BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori Informasi Menurut Considine, Parkes, Olesen, Blount & Speer (2012:103), Information is data or facts that are processed in a meaningful form. Jadi berdasarkan kutipan tersebut dapat diartikan bahwa informasi merupakan suatu fakta yang diproses menjadi suatu bentuk yang berarti. Menurut Dull, Gelinas & Wheeler (2012:17), Information is data presented in a form that is useful in a decision-making activity. Jadi berdasarkan kutipan tersebut dapat diartikan bahwa informasi merupakan suatu data yang dipresentasikan dalam bentuk yang berguna dalam aktivitas pembuat keputusan. Jadi dapat disimpulkan bahwa informasi adalah fakta ataupun data yang diproses menjadi suatu bentuk yang berguna dalam aktivitas pembuatan keputusan Sistem Menurut Considine, Parkes, Olesen, Blount & Speer (2012:10), System can be defined as something that takes inputs, applies a set of rules or processes to the inputs and generates outputs. Jadi berdasarkan kutipan tersebut dapat diartikan bahwa sistem dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang menerima input, menerapkan sebuah kumpulan aturan atau proses ke input dan menghasilkan output. Menurut Dull, Gelinas & Wheeler (2012:11), System is a set of interdependent elements that together accomplish specific objectives. Jadi berdasarkan kutipan tersebut dapat diartikan bahwa sistem merupakan kumpulan elemen yang saling bergantung yang bekerja sama mencapai suatu tujuan spesifik. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu kumpulan elemen yang menerima input dan menghasilkan output untuk mencapai suatu tujuan. 7

2 Sistem Informasi Menurut Dull, Gelinas & Wheeler (2012:12), Information system is a man-made system that generally consists of an integrated set of computerbased components and manual components established to collect, store, and manage data to provide output information to users. Jadi berdasarkan kutipan tersebut dapat diartikan bahwa sistem informasi merupakan suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri dari suatu kumpulan terintegrasi dari komponen berbasis computer dan komponen manual yang diterapkan untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengatur data untuk menyediakan informasi output kepada pengguna. Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2012:6), Information system is a collection of interrelated components that collect, process, store, and provide as output the information needed to complete a business task. Jadi berdasarkan kutipan tersebut dapat diartikan bahwa sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari kompenen yang saling berhubungan yang mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan output berbentuk informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu bisnis. Menurut Kamel, Lakhder, & Ammar (2012:230) sistem informasi dibagi menjadi tiga komponen yakni manusia yang dimana pengendali dan pengatur, kemudian material yang termasuk didalamnya mesin, media, program yang digunakan oleh manusia dalam memproses informasi dari akuisisi hingga pemecahan dan penggunaannya, dan terakhir prosedur yaitu bagaimana tugas dilakukan dan proses informasi dipisah dibagi dan dilakukan. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan suatu kumpulan yang saling berhubungan yang mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan informasi yang dibutuhkan kepada pengguna Business Model Menurut Osterwalder & Pigneur (2010:11), sebuah bisnis model dideskripsikan sebagai rasionalisasi dari bagaimana suatu organisasi membuat, menyampaikan, dan menangkap nilai atau value. Sebuah bisnis model dapat dideskripsikan dengan baik dengan menggunakan sembilan building block yang mampu memperlihatkan logika dari bagaimana suatu perusahaan menghasilkan uang.

3 Customer Segments Dalam Customer Segment Building Block didefinisikan grup orang atau organisasi yang berbeda dalam suatu perusahaan yang bertujuan untuk mencapai dan melayani konsumen. (Osterwalder & Pigneur 2010:21) Contoh segmen konsumen yakni: 1. Mass Market Model bisnis yang berfokus dalam pasar besar yang tidak membeda-bedakan antar segmen konsumen. 2. Niche Market Model bisnis yang mentargetkan pasar unik yang melayani segmen konsumen yang spesifik dan terspesialisasi. 3. Segmented Model bisnis yang membagikan segmen pasar berdasarkan kebutuhan dan permasalahan yang sedikit perbedaan. 4. Diversified Model bisnis yang melayani dua segmen konsumen yang tidak berhubungan dan memiliki kebutuhan dan permasalahan yang sangat berbeda. 5. Multi-sided Platforms (or multi-sided markets) Model bisnis yang melayani dua atau lebih segmen konsumen yang saling bergantungan. Model bisnis yang membagikan segmen pasar berdasarkan sedikit perbedaan kebutuhan dan permasalahan Value Propositions Blok Value Propositions mendeskripsikan kumpulan dari produk dan jasa yang menghasilkan nilai untuk segmen konsumen spesifik. Value Proposition membuat value atau nilai bagi sebuah segmen konsumen melalui sebuah campuran unik dari elemen yang dibutuhkan segmen tersebut. (Osterwalder & Pigneur 2010:23) Elemen - elemen yang mampu berkontribusi pada proses pembuatan nilai bagi konsumen:

4 10 1. Newness Elemen yang mampu memenuhi kebutuhan baru dari konsumen yang sebelumnya tidak pernah dipersepsikan karena tidak adanya penawaran yang ada. 2. Performance Peningkatan performa produk atau jasa traditionalnya merupakannya cara yang umum dalam membuat value. 3. Customization Penyesuaian produk dan jasa pada kebutuhan spesifik dari konsumen secara individu ataupun segmen konsumen mampu membuat value tambahan. 4. "Getting the job done" Nilai dapat dibuat dengan hanya membantu konsumen dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. 5. Design Desain merupakan element yang sangat penting tetapi dapat sulit untuk diukur. Sebuah produk dapat menonjol karena desain yang lebih unggul. 6. Brand/Status Konsumen dapat melihat nilai tambah dari sekedar tindakan melihat ataupun menggunakan merek spesifik. 7. Price Menawarkan nilai yang sama tetapi dengan harga yang jauh lebih rendah merupakan cara yang umum untuk memenuhi segmen konsumen yang sensitif terhadap harga. 8. Cost Reduction Membantu konsumen mengurangi biaya merupakan suatu cara yang penting dalam membuat nilai. 9. Risk Reduction Nilai konsumen mengurangi resiko yang muncul setelah pembelian produk ataupun jasa.

5 Accessibility Membuat produk dan jasa tersedia bagi konsumen yang sebelumnya tidak dapat menggunakan produk dan jasa tersebut meruapkan suatu cara untuk membuat nilai. 11. Convenience/Usability Membuat produk dan jasa menjadi lebih nyaman atau mudah digunakan dapat membuat nilai yang besar Channels Blok Channels mendeskripsikan bagaimana suatu perusahaan berkomunikasi dan mencapai segmen konsumennya untuk mengantar sebuah Value Proposition. (Osterwalder & Pigneur 2010:27) Gambar 2.1 Channel Phases (Osterwalder & Pigneur, 2010:27) Customer Relationships Blok Customer Relationships mendeskripsikan bagaimana suatu perusahaan berkomunikasi dan mencapai segmen konsumennya untuk mengantar sebuah Value Proposition. (Osterwalder & Pigneur 2010:29) Kategori dari Customer Relationship dapat dibagikan secara unik menjadi sebagai berikut: 1. Personal assistance

6 12 Hubungan ini didasarkan pada interaksi manusia. Konsumen dapat berkomunikasi dengan representatif konsumen nyata untuk mendapat bantuan selama proses penjualan atau setelah pembelian dilakukan. 2. Dedicated personal assistance Hubungan ini mengikut sertakan representatif konsumen yang berdedikasi kepada klien secara individu. 3. Self-service Tipe hubungan ini sebuah perusahaan tidak mengatur hubungan dengan konsumen secara langsung. 4. Automated services Hubungan ini mencapur bentuk pelayanan pelanggan self-service dengan proses terotomatisasi. 5. Communities Terus berkembang, perusahaan - perusahaan menfaatkan komunitas pengguna untuk lebih terlibat dengan konsumen atau prospek dan mengfasilitasi koneksi antara anggota komunitas. 6. Co-creation Banyak perusahaan melanjutkan hubungannya dengan konsumen bukan hanya sekedar hubungan tradisional saja untuk menciptakan nilai. Beberapa perusahaan mengikutsertakan konsumen untuk membantu dalam proses desain dan produk baru dan inovatif Revenue Streams Blok arus pemasukan merepresentasikan bagaimana sebuah perusahaan menghasilkan uang dari setiap segmen konsumen. (Osterwalder & Pigneur 2010:31) Ada beberapa cara dalam menghasilkan Revenue Streams: 1. Asset sale Salah satu cara yang paling dipahami dalam Revenue Stream, dimana didapat dari proses penjualan kepilikan dari produk fisik. 2. Usage fee

7 13 Arus keuntungan dihasilkan melalui penggunaan sebuah jasa tertentu. Dimana apabila jasa tersebut semakin banyak digunakan maka seorang konsumen harus membayar lebih banyak. 3. Subscription fees Arus keuntungan ini dihasilkan melalui penjualan akses yang terus menerus dari suatu layanan. 4. Lending/Renting/Leasing Arus keuntungan ini dibuat dengan secara temporir memberikan izin bagi seseorang untuk penggunaan aset tertentu pada periode tertentu untuk sejumlah biaya. 5. Licensing Arus keuntungan ini dihasilkan melalui pemberian izin bagi konsumen untuk penggunaan hak intelektual untuk biaya licensing. Banyak perusahaan melanjutkan hubungannya dengan konsumen bukan hanya sekedar hubungan tradisional saja untuk menciptakan nilai. Beberapa perusahaan mengikutsertakan konsumen untuk membantu dalam proses desain dan produk baru dan inovatif Key Resources Blok Key Resources mendeskripsikan aset paling penting yang diperlukan untuk untuk membuat suatu model bisnis berjalan. Sumber daya inilah yang memungkinkan sebuah perusahaan dapat dan menyampaikan Value Proposition, mencapai pasar, mempertahankan hubungan dengan segmen konsumen, dan mendapat keuntungan.. (Osterwalder & Pigneur 2010:35). Key Resources dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. Physical Kategori ini termasuk aset fisik seperti fasilitas manufaktur, bangunan, kendaraan, mesin, sistem, sistem point-of-sales,dan jaringan distribusi. 2. Intellectual Sumberdaya intelektual seperti merek, pengetahuan, paten dan copyright, partnership, dan database pelanggan terus berkembang

8 14 menjadi komponen yang penting dalam suatu model bisnis yang kuat.

9 15 3. Human Setiap perusahaan memerlukan sumberdaya manusia, tetapi setiap orang memiliki keunggulan pada model bisnis tertentu. 4. Financial Beberapa model bisnis memerlukan sumberdaya keuangan atau jaminan keuangan seperti kas, lines of credit, atau opsi sahama untuk mempekerjakan karyawan Key Activities Blok Key Activities mendeskripsikan hal paling penting apa yang harus dilakukan sebuah perusahaan untuk membuat model bisnisnya bekerja. (Osterwalder & Pigneur 2010:37). Key Activities dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. Production Aktivitas yang berhubungan dengan pendesainan, pembuatan, dan penyerahan sebuah produk dalam jumlah yang cukup besar dan/atau dengan kualitas yang lebih unggul. 2. Problem solving Tipe aktivitas kunci ini berhubungan dengan solusi baru terhadap permasalahan invidu konsumen. 3. Platform/Network Model bisnis dirancang dengan dasar Key Resource didominasi oleh Key Activities yang berhubungan dengan platform atau network Key Partnerships Blok Key Partnerships mendeskripsikan jaringan supplier dan partner yang membuat suatu bisnis model dapat bekerja. (Osterwalder & Pigneur 2010:39). Terdapat tiga motivasi dalam pembuatan partnership:

10 16 1. Optimization and economy of scale Bentuk paling dasar dari partnership atau hubungan pembelipenjual dirancang untuk mengoptimasi alokasi dari sumberdaya dan aktivitas. 2. Reduction of risk and uncertainty Partnership dapat membantu mengurangi resiko dalam sebuah lingkungan kompetitif yang dikarakterisasi dengan ketidakpastian. 3. Acquisition of particular resources and activities Sedikit sekali perusahaan yang memiliki semua sumberdaya atau melakukan semua aktivitas yang dideskripsikan oleh model bisnis mereka. Tipe aktivitas kunci ini berhubungan dengan solusi baru terhadap permasalahan invidu konsumen Cost Structure Blok Cost Structure mendeskripsikan semua biaya yang terjadi untuk mengoperasikan sebuah model bisnis. (Osterwalder & Pigneur 2010:41). Secara umum, biaya harus diminimalisir dalam setiap model bisnis, tetapi Cost Structure yang kecil dapat menjadi lebih penting bagi beberapa model bisnis daripada yang lain. Sehingga dapat berguna untuk membagi Cost Structure menjadi dua kelas secara luas yakni cost-driven dan value-driven. 1. Cost-driven Model bisnis cost-driven berfokus pada pengecilan biaya sebisa mungkin. Pendekatan ini mengarah pada pembuatan dan mempertahankan Cost Structure paling kecil. 2. Value-driven Model bisnis value-driven tidak begitu kuatir pada implikasi biaya pada perancangan model bisnis tertentu, tetapi berfokus pada pembuatan nilai.

11 Business Model Canvas Business Model Canvas merupakan tool yang mengaplikasikan kesembilan Building Block untuk membentuk suatu kanvas yang digunakan dalam perancangan dan pendiskusian elemen suatu model bisnis. (Osterwalder & Pigneur, 2010:43). Gambar 2.2 The Business Model Canvas (Osterwalder & Pigneur, 2010: 45) Crowdsourcing Crowdsourcing merepresentasikan tindakan sebuah perusahaan atau insitusi dalam mengambil suatu fungsi yang sebelumnya dilakukan oleh karyawan dan meng-outsource nya ke sebuah jaringan masyarakat dalam bentuk yang terbuka. Hal ini dapat dilakukan dalam bentuk secara bersama tetapi juga sering dilakukan oleh seorang individu. (Howe, 2006)

12 Net Present Value Menurut Drake & Fabozzi (2009: 199), net present value merupakan nilai saat ini dari semua arus kas yang diharapkan, kata "net" pada istilah tersebut mengindikasikan bahkan pada net present value memperhitungkan semua arus kas baik positif maupun negatif. Gambar 2.3 Rumus Perhitungan Net Present Value (Drake & Fabozzi, 2009: 199) Internal Rate of Return Menurut Drake & Fabozzi (2009: 205), internal rate of return merupakan rata - rata dari hasil yang didapat dari sebuah investasi per tahunnya, dengan mengasumsikan bahwa semua arus kas diinvestasi ulang dengan bunga tertentu. Gambar 2.4 Rumus Perhitungan Internal Rate of Return (Drake & Fabozzi, 2009: 205) Payback Period Williams, J. R., et al (2012) mengatakan bahwa payback period mereferensikan pada jumlah periode yang diperlukan untuk mendapatkan dana yang telah digunakan untuk investasi atau mencapai titik seimbang Slovin s Formula in Determining the Sample Size Altares et al. (2003) dalam formula Slovin, ukuran sample dinyatakan dalam n, total populasi dalam N dan ukuran kesalahan dalam e, untuk perhitungannyan ukuran sample didapat dari total populasi dibagi dengan dalam hasil dari dalamkurung satu ditambah dengan total populasi dikali dengan kuadrat dari ukuran

13 19 kesalahan. Dengan juga memperhatikan bahwa dengan jumlah ukuran sample yang besar maka estimasi yang didapat semakin mewakili total populas Gambar 2.5 Rumus Perhitungan Sample Menggunakan Slovin s Formula (Altares et al. (2003): 13) 2.2 Kerangka Pikir Systems Development Life Cycle Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2012:38), systems development life cycle merupakan seluruh proses pembangunan, peluncuran, penggunaan, dan pembaruan dari sebuah sistem informasi. SDLC Tradisional memiliki lima tahap atau fase dalam pengembangan sistem yang di ilustrasikan pada Gambar 2.3. Gambar 2.6 Traditional SDLC (Satzinger, Jackson & Burd, 2012:227) 1). Planning Fase dimana identifikasi dari cakupan sistem baru dilakukan, memastikan projek layak, dan merancang sebuah skedul, perencanaan sumber daya, dan anggaran untuk projek

14 20 2). Analysis Pemahaman dan dokumentasi secara detail atas kebutuhan bisnis dan pemrosesan kebutuhan dari sistem baru. 3). Design Fase perancangan dari sistem solusi yang berbasis pada kebutuhan yang telah ditentukan dan keputusan yang dibuat selama proses analisa. 4). Implementation Fase pembangunan, pengujian, dan instalasi dari sebuah sistem informasi yang dapat diandalkan dengan pengguna yang telah terlatih dan siap untuk mendapatkan keuntungan atas penggunana dari sistem. 5). Support Fase dimana sistem yang telah diimplementasi dijaga agar tetap berjalan dan produktif, baik pada saat awal implementasi ataupun setelah bertahun tahun masa hidup sistem Unified Process Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2012:61), Unified Process merupakan suatu metodologi pengembangan sistem berorientasi pada objek yang berasal dari tiga proponent dari Unified Modeling Language. Unified Process didefinisikan dengan empat fase life cycle yaitu: Tabel 2.1 Fase fase Unified Process Sumber: (Satzinger, Jackson & Burd,2012,p.61) UP Phase Objectives Inception Mendefinisikan cakupan dari projek dengan menentukan use cases. Tim projek juga menyelesaikan penelitian untuk menentukan seberapa besar sumber daya yang harus diinvestasikan pada projek. Elaboration Berfokus pada sistem, menentukan persyaratan, merancang solusi, dan mengimplementasi solusi. Estimasi akhir atas biaya dan keuntungan juga

15 21 Construction Transition diselesaikan pada akhir fase elaborasi. Proses pengembangan sistem terus dilanjutkan, termasuk perancangan sistem, implementasi, dan testing. Fase transisi mengarahkan sistem ke pengguna akhir, dan berfokus pada pelatihan pengguna akhir, instalasi, dan dukungan awal Agile Principles in Software Development Berdasarkan Dingsøyr (2012:1214) prinsipil mendasar dari pengembangan secara agile adalah dengan terus menyampaikan perangkat lunak yang bekerja kepada pengguna dengan interval waktu yang singkat. Inti dari praktek ini adalah tim mampu mengatur dirinya sendiri tidak hanya dapat bekerja sama tetapi juga bekerja dengan kecepatan yang menopang kreativitas dan produktivitas mereka Responsive Web Design Menurut Brett (2011:11) Responsive Web Design merupakan sebuah standar web baru yang memungkinkan para desainer untuk membuat satu website yang mampu mengadaptasikan tata letak dan kontennya pada berbagai perangkat digital yang digunakan pengguna Object-oriented Analysis and Design Object-oriented approach merupakan suatu pendekatan dalam pengembangan sistem yang melihat sebuah sistem informasi sebagai suatu kumpulan dari objek yang berinteraksi satu sama lain untuk menyelesaikan tugas. Sehingga analisa berorientasi objek melihat semua tipe objek yang melakukan pekerjaan dalam sistem dan memperlihatkan apa interaksi pengguna yang perlu dipenuhi untuk menyelesaikan suatu tugas. Sedangkan Perancangan berorientasi objek menentukan semua jenis objek yang dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan orang dan perangkat dalam sistem, menampilkan bagaimana objek berinteraksi dan meningkatkan definisi dari

16 22 setiap tipe objek sehingga dapat diimplementasi. (Satzinger, Jackson & Burd 2012:241). Gambar 2.7 Requireme nts diagrams for traditional and objectoriented models (Satzinger, Jackson & Burd, 2012:240)

17 Activity Diagram Activity Diagram merupakan suatu tipe diagram arus kerja yang mendeskripsikan bagaimana arus suatu aktivitas pengguna berjalan, siapa orang yang melakukan aktivitasnya, dan menampilkan arus aktivitas secara berurut urutan (Satzinger, Jackson & Burd 2012:57).

18 24 Gambar 2.8 Activity Diagram (Satzinger, Jackson & Burd, 2012:59)

19 Use Case Diagram Use Case Diagram merupakan suatu tipe diagram yang menunjukkan berbagai peran pengguna dan bagaimana peran tersebut digunakan dalam suatu sistem. (Satzinger, Jackson & Burd 2012:81). Gambar 2.9 Use Case Diagram (Satzinger, Jackson & Burd, 2012:82)

20 Use Case Description Use Case Description merupakan sebuah deskripsi yang mendaftarkan detil pemrosesan duntuk sebuah use case. Pada umumnya sebuah use case descriptions ditulis dalam tiga tingkat detil yang berbeda yakni brief description, intermediate description, dan fully developed description. (Satzinger, Jackson & Burd 2012:122). Gambar 2.10 Fully Developed Use Case Description (Satzinger, Jackson & Burd, 2012: 124)

21 System Sequence Diagram System Sequence Diagram merupakan sebuah diagram yang menunjukkan urutan dari pesan antara aktor eksternal dengan sistem selasa sebuah use case atau sebuah skenario. (Satzinger, Jackson & Burd 2012:127). Notasi dalam System Sequence Diagram pada umumnya terdiri dari Actor notasi yang merepresentasikan orang atau peran yang berinteraksi dengan sistem, Box notasi yang merepresentasikan seluruh sistem terotomatisasi, Lifeline merupakan ekstensi dari suatu objek baik aktor atau sistem, dan notasi Message yang merepresentasikan arus pesan masukan maupun nilai yang dikembalikan antar objek. Dalam perancangan menggunakan Sequence Diagram terdapat dua bentuk Sequence Diagram yakni First Cut Sequence Diagram dan Multilayer Sequence Diagram. First Cut Sequence Diagram berfokus pada ditingkat domain layer dan menggantikan seluruh objek internal dan pesan dalam sistem menjadi :System. sedangkan Multilayer Sequence Diagram memperluas perancangan pada First Cut Sequence Diagram dengan menambahkan data access layer dan view layer.

22 28 Gambar 2.11 Sample System Sequence Diagram (Satzinger, Jackson & Burd, 2012: 127) State Machine Diagram State Machine Diagram merupakan sebuah diagram yang menampilkan hidup dari sebuah objek dalam suatu state atau dalam suatu transisi. (Satzinger, Jackson & Burd 2012:132).

23 29 Gambar 2.12 Sample State Machine Diagram for a printer (Satzinger, Jackson & Burd, 2012: 134) Domain Model Class Diagram Domain Model Class Diagram merupakan sebuah diagram yang digunakan untuk menunjukkan kelas kelas dari objek dalam suatu sistem, menampilkan atribut dan asosiasi yang ada dalam kelas tersebut. (Satzinger, Jackson & Burd 2012, p.102). Gambar 2.13 Domain Model Class Diagram Example (Satzinger, Jackson & Burd, 2012: 103)

BAB II BUSINESS CANVAS

BAB II BUSINESS CANVAS BAB II BUSINESS CANVAS Osterwalder & Pigneur (2010) menjabarkan dalam bukunya Business Model Generation mengenai bagaimana suatu bisnis dapat berjalan dengan baik dan mampu memberikan value kepada konsumen.

Lebih terperinci

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BUSINESS MODEL CANVAS Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas Apa itu business model canvas [BMC]??? BMC adalah model bisnis yang memaparkan 9 elemen bisnis secara singkat

Lebih terperinci

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA Komang Anom Budi Utama, SKom komang_anom@staff.gunadarma.ac.id Business Model Canvas Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation menciptakan sebuah framework

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Lima Kekuatan Porter Analisis kompetitif dengan menggunakan model lima kekuatan porter adalah pendekatan yang dipakai untuk mengembangkan strategi dibanyak perusahaan (David, 2011,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan terus meningkatnya pertumbuhan dalam dunia bisnis, tentu wajar saja semakin banyak perusahaan yang juga meningkatkan persyaratan kerjanya demi menjamin kualitas

Lebih terperinci

BMC Summary and Simple Example for E2

BMC Summary and Simple Example for E2 BMC Summary and Simple Example for E2 BMC adalah hasil penelitian doktoral yang dibagikan bagi para start-up baik dalam bentuk buku maupun website TOOLS TO CREATE AND ANALYZE BUSINESS MODELS Why BMC

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 BUSINESS MODEL CANVAS Bisnis model menjelaskan mengenai dasar pemikiran bagaimana sebuah bisnis diciptakan, diberikan, dan ditangkap nilainya (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Value Chain Value chain menurut Porter adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi cara menciptakan customer value lebih bagi pelanggan. Dijelaskan bahwa setiap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Sistem Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah sekumpulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mobile Application 2.2 Rumah Sakit

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mobile Application 2.2 Rumah Sakit BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mobile Application Mobile application adalah proses dimana pengembangan aplikasi untuk perangkat genggam seperti telepon genggam atau PDA. Selama manufaktur aplikasi mobile sudah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 E-Commerce E-Commerce lebih dari sekedar menjual dan membeli produk secara online. E-commerce meliputi seluruh proses dari pengembangan, pemasaran, penjualan, pengiriman, pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi telah berkembang sangat pesat di Indonesia sejak tahun 2000. Hal ini membuat penduduk indonesia terbiasa dari penggunaan teknologi sehari-hari untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut (Connolly & Begg, 2005: 312), Sistem informasi adalah sumber daya yang memungkinkan pengumpulan, manajemen, kontrol,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 E-Marketplace E-marketplace merupakan bagian dari e-commerce. Menurut Brunn, Jensen, & Skovgaard (2002), e-marketplace adalah wadah komunitas bisnis interaktif secara elektronik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Salon Istilah salon diadaptasi dari bahasa Inggris yang bermakna ruangan atau ruang besar. Terdapat pula pengertian lain berdasar kamus saku Oxford Learner's Pocket Dictionary,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya teknologi tersebut maka semakin pesat pula kebutuhan

Lebih terperinci

2 BAB 2 LANDASAN TEORI

2 BAB 2 LANDASAN TEORI 2 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Pada era modern ini, penggunaan sistem informasi menjadi sebuah nilai strategik tersendiri bagi setiap perusahaan, dikarenakan bisa menentukan kesuksesan dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Canvas Sebuah bisnis model menggambarkan pemikiran tentang bagaimana sebuah perusahaan menciptakan, mengirim, dan menangkap value. Menurut Osterwalder dan Pigneur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran Risiko Proyek pada Perusahaan Teknologi Informasi di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran Risiko Proyek pada Perusahaan Teknologi Informasi di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran Teknologi informasi di era globalisasi ini dinilai sangat penting bagi proses bisnis pada suatu perusahaan dan sebagai alat pendukung operasional perusahaan.

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kantin Sekolah Kantin sekolah adalah sebuah ruangan atau bangunan yang menyediakan makanan dan minuman yang diperuntukkan bagi murid, karyawan, dan guru. Pada umumunya, selain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kecepatan dan ketepatan memegang peranan penting di dalam pengambilan keputusan perusahaan, hal ini membuat banyak perusahaan mulai memanfaatkan teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Business Model Canvas. Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi

BAB 2 DASAR TEORI Business Model Canvas. Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Business Model Canvas Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap sebuah nilai (Osterwalder & Pigneur, 2010). Pemahaman

Lebih terperinci

ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION

ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 358 ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION Feliciana Priyono Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

Meeting 3_ADS. System Development Life Cycle (SDLC)

Meeting 3_ADS. System Development Life Cycle (SDLC) Meeting 3_ADS System Development Life Cycle (SDLC) Capaian Pembelajaran Mampu menjelaskan tentang System Development Life Cycle (SDLC) khususnya tahap planning, analysis dan design Mampu memaparkan tentang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi 1.1.1 Pengertian Sistem Menurut Satzinger, et al (2012), sistem adalah kumpulan beberapa komponen yang saling terkait yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Teori Umum 2.1.1.1 Sistem A system is a group of two or more interrelated components or subsystems that serve a common purpose. (Hall, 2011 : 5) Menurut

Lebih terperinci

Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016):

Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016): Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016): Learning Outcomes week 12 dan 12a Team mampu mengembangkan desain blok key partnership dan key resources BMC dengan menggunakan feedback and

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Sejak kemunculan model bisnis e-commerce, maka para praktisi bisnis mengubah model bisnis lama menjadi model bisnis baru yang lebih sesuai. Bisnis model sendiripun menjadi sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dewasa ini, persaingan antar perusahaan semakin sengit. Konsumen juga semakin cerdas dalam memilih produk atau jasa yang mereka inginkan. Oleh karena itu, setiap

Lebih terperinci

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL 3.1. Customer Segments KULTUR&CO menggunakan pendekatan niche market sebagai jenis konsumen dalam perancangan 9 building blocks yang mempunyai segmentasi dan spesialisasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI E-COMMERCE BERBASIS WEBSITE PADA PT. KSN INDONESIA

PERANCANGAN APLIKASI E-COMMERCE BERBASIS WEBSITE PADA PT. KSN INDONESIA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi dalam dunia bisnis berjalan dengan sangat pesat diikutinya dengan penggunaan website sebagai sarana untuk melakukan bisnis secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi merupakan seperangkat elemen yang saling terhubung atau komponen yang mengumpulkan (input), memanipulasi (proses), menyimpan dan menyebarkan (output)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini peranan sistem informasi sangatlah penting bagi perusahaan untuk dapat menunjang setiap kegiatan operasionalnya dan membantu dalam proses pengambilan keputusan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, masyarakat tumbuh dan berkembang di era dimana masyarakat tidak pernah terlepas dari informasi serta memiliki ketergantungan akan teknologi.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xiii INTISARI xv ABSTRACT xvi BAB I PENDAHULUAN.. 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2)

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Oleh Sapri Pamulu, Ph.D. Manager SMO PT Wiratman Menurut Kaplan & Norton (2012) dalam dunia bisnis sekarang yang keberhasilannya sangat ditentukan oleh sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerapan teknologi informasi yang sangat pesat membawa dampak secara global dimana hampir semua perusahaan baik yang bergerak di bidang perdagangan ataupun di bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di dunia yang sangat pesat saat ini membawa pengaruh yang besar terhadap kinerja perusaahan di seluruh bidang bisnis baik dalam perusahaan dagang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dan perkembangan industri teknologi informasi dewasa ini telah meningkatkan tekanan terhadap perusahaan dan bisnis yang dijalankan untuk tetap dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan pembangunan yang semakin pesat saat ini, setiap perusahaan dituntut untuk mampu bersaing dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja perusahaan,

Lebih terperinci

PERANCANGAN BUSINESS MODEL CANVAS EUNIQE PICNICROLL

PERANCANGAN BUSINESS MODEL CANVAS EUNIQE PICNICROLL 286 PERANCANGAN BUSINESS MODEL CANVAS EUNIQE PICNICROLL Yeziel Arkhipus Wiciaputra Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini, teknologi informasi sudah tidak asing lagi di dunia bisnis. Perkembangan teknologi informasi dapat menyebabkan juga berkembangnya persaingan

Lebih terperinci

BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA

BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA Andreas Dwi Rahardjo Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: lenzcrew7@gmail.com

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen pada CV. Kusuma Agung Mandiri Palembang

Sistem Informasi Manajemen pada CV. Kusuma Agung Mandiri Palembang Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) 461 Sistem Informasi Manajemen pada CV. Kusuma Agung Mandiri Palembang Boby* 1, Marta Dilia Kosasih 2, Ervi Cofriyanti 3 1,2,3 STMIK

Lebih terperinci

DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK

DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN ANALISIS KEBUTUHAN Institut Teknologi Sumatera DEFINISI MODEL ANALISIS Menurut Ian Sommerville(2011) Model Analisis adalah suatu teknik untuk merepresentasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam pembuatan tugas akhir Sistem Informasi Administrasi Salon SN berbasis desktop ini dilakukan beberapa tinjauan sumber pustaka, dan berikut

Lebih terperinci

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1 a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 SKS : 3 SKS Review BMC Pertemuan - 1 a home base to excellence Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa dapat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda BAB V KESIMPULAN V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda dalam membuat dan menjual produk dengan desain yang berbeda dari yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman era globalisasi ini teknologi informasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini berdampak sangat besar pada proses bisnis dalam perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam membangun sebuah system informasi diperlukan suatu pemahaman mengenai system itu sendiri sehingga tujuan dari pembangunan system informasi dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan dan memanipulasi data dalam berbagai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT DAHLIA MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT DAHLIA MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS AGORA Vol. 3, No. 2 (2015) 588 PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT DAHLIA MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS Jeffrey Yosh Pradipta dan Dhyah Harjanti Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyawan merupakan sumber daya yang memiliki peranan sangat penting pada suatu perusahaan. Hal tersebut dikarenakan karyawan itulah yang nantinya akan memberdayakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Customer Service Customer service secara definisi dapat dijabarkan sebagai semua aktivitas yang dilakukan dengan pelanggan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini peran teknologi informasi sangat penting bagi proses bisnis pada suatu perusahaan. Adanya teknologi informasi pada perusahaan dapat mendukung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Sistem Setiap fungsi dalam perusahaan memiliki sistem yang berbeda beda, perbedaan tersebut disebabkan karena masing masing fungsi dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN AKHIR

BAB III DESAIN AKHIR 62 BAB III DESAIN AKHIR 3.1. Kanvas Model Bisnis Gambar 3.1.1 Business Model Clip On 62 63 3.2. Nine Building Blocks 3.2.1. Customer Segments Sumber: McKinsey Consumer and Shopper Insights Indonesia Study,

Lebih terperinci

RANGKUMAN BMC DALAM BAHASA INDONESIA

RANGKUMAN BMC DALAM BAHASA INDONESIA RANGKUMAN BMC DALAM BAHASA INDONESIA RANGKUMAN BMC DALAM BAHASA INDONESIA Sumber: Nuradhi, M. (2015), Kajian Business Model Canvas pada Biro Konsultan Arsitektur dan Desain Interior Hadiprana, Tesis Magister

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu teknologi dan informasi pada era globalisasi ini, membuat persaingan bisnis semakin kompetitif terutama perusahaan yang bergerak pada sektor

Lebih terperinci

DESKRIPSI MODEL BISNIS PADA PT JOYO BEKTI INDAH MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

DESKRIPSI MODEL BISNIS PADA PT JOYO BEKTI INDAH MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS AGORA Vol. 4, No. 1, (2016) 591 DESKRIPSI MODEL BISNIS PADA PT JOYO BEKTI INDAH MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS Kevin Rudy Tulus Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era milenium, perkembangan teknologi telah berkembang pesat dimana hal tersebut memberi dampak besar bagi berbagai aspek termasuk salah satunya dalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dalam perekonomian di Indonesia. UKM memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Distribusi Distribusi dari barang mengacu pada hubungan yang ada diantara titik produksi dan pelanggan akhir, yang sering terdiri dari beberapa jenis inventory yang harus dikelola.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekonomi Indonesia saat ini sedang mengalami transfomasi yang cukup mendasar. Transformasi tersebut salah satunya dipicu oleh isu rencana sistem pasar bebas yang akan

Lebih terperinci

Road to PMW UB. Nadiyah Hirfiyana Rosita, MM.

Road to PMW UB. Nadiyah Hirfiyana Rosita, MM. Road to PMW UB Nadiyah Hirfiyana Rosita, MM. Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) penyusunan rencana pengembangan bisnis pendampingan @NadiyahRosita Jenis Usaha harus berbasis pada ilmu pengetahuan yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Analisis Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012:5) analisis adalah kegiatan yang memungkinkan seseorang untuk memahami dan menentukan apa yang harus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, setiap pelaku bisnis pasti membutuhkan sebuah alat yang dapat mendukung kegiatan operasional bisnisnya dalam menjalankan usaha.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah serangkaian komponen yang saling terkait, dengan batasan yang didefinisikan dengan jelas, bekerja bersama sama untuk mencapai seperangkat tujuan dengan cara

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA TEORI

BAB 2 KERANGKA TEORI BAB 2 KERANGKA TEORI 2.1 Model Bisnis Menurut Alexander Osterwalder & Yves Pigneur, sebuah model bisnis menggambarkan dasar pemikiran bagaimana suatu perusahaan atau organisasi menicptakan, memberikan

Lebih terperinci

MODUL 4 Unified Software Development Process (USDP)

MODUL 4 Unified Software Development Process (USDP) MODUL 4 Unified Software Development Process (USDP) Daftar Isi 4.1 Pengantar USDP... 2 4.2 Fase USDP... 2 4.2.1 Fase, Workflow dan Iterasi... 3 4.2.2 Perbedaan USDP dan Siklus Hidup Waterfall... 3 4.2.3

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi yang semakin pesat dewasa ini, Teknologi Informasi juga mendukung perkembangan Sistem Informasi sehingga mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasi Pada kondisi sekarang ini, hampir seluruh pekerjaan yang ada telah disusun secara sistem. Sistem adalah suatu hal yang menghubungkan suatu hal dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Sistem merupakan salah satu yang terpenting dalam sebuah perusahaan yang dapat membentuk kegiatan usaha untuk mencapai kemajuan dan target yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang CV Planet Production adalah salah satu perusahaan manufaktur di bidang industri garment yang telah berdiri sejak 16 Agustus 1996 di Bandung yang telah berperan aktif

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan pustaka yang digunakan dalam pemodelan Customer Relationship Management. Adapun teori yang akan dijelaskan antara lain adalah Customer

Lebih terperinci

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM UML UML (Unified Modeling Language) merupakan pengganti dari metode analisis berorientasi object dan design berorientasi object (OOA&D) yang dimunculkan sekitar akhir

Lebih terperinci

DEFINISI DAN PERKEMBANGAN ERP JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Definisi ERP Daniel O Leary : ERP system are computer based system designed to process an organization s transactions

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi mobile pada saat ini semakin pesat. Perkembangan teknologi tersebut tidak lepas dari perkembangan perangkat lunak dan perangkat keras yang ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, teknologi informasi serta persaingan yang kompetitif menjadi pilihan bagi perusahaan untuk mampu bertahan dan konsisten dalam

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International

Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International Sitti Nurbaya Ambo, S.Kom Universitas Gunadarma e-mail : baya_ambo@yahoo.com ABSTRAK Perusahaan membutuhkan adanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau dianggap yang dikumpulkan (Hasan, 2009, p16), tetapi banyak data yang

Lebih terperinci

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh Review Rekayasa Perangkat Lunak Nisa ul Hafidhoh nisa@dsn.dinus.ac.id Software Process Sekumpulan aktivitas, aksi dan tugas yang dilakukan untuk mengembangkan PL Aktivitas untuk mencapai tujuan umum (komunikasi

Lebih terperinci

METODE DAN TEKNIK PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

METODE DAN TEKNIK PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI METODE DAN TEKNIK PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC) SDLC adalah suatu proses logis dimana analis sistem, engineer, programmer, dan pengguna (end-users) membangun sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang kian pesat membuat peran teknologi menjadi hal yang penting bagi proses bisnis di suatu perusahaan. Teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia merupakan serangkaian proses untuk memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan kompensasi kepada karyawan dalam mengontrol aktivitas

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Sebuah perusahaan memerlukan sistem informasi yang membantu untuk mengelola dan menyimpan data. Hasil pembahasan laporan penelitian ini adalah cara merancang dan mengembangkan sebuah sistem yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ROULETTE 2.1.1 PENGERTIAN ROULETTE Berdasarkan kamus oxford, roulette adalah sebuah permainan judi dimana sebuah bola dijatuhkan ke roda yang berputar dengan ruang-ruang bernomor,

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Sistem II T02 Use Case

Analisis dan Perancangan Sistem II T02 Use Case Analisis dan Perancangan Sistem II T02 Use Case Disusun O L E H Elsita S.N 04.05.2569 Institut Sains & Teknologi Akprind Yogyakarta 2006/2007 Bagian-bagian utama dari UML adalah view, diagram, model element,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jasa Jasa (service) merupakan suatu atau serangkaian aktivitas yang tidak berwujud dan yang biasanya, tidak selalu, berhubungan dengan interaksi antara customer (pelanggan) dan

Lebih terperinci

Analisa Desain Berorientasi Objek. Model dan Pemodelan. Oleh : Rahmady Liyantanto. Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo 2011

Analisa Desain Berorientasi Objek. Model dan Pemodelan. Oleh : Rahmady Liyantanto. Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo 2011 Analisa Desain Berorientasi Objek Model dan Pemodelan Oleh : Rahmady Liyantanto Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo 2011 Topik Bahasan 1. Definisi Model dan Pemodelan 2. Beberapa jenis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penggunaan internet di Indonesia Sumber: InternetLiveStats (2015)

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penggunaan internet di Indonesia Sumber: InternetLiveStats (2015) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini teknologi berkembang dengan pesat. Setiap saat dikembangkan perangkat-perangkat baru untuk mendukung kemudahan hidup manusia. Infrastruktur teknologi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p5), sistem adalah sekumpulan kegiatan kegiatan yang memungkinkan pengguna untuk mendefiniskan dan mendeskripsikan secara jelas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini bisnis perdagangan semakin meningkat, baik itu secara tradisional maupun secara online. Seiring dengan meningkatnya perdagangan maka perusahaan dituntut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini seiring kemajuan perkembangan ilmu teknologi dan informasi (IT) yang sangat pesat, terutama dalam hal pertukaran informasi. Informasi saat ini

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum. Koperasi Citra Telekomunikasi Institut Teknologi (IT) Telkom Bandung merupakan sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem Informasi di dunia saat ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan teknologi yang semakin meluas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan Sistem informasi akuntansi pada perusahaan pada era globalisasi saat ini dianggap penting, dikarenakan informasi yang digunakan oleh manajemen perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ekonomi Teknik Menggunakan formula matematika untuk menghitung time value of money atau nilai uang yang dipengaruhi oleh waktu dan untuk menyeimbangkan nilai revenues dan costs

Lebih terperinci