Selanjutnya kita akan mencari hubungan antara variabel v, I, m, r, dan ω. Hubungan kecepatan linier dan kecepatan sudut bola adalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Selanjutnya kita akan mencari hubungan antara variabel v, I, m, r, dan ω. Hubungan kecepatan linier dan kecepatan sudut bola adalah"

Transkripsi

1 Contact Person : OSN Fisika 016 Number 1 PERSAMAAN GERAK SEDERHANA BOLA SALJU (SIMPLE SNOW BALL EQUATION) Tinjau sebuah bola salju yang sedang menggelinding. Seperti kita tahu, fenomena menggelindingnya bola salju diikuti oleh pertambahan massa bola tersebut. Biarpun massa bertambah, kita asumsikan bahwa bola salju selalu berbentuk bola sempurna, memiliki rapat massa persatuan volum ρ yang konstan, dan selalu menggelinding tanpa slip. Sekarang, kita akan meninjau bola salju yang berjari-jari sesaat r, dan kecepatan sudut sesaat ω, serta gaya gesek sesaat f, menggelinding pada sebuah bidang dengan kemiringan θ (lihat gambar). r g Tentukan : a. Besar gaya total (dengan arah sejajar bidang) b. Besar torsi total (di pusat massa bola) c. Persamaan gerak bola salju! Ini disebut sebagai SSBE (simple snow ball equation). Nyatakan SSBE dalam θ, r, ω, dan t! Untuk memudahkan perhitungan, selanjutnya kalian tinjau bola salju tersebut menggelinding pada sebuah bidang datar. d. Jika kecepatan sudut awal adalah ω 0 (dan sudah tidak slip tentunya) dan jari-jari bola awal adalah R 0 tentukan jari-jari bola salju sebagai fungsi kecepatan sudut! Untuk mudahnya, diasumsikan bahwa setiap bergesekan dengan tanah, massa bola akan bertambah dengan konstan sehingga dm dx = K = konstan. e. Tentukan kecepatan sudut sebagai fungsi waktu (nyatakan dalam K, ρ, R 0, dan ω 0 )! Pembahasan : ρ a. Berdasarkan gambar di bawah kita bisa dapatkan resultan gaya yang bekerja pada bola salju searah dengan gerakannya. θ Arah gerak f r mg sin θ ρ mg θ ΣF = mg sin θ f Hal 1

2 Contact Person : b. Torsi yang bekerja pada bola salju hanyalah torsi akibat gaya gesek. Torsi akibat gaya yang lainnya(gaya gravitasi dan gaya normal) bernilai nol karena melewati pusat bola salju. Στ = fr c. Selanjutnya kita akan menggunakan hukum dua newton. Pada kasus ini kita akan menggunakan hukum dua newton yang berhubungan dengan perubahan momentum linier dan momentum sudut bola. Momentum bola salju adalah P = mv dan perubahannya adalah dp dv dm = m + v dt dt dt Momentum sudut bola salju adalah L = Iω dan perubahannya adalah dl dω di = I + ω dt dt dt Dengan hukum dua newton kita dapatkan ΣF = mg sin θ f = dp dt dv dm = m + v dt dt mg sin θ f = m dv dm + v dt dt (1) Στ = fr = dl dω di = I + ω dt dt dt f = I dω r dt + ω di r dt () Subtitusi persamaan () ke (1) mg sin θ I dω r dt ω di dv = m r dt dt dv dt + v dm m dt + I dω mr dt + ω di mr dt + v dm dt = g sin θ (3 Selanjutnya kita akan mencari hubungan antara variabel v, I, m, r, dan ω. Hubungan kecepatan linier dan kecepatan sudut bola adalah v = ωr (4) dv dt = d(ωr) = ω dr dω + r dt dt dt dv dr dω = ω + r dt dt dt (5) Hubungan massa bola dan jari-jarinya adalah Hal

3 Contact Person : m = 4 3 ρπr3 (6 dm dt dr = 4ρπr dt = (4 3 ρπr3 ) 3 r m dr dt dm dt = 3m r dr dt (7) Selanjutnya dari momen inersia bola salju akan kita dapatkan I = 5 mr (8 di dt = 4 dr mr 5 dt + dm r 5 dt (9) Subtitusi persamaan (7) ke (9) di dt = 4 dr mr 5 dt + 6 dr mr 5 dt = 10 mr dr 5 dt di dr = mr dt dt (10 Selanjutnya subtitusi persamaan (4), (5), (7), (8), dan (10) ke persamaan (3) dv dt + v m dm dt + I dω mr ω dr dω + r dt dt + ωr m dt + ω mr 3m dr r dt + 1 mr 5 di = g sin θ dt dω mr dt + ω dr mr = g sin θ mr dt ω dr dω dr + r + 3ω dt dt dt + dω dr r + ω = g sin θ 5 dt dt 6ω dr dt + 7 dω r = g sin θ (11) 5 dt Sehingga persamaan gerak sederhana bola salju (SSBE/Simple Snow Ball Equation) adalah 6ω dr dt + 7 dω r = g sin θ 5 dt d. Selanjutnya bola menggelinding pada bidang datar sehingga sudut θ sama dengan nol. θ = 0 sin θ = 0 6ω dr dt + 7 dω r 5 dt = 0 (1) dr r = 7 dω 30 ω r dr = 7 ω R o r 30 dω ω ω o ln r R o = 7 30 ln ω ω o Hal 3

4 Contact Person : ln r = ln ω 7 30 R o ω o r = ( ω 7 30 ) r = Ro ( ω 7 30 ) (13) R o ω o ω o Maka persamaan jari-jari bola sebagai fungsi kecepatan sudut adalah r = R o ( ω 7 30 ) ω o e. Sekarang massa pertambahan massa bola terhadap perpindahannya bernilai konstan yaitu K. dm dx = K Selanjutnya dengan memodifikasi persamaan (7) akan kita dapatkan dm dt = 3m dr dt dikali dengan r dt dx dm dx = 3 dr m r dx m = 4 3 ρπr3 K = 4ρπr dr dx dr = K 4ρπr dx dikali dengan 1 dt dr dt = K dx 4ρπr dt dr dt = Kω 4ρπr v=ωr dr r = Kω dt (14) 4ρπr Persamaan (1) kita bisa modifikasi menjadi bentuk dr r = 7 dω 30 ω Selanjutnya kita subtitusi persamaan (14) dan (13) ke persamaan (1) hasil modifikasi di atas Kω 4ρπ [R o ( ω ω ) 7 dt = 7 dω 30 ω 30 ] o Hal 4

5 Contact Person : K 4ρπR o ω o 7 dω ω 37 ω ω o = dω ω 37 ω K 14ρπR o ω o 7 = ω ω 37 dω = ω o [ω 1 ω 1 ω 1 ω ω = 1 0 ω ] ω o ω o = 1 ω o = 1 ω o = + t dt = 7 dω 30 ω dt K 14ρπR o ω o 7 0 = t K dt 14ρπR o ω o 7 Kt 14ρπR o ω o 7 11Kt 7ρπR o ω o 7 11Kt 7ρπR o ω o 7 (1 + 11Kω ot 7ρπR o ) ω o Kω ot 7ρπR o ω = ω o [1 + 11Kω ot 7ρπR ] o dt Hal 5

6 Contact Person : OSN Fisika 0 Number GERAKAN MASSA YANG TERHUBUNG DENGAN CINCIN DAN BATANG LICIN Sebuah cincin bermassa m 1 dapat bergerak bebas sepanjang batang licin horisontal. Sebuah partikel bermassa m dihubungkan dengan cincin melalui tali tegar tak bermassa yang memiliki panjang L. Mula-mula partikel m bersentuhan dengan batang, kemudian dilepas karena pengaruh gravitasi g. Setelah dilepas, ketika cincin tersebut telah bergeser sejauh x, sudut yang dibentuk antara tali dengan batang horisontal adalah θ. m 1 x m 1 L m θ x = 0 x = 0 Tentukan: a. Posisi x dinyatakan dalam sudut θ! b. Persamaan gerak untuk θ (tidak mengandung variabel x beserta turunannya)! c. Tentukan besar tegangan batang dan gaya normal pada cincin untuk θ = 30 o! Pembahasan : a. Untuk mengetahui nilai x dalam θ kita bisa menentukannya dengan meninjau titik pusat massa system. Karena tidak ada gaya eksternal atau gaya luar pada arah horizontal, maka posisi horizontal pusat massanya tetap. Sedangkan posisi pusat massa vertical system akan turun karena ada gaya eksternal yang bekerja pada arah vertical. System yang kita maksud adalah cincin dan massa kecil. Batang tidak kita masukkan karena batang tidak ikut bergerak. x pm,awal = x pm,akhir m L = m 1x + m (x + L cos θ) m 1 + m m 1 + m (m 1 + m )x = m L(1 cos θ) x = m L(1 cos θ) m 1 + m Sehingga posisi x dinyatakan dalam θ adalah x = m L(1 cos θ) m 1 + m m Hal 6

7 Contact Person : b. Selanjutnya kita akan menentukan persamaan gerak system menggunakan metode Mekanika Lagrangian. Sebelum ke sana kita harus terlebih dahulu menentukan posisi benda-benda dalam system saat sudah bergerak. Dalam menentukan posisi benda, kita harus menentukan terlebih dahulu titik acuan atau titik asal koordinatnya. System koordinatnya bisa system koordinat Kartesius dimensi atau 3 dimensi ataupun system koordinat lain. Untuk kasus ini kita akan menggunakan system koordinat kartesius dimensi. Hal pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan titik asalnya. Cara menentukannya adalah pilihlah titik asal sedemikian hingga persamaan gerak yang kita buat tidak terlalu banyak mengandung variabel. Dalam hal ini saya mengambil posisi awal cincin sebagai titik asal atau titik O(0,0). Posisi masing masing benda Cincin : x 1 = x = m L(1 cos θ) m 1 + m y 1 = 0 Partikel : x = x + L cos θ = m L(1 cos θ) m 1 + m x 1 = m L(1 cos θ) m 1 + m + L cos θ x = m 1L cos θ m 1 + m y = L sin θ Selanjutnya kita cari kecepatan partikel. Kita cukup mendiferensialkan posisinya terhadap waktu. Cincin : x 1 = m L θ sin θ m 1 + m y 1 = 0 Partikel : x = m 1L θ sin θ m 1 + m y = L θ cos θ Berikutnya kita tentukan nilai total energy mekanik system. Energi potensial (V) V = m 1 gy 1 + m gy V = m 1 g(0) + m g( L sin θ) V = m gl sin θ Energi kinetik (T) T = 1 m 1(x 1 + y 1 ) + 1 m (x + y ) T = 1 m 1 [( m L θ sin θ ) + (0) ] + 1 m 1 + m m [( m 1L θ sin θ ) + ( L θ cos θ) ] m 1 + m Hal 7

8 Contact Person : T = 1 m 1 m L θ sin θ (m 1 + m ) (m 1 + m ) + 1 m L θ cos θ T = 1 m 1 m L θ sin θ + 1 m 1 + m m L θ cos θ T = 1 m 1 m L θ sin θ + 1 m (m 1 + m )L θ cos θ m 1 + m m 1 + m T = 1 m cos θ + m 1 m L θ m 1 + m Lagrangian (L) adalah selisih energy kinetik (K) dan energy potensial (V) system. L = T V L = 1 m cos θ + m 1 m L θ ( m m 1 + m gl sin θ) L = 1 m cos θ + m 1 m L θ + m m 1 + m gl sin θ Persamaan gerak benda kita dapatkan dengan mensubtitusi L ke persamaan Lagrange di bawah. d dt ( L ) L θ θ = 0 Bentuk L θ dan L θ adalah turunan parsial. Maksud turunan parsial adalah jika sebuah fungsi diturunkan terhadap peubah x, maka peubah yang lain dianggap sebagai konstanta. L = ( 1 m cos θ + m 1 m L θ θ θ + m m 1 + m gl sin θ) L θ d dt ( L θ = m cos θ + m 1 m L θ m 1 + m ) = d dt (m cos θ + m 1 m m 1 + m L θ ) = m d dt ( L ) = m cos θ + m 1 m θ m 1 + m L θ = θ (1 m cos θ + m 1 m m 1 + m L θ L θ = m L θ cos θ sin θ + m m 1 + m gl cos θ Maka persamaan gerak system adalah d dt ( L θ ) L θ = 0 L θ + m gl sin θ) cos θ + m 1 m L θ m 1 + m Hal 8

9 Contact Person : m cos θ + m 1 m L θ ( m L θ cos θ sin θ + m m 1 + m m 1 + m gl cos θ) = 0 (m cos θ + m 1 )L θ m L θ cos θ sin θ (m 1 + m ) gl cos θ = 0 Maka persamaan gerak system adalah (m cos θ + m 1 )Lθ m Lθ cos θ sin θ (m 1 + m ) g cos θ = 0 c. Kita diminta untuk menentukan nilai tegangan tali T dan gaya normal N batang pada cincin. Perhatikan diagram gaya di bawah! N x 1 θ T cos θ x = 0 m 1 g T sin θ T T T sin θ T cos θ θ x m g y Percepatan kedua benda adalah Cincin : x 1 = m L (θ sin θ + θ cos θ) m 1 + m y 1 = 0 Partikel : x = m 1L (θ sin θ + θ cos θ) m 1 + m y = L(θ sin θ θ cos θ) Menggunakan hukum dua newton untuk kedua benda kita dapatkan Untuk cincin : sumbu x T cos θ = m 1m L (θ sin θ + θ cos θ) (1) m 1 + m sumbu y N T sin θ m 1 g = 0 N = T sin θ + m 1 g () Untuk partikel : Hal 9

10 Contact Person : sumbu x T cos θ = m 1m L (θ sin θ + θ cos θ) (3) m 1 + m sumbu y T sin θ m g = m L(θ sin θ θ cos θ) T = m L(θ sin θ θ cos θ) + m g (4) sin θ subtitusi persamaan (4) ke () N = m L(θ sin θ θ cos θ) + m g sin θ + m sin θ 1 g N = m L(θ sin θ θ cos θ) + (m 1 + m )g (5) Selanjutnya kita harus mencari tahu nilai θ dan θ. Kita akan menghitungnya dengan hukum kekekalan energy mekanik. Saat awal adalah saat tali masih berada dalam keadaan horizontal dan kedua benda masih diam serta saat akhir adalah saat tali membentuk sudut θ = 30 o dengan horizontal. E awal = E akhir 0 = m gl sin 30 o + 1 m cos 30 o + m 1 m L θ m 1 + m 0 = m gl ( 1 ) + 1 m ( 1 3) 3 + m 1 m m 1 + m L θ (3m + 4m 1 )Lθ = 4(m 1 + m )g θ = 4(m 1 + m )g (3m + 4m 1 )L (6) θ = 4(m 1 + m )g (3m + 4m 1 )L Dengan mensubtitusi persamaan (6) ke persamaan gerak system akan kita dapatkan (m ( 1 3) + m 1 ) Lθ m L ( 4(m 1 + m )g (3m + 4m 1 )L ) (1 3) (1 ) (m 1 + m ) g ( 1 3) = 0 ( 3 4 m + m 1 ) Lθ = m L ( 4(m 1 + m )g (3m + 4m 1 )L ) (1 4 3) + (m 1 + m ) g ( 1 3) (3m + 4m 1 )(3m + 4m 1 )Lθ = 4 3m (m 1 + m )g + 3(m 1 + m )(3m + 4m 1 )g (3m + 4m 1 )(3m + 4m 1 )Lθ = (m 1 + m )g[ 3m + 3 3m + 4 3m 1 ] θ = 3(m 1 + m )[5m + 4m 1 ]g (3m + 4m 1 ) (7) L Dengan mensubtitusi persamaan (6) dan (7) ke persamaan (4) akan kita dapatkan nilai tegangan tali. T = m L(θ sin θ θ cos θ) + m g sin θ Hal 10

11 Contact Person : T = m L (( 4(m 1 + m )g (3m + 4m 1 )L ) (1 ) ( 3(m 1 + m )[5m + 4m 1 ]g (3m + 4m 1 ) ) ( 1 L 3)) + m g T = m 1m (1m m ) (3m + 4m 1 ) Kemudian dengan mensubtitusi persamaan (6) dan (7) ke persamaan (5) akan kita dapatkan besar gaya normal N. N = m L(θ sin θ θ cos θ) + (m 1 + m )g N = m L (( 4(m 1 + m )g (3m + 4m 1 )L ) (1 ) ( 3(m 1 + m )[5m + 4m 1 ]g (3m + 4m 1 ) ) ( 1 L 3)) + (m 1 + m )g N = m 1 g (1 + m (1m m ) (3m + 4m 1 ) ) 1 OSN Fisika 016 Number 3 DUA BUAH SILINDER YANG SALING BERGESEKAN Gambar di bawah menampilkan dua benda silinder tegak dengan kedua sumbunya parallel satu sama lain dan mula-mula secara terpisah masing-masing silinder tersebut sedang berotasi (spinning) ke arah yang sama dengan kecepatan sudut ω 0. Kedua silinder tersebut kemudian secara perlahan di sentuhkan satu sama lain sehingga pada awalnya keduanya saling mengalami sliding dengan gaya normal konstan N. Koefisien gesek antara permukaan-permukaan kedua silinder adalah μ. Diketahui silinder dengan jarijari R 1 memiliki momen inersia I 1 dan silinder dengan jari-jari R memiliki momen inersia I. ω 0 μ ω 0 R 1 R I 1 N N I a. Gambarkan gaya-gaya yang bekerja pada kedua silinder. Tuliskan persamaan gerak (hukum kedua Newton tentang rotasi) untuk masing-masing silinder! Hal 11

12 Contact Person : b. Tentukan syarat/kondisi agar kedua permukaan silinder berhenti untuk tidak mengalami sliding pada saat/waktu t = t a. Tentukan nilai t a tersebut. Tentukan kecepatan sudut akhir kedua silinder, yaitu ω 1a dan ω a! Sekarang anggap kedua silinder bermassa sama, yaitu M. Silinder pertama merupakan silinder pejal dengan jari-jari R 1 = R dan silinder kedua merupakan silinder kosong berdinding tipis dengan jari-jari R = R. c. Tuliskan momen inersia masing-masing silinder! d. Tentukan kecepatan sudut masing-masing silinder sebagai fungsi waktu t, yaitu ω 1 (t) dan ω (t)! Gambarkan sketsa grafik ω 1 (t) dan ω (t)! e. Tentukan energi yang hilang akibat kedua silinder bergesekan! Pembahasan : a. Berikut gambar gaya-gaya yang bekerja pada silinder ω 1 (t) f ω (t) R 1 N N R I I 1 f Dalam kasus ini, pusat kedua silinder di buat tetap sehingga dia tidak mengalami gerak translasi. kita juga tidak perlu memperdulikan gravitasi karena benda tidak bergerak translasi sedangkan gaya gravitasi timbul pada pusat silinder sehingga gaya gravitasi tidak mempengaruhi gerakan silinder. Akan tetapi silinder berotasi dan torsi akibat gaya gesek mempengaruhi gerak rotasi silinder. Persamaan gerak rotasi silinder pertama Στ 1 = I 1 α 1 fr 1 = I 1 α 1 (1) fr 1 + I 1 α 1 = 0 Persamaan gerak rotasi silinder kedua Στ = I α fr = I α () fr + I α = 0 b. Syarat agar kedua silinder tidak saling sliding lagi adalah kecepatan linier tepinya memiliki besar yang sama namun berlawanan arah. Hal 1

13 Contact Person : v 1 = v ω 1a R 1 = ω a R ω a = R 1 R ω 1a (3) Silinder berhenti sliding setelah selang waktu t a, maka perlambatan sudut kedua silinder adalah Silinder pertama α 1 = ω 1a ω 0 t a (4) Silinder kedua α = ω a ω 0 t a (5) Subtitusi persamaan (4) ke (1) dan persamaan (5) ke () kemudian eliminasi variable f. fr 1 = I 1 ω 1a ω 0 t a f = I 1 ω 1a ω 0 R 1 t a fr = I ω a ω 0 t a f = I ω a ω 0 R t a I 1 ω 1a ω 0 R 1 t a = I ω a ω 0 R t a I 1 ω 1a ω 0 R 1 t a = I ω a ω 0 R t a (6) Kemudian subtitusi persamaan (3) ke (6) R ω 1a ω ( 1 0 R ω 1a ) ω 0 I 1 = I R 1 R ω 1a ω 0 = I ( R 1 ) ω I 1 R 1a I R 1 ω I 1 R 0 ω 1a + I ( R 1 ) ω I 1 R 1a = ω 0 I R 1 ω I 1 R 0 ω 1a [1 + I ( R 1 ) ] = ω I 1 R 0 (1 I R 1 ) I 1 R ω 1a = 1 I I1 R 1 R 1 + I I1 ( R 1 R ) ω 1a = I 1R I R 1 R I 1 R + I R 1 ω 0 (7) ω 0 di kali dengan I 1R I 1 R Hal 13

14 Contact Person : Kemudian subtitusi (7) ke (3) ω a = R 1 ( I 1R I R 1 R R I 1 R + I R ω 0) 1 ω a = I 1R 1 R I R 1 I 1 R + I R 1 ω 0 (8) Selanjutnya untuk menghitung waktu t a kita akan menggunakan persamaan impuls sudut sama dengan perubahan momentum sudut. Kita hanya perlu meninjau salah satu silinder, di sini saya akan meninjau silinder pertama. Karena silinder slip, gaya gesek yang bekerja adalah gaya gesek kinetik dan besarnya adalah f = μn. I s = ΔL fr 1 t a = I 1 (ω 1a ω 0 ) t a = I 1(ω 0 ω 1a ) μnr 1 I 1 (ω 0 I 1R I R 1 R I t a = 1 R + I R ω 0) 1 μnr 1 I 1 ω 0 (I 1 R I 1 R + I R 1 I R 1 R ) t a = 0 μnr 1 (I 1 R + I R 1 ) t a = I 1I (R 1 R ) μn(i 1 R + I R 1 ) ω 0 Sehingga kita dapatkanlah syarat dan nilai waktu t a yaitu Syarat atau kondisi saat silinder berhenti sliding adalah saat kecepatan liner tepinya sama besar namun berlawanan arah v 1 = v Dan besar waktu t a adalah t a = I 1I (R 1 R ) μn(i 1 R + I R 1 ) ω 0 c. Berikutnya kita akan menghitung momen inersia masing-masing silinder Silinder pertama Silinder yang pertama adalah silinder pejal sehingga momen inersianya adalah I 1 = 1 MR 1 = 1 M(R) = MR I 1 = MR Silinder kedua Hal 14

15 Contact Person : Silinder yang kedua adalah silinder kosong yang berdinding tipis. Dalam hal ini saya menafsirkan silinder tersebut adalah silinder tanpa tutup dan dindingnya tipis sehingga momen inersianya adalah I = MR 1 = M(R) = MR I = MR d. Perlambatan sudut kedua silinder hanya dipengaruhi oleh torsi penghambatnya, torsi penghambat hanya di pengaruhi oleh gaya gesek, dan gaya gesek hanya dipengaruhi oleh gaya normal. Karena gaya normalnya konstan maka perlambatan sudutnya konstan. Oleh karena perlambatannya konstan maka silinder akan mengalami Gerak Melingkar Berubah Beraturan Diperlambat. Persamaan gerak untuk silinder pertama ω 1 (t) = ω 0 α 1 t Dengan mensubtitusi nilai f = μn ke persmaan (1) akan kita dapatkan α 1 = μnr 1 I 1. Kemudian kita subtitusikan ke persamaan kecepatan sudut di atas sehingga kita dapatkan. ω 1 (t) = ω 0 μnr 1 I 1 Persamaan gerak untuk silinder kedua ω (t) = ω 0 α t t Dengan mensubtitusi nilai f = μn ke persmaan (1) akan kita dapatkan α = μnr I. Kemudian kita subtitusikan ke persamaan kecepatan sudut di atas sehingga kita dapatkan. ω (t) = ω 0 μnr I t Dengan mensubtitusikan nilai momen inersia silinder ke kecepatan sudut akhirnya akan kita dapatkan bahwa kecepatan sudut akhir kedua silinder atau kecepatan sudut setelah selang waktu t a adalah nol(ω 1a = ω a = 0). Silahkan anda buktikan sendiri! Berikut grafik kecepatan sudut kedua silinder terhadap waktu. ω 1 (t) ω (t) Silinder pertama Silinder kedua ω 0 ω 0 t a t t a t Hal

16 Contact Person : e. Besar energi yang hilang bisa kita hitung dengan mengurangi energy awal dengan energy akhir. ΔE = E awal E akhir ΔE = 1 I 1ω I ω 0 0, energi akhir bernilai nol karena silinder diam. ΔE = 1 MR ω MR ω 0 ΔE = 3 MR ω 0 OSN Fisika 016 Number 4 OSILASI SISTEM PELAT DAN GAS IDEAL Terdapat tiga buah plat dengan luas penampang A tersusun seperti gambar di bawah (tampak atas). Plat tengah memiliki muatan listrik yang terdistribusi merata sebesar Q dan ia bisa bergerak bebas tanpa gesekan ke kanan dan ke kiri, sedangkan plat disebelah kiri dan kanan dihubungkan ke ground dan fix (diam). Pada kondisi awal, plat tengah tepat berada pada jarak L dari plat kanan maupun kiri. Pada kedua ruangan yang dibentuk di sisi kanan dan kiri terdapat udara (anggap permitivitasnya sama dengan ruang hampa = ε 0 ) yang memiliki tekanan masing-masing sebesar P 0. Kondisi ini merupakan kondisi dimana plat tengah berada pada kondisi kesetimbangan labil. Anggap tidak ada celah yang mengakibatkan udara di sebelah kanan dan kiri saling mengalir atau pun keluar dari system. Plat Tengah Q L L Tentukanlah : a. Dimana plat mengalami kondisi kesetimbangan stabil (x s ) dihitung dari posisi plat pada kondisi kesetimbangan labil. b. Jika pada posisi kesetimbangan stabil tersebut, plat tengah diganggu dengan simpangan x ( dimana x << x s dan x << L), maka tentukan frekuensi osilasi plat tengah! (Hint : konsep termodinamika tidak dibutuhkan untuk menyelesaikan soal ini) Hal 16

17 Contact Person : Pembahasan : a. Sekarang kita tinjau saat plat tengah berada pada kondisi kestimbangan stabil, yaitu kondisi saat dia bergeser sejauh x s ke kanan ataupun ke kiri dari kondisi kesetimbangan labil. Sekarang untuk mempermudah analisis kita ambil simpangan ke kanan. Tidak ada alasan khusus mengenai pengambilan keputusan ini. Jika kita memilih tersimpang ke kanan pun hasilnya akan tetap sama. Perhatikan gambar di bawah ini! Plat Tengah P L L + x s v Q P R L x s x s Ketiga keping membentuk kapasitor plat sejajar dengan kapasitas masing-masing C R dan C L. Maksud dari indeks R dan L pada tekanan dan kapasitansi adalah kanan(right) dan Kiri(left). Kapasitas suatu kapasitor keping sejajar adalah C = ε o A d. Maka kapasitas total kapasitor adalah C = C L + C R C = ε oa + L + x s ε oa = ε oa(l x s + L + x s ) C = L x s (L + x s )(L x s ) Energi potensial listrik pada kapasitor adalah U = Q C = Q (L x s 4ε o AL ) Maka gaya elektrostatis yang bekerja pada pelat adalah F e = du = d ( Q (L x s dx s dx s 4ε o AL ) ε oal L x s ) = Q x s ε o AL F e = Q x s ε o AL Gaya elektrostatis inilah yang membuat plat tengah mencapai kesetimbangan stabil. Arah gaya ini adalah searah dengan arah geseran plat tengah. Karena plat tengah bergeser ke kanan, maka gaya ini juga berarah ke kanan dan besarnya bergantung pada besar pergeseran plat. Selanjutnya untuk mencapai keadaan seimbang harus Hal 17

18 Contact Person : ada gaya yang arahnya berlawanan dengan gaya elektrostatis ini. Gaya ini akan diakibatkan oleh perbedaan tekanan antara ruang di sebelah kanan dan kiri plat tengah. Kita sebut sebagai gaya tekanan dan saya beri indeks P. Sebelum menghitung gaya ini kita harus mengetahui tekanan masing-masing ruang. Karena plat tengah adalah konduktor yang baik, maka kalor dapat mengalir dengan baik antar ruangan. Ini berarti tidak aka nada perbedaan temperature antara kedua ruang sehingga proses yang terjadi adalah isothermal. Selanjutnya menggunakan hukum Boyle kita bisa mendapatkan tekanan kedua ruangan dengan mempertimbangkan keadaan awal system. Tekanan ruangan kiri P 0 V 0 = P L V L L P 0 AL = P L A(L + x s ) P L = P 0 L + x s Tekanan ruangan kanan P 0 V 0 = P R V R L P 0 AL = P R A(L x s ) P R = P 0 L x s Gaya tekanan akibat perbedaan tekanan kedua ruang adalah F P = (P R P L )A F P = (P 0 F P = P oalx s L x s L L P L x 0 ) A = P s L + x o AL ( L + x s L + x s s (L + x s )(L x s ) ) Pada kondisi ini arah gaya tekanan ini adalah ke kiri. Saat plat tengah berada dalam keadaan kesetimbangan stabil gaya tekanan ini sama dengan gaya elektrostatis. F P = F e P 0 ALx s L x s = Q x s ε o AL P 0 AL L x s = Q ini akan berguna nantinya kita sebut sebagai ( ) ε o AL (ε 0 AL)(P 0 AL) = Q (L x s ) 4ε 0 P 0 A L = Q L Q x s Q x s = L (Q 4ε 0 P 0 A ) x s L = 1 4ε 0P 0 A Q ( ) Hal 18

19 Contact Person : x s = ±L 1 4ε 0P 0 A Q Tanda plus minus menadakan titik kesetimbangan berada di sebelah kanan atau kiri kesetimbangan labil. Jika kita ambil posisi kesetimbangan labil sebagai titik pusat, maka posisi kesetimbangan stabil berada pada posisi x s, dimana nilainya adalah x s = L 1 4ε 0P 0 A Q b. Sekarang plat tengah disimpangkan sejauh x dari posisi kesetimbangan stabilnya. Kita asumsikan simpangan berarah ke kanan, karena kalaupun pada arah sebaliknya hasilnya akan tetap sama. Ini hanya untuk memudahkan analisis kita, maka kita pilih kondisi yang paling ideal untuk di tinjau. Perhatikan gambar di bawah! Plat Tengah P L L + x s + x v Q P R L x s x x s x a Karena plat tengah di simpangkan ke kanan, dia akan mengalami percepatan yang berarah ke kiri. Dengan hukum dua newton akan kita dapatkan ΣF = ma F P F e = ma Sekarang gaya yang bekerja pada plat sedikit berubah karena pergesarannya berubah dari x s menjadi x s + Δx. Sehingga gayanya sekarang menjadi bertambah besar. Berikutnya percepatan plat berarah ke kiri sedangkan simpangan ke kanan, maka turunan kedua simpangan terhadap waktu atau percepatan osilasi juga berarah ke kanan. Besarnya sama dengan percepatan plat namanun berlainan arah maka akan berlaku Hal 19

20 Contact Person : a = d Δx dt Kembali ke hukum dua newton. Dengan memasukkan nilai gaya tekanan dan gaya elektrostatis serta hubungan percepatan plat dengan turunan kedua simpangan terhadap waktu akan kita dapatkan F P F e = ma P 0 AL(x s + Δx) L (x s + Δx) Q (x s + Δx) = m d Δx ε 0 AL dt Kita ingat kembali dari (*) bahwa P 0 AL L x s = Q ε 0 AL P 0AL = Maka akan kita dapatkan Q ε 0 AL (L x s ) Q (x ε o AL (L x s + Δx) s ) L (x s + Δx) Q (x s + Δx) ε 0 AL d Δx dt + Q (x s + Δx) mε 0 AL (L x s ) ( L (x s + Δx) 1) = 0 = m d Δx dt Karena Δx x s, maka (x s + Δx) = x s + x s Δx + Δx x s + x s Δx d Δx dt d Δx dt d Δx dt d Δx dt + Q (x s + Δx) mε 0 AL + Q (x s + Δx) mε 0 AL + Q (x s + Δx) mε 0 AL L x s ( L x s x s Δx 1) 0 L x s ( L x s (1 L x s ( (L x s ) (1 x 1) 0 sδx L x ) s x 1) 0 sδx L x ) s + Q (x s + Δx) ((1 x 1 sδx mε 0 AL L x ) 1) 0 s Berikutnya gunakan pendekatan x s + Δx x s kemudian menggunakan pendekatan binomial newton akan kita dapatkan yaitu untuk suku (1 x 1 sδx L x ) 1 + x sδx s L x s Pendekatan binomial newton adalah untuk bentuk (1 + x) n 1 + nx, ini berlaku jika x 1. Sedangkan kita ketahui dari soal bahwa Δx x s dan Δx L, maka x s Δx (L x s ) 1, sehingga pendekatan ini bisa berlaku. Persamaan gerak plat tengah menjadi Hal 0

21 Contact Person : d Δx dt + Q x s mε 0 AL (1 + x sδx L x 1) 0 s d Δx dt + Q x s mε 0 AL(L Δx 0 x s ) ω Sehingga frekuensi sudutnya adalah Q ω = x s mε 0 AL(L x s ) = Q 1 mε 0 AL(L x s 1 ) Dengan mengingat kembali persamaan (**) yaitu x s L = 1 4ε 0P 0 A Q L x s = Q Q 4ε 0 P 0 A Kemudian kita subtitusikan ke frekuensi sudut osilasi plat tengah akan didapatkan 1 1 ω = Q Q mε 0 AL ( = Q Q 4ε o P o A 1 ) mε 0 AL ( Q Q + 4ε 0 P 0 A Q 4ε 0 P 0 A ) ω = Q Q 4ε 0 P 0 A 4P 0 mε 0 A 3 L Akhirnya kita dapatkan frekuensi osilasi plat tengah yaitu f = ω π f = Q π Q 4ε 0 P 0 A 4P 0 mε 0 A 3 L Hal 1

22 Contact Person : OSN Fisika 016 Number 5 BOLA BASKET MEMANTUL Sebuah bola basket berjari-jari r (anggap saja bola berongga), dilempar oleh seseorang dengan kecepatan horizontal v 0 dan kecepatan sudut ω 0 (dimana ω 0 r < v 0 ) dari ketinggian h (lihat gambar). Bola basket tersebut memantul secara vertikal pada lantai dengan koefisien pantul e. Namun sebelum memantul, bola tersebut bergerak slip dengan waktu yang singkat. Koefisien gesek antara bola dan lantai adalah μ. Tepat ketika bola mulai menggelinding sempurna, ia memantul dan membuat gerak parabola. ω 0 v 0 h θ Tentukan : a. Sudut pantul (θ) yang terbentuk tepat sesaat bola menggelinding sempurna. b. Jumlah putaran (n) yang dialami bola tersebut selama bersentuhan dengan lantai. c. Jarak total (x) yang ditempuh bola hingga menyelesaikan gerak parabolanya. PEMBAHASAN : a. Perhatikan gambar di bawah. ω 0 ω x v 0 r v μmg h v Ay v By v Cy v Ax θ v Bx v Cx O A B C D v y x Pertama kita lihat dulu gerakan bola dari awal sampai mencapai titik A. kita tahu dari GLBB bahwa kecepatan vertical bola basket saat sampai di bawah adalah v y = gh (tanda negative menandakan arahnya ke bawah). Kemudian dia memantul Hal

23 Contact Person : dan kita ketahui bahwa koefisien restitusinya adalah e maka kecepatan vertical pantulannya adalah v Ay = e gh. Kenapa seperti ini akan kita buktikan. Dalam hal ini tumbukan terjadi antara lantai dan bola basket dan tumbukan hanya terjadi pada arah vertical. Missal bola basket adalah benda pertama dan lantai adalah bola kedua. Kita menetapkan bahwa arah ke atas adalah positif. kecepatan benda pertama sebelum dan sesudah tumbukan adalah v 1 = v y = gh dan v 1 = v Ay. Sedangkan kecepatan benda kedua sebelum dan sesudah tumbukan adalah nol, v = v = 0, karena lantai senantiasa diam. Maka berdasarkan rumus koefisien restitusi akan kita dapatkan e = v v 1 v v 1 e = 0 v Ay 0 ( gh) v Ay = e gh v Ay ini adalah juga kecepatan vertikal di titik B, v By = v Ay karena interaksi dengan gaya gesek tidak mempengaruhi gerakan arah vertikalnya. Kecepatan horizontal saat sampai di titik adalah v Ax = v 0. Bola akan melompat kembali ketika mulai menggelinding tanpa slip. Selama slip, karena ω 0 r < v 0, akan ada gerak relatif antara permukaan lantai dan bola basket maka akan timbul gaya gesek yang berarah ke kiri. Gaya gesek ini akan memperlambat kecepatan linier dan mempercepat kecepatan sudut bola basket. Dengan menerapkan hukum dua newton pada arah horizontal akan kita dapatkan μmg = ma sehingga kita dapatkan perlambatan liniernya adalah a = μg. Kemudian dengan meninjau grak rotasinya akan kita dapatkan pula fr = Iα. Bola basket adalah bola berongga sehingga momen inersianya adalah I = 3 mr. μmgr = 3 mr α α = 3μg r Persamaan gerak bola basket untuk gerak lurus dan melingkar akan menjadi v = v 0 μgt ω = ω 0 + 3μg r t Saat sudah bergerak tanpa slip, yaitu setelah selang waktu T, kecepatan liner bola basket menjadi v = v Bx dan kecepatan sudutnya adalah ω = ω B Syarat yang harus dipenuhi saat bola basket mulai menggelinding tanpa slip adalah v = ωr atau v Bx = ω B r. v 0 μgt = ω 0 r + 3μg T v 0 ω 0 r = 5μg T T = (v 0 ω 0 r) 5μg Dengan mensubtitusi nilai T ke dalam persamaan gerak akan kita dapatkan Hal 3

24 Contact Person : v Bx = v 0 μg ( (v 0 ω 0 r) ) v 5μg Bx = 3v 0 + ω 0 r 5 ω B = v Bx r ω B = 3v 0 + ω 0 r 5r Di titik B ini bola melompat kembali dan memiliki kecepatan arah horizontal v Bx dan kecepatan vertical v By sehingga dia mengalami gerak parabola. Sudut elevasinya adalah tan θ = v By v Bx = e gh 3v 0 + ω 0 r 5 θ = arctan ( 5e gh 3v 0 + ω 0 r ) = 5e gh 3v 0 + ω 0 r b. Untuk mengetahui jumlah putaran bola n kita harus terlebih dahulu menentukan jarak yang ditempuh bola dari titik A ke titik B kemudian membaginya dengan keliling bola. Karena perlambatan bola konstan, dia mengalami Gerak Lurus Berubah Beraturan Diperlambat. Sehingga jarak tempuhnya adalah s = v 0 t 1 μgt x AB = v 0 T 1 μgt x AB = v 0 (v 0 ω 0 r) 5μg x AB = v 0 v 0 ω 0 r 5μg 1 μg ((v 0 ω 0 r) ) 5μg 1 4(v 0 + ω 0 r v 0 ω 0 r) 5μg x AB = 0v 0 0v 0 ω 0 r 4v 0 4ω 0 r + 8v 0 ω 0 r 50μg x AB = 16v 0 1ω 0 r 4ω 0 r 50μg x AB = 8v 0 6v 0 ω 0 r ω 0 r 5μg Maka jumlah putarannya adalah n = x AB πr = 8v 0 6v 0 ω 0 r ω 0 r 50πμgr n = 8v 0 6v 0 ω 0 r ω 0 r 50πμgr Hal 4

25 Contact Person : c. Jarak x bisa kita dapatkan dengan menjumlahkan jarak OA, AB, dan BD. x OA = v 0 h g Dari mana ini didapatkan? Ini didapatkan dari gerak parabola bola basket dari posisi awalnya sampai mencapai titik A. Waktu untuk mencapai titik A adalah t OA = h g, dan kecepatan horizontalnya konstan yaitu v 0. Sehingga jarak OA adalah seperti di atas. Kita sudah mengetahui bahwa jarak AB adalah x AB = 8v 0 6v 0 ω 0 r ω 0 r 5μg Selanjutnya bola akan terus memantul sambil melakukan gerak parabola. Karena bola sudah menggelinding tanpa slip, gaya gesek tidak bekerja lagi pada bola dan kecepatan arah horizontalnya akan tetap yaitu v x = v Bx = 3v 0 + ω 0 r 5. Jadi kita tinggal mencari waktu total sampai bola berhenti. Kita sebut pantulan di B sebagai pantulan pertama, C sebagai pantulan kedua dan seterusnya sampai titik terjauh yaitu D. waktu pantulan pertama dan kedua adalah t 1 = v By g t 1 = e h g Dengan cara yang sama seperti pada kasus A, kecepatan vertical sebelum pantulan di titik C adalah v Cy0 = e gh dan setelah memantul kecepatannya menjadi v Cy = ev Cy0 = e gh. Sehingga waktu antara pantulan kedua dan ketiga adalah t 3 = v Cy g t 3 = e h g Begitupun untuk waktu antara pantulan ketiga dan keempat dan seterusnya t 34 = e 3 h g, t 45 = e 4 h g, Maka waktu total dari titik B sampai titik terakhir bola berhenti bergerak adalah t BD = t 1 + t 3 + t 34 + t 45 + t BD = e h g + e h g + e3 h g + e4 h g + Hal 5

26 Contact Person : t BD = e h g (1 + e + e + e 3 + ) (1 + e + e + e 3 + ) adalah deret geometri tak hingga konvergen Karena rasionya, r = e < 1. Dengan menggunakan rumus jumlah geometri tak hingga yang konvergen akan kita dapatkan (1 + e + e + e 3 + ) = 1 1 e t BD = e h g ( 1 1 e ) t BD = e 1 e h g Maka jarak dari B ke D adalah x BD = v x t BD = 3v 0 + ω 0 r ( e 5 1 e h g ) Sehingga jarak total yang ditempuh bola basket adalah x = x OA + x AB + x BD x = v 0 h g + 8v 0 6v 0 ω 0 r ω 0 r 5μg + 3v 0 + ω 0 r ( e 5 1 e h g ) x = (v 0 + e(3v 0 + ω 0 r) ) h 5(1 e) g + 8v 0 6v 0 ω 0 r ω 0 r 5μg Hal 6

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m. Contoh Soal dan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. a) percepatan gerak turunnya benda m Tinjau katrol : Penekanan pada kasus dengan penggunaan persamaan Σ τ = Iα dan Σ F = ma, momen inersia (silinder

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN FIS A. BENDA TEGAR Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk dan volume selama bergerak. Benda tegar dapat mengalami dua macam gerakan, yaitu translasi dan rotasi. Gerak translasi

Lebih terperinci

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI Momen gaya : Simbol : τ Momen gaya atau torsi merupakan penyebab benda berputar pada porosnya. Momen gaya terhadap suatu poros tertentu

Lebih terperinci

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2 1. (25 poin) Dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H ditembakkan sebuah bola kecil bermassa m (Jari-jari R dapat dianggap jauh lebih kecil daripada H) dengan kecepatan awal horizontal v 0. Dua buah

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan

Lebih terperinci

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan . (5 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan dengan H). Kecepatan awal horizontal bola adalah v 0 dan

Lebih terperinci

v adalah kecepatan bola A: v = ωr. Dengan menggunakan I = 2 5 mr2, dan menyelesaikan persamaanpersamaan di atas, kita akan peroleh: ω =

v adalah kecepatan bola A: v = ωr. Dengan menggunakan I = 2 5 mr2, dan menyelesaikan persamaanpersamaan di atas, kita akan peroleh: ω = v adalah kecepatan bola A: v = ωr. ω adalah kecepatan sudut bola A terhadap sumbunya (sebenarnya v dapat juga ditulis sebagai v = d θ dt ( + r), tetapi hubungan ini tidak akan kita gunakan). Hukum kekekalan

Lebih terperinci

Treefy Education Pelatihan OSN Online Nasional Jl Mangga III, Sidoarjo, Jawa WhatsApp:

Treefy Education Pelatihan OSN Online Nasional Jl Mangga III, Sidoarjo, Jawa  WhatsApp: Treefy Education PEMBAHASAN LATIHAN 1 1.a) Bayangkan bola berada di puncak pipa. Ketika diberikan sedikit dorongan, bola akan bergerak dan menabrak tanah dengan kecepatan. Gerakan tersebut merupakan proses

Lebih terperinci

FISIKA XI SMA 3

FISIKA XI SMA 3 FISIKA XI SMA 3 Magelang @iammovic Standar Kompetensi: Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar: Merumuskan hubungan antara konsep torsi,

Lebih terperinci

(translasi) (translasi) Karena katrol tidak slip, maka a = αr. Dari persamaan-persamaan di atas kita peroleh:

(translasi) (translasi) Karena katrol tidak slip, maka a = αr. Dari persamaan-persamaan di atas kita peroleh: a 1.16. Dalam sistem dibawah ini, gesekan antara m 1 dan meja adalah µ. Massa katrol m dan anggap katrol tidak slip. Abaikan massa tali, hitung usaha yang dilakukan oleh gaya gesek selama t detik pertama!

Lebih terperinci

Saat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda

Saat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda 1 Benda tegar Pada pembahasan mengenai kinematika, dinamika, usaha dan energi, hingga momentum linear, benda-benda yang bergerak selalu kita pandang sebagai benda titik. Benda yang berbentuk kotak misalnya,

Lebih terperinci

Kumpulan soal-soal level Olimpiade Sains Nasional: solusi:

Kumpulan soal-soal level Olimpiade Sains Nasional: solusi: Kumpulan soal-soal level Olimpiade Sains Nasional: 1. Sebuah batang uniform bermassa dan panjang l, digantung pada sebuah titik A. Sebuah peluru bermassa bermassa m menumbuk ujung batang bawah, sehingga

Lebih terperinci

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014 Jawaban Soal OSK FISIKA 4. Sebuah benda bergerak sepanjang sumbu x dimana posisinya sebagai fungsi dari waktu dapat dinyatakan dengan kurva seperti terlihat pada gambar samping (x dalam meter dan t dalam

Lebih terperinci

Pembahasan OSP Fisika Tahun 2018 Oleh Ahmad Basyir Najwan

Pembahasan OSP Fisika Tahun 2018 Oleh Ahmad Basyir Najwan Contact Person : Pembahasan OSP Fisika Tahun 018 Oleh Ahmad Basyir Najwan follow my Instagram @basyir.physolimp Facebook ID Line WA Hal 1 Contact Person : Hal Contact Person : Petunjuk Penggunaan 1. Pembahasan

Lebih terperinci

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar A. Torsi 1. Pengertian Torsi Torsi atau momen gaya, hasil perkalian antara gaya dengan lengan gaya. r F Keterangan: = torsi (Nm) r = lengan gaya (m) F = gaya

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Hak Cipta Dilindungi Undang-undang NASKAH SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL 014 CALON PESERTA INTERNATIONAL PHYSICS OLYMPIAD (IPhO) 015 FISIKA Teori Waktu: 5 jam KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

SELEKSI OLIMPIADE NASIONAL MIPA PERGURUAN TINGGI (ONMIPA-PT) 2014 TINGKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA BIDANG FISIKA

SELEKSI OLIMPIADE NASIONAL MIPA PERGURUAN TINGGI (ONMIPA-PT) 2014 TINGKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA BIDANG FISIKA SELEKSI OLIMPIADE NASIONAL MIPA PERGURUAN TINGGI (ONMIPA-PT) 2014 TINGKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA BIDANG FISIKA Hari, tanggal: Rabu, 2 April 2014 Waktu: 60 menit Nama: NIM: 1. (50 poin) Sebuah

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013 Soal-Jawab Fisika Teori OSN 0 andung, 4 September 0. (7 poin) Dua manik-manik masing-masing bermassa m dan dianggap benda titik terletak di atas lingkaran kawat licin bermassa M dan berjari-jari. Kawat

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA 1. Soal Olimpiade Sains bidang studi Fisika terdiri dari dua (2) bagian yaitu : soal isian singkat (24 soal) dan soal pilihan

Lebih terperinci

Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus

Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus BAB 7. GERAK ROTASI 7.1. Pendahuluan Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus Sebuah benda tegar bergerak rotasi murni jika setiap partikel pada benda tersebut

Lebih terperinci

4 I :0 1 a :4 9 1 isik F I S A T O R A IK M A IN D

4 I :0 1 a :4 9 1 isik F I S A T O R A IK M A IN D 9:4:04 Posisi, Kecepatan dan Percepatan Angular 9:4:04 Partikel di titik P bergerak melingkar sejauh θ. Besarnya lintasan partikelp (panjang busur) sebanding sebanding dengan: s = rθ Satu keliling lingkaran

Lebih terperinci

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan SP FISDAS I Perihal : Matriks, pengulturan, dimensi, dan sebagainya. Bisa baca sendiri di tippler..!! KINEMATIKA : Gerak benda tanpa diketahui penyebabnya ( cabang dari ilmu mekanika ) DINAMIKA : Pengaruh

Lebih terperinci

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu A. TEORI SINGKAT A.1. TEORI SINGKAT OSILASI Osilasi adalah gerakan bolak balik di sekitar suatu titik kesetimbangan. Ada osilasi yang memenuhi hubungan sederhana dan dinamakan gerak harmonik sederhana.

Lebih terperinci

GERAK BENDA TEGAR. Kinematika Rotasi

GERAK BENDA TEGAR. Kinematika Rotasi GERAK BENDA TEGAR Benda tegar adalah sistem benda yang terdiri atas sistem benda titik yang jumlahnya tak-hinggadan jika ada gaya yang bekerja, jarak antara titik-titik anggota sistem selalu tetap. Gerak

Lebih terperinci

Pelatihan Ulangan Semester Gasal

Pelatihan Ulangan Semester Gasal Pelatihan Ulangan Semester Gasal A. Pilihlah jawaban yang benar dengan menuliskan huruf a, b, c, d, atau e di dalam buku tugas Anda!. Perhatikan gambar di samping! Jarak yang ditempuh benda setelah bergerak

Lebih terperinci

DEPARTMEN IKA ITB Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR. MS Bab 6-1

DEPARTMEN IKA ITB Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR. MS Bab 6-1 Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR Kuliah FI-1101 Fisika 004 Dasar Dr. Linus Dr Pasasa Edy Supriyanto MS Bab 6-1 Jurusan Fisika-Unej Bahan Cakupan Gerak Rotasi Vektor Momentum Sudut Sistem Partikel Momen

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Fisika Kelas XI SCI Semester I Oleh: M. Kholid, M.Pd. 43 P a g e 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Kompetensi Inti : Memahami, menerapkan, dan

Lebih terperinci

a. Hubungan Gerak Melingkar dan Gerak Lurus Kedudukan benda ditentukan berdasarkan sudut θ dan jari jari r lintasannya Gambar 1

a. Hubungan Gerak Melingkar dan Gerak Lurus Kedudukan benda ditentukan berdasarkan sudut θ dan jari jari r lintasannya Gambar 1 . Pengantar a. Hubungan Gerak Melingkar dan Gerak Lurus Gerak melingkar adalah gerak benda yang lintasannya berbentuk lingkaran dengan jari jari r Kedudukan benda ditentukan berdasarkan sudut θ dan jari

Lebih terperinci

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu : BAB VI KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Standar Kompetensi 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar 2.1 Menformulasikan hubungan antara konsep

Lebih terperinci

1. a) Kesetimbangan silinder m: sejajar bidang miring. katrol licin. T f mg sin =0, (1) tegak lurus bidang miring. N mg cos =0, (13) lantai kasar

1. a) Kesetimbangan silinder m: sejajar bidang miring. katrol licin. T f mg sin =0, (1) tegak lurus bidang miring. N mg cos =0, (13) lantai kasar 1. a) Kesetimbangan silinder m: sejajar bidang miring katrol licin T f mg sin =0, (1) tegak lurus bidang miring N mg cos =0, (2) torka terhadap pusat silinder: TR fr=0. () Dari persamaan () didapat T=f.

Lebih terperinci

(Kegagalan adalah suatu pilihan. Jika hal-hal (yang anda lakukan) tidak mengalami kegagalan, artinya anda tidak cukup melakukan inovasi) Elon Musk

(Kegagalan adalah suatu pilihan. Jika hal-hal (yang anda lakukan) tidak mengalami kegagalan, artinya anda tidak cukup melakukan inovasi) Elon Musk Contact Person : Failure is an option. If things are not failing, you are not innovating enough (Kegagalan adalah suatu pilihan. Jika hal-hal (yang anda lakukan) tidak mengalami kegagalan, artinya anda

Lebih terperinci

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT KABUPATEN / KOTA FISIKA.

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT KABUPATEN / KOTA FISIKA. SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 6 TINGKAT KABUPATEN / KOTA FISIKA Waktu : 3 jam KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L)

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L) Dinamika Rotasi adalah kajian fisika yang mempelajari tentang gerak rotasi sekaligus mempelajari penyebabnya. Momen gaya adalah besaran yang menyebabkan benda berotasi DINAMIKA ROTASI momen inersia adalah

Lebih terperinci

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi titik berat, dan momentum sudut pada benda tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan sehari-hari.benda tegar (statis dan Indikator Pencapaian Kompetensi: 3.1.1

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya-gaya pada benda 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gerak objek 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika 25 BAB 3 DINAMIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya pada benda diam 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gaya dan percepatan benda 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

Uji Kompetensi Semester 1

Uji Kompetensi Semester 1 A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 06 TINGKAT PROPINSI FISIKA Waktu : 3,5 jam KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121 SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap

Lebih terperinci

Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule.

Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule. Gerak Translasi dan Rotasi A. Momen Gaya Momen gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik sebagai titik acuan. Misalnya anak yang bermain jungkat-jungkit, dengan titik acuan adalah

Lebih terperinci

Gerak rotasi: besaran-besaran sudut

Gerak rotasi: besaran-besaran sudut Gerak rotasi Benda tegar Adalah kumpulan benda titik dengan bentuk yang tetap (jarak antar titik dalam benda tersebut tidak berubah) Gerak benda tegar dapat dipandang sebagai gerak suatu titik tertentu

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 1. Terhadap koordinat x horizontal dan y vertikal, sebuah benda yang bergerak mengikuti gerak peluru mempunyai komponen-komponen

Lebih terperinci

SOAL DINAMIKA ROTASI

SOAL DINAMIKA ROTASI SOAL DINAMIKA ROTASI A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Sistem yang terdiri atas bola A, B, dan C yang posisinya seperti tampak pada gambar, mengalami gerak rotasi. Massa bola A, B,

Lebih terperinci

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas Soal Multiple Choise 1.(4 poin) Sebuah benda yang bergerak pada bidang dua dimensi mendapat gaya konstan. Setelah detik pertama, kelajuan benda menjadi 1/3 dari kelajuan awal benda. Dan setelah detik selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR 80 BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Benda tegar adalah benda yang dianggap sesuai dengan dimensi ukuran sesungguhnya dengan jarak antar partikel penyusunnya tetap. Ketika benda tegar

Lebih terperinci

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN Kumpulan Soal Latihan UN UNIT MEKANIKA Pengukuran, Besaran & Vektor 1. Besaran yang dimensinya ML -1 T -2 adalah... A. Gaya B. Tekanan C. Energi D. Momentum E. Percepatan 2. Besar tetapan Planck adalah

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN GURU FISIKA SMA/MA

MATERI PELATIHAN GURU FISIKA SMA/MA MATERI PELATIHAN GURU FISIKA SMA/MA a. Judul: Pembelajaran Gerak Rotasi dan Keseimbangan Benda Tegar Berbasis Koop untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMA b. Kompetensi Dasar Setelah berpartisipasi

Lebih terperinci

3.6.1 Menganalisis momentum sudut pada benda berotasi Merumuskan hukum kekekalan momentum sudut.

3.6.1 Menganalisis momentum sudut pada benda berotasi Merumuskan hukum kekekalan momentum sudut. I. Kompetensi Inti KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR 85 BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Benda tegar adalah benda yang dianggap sesuai dengan dimensi ukuran sesungguhnya di mana jarak antar partikel penyusunnya tetap. Ketika benda tegar

Lebih terperinci

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya.

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya. Dinamika Page 1/11 Gaya Termasuk Vektor DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya. GAYA TERMASUK VEKTOR, penjumlahan gaya = penjumlahan

Lebih terperinci

Pilihlah jawaban yang paling benar!

Pilihlah jawaban yang paling benar! Pilihlah jawaban yang paling benar! 1. Besarnya momentum yang dimiliki oleh suatu benda dipengaruhi oleh... A. Bentuk benda B. Massa benda C. Luas penampang benda D. Tinggi benda E. Volume benda. Sebuah

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi

Fisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi Fisika Umum (MA101) Topik hari ini: Kinematika Rotasi Hukum Gravitasi Dinamika Rotasi Kinematika Rotasi Perpindahan Sudut Riview gerak linear: Perpindahan, kecepatan, percepatan r r = r f r i, v =, t a

Lebih terperinci

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2 Pembahasan UAS 2013 1. Sebuah cakram homogen berjari-jari 0,3 m pada titik tengahnya terdapat sebuah poros mendatar dan tegak lurus dengan cakram. Seutas tali dililitkan melingkar pada sekeliling cakram

Lebih terperinci

PHYSICS SUMMIT 2 nd 2014

PHYSICS SUMMIT 2 nd 2014 KETENTUAN UMUM 1. Periksa terlebih dahulu bahwa jumlah soal Saudara terdiri dari 8 (tujuh) buah soal 2. Waktu total untuk mengerjakan tes ini adalah 3 jam atau 180 menit 3. Peserta diperbolehkan menggunakan

Lebih terperinci

FIsika DINAMIKA ROTASI

FIsika DINAMIKA ROTASI KTS & K- Fsika K e l a s X DNAMKA ROTAS Tujuan embelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami konsep momen gaya dan momen inersia.. Memahami teorema sumbu

Lebih terperinci

Statika. Pusat Massa Dan Titik Berat

Statika. Pusat Massa Dan Titik Berat Statika Pusat Massa Dan Titik Berat STATIKA adalah ilmu kesetimbangan yang menyelidiki syarat-syarat gaya yang bekerja pada sebuah benda/titik materi agar benda/titik materi tersebut setimbang. PUSAT MASSA

Lebih terperinci

SOAL TRY OUT FISIKA 2

SOAL TRY OUT FISIKA 2 SOAL TRY OUT FISIKA 2 1. Dua benda bermassa m 1 dan m 2 berjarak r satu sama lain. Bila jarak r diubah-ubah maka grafik yang menyatakan hubungan gaya interaksi kedua benda adalah A. B. C. D. E. 2. Sebuah

Lebih terperinci

GuruMuda.Com. Konsep, Rumus dan Kunci Jawaban ---> Alexander San Lohat 1

GuruMuda.Com. Konsep, Rumus dan Kunci Jawaban ---> Alexander San Lohat  1 Indikator 1 : Membaca hasil pengukuran suatu alat ukur dan menentukan hasil pengukuran dengan memperhatikan aturan angka penting. Pengukuran dasar : Pelajari cara membaca hasil pengukuran dasar. dalam

Lebih terperinci

GURUMUDA.COM. KONSEP, RUMUS DAN KUNCI JAWABAN ---> ALEXANDER SAN LOHAT 1

GURUMUDA.COM. KONSEP, RUMUS DAN KUNCI JAWABAN ---> ALEXANDER SAN LOHAT 1 GURUMUDA.COM. KONSEP, RUMUS DAN KUNCI JAWABAN ---> ALEXANDER SAN LOHAT 1 Soal UN Fisika sesuai SKL 2012 disertai dengan konsep, rumus dan kunci jawaban. Indikator 1 : Membaca hasil pengukuran suatu alat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 37 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah konsep-konsep Fisika pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar yang terdapat dalam 3 buku SMA kelas XI yang diteliti yaitu

Lebih terperinci

BENDA TEGAR FISIKA DASAR (TEKNIK SISPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta

BENDA TEGAR FISIKA DASAR (TEKNIK SISPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta 1/36 FISIKA DASAR (TEKNIK SISPIL) BENDA TEGAR Mirza Satriawan Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.id Rotasi Benda Tegar Benda tegar adalah sistem partikel yang

Lebih terperinci

JAWABAN Fisika OSK 2013

JAWABAN Fisika OSK 2013 JAWABAN Fisika OSK 013 1- Jawab: a) pada saat t = s, sehingga m/s pada saat t = 4 s, (dg persamaan garis) sehingga m/s b) pada saat t = 4 s, m/s m/s (kemiringan) sehingga m/s c) adalah luas permukaan di

Lebih terperinci

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi 1. Sistem Diskrit Tinjaulah sistem yang terdiri atas 2 benda. Benda A dan benda B dihubungkan dengan batang ringan yang tegar dengan sebuah batang tegak yang

Lebih terperinci

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom KINEMATIKA Fisika Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom Sasaran Pembelajaran Indikator: Mahasiswa mampu mencari besaran

Lebih terperinci

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13 Fakultas Perikanan - KESETIMBANGAN Kondisi benda setelah menerima gaya-gaya luar SEIMBANG : Bila memenuhi HUKUM NEWTON I Resultan Gaya yang bekerja pada benda besarnya sama dengan nol sehingga benda tersebut

Lebih terperinci

INFORMASI PENTING. m e = 9, kg Besar muatan electron. Massa electron. e = 1, C Bilangan Avogadro

INFORMASI PENTING. m e = 9, kg Besar muatan electron. Massa electron. e = 1, C Bilangan Avogadro PETUNJUK UMUM 1. Tuliskan NAMA dan ID peserta di setiap lembar jawaban dan lembar kerja. 2. Tuliskan jawaban akhir di kotak yang disediakan untuk di lembar Jawaban. Lembar kerja dapat digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

Momen inersia yaitu ukuran kelembapan suatu benda untuk berputar. Rumusannya yaitu sebagai berikut:

Momen inersia yaitu ukuran kelembapan suatu benda untuk berputar. Rumusannya yaitu sebagai berikut: Momen Gaya Momen gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik sebagai titik acuan. Momen gaya merupakan hasil kali gaya dan jarak terpendek arah garis kerja terhadap titik tumpu. Momen

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

bermassa M = 300 kg disisi kanan papan sejauh mungkin tanpa papan terguling.. Jarak beban di letakkan di kanan penumpu adalah a m c m e.

bermassa M = 300 kg disisi kanan papan sejauh mungkin tanpa papan terguling.. Jarak beban di letakkan di kanan penumpu adalah a m c m e. SOAL : 1. Empat buah gaya masing-masing : F 1 = 100 N F 2 = 50 N F 3 = 25 N F 4 = 10 N bekerja pada benda yang memiliki poros putar di titik P. Jika ABCD adalah persegi dengan sisi 4 meter, dan tan 53

Lebih terperinci

5. Tentukanlah besar dan arah momen gaya yang bekerja pada batang AC dan batang AB berikut ini, jika poros putar terletak di titik A, B, C dan O

5. Tentukanlah besar dan arah momen gaya yang bekerja pada batang AC dan batang AB berikut ini, jika poros putar terletak di titik A, B, C dan O 1 1. Empat buah partikel dihubungkan dengan batang kaku yang ringan dan massanya dapat diabaikan seperti pada gambar berikut: Jika jarak antar partikel sama yaitu 40 cm, hitunglah momen inersia sistem

Lebih terperinci

SOAL SOAL FISIKA DINAMIKA ROTASI

SOAL SOAL FISIKA DINAMIKA ROTASI 10 soal - soal fisika Dinamika Rotasi SOAL SOAL FISIKA DINAMIKA ROTASI 1. Momentum Sudut Seorang anak dengan kedua lengan berada dalam pangkuan sedang berputar pada suatu kursi putar dengan 1,00 putaran/s.

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL FISIKA OLIMPIADE SAINS TERAPAN NASIONAL (OSTN) SMK SBI JATENG TAHUN 2009

KISI-KISI SOAL FISIKA OLIMPIADE SAINS TERAPAN NASIONAL (OSTN) SMK SBI JATENG TAHUN 2009 SESI PERTAMA 50 SOAL PILIHAN GANDA WAKTU 120 MENIT MEKANIKA (60%) SK : Hukum - Hukum Newton KISI-KISI SOAL FISIKA OLIMPIADE SAINS TERAPAN NASIONAL (OSTN) SMK SBI JATENG TAHUN 2009 1 Menguasai Hukum Newton

Lebih terperinci

MAKALAH MOMEN INERSIA

MAKALAH MOMEN INERSIA MAKALAH MOMEN INERSIA A. Latar belakang Dalam gerak lurus, massa berpengaruh terhadap gerakan benda. Massa bisa diartikan sebagai kemampuan suatu benda untuk mempertahankan kecepatan geraknya. Apabila

Lebih terperinci

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas OSILASI Osilasi Osilasi terjadi bila sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangannya. Karakteristik gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak tersebut bersifat periodik, yaitu berulang-ulang.

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2015 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2016

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2015 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2016 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2015 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2016 Bidang Fisika Waktu : 180 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik. GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik. Kompetensi Dasar Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan dan percepatan konstan.

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2015

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2015 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2015 Bidang Fisika Waktu : 180 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA DASAR PENGUKURAN MEKANIKA 1. Jelaskan pengertian beberapa istilah alat ukur berikut dan berikan contoh! a. Kemampuan bacaan b. Cacah terkecil 2. Jelaskan tentang proses kalibrasi alat ukur! 3. Tunjukkan

Lebih terperinci

MODUL. DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA MATARAM SMA NEGERI 1 MATARAM JL. PENDIDIKAN NO. 21 TELP/Fax. (0370) MATARAM

MODUL. DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA MATARAM SMA NEGERI 1 MATARAM JL. PENDIDIKAN NO. 21 TELP/Fax. (0370) MATARAM MODUL OLEH BURHANUDIN, SPd NIP 98 005 00 0 009 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA MATARAM SMA NEGERI MATARAM JL PENDIDIKAN NO TELP/ax (070) 665 MATARAM MODUL ISIKA TORSI DAN KESEIMBANGAN SMAN MATARAM

Lebih terperinci

Bab VI Dinamika Rotasi

Bab VI Dinamika Rotasi Bab VI Dinamika Rotasi Sumber : Internet : www.trade center.com Adanya gaya merupakan faktor penyebab terjadinya gerak translasi. Bianglala yang berputar terjadi karena kecenderungan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

UM UGM 2017 Fisika. Soal

UM UGM 2017 Fisika. Soal UM UGM 07 Fisika Soal Doc. Name: UMUGM07FIS999 Version: 07- Halaman 0. Pada planet A yang berbentuk bola dibuat terowongan lurus dari permukaan planet A yang menembus pusat planet dan berujung di permukaan

Lebih terperinci

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber:

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber: Kinematika Gerak B a b B a b 1 KINEMATIKA GERAK Sumber: www.jatim.go.id Jika kalian belajar fisika maka kalian akan sering mempelajari tentang gerak. Fenomena tentang gerak memang sangat menarik. Coba

Lebih terperinci

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan pernyataan BENAR atau SALAH. Jika jawaban anda BENAR, pilihlah alasannya yang cocok dengan jawaban anda. Begitu pula jika

Lebih terperinci

Dari gamabar diatas dapat dinyatakan hubungan sebagai berikut.

Dari gamabar diatas dapat dinyatakan hubungan sebagai berikut. Pengertian Gerak Translasi dan Rotasi Gerak translasi dapat didefinisikan sebagai gerak pergeseran suatu benda dengan bentuk dan lintasan yang sama di setiap titiknya. gerak rotasi dapat didefinisikan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran : SMK : XI (Sebelas) : FISIKA A. Standar Kompetensi 1. Menerapkan konsep impuls dan momentum. B. Kompetensi Dasar 1. Mengenali

Lebih terperinci

Fisika Umum Suyoso Kinematika MEKANIKA

Fisika Umum Suyoso Kinematika MEKANIKA GERAK LURUS MEKANIKA A. Kecepatan rata-rata dan Kecepatan sesaat Suatu benda dikatan bergerak lurus jika lintasan gerak benda itu merupakan garis lurus. Perhatikan gambar di bawah: Δx A B O x x t t v v

Lebih terperinci

VII. MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN

VII. MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN 1. PUSAT MASSA VII. MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN Dalam gerak translasi, tiap titik pada benda mengalami pergeseran yang sama dengan titik lainnya sepanjang waktu, sehingga gerak dari salah satu partikel

Lebih terperinci

dengan g adalah percepatan gravitasi bumi, yang nilainya pada permukaan bumi sekitar 9, 8 m/s².

dengan g adalah percepatan gravitasi bumi, yang nilainya pada permukaan bumi sekitar 9, 8 m/s². Hukum newton hanya memberikan perumusan tentang bagaimana gaya mempengaruhi keadaan gerak suatu benda, yaitu melalui perubahan momentumnya. Sedangkan bagaimana perumusan gaya dinyatakan dalam variabelvariabel

Lebih terperinci

SASARAN PEMBELAJARAN

SASARAN PEMBELAJARAN OSILASI SASARAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mengenal persamaan matematik osilasi harmonik sederhana. Mahasiswa mampu mencari besaranbesaran osilasi antara lain amplitudo, frekuensi, fasa awal. Syarat Kelulusan

Lebih terperinci

DINAMIKA. Massa adalah materi yang terkandung dalam suatu zat dan dapat dikatakan sebagai ukuran dari inersia(kelembaman).

DINAMIKA. Massa adalah materi yang terkandung dalam suatu zat dan dapat dikatakan sebagai ukuran dari inersia(kelembaman). DINAMIKA Konsep Gaya dan Massa Massa adalah materi yang terkandung dalam suatu zat dan dapat dikatakan sebagai ukuran dari inersia(kelembaman). Gaya adalah penyebab terjadi gerakan pada benda. Konsep Gaya

Lebih terperinci

2 H g. mv ' A, x. R= 2 5 m R2 ' A. = 1 2 m 2. v' A, x 2

2 H g. mv ' A, x. R= 2 5 m R2 ' A. = 1 2 m 2. v' A, x 2 SOLUSI. A. Waktu bola untuk jatuh diberikan oleh : t A= H B. Jarak d yan dibutuhkan adalah d=v 0 t A =v H 0 i. Karena bola tidak slip sama sekali dan tumbukan lentin sempurna maka eneri mekanik sistem

Lebih terperinci

Kumpulan soal-soal level seleksi provinsi: solusi:

Kumpulan soal-soal level seleksi provinsi: solusi: Kumpulan soal-soal level selesi provinsi: 1. Sebuah bola A berjari-jari r menggelinding tanpa slip e bawah dari punca sebuah bola B berjarijari R. Anggap bola bawah tida bergera sama seali. Hitung ecepatan

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN URAIAN SEMIFINAL LIGA FISIKA TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PEKAN ILMIAH FISIKA UNY XIX [2016]

SOAL DAN PEMBAHASAN URAIAN SEMIFINAL LIGA FISIKA TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PEKAN ILMIAH FISIKA UNY XIX [2016] SANGAT RAHASIA 1 SOAL DAN PEMBAHASAN URAIAN SEMIFINAL LIGA FISIKA TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PEKAN ILMIAH FISIKA UNY XIX [016] 1. (1) Sebuah benda mula-mula diam (t = 0) di posisi x = 0. Benda kemudian bergerak

Lebih terperinci

MOMENTUM DAN IMPULS FISIKA 2 SKS PERTEMUAN KE-3

MOMENTUM DAN IMPULS FISIKA 2 SKS PERTEMUAN KE-3 MOMENTUM DAN IMPULS FISIKA 2 SKS PERTEMUAN KE-3 By: Ira Puspasari BESARAN-BESARAN PADA BENDA BERGERAK: Posisi Jarak Kecepatan Percepatan Waktu tempuh Energi kinetik Perpindahan Laju Gaya total besaran

Lebih terperinci

Wardaya College SAINS - FISIKA. Summer Olympiad Camp Sains SMP

Wardaya College SAINS - FISIKA. Summer Olympiad Camp Sains SMP SAINS - FISIKA Summer Olympiad Camp 2017 - Sains SMP 1. Seorang pelari menempuh jarak d selama waktu T detik, dimana t detik pertama gerakkannya dipercepat beraturan tanpa kecepatan awal, kemudian sisanya

Lebih terperinci

Keunggulan Pendekatan Penyelesaian Masalah Fisika melalui Lagrangian dan atau Hamiltonian dibanding Melalui Pengkajian Newton

Keunggulan Pendekatan Penyelesaian Masalah Fisika melalui Lagrangian dan atau Hamiltonian dibanding Melalui Pengkajian Newton Keunggulan Pendekatan Penyelesaian Masalah Fisika melalui Lagrangian dan atau Hamiltonian dibanding Melalui Pengkajian Newton Nugroho Adi P January 19, 2010 1 Pendekatan Penyelesaian Masalah Fisika 1.1

Lebih terperinci

Prediksi 1 UN SMA IPA Fisika

Prediksi 1 UN SMA IPA Fisika Prediksi UN SMA IPA Fisika Kode Soal Doc. Version : 0-06 halaman 0. Dari hasil pengukuran luas sebuah lempeng baja tipis, diperoleh, panjang = 5,65 cm dan lebar 0,5 cm. Berdasarkan pada angka penting maka

Lebih terperinci

! 2 H g. &= 1 2 m 2 SOLUSI OSN A. Waktu bola untuk jatuh diberikan oleh : t A= Jarak d yang dibutuhkan adalah d =v 0 g

! 2 H g. &= 1 2 m 2 SOLUSI OSN A. Waktu bola untuk jatuh diberikan oleh : t A= Jarak d yang dibutuhkan adalah d =v 0 g SOLUSI OSN 009. A. Waktu bola untuk jatuh diberikan oleh : t A=! H B.! Jarak d yan dibutuhkan adalah d =v 0 t A =v H 0 i. Karena bola tidak slip sama sekali dan tumbukan lentin sempurna maka eneri mekanik

Lebih terperinci

Treefy Education Pelatihan OSN Online Nasional Jl Mangga III, Sidoarjo, Jawa WhatsApp:

Treefy Education Pelatihan OSN Online Nasional Jl Mangga III, Sidoarjo, Jawa  WhatsApp: PEMBAHASAN SOAL LATIHAN 2 1. Bola awalnya bergerak dengan lintasan lingkaran hingga sudut sebelum bergerak dengan lintasan parabola seperti sketsa di bawah ini. Koordinat pada titik B adalah. Persamaan

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Antiremed Kelas 11 FISIKA Antiremed Kelas FISIKA Persiapan UAS - Latihan Soal Doc. Name: K3ARFIS0UAS Version : 205-02 halaman 0. Jika sebuah partikel bergerak dengan persamaan posisi r= 5t 2 +, maka kecepatan rata -rata antara

Lebih terperinci