BAB 2 VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)"

Transkripsi

1 8 BAB 2 VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION) 2.1 ANALISA PASAR DAN INDUSTRI PENGERTIAN HOTEL Dalam era modern ini hotel didefinisikan sebagai suatu organisasi yang menyediakan sarana akomodasi, makanan/minuman, serta fasilitas lain yang dikelola secara komersial. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa, hotel seharusnya adalah: 1. Suatu jenis akomodasi 2. Menggunakan sebagian atau seluruh bangunan yang ada 3. Menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya 4. Disediakan bagi umum 5. Dikelola secara komersial, yang dimaksud dengan dikelola secara komersial adalah: dikelola dengan memperhitungkan untung atau ruginya, serta yang utama adalah bertujuan untuk mendapatkan keuntungan berupa uang sebagai tolak ukurnya. 8

2 KLASIFIKASI HOTEL Berdasarkan SK Menparpostel RI No. PM/PW 301/PHB-77 hotel diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Hotel berbintang 1 (satu) 2. Hotel berbintang 2 (dua) 3. Hotel berbintang 3 (tiga) 4. Hotel berbintang 4 (empat) 5. Hotel berbintang 5 (lima) Persyaratan hotel berbintang: 1. Dikatakan hotel berbintang satu apabila sekurang-kurangnya memiliki 15 kamar, satu kamar suite room, memiliki restaurant dan bar. 2. Dikatakan hotel berbintang dua apabila sekurang-kurangnya memiliki 20 kamar, dua suite room, memiliki restaurant dan bar. 3. Dikatakan hotel berbintang tiga apabila sekurang-kurangnya memiliki 30 kamar, tiga suite room, memiliki restaurant dan bar. 4. Dikatakan hotel berbintang empat apabila sekurang-kurangnya memiliki 50 kamar, empat suite room, memiliki restaurant dan bar. 5. Dikatakan hotel berbintang lima apabila sekurang-kurangnya memiliki 100 kamar, lima suite room, memiliki restaurant dan bar.(

3 10 Sedangkan untuk Budget Hotel,tidak ada definisi pasti tentang itu, namun secara umum budget hotel dapat didefininisikan sebagai hotel tanpa fasilitas yang berlebihan sehingga biasanya tidak ada kolam renang, spa, tempat hiburan. Layanan kamarnya pun juga sangat minimal PERKEMBANGAN BISNIS HOTEL DI INDONESIA Berdasarkan data lembaga riset properti Colliers International, hingga saat ini di wilayah DKI Jakarta terdapat 120 unit hotel terdiri atas budget hotel, bintang tiga, empat, dan lima. Sedangkan, hingga akhir 2013 diperkirakan akan ada penambahan 20 30% jumlah hotel sebanyak 159 unit. Adapun jumlah unit kamar yang tersedia hingga akhir 2012 telah mencapai unit dan diperkirakan 2013 mencapai unit ( Pertumbuhan industri hotel di Indonesia memang tidak pernah terlepas dari perkembangan industri pariwisata yang mampu memancing minat wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia khususnya ke Jakarta. Dengan mempertimbangkan pertumbuhan historis dari kedatangan penumpang melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang mempunyai pertumbuhan diatas 15% per tahun di tiga tahun terakhir, dan makin membaiknya aksesibilitas dengan renovasi terminal bandara, masih aktifnya arus

4 POTENSI MARKET BISNIS BUDGET HOTEL Berdasarkan riset yang dilakukan ColliersInternational, tingkat okupansi hotel budget di 2013 diprediksi akan tumbuh sedikitnya 10%. Ada tiga faktor besar yang mempengaruhi pesatnya pertumbuhan pembangunan hotel budget ini. 1. Semakin banyak aktivitas MICE (meeting, incentive, conference, exhibition) yang diadakan oleh korporasi-korporasi. 2. Pada 2013 ini konser musik dan pertunjukkan seni akan lebih banyak diselenggarakan, yang mana dihadiri oleh para penggemar dari berbagai wilayah di Indonesia. 3. Banyaknya pengeluaran yang dilakukan pemerintahan. Tahun ini mendekati tahun politik 2014, jadi akan banyak pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah dimana membutuhkan ketersediaan hotel budget penumpang domestik, jumlah pengunjung di Jakarta yang tinggal di hotel berbintang 3-5, proyeksi sekitar kamar hotel yang akan masuk di tiga tahun mendatang, serta harapan pertumbuhan permintaan yang menerus, tingkat hunian rata-rata untuk hotel berbintang 3-5 di perkirakan masih akan mencapai lebih dari 70% pada tahun ( (

5 12 Semakin banyaknya juga variasi destinasi dan maskapai berbiaya rendah menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk melakukan perjalanan dengan budget atau dana yang ekonomis. Dengan penawaran special dari pihak maskapai penerbangan tersebut secara otomatis dapat meningkatkan frekuensi kegiatan pariwisata mereka baik di dalam maupun luar negeri.tidak hanya pihak airlines yang berlomba-lomba memberikan penawaran khusus untuk tiket pesawat, hal tersebut juga terjadi pada industri perhotelan, yang kita lihat sekarang semakin maraknya budget hotel dimanamana.hal tersebut membuktikan bahwa budget traveling masih menjadi pilihan sebagian besar para wisatawan baik domestik maupun wisatawan asing untuk berlibur atau untuk melakukan perjalanan bisnisnya. Di Indonesia, masyarakat kelas menengah merupakan pasar yang potensial dan semakin meningkat populasinya seiring pertumbuhan ekonomi nasional yang positif dan bisnis budget hotel ini memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan ke depannya.para pebisnis yang sering melakukan perjalanan antar kota, dan juga para karyawan / pekerja yang hanya memiliki waktu cuti yang sangat singkat, yang biasanya tidak tinggal terlalu lama, merupakan target pasar yang ingin dijaring oleh bisnis budget hotel ini. Jika dilihat dari sisi bisnisnya, budget hotel ini bisa jadi menggiurkan karena Return on Investment (ROI)-nya cepat, yaitu sekitar enam hingga

6 13 delapan tahun dengan keuntungan mencapai %. Investasi yang dibutuhkan untuk mendirikan budget hotel juga mencapai separuh dari harga investasi hotel bintang tiga. Jika hotel bintang tiga untuk sekali investasi dibutuhkan dana minimal sebesar Rp. 100 miliar maka untuk budget hotel ini dibutuhkan dana antara Rp miliar ( 2.2 KANVAS BISNIS MODEL Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 14 15), kanvas bisnis model adalah sebuah model bisnis atau strategi manajemen yang berupa gambaran logismengenai bagaimana sebuah organisasimenciptakan, menghantarkan danmenangkap sebuah nilai. Model bisnis ibarat cetak biru sebuah strategi yang dirapkan melalui struktur oragnisasi proses, dan system. Model bisnis ini dapat dijelaskan dengan baik melalui Sembilan blok bangun dasar yaitu: Segmen Pelanggan (Customer Segment), Proposisi Nilai (Value Proposition), Saluran (Channels), Hubungan Pelanggan (Customer Relationship), Arus Pendapatan (Revenue Stream), Sumber Daya Utama (Key Resources), Aktivitas Kunci (Key Activity), Kemitraan Utama (Key Partnership), Struktur Biaya (Cost Structure) Customer Segments Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 20 21) Pelanggan adalah inti dari semua model bisnis, tanpa pelanggan (yang dapat memberikan

7 14 keuntungan), tidak ada perusahaan yang mampu bertahan dalam waktu lama. Perusahaan dapat mengelompokkan pelanggan dalam segmen-segmen yang berbeda berdasarkan kesamaan kebuthuan, perilaku, dan atribut lain. Kelompok pelanggan mewakili beberapa segmen terpisah jika: - Kebutuhan pelanggan memerlukan dan memperbolehkan penawaran yang berbeda. - Pelanggan diperoleh melalui Saluran Distribusi yang berbeda. - Pelanggan memerlukan jenis hubungan yang berbeda. - Pelanggan pada dasarnya memiliki profitabilitas yang berbeda. - Pelanggan bersedia membayar untuk aspek-aspek penawaran yang berbeda. Beberapa jenis segmen pelanggan yang dimaksud yaitu: Pasar Massa (Mass Market): tidak berfokus pada segment customer, value proposition, distribution channels, customer relationships, tetapi berofkus pada group customer yang besar yang memiliki kesamaan permasalahan dan permintaan. Pasar Ceruk (Niche Market): customer segmentnya spesifik dan terfokus. value proposition, distribution channels, customer relationships dibuat sedemikian rupa untuk dapat memenuhi kebutuhan dari market khusus tersebut. Tersegmentasi (Segmented): market dengan permasalahan dan kebutuhan yang hampir sama.

8 15 Terdiversifikasi (Diversified): organisasi yang melayani dua customer dengan kebutuhan dan permasalahan yang berbeda. Platform (pasar) banyak sisi (Multi-sided platforms): organisasi yang melayani dua atau lebih customer yang saling berhubungan tetapi berbeda kebutuhannya. Secara garis besar, segmentasi pasar juga dapat diklasifikasikan dari karakter konsumen yang ada di masyarakat. Pengklasifikasian segmentasi pasar tersebut dapat dilihat dari beberapa variable utama yaitu: geografis, demografis,psikografis, dantingkah laku (behavior). (Kottler & Keller, 2009, hal 253) - Segmentasi Geografis Diidentifikasikan berdasarkan kondisi unit geografis dari wilayah pemasaran seperti bangsa, negara, propinsi, kota, dan lingkungan sekitarnya. (Kottler & Keller, 2009, hal 253) - Segmentasi Demografis Diidentifikasikan berdasarkan variabel-variabel seperti umur, family size, family life cycle, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, kewarganegaraan, dan kelas social. (Kottler & Keller, 2009, hal 255)

9 16 - Segmentasi Psikografis Psikografis adalah ilmu gabungan dari ilmu psikologi dan demografi untuk dapat memahami konsumen lebih baik lagi. Dalam segmen ini, konsumen dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan karaker individu, life style, dan nilai (value) dari masing-masing individu tersebut. (Kottler & Keller, 2009, hal 261) - Segmentasi berdasarkan tingkah laku (behavior) Diidentifikasikan berdasarkan tingkat pengetahuan, sikap dan/ atau respon terhadap produk yang ditawarkan. (Kottler & Keller, 2009, hal 263) Value Proposition Proposisi Nilai adalah alasan yang membuat para pelanggan beralih dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Setiap Proposisi Nilai merupakan kesatuan kesatuan, atau gabungan, manfaat-manfaat yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggan. Nilai ini dapat berupa kuantitatif (seperti harga, kecepatan pelayanan) atau kualitatif (seperti desain dan pengalaman yang dirasakan oleh pelanggan). Berikut adalah elemen-elemen yang berkontribusi pada penciptaan nilai pelanggan: - SifatBaru, merupakan kelebihan baru yang belum pernah ada sebelumnya karena tidak adanya tawaran yang sejenis. - Kinerja,yaitu peningkatan pada performa produk atau servis.

10 17 - Penyesuaian, yaitupenyesuaian suatu produk atau jasa dengan kebutuhan spesifik dari seorang atau sekelompok pelanggan. - Desain, merupakan elemen yang penting namun cukup sulit untuk diukur. Sebuah produk terlihat menonjol karena desainnya yang superior. Pada umumnya berlaku di dunia fashion dan elektronik. - Merek/status, merupakan keungulan yang dapat ditawarkan oleh suatu produk/jasa, misalnya kepemilikan jam tangan rolex yang dianggap sebagai ukuran dari suatu status sosial. - Harga, harga yang lebih rendah dengan value yang tetap terjaga juga dapat menjadi kelebihan yang dapat ditawarkan oleh suatu perusahaan. - Pengurangan Biaya, membantu customer untuk dapat mengurangi biaya juga merupakan hal yang penting dalam meningkatkan nilai. - Pengurangan Risiko, pelanggan mengahargai pengurangan resiko yang muncul ketika mereka membeli suatu produk, seperti adanya garansi yang diberikan pada saat pembelian produk elektronik. - Kemampuandalammengakses, yaitu memberikankemudahan akses yang diberikan perusahaan terhadap market yang dituju. - Kegunaan/kenyamanan, menyediakan proses penggunaan dan kenyamanan dalam pemakaian produk merupakan nilai tambah bagi customer.(osterwalder & Pigneur, 2010, hal 22-23)

11 Channels Bagaimana suatu perusahaan mengkomunikasikan dan mencapai pelanggan yang dituju untuk dapat memberikan proposisi nilainya. Beberapa peran channels adalah sebagai pengingat bagi customer mengenai prosuk/jasa yang ditawarkan, membantu pelanggan memahami proposisi nilai yang ditawarkan, membantu pelanggan untuk dapat memiliki produk/jasa tertentu secara spesifik, mengantarkan proposisi nilai pada pelanggan, membantu menyediakan post-purchase support bagi pelanggan. (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal 26 27) Customer Relationship Sebuah perusahaan harus menjelaskan jenis hubungan yang ingin dibangunnya bersama segmen pelanggan. Hubungan antara perusahaan dengan pelanggan, biasanya dimotivasi oleh akuisisi pelanggan, mempertahankan pelanggan yang ada, dan meningkatkan penjualan. Hubungan pelanggan yang diterapkan dalam model bisnis suatu perusahaan sangat mempengaruhi pengalaman pelanggan secara keseluruhan.(osterwalder & Pigneur, 2010, hal 28) Revenue Stream Jika pelanggan adalah inti dari model bisnis, maka Arus Pendapatan adalah urat nadinya. Model bisnis melibatkan 2 jenis Arus Pendapatan:

12 19 - Pendapatan transaksi yang dihasilkan dari satu kali pembayaran. - Pendapatan berulang yang dihasilkan dari pembayaran berkelanjutan baik untuk memberikan Proposisi Nilai kepada pelanggan maupun menyediakan dukungan pelanggan pasca-pembelian. Yang termasuk dalam pendapatan suatu perusahaan bisa berupa pendapatan seperti: - Pendapatan dari penjualan produk. - Pendapatan dari penggunaan jasa. - Pendapatan dari biaya berlangganan, seperti biaya perbulan dari keanggotaan gym. - Pendapatan dari biaya peminjaman, seperti biaya penyewaan kendaraan. - Pendapatan dari perijinan, umumnya pada industri media dan teknologi. - Pendapatan dari biaya sebagai broker/penengah, seperti provider kartu kredit dan agen properti. - Pendapatan dari pemasangan iklan, biasanya merupakan pendapatan dari event organizer dan industry media. (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal 30 32)

13 Key Resources Merupakan asset yang dimiliki perusahaan untuk dapat menjalankan bisnisnya. Sumber daya utama dapat dimiliki, disewa oleh perusahaan, atau didapatkan dari mitra utama. Kategori dari sumber daya utama yaitu: - Fisik, merupakan asset secara fisik seperti bangunan, kendaraan, mesin, sistem, dan jaringan distribusi. - Intelektual, sumber intelektual seperti merk, pengetahuan, paten dan hak cipta, kemitraan, dan database pelanggan. - Manusia, sumber daya manusiajuga merupakan hal yang penting dalam business model, dan bisa menjadi sangat penting pada indutri tertentu seperti industri kreatif. - Finansial, merupakan asset secara finansial, seperti cash, pinjaman finasial. (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal 34 35) Key Activities Merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh perusahaan agar model bisnis dapat berjalan dengan baik. Kategori dari key activities adalah: - Produksi: aktifitas yang berhubungan dengan merancang, membuat, dan menghasilkan produk dengan jumlah dan kualitas tertentu. - Pemecahan masalah: menyediakan solusi bagi permasalahan yang ada, seperti jasa yang ditawarkan oleh badan konsultansi atau rumah sakit.

14 21 - Platform / jaringan: jaringan, platform matchmaking, software, bahkan merk dapat berfungsi sebagai platform. (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal 36 37) Key Partnership Hubungan antara pemasok dan mitrayang merupakan bagian dari berjalannya suatu bisnis.perusahaan menjalin kemitraan untuk mengoptimalisasi bisnisnya, mengurangi resiko, dan mendapatkan sumber daya tambahan. Empat tipe kemitraan: - Aliansi strategis antara non-pesaing - Kemitraan antarpesaing - Usaha patungan untuk menjalankan bisnis baru - Hubungan pembeli-pemasok untuk memastikan ketersediaan produk. (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal 38 39) Cost Structure Menjelaskan semua biaya yang timbul untuk menjalankan bisnis. Semua biaya dapat dengan mudah dikalkulasikan setelah mengetahui sumber daya utama, activitas utama, dan kemitraan utama dari bisnis yang bersangkutan. Dilihat dari struktur biaya, model bisnis dibagi menjadi dua:

15 22 - Cost-driven: fokus pada meminimalisasi pengeluaran - Value-driven: fokus pada pemberian value proposition pada customer Adapun karakter dari cost structure: - Fixed costs: pengeluaran tetap, seperti gaji karyawan dan sewa bangunan. - Variable costs: pengeluaran tidak tetap yang bergantung pada produksi barang/jasa. - Economies of scale: tingkat pengeluaran yang dapat dinikmati oleh suatu perusahaan, seperti perusahaan berskala besar yang dapat membeli bahan baku produk dalam jumlah besar dan mendapatkan potongan harga. - Economies of scope: keuntungan yang dinikmati perusahaan seperti pada perusahaan besar dengan aktivitas marketing yang sama dapat menyokong beberapa produk berbeda.(osterwalder & Pigneur, 2010, hal 40 41) 2.3 VALUE PROPOSITION & IDEA GENERATION Suatu perusahaan akan menciptakan suatu produk karena pada dasarnya produk yang telah ada di pasaran sudah tidak efisien dan tidak efektif lagi bagi konsumen. Perusahaan bisa memiliki kinerja yang unggul apabila dapat memberikan proposisi nilai yang lebih kepada konsumennya, dan generation idea memiliki fungsi sebagai jantung untuk memproses

16 23 pengembangan produk baru tersebut dengan memperhatikan nilai-nilai yang perlu ditambahkan ke dalamnya. Beberapa hal yang diperlukan dalam menciptakan idea generation adalah sebagai berikut: 1. Dimulai dari mencari masalah atau persoalan untuk diselesaikan. Sadar atau tidak, dunia ini penuh dengan masalah yang harus diselesaikan, tapi yang perlu diperhatikan bahwa banyak orang yang disesatkan ketika memecahkan masalah, orang dapat dengan mudah memberikan jawaban yang salah karena mereka tidak pernah bertanya tentang hal-hal yang mereka pikir mereka sudah mengerti dengan jelas. Ketika berhadapan dengan masalah desain atau masalah sistem perbaikan, perusahaan harus menghindari 'stereotip', karena hal ini akan mempengaruhi kualitas suatu ide dalam pengembangan produk baru. 2. Suatu idea generation membutuhkan masukan dari pengetahuan konsumen. Suatu masalah muncul ketika konsumen tidak lagi puas dengan produk yang telah ada sebelumnya. Maslah muncul bisa saja karena ada halhal dari kebutuhan konsumen yang tidak sesuai dengan apa yang ditawarkan oleh produk tersebut. Untuk mengetahui secara pasti tentang hal ini, perusahaan harus mengetahui langsung dari konsumen bagaimana pengalaman merka dengan prosuk yang sudah ada

17 24 sebelumnya, dan bagaimana mereka akan menanggapi produk baru yang akan ditawarkan kepada mereka. 3. Suatu idea generation membutuhkan pemahaman akan proposisi nilai konsumen. Dari sudut pandang perusahaan, nilai diciptakan melalui atribut tertentu dan fitur, menjadi produk atau jasa. Ini jenis nilai yang dikenal sebagai 'nilai tambah' di sebagian besar perusahaan. Nilai tambah berfokus pada kontribusi apa yang telah diberikan penjual terhadap produk baru yang ditawarkannya kepada konsumen. Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 23) suatu nilai diberikan kepada pelanggan harus dapat melayani kebutuhan segmen pelanggan yang spesifik. Di antara masalah yang dihadapi oleh pelanggan, manakah yang akan kita banti untuk diselesaikan, kebutuhan mereka yang mana yang akan kita penuhi, produk dan jasa apa yang bisa ditawarkan kepada mereka. Hal ini harus jelas, karena proposisi nilai adalah alasan yang membuat pelanggan dapat beralih dari suatu perusahaan ke perusahaan lain. 4. Kualitas suatu idea generation memerlukan kreativitas dan inovasi. Kreativitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai kemampuan untuk mencipta, daya cipta, perihal berkreasi, kekreatifan. Sedangkan inovasi diartikan sebagai pemasukan atau pengenalan hal-

18 25 hal yg baru, pembaharuan, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat). Kreatifitas bukan hanya dibutuhkan untuk inovasi yang sifatnya breakthrough saja, tetapi juga perbaikan yang berkesinambungan. Dalam situasi pasar yang kompetitif, inovasi mendapat kedudukan yang terhormat. Agar dapat bertahan dan menang, perusahaan mengandalkan inovasi, yang dapat berupa inovasi produk, inovasi layanan, inovasi system dan berbagai inovasi lainnya. Terkadang inovasi memang membutuhkan teknologi yang tinggi, dan dibutuhkan orang yang pintar agar dapat menelurkan produk-produk inovatif. (

BAB II BUSINESS CANVAS

BAB II BUSINESS CANVAS BAB II BUSINESS CANVAS Osterwalder & Pigneur (2010) menjabarkan dalam bukunya Business Model Generation mengenai bagaimana suatu bisnis dapat berjalan dengan baik dan mampu memberikan value kepada konsumen.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Salon Istilah salon diadaptasi dari bahasa Inggris yang bermakna ruangan atau ruang besar. Terdapat pula pengertian lain berdasar kamus saku Oxford Learner's Pocket Dictionary,

Lebih terperinci

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2)

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Oleh Sapri Pamulu, Ph.D. Manager SMO PT Wiratman Menurut Kaplan & Norton (2012) dalam dunia bisnis sekarang yang keberhasilannya sangat ditentukan oleh sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Lima Kekuatan Porter Analisis kompetitif dengan menggunakan model lima kekuatan porter adalah pendekatan yang dipakai untuk mengembangkan strategi dibanyak perusahaan (David, 2011,

Lebih terperinci

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BUSINESS MODEL CANVAS Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas Apa itu business model canvas [BMC]??? BMC adalah model bisnis yang memaparkan 9 elemen bisnis secara singkat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 BUSINESS MODEL CANVAS Bisnis model menjelaskan mengenai dasar pemikiran bagaimana sebuah bisnis diciptakan, diberikan, dan ditangkap nilainya (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Value Chain Value chain menurut Porter adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi cara menciptakan customer value lebih bagi pelanggan. Dijelaskan bahwa setiap

Lebih terperinci

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA Komang Anom Budi Utama, SKom komang_anom@staff.gunadarma.ac.id Business Model Canvas Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation menciptakan sebuah framework

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS BAB III BUSINESS MODEL CANVAS Gambar 3.1: Business Model Canvas dari Lalita 58 59 3.1 SEGMENTASI PELANGGAN (CUSTOMER SEGMENTS) Blok bangunan segmen pelanggan menggambarkan sekelompok orang atau organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Strategi Manajemen Pemasaran. bersaing (Wheelen dan Hunger, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Strategi Manajemen Pemasaran. bersaing (Wheelen dan Hunger, 2012). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Manajemen Pemasaran 2.1.1 Strategi Strategi perusahaan merupakan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi

Lebih terperinci

BUSINESS MODEL CANVAS

BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL CANVAS Coach Ferdy D. Savio Surabaya, 11 Mei 2016 Apa Faktor yang paling Penting dari sebuah Bisnis? Business Model Generation Alexander Osterwalder & Yves Pigneur Apakah Anda memiliki SEMANGAT

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 E-Commerce E-Commerce lebih dari sekedar menjual dan membeli produk secara online. E-commerce meliputi seluruh proses dari pengembangan, pemasaran, penjualan, pengiriman, pelayanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode,

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri kreatif merupakan salah satu faktor yang menjadi penggerak perekonomian nasional. Industri kreatif Indonesia semakin berkembang dan diminati pasar global. Di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian 1.1.1 Sejarah Resto Rumah Soto Padang Resto Rumah Soto Padang merupakan sebuah restoran dengan menu khas soto yang berdiri pada 20 November 2013 di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Sejak kemunculan model bisnis e-commerce, maka para praktisi bisnis mengubah model bisnis lama menjadi model bisnis baru yang lebih sesuai. Bisnis model sendiripun menjadi sangat

Lebih terperinci

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL 3.1. Customer Segments KULTUR&CO menggunakan pendekatan niche market sebagai jenis konsumen dalam perancangan 9 building blocks yang mempunyai segmentasi dan spesialisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference/Convention, Exhibition). MICE

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference/Convention, Exhibition). MICE BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini industri kepariwisataan Indonesia berkembang semakin pesat terutama dalam sektor industri perhotelan dan sektor wisata konvensi, atau yang biasa disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat menjanjikan dalam meraih devisa negara. Salah satu komponen industri pariwisata yang besar peranannya

Lebih terperinci

MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP

MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP PEPEN AANDRIAN SYAH pepenaan@gmail.com Abstrak Business Model Canvas atau yang biasa disingkat dengan BMC mulai mendapatkan ketenaran di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Berdasarkan kajian World Economic Forum (WEF) lewat laporan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Berdasarkan kajian World Economic Forum (WEF) lewat laporan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan kajian World Economic Forum (WEF) lewat laporan Travel and Tourism Competitiveness Report 2015, lonjakan posisi daya saing Indonesia yang berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kebutuhan sandang. Kehidupan sehari hari manusia tidaklah pernah terlepas

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kebutuhan sandang. Kehidupan sehari hari manusia tidaklah pernah terlepas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alas kaki adalah kebutuhan primer dalam kehidupan manusia. Dari tiga kategori kebutuhan primer, sandang, pangan, papan. Alas kaki termasuk salah satu bentuk kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk mencapai juta jiwa (World Bank, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk mencapai juta jiwa (World Bank, 2015). BAB I PENDAHULUAN 1 A 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia adalah sebuah negara dengan pangsa pasar yang sangat besar dengan jumlah penduduk mencapai 254.5 juta jiwa (World Bank, 2015). Dengan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini merupakan upaya penulis dalam menggambarkan kanvas

BAB V PENUTUP. Penelitian ini merupakan upaya penulis dalam menggambarkan kanvas BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini merupakan upaya penulis dalam menggambarkan kanvas model bisnis AtelierAMH. Penelitian mendapatkan data untuk membuat kanvas model bisnis AtelierAMH dari wawancara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya

BAB I PENDAHULUAN. wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya dan dikenal dengan

Lebih terperinci

Modul Latihan Penyusunan Model Bisnis

Modul Latihan Penyusunan Model Bisnis + Modul Latihan Penyusunan Model Bisnis Jurusan Manajemen FEB UB Modul Penunjang Laboratorium Kewirausahaan Sri Palupi Prabandari SE., MM Radityo Putro Handrito SE., MM + Business Model dalam Laboratorium

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB 1 LATAR BELAKANG 1 BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 DEFINISI MASALAH Perkembangan iklim investasi dan ekonomi Indonesia yang semakin baik, berimbas pada meningkatnya kunjungan para wisatawan baik lokal maupun mancanegara, dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda BAB V KESIMPULAN V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda dalam membuat dan menjual produk dengan desain yang berbeda dari yang lainnya.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii. Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v

DAFTAR ISI. Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii. Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v DAFTAR ISI Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... xi Daftar Lampiran... xiii Intisari... xiv Abstract...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyusun strategi untuk menarik hati para pelanggan mereka (Budi, 2013: 1).

BAB I PENDAHULUAN. menyusun strategi untuk menarik hati para pelanggan mereka (Budi, 2013: 1). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan angka kunjungan wisatawan di Indonesia pada tahun 2013 juga meningkatkan nilai investasi di sektor pariwisata serta memberikan dampak positif terhadap

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS BAB III BUSINESS MODEL CANVAS Bab ini menjelaskan mengenai implementasi Business Model Canvas dalam Pooch Village. Business Model Canvas ini terdiri dari Customer Segments, Value Propositions, Channels,

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CREATION

BAB III BUSINESS MODEL CREATION 43 BAB III BUSINESS MODEL CREATION 3.1. COMPETITORS 9 BUILDING BLOCKS Kompetitor dari bisnis ini adalah kompetitor tidak langsung karena belum ada brand atau kompetitor yang menjual produk yang sama persis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet merupakan salah satu bentuk perkembangan dan kemajuan teknologi yang sangat berperan dalam kehidupan manusia terutama dalam menyebarkan berbagai informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di Indonesia khususnya dalam bidang perhotelan sedang mengalami kemajuan dari tahun ke tahun. Tingkat hunian kamar hotel berbintang

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS BAB III BUSINESS MODEL CANVAS 3.1 Customer Segments (Segmentasi Pelanggan) Jenis segmen pelanggan jaket LED ini terbagi menjadi dua yaitu: penyewa sepeda motor dan pembeli individual. Penyewa Sepeda Motor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PERTUMBUHAN INDUSTRI PENERBANGAN DI INDONESIA. Soekarno-Hatta yakni 17,49 juta orang. Berdasarkan data dari Kementerian

BAB I PENDAHULUAN PERTUMBUHAN INDUSTRI PENERBANGAN DI INDONESIA. Soekarno-Hatta yakni 17,49 juta orang. Berdasarkan data dari Kementerian BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 PERTUMBUHAN INDUSTRI PENERBANGAN DI INDONESIA Berdasarkan data dari BPS, jumlah penumpang domestik di Indonesia pada periode Januari-November 2015 mencapai 61,98

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta semakin banyak dan berkembang pesat guna menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta semakin banyak dan berkembang pesat guna menunjang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pembangunan hotel baik hotel melati maupun hotel berbintang di Yogyakarta semakin banyak dan berkembang pesat guna menunjang perkembangan industri pariwisata.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keamanan rumah. Namun, sebagai makhluk hidup, anjing memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. keamanan rumah. Namun, sebagai makhluk hidup, anjing memerlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anjing merupakan salah satu hewan peliharaan yang banyak diminati oleh masyarakat, baik anak-anak sampai orang dewasa. Sebagian orang memelihara anjing sebagai teman

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL

BAB III BUSINESS MODEL BAB III BUSINESS MODEL Business Model Canvas PT. The Ayam Kampoeng merupakan perusahaan distributor ayam kampung yang bergerak di bidang produksi, distribusi dan pengolahan ayam kampung pembangunan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang lebih dari 24 jam yang bertujuan untuk rekreasi, refreshing, atau keluar dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri fashion di Indonesia saat ini berkembang dengan sangat pesat. Kondisi tersebut sejalan dengan semakin berkembangnya kesadaran masyarakat akan fashion yang

Lebih terperinci

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1 a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 SKS : 3 SKS Review BMC Pertemuan - 1 a home base to excellence Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa dapat

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 10 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : SEGMENTATION TARGETING - POSITIONING Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Canvas Sebuah bisnis model menggambarkan pemikiran tentang bagaimana sebuah perusahaan menciptakan, mengirim, dan menangkap value. Menurut Osterwalder dan Pigneur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan suatu daerah terutama dengan adanya hubungan dengan otonomi daerah khususnya di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II IDEATION PROCESS

BAB II IDEATION PROCESS 6 BAB II IDEATION PROCESS Ideation Process memiliki beberapa tahapan. Berikut adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk menghasilkan model bisnis yang inovatif (Osterwalder &Pigneur, 2009): 2.1 Team

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung di Daerah Istimewa

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung di Daerah Istimewa BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1.1.1. Lingkungan Ekternal Meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung di Daerah Istimewa Yogyakarta baik wisatawan nusantara maupun mancanegara setiap tahunnya menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata termasuk ke dalam kelompok industri terbesar di dunia.

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata termasuk ke dalam kelompok industri terbesar di dunia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata termasuk ke dalam kelompok industri terbesar di dunia. Menurut Santoso (2002), sekitar delapan persen dari ekspor barang dan jasa pada umumnya berasal

Lebih terperinci

SISTEMATIKA BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) Dr. FX. Suharto, M. Kes

SISTEMATIKA BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) Dr. FX. Suharto, M. Kes SISTEMATIKA BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) Dr. FX. Suharto, M. Kes Hasil yg diharapkan Setiap Kelompok terdiri dari 5-6 orang Setiap Kelompok membuat 1 (satu) Rencana Bisnis Bidang usaha yang dipilih harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (21/8/2012). Hal ini tidak terkecuali pada perusahaan jasa, perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. (21/8/2012). Hal ini tidak terkecuali pada perusahaan jasa, perusahaan dituntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi seperti sekarang ini semakin marak dunia persaingan disegala bidang kehidupan. Terutama dalam dunia bisnis, perkembangan dunia bisnis

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang PT Angkasa Pura II merupakan perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak dalam layanan jasa kebandaraudaraan di Indonesia khususnya wilayah Indonesia bagian

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi ekonomi yang cukup kuat di Asia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih ketat antara sesama pengelola jasa akomodasi yang ada di Kota Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih ketat antara sesama pengelola jasa akomodasi yang ada di Kota Gorontalo BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya industri jasa perhotelan akan menimbulkan terjadinya persaingan yang lebih ketat antara sesama pengelola jasa akomodasi yang ada di Kota Gorontalo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bisnis serupa didirikan yang menawarkan produk barang dan/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika

BAB I PENDAHULUAN. tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dijelaskan secara garis besar tentang latar belakang pembuatan tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika penulisan tesis ini dilakukan.

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan*

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Januari 2015 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan* Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terkuat dan kaya akan tujuan wisata di seluruh wilayah

Lebih terperinci

Analisis Model Enterprise Architecture Pada Sebuah Stasiun Televisi

Analisis Model Enterprise Architecture Pada Sebuah Stasiun Televisi Analisis Model Enterprise Architecture Pada Sebuah Stasiun Televisi Alexander Setiawan 1, Adi Wibowo 2, Betrice Felita Florensia 3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri -

Lebih terperinci

BAB III DESAIN AKHIR

BAB III DESAIN AKHIR 62 BAB III DESAIN AKHIR 3.1. Kanvas Model Bisnis Gambar 3.1.1 Business Model Clip On 62 63 3.2. Nine Building Blocks 3.2.1. Customer Segments Sumber: McKinsey Consumer and Shopper Insights Indonesia Study,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan beberapa tahun terakhir. Hal ini bisa dilihat berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan beberapa tahun terakhir. Hal ini bisa dilihat berdasarkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis perhotelan dan pariwisata di Indonesia mengalami peningkatan beberapa tahun terakhir. Hal ini bisa dilihat berdasarkan meningkatnya jumlah kunjungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum Perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Umum Perusahaan Innovation & Design Center (IDeC) Telkom merupakan salah satu unit bisnis pendukung PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Jasa Pertemuan, Insentif, Konferensi dan Pameran (Meeting, Incentive,

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Jasa Pertemuan, Insentif, Konferensi dan Pameran (Meeting, Incentive, 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Kegiatan kepariwisataan yang saat ini dianggap sangat potensial adalah Usaha Jasa Pertemuan, Insentif, Konferensi dan Pameran (Meeting, Incentive, Convention,

Lebih terperinci

KONTRAK BELAJAR 14 KALI PERTEMUAN PENILAIAN : KEHADIRAN 10% UTS 30% TUGAS/DISKUSI 20% UAS 40%

KONTRAK BELAJAR 14 KALI PERTEMUAN PENILAIAN : KEHADIRAN 10% UTS 30% TUGAS/DISKUSI 20% UAS 40% MANAJEMEN PEMASARAN KONTRAK BELAJAR 14 KALI PERTEMUAN PENILAIAN : KEHADIRAN 10% UTS 30% TUGAS/DISKUSI 20% UAS 40% Materi Perkuliahan (1) BAGIAN 1 : MEMAHAMI MANAJEMEN PEMASARAN - Mendefinisikan Pemasaran

Lebih terperinci

SEGMENTASI PASAR, PENENTUAN PASAR SASARAN DAN POSISI PASAR PERTEMUAN 7 MANAJEMEN PEMASARAN MUHAMMAD WADUD

SEGMENTASI PASAR, PENENTUAN PASAR SASARAN DAN POSISI PASAR PERTEMUAN 7 MANAJEMEN PEMASARAN MUHAMMAD WADUD SEGMENTASI PASAR, PENENTUAN PASAR SASARAN DAN POSISI PASAR PERTEMUAN 7 MANAJEMEN PEMASARAN MUHAMMAD WADUD POKOK BAHASAN SEGMENTASI TARGETING POSITIONING 1. MENGIDENTIFIKASI DAN MEMILAH KELOMPOK PEMBELI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis rantai..., Muhammad Alfan Ihsanuddin, FE UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Analisis rantai..., Muhammad Alfan Ihsanuddin, FE UI, Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar industri teknologi informasi di Indonesia dalam dekade terakhir tumbuh dengan pesat seiring dengan cepatnya perkembangan di bidang teknologi dan tingginya permintaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perjalananan wisatawan dunia mencapai 1 miliar pada tahun 2012. Menurut Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka tersebut

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS EVENT ORGANIZER (EO)

PELUANG BISNIS EVENT ORGANIZER (EO) PELUANG BISNIS EVENT ORGANIZER (EO) Dwiky Darmawan Putra S1 TI 2L / 10.11.4399 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010 2011 ABSTRAK Persaingan bisnis dalam lingkup penyedia jasa seperti Event Organizer (EO) di era

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1. Metodologi penelitian. Business Canvassing. Ruang Lingkup Bisnis. Produk dan Layanan STP. Business Feasibility

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1. Metodologi penelitian. Business Canvassing. Ruang Lingkup Bisnis. Produk dan Layanan STP. Business Feasibility BAB III METODOLOGI 3.1 METODE PERENCANAAN BISNIS Untuk merencanakan konsep pengembangan model bisnis dari developer rumah container ini, kami menggunakan berbagai macam perencanaan dan sistem untuk menjaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. SDM yang baik atau SDA yang menguntungkan. Banyak sekali sektor pariwisata

BAB 1 PENDAHULUAN. SDM yang baik atau SDA yang menguntungkan. Banyak sekali sektor pariwisata BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan ekonomi di Indonesia sangat berkembang pesat. Banyak hal yang mempengaruhi perkembangan ekonomi di Indonesia. Salah satu hal yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan manusia yang selalu tidak puas itulah yang membuat sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan manusia yang selalu tidak puas itulah yang membuat sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangan dunia yang pesat sekarang ini. Banyak orang yang lebih menginginkan sesuatu yang lebih baik dan terus meningkat. Tidak banyak pula dari mereka yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggal, seperti ruang tidur, ruang makan, dan kamar mandi. Karena bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggal, seperti ruang tidur, ruang makan, dan kamar mandi. Karena bersifat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perancangan Hotel merupakan fasilitas akomodasi yang menyediakan sarana penginapan sekaligus pelayanan makanan dan minuman yang bersifat komersil. Secara umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. C I T Y H O T E L B I N T A N G 3 D I S E M A R A N G I m a n t a k a M u n c a r

BAB I PENDAHULUAN. C I T Y H O T E L B I N T A N G 3 D I S E M A R A N G I m a n t a k a M u n c a r BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel merupakan salah satu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, yang disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan berikut makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memadai bagi para wisatawan. Pertumbuhan pembangunan Hotel hotel baru di. fasilitas bisnis yang ditawarkan oleh hotel.

BAB I PENDAHULUAN. memadai bagi para wisatawan. Pertumbuhan pembangunan Hotel hotel baru di. fasilitas bisnis yang ditawarkan oleh hotel. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogyakarta adalah salah satu tujuan wisata di Indonesia selain Pulau Bali, wisatawan yang berkunjung di Yogyakarta sangat banyak dan juga memiliki kepentingan masing

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Business Model Canvas. Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi

BAB 2 DASAR TEORI Business Model Canvas. Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Business Model Canvas Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap sebuah nilai (Osterwalder & Pigneur, 2010). Pemahaman

Lebih terperinci

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan zaman diberbagai bidang, berdampak pada semakin kompleksnya kebutuhan akan barang dan jasa. Hal inilah yang mendorong tumbuhnya

Lebih terperinci

Minggu-4. Product Knowledge and Price Concepts. Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-4. Product Knowledge and Price Concepts. Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Product Knowledge and Price Concepts Minggu-4 Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 02270704014 ailili1955@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini industri pariwisata Indonesia mengalami perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini industri pariwisata Indonesia mengalami perkembangan 131 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada saat ini industri pariwisata Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dan menjadi sektor yang tidak pernah habisnya, karena selain merupakan penghasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Melalui komunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari dirumah, ditempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dalam perekonomian di Indonesia. UKM memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan di bidang furnitur mebel semakin banyak jumlahnya disetiap

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan di bidang furnitur mebel semakin banyak jumlahnya disetiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Perusahaan di bidang furnitur mebel semakin banyak jumlahnya disetiap daerah di Indonesia. Hal ini dapat dipahami mengingat semakin meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pendorong utama perekonomian dunia pada abad ke-21, dan menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pendorong utama perekonomian dunia pada abad ke-21, dan menjadi salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, sektor pariwisata merupakan industry terbesar dan terkuat dalam pembiayaan ekonomi global. Sektor pariwisata akan menjadi pendorong

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan ICRA Indonesia Rating Feature Desember 2012 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak daerah wisata dengan berbagai ragam jenis wisata. Dengan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II KERANGKA TEORETIS BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menyangkut masalah keputusan yang diambil seseorang dalam persaingannya dan penentuan untuk mendapatkan dan mempergunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Peneltian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Peneltian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peneltian Industri pariwisata sebagai bagian dari sektor ekonomi yang merupakan salah satu industri terbesar dan terpesat dalam pembangunanya di dunia. Sementara itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Webster s New World Dictionary (1991) dalam Udaya dkk (2013),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Webster s New World Dictionary (1991) dalam Udaya dkk (2013), 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi Menurut Webster s New World Dictionary (1991) dalam Udaya dkk (2013), strategi adalah (1) ilmu merencanakan serta mengarahkan kegiatan -kegiatan militer dalam skala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Indeks Beberapa Konsumsi Kelompok Barang/Jasa Triwulan III-2015 (BPS Jawa Barat, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Indeks Beberapa Konsumsi Kelompok Barang/Jasa Triwulan III-2015 (BPS Jawa Barat, 2015) BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada era modern seperti sekarang ini, pengaruh dari globalisasi berdampak pada sudut pandang masyarakat terhadap gaya berbusana. Masyarakat modern tidak lagi melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kini tengah bekerja keras dalam upaya meningkatkan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kini tengah bekerja keras dalam upaya meningkatkan jumlah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia kini tengah bekerja keras dalam upaya meningkatkan jumlah wisatawan yang datang. Pada tahun 2014, jumlah wisatawan yang masuk ke Indonesia sebanyak 9.435.411wisatawan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xiii INTISARI xv ABSTRACT xvi BAB I PENDAHULUAN.. 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian developer, yaitu : Perusahaan Pembangunan Perumahan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian developer, yaitu : Perusahaan Pembangunan Perumahan adalah 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Umum Tentang Developer Istilah developer berasal dari bahasa asing yang menurut kamus bahasa inggris artinya adalah pembangun/pengembang. Sementara itu menurut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2,

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2, Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi perpindahan barang dan orang terbesar di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya, dengan pariwisata juga kita bisa reffresing untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya, dengan pariwisata juga kita bisa reffresing untuk mendapatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata adalah perjalanan keliling dari suatu tempat ketempat lain, Berwisata merupakan suatu cara pemenuhan kebutuhan manusia untuk rekreasi dan liburan.

Lebih terperinci

BAB II GEOGRAFI PERMINTAAN PARIWISATA

BAB II GEOGRAFI PERMINTAAN PARIWISATA BAB II GEOGRAFI PERMINTAAN PARIWISATA Tujuan Obyektif: 1. Menjelaskan bermacam-macam tipe permintaan. 2. Menjelaskan pengaruh perkembangan ekonomi, factor populasi, dan kebijakan pemerintah terhadap permintaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Analisis Pasar dan Industri II.1.1. SWOT Analysis Ialah salah satu alat analisis untuk mengevaluasi kondisi internal dan eksternal berdasarkan kekuatan (strengths), kelemahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri properti di Indonesia walaupun mengalami guncangan pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Industri properti di Indonesia walaupun mengalami guncangan pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri properti di Indonesia walaupun mengalami guncangan pada tahun 2015, tahun 2016 ini diproyeksikan bisa bertumbuh sekitar 6-7%. Menurut Eddy (2016), perwakilan

Lebih terperinci

ANALISIS DESKRIPTIF SEGMENTASI PASAR. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

ANALISIS DESKRIPTIF SEGMENTASI PASAR. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. ANALISIS DESKRIPTIF SEGMENTASI PASAR Pasar bisa dibagi-bagi ke dalam kriteria-kriteria tertentu yang biasa disebut dengan segmen pasar. Menurut Bagyono (2003) segmen pasar adalah kelompok konsumen yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pemerintah daerah (Undang-Undang Kepariwisataan No.10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pemerintah daerah (Undang-Undang Kepariwisataan No.10 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN 2014-2029 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, Menimbang

Lebih terperinci

Pengaruh Lingkungan Terhadap Pemasaran

Pengaruh Lingkungan Terhadap Pemasaran Pengaruh Lingkungan Terhadap Pemasaran Oleh : Adelia Kumara Alvionita / 125020305111006 Dosen : Nanang Suryadi, SE., MM. Lingkungan organisasi secara umum dapat diartikan sebagai sesuatu yang tidak berhingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak awal tahun sembilan puluhan, banyak perusahaan yang melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak awal tahun sembilan puluhan, banyak perusahaan yang melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal tahun sembilan puluhan, banyak perusahaan yang melakukan reorganisasi atau reengineer perusahaan untuk meningkatkan produktivitas dan menjadi lebih kompetitif.

Lebih terperinci