ANALISA KELELAHAN RANTAI JANGKAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA KELELAHAN RANTAI JANGKAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA"

Transkripsi

1 ANALISA KELELAHAN RANTAI JANGKAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Muhaad Hizrian Hutaa, Hartono Yudo, Muhaad Iqbal 1) 1) Progra Studi S1 Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Eail : HizrianHutaa@gail.co Abstrak Jangkar didesain untuk ebatasi gerak kapal pada saat waktu labuh di pelabuhan ataupun di laut lepas, agar kapal tetap pada kedudukannya eskipun endapatkan gaya dari luar (angin,arus,gelobang) aupun gaya dari dala (uatan) yang terjadi secara berulang ulang pada saat anchoring aupun saat proses loading-offloading uatan. Penelitian ini bertujuan untuk enganalisa kelelahan rantai yang enghubungkan antara jangkar dan kapal dengan 4 variasi beban lingkungan yang diakibatkan oleh heaving serta beban internal kapal dan beban hidrostatik sehingga didapatkan nilai fatigue life dari rantai tersebut dengan Finite Eleent Method (FEM). Analisa yang digunakan adalah analisa beban dinais yang erupakan beban aksial, beban inial, beban rata-rata dan beban aplitudo. Berdasarkan beban tersebut didapatkan stress aksial sebesar 681 Mpa, stress inial 89,9 Mpa, stress rata-rata 385 Mpa dan stress aplitudo sebesar 298 Mpa, yield strength aterial yang dipakai sebesar 760 Mpa. Dala proses analisa penelitian ini enggunakan software MSC Nastran Patran untuk endapatkan tegangan dari variasi beban dan MSC Fatigue untuk endapatkan siklus terpendek dari 4 variasi tegangan dinais tersebut, didapatkan hasil life cycle paling kritis sebanyak 7,24x10 3 cycle. Kata kunci : Rantai Jangkar, Heaving, Analisa Kelelahan, FEM, Fatigue Life Abstract Anchor is designed to constraint ship otion when anchoring at the harbor or sea, in order to keep ship still in the initial position althought the ship obtain external force fro environent as well as internal force fro the ship s load itself that happen repeatedly when anchoring or loadingoffloading process. This research s purpose focus to analyze chain fatigue that connecting the anchor with the ship with environental load that caused by heaving otion and internal load variation and hydrostatic load to get a result as a fatigue life of the chain with using finite eleent ethod (FEM). Analysis that used in this research is dynaic load that consist of axiu load, iniu load, interediate load and aplitude load. Based on the loads, the axiu stress is 681 Mpa, iniu stress is 89,9 Mpa, interediate stress is 385 Mpa, aplitude stress is 298 Mpa, yield strength of aterial that used is 760 Mpa. In the analysis process, this research using MSC Nastran Patran to obtain stress fro variation of loads and MSC Fatigue to obtain the shortest cycle fri 4 variation of stresses above, with result the ost critical life cycle are 7,24x10 3 life cycle.value of str Keywords : Anchor Chain, Heaving, Fatigue Analysis, FEM, Fatigue Life analysis of both these odeling. For 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang eiliki luas laut elebihi daratan. Kurang lebih terdapat pulau, yang letaknya secara geografis sangat strategis karena berada pada posisi silang, yakni diantara benua Asia dan Australia serta diantara Saudera Hindia dan Pasifik. Potensi laut di Indonesia dapat dianfaatkan secara optial untuk eningkatkan kesejahteraan bangsa.. Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 4, No. 3 Juli

2 Untuk engoptialkan potensi ariti Indonesia dibutuhkan arada kapal yang eiliki perfora dan safety yang upuni untuk enghadapi lautan dala berbagai kondisi. Naun sapai sekarang asih banyak arada kapal Indonesia yang kurang eentingkan safety dari kapalnya sendiri sehingga enibulkan kecelakaan yang berakibat kerugian yang lebih besar bagi peilik kapal. Berdasarkan statistik yang diiliki Ditjen Hubla terdapat 736 kecelakaan kapal yang terjadi pada perairan Indonesia pada tahun [8] Sebanyak 291 kasus disebabkan oleh faktor teknis seperti desain kapal yang tidak sesuai standarisasi aupun aintenance dari perangkat dari siste-siste di kapal yang tidak dijadwalkan dan diabaikan begitu saja selaa kapal asih bisa berjalan. Salah satu syste pendukung yang sering diabaikan tersebut adalah siste ooring yang eiliki koponen utaa jangkar beserta rantainya yang engakibatkan beberapa kecelakaan seperti putusnya rantai jangkar pada KT Toa pada april 2013 atau KT Ise 5 dan 6 pada juli 2013 sila dan enyebabkan kapal terbawa arus keudian terdapar. Salah satu kerusakan terhadap jangkar beserta rantainya sendiri disebabkan oleh setiap kali jangkar diturunkan aka jangkar tersebut akan terkena berbagai beban lingkungan dari lautan sehingga laa kelaaan akan terjadi fatigue atau kelelahan karena adanya beban dinaik yang terjadi secara berulang-ulang dala jangka waktu yang laa. Hal ini lah yang enjadi suatu alasan engapa analisa kelelahan rantai jangkar perlu dilakukan sehingga operabilitas dan keselaatan siste dapat tetap terjaga. Salah satu cara untuk elakukan analisa kelelahan pada rantai jangkar ini dengan enganalisa respon struktur untuk desain data lingkungan isalnya gelobang signifikan 10 tahun, kecepatan angin 10 tahun, dan arus 10 tahun. 1.2 Ruusan Masalah Dengan eperhatikan pokok perasalahan yang terdapat pada latar bealakang, aka dapat diabil beberapa ruusan asalah sebagai berikut. 1. Menghitung tegangan total yang diakibatkan oleh beban lingkungan aksial, inial, rata-rata dan aplitudo pada rantai jangkar. 2. Menghitung Fatigue life dari rantai yang digunakan. 1.3 Batasan Masalah Batasan asalah digunakan sebagai arahan serta acuan dala penulisan tugas akhir sehingga sesuai dengan perasalahan serta tujuan yang diharapkan. Adapun batasan perasalahan yang dibahas dala tugas akhir ini adalah: 1. Perhitungan tegangan didasarkan pada beban aksial, inial, rata-rata dan aplitudo yang terjadi pada rantai kapal. 2. Analisa dan pengolahan data enggunakan software Nastran dan software Patran. 3. Tidak dilakukan uji aterial rantai di laboratoriu. 4. Tidak encari nilai Strain Life dari rantai 5. Tegangan diasusikan bersifat uniaksial II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jangkar dan Perlengkapannya Jangkar (Anchor) erupakan bagian dari siste tabat kapal (ooring syste), terasuk Chain (rantai jangkar), Rope (tali), Chain locker (kotak rantai) dan windlass (esin penarik jangkar). Jangkar dan perlengkapannya adalah susunan yang kopleks dari bagian-bagian dan ekanisenya. Kegunaan jangkar ialah, untuk ebatasi gerak kapal pada waktu labuh di pelabuhan aupun laut lepas, agar kapal tetap pada kedudukannya, eskipun endapat tekanan oleh arus laut, angin, gelobang dan sebagainya.[5] Peilihan perlengkapan kapal seperti jangkar, rantai jangkar dan alat alat tabat lainnya tergantung dari angka penunjuk (equipent nuber) yang diatur oleh beberapa klasifikasi. [9] Menurut BKI 2014 Volue II Section 18 B.1 Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 4, No. 3 Juli

3 (1) Diana : D = Displaceent (Ton) B = Lebar Kapal (M) h = Free Board + Tinggi Superstructure A = Luas bidang lateral dari badan dan bangunan atas yang berada di atas garis air 2.2 Beban Lingkungan Beban lingkungan epengaruhi gerakan kapal saat beroperasi (Anchor let go aupun offloading), sehingga dari karakteristik gerakan kapal tersebut dapat enibulkan gaya yang terjadi pada rantai kapal. Secara uu beban lingkungan yang epengaruhi gerakan atau otion dari kapal yang selanjutnya enyebabkan adanya gaya pada rantai kapal adalah beban gelobang, angin, dan arus. 2.3 Seakeeping Seakeeping adalah gerakan yang dipengaruhi oleh gaya-gaya luar yang disebabkan oleh kondisi air laut. Faktor luar yaitu ikli yang tidak endukung dan engakibatkan gelobang besar. Dala eperoleh perlakuan dari gelobang kapal engalai dua jenis gerakan yaitu : 1. Gerakan Rotasi, gerakan ini erupakan gerakan putaran eliputi : - Rolling, - Pitching, - Yawing, 2. Gerakan Translasi (Linier), gerakan ini erupakan gerak lurus beraturan sesuai dengan subunya, eliputi : - Surging, - Swaying, - Heaving, 2.4 Response Aplitude Operator Respon gerakan kapal terhadap gelobang reguler dinyatakan dala RAO, diana RAO adalah rasio antara aplitudo gerakan kapal baik translasi aupun rotasi terhadap aplitudo gelobang pada frekuensi tertentu[6]. Respon gerakan RAO untuk gerakan translasi : RAO = (/) (2) Untuk endapatkan respon gerakan kapal terhadap gelobang acak dapat digabarkan dengan spektru respon. Persaaan spektru respon adalah : S ζr (ω) = RAO 2 x S ζ (ω) (3) 2.5 Spektru Gelobang Spektru gelobang yang digunakan dala penelitian ini adalah Bretschneider atau ITTC dengan dua paraeter yaitu tinggi gelobang signifikan (H s ) dan periode rata-rata (T av ), dengan persaaan : S ITTCζ (ω) = (4) Diana : ω = frekuensi gelobang (rad/det) A = B = Spektru gelobang yang dihasilkan sangat bergantung pada nilai frekuensi gelobang. Akibat adanya pengaruh kecepatan kapal dan sudut datang gelobang, aka frekuensi gelobang insiden (ω w ) akan berubah enjadi frekuensi gelobang papasan (ω e ), gelobang tersebut yang digunakan untuk enghitung gelobang papasan (S e ). Dengan persaaan : ω e = ω (1- ) (5) diana : ω e = Frek. Gelobang papasan (rad/det) ω w = Frek. Gelobang (rad/det) V = kecepatan kapal (/s) g = Percepatan gravitasi (9.81 /s 2 ) 2.6 Root Mean Square RMS erupakan luasan kurva di bawah kurva spectru respon yang dinyatakan dala 0, dengan persaaan : Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 4, No. 3 Juli

4 0 = (6) jika nilai RMS dari asing-asing aplitude gerakan (ζ) dinyatakan dala aka dinyatakan dala persaaan : (ζ) av = (7) Keudian untuk endapatkan aplitude signifikan atau atau disebut dengan rata-rata dari 1/3 aplitude tertinggi dinyatakan denga persaaan : (ζ) s = 2 (8) 2.7 Teori Elastisitas Menurut Szilard (1989), Teori Elastisitas erupakan cabang dari fisika ateatis yang engkaji hubungan gaya, perpindahan, tegangan, regangan, dan beda elastis. Bila suatu pejal di bebani gaya dari luar, benda tersebut akan berubah bentuk / berdeforasi, sehingga tibul tegangan dan regangan dala. Perubahan bentuk ini tergantung pada konfigurasi geoetris benda tersebut dan ekanis bahannya. Teori Elastisitas enganggap bahan bersifat hoogen dan Isotropik, dengan deikian sifat ekanis bahan saa dala segala arah Tegangan Menurut Popov (1984), pada uunya tegangan adalah gaya dala yang bekerja pada luasan yang kecil tak hingga pada sebuah potongan dan terdiri dari beraca-aca besaran dan arah. Suatu tegangan tertentu yang dianggap benar-benar bertitik tangkap pada sebuah titik, secara ateatis didefinisikan sebagai : (9) Diana F adalah gaya dan A adalah luas penapang. [7] Regangan Menurut Popov (1984), perpanjangan per satuan luas disebut regangan (strain). Ia adalah besaran yang tidak berdiensi, tetapi lebih baik kita eberinya eiliki diensi eter per eter atau /. Kadang-kadang regangan diberikan dala bentuk persen. Secara ateatis dapat didefinisikan sebagai : (10) diana adalah panjang total dan L adalah panjang awal Fatigue Fatigue adalah salah satu jenis kerusakan/kegagalan yang diakibatkan oleh beban dinais yang terjadi secara berulangulang. Ada 3 fase didala kerusakan akibat fatigue yaitu ; perulaan retak (crack initiation), perabatan retak (crack propagation) dan patah static (fracture).[2] Forasi dipicu oleh inti retak yang dapat berawal dari lokasi yang paling leah keudian terjadi pebebanan bolak balik yang enyebabkan plastisitas lokal sehingga terjadi perabatan retak hingga encapai ukuran retak kritis dan akhirnya gagal. Kerusakan jenis ini paling banyak terjadi didunia teknik yaitu kirakira 90% dari seua kerusakan/kegagalan yang sering terjadi.[1] Tiga siklus uu yang dapat enunjukkan suatu siklus tegangan fatigue yaitu yang pertaa adalah fluktuasi tegangan terjadi ulai dari tegangan rata-rata nol dengan aplitude yang konstan. Yang kedua yaitu fluktuasi tegangan diulai diatas garis rata-rata nol dengan aplitude konstan. Dan yang ketiga fluktuasi tegangan yang acak/rando. Gabar 1. Tiga tipe uu pebebanan pada siklus fatigue σ ax : Tegangan aksiu dala siklus [N/2] siklus σ in : Tegangan iniu dala [N/2] σ : Tegangan rata-rata ( ) [N/2] Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 4, No. 3 Juli

5 σ : Tegangan rata-rata ( ) [N/2] Besarnya tegangan rata-rata yang bekerja akan enentukan terhadap besarnya tegangan aplitudo yang diijinkan untuk encapai suatu uur lelah tertentu. Bila tegangan rata-rata saa dengan 0 atau rasio tegangan saa dengan -1, aka besarnya tegangan aplitudo yang diijinkan adalah nilai batas lelahnya (Se). Dengan deikian jika tegangan rata-ratanya seakin besar aka tegangan aplitudonya harus diturunkan. Hal ini terlihat pada alternatif diagra Goodan. Tabel 1.Persaaan dan koordinat perpotongan pada kuadran ke-1 untuk Goodan dan kriteria kegagalan lainnya Kurva S-N Data fatigue biasanya disajikan dala kurva tegangan dan siklus, diana tegangan adalah S dan siklus adalah N. Julah siklus adalah siklus ulai dari pengintian retak saa di perabatan retak. Bila tegangan turun aka julah siklus untuk terjadi kegagalan enjadi naik, sedangkan bila tegangan naik aka julah siklus enjadi berkurang. Pada baja sebagai ferrous alloy, terdapat batas tegangan diana kegagalan fatigue tidak terjadi atau terjadi pada siklus yang aat panjang (infinite). Nilai batas tersebut terlihat sebagai suatu aiptotik yang enunjukkan nilai fatigue liit atau endurance liit. Endurance liit adalah tegangan diana tidak terjadinya kegagalan atau fracture didala range 10 7 cycles. Berbeda dengan aterial nonferrous seperti paduan aluiniu dan lainnya tidak eiliki fatigue liit. Untuk elihat perbedaaan antara kedua paduan tersebut dapat ditunjukkan pada Gabar.3. Dengan eahai karakteristik suatu konstruksi atau koponen esin yang engalai fatigue, aka suatu perencanaan atau desain perlu dipertibangkan dari aspek endurance liit suatu aterial.[4] Gabar 2. Kurva S N untuk baja dan aluuniu 2.8 Faktor Keaanan (Safety Factor) Faktor keaanan adalah faktor yang enunjukkan tingkat keapuan suatu bahan teknik dari beban luar, yaitu beban tekan aupun tarik. Gaya yang diperlukan agar terjadi tingkat optial bahan di dala enahan beban dari luar sapai akhirnya enjadi pecah disebut dengan beban ultiat (ultiate load). Faktor keaanan dapat diruuskan enjadi : FS (11) Ultiate III. METODOLOGI 3.1 Data Prier Data prier erupakan data terpenting yang dibutuhkan dala proses analisa tugas akhir ini Data ukuran utaa kapal perintis 500 GT Dirjen Perhubungan Laut. LOA (Length Overall) : LPP (Length Between Perpendicular) : B (Breadth) : H (Height) : 4.20 T (Draft) : 2.85 ijin Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 4, No. 3 Juli

6 knot Vs (Service Speed) : Data aksial dan inial kondisi beban lingkungan selaa 1 tahun terakhir di perairan lepas pantai barat Natuna dari Balanak Field Developent. [3] Kecepatan angin (ax) : 19,6 /s Kecepatan angin (in) : 13,3 /s Tinggi gelobang signifikan (ax): 2,9 Tinggi gelobang signifikan (in) : 2,9 Spectral puncak periode (ax) : 9,1 s Spectral puncak periode (in) : 5,4 s Puncak periode aksial : 7,5 s Puncak periode inial : 15,5 s Kecepatan arus (ax) : 0,7 /s Kecepatan arus (in) : 0,4 /s 3.2 Diagra Alir Metodologi penelitian adalah kerangka dasar dari tahapan penyelesaian tugas akhir. Metodologi tersebut encakup seua kegiatan yang akan dilaksanakan untuk eecahkan asalah atau elakukan proses analisa terhadap perasalahan tugas akhir ini. Tahapannya digabarkan dala flowchart berikut: Gabar 3. Diagra Alir Penelitian IV. PEMBAHASAN 4.1. Pebuatan Model Perodelan rantai dibuat berdasarkan perhitungan perlengkapan kapal yang diatur oleh BKI 2014 Volue II Section 18 B.1 dengan ruus sebagai berikut : diana : D = Displaceent (Ton) = 943,1 Ton (diabil dari Maxsurf) B = Lebar Kapal (M) = 10.4 h = Free Board + Tinggi Superstructure = 9,45 A = Luas bidang lateral dari badan dan bangunan atas yang berada di atas garis air = 694, Z = 362,19 dengan elihat table 18.2 pada BKI volue II section 18, aka didapat ukuran chain dengan diaeter 60, panjang 405, dan berat 27 kg. Perodelan dibuat enjadi satu odel dengan variasi beban lingkungan aksial, Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 4, No. 3 Juli

7 inial, rata-rata dan aplitudo sebagai beban dinais untuk elihat fatigue rantai. Gabar 4. Perodelan 2D rantai Gabar 5. Perodelan 3D rantai 4.2 Perhitungan Gaya Perhitungan besar gaya eksternal (gaya hidrostatik air laut dan gaya dari lingkungan) dan gaya internal (uatan dan konstruksi) diperlukan untuk enentukan pebebanan pada perodelan kapal yang telah dibuat Gaya Hidrostatik Air Laut Gaya Hidrostatik Maksial P = ρ g h F = P x WSA = assa jenis air laut (1025 kg/ 3 ) = percepatan gravitasi (9,8 /s 2 ) = sarat penuh (2,85 ) WSA = luasan perukaan kapal dibawah air WSA = 597,546 2 = 1025 x 9,8 x 2,85 = 28628,25 Pa F ax = 28628,25 x 597,546 = ,27 N Gaya Hidrostatik Minial P = ρ g h F = P x WSA = assa jenis air laut (1025 kg/ 3 ) = percepatan gravitasi (9,8 /s 2 ) = sarat kosong (1,33 ) WSA = luasan perukaan kapal dibawah air WSA = 400,28 2 = 1025 x 9,8 x 1,33 = 13359,85 Pa F in = 13359,85 x 400,28 = ,75 N Gaya Hidrostatik Rata-Rata F int =(F ax + F in )/2 =( , ,75)/2 = N Gaya Hidrostatik Aplitudo F var = (F ax - F in )/2 = ( , ,75)/2 = ,76 N Gaya Beban Lingkungan Gaya lingkungan yang dipakai adalah gaya dari beban gelobang pada saat terjadi heaving yang didapatkan dari hasil RAO dari Ansys AQWA V 14.0 per tinggi gelobang. Gabar 6. Grafik spectru response heave 1,0 M Gabar 7. Grafik spectru response Heave 2,9 M Dari grafik di atas didapatkan hasil aplitude significant sebesar (ζ) smaksial = = 20157,22 N (ζ) sminiu = = N (ζ) srata-rata = (Hs aksial + Hs inial)/2 = (20157,22 N ,288 N)/2 = 13216,254 N (ζ) saplitudo = (Hs aksial Hs inial)/2 = (20157,22 N ,288 N)/2 = 6940,96 N Beban Internal Internal Maksial Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 4, No. 3 Juli

8 = Displaceent x gravitasi = Displaceent (943,1 Ton) = percepatan gravitasi (9,8 /s 2 ) F ax = x 9,8 = N Internal Minial F = Massa LWT x gravitasi Lwt = LightWeight Tonnage (443,1 Ton) g = percepatan gravitasi (9,8/s 2 ) F in = x 9,8 = N Internal Rata-Rata F int = (Fax + Fin)/2 = ( )/2 = N Internal Aplitudo F var = (Fax - Fin)/2 = ( )/2 = N Gaya Berat Jangkar F = Massa Jangkar x gravitasi = 3540 x 9,8 = N 4.3 Kondisi Pebebanan Kondisi pebebanan yang akan dilakukan penulis berjulah epat yakni kondisi beban aksiu, iniu, rata-rata dan aplitudo dari asing-asing gaya yang sudah direncanakan. Gaya hidrostatik aksial : ,27 N Gaya hidrostatik inial : ,758 N Gaya hidrostatik rata-rata: N Gaya hidrostatik aplitudo : ,76 N Gaya internal aksial : N Gaya internal inial : N Gaya internal rata-rata: N Gaya internal aplitudo: N Gaya Heaving aksial : 20157,22 N Gaya Heaving inial: N Gaya Heaving rata-rata: 13216,25 N Gaya Heaving aplitudo: 6940,96 N Gaya berat jangkar : N Gabar 8. Kondisi Pebebanan Gabar 9. Siklus Beban Hidrostatis Gabar 10. Siklus Beban Internal Gabar 11. Siklus Beban Akibat Heaving 4.4 Analisa Kekuatan Tahap ini dilakukan untuk enghitung nilai stress tertinggi pada aterial pada saat pebebanan dilakukan. Dengan dasar ruus : Pada setiap pebebanan akan dilakukan dua analisa yaitu analisa pada rantai jangkar Analisa Pada rantai dengan beban aksiu Gabar 12. Hasil Running beban aksial pada rantai Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 4, No. 3 Juli

9 4.4.2 Analisa Pada rantai dengan beban iniu Gabar 13. Hasil Running beban inial pada rantai Analisa Pada rantai dengan beban rata-rata Tegangan terbesar yang terjadi sebesar 6,81 x 10 8 Pa pada dan nilai deforasi aksial sebesar 0,00015 pada Tegangan aksial terjadi pada sabungan antara 2 rantai disebabkan karena gaya yang terjadi terpusat pada bagian tersebut. 4.5 Analisa Kelelahan Setelah dilakukan analisa kekuatan pada rantai dengan 4 variasi beban yaitu axiu, iniu, rata-rata, dan aplitudo aka didapatkan 4 load case yang dapat digunakan sebagai beban dinais pada analisa kelelahan. Gabar 14. Hasil Running beban rata-rata pada rantai Analisa Pada rantai dengan beban aplitudo Gabar 16. Load Case Tegangan yang Didapatkan dari 4 Variasi Beban Setelah tegangan siklus didapatkan keudian dicocokkan dengan S-N diagra dari aterial yang digunakan. Konsep tegangansiklus (S-N) erupakan pendekatan pertaa untuk eahai fenoena kelelahan loga. Konsep ini secara luas dipergunakan dala aplikasi perancangan aterial diana tegangan yang terjadi dala daerah elastik dan uur lelah cukup panjang. (tegangan dala daerah plastis dan uur lelah relatif pendek). Gabar 15. Hasil Running beban aplitudo pada rantai Tabel 2. Rekap Hasil Analisa Kondisi Beban Tegangan Max (Pa) Deforasi Max () Maksial 6,81 x ,00015 Minial 8,99 x , Rata-Rata 3,85 x , Aplitudo 2,98 x , Gabar 17. Diagra S-N Hasil Analisa MSC Patran Setelah itu barulah dilakukan analisa dengan enggunakan MSC Fatigue dengan 4 variasi pebebanan. Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 4, No. 3 Juli

10 perhitungan ekanika teknik agar tidak terjadi kesalahan pada saat perodelan. Untuk validasinya sendiri enggunakan perhitungan defleksi balok dengan ruus sebagai berikut : Gabar 18. Hasil Running Msc Fatigue dengan 4 kondisi pebebanan Life Cycle terbesar yang terjadi sebesar 1 x cycle pada dan Life Cycle terkecil yang terjadi sebesar 7,24 x 10 3 cycle pada 4.6 Perhitungan Safety Factor dan Tegangan Izin Faktor keaanan adalah faktor yang enunjukkan tingkat keapuan suatu bahan teknik terhadap beban luar, yaitu beban tekan aupun tarik. Gaya yang diperlukan agar terjadi tingkat optial bahan dala enahan beban dari luar sapai akhirnya enjadi pecah disebut dengan beban ultiate (ultiate load). Sebelu encari safety factor, dicari terlebih dahulu nilai tegangan izin sesuai kekuatan luluh (yield strength) dari aterial yang digunakan. Pada perodelan chain pada penelitian ini enggunakan aterial R4s+ steel dengan nilai yield strength sebesar 7,6 x 10 8 Pa. Perhitungan safety factor disesuaikan dengan kriteria bahan, yaitu R4s+ Steel : Tabel 3. Perhitungan Safety Factor Menurut Tegangan Izin diana : = defleksi () P = gaya (N) L = panjang benda () E = odulus elastisitas bahan (Pa) I = oen inertia benda = oen inertia silinder pejal = Validasi untuk rantai diana : P = gaya (1000 N) L = panjang benda (0,405 ) E = odulus elastisitas bahan (2,1 x Pa) M= assa rantai (27 kg) R = radius rantai (0,03 ) I = oen inertia silinder pejal = 27 x (0,03) 2 / 2 = 0,01215 = 5,424 x Tabel 4. Perhitungan Safety Factor Menurut Goodan Gabar 19. Validasi rantai 4.7 Validasi Model Sebelu diaplikasikan pada kondisi yang sebenarnya, odel harus divalidasikan dengan Nilai defleksi benda yang dianalisa enggunakan software sebesar 5,424 x 10-10, sedangkan nilai defleksi benda yang dihitung enggunakan ruus defleksi balok sebesar 5,424 x Jadi selisih antara hasil software dengan perhitungan anual sebesar 1,01 %. Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 4, No. 3 Juli

11 V. Kesipulan dan Saran 5.1 Kesipulan Berdasarkan percobaan dan siulasi yang telah dilakukan aka dapat disipulkan sebagai berikut : 1. Dari analisa yang dilakukan pada odel rantai di atas didapatkan hasil tegangan Von Mises yang terbesar pada daerah antara sabungan rantai sebesar 6,81 x 10 8 Pa pada node 73 dala kondisi pebebanan aksial, Tegangan tersebut asih dibawah yield strength dari aterial yang digunakan sebesar 7,60 x 10 8 Pa, oleh karena itu dapat dikatakan rantai jangkar yang digunakan sebagai bagian dari siste tabat pada kapal perintis ini berada pada kondisi yang aan untuk digunakan. 2. Nilai tegangan Von Mises terkecil terjadi pada bagian tengah rantai sebesar 1,62 x 10 7 Pa pada kondisi pebebanan inial. 3. Fatigue Life terpendek sebanyak 7,24 x dan Fatigue Life terpanjang sebanyak 1,0 x Saran Hasil penelitian yang dilakukan penulis asih banyak yang dapat dilanjutkan. Sehingga saran penulis untuk penelitian lebih lanjut (future research) antara lain : 1. Penabahan julah kondisi sesuai pada lapangan akan enabah keakuratan dari analisa kelelahan pada suatu aterial. 2. Untuk ketelitian yang aksial dala analisa kelelahan rantai jangkar kapal perintis 500 DWT sebaiknya dilakukan sapel pengujian pada hotspot stress enggunakan alat uji. 3. Penabahan faktor korosi didala analisa sesuai dengan rules biro klasifikasi yang ada sehingga hasil yang didapatkan lebih akurat. Metode Eleen Hingga Diskrit Eleen Segitiga Plane Stress, Teknik Perkapalan, Universitas Diponegoro. [2] Caserio A., 2014, Nastran Ebedded Fatigue User s Guide, (MSC Software Corporation, USA) [3] FPSO Flexible Risers and Subsea Cables. Field Site Data and Metocean Design Basis. Balanak Field Developent. [4] Harsokoesoeo, Darawan. T. Mesin, F. Teknik Mesin dan Dirgantara, Institut Teknologi Bandung, Kriteria Patah Lelah Untuk Perancangan Eleen Mesin. Diktat Kuliah MS-515 Kriteria Patah Lelah Seester I. [5] Kusna I., 2008, Teknik Konstruksi Kapal Baja Jilid II, (Direktorat Pebinaan Sekolah Menengah Kejuruan) [6] M. Iqbal, G. Rindo, J. T. Perkapalan, F. Teknik, and U. Diponegoro, Optiasi bentuk deihull kapal kataaran untuk eningkatkan kualitas seakeeping, vol. 12, no. 1, pp , [7] Popov, E P Mekanika Teknik. Erlangga. Indonesia [8] Republik Indonesia, 2014, Tinjau Ulang Renstra Direktorat Jendral Perhubungan Laut , Jakarta:Sekretariat Negara [9] Volue II Rules For The Classification and Construction of Seegoing Steel Ships. Biro Klasifikasi Indonesia. Indonesia 6. Daftar Pustaka [1] Bastian, Jajang. ST Analisa Fatigue Kekuatan Stern Rap Door akibat Beban Dinais pada KM. Kirana I dengan Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 4, No. 3 Juli

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/naval JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Iliah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro ISSN 2338-0322 Optiasi Bentuk Haluan Kapal Ferry Untuk

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan

Lebih terperinci

Prediksi Umur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunami dengan Metode Spectral Fatigue Analysis

Prediksi Umur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunami dengan Metode Spectral Fatigue Analysis JURNAL TEKNIK ITS Vol., (Sept, ) ISSN: 3-97 G-59 Prediksi Uur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunai dengan Metode Spectral Fatigue Analysis Angga Yustiawan dan Ketut Suastika Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS BAB III METODE ANALISIS 3.1 Penyajian Laporan Dala penyajian bab ini dibuat kerangka agar eudahkan dala pengerjaan laporan. Berikut ini adalah diagra alir tersebut : Studi Pustaka Model-odel Eleen Struktur

Lebih terperinci

ANALISA KEKUATAN SPREAD MOORING PADA SISTEM TAMBAT FDPSO BERBENTUK SILINDER DI PERAIRAN LEPAS PANTAI BARAT NATUNA-INDONESIA MENGGUNAKAN FEM

ANALISA KEKUATAN SPREAD MOORING PADA SISTEM TAMBAT FDPSO BERBENTUK SILINDER DI PERAIRAN LEPAS PANTAI BARAT NATUNA-INDONESIA MENGGUNAKAN FEM ANALISA KEKUATAN SPREAD MOORING PADA SISTEM TAMBAT FDPSO BERBENTUK SILINDER DI PERAIRAN LEPAS PANTAI BARAT NATUNA-INDONESIA MENGGUNAKAN FEM Ahmad Fauzan 1), Hartono Yudo 1), Muhammad Iqbal 1) 1) Program

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PERFORMA HULLFORM LAMBUNG MONOHULL DAN MONOMARAN PADA KAPAL RO-RO 5000GT

PERBANDINGAN PERFORMA HULLFORM LAMBUNG MONOHULL DAN MONOMARAN PADA KAPAL RO-RO 5000GT PERBANDINGAN PERFORMA HULLFORM LAMBUNG MONOHULL DAN MONOMARAN PADA KAPAL RO-RO 5000GT Sahat Parulian Sagala, Ahad Fauzan Zakki, Sauel S1 Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, eail:

Lebih terperinci

Lampiran 1 - Prosedur pemodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol simpangan antar tingkat menggunakan program ETABS V9.04

Lampiran 1 - Prosedur pemodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol simpangan antar tingkat menggunakan program ETABS V9.04 50 Lapiran 1 - Prosedur peodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol sipangan antar tingkat enggunakan progra ETABS V9.04 Pada sub bab ini, analisis struktur akan dihitung serta ditunjukan dengan prosedur

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Copetititon Tingkat SMA 1. Ujian Eksperien berupa Naskah soal beserta lebar jawaban dan kertas grafik. 2. Waktu keseluruhan dala eksperien dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA TEORETIK

BAB III ANALISA TEORETIK BAB III ANALISA TEORETIK Pada bab ini, akan dibahas apakah ide awal layak untuk direalisasikan dengan enggunakan perhitungan dan analisa teoretik. Analisa ini diperlukan agar percobaan yang dilakukan keudian

Lebih terperinci

BAB 4 KAJI PARAMETRIK

BAB 4 KAJI PARAMETRIK Bab 4 Kaji Paraetrik BAB 4 Kaji paraetrik ini dilakukan untuk endapatkan suatu grafik yang dapat digunakan dala enentukan ukuran geoetri tabung bujursangkar yang dibutuhkan, sehingga didapatkan harga P

Lebih terperinci

Soal Latihan Mekanika I. (3-11 November 2011)

Soal Latihan Mekanika I. (3-11 November 2011) Soal Latihan (3-11 Noveber 2011) Kerjakan soal-soal berikut selaa 1 inggu untuk elatih keapuan Anda. Kerjakan 2-3 soal per hari. Sebelu engerjakan soal-soal tersebut, sebaiknya Anda engerjakan soalsoal

Lebih terperinci

Perhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude

Perhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude 9/0/0 Perhitungan Tahanan Kapal dengan etode Froude Froude enganggap bahwa tahanan suatu kapal atau odel dapat dipisahkan ke dala dua bagian: () tahanan gesek dan () tahanan sisa. Tahanan sisa ini disebabkan

Lebih terperinci

Laporan akhir fenomena dasar mesin BAB I PENDAHULUAN

Laporan akhir fenomena dasar mesin BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dala bidang konstruksi sifat aterial yang dapat terdefleksi erupakan suatu hal yantg sangat enakutkan karena bila saja hal tersebut terjadi aka struktur yang dibangun

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 4, No. 4 Oktober Yolanda Adhi Pratama 1), Hartono Yudo 1), Berlian Arswendo Adietya 1) 1)

Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 4, No. 4 Oktober Yolanda Adhi Pratama 1), Hartono Yudo 1), Berlian Arswendo Adietya 1) 1) ANALISA KEKUATAN STRUKTUR WINCH TERHADAP TENSION FORCE TALI WARP PADA KAPAL IKAN TRADISIONAL PP II 29 GT DI KABUPATEN BATANG DENGAN METODE ELEMEN HINGGA Yolanda Adhi Pratama 1), Hartono Yudo 1), Berlian

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN 43 MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : MATERI KULIAH: Mekanika klasik, Huku Newton I, Gaya, Siste Satuan Mekanika, Berat dan assa, Cara statik engukur gaya.. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL 6.1 MEKANIKA

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro ISSN 2338-322 Analisa Pengaruh Kedalaman, Arus, Serta

Lebih terperinci

Dinamika 3 TIM FISIKA FTP UB. Fisika-TEP FTP UB 10/16/2013. Contoh PUSAT MASSA. Titik pusat massa / centroid suatu benda ditentukan dengan rumus

Dinamika 3 TIM FISIKA FTP UB. Fisika-TEP FTP UB 10/16/2013. Contoh PUSAT MASSA. Titik pusat massa / centroid suatu benda ditentukan dengan rumus Fisika-TEP FTP UB /6/3 Dinaika 3 TIM FISIKA FTP UB PUSAT MASSA Titik pusat assa / centroid suatu benda ditentukan dengan ruus ~ x x ~ y y ~ z z Diana: x, y, z adalah koordinat titik pusat assa benda koposit.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rancangan Pintu Air dari Bahan Fiberglass

Lampiran 1. Rancangan Pintu Air dari Bahan Fiberglass LAMPIRAN 60 Lapiran 1. Ranangan Pintu Air dari Bahan Fiberglass 61 Lapiran 1. (lanjutan) 62 Lapiran 2. Ranangan Pintu Air dari Bahan Beton Serat 63 Lapiran 2. (lanjutan) 64 Lapiran 3. Perhitungan Modulus

Lebih terperinci

ANALISIS KEGAGALAN PADA PIPI POROS ENGKOL SUZUKI CARRY 1.0 VAN DENGAN BANTUAN SIMULASI KOMPUTER. Abstrak

ANALISIS KEGAGALAN PADA PIPI POROS ENGKOL SUZUKI CARRY 1.0 VAN DENGAN BANTUAN SIMULASI KOMPUTER. Abstrak Analisa Kegagalan Pipi Poros Engkol Suzuki Carry ANALISIS KEGAGALAN PADA PIPI POROS ENGKOL SUZUKI CARRY 1.0 VAN DENGAN BANTUAN SIMULASI KOMPUTER 1 Nazaruddin, Purwo Subekti Abstrak Kegagalan terjadi pada

Lebih terperinci

Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis

Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis p-issn: 461-0933 e-issn: 461-1433 Halaan 59 Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Haronis Esar Budi Progra Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Mateatika dan Ilu Pengetahuan Ala Universitas Negeri Jakarta, Jl.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1. Uu Transforator erupakan suatu alat listrik yang engubah tegangan arus bolak balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain elalui suatu gandengan agnet dan berdasarkan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB V PERENCANAAN STRUKTUR

BAB V PERENCANAAN STRUKTUR BAB V PERENCANAAN STRUKTUR 5.1. TINJAUAN UMUM Dala perencanaan suatu bangunan pantai harus ditetapkan terlebih dahulu paraeter-paraeter yang berperan dalan perhitungan struktur. Paraeterparaeter tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gepa dapat terjadi sewaktu waktu akibat gelobang yang terjadi pada sekitar kita dan erabat ke segala arah.gepa bui dala hubungannya dengan suatu wilayah berkaitan

Lebih terperinci

ASPEK TEKNIS DAN EKONOMIS PENAMBAHAN MUATAN PETI KEMAS PADA KAPAL K.M. CARAKA JAYA NIAGA 3 TAHAP III

ASPEK TEKNIS DAN EKONOMIS PENAMBAHAN MUATAN PETI KEMAS PADA KAPAL K.M. CARAKA JAYA NIAGA 3 TAHAP III ASPEK TEKNIS DAN EKONOMIS PENAMBAHAN MUATAN PETI KEMAS PADA KAPAL K.M. CARAKA JAYA NIAGA 3 TAHAP III Sulaian ABSTRAK Pada 15 tahun terakhir ini peerintah telah engebangkan siste transportasi laut secara

Lebih terperinci

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL Diajukan untuk eenuhi persyaratan eperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis

Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis p-issn: 461-0933 e-issn: 461-1433 Halaan 59 Naskah diterbitkan: 30 Deseber 015 DOI: doi.org/10.1009/1.0110 Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Haronis Esar Budi Progra Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL JAHARUDDIN Departeen Mateatika Fakultas Mateatika Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kapus IPB Daraga, Bogor

Lebih terperinci

SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) 2007 Bidang studi : FISIKA Tingkat : SMA Waktu : 4 jam

SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) 2007 Bidang studi : FISIKA Tingkat : SMA Waktu : 4 jam Dapatkan soal-soal lainnya di http://foru.pelatihan-osn.co SOAL OLIPIADE SAINS NASIONAL (OSN) 007 Bidang studi : FISIKA Tingkat : SA Waktu : 4 ja 1. (nilai 0) A. Sebuah obil bergerak enuruni suatu jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa pelat lantai gedung rawat inap RSUD Surodinawan Kota Mojokerto dengan enggunakan teori garis leleh ebutuhkan beberapa tahap perhitungan dan analsis aitu perhitungan

Lebih terperinci

METHOD OF CALCULATIONS FOR THE DEFLECTIONS, MOMENTS AND SHEARS ON CAKAR AYAM SYSTEM TO DESIGN CONCRETE ROAD PAVEMENTS

METHOD OF CALCULATIONS FOR THE DEFLECTIONS, MOMENTS AND SHEARS ON CAKAR AYAM SYSTEM TO DESIGN CONCRETE ROAD PAVEMENTS METHOD OF CALCULATIONS FOR THE DEFLECTIONS, MOMENTS AND SHEARS ON CAKAR AYAM SYSTEM TO DESIGN CONCRETE ROAD PAVEMENTS METODE HITUNGAN LENDUTAN, MOMEN DAN GAYA LINTANG SISTEM CAKAR AYAM UNTUK PERANCANGAN

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 013 TINGKAT PROPINSI FISIKA Waktu : 3,5 ja KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb Perbandingan Bilangan Doinasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Cob Reni Uilasari 1) 1) Jurusan Teknik Inforatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhaadiyah Jeber Eail : 1) reniuilasari@gailco ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan 2.1.2. Pengertian Getaran Getaran adalah gerakan bolak-balik dala suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak tersebut. Seua benda

Lebih terperinci

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI KONSTAN: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika (ISSN.460-919) Volue 1, No., Maret 016 MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI 1 Suraidin, Islahudin, 3 M. Firan Raadhan 1 Mahasiswa Sarjana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY 3.1 Analisis Dinaika Model Hodgkin Huxley Persaaan Hodgkin-Huxley berisi epat persaaan ODE terkopel dengan derajat nonlinear yang tinggi dan sangat sulit

Lebih terperinci

MODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI

MODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI MODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI Muhaad Aldo Aditiya Nugroho (13213108) Asisten: Dede Irawan (23214031) Tanggal Percobaan: 29/03/16 EL3215 Praktiku Siste Kendali Laboratoriu Siste Kendali dan Koputer - Sekolah

Lebih terperinci

OPTIMASI BENTUK DEMIHULL KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SEAKEEPING

OPTIMASI BENTUK DEMIHULL KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SEAKEEPING OPTIMASI BENTUK DEMIHULL KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SEAKEEPING 1) Muhammad Iqbal, Good Rindo 1) Jurusan Teknik Perkapalan,Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang Email: m_iqbal@undip.ac.id

Lebih terperinci

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA ASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU ASA Maulana Ardiansyah, Teguh Yuwono, Dedet Candra Riawan Jurusan Teknik Elektro TI - ITS Abstrak Generator induksi

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

ANALISA KEKUATAN KONSTRUKSI MODIFIKASI DOUBLE BOTTOM AKIBAT ALIH FUNGSI PADA KAPAL ACCOMODATION WORK BARGE (AWB) 5640 DWT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA KEKUATAN KONSTRUKSI MODIFIKASI DOUBLE BOTTOM AKIBAT ALIH FUNGSI PADA KAPAL ACCOMODATION WORK BARGE (AWB) 5640 DWT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA ANALISA KEKUATAN KONSTRUKSI MODIFIKASI DOUBLE BOTTOM AKIBAT ALIH FUNGSI PADA KAPAL ACCOMODATION WORK BARGE (AWB) 5640 DWT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA Yuli Prastyo, Imam Pujo Mulyatno, Hartono Yudho S1

Lebih terperinci

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik 1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang

Lebih terperinci

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL. PENDAHULUAN Pada bab sebelunya telah dibahas rangkaian resistif dengan tegangan dan arus dc. Bab ini akan eperkenalkan analisis rangkaian ac diana isyarat listriknya berubah

Lebih terperinci

BAB V FONDASI RAKIT. Fondasi rakit merupakan bagian bawah struktur yang berbentuk rakit melebar keseluruh bagian dasar bangunan.

BAB V FONDASI RAKIT. Fondasi rakit merupakan bagian bawah struktur yang berbentuk rakit melebar keseluruh bagian dasar bangunan. BAB V FONASI RAKIT I. PENAHULUAN Fondasi rakit erupakan bagian bawah struktur yang berbentuk rakit elebar keseluruh bagian dasar bangunan. Fondasi rakit digunakan jika lapis tanah eiliki kapasitas dukung

Lebih terperinci

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN 35 BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN Skripsi ini bertujuan untuk elihat perbedaan hasil pengukuran yang didapat dengan enjulahkan hasil pengukuran enggunakan kwh-eter satu fasa pada jalur fasa-fasa dengan

Lebih terperinci

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA Di sekitar kita banyak benda yang bergetar atau berosilasi, isalnya assa yang terikat di ujung pegas, garpu tala, gerigi pada ja ekanis, penggaris elastis yang salah satu

Lebih terperinci

PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES

PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES I. TUJUAN PERCOBAAN a. Mengukur distribusi tegangan pada kondisi diterinasi 60 oh, ujung saluran terbuka dan Short circuit b. Mengukur distribusi λ/4, λ/2 pada

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Pengaruh Alur Permukaan Sirip pada Sistem Pendingin Mesin Kendaraan Bermotor

Studi Eksperimen Pengaruh Alur Permukaan Sirip pada Sistem Pendingin Mesin Kendaraan Bermotor Jurnal Kopetensi Teknik Vol. 1, No. 1, Noveber 009 1 Studi Eksperien Pengaruh Alur Perukaan Sirip pada Siste Pendingin Mesin Kendaraan Berotor Sasudin Anis 1 dan Aris Budiyono 1, Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK Lucky T Sianjuntak, Maksu Pine Departeen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Suatera Utara, Medan e-ail : LuckyTrasya@gail.co

Lebih terperinci

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 5 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT Baharuddin Progra Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Eail : cithara89@gail.co

Lebih terperinci

BAHAN KUIS PRA-UTS MEKANIKA, Oktober 2011

BAHAN KUIS PRA-UTS MEKANIKA, Oktober 2011 tosi-ipb.blogspot.co ekanika I BAHAN KUIS PRA-UTS EKANIKA, 3-4 Oktober 0 Untuk kalangan sendiri Tidak diperjualbelikan Silakan kerjakan soal-soal berikut, pahai dengan baik. Soal Kuis akan diabil dari

Lebih terperinci

PERANCANGAN MEKANISME BACK LIFT

PERANCANGAN MEKANISME BACK LIFT Seinar Nasional - IX Rekayasa dan Aplikasi Mesin di Industri Kapus ITENAS - Bandung, 9-10 Noveber 2010 PERANCANGAN MEKANISME BACK LIFT Tito Shantika dan Encu Saefudin Jurusan esin, Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

JURNAL LOGIKA, Volume XII, No 3 Tahun 2014 ISSN : KESTABILAN KOLOM DENGAN METODE SNI DAN PPBBI 1984

JURNAL LOGIKA, Volume XII, No 3 Tahun 2014 ISSN : KESTABILAN KOLOM DENGAN METODE SNI DAN PPBBI 1984 JURNAL LOGIKA, Volue XII, No 3 Tahun 2014 ISSN : 1978-2560 www.jurnallogika.co KESTABILAN KOLOM DENGAN METODE SNI DAN PPBBI 1984 Fathur Rohan (Universitas Swadaya Gunung Jati) Abstrak Kolo adalah batang

Lebih terperinci

Perencanaan Konstruksi Dinding Penahan Tanah pada Underpass PTC, Surabaya ABSTRAK PENDAHULUAN

Perencanaan Konstruksi Dinding Penahan Tanah pada Underpass PTC, Surabaya ABSTRAK PENDAHULUAN 1 Perencanaan Konstruksi Dinding Penahan Tanah pada Underpass PTC, Surabaya Ronald Adi Saputro, Suwarno, Musta in Arief Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Analisis Teknis dan Ekonomis Konversi Landing Craft Tank (LCT) Menjadi Self-Propelled Oil Barge (SPOB)

Analisis Teknis dan Ekonomis Konversi Landing Craft Tank (LCT) Menjadi Self-Propelled Oil Barge (SPOB) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (212) ISSN: 231-9271 1 Analisis Teknis dan Ekonois Konversi Landing Craft Tank (LCT) Menjadi Self-Propelled Oil Barge (SPOB) Zainul Arifin Fatahillah dan Hesty Anita

Lebih terperinci

ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG

ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Jurnal Iliah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (94-98) ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Octaviani Litwina Ada Aluni

Lebih terperinci

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL 1 GETARAN PEGAS SERI-PARALEL I. Tujuan Percobaan 1. Menentukan konstanta pegas seri, paralel dan seri-paralel (gabungan). 2. Mebuktikan Huku Hooke. 3. Mengetahui hubungan antara periode pegas dan assa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

Solusi Treefy Tryout OSK 2018

Solusi Treefy Tryout OSK 2018 Solusi Treefy Tryout OSK 218 Bagian 1a Misalkan ketika kelereng encapai detektor bawah untuk pertaa kalinya, kecepatan subu vertikalnya adalah v 1y. Maka syarat agar kelereng encapai titik tertinggi (ketika

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT 31 Kriteria rancangan plant Diensi plant yang dirancang berukuran 40cx60cx50c, dinding terbuat dari acrylic tebus pandang Saluran asukan udara panas ditandai dengan

Lebih terperinci

Estimasi Sinyal Quantitative Ultrasound QUS dengan Algoritma Space Alternate Generalized Expectation (SAGE)

Estimasi Sinyal Quantitative Ultrasound QUS dengan Algoritma Space Alternate Generalized Expectation (SAGE) JUISI, Vol. 03, No. 02, Agustus 2017 1 Estiasi Sinyal Quantitative Ultrasound QUS dengan Algorita Space Alternate Generalized Expectation (SAGE) Musayyanah 1, Yosefine Triwidyastuti 2, Heri Pratikno 3

Lebih terperinci

Gambar 4.9 Kecepatan sudut connecting rod terhadap waktu yang ditempuh dengan

Gambar 4.9 Kecepatan sudut connecting rod terhadap waktu yang ditempuh dengan DAFTAR GAMBAR Gabar 2.1 Sepeda otor dengan siste pebakaran dala... 6 Gabar 2.2 Bagian bagian otor bensin 4 langkah... 6 Gabar 2.3 Penapang esin vertikal 4 langkah SOHC (single over heat crankshaft)......

Lebih terperinci

Tinjauan Kekuatan Sistem Penyangga Terowongan dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga

Tinjauan Kekuatan Sistem Penyangga Terowongan dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga Tinjauan Kekuatan Siste Penyangga Terowongan dengan Menggunakan Metode Eleen Hingga A Review of Tunnel Supporting Systes Using Finite Eleent Method Arwan Apriyono dan Suiyanto # Prodi Teknik Unsoed Abstract

Lebih terperinci

BAB II PENYEARAH DAYA

BAB II PENYEARAH DAYA BAB II PENYEARAH DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah engikuti ateri ini diharapkan ahasiswa eiliki kopetensi: Menguasai karakteristik penyearah setengah-gelobang dan gelobang-penuh satu fasa dan tiga fasa Menguasai

Lebih terperinci

VIII. TORSI Definisi Torsi. (couples) yang menghasilkan perputaran terhadap sumbu longitudinalnya. [Torsi]

VIII. TORSI Definisi Torsi. (couples) yang menghasilkan perputaran terhadap sumbu longitudinalnya. [Torsi] [orsi] VIII. OSI 8.1. Definisi orsi orsi adah suatu peuntiran sebuah batang yang diakibatkan oleh kopelkopel (couples) yang enghasilkan perputaran terhadap subu longitudinnya. Kopel-kopel yang enghasilkan

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1) RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/naval JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro ISSN 2338-0322 Kajian Teknis Kekuatan Car Deck Pada

Lebih terperinci

III HASIL DAN PEMBAHASAN

III HASIL DAN PEMBAHASAN 7 III HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Analisis Metode Dala penelitian ini akan digunakan etode hootopi untuk enyelesaikan persaaan Whitha-Broer-Koup (WBK), yaitu persaaan gerak bagi perabatan gelobang pada perairan

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017 Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengebangkan Budaya Iliah dan Inovasi terbarukan dala endukung Sustainable Developent Goals (SDGs) 2030 ANALISIS INTENSITAS MEDAN MAGNET EXTREMELY LOW FREQUENCY

Lebih terperinci

KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC

KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC1-12706 Denny M. E Soedjono (1), Joko Sarsetiyanto (2), Dedy Zulhidayat Noor (3), Davit Priabodo 4) 1),2),3),4) Progra Studi D3 Teknik Mesin

Lebih terperinci

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM (CUSUM) DAN EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE () DALAM MENDETEKSI PERGESERAN RATARATA PROSES Oleh: Nurul Hidayah 06 0 05 Desen pebibing:

Lebih terperinci

ANALISA KEKUATAN CRANKSHAFT DUA-SILINDER KAPASITAS 650 CC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA KEKUATAN CRANKSHAFT DUA-SILINDER KAPASITAS 650 CC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SIDANG TUGAS AKHIR: ANALISA KEKUATAN CRANKSHAFT DUA-SILINDER KAPASITAS 650 CC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Lebih terperinci

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK 0 DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK Dala hal ini akan dibahas aca-aca fungsi peluang atau fungsi densitas ang berkaitan dengan dua peubah acak, aitu distribusi gabungan, distribusi arginal, distribusi bersarat,

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR (P3)

PRESENTASI TUGAS AKHIR (P3) PRESENTASI TUGAS AKHIR (P3) OLEH : AHMAD ADILAH 4310 100 012 DOSEN PEMBIMBING : 1. Prof. Eko Budi Djatmiko, M. Sc., Ph. D 2. Dr. Eng. Rudi Walujo Prastianto, ST., MT. Jurusan Teknik Kelautan Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-58 Perancangan Siste Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Siste Fuzzy Mochaad Raa Raadhan,

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM

PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM 25 PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM Budi Hartono Fakultas Teknik, Universitas Ibnu Chaldun, Jl. Raya Serang Cilegon K.5, Serang Banten. Telp. 254-82357 / Fax. 254-82358

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) Siti Munawaroh, S.Ko Abstrak: Koperasi Aanah Sejahtera erupakan

Lebih terperinci

dimana p = massa jenis zat (kg/m 3 ) m= massa zat (kg) V= Volume zat (m 3 ) Satuan massa jenis berdasarkan Sistem Internasional(SI) adalah kg/m 3

dimana p = massa jenis zat (kg/m 3 ) m= massa zat (kg) V= Volume zat (m 3 ) Satuan massa jenis berdasarkan Sistem Internasional(SI) adalah kg/m 3 Zat dan Wujudnya Massa Jenis Jika kau elihat kapas yang berassa 1 kg dan batu berassa 1 kg, apa ada di benaku? Massa Jenis adalah perbandingan antara assa benda dengan volue benda Massa jenis zat tidak

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 ) BAB IV BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelunya bahwa dala engonstruksi field GF(3 ) diperoleh dari perluasan field 3 dengan eilih polinoial priitif berderajat atas 3 yang dala hal

Lebih terperinci

GERAK SATU DIMENSI. Sugiyanto, Wahyu Hardyanto, Isa Akhlis

GERAK SATU DIMENSI. Sugiyanto, Wahyu Hardyanto, Isa Akhlis GERAK SATU DIMENSI Sugiyanto, Wahyu Hardyanto, Isa Akhlis Bahan Ajar Mata Kuliah Koputasi Fisika A. Gerak Jatuh Bebas Tanpa Habatan Sebuah benda dijatuhkan dari ketinggian tertentu dengan besar kecepatan

Lebih terperinci

BAB V PERENCANAAN TEKNIS RINCI

BAB V PERENCANAAN TEKNIS RINCI BAB V PERENCANAAN TEKNIS RINCI 5. PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN 5.. Perhitungan Diensi Saluran Tersier Saluran tersier tidak direncanakan sebagai jalur navigasi sehingga perhitungan diensi untuk salutan

Lebih terperinci

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP)

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Huku II Newton Untuk SMA kelas X (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokuen: Copyright 008 009 GuruMuda.Co Seluruh dokuen di GuruMuda.Co dapat digunakan dan disebarkan secara bebas untuk

Lebih terperinci

RUMUS-RUMUS FISIKA SMP (diurutkan berdasarkan SKL 2008)

RUMUS-RUMUS FISIKA SMP (diurutkan berdasarkan SKL 2008) RUMUSRUMUS FISIK SMP (diurutkan berdasarkan SKL 008) M : KELS / O : Design by Denny 008 SMPK 4 BPK PEBUR O RUMUS SIMBOL STU (SI) Massa Jenis ρ = V Peuaian panjang zat padat 3 Kalor o.. T t o a. Kalor untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH GANGGUAN HEAT TRANSFER KONDENSOR TERHADAP PERFORMANSI AIR CONDITIONING. Puji Saksono 1) ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH GANGGUAN HEAT TRANSFER KONDENSOR TERHADAP PERFORMANSI AIR CONDITIONING. Puji Saksono 1) ABSTRAK ANALISIS PENGARUH GANGGUAN HEAT TRANSFER KONDENSOR TERHADAP PERFORMANSI AIR CONDITIONING Puji Saksono 1) ABSTRAK Kondensor erupakan alat penukar kalor pada sisti refrigerasi yang berfungsi untuk elepaskan

Lebih terperinci

Analisa Kekuatan Dek Haluan Untuk Mengatasi Impact Meriam Pada Kapal Patroli Cepat 60 Meter

Analisa Kekuatan Dek Haluan Untuk Mengatasi Impact Meriam Pada Kapal Patroli Cepat 60 Meter Analisa Kekuatan Dek Haluan Untuk Mengatasi Ipact Meria Pada Kapal Patroli Cepat 60 Meter M. Hendra Oktavyanto 1), Ir. H. Agoes Santoso, MSc., MPhil., Ceng 2) Ir. Soeartojo W.A 3) 1) Mahasiswa: Jurusan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/naval JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro ISSN 2338-0322 Analisa Kekuatan Struktur Stern Ramp

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, VOLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, VOLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, OLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG Eko Nugroho Julianto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Searang (UNNES) Gedung E4, Kapus

Lebih terperinci

PERANCANGAN KAPAL KONTAINER 400 TEU DENGAN RADIUS PELAYARAN 764 MIL LAUT

PERANCANGAN KAPAL KONTAINER 400 TEU DENGAN RADIUS PELAYARAN 764 MIL LAUT PERANCANGAN KAPAL KONTAINER 400 TEU DENGAN RADIUS PELAYARAN 764 MIL LAUT Ari Wibawa B.S, Sarjito Joko Sisworo, Rino Septarudin Progra Studi S1 Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

Gerak Harmonik Sederhana Pada Ayunan

Gerak Harmonik Sederhana Pada Ayunan Gerak Haronik Sederhana Pada Ayunan Setiap gerak yang terjadi secara berulang dala selang waktu yang saa disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur aka disebut juga sebagai gerak haronik/haronis.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT

ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT PERECANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY MULTI ITEM DI CV. FAJAR TEKNIK SEJAHTERA Dio Kharisa Putra, Rusindiyanto dan Budi Santoso

Lebih terperinci

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi Penyelesaian Algortia Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Proble (CSP) Satu Diensi Putra BJ Bangun, Sisca Octarina, Rika Apriani Jurusan Mateatika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-37 Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hita di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong Qulsu Dwi Anggraini, Haryono, Diaz

Lebih terperinci

KUANTIFIKASI JENIS KAYU BERDASARKAN SIFAT ELEKTRIK QUANTIFICATION THE TYPES OF WOOD BASED ELECTRICAL PROPERTIES

KUANTIFIKASI JENIS KAYU BERDASARKAN SIFAT ELEKTRIK QUANTIFICATION THE TYPES OF WOOD BASED ELECTRICAL PROPERTIES ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Deseber 2017 Page 3906 KUANTIFIKASI JENIS KAYU BERDASARKAN SIFAT ELEKTRIK QUANTIFICATION THE TYPES OF WOOD BASED ELECTRICAL PROPERTIES Zeny Firdha

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu 6 Siulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Sith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu Neilcy Tjahja Mooniarsih Progra Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci