BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Dimana terdapat dua kelompok dengan kondisi yang homogen. Kelompok pertama yaitu kelompok kontrol atau kelompok yang tidak diberikan perlakuan, kelompok yang kedua yaitu kelompok eksperimen, kelompok inilah yang akan diberikan perlakuan. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan benda kongkret dalam model pembelajaran make a match. Tujuan dari penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab-akibat, berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimen dan menyediakan kontrol untuk perbandingan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2011/ Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu di SD Gugus Perkutut Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang dengan mengambil 2 SD yaitu SD Negeri Karangtengah 01 dan SD Negeri Tlogo Prosedur Eksperimen Sesuai desain eksperimen yang akan digunakan maka prosedur eksperimennya yaitu sebagai berikut: 1. Membuat kisi-kisi tes 2. Menyusun instrumen tes uji coba berdasar kisi-kisi yang ada 3. Mengujicobakan instrumen tes uji coba yang berbentuk pilihan ganda dan uraian 28

2 29 4. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk mengetahui validitas dan reabilitas soal 5. Melakukan tes 1 pada kedua kelompok untuk mengetahui kondisi awalnya 6. Memberi perlakuan pada siswa kelas IV SD Negeri Karangtengah 01 sebagai kelompok kontrol dan SD Negeri Tlogo sebagai kelompok eksperimen 7. Memberi tes 2 kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol 8. Menganalisis hasil yang diperoleh dari tes hasil belajar 9. Menyusun laporan hasil penelitian Langkah selanjutnya yaitu membuat rancangan penelitian. Rancangan penelitian yang akan dilakukan yaitu, pertama kali memastikan kedua kelompok memiliki kondisi awal yang sama, dengan cara melakukan tes 1 kepada kedua kelompok. Kemudian kelompok kontrol (SD Negeri Karangtengah 01) diberikan perlakuan secara konvensional sedangkan kelompok eksperimen (SD Negeri Tlogo) diberikan perlakuan dengan model pembelajaran make a match dengan menggunakan benda kongkret. Dilakukan tes 2 untuk mengetahui hasil belajar masing-masing kelompok, kemudian dianalisis dan digunakan untuk menyusun laporan, terkait penarikan kesimpulan hasil penelitian. Secara sederhana rancangan penelitian dapat dilihat pada gambar berikut ini: Kondisi A w Kelompok kont rol Kelompok eksp erim Perlakuan konvensio nal Perlakuan dengan pengguna an benda kongkret pada Gbr. 3.1 Bagan Rancangan Penelitian Efektifitas Penggunaan Benda Kongkret Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas IV SD Di Gugus Perkutut Tuntang Semarang Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 Hasil B e l 29

3 30 Peneliti menggunakan Quasi Experimental Design, jenis desain yang digunakan Nonequivalent Control Group Design, karena dalam penelitian ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2011:116). Nonequivalent Control Group Design merupakan salah satu desain kuasi eksperimen. Kedua kelompok tidak dipilih berdasarkan random, untuk mengetahui keadaan awal kedua kelompok sama (homogen) maka dilakukan tes 1, lalu diuji homogenitas berdasarkan hasil tes 1. Setelah dipastikan kedua kelompok dalam kondisi yang sama (homogen) maka diberikan perlakuan (x) kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan (konvensional), dengan materi ajar yang sama. Diberikan lagi tes 2 untuk mengetahui keadaan kedua kelompok setelah diberikan perlakuan (x) kepada kelompok eksperimen dan konvensional kepada kelompok kontrol. Setelah didapatkan hasil tes 2, maka dilakukan uji terhadap hasil tes 2 (t-test), lalu dilakukan analisis untuk mengetahui keadaan kelompok setelah perlakuan serta pertimbangan untuk mengambil kesimpulan. Desain penelitian secara lebih jelas dapat dilihat pada gambar di berikut ini: Gambar 3.2 Desain Eksperimen Nonequivalent Control Group Design O1 X O2 O3 04 Keterangan: X : Perlakuan (Penggunaan benda kongkret pada model pembelajaran make a match) O1 : Pengukuran tes 1 hasil belajar kelompok eksperimen O2 : Pengukuran tes 2 hasil belajar kelompok eksperimen O3 : Pengukuran tes 1 hasil belajar kelompok kontrol O4 : Pengukuran tes 2 hasil belajar kelompok kontrol 30

4 Variabel Penelitian Variabel bebasnya yaitu penggunaan benda kongkret pada model make a match dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Siswa dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok I sebagai kelompok pemegang kartu soal, kelompok II sebagai kelompok pemegang kartu jawaban dan kelompok III sebagai penilai. b. Guru menyiapkan benda kongkret, kartu soal dan kartu jawaban. c. Setiap siswa dari kelompok I mendapatkan satu kartu soal dan setiap anggota dari kelompok II mendapatkan satu kartu jawaban. d. Kelompok I yang memegang kartu soal memikirkan jawaban sedangkan kelompok II yang memegang kartu jawaban memikirkan soal yang sesuai. e. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yangcocok dengan kartunya (soal maupun jawaban). f. Selanjutnya setelah kelompok I dan II berpasangan. Kartu yang telah dipasangkan (soal dan jawaban) diberikan kepada kelompok III untuk dikoreksi. g. Kelompok III sebagai penilai memberikan poin kepada kelomok yang benar. h. Setelah batas waktu yang ditentukan habis, kemudian ketiga kelompok bertukar peran, kelompok I menjadi penilai, kelompok II menjadi kelompok pemegang kartu soal dan kelompok III sebagai pemegang kartu jawaban. i. Selanjutnya melakukan langkah seperti di atas. j. Petukaran peran dilakukan sampai semua kelompok merasakan menjadi kelompok pemegang kartu soal, kartu jawaban dan penilai. k. Kesimpulan/ penutup. Variabel terikat (Dependent) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent (Endang Mulyatiningsih, 2011:90). Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa kelas IV semester II tahun ajaran 2011/

5 32 Hasil Belajar : besarnya skor yang diperoleh siswa kelas IV dari nilai proses (pemegang kartu soal, kartu jawaban dan penilaian) dan nilai hasil (tes formatif) pada akhir kegiatan pembelajaran. Hasil belajar : 40% nilai proses + 60% nilai hasil 3.3 Populasi Dan Sampel Populasi Populasi adalah sekumpulan orang, hewan, tumbuhan atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu yang akan diteliti (Endang Mulyatiningsih, 2011:10). Populasi dalam penelitian ini yaitu SD imbas di gugus Perkutut kecamatan Tuntang kabupaten Semarang semester II tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri dari 5 SD imbas. Data lebih rinci disajikan pada tabel berikut ini: No Tabel 3.1 Daftar Sekolah Dasar Imbas Gugus Perkutut Kabupaten Semarang Nama Sekolah 1 SD Negeri Tlogo 2 MI Watuagung 3 SD Negeri Watuagung 01 4 SD Negeri Watuagung 02 5 SD Negeri Karangtengah Sampel Pada saat pelaksanaan penelitian, peneliti tidak memakai semua SD imbas yang ada. Peneliti menggunakan cluster sampling. Cluster sampling digunakan apabila populasi sasaran eksperimen cukup luas dan peneliti berkeinginan untuk mengambil sebagian populasi (sampel) yang mewakili saja (Endang Mulyatiningsih, 2011:96). Jadi, sampel penelitian yang digunakan yaitu SD Negeri Tlogo dan SD Negeri Karangtengah 01 32

6 33 kecamatan Tuntang kabupaten Semarang. Data lebih rinci dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 3.2 Data Siswa Kelas IV SD Negeri Tlogo dan SD Negeri Karangtengah 01 Tuntang Semarang Semester II Tahun ajaran 2011/2012 Sekolah Total Perlakuan SD Negeri Tlogo 30 Kelompok Eksperimen SD Negeri Karangtengah Kelompok Kontrol Jumlah siswa Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk mengumpulkan atau memperoleh data dalam suatu penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut : 1. Tes Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data utama dalam penelitian ini adalah tes formatif hasil belajar dalam bentuk tes pilihan ganda dan uraian. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas IV mata pelajaran IPS. Sebelum membuat instrumen pengumpulan data, maka terlebih dahulu membuat kisi-kisi instrumen. Secara lebih jelas kisikisi instrumen dapat dilihat pada lampiran 3 dan Non tes Teknik non tes adalah pengukuran yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa tanpa menggunakan tes. Penelitian ini menggunakan teknik observasi yaitu sebuah teknik pengukuran untuk melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala 33

7 34 yang tampak pada objek penelitian. Observasi dilakukan untuk 2 hal yaitu: implementasi RPP dan kegiatan siswa. a. Observasi Aktifitas Guru Dalam Pembelajaran Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang pencapaian pengajar dalam pemberian treatment di dalam kelas, sehingga di dalam pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi dan proses yang diharapkan. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan benda kongkret pada model pembelajaran make a match, untuk melakukan observasi tersebut maka dibuat instrumen observasi. Sebelum instrument observasi dibuat, maka dibuat dulu kisi kisi instrumen observasi. Konsep dasar penyusunan instrument observasi dalam hal ini adalah model dan prosedur pelaksanaan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penggunaan benda kongkret pada model pembelajaran make a match dalam kegiatan pembelajaran. Secara lebih jelas kisi-kisi observasi aktifitas guru dalam pembelajaran disajikan pada tabel berikut ini: Indikator Persiapan Pelaksanaan Tabel 3.3 Kisi-Kisi Observasi Implementasi RPP Untuk Aktifitas Guru Aspek yang diamati 1. Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa 2. Penggunaan benda kongkret dan kartu-kartu sesuai dengan materi yang akan diajarkan 3. Menyiapkan masalah yang akan dipecahkan Kegiatan Awal 4. Membuka pelajaran dengan salam 5. Melakukan apersepsi dan motivasi 6. Menjelaskan tujuan pembelajaran 7. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Kegiatan Inti 34

8 35 Penutup 8. Membentuk tiga kelompok (kelompok pemegang soal, kelompok pemegang jawaban dan kelompok penilai). 9. Menjelaskan peran setiap kelompok dengan jelas. 10. Menjelaskan manfaat dan kegunaan benda kongkret yang telah disediakan dalam menunjang pembelajaran. 11. Sebagai fasilitator dalam kegiatan mencari pasangan 12. Merangsang terjadinya interaksi antar siswa 13. Memberi kesempatan kelompok penilai untuk melaporkan hasil penilaiannya. 14. Memuji siswa yang giat dan aktif dalam kegiatan pembelajaran 15. Menyimpulkan materi pembelajaran dengan melibatkan siswa 16. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa Setelah dibuat kisi-kisi barulah dibuat instrumen observasi aktifitas guru dalam kegiatan pembelajaran. Instrumen observasi dan rekap hasil observasi aktifitas guru dalam kegiatan pembelajaran pada lampiran 16 dan 17. b. Observasi Keaktifan Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran Observasi ini dilakukan pada kelompok eksperimen yaitu kelas IV SD Negeri Tlogo kecamatan Tuntang kabupaten Semarang. Sebelum dibuat instrumen observasi keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, maka terlebih dahulu dibuat kisi-kisinya. Kisi-kisi observasi keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran secara lebih jelas disajikan pada tabel di bawah ini: Tabel 3.4 Kisi-Kisi Observasi Implementasi RPP Keaktifan Siswa Indikator Aspek yang diamati Persiapan 1. Siswa membawa alat tulis dan materi yang akan dipelajari 2. Siswa antusias mengikuti pembelajaran Pelaksanaan 3. Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran 35

9 36 Indikator Pelaksanaan Penutup 4. Siswa aktif saat kegiatan mencari kartu soal yang cocok dengan kartu jawaban. Aspek yang diamati 5. Siswa aktif saat kegiatan mencari kartu jawaban yang cocok dengan kartu soal. 6. Siswa aktif saat menjadi penilai pasangan kartu yang sesuai. 7. Siswa menyelesaikan semua peran dengan baik. 8. Siswa mampu menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Langkah berikutnya jika kisi-kisi telah selesai dibuat yaitu membuat instrumen observasi keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Instrumen observasi dan rekap hasil observasi keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 18 dan Uji Tingkat Kesukaran Soal Tingkat kesukaran soal adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab betul suatu butir soal (Slameto, 2001). Semakin tinggi tingkat kesukaran berarti soal itu semakin mudah, begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat kesukaran berarti soal itu semakin sukar. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran (P), dapat dihitung dengan rumus: P = Jumlah peserta didik yang menjawab benar dibagi dengan jumlah peserta didik keseluruhan atau P = Proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar Menurut Naniek Sulistya Wardani (2009:8.7), rentang nilai tingkat kesukaran soal berkisar antara 0-1, secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini: 36

10 37 Tabel 3.5 Klasifikasi Nilai Tingkat Kesukaran Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Sukar Sedang Mudah Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal, secara rinci disajikan pada tebel di bawah ini: Tabel 3.6 Frekuensi Tingkat Kesukaran Butir Soal Pilihan Ganda (30 soal) Kategori ekuensi (f) No item soal Sukar - - Sedang 26 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 29, 30 Mudah 4 5, 22, 24, 28 Dari tabel 3.6 terlihat jelas bahwa tidak ada 1 item soal yang masuk dalam kategori sukar, 26 soal termasuk dalam kategori sedang dan 4 soal termasuk dalam kategori mudah. Perhitungan lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 11. Tingkat kesukaran soal uraian menurut klasifikasi Puspendik dalam Rahma Zulaiha (2008:34) diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan rumus: TK = Mean Skor maksimum Keterangan : TK : Tingkat kesukaran soal uraian Mean : Rata-rata skor siswa Skor Maksimum : Skor maksimum perolehan soal 37

11 38 Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal, secara rinci disajikan pada tebel di bawah ini: Tabel 3.7 Frekuensi Tingkat Kesukaran Butir Soal Uraian (10 soal) Kategori rekuensi (f) No item soal Sukar 1 1 Sedang 9 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 Mudah - - Dari tabel 3.7 terlihat jelas bahwa tidak ada soal yang masuk dalam kategori mudah, 9 soal termasuk dalam kategori sedang dan 1 soal termasuk dalam kategori sukar. Perhitungan lebih rinci dapat dilihat pada lampiran Uji Instrumen Penelitian Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Sebuah instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi, 2006;168; dalam Dwinanto, 2011:34) Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan Pearson (Suharsimi, 2009: 69; dalam Dwinanto; 2011:34). Rumus korelasi product moment dengan angka kasar. Keterangan: rxy = koefisien korelasi pearson x = variabel bebas 38

12 39 y n = variabel terikat = jumlah data Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS Dasar pengambilan keputusan item yang valid berdasarkan kriteria Naniek Sulistya Wardani (2009:8.12) bahwa suatu item instrument penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation 0,20. Kategori inilah yang digunakan untuk menentukan apakah item valid atau tidak, dengan rentang indeks validitas sebagai berikut: Tabel 3.8 Klasifikasi Indeks Validitas No Indeks Interprestasi Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah Instrumen soal tes yang akan diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan uji coba terlebih dahulu. Instrumen diujikan di SD Negeri Karanganyar 01 kecamatan Tuntang kabupaten Semarang pada tanggal 24 maret Setelah uji coba dilakukan, kemudian dilakukan uji validitas instrumen. Dari 30 item soal pilihan ganda dan 10 soal uraian, setelah dilakukan perhitungan uji validitas dengan menggunakan bantuan SPSS 19,0 diketahui dari 30 item soal pilihan ganda terdapat 5 soal yang tidak valid terdapat pada item soal nomor 2, 9, 14, 27, dan 29. Kemudian dari 25 item soal yang sudah valid dilakukan uji validitas lagi, ternyata semua item soal tetap valid. Dari 25 item soal pilihan ganda yang valid, semuanya digunakan untuk instrumen penelitian. Selain item soal pilihan ganda terdapat juga item soal uraian. Uji validitas soal juga dilakukan terhadap soal uraian. Dari 10 item soal uraian, 39

13 40 setelah dilakukan uji validitas maka diketahui bahwa ada 2 item soal yang tidak valid yaitu instrumen nomor 3, 8. Kemudian dari 8 item soal yang sudah valid dilakukan uji validitas lagi, ternyata terdapat 1 soal yang tidak valid yaitu instrumen nomor 2. Dari 7 item soal uraian yang valid, kemudian dilakukan uji validitas lagi, ternyata semua item soal tetap valid. Dari 7 item soal yang sudah valid hanya 5 soal yang digunakan untuk instrumen penelitian. Instrumen penelitian sebanyak 30 soal terdiri dari 25 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Karena seluruh item sudah valid maka item soal sudah bisa digunakan untuk instrumen penelitian. Hasil uji validitas secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 7, 8, 9 dan Uji Reliabilitas Menurut Sudjana (2011:16), reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Rumus reliabilitas dengan metode Alpha (Sugiyono, 2006:282) adalah: Keterangan : : koefisien realibilitas alpha k : mean kuadrat antara subyek : mean kuadrat kesalahan : varians total Koefisien reliabilitas selalu berada dalam rentangan 0-1 yang menunjuk pada prosentase varian error dengan sumber variasi yang berbeda. Untuk mengetahui reliabilitas skor tes dalam penelitian ini 40

14 41 menggunakan SPSS Berikut tabel rentang indeks reliabilitas menurut Naniek Sulistya Wardani (2009:8.14): Tabel 3.9 Klasifikasi Indeks Reliabilitas No Indeks Interprestasi Sangat reliabel 2 < Reliabe reliabel 3 < Cukup reliabel 4 < Agak R reliabel 5 < 0.20 Kurang reliabel Hasil uji reliabilitas instrumen soal tes dengan bantuan SPSS 19,0 diperoleh hasil untuk uji validitas pertama item soal pilihan ganda sebanyak 30 soal, tingkat reliabilitasnya sebesar 0,871 dengan interprestasi sangat reliabel, kemudian setelah dilakukan uji reliabilitas lagi terhadap 25 soal yang sudah valid, reliabilitasnya sedikit meningkat dengan angka 0,889 maka interprestasinya sangat reliabel. Uji reliabilitas juga dilakukan pada item soal uraian. Item soal uraian berjumlah 10. Dari hasil uji validitas pertama terhadap 10 item soal uraian, angka reliabilitasnya 0,612 dengan interprestasi reliabel. Setelah dilakukan uji validitas kedua terhadap 8 item soal uraian yang sudah valid, angka reliabilitas meningkat menjadi 0,739 dengan interprestasi reliabel. Dari hasil uji reliabilitas dengan interprestasi bahwa item soal sudah reliabel, maka item soal sudah layak digunakan untuk instrumen penelitian, baik instrumen soal pilihan ganda maupun item soal uraian. Hasil uji reliabilitas secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 7, 8, 9 dan Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk menguji apakah varians-varians tersebut homogen atau tidak. Kedua kelompok dikatakan homogen jika nilai signifikansi > Rumus uji homogenitas adalah sebagai berikut: 41

15 42 S 2 = Keterangan: = jumlah siswa tiap kelompok = varians tiap kelompok Kaidah uji homogenitas, jika F hitung < F tabel dan p > 0,05 ( 5 %) maka hubungan kedua variabel dinyatakan homogen, sebaliknya jika F hitung > F tabel dan p < 0,05 ( 5%) maka tidak homogen. Uji homogenitas menggunakan bantuan SPSS Metode pengambilan keputusan pada uji homogenitas menurut Duwi Priyatno (2010;99) yaitu jika signifikansi > 0,05 maka H 0 diterima (varian sama) dan jika signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak (varian berbeda). Dari data nilai hasil tes homogenitas (tes 1) antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini. Hasil Uji Homogenitas Tes 1 1 Test of Homogeneity of Variances ene Statistic df1 df2 Sig. 1, ,261 Hasil uji homogenitas yang diperoleh melalui perhitungan SPSS diketahui bahwa angka signifikansi dari hasil uji homogenitas tes 1 antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mencapai 0,261. Hal ini berarti kedua kelompok homogen atau dalam kata lain kedua kelompok dalam keadaan yang sama jika p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok homogen karena 0,261 > 0,05. 42

16 Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan desain eksperimen Nonequivalent Control Group Design, maka analisis data yang tepat adalah menggunakan independent sample t-tes. Menguji signifikasi perbedaan mean antar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, analisis data yang digunakan adalah uji t-test. Data yang terkumpul dari hasil terakhir pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan pengujian perbedaan rata-rata. Untuk menguji perbedaan rata-rata dipakai Uji t yang dilakukan dengan bantuan SPSS Sebelum melakukan uji t dipastikan nilai dalam kondisi berdistribusi normal. Rumus statistik untuk menghitung t-tes, sebagai berikut: Keterangan: t = t hitung = variansi kelompok eksperimen = variansi kelompok kontrol = jumlah kelompok eksperimen = jumlah kelompok kontrol = mean nilai tes akhir kelompok eksperimen = mean nilai tes akhir kelompok kontrol 43

17 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di gugus Perkutut kecamatan Tuntang kabupaten Semarang. Gugus ini terdiri dari 1 SD inti, 5 SD imbas. SD imbas di gugus Perkutut yaitu SD Negeri Tlogo, SD Negeri Watuagung 01, SD Negeri Watuagung 02, SD Negeri Karangtengah 01 dan MI Watuagung. Penelitian dilakukan di SD imbas yang terdapat di gugus Perkutut, yang menjadi sampel penelitian yaitu siswa kelas IV SD Negeri Tlogo dan SD Negeri Karangtengah 01. SD Negeri Karangtengah 01 sebagai kelompok kontrol dan SD Negeri Tlogo sebagai kelompok eksperimen. Jumlah siswa yang menjadi sampel penelitian dapat dilihat lebih rinci pada tabel di bawah ini: Tabel 4.1 Distribusi Sampel Penelitian Sekolah Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Total Keterangan SD Negeri Karangtengah Kelompok Kontrol SD Negeri Tlogo Kelompok Eksperi men Jumlah sampel 56 SD Negeri Tlogo terletak di jalan Tuntang Bringin Km. 4. Desa Tlogo kecamatan Tuntang kabupaten Semarang. SD Negeri Karangtengah 01 terletak di Dusun Beran Desa Karangtengah kecamatan Tuntang kabupaten Semarang. 44

18 45 Latar belakang sosial siswa dari kedua SD ini mayoritas sama yaitu dari keluarga petani, pedagang dan buruh pabrik tetapi sebagian besar mata pencaharian mereka yaitu petani karena mereka tinggal di daerah persawahan. Hasil Observasi Kegiatan Pemelajaran Hasil Observasi Implementasi RPP Aktifitas Guru Peneliti melakukan observasi atau pengamatan selama kegiatan pembelajaran. Observasi yang dilakukan meliputi observasi aktifitas guru dan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan dalam setiap pertemuan pembelajaran. Pembelajaran dalam penelitian ini terdiri dari dua kali pertemuan, sehingga hasil observasi yang diperoleh mencakup aktifitas guru dalam pembelajaran selama dua kali pertemuan. Observasi pertama yakni observasi tentang aktifitas guru dalam pembelajaran. Hasil observasi aktifitas guru meliputi kemampuan guru dalam melakukan kegiatan persiapan, pelaksanaan dan penutup. Setiap kegiatan memuat beberapa indikator. Pada indikator persiapan, indikator pertama mengamati kemampuan guru dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa, prosentase perolehan 100% artinya dalam dua kali pertemuan, guru selalu mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa mulai dari materi, alat dan bahan serta kesiapan fisik siswa. Pada indikator ke dua, guru juga memperoleh prosentase 100%, pemilihan benda kongkret yang sesuai dengan kartu soal dan kartu jawaban belajaran dilaksanakan di lapangan agar ruang gerak siswa lebih bebas dan tanpa meninggalkan sedikitpun materi ajar, dalam dua kali pertemuan guru sudah menyiapkan permasalahan dalam kartu soal dan kartu jawaban, sehingga prosentase ke tiga adalah 100%. Aspek ke dua yaitu pelaksanaan pembelajaran (kegiatan awal dan kegiatan inti) terdiri dari 12 indikator dengan rincian 4 indikator dalam kegiatan awal dan 8 indikator pada kegiatan inti. Saat kegiatan awal guru selalu memberikan salam pembuka dalam setiap pertemuan sehingga guru 45

19 46 mencapai prosentase 100% pada indikator 4. Guru melakukan apersepsi dan motivasi dalam setiap pertemuan, prosentase perolehan 100%. Pada pertemuan 1 guru menjelaskan tujuan pembelajaran tetapi pada pertemuan 2 guru tidak menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa, sehingga prosentase perolehan sebesar 50%. Pada indikator 7, guru memperoleh prosentase 100% karena pada pertemuan 1 dan 2 guru selalu menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan. Pada kegiatan inti terdapat 8 indikator yang diobservasi, pada indikator 8 selama 2 kali pertemuan guru sudah membagi siswa menjadi 3 kelompok yaitu kelompok pemegang kartu soal, pemegang kartu jawaban dan penilai sehingga guru memperoleh prosentase 100%. Setelah guru membagi siswa menjadi 3 kelompok, dalam dua kali pertemuan guru selalu menjelaskan peran setiap kelompok, sehingga guru memperoleh prosentase 100%. Guru menjelaskan manfaat dan kegunaan benda kongkret dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran make a match pada pertemuan pertemuan pertama tetapi pada pertemuan kedua guru tidak menjelaskan manfaat dan kegunaan benda kongkret tersebut sehingga guru memperoleh prosentase 50%. Guru juga sebagai fasilitator dalam kegiatan mencari pasangan, prosentase perolehan guru sebesar 100%. Pada 2 kali pertemuan guru selalu merangsang interaksi antar siswa, akhirnya guru memperoleh prosentase 100% dari indikator 12. Pada akhir pencarian guru selalu memberikan kesempatan siswa yang menjadi anggota kelompok penilai untuk melaporkan hasil penilaiannya, prosentase yang diperoleh guru dari indikator 13 sebesar 100%. Pada 2 kali pertemuan guru sering memberikan pujian pada pertemuan 1 saja, saat pertemuan 2 guru tidak memberikan pujian kepada siswa yang aktif dalam pembelajaran, sehingga observer memberikan prosentase penskoran sebesar 50%. Pada kegiatan akhir terdapat 2 indikator. Saat pertemuan 1 dan 2 guru selalu membimbing siswa untuk membuat kesimpulan sehingga kesimpulan yang diperoleh siswa benar-benar sesuai dengan materi yang 46

20 47 telah dipelajari. Prosesntase peskoran yang diberikan oleh observer yaitu 100%. Untuk indikator kedua, guru memperoleh prosentase penskoran sebesar 50% karena pada pertemuan 1 guru tidak melakukan refleksi, hanya pada pertemuan 2 saja guru melakukan refleksi. Data hasil observasi implementasi RPP aktifitas guru dalam pembelajaran lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 16 dan 17. Hasil Observasi Implementasi RPP Keaktifan Siswa Observer tidak hanya melakukan observasi kepada guru, observasi juga dilakukan pada keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui keaktifan siswa dalam pembelajaran saja dan tidak digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Kegiatan siswa yang diamati terdiri dari 8 indikator dalam setiap pertemuan. Hasil observasi diketahui bahwa 83% siswa antusias mengikuti pembelajaran pada pertemuan 1 dan meningkat menjadi 93% pada pertemuan 2. Pada pertemuan 1 siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran mencari pasangan sebanyak 67% dan meningkat menjadi 97% pada pertemuan 2. Sebanyak 50% siswa terlihat aktif mencari kartu soal yang cocok dengan kartu jawabannya yaitu pada pertemuan 1 dan meningkat menjadi 97% pada pertemuan 2. Terdapat 67% siswa aktif mencari kartu jawaban yang cocok dengan kartu soalnya yaktu pada pertemuan 1 dan meningkat pada pertemuan 2 menjadi 100%. Saat menjadi kelompok penilai siswa sudah kelihatan aktif dan pertemuan 1 mencapai 80% kemudian meningkat pada pertemuan 2 yang mencapai 100%. Pada pertemuan 1 sebagian siswa tidak menyelesaikan peran dengan baik sehingga prosentase mencapai 83% dan meningkat pada pertemuan 2 yaitu 97%. Sebelum mengakhiri pembelajaran siswa dibimbing guru menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama mencapai 60 dan meningkat pada pertemuan ke 2 93%. Secara lebih lengkap hasil observasi keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 18 dan

21 48 Analisis Hasil Penelitian Hasil penelitian dapat diketahui dengan cara melakukan analisis data terhadap data-data mentah yang diperoleh dari penelitian. Data yang diperoleh berupa skor tes 1 kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, skor tes 2 kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam metode analisis data antara lain yaitu analisis deskriptif, uji normalitas data dan uji hipotesis. Kualifikasi data dan uji persyaratan analisis data berarti menterjemahkan data dalam bentuk angka, sedangkan uji persyaratan analisis berarti sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis. Persyaratan analisis data dengan menggunakan statistik nonparametric adalah skor yang diperoleh berdasarkan distribusi normal. Oleh karena itu, sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji normalitas kolmogrov-smirno, dengan menggunakan komputer melalui program Statistik Product and Service Solution (SPSS) versi 19.0 dan uji t-tets. Hasil penelitian terdiri dari hasil penelitian penilaian produk dan hasil penelitian penilaian hasil. Hasil penelitian penilaian produk diketahui dengan cara melakukan analisis data. Analisis data yang digunakan yaitu uji t-test. Sebelum dilakukan analisis uji t-test, agar data tidak menyimpang maka harus dilakukan uji deskriptif dan uji normalitas terlebih dahulu. Uji normalitas digunakan untuk dapat melihat data dalam penelitian normal atau tidak. Syarat data yang digunakan dalam penelitian harus normal. Berikut disajikan hasil analisis deskriptif dan normalitas pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil penelitian penilaian produk yang pertama yaitu hasil skor tes 1 kelompok eksperimen. Hasil skor tes 1 kelompok eksperimen diketahui dengan cara mengelompokkan data berdasarkan hasil tes 1 kelompok eksperimen SD Negeri Tlogo. Pengelompokan berdasarkan acuan Ketentuan Ketuntasan Minimum (KKM) penelitian yaitu 90. Berdasarkan skor tes 1 kelompok eksperimen, diketahui bahwa tidak ada siswa yang 48

22 49 masuk dalam kategori tuntas karena tidak ada siswa yang mendapat skor 90. Sebanyak 30 siswa mendapat skor di bawah KKM 90, artinya 100% siswa pada kelompok eksperimen tidak tuntas. Pada kelompok eksperimen hasil tes 1 memperoleh skor maksimal 80 sedangkan skor minimal 44, dengan rata-rata skor 65 dan standar deviasi 9,5 serta jumlah seluruh skor siswa Hal ini terjadi karena tes 1 dilakukan sebelum diberikan perlakuan, sehingga siswa hanya berbekal pengetahuan awal saja. Data skor tes 1 kelompok eksperimen lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 12. Hasil penelitian penilaian produk yang ke dua yakni hasil skor tes 1 kelompok kontrol. Hasil skor tes 1 kelompok kontrol diketahui dengan cara mengelompokkan data berdasarkan hasil tes 1 kelompok kontrol SD Negeri Karangtengah 01. Pengelompokan berdasarkan acuan Ketentuan Ketuntasan Minimum (KKM) penelitian yaitu 90. Berdasarkan skor tes 1 kelompok kontrol, diketahui bahwa tidak ada siswa yang masuk dalam kategori tuntas karena tidak ada siswa yang mendapat skor 90. Sebanyak 26 siswa mendapat skor di bawah KKM 90, artinya 100% siswa pada kelompok kontrol tidak tuntas. Pada kelompok kontrol hasil tes 1 memperoleh skor maksimal 78 sedangkan skor minimal 34, dengan rata-rata skor 62 dan standar deviasi 11,5 serta jumlah seluruh skor siswa Hal ini terjadi karena tes 1 dilakukan sebelum diberikan perlakuan, sehingga siswa hanya berbekal pengetahuan awal saja. Data skor tes 1 kelompok kontrol lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 13. Hasil penelitian penilaian produk yang ke tiga yakni hasil skor tes 2 kelompok eksperimen. Hasil skor tes 2 kelompok eksperimen diketahui dengan cara mengelompokkan data berdasarkan hasil tes 2 kelompok eksperimen SD Negeri Tlogo. Pengelompokan berdasarkan acuan Ketentuan Ketuntasan Minimum (KKM) penelitian yaitu 90. Berdasarkan skor tes 2 kelompok eksperimen, diketahui bahwa terdapat 9 siswa yang memperoleh skor < 90, sehingga 30% siswa pada kelompok eksperimen tidak tuntas namun jumlah siswa yang tuntas jauh lebih banyak yaitu 21 siswa dengan prosentase 70%. Pada tes 2 kelompok eksperimen 49

23 50 memperoleh skor maksimal 98,8 sedangkan skor minimal 79,6, dengan ratarata skor 90,69 dan standar deviasi 5,38 serta jumlah semua skor siswa 2369,2 Siswa yang sudah tuntas dari KKM jauh lebih banyak, hal ini terjadi karena tes 2 dilakukan setelah siswa mendapat perlakuan pembelajaran menggunakan benda kongkret pada model pembelajaran make a match sehingga siswa jauh lebih mudah memahami materi serta dapat mengerjakan tes formatif dengan baik. Bekal siswa dalam mengerjakan tes 2 tidak hanya bekal pengetahuan awal saja melainkan ditambah dengan pembelajaran yang dilakukan dengan model pembelajaran kooperatif tpe make a match sehingga dengan perlakuan ini siswa menjadi lebih aktif belajar dan siswa terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga daya ingat siswa terhadap materi lebih kuat dibandingkan dengan sekedar mendengarkan penjelasan dari guru. Meskipun soal tes 2 sama dengan tes 1 tetapi hasilnya sangat berbeda karena perlakuannya juga berbeda. Hasil tes 2 kelompok eksperimen secara jelas disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Skor Tes 2 Kelompok Eksperimen No Skor Frekuensi (f) Prosentase (%) KKM 1 < % Tidak Tuntas % Tuntas JUMLAH % Secara lebih jelas berikut ini disajikan gambaran visual diagram lingkaran skor tes 2 kelompok eksperimen. 50

24 51 Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Tes 2 Kelompok Eksperimen Diagram skor tes 2 kelompok ekperimen berikut menunjukkan bahwa terdapat 30% siswa yang tidak tuntas yaitu 9 siswa dan 70% siswa tuntas dengan nilai 90 ke atas yaitu 21 siswa. Data skor tes 2 kelompok eksperimen secara lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 14. Hasil penelitian penilaian produk yang ke empat yakni hasil skor tes 2 kelompok kontrol. Hasil skor tes 2 kelompok kontrol diketahui dengan cara mengelompokkan data berdasarkan hasil tes 2 kelompok kontrol SD Negeri Karangtengah 01. Pengelompokan berdasarkan acuan Ketentuan Ketuntasan Minimum (KKM) penelitian yaitu 90. Berdasarkan skor tes 2 kelompok kontrol, diketahui bahwa terdapat 26 siswa yang memperoleh skor < 90, sehingga 100% siswa pada kelompok kontrol tidak tuntas. Kondisi kelompok kontrol jika dilihat dari hasil tes 1 dan tes 2 mengalami sedikit peningkatan, walaupun tetap tidak ada siswa yang tuntas akan tetapi rata-rata dari tes 2 mengalami peningkatan. Pada tes 1 rata-rata yang diperoleh yaitu 62 dan pada tes 2 meningkat menjadi 72. Peningkatan juga dapat dilihat dari perolehan skor maksimal, skor minimal, serta jumlah skor seluruh siswa dari hasil tes 2 kelompok kontrol. Pada tes 2 kelompok kontrol mendapat skor maksimal 84 sedangkan skor minimal 58, dengan rata-rata skor 72 dan standar deviasi 7,6 serta jumlah semua skor siswa

25 52 Peningkatan hasil belajar kelompok eksperimen jauh lebih signifikan jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini disebabkan oleh pelaksanaan kegiatan pembelajarannya. Pada kelompok eksperimen pembelajaran dilaksanakan menggunakan benda kongket pada model pembelajaran make a match, sedangkan pada kelompok kontrol pembelajaran dilaksanakan secara konvensional. Hasil tes 2 kelompok kontrol secara jelas disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Skor Tes 2 Kelompok Kontrol No Skor Frekuensi (f) Prosentase (%) KKM 1 < % Tidak Tuntas % Tuntas Data skor tes 2 kelompok kontrol secara lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 15. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan benda kongkret pada model pembelajaran tipe make a match terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Imbas gugus Perkutut. Mengetahui besarnya pengaruh perlakuan yang diberikan dapat diketahui dengan cara membandingkan skor rata-rata tes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perolehan skor rata-rata kelompok eksperimen dari tes 1 dan tes 2 mengalami peningkatan yang cukup besar. Rata-rata skor tes 1 kelompok eksperimen 65 sedangkan rata-rata tes 2 90,6. Selisih rata-ratanya 25,6. Rata-rata skor tes 1 kelompok kontrol 62 sedangkan rata-rata tes Selisih rata-ratanya 10. Secara lebih rinci disajikan dalam tabel di bawah ini: 52

26 53 Tabel 4.4 Distribusi Skor Rata-Rata Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Skor Rata-Rata Peningkatan Kelompok Tes 1 Tes 2 Skor Rata- Rata Eksperimen ,6 Kontrol Hasil penelitian yang ke dua yakni hasil penelitian penilaian proses. Selain melakukan analisis deskriptif penilaian produk, peneliti juga melakukan analisis deskriptif penilaian proses. Penilaian proses hanya diberikan pada kelompok eksperimen karena pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan benda kongkret sehingga selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa aktif belajar. Penilaian proses dilakukan pada saat kegiatan mencari pasangan kartu dan penilaian pasangan kartu. Penilaian dilakukan dengan cara mengobservasi kegiatan siswa selama kegiatan belajar berlangsung. Observasi dilakukan dengan bantuan rubrik penilaian sesuai dengan RPP yang telah terlebih dahulu dibuat (rubrik penilaian terlampir pada RPP lampiran 1). Penilaian proses yang pertama dilakukan pada kegiatan pembelajaran mencari pasangan kartu dan penilaian. Sesuai dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada RPP kelompok eksperimen, siswa dibagi menjadi 3 kelompok. Pada pertemuan 1 dan 2 siswa dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok pemegang kartu soal, pemegang kartu jawaban dan penilai. Pembelajaran dilakukan di lapangan voli agar ruang gerak siswa lebih luas. Pembelajaran pertemuan 1 meliputi alat komunikasi masa lalu dan masa kini serta membandingkan alat komunikasi masa lalu dan masa kini sedangkan pada pertemuan 2 penggunaan alat komunikasi dan menceritakan pengalaman menggunakan alat komunikasi.. Penilaian 53

27 54 dalam kegiatan pembelajaran terdiri dari dua indikator dengan jumlah skor maksimal 4. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada kegiatan mencari pasangan tidak ada siswa yang mendapat skor 1 dan 2, skor yang diperoleh siswa yakni skor 3 dan 4. Pada indikator pertama yaitu kegiatan mencari pasangan, terdapat 2 orang yang masih pasif dalam mencari pasangan siswa, akan tetapi siswa tersebut juga melaksanakan kegiatan sehingga memperoleh skor 3 yaitu 6%. Siswa yang memperoleh skor 4 berarti siswa bnar-benar antusias mengikuti kegiatan mencari pasangan. Ada siswa yang mendapat skor 4 dengan prosentase 94%. Indikator ke dua yakni waktu yang digunakan siswa untuk menemukan pasangannya. Siswa yang memperoleh skor 3 artinya siswa yang menemukan pasangan kartu selama 2 menit sedangkan siswa yang memperoleh skor 4 adalah siswa yang menggunakan waktu 1 menit untuk menemukan pasangan kartu. Hanya 10% siswa yang mendapat skor 3 dengan jumlah siswa 3 orang, sedangkan 20 siswa memperoleh skor 4 prosentasenya sebesar 90%. Dari hasil observasi seluruh indikator pada penilaian kecepatan dapat disimpulkan bahwa siswa pada kelompok eksperimen sudah melakukan kegiatan mencari pasangan dengan baik dan sesuai petunjuk guru. Hal ini ditandai dengan siswa memperoleh skor 3 dan 4 dalam penilaian kecepatan. Data lebih rinci dapat dilihat pada lampiran Pembahasan Hasil Penelitian Sebelum dilakukan uji t, terlebih dahulu dilakukan analisis uji normalitas data dari skor tes 1 dan tes 2 kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah dilakukan uji normalitas dapat dilakukan uji t menggunakan skor tes 2 pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya penyebaran data dari variabel penelitian. Uji normalitas variabel 54

28 55 penggunaan benda kongkret pada model pembelajaran make a match menggunakan teknik One sample Kolmogrov-Smirnov Test, perhitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS Uji Normalitas Tes 1 Kelompok Eksperimen Normal atau tidaknya penyebaran data pada data skor tes 1 kelompok eksperimen diketahui dengan cara melakukan uji normalitas data. Di bawah ini disajikan tabel uji normalitas skor tes 1 kelompok eksperimen. Hasil Uji Normalitas Tes 1 Kelompok Eksperimen One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test sperimen 30 rameters a,b 64,8000 tion 9,52094 eme Differences,174,125 -,174 ov-smirnov Z,954 g. (2-tailed),323 ribution is Normal. ed from data. Data hasil uji noemalitas tes 1 kelompok eksperimen tampak bahwa hasil uji kolmogrov-smirnov Z untuk hasil tes 1 kelompok eksperimen normal yaitu sebesar 0,954 dengan probabilitas signifikan 0,323. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi pengukuran pada skor tes 1 kelompok eksperimen normal. Gambaran visual kenormalan penyebaran data karakteristik dapat dilihat pada Grafik 4.9 berikut: 55

29 56 Grafik 4.2 Uji Normalitas Tes 1 Kelompok Eksperimen Pada grafik 4.2 terlihat bahwa data nilai siswa eksperimen yang berjumlah 30 anak membentuk kurve normal dengan rata-rata nilai memperoleh 64,80 dan standar devisiasi 9,521. Uji Normalitas Tes 2 Kelompok Eksperimen Melihat normal atau tidaknya penyebaran data pada data skor tes 2 kelompok eksperimen dilakukan dengan uji normalitas data. Di bawah ini disajikan tabel uji normalitas skor tes 2 kelompok eksperimen. 56

30 57 Hasil Uji Normalitas Tes 2 Kelompok Eksperimen One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test sperimen 30 rameters a,b 90,6933 tion 5,38702 eme Differences,178,101 -,178 ov-smirnov Z,977 g. (2-tailed),296 ribution is Normal. ed from data. Data hasil uji normalitas tes 2 kelompok eksperimen tampak bahwa hasil uji kolmogrov-smirnov Z untuk hasil tes 2 kelompok eksperimen normal yaitu sebesar 0,977 dengan probabilitas signifikan 0,296. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi pengukuran untuk variabel pada skor tes 2 kelompok eksperimen adalah normal. Gambaran visual kenormalan penyebaran data karakteristik dilihat pada Grafik 4.10 berikut: Grafik 4.3 Uji Normalitas Tes 2 Kelompok Eksperimen 57

31 58 Pada grafik 4.3 terlihat bahwa data nilai siswa eksperimen yang berjumlah 30 anak membentuk kurve normal dengan rata-rata nilai memperoleh 90,69 dan standar devisiasi 5,387. Uji Normalitas Tes 1 Kelompok Kontrol Uji Normalitas digunakan untuk melihat normal atau tidaknya penyebaran data pada data skor tes 1 kelompok kontrol dilakukan dengan uji normalitas data. Di bawah ini disajikan tabel uji normalitas skor tes 1 kelompok kontrol. Hasil Uji Normalitas Tes 1 Kelompok Kontrol SD One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ontrol 26 rameters a,b 61,9231 tion 11,54443 eme Differences,116,095 -,116 ov-smirnov Z,593 g. (2-tailed),873 ribution is Normal. ed from data. Data hasil uji normalitas tes 1 kelompok kontrol tampak bahwa hasil uji kolmogrov-smirnov Z untuk hasil tes 1 kelompok kontrol normal yaitu sebesar 0,593 dengan probabilitas signifikan 0,873. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi pengukuran untuk variabel tes 1 pada skor tes 1 kelompok kontrol adalah normal. Gambaran visual kenormalan penyebaran data karakteristik dilihat pada Grafik 4.11berikut: 58

32 59 Grafik 4.4 Uji Normalitas Tes 1 Kelompok Kontrol Pada grafik 4.4 terlihat bahwa data nilai siswa kontrol yang berjumlah 26 anak membentuk kurve normal dengan rata-rata nilai memperoleh 61,92 dan standar devisiasi 11,544. Uji Normalitas Tes 2 Kelompok Kontrol Uji normalitas digunakan untuk melihat normal atau tidaknya penyebaran data pada data skor tes 2 kelompok kontrol dilakukan dengan uji normalitas data. Di bawah ini disajikan tabel uji normalitas skor tes 2 kelompok kontrol. 59

33 60 Hasil Uji Normalitas Tes 2 Kelompok Kontrol One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ntrol 26 rameters a,b 71,6538 tion 7,65737 eme Differences,174,174 -,145 ov-smirnov Z,889 g. (2-tailed),409 ribution is Normal. ed from data. Dilihat dari data hasil uji normalitas tes 2 kelompok kontrol tampak bahwa hasil uji kolmogrov-smirnov Z untuk hasil tes 1 kelompok kontrol normal yaitu sebesar 0,889 dengan probabilitas signifikan 0,409. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi pengukuran variabel pada skor tes 2 kelompok kontrol adalah normal. Gambaran visual kenormalan penyebaran data karakteristik dilihat pada Grafik 4.12berikut: 60

34 61 Grafik 4.5 Uji Normalitas Tes 2 Kelompok Kontrol Pada grafik 4.5 terlihat bahwa data nilai siswa kontrol yang berjumlah 26 anak membentuk kurve normal dengan rata-rata nilai memperoleh 71,65 dan standar devisiasi 7,657. Uji Test Uji signifikansi perbedaan mean antar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, analisis data yang digunakan adalah uji t-test. Di bawah ini disajikan tabel hasil uji t-test skor tes 2 kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 61

35 62 Hasil Uji T-TEST SKOR TES 2 KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL Independent Samples Test Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means Confidence Interval of the Difference. T f ailed) Difference Difference Lower pper variances assumed riances not assumed 2,506,119-10,870 54,000-19, , , , ,606 44,058,000-19, , , ,42175 Berdasarkan data hasil uji t-test, dapat dilihat hasil F hitung levene test sebesar 2,506 dengan probabilitas 0,119>0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua sampel memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelompok homogen. Dengan demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equal variance assumed. Dari tabel di atas terlihat bahwa signifikansi 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan untuk pembelajaran penggunaan benda kongkret pada model pembelajaran make a match. Uji Hipotesis Hasil analisis data yang telah dilakukan, setelah diperoleh dari hasil uji t maka analisis hipotesisnya adalah: Ada efektifitasan signifikan penggunaan benda kongkret pada model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Imbas Gugus Perkutut Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2011/2012. Berdasarkan analisis uji hipotesis, hipotesis ditolak jika signifikansi >0,05 (H > 0,05) dan hipotesis diterima jika signifikansi < 0,05 (H < 0,05). 62

36 63 Dari hasil signifikansi diperoleh skor signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) maka hipotesis diterima. Kegiatan pembelajaran IPS dengan materi alat-alat teknologi komunikasi yang menggunakan benda kongkret pada model pembelajaran make a match, terlihat bahwa skor hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang (kelompok eksperimen) lebih baik dari pada skor tes hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Karangtengah 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang (kelompok kontrol) yang pembelajarannya dilakukan secara konvensional. Hal ini menunjukan bahwa keefektifan pembelajaran penggunaan benda kongkret pada model pembelajaran make a match sangat besar karena dengan penerapan pembelajaran tersebut hasil belajar siswa dapat meningkat dengan rata-rata 90,69. Dibandingkan dengan pembelajaran yang konvensional pada kelompok kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional memperolah rata-rata 71, 69 (dibulatkan menjadi 72). Data yang diperoleh membuktikan bahwa hasil pembelajaran dengan menggunakan benda kongkret pada model pembelajaran make a match lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pembelajaran konvensional. Hasil skor rata-rata tes 2 kelompok eksperimen kelas IV SD Tlogo mencapai hasil 90,69 sedangkan rata-rata skor tes 2 kelompok kontrol kelas IV SD Negeri Karangtengah 01 mencapai hasil 72. Perbedaan rata-ratanya 18,69. Dilihat dari segi perolehan skor rata-rata tes 2, dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen sudah mencapai ketuntasan KKM 90 karena 90,69 > 90, sedangkan rata-rata kelompok kontrol belum tuntas mencapai KKM, karena masih di bawah KKM 90. Derdasarkan hasil tes 2 dapat disimpulkan pada kelompok eksperimen ada 21 siswa yang tuntas mencapai KKM 90, dengan prosentase 70% dan 9 siswa tidak tuntas, prosentasenya sebesar 30%. Berdasarkan data di atas sudah terlihat peningkatan yang signifikan, mulanya pada tes 1 belum ada siswa yang tuntas pada tes 2 setelah diberikan perlakuan 70% tuntas mencapai KKM. Sedangkan pada kelompok kontrol terjadi peningkatan pada rata-rata nilai tes akan tetapi 26 siswa tidak ada 63

37 64 yang tuntas mencapai KKM 90, dengan prosentase 100% dan tidak ada siswa yang tuntas, dengan prosentase 0%. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran konvensional memberikan sedikit pengaruh peningkatan pada hasil belajar siswa. Oleh karena itu, penggunaan benda kongkret pada model pembelajaran make a match memiliki keefektifitasan yang besar dalam pembelajaran kelas IV pada khususnya. Terjadinya perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol salah satunya disebabkan adanya penggunaan media dan model pembelajaran pada kelas eksperimen. Pembelajaran pada kelompok eksperimen mendorong siswa untuk aktif, saling bekerjasama, mengalami langsung serta melatih ketelitian dan kecepatan siswa dalam meyelesaikan masalah. Pembelajaran yang digunakan juga mengajarkan siswa arti kerjasama, tanggung jawab, kreatif, dan percaya diri. Secara umum terjadinya perbedaan hasil belajar dan pencapaian tingkat berpikir siswa dimungkinkan karena dalam penggunaan media dan model pembelajaran dikembangkan keterampilan siswa tidak hanya dalam ranah kognitif, siswa belajar dengan mengalami langsung, tidak hanya sekedar hafalan materi dan mendengarkan penjelasan dari guru, sehingga daya ingat siswa jauh lebih kuat. Didukung juga dengan perasaan senang dalam pembelajaran, sehingga ketika mengerjakan soal tes siswa jauh lebih bersemangat, akhirnya hasil belajarnya jauh lebih baik dan meningkat. 64

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Dimana terdapat dua kelompok dengan kondisi yang homogen. Kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis Dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Dimana terdapat dua kelompok dengan kondisi yang homogen. Kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Menurut Sugiyono (2010:107) penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JENIS DAN LOKASI PENELITIAN 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2010:107) penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di gugus Ki Hajar Dewantara kecamatan Randublatung kabupaten Blora. Pada gugus ini terdapat 8 SD imbas.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012 dan dilakukan secara bertahap. Adapun tahap-tahapnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (00:07) penelitian ekperimental

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SDN 4 Mendenrejo Kradenan Blora yang beralamatkan di Jalan Raya Randublatung Km 1,5 Mendenrejo Blora 58383. Unit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Penelitian Penelitian ini dilaksanakan 2 kali pertemuan pada semester 2 tahun ajaran 2011/2012, bertempat di SD Negeri 1 Somogede Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Sugiyono (00:07) mengemukakan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN Kumpulrejo 01 Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN Kumpulrejo 01 Salatiga BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kumpulrejo 01 Salatiga yang beralamatkan di di jalan Amarta nomor 03 Randuares Kecamatan Argomulyo Kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2010) Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen, yaitu jenis Quasi Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian efektivitas penggunaan strategi pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV B SD Negeri Karangtengah 01 yaitu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperimen yaitu desain eksperimen dengan kelompok kontrol dan kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Pada penelitian eksperimen, terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek dan Pelaksanaan Peneltian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sekolah dasar yang ada di Kecamatan Randublatung terdiri dari 6 Gugus di antaranya Gugus Diponegoro, Gugus Gajah Mada, Ki Hajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan desain eksperimen semu (quasi eksperimental research). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan membandingkan antara kelas eksperimen yaitu yang menggunakan metode pembelajaran make a match dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experimental Design). Jenis penelitian ini dipilih karena kelompok kontrol tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 01 Sumogawe Kecamatan Getasan yang berjumlah 38 siswa yang dibagi menjadi 2 kelompok,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis quasi experimental. Quasi experiment atau eksperimen semu merupakan

Lebih terperinci

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2.

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian, Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi exsperimen). Dimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian Pada sub bab ini penulis akan mengenai jenis penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian, desain penelitian dan Perncanaan penelitian

Lebih terperinci

Nonequivalent Control Group Design

Nonequivalent Control Group Design BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Desain Eksperimen 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini eksperimen dengan tipe Quasi Experimental Design. Menurut Sugiyono

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di dua Sekolah Dasar Negeri Gendongan Kecamatan Tingkir. Subyek penelitian ini meliputi siswa kelas IV SD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD N Tejosari Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012, yang dijadikan subyek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 06. Sekolah tersebut terletak di Jalan Kartini no.26,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Subyek Penelitian Penelitian adalah jenis penelitian quasi eksperimen atau eksperimen semu dimana ada dua kelompok yang dijadikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Watuagung 01 dan 02, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sumogawe 03 dan SD negeri Sumogawe 04 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimen dengan jenis penelitian semu (quasi eksperimental research).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Subjek Penelitian Jumlah murid yang ada di SDN Sidorejo Lor 07 Kecamatan Sidomulti Kabupaten Semarang mulai dari kelas I sampai kelas VI adalah sebanyak 265 siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Salatiga 06 yang terletak di Kota Salatiga yang merupakan salah satu SD Negeri di Gugus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini berisi analisis instrumen penelitian, uji keseimbangan pretest dan uji beda rerata posttest, deskripsi data hasil belajar, normalitas data hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Sugiyono (2010:107) mengatakan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian Di dalam sub bab ini akan memberikan penjelasan mengenai jenis penelitian yang dilakukan peneliti serta tempat / lokasi pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 01 Nampu dan Sekolah Dasar Negeri 01 Jetis Kecamatan Karangrayung Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi 63 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Data hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diukur dengan instrumen berupa tes soal pilihan ganda, untuk mengetahui seberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bersifat kuantitatif karena data-data yang diperoleh kemudian dianalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pendidikan merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Eksperimen 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Merujuk pada pendapat Sugiyono

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen1, yaitu jenis Quasi Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok eksperimen2,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III semester II SD Kristen Satya Wacana. Kelas III dibagi menjadi dua kelas paralel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian 1. Kemampuan Awal Siswa Dalam penelitian ini seperti telah dijelaskan pada bab III, analisis tentang data kemampuan awal digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian diadakan di SD Negeri Candirejo 02, dengan alamat di jalan Mertokusumo No 32 Desa Candirejo dan SD Negeri Sraten 01,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen Satya Wacana yang terletak di Jl. Yos Sudarso 1 Salatiga. Sekolah ini mempunyai luas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 12 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Eksperimen Kontrol Jumlah Seluruhnya 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Eksperimen Kontrol Jumlah Seluruhnya 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 4 Mulyoharjo dan SD Negeri 5 Mulyoharjo Jepara Kecamatan Jepara Semester 2 Tahun Ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kauman Lor 01 dan SD Negeri Kauman Lor 03 kelas V semester genap tahun pelajaran 2011/2012. 3.2 Jenis

Lebih terperinci

BAB I I METODOLOGI 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian

BAB I I METODOLOGI 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen true. Dikatakan true experimental (eksperimen yang betul-betul) karena

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari 04 dan SD Negeri Mangunsari 07. Jumlah seluruh siswa kelas IV yang menjadi unit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 IVA 23 50% Kontrol 2 1VB 23 50% Eksperimen Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 IVA 23 50% Kontrol 2 1VB 23 50% Eksperimen Jumlah % BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Nglinduk yang beralamatkan di dusun Kandangan Desa Nglinduk Kecamatan Gabus Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian 4.1.1. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Sidorejo Lor 02 dan SD Negeri Sidorejo Lor 06 yang berada di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis eksperimen semu (Quasi Experiment). Eksperimen semu (Quasi Experiment)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental). Eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen. Sedangkan tujuan dari penelitian ini untuk menyelidiki adanya kemungkinan hubungan sebab akibat. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah 57 siswa kelas 4 SD Kristen Satya Wacana Salatiga yang dibagi menjadi 2 kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 0R2R : 0R3R : 0R4R : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen menurut Sugiyono (2011:77)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek dan Tempat Penelitian 4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas III SDN Jambangan 3 dan SDN Jambangan 4. Jumlah subjek penelitiannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada uraian bab ini akan dipaparkan tentang hasil ujicoba instrumen, hasil penelitian, analisis data dan pembahasan. Data yang diolah adalah data hasil observasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Metode penelitian eksperimen merupakan metode yang sesuai dengan judul penelitian ini. Menurut Sugiyono (2010: 107) metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1. 3.1. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis quasi experiment. Quasi experiment atau disebut juga eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Dengan membandingkan antara kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, jenis penelitian True- Eksperimental dengan design Pre test- Post test Control

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian Eksperimenal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 02 yang menjadi kelas eksperimen dengan jumlah siswa 22 orang. Jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Desain, dan Lokasi penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi Experimental Design). Sugiyono (2015:107)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan membandingkan antara hasil belajar kelas eksperimen yaitu yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian jenis Penelitian dilakukan dengan menggunakan penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2011) penelitian ekperimental

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada dua SD Negeri yang terletak di Desa Balesari dan Desa Campuranom, Kecamatan Bansari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tuntang, Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang beralamat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika siswa kelas VIII MTs Ma arif NU Bacem Tahun Ajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika siswa kelas VIII MTs Ma arif NU Bacem Tahun Ajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh Brain Gym dan seberapa besar pengaruhnya terhadap hasil belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Arikunto (2013: 207) menyatakan penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahu ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, dari bulan Februari sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dan Desain Eksperimen Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan desain eksperimen semu (quasi eksperimental research). Desain eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimental Design (quasi eksperimen) dengan melihat efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Eksperimen dapat diartikan sebagai proses penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N I BERGAS yang beralamat di Karangjati, Kec. Bergas, Kab. Semarang. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Menurut Arikunto (2006: 3) penelitian eksperimen adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 56 BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Pair Checks Berbasis Masalah Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian dan rencana penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian eksperimen semu (Quasy Experimental Design). Eksperimen semu merupakan pengembangan dari eksperimen murni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen (Quasi-Experimental Research). Kuasi eksperimen merupakan sebuah eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian 4.1.1 Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 04 dan 07 yang terletak di Jalan Tentara Pelajar No. 7,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis quasi experiment desain Non-Equivalent Control

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu Quasi Experimental Design Sugiyono(2010:114) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperimen atau eksperimen semua yaitudesain eksperimen dengan kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Merujuk pada pendapat Sugiyono

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Menurut Sugiyono (2010:107) metode penelitian eksperimen digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah quasi eksperimental design (metode eksperimen semu). Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Arikunto (2006: 3) eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam Bab IV ini berisi tentang analisis instrumen penelitian, uji keseimbangan pretest dan uji beda rerata posttest, deskripsi data amatan, normalitas data amatan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK Negeri Pembina Surakarta yang terletak di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta pada anak kelompok

Lebih terperinci

Gambar 3.1 : Desain penelitian oleh Newman dalam Endang mulyatiningsih (2011:89) Keterangan: R = Random Assigment X 1

Gambar 3.1 : Desain penelitian oleh Newman dalam Endang mulyatiningsih (2011:89) Keterangan: R = Random Assigment X 1 3.1 Jenis Dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan bentuk quasi experimental design. Jenis desain eksperimen ini merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bergas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang berlokasi di Desa Karangjati. Kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen 01 dan SD Kristen 03 Kabupaten Woosobo. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

Lebih terperinci