sehat yang mampu meningkatkan penjualan alat olahraga dan tempat fitnes. Populasi demografi juga dapat mempengaruhi industri seperti kesehatan dimana biaya dan kebutuhan layanan bervariasi berdasarkan faktor demografi seperti umur dan pembagian pendapatan. Teknologi Faktor teknologi berisikan kecepatan dari perubahan teknologi, dan perkembangan teknis dimana telah memiliki potensi untuk berefek secara luas dalam masyarakat seperti rekayasa genetika dan nanoteknologi. Hal ini termasuk lembaga yang terlibat dalam membentuk pengetahuan baru dan pengawasan penggunaan teknologi seperti persetujuan R&D, hukum paten dan copyright, dan pengawasan pemerintah terhadap internet. Perubahan

26 26 teknologi mampu mendorong lahirnya industry baru seperti perusahaan yang berdasarkan nano teknologi dan merusak yang lainnya seperti industri rekaman. Lingkungan Faktor ini termasuk ekologi dan kekuatan lingkungan seperti cuaca, iklim, perubahan iklim dan kekeringan. Faktor ini mampu secara langsung mempengaruhi industri seperti asuransi, pertanian, produksi energy dan turis. Hal ini mungkin tidak mempengaruhi secara langsung tetapi memberikan efek berkelanjutan dalam industri lain seperti transportasi. Hukum dan Regulasi Faktor ini termasuk regulasi dan hukum dimana perusahaan harus mematuhinya seperti aturan untuk konsumen, buruh, label dan keamanan dan kesehatan kerja. Upah minimum regional adalah salah satu aturan yang harus dipatuhi oleh industri di sebuah wilayah untuk memberi upah yang layak kepada karyawannya Porter s Five Forces Model Five Forces merupakan suatu metode analisis untuk memberi gambaran mengenai 5 (lima) kekuatan utama, baik sebagai tekanan ataupun pacuan, yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan dalam suatu industri dan membantu manajemen dalam menentukan strategi mana yang diambil untuk kelangsungan perusahaan (Turban & Volonino, 2012).

27 27 Dalam Porter s Five Forces Model, terdapat 5 kekuatan utama dalam suatu kompetisi yaitu: Ancaman kompetitor baru Sebuah industri yang memperoleh profit margin yang besar akan lebih menarik para pesaing atau pendatang baru untuk terjun dalam industri tersebut dibandingkan dengan suatu industri yang memperoleh profit margin yang lebih sedikit. Para pengusaha akan saling bersaing untuk menarik atau mempertahankan konsumen baik dengan menurunkan harga produk atau jasa ataupun memberikan pelayanan yang lebih baik. Tahap ini menjelaskan bagaimana kekuatan industri memberi hambatan masuk pada para kompetitor atau bagaimana kemudahan suatu kompetitor untuk memasuki sebuah industri. Hambatan masuk kompetitor terbilang rendah apabila perusahaan yang ada memiliki suatu produk yang susah untuk di duplikasi ataupun harganya sangat mahal sehingga mengurangi kompetitor yang ingin memasuki industri tersebut. Daya tawar pemasok Pada poin ini menjelaskan mengenai bagaimana kekuatan suatu pemasok terhadap perusahaan. Apabila semakin banyak pemasok dalam suatu industri maka pemasok mempunyai daya tawar yang rendah dengan profit margin yang lebih sedikit. Daya tawar konsumen

28 28 Daya tawar konsumen merupakan hal yang berkebalikan dengan daya tawar pemasok. Semakin banyak konsumen dalam suatu pasar (market) maka daya tawar konsumen tinggi. Ancaman produk atau jasa pengganti Kemampuan suatu perusahaan dalam mempertahankan inovasi dalam produknya merupakan salah satu cara untuk menangani ancaman produk atau jasa pengganti. Semakin banyak produk atau jasa pengganti, maka harga akan semakin murah dan menurunkan profit margin. Persaingan di antara pemain yang sudah ada Hal ini berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam bersaing dengan kompetitor yang ada dalam industri. Perusahaan biasanya bersaing dalam hal pemasangan iklan, promosi dan investasi dalam pengembangan (research and development) produk. Persaingan ini akan dinilai tinggi apabila ancaman kompetitor baru rendah, ancaman produk pengganti tinggi, dan daya tawar pemasok dan konsumen dapat dikendalikan. Oleh karena itulah alasan kenapa persaingan antar pemain yang sudah ada ini menjadi pusat dalam model ini Business Model Canvas Business Model Canvas (BMC) merupakan salah satu alat-strategis yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah model bisnis dengan menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai. Business Model Generation atau yang lebih dikenal sebagai

29 29 Business Model Canvas adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk membantu melihat lebih akurat, bentuk usaha yang akan dijalani. Konsep bisnis yang awalnya rumit dirubah menjadi lebih sederhana dan ditampilkan pada satu lembar kanvas berisi rencana bisnis. Dimana di dalam kanvas tersebut terdapat sembilan elemen kunci yang terintegrasi dengan baik didalamnya dan mencangkup analisis strategi secara internal maupun ekternal perusahaan (Osterwalder, 2012). Menurut Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur dalam bukunya yang berjudul Business Model Generation terdapat sembilan bagian penting yang menjadi dasar sebuah bisnis model. Dalam konsep ini salah satunya memperlihatkan bagaimana sebuah model bisnis menghasilkan keuntungan, dan gabungan dari kesembilan bagian dasar tersebut disebut Business Model Canvas. Kesembilan blok tersebut mencangkup empat bidang utama pada suatu bisnis, yaitu pelanggan, penawaran, infrastruktur, dan kelangsungan finansial. Kesembilan blok bisnis yang mendasar tersebut adalah: 1. Customer segment 2. Value Proposition 3. Channels 4. Customer Relationship 5. Revenue Streams 6. Key Resources 7. Key Activities 8. Key Partnership

30 30 9. Cost Structure Gambar 2.4 Business Model Canvas Customer Segments Blok customer segments mengambarkan sekelompok orang atau bagian dari pasar yang ingin dijangkau atau dilayani oleh perusahaan. Customer merupakan inti dari semua model bisnis, tanpa customer, tidak ada perusahaan yang mampu bertahan dalam waktu lama. Untuk lebih memuaskan pelanggan, perusahaan dapat mengelompokkan mereka dalam segmen-segmen yang berbeda berdasarkan

31 31 kesamaan kebutuhan, perilaku atau atribut lain. Sebuah model bisnis dapat menggambarkan satu atau beberapa segmen pelanggan, besar ataupun kecil. Menurut Osterwalder dan Pigneur (2009), suatu organisasi harus memutuskan segmen mana yang dilayani dan mana yang diabaikan. Dalam melayani customer, fokus perusahaan dapat terbagi menjadi dua jenis yaitu business to business (B2B) dan business to customer (B2C). Bila target yang dilayani adalah business to business maka para pebisnis lain merupakan target konsumen perusahaan tersebut. Model bisnis seperti ini bisa juga dikatakan sebagai model Transaksi antar Perusahaan, karakteristik utama model ini umumnya adalah bergerak sebagai supplier barang mentah atau produk setengah jadi yang kemudian dijual ke bisnis lain yang akan memproduksi barang tersebut (i.e supplier bijih plastik, supplier buah-buahan, etc). Sementara itu model bussiness to customer merupakan bisnis yang dirancang untuk menyasar konsumen akhir, dan pada umumnya bisnis ini langsung berhadapan dengan pelanggan. Sementara itu, strategi marketing yang dipilih oleh perusahaan dapat dibedakan berdasarkan segmen target market yang ada, yaitu: Mass Marketing Ketika perusahaan melihat pasar sebagai mass market atau undifferentiated market, maka perusahaan memutuskan untuk menghapus atau melupakan perbedaan yang ada dalam segmen pasar, dan menawarkan untuk pasar secara keseluruhan. Perusahaan memfokuskan pada apa yang menjadi kesamaan dari

32 32 pasar tersebut, dan kemudian mendesain produk serta program marketing yang cocok. Segmented Marketing Perusahaan yang menggunakan strategi segmented marketing atau differentiated marketing memutuskan untuk menargetkan beberapa segmen pasar dan memberikan penawaran yang berbeda untuk masing-masing segmen tersebut. Niche Marketing Strategi niche marketing atau concentrated marketing merupakan strategi dimana perusahaan menargetkan suatu segmen kecil tertentu namun berusaha untuk menguasai segmen tersebut. Strategi ini umumnya ditujukan untuk segmen-segmen pasar tertentu yang secara jumlah mungkin tidak besar, atau bisa dikatakan juga sebagai suatu segmen pasar yang terspesialisasi Value Propositions Value Propositions mendeskripsikan tawaran yang diberikan oleh perusahaan kepada customer dalam bentuk produk maupun layanan yang diberikan. Value Propositions memecahkan permasalahan customer atau memenuhi kebutuhannya, oleh karena itu hal ini juga merupakan alasan mengapa customer berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain. Value Propositions dapat bersifat inovatif dan merepresentasikan penawaran yang baru, atau bersifat sejenis dengan yang sudah ada namun menawarkan tambahan

33 33 fitur atau pengembangan baru. Osterwalder dan Pigneur (2009), mengemukakan bahwa terdapat beberapa nilai yang dapat ditawarkan kepada konsumen, yaitu: Solusi Nilai yang diberikan oleh perusahaan kepada customer adalah berupa solusi yang dapat membantu customer untuk menyelesaikan masalah yang dimiliki atau membantu menyelesaikan pekerjaan yang ada. Misalnya dengan adanya aplikasi seperti GO-JEK, dapat membantu pelanggan untuk mengirim barang dengan lebih mudah. Desain Desain suatu produk maupun jasa merupakan hal yang penting namun sangat sulit untuk diukur. Sebuah produk atau jasa bisa terlihat lebih menonjol karena desainnya yang lebih superior. Merek/status Customer dapat menemukan nilai dalam merek yang ditawarkan oleh perusahaan. Hal ini umumnya berhubungan dengan kebutuhan customer untuk terlihat memiliki status yang lebih tinggi. Misalnya seseorang memilih untuk membeli tas dengan merek Louis Vuitton dibandingkan tas merek lain, karena ia merasa bahwa merek ini bisa memberikan status yang lebih tinggi. Harga Ketika menghadapi pasar yang sangat sensitif terhadap harga, maka dengan menawarkan nilai yang sama namun dengan harga yang lebih rendah, dapat menjadi suatu nilai bagi produk tersebut.

34 34 Pengurangan biaya Nilai juga dapat diciptakan ketika barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan dapat membantu pelanggan untuk mengurangi biaya. Misalnya dengan adanya perusahaan outsourcing (i.e: ISS, Secure Parking, etc) dapat membantu perusahaan mengurangi biaya operasionalnya. Pengurangan resiko Perusahaan juga dapat menciptakan nilai bagi barang maupun jasa yang ditawarkannya karena kemampuan produk tersebut untuk mengurangi risiko yang dimiliki oleh customer. Nilai ini muncul ketika produk atau jasa yang ditawarkan dapat melakukan pengurangan resiko. Kemudahan untuk mengakses Nilai juga bisa diciptakan oleh perusahaan ketika ia menyediakan barang atau jasa bagi pelanggan yang sebelumnya sulit mengakses produk atau jasa tersebut. Sehingga ketika customer membutuhkan barang atau jasa tersebut, ia akan mudah untuk mengaksesnya. Kenyamanan/kegunaan Perusahaan dapat memberikan nilai bagi produk yang ditawarkannya ketika produk tersebut menawarkan kenyamanan bagi customer yang membeli produk tersebut.

35 Channels Channels adalah saluran yang digunakan oleh perusahaan untuk berhubungan dengan customer. Hal ini menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan berkomunikasi dengan customer segment yang ia pilih dan menjangkau mereka untuk memberikan value propositions. Saluran komunikasi, distribusi dan penjualan merupakan penghubung antara perusahaan dan pelanggan, dan memiliki peran penting dalam setiap kejadian yang dialami oleh customer (Osterwalder & Pigneur, 2009). Channels memiliki beberapa fungsi, antara lain: 1. Meningkatkan kesadaran pelanggan terhadap produk dan jasa dari perusahaan. 2. Membantu pelanggan dalam mengevaluasi value proposition dari perusahaan. 3. Memfasilitasi pelanggan untuk membuat produk dan jasa tertentu. 4. Membantu meyampaikan nilai tambah untuk pelanggan. 5. Memberi dukungan kepada pelanggan pasca pembelian. Menemukan channels yang tepat dalam memuaskan kebutuhan pelanggan adalah bagian yang sangat penting bagi perusahaan. Perusahaan dapat memilih berkomunikasi dengan pelanggannya melalui owned-media yang dimiliki perusahaan sendiri, partner-media, atau perpaduan dari keduanya. Menggunakan partner-media

36 36 sebagai channels bersifat tidak langsung dan memiliki pilihan-pilihan yang beragam, misalnya wholesales, retail, dan lain- lain. Umumnya tipe channel ini akan membuat profit yang diterima perusahaan rendah, namun perusahaan dapat mengembangkan dan menggunakan keunggulan dari partner-media tersebut. Sebaliknya owned-media sebagai channels membuat profit yang diterima perusahaan lebih tinggi, namun boros dalam segi pembiayaan. Tjiptono dan Chandra (2012) mengatakan proses perancangan dan pengevaluasian program penjualan dan distribusi meliputi empat langkah pokok: a. Menentukan tujuan penjualan dan distribusi dalam rangka menerapkan strategi pemasaran perusahaan. b. Mengidentifikasi daya tarik penjualan yang paling tepat untuk digunakan dalam pencapaian tujuan. c. Menentukan dan menugaskan sumber daya manusia dan finansial yang dibutuhkan untuk program penjualan dan distribusi. d. Mengevaluasi kinerja program dalam rangka menyesuaikan program bilamana perlu Customer Relationships Customer relationships adalah tipe hubungan yang ingin dijalin oleh perusahaan dengan customer segment yang dipilihnya. Beberapa jenis hubungan pelanggan menurut Osterwalder dan Pigneur (2009) adalah:

37 37 a. Bantuan Personal Hubungan ini didasarkan pada interaksi antar manusia. Pelanggan dapat berkomunikasi dengan petugas pelayanan pelanggan untuk mendapatkan bantuan selama proses penjualan atau setelah pembelian selesai. b. Layanan otomatis Hubungan jenis ini mencampurkan bentuk layanan mandiri yang lebih canggih dengan proses otomatis. Misalnya, profil online personal memberi pelanggan akses menggunakan layanan sesuai dengan yang diinginkan. c. Komunitas Saat ini, perusahaan semakin banyak memanfaatkan komunitas pengguna agar lebih terlibat dengan pelanggan dan dapat memfasilitasi hubungan antar anggota komunitas. d. Co-creation Semakin banyak perusahaan yang melakukan lebih dari sekedar hubungan konvensional pelanggan-vendor untuk menciptakan nilai bersama pelanggan. Misalnya, Amazon.com mengajak pelanggan memberikan ulasan yang kemudian menciptakan nilai bagi pecinta buku lain. Beberapa perusahaan juga melibatkan customer untuk membantu dalam mendesain produk baru yang lebih inovatif.

38 Revenue Streams Revenue Streams menggambarkan pendapatan yang dapat dihasilkan perusahaan dari model bisnis yang akan dijalankan. Customer merupakan inti dari suatu model bisnis, karena dari customer pula perusahaan dapat menghasilkan uang. Perusahaan dapat menciptakan lebih dari satu sumber pendapatan. Ada beberapa cara untuk mendapatkan Revenue Streams: 1. Penjualan Aset (Assets Sale) Pemahaman yang umum dari asset sale didapatkan dari penjualan produk perusahaan yang berupa barang atau jasa. Memperoleh pendapatan dari penjualan aset sudah menjadi praktik bisnis yang lazim. 2. Biaya Pemakaian (Usage Fee) Revenue stream ini didapatkan dari penggunaan jasa pelayanan. Apabila jasa pelayanan yang digunakan semakin banyak maka pelanggan akan membayar lebih mahal. Perusahaan-perusahaan dalam berbagai industri jasa akan mengutamakan aliran pendapatan ini. 3. Biaya Langganan (Subscription Fees) Revenue stream ini didapatkan dengan cara menyediakan pelayanan untuk pembelian berkelanjutan dalam suatu periode tertentu. Misalnya, suatu perusahaan memberikan member card kepada pelanggan yang loyal sehingga pelanggan dapat menikmati fasilitas lebih dari perusahaan.

39 39 4. Sewa (Lending/ Renting/ Leasing) Revenue stream ini didapatkan dari memperbolehkan seseorang untuk mendapatkan hak eksklusif menggunakan aset perusahaan dalam periode waktu tertentu. Kaidah dasar dari aliran pendapatan ini adalah adanya harta tetap (fixed asset) yang berwujud secara fisik yang dimiliki oleh perusahaan, dan dapat dimanfaatkan oleh pelanggannya sebagai kompensasi pembayaran sewa. Dalam hal ini, pemberi pinjaman memiliki keuntungan yaitu dapat memperoleh pendapatan berulang kali. Peminjam atau penyewa juga memiliki keuntungan yaitu dapat menikmati suatu produk maupun jasa dalam waktu tertentu tanpa harus memiliki produk itu sepenuhnya. 5. Lisensi (Licensing) Revenue stream ini didapatkan dari pemberian pelanggan suatu ijin untuk menggunakan hak kekayaan intelektual yang dilindungi secara hukum dengan imbalan biaya lisensi. Lisensi memperbolehkan pemegang lisensi untuk mendapatkan pendapatan tanpa harus membuat produk atau mengkomersialisasikan jasa. Lisensi umumnya digunakan pada industri media. 6. Biaya Jasa Perantara (Brokerage Fees)

40 40 Revenue stream ini didapatkan dari hasil pelayanan intermediasi antara dua atau lebih pihak. Aliran pendapatan ini umumnya diperoleh dari perusahaan maupun perorangan yang menerapkan model bisnis keagenan. Penyedia kartu kredit, misalnya, memperoleh pendapatan dengan mengambil presentase dari setiap nilai transaksi yang dilaksanakan antara pelanggan dengan pedagang. Contoh lainnya adalah agen real estate yang mendapatkan komisi detiap kali berhasil mencocokkan pembeli dan penjual dalam transaksi. 7. Iklan (Advertising) Revenue stream ini didapatkan dari biaya yang dikeluarkan untuk periklanan produk, jasa, ataupun brand. Pada umumnya, industri media dan event organizer memiliki keuntungan yang besar pada periklanan. 8. Donasi (Donation) Aliran pendapatan donasi ini tercipta dari penerimaan sejumlah uang ataupun produk berwujud yang dapat dinilai dengan satuan uang dari individu ataupun organisasi yang dikenal dengan sebutan donor, menggantikan terminologi umum yang disebut dengan pelanggan. Perbedaan antara donor dan pelanggan terletak pada manfaat yang akan diterima. Tidak ada produk yang akan diterima oleh donor. Namun donor akan menerima manfaat yaitu pemenuhan misi organisasinya dalam hal tanggung jawab sosial Key Resources

41 41 Key Resources mengambarkan hal-hal yang menjadi sumber terpenting perusahaan yang diperlukan agar sebuah model bisnis dapat berjalan. Setiap model bisnis memungkinkan perusahaan untuk memiliki kebutuhan sumber daya utama yang berdeda-beda sesuai dengan jenis model bisnis yang digunakannya. Key resources dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Fasilitas (Physical) Dalam kategori ini termasuk sumber daya fisik seperti fasilitas pabrik, bangunan, mesin dan peralatan, sistem, sistem penjualan, dan jaringan distribusi. b. Intelektual (Intellectual) Sumber daya intelektual meliputi brands, pengetahuan, paten dan hak cipta, dan database pelanggan yang merupakan komponen yang penting dalam membuat model bisnis yang kuat. Sumber daya intelektual sangat sulit untuk dibangun namun saat telah berhasil dibangun dapat memberikan nilai tambah yang sangat bagus. c. Manusia (Human) Setiap bisnis memerlukan sumber daya manusia yang membantu agar model bisnis tersebut dapat berjalan. Sumber daya manusia ini merupakan karyawan, atau pekerja dari perusahaan tersebut dan merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan. d. Finansial (Financial)

42 42 Setiap model bisnis membutuhkan sumber daya finansial atau modal yang digunakan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan operasionalnya, termasuk memenuhi kebutuhan sumber daya lain yang dibutuhkan oleh perusahaan. e. Teknologi (Technology) Umumnya bagi perusahaan yang berbasis high-tech, teknologi merupakan sumber daya utama yang sangat penting bagi perusahaan. Teknologi juga merupakan sumber daya penting bagi seluruh model bisnis saat ini karena masuknya era digital. f. Saluran Distribusi (Channels) Saluran distribusi yang dimiliki perusahaan kini juga menjadi sumber daya yang penting. Khususnya bagi perusahaan yang bergerak di industri consumer goods, saluran distribusi untuk produk yang ditawarkan merupakan hal yang sangat penting Key Activities Key Activities menggambarkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan agar model bisnisnya dapat bekerja, dan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Setiap model bisnis membutuhkan sejumlah aktivitas utama yang harus dilakukan agar dapat beroperasi dengan sukses. Key activities dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. Operasi Produksi (Production)

43 43 Aktivitas ini bertujuan untuk mendesain, membuat, dan mengantarkan produk dalam jumlah tertentu dan atau kualitas baik. Aktivitas produksi ini umumnya mendominasi dalam model bisnis manufacturing. Aktivitas-aktivitas utama pada organisasi jenis produksi meliputi pengadaan bahan yang diperlukan dari pemasok, pengolahan dalam proses produksi, serta penyaluran finished goods atau jasa kepada pelanggan. 2. Operasi Jasa (Problem Solving) Aktivitas ini bertujuan untuk mengatasi masalah dan memberikan solusi atas masalah yang dimiliki oleh customer secara individu. Aktivitas penyelesaian masalah ini umumnya merupakan jenis kegiatan operasional bagi perusahaan konsultan, rumah sakit, dan bisnis lain yang bergerak di bidang jasa. 3. Platform dan Jaringan (Platform/ Network) Aktivitas-aktivitas utama pada model bisnis yang berbasis platform dan jaringan adalah perancangan, pembangunan, dan pengembangan hardware dan software, termasuk jaringan internet dan website. Aktivitas-aktivitasnya meliputi; penyediaan pelayanan yang dibutuhkan oleh para pelanggan dan pengguna, termasuk proses penyampaiannya dan penjagaan hubungan dengan para pelanggan.

44 Key Partnerships Key partnerships adalah mitra utama yang dibutuhkan sehingga model bisnis dapat berjalan, seperti misalnya supplier. Perusahaan melakukan partnership untuk mengoptimasi model bisnisnya, mengurangi risiko, atau memperoleh sumber daya. Partnerships dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu: Strategic Alliances Jenis aliansi antara non-pesaing. Dimana kedua partner tidak menjalankan bisnis pada pasar yang sama. Coopetition Merupakan gabungan konsep antara competition dan cooperation. Hal ini berarti dua buah perusahaan yang bersaing akan saling bekerjasama untuk menciptakan business pie yang lebih besar dan secara simultan bersaing untuk mendapatkan bagian (bigger piece) yang lebih besar. Adapula partnership antara partner. Partnership tersebut akan membantu membagi resiko kepada dua perusahaan. Hal ini juga dapat membantu ketika kedua perusahaan berusaha untuk melakukan sesuatu yang baru. Konsep coopetition menggambarakan bisnis sebagai sebuah permainan dimana di dalamnya memungkinkan terjadinya multiple winners. Coopetition memungkinkan para pelaku bisnis melakukan kerjasama dan bersaing secara bersamaan.

45 45 Joint Ventures Hal lain bisa untuk mengembangkan usaha patungan di bisnis baru. Kedua perusahaan bisa memiliki kepentingan bersama dalam mengembakan bisnis baru. Kedua perusahaan hanya akan memilih opsi ini jika mereka berdua memberika beberapa masukan ke dalam bisnis. Buyer-Supplier Relationship Ini adalah jenis yang paling umum dari partnerships yang menjami bahwa buyer atau supplier memiliki sumber yang dapat dipercaya Cost Structure Cost Structure menggambarkan semua biaya yang harus dikeluarkan untuk mengoperasikan model bisnis yang dimiliki. Biaya ini merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam menciptakan, memberikan nilai, mempertahankan hubungan pelanggan, dan unuk menghasilkan pendapatan. Biaya dapat diminimalisasi dalam setiap model bisnis. Ada dua macam model bisnis Cost Structure yaitu berdasarkan biaya dan berdasarkan nilai tambah: 1. Cost-driven Model bisnis cost-driven fokus pada minimalisasi biaya dimanapun minimalisasi biaya tersebut dapat dilakukan. Pendekatan ini fokus pada pembuatan dan pengawasan struktur biaya yang paling murah, menggunakan value propositions yang murah, memaksimakan otomatisasi, dan outsourcing.

46 46 2. Value-driven Perusahaan dengan value-driven, berfokus pada pembentukan nilai tambah karena segmen pasar yang dituju dan bukan berdasarkan biaya yang akan dikeluarkan. Umumnya perusahaan ini adalah perusahaan yang memiliki target segmen pasar yang tidak sensitif terhadap harga. Value propositions dan tingkat layanan pribadi yang tinggi biasanya mencirikan model bisnis ini Business Model Canvas Ideal Gambar 2.5 Summary BMC Ideal

47 47 Berikut ini adalah karakteristik business model kami yang ideal: Aplikasi dapat diunduh secara gratis dan tersedia untuk semua platform (i.e ios, Android, etc) Di era digital ini smartphone menjadi barang media berkomunikasi dan melakukan berbagai macam kegiatan lainnya. Oleh karena itu kami menggunakan mobile application sebagai channel untuk mendeliver bisnis model kami. Mobile application ini pun dapat didapatkan secara gratis dan tersedia di semua platform smartphone. Sign-in menggunakan social media Untuk melakukan proses sign in, customer dapat melakukan register terlebih dahulu untuk sign in. Selain itu customer menggunakan single sign on dengan social media yang tersedia seperti google account, facebook, dll. Proses ini untuk memudahkan customer dalam proses sign in sehingga lebih cepat. Categorized product Produk-produk yang kami tawarkan dapat dengan mudah dicari berdasarkan kategorinya. Seperti misalnya kategori dapur, kamar tidur, kamar mandi, taman, dan kategori lainnya. Hal ini dapat membantu customer ketika sedang mencari barang tertentu. Rasio 3D produk disesuaikan dengan ukuran ruangan Rasio produk 3D yang kami tawarkan akan selalu menyesuaikan dengan ukuran ruangan yang ada. Hal ini membantu customer untuk selalu

48 48 mengetahui ukuran produk yang ingin ia beli, sehingga mengurangi kemungkinan kesalahan pembelian produk. Menyediakan fitur automatic complete-decorations untuk satu ruangan Fitur ini menyediakan dekorasi ruangan yang akan disesuaikan dengan ruangan yang akan didekorasi secara otomatis sehingga isi ruangan akan dipilih random dari database. Menyediakan fitur konsultasi dengan tim desainer interior Fitur ini akan membantu customer mengkonsultasikan masalah mereka kepada tim desainer kami. Misalnya seperti customer mempunyai ruangan yang kecil tetapi furniture yang dibutuhkan banyak, maka tim desainer kami akan memberikan solusi untuk masalah tersebut. Menggunakan metode escrow untuk pembayaran Dalam bertransaksi secara online customer sering kali mempunyai perasaan takut ditipu oleh penjualnya. Oleh karena itu kami menyediakan fitur escrow untuk mendukung pembayaran produk-produk yang ada. Escrow adalah suatu perjanjian legal di mana sejumlah uang disimpan oleh pihak ketiga sementara menunggu sampai transaksi selesai. Jasa asuransi pengiriman barang Dalam transaksi online pengiriman produk merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi kualitas produk yang dijual. Kami menyediakan fitur jasa asuransi pengiriman produk untuk menjamin produk furniture yang dikirimkan tetap dalam kondisi yang baik.

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA Komang Anom Budi Utama, SKom komang_anom@staff.gunadarma.ac.id Business Model Canvas Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation menciptakan sebuah framework

Lebih terperinci

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BUSINESS MODEL CANVAS Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas Apa itu business model canvas [BMC]??? BMC adalah model bisnis yang memaparkan 9 elemen bisnis secara singkat

Lebih terperinci

BAB II BUSINESS CANVAS

BAB II BUSINESS CANVAS BAB II BUSINESS CANVAS Osterwalder & Pigneur (2010) menjabarkan dalam bukunya Business Model Generation mengenai bagaimana suatu bisnis dapat berjalan dengan baik dan mampu memberikan value kepada konsumen.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Value Chain Value chain menurut Porter adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi cara menciptakan customer value lebih bagi pelanggan. Dijelaskan bahwa setiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 BUSINESS MODEL CANVAS Bisnis model menjelaskan mengenai dasar pemikiran bagaimana sebuah bisnis diciptakan, diberikan, dan ditangkap nilainya (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jasa dari seseorang atau penjual dan untuk membedakannya dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jasa dari seseorang atau penjual dan untuk membedakannya dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi Merek (Brand) Merek (Brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengenali produk atau

Lebih terperinci

BUSINESS MODEL CANVAS

BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL CANVAS Coach Ferdy D. Savio Surabaya, 11 Mei 2016 Apa Faktor yang paling Penting dari sebuah Bisnis? Business Model Generation Alexander Osterwalder & Yves Pigneur Apakah Anda memiliki SEMANGAT

Lebih terperinci

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2)

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Oleh Sapri Pamulu, Ph.D. Manager SMO PT Wiratman Menurut Kaplan & Norton (2012) dalam dunia bisnis sekarang yang keberhasilannya sangat ditentukan oleh sumber

Lebih terperinci

PENGENALAN DAN KONSEP E-COMMERCE

PENGENALAN DAN KONSEP E-COMMERCE PENGENALAN DAN KONSEP E-COMMERCE Definisi Electronic Commerce (E-Commerce) secara umum merupakan kegiatan bisnis (perniagaan/perdagangan) atau jasa yang berhubungan erat dengan konsumen (Consumers), Manufaktur,

Lebih terperinci

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL 3.1. Customer Segments KULTUR&CO menggunakan pendekatan niche market sebagai jenis konsumen dalam perancangan 9 building blocks yang mempunyai segmentasi dan spesialisasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan dasar yang harus dipenuhi secara rutin atau disebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Canvas Sebuah bisnis model menggambarkan pemikiran tentang bagaimana sebuah perusahaan menciptakan, mengirim, dan menangkap value. Menurut Osterwalder dan Pigneur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Salon Istilah salon diadaptasi dari bahasa Inggris yang bermakna ruangan atau ruang besar. Terdapat pula pengertian lain berdasar kamus saku Oxford Learner's Pocket Dictionary,

Lebih terperinci

SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK

SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK SISTEM E-BUSINESS E-Business (Electronic Business) adalah kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dengan mamanfaatkan teknologi elektronik seperti komputer dan internet.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan).

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tingkatan Strategi Pada masa sekarang ini terminologi kata strategi sudah menjadi bagian integral dari aktivitas organisasi bisnis untuk dapat mempertahankan eksistensinya

Lebih terperinci

E-Commerce. A. Pengertian Electronic Commerce

E-Commerce. A. Pengertian Electronic Commerce E-Commerce A. Pengertian Electronic Commerce Electronic Commerce atau perdagangan secara elektronik adalah perdagangan yang dilakukan dengan memanfaatkan jaringan telekomunikasi, terutama internet. Internet

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda BAB V KESIMPULAN V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda dalam membuat dan menjual produk dengan desain yang berbeda dari yang lainnya.

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek

II. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Merek (Brand) Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek dibubuhkan pada produk yang dijual untuk memberikan identifikasi khusus pada suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Lima Kekuatan Porter Analisis kompetitif dengan menggunakan model lima kekuatan porter adalah pendekatan yang dipakai untuk mengembangkan strategi dibanyak perusahaan (David, 2011,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. HOMÉ merupakan sebuah e-commerce produk home & living yang berfokus pada

BAB V KESIMPULAN. HOMÉ merupakan sebuah e-commerce produk home & living yang berfokus pada BAB V KESIMPULAN HOMÉ merupakan sebuah e-commerce produk home & living yang berfokus pada penyediaan produk furniture multifungsi. Bisnis ini memberikan solusi bagi masyarakat yang membutuhkan produk furniture

Lebih terperinci

Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016):

Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016): Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016): Learning Outcomes week 12 dan 12a Team mampu mengembangkan desain blok key partnership dan key resources BMC dengan menggunakan feedback and

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 10 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : SEGMENTATION TARGETING - POSITIONING Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1 a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 SKS : 3 SKS Review BMC Pertemuan - 1 a home base to excellence Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 E-Commerce E-Commerce lebih dari sekedar menjual dan membeli produk secara online. E-commerce meliputi seluruh proses dari pengembangan, pemasaran, penjualan, pengiriman, pelayanan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERTEMUAN 2 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 25 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR- DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS TI Strategis Teknologi tidak lagi merupakan pemikiran terakhir dalam membentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Stanton dalam Tambajong (2013:1293), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Marketing Marketing atau pemasaran diartikan sebagai proses eksplorasi terhadap kebutuhan pelanggan melalui beragam pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jaman moderen dengan teknologi yang semakin canggih seperti sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. Jaman moderen dengan teknologi yang semakin canggih seperti sekarang ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaman moderen dengan teknologi yang semakin canggih seperti sekarang ini, menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia.

Lebih terperinci

Perkembangan Jenis E-Commerce

Perkembangan Jenis E-Commerce Perkembangan Jenis E-Commerce Indonesia menyajikan banyak kesempatan bagi bisnis E-Commerce di antara negara Asia lainnya. Saat ini proyeksi memperlihatkan E-Commerce di Indonesia akan mencapai nilai US$

Lebih terperinci

Nama: Muhammad Kholishudin NIM:

Nama: Muhammad Kholishudin NIM: Nama: Muhammad Kholishudin NIM: 10.12.5235 E-comerce E-comerce adalah sejenis bisnis jual beli yang memanfaatkan jaringan seperti internet dimana para penjual melakukan transaksi jual beli pertamanya tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya dengan melihat pentingnya sebuah brand image. Konsumen dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya dengan melihat pentingnya sebuah brand image. Konsumen dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia global ini dimana persaingan menjadi suatu rutinitas menuntut perusahaan sebagai produsen produk dituntut untuk meningkatkan kualitasnya dengan melihat

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bisnis serupa didirikan yang menawarkan produk barang dan/

Lebih terperinci

SISTEMATIKA BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) Dr. FX. Suharto, M. Kes

SISTEMATIKA BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) Dr. FX. Suharto, M. Kes SISTEMATIKA BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) Dr. FX. Suharto, M. Kes Hasil yg diharapkan Setiap Kelompok terdiri dari 5-6 orang Setiap Kelompok membuat 1 (satu) Rencana Bisnis Bidang usaha yang dipilih harus

Lebih terperinci

BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA

BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA Andreas Dwi Rahardjo Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: lenzcrew7@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS BAB III BUSINESS MODEL CANVAS Gambar 3.1: Business Model Canvas dari Lalita 58 59 3.1 SEGMENTASI PELANGGAN (CUSTOMER SEGMENTS) Blok bangunan segmen pelanggan menggambarkan sekelompok orang atau organisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Definisi Marketing menurut Kotler & Keller (2006, p. 6), adalah sebuah fungsi dari organisasi dan merupakan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi. Kegiatan akuntansi merupakan kegiatan mencatat, menganalisa, manyajikan dan menafsirkan data

Lebih terperinci

BAB 3 PENTINGNYA TEKNOLOGI INFORMASI

BAB 3 PENTINGNYA TEKNOLOGI INFORMASI BAB 3 PENTINGNYA TEKNOLOGI INFORMASI A. Keunggulan Kompetitif Keunggulan kompetitif adalah kemampuan perusahaan untuk memformulasi strategi pencapaian peluang profit melalui maksimisasi penerimaan dari

Lebih terperinci

BUSINESS TECHNOLOGY INCUBATION CENTER

BUSINESS TECHNOLOGY INCUBATION CENTER Strategi Memulai Bisnis MEMBANGUN KONSEP BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KANVAS Oleh : Intan N. Sutarto Manajer Operasional BTIC MITI MASYARAKAT ILMUWAN DAN TEKNOLOG INDONESIA BUSINESS TECHNOLOGY

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Merek Dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam sektor industri minuman semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Analisis Pasar dan Industri II.1.1. SWOT Analysis Ialah salah satu alat analisis untuk mengevaluasi kondisi internal dan eksternal berdasarkan kekuatan (strengths), kelemahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Era ekonomi sekarang ini menjanjikan suatu peluang dan tantangan baru bagi perusahaan di Indonesia. Di satu sisi pasar dari perusahaan akan meluas, dan

Lebih terperinci

BMC Summary and Simple Example for E2

BMC Summary and Simple Example for E2 BMC Summary and Simple Example for E2 BMC adalah hasil penelitian doktoral yang dibagikan bagi para start-up baik dalam bentuk buku maupun website TOOLS TO CREATE AND ANALYZE BUSINESS MODELS Why BMC

Lebih terperinci

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) Modul ke: Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) KONSEP BRAND Fakultas FIKOM Krisnomo Wisnu Trihatman S.Sos M.Si Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Definisi Menurut Kotler (2002:460) definisi Brand

Lebih terperinci

BAB III Landasan Teori

BAB III Landasan Teori BAB III Landasan Teori 3.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bank berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan (financial

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bank berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan (financial BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bank berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary) yang menyalurkan dana masyarakat dan menginvestasikan kembali dana tersebut untuk mendukung perkembangan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penjualan Pribadi (Personal Selling) Menurut Kotler (2010: 29), pemasaran adalah suatu proses sosial-manajerial yang membuat seorang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran mengandung arti luas karena membahas mengenai masalah yang terdapat dalam perusahaan dan hubungannya dengan perdagangan barang dan jasa. Menurut

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI. Oleh Iwan Sidharta, MM NFORMASI

SISTEM INFORMASI. Oleh Iwan Sidharta, MM NFORMASI SISTEM INFORMASI Oleh Iwan Sidharta, MM NFORMASI E business Vs E commerce E Business E business merupakan aplikasi kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dan semi otomatis dengan menggunakan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri fashion di Indonesia saat ini berkembang dengan sangat pesat. Kondisi tersebut sejalan dengan semakin berkembangnya kesadaran masyarakat akan fashion yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Berdasarkan John Ward dan Joe Peppard (2002, hal 44), strategi sistem informasi adalah suatu kebutuhan organisasi

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pemain ritel yang cukup banyak di Indonesia membuat persaingan di industri ini menjadi sangat ketat. Potensi pasar yang sangat besar dan sifat konsumtif masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian BRI Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai Lembaga Keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut

Lebih terperinci

TUGAS CASE CANADA GOOSE

TUGAS CASE CANADA GOOSE TUGAS CASE CANADA GOOSE Kelompok 6 : Ade Lukito Hosea Suranta Ginting Martinus Manurung Mega Nur Innama Toga Sinaga PPM SCHOOL OF MANAGEMENT 2016 I Latar Belakang Canada Goose Inc merupakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Pendahuluan Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari penelitian ini. Dalam bab ini akan dijabarkan landasan teori yang menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion 40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,

Lebih terperinci

E-BUSINESS. Materi E-Business untuk ST INTEN

E-BUSINESS. Materi E-Business untuk ST INTEN E-BUSINESS Materi E-Business untuk ST INTEN Definisi E-Business E-Business adalah kegiatan transaksi, jual beli, bisnis yang dilakukan secara otomatis melalui kegiatan elektronik/internet, dan juga perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Menurut Alan Afuah business model adalah kumpulan aktivitas yang telah dilakukan sebuah perusahaan, bagaimana hal tersebut dilakukan, dan

Lebih terperinci

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Universitas Kristen Maranatha

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Universitas Kristen Maranatha Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan bagian penting dari sebuah perusahaan, karena dengan adanya pemasaran perusahaan dapat memperkenalkan produk mereka kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Merek 2.1.1 Pengertian Citra Merek Brand image atau citra merek merupakan serangkaian sifat tangible dan intangible, seperti ide, keyakinan, nilai-nilai, kepentingan,

Lebih terperinci

III. LANDASAN TEORI 3.1 Electronic Commerce 3.2 Transaksi dalam E-Commerce

III. LANDASAN TEORI 3.1 Electronic Commerce 3.2 Transaksi dalam E-Commerce III. LANDASAN TEORI Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah membawa banyak perubahan pada stabilitas ekonomi global, yaitu maraknya penggunaan Internet sebagai medium untuk melakukan transaksi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii. Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v

DAFTAR ISI. Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii. Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v DAFTAR ISI Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... xi Daftar Lampiran... xiii Intisari... xiv Abstract...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri properti di Indonesia walaupun mengalami guncangan pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Industri properti di Indonesia walaupun mengalami guncangan pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri properti di Indonesia walaupun mengalami guncangan pada tahun 2015, tahun 2016 ini diproyeksikan bisa bertumbuh sekitar 6-7%. Menurut Eddy (2016), perwakilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Saluran Distribusi Pada perekonomian sekarang ini, sebagian besar produsen tidak langsung menjual barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II KERANGKA TEORETIS BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menyangkut masalah keputusan yang diambil seseorang dalam persaingannya dan penentuan untuk mendapatkan dan mempergunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2002) adalah Studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2002) adalah Studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Pengertian perilaku konsumen seperti diungkapkan oleh Mowen (2002) adalah Studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang

Lebih terperinci

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa BAB VII PRODUK Apa itu produk? Produk adalah sesuatu yang diciptakan untuk tujuan transaksi. Produk memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu dari pelanggan dan memberikan pendapatan pada penjual atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup untuk berkembang dan mendapatkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xiii INTISARI xv ABSTRACT xvi BAB I PENDAHULUAN.. 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia saat ini sedang menghadapi tekanantekanan baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan produk dan servisnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kemajuan perekonomian mempengaruhi kehidupan masyarakat. Peningkatan status sosial dan ekonomi masyarakat berakibat pada perubahan perilaku dan gaya hidup

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM

ANDRI HELMI M, SE., MM ANDRI HELMI M, SE., MM A. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA PEMASARAN Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Bank merupakan industri

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Enterprise Arsitektur 3.1.1. Enterprise Architecture Enterprise Architecture atau dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi yang didalamnya termasuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat jumlah penduduk yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara berpenduduk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan

Lebih terperinci

Minggu-4. Product Knowledge and Price Concepts. Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-4. Product Knowledge and Price Concepts. Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Product Knowledge and Price Concepts Minggu-4 Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 02270704014 ailili1955@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebuah organisasi diharapkan melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebuah organisasi diharapkan melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Teori Stakeholder Teori stakeholder lebih mempertimbangkan posisi para stakeholder yang dianggap powerfull daripada hanya posisi shareholder

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran menurut American Marketing Association adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian operasi pemasaran total, termasuk perumusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet menyebabkan mulai munculnya aplikasi bisnis yang berbasis internet. Internet menawarkan kenyamanan

Lebih terperinci

MEMBANGUN NILAI, KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN

MEMBANGUN NILAI, KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN MEMBANGUN NILAI, KEPUASAN DAN LOYALITAS NILAI SELISIH ANTARA JUMLAH NILAI & JUMLAH BIAYA DARI SUATU TAWARAN DAN ALTERNATIF LAINNYA. NILAI PRODUK NILAI LAYANAN NILAI PERSONALIA NILAI CITRA NILAI TOTAL BIAYA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran tidak ada yang namanya perusahaan, akan tetapi apa yang dimaksud dengan

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran tidak ada yang namanya perusahaan, akan tetapi apa yang dimaksud dengan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Pemasaran Pemasaran sebagaimana diketahui, adalah inti dari sebuah usaha. Tanpa pemasaran tidak ada yang namanya perusahaan, akan tetapi apa yang dimaksud dengan pemasaran

Lebih terperinci

BAB III DESAIN AKHIR

BAB III DESAIN AKHIR 62 BAB III DESAIN AKHIR 3.1. Kanvas Model Bisnis Gambar 3.1.1 Business Model Clip On 62 63 3.2. Nine Building Blocks 3.2.1. Customer Segments Sumber: McKinsey Consumer and Shopper Insights Indonesia Study,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. sebuah produk (Aaker, 1991). Model asli dari ekuitas merek pelanggan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. sebuah produk (Aaker, 1991). Model asli dari ekuitas merek pelanggan BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Ekuitas Merek Dalam hal ekuitas merek dapat kita pahami bahwa ide utama dari ekuitas merek adalah bahwa kekuatan merek terletak dalam benak konsumen. Ekuitas merek

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer BAB II LANDASAN TEORI 2. Pengertian Manajemen Pemasaran Definisi pemasaran menurut Kotler di dalam buku Subagyo marketing in business (2010:2) Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merek Kotler (1997) mengemukakan bahwa definisi merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, rancangan atau kombinasi dari ketiganya yang bertujuan untuk mengidentifikasi barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertia Pemasaran Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh organisasi dalam usahanya untuk tetap mempertahankan kelangsungan perusahaan, untuk berkembang dan untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar - dasar teori yang berkaitan dengan pembangunan sistem penjualan online untuk Omah Produksi Kang Bedjo Jogja. III.1. Sistem Penjualan Online (E-Commerce)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Business Model Canvas Sebuah model bisnis diciptakan untuk mendeskripsikan bagaimana sebuah organisasi atau perusahaan membuat (create), memberikan (deliver) dan menciptakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Merek Merek adalah suatu nama, istilah simbol, desain (rancangan), atau kombinasinya yang dimaksudkan untuk memberi tanda pengenal

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH E-COMMERCE MANFAAT DAN KELEMAHAN E-COMMERCE

KARYA ILMIAH E-COMMERCE MANFAAT DAN KELEMAHAN E-COMMERCE KARYA ILMIAH E-COMMERCE MANFAAT DAN KELEMAHAN E-COMMERCE NAMA : Teguh laksana NIM : 10.12.4883 KELAS : S1-SI-07 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 / 2012 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Landasan Teori A. Definisi Merek Menurut Durianto, dkk (2001:1) Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk

Lebih terperinci

JURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA.

JURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA. Nama : Sapto N. Setiawan Jurusan : 42SIB JURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA. Penerapan electronic commerce (e-commerce) telah menjadikan hubungan bisnis yang sehat antara produsen

Lebih terperinci