Penentuan Bifurkasi Hopf Pada Predator Prey
|
|
- Leony Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 J. Math. and Its Appl. ISSN: 9-65X Vol., No., Nov 5, 5 Penentuan Bifurkasi Hopf Pada Predator Prey Dian Savitri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya d savitri@yahoo.com Abstrak Dalam makalah ini, dikaji dinamika dalam sistem dinamik pada permasalahan predator prey yaitu tentang penentuan bifurkasi Hopf dengan membandingkan dua metode. Metode yang digunakan untuk menentukan jenis bifurkasi Hopf adalah kriteria divergensi dan teori penyelesaian bentuk normal. Dengan menentukan kestabilan dari titik setimbang bifurkasi akan diketahui jenis bifurkasinya, jika titik setimbang stabil maka merupakan bifurkasi Hopf superkritikal, jika titik setimbang tidak stabil disebut bifurkasi Hopf subkritikal. Pada penyelesaian bentuk normal sistem atau model harus ditransformasikan sehingga diperoleh bentuk normal bifurkasi Hopf dengan terlebih dahulu mentranslasikan titik setimbang ke titik,, kemudian sistem diubah ke bentuk baku/standar melalui diagonalisasi matriks dan menentukan titik bifurkasi Hopf serta menentukan tanda positif atau negatif dari index stabilitas. Pada kriteria divergensi terlebih dahulu dibentuk sistem yang baru dan diselidiki sifat definit dari bentuk kuadrat di suatu sekitaran titik setimbang oleh karena itu perlu dicari koefisien dari fungsi kuadrat. Kemudian dianalisis untuk menentukan divergensinya, divergensi φ positif jika φ xx positif dan divergensi φ xx negatif jika φ xx negatif. Pada paper ini akan dibandingkan dua metode yaitu penyelesaian bentuk normal dan kriteria divergensi untuk menentukan jenis bifurkasi Hopf yang diterapkan pada system predator prey. Dengan demikian dapat diketahui metode mana yang lebih
2 4 Penentuan Bifurkasi Hopf Pada Predator Prey sederhana dan lebih mudah dalam langkah penyelesaian, sehingga dapat dijadikan sebagai metode alternatif dalam menentukan bifurkasi Hopf. Kemudian dilakukan analisis titik setimbang pada system predator prey, didapat tiga titik setimbang dan pada salah satu titik setimbang tersebut merupakan bifurkasi Hopf superkritikal. Kata kunci: kriteria divergensi, penyelesaian bentuk normal, bifurkasi Hopf. Pendahuluan Pada sistem dinamik salah satu yang sering dikaji adalah tentang orbit periodik. Dalam makalah ini, untuk menentukan jenis orbit periodik yaitu bifurkasi Hopf superkritikal dan bifurkasi Hopf subkritikal pada permasalahan predator prey, digunakan dua metode dalam penyelesaiannya. Metode yang digunakan adalah penyelesaian bentuk normal dan kriteria divergensi. Dengan membandingkan dua metode tersebut diharapkan diperoleh metode mana yang langkah penyelesaiannya lebih mudah dan lebih sederhana. Pada penyelesaian bentuk normal, sistem atau model harus ditransformasikan terlebih dahulu sehingga diperoleh bentuk normal bifurkasi Hopf. Langkah pertama adalah mentranslasikan titik setimbang ke titik,, kemudian sistem diubah ke bentuk baku/ standar melalui diagonalisasi matriks dan menentukan titik bifurkasi Hopf serta menentukan tanda positif atau negatif dari index stabilitas.. Pada kriteria divergensi terlebih dahulu dibentuk sistem yang baru dan diselidiki sifat definit dari bentuk kuadrat di suatu sekitaran titik setimbang oleh karena itu perlu dicari koefisien dari fungsi kuadrat ax, y. Kemudian dianalisis untuk menentukan divergensinya, divergensi φ positif jika φ xx positif dan divergensi φnegatif jika φ xx negatif.. Sistem Predator Prey Diberikan suatu sistem predator prey ẋ = x x xy + x x ẏ = y + x µ dimana x = banyaknya populasi dari prey y = banyaknya populasi predator µ = parameter diasumsikan positif
3 Dian Savitri 5 x +x Persamaan menjelaskan keadaan pada suatu lingkungan hidup terdapat spesies hewan dengan populasi x menyatakan spesies prey dan populasi y menyatakan spesies predator. Laju pertumbuhan Prey diketahui sebesar satu dan Predator. Serta laju kematian predator adalah µ. Kemudian akan dianalisa kestabilan titik setimbang. Misal x, y titik setimbang sistem, sehingga f x, ȳ = g x, ȳ = maka sistem mempunyai tiga titik setimbang: µ T =,, T =,, dan T c = µ, µ 4 µ Untuk mendapatkan kestabilan dari masing-masing titik setimbang, terlebih dahulu dilakukan pelinieran. Kestabilan setiap titik setimbang ditentukan dengan mencari nilai eigen. Matriks Jacobi sistem di titik setimbang x, ȳ adalah x y J = +x y +x x +x x +x µ.. Analisa Kestabilan Titik Setimbang Kestabilan Lokal Titik Setimbang T Dari titik setimbang T =, maka matriks Jacobi di titik setimbang, adalah: J = µ Nilai eigen didapat dari J λi =, yaitu J = λ µ λ = λ µ λ = dengan akar-akar karakteristik atau nilai eigen λ =, λ = µ Eigen vektor untuk λ =, maka µ λ ξ ξ = sehingga ξ = sebarang dan ξ = oleh karena itu E u = sub ruang yang tidak stabil.
4 6 Penentuan Bifurkasi Hopf Pada Predator Prey Sedangkan eigen vektor untuk λ = µ, maka µ ξ = sehingga ξ = dan ξ = sebarang oleh karena itu E s = sub ruang yang stabil. Pada titik setimbang, nilai eigennya satu positif dan satu negative. Dengan demikian titik setimbang, bersifat tidak stabil bertipe titik sadel saddle point dengan manifold stabil E s = {x, y : x =, y } dan manifold tidak stabil E u = {x, y : y =, x }. Dalam keadaan ini berarti populasi predator punah dan populasi prey dapat bertahan hidup. ξ Kestabilan Lokal Titik Setimbang T Untuk titik T =,, matriks Jacobi menjadi: J = µ Nilai eigen di titik T =, diperoleh dari λ µ λ = λ µ λ = dengan akar-akar karakteristik atau nilai eigen λ =, λ = µ Karena λ = <, jika λ <, λ < maka titik setimbang, bersifat stabil jika dan hanya jika λ = µ <. Dengan demikian titik setimbang T =, stabil asimtotis lokal yang berarti pertumbuhan prey mencapai carrying capacity populasi prey mencapai pertumbuhan maksimum dan predator musnah. Dalam keadaan ini kemungkinan yang terjadi pada awal system tidak ada populasi predator atau laju kematian populasi predator sangat tinggi. Kestabilan Lokal Titik Setimbang T c Titik setimbang ke tiga adalah T c = µ µ µ 4 µ. Untuk menentukan sifat kestabilan dari sistem maka langkah yang harus dilakukan adalah mencari nilai eigen dari matriks Jacobi di titik setimbang T c. Matriks Jacobi di titik setimbang T c = µ µ µ 4 µ
5 Dian Savitri 7 atau J = µ µ µ µ µ µ Pada titik T c nilai eigen dari matriks Jacobi dapat diperoleh dari λi J = λ µ µ µ µ J = = λ λ maka akar-akar karakteristik adalah ± λ, = µ µ µ µ µ λ + µ µ µ = µ µ µ µ µ µ 4 µ µ µ Saat trj = maka µ µ µ =, didapat µ =, µ = dengan nilai eigen yaitu λ, = ± 4 i = ±i. Saat µ = maka titik setimbang menjadi T c = 4, 9 6. Karena nilai eigen imajiner λ, = ±i bagian real nol, berarti titik setimbang T c = 4, 9 6 bersifat center. Dalam keadaan ini terdapat populasi prey dan juga populasi predator yang hidup secara berdampingan bersama-sama dalam satu lingkungan. Pada titik setimbang T c = 4, 9 6 nilai eigen imajiner murni, sehingga ada kemungkinan terjadi bifurkasi Hopf. Untuk itu perlu analisa bifurkasi untuk menentukan jenis bifurkasi Hopf bifurkasi Hopf superkritikal atau bifurkasi Hopf subkritikal.. Penentuan Bifurkasi Hopf Ada dua metode untuk menentukan jenis bifurkasi Hopf yang akan dibahas dalam paper ini, yaitu metode penyelesaian bentuk normal dan kriteria divergensi... Penentuan Bifurkasi Hopf Dengan Bentuk Normal Langkah-langkah untuk menentukan Bifurkasi Hopf. Menentukan syarat terjadi bifurkasi Hopf Syarat terjadinya bifurkasi Hopf adalah
6 Penentuan Bifurkasi Hopf Pada Predator Prey Reλµ = α µ = Imλµ = ω Syarat transversal d = dα µ dµ µ= = 4 µ µ= = < Untuk mengetahui jenis bifurkasi Hopf apakah bifurkasi Hopf subkritikal atau superkritikal, maka langkah berikutnya adalah mencari bentuk normal bifurkasi Hopf, kemudian menentukan tanda pada index stabilitas, apakah positif atau negatif.. Mencari bentuk normal bifurkasi Hopf Translasi titik setimbang T c = 4, 9 6 ke,. p = x 4 q = y 9 6 maka diperoleh ṗ = ẋ dan q = ẏ dimana x = p + 4 dan y = q sehingga diperoleh ṗ = q q p p pq + 4 dan q = 4 p + 4 pq dapat ditulis dalam bentuk ṗ = p q p + p pq q 4 q pq Eigen vektor yang bersesuaian dengan λ = i adalah dan dan sehingga diperoleh matriks transformasi 4 T = 4. Gunakan Transformasi untuk menentukan Bentuk Kanonik Medan Vector Dengan menggunakan matriks transformasi T variabel p dan q ditransformasikan menjadi vektor u dan v, yaitu didapat p = T u v = p q = T u v = 4 u v u dan q = 4 v sehingga dengan matriks T dan T didapat u T + 4 u 6 u + uv v uv
7 Dian Savitri 9 atau u v = Dalam hal ini dan u v + 4 u 4 u + uv uv 4 fu, v = 4 u u + uv gu, v = 4 uv 5 merupakan bentuk normal form dari sistem 4. Menentukan Index Stabilitas Indeks kestabilan ditentukan dengan rumus a = 6 {f uuu + f uuv + g uuv + g vvv } + = Sehingga diperoleh 6ω {f uvf uu + f vv g uv g uu + g vv f uu g uu + f vv g vv } 6 a =.75 < Karena maka terjadi bifurkasi Hopf superkritikal dengan orbit periodik stabil. Dengan demikian pada sistem predator prey penyelesaian dengan metode bentuk normal didapat jenis bifurkasi Hopf superkritikal... Penentuan Bifurkasi Hopf dengan Kriteria Divergensi... Kriteria Divergensi Misal diberikan sistem dinamik ẋ = fx, y ẏ = gx, y 7 diasumsikan bahwa, adalah pusat center, artinya medan vektor dengan titik setimbang, berupa center. Titik setimbang, mempunyai nilai eigen imajiner murni λµ = αµ ± iωµ. Bifurkasi Hopf terjadi pada saat nilai parameter µ = dan ωµ. Jika divergensi dari medan vektor 7 di titik setimbang, bertanda negatif, maka titik setimbang, merupakan spiral yang stabil sehingga dengan adanya center di sekitar titik, berakibat terjadinya limit cycle stabil bifurkasi Hopf
8 Penentuan Bifurkasi Hopf Pada Predator Prey superkritikal. Jika divergensi dari medan vektor 7 di titik setimbang, bertanda positif, maka titik setimbang, merupakan spiral yang tidak stabil sehingga dengan adanya center di sekitar titik, berakibat terjadinya limit cycle tidak stabil bifurkasi Hopf subkritikal. Metode untuk menentukan jenis bifurkasi Hopf seperti itu disebut dengan kriteria divergensi [5]. Dari asumsi sistem 7 bahwa, merupakan titik setimbang center, yaitu pada titik tersebut berlaku dan berakibat f, =, g, =, f x, + g y, = f x, g y, f y, g x, > α = iω atau α = iω Karena Reα = dan Reα = maka kestabilan dari titik setimbang tidak dapat ditentukan, oleh karena itu perlu analisa bifurkasi dari titik setimbang,. Karena, merupakan titik setimbang center yang ditunjukkan dengan adanya beberapa orbit periodik yang mengelilingi titik,, maka langkah selanjutnya menentukan jenis bifurkasi Hopf dengan metode khusus yang disebut kriteria divergensi.... Penentuan Bifurkasi Hopf Pada bagian ini akan dicari koefisien dari ax, y dengan bentuk: ax, y = + a x, x + a y, y + Misal φx, y adalah divergensi dari af, ag, maka sehingga didapat φx, y = ax, yfx, y, ax, ygx, y axx, x + a xy, xy + a yy, y = ax, yfx, y + ax, ygx, y φx, y = ax, yf x x, y + g y x, y + a x x, yfx, y + a y x, ygx, y dengan syarat φx, y definit positif. Selanjutnya digunakan Deret Taylor disekitar, untuk fungsi φx, y : φx, y = φ, + φ x, x + φ y, y + φ xx, x + φ xy, xy + φ yy, y + 9
9 Dian Savitri Dari asumsi sistem 7 bahwa, merupakan titik setimbang center, titik tersebut berlaku f, = g, =, f x, + g y, = dan f x, g y, f y, g x, > sehingga didapat turunan pertama dari : φ x, = f xx, + g xy, + a x, f x, + a y, f y, φ y, = f xy, + g yy, + a x, f y, + a y, f y, Kemudian dipilih φ x, = φ y, = sehingga didapat a x, = f xx, + g xy, g y, f xy, + g yy, g x, f y, g x, f x, g y, a y, = f xy, + g yy, f x, f xx, + g xy, f x, f y, g x, f x, g y, Karena φ x, = φ y, =, persamaan 9 menjadi φx, y = φ, + φ xx, x + φ xy, xy + φ yy, y + Kemudian dianalisa sifat definit positif dari φx, y dan selanjutnya dari Persamaan 9 dicari turunan kedua didapat : φ xx, = Q xx + f x, a xx, + g x, a xy, φ xy, = Q xy + f y, a xx, + g x, a yy, φ yy, = Q yy + f y, a xy, + g y, a yy, Tanda definit positif dapat ditentukan dari turunan kedua φx, y terhadap x, yaitu φ xx, = Q xx Q yy g x, Q xy f x, 4 f y, f y, Dengan menggunakan 4 diperoleh jenis bifurkasi Hopf. Jika φ xx, positif diperoleh bifurkasi Hopf subkritikal dan jika φ xx, negatif maka diperoleh bifurkasi Hopf superkritikal.... Penerapan pada Masalah Predator Prey Diberikan suatu sistem predator prey ẋ = x x y + x x ẏ = y + x µ
10 Penentuan Bifurkasi Hopf Pada Predator Prey dimana x = populasi dari prey y = predator µ = parameter diasumsikan positif Titik setimbang center saat µ = adalah 4, 9 6. Dengan kriteria divergensi dibentuk sistem baru. Misal φx, y adalah divergensi dari af, ag. Dengan kriteria divergensi diperoleh nilai koefisien fungsi kuadrat Diperoleh sistem yang baru ax, y = +, 7x, x +, 7xy +, y zx, y = ax, y fx, y = +, 7x, x +, 7xy +, y wx, y = ax, y gx, y = +, 7x, x +, 7xy +, y x x xy + x xy + x yµ Untuk membuktikan apakah sistem yang baru juga center maka dilakukan pelinieran dan diperoleh matriks Jacobi di titik 4, 9 6 yaitu J = zx x, y z y x, y w x x, y w y x, y 4, 9 6 =, 774, 69 Kemudian akan dicari nilai eigen dari matriks Jacobinya. Dari λi J = diperoleh λ +, 774, 69 = sehingga akar-akar karakteristik adalah λ, = ±, 95i Didapat nilai eigen dengan bagian real sama dengan nol dan merupakan imajiner murni maka system yang baru terbukti berupa center. Untuk menentukan jenis bifurkasi Hopf maka perlu diketahui nilai φ xx x, ȳ berdasarkan Persamaan, didapat a x, 9 6 =, 6 dan a y, 9 6 = Berdasarkan Persamaan 4 dihitung φ xx x, ȳ dengan Q xx =, 4 Q yy =, 4 Q xy =, 9
11 Dian Savitri sehingga φ xx x, ȳ = Q xx Q yy g x x, ȳ Q xy f x x, ȳ f y x, ȳ f y x, ȳ = =, 9 Karena φ xx, 9 6 =, 9 < artinya divergensi pada ruang vektor dari sistem negatif, artinya titik setimbang merupakan spiral yang stabil, sehingga dengan adanya center di sekitar titik, berakibat terjadinya limit cycle yang stabil maka disebut bifurkasi Hopf superkritikal. 4. Analisa Untuk menentukan jenis bifurkasi Hopf dengan dua metode yaitu penyelesaian bentuk normal dan metode kriteria divergensi diperoleh hasil analisis bahwa pada sistem predator prey merupakan bifurkasi Hopf superkritikal. Terlihat bahwa langkah penyelesaian dengan metode kriteria divergensi lebih sederhana jika dibandingkan dengan penyelesaian bentuk normal karena pada tidak memerlukan langkah dalam mencari vector eigen, translasi titik setimbang ke, serta tidak melalukan transformasi bentuk linier dari medan vektor ke bentuk kanonik 4.. Analisa Potret Fase pada Sistem Predator Prey a. Potret fase pada nilai µ =. Potret fase merupakan suatu pusat center yang stabil netral, maka titik setimbang punya orbit periodik. Karena stabil netral maka dapat berubah jadi stabil, stabil asimtotis, atau tidak stabil. Adanya gangguan parameter dapat mempengaruhi stabilitas titik tetap. Dengan diberikan gangguan pada sistem, menyebabkan titik setimbang dapat berubah menjadi suatu focus yang kestabilannya bergantung µ. Kemudian akan dianalisa bagaimana potret fase saat µ <, dan saat µ >,. b. Pada saat µ <, Misal µ <,, maka akar-akar karakteristik ± µ µ µ λ, = =, 5 ±, 75i =, 5 ±, 467i µ µ µ 4 µ µ µ
12 4 Penentuan Bifurkasi Hopf Pada Predator Prey Gambar : Potret Fase saat µ =, Gambar : Potret Fase saat µ =, Terlihat bahwa nilai eigen adalah imajiner dengan bagian real negatif, maka pada saat µ =, titik setimbang merupakan focus yang stabil. Dengan demikian saat nilai µ <, terlihat bahwa titik setimbang berubah menjadi focus yang stabil dengan adanya center sehingga terdapat limit cycle yang stabil. Potret fase saat nilai µ =, diberikan seperti Gambar. c. Pada saat µ >. Kemudian µ diperbesar dari µ =, menjadi µ =, 4. Misal µ =, 4, maka akar-akar karakteristik µ µ µ ± λ, = =, 66 ±, 774i =, ±, 667i µ µ µ 4 µ µ µ Terlihat bahwa nilai eigen adalah imajiner dengan bagian real positif, maka pada saat µ =, 4 titik setimbang merupakan focus yang tidak stabil. Dengan demikian saat nilai µ >, terlihat bahwa titik setimbang berubah menjadi focus yang tidak stabil dengan adanya center sehingga terdapat limit cycle yang tidak stabil. 5. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diberikan adalah untuk menentukan jenis bifurkasi Hopf dengan dua metode yaitu penyelesaian bentuk normal dan metode kriteria divergensi diperoleh hasil bahwa pada sistem predator prey merupakan bifurkasi
13 Dian Savitri 5 Hopf superkritikal. Terlihat bahwa langkah penyelesaian dengan metode kriteria divergensi lebih sederhana jika dibandingkan dengan penyelesaian bentuk normal karena pada tidak memerlukan langkah dalam mencari vector eigen, translasi titik setimbang ke, serta tidak melalukan transformasi bentuk linier dari medan vector ke bentuk kanonik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa langkah penyelesaian dengan metode kriteria divergensi lebih sederhana jika dibandingkan dengan penyelesaian bentuk normal. Sehingga metode kriteria divergensi dapat dijadikan sebagai alternatif penyelesaian yang lebih mudah dan lebih singkat. Pustaka [] Hale,J and Kocak, Dynamics and Bifurcations, Springer-Verlag, New York, 99. [] Hofbauer. J and So. J.W.H,99, Multiple Limit Cycle for Predator-prey Models, Math. Biosci. [] Hoppensteadt.F and Waltman. P,, Did Something Change?Thresholds in Population Models, Berlin, pp [4] Pilyugin, S.S and Waltman. P.,, Multiple Limit Cycles in Chemostat with Variable Yield, Math. Biosci, pp [5] Pilyugin.S.S and Waltman. P.,, Divergence Criterion for Generic Planar System, SIAM J Appl. Math., vol 64 no, pp -9. [6] Robinson, Clark,R.. P., 997, An Introductionto Dinamical System Continous and Discrete Prentice Hall, New Jersey. [7] Wiggins,S., 99, Introduction to Applied Nonlinier Dynamical Systems and Chaos, Springer-Verlag, New York.
BAB II KAJIAN TEORI. Persamaan diferensial sangat penting dalam pemodelan matematika khususnya
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Persamaan Diferensial Persamaan diferensial sangat penting dalam pemodelan matematika khususnya untuk pemodelan yang membutuhkan solusi dari sebuah permasalahan. Pemodelan matematika
Lebih terperinciANALISIS DINAMIK SISTEM PREDATOR-PREY MODEL LESLIE-GOWER DENGAN PEMANENAN SECARA KONSTAN TERHADAP PREDATOR
Jurnal Euler, ISSN: 2087-9393 Januari 2014, Vol.2, No.1, Hal.1-12 ANALISIS DINAMIK SISTEM PREDATOR-PREY MODEL LESLIE-GOWER DENGAN PEMANENAN SECARA KONSTAN TERHADAP PREDATOR Hasan S. Panigoro 1 Diterima:
Lebih terperinciBIFURKASI DARI HASIL MODIFIKASI SISTEM PERSAMAAN LORENZ
Jurnal Matematika Murni dan Terapan Vol. 6 No. Juni : - 8 BIFURKASI DARI HASIL MODIFIKASI SISTEM PERSAMAAN LOREN Faisal PS Matematika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jend. A. ani km. 6 Kampus Unlam
Lebih terperinciCreated By Aristastory.Wordpress.com BAB I PENDAHULUAN. Teori sistem dinamik adalah bidang matematika terapan yang digunakan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori sistem dinamik adalah bidang matematika terapan yang digunakan untuk memeriksa kelakuan sistem dinamik kompleks, biasanya dengan menggunakan persamaan diferensial
Lebih terperinciMODIFIKASI SISTEM PREDATOR-PREY: DINAMIKA MODEL LESLIE-GOWER DENGAN DAYA DUKUNG YANG TUMBUH LOGISTIK
SEMIRATA MIPAnet 2017 24-26 Agustus 2017 UNSRAT, Manado MODIFIKASI SISTEM PREDATOR-PREY: DINAMIKA MODEL LESLIE-GOWER DENGAN DAYA DUKUNG YANG TUMBUH LOGISTIK HASAN S. PANIGORO 1, EMLI RAHMI 2 1 Universitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dinamik, sistem linear, sistem nonlinear, titik ekuilibrium, analisis kestabilan
BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai nilai eigen dan vektor eigen, sistem dinamik, sistem linear, sistem nonlinear, titik ekuilibrium, analisis kestabilan sistem dinamik, kriteria Routh-Hurwitz,
Lebih terperinciT 23 Center Manifold Dari Sistem Persamaan Diferensial Biasa Nonlinear Yang Titik Ekuilibriumnya Mengalami Bifurkasi Contoh Kasus Untuk Bifurkasi Hopf
T 23 Center Manifold Dari Sistem Persamaan Diferensial Biasa Nonlinear Yang Titik Ekuilibriumnya Mengalami Bifurkasi Contoh Kasus Untuk Bifurkasi Hopf Rubono Setiawan Prodi Pendidikan Matematika, F.KIP
Lebih terperinciPenentuan Kestabilan Sistem Hibrid melalui Trayektorinya pada Bidang. Oleh:
Penentuan Kestabilan Sistem Hibrid melalui Trayektorinya pada Bidang Sistem hibrid mempunyai bentuk: x& Oleh: Kus Prihantoso Krisnawan Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta
Lebih terperinciBIFURKASI HOPF PADA SISTEM PREDATOR PREY DENGAN FUNGSI RESPON TIPE II
BIFURKASI HOPF PADA SISTEM PREDATOR PREY DENGAN FUNGSI RESPON TIPE II SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciKarena v merupakan vektor bukan nol, maka A Iλ = 0. Dengan kata lain, Persamaan (2.2) dapat dipenuhi jika dan hanya jika,
BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi-definisi dan teorema-teorema dari nilai eigen, vektor eigen, dan diagonalisasi, sistem persamaan differensial, model predator prey lotka-voltera,
Lebih terperinciAnalisa Perluasan Model Rosenzweig-MacArthur dengan menggunakan Perturbasi Singular
J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 3, No. 1, May 2006, 41 48 Analisa Perluasan Model Rosenzweig-MacArthur dengan menggunakan Perturbasi Singular Endah Asmawati Departemen MIPA Universitas Surabaya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas beberapa poin tentang sistem dinamik, kestabilan sistem dinamik, serta konsep bifurkasi. A. Sistem Dinamik Secara umum Sistem dinamik didefinisikan
Lebih terperinciBIFURKASI HOPF DALAM MODEL EPIDEMI DENGAN WAKTU TUNDAAN DISKRET
Vol. 5, No., Juni 009: 54-60 BIFUKASI HOPF DALAM MODEL EPIDEMI DENGAN WAKTU TUNDAAN DISKET ubono Setiawan Mahasiswa S Jurusan Matematika Universitas Gadah Mada Email : rubono_4869@yahoo.co.id Abstrak Di
Lebih terperinciBIFURKASI HOPF PADA MODEL SILKUS BISNIS KALDOR-KALECKI TANPA WAKTU TUNDA
BIFURKASI HOPF PADA MODEL SILKUS BISNIS KALDOR-KALECKI TANPA WAKTU TUNDA NURRACHMAWATI 1) DAN A. KUSNANTO 2) 1) Mahasiswa Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut
Lebih terperinciBIFURKASI PITCHFORK SUPERKRITIKAL PADA SISTEM FLUTTER
BIFURKASI PITCHFORK SUPERKRITIKAL PADA SISTEM FLUTTER T - 2 Andini Putri Ariyani 1, Kus Prihantoso Krisnawan 2 Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY 1 e-mail:andiniputri_ariyani@yahoo.com, 2 e-mail:
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pada bab pembahasan. Materi-materi yang akan dibahas yaitu pemodelan
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai landasan teori yang akan digunakan pada bab pembahasan. Materi-materi yang akan dibahas yaitu pemodelan matematika, teorema Taylor, nilai eigen,
Lebih terperinciBENTUK NORMAL BIFURKASI HOPF PADA SISTEM UMUM DUA DIMENSI
Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 15 23 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND BENTUK NORMAL BIFURKASI HOPF PADA SISTEM UMUM DUA DIMENSI MELA PUSPITA Program Studi Matematika, Fakultas
Lebih terperinciSimulasi Kestabilan Model Predator Prey Tipe Holling II dengan Faktor Pemanenan
Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Simulasi Kestabilan Model Predator Prey Tipe Holling II dengan Faktor Pemanenan 1 Ai Yeni, 2 Gani Gunawan, 3 Icih Sukarsih 1,2,3 Prodi Matematika, Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini, akan dibahas system predator-prey dengan respon fungsi tak
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini, akan dibahas system predator-prey dengan respon fungsi tak monoton, titik ekuilibrium, pelinieran, analisa kestabilan titik ekuilibriumnya dengan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Asumsi yang digunakan dalam sistem mangsa-pemangsa. Dimisalkan suatu habitat dimana spesies mangsa dan pemangsa hidup
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Asumsi yang digunakan dalam sistem mangsa-pemangsa Dimisalkan suatu habitat dimana spesies mangsa dan pemangsa hidup berdampingan. Diasumsikan habitat ini dibagi menjadi dua
Lebih terperinciPersamaan Diferensial Biasa
Persamaan Diferensial Biasa Titik Tetap dan Sistem Linear Toni Bakhtiar Departemen Matematika IPB Oktober 2012 Toni Bakhtiar (m@thipb) PDB Oktober 2012 1 / 31 Titik Tetap SPD Mandiri dan Titik Tetap Tinjau
Lebih terperinciKESTABILAN DAN BIFURKASI MODEL EPIDEMIK SEIR DENGAN LAJU KESEMBUHAN TIPE JENUH. Oleh: Khoiril Hidayati ( )
KESTABILAN DAN BIFURKASI MODEL EPIDEMIK SEIR DENGAN LAJU KESEMBUHAN TIPE JENUH Oleh: Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013 Latar
Lebih terperinciBIFURKASI SADDLE-NODE PADA SISTEM INTERAKSI NONLINEAR SEPASANG OSILATOR TANPA PERTURBASI
BIFURKASI SADDLE-NODE PADA SISTEM INTERAKSI NONLINEAR SEPASANG OSILATOR TANPA PERTURBASI Yolpin Durahim 1 Novianita Achmad Hasan S. Panigoro Diterima: xx xxxx 20xx, Disetujui: xx xxxx 20xx o Abstrak Dalam
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis bifurkasi pada model predator-prey dengan dua
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis bifurkasi pada model predator-prey dengan dua predator diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Diperoleh model predator-prey dengan dua predator
Lebih terperinciTeori Bifurkasi (3 SKS)
Teori Bifurkasi (3 SKS) Department of Mathematics Faculty of Mathematics and Natural Sciences Gadjah Mada University E-mail : f_adikusumo@gadjahmada.edu Sistem Dinamik PENGERTIAN UMUM : - Formalisasi matematika
Lebih terperinciANALISIS BIFURKASI PADA MODEL MATEMATIS PREDATOR PREY DENGAN DUA PREDATOR SKRIPSI
ANALISIS BIFURKASI PADA MODEL MATEMATIS PREDATOR PREY DENGAN DUA PREDATOR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciSIFAT-SIFAT DINAMIK DARI MODEL INTERAKSI CINTA DENGAN MEMPERHATIKAN DAYA TARIK PASANGAN
Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 2 Hal. 50 55 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND SIFAT-SIFAT DINAMIK DARI MODEL INTERAKSI CINTA DENGAN MEMPERHATIKAN DAYA TARIK PASANGAN AIDA BETARIA Program
Lebih terperinciHarjanto, E. 1 dan Tuwankotta, J. M. 2
ى ف مح ف فش Fold ى ف نى ف ء ف ه ف ىب Predator-Prey م ىس فلف Cusp ى ف نى فل ا ف فوف مذ فء فه مل ف ف م ف هه فا Harjanto, E. 1 dan Tuwankotta, J. M. 1 Ganesha 10, Bandung 4013, eric@math.itb.ac.id Ganesha
Lebih terperinciANALISIS BIFURKASI PADA MODEL MATEMATIS PREDATOR PREY DENGAN DUA PREDATOR Lia Listyana 1, Dr. Hartono 2, dan Kus Prihantoso Krisnawan,M.
1 Abstrak ANALISIS BIFURKASI PADA MODEL MATEMATIS PREDATOR PREY DENGAN DUA PREDATOR Lia Listyana 1, Dr. Hartono 2, Kus Prihantoso Krisnawan,M.Si 3 1 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika, Universitas
Lebih terperinciBab II Teori Pendukung
Bab II Teori Pendukung II.1 Sistem Autonomous Tinjau sistem persamaan differensial berikut, = dy = f(x, y), g(x, y), (2.1) dengan asumsi f dan g adalah fungsi kontinu yang mempunyai turunan yang kontinu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem dinamik merupakan formalisasi Matematika untuk menggambarkan konsep-konsep ilmiah dari proses deterministik yang bergantung terhadap waktu (Kuznetsov,
Lebih terperinciANALISIS MODEL MANGSA-PEMANGSA HOLLING-TANNER TIPE II DENGAN MANGSA YANG TERLINDUNG DAN ADANYA PEMANENAN POPULASI EKA PUJIYANTI
ANALISIS MODEL MANGSA-PEMANGSA HOLLING-TANNER TIPE II DENGAN MANGSA YANG TERLINDUNG DAN ADANYA PEMANENAN POPULASI EKA PUJIYANTI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT
Lebih terperinciMODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL PADA INTERAKSI DUA POPULASI
MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL PADA INTERAKSI DUA POPULASI Supandi, Saifan Sidiq Abdullah Fakultas PMIPATI Universitas PGRI Semarang hspandi@gmail..com Abstrak Persaingan kehidupan di alam dapat dikategorikan
Lebih terperinciAnalisis Kestabilan dan Bifurkasi Solusi Sistem Autoparametrik dengan Osilator Tipe Rayleigh
J. Math. and Its Appl. ISSN: 89-605X Vol., No., Nov 005, 8 9 Analisis Kestabilan dan Bifurkasi Solusi Sistem Autoparametrik dengan Osilator Tipe Rayleigh Abadi Jurusan Matematika UNESA Universitas Negeri
Lebih terperinciSimulasi Model Mangsa Pemangsa Di Wilayah yang Dilindungi untuk Kasus Pemangsa Tergantung Sebagian pada Mangsa
Simulasi Model Mangsa Pemangsa Di Wilayah yang Dilindungi untuk asus Pemangsa Tergantung Sebagian pada Mangsa Ipah Junaedi 1, a), Diny Zulkarnaen 2, b) 3, c), dan Siti Julaeha 1, 2, 3 Jurusan Matematika,
Lebih terperinciBIFURKASI HOPF PADA MODIFIKASI MODEL PREDATOR-PREY LESLIE GOWER DENGAN FUNGSI RESPON HOLLING TIPE II
BIFURKASI HOPF PADA MODIFIKASI MODEL PREDATOR-PREY LESLIE GOWER DENGAN FUNGSI RESPON HOLLING TIPE II skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR
TUGAS AKHIR ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR ( S TA B I L I T Y A N A LY S I S O F A P R E D AT O R - P R E Y M O D E L W I T H I N F E C T
Lebih terperinciPEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN LOKAL PADA PERUBAHAN POPULASI PENDERITA DIABETES MELITUS
Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 3 (2015), hal 135-142 PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN LOKAL PADA PERUBAHAN POPULASI PENDERITA DIABETES MELITUS Marisa Effendi,
Lebih terperinciPenerapan Teknik Serangga Steril Dengan Model Logistik. Dalam Pemberantasan Nyamuk Aedes Aegypti. Nida Sri Utami
Penerapan Teknik Serangga Steril Dengan Model Logistik Dalam Pemberantasan Nyamuk Aedes Aegypti Nida Sri Utami Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UMS Lina Aryati Jurusan Matematika FMIPA UGM ABSTRAK
Lebih terperinciSKEMA NUMERIK PERSAMAAN LESLIE GOWER DENGAN PEMANENAN
Skema Numerik ersamaan Leslie Gower dengan emanenan SKEMA NUMERIK ERSAMAAN LESLIE GOWER DENGAN EMANENAN Trija Fayeldi Jurusan endidikan Matematika Universitas Kanjuruhan Malang Email: trija_fayeldi@yahoocom
Lebih terperinciAnalisis Kestabilan Model Penurunan Sumber Daya Hutan Akibat Industri
J. Math. and Its Appl. E-ISSN: 2579-8936 P-ISSN: 1829-605X Vol. 15, No. 1, Maret 2018, 31-40 Analisis Kestabilan Model Penurunan Sumber Daya Hutan Akibat Industri Indira Anggriani 1, Sri Nurhayati 2, Subchan
Lebih terperinciBIFURKASI HOPF MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN WAKTU TUNDA NI NYOMAN SURYANI
BIFURKASI HOPF MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN WAKTU TUNDA NI NYOMAN SURYANI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kestabilan model predator-prey tipe Holling II dengan faktor pemanenan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai dasar teori untuk menganalisis simulasi kestabilan model predator-prey tipe Holling II dengan faktor pemanenan. 2.1 Persamaan Diferensial Biasa
Lebih terperinciBIFURKASI PADA MODEL SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED (SIR) DENGAN WAKTU TUNDA DAN LAJU PENULARAN BILINEAR SKRIPSI
BIFURKASI PADA MODEL SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED (SIR) DENGAN WAKTU TUNDA DAN LAJU PENULARAN BILINEAR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR
ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR Oleh: Drs. M. Setijo Winarko, M.Si Drs. I Gusti Ngurah Rai Usadha, M.Si Subchan, Ph.D Drs. Kamiran, M.Si Noveria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Chemostat atau disebut juga bioreaktor adalah suatu alat laboratorium (fermentor) untuk budidaya mikroorganisme[18]. Alat tersebut disusun sedemikian rupa
Lebih terperinciBAB 4 MODEL DINAMIKA NEURON FITZHUGH-NAGUMO
BAB 4 MODEL DINAMIKA NEURON FITZHUGH-NAGUMO 4.1 Model Dinamika Neuron Fitzhugh-Nagumo Dalam papernya pada tahun 1961, Fitzhugh mengusulkan untuk menerangkan model Hodgkin-Huxley menjadi lebih umum, yang
Lebih terperinciSISTEM FLUTTER PADA SAYAP PESAWAT TERBANG
SISTEM FLUTTER PADA SAYAP PESAWAT TERBANG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciANALISIS DINAMIK SKEMA EULER UNTUK MODEL PREDATOR-PREY DENGAN EFEK ALLEE KUADRATIK
ANALISIS DINAMIK SKEMA EULER UNTUK MODEL PREDATOR-PREY DENGAN EFEK ALLEE KUADRATIK (DYNAMICAL ANALYSIS OF EULER SCHEME FOR PREDATOR- PREY WITH QUADRATIC ALLEE EFFECT) Vivi Aida Fitria 1, S.Nurul Afiyah2
Lebih terperinciIV PEMBAHASAN. jika λ 1 < 0 dan λ 2 > 0, maka titik bersifat sadel. Nilai ( ) mengakibatkan. 4.1 Model SIR
9 IV PEMBAHASAN 4.1 Model SIR 4.1.1 Titik Tetap Untuk mendapatkan titik tetap diperoleh dari dua persamaan singular an ) sehingga dari persamaan 2) diperoleh : - si + s = 0 9) si + )i = 0 didapat titik
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas tinjauan pustaka yang akan digunakan untuk tesis ini, yang selanjutnya akan di perlukan pada Bab 3. Tinjauan pustaka yang dibahas adalah mengenai yang mendukung
Lebih terperinciSTABILISASI SISTEM KONTROL LINIER DENGAN PENEMPATAN NILAI EIGEN
Jurnal Matematika UNAND Vol 2 No 3 Hal 126 133 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND STABILISASI SISTEM KONTROL LINIER DENGAN PENEMPATAN NILAI EIGEN FAURI Program Studi Matematika, Fakultas
Lebih terperinciBARISAN HINGGA BIFURKASI PERIOD-DOUBLING PADA INTERAKSI NONLINEAR SEPASANG OSILATOR TESIS. Karya Tulis sebagai Salah Satu Syarat
BARISAN HINGGA BIFURKASI PERIOD-DOUBLING PADA INTERAKSI NONLINEAR SEPASANG OSILATOR TESIS Karya Tulis sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Matematika Institut Teknologi Bandung Oleh
Lebih terperinciBIFURKASI PADA MODEL INTERAKASI TUMBUHAN DAN HERBIVORA IRMA SAHARA
i BIFURKASI PADA MODEL INTERAKASI TUMBUHAN DAN HERBIVORA IRMA SAHARA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 ii iii PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
Lebih terperinciSEMINAR HASIL TUGAS AKHIR Jurusan Matematika FMIPA ITS
SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR Jurusan Matematika FMIPA ITS Pengendalian Populasi Hama pada Model Mangsa-Pemangsa dengan Musuh Alaminya Nabila Asyiqotur Rohmah 1209 100 703 Dosen Pembimbing: Dr Erna Apriliani,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini, khususnya yang diperlukan dalam Bab 3. Teori yang dibahas adalah teori yang mendukung pembentukan
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA HOLLING-TANNER TIPE II INTAN SELVYA
ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA HOLLING-TANNER TIPE II INTAN SELVYA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN MENGENAI
Lebih terperinciMODEL SIKLUS BISNIS IS-LM DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL TUNDAAN
J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 4, No. 2, Nopember 2007, 9 15 MODEL SIKLUS BISNIS IS-LM DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL TUNDAAN IGN Rai Usadha 1, Ni Ketut Tari T. 2 1 Jurusan Matematika, Institut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup lainnya. Interaksi yang terjadi antara individu dalam satu spesies atau
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap mahluk hidup dituntut untuk senantiasa berinteraksi dengan mahluk hidup lainnya. Interaksi yang terjadi antara individu dalam satu spesies atau interaksi antara
Lebih terperinciDINAMIKA MODEL POPULASI SPESIES TUNGGAL PADA LINGKUNGAN TERCEMAR DENGAN WAKTU TUNDA TUNGGAL DISKRET LAILATUL QODARIAH
DINAMIKA MODEL POPULASI SPESIES TUNGGAL PADA LINGKUNGAN TERCEMAR DENGAN WAKTU TUNDA TUNGGAL DISKRET LAILATUL QODARIAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciKESTABILAN SISTEM PREDATOR-PREY LESLIE
Jurnal Matematika Murni dan Terapan Vol. 3 No. Desember 009: 51-59 KESTABILAN SISTEM PREDATOR-PREY LESLIE Dewi Purnamasari, Faisal, Aisjah Juliani Noor Program Studi Matematika Universitas Lambung Mangkurat
Lebih terperinciANALISIS MODEL MANGSA PEMANGSA PADA PENANGKAPAN IKAN YANG DIPENGARUHI OLEH KONSERVASI
ANALISIS MODEL MANGSA PEMANGSA PADA PENANGKAPAN IKAN YANG DIPENGARUHI OLEH KONSERVASI Eka Yuniarti 1, Abadi 1 Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Surabaya Jurusan Matematika, Fakultas
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA HUTCHINSON DENGAN WAKTU TUNDA DAN PEMANENAN KONSTAN LILIS SAODAH
ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA HUTCHINSON DENGAN WAKTU TUNDA DAN PEMANENAN KONSTAN LILIS SAODAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Lebih terperinciDESKRIPSI PENGARUH PARAMETER TERHADAP KESTABILAN PERILAKU SISTEM BANDUL GANDA SEDERHANA
DESKRIPSI PENGARUH PARAMETER TERHADAP KESTABILAN PERILAKU SISTEM BANDUL GANDA SEDERHANA Thoufina Kurniyati Mahasiswa Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang E-mail:
Lebih terperinciMETODE BENTUK NORMAL PADA PENYELESAIAN PERSAMAAN DUFFING
Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 47 55 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND METODE BENTUK NORMAL PADA PENYELESAIAN PERSAMAAN DUFFING LIDYA PRATIWI, MAHDHIVAN SYAFWAN, RADHIATUL HUSNA
Lebih terperinciBIFURKASI HOPF PADA MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN WAKTU TUNDA DAN TINGKAT PEMANENAN KONSTAN LOLA OKTASARI
BIFURKASI HOPF PADA MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN WAKTU TUNDA DAN TINGKAT PEMANENAN KONSTAN LOLA OKTASARI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Lebih terperinciKESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSPECTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI
KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSPECTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI Mohammad soleh 1, Leni Darlina 2 1,2 Jurusan Matematika Fakultas Sains Teknologi Universitas Islam
Lebih terperinciSTABILITAS GLOBAL MODEL HOLLING-TANNER TIPE II LAZUARDI RAMADHAN
STABILITAS GLOBAL MODEL HOLLING-TANNER TIPE II LAZUARDI RAMADHAN DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 013 ABSTRAK LAZUARDI RAMADHAN. Stabilitas
Lebih terperinciInteraksi Antara Predator-Prey dengan Faktor Pemanen Prey
NATURALA Journal of Scientific Modeling & Computation Volume No. 03 58 ISSN 303035 Interaksi Antara PredatorPrey dengan Faktor Pemanen Prey Suzyanna Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Abstrak
Lebih terperinciPENGARUH MAKANAN TAMBAHAN DALAM MODEL MANGSA PEMANGSA BEDDINGTON DEANGELIS
PENGARUH MAKANAN TAMBAHAN DALAM MODEL MANGSA PEMANGSA BEDDINGTON DEANGELIS Ali Kusnanto 1), Hani Ammariah 2), Elis Khatizah 3) 1)2)3) Departemen Matematika, FMIPA, Institut Pertanian Bogor Kampus IPB Darmaga,
Lebih terperinciMODEL MATEMATIKA MANGSA-PEMANGSA DENGAN SEBAGIAN MANGSA SAKIT
Vol 10 No 2, 2013 Jurnal Sains, Teknologi dan Industri MODEL MATEMATIKA MANGSA-PEMANGSA DENGAN SEBAGIAN MANGSA SAKIT Mohammad Soleh 1, Siti Kholipah 2 1,2 Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi
Lebih terperinciBab III Model Awal Kecanduan Terhadap Rokok
Bab III Model Awal Kecanduan Terhadap Rokok III.1 Pembentukan Model Model kecanduan terhadap rokok dibentuk menggunakan model dasar dalam epidemiologi yaitu model SIR (Susceptible, Infective, Removed)
Lebih terperinciOBSERVER UNTUK SISTEM KONTROL LINIER KONTINU
Jurnal Matematika UNAND Vol 5 No 1 Hal 96 12 ISSN : 233 291 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND OBSERVER UNTUK SISTEM KONTROL LINIER KONTINU SUKMA HAYATI, ZULAKMAL Program Studi Matematika, Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB 2 PDB Linier Order Satu 2
BAB Konsep Dasar BAB 2 PDB Linier Order Satu 2 BAB 3 Aplikasi PDB Order Satu 3 BAB 4 PDB Linier Order Dua 4 BAB 5 Aplikasi PDB Order Dua 5 BAB 6 Sistem PDB 6 BAB 7 PDB Nonlinier dan Kesetimbangan Dalam
Lebih terperinciANALISIS MODEL DENYUT JANTUNG DENGAN MENGGUNAKAN TEORI BIFURKASI
ANALISIS MODEL DENYUT JANTUNG DENGAN MENGGUNAKAN TEORI BIFURKASI Herlina D. Tendean ), Hanna A. Parhusip ), Bambang Susanto ) ) Mahasiswa Program Studi Matematika FSM UKSW ) Dosen Program Studi Matematika
Lebih terperinciPERAN PENTING LAJU PERUBAHAN KALOR PADA MODEL DINAMIK UNSUR UNSUR UTAMA IKLIM
PERAN PENTING LAJU PERUBAHAN KALOR PADA MODEL DINAMIK UNSUR UNSUR UTAMA IKLIM A.I. Jaya 1 1 Jurusan Matematika FMIPA UNTAD Kampus BumiTadulakoTondo Palu Abstrak Model dinamik interkasi unsur unsure utama
Lebih terperinciDINAMIKA ORDE PERTAMA SISTEM NONLINIER TERKOPEL DENGAN RELASI PREDASI, MUTUAL, DAN SIKLIK (Tinjauan Kasus Mangsa-Pemangsa pada Sistem Ekologi)
DINAMIKA ORDE PERTAMA SISTEM NONLINIER TERKOPEL DENGAN RELASI PREDASI, MUTUAL, DAN SIKLIK (Tinjauan Kasus Mangsa-Pemangsa pada Sistem Ekologi) Oleh: MADA SANJAYA WS G740308 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian dari persamaan diferensial biasa (PDB) yaitu suatu
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persamaan Diferensial Biasa Pengertian dari persamaan diferensial biasa (PDB) yaitu suatu persamaan yang melibatkan turunan pertama atau lebih dari suatu fungsi yang telah
Lebih terperinciANALISA KESEIMBANGAN INTERAKSI POPULASI TERUMBU KARANG, SIPUT DRUPELLA DAN PREDATORNYA MELALUI PHASE PORTRAIT
JIMT Vol. 11 No. 1 Juni 2014 (Hal. 82 93) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X ANALISA KESEIMBANGAN INTERAKSI POPULASI TERUMBU KARANG, SIPUT DRUPELLA DAN PREDATORNYA MELALUI PHASE PORTRAIT
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. representasi pemodelan matematika disebut sebagai model matematika. Interpretasi Solusi. Bandingkan Data
A. Model Matematika BAB II KAJIAN TEORI Pemodelan matematika adalah proses representasi dan penjelasan dari permasalahan dunia real yang dinyatakan dalam pernyataan matematika (Widowati dan Sutimin, 2007:
Lebih terperinciSISTEM DINAMIK DISKRET. Anggota Kelompok: 1. Inggrid Riana C. 2. Kharisma Madu B. 3. Solehan
SISTEM DINAMIK DISKRET Anggota Kelompok: 1. Inggrid Riana C. 2. Kharisma Madu B. 3. Solehan SISTEM DINAMIK Kontinu Sistem Dinamik Diskret POKOK BAHASAN SDD OTONOMUS NON-OTONOMUS 1-D MULTI-D LINEAR NON-LINEAR
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem dinamik adalah sistem yang berubah dari waktu ke waktu (Farlow,et al.,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Dinamik Sistem dinamik adalah sistem yang berubah dari waktu ke waktu (Farlow,et al., 2002). Salah satu tujuan utama dari sistem dinamik adalah mempelajari perilaku dari
Lebih terperinciMursyidah Pratiwi, Yuni Yulida*, Faisal Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat *
Jurnal Matematika Murni an Terapan εpsilon ANALISIS MODEL PREDATOR-PREY TERHADAP EFEK PERPINDAHAN PREDASI PADA SPESIES PREY YANG BERJUMLAH BESAR DENGAN ADANYA PERTAHANAN KELOMPOK Mursyiah Pratiwi, Yuni
Lebih terperinciDinamik Model Epidemi SIRS dengan Laju Kematian Beragam
Jurnal Matematika Integratif ISSN 1412-6184 Volume 10 No 1, April 2014, hal 1-7 Dinamik Model Epidemi SIRS dengan Laju Kematian Beragam Ni matur Rohmah, Wuryansari Muharini Kusumawinahyu Jurusan Matematika,
Lebih terperinciT 3 Model Dinamika Sel Tumor Dengan Terapi Pengobatan Menggunakan Virus Oncolytic
T 3 Model Dinamika Sel Tumor Dengan Terapi Pengobatan Menggunakan Virus Oncolytic Oleh : Ali Kusnanto, Hikmah Rahmah, Endar H. Nugrahani Departemen Matematika FMIPA-IPB Email : alikusnanto@yahoo.com Abstrak
Lebih terperinciSISTEM KONTROL LINIER
SISTEM KONTROL LINIER Silabus : 1. SISTEM KONTROL 2. TRANSFORMASI LAPLACE 3. PEMODELAN MATEMATIKA DARI SISTEM DINAMIK 4. ANALISIS SISTEM KONTROL DALAM RUANG KEADAAN 5. DESAIN SISTEM KONTROL DALAM RUANG
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN MODEL INTERAKSI PEMANGSA DAN MANGSA PADA DUA HABITAT YANG BERBEDA ADE NELVIA
ANALISIS KESTABILAN MODEL INTERAKSI PEMANGSA DAN MANGSA PADA DUA HABITAT YANG BERBEDA ADE NELVIA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aljabar Linear Definisi 2.1.1 Matriks Matriks A adalah susunan persegi panjang yang terdiri dari skalar-skalar yang biasanya dinyatakan dalam bentuk berikut: [ ] Definisi 2.1.2
Lebih terperinciIDENTIFIKASI TITIK TITIK BIFURKASI DARI MODEL TRANSMISI PENYAKIT MENULAR
IDENTIFIKASI TITIK TITIK BIFURKASI DARI MODEL TRANSMISI PENYAKIT MENULAR R. Ratianingsih Jurusan Matematika FMIPA UNTAD Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
Lebih terperinciIII PEMBAHASAN. μ v. r 3. μ h μ h r 4 r 5
III PEMBAHASAN 3.1 Perumusan Model Model yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini adalah model SIDRS (Susceptible Infected Dormant Removed Susceptible) dari penularan penyakit malaria dalam suatu populasi.
Lebih terperinciPENDAHULUAN LATAR BELAKANG
PENDHULUN LTR BELKNG Sistem dinamik serin diidentiikasikan ada model matematika dari ersamaan kimia ersamaan isika dan ersamaan bioloi an ersamaanna menandun arameterarameter an salin berhubunan. Perubahan
Lebih terperinciANALISIS STABILITAS SISTEM DINAMIK UNTUK MODEL PERTUMBUHAN DUA MIKROORGANISME DI MEDIUM KEMOSTAT
Jurnal Euclid, vol.3, No.1, p.447 ANALISIS STABILITAS SISTEM DINAMIK UNTUK MODEL PERTUMBUHAN DUA MIKROORGANISME DI MEDIUM KEMOSTAT Oleh : Herri Sulaiman S.Si, M.Sc Dosen Matematika FKIP - UNSWAGATI ABSTRAK
Lebih terperinciAnalisis Kestabilan Global Model Epidemik SIRS menggunakan Fungsi Lyapunov
Analisis Kestabilan Global Model Epidemik SIRS menggunakan Fungsi Lyapunov Yuni Yulida 1, Faisal 2, Muhammad Ahsar K. 3 1,2,3 Program Studi Matematika FMIPA Unlam Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jend.
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN DAN LIMIT CYCLE PADA MODEL PREDATOR - PREY TIPE GAUSE SKRIPSI
ANALISIS KESTABILAN DAN LIMIT CYCLE PADA MODEL PREDATOR - PREY TIPE GAUSE SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Bidang Matematika Pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Lebih terperinciKESTABILAN MODEL BIOEKONOMI SISTEM MANGSA PEMANGSA SUMBER DAYA PERIKANAN DENGAN PEMANENAN PADA POPULASI PEMANGSA
KESTABILAN MODEL BIOEKONOMI SISTEM MANGSA PEMANGSA SUMBER DAYA PERIKANAN DENGAN PEMANENAN PADA POPULASI PEMANGSA Rustam Jurusan Matematika Universitas Sembilanbelas November Kolaka Email: rustam.math6@gmail.com/rustam.math@usn.ac.id
Lebih terperinciDINAMIKA PERKEMBANGAN HIV/AIDS DI SULAWESI UTARA MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINEAR SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTIOUS AND RECOVERED)
DINAMIKA PERKEMBANGAN HIV/AIDS DI SULAWESI UTARA MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINEAR SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTIOUS AND RECOVERED) Amir Tjolleng 1), Hanny A. H. Komalig 1), Jantje D. Prang
Lebih terperinciStudi Kasus Penyelesaian Pers.Non Linier. Studi Kasus Non Linier 1
Studi Kasus Penyelesaian Pers.Non Linier Studi Kasus Non Linier 1 Contoh Kasus Penyelesaian persamaan non linier terkadang muncul sebagai permasalahan yang terpisah, tetapi terkadang pula muncul sebagai
Lebih terperinciMODEL DINAMIKA CINTA DENGAN MEMPERHATIKAN DAYA TARIK PASANGAN
Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 96 103 ISSN : 303 910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND MODEL DINAMIKA CINTA DENGAN MEMPERHATIKAN DAYA TARIK PASANGAN SUCI RAHMA NURA, MAHDHIVAN SYAFWAN Program
Lebih terperinciLocal Stability of Predator Prey Models With Harvesting On The Prey. Abstract
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika 99 Local Stability of Predator Prey Models With Harvesting On The Prey Oleh : Saiful Marom Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Abstract In this paper considered
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dalam penulisan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan berupa definisi-definisi serta
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan beberapa teori-teori yang digunakan sebagai acuan dalam penulisan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan berupa definisi-definisi serta teorema-teorema
Lebih terperinci