BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Business Model Canvas Sebuah model bisnis diciptakan untuk mendeskripsikan bagaimana sebuah organisasi atau perusahaan membuat (create), memberikan (deliver) dan menciptakan nilai (value) terhadap bisnis yang dijalankan. Gambar 2.1. Business Model Canvas 12

2 13 1. Customer Segments Customer segments merupakan segmen-segmen pelanggan yang menjadi target pasar dari sebuah bisnis. Masing-masing segmen memiliki karakteristik yang berbeda. Berikut merupakan pembagian customer segments: a. Mass Market Tidak membedakan antara segmen-segmen pelanggan yang berbeda b. Niche Market Menyasar segmen pelanggan yang spesifik dan terspesialisasi. Value propositions, channel dan customer relationship dibuat khusus untuk kebutuhan yang spesifik. c. Segmented Membedakan segmen pasar dari kebutuhan dan masalahnya masing-masing. d. Diversified Melayani dua segmen yang pelanggan yang tidak terkait satu sama lain dengan kebutuhan dan masalah yang sangat berbeda. e. Multi-sided Platforms Melayani dua atau lebih segmen pelanggan yang saling bergantung.

3 14 2. Value Propositions Menurut Osterwalder, Alexander dan Pigneur, melalui value propositions yang tepat, perusahaan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi consumer dan memberikan kepuasan terhadap kebutuhan pelanggan. Value propositions dapat diberikan dalam banyak bentuk, seperti kinerja yang lebih baik dari kompetitor, harga lebih murah dan akses lebih mudah. 3. Channels Value propositions yang telah ditentukan akan diberikan kepada pelanggan melalui beberapa jalur, sehingga pelanggan dapat memahami dengan tepat nilai yang ditawarkan perusahaan. Channels memiliki lima fase di dalamnya, meliputi: a. Awareness Channel, bagaimana meningkatkan kesadaran terhadap produk dan jasa yang diberikan. b. Evaluation Channel, bagaimana cara membantu pelanggan mengevaluasi value propositions. c. Purchase Channel, bagaimana pelanggan membeli produk dan jasa. d. Delivery Channel, bagaimana menyampaikan value propositions kepada pelanggan. e. After Sales Channel, bagaimana memberikan after sales kepada pelanggan.

4 15 4. Customer Relationships Customer relationships merupakan hubungan yang dibangun antara perusahaan dengan masing-masing segmentasi pasar yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. (Osterwalder,Alexander, and Pigneur, 2010, p.28). Berikut merupakan penjabaran atau pembagian customer relationships berdasarkan jenis hubungannya: a. Personal Assistant, seperti pelanggan dengan customer service. b. Dedicated Personal Assistant, bantuan untuk pelanggan secara khusus atau pribadi. c. Self Service, perusahaan menyediakan sarana pelayanan, namun tidak melayani pelanggan secara langsung. d. Automated Service, penggabungan antara layanan mandiri dengan proses otomatis yang lebih canggih. e. Communities, memfasilitasi komunitas yang berkaitan dengan bisnis yang dijalankan. f. Co-creation, melibatkan pelanggan dalam menciptakan inovasi dan nilai baru.

5 16 5. Revenue Streams Revenue streams menggambarkan bagaimana perusahaan mendapatkan keuntungan dari customer segments melalui aktivitas bisnis yang dijalankan. (Osterwalder,Alexander, and Pigneur, 2010, p.28) Masih menurut Osterwalder,Alexander, and Pigneur, terdapat dua mekanisme penetapan harga, yaitu fixed pricing di mana harga bersifat statis dan dynamic pricing di mana harga bersifat dinamis, dapat berubah sesuai dengan kebutuhan pasar. Berikut mengenai sumber revenue streams: a. Penjualan Aset, pendapatan dari penjualan hak kepemilikan atas produk. b. Biaya Penggunaan, pendapatan dari penggunaan layanan tertentu. c. Biaya Berlangganan, pendapatan dari layanan yang terus-menerus digunakan. d. Pinjaman, pendapatan dari peminjaman aset tertentu untuk periode tertentu. e. Lisensi, pendapatan dari pemberian izin penggunaan hak intelektual.

6 17 6. Key Resources Key resources merupakan aset-aset yang dibutuhkan oleh perusahaan yang dapat dimanfaatkan sebagai aset utama dalam menjalankan bisnis, yang terbagi menjadi: a. Physical, berupa aset fisik seperti gedung, kendaraan, mesin. b. Intellectual, berupa hak paten dan hak cipta. c. Human, berupa orang atau pekerja yang turut membangun perusahaan. d. Financial, berupa aset keuangan sebagai sumber modal. 7. Key Activities Key activities menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam membuat dan memberikan nilai pada bisnis yang dijalankan, terbagi menjadi: a. Production, aktivitas terkait perancangan, pembuatan dan penyampaian produk. b. Problem Solving, aktivitas terkait solusi untuk masalah yang ada. c. Platform, aktivitas terkait jaringan dan software. 8. Key Partnerships Untuk menjalankan Key activities, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan (in house), dan ada juga hal yang tidak bisa dilakukan oleh perusahaan sehingga membutuhkan partner dari luar

7 18 perusahaan (outsource), sehingga perusahaan perlu membangun partnership dengan pihak lain. Berikut merupakan Key Activities yang dapat dilakukan: a. Optimisasi dan Skala Ekonomi, hubungan dengan mitra dirancang untuk mengoptimalkan alokasi sumber daya. b. Pengurangan Risiko dan Ketidakpastian, hubungan dengan mitra dirancang untuk mengurangi risiko dalam bisnis. c. Akuisisi Sumber Daya dan Aktivitas Tertentu, mengandalkan perusahaan lain untuk melengkapi sumber daya. 9. Cost Structure Menurut Osterwalder,Alexander, and Pigneur (2010), Cost Structure merupakan seluruh biaya yang dibutuhkan dalam menjalankan bisis, yang terbagi menjadi: a. Cost Driven, berfokus pada cost, meminimalkan biaya yang ada. b. Value Driven, berfokus pada value, untuk memaksimalkan nilai yang diberikan meskipun dengan biaya yang lebih tinggi. Sementara struktur biaya memiliki karakteristik sebagai beikut: a. Fixed Cost, biaya tetap yang tidak dipengaruhi volume produksi. b. Variable Cost, biaya yang disesuaikan dengan kondisi tertentu. c. Economic of Scale, turunnya biaya rata-rata per unit saat produksi meningkat. d. Economic of Scope, penurunan biaya akibat perluasan area operasi.

8 E-Commerce Menurut Triton (2006), menjelaskan bahwa e-commerce (electronic commerce) sebagai perdagangan elektronik di mana untuk transaksi perdagangan baik membeli maupun menjual dilakukan melalui elektronik pada jaringan internet. Keberadaan e-commerce dalam internet dapat dikenali melalui adanya fasilitas pemasangan iklan, penjualan, dan service support terbaik bagi seluruh pelanggannya dengan menggunakan sebuah toko online berbentuk web yang setiap harinya beroperasi selama 24 jam. Proses yang ada dalam e-commerce adalah sebagai berikut: 1. Presentasi elektronik (pembuatan website) untuk produk layanan. 2. Pemesanan secara langsung dan tersedianya tagihan. 3. Otomatisasi account pelanggan secara aman, baik nomor rekening maupun nomor kartu kredit. 4. Pembayaran yang dilakukan secara langsung (online) dan penanganan transaksi.

9 Klasifikasi E-commerce Penggolongan e-commerce yang lazim dilakukan orang adalah berdasarkan sifat transaksinya, antara lain: 1. Business to Business (B2B) Jenis transaksi di mana pembeli biasanya membeli dalam jumlah besar karena akan dijual kembali, contoh: penjualan grosir. 2. Business to Consumer (B2C) Bisnis di mana pembeli merupakan perorangan dan tidak bertujuan untuk menjualnya kembali, umumnya berupa toko online yang menjual berbagai macam produk. 3. Consumer to Consumer (C2C) Jenis transaksi di mana pembeli merupakan perorangan yang tidak mempunyai tujuan untuk dijual kembali dan penjual juga merupakan perorangan yang tidak menyediakan bermacam-macam barang melainkan hanya beberapa barang saja, contoh: online, advertising. 4. Consumer to Business (C2B) Kategori ini merupakan perorangan yang menjual produk atau layanan kepada organisasi, dan perorangan yang mencari penjual, berinteraksi dan menyepakati suatu transaksi.

10 PESTEL Analysis PESTEL analysis adalah sebuat tool lingkungan eksternal dalam suatu bisnis, PESTEL terdiri dari Political, Economic, Social, Technological, Environmental and Legal. 1. Political Faktor politik merupakan kondisi politik dalam suatu negara di mana perusahaan menjalankan bisnisnya. Politik merupakan suatu tahapan atau praktik yang menentukan kekuasaan-kekuasaan di masyarakat. 2. Economic Keadaan bisnis sangat berpengaruh dengan arah kondisi ekonomi di suatu negara, kondisi tersebut bisa memicu bisnis untuk menentukan short-term strategy atau long-term strategy, contoh-contoh kondisi ekonomi yang mempengaruhi seperti inflasi dan nilai tukar rupiah. 3. Social Merupakan faktor-faktor yang mempresentasikan kondisi sosial di suatu daerah ataupun negara seperti kebudayaan atau strata sosial tertentu dan mempengaruhi penentuan strategi bisnis untuk memasuki pasar baru. 4. Technological Faktor-faktor teknologi akan membantu proses improvement suatu bisnis, menciptakan produk atau service baru dan juga mempengaruhi kondisi bisnis yang ada. Proses otomatisasi sistem merupakan salah satu contoh di

11 22 mana teknologi membantu improvement suatu bisnis dengan merubah sistem manual menjadi otomatis. 5. Environmental Merupakan kondisi lokasi atau geografis suatu negara di mana bisnis akan dijalankan. Pemilihan lokasi akan berdampak pada kondisi bisnis, jika pemilihan lokasi tepat dan strategis maka akan berdampak positif terhadap perkembangan bisnis. Sebagai contoh, di pulau Jawa memiliki kondisi tanah yang subur, dalam hal ini banyak perusahaan perkebunan membuka bisnis di pulau Jawa. 6. Legal Merupakan aspek-aspek hukum yang mempengaruhi kondisi bisnis, seperti peraturan perundang-undangan, peraturan daerah, serta regulasi-regulasi lain yang dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara Porter s Five Forces Analysis The five key forces diidentifikasi oleh Michael E. Porter pada tahun The five key forces adalah sebuah analisis fundamental yang digunakan untuk mengetahui kondisi pasar atau sektor industri tertentu secara berkepanjangan. The five key forces yang digunakan untuk mengidentifikasi dan evaluasi peluang yang potensial, terdiri dari:

12 23 1. The Power of Suppliers Suppliers yang powerful mendapatkan nilai lebih dengan menentukan harga yang tinggi, membatasi kualitas atau service atau membebani biaya terhadap partisipan industri tersebut. (Porter, 2008, p.82) 2. The Power of Buyers Pelanggan yang powerful mendapatkan nilai lebih dengan mengarahkan penjual menurunkan harga, menentukan permintaan kualitas yang lebih baik atau service yang lebih dan bermain sebagai industri partisipan yang melawan bisnis. (Porter, 2008, p.83) 3. Threat of Substitutes Substitusi diciptakan sebagai fungsi yang sama atau menyerupai produk yang ada dengan makna yang berbeda. Substitusi bisa melalui downstream atau indirect ketika menggantikan suatu produk di industri. (Porter, 2008, p.84) 4. Threat of Entries Di dalam industri, pemain baru yang masuk di industri memberikan kapasitas baru dan berusaha mendapatkan market share dengan menekan harga, biaya, dan rate of investment mereka untuk bersaing. Ancaman dari pemain baru bergantung pada seberapa besar halangan dalam memasuki suatu industri yang diciptakan oleh existing players. (Porter, 2008, p.80) 5. Rivalry among Existing Competitors Persaingan dari kompetitor yang ada di dalam industri menentukan kondisi industri yang ada seperti diskon harga atau pricing war, pengenalan produk

13 24 baru, kampanye iklan dan peningkatan service yang diberikan. Persaingan tersebut berdasarkan intensitas yang terjadi dalam persaingan dan dengan siapa mereka akan bersaing. (Porter, 2008, p.85) 2.5. Market Analysis Sebelum memasuki pasar, suatu bisnis harus menentukan target pasarnya terlebih dulu, sehingga bisnis yang dijalankan dapat melakukan penetrasi pasar dengan tepat. Salah satu cara untuk menentukan target pasar adalah dengan menggunakan metode STP (Segmenting, Targeting, and Positioning). 1. Segmenting Proses segmenting merupakan proses segmentasi pasar berdasarkan karakteristik tertentu. Berdasarkan karakteristik yang ada, suatu bisnis akan difokuskan pada satu atau lebih segmen sebagai target pasar. Berikut karakteristik segmentasi pasar menurut Kotler dan Keller: a. Segmen Demografi Segmen demografi merupakan segmentasi pasar berdasarkan karakteristik yang bersifat umum, seperti usia, pendapatan, pengeluaran dan agama.

14 25 b. Segmen Psikografi Segmen psikografi merupakan segmentasi pasar berdasarkan karakteristik yang lebih khusus, seperti gaya hidup dan kepribadian. 2. Targeting Tahap kedua merupakan targeting, di mana tahap ini mengevaluasi seluruh segmen yang sudah diidentifikasi. Pada tahap ini, akan terlihat segmen mana yang menjadi segmen potensial bagi sebuah bisnis untuk kemudian akan dipilih satu atau lebih segmen sebagai target pasar. 3. Positioning Tahap positioning merupakan tahap yang bertujuan untuk melekatkan image di pikiran pelanggan, yang kemudian image tersebut akan menjadi hal yang diingat oleh pelanggan. (Kotler, Philip, and Keller, 2012, p.275) Brand Equity Brand equity dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana respon pelanggan di pasar terhadap brand yang ditawarkan. Terdapat tiga elemen di dalam brand equity, yaitu differential effect, brand knowledge dan consumer response to marketing, di mana tiga elemen tersebut merupakan dasar dari brand equity. (Kevin Lane Keller, 2013, p. 69)

15 26 1. Differential Effect Brand equity muncul berdasarkan perbedaan respon dari pelanggan yang berbeda. Jika tidak ada perbedaan respon dari pelanggan yang berbeda, maka produk atau jasa yang ditawarkan dapat diklasifikasikan sebagai produk atau jasa yang umum, sehingga kompetisi yang muncul hanya berdasarkan pada harga jual. 2. Brand Knowledge Perbedaan respon dari pelanggan yang berbeda merupakan indikasi bahwa tiap pelanggan memiliki brand knowledge yang berbeda mengenai produk atau jasa yang ditawarkan. Dengan kata lain, brand equity sangat bergantung pada image yang melekat pada pikiran pelanggan. 3. Consumer Response to Marketing Perbedaan-perbedaan respon tersebut merupakan sesuatu yang membangun brand equity, yang mempresentasikan persepsi, preferensi dan perilaku yang berhubungan dengan seluruh aspek dari brand marketing Consumer Behavior Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi consumer behavior menurut Kotler, di antaranya sebagai berikut:

16 27 1. Budaya Budaya, sub budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh akan mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya. Sebagai contoh, anak-anak yang dibesarkan di Amerika Serikat sangat terpengaruh dengan nilai-nilai sebagai berikut: prestasi, aktivitas, efisiensi, kemajuan, kenikmatan materi, individualisme, kebebasan, humanisme dan berjiwa muda. 2. Sosial Perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh factor sosial di antarannya sebagai berikut: a) Kelompok acuan Kelompok acuan dalam perilaku pembelian konsumen dapat diartikan sebagai kelompok yang yang dapat memberikan pengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok ini biasanya disebut dengan kelompok keanggotaan, yaitu sebuah kelompok yang dapat memberikan pengaruh secara langsung terhadap seseorang. Adapun anggota kelompok ini biasanya merupakan anggota dari kelompok primer seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja yang berinteraksi dengan secara langsung dan terus menerus dalam keadaan yang informal. Tidak hanya kelompok primer, kelompok sekunder yang biasanya terdiri dari kelompok

17 28 keagamaan, profesi dan asosiasi perdagangan juga dapat disebut sebagai kelompok keanggotaan. b) Keluarga Dalam sebuah organisasi pembelian konsumen, keluarga dibedakan menjadi dua bagian. Pertama keluarga yang dikenal dengan istilah keluarga orientasi. Keluarga jenis ini terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang yang dapat memberikan orientasi agama, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Kedua, keluarga yang terdiri dari pasangan dan jumlah anak yang dimiliki seseorang. Keluarga jenis ini biasa dikenal dengan keluarga prokreasi. c) Peran dan status Hal selanjutnya yang dapat menjadi faktor sosial yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian seseorang adalah peran dan status mereka di dalam masyarakat. Semakin tinggi peran seseorang di dalam sebuah organisasi maka akan semakin tinggi pula status mereka dalam organisasi tersebut dan secara langsung dapat berdampak pada perilaku pembeliannya. Contoh, seorang direktur di sebuah perusahaan tentunya memiliki status yang lebih tinggi dibandingkan dengan seorang supervisor, begitu pula dalam perilaku pembeliannya. Tentunya, seorang direktur akan melakukan pembelian terhadap merek-merek yang berharga lebih mahal dibandingkan dengan merek yang dibeli oleh supervisor.

18 29 3. Pribadi Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh karakterisitik pribadi, di antaranya usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep-diri pembeli. a) Usia Setiap orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya di mana setiap kegiatan konsumsi ini dipengaruhi oleh siklus hidup keluarga. b) Pekerjaan Pekerjaan dan lingkungan ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pola konsumsinya. Contohnya, direktur perusahaan akan membeli pakaian yang mahal, perjalanan dengan pesawat, keanggotaan di klub khusus, dan membeli mobil mewah. Selain itu, biasanya pemilihan produk juga berdasarkan pada keadaan ekonomi seseorang seperti besaran penghasilan yang dimiliki, jumlah tabungan, utang dan sikap terhadap belanja atau menabung. c) Gaya hidup Gaya hidup dapat diartikan sebagai sebuah pola hidup seseorang yang terungkap dalam aktivitas, minat dan opininya yang terbentuk melalui sebuah kelas sosial dan pekerjaan. Tetapi, kelas sosial dan pekerjaan yang sama tidak menjamin gaya hidup yang sama. Melihat hal ini sebagai sebuah peluang dalam kegiatan pemasaran, banyak pemasar yang mengarahkan merek mereka kepada gaya hidup seseorang.

19 30 Contohnya, perusahaan telepon seluler berbagai merek berlombalomba menjadikan produknya sesuai dengan berbagai gaya hidup remaja yang modern dan dinamis seperti munculnya telepon selular dengan fitur multimedia yang ditujukan untuk kalangan muda yang kegiatannya tidak dapat lepas dari berbagai hal multimedia seperti aplikasi pemutar suara, video, kamera dan sebagainya. Atau kalangan bisnis yang menginginkan telepon selular yang dapat menunjang berbagai kegiatan bisnis. d) Kepribadian Setiap orang memiliki berbagai macam karateristik kepribadian yang bebeda-beda yang dapat mempengaruhi aktivitas kegiatan pembeliannya. Kepribadian merupakan ciri bawaan psikologis manusia yang berbeda yang menghasilkan sebuah tanggapan relatif konsiten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya. Kepribadian biasanya digambarkan dengan menggunakan ciri bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri dan kemapuan beradaptsi. Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen. Hal ini disebakan karena beberapa kalangan konsumen akan memilih merek yang cocok dengan kepribadiannya. e) Psikologis Terakhir, faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen adalah faktor psikologis.

20 Teknik Pengumpulan Data Agar mendapatkan data yang akurat sesuai dengan kebutuhan, dibutuhkan teknik pengumpulan data yang juga sesuai. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut Survei Menurut Indrianto (2002, p153), metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis. Metode ini memerlukan adanya kontak atau hubungan antara peneliti dan responden peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan. Ada dua teknik pengumpulan data dalam metode survei, yaitu: 1. Wawancara tatap muka Menurut Indrianto (2002, p153), metode pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan cara komunikasi secara langsung (tatap muka) antara pewawancara yang mengajukan pertanyaan secara lisan dengan responden yang menjawab pertanyaan secara lisan. Wawancara tatap muka dapat dilakukan di tempat bekerja responden, di rumah responden, atau di tempat lainnya.

21 32 2. Kuesioner Menurut Indrianto (2002, p154), pengumpulan data penelitian pada kondisi tertentu tidak memerlukan kehadiran peneliti. Pertanyaan peneliti dan jawaban responden dapat dikemukakan secara tertulis melalui suatu kuesioner. Teknik ini memberi tanggung jawab kepada responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan Populasi dan Sampel Populasi dan sampel dapat menjadi objek pengukuran dalam sebuah penelitian dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Populasi Populasi menurut Riduan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007, p37) adalah keseluruhan dan karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian. 2. Sampel Sampel menurut Riduan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007, p39) adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagian sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. 3. Teknik Pengolahan Sampel Untuk mengetahui sampel di mana besar populasi sampel diketahui secara pasti, Riduan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007, p49) menggunakan rumus dari Taro yamane atau Slovin :

22 33 Di mana: n = N N.d²+1 N n : Jumlah populasi : Jumlah sampel d² : Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90% ) Metode Analisis Metode pengukuran data yang digunakan adalah skala likert. Menurut Sugiyono (2008, p ), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Biasanya sikap dalam skala likert diekspresikan mulai dari yang paling negatif sampai dengan yang paling positif dan diberi angkaangka sebagai simbol agar dapat dilakukan perhitungan dalam bentuk sebagai berikut:

23 34 a. Sangat setuju : Nilai 5 b. Setuju : Nilai 4 c. Netral/Biasa : Nilai 3 d. Tidak setuju : Nilai 2 e. Sangat tidak setuju : Nilai 1 Tentunya nilai dari angka-angka tersebut bersifat relatif karena angka tersebut hanya merupakan simbol dan bukan angka sebenarnya Market Strategy Marketing mix merupakan alat dari pemasaran yang terdiri dari empat elemen yang lebih dikenal dengan istilah 4Ps. Marketing mix terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan terhadap produk atau jasanya. Elemen-elemen 4Ps yang telah dipopulerkan oleh E. J. McCarthy terbagi menjadi empat bagian, yaitu product, price, place dan promotion. Gambar Ps Marketing Mix

24 35 1. Product Product merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pasar sasaran (Kotler & Amstrong, 2001:72). Produk berkaitan erat dengan program pemasaran suatu perusahaan. Kebijakan mengenai produk tergantung pada banyak faktor seperti kondisi pasar, persaingan pasar, harga, saluran distribusi dan tentunya atribut produk itu sendiri. Umumnya perusahaan membuat produk yang bervariasi dan terus mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Seperti yang dikatakan Robert J. Dolan 2015, perubahan lini produk bagi banyak perusahaan dipandang perlu sebagai proses yang berkelanjutan yang mencerminkan sifat dinamis dari pasar serta perubahan keadaan dan sumber daya dari perusahaan itu sendiri. Hal tersebut bertujuan agar produk dapat terus mengalami perbaikan dan mampu berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan pelanggan secara maksimal. 2. Price Price atau harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh suatu produk atau jasa tertentu (Kotler&Amstrong, 2001:73). Hal ini berarti penentuan harga harus disesuaikan dengan nilai yang ada pada produk atau jasa tersebut, dan seringkali harga dijadikan indikator bagi konsumen sebagai kualitas produk atau jasa tersebut.

25 36 Penyampaian pesan mengenai nilai suatu produk atau jasa tentu akan berbeda-beda disesuaikan dengan nilai yang dimiliki produk atau jasa tersebut. Jika nilai yang diperoleh konsumen tidak sesuai dengan harga yang akan dibayarkan, maka kekecewaan yang akan muncul, bukan kepuasan seperti yang diharapkan oleh perusahaan. 3. Place Produk yang diciptakan harus mudah untuk dijangkau oleh target pasar, baik dari kemudahan pencarian maupun proses pembelian. Tidak semua produk dijual dengan sistem massal dan tidak semua produk dijual kepada konsumen akhir secara langsung. Beragam cara dipilih oleh pemasar dalam menjual produk dan jasa kepada pelanggan bergantung pada tujuan perusahaan dan target perusahaan tersebut. 4. Promotion Penjualan produk harus disertai pengenalan produk itu sendiri kepada pasar, agar pasar menyadari kehadiran dan terbiasa dengan produk tersebut, serta bentuk komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi dengan tujuan untuk mempengaruhi pelanggan.

26 Business Process Dalam membangun suatu perusahaan, business process merupakan hal yang sangat diperlukan. Menurut Srivatava et al (1999), untuk menghasilkan nilai bagi pelanggan, business process dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1. New Development Product (NPD) New development product adalah proses pengembangan suatu produk baru yang akan diciptakan oleh suatu perusahaan. 2. Supply Chain Management (SCM) Supply chain management adalah proses berjalannya suatu bisnis, di mana produk diciptakan dan disampaikan kepada pelanggan dari sudut struktural. 3. Customer Relationship Management (CRM) Customer Relationship Management merupakan proses yang digunakan oleh perusahaan untuk memahami pelanggan dan merespon dengan cepat keinginan pelanggan Perencanaan Keuangan Dengan adanya semua perencaan dalam memulai suatu bisnis, perencanaan keuangan menjadi perencanaan yang sangat berpengaruh dalam menilai feasibility bisnis tersebut. Sebuah bisnis yang baik tidak hanya menguntungkan, melainkan memiliki sustainability dalam keuangan.

27 Financial Report Untuk mendukung perencanaan keuangan yang matang, setidaknya ada beberapa laporan yang harus dibuat agar perencenaan keuangan dapat menggambarkan kondisi jika suatu bisnis berjalan, mulai dari income statement, statement of cash flow, sampai dengan balance sheet. 1. Income Statement Income statement di dalam laporan keungan berisi hasil summary informasi pendapatan atau revenue yang didapat oleh perusahaan dan expense yang dikeluarkan oleh perushaan dalam kurun waktu tertentu, umumnya dibuat pada periode akhir tahun atau per quarter. Dari pelaporan income statment kita bisa mengetahui kondisi profitabilitas suatu perusahaan. (Van Horne, 2008, p.128) Gambar 2.3. Income Statement

28 39 2. Statement of Cash Flow Statement of cash flow berisikan hasil pelaporan arus kas dari suatu perusahaan, baik kas yang diterima oleh perusahaan ataupun kas yang harus dikeluarkan oleh perusahaan (Van Horne, 2008, p.176). Informasi yang ada pada statement of cash flow membantu perusahaan dalam mengidentifikasi: a) Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan net cash flow ke depannya yang berasalkan dari operasional untuk membayar pinjaman, bunga, dan dividends. b) Kebutuhan pembiayaan financial dari pihak eksternal. c) Efek dari investasi cash dan non cash dan kegiatan transaksi yang bersifat financial. Gambar 2.4. Statement of Cash Flow

29 40 3. Balance Sheet Balance Sheet di dalam financial statement berisi informasi hasil summary dari aset, liabilities dan modal investasi dari suatu bisnis dengan periode tertentu, biasanya periode pada balance sheet dibuat di akhir tahun atau per quarter. (Van Horne, 2008, p.128) Gambar 2.5. Balance Sheet Analisis Investasi Analisis investasi bertujuan untuk menganalisis nilai investasi perusahaan di masa yang akan datang. Beberapa metode yang digunakan meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period dan Break Even Point (BEP).

30 41 1. Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) merupakan sebuah metode pendekatan dari discount cash flow terhadap anggaran modal yang ada. NPV yang tertera di dalam proposal investasi merupakan hasil perhitungan dari net cash flow dikurangi dengan aliran modal awal atau Initial Cash Outflow (ICO). (Van Horne, 2008, p.326) Gambar 2.6. Net Present Value (NPV) 2. Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return (IRR) untuk sebuah proposal investasi adalah nilai discount rate yang nilainya menyamai nilai dari present value sebuah arus kas bersih atau cash flows yang diharapkan dengan modal awal yang dikeluarkan atau Initial Cash Outflow (ICO). (Van Horne, 2008, p.326) Gambar 2.7 Internal Rate of Return (IRR)

31 42 3. Payback Period Payback period didefinisikan sebagai hitungan jumlah tahun yang dibutuhkan untuk memulihakan investasi awal berdasarkan proyeksi arus kas atau cash flow. (Van Horne, 2008, p.326). Gambar 2.8. Payback Period 4. Break Even Point (BEP) Break Even Point (BEP) adalah titik yang menunjukkan volume penjualan yang dibutuhkan untuk membuat total pendapatan atau total revenue sama dengan nilai total biaya operasional yang dikeluarkan atau operational cost agar bernilai nol. Dengan begitu, kita dapat melihat hubungan antara total operating cost dengan total revenue yang dihasilkan (Van Horne, 2008, p.421). BEP didapat dari perhitungan rumus total fixed cost ditambah dengan variable cost yang digunakan, sebagai berikut: SBE FC VCBE

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

BAB II BUSINESS CANVAS

BAB II BUSINESS CANVAS BAB II BUSINESS CANVAS Osterwalder & Pigneur (2010) menjabarkan dalam bukunya Business Model Generation mengenai bagaimana suatu bisnis dapat berjalan dengan baik dan mampu memberikan value kepada konsumen.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Value Chain Value chain menurut Porter adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi cara menciptakan customer value lebih bagi pelanggan. Dijelaskan bahwa setiap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1. Metodologi penelitian. Business Canvassing. Ruang Lingkup Bisnis. Produk dan Layanan STP. Business Feasibility

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1. Metodologi penelitian. Business Canvassing. Ruang Lingkup Bisnis. Produk dan Layanan STP. Business Feasibility BAB III METODOLOGI 3.1 METODE PERENCANAAN BISNIS Untuk merencanakan konsep pengembangan model bisnis dari developer rumah container ini, kami menggunakan berbagai macam perencanaan dan sistem untuk menjaga

Lebih terperinci

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BUSINESS MODEL CANVAS Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas Apa itu business model canvas [BMC]??? BMC adalah model bisnis yang memaparkan 9 elemen bisnis secara singkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Salon Istilah salon diadaptasi dari bahasa Inggris yang bermakna ruangan atau ruang besar. Terdapat pula pengertian lain berdasar kamus saku Oxford Learner's Pocket Dictionary,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisis Keuangan Metode analisis keuangan yang digunakan dalam pengukuran pngembalian investasi bisnis SPBG adalah sebagai berikut : a. Sensitivity Analysis Pada perhitungan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA

PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA 1121001047 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS BAKRIE JAKARTA 2016 HALAMAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana

Lebih terperinci

APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA

APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA Budi Hartono Magister Manajemen budzciamik@hotmail.com Abstrak irepair merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa yaitu jasa service produk Apple. Dalam kegiatan

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY MARKETING PLAN. Business Plan Salon Mobil ++ Kewirausahaan/Contoh Proposal Usaha/ BDS-Doc. Latar belakang. Tujuan dan Manfaat Bisnis

EXECUTIVE SUMMARY MARKETING PLAN. Business Plan Salon Mobil ++ Kewirausahaan/Contoh Proposal Usaha/ BDS-Doc. Latar belakang. Tujuan dan Manfaat Bisnis EECUTIVE SUMMARY Latar belakang Tujuan dan Manfaat Bisnis Tujuan bagi konsumen : Manfaat bagi konsumen : Tujuan bagi pihak salon mobil : Manfaat bagi pihak salon mobil : Ruang Lingkup Bisnis Nature of

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 BUSINESS MODEL CANVAS Bisnis model menjelaskan mengenai dasar pemikiran bagaimana sebuah bisnis diciptakan, diberikan, dan ditangkap nilainya (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion 40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,

Lebih terperinci

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA Komang Anom Budi Utama, SKom komang_anom@staff.gunadarma.ac.id Business Model Canvas Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation menciptakan sebuah framework

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah di Semarang. Dengan beberapa pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce Vita Bistro yang bergerak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 E-Commerce E-Commerce lebih dari sekedar menjual dan membeli produk secara online. E-commerce meliputi seluruh proses dari pengembangan, pemasaran, penjualan, pengiriman, pelayanan

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. photography, wedding, bahkan ATPM yang ingin launching mobil. terbaru, kegiatan komunitas mobil dan sebagainya.

BAB VI KESIMPULAN. photography, wedding, bahkan ATPM yang ingin launching mobil. terbaru, kegiatan komunitas mobil dan sebagainya. 206 BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan 6.1.1. General Summary The Cars Restaurant (TCR) merupakan restoran yang tidak hanya menjual makanan dan minuman, namun konsep yang kami tawarkan yaitu desain restoran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keputusan Pembelian 1. Pengertian Keputusan Pembelian Peningkatan penjualan produk Delfi Hot Cocoa dipengaruhi seberapa banyak pembelian produk yang dilakukan konsumen. Perilaku

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

RENCANA PENGEMBANGAN BISNIS NASI PUYENG (FASE PENGEMBANGAN) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Manajemen

RENCANA PENGEMBANGAN BISNIS NASI PUYENG (FASE PENGEMBANGAN) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Manajemen RENCANA PENGEMBANGAN BISNIS NASI PUYENG (FASE PENGEMBANGAN) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Manajemen M. Diffa Ghassana 1111001004 PROGRAM SARJANA STRATA 1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk dapat mencapai tujuan organisasinya. Salah satunya adalah merancang strategi pemasaran yang efektif. Pemasaran merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL 3.1. Customer Segments KULTUR&CO menggunakan pendekatan niche market sebagai jenis konsumen dalam perancangan 9 building blocks yang mempunyai segmentasi dan spesialisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii. Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v

DAFTAR ISI. Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii. Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v DAFTAR ISI Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... xi Daftar Lampiran... xiii Intisari... xiv Abstract...

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di negara manapun di dunia ini termasuk di Indonesia apabila perekonomian bangsa dikelola secara jujur, adil dan profesional, maka pertumbuhan ekonomi akan

Lebih terperinci

BUSINESS MODEL CANVAS

BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL CANVAS Coach Ferdy D. Savio Surabaya, 11 Mei 2016 Apa Faktor yang paling Penting dari sebuah Bisnis? Business Model Generation Alexander Osterwalder & Yves Pigneur Apakah Anda memiliki SEMANGAT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Strategic Strategy dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk mengembangkan bisnis, menarik dan melayani

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bisnis Rimora Pay sebagai obyek penelitian karena merupakan bisnis baru

BAB III METODE PENELITIAN. bisnis Rimora Pay sebagai obyek penelitian karena merupakan bisnis baru BAB III METODE PENELITIAN 3. Metode Penelitian 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah perencanaan bisnis Rimora Pay yang nantinya akan berlokasi di Semarang. Alasan peneliti memilih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab metodologi penelitian ini akan dijelaskan mengenai struktur kerja penelitian, data-data yang diperlukan, metode pengumpulan data serta hasil yang diharapkan. 3.1.

Lebih terperinci

CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) SOFTWARE FROM SAP

CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) SOFTWARE FROM SAP CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) SOFTWARE FROM SAP Karya Ilmiah E Business Sujiwo (09.11.3212) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRAK Karya ilmiah e-business ini berisikan uraian mengenai lingkungan bisnis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Real Estate Real Estate didefinisikan sebagai lahan dan semua peningkatan alami dan yang dibuat oleh manusia yang secara permanen terikat kepadanya (Sirota, 2006, p1). Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 10 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : SEGMENTATION TARGETING - POSITIONING Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

Customer Relationship Management (CRM) Software dari SAP Fitur & Fungsi Sistem CRM: Marketing Software

Customer Relationship Management (CRM) Software dari SAP Fitur & Fungsi Sistem CRM: Marketing Software Customer Relationship Management (CRM) Software dari SAP Fitur & Fungsi Sistem CRM: Marketing Software disusun oleh Satrya Nurrachman 09.11.2820 Kelas : E-Bisnis 2 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kendaraan Bermotor 2.1.1 Pengertian Kendaraan Bermotor Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009, kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Telekomunikasi merupakan bagian yang penting di dalam kehidupan manusia dan tak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari. Handphone menjadi salah satu sarana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Canvas Sebuah bisnis model menggambarkan pemikiran tentang bagaimana sebuah perusahaan menciptakan, mengirim, dan menangkap value. Menurut Osterwalder dan Pigneur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Ada beberapa macam definisi spesifik mengenai perilaku konsumen, diantaranya sebagai berikut: Perilaku konsumen adalah aktifitas aktifitas individu

Lebih terperinci

E-BUSINESS. Materi E-Business untuk ST INTEN

E-BUSINESS. Materi E-Business untuk ST INTEN E-BUSINESS Materi E-Business untuk ST INTEN Definisi E-Business E-Business adalah kegiatan transaksi, jual beli, bisnis yang dilakukan secara otomatis melalui kegiatan elektronik/internet, dan juga perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Lima Kekuatan Porter Analisis kompetitif dengan menggunakan model lima kekuatan porter adalah pendekatan yang dipakai untuk mengembangkan strategi dibanyak perusahaan (David, 2011,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Konsumen Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xiii INTISARI xv ABSTRACT xvi BAB I PENDAHULUAN.. 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Marketing Marketing atau pemasaran diartikan sebagai proses eksplorasi terhadap kebutuhan pelanggan melalui beragam pendekatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen 2..1 Defenisi perilaku konsumen Ada beberapa definisi dari perilaku konsumen yang dikemukakan oleh para ahli, di antaranya: The American Assosiation dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diri pada produk dan pasar yang dimilikinya sekarang. Peluang yang menarik bagi perusahaan tertentu adalah peluang yang dapat

BAB II LANDASAN TEORI. diri pada produk dan pasar yang dimilikinya sekarang. Peluang yang menarik bagi perusahaan tertentu adalah peluang yang dapat BAB II LANDASAN TEORI I. Peluang Pasar Setiap perusahaan perlu memiliki kemampuan untuk mengenal peluang peluang pasar baru. Tidak ada perusahaan yang selamanya dapat menggantungkan diri pada produk dan

Lebih terperinci

ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION

ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 358 ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION Feliciana Priyono Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Semakin beragamnya keinginan dan kebutuhan

Lebih terperinci

BMC Summary and Simple Example for E2

BMC Summary and Simple Example for E2 BMC Summary and Simple Example for E2 BMC adalah hasil penelitian doktoral yang dibagikan bagi para start-up baik dalam bentuk buku maupun website TOOLS TO CREATE AND ANALYZE BUSINESS MODELS Why BMC

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

BAB 6 ASPEK KEUANGAN

BAB 6 ASPEK KEUANGAN BAB 6 ASPEK KEUANGAN 6.1. Kebutuhan Investasi Tahun ke-0 Dalam menjalankan usaha ini, FVN melakukan investasi awal sebesar Rp 100.000.000,- sebelum masuk ke tahun pertama. FVN perlu membeli semua kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II PROPOSISI NILAI

BAB II PROPOSISI NILAI BAB II PROPOSISI NILAI 2.1. Restoran Restoran atau rumah makan adalah jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen yang menjual dan menyajikan makanan dan minuman untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Sejak kemunculan model bisnis e-commerce, maka para praktisi bisnis mengubah model bisnis lama menjadi model bisnis baru yang lebih sesuai. Bisnis model sendiripun menjadi sangat

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri)

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri) BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI (Simpanan Masyarakat Kota Santri) A. Urgensi Strategi Pemasaran bagi BMT dalam Meningkatkan Produk Si Santri Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kantin Sekolah Kantin sekolah adalah sebuah ruangan atau bangunan yang menyediakan makanan dan minuman yang diperuntukkan bagi murid, karyawan, dan guru. Pada umumunya, selain

Lebih terperinci

Ganjil 2017/2018 Jurusan Teknik Industri UB

Ganjil 2017/2018 Jurusan Teknik Industri UB Ganjil 2017/2018 Jurusan Teknik Industri UB Kode Mata Kuliah : TID 4043 Beban Studi : 3 sks Sifat : Wajib Prasyarat : Ekonomi Teknik Psikologi Industri Kewirausahaan Praktikum Terintegrasi 3 1. Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini banyak menyajikan peluang bisnis sekaligus tantangan bisnis bagi perusahaan-perusahaan. Dengan banyaknya tantangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan pemasaran yaitu membuat agar penjualan

Lebih terperinci

BAB II VALUE PROPOSITION

BAB II VALUE PROPOSITION BAB II VALUE PROPOSITION A. Teori - Teori Umum Untuk membuat dan menganalisis suatu model bisnis, diperlukan beberapa pertimbangan yang dilandasi oleh berbagai sumber dari landasan teori secara umum. Beberapa

Lebih terperinci

Konsep E-Business. Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom

Konsep E-Business. Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom Konsep E-Business Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom Deskripsi Membahas mengenai bisnis internal, kolaborasi berbagai bentuk e-bisnis, serta keterkaitan e-business dengan e-commerce berbagai bentuk application.

Lebih terperinci

a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi)

a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi) a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi) 1. Penjelasan ringkas tentang perusahaan (Nama, visi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian adalah suatu sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk mendapatkan data tertentu yang mempunyai nilai, skor

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini BAB V RENCANA AKSI Bab ini menjelaskan rencana aksi atau realisasi dari perancangan model bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini meliputi rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Definisi Marketing menurut Kotler & Keller (2006, p. 6), adalah sebuah fungsi dari organisasi dan merupakan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN

BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN Agar mendapat keuntungan, suatu perusahaan harus menciptakan hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan mereka. Untuk mencapai hal ini, pertama perusahaan harus mengidentifikasi

Lebih terperinci

Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016):

Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016): Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016): Learning Outcomes week 12 dan 12a Team mampu mengembangkan desain blok key partnership dan key resources BMC dengan menggunakan feedback and

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai kinerja keuangan PT.XYZ

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai kinerja keuangan PT.XYZ 123 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan mengenai kinerja keuangan PT.XYZ selama periode 2003 2005, penulis berkesimpulan sebagai berikut : 1. Kinerja keuangan PT.XYZ dari

Lebih terperinci

SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK

SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK SISTEM E-BUSINESS E-Business (Electronic Business) adalah kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dengan mamanfaatkan teknologi elektronik seperti komputer dan internet.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x DAFTAR ISI KATA PENGANTAR....... i DAFTAR ISI......... iii DAFTAR TABEL..... vii DAFTAR GAMBAR..... ix DAFTAR LAMPIRAN...... x I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.... 1 1.2. Perumusan Masalah.... 4 1.3.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Produk Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan penyajiannya (Kotler, 2001:126). Produk adalah suatu sifat yang kompleks

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2)

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Oleh Sapri Pamulu, Ph.D. Manager SMO PT Wiratman Menurut Kaplan & Norton (2012) dalam dunia bisnis sekarang yang keberhasilannya sangat ditentukan oleh sumber

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda BAB V KESIMPULAN V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda dalam membuat dan menjual produk dengan desain yang berbeda dari yang lainnya.

Lebih terperinci

a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi)

a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi) a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi) 1. Penjelasan ringkas tentang perusahaan (Nama, visi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Properti Properti berasal dari bahasa Latin yaitu proprietas atau berarti kepemilikan, dan merujuk pada satu atau lebih entitas yang dimiliki seseorang atau badan organisasi, dimana

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Pada penelitian ini riset yang digunakan adalah riset deskriptif. Riset deskriptif berasal dari kata to describe berarti menggambarkan bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Analisis Pasar dan Industri II.1.1. SWOT Analysis Ialah salah satu alat analisis untuk mengevaluasi kondisi internal dan eksternal berdasarkan kekuatan (strengths), kelemahan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK

PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK Modul ke: PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK Nanang Ruhyat Program Studi Teknik Mesin www.mercubuana.ac.id PERENCANAAN PEMASARAN Oleh: Dr. Asikum Wirataatmadja, SE, MM,. Ak Konsep Pemasaran Pemasaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek dan lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Ciafe yang merupakan jenis usaha yang bergerak dibidang jasa jahit dilihat dari aspek pasar dan

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran dalam Persaingan Bisnis Modul ke:

Strategi Pemasaran dalam Persaingan Bisnis Modul ke: Strategi Pemasaran dalam Persaingan Bisnis Modul ke: Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Fakultas Desain & Seni Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id A. Pengertian Strategi Pemasaran Strategi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Produk obat merupakan produk industri yang mempunyai pasar yang sangat besar di Indonesia. Persaingan antar produsen obat di dalam industri farmasi tetap tumbuh meskipun

Lebih terperinci

2.1.2 SEO (Search Engine Optimization)

2.1.2 SEO (Search Engine Optimization) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori- Teori Umum 2.1.1 Marketing Menurut (David, 2011, hal. 103), David, Fred R. (2011). Strategic Management : Concept and Cases 13th Edition. marketing dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN

PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN Business Plan adalah dokumen yang berisi narasi mengenai hal yang ingin dicapai sebuah perusahaan dan cara mencapainya. Secara umum, terdapat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut di bawah ini: 1. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Brand Brand menurut Kotler (2002:63) adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa

Lebih terperinci

Ganjil 2016/2017 Jurusan Teknik Industri UB

Ganjil 2016/2017 Jurusan Teknik Industri UB Ganjil 2016/2017 Jurusan Teknik Industri UB Kode Mata Kuliah : TID 4043 Beban Studi : 3 sks Sifat : Wajib Prasyarat : Ekonomi Teknik Analisis dan Pengukuran Kerja Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Yield Management Internet telah menyebabkan banyak perusahaan untuk mempertimbangkan kembali model bisnis mereka saat ini dan mengevaluasi bagaimana untuk menangkap potensi pendapatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsumen Konsumen adalah seseorang yang membeli suatu produk/jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan tujuan pembeliannya, Kotler menklasifikasikan konsumen menjadi dua kelompok

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci