Negosiasi Bisnis. Minggu-13: Multi-pihak dan Multi-tim. By: Dra. Ai Lili Yuliati, MM, Mobail: ,
|
|
- Teguh Susanto
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Negosiasi Bisnis Minggu-13: Multi-pihak dan Multi-tim By: Dra. Ai Lili Yuliati, MM, Mobail: ,
2 Apa itu Negosiasi Multi Pihak? Negosiasi di mana ada lebih dari dua pihak yang bekerja sama untuk mencapai tujuan kolektif. Beberapa individu yang hadir pada setiap sisi dari negosiasi adalah Tim dengan Tim.
3 Contoh Negosiasi Multi-pihak Empat teman sekamar yang memiliki stereo ingin menjual stereonya. Setahun yang lalu, masingmasing menyumbang 200 dollar untuk membeli stereo tersebut. Sekarang mereka memiliki keinginan yang berbeda untuk stereo tersebut: A, ingin menjualnya dan membagi uang tersebut karena ia ingin membeli speda baru, B, ingin menjualnya dan membeli stereo baru yang tidak mahal,
4 Contoh Negosiasi Multi-pihak C, ingin menjualnya dan membeli stereo berkualitas tinggi yang mengharuskan mereka untuk menambah lebih banyak uang, D, tidak ingin menjualnya dan berfikir bahwa ini adalah gagasan yang bodoh.
5 Contoh Negosiasi Multi-pihak Masing-masing pihak memiliki preferensi dan prioritas sendiri, dan keempat teman sekamar tersebut secara kolektif memutuskan apa yang harus dilakukan secara kelompok apakah stereo tersebut akan dijual atau tidak dan kapan akan dijual.
6 Contoh Negosiasi Multi-pihak Mereka mungkin sepakat untuk mengambil keputusan kolektif mengenai apa yang akan dilakukan selanjutnya, atau mungkin mereka sepakat untuk bersama-sama mengumpulkan uang mereka, atau masing-masing memiliki keinginan yang berbeda.
7 Contoh Negosiasi Multi-pihak Ketika pihak-pihak tersebut sepakat mengadakan pertemuan untuk membahas berbagai pilihan dan mengambil keputusan kolektif, ini adalah negosiasi multi-pihak yang melibatkan dinamika unik dalam proses pengambilan keputusan kolektif.
8 Model Negosiasi Multipihak I Masing-masing pihak (3 atau lebih) mempresentasikan kepentingan sendiri.
9 Model Negosiasi Multipihak 2 Perwakilan departemen yang berbeda yang mengadakan pertemuan sebagai satuan tugas, mereka dapat mempresentasikan kepentingan orang lain
10 Perbedaan Antara Negosiasi Dua Pihak Dan Negosiasi Multi-pihak Jumlah dari pihak. Terdapat lebih banyak pihak yang terlibat dalam negosiasi, yang meningkatkan jumlah pembicara, tuntutan waktu diskusi, dan jumlah peranan yang dimainkan oleh pihak-pihak yang terlibat. Kompleksitas informasional dan computasional. Lebih banyak pihak yang membawa isu dan posisi pada meja negosiasi sehingga makin banyak perspektif yang harus disajikan dan didiskusikan.
11 Perbedaan Antara Dua Pihak Dan Negosiasi Multi-pihak Kompleksitas sosial. Negosiasi menjadi lebih komplek secara sosial, adanya norma sosial yang mempengaruhi partisipasi anggota, dan terdapat tekanan yang lebih kuat untuk patuh dan menekan ketidak setujuan. Kompleksitas prosedural. Negosiasi menjadi lebih komplek secara prosedural, pihak-pihak yang terlibat mungkin harus menegosiasikan proses baru yang membuat mereka dapat mengkoordinasikan tindakan mereka secara lebih efektif.
12 Perbedaan Antara Dua Pihak Dan Negosiasi Multi-pihak Kompleksitas strategi. Negosiasi menjadi lebih kompleks secara strategis karena pihak-pihak yang terlibat harus memonitor pergerakan dan tindakan beberapa pihak lain dalam menentukan apa yang akan dilakukan oleh masingmasing pihak selanjutnya.
13 Seperti Apa Kelompok Yang Efektif Dalam Suatu Negosiasi Multi-pihak? Kelompok dan anggotanya yang efektif melakukan hal-hal sebagai berikut: Menguji asumsi dan inferensi. Setiap anggota membahas asumsi dan inferensinya dengan mengartikulasikan asumsi dan inferensi tersebut dan membahasnya dengan anggota lain. Berbagi informasi yang relevan sebanyak mungkin. Pihak-pihak yang terlibat seringkali menggunakan informasi secara strategis, berbagi informasi sedikit mungkin dengan pihak lain, namun berusaha mendapatkan informasi sebanyak mungkin dari pihak lain.
14 Seperti Apa Kelompok Yang Efektif Dalam Suatu Negosiasi Multi-pihak? Berfokus pada kepentingan, bukan posisi. Deliberasi kelompok harus menggunakan prosedur yang mengemukakan kepentingan dasar setiap anggota, bukannya posisi; berbagi informasi, mengajukan pertanyaan dan menyelidiki kepentingan atau kebutuhan dasar. Menjelaskan alasan di balik pernyataan, pertanyaan, dan jawaban. Kepentingan untuk mengharuskan menjelaskan apa yang paling penting kepada orang lain dan mengindikasikan alasan mengapa hal-hal tersebut sangat penting.
15 Seperti Apa Kelompok Yang Efektif Dalam Suatu Negosiasi Multi-pihak? Menyatakan sesuatu secara spesifik, Pihak-pihak yang terlibat harus mencoba berbicara secara spesifik mengenai perilaku, orang-orang, tempat dan peristiwa yang dapat diamati secara langsung. Bersepakat mengenai makna kata-kata penting. Partisipan harus berhati-hati menjelaskan kata kuci atau bahasa yang merupakan bagian dari kesepakatan.
16 Seperti Apa Kelompok Yang Efektif Dalam Suatu Negosiasi Multi-pihak? Menunjukkan ketidaksetujuan secara terbuka kepada setiap anggota kelompok. Jika pihak-pihak yang terlibat menahan ketidaksetujuannya, konflik tidak akan terlihat jelas, yang dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk mencapai konsesi atau mengimplementasikan rencana yang mungkin akan disetujui oleh kelmpok. Membuat pernyataan, dan kemudian mengundang orang lain untuk bertanya dan berkomentar. Perbedaan sudut pandang tidak hanya harus dipertahankan untuk tidak bersepakat dengan orang lain, tetapi juga harus didorong dari orang lain.
17 Seperti Apa Kelompok Yang Efektif Dalam Suatu Negosiasi Multi-pihak? Bersama-sama merancang cara untuk menguji ketidak setujuan dan solusi. Kembangkan proses konfirmasi fakta, verifikasi interprestasi peristiwa, dan mengemukakan alasan atas ketidaksetujuan sehingga pemecahan masalah dapat dilanjutkan. Membahas isu-isu yang tidak dapat dibahas. Misalnya tentang anggota kelompok yang tidak berkinerja sesuai harapan/berkinerja buru. Membawa isu-isu tersebut dalam meja diskusi agar kelompok tersebut menjadi produktif.
18 Seperti Apa Kelompok Yang Efektif Dalam Suatu Negosiasi Multi-pihak? Menjaga diskusi agar tetap fokus. Pemimpin tim harus memastikan bahwa pembicaraan tetap pada jalurnya hingga semua orang telah berbicara. Kembangkan agenda dan minta ketua untuk mengelola prosesnya untuk memastikan bahwa diskusi tidak keluar jalur. Jangan mengambil kesempatan yang mudah atau mengalihkan perhatian kelompok. Kelompok yang efektif mencoba untuk meminimalkan gangguan, sarkasme, cerita yang tidak relevan dan humor dan hal-hal yang mengalihkan perhatian dan fokus kelompok dari tugas
19 Seperti Apa Kelompok Yang Efektif Dalam Suatu Negosiasi Multi-pihak? Berharap semua anggota berpartisipasi dalam semua fase proses. Semua anggota kelompok harus mau berkontribusi dalam semua fase proses kelompok; berbagi informasi yang relevan, bekerja sama untuk memperoleh solusi atau membantu mengelola proses tersebut. Bertukar informasi yang relevan dengan anggotaanggota non-kelompok. Jika pihak luar diundang sebagai ahli atau sumber informasi penting, mereka harus diberi pengarahan mengenai aturan kelompok terkait operasi dan meminta mereka untuk mentaatinta.
20 Seperti Apa Kelompok Yang Efektif Dalam Suatu Negosiasi Multi-pihak? Mengambil keputusan dengan konsesus. Walaupun kelompok tidak selalu dapat mengambil keputusan sepakat, kelompok harus mengupayakan konsensus jika memungkinkan. Melakukan kritik mandiri. Kelompok harus meluangkan waktu dalam sebuah postmorten yang mengevaluasi proses dan efektivitasnya.
21 Mengelola Negosiasi Multi-pihak Tahap Pranegosiasi. Tahap Negosiasi Formal_Mengelola Proses dan Hasil Kelompok. Tahap kesepakatan.
22 Tahap Pranegosiasi Tahap ini dicirikan dengan banyaknya kontak informasi diantara pihak-pihak terlibat. Pihak-pihak yang terlibat cenderung membahas sejumlah isu yang penting; o o o o o Siapa yang bernegosiasi, Apakah koalisi dapat dibentuk, Peranan apa yang akan dimainkan oleh kelompok, Memahami konsekuensi tidak adanya kesepakatan, Membangun agenda
23 Tahap Pranegosiasi Membangun Partisipan. Pihak-pihak harus menyepakati siapa yang akan diundang pada pembicaraan tersebut Membentuk Koalisi. Mendefinisikan peran anggota kelompok. Jika kelompok telah memiliki struktur maka peranan pemimpin, mediator, pencatat, dll telah ditetapkan. Namun, jika kelompok belum bertemu sebelumnya, maka berbagai pihak akan mengisi peranan-peranan kunci.
24 Tahap Pranegosiasi Memahami harga dan konsekuensi tidak adanya kesepakatan. Negosiator harus memahami harga dan konsekuensi yang akan muncul jika kelompok tidak mencapai kata sepakat. Mempelajari isu dan membentuk agenda. Pihak-pihak yang terlibat akan meluangkan waktu untuk membiasakan diri dengan isu, informasi, dan mencoba untuk memahami kepentingan orang lain. Mereka juga harus meluangkan waktu untuk membentuk agenda.
25 Beberapa Alasan Mengapa Agenda Merupakan Alat Yang Efektif Untuk Negosiasi Agenda dapat menentukan isu-isu yang akan didiskusikan. Agenda dapat menentukan bagaimana setiap isu diposisikan dan dibatasi. Agenda dapat digunakan untuk memperkenalkan isu-isu proses (aturan keputusan, norma diskusi, peranan anggota, dinamika diskusi), serta isu-isu substantif.
26 Beberapa Alasan Mengapa Agenda Merupakan Alat Yang Efektif Untuk Negosiasi Agenda dapat menentukan batasan waktu terhadap beragam item, sehingga mengindikasikan pentingnya isu-isu yang berbeda.
27 Tahap Negosiasi Formal (Mengelola Proses dan Hasil Kelompok) Tunjuk pemimpin yang tepat. Negosiasi multipartai akan berlangsung lebih lancar jika negosiasi tersebut dipimpin atau difasilitasi oleh orang yang tepat. Menggunakan dan Merestrukturisasi agenda. Cara mengontrol aliran dan arah negosiasi adalah melalui agenda. Ketua dan pihak yang terlibat dalam negosiasi dapat memperkenalkan dan mengkoordinasikan agenda tersebut. Sebuah agenda menambahkan struktur, organisasi dan koordinasi dalam diskusi.
28 Tahap Negosiasi Formal (Mengelola Proses dan Hasil Kelompok) Memastikan keberagaman informasi dan perspektif. Cara untuk memfasilitasi negosiasi adalah memastikan bahwa kelompok tersebut menerima beragam perspektif mengenai tugas dan sumber informasi. Memastikan semua informasi yang tersedia telah dipertimbangkan. Salah satu cara untuk memastikan bahwa kelompok telah mendiskusikan semua informasi yang ada adalah dengan memonitor norma diskusi. Norma diskusi mencerminkan cara kelompok berbagi dan mengevaluasi informasi yang diberikan.
29 Tahap Negosiasi Formal (Mengelola Proses dan Hasil Kelompok) Mengelola konflik secara efektif. Kelompok harus menciptakan banyak ide dan pendekatan terhadap suatu masalah yang biasanya menciptakan konflik, sekaligus tidak membiarkan konflik tersebut merusak aliran informasi atau menciptakan kebencian. Meninjau dan mengelola aturan keputusan. Selain memonitor norma diskusi dan mengelola proses konflik secara efektif pihak-pihak yang terlibat juga perlu mengelola aturan keputusan, yakni, cara kelompok memutuskan apa yang harus dilakukan.
30 Tahap Negosiasi Formal (Mengelola Proses dan Hasil Kelompok) Mengupayakan kesepakatan pertama. Jika tujuannya konsensus atau solusi terbaik, negosiator tidak boleh berusaha mencapainya sekaligus. Melainkan, mereka harus mengupayakan kesepakatan pertama yang dapat direvisi, dan ditingkatkan. Mengelola anggota tim yang bermasalah. Perilaku masing-masing anggota tim dapat menjadi sumber kesulitan bagi proses kelompok. Anggotaanggota terkadang datang terlambat ke pertemuan, tidak melakukan persiapan yang cukup, mengganggu kelompok dengan membuat komentar dan humor selingan, atau tidak memberikan kontribusi yang cukup.
31 Tahap Negosiasi Formal (Mengelola Proses dan Hasil Kelompok) Beberapa teknik pengambilan keputusaan kelompok dan gagasan yang sering digunakan untuk mencapai tujuan: o Teknik Delphi. Seorang moderator menyebarkan kuesioner awal dan mengirimkannya kepada semua pihak untuk meminta masukan, pihak-pihak mengisi dan mengirimkannya kembali ke moderator.
32 Tahap Negosiasi Formal (Mengelola Proses dan Hasil Kelompok) o Teknik Delphi. Seorang moderator menyebarkan kuesioner awal dan mengirimkannya kepada semua pihak untuk meminta masukan, pihak-pihak mengisi dan mengirimkannya kembali ke moderator.
33 Tahap Negosiasi Formal (Mengelola Proses dan Hasil Kelompok) o Brainstorming. pihak-pihak yang terlibat diinstruksikan untuk merumuskan masalah dan kemudian menghasilkan solusi sebanyak mungkin tanpa mengkritiknya.
34 Tahap Negosiasi Formal (Mengelola Proses dan Hasil Kelompok) o Teknik kelompok nominal. Teknik kelompok nominal biasanya dilakukan setelah beberapa gagasan selesai dilakukan/dibuat. Anggota kelompok dapat menggolongkan, menilai, atau mengevaluasi sejauhmana alternatif-alternatif tersebut dapat memecahkan masalah.
35 Tahap Kesepakatan Empat langkah utama pemecaham masalah dalam fase ini: Memilih solusi terbaik. Mengembangkan rencana tindakan. Mengimplementasikan rencana tindakan. Mengevaluasi hasil dan proses.
36 Tahap Kesepakatan Empat langkah utama pemecahan masalah yang muncul dalam fase kesepakatan: Memilih solusi terbaik. Kelompok harus menimbang alternatif yang telah mereka pertimbangkan dan memilih satu alternatif atau menggabungkan beberapa alternatif ke dalam satu kemasan yang akan memuaskan anggota sebanyak mungkin.
37 Tahap Kesepakatan Mengembangkan rencana tindakan. Solusi yang telah diambil akan diimplementasikan secara penuh, efektif dan tepat waktu. Misalnya daftar langkah utama, tujuan untu dicapai pada setiap langkah, kapan harus dimulai dan diselesaikan, sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan langkah tersebut, dan siapa yang bertanggung jawab. Mengimplementasikan rencana tindakan. Dilakukan setelah kelompok bubar atau berada di luar jangkauan kelompok, namun perlu mengikuti pedoman yang ditetapkan oleh kelompok
38 Tahap Kesepakatan Mengevaluasi hasil dan proses. Melakukan evaluasi proses dan hasil akan sangat penting untuk menemukan data mengenai efektifitas kerja kelompok. Evaluasi ini tidak perlu dilakukan bersamaan atau pada pertemuan keputusan, namun tidak boleh ditunda atau dihilangkan.
39 Tahap Kesepakatan Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh fasilitator agar kelompok memperoleh kesuksesan dalam prosesnya: Membawa kelompok ke tahap pemilihan satu opsi atau lebih. Membentuk dan membuat draft kesepakatan tentatif. Diskusikan apapun implementasi dan perkembangan atau langkah selanjutnya yang harus dilakukan.
40 Tahap Kesepakatan Berterimakasih kepada kelompok atas partisipasi, kerja keras, dan upaya mereka. Mengorganisasi dan memfasilitasi hasil akhir.
41 Negosiasi Antar-tim Negosoasi Antar Tim adalah negosiasi yang dilakukan antara dua ko-negosiator atau lebih yang memiliki kepentingan dan prioritas yang sama.
42 Negosiasi Antar-tim Keuntungan negosiasi antar tim: Kesepakatan integratif akan lebih mungkin dicapai ketika ada tim yang dilibatkan. Tim lebih banyak bertukar informasi dibanding satu negosiator, yang dapat meningkatkan kemungkinan potensi integratif dapat ditemukan dan diekspoitasi.
43 Negosiasi Antar-tim Tim terkadang lebih kompetitif dibandingkan individu. Ketika tim terlibat dalam negosiasi, akan ada lebih banyak perdebatan dan lebih sedikit kepercayaan dintara pihak-pihak yang terlibat. Tim mengklaim lebih banyak nilai dibandingkan negosiator tunggal.
44 Negosiasi Antar-tim Tekanan akuntabilitas berbeda bagi tim dibandingkan individu. Negosiator merasa perlu untuk menunjukkan keuletan ketika orangorang yang mereka wakili mengamati kinerja mereka
45 Negosiasi Antar-tim Hubungan antara anggota tim mempengaruhi proses dan hasil negosiasi. Hubungan antara anggota tim mempengaruhi bagaimana informasi digunakan untuk mencapai hasil yang dinegosiasikan.
46 Fakultas Komunikasi Dan Bisnis Telkom University
Negosiasi Bisnis. Minggu-11: Agen, Konstituen, dan Khalayak. By: Dra. Ai Lili Yuliati, MM, Mobail: ,
Negosiasi Bisnis Minggu-11: Agen, Konstituen, dan Khalayak By: Dra. Ai Lili Yuliati, MM, Mobail: 08122035131, Email: ailili1955@gmail.co.id Jumlah Pihak Dalam Negosiasi Negosiasi antar dua orang negosiator.
Lebih terperincikegiatan yang dilakukan untuk mencapai suatu keadaan yang dapat diterima kedua belah pihak
NEGOSIASI BISNIS Negosiasi sebuah proses usaha untuk menemukan kesepakatan di antara dua pihak atau lebih yang memiliki perbedaan pandangan atau harapan tentang masalah tertentu pembicaran dengan orang
Lebih terperinciKamar Kecil. Merokok. Agenda. Telepon selular
1 Kamar Kecil Merokok Agenda Telepon selular 2 Menjelaskan manfaat dari negosiasi yang efektif. Menjelaskan lima tahap negosiasi. Menekankan persiapan dan negosiasi berbasiskepentingan Menjelaskan bagaimana
Lebih terperinciTEKNIK PEMBUATAN KEPUTUSAN DALAM TIM DOSEN : DIANA MA RIFAH
TEKNIK PEMBUATAN KEPUTUSAN DALAM TIM DOSEN : DIANA MA RIFAH Teknik sumbang saran/penyaringan digunakan untuk merangsang kreativitas. Setiap anggota tim bebas menyampaikan berbagai gagasannya. Setelah semua
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN SECARA BERKELOMPOK
PENGAMBILAN KEPUTUSAN SECARA BERKELOMPOK MODUL 5 Bagian ini membahas tentang beberapa teknik pengambilan keputusan secara berkelompok yang dilakukan dalam organisasi. Teknik yang disajikan merupakan teknik
Lebih terperinciAFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti
AFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti Pendekatan advokasi yang dilakukan oleh Advance Family Planning (AFP) fokus pada upaya memperoleh quick wins (keputusan-keputusan berkaitan dengan kebijakan atau
Lebih terperinciMENJADI PEMIMPIN BISNIS
MENJADI PEMIMPIN BISNIS ? ANDA PASTI BISA MENJADI PEMIMPIN BISNIS ANDA BISA MENJADI MOTIVATOR GUNAKAN SISI MANUSIA ANDA GUNAKAN TEKNIK MENAMBAH SEMANGAT TIM FOKUS PADA SISI TUGAS TIM MENGELOLA KONFLIK
Lebih terperinciMembangun Ketrampilan Memfasilitasi
Membangun Ketrampilan Memfasilitasi Fasilitasi menjelaskan proses membawa satu kelompok melalui cara pembelajaran, atau berubah dengan cara yang mendorong semua anggota kelompok tersebut, untuk berpartisipasi.
Lebih terperinciAFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti (bagian 2)
AFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti (bagian 2) Ada sembilan langkah dalam AFP SMART yang terbagi kedalam tiga fase atau tahapan sebagai berikut: Langkah 1. Buat sasaran yang SMART Langkah 4. Tinjau
Lebih terperinciNegosiasi Bisnis. Minggu-9: Menemukan dan Menggunakan Kekuatan Negosiasi
Negosiasi Bisnis Minggu-9: Menemukan dan Menggunakan Kekuatan Negosiasi By: Dra. Ai Lili Yuliati, MM, Mobail: 08122035131, Email: ailili1955@gmail.co.id Topik Bahasan Apa Yang Dimaksud Dengan Kekuatan
Lebih terperinciINDIKATOR PERKULIAHAN YANG AKTIF
INDIKATOR PERKULIAHAN YANG AKTIF 1. Perencanaan a. Tersedianya Silabus Perkuliahan Telah dibuatnya sebuah silabus yang lengkap dan rinci. Pengalaman belajar dan penilaian dalam silabus sesuai dengan indikator
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar 1. Defenisi Belajar pada hakikatnya adalah penyempurnaan potensi atau kemampuan pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia dengan dunia
Lebih terperinciETIKA BISNIS, TEKNIK LOBBY DAN NEGOSIASI
ETIKA BISNIS, TEKNIK LOBBY DAN NEGOSIASI BA-MKU Kwu UNS- Solo 2008 MEDIA PRESENTASI MK. KEWIRAUSAHAAN Universitas Sebelas Maret Solo 2008 ETIKA : sama artinya dengan MORAL, yang berarti adat kebiasaan
Lebih terperinciMENULIS BERTUJUAN TERJEMAHAN RINGKAS. dari Buku Writing With a Purpose James M. McCrimmon Boston: Houghton Mifflin Company
MENULIS BERTUJUAN TERJEMAHAN RINGKAS dari Buku Writing With a Purpose James M. McCrimmon 1983. Boston: Houghton Mifflin Company oleh Dra. Nunuy Nurjanah, M.Pd. NIP 131932641 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN. IV.2 Perancangan Model Komunitas Belajar Learner-Centered
BAB IV PERANCANGAN Pada bab ini dilakukan perancangan model komunitas belajar dengan prinsip psikologis learner-centered sesuai dengan analisis yang telah dilakukan sebelumnya, berikut penjelasannya. IV.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut
Lebih terperinciSTATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*
STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* Institut Internasional untuk Demokrasi dan Perbantuan Pemilihan Umum didirikan sebagai organisasi internasional antar pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesuksesan sebuah organisasi atau instansi sebagian besar ditentukan oleh keberhasilan organisasi atau instansi tersebut dalam mengatasi setiap persoalan yang
Lebih terperincimengungkapkan kembali materi yang diperoleh.
7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pemahaman Konsep Menurut Wardhani (2008), pemahaman konsep matematika adalah menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma,
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BADAN PENJAMINAN MUTU (BPM) PENGESAHAN
Halaman 1 dari 10 PENGESAHAN Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Dr. H. Abdi Fitria, S.Hut. MP Nama Jabatan Tanda Tangan Ir. Hairil Ifansyah, MP Ketua Bidang Monev Wakil Manajemen Mutu Disahkan Oleh Dr.Ir.H.Rustam
Lebih terperinciBab 11. Berkomunikasi Secara Efektif
Bab 11 Berkomunikasi Secara Efektif 11.1 PENGANTAR Berkomunikasi adalah sebuah aspek yang vital dan rumit dari belajar mengajar. Interaksi terjadi antara beragam pemain, yaitu siswa, kepala sekolah, orangtua
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penelitian yang penulis lakukan merupakan study literarur untuk mengindentivikasi suatu sarat dalam pengambilan keputusan adapun langkah-langkah dalam menyelesaikan penelitian ini.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kreativitas Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda sesuai sudut pandang masing-masing. Menurut Semiawan kreativitas adalah suatu kemampuan untuk
Lebih terperinciSUPERVISORY DEVELOPMENT PROGRAM EFFECTIVE TEAM LEADERSHIP PPM MANAJEMEN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI 12/22/2016 1
SUPERVISORY DEVELOPMENT PROGRAM EFFECTIVE TEAM LEADERSHIP BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI 12/22/2016 1 SASARAN PELATIHAN Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan dapat : 1.Mengembangkan gaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Slameto (2003:1) dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan
Lebih terperinciKonflik dan Negosiasi
Konflik dan Negosiasi Afid Burhanuddin, M.Pd. STKIP PGRI PACITAN Konflik? Pertentangan dengan hati nurani sendiri Pertentangan antara dua atau lebih terhadap satu hal atau lebih dengan sesama anggota organisasi
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI. (Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2017)
Lampiran I Pengumuman Nomor : 12 /PANSEL.KOMINFO/KP.03.01/03/2018 Tanggal : 4 Maret 2018 STANDAR KOMPETENSI (Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
Lebih terperinciKuesioner Penilaian kinerja karyawan Oleh Atasan
Kuesioner Penilaian kinerja karyawan Oleh Atasan Sehubungan dengan diadakannya penelitian tentang kinerja karayawan di PT. Kharisma Pemasaran Bersama, saya mohon bantuan Bapak/Ibu untuk dapat mengisi kuesioner
Lebih terperinciKeterampilan Dasar Memimpin dan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Keterampilan Dasar Memimpin dan Membimbing Kelompok Kecil Afid Burhanuddin 1 Kompetensi Dasar: Memahami keterampilan dasar memimpin dan membimbing diskusi Indikator: Memahami keterampilan dasar memimpin
Lebih terperinciBab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study?
Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study? A. Siapa yang Melakukan Lesson Study? Lesson study adalah sebuah kegiatan kolaborasi dengan inisiatif pelaksanaan idealnya datang dari Kepala Sekolah bersama
Lebih terperinciLEMBAR KONFIRMASI KOMPETENSI
LEMBAR KONFIRMASI KOMPETENSI Jabatan/Eselon : Unit Kerja : NO. KOMPETENSI LEVEL KOMPETENSI STANKOM 1 ANALISIS STRATEGI (AS) Mengidentifikasi,menguraikan, 1. Mempelajari informasi yang didapatkan meghubungkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. dengan pengurus yayasan dalam menyampaikan aspirasi dan. mendapatkan sinkronansi kedua belah pihak.
95 BAB IV ANALISIS A. Analisis Data 1. Temuan Penelitian Pada bab ini peneliti akan menganalisis tentang hasil-hasil temuan yang ada dilapangan dengan teori yang relevan, sehingga menimbulkan teori baru
Lebih terperinciKELOMPOK SOSIAL, KELOMPOK KERJA, DAN TIM
Mata kuliah: Komunikasi Kelompok Hari/ Tanggal: Jumat/ 25 Februari 2011 KPM (212) Nama/ NRP : Lutfi Afifah/ A34070039 Praktikum ke-: 1 Asisten: Auliyaul Hafizhoh (I34070021) KELOMPOK SOSIAL, KELOMPOK KERJA,
Lebih terperinciPANDUAN KERJA 1 IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI KEPALA SEKOLAH
PANDUAN KERJA 1 IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI KEPALA SEKOLAH 1. Pendahuluan Induksi merupakan tahap penting dalam Pengembangan Profesional Berkelanjutan (PPB) bagi seorang guru. Program Induksi Guru
Lebih terperinciPanduan Sukses Menjalani Assessment Centre. Copyright Andin Andiyasari Mei 2008
Panduan Sukses Menjalani Assessment Centre Copyright Andin Andiyasari Mei 2008 Assessment Centre Sebuah proses penilaian yang dilakukan oleh lebih dari satu penilai (multi-rater) dengan lebih dari satu
Lebih terperinciQ # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya
Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya 4.1q1 Bagaimana organisasi menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan dan arah strategis?
Lebih terperinciSTUDENT CENTER LEARNING. OLEH : LISA TRINA ARLYM, SST., M.Keb
STUDENT CENTER LEARNING OLEH : LISA TRINA ARLYM, SST., M.Keb CERAMAH ILLUSTRATIF DISKUSI STUDI KASUS PENUGASAN PRESENTASI ELEARNING (INTERNET LIBRARY) CERAMAH ILUSTRATIF Metode ceramah yang berasal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu bergerak lebih cepat, sadar tentang pentingnya komitmen pada peningkatan mutu produk,
Lebih terperinciAUDIT INTERNAL Kode. Dok Revisi Tgl Terbit Halaman LPM-POS-MNV Maret dari 9
LPM-POS-MNV.02 01 1 Maret 2016 1 dari 9 PENGESAHAN Nama Jabatan Tanda Tangan Dibuat Oleh Dr. H. Abdi Fithria, S.Hut., M.P Kabid Monevin Disahkan Oleh Dr. Ir. M. Ahsin Rifa i, M.Si Ketua LPM Status Distribusi
Lebih terperinciDraft Dokumen Panduan: Kebijakan Keterlibatan Stakeholder Untuk Satgas Iklim dan Kehutanan [Governors Climate and Forest (GCF) Task Force]
Draft Dokumen Panduan: Kebijakan Keterlibatan Stakeholder Untuk Satgas Iklim dan Kehutanan [Governors Climate and Forest (GCF) Task Force] Kelompok Ad-Hoc Keterlibatan GCF-Stakeholder 18 Agustus 2010 Satgas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya.
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya. Efektivitas merupakan standar atau taraf tercapainya suatu
Lebih terperinciII. KERANGKA TEORITIS. Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal yang
II. KERANGKA TEORITIS A. Tinjauan Pustaka 1. Model Problem Based Learning (PBL) Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat
Lebih terperinciNegosiasi Bisnis. Minggu-11: Hubungan Dalam Negosiasi. By: Dra. Ai Lili Yuliati, MM, Mobail: ,
Negosiasi Bisnis Minggu-11: Hubungan Dalam Negosiasi By: Dra. Ai Lili Yuliati, MM, Mobail: 08122035131, Email: ailili1955@gmail.co.id Hubungan Dalam Negosiasi Proses negosiasi terjadi diantara dua pihak
Lebih terperinciKURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015
KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 1 1.3c MODEL PROBLEM BASED LEARNING 2 Model Problem Based Learning 3 Definisi Problem Based Learning : model pembelajaran yang dirancang agar peserta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam dunia pendidikan, karena dalam pelaksanaannya pelajaran matematika diberikan di semua
Lebih terperinciStandar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor
SA 0 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 penggunaan PEKERJAAN PAKAR AUDITOR (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah mutu menjadi sorotan utama dalam dunia pendidikan dalam beberapa tahun terakhir ini. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak
Lebih terperinciTEKNIK & ETIKA DISKUSI ILMIAH.
TEKNIK & ETIKA DISKUSI ILMIAH Bambang Sulistyo, S.Pd., M.Eng. Bambang Sulistyo, S.Pd., M.Eng. bambangsulistyo@yahoo.com PENDAHULUAN Kata moral atau moralitas sering digunakan secara sinonim dengan kata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia
Lebih terperinciNOMOR: 1 7/PER/BP-BRR/IV /2006 TENTANG
PERATURAN KEPALA BADAN PELAKSANA BADAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KEPULAUAN NIAS PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR: 1 7/PER/BP-BRR/IV
Lebih terperinciMetode pengambilan keputusan. Ira Prasetyaningrum
Metode pengambilan keputusan Ira Prasetyaningrum Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan (artifical intelligence - AI) adalah aktivitas penyediaan mesin seperti komputer dengan kemampuan untuk menampilkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis 1. Pengertian Berpikir Kreatif Berpikir dapat diartikan sebagai alur kesadaran yang setiap hari muncul dan mengalir tanpa kontrol, sedangkan
Lebih terperinciStrategi dan Seni dalam NEGOSIASI. Lucky B Pangau,SSos MM HP : Lucky B Pangau.
Strategi dan Seni dalam NEGOSIASI Lucky B Pangau,SSos MM E-mail : lucky_pangau@yahoo.com HP : 0877 3940 4649 Lucky B Pangau Seni Negosiasi 1 NEGOSIASI Adalah proses komunikasi yang gunakan untuk memenuhi
Lebih terperinciPERANGKAT (TOOLS) DALAM COMMUNITY BASED TOURISM
PERANGKAT (TOOLS) DALAM COMMUNITY BASED TOURISM HELMI SURYA 24006305 PARTISIPASI Proses di mana berbagai stakeholder mempengaruhi dan berbagi kontrol atas berbagai inisiatif pembangunan Proses dengan pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar
Lebih terperinciKETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN
KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti
Lebih terperinciBAB V POLA KOMUNIKASI ANTARA FORUM JURNALIS SALATIGA DENGAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA Pola Komunikasi FJS dan Pemerintah Kota Salatiga
BAB V POLA KOMUNIKASI ANTARA FORUM JURNALIS SALATIGA DENGAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA 5. 1. Pola Komunikasi FJS dan Pemerintah Kota Salatiga Kebebasan Pers secara subtansif tidak saja dijadikan indikator
Lebih terperinciFungsi Dinamika Kelompok
Fungsi Dinamika Kelompok Dinamika kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang hidup dalam sebuah kelompok. Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain :. Individu satu dengan yang lain akan
Lebih terperinciPencarian Bilangan Pecahan
Pencarian Bilangan Pecahan Ringkasan Unit Siswa ditugaskan sebuah profesi yang menggunakan pecahan bilangan dalam pekerjaannya. Mereka meneliti, meringkas, menarik kesimpulan, dan mempresentasikan penemuan
Lebih terperinciPemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika
Modul ke: Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,
Lebih terperinciRUMPUN MODEL PEMBELAJARAN Oleh Novi Resmini
RUMPUN MODEL PEMBELAJARAN Oleh Novi Resmini Melihat adanya beragam model mengajar, ada beberapa kemungkinan tanggapan yang diberikan oleh guru. Ada yang bergumam, alangkah berat menjadi guru jika harus
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN-SARAN. 1. Kondisi Awal Pembelajaran Sains Biologi di SMP
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN-SARAN A. Kesimpulan 1. Kondisi Awal Pembelajaran Sains Biologi di Pada pembukaan pembelajaran, pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui pengetahuan awal dan kaitannya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas
Lebih terperinciMuhlis Tahir PTIK A 09 UNM
Muhlis Tahir PTIK A 09 UNM BAB 4 Manajemen proyek Pengorganisasian, perencanaan dan penjadwalan proyek perangkat lunak Tujuan Untuk memperkenalkan perangkat lunak manajemen proyek dan menggambarkan karakteristik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Di dalam sebuah proses
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN
LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN Saya mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian tentang Evaluasi Kompetensi Pustakawan Pelayanan Referensi di Perpustakaan
Lebih terperinciBab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi
Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1 Kuesioner Penelitian. Kepada Yth. Bp/Ibu/Sdr Akuntan Di tempat
LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kepada Yth. Bp/Ibu/Sdr Akuntan Di tempat Dengan hormat, Saya Ika Kristianti adalah mahasiswa S2 jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen
Lebih terperinciBAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN
189 BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN Implementasi pendidikan multikultural di sekolah perlu diperjelas dan dipertegas. Bentuk nyata pembelajaran untuk
Lebih terperinciPENANGANAN KONFLIK NON LAHAN (SOSIAL) DI DALAM PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN DAN PABRIK KELAPA SAWIT
Halaman: 1 dari10 (SOSIAL) DI DALAM PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN Dibuat Oleh Direview oleh Disahkan oleh 1 Halaman: 2 dari10 Riwayat Perubahan Dokumen Revisi Tanggal Revisi Uraian Oleh 2 Halaman:
Lebih terperincinote BUILDING AGREEMENT AQUARIUS note Learn More in Less Time D08 AQUARIUS
Learn More in Less Time BUILDING AGREEMENT USING EMOTION AS YOU NEGOTIATE OLEH : ROGER FISHER RANDOM HOUSE BUSINESS BOOKS 244 HALAMAN ISBN-13 : 978-1905211081 Kita tidak dapat berhenti memiliki emosi,
Lebih terperinciReviews. Chapter Tujuan Review
Chapter 8 Reviews Proses pengembangan sebuah produk perangkat lunak secara umum, terutama dalam fase analisis dan fase desain, adanya sebuah dokumen desain di mana kemajuan pekerjaan pembangunan yang dilakukan
Lebih terperinciAUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI
AUDIT MUTU INTERNAL AUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI JL. RAYA TANJUNG BARAT NO. 11 PS. MINGGU JAKARTA SELATAN TELP. 021 781 7823, 781 5142 FAX. -21 781 5144
Lebih terperinciBeberapa Teknik Fasilitasi* *Mengacu pada bahan bacaan yang disusun Dani Wahyu Munggoro dan Budhita Kismadi atas budi baik Bp.
Beberapa Teknik Fasilitasi* *Mengacu pada bahan bacaan yang disusun Dani Wahyu Munggoro dan Budhita Kismadi atas budi baik Bp. Yando Zakaria Sasaran sesi ini : Peserta mengetahui ciri-ciri fasilitator
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA KEDIRI
PEMERINTAH KOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TRANSPARANSI DAN PARTISIPASI DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang
Lebih terperinciPeserta didik diberikan drill untuk memperkuat konsep tersebut. (Herman Hudojo, 2003: 123)
A. Pemahaman Konsep Menurut Jerome Bruner dalam teori-teorinya yaitu teori konstruksi, notasi, kekontrasan dan variasi, serta konektivitas menyatakan bahwa belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep
Lebih terperinciMembangun Insan dan Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang Berkarakter dan Dilandasi Semangat Gotong Royong
Membangun Insan dan Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang Berkarakter dan Dilandasi Semangat Gotong Royong KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PELIBATAN PUBLIK PAPARAN MENTERI PENDIDIKAN
Lebih terperinci1. Peran individu dalam organisasi olahraga. 2. Menjelaskan tentang perilaku organisasi.
mansur@uny.ac.id 1. Peran individu dalam organisasi olahraga. 2. Menjelaskan tentang perilaku organisasi. 3. Membahas sejumlah topik yang terkait dengan individu yang bekerja dalam manajemen olahraga.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemampuan membaca merupakan kemampuan dasar dari keseluruhan kurikulum sekolah, yang dalam pembelajarannya bertujuan untuk mengidentifikasi kata, makna kata
Lebih terperinci9. PROSES ORGANISASI
9. PROSES ORGANISASI Proses dalam kamus bahasa Indonesia berarti rangkaian suatu tindakan. Sedangkan proses dalam buku organisasi karangan Gibso Invancevich Donnelly adalah berkenaan dengan aktifitas yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Berbagi Pengetahuan Berbagi pengetahuan adalah kegiatan bekerjasama yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar tercapai tujuan individu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi proses peningkatan kemampuan dan daya saing suatu bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu
Lebih terperinciChecklist Audit Mutu ISO 9001:2008
Checklist Audit Mutu ISO 9001:2000 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 :2008 4. 4.1 4.1 4.1 Sistem Manajemen Mutu Persyaratan Umum Apakah organisasi menetapkan dan mendokumentasikan sistem manajemen mutu
Lebih terperinci...dan Saudara Memerlukan Suatu Metode
...dan Saudara Memerlukan Suatu Metode Sukakah saudara makan makanan yang telah disediakan dengan baik? Saya suka. Kita tahu bahwa ada cara yang betul dan cara yang salah untuk menyediakan makanan Cara
Lebih terperinciDASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik.
DASAR PRESENTASI PERSIAPAN Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. Persiapan Dasar Persiapan yang baik bisa dimulai dengan menganalisis tiga faktor di bawah ini: - pada acara apa kita
Lebih terperinciBrainstorming Digunakan oleh arsitek yang memerlukan ide-ide kreatif untuk memecahkan permasalahan dalam rentang waktu yang sangat ketat, cepat dan
METODA PERANCANGAN ARSITEKTUR II PERTEMUAN KETUJUH + DUKUNGAN MULTIMEDIA + DISKUSI TEKNIK-TEKNIK KOMUNIKASI DAN EVALUASI 1. INTERAKSI PARTISIPAN Brainstorming Digunakan oleh arsitek yang memerlukan ide-ide
Lebih terperinciStandar Audit SA 230. Dokumentasi Audit
SA 0 Dokumentasi Audit SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 DOKUMENTASI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),
Lebih terperinciMANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL
MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL POLITEKNIK LP3I JAKARTA TAHUN 2016 ii iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv Bab I Penjelasan Umum... 2 A. Definisi dan
Lebih terperinci2015 PENGARUH PENERAPAN STRATEGI COMPETING THEORIES TERHADAP KETERAMPILAN ARGUMENTASI SISWA SMA PADA MATERI ELASTISITAS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran fisika tentunya tidak hanya dihadapkan dengan segudang fakta, setumpuk teori maupun sederetan prinsip dan hukum, namun lebih diarahkan kepada pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menjadi faktor utama untuk menentukan kualitas kehidupan suatu bangsa. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem
Lebih terperinciPERAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA KONFLIK ORGANISASI
Peran Komunikasi Antar Pribadi pada Konflik Organisasi Inge PERAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA KONFLIK ORGANISASI Inge Hutagalung 1 1) Magister Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana Jakarta Email:
Lebih terperinciPRINSIP PARTISIPASI
PARTISIPASI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA Kuliah Minggu ke-3 PRINSIP PARTISIPASI TINGKAT PARTISIPASI Partisipasi dalam pemberian informasi Partisipasi melalui konsultasi Partisipasi fungsional Partisipasi
Lebih terperinciPeran khusus para animator
Peran khusus para animator Peran seorang animator jarang diberi nama resmi dalam kelompok. Tetapi dalam kelompok yang paling sukses biasanya paling tidak ada satu orang animator. Mereka ini adalah orang
Lebih terperinciWAWANCARA DEFENISI BAB V. Suatu percakapan langsung dengan tujuantujuan tertentu dengan menggunakan format tanya jawab
WAWANCARA BAB V DEFENISI Suatu percakapan langsung dengan tujuantujuan tertentu dengan menggunakan format tanya jawab 1 Jenis Informasi yang dicari Pendapat orang yang diwawancarai Perasaannya tentang
Lebih terperinciPROSES AUDIT. Titien S. Sukamto
PROSES AUDIT Titien S. Sukamto TAHAPAN AUDIT Proses audit terdiri dari tahapan berikut : 1. Planning (Perencanaan) 2. Fieldwork and documentation (Kunjungan langsung ke lapangan dan Dokumentasi) 3. Issue
Lebih terperinciPANDUAN PENJURIAN DEBAT BAHASA INDONESIA. Disusun oleh: Rachmat Nurcahyo, M.A
PANDUAN PENJURIAN DEBAT BAHASA INDONESIA Disusun oleh: Rachmat Nurcahyo, M.A DAFTAR ISI Pengantar: Lomba Debat Nasional Indonesia 1. Lembar Penilaian hal.4 a. Isi hal. 4 b. Gaya hal.5 c. Strategi hal.5
Lebih terperincimerasa perlu untuk menawar kembali
Negosiasi merupakan kata serapan bahasa inggris yang berasal dari kata negotiate yang berarti : merundingkan, bermusyawarah. Negosiasi adalah suatu cara untuk mencapai kesepakatan melalui diskusi. Negosiator
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan sebagai
Lebih terperinciPERTEMUAN VIII,IX POLA ORGANISASI DAN PROSES ORGANISASI
PERTEMUAN VIII,IX POLA ORGANISASI DAN PROSES ORGANISASI Pola Organisasi dibagi menjadi dua bagian yaitu organisasi formal dan organisasi informal. 1. Organisasi Formal, adalah organisasi yang dibentuk
Lebih terperinciMEMIMPIN TIM PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015
MEMIMPIN TIM Nama Kelompok Nuriza Bania 041013081 Bagas Koro Samudra 041013121 Pratidina Eka Putri 041013142 Ivana Cristine Tarigan 041013151 Ranni Hayunda 041013283 Elvanisha 041113050 Okky Dwi Setiawan
Lebih terperinci