PRAKTIKUM 13 PENYELESAIAN PERSAMAAN ALJABAR
|
|
- Hendri Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PRAKTIKUM 13 PENYELESAIAN PERSAMAAN ALJABAR Dalam bab ini kita akan menggunakan Matlab untuk menyelesaikan persamaan aljabar. Kita akan mulai dengan menyelesaikan persamaan sederhana (persamaan dengan satu variabel) dan sistem persamaan. Penyelesaian Persamaan Aljabar Kita akan mulai dengan persamaan sederhana yang mana kita sudah tahu jawabannya dengan mudah. x 2=0 Dengan mudah kita tahu bahwa jawaban yang memenuhi persamaan tersebut adalah x=2. Apabila persamaan tersebut diselesaikan dengan Matlab >> x=solve('x-2=0') x = 2 Matlab juga dapat menyelesaikan persamaan yang melipatkan beberapa simbol. Sebagai contoh, kita dapat memperoleh harga variabel untuk persamaan yang melibatkan konstanta a yaitu ax 3=0 >> x=solve('a*x+3') x = -3/a Tetapi ada cara lain untuk menyatakan simbol mana yang akan dipecahkan. Cara ini dapat dilakukan dengan sintaks solve(persamaan,variabel). Sebagai contoh, apabila kita ingin menyelesaikan persamaan ax 3=0 dimana variabel yang akan diketahui adalah a maka dapat dituliskan
2 >> x=solve('a*x+3','a') x = -3/x Penyelesaian Persamaan Kuadratik Matlab dapat pula menyelesaikan persamaan kudratik maupun persamaan dengan orde lebih tinggi. Cara persis sama dengan cara sebelumnya. Contoh jika kita ingin menyelesaikan persmaan x 2 4 x 8=0, maka dapat dilakukan dengan >> s= solve('x^2-4*x-8') [ 2+2*3^(1/2)] [ 2-2*3^(1/2)] Setiap akar dari persamaan yang telah dipecahkan disimpan oleh Matlab sebagai s(1), s(2), s(3)... s(n) sesuai dengan jumlah akar persamaannya. Dimungkinkan pula untuk menyimpan sebuah persamaan ke dalam sebuah variabel, kemudian kita gunakan variabel tersebut untuk dipecahkan. >> d='x^4-4*x^2-8=0'; >> solve(d) [ (2+2*3^(1/2))^(1/2)] [ -(2+2*3^(1/2))^(1/2)] [ (2-2*3^(1/2))^(1/2)] [ -(2-2*3^(1/2))^(1/2)] Mengeplot Persamaan Simbolik Matlab dapat membangkitkan grafik persamaan simbolik yang kita masukkan dengan perintah ezplot. Sebagai contoh jika kita ingin mengeplot grafik dari fungsi x 2 4 x 8 maka dengan mudah, yaitu >> d=('x^2-4*x-8');
3 >> ezplot(d) Gambar 7.1 Grafik simbolik fungsi dengan perintah ezplot. Untuk mengeset domain pada sumbu x, kita dapat melakukan dengan perintah ezplot(f,[x1 x2]) Gambar 7.2 Grafik simbolik fungsi dengan domain pada sumbu x yang diset manual. Disamping kita dapat menentukan range ploting grafik pada sumbu x, ita
4 juga dapat menentukan range ploting pada kedua sumbu y. Jika kedua sumbu kita tentukan rangenya misalnya 4 x 8 dan 13 y 15 maka >> d=('x^2-4*x-8'); >> ezplot(d,[-4,8,-13,15]) Gambar 7.3 Grafik simbolik fungsi dengan domain pada sumbu x dsn y yang diset manual. Tetapi, ingat bahwa kita tidak dapat mengeplot grafik simbolik fungsi dengan cara menuliskan persamaannya misalnya 'x^2-4*x-8=0'. Jika ini yang kita lakukan maka tentu saja akan muncul pesan kesalahan. >> d=('x^2-4*x-8=0'); >> ezplot(d)??? Error using ==> inlineeval Error in inline expression ==> x.^2-4.*x-8=0??? Error: "End of Input" expected, "=" found. Contoh 7.1 Dapatkan akar persamaan nonlinier x 4 2 x 2 10 =0 dan plot grafiknya. Selanjutnya tentukan nilai numerik dari akar-akar tersebut. Penyelesaian
5 Pertama, kita buat terlebih dahulu bentuk fungsi yang akan diplot dan disimpan dalam variabel d. Setelah itu kita panggil ezplot untuk mengeplot fungsi. Untuk menuliskan 10 dalam perintah Matlab, kita bisa menggunakan sqrt(10) atau 10^(1/2) (Ingat... jangan dituliskan dengan 10^1/2). >> d='x^4+2*x^2-sqrt(10)'; >> s=solve(d) s = [ (-1+(1+10^(1/2))^(1/2))^(1/2)] [ -(-1+(1+10^(1/2))^(1/2))^(1/2)] [ i*(1+(1+10^(1/2))^(1/2))^(1/2)] [ -i*(1+(1+10^(1/2))^(1/2))^(1/2)] >> ezplot(d) >> double(s(1)) >> double(s(2)) >> double(s(3)) i >> double(s(4)) i
6 Gambar 7.4 Plot grafik fungsi simbolik Sistem Persamaan Apabila kita memiliki beberapa persamaan simultan linier, misalnya 2 x 5 y=10 5 x 2 y=5 Untuk menyelesaikan dua persamaan linier tersebut kita gunakan perintah solve dengan cara >> q=solve('2*x-5*y=10','5*x+2*y=5'); Sedangkan untuk memperoleh jawaban yaitu variabel x dan y yang memenuhi kedua persamaan itu, maka caranya >> x=q.x x = 45/29 >> y=q.y y = -40/29
7 Penyelesaian Fungsi Eksponensial dan Logaritma Apa yang sudah kita bicarakan di atas adalah bagaimana menyelesaikan fungsi yang berbentuk polinomial. Matlab juga dapat menangani fungsi yang melibatkan eksponensial maupun logaritma. Contoh Dapatkan x yang memenuhi persamaan ln x ln x 5 =4 Penyelesaian Pernyataan logaritma yang kita gunakan dalam persamaan diatas berarti logaritma basis 2, sehingga dapat diselesaikan dengan Matlab >> d='log(x)-log(x-5)=4'; >> s=solve(d); >> s(1) 5*exp(4)/(-1+exp(4)) Matlab juga dapat menyelesaikan persamaan yang melibatkan bentuk eksponensial, misalnya y=e 2x x Jika diselesaikan dengan Matlab, maka dengan mudah hasilnya akan diperoleh >> d='exp(2*x)+x=0'; >> s=solve(d) s = -1/2*lambertw(2) >> double(s)
8 Deret Fungsi Salah satu kemampuan yang dimilki oleh Matlab adalah mampu menderetkan fungsi. Untuk menderetkan fungsi dengan deret Taylor, perintahnya cukup dengan taylor(). >> syms x >> taylor(cos(x)) 1-1/2*x^2+1/24*x^4 Dengan perintah ini, kita dapat memesan sampai berapa suku deret yang diinginkan. Sebagai contoh, jika kita menginkan 15 suku deret fungsi exp(x): >> syms x >> s=taylor(exp(x),15) s = 1+x+1/2*x^2+1/6*x^3+1/24*x^4+1/120*x^5+1/720*x^6+1/5040*x^7+1/4 0320*x^8+1/362880*x^9+1/ *x^10+1/ *x^11+1/ *x^12+1/ *x^13+1/ *x^14 Gambar 7.6. Plot grafik lima suku deret fungsi cos(x)
9 Menghitung Limit Fungsi Matlab memiliki kemampuan untuk menghitung limit dari sebuah fungsi dengan perintah limit. Sebagai contoh, >> syms x; lim x >> f=x^3+3*x^2-4*x+10; x 3 3 x 2 4 x 10 2 x 3 10 x 2 4 x 10 >> g=2*x^3+10*x^2-4*x+10; >> limit(f/g,inf) ½ Contoh 7-1. Dapatkan hasil limit dari ungkapan lim x x 3 3 x 2 4 x 10 2 x 3 10 x 2 4 x 10
10 INTEGRASI NUMERIK DAN PERSAMAAN DIFERENSIAL Integrasi Numerik Integral fungsi f x dalam ranah a x b dapat diintepretasikan sebagai luas daerah dibawah kurva f x yang membentang dari x=a hingga x=b. Drawing 1: Dalam hal ini f x disebut integrand, x=a disebut batas bawah integral dan x=b disebut batas atas integral sedangkan x adalah variabel integral. Percepatan dan kecepatan benda. Kecepatan suatu benda pada saat t detik dengan kecepatan awal v 0 dapat dinyatakan sebagai t v t = a t t v 0 0 Kecepatan dan jarak benda Jarak yang ditempuh oleh benda setelah bergerak dari t=a hingga
11 t=b dan posisi awal ada di s(a) ketikan t=a dinyatakan sebagai b s t = v t t s a a Kapasitor, tegangan dan arus Muatan Q yang melewati dalam sebuah kapasitor merupakan integral dari arus yang dikenakan melalui kapasitor tersebut. Jika mula-mula kapasitor membawa muatan Q(a), kemudian arus dilewatkan melalui kapasitor dari t=a hingga t=b, maka tegangan kapasitor v adalah b v b = 1 C [ a i t dt Q a ] dimana C menyatakan kapasitansi dari kapasitor. Usaha Usaha yang dilakukan oleh sebuah benda yang dikenai gaya F x dan bergeser sejauh d dapat dinyatakan oleh d W = F x dx 0 Untuk pegas linier gaya F x dinyatakan oleh F x =k x, dengan k adalah konstanta pegas. Kerja yang dilakukan terhadap pegas selanjutnya maka d W = k x dx 0 Integral memiliki sifat linier. Apabila c dan d bukan merupakan fungsi x, b a b [c f x d f x ]dx=c a b f x dx d a f x dx
12 Integrasi Numerik Metode Trapesium Sebagaimana namanya, metode trapezium merupakan metode integrasi numerik yang didasarkan pada penjumlahan segmen-segmen berbentuk trapesium. Apabila sebuah integral didekati dengan metode trapesium dengan satu segmen saja, maka dapat dituliskan sebagai b a f x dx= b a 2 [ f a +f b ]+E Suku pertama pada ruas kanan adalah aturan trapezium yang kita maksudkan, sedangkan suku kedua yang dinyatakan dengan E adalah kesalahan yang dimiliki oleh metode ini. Dengan demikian kita memperoleh pendekatan integral dengan teknik integrasi trapesium adalah (3-3) x 0 h x 0 f t dt h 2 [ f x 0 f x 0 h ] Secara grafis integrasi trapesium dapat digambarkan seperti pada gambar h Gambar 3.2. Deskripsi secara grafis aturan trapesium
13 Matlab menyediakan beberapa fungsi integrasi yang dapat digunakan untuk memperoleh hasil pendekatan numerik dari ungkapan integral. Beberapa fungsi integrasi yang disediakan Matlab ditampilkan pada Tabel 9.1 Perintah trapz(x,y) Deskripsi Perintah ini digunakan untuk menghitung integral fungsi y terhadap x dengan pendekatan integrasi numerik aturantrapesium, dimana larik y berisi nilai fungsi yang besesuaian dengan titik x quad('myfunction',a,b,tol) Perintah ini digunakan untuk menghitung integral fungsi bernama 'myfunction' berdasarkan aturan Simpson dengan batas bawah integrasi a dan batas atas b serta tol adalah harga toleransi yang diberikan. quadl('myfunction',a,b,tol) Perintah ini digunakan untuk menghitung integral fungsi berdasarkan pada integrasi kuadratur Labato. Sedangkan a,b dan tol sama dengan quad. dblquad('fun',xmin,xmax, ymin,ymax,tol) Digunakan untuk menghitung integral ganda dari fungsi 'fun' dengan xmin dan xmax masingmasing adalah batas bawah dan atas pada sumbu x, sedangkan ymin dan ymax masing-masing adalah batas bawah dan batas atas pada sumbu y. sedangkan tol adalah toleransi yang bisa diset. triplequad('fun',xmin,xma Fungsi ini digunakan untuk menghitung integrasi
14 x,ymin,ymax,zmin,zmax,to numerik ganda tiga dari fungsi 'fun' dengan xmin, l) ymin dan zmin masing-masing adalah batas bawah untuk sumbu x,y dan z serta xmax, ymax dan zmax masing-masing adalah batas atas integrasi untuk sumbu x,y dan z. Contoh Penyelesaian Contoh 1 Dapatkan hasil pendekatan integral dari x cos x dx. 0 >> x=linspace(0,1,100); >> y=x-cos(x); >> plot(x,y) >> trapz(x,y) Sebuah akselerometer digunakan untuk mengukur percepatan pesawat terbang. Dimisalkan pesawat dari keadaan diam pada t=0 dan dicatat percepatannya setiap waktu seperti terlihat pada Tabel 9.2 Tabel 9.2 Percepatan pada setiap waktu yang diukur dengan akselerometer. Waktu Percepatan (m/s 2 ) (a) Perkirakan kecepatan pesawat setelah detik ke t=7. (b) Perkirakan kecepatan pesawat pada saat t=1,2,3,...,7 Penyelesaian (a) Untuk menyelesaikan masalah ini, kita tidak dapat menggunakan fungsi quad atau quadl, karena integrand berupa data diskret. Oleh sebab itu,
15 kita hanya dapat menggunakan fungsi trapz. Hubungan antara kecepatan dan percepatan adalah 7 v 10 = 0 7 a t dt v 0 = a t dt 0 >> t=[0:7]; >> a=[0,2,4,7,20,23,40,55]; >> v=trapz(t,a) (b) Untuk memperoleh kecepatan pada saat t=1,2,3,...,7, maka ungkapan integral yang cocok adalah t k v t k = t 1 t k a t dt v 1 = a t dt t 1 Ingat bahwa Matlab tidak mengenal indeks 0, sehingga k bergerak mulaidari 1 hingga 11 dimana t 1 =0 dan t 8 =7. Jika dinyatakan dalam pemrograman Matlab, t=[0:7]; a=[0,2,4,7,20,23,40,55]; v(1)=0; for i=2:8 end v(i)=trapz(t(1:i),a(1:i)) disp([t' v']); Bisa pula programnya dibuat lebih sederhana menjadi t=[0:7]; a=[0,2,4,7,20,23,40,55]; v(1)=0; for i=1:7
16 v(i+1)=trapz(t(i:i+1),a(i:i+1))+v(i); end disp([t' v']); Hasil running programnya seperti diperlihatkan pada tabel di bawah ini Metode Simpson 1/3 Dalam pembahasan tentang metode numerik, metode integrasi trapesium dapat mendapatkan secara eksak jika integrand berupa fungsi yang linier. Tetapi bagaimana jika fungsi integrand berwujud fungsi kuadratik. Jika fungsi integrand berupa polinomial orde dua (kuadratik), maka metode Simpson 1/3 dapatdi terapkan untuk memperoleh harga yang eksak. Metode Simpson dapat digambarkan dengan ungkapan Contoh b a f x dx h N /2 1 3 [ f a 4 i=0 N /2 1 f x 2i 1 2 i=1 f x 2i f b ] Buatlah pogram Matlab untuk mendapatkan hasil pendekatan integral b dari e x dx, dimana kita dapat memasukkan batas bawah a dan batas atas b. a
17 Penyelesaian Matlab menyediakan fungsi quad yang didasarkan pada penggunaan metode Simpson 1/3 untuk menyelesaikan masalah integral. Kalau fungsi trapz dapat menyelesaikan dengan nilai eksak untuk fungsi integrand linier, maka quad dapat memperoleh harga eksak untuk integrand yang berbentuk kuadratik. Contoh Penyelesaian hasilnya 6 Dapatkan nilai integral x 2 3 x 4 dx dengan trapz dan quad. 4 Dengan menggunakan Matlab, maka dengan mudah akan diperoleh (a) Dengan fungsi trapz >> x=linspace(4,6,20); >> y=x.^2-3*x-4; >> trapz(x,y) (b) Dengan fungsi quad >> y=inline('x.^2-3*x-4'); >> quad(y,4,6) (c) Dengan perhitungan manual 6 4 x 2 3 x 4 dx= 1 3 x3 3 2 x2 4 = = x]4 6 Jadi jelas bahwa dengan menggunakan metode Simpson yang diwakili dengan fungsi quad dapat menemukan harga eksaknya jika integrand merupakan fungsi kuadratik.
18 TUGAS
19
Fungsi ini dibuat melalui menu File New Script. Kemudian tulis fungsi di bawah ini di layer MATLAB editor.
MATERI 12 FUNGSI DAN INTEGRAL Beberapa fungsi Fungsi dalam MATLAB disajikan dalam tabel berikut: Category Function Description Plotting fplot Untuk membuat plot fungsi Optimization and zero fminbnd Mencari
Lebih terperinciBAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK
BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1. Menjelaskan cara penyelesaian soal dengan
Lebih terperinciBAB I DASAR-DASAR PEMODELAN MATEMATIKA DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL
BAB I DASAR-DASAR PEMODELAN MATEMATIKA DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL Pendahuluan Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat diferensial Kita akan membahas tentang Persamaan Diferensial Biasa yaitu
Lebih terperinciBAB I ARTI PENTING ANALISIS NUMERIK
BAB I ARTI PENTING ANALISIS NUMERIK Pendahuluan Di dalam proses penyelesaian masalah yang berhubungan dengan bidang sains, teknik, ekonomi dan bidang lainnya, sebuah gejala fisis pertama-tama harus digambarkan
Lebih terperinciBAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINEAR
BAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINEAR METODE GRAFIK DAN TABULASI A. Tujuan a. Memahami Metode Grafik dan Tabulasi b. Mampu Menentukan nilai akar persamaan dengan Metode Grafik dan Tabulasi c. Mampu membuat
Lebih terperinciKeep running VEKTOR. 3/8/2007 Fisika I 1
VEKTOR 3/8/007 Fisika I 1 BAB I : VEKTOR Besaran vektor adalah besaran yang terdiri dari dua variabel, yaitu besar dan arah. Sebagai contoh dari besaran vektor adalah perpindahan. Sebuah besaran vektor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Integral Integral merupakan invers atau kebalikan dari differensial. Integral terdiri dari dua macam yakni integral tentu dan integral tak tentu. Integral
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahap-tahap memecahkan masalah dengan metode numeric : 1. Pemodelan 2. Penyederhanaan model 3.
BAB I PENDAHULUAN Tujuan Pembelajaran: Mengetahui apa yang dimaksud dengan metode numerik. Mengetahui kenapa metode numerik perlu dipelajari. Mengetahui langkah-langkah penyelesaian persoalan numerik.
Lebih terperinciBAB 3 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER
BAB 3 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER 3.. Permasalahan Persamaan Non Linier Penyelesaian persamaan non linier adalah penentuan akar-akar persamaan non linier.dimana akar sebuah persamaan f(x =0 adalah
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
No. LSKD/EKO/DEL221/01 Revisi : 02 Tgl : - Hal 1 dari 12 1. Kompetensi Setelah melakukan praktik, mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi: dapat memahami input, output dan grafik pada. 2. Sub Kompetensi
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 1 - I
PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 1 - I 1. Pendahuluan Pengertian Persamaan Diferensial Metoda Penyelesaian -contoh Aplikasi 1 1.1. Pengertian Persamaan Differensial Secara Garis Besar Persamaan
Lebih terperinciMACLAURIN S SERIES. Ghifari Eka
MACLAURIN S SERIES Ghifari Eka Taylor Series Sebelum membahas mengenai Maclaurin s series alangkah lebih baiknya apabila kita mengetahui terlebih dahulu mengenai Taylor series. Misalkan terdapat fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kompetensi
BAB I PENDAHULUAN Kompetensi Mahasiswa diharapkan 1. Memiliki kesadaran tentang manfaat yang diperoleh dalam mempelajari materi kuliah persamaan diferensial. 2. Memahami konsep-konsep penting dalam persamaan
Lebih terperinciModul Praktikum Analisis Numerik
Modul Praktikum Analisis Numerik (Versi Beta 1.2) Mohammad Jamhuri UIN Malang December 2, 2013 Mohammad Jamhuri (UIN Malang) Modul Praktikum Analisis Numerik December 2, 2013 1 / 18 Praktikum 1: Deret
Lebih terperinciProgram Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Persamaan Diferensial Orde II
Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Persamaan Diferensial Orde II [MA4] PDB Orde II Bentuk umum : y + p(x)y + g(x)y = r(x) p(x), g(x) disebut koefisien jika r(x) = 0, maka Persamaan
Lebih terperinciUniversitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde II
Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika Persamaan Diferensial Orde II PDB Orde II Bentuk umum : y + p(x)y + g(x)y = r(x) p(x), g(x) disebut koefisien jika r(x) = 0, maka
Lebih terperinciMODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI
MODUL MATEMATIKA II Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI DEPARTEMEN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL KATA PENGANTAR Puji sukur kehadirat Allah SWT
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk mengungkapkan perilaku dinamik suatu sistem fisik seperti mekanik, listrik, hidrolik dan lain sebagainya, umumnya sistem fisik dimaksud dimodelkan dengan sistem
Lebih terperinciSub Pokok Bahasan Metode Media Waktu Bacaan Bahasan Mahasiswa dapat 1 Mengenal dan menggunakan maple untuk operasi-operasi sederhana
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN A. IDENTITAS MATA KULIAH 1. Mata Kuliah : Praktikum Kalkulus 2. Kode Mata Kuliah : MAA107 3. Beban Studi : 2 SKS 4. Semester : 2 (dua) 5. Deskripsi Mata Kuliah : Mata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kompetensi
BAB I PENDAHULUAN Kompetensi Mahasiswa diharapkan 1. Memiliki kesadaran tentang manfaat yang diperoleh dalam mempelajari materi kuliah persamaan diferensial. 2. Memahami konsep-konsep penting dalam persamaan
Lebih terperinciLANGKAH-LANGKAH UNTUK MENCARI TITIK BALIK MINIMUM DARI SEBUAH FUNGSI SUKU BANYAK
LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENCARI TITIK BALIK MINIMUM DARI SEBUAH FUNGSI SUKU BANYAK MATERI 10 MINIMUM DAN MAKSIMUM FUNGSI MINIMUM DAN MAKSIMUM DARI FUNGSI Untuk melakukan optimisasi, yaitu mendapatkan solusi
Lebih terperinciStudi Kasus Penyelesaian Pers.Non Linier. Studi Kasus Non Linier 1
Studi Kasus Penyelesaian Pers.Non Linier Studi Kasus Non Linier 1 Contoh Kasus Penyelesaian persamaan non linier terkadang muncul sebagai permasalahan yang terpisah, tetapi terkadang pula muncul sebagai
Lebih terperinciSudaryatno Sudirham. Integral dan Persamaan Diferensial
Sudaratno Sudirham Integral dan Persamaan Diferensial Bahan Kuliah Terbuka dalam format pdf tersedia di www.buku-e.lipi.go.id dalam format pps beranimasi tersedia di www.ee-cafe.org Bahasan akan mencakup
Lebih terperinciPENGGUNAAN EKSTRAPOLASI UNTUK MENYELESAIKAN FUNGSI INTEGRAL TENTU NIRSAL
PENGGUNAAN EKSTRAPOLASI UNTUK MENYELESAIKAN FUNGSI INTEGRAL TENTU NIRSAL Dosen Tetap Yayasan Universitas Cokroaminoto Palopo E-Mail: nirsal_uncpftkom@yahoo.co.id Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk
Lebih terperinciMATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT
MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Fungsi Non Linear Fungsi non-linier merupakan bagian yang penting dalam matematika untuk ekonomi, karena pada umumnya fungsi-fungsi yang menghubungkan variabel-variabel ekonomi
Lebih terperinciHendra Gunawan. 16 Oktober 2013
MA1101 MATEMATIKA 1A Hendra Gunawan Semester I, 2013/2014 16 Oktober 2013 Latihan (Kuliah yang Lalu) 1. Diketahui g(x) = x 3 /3, x є [ 2,2]. Hitung nilai rata rata g pada [ 2,2] dan tentukan c є ( 2,2)
Lebih terperinciTriyana Muliawati, S.Si., M.Si.
SI 2201 - METODE NUMERIK Triyana Muliawati, S.Si., M.Si. Prodi Matematika Institut Teknologi Sumatera Lampung Selatan 35365 Hp. +6282260066546, Email. triyana.muliawati@ma.itera.ac.id 1. Pengenalan Metode
Lebih terperinciInterpolasi. Metode Numerik POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA Interpolasi Metode Numerik Zulhaydar Fairozal Akbar zfakbar@pens.ac.id 2017 TOPIK Pengenalan
Lebih terperinciAkar-Akar Persamaan. Definisi akar :
Akar-Akar Persamaan Definisi akar : Suatu akar dari persamaan f(x) = 0 adalah suatu nilai dari x yang bilamana nilai tersebut dimasukkan dalam persamaan memberikan identitas 0 = 0 pada fungsi f(x) X 1
Lebih terperinciMETODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 3 & 4
METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1 Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 3 & 4 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER METODE NUMERIK TEKNIK INFORMATIKA S1 3 SKS Mohamad Sidiq MATERI PERKULIAHAN SEBELUM-UTS Pengantar
Lebih terperinciBAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA(PDB) ORDE SATU
BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA(PDB) ORDE SATU PDB orde satu dapat dinyatakan dalam: atau dalam bentuk: Penyelesaian PDB orde satu dengan integrasi secara langsung Jika PDB dapat disusun dalam bentuk,
Lebih terperinciUJIAN AKHIR SEMESTER METODE NUMERIS I
PETUNJUK UJIAN AKHIR SEMESTER METODE NUMERIS I DR. IR. ISTIARTO, M.ENG. KAMIS, 8 JUNI 017 OPEN BOOK 150 MENIT 1. Saudara tidak boleh menggunakan komputer untuk mengerjakan soal ujian ini.. Tuliskan urutan/cara/formula
Lebih terperinciIII PEMBAHASAN. Berdasarkan persamaan (2.15) dan persamaan (2.16), fungsi kontinu dan masing-masing sebagai berikut : dan = 3
8 III PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dibahas penggunaan metode iterasi variasi untuk menyelesaikan suatu persamaan diferensial integral Volterra orde satu yang terdapat pada masalah osilasi berpasangan.
Lebih terperinciMETODE NUMERIK SEMESTER 3 2 JAM / 2 SKS. Metode Numerik 1
METODE NUMERIK SEMESTER 3 2 JAM / 2 SKS Metode Numerik 1 Materi yang diajarkan : 1. Pendahuluan - latar belakang - mengapa dan kapan menggunakan metode numerik - prinsip penyelesaian persamaan 2. Sistim
Lebih terperinciPAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier
PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier Mahdhivan Syafwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Semester Genap 2016/2017 1 Mahdhivan Syafwan Metode Numerik: Persamaan Nonlinier Solusi persamaan
Lebih terperinciYogyakarta, Maret 2011 Penulis. Supardi, M.Si
PRAKATA Puji syukur kami panjatkan kepada Alloh swt yang telah melimpahkan kasih sayangnya sehingga buku yang berjudul METODE NUMERIK dengan MATLAB ini dapat kami selesaikan penulisannya. Metode numerik
Lebih terperinciJAWABAN ANALITIK SEBAGAI VALIDASI JAWABAN NUMERIK PADA MATA KULIAH FISIKA KOMPUTASI ABSTRAK
JAWABAN ANALITIK SEBAGAI VALIDASI JAWABAN NUMERIK PADA MATA KULIAH FISIKA KOMPUTASI ABSTRAK Kasus-kasus fisika yang diangkat pada mata kuliah Fisika Komputasi akan dijawab secara numerik. Validasi jawaban
Lebih terperinciPERSAMAAN DIFERENSIAL I PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA
PERSAMAAN DIFERENSIAL I PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Persamaan Diferensial Biasa 1. PDB Tingkat Satu (PDB) 1.1. Persamaan diferensial 1.2. Metode pemisahan peubah dan PD koefisien fungsi homogen 1.3. Persamaan
Lebih terperinciDefinisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada,
Lecture 4. Limit B A. Continuity Definisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada, (2) lim f(x) ada, (3) lim f(x) =
Lebih terperinciPRAKTIKUM ISYARAT DAN SISTEM TOPIK 1 ISYARAT DAN SISTEM
PRAKTIKUM ISYARAT DAN SISTEM TOPIK 1 ISYARAT DAN SISTEM A. Tujuan 1. Mahasiswa dapat mengenali jenis-jenis isyarat dasar. 2. Mahasiswa dapat merepresentasikan isyarat-isyarat dasar tersebut pada MATLAB
Lebih terperinciBAB I INTEGRAL TAK TENTU
BAB I INTEGRAL TAK TENTU TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Setelah mempelajari materi ini mahasiswa dapat menentukan pengertian integral sebagai anti turunan. 2. Setelah mempelajari materi ini mahasiswa dapat menyelesaikan
Lebih terperinciBAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN 2.1 PENDAHULUAN Salah satu masalah yang sering terjadi pada bidang ilmiah adalah masalah untuk mencari akar-akar persamaan berbentuk : = 0 Fungsi f di sini adalah fungsi atau
Lebih terperinciFungsi dan Grafik Diferensial dan Integral
Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral oleh Sudaryatno Sudirham i Hak cipta pada penulis, SUDIRHAM, SUDARYATNO Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral Oleh: Sudaryatmo Sudirham Darpublic,
Lebih terperinciDERET FOURIER. n = bilangan asli (1,2,3,4,5,.) L = pertemuan titik. Bilangan-bilangan untuk,,,, disebut koefisien fourier dari f(x) dalam (-L,L)
DERET FOURIER Bila f adalah fungsi periodic yang berperioda p, maka f adalah fungsi periodic. Berperiode n, dimana n adalah bilangan asli positif (+). Untuk setiap bilangan asli positif fungsi yang didefinisikan
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER GLOBAL INFORMATIKA MDP
METODE NUMERIK Disusun oleh Ir. Sudiadi, M.M.A.E. Ir. Rizani Teguh, MT SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER GLOBAL INFORMATIKA MDP 2015 Metode Numerik i KATA PENGANTAR Pertama-tama penulis
Lebih terperinciPengantar Mathematica
Pengantar Mathematica Hazrul Iswadi Departemen MIPA Ubaya Seminar Internal pada hari Sabtu 22 Juli 2006 Sari: Pengantar Mathematica ini bertujuan memperkenalkan operasi-operasi dasar yang dilakukan ketika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Didunia nyata banyak soal matematika yang harus dimodelkan terlebih dahulu untuk mempermudah mencari solusinya. Di antara model-model tersebut dapat berbentuk sistem
Lebih terperinciModul Praktikum Analisis Numerik
Modul Praktikum Analisis Numerik (Versi Beta 1.2) Mohammad Jamhuri UIN Malang September 27, 2013 Mohammad Jamhuri (UIN Malang) Modul Praktikum Analisis Numerik September 27, 2013 1 / 12 Praktikum 1: Deret
Lebih terperinciLangkah-langkah untuk mencari titik balik minimum dari sebuah fungsi suku banyak.
MATERI MINIMUM DAN MAKSIMUM FUNGSI MINIMUM DAN MAKSIMUM DARI FUNGSI Untuk melakukan optimisasi, yaitu mendapatkan solusi optimal, kita harus mendapatkan maksimum atau minimum dari fungsi pada suatu interval.
Lebih terperinciIlustrasi Persoalan Matematika
Pendahuluan Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia, ekonomi, atau pada persoalan rekayasa (engineering), seperti
Lebih terperinciBAGIAN 1 SINTAK DASAR MATLAB
BAGIAN 1 SINTAK DASAR MATLAB Pada bagian 1 ini, akan diuraikan tentang bagaimana mendefinisikan data, operasi data dan teknik mengakses data pada Matlab. Untuk lebih memahami, pembaca sebaiknya mecobanya
Lebih terperinciFakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif INTEGRASI FUNGSI. 0 a b X A. b A = f (X) dx a. Penyusun : Martubi, M.Pd., M.T.
Kode Modul MAT. TKF 20-03 Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif INTEGRASI FUNGSI Y Y = f (X) 0 a b X A b A = f (X) dx a Penyusun : Martubi, M.Pd., M.T. Sistem Perencanaan Penyusunan Program
Lebih terperinci5. INTERPOLASI. orde 1 orde 2 orde 3 menghubungkan 2 titik menghubungkan 3 titik menghubungkan 4 titik. Gambar 5.1
5. INTERPOLASI PENDAHULUAN Bentuk umum persamaan polinomial orde n adalah: f() = a + a. + a. +.. + a n. n Untuk n+ titik data, hanya terdapat satu polinomial orde n atau kurang yang melalui semua titik.
Lebih terperinciBANK SOAL METODE KOMPUTASI
BANK SOAL METODE KOMPUTASI 006 iv DAFTAR ISI Halaman Bio Data Singkat Penulis.. Kata Pengantar Daftar Isi i iii iv Pengantar... Kesalahan Bilangan Pendekatan... 6 Akar-akar Persamaan Tidak Linier.....
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. digunakan dalam pengujian program perbandingan solusi numerik persamaan integral
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini disajikan hasil pengujian program beserta spesifikasi sistem yang digunakan dalam pengujian program perbandingan solusi numerik persamaan integral Volterra
Lebih terperinciModul Praktikum Fisika Komputasi Dengan Matlab GUI IGA Widagda Fisika FMIPA UNUD 2014
Modul Praktikum Fisika Komputasi I Dengan Matlab GUI IGA Widagda Fisika FMIPA UNUD 2014 Kata Pengantar Sebelumnya kami memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-nya maka
Lebih terperinciBAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN TAKLINIER
BAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN TAKLINIER Persamaan taklinier sudah diperkenalkan sejak di sekolah menengah, diataranya persamaan kuadrat, persamaan trigonometri dan persamaan yang memuat logaritma atau eksponen.
Lebih terperinciPERBANDINGAN BEBERAPA METODE NUMERIK DALAM MENGHITUNG NILAI PI
PERBANDINGAN BEBERAPA METODE NUMERIK DALAM MENGHITUNG NILAI PI Perbandingan Beberapa Metode Numerik dalam Menghitung Nilai Pi Aditya Agung Putra (13510010)1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik
Lebih terperincidi dalam Kalkulus didefinisikan sebagai sebuah limit jumlah Riemann. Selanjutnya, menurut Teorema Dasar Kalkulus integral tersebut dapat dihitung
5 INTEGRASI NUMERIK Ántegral tentu Á µ ܵ Ü (5.1) di dalam Kalkulus didefinisikan sebagai sebuah limit jumlah Riemann. Selanjutnya, menurut Teorema Dasar Kalkulus integral tersebut dapat dihitung dengan
Lebih terperinciBAB III INTEGRASI NUMERIK
Bab BAB III INTEGRASI NUMERIK Integrasi numerik mengambil peranan penting dalam masala sains dan teknik. Hal ini menginat di dalam bidang sains sering ditemukan ungkapan-ungkapam integral matematis yang
Lebih terperinciINTEGRAL (ANTI DIFERENSIAL) Tito Adi Dewanto S.TP
A. Soal dan Pembahasan. ( x ) dx... Jawaban : INTEGRAL (ANTI DIFERENSIAL) Tito Adi Dewanto S.TP ( x) dx x dx x C x C x x C. ( x 9) dx... x Jawaban : ( x 9) dx. (x x 9) dx x 9x C x x x. (x )(x + ) dx =.
Lebih terperincidigunakan untuk menyelesaikan integral seperti 3
Bab Teknik Pengintegralan BAB TEKNIK PENGINTEGRALAN Rumus-rumus dasar integral tak tertentu yang diberikan pada bab hanya dapat digunakan untuk mengevaluasi integral dari fungsi sederhana dan tidak dapat
Lebih terperinciMATERI 2 MATEMATIKA TEKNIK 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU
MATERI 2 MATEMATIKA TEKNIK 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU 1 Persamaan diferensial orde satu Persamaan diferensial menyatakan hubungan dinamik antara variabel bebas dan variabel tak bebas, maksudnya
Lebih terperinciAnalisis Riil II: Diferensiasi
Definisi Turunan Definisi dan Teorema Aturan Rantai Fungsi Invers Definisi (Turunan) Misalkan I R sebuah interval, f : I R, dan c I. Bilangan riil L dikatakan turunan dari f di c jika diberikan sebarang
Lebih terperinciBAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA (PDB) ORDE SATU
BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA (PDB) ORDE SATU Tujuan Instruksional: Mampu memahami dan menyelesaikan PD orde-1 dg integrasi langsung, pemisahan variael. Mampu memahami dan menyelesaikan Persamaan
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1. Fakultas/Program Studi : MIPA/Pendidikan Matematika. Mata Kuliah/Kode : Aplikasi Komputer/MAT33 3. Jumlah SKS : Teori = Praktek
Lebih terperinciBAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA(PDB) ORDE SATU
BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA(PDB) ORDE SATU PDB orde satu dapat dinyatakan dalam: atau dalam bentuk: = f(x, y) M(x, y) + N(x, y) = 0 Penyelesaian PDB orde satu dengan integrasi secara langsung Jika
Lebih terperinciMUNGKINKAH MELAKUKAN PERUMUMAN LAIN ATURAN SIMPSON 3/8. Supriadi Putra & M. Imran
MUNGKINKAH MELAKUKAN PERUMUMAN LAIN ATURAN SIMPSON 3/8 Supriadi Putra & M. Imran Laboratorium Komputasi Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA ( ) ( ) ( ) Asalkan limit ini ada dan bukan atau. Jika limit ini memang ada, dikatakan ( ) ( ) ( ) ( )
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Turunan Turunan sebuah fungsi f adalah fungsi lain (dibaca f aksen ) yang nilainya pada sebarang bilangan c adalah Asalkan limit ini ada dan bukan. Jika limit ini memang
Lebih terperinciMETODA NUMERIK (3 SKS)
METODA NUMERIK (3 SKS) Dosen Dr. Julan HERNADI Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unmuh Ponorogo Masa Perkuliahan Semester Ganjil 2013/2014 Deskripsi dan Tujuan Perkuliahan Mata kuliah ini berisi
Lebih terperinciIntegral yang berhubungan dengan kepentingan fisika
Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika 14.1 APLIKASI INTEGRAL A. Usaha Dan Energi Hampir semua ilmu mekanika ditemukan oleh Issac newton kecuali konsep energi. Energi dapat muncul dalam berbagai
Lebih terperinciPRAKTIKUM 2 PENGENALAN PROGRAM APLIKASI MATEMATIKA MAPLE 7
PRAKTIKUM PENGENALAN PROGRAM APLIKASI MATEMATIKA MAPLE 7. MINGGU KE :. PERALATAN : LCD, E-LEARNING. SOFTWARE : MAPLE. TUJUAN Mahasiswa dapat: Menggunakan konstanta, bilangan kompleks, bilangan dasar (basis),
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum
Bab 1. Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum Yuliana Setiowati Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2007 1 Topik Pendahuluan Persoalan matematika Metode Analitik vs Metode Numerik Contoh Penyelesaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu integral dapat diselesaikan dengan 2 cara, yaitu secara analitik dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu integral dapat diselesaikan dengan 2 cara, yaitu secara analitik dan secara numerik. Perhitungan secara analitik dilakukan untuk menyelesaikan integral pada fungsi
Lebih terperinciKALKULUS MULTIVARIABEL II
Definisi KALKULUS MULTIVARIABEL II (Minggu ke-7) Andradi Jurusan Matematika FMIPA UGM Yogyakarta, Indonesia Definisi 1 Definisi 2 ontoh Soal Definisi Integral Garis Fungsi f K R 2 R di Sepanjang Kurva
Lebih terperinci16. INTEGRAL. A. Integral Tak Tentu 1. dx = x + c 2. a dx = a dx = ax + c. 3. x n dx = + c. cos ax + c. 4. sin ax dx = 1 a. 5.
6. INTEGRAL A. Integral Tak Tentu. dx = x + c. a dx = a dx = ax + c. x n dx = n+ x n+ + c. sin ax dx = a cos ax + c 5. cos ax dx = a sin ax + c 6. sec ax dx = a tan ax + c 7. [ f(x) ± g(x) ] dx = f(x)
Lebih terperinciSKL 1 Soal logika matematika dalam pemecahan masalah Menentukan ingkaran atau kesetaraan dari pernyataan majemuk
SKL Soal 0-0 No. KOMPETENSI INDIKATOR 0. M e n g g u n a k a n Menentukan penarikan kesimpulan dari beberapa premis logika matematika dalam pemecahan masalah Menentukan ingkaran atau kesetaraan dari pernyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Apakah Maple itu? Maple adalah suatu program interaktif yang mengintegrasikan kemampuan komputasi baik numerik ataupun simbolik, visualisasi (grafik) dan pemrograman.
Lebih terperinciPR ONLINE MATA UJIAN: MATEMATIKA IPS (KODE S09)
PR ONLINE MATA UJIAN: MATEMATIKA IPS (KODE S09) 1. Luas daerah yang dibatasi oleh kurva y = x + x + 5, sumbu x, dan 0 x 1... satuan luas (A) (C) (E) 5 (B) 0 (D) 5 1. Diketahui segitiga ABC, siku-siku di
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang Historis Fondasi dari integral pertama kali dideklarasikan oleh Cavalieri, seorang ahli matematika berkebangsaan Italia pada tahun 1635. Cavalieri menemukan bahwa
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB TINJAUAN PUSTAKA.1 Model Aliran Dua-Fase Nonekulibrium pada Media Berpori Penelitian ini merupakan kajian ulang terhadap penelitian yang telah dilakukan oleh Juanes (008), dalam tulisannya yang berjudul
Lebih terperinciMODIFIKASI METODE RUNGE-KUTTA ORDE-4 KUTTA BERDASARKAN RATA-RATA HARMONIK TUGAS AKHIR. Oleh : EKA PUTRI ARDIANTI
MODIFIKASI METODE RUNGE-KUTTA ORDE-4 KUTTA BERDASARKAN RATA-RATA HARMONIK TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika Oleh : EKA PUTRI ARDIANTI
Lebih terperinciPERFORMANSI METODE TRAPESIUM DAN METODE GAUSS-LEGENDRE DALAM PENYELESAIAN INTEGRAL DENGAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN MATLAB.
Volume 5, Nomor, September 06 ISSN 978-660 PERFORMANSI METODE TRAPESIUM DAN METODE GAUSS-LEGENDRE DALAM PENYELESAIAN INTEGRAL DENGAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN MATLAB Oleh : MEILANY
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM METODE NUMERIK NAZARUDDIN
MODUL PRAKTIKUM METODE NUMERIK NAZARUDDIN JURUSAN INFORMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH 2012 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 KATA PENGANTAR... 2 PENDAHULUAN...
Lebih terperinciintegral = 2 . Setiap fungsi ini memiliki turunan ( ) = adalah ( ) = 6 2.
integral 13.1 PENGERTIAN INTEGRAL Untuk itu, coba tentukan turunan fungsi berikut. Perhatikan bahwa fungsi ini memiliki bentuk umum 6 2. Jadi, turunan fungsi = 2 =2 3. Setiap fungsi ini memiliki turunan
Lebih terperinciMetode Numerik: 3 SKS
Metode Numerik: 3 SKS Materi: 1. Galat 2. Penyelesaian SPL secara Numerik 3. Penyelesaian persamaan nonlinier secara numerik 4. Interpolasi 5. Integrasi Numerik 6. Turunan fungsi secara Numerik 7. Penyelesaian
Lebih terperinciBab 16. Model Pemangsa-Mangsa
Bab 16. Model Pemangsa-Mangsa Pada Bab ini akan dipelajari model matematis dari masalah dua spesies hidup dalam habitat yang sama, yang dalam hal ini keduanya berinteraksi dalam hubungan pemangsa dan mangsa.
Lebih terperinciPecahan Parsial (Partial Fractions)
oki neswan (fmipa-itb) Pecahan Parsial (Partial Fractions) Diberikan fungsi rasional f (x) p(x) q(x) f (x) r(x) : Jika deg p deg q; maka r (x) ^p (x) q(x) ; dengan deg r < deg q: p (x) q (x) r (x) ^p (x)
Lebih terperinciFUNGSI-FUNGSI INVERS
FUNGSI-FUNGSI INVERS Logaritma, Eksponen, Trigonometri Invers Departemen Matematika FMIPA IPB Bogor, 202 (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, 202 / 49 Topik Bahasan Fungsi Satu ke Satu 2
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Analisis dan Deskripsi Data Analisis data dilakukan dengan tiga tahap. Pertama, analisis secara kualitatif untuk mengetahui validitas isi soal dengan telaah soal.
Lebih terperinciSoal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013
Soal-Jawab Fisika Teori OSN 0 andung, 4 September 0. (7 poin) Dua manik-manik masing-masing bermassa m dan dianggap benda titik terletak di atas lingkaran kawat licin bermassa M dan berjari-jari. Kawat
Lebih terperinciMETODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN NILAI BATAS PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL NONLINEAR ABSTRACT
METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN NILAI BATAS PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL NONLINEAR Birmansyah 1, Khozin Mu tamar 2, M. Natsir 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika
Lebih terperinciËalah satu masalah yang paling umum ditemui di dalam matematika dan teknik adalah mencari akar suatu persamaan; yakni jika diketahui
3 AKAR PERSAMAAN TAK LINIER ܵ ¼ Ëalah satu masalah yang paling umum ditemui di dalam matematika dan teknik adalah mencari akar suatu persamaan; yakni jika diketahui fungsi ܵ, akan dicari nilai-nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Integral merupakan salah satu dari dua operasi utama dalam kalkulus. Jauh sebelum integral diperkenalkan, para matematikawan telah lebih dulu mengembangkan
Lebih terperinciMA1201 KALKULUS 2A Do maths and you see the world
Catatan Kuliah MA20 KALKULUS 2A Do maths and you see the world disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 203 Catatan kuliah ini ditulis
Lebih terperinciBAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA
BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Tujuan Pembelajaran Umum: 1 Mahasiswa mampu memahami konsep dasar persamaan diferensial 2 Mahasiswa mampu menggunakan konsep dasar persamaan diferensial untuk menyelesaikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transformasi Laplace Salah satu cara untuk menganalisis gejala peralihan (transien) adalah menggunakan transformasi Laplace, yaitu pengubahan suatu fungsi waktu f(t) menjadi
Lebih terperinciPREDIKSI UAN MATEMATIKA SESUAI KISI-KISI PEMERINTAH
PREDIKSI UAN MATEMATIKA SESUAI KISI-KISI PEMERINTAH. Apabila P dan q kalimat pernyataan, di mana ~p q kalimat bernilai salah, maka kalimat yang benar berikut ini, kecuali (d) p q (~p ~q) (~p ~q) ~ (~p
Lebih terperinciKalkulus Multivariabel I
Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Salah satu jenis generalisasi integral tentu b f (x)dx diperoleh dengan menggantikan himpunan [a, b] yang kita integralkan menjadi himpunan berdimensi dua dan
Lebih terperinciINTEGRAL. disebut integral tak tentu dan f(x) disebut integran. = X n+1 + C, a = konstanta
INTEGRAL Jika f(x) = F (x) adalah turunan pertama dari fungsi F(x) maka F(x) adalah antiturunan dari f(x)dan ditulis dengan F(x) = (dibaca integral f(x) terhadap x) = lambang integral, f(x) = integran.
Lebih terperinci