BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI II.. Citra[] Seara umum, pengolahan itra digital menunjukan pada pemroean gamar 2 dimeni menggunakan komputer. Dalam kontek yang leih lua, pengolahan itra digital mengau pada pemroean etiap data 2 dimeni. Citra digital merupakan euah larik (array) yang erii nilai-nilai ral maupun komplek yang direpreentaikan dengan deretan it tertentu.[] Citra adalah repreentai dari euah ojek. Citra eagai keluaran uatu item perekaman data dapat erifat analog, erupa inyal-inyal video, eperti gamar pada monitor televii atau yang erifat digital yang dapat langung diimpan pada uatu pita magneti. Menurut preii yang digunakan untuk menyatakan titik-titik kordinat pada domain patial(idang), dan untuk menyatakan nilai keauan atau warna dari uatu itra, maka eara teoriti itra dapat dikelompokkan menjadi empat kela, yaitu : itra kontinu-kontinu, kontinu-dikrit, dikrit-kontinu, dan dikritdikrit. Dimana lael pertama menyatakan preii dari titik-titik koordinat pada idang itra, edangkan lael kedua menyatakan preii nilai keauan atau warna.kontinu dinyatakan dengan preii angka tak terhingga, edangkan dikrit dinyatakan dengan preii angka terhingga. Komputer digital ekerja dengan angka-angka preii terhingga. Dengan demikian, hanya itra dari kela dikrit yang dapat diolah oleh komputer. Citra dari kela tereut leih dikenal dengan itra digital. Citra dalam format BMP leih agu dari pada itra dalam format JPEG, Terjemahan ea dari itmap adalah pemetaan it. Artinya, nilai intenita pixel di dalam itra dipetakan ke ejumlah it tertentu. Peta it yang umum adalah 8, artinya etiap pixel panjangnya 8 it. Delapan it ini II-

2 II-2 merepreentaikan nilai intenita pixel. Dengan demikian ada eanyak 28 = 256 derajat keauan, mulai dari ampai 255. Citra dalam format BMP ada tiga maam : itra iner, itra erwarna, dan itra hitam-putih (grayale). Citra iner hanya mempunyai dua nilai keauan, yaitu dan. Oleh karena itu, it udah ukup untuk merepreentaikan nilai pixel. Citra erwarna adalah itra yang leih umum. Warna yang terlihat pada itra itmap merupakan kominai dari tiga warna daar, yaitu merah, hijau, dan iru. Setiap pixel diuun oleh tiga komponen warna : R (red), G (green), dan B (lue). Kominai dari tiga warna RGB tereut menghailkan warna yang kha untuk pixel yang erangkutan. Nilai etiap pixel tidak menyatakan derajat keauan eara langung, tetapi nilai pixelmenyatakan indek tael RGB yang memuat nilai keauan merah (R), nilai keauan hijau (G), dan nilai keauan iru (B) untuk pixel yang erangkutan. Pada itra hitam-putih, nilai R = G = B untuk menyatakan ahwa itra hitam-putih hanya mempunyai atu kanal warna. Citra hitam-putih pada umumnya adalah itra 8 it. Citra yang leih kaya warna adalah itra 24-it. Setiap pixel panjangnya 24 it, karena etiap pixel langung menyatakan komponen warna merah, komponen warna hijau, dan komponen warna iru. Maing-maing komponen panjangnya 8 it. Citra 24-it dieut juga itra 6 juta warna, karena ia mampu menghailkan 224 = kominai warna. (BN Budi Priyanto, 992) II.. Format Bitmap Pada format itmap, itra diimpan eagai uatu matrik di mana maingmaing elemennya digunakan untuk menyimpan informai warna untuk etiap pixel. Jumlah warna yang dapat diimpan ditentukan dengan atuan it-perpixel. Semakin ear ukuran it-per-pixel dari uatu itmap, emakin anyak pula jumlah warna yang dapat diimpan. Format itmap ini ook digunakan untuk menyimpan itra digital yang memiliki anyak variai dalam entuknya maupun warnanya, eperti foto, lukian,

3 II-3 dan frame video. Format file yang menggunakan format itmap ini antara lain adalah BMP, DIB, PCX, GIF, dan JPG. Format yang menjadi tandar dalam item operai Mirooft Window adalah format itmap BMP atau DIB. Karakteritik lain dari itmap yang juga penting adalah jumlah warna yang dapat diimpan dalam itmap tereut. Ini ditentukan oleh anyaknya it yang digunakan untuk menyimpan etiap titik dari itmap yang menggunakan atuan pp (it per pixel). Dalam Window dikenal itmapdengan, 4, 8, 6, dan 24 it per pixel. Jumlah warna makimum yang dapat diimpan dalam uatu itmap adalah eanyak 2n, dimana n adalah anyaknya it yang digunakan untuk menyimpan atu titik dari itmap. (Aniati Murni, 992). Berikut ini tael yang menunjukkan huungan antara anyaknya it per pixel dengan jumlah warna makimum yang dapat diimpan dalam itmap. Tael 2. Huungan Antara Bit Per Pixel deng Jumlah[] No Jumlah it per pixel Jumlah warna makimum II.2. Kriptografi II.2. Pengertian Kriptografi Kriptografi adalah ilmu yang erdaarkan pada teknik matematika untuk eruruan dengan keamanan informai eperti kerahaiaan, keutuhan data, dan otentikai entita.[2]

4 II-4 II.2.2 Algoritma Kriptografi[3] Perkemangan algoritma kriptografi dapat diagi menjadi dua, yaitu:. Kriptografi Klaik Pada algoritma klaik, diterapkan teknik enkripi konvenional (imetri). Algoritma ini merupakan algoritma kriptografi yang iaa digunakan orang ejak eraad-aad yang lalu. 2. Kriptografi Modern Kriptografi modern leih menitikeratkan pada kerahaiaan kuni yang digunakan pada algoritma tereut (oleh pemakainya) ehingga algoritma tereut dapat aja diearkan tanpa takut kehilangan kerahaiaan agi para pemakainya. Seara umum erdaarkan keamaan kuninya, algoritma andi diedakan menjadi :. Algoritma Simetrik (ymmetri algorithm) adalah uatu algoritma yang menggunakan kuni enkripi ama dengan kuni dekripi ehingga algoritma ini dieut juga eagai ingle-key algorithm.beerapa algoritma kriptografi imetrik antara lain DES, Blowfih, IDEA, RC4, RC5, RC6, AES atau Rijndael, Serpent dan Twofih. 2. Algoritma Aimetrik (aymmetri algorithm) adalah uatu algoritma yang menggunakan kuni enkripi tidak ama dengan kuni dekripi. Algoritma ini menggunakan dua kuni yakni kuni pulik (puli key) dan kuni privat (private key). Beerapa algoritma kuni pulik antara lain adalah RSA, Rain dan ElGamal.

5 II-5 II.2.3 Algoritma Advaned Enryption Standard (AES) [5] Input dan output dari algoritma AES terdiri dari urutan data eear 28 it. Urutan data yang udah terentuk dalam atu kelompok 28 it tereut dieut juga eagai lok data atau plaintext yang nantinya akan dienkripi menjadi iphertext. Cipher key dari AES terdiri dari key dengan panjang 28 it, 92 it, atau 256 it. Urutan it dieri nomor urut dari ampai dengan n- dimana n adalah nomor urutan. Urutan data 8 it eara erurutan dieut eagai yte dimana yte ini adalah unit daar dari operai yang akan dilakukan pada lok data. Dalam algoritma AES, data epanjang 28 it akan diagi-agi menjadi array yte dimana etiap array yte ini terdiri dari 8 it data input yang aling erurutan. Array yte ini direpreentaikan dalam entuk : a a a 2...a 5 Dimana: a = { input, input,..., input 7 } a = { input 8, input 9,..., input 5 } a 5 = { input 2, input 2,..., input 27 } a n = { input 8n, input 8n+,..., input 8n+7 } Operai algoritma AES dilakukan pada euah tate dimana tate endiri adalah euah array yte dua dimeni. Setiap tate pati mempunyai jumlah ari yang tetap, yaitu 4 ari, edangkan jumlah kolom tergantung dari earnya lok data. Bari pada tate mempunyai indek nomor row (r) dimana r < 4, edangkan kolom mempunyai indek nomor olumn () dimana < N. N endiri adalah earnya lok data diagi 32.

6 II-6 Pada aat permulaan, input it pertama kali akan diuun menjadi uatu array yte dimana panjang dari array yte yang digunakan pada AES adalah epanjang 8 it data. Array yte inilah yang nantinya akan dimaukkan ke dalam tate dengan urutan : [r,] = in[r+4] untuk r < 4 dan < N edangkan dari tate akan dikopi ke output dengan urutan : out[r+4] = [r,] untuk r < 4 dan < N Gamar 2. Byte input, Array tate, dan Byte output[4] Pada algoritma AES, jumlah lok input, lok output, dan tate adalah 28 it. Dengan ear data 28 it, erarti N = 4 yang menunjukkan panjang data tiap ari adalah 4 yte. Dengan lok input atau lok data eear 28 it, key yang digunakan pada algoritma AES tidak haru mempunyai ear yang ama dengan lok input. Cipher key pada algoritma AES ia menggunakan kuni dengan panjang 28 it, 92 it, atau 256 it. Di awah ini adalah tael yang memperlihatkan jumlah round (Nr) yang haru diimplementaikan pada maingmaing panjang kuni.

7 II-7 Tael 2.2 Perandingan jumlah Round dan Key[4] Jumlah Key (Nk) Bear Blok (N) Jumlah Round (Nr) AES AES AES II.2.3. Enkripi Advaned Enryption Standard (AES)[2] Proe enkripi pada algoritma AES terdiri dari 4 jeni tranformai yte, yaitu SuByte, ShiftRow, Mixolumn, dan AddRoundKey. Pada awal proe enkripi, input yang telah dikopikan ke dalam tate akan mengalami tranformai yte AddRoundKey. Setelah itu, tate akan mengalami tranformai SuByte, ShiftRow, MixColumn, dan AddRoundKey eara erulang-ulang eanyak Nr. Proe ini dalam algoritma AES dieut eagai round funtion. Round yang terakhir agak ereda dengan round-round eelumnya dimana pada round terakhir, tate tidak mengalami tranformai MixColumn. Gamar 2.2 Diagram alir proe enkripi AES[5]

8 II-8 SuByte SuByte merupakan tranformai yte dimana etiap elemen pada tate akan dipetakan dengan menggunakan euah tael utitui (S-Box). Hail yang didapat dari pemetaan dengan menggunakan tael S-Box ini eenarnya adalah hail dari dua proe tranformai yte, yaitu :. Inver perkalian dalam GF(2 8 ) adalah fungi yang memetakan 8 it ke 8 it yang merupakan inver dari elemen finite field tereut. Suatu yte a merupakan inver perkalian dari yte ila a =, keuali {} dipetakan ke dirinya endiri. Setiap elemen pada tate akan dipetakan pada tael inver. Seagai ontoh, elemen atau {53} akan dipetakan ke {CA} atau. 2. Tranformai affine pada tate yang telah dipetakan. Tranformai affine ini apaila dipetakan dalam entuk matrik adalah eagai erikut : Gamar 2.3 Matrik affine[4] adalah urutan it dalam elemen tate atau array yte dimana 7 adalah mot ignifiant it atau it dengan poii paling kiri. + =

9 II-9 ShiftRow Tranformai Shiftrow pada daarnya adalah proe pergeeran it dimana it paling kiri akan dipindahkan menjadi it paling kanan (rotai it). Tranformai ini diterapkan pada ari 2, ari 3, dan ari 4. Bari 2 akan mengalami pergeeran it eanyak atu kali, edangkan ari 3 dan ari 4 maing-maing mengalami pergeeran it eanyak dua kali dan tiga kali. Gamar 2.4 Tranformai ShiftRow[4] MixColumn Mixolumn mengoperaikan etiap elemen yang erada dalam atu kolom pada tate. Elemen pada kolom dikalikan dengan uatu polinomial tetap a(x) = {3}x 3 + {}x 2 + {}x + {2}. Seara leih jela, tranformai mixolumn dapat dilihat pada perkalian matrik erikut ini :,, 2, 3, 2 = ,, 2, Gamar 2.5 Matrik tranformai MixColumn[4] Melakukan proe penamahan pada operai ini erarti melakukan operai itwie XOR. Maka hail dari perkalian matrik diata dapat dianggap eperti perkalian yang ada di awah ini :

10 II-,, 2, = ({2} ) ({3} ) = =,, o, ({2} ) ({3} ), = ({3} ),, ({2} ) ({3} ),, 2, 2, 2, 2, ({2} ) Gamar 2.6 Hail perkalian dari operai matrik MixColumn[4] AddRoundKey Pada proe AddRoundKey, euah round key ditamahkan pada tate dengan operai itwie XOR. Setiap round key terdiri dari N word dimana tiap word tereut akan dijumlahkan dengan word atau kolom yang ereuaian dari tate ehingga : [,,, ] [,, ] [ w ] untuk N,, 2, 3, =,, 2,, round * N+ [w i ] adalah word dari key yang ereuaian dimana i = round*n+. Tranformai AddRoundKey diimplementaikan pertama kali pada round =, dimana key yang digunakan adalah initial key (key yang dimaukkan oleh kriptografer dan elum mengalami proe key expanion). II Dekripi Advaned Enryption Standard (AES)[2] Tranformai ipher dapat dialikkan dan diimplementaikan dalam arah yang erlawanan untuk menghailkan invere ipher yang mudah dipahami untuk algoritma AES. Tranformai yte yang digunakan pada inver ipher adalah InvShiftRow, InvSuByte, InvMixColumn, dan AddRoundKey. Algoritma dekripi dapat dilihat pada kema erikut ini :

11 II- Gamar 2.7 Diagram alir proe dekripi AES[5] InvShiftRow InvShiftRow adalah tranformai yte yang erkealikan dengan tranformai ShiftRow. Pada tranformai InvShiftRow, dilakukan pergeeran it ke kanan edangkan pada ShiftRow dilakukan pergeeran it ke kiri. Pada ari kedua, pergeeran it dilakukan eanyak 3 kali, edangkan pada ari ketiga dan ari keempat, dilakukan pergeeran it eanyak dua kali dan atu kali. Gamar 2.8 Tranformai InvShiftRow[4]

12 II-2 InvSuByte InvSuByte juga merupakan tranformai yte yang erkealikan dengan tranformai SuByte. Pada InvSuByte, tiap elemen pada tate dipetakan dengan menggunakan tael invere S-Box. Tael ini ereda dengan tael S-Box dimana hail yang didapat dari tael ini adalah hail dari dua proe yang ereda urutannya, yaitu tranformai affine terleih dahulu, aru kemudian perkalian inver dalam GF(2 8 ). Gamar 2.9 Matrik inver affine[4] Perkalian inver yang dilakukan pada tranformai InvSuByte ini ama dengan perkalian inver yang dilakukan pada tranformai SuByte. InvMixColumn Pada InvMixColumn, kolom-kolom pada tiap tate (word) akan dipandang eagai polinom ata GF(2 8 ) dan mengalikan modulo x 4 + dengan polinom tetap a - (x) yang diperoleh dari : a - (x)= {B}x 3 + {D}x 2 + {9}x + {E}. Atau dalam matrik : + = ) ( ) ( ) ( x x a x =

13 II-3,, 2, E = 9 D B B E 9 D D B E 9 9 D B E,, 2, Gamar 2. Matrik InvMixColumn[4] Hail dari perkalian diata adalah :,, 2, = ({E} ) ({B} ) ({D} ) ({9} ) o, = ({9} ) ({E} ) ({B} ) ({D} ) o, = ({D} ) ({9} ) ({E} ) ({B} ) o, = ({B} ) ({D} ) ({9} ) ({E} ) o,,,,, 2, 2, 2, 2, Invere AddRoundKey Tranformai Invere AddRoundKey tidak mempunyai peredaan dengan tranformai AddRoundKey karena pada tranformai ini hanya dilakukan operai penamahan ederhana dengan menggunakan operai itwie XOR. II.2.4 Padding[5] Ada kemungkinan panjang plaintext tidak hai diagi dengan panjang ukuran lok yang ditetapkan (mialnya 64 it, 28 it atau lainnya). Hal ini mengakiatkan lok terakhir erukuran leih pendek daripada lok-lok lainnya. Satu ara untuk mengatai hal ini adalah dengan padding, yaitu menamahkan lok terakhir dengan pola it yang teratur agar panjangnya ama dengan ukuran lok yang ditetapkan. Mialnya ditamahkan it emua, atau it emua, atau it dan it eelang-eling. Mialkan ukuran lok adalah 64 it (8 yte) dan lok terakhir terdiri dari 24 it (3 yte). Tamahkan lok terakhir dengan 4 it (5 yte) agar menjadi 64

14 II-4 it. Mialnya dengan menamahkan 4 uah yte dan atu uah yte angka 5. Setelah dekripi, hapu 5 yte terakhir dari lok dekripi terakhir. II.3. Definii UML[] Unified Modelling Language (UML) adalah euah "ahaa" yang telah menjadi tandar dalam indutri untuk viualiai, meranang dan mendokumentaikan item piranti lunak. UML menawarkan euah tandar untuk meranang model euah item, dengan menggunakan UML kita dapat memuat model untuk emua jeni aplikai piranti lunak, dimana aplikai tereut dapat erjalan pada piranti kera, item operai dan jaringan apapun, erta di tuli dalam ahaa pemrograman apapun. UML juga menggunakan la dan operation dalam konep daarnya, maka UML leih ook untuk penulian piranti lunak dalam ahaa-ahaa erorientai ojek eperti C++, Java, C# atau VB.NET. Walaupun demikian, UML tetap dapat digunakan untuk modeling aplikai proedural dalam VB atau C. Seperti ahaa-ahaa lainnya, UML mendefiniikan notai dan yntax/emantik. Notai UML merupakan ekumpulan entuk khuu untuk menggamarkan eragai diagram piranti lunak. Setiap entuk memiliki makna tertentu, dan UML yntax mendefiniikan agaimana entuk-entuk tereut dapat dikominaikan. Notai UML terutama diturunkan dari 3 notai yang telah ada eelumnya: Grady Booh OOD (Ojet-Oriented Deign), Jim Rumaugh OMT (Ojet Modeling Tehnique), dan Ivar Jaoon OOSE (Ojet-Oriented Software Engineering). Unified Modeling Language (UML) adalah alat antu (tool) untuk pemodelan item, UML adalah ahaa yang dapat digunakan untuk peifikai, viualiai, dan dokumentai item ojet-oriented oftware pada fae pengemangan. UML merupakan unifikai dari metode Booh, OMT, dan notai Ojetory, erta ide-ide teraik metodologi lainnya, UML merupakan tandar daar dalam idang analii dan deain erorientai-ojek (Quatrani, 998). Unified Modeling Language (UML) adalah euah ahaa pemodelan yang telah menjadi tandar dalam indutri oftware untuk viualiai, meranang, dan mendokumentaikan item perangkat lunak (Henderi, 27: 4). Bahaa

15 II-5 Pemodelan UML leih ook untuk pemuatan perangkat lunak dalam ahaa pemrograman erorientai ojek (C, Java, VB.NET), namun demikian tetap dapat digunakan pada ahaa pemrograman proedural (Ziga Turk, 27).[4] Di dalam Unified Modeling language (UML) terdapat ontent untuk menganalii uatu oftware. Diantaranya, ada ue ae diagram, la diagram tahap analii, la diagram tahap deain dan equene diagram, dan dijelakan pada poin ampai poin 3 di awah ini:. Ue Cae Diagram Ue ae diagram menggamarkan fungionalita yang diharapkan dari euah item, yang ditekankan adalah apa yang diperuat item, dan ukan agaimana. Seuah ue ae merepreentaikan euah interaki antara aktor dengan item. Ue ae merupakan euah pekerjaan tertentu, mialnya login ke item, meng-reate euah daftar elanja, dan eagainya. Seorang/euah aktor adalah euah entita manuia atau mein yang erinteraki dengan ytem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Ue ae diagram dapat angat memantu ila kita edang menyuun requirement euah item, mengkomunikaikan ranangan dengan klien, dan meranang tet ae untuk emua feature yang ada pada item. Seuah ue ae dapat meng-inlude fungionalita ue ae lain eagai agian dari proe dalam dirinya. Seara umum diaumikan ahwa ue ae yang diinlude akan dipanggil etiap kali ue ae yang meng-inlude diekekui eara normal. Seuah ue ae dapat di-inlude oleh leih dari atu ue ae lain, ehingga duplikai fungionalita dapat dihindari dengan ara menarik keluar fungionalita yang ommon. Sedikit penjelaan tentang Ue ae diagram dapat dilihat pada Tael 2.3 di halaman II-6:

16 II-6 Tael 2.3 Ue Cae Diagram[] No Simol Keterangan Simol aktor, menggamakan aktor pada diagram. 2 Simol Ue ae, menggamarkan Ue Cae pada diagram. 3 Simol Unidiretional Aoiation, menggamarkan relai antar aktor dan ue ae. 2. Cla Diagram Cla adalah euah peifikai yang jika diintaniai akan menghailkan euah ojek dan merupakan inti dari pengemangan dan deain erorientai ojek. Cla menggamarkan keadaan (atriut/properti) uatu item, ekaligu menawarkan layanan untuk memanipulai keadaan tereut (metoda/fungi). Cla diagram menggamarkan truktur dan dekripi la, pakage dan ojek eerta huungan atu ama lain eperti ontainment, pewarian, aoiai, dan lain-lain. Cla memiliki tiga area pokok, dan di jelakan pada Gamar III. di halaman II-2. Gamar 2. Cla Diagram[] Penjelaan nama la, atriut, dan metode dijelakan di awah ini: a. nama la: digunakan untuk memedakan antara atu kela dengan kela yang lain

17 II-7. atriut: digunakan untuk menyimpan tate, pada ahaa pemrograman ini erupa field, ia juga diartikan apa yang dimiliki oleh euah ojek.. Operai atau metode: digunakan untuk menyimpan ehavior, pada ahaa pemograman erupa method yang mengemalikan nilai (non void method) dan method yang tidak mengemalikan nilai (void method) 3. Sequene Diagram Kela diagram menunjukan huungan tati yang terjadi antara atu ojek dengan ojek yang lain. Sequene diagram menunjukan uatu kenario yang dinami. Sequene diagram digunakan untuk mendekripikan pola komunikai antara ojek. Sequene diagram menggamarkan urutan waktu dari pemanggilan pada uatu method. Sequene diagram erhuungan erat dengan ue ae diagram, dimana atu ue ae akan menjadi atu ue ae diagram. Sequene Diagram memiliki 2 imol yaitu aktor dan lifeline. Ator digunakan untuk menggamarkan penggunaan item. LifeLine digunakan untuk menggamarkan kela dan ojek, dan dijelakan pada Gamar III.2 dan Gamar III.3 di halaman II-3. Gamar 2.2 ator[]

18 II-8 Gamar 2.3 LifeLine[] II.4 Metedologi Pemangunan Perangkat Lunak Prototyping[] Prototyping merupakan metodologi pengemangan oftware yang menitik-eratkan pada pendekatan apek deain, fungi dan uer interfae. Developer dan Uer foku pada uer-interfae dan erama-ama mendefiniikan peifikai, fungi, deain dan agaimana oftware ekerja. Developer dan uer ertemu dan melakukan komunikai dan menentukan tujuan umum, keutuhan yang diketahui dan gamaran agian-agian yang akan diutuhkan. Developer mengumpulkan detail dari keutuhan dan memerikan uatu gamaran dengan etak iru (prototyping). Dari proe tereut, akan diketahui detail-detail yang haru dikemangkan atau ditamahkan oleh developer terhadap etak iru, atau menghapu detail-detail yang tidak diperlukan oleh uer. Proe akan terjadi teru meneru ehingga produk euai dengan keinginan dari uer. Gamar 2.4 Prototyping[5]

19 II-9 Tahapan-tahapan yang dilakukan adalah eagai erikut:. Mendengarkan pelanggan, merupakan proe menganalii keperluan pelanggan yang terdapat pada permaalahan yang ada. 2. Memangun dan memperaiki prototype, tahap ini merupakan proe pemodelan hail analii dan peraikan dalam entuk prototype perangkat lunak. 3. Pelanggan menguji oa prototype, merupakan tahap uji oa yang dilakukan pelanggan terhadap prototype yang telah diuat. Tujuan utama dari prototyping [Thompon, Wihow - 992] adalah :. Proe revii dan pengujian terhadap produk dilakukan eara teru meneru, ehingga didapatkan produk yang euai dengan yang diinginkan oleh uer. Proe teting dan revii dapat dilakukan aik eara keeluruhan maupun partial pada agian dari produk. 2. Proe pengujian haru memiliki perandingan aku (enhmark) ehingga menghailkan produk yang eara empiri ehinga menghindari kegagalan produk atau terjadi peredaan perepi antara developer atau uer. 3. Dengan proe teting dan komunikai yang teru meneru antara uer dan developer diharapkan dihailkan produk yang uer-friendly. II.5 Matla[8] matla adalah euah ahaa high-performane untuk komputai tekni. Matla merupakan ingkatan dari Matrix Laoratory. Matla mengintegraikan perhitungan, viualiai, dan pemrograman dalam uatu lingkungan yang mudah digunakan di mana permaalahan dan olui dinyatakan dalam notai eara matemati yang dikenal umum. Pertama, Matla dapat digunakan eagai kalkulator ilmiah. Berikutnya Matla memungkinkan untuk memviualiai data dalam eragai ara,

20 II-2 melakukan aljaar matrik, ekerja dengan polinomal dan fungi integrai. Seperti dalam euah kalkulator yang dapat diprogram, dapat meniptakan, mengekekui, dan menyimpan urutan perintah ehingga memungkinkan komputai dilakukan eara otomati. Matla dapat diperlakukan eagai euah ahaa pemrograman yang akra pengguna, yang memungkinkan untuk menangani kalkulai matemati dalam uatu ara yang mudah. Penggunaan Matla: Matematika dan komputai Pengemangan algoritma Pengumpulan data Pemodelan, imulai, dan prototipe Analii data, ekplorai, dan viualiai Ranang-angun grafi Pengemangan aplikai, termauk memangun Graphial Uer Interfae (GUI) Ringkaan Matla eara khuu diranang untuk ekerja dengan ekumpulan data tertentu eagai vektor, matrik, dan gamar.

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Kriptografi a. Definii Kriptografi (cryptography) merupakan ilmu dan eni untuk menjaga pean agar aman. ( Cryptography i the art and cience of keeping meage ecure). Crypto erarti

Lebih terperinci

DES dianggap sudah tidak aman. Perlu diusulkan standard algoritma baru sebagai pengganti DES. National Institute of Standards and Technology (NIST)

DES dianggap sudah tidak aman. Perlu diusulkan standard algoritma baru sebagai pengganti DES. National Institute of Standards and Technology (NIST) DES dianggap udah tidak aman. Perlu diuulkan tandard algoritma baru ebagai pengganti DES. National Intitute of Standard and Tehnology (NIST) menguulkan kepada Pemerintah Federal AS untuk ebuah tandard

Lebih terperinci

Advanced Encryption Standard (AES)

Advanced Encryption Standard (AES) Advaned Enryption Standard (AES) Latar Belakang DES dianggap udah tidak aman. Perlu diuulkan tandard algoritma baru ebagai pengganti DES. National Intitute of Standard and Tehnology (NIST) menguulkan kepada

Lebih terperinci

ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DENGAN ALGORITMA AES 256 UNTUK SEMUA JENIS FILE

ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DENGAN ALGORITMA AES 256 UNTUK SEMUA JENIS FILE ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DENGAN ALGORITMA AES 256 UNTUK SEMUA JENIS FILE Voni Yuniati (1), Gani Indriyanta (2), Antoniu Rahmat C (3) Abtrak: Kemajuan teknologi komputer dan telekomunikai telah menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

Advanced Encryption Standard (AES) Bahan Kuliah Kriptografi 7

Advanced Encryption Standard (AES) Bahan Kuliah Kriptografi 7 Advaned Enryption Standard (AES) Bahan Kuliah Kriptografi 7 Latar Belakang DES dianggap udah tidak aman. Perlu diuulkan tandard algoritma baru ebagai pengganti DES. National Intitute of Standard and Tehnology

Lebih terperinci

Advanced Encryption Standard (AES)

Advanced Encryption Standard (AES) Advaned Enryption Standard (AES) Bahan Kuliah IF4020 Kriptografi Latar Belakang DES dianggap udah tidak aman. Perlu diuulkan tandard algoritma baru ebagai pengganti DES. National Intitute of Standard and

Lebih terperinci

BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI

BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI 3.1 UMUM Parameter yang digunakan dalam mengukur tingkat penyaluran/penyampaian tenaga litrik dari penyedia tenaga litrik ke konumen adalah efiieni, efiieni yang

Lebih terperinci

Pengamanan Kunci Jawaban Sertifikasi CCNA Menggunakan Advanced Encryption Standard (AES) dan Mode Operasi Cipher Block Chaining

Pengamanan Kunci Jawaban Sertifikasi CCNA Menggunakan Advanced Encryption Standard (AES) dan Mode Operasi Cipher Block Chaining 1 Pengamanan Kuni Jawaban Sertifikai CCNA Menggunakan Advaned Enryption Standard (AES dan Mode Operai Cipher Blok Chaining Miko Praetya Widi, Aiyatul Karima, S.Kom, MCS Teknik Informatika Univerita Dian

Lebih terperinci

METODE PEMECAHAN MASALAH INTEGER PROGRAMMING

METODE PEMECAHAN MASALAH INTEGER PROGRAMMING METODE PEMECAHAN MASALAH INTEGER PROGRAMMING Oleh : Siti Malihah Fakulta Ilmu Tariyah dan Keguruan Univerita Ilam Negeri Waliongo Email : ratik0@yahoo.com Atrak Variael keputuan dalam penyeleaian maalah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA ENKRIPSI RIJNDAEL PADA PEMBUATAN KUNCI LISENSI PROGRAM PENGUBAH ATRIBUT FILE

IMPLEMENTASI ALGORITMA ENKRIPSI RIJNDAEL PADA PEMBUATAN KUNCI LISENSI PROGRAM PENGUBAH ATRIBUT FILE Jurnal omputeh & Bini, Vol., No., Deemer, - ISSN Implementai 8- lgoritma Enkripi Rijndael... (Budiantoro, Nanan hman IMPLEMENTSI LGORITM ENKRIPSI RIJNDEL PD PEMBUTN KUNI LISENSI PROGRM PENGUBH TRIBUT FILE

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Matematika

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Matematika K1 Revii Antiremed Kela 11 Matematika Bari dan Deret Latihan Soal 1 Do. Name: RK1AR11MATWJB0601 Verion : 016-11 halaman 1 01. Suku ke-n pada arian, 6, 10, 14,. Bia dinyatakan dengan. (A) Un = n-1 (B) Un

Lebih terperinci

BAB III PRINSIP-PRINSIP PERENCANAAN

BAB III PRINSIP-PRINSIP PERENCANAAN BAB III PRINSIP-PRINSIP PERENCANAAN 3.1 PRINSIP PERENCANAAN Pada daarna didalam perencanaan komponen truktur ang dieani lentur, akial atau kominai ean lentur dan akial haru dipenuhi ketentuan ang tertera

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Matematika

Antiremed Kelas 12 Matematika Antiremed Kela 1 Matematika Bari dan Deret Matda Latihan Soal - 1 Do. Name: AR1MAT0799 Verion : 01-11 halaman 1 01. Suku ke-n pada arian, 6, 10, 14,. Bia dinyatakan dengan. (A) Un = n-1 (B) Un = 6n - 4

Lebih terperinci

POLARISASI TE DAN TM BERDASARKAN STRUKTUR PANDU GELOMBANG RIB DENGAN MENGGUNAKAN METODA INDEKS EFEKTIF

POLARISASI TE DAN TM BERDASARKAN STRUKTUR PANDU GELOMBANG RIB DENGAN MENGGUNAKAN METODA INDEKS EFEKTIF POLARISASI T DAN BRDASARKAN STRUKTUR PANDU GLOMBANG RIB DNGAN MNGGUNAKAN MTODA INDKS FKTIF Suwati Broto Program Studi Teknik lektro, Fakulta Teknik, Univerita Budi Luhur, Jakarta, 16 e-mail: uwati.roto@udiluhur.a.id

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Komunikai merupakan kebutuhan paling menonjol pada kehidupan manuia. Pada awal perkembangannya ebuah pean diampaikan ecara langung kepada komunikan. Namun maalah mulai muncul ketika jarak

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR KRIPTOGRAFI KUNCI JAWABAN UAS SEKOLAH MENENGAH ATAS MENGGUNAKAN ALGORITMA ADVANCED ENCRYPTION STANDART (AES)

LAPORAN TUGAS AKHIR KRIPTOGRAFI KUNCI JAWABAN UAS SEKOLAH MENENGAH ATAS MENGGUNAKAN ALGORITMA ADVANCED ENCRYPTION STANDART (AES) LAPORAN TUGAS AKHIR KRIPTOGRAFI KUNCI JAWABAN UAS SEKOLAH MENENGAH ATAS MENGGUNAKAN ALGORITMA ADVANCED ENCRYPTION STANDART (AES) Laporan Tuga Akhir ini diuun guna memenuhi alah atu yarat untuk Menyeleaikan

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

PERKUATAN STRUKTUR BETON AKIBAT ALIH FUNGSI BANGUNAN DENGAN MENGGUNAKAN BAJA STRIP

PERKUATAN STRUKTUR BETON AKIBAT ALIH FUNGSI BANGUNAN DENGAN MENGGUNAKAN BAJA STRIP PERKUATAN STRUKTUR BETON AKIBAT ALIH FUNGSI BANGUNAN DENGAN MENGGUNAKAN BAJA STRIP Ratna Widawati 1 1. PS Teknik Sipil, Juruan Teknik Sipil FT Univerita Lampung, Bandar Lampung, 35145 Email : ratnawidawati@unila.a.id

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH STMIK DUTA BANGSA SURAKARTA

SILABUS MATA KULIAH STMIK DUTA BANGSA SURAKARTA Program Studi : Sitem Informai Kode Mata Kuliah : MKB-108 Nama Mata Kuliah : Sitem Bai Data Jumlah SKS : 3 Semeter : 3 Mata Kuliah Pra Syarat : SILABUS MATA KULIAH STMIK DUTA BANGSA SURAKARTA Dekripi Mata

Lebih terperinci

PENGUJIAN PEMILIHAN LOKASI PABRIK PT. MESKOM AGRO SARIMAS BENGKALIS DENGAN METODE BOBOT NILAI/SCORING VALUE

PENGUJIAN PEMILIHAN LOKASI PABRIK PT. MESKOM AGRO SARIMAS BENGKALIS DENGAN METODE BOBOT NILAI/SCORING VALUE LPPM Politeknik engkali PENGUJIAN PEMILIHAN LOAI PARI PT. MEOM AGRO ARIMAENGALI DENGAN METODE OOT NILAI/CORING VALUE Yunelly Ara & Ilin uhana Adminitrai ini Politeknik engkali Jl. athin Alam, eialam engkali

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Perero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG Heri Purwanto, M.M., M.T 1, Intan Nurlaily, Amd 2 1 Program Studi Manajemen Informatika, STMIK LPKIA

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative)

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative) SISTEM KENDALI OTOMATIS PID Proportional-Integral-Derivative Diagram Blok Sitem Kendali Pendahuluan Urutan cerita :. Pemodelan item. Analia item 3. Pengendalian item Contoh : motor DC. Pemodelan mendapatkan

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Matrik Alih

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Matrik Alih Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Matrik Alih Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Aemen Materi Contoh Soal Ringkaan Latihan Aemen Pengantar Dalam Peramaan Ruang Keadaan berdimeni n, teradapat

Lebih terperinci

Message Authentication Code (MAC) Pembangkit Bilangan Acak Semu

Message Authentication Code (MAC) Pembangkit Bilangan Acak Semu Bahan Kuliah ke-21 IF5054 Kriptografi Message Authentication Code (MAC) Pemangkit Bilangan Acak Semu Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung 2004

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN TEOREMA DAN LEMMA YANG DIBUTUHKAN DALAM KONSTRUKSI ARITMETIK GF(5m)

BAB III PEMBAHASAN TEOREMA DAN LEMMA YANG DIBUTUHKAN DALAM KONSTRUKSI ARITMETIK GF(5m) BAB III PEMBAHASAN TEOREMA DAN LEMMA YANG DIBUTUHKAN DALAM KONSTRUKSI ARITMETIK GF5m) Teori finite field mulai diperkenalkan pada abad ke tujuh dan abad ke delapan dengan tokoh matematikanya Pierre de

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

STUDI EXPERIMENTAL PERILAKU INELASTIK ELEMEN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN BAJA LUNAK DAN BAJA MUTU TINGGI AKIBAT BEBAN SIKLIK

STUDI EXPERIMENTAL PERILAKU INELASTIK ELEMEN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN BAJA LUNAK DAN BAJA MUTU TINGGI AKIBAT BEBAN SIKLIK STUDI EXPERIMENTAL PERILAKU INELASTIK ELEMEN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN BAJA LUNAK DAN BAJA MUTU TINGGI AKIBAT BEBAN SIKLIK K. Budi Hatono Program Studi Teknik Sipil Univerita Dr. Soetomo

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

IV PENYELESAIAN MASALAH PENETAPAN BLOK PADA REL PELANGSIRAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM

IV PENYELESAIAN MASALAH PENETAPAN BLOK PADA REL PELANGSIRAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM 22 {, } {, } x, S, K (2) y, B (22) Tuuan dari fungi oetif (8) adalah meminimuman ongo dari aignmentaignment yang fiiel erta meminimuman anyanya lo yang tida diparir pada rel pelangiran. Kendala (9) menyataan

Lebih terperinci

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator *

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator * ELOMPO I 1. Suunan komponen-komponen yang aling dihubungkan edemikian rupa ehingga dapat mengendalikan atau mengatur keluaran yang euai harapan diebut ebagai... a. Sitem Pengaturan * b. Sitem Otomati c.

Lebih terperinci

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Masalah Proses Analisa sistem merupakan langkah kedua pada pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk memahami informasi-informasi yang didapat

Lebih terperinci

KRIPTOGRAFI CITRA DIGITAL DENGAN ALGORITMA RIJNDAEL DAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT HAAR

KRIPTOGRAFI CITRA DIGITAL DENGAN ALGORITMA RIJNDAEL DAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT HAAR KRIPTOGRAFI CITRA DIGITAL DENGAN ALGORITMA RIJNDAEL DAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT HAAR Bagus Satrio Waluyo Poetro, Aris Sugiharto dan Sukmawati Nur Endah Program Studi Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

Advanced Encryption Standard (AES) Rifqi Azhar Nugraha IF 6 A.

Advanced Encryption Standard (AES) Rifqi Azhar Nugraha IF 6 A. Latar Belakang Advanced Encryption Standard (AES) Rifqi Azhar Nugraha 1137050186 IF 6 A DES dianggap sudah tidak aman. rifqi.an@student.uinsgd.ac.id Perlu diusulkan standard algoritma baru sebagai pengganti

Lebih terperinci

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS Tranformai Laplace Slide: Tri Harono PENS - ITS 1 1. Pendahuluan Tranformai Laplace dapat digunakan untuk menyatakan model matemati dari item linier waktu kontinu tak ubah waktu, Tranformai Laplace dapat

Lebih terperinci

BM-506 KETERAMPILAN DASAR LABORATORIUM

BM-506 KETERAMPILAN DASAR LABORATORIUM BM-506 KETERAMPILAN DASAR LABORATORIUM LAPORAN PRAKTIKUM 04 Metaolime & Spektrofotometri Donny Nauphar & M.Anwar TUJUAN Mahaiwa memahami cara penggunaan pektrofotometri dan prinip daar-daar tehnik dari

Lebih terperinci

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Settlement Bekerjanya tegangan terhadap tanah-tanah erutir halu yang jenuh dan hampir jenuh akan menghailkan regangan-regangan yang tergantung kepada waktu. Penurunan yang dihailkan

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

SISTEM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE ADDIE

SISTEM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE ADDIE SISEM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEODE ADDIE Dian Letari Naution 1,Fahrul Rozi Lubi Sekolah inggi eknik Harapan Medan Juruan Sitem Informai Jl. HM Jhoni No 70 Medan, Indoneia dianletarint91@gmail.om Abtrak

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL PENERAPAN KONSEP MEKANIKA PADA GERAK ROBOT DENGAN ANALISIS ALJABAR

KAJIAN AWAL PENERAPAN KONSEP MEKANIKA PADA GERAK ROBOT DENGAN ANALISIS ALJABAR ISSN: 233-3142 Vol. 1, No. 1, April 212 KAJIAN AWAL PENERAPAN KONSEP MEKANIKA PADA GERAK ROBOT DENGAN ANALISIS ALJABAR Luh Putu Budi Yamini 1, I Gede Ari Gunadi 2 1,2 Juruan Pendidikan Fiika, Fakulta MIPA,

Lebih terperinci

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

Transformasi Laplace dalam Mekatronika Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. penyembunyian informasi pada suatu media sedemikian rupa sehingga

BAB 2 LANDASAN TEORI. penyembunyian informasi pada suatu media sedemikian rupa sehingga BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Steganografi Steganografi merupakan ilmu dan seni yang mempelajari cara penyemunyian informasi pada suatu media sedemikian rupa sehingga keeradaannya tidak terdeteksi oleh pihak

Lebih terperinci

Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur

Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur Adi N. Setiawan, Alz Danny Wowor, Magdalena A. Ineke Pakereng Teknik Informatika, Fakulta Teknologi

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

Perancangan IIR Hilbert Transformers Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542

Perancangan IIR Hilbert Transformers Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542 Perancangan IIR Hilbert ranformer Menggunakan Proeor Sinyal Digital MS0C54 Endra Juruan Sitem Komputer Univerita Bina Nuantara, Jakarta 480, email : endraoey@binu.ac.id Abtract Pada makalah ini akan dirancang

Lebih terperinci

sangga buana sakti sangga buana sakti company profile General Supplier and Contractor S B WORK BACKBONE BACKHAUL

sangga buana sakti sangga buana sakti company profile General Supplier and Contractor S B WORK BACKBONE BACKHAUL company profile General upplier and Contractor angga buana akti Jl. Raya Pondok Gede No. H14 Lubang uaya Cipayung Jakarta Timur 13810. Telp. : +6221-9126 2668 Fax : +6221-8087 3400 Email : info@anggabuanaakti.com

Lebih terperinci

METODA ROOT LOCUS. Stabilitas suatu sistem tergantung pada akar-akar persamaan karakteristik. E(s) G(s) - B(s) H(s)

METODA ROOT LOCUS. Stabilitas suatu sistem tergantung pada akar-akar persamaan karakteristik. E(s) G(s) - B(s) H(s) METODA ROOT LOCUS item Stailita uatu item tergantung ada akar-akar eramaan karakteritik R E G C - B H Dari Gamar di ata Gamar. Blok Diagram Sitem Pengaturan OLTF adalah GH CLTF adalah C G R GH Akar-akar

Lebih terperinci

APLIKASI PENGAMANAN DATA TEKS PADA CITRA BITMAP DENGAN MENERAPKAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB)

APLIKASI PENGAMANAN DATA TEKS PADA CITRA BITMAP DENGAN MENERAPKAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) APLIKASI PENGAMANAN DATA TEKS PADA CITRA BITMAP DENGAN MENERAPKAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) Mesran dan Darmawati (0911319) Dosen Tetap STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan

Lebih terperinci

Lentur Pada Balok Persegi

Lentur Pada Balok Persegi Integrit, Proeionalim, & Entrepreneurhip Mata Kuliah Kode SKS : Peranangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Lentur Pada Balok Peregi Pertemuan 4,5,6,7 Integrit, Proeionalim, & Entrepreneurhip Sub Pokok

Lebih terperinci

Analisis Tegangan dan Regangan

Analisis Tegangan dan Regangan Repect, Profeionalim, & Entrepreneurhip Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 05 SKS : 3 SKS Analii Tegangan dan Regangan Pertemuan 1, 13 Repect, Profeionalim, & Entrepreneurhip TIU : Mahaiwa dapat menganalii

Lebih terperinci

MATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 )

MATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 ) MATEMATIKA IV MODUL 9 Tranformai Laplace Zuhair Juruan Teknik Elektro Univerita Mercu Buana Jakarta 2007 年 2 月 6 日 ( 日 ) Tranformai Laplace Tranformai Laplace adalah ebuah metode yangdigunakan untuk menyeleaikan

Lebih terperinci

Oleh: Kelompok IV CICI NARTIKA RELA SEPTIANI RIKA OCTALISA ULPA ARISANDI RIRIN BRILLIANTI

Oleh: Kelompok IV CICI NARTIKA RELA SEPTIANI RIKA OCTALISA ULPA ARISANDI RIRIN BRILLIANTI Oleh: Kelompok IV CICI NARTIKA 759 RELA SEPTIANI 7433 RIKA OCTALISA 7447 ULPA ARISANDI 745 RIRIN BRILLIANTI 7467 KELAS : 6.L MATA KULIAH : MATEMATIKA LANJUTAN DOSEN PENGASUH : FADLI, S.Si FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN. i SAMPUL DALAM... ii PRASYARAT GELAR. iii LEMBAR PERSETUJUAN.. iv PENETAPAN PANITIA PENGUJI.. v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN. ix

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: Stator Terbuka, Torsi, Kecepatan. 1. Pendahuluan. 2. Motor induksi Tiga Fasa

Abstrak. Kata Kunci: Stator Terbuka, Torsi, Kecepatan. 1. Pendahuluan. 2. Motor induksi Tiga Fasa ANALSA PENGARUH SATU FASA STATOR TERBUKA TERHADAP TORS DAN KECEPATAN MOTOR NDUKS TGA FASA (Aplikai pada Laoratorium Konveri Energi Litrik FT-USU) Fauzi, A. Rachman Haiuan Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci

PEMODELAN KINEMATIKA SISTEM PENGARAHAN MISIL DENGAN PERHITUNGAN GANGGUAN PADA LANDASAN. Moh. Imam Afandi*) ABSTRACT

PEMODELAN KINEMATIKA SISTEM PENGARAHAN MISIL DENGAN PERHITUNGAN GANGGUAN PADA LANDASAN. Moh. Imam Afandi*) ABSTRACT PEMODELAN KINEMATIKA SISTEM PENGARAHAN MISIL DENGAN PERHITUNGAN GANGGUAN PADA LANDASAN Moh. Imam Afandi*) ABSTRACT Kinemati modeling of miile aiming ytem ha been done for a moing target with the alulation

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

PENGUAT FREKUENSI RENDAH

PENGUAT FREKUENSI RENDAH EEKTONK NOG Pertemuan 3 PENGUT FEKUENS ENDH Titik Kerja Tranitor Huungan ipolar (TH) Gamar erikut menunjukkan rangkaian emiter-umum. angkaian catu tetap atu kolektor Kapaitor pem-lok 1 : memeri aru ai

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik ( AC ) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari

Lebih terperinci

Algoritma Spiral shifting

Algoritma Spiral shifting Algoritma Spiral shifting Algoritma Gabungan Feistel Network dan Rijndael dengan Transformasi Spiral shifting dan Dependent SubBytes Muhammad Harits Shalahuddin Adil Haqqi Elfahmi Sekolah Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, di mana penelitian langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

Bab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan

Bab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan Bab 5 Migrai Pre-Stack Domain Kedalaman (Pre-tack Depth Migration - PSDM) Adanya truktur geologi yang komplek, dalam hal ini perubahan kecepatan dalam arah lateral memerlukan teknik terendiri dalam pengolahan

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID 6 8 6 8 kecepatan (rpm) kecepatan (rpm) 3 5 67 89 33 55 77 99 3 Sitem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epon C9 Sebagai Simulai Pada Indutri Percetakan Menggunakan Kontroler PID Firda Ardyani, Erni

Lebih terperinci

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI 26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM 3.1 Pendahuluan Berikut diagram blok pemodelan ytem yang akan diimulaikan. Seluruh ytem dimodelkan dengan meggunakan program Matlab. Parameter yang diukur

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI Arief Aulia Rahman 1 Atria Yunita 2 1 STKIP Bina Banga Meulaboh, Jl. Naional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Suspensi dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Suspensi dapat 7 BAB 2 LANDASAN TEORI Supeni adalah uatu item yang berfungi meredam kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Supeni dapat meningkatkan kenyamanan berkendaraan

Lebih terperinci

ANALISIS RESPON BANGUNAN DENGAN BASE ISOLATOR AKIBAT GAYA GEMPA

ANALISIS RESPON BANGUNAN DENGAN BASE ISOLATOR AKIBAT GAYA GEMPA Analii Repon Bangunan dengan Bae Iolator Akiat Gaya Gempa Daniel Rumi eruna ANALISIS RESPON BANGUNAN DENGAN BASE ISOLAOR AKIBA GAYA GEMPA Daniel Rumi eruna Atrak: Dalam tulian ini dipaparkan analii repon

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang ahan jar Statika Mulyati, ST., MT ertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka atang VI. endahuluan Salah satu sistem konstruksi ringan yang mempunyai kemampuan esar, yaitu erupa suatu Rangka atang. Rangka

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB Jurnal Reaki (Journal of Science and Technology) Juruan Teknik imia oliteknik Negeri Lhokeumawe Vol.6 No.11, Juni 008 SSN 1693-48X ERANCANGAN SSTEM ENGENDAL D DENGAN BANTUAN METODE SMULAS SOFTWARE MATLAB

Lebih terperinci

PENGARUH PERAWATAN KOMPRESOR DENGAN METODE CHEMICAL WASH TERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS TURBIN GAS dan KARAKTERISTIK ALIRAN ISENTROPIK PADA TURBIN IMPULS

PENGARUH PERAWATAN KOMPRESOR DENGAN METODE CHEMICAL WASH TERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS TURBIN GAS dan KARAKTERISTIK ALIRAN ISENTROPIK PADA TURBIN IMPULS PENGARUH PERAWAAN KOMPRESOR DENGAN MEODE CHEMICAL WASH ERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS URBIN GAS dan KARAKERISIK ALIRAN ISENROPIK PADA URBIN IMPULS GE MS 600B di PERAMINA UP III PLAJU Imail hamrin, Rahmadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian kriptografi kriptografi adalah seni atau ilmu yang digunakan untuk menjaga keamanan informasi atau pesan dengan mengubahnya menjadi suatu yang tidak memiliki arti.

Lebih terperinci

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16 Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Viual Baic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 6 Muhammad Rizki Setiawan, M. Aziz Mulim dan Goegoe Dwi Nuantoro Abtrak Dalam penelitian ini telah diimplementaikan

Lebih terperinci

ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agus Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani 1

ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agus Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani 1 ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agu Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani Fakulta Teknologi Informai, Intitut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Algoritma Enkripsi Baku Tingkat Lanjut

Algoritma Enkripsi Baku Tingkat Lanjut Algoritma Enkripsi Baku Tingkat Lanjut Anggrahita Bayu Sasmita 13507021 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung e-mail: if17021@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 791-800 Online di: http://ejournal-1.undip.ac.id/index.php/gauian ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH

Lebih terperinci

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno Pengendalian Kadar Keaaman (ph) Pada Sitem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbai Arduino Uno Ika Kutanti, Pembimbing : M. Aziz Mulim, Pembimbing : Erni Yudaningtya. Abtrak Pengendalian kadar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

Lebih terperinci

1). Definisi Relasi Relasi dari dua himpunan A dan B adalah pemasangan anggota-anggota A dengan anggota B.

1). Definisi Relasi Relasi dari dua himpunan A dan B adalah pemasangan anggota-anggota A dengan anggota B. Bayangkan suatu fungsi seagai seuah mesin, misalnya mesin hitung. Ia mengamil suatu ilangan (masukan), maka fungsi memproses ilangan yang masuk dan hasil produksinya diseut keluaran. x Masukan Fungsi f

Lebih terperinci

PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Tabita R.

PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Tabita R. PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Taita R. Matana ABSTRACT The purpose of this study was to determine the pereptions

Lebih terperinci

STUDI DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA RIJNDAEL UNTUK ENKRIPSI SMS PADA TELEPON GENGGAM YANG BERBASIS WINDOWS MOBILE 5.0

STUDI DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA RIJNDAEL UNTUK ENKRIPSI SMS PADA TELEPON GENGGAM YANG BERBASIS WINDOWS MOBILE 5.0 STUDI DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA RIJNDAEL UNTUK ENKRIPSI SMS PADA TELEPON GENGGAM YANG BERBASIS WINDOWS MOBILE 5.0 Herdyanto Soeryowardhana NIM : 13505095 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK Yenny Nurchaanah 1*, Muhammad Ujianto 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Fakulta Teknik, Univerita

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER PEGEMBAGA MODEL OPTIMASI TAGGUH PERECAAA KAPASITAS PRODUKSI PADA LIGKUGA MAKE-TO-ORDER ikko Kurnia Gunawan, Dr. Carle Sitompul, S.T., M.T., MIM 1,2) Fakulta Teknologi Indutri, Juruan Teknik Indutri, Univerita

Lebih terperinci

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Kegiatan penelitian dilakanakan pada tanggal ampai dengan 4 April 03 di Madraah Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamonganari Pedurungan Semarang. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra terbagi 2 yaitu ada citra yang bersifat analog dan ada citra yang bersifat

Lebih terperinci